A. PENJELASAN UMUM
a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
g. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana
Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
h. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
j. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
k. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
l. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
m. SKSNI T-15-1991-03
n. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
o. Algemenee Voorwarden (AV)
DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
Surat Perjanjian Pekerjaan
Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Addendum yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama masa
pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya
yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat,
sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi
diperlukan rekomendasi laboratorium.
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut
pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut
pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI 1971.
SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah pada lahan Rumah Potong Hewan. Halaman proyek akan
diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan.
Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan
tanah halaman proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim/tuntutan.
SALURAN PEMBUANGAN
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya
fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang
air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi
fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih
dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor,
los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara
beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan
peralatan yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
a. Ruang : ukuran 75 m2
dan 10 kursi
Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro Hal - 6
2 unit komputer dan printer
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta
peralatannya.
Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor dapat
menggunakan Direksi Keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan
perlengkapan peralatan jika dianggap perlu.
PAGAR SEMENTARA
Kontraktor harus membuat pagar sementara yang sifatnya melindungi dan menutupi lokasi
yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut :
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150
cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah
Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam
bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar
dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.
a. Peil 0,00 Bangunan diambil dari peil patok ukur yang telah tersedia di lokasi.
b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, dak beton, dan lain-lain harus
mengambil patokan dari peil 0,00 tersebut.
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20
cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis
ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Konsultan Pengawas .
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.
1.4. Situasi
Pembangunan akan dilaksanakan di dalam lokasi Pembangunan RS Shakinah, Mojokerto
Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana keadaan pada
waktu rapat penjelasan untuk ini hendaknya para Kontraktor mengadakan penelitian yang
seksama terutama mengenai tanah bangunan yang ada, sifat, luas pekerjaan dan lain-
lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk tempat dimana pembangunan akan dilaksanakan
tertera pada gambar.
Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan bangunan
beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang tercantum
dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini :
1. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak mudah
rusak yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.
2. Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang
diperlukan dalam penggalian ditempat tersebut.
3. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan lubang-
lubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.
Penggalian
Pemborong harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi
galian sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui oleh Pengawas
sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya.
b. Pemadatan Tanah
Pemadatan dilakukan pada peil yang ditentukan sesuai Gambar Kerja.
Sebelum pemadatan, harus dibersihkan dari semua kotoran, humus dan akar
tanaman serta bekas bongkaran.
Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari modified
proctor (untuk lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi tidak
mencapai soaked CBR minimum = 4, maka tanah (sub grade) tersebut harus
diganti dengan fill material yang pada 90% maksimum compacted mencapai nilai
soaked CBR = 4.
c. Penyelesaian
Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan
terhadap segala kotoran, sampah bekas adukan, bobokan, tulangan dan lain-lain.
Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material yang tidak
diperlukan lagi harus dibawa keluar proyek atau ke tempat lain dengan persetujuan
Pengawas.
Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di sekitar pondasi
terhadap kepadatannya maupun terhadap peil semula.
Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
4.1.1. UMUM
Pelaksanaan pemasangan tiang pancang menggunakan sistem HAMMER, semua bahan
dan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat dalam syarat-syarat dalam
bagian ini . Penggunaan tiang pancang siap pakai harus dikonsultasikan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua pekerjaan
tiang beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan
Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan
standar yang umum berlaku.
3. Kualitas tiang
Tiang pancang mengunakan type mini pile kotak 20 cm x 20 cm produk local area
Surabaya.
Sebelum pengelasan dilakukan potongan tiang yang akan disambung distel hingga
satu garis dengan tiang yang telah terpancang di dalam tanah. Setelah pengelasan
f. Pemancangan
Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus disanggah dengan
baik sehingga tidak berubah dari posisi yang telah ditentukan serta tidak
terjadi kemungkinan tekuk. Penyanggahan ini harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan.
Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai kapasitas dan
efisiensi, sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas sebelum
digunakan. Manometer pengukur tekanan harus ada sertifikat kalibrasi yang
masih berlaku dari pihak yang berwenang.
Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas, sesuai dengan keadaan tanah setempat.
Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus sampai penetrasi atau
kedalaman yang disyaratkan tercapai. Kecuali Konsultan Pengawas
menyetujui bahwa penghentian pemancangan terjadi karena hal-hal yang
diluar kekuasaan pemborong.
Pemborong harus membuat catatan pemancangan (tiap pemasukan 500 mm
kecuali sisa 2000 mm terakhir harus dibaca tiap 250 mm ) atau sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas.
Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan karakteristik
yang diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan tanah maupun penekanan-
penekanan sebelumnya, pemborong harus segera memberitahukan Konsultan
Pengawas untuk meminta petunjuknya.
Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga pengaruh
yang jelek dari "heave" dan desakan tanah kesamping dapat dibatasi sekecil
mungkin. Urut-urutan penekanan ini harus dikonsultasikan dan disetujui
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
Bila terjadi “heave”, Pemborong harus melakukan penekanan ulang pada
semua tiang yang terjadi heave.
Toleransi posisi horizontal pondasi tiang pada Level Poer tidak boleh
melebihi 75 mm dalam segala arah.
Toleransi posisi vertikal pondasi tiang tidak boleh melebihi kemiringan 1:75
g. Pemotongan Kepala Tiang Tekan
Bila pemancangan telah mencapai kapasitas tiang atau kedalaman yang
disyaratkan, maka kepala tiang tekan harus dikupas sampai dengan level
yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan.
Panjang tulangan yang terkupas harus sesuai dengan panjang yang
disyaratkan dalam gambar pelaksanaan.
Pemborong harus melakukan segala usaha agar pemotongan tiang tekan
ini tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan tersebut.
Setiap tiang tekan yang retak atau cacat harus dibongkar dan diper-baiki
dengan beton dengan mutu yang sama dengan mutu beton yang disyaratkan
untuk tiang tekan.
h. Penolakan Tiang
Tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak memenuhi spesifikasi
ini akan ditolak. Pemborong wajib membuat tiang pengganti tanpa biaya
tambahan.
Segera setalah pekerjaan selesai, Pemborong harus membuat “As built
drawing” dari letak dan kedalaman tiang pancang mini pile.
Persyaratan Umum
- Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa
ukuran dan kedalamannya dan disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
- Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air
hujan, maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa dan dibuang di
daerah lain yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang dikeringkan.
- Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian pondasi harus
bergigi agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna.
6.1. UMUM
k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method
u. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for
Concrete Reinforcement.
v. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel
Bars for Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for
reinforcing bars, Grade 40, for stirrups and ties.
6.1.3. Penyerahan-penyerahan
a. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan
untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard
referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat
campuran yang diperlukan.
b. Semen : berat jenis semen
c. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan,
kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar,
modulus terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-
masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada
minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji
tersebut dapat disetujui oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya
3 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus
sesuai dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum diperiksa Direksi Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta
pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai
diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau
supplier beton yang lain.
Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen
terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran
untuk rencana proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan
kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran
dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji
silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI
Committee - 304, ASTM C 94-98.
Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan
f. Percobaan tambahan
6.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
6.2.1. Semen
a. Mutu semen
Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai
SII-0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk,
kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya
boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara
tegas oleh Direksi Lapangan.
Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland
dan bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII
0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk
semen hidraulis campuran.
Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan
jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai
dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu
(semen tipe 1).
b. Penyimpanan Semen
Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan
dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah
dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan
pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga
mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan
harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang
utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi
secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen
yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.
Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk
melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai
dengan sertifikat test dari pabrik.
Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
"Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah
disetujui untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti
6.2.2. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
"Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80,
maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (Pasir)
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras,
bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan
terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %,
maka agregat halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.
Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 %
berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan
0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran
oleh bahan-bahan lain.
Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar
butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah
butir-butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali,
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan
4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif
di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 %
berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari
Rudeloff dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
6.2.3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk
mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus
diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas
- Bo
6.3.1. Umum
a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton ready-
mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui Direksi Lapangan, dengan
takaran, adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi
persyaratan di dalam ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI Committee 304.
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai
dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton
minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang
diadakan di laboratorium.
c. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat
pengantaran contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah
dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus
diperiksa oleh Direksi Lapangan sebelum pengadukan beton.
d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang akan
dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan
perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai keadaan
perbaikan memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai hasil
percobaan, adukan beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh Direksi
Lapangan. Lagipula, jangan memulai pekerjaan beton sampai semua
penyerahan disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan
laboratorium oleh kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua pihak,
kontraktor dan pemasok beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah kekuatan
yang diijinkan minimum dan hasil dari hasil test oleh percobaan laboratorium
adalah dasar dari yang diijinkan.
f. Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak
melampaui 38 oC.
g. Bahan Campuran Tambahan
Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-mix harus
sesuai dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih
bahan additive maka pelaksanaannya harus dilaksanakan secara terpisah.
a. Persiapan
1) Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahan kepada
Direksi Lapangan untuk disetujui paling lambat 1 (satu) minggu sebelum
memulai kegiatan pengecoran.
2) Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot
dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran, semua cetakan, tulangan
beton, dan benda-benda yang ditanamkan atau di cor harus telah diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
Permohonan untuk pemeriksaan harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton di cor. Kelebihan air, pengeras
beton, puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing lain harus
disingkirkan dari bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam dari
pengaduk serta perlengkapan pengangkutan.
3) Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di
sekeliling struktur dapat efektif dan menerus dicor.
Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air
sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase ataupun segala
perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk
pengadaan bagi maksud penyempurnaan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali
bila galian tertentu telah bebas air dan lumpur.
4) Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-
logam yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan
pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Kereta
pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui
b. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI
Committe 304 dan ASTM C94-98.
1) Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan
dan kehilangan bahan-bahan (segregasi).
2) Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi
perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat
pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring
hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam hal
ini, Direksi Lapangan mempertimbangkan persetujuan penggunaan talang
miring ini, setelah mempelajari usul dari pelaksana mengenai konstruksi,
kemiringan dan panjang talang itu. Batasan tinggi jatuh maximum 1,50 m.
3) Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan,
apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu
tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan
kontinue secara mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus
dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu
yang ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.
c. Pengecoran
1) Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee 304,
ASTMC 94-98.
2) Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan
akhir dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30
cm.
3) Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak
disebutkan lain atau disetujui Direksi Lapangan.
4) Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih
dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah,
corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa,
sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal tidak
lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak dari corong haruslah sedemikian
sehingga tidak terjadi segregasi/pemisahan bahan-bahan.
5) Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan
asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
6) Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa
d. Pemadatan beton
1) Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat
penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan
sarang-sarang kerikil.
2) Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type
"immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih
kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar
berdiameter 180 mm, semua dengan amlpitudo yang cukup untuk
menghasilkan kepadatan yang memadai.
3) Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan
darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati
tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
4) Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah :
Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan
kira-kira vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring
sampai 45oC.
Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horisontal
karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih
dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga
harus diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan
tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke
bagian-bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan
pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung
dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat
tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat
dipadatkan dengan baik.
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai
nampak mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari
agregat), yang pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik.
Penarikan jarum ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga
daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.
1. Semen
Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau semen portland yang
tahan terhadap sulfat.
2. Agregat
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci
sebelumnya. Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus mengikuti
ketentuan tentang bentuk dan ukuran dari potongan melintang serta jarak
bersih dari tulangan-tulangan beton, dan seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.
5. Bahan-bahan untuk campuran beton yang akan dipakai haruslah dari bahan
yang mempunyai suhu serendah mungkin.
d. Proporsi/Perbandingan Campuran.
1. Perbandingan campuran harus ditetapkan untuk meminimumkan jumlah
semen tehadap campuran dalam batasan dari mutu beton yang
dikehendaki/diminta dan harus distujui oleh Direksi Lapangan.
2. Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 12 cm.
3. Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton 28 hari,
maka umur beton juga perlu diperinci. Dalam hal ini desain perbandingan
campuran harus ditentukan sesuai dengan metoda yang telah diperinci atau
disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Penulangan
1. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari bentuk
tulangan tidak berubah selama pengecoran.
2. Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan bab ini pasal C.4.
tentang pembesian.
b. Percobaan Laboratorium.
Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan PBI-71 NI-2,
ASTM C-172, ASTM C-31.
1. Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C-805-79.
Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan,
maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
2. Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-94. Apabila hasil dari
percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka
harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
3. Loading Test/percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71 dan ACI-
318-99. Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini masih lebih rendah
dari yang disyaratkan, maka beton dinyatakan tidak layak dipakai.
6.3.18. Lain-lain
Non-Shrink Grout
Campurkan dan tepatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat lain
dimana non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi yang
tercantum dari pabrik. Technical service harus dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.
Grout yang terdiri dari accelatator inorganis, pengurangan air, atau "fluidifiers"
harus tidak boleh mempunyai penyusutan kering lebih besar dari persamaan semen
pasir dan campuran air seperti percobaan di bawah ASTM C 596. Semua grout
harus menurut syarat petunjuk dari CRD-C611-80 (flow cone).
6.4. PEMBESIAN
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji
untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan
contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan
di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya
direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84
salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya
pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak.
Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan,
maka pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat
resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan
tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan
pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja
tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.
e. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk
semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan
hasil-hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.
6.5.1. Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali
lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin
rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi
yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan
jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga
jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti
pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya
dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang
akan dicor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton.
Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-
- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ± 12
mm
- panjang batang : ± 50 mm
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk
jarak lebih dari 60 cm.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar ± 6 mm.
Wire mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama pengecoran.
6.5.4. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan
Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh
dilakukan pada pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan (las
titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh Direksi
Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan
kehandalan kemampuan las dengan cara ini.
7.1.1. Umum
A. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971
NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua
cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan
dan diperinci berikut ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Beton
C. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau
diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau
spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
D. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai
dengan jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk
menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor
lain.
7.1.2. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan
dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan
beton seperti terlihat dan terperinci.
A. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang
belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan
dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan.
Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan
pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk
harga satuan perancah.
2. Perancangan/Desain
Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh
tenaga ahli resmi yang bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada
ketentuan ACI-347.
Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton
waktu masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran
dari alat penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan untuk
penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam
acuan dan diperhitungkan baik-baik dan menjamin bahwa distribusi
getaran-getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi
berlebihan.
3. Acuan
Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai
bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis
pelaksanaan.
Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah
kebocoran adukan.
Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat
menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga
tidak merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.
Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk
permukaan tegak dari beton.
2. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar.
Cetakan dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan
permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan
mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-
sudut dan perubahan bidang.
F. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.
G. Melapis Cetakan
1. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus,
harus tanpa urat kayu dan noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-
H. Pengikat Cetakan
1. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau
jenis jalur pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan
kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga
menahan semua beban hidup dari pengecoran beton basah dan
mempunyai penahan bagian luar dari luasan perletakan yang memadai.
2. Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut pendapat
Direksi Lapangan.
3. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose,
harus dari jenis dengan kerucut (cone snap off type). Kemiringan
kerucut haruslah 2.5 cm maximum diameter pada permukaan beton
dengan 3.8 cm tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat
haruslah lurus ke dua arah baik mendatar maupun tegak di dalam
cetakan seperti terlihat pada gambar atau seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.
I. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada
pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.
7.1.3. Pelaksanaan
A. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar
dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus
juga kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-
gaya prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.
Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan
yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja
padanya sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan
bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang
seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah
lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu
sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan
tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan
hal ini akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar
rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi
konstruksi, maka Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk membongkar
pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk
memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya
sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara
detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum
gambar tersebut disetujui.
B. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan
dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan
(openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-
proyeksi seperti diperlukan.
Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air
dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan
kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang
cetakan.
Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung
jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk
menentukan lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga
memudahkan untuk pemeriksaan.
Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik
pada arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan
konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada gambar.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-
78.3.3.1, Tolerances for Reinforced Concrete Building.
Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada
permukaan beton yang diekspose.
Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkaran tidak mengalami kerusakan pada permukaan.
Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi
bawah dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai
mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok
yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh.
C. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan
berat serta tekanan dari beton basah.
E. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar
arsitek saja.
G. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan
beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk joints.
Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada gambar
kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang
tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal
pengecoran.
H. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung
dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan
secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-
titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari
bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari
bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose
untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan
permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-
bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose,
lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
J. Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil
seperti diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang
sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan
pembersihan dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut
setepatnya, segera sebelum pengecoran beton ke dalam cetakan-cetakan dari
dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci di dalam dinding untuk
menerima tepian dari lantai-lantai beton.
K. Waterstops
Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu
pengecoran lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan
langsung dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana
diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan waterstop.
Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan.
Penampang sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan.
Untuk tipe waterstop dapat digunakan ” Expandable Water Stop “ berbahan
dasar “ Bentonite Clay “ ex. Fosroc atau yang setara.
Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat
dibongkar tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut,
offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat.
R. Hal Lain-lain
Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam
hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian
diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.
A. UMUM :
Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat
bantu pengerjaan rangka atap simple porta, sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
optimal.
B. BAHAN.
1. Macam-macam Bahan.
Bahan-bahan yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi mutu sebagai berikut :
Kualitas baja = SS 41
4. Baja Uji.
Pengawas proyek mewajibkan penyedia jasa untuk terlebih dahulu menguji / mengecek
bahan-bahan baja yang akan dipergunakan dalam struktur. Bahan-bahan yang gagal
memenuhi persyaratan dalam test harus seluruhnya ditolak atau sebagai alternatif lain,
pengawas proyek memerintahkan untuk digunakan hanya terbatas pada bagian-bagian
tertentu dari struktur baja saja.
C. PERSIAPAN FABRIKASI.
1. Gambar Kerja.
a. Penyedia jasa harus menyiapkan gambar kerja menyeluruh untuk struktur, dalam 3
copy untuk pengawas proyek dalam waktu paling lambat 1 minggu sebelum
pelaksanaan untuk mendapat persetujuan pengawas proyek.
b. Gambar kerja ( Shop Drawings ) harus mengacu pada gambar rencana dan
mencantumkan semua informasi lengkap sambungan-sambungan yang tidak
tercantum dalam gambar kontrak dan semua penjelasan dilapangan, termasuk detail-
detail pemasangan, dasar-dasar perhitungan lubang baut, ketebalan, tipe, grade, kelas
baja, angker dan semua yang berhubungan dengan members, dan alat pengikat lainya.
c. Gambar kerja harus mencantumkan semua informasi walaupun tidak tercantum dalam
gambar.
d. Gambar kerja harus memuat detail-detail seperti ketebalan, tipe, grade, angker dan
semua yang berhubungan dengan batang dan alat pengikat lainya.
e. Gambar yang perlu dibuat antara lain detail-detail sambungan, cara-cara erection, dan
lain-lain.
f. Penyedia jasa boleh mengajukan alternatif detail-detail sambungan dengan
menyertakan perhitungan yang diperlukan dan dipertimbangkan oleh pengawas
proyek.
g. Sedapat mungkin dihindarkan pengelasan dilapangan kecuali yang ditetapkan dalam
gambar.
h. Setelah mendapat persetujuan, tidak boleh diadakan perubahan gambar lagi kecuali
dengan persetujuan pengawas proyek.
i. Skala yang dipakai untuk gambar kerja adalah :
Denah dan potongan tidak kurang dari 1 : 500.
Detail potongan dan sambungan tidak kurang dari 1 : 15.
Penyedia jasa harus membuat dan meyerahkan As-Build Drawings sebanyak 3 copy pada
saat akhir pekerjaan untuk dokumentasi pemilik, serta sudah harus mendapatkan
persetujuan dari pengawas proyek.
Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas semua kesalahan-kesalahan dalam detail
pembuatan dan pemasangan yang tidak sempurna dari bagian-bagian struktur.
5. Contoh-contoh
Semua material dan contoh hasil kerja harus diperlihatkan kepada pengawas proyek
berupa contoh untuk disetujui. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan pengawas
proyek harus diserahkan dalam waktu yang secepat mungkin (minimal ½ bulan sebelum
jadwal pelaksanaan) sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah disetujui.
6. Fabrikasi
Penyedia jasa harus mengijinkan pengawas proyek setiap saat untuk melihat cara
pengerjaan / fabrikasi ditempat kerja ( workshop ) penyedia jasa. Penyedia jasa harus
menyerahkan program kerja yang menunjukan semua item kegiatan pekerjaan fabrikasi
dan ereksi bersama dengan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya sementara. Pekerjaan
pembuatan harus sesuai dengan standar SNI atau yang sederajad.
7. Toleransi.
Toleransi dimensi dari elemen struktur harus mengikuti SNI dan AISE. Kelurusan, groove
angle, root opening dan cleanliness dari permukaan yang akan dilas harus diperiksa
terlebih dahulu sebelum dilas dan toleransi ini harus sesuai dengan AWS.
D. PELAKSANAAN
1. Penyedia jasa harus mengajukan usulan metode pelaksanaan pada Pengawas proyek
sesuai dengan gambar rencana pada saat mengajukan penawaran.
3. Jika stabilitas dari struktur lengkap tergantung juga pada elemen-elemen lainya,
seperti lantai beton, dinding bata dan lain-lainya yang mana dibangun setelah struktur
baja didirikan, maka penguat sementara harus tetap dipasang ditempat sampai seluruh
elemen-elemen tersebut lengkap didirikan dan juga setelah mendapat ijin Pengawas
proyek.
4. Penyedia jasa harus mematuhi segala petunjuk Pengawas proyek yang berhubungan
dengan pelaksanaan / pendirian segala bagian struktur.
8. Penyedia jasa harus menyimpan dan menjaga semua bahan-bahan menurut lazimnya
dan melindungi terhadap kontak langsung dengan tanah ataupun terhadap gangguan
lainya.
9. Baja tidak boleh ditempatkan atau dipasang diatas pondasi beton atau lantai sampai
beton mempunyai kekuatan minimum 50% dari kekuatan beton umur 28 hari.
10. Setelah semua struktur ragka baja terpasang, pembersihan pada komponen2 struktur
baja dilakukan sebelum pekerjaan finishing (pengecatan).
9.2. BAHAN
1. Standar Mutu Bahan
Berdasarkan : ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 DAN 407.
2. Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya menggunakan
lembaran dari Produk Awazseal, Sintaproof, Isobond, Bituthene 2000 atau sejenisnya
yang setara.
3. Bahan Utama
Jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Untuk struktur pelat dan dinding basement, ground tank menggunakan bahan
additive yang dicampurkan ke dalam adukan beton di batching plant. Produk yang
digunakan dari Cementaid, Sika atau sejenisnya yang setara.
b. Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya
menggunakan lembaran dari Produk Bituthene 2000 atau sejenisnya yang setara.
Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang
merata dan konstan.
b. Kedap air dan uap termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti
c. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
d. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
4. Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada
laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya
Kontraktor harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai
data-data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas
produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis
kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik
untuk mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu
pelaksanaan pemasangannya.
c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan
6. Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang
merata dan konstan.
b. Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti.
c. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
d. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
7. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum dibuka)
dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
8. Untuk pelat lantai, sloof, pile cap, dinding penahan tanah (sirwall) dan beton ground
reservoar menggunakan beton kedap air (waterproofing dengan sistem integral), merk
yang direkomendasikan setara Fosroc, Degusa, Slury.
9. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan
bersih.
10. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya, baik
sebelum atau selama pelaksanaan.
11. Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada
laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya
Kontraktor harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai
data-data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas
produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis
kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik
untuk mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu
pelaksanaan pemasangannya.
c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan
penyemprotan langsung dengan air serta menggenanginya dengan air di atas
permukaan yang diberi lapisan/additive kedap air.
1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada pengawas, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas.
Material yang tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya tambahan. Jika
dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti
harus telah mendapat persetujuan dari pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan harus
dibersihkan sampai kondisi yang dapat disetujui oleh pengawas. Peil dan ukuran harus
sesuai dengan gambar.
3. Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan serta petunjuk dari pengawas.
9.5. CONTOH
1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan
jaminan keaslian material dari pabrik.
2. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas
dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan
contoh-contoh bahan tersebut.
4. Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna
memperjelas usulan material yang diajukannya.
9.6. PELAKSANAAN
a. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari kotoran
yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.
b. Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat
kemiringan dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan
semen slurry bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding beton sekurang-
kurangnya 2%, selanjutnya Kontraktor melapor Pengawas Lapangan untuk mendapat
persetujuan.
c. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-
kaki bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm).
Pertemuan bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh. Disekeliling
pipa-pipa pembuang harus dibobok untuk kemudian diisi dengan semen non shrink.
d. Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen :
Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur dengan bonding
agent (additive) sehingga mencapai ketebalan minimum 3 mm.
ALAT KERJA :
1) Penyedia jasa harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk fabrikasi
komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan penyedia jasa juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini terutama yang dipergunakan untuk
menjalankan peralatan kerjanya.
a. PERSIAPAN :
SHOP DRAWING :
Sebelum pekerjaan penutup atap metal sheet Zincalume dilaksanakan, penyedia jasa
harus menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop drawing kepada Pengawas
proyek. Sebelum gambar shop drawing tersebut disetujui oleh Pengawas proyek,
Penyedia jasa tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan.
Shop drawing yang dibuat Penyedia jasa harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
2) Pekerjaan Konstruksi Rangka Atap tempat penutup atap akan dipasang sudah harus
dalam keadaan selesai / finish.
3) Penyedia jasa wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi kekurang rataan kondisi
permukaan, kurang waterpass, ataupun ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar,
dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib
menyesuaikannya dengan membuat shop drawing.
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik,
lengkap dengan instruksi-instruksi pemasangannya.
5) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan
yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.
c. PELAKSANAAN :
3) Semua detail pertemuan harus rata dan bersih dari cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan.
2. TALANG
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Meliputi pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Talang-talang beserta
perlengkapan lainnya.
b. MATERIAL
c. ALAT KERJA :
1) Penyedia jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan penyedia jasa juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
Guna mendapat persetujuan Pengawas proyek, Penyedia jasa harus menyerahkan
contoh-contoh semuai bahan yang akan dipakai.
3) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1. UMUM :
Lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan material penutup atap menggunakan bahan
Metal Sheet Zincalume (Plat baja lapis seng aluminium) berwarna yang diprofil secara roll
dingin membentuk lembar seng gelombang sesuai gambar perencana. Produksi Utomo,
Fumira atau yang setara.
2. MATERIAL :
a. Baja mutu tinggi lapis paduan Seng dan Aluminium, dengan komposisi minimal
aluminium sebesar 55% dan 43% Zinc. Tebal 0.5 mm.
b. Berat bahan material bila dihitung tiap m2 bidang atap 4,7 kg/m2.
c. Kuat Tarik material 500-550 Mpa
d. Density material 7400 kg/m3
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Meliputi pemasangan bagian dinding ruang pemotongan hwa, administrasi dan
KM/WC.
2) Pekerjaan lain yang berhubungan :
a) Pekerjaan Bagian Struktur
b) Pekerjaan Plesteran
b. MATERIAL :
c. ALAT KERJA :
1) Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan Penyedia Jasa juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :
1) Adukan perekat (spesi) campuran untuk pasangan pada umumnya campuran semen
dan pasir perbandingan 1:4
2) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang akan digunakan.
3) Sebelum dipasang batu bata ringan harus direndam air hingga kenyang.
4) Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan kolom
praktis.
5) Stek-stek untuk pasangan harus sudah disiapkan pada saat pembuatan kolom dan
balok.
e. PELAKSANAAN :
1) Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara
horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.
2) Setiap luas pasangan dinding ½ bata termasuk pasangan trasraamnya mencapai 12
m² sudah harus dipasang frame-frame yang berupa kolom-kolom beton praktis
dan balok-balok beton praktis dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok
4Ø10 dan beugel Ø6-20.
3) Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan
kolom praktis.
4) Tinggi pasangan untuk setiap hari pelaksanaan tidak boleh melebihi 1m.
2. DINDING PARTISI
a) Pekerjaan Plesteran
b) Pekerjaan Konstruksi Baja
b. MATERIAL :
1) Kalsium silikat board tebal 6 mm atau sesuai gambar, eks. Eternit gresik, Jayaboard,
Knauf.
2) Rangka Partisi pipa baja persegi atau sesuai dengan gambar
3) Welded wiremesh 50mm x 50mm, kawat 2 mm.
4) Beton ringan tebal 10 cm, diplester 2 sisi. eks. Hebel.
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
3) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
4) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan
yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro Hal - 56
1) Seluruh pekerjaan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara horisontal,
sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.
2) Semua contoh model harus diajukan terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan dari
Pengawas proyek.
3) Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat shop drawing sesuai
ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang telah ditentukan.
4) Pelaksanaan harus menghasilkan hasil akhir pemasangan yang rapi dan bersih.
5) Selama pelaksanaan pemasangan partisi penyedia jasa harus memperhatikan semua
sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan bidang lain. Bila
tidak ada kejelasan dalam gambar, penyedia jasa wajib menanyakan hal ini kepada
pengawas proyek.
6) Setelah pemasangan, penyedia jasa wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan.
Semua kerusakan yang timbul adalah tanggungjawab penyedia jasa sampai seluruh
pekerjaan selesai.
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kusen, daun pintu, dan daun jendela
yang dinyatakan dalam gambar menggunakan bahan alumunium.
b. MATERIAL :
1) Bahan yang dipakai untuk kusen alumunium maupun Daun pintu / jendela aluminium
menggunakan alumunium extrusion, tebal 1.2 mm, eks. Alkasa, Super Ex, Alexindo.
2) Lebar profil: 3 x 1.25 inch atau sesuai dengan gambar, warna natural.
3) Kelengkapan sambungan :
a) Neoprene Gasket
b) Sealant setara DOW CORNING DC 793, atau GE
4) Angkur plat baja tebal 2 – 3 mm dengan dynabolt M8.
c. ALAT KERJA :
1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk
fabrikasi komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja
pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini terutama yang dipergunakan untuk
menjalankan peralatan kerjanya.
d. PERSIAPAN :
2) CONTOH BAHAN :
a) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang memperlihatkan
tekstur, finishing, dan warna.
b) Kontraktor juga menyerahkan seluruh contoh-contoh profil yang akan
dipergunakan dengan diberi keterangan mengenai jenis bahan, ketebalan, dan
penggunaan profil tersebut pada komponen kusen, daun pintu, dan daun jendela.
3) MOCK UP (Standard Pengerjaan) :
a) Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangannya.
b) Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk fabrikasi
dan pemasangan Kusen Pintu dan Jendela Alumunium.
4) Rongga-rongga tempat pintu dan jendela yang akan dipasang sudah harus dalam
keadaan selesai / finish walaupun belum dalam kondisi finishing akhir.
5) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi
lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi kekurang rataan
kondisi permukaan, kurang waterpass, ataupun ketidak sesuaian ukuran, elevasi,
ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana
wajib memperbaikinya terlebih dahulu.
6) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik,
lengkap dengan instruksi-instruksi pemasangannya.
7) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan
yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kaca pintu dan jendela, serta cermin,
pada bagian bangunan yang dalam gambar rencana ditunjukkan menggunakan
bahan kaca dan atau cermin.
b. MATERIAL :
1) Bahan yang digunakan untuk kaca pintu dan jendela adalah kaca buram tebal 6 mm
eks Asahimas atau yang setara.
2) Bahan yang digunakan untuk daun pintu kaca frameless dipakai kaca tempered tebal
10 mm.
3) Kaca tempered tebal 6 mm dilapis kaca film, untuk penutup ventilasi atas.
4) Warna kaca clear.
5) Cermin adalah clear float glass tebal 6 mm yang salah satu sisinya dilapisi dengan
bahan chemical deposited silver eks Danta mirror, Miralux, Deco mirror atau yang
setara.
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan kaca dengan ukuran 10 x 10
cm yang memperlihatkan warna, ketebalan, dan akhiran tepi kaca dan cermin, untuk
memperoleh persetujuan penggunaan bahan dari Pengawas proyek.
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan pemasangan
yang baik dan sempurna.
b) Meliputi instalasi seluruh peralatan penggantung dan pengunci pada pintu dan
jendela, serta pada bagian bangunan yang dalam gambar rencana ditunjukkan
menggunakan penggantung dan atau pengunci.
b. MATERIAL :
1) Pengunci :
a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan kunci adalah dari
eks Yale, Royal.
b) Masing-masing pengunci berbeda jenisnya sesuai jenis bahan Kusen, Pintu, dan
Jendelanya.
2) Pegangan Pintu :
a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua pekerjaan handel dan
pegangan pintu adalah dari bahan aluminium yang sama dengan rangka daun
pintu.
b) Masing-masing handel atau pegangan pintu berbeda jenisnya sesuai jenis bahan
Kusen dan Pintu.
3) Engsel :
Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan door closer /
floor hinge adalah dari eks, UNION/DORMA.
5) Winhaak.
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan alat penggantung dan
pengunci kepada Pengawas proyek untuk mendapat persetujuan penggunaan bahan
dari Pengawas proyek.
2) Brosur :
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna
pemilihan jenis bahan yang dipakai.
e. PELAKSANAAN :
f. PENGUJIAN :
C.5 FINISHING
1. PEKERJAAN LANTAI (KERAMIK/FLOWCRETE)
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
b) Meliputi pemasangan ubin keramik pada lantai bangunan yang dinyatakan dalam
gambar sebagai lantai keramik, kecuali dinyatakan lain dalam gambar berita
acara.
c) Melapisi lantai beton dengan pelapis lantai tanpa sambungan dan anti bakteri
sesuai spesifikasi konsultan. Khusus pada bagian processing ternak mulai
penyembelihan hingga menjadi produk siap jual (ruang produksi)..
b. MATERIAL :
1) Ubin Keramik tipe homogenous atau jenis lain sesuai persetujuan Badan Pengawas
proyek. Ukuran 40 x 40 cm sesuai gambar rencana. eks. Roman, Asia, Diamond.
2) Bin keramik dinding, ukuran, tipe dan warna seuai rencana. eks. Roman, Asia,
Diamond.
3) Semen Portland jenis I.
4) Pasir pasang.
5) Grout pengisi Nat Keramik berwarna eks AM, Jatimra, MU.
6) Pelapis lantai type Flowfresh RT ex Flowcrete (UK) atau merk lain yang disetujui
konsultan (bila ada), warna ditenntukan dalam rapat lapangan.
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan contoh-
contoh semuai bahan yang akan dipakai ; ubin keramik, bahan-bahan addtive
untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts.
2) MOCK UP :
Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, metoda
pelekatan pada struktur, dan warna groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan
keramik juga pelapis lantai jenis lainnya.
e. PELAKSANAAN :
1) Bagian-bagian lantai yang terpaksa harus menggunakan lempeng ubin yang tidak
penuh, pemotongannya harus menggunakan mesin potong dan harus menghasilkan
tepian potongan yang lurus dan halus.
2) Spesi perekat terhadap lantai strukturnya menggunakan mortar campuran 1PC: 3Ps,
kecuali untuk daerah basah digunakan campuran 1PC : 2Ps.
3) Sebelum pemasangan dimulai ubin harus dibasahi. Pakai benang untuk menentukan
lay out ubin yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna jadi patokan untuk
pemasangan selanjutnya.
4) Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa hingga :
a) Seluruh bagian di bawah ubin terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak
terdapat rongga udara terjebak di bawah ubin.
b) Menghasilkan bidang lantai yang benar-benar datar dan rata air, kecuali untuk
bagian-bagian lantai pada daerah basah yang dikehendaki miring harus
menghasilkan bidang miring sempurna yang dapat mengalirkan air hingga kering
ke lubang-lubang lantai ( avour ).
c) Nat antar ubin adalah 3 mm dan menghasilkan garis nat yang lurus sejajar garis
dinding yang melingkupinya.
5) Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan adukan
Grout pengisi Nat dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama
dengan garis tepian ubin.
6) Noda adukan Grout pengisi Nat yang mengenai permukaan ubin harus segera
dibersihkan dengan lap basah dan dikeringkan seketika dengan lap kering.
7) Badan pengawas berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan kembali
tanpa biaya tambah bila persyaratan pada butir 3, 4, dan 5 di atas tidak dapat
dipenuhi.
8) Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan harus
disediakan guide line course pada interval 2,0 m – 2,5 m. pemasangan tile lainnya
berpedoman pada quide line ini.
9) Elevasi lantai ruang-ruang dalam toilet cubicle harus dibuat 2cm lebih rendah
daripada lantai area toilet di sekitar ruang toilet cubicle.
10) Expansion Joint untuk area lantai yang luas (tiap 5,7 x 5,7 m² atau 6 x 6 m²).
11) Pelapis lantai ruang produksi harus dilaksanakan sesuai syarat-syarat yang
ditentukan pabrik shingga didapat hasil seperti yang diharapkan. Karena sifatnya yang
1) Perlindungan.
a) Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun harus mengganti,
atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan pekerjaan dilakukan
dalam keadaan bersih.
b) Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang.
Jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batasi lalu lintas diatasnya hanya
untuk yang penting saja.
2) Pembersihan
2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
LANGIT-LANGIT KALSI BOARD
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
b. MATERIAL :
1) Kalsium silikat board tebal 4.5 mm, dengan spesifikasi tahan terhadap air, api,
dan tidak mengandung bahan asbes.
2) Rangka Metal pipa persegi 50 x 50 mm dan 50 mm x 100 mm.
3) Sekrup phospat hitam 25 mm .
4) Adhesive tape dan acessoris pemasangan lainnya sesuai rekomendasi produsen
kalsium silikat board.
c. ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
1) CONTOH BAHAN :
2) MOCK UP :
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan.
Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
3. PEKERJAAN PENGECATAN
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
b. MATERIAL :
1) Cat emulsi setara Catylac, Mowilex, atau Vinilex, untuk pengecatan bagian dinding
dan plafond ruang di dalam bangunan.
2) Cat emulsi acrylic setara Jotashield/Jotun, Weathershield/Dulux ICI, atau Mowilex,
untuk pengecatan bagian dinding dan plafond di luar bangunan atau yang
bersinggungan langsung dengan cuaca/udara luar.
3) Cat synthetic enamel setara Catylac, Emco, atau Mowilex, untuk pengecatan kayu
dan atau besi yang dinyatakan dalam gambar menggunakan cat kayu/besi.
4) Cat Zinc Chromate, untuk cat dasar bagian baja.
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
a)
Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang
tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan
jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
b) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas proyek.
Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis dan Pengawas proyek,
Kontraktor Pelaksana melanjutkan dengan pembuatan mock- up.
c) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek untuk
kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan
jenis cat yang dipakai. Kaleng - kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan
dengan jelas identitas cat yang ada didalam nya. Cat ini akan dipakai sebagai
cadangan untuk perawatan, oleh pemberi tugas.
2) MOCK UP (Standard Pengerjaan) :
a)
Sebelum pengecatan yang dimulai, Kontraktor Pelaksana harus melakukan
Pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan,
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture material,
dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock-up ini akan
ditentukan oleh Pengawas proyek.
b) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas proyek dan
Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan
pekerjaan pengecatan.
3) BROSUR :
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis dan warna bahan yang akan dipakai.
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
e. PELAKSANAAN :
a) Pekerjaan ini dilaksanakan pada seluruh bagian pipa besi pagar dan lain-lain yang
dinyatakan di cat menggunakan cat besi.
b) Seluruh permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dahulu dari segala kotoran
dan karat yang melekat dengan menggosok menggunakan kertas gosok hingga
benar-benar bersih.
c) Pengecatan besi dilakukan setelah permukaan besi bersih dari segala macam
kotoran dan debu akibat pembersihan permukaan besi. Pengecatan dilakukan
sebanyak 3 lapis atau sampai benar-benar pekat dan rata.
d) Untuk mencapai hasil yang sempurna, setiap lapis pengecatan baru boleh
dilaksanakan setelah lapisan sebelumnya benar-benar kering.
e) Termasuk dalam pekerjaan ini pengecatan untuk talang tegak dan rangka atap
terekspose.
4) Pengecatan Cat Besi Zinc Chromate
4. BETON EKSPOSE
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
b. MATERIAL :
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) Contoh Bahan :
e. PELAKSANAAN :
C.6 SANITAIR
1. SANITAIR
a UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Meliputi pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Klosed, Urinal, Washtafel, Kran
air, Shower, Floor Drain, Clean Out, Metal Sink, Divider Urinoir, serta perlengkapan-
perlengkapan sanitair lainnya.
- Pekerjaan Mekanikal.
b. MATERIAL :
1) Kran air menggunakan kran setara American Standard, Onda, atau San Ei.
3) Urinal lengkap dengan katup gelontor (flush valve) eks American Standard
6) Jet Washer lengkap eks American Standard, Onda, atau San Ei.
c. ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya. Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus
menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
2) BROSUR :
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
5) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1) Pekerjaan Washtafel
b) Wastafel dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa
cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek
d) Hasil akhir pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan bersih dari semua kotoran
dan noda. Penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran.
2) Pekerjaan Urinal.
a) Urinal berikut kelengkapanya yang digunakan adalah setara tipe Mini Washbrook
produk American Standard, dengan fitting standard.
b) Urinal dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa
cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek.
c) Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut fischer dengan ukuran yang
cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.
d) Pemasangan unit urinal harus sesuai letak dan ketinggian pemasangannya dengan
gambar rencana. Semua celah-celahnya yang mungkin ada antara dinding dengan
urinal harus ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal. Sambumgan
instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.
3) Pekerjaan Kloset.
b) Klosed jongkok menggunakan setara tipe RAPI American Standard. Warna akan
ditentukan kemudian dalam rapat Direksi.
d) Pemasangan, letak dan ketinggian sesuai gambar, dan waterpass. Semua noda-
noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran.
a) Semua kran yang dipakai adalah eks American Standard atau setara dengan
chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar
plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai yang berleher
panjang dan mempunyai ring kedudukan yang harus dipasang menempel pada
dinding. Kran-kran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink dan
dapat disambung dengan pipa leher angsa (extension)
b) Stop kran digunakan setara American Standard, Onda atau San Ei, dengan
putaran segitiga, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
c) Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
a) Floor drain dan clean out dengan bahan dasar kuningan finishing verchroom
setara American Standard, Onda, San-Ei atau yang setara tipe bulat ukuran 3”.
Floor drain dilengkapi dengan siphon.
c) Floor drain dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru
tanpa cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek.
d) Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilobangi dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai ukuran floor drain tersebut.
e) Pasangan floor drain dan clean out harus rapi, waterpass, diberihkan dari noda-
noda semen dan tidak ada kebocoran.
a) Metal sink menggunakan setara produk Royal, American Standart, bahan dasar
stainless steel, jenis satu lubang dan dua lubang sesuai gambar rencana untuk
dapat dipasang dengan kran khusus untuk itu.
b) Metal sink dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru
tanpa cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek.
f) PENGUJIAN.
D. MEKANIKAL
1. INSTALASI MEKANIKAL
a. PERATURAN UMUM
1) Peraturan Dan Acuan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan peraturan
sebagai berikut:
a) Peraturan Umum Instalasi Perpipaan (PUIP)
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/1982
c) Keputusan Menteri P.U. No.02/KPTS/1985
d) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
PGN, PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun daerah.
e) Pedoman Plambing Indonesia
2) Gambar-Gambar
a) Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b) Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dri peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/
maintenance jika perlatan-peralatan sudah dioperasikan.
c) Gambar-gambar arsitek dan struktur / sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d) Sebelum pekerjan dimulai, kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, kontraktor dianggap telah mempelajari
situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
e) Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang
disertai dengan operating dan Maintenace Instruction serta harus diserahkan kepada
pengawas proyek pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1
kalkir dan 3 blue print, dijilid serta diengkapi dengan daftar isi dan data notasi.
3) Koordinasi
4) Pelaksanaan Pemasangan
a) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas proyek dalam
rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
b) Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan,
Kontraktor harus segera menghubungi Pengawas proyek.
a) Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
b) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
a) Peralatan instalasi ini harus digaransi selama tiga bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
b) Masa pemeliharaan untuk insatalasi ini adalah selama tiga bulan terhitung sejak
saat penyerahan pertama.
c) Selama masa pemeliharaan ini, kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi
segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya
d) Selama masa pemeliharaan ini seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
e) Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini tidak melaksankan teguran
dari pengawas proyek atas perbaikan / penggantian / penyetelan/ tersebut kepada
pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini.
f) Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan
Pengawas proyek.
g) Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditanda tangani bersama Kontraktor dan pengawas proyek.
7) Laporan-Laporan
b) Laporan Pengetesan
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas proyek
laporan tertulis mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel
- Dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh pihak Pengawas proyek.
10) Ijin-Ijin
a) Pemeriksaan rutin harus dilaksankan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan
tidak kurang dari tiap dua minggu.
b) Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Pengawas proyek/Pemilik dan atau bila ada gangguan
dalam instalasi ini.
Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur
oleh Pemberi Tugas.
1) Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plumbing secara
keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan,
peralatan-peralatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian,
sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi,
gambar dan bill of quality.
2) Uraian Pekerjaan
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :
a) Sistem Air Bersih
b) Sistem Air Limbah
c) Mesin dan peralatan potong hewan
3) Gambar Kerja
Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus
menyerahkan gambar kerja antara lain sebagai berikut :
- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan dan
fixtures.
- Detail denah perpipaan.
- Detail denah perkabelan.
- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
- Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas
c. SPESIFIKASI PERPIPAAN
1) Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
a) Pipa
b) Sambungan
c) Katup
d) Strainer
e) Sambungan Ekspansi
f) Sambungan fleksibel
g) Penggantung dan penumpu
h) Sleeve
i) Lubang pembersihan
j) Bak kontrol
k) Blok Beton
l) Galian
m) Pengecatan
n) Pengakhiran
o) Pengujian
Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro Hal - 75
p) Peralatan Bantu
2) Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak
serta arah dari masing-masing sistem pipa.
3) Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan
bagian lainnya.
4) Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan
stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
5) Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus
juga terlindung dari cahaya matahari.
6) Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik
pembuat.
7) Spesifikasi Bahan Peripaan
Penggunaan : Hydrant
URAIAN KETERANGAN
Pipa BSP 40
b) Spesifikasi GIP
URAIAN KETERANGAN
Penggunaan : Venting
URAIAN KETERANGAN
8) Persyaratan Pemasangan
a) Umum
(1) Persiapan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya
penyilangan.
(2) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang
dari 50 mm diantara pipa- pipa atau dengan bangunan & peralatan.
(3) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kitiran, benda- benda tajam/ runcing serta
penghalang lainnya.
(4) Pekerjaan persiapan harus dilengkapi dengan semua katup- katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya,
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan digambar.
(5) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan UNION atau FLANGE.
(7) Kemiringan menurun dari pekerjaan perpiaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
2%
1%
2%
1%
(8) Semua pekerjaan perpiaan harus dipasang secara menurun ke arah titik
buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian
maupun pengurasan.
(9) Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handied) tidak boleh
menukik.
(11)Pekerjaan persiapan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah
pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian - bagian penyempitan. Katup
- katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
(13)Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan
dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau
langit-langit. Selama pemasangan, bila terdapat ujung- ujung pipa yang
terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan,
(1) Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian
atau perenggangan pada jarak yang cukup.
(2) Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini
:
Sampai 20 mm 1M 0,5 M
25 mm s/d 40 mm 2M 1 M
50 mm s/d 80 mm 3M 1,5 M
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas Penunjang pipa lebih
dihitung dengan faktor dari 2 keamanan 5 terhadap kekuatan puncak.
(5) Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat
sebelum dipasang
(2) Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/ tajam
(7) Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan
untuk bagian-bagian berikut ini :
Sampai 75 mm 20 mm
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat- alat berikut
ini :
Ven udara otomatis harus disediakan ditempat- tempat tertinggi dan kantong
udara.
Steam trap harus disediakan di setiap bagian pipa terendah dan sesudah coil
pemanas.
(1)
Sambungan solder ini berlaku antara copper tube dan fitting
(2)
Untuk pipa ukuran 20 mm kebawah boleh mempergunakan Soft Solder
(3)
Untuk pipa ukuran 25 mm keatas harus mempergunakan Hard Solder
(4)
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan solder dan hasil solderan kepada
pengawas sebelum pekerjaan perpipaan ini dimulai
(5) Blander pemanas yang harus dipergunakan ialah jenis pemanas LPG atau
Acetyline. Kompor gas tidak boleh dipergunakan
p) Sambungan Las
(1) Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum
(2) Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las
(1) Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
(2) Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus
terhadap batang pipa.
(3) Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.
r) Sleeves
(1) Sleeves untuk pipa- pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton
(2) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi
(3) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
(4) Untuk pipa - pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushing
Sleeves”
(5) Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
atau “Caulk”
s) Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan
di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara /
metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
9) Pengujian
a) Pelaksanaan Pengetesan.
Instalasi pipa air bersih harus dideteksi terhadap adanya kebocoran dengan
tekanan 1,5 x tekanan kerja maximum atau sama dengan 10 kg/cm² selama 24
jam tanpa adanya penurunan tekanan pada pressure gauge. Seluruh valve pada
Pengujian untuk pipa pembuangan dengan bahan PVC harus dilakukan selama
jangka waktu 24 jam dengan tinggi kolam air sedikitnya 3 meter diatas
sambungan pipa tertinggi dengan memperhatikan tekanan kerjanya (5 kg/cm²)
10) Pengecatan
a) Umum
Pipa besi/ baja dalam tanah 2 lapis flincote & karung Goni
No Fungsi Warna
a) Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
c) Tags untuk katup harus terbuat dari plat mental dan diikat dengan rantai atau
kawat.
1) Lingkup Pekerjaan
Catu air bersih dan system distribusi air bersih berasal dari satu sumber, yakni air
PDAM. Air PDAM akan digunakan untuk segala kebutuhan air bersih di
bangunan tersebut, baik untuk wastafel, kran, shower toilet dan cadangan
pembilasan toilet urinal.
(1) Pengadaan dan pemasangan system pemipaan air bersih dari meter PDAM &
DEEP WELL, ke tangki reservoir bawah, pompa transfer dan
kelengkapannya sampai ke tangki reservoir atas dan kemudian didistribusi ke
peralatan Plumbing.
(2) Penyediaan tanki-tangki reservoir atas yang terbuat dari bahan stainless steel,
Fibre dengan volume 2 m³, bila dari beton bertulang dikerjakan oleh pihak
sipil, serta komplit dengan pompa booster packed dan pressure tank serta
perlengkapannya.
(3) Pemasangan semua peralatan dan perlengkapan Bantu yang diperlukan untuk
jaringan air tersebut, hingga system berfungsi dengan baik.
(5) Pengkabelan listrik dari panel pompa sampai pompa air yang bersangkutan
(6) Water level control beserta elektroda-nya untuk control bekerjanya utama /
pompa booster.
c) Sistem pembuangan air hujan menggunakan system gravitasi.
Spesifikasi Teknis Rumah Potong Hewan Puspa Agro Hal - 84
d) Air kotor, air bekas dan limbah (kitchen) akan diproses menggunakan system
STP.
2) Ketentuan Teknis
1) Sumur Periksa
a) Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
b) Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton
2) Man Hole
a) Menhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen
b) Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau
c) Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk
laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut
d) Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
a) Floor drain adalah dari jenis dengan sifon / penangkap bau, floor drain tidak
boleh dari jenis yang mudah buntu oleh kotoran ataupun yang air penyekat
(trap)nya mudah habis dan tidak berfungsi floor drain dan clean out terbuat dari
stainless steel eks American Standart, Kakudai, San – ei.
b) Semua sparing pipa yang dipasang pada waktu pengecoran beton, harus
dilengkapi dengan flens/sirip yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
pipa.
TABEL PENGGANTUNG
1 40 mm 1,00 m
2 50 mm 1,20 m
3 65 - 125 mm 1,50 m
a) Saringan terdiri badan yang ditanam rata dengan permukaan atas atap.
b) Badan saringan harus mempunyai bentuk boel yang berfungsi sebagai penahan
endapan / kotoran padat.
d) Tutup saringan mempunyai bentuk cembung, sehingga air masuk melalui sisi-
sisinya yang berlubang.
a) Umum
c) Syarat Bahan
(1) Semua peralatan dan instalasi yang dipasang haruslah baru sama sekali dan
tidak terdapat cacat sedikitpun. Terhadap ketidak-sempurnaan / kekurang-
baikan barang / peralatan yang dikirim, Pengawas / Pengawas proyek berhak
untuk menolak dan kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai
persyaratan. Segala biaya yang timbul akibat penggantian ini menjadi
tanggung jawab kontraktor.
(2) Pemasangan seluruh instalasi STP harus sesuai dengan persyaratan dokumen.
Spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan lainnya sesuai dengan kontrak.
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Semua pekerjaan baja harus disimpan rapih dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh
pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan
mechanical (wire brush), kecuali untuk bagian-bagian/tempat-tempat yang sulit
dapat digunakan sikat baja.
Semua material baja yang sudah dibersihkan, baik berupa rel,trolley, maupun tiang-
tiang penyangga berikut baut-baut, ring dan moer harus difinish dengan galvanisasi
metode ‘hot deep galvanizing’. Harus diperhatikan alur pada drat/ulir baut dan moer
tidak tertutup lapisan galvanis terlalu tebal yang menyebabkan baut dan moer tidak
bisa disatukan. Pemaksaan pemasangan dapat menyebabkan pelemahan kekuatan baut
yang bersangkutan.
a. Gambar kerja.
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi
kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
c. Pengelasan
Pengelasan harus d ilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat
dilaksanakan dengan seijin Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las listrik. Kawat
las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf. Kontraktor harus
menyediakan tukang las yang berpengalaman/bersertikat dengan hasil pengalaman
yang baik dalam melaksanakan konstruksi baja-baja ber tingkat.
Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak,karat dan
bekas-bekas potongan api yang kasar. Bekas potongan api harusdigurinda dengan
Pengujian secara Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dariAWS D 1.0. Dan
bila ada kerusakan maka segala macam biaya yangmenyangkut perbaikan harus
dtanggung oleh Kontraktor. Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta
standard yang dipakai harus sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus
sesuai dengan persyaratan ASTM E114 -75; Ultrasonic Contact Examination
or Weldmends : E273-68: Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral Weldsof
Welded Pipe and Tubing 1974.Cara pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus
sesuai dengan ASTME109.Cara pemeriksaan dengan "liquid Penetrant" harus sesuai
dengan ASTME109. Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh Pemberi
Tugas. Seluruh biaya yangberhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Baut Pengikat
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang
digunakan adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan lain dalam gambar
digunakan standar ASTM 325 atau JIS F10T. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm.
lebih besar dari diameter baut. Pemasangan dan pengencangan baut harus
dikerjakan sedemikian rupasehingga tidak menimbulkan momen torsi yang
berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu
diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen torsi yang
sesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut.Panjang baut
harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling sedikit 4
ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua
sisinya.Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang
sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut
yang tidak dapat dikencangkan.
c. Pemotongan besi
d. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok
kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak
merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak,
bengkok.
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Fabrikasi mesin seperti tercantum dalam
gambar, termasuk penyedian tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan baja dan alat-
alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
02. BAHAN-BAHAN
Semua material untuk fabrikasi mesin menggunakan seperti round bar ST 60,
MS plate, SUS 304, Square pipe dan memenuhi mutu baja
Semua pekerjaan farikasi harus disimpan rapih dan ditaruh diatas alas
papan.Seluruh pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari
karat dengan mechanical wire brush, kecuali untuk bagian-bagian/tempat-tempat
yangsulit dapat digunakan sikat baja kemudian digalvanis dengan metode ‘hot
deep galvanizing’, termasuk juga semua baut, ring dan moer yang akan
digunakan. Dikecualikan dari ketentuan ini adalah bagian=bagian yang dipasok
oleh pihak ketiga seperti motor listrik dan bearing.
a. Gambar kerja.
Semua komponen mesin yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan
diberi kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang
dengan mudah.
c. Pengelasan
Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak,karat dan
bekas-bekas potongan api yang kasar. Bekas potongan api harus digurinda
dengan rata.Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat. Metode
pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi pada
elemen konstruksi baja yang dilas. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak
lapisan las ( pengelasan lebihdari satu kali ), maka sebelum dilakukan pengelasan
berikutnya lapisanterdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak- kerak las / slag
danpercikan-percikan logam yang ada.Tebal las pada sekali pengelasan
maximum 7 mm. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus
dibuang sama sekali. Bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian
tersebut harus diuji dengan cara-cara seperti dibawah dan harus sesuai dengan
standard AWS D1.0.
Pengujian secara Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dari AWS D 1.0.
Dan bila ada kerusakan maka segala macam biaya yang menyangkut perbaikan
harus dtanggung oleh Kontraktor. Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan
teknik serta standard yang dipakai harus sesuai dengan lampiran C dari AWS D
1.0. atau harus sesuai dengan persyaratan ASTM E114 -75; Ultrasonic Contact
Examination or Weldmends : E273-68: Ultrasonic Inspection of Longitudinal
and Spiral Weldsof Welded Pipe and Tubing 1974. Cara pemeriksaan dengan
"Particle Magnetic" harus sesuai dengan ASTME109. Cara pemeriksaan dengan
"liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTME109. Semua lokasi pengujian
harus dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh biaya yang berhubungan dengan
pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Baut Pengikat
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut
yang digunakan adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan laindalam
gambar. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut.
Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupase hingga
tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yangakan
mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan
pengencang baut yang khusus dengan momen torsi yang sesuai dengan buku
petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut. Panjang baut harus
sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling sedikit 4
ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir
baut tersebut. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada
kedua sisinya.Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka
c. Pemotongan besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanya
boleh dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin
las sekali-kali tidak diperkenankan.
d. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-
balok kayu untuk menghindari kontak langsung denganpermukaan tanah,
sehingga tidak merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga
agar tidak rusak, bengkok.
INSTALASI ELEKTRIKAL
a. PERSYARATAN UMUM
1) Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek
Tersebut diatas. Segala persyaratan dan ketentuan instalasi listrik akan
dijelaskan pada bagian–bagian berikutnya.
2) Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-
peraturan sebagai berikut :
a) PUIL 2000.
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/
1982
c) National Fire Protection Association (NFPA)
d) Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
e) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang,
seperti PLN, dan Assosiasi terkait.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang
memiliki Surat Ijin Instalasi dari instalasi yang berwenang dan telah
biasa mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus
dilampirkan dalam surat penawaran.
3) Gambar – gambar
a) Gambar – gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah
rapat penjelasan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan
mengikat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Detail panel
Detail pemasangan panel
Detail pemasangan peralatan
Detail-detail lain yang diperlukan.
(3) Gambar lainnya sesuai dengan pekerjaan yang sedang
dilaksanakan.
b) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak
menghalangi kemajuan instalasi lain.
b. LINGKUP PEKERJAAN
1) Umum
(3) Overload
Berdasarkan IEC p47, IEC 292
Dapat mampu berfungsi sebagai pengaman motor listrik
terhadap beban lebih dan disesuaikan dengan arus nominal
motor tersebut.
Untuk star – delta dan Direct On Line dapat
dikombinasikan dengan Magnetic Motor Circuit Breaker.
(4) Bushbar Support
Sesuai standard IEC, SPLN - SNI Bus-bar support terdiri
dari unipolar/multi polar.
Isolasi support harus sesuai dengan ukuran copper
(tembaga).
Kapasitas dari Bus – bar harus sesuai dengan standard
Puil
Terdiri dari 1,2,3 dan 4 pole + 1 grounding
Spesifikasinya :
◊ High Dielectric strenght
◊ High Mechanical wisthstand
◊ Tahan Terhadap temperatur sesuai dengan rekomendasi
(5) Isolasi support
Bahan terdiri dari SMC/DMC spesifikasi terdiri dari :
High Dielectric Strenght
High Mechanical Withstand
High Temperature.
(6) Pilot lamp, Push Button, Selector Switch
Sesuai standard IEC, SPLN, SNI.
(4) Detail dan tata instalasi penyalur petir sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
(1) Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri
arus listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
(2) Elektroda penyalur petir harus dihubungkan dengan hantaran turun.
(3) Pemasangan penyalur petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga
semua bagian atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai
basement harus dapat terlindungi oleh sistem instalasi penyalur
petir.
7) Lighting Fixtures
a) Lighting Fixtures TKO/RM/GMS – TL 2 X 36 W
(1) Tebal plat besi untuk lighting fixture tersebut minimum 0,7 mm.
(2) Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut
(3) Semua lighting fictures harus dicat dengan powder coating bebas
dari karat dan lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih
serta dilengkapi Mirror Reflektor, contoh harus disetujui oleh
Pengawas proyek.
(4) Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan
effisiensi penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian
rupa hingga pekerjaan – pekerjaan seperti penggantian lampu,
pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan
mudah dapat dilaksanakan.
(5) Pada semua lighting fixxtures harus dibuatkan mur dan baut
sebagai tempat terminal pentanahan (grounding).
(6) Lighting Fixtures untuk tipe TL harus menggunakan adjustable
hanger/Fixed Hanger.
1) Panel – panel
a) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya dan harus rata (horisontal)
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan
gland, dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas
lubang yang permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa
adanya permukaan yang tajam.
c) Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type
Free Stranding diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan
permukaan tanah dilengkapi dengan pondasi cor.
d) Semua panel harus ditanahkan.
2) Kabel – kabel
a) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark
yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah
beban.
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan
gland, dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas
lubang yang permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa
adanya permukaan yang tajam.
c) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel,
diklem dan disusun yang rapi.
d) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali
pada kabel penerangan, dimana terminasi sambungan dilakukan pada
termination / junction box.
e) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi
dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
f) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian diberi cable shoes.
g) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 60 cm minimum,
dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 0,5
cm dan diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya.
Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah
kabel.
h) Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus mengikuti
ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik untuk masing-masing diameter
kabel.
i) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus
menggunakan handslip.
e. PENGUJIAN
1) U m u m
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus diadakan
pengujian secara individual parsial (Partial Test). Peralatan tersebut
baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian
yang baik dari pabrik yang bersangkutan dari LMK / PLN serta
instalasi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut
dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistim,
untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semus biaya
untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk
pengujian yang perlu disediakan oleh Kontraktor menjadi tanggung
jawab Kontraktor sendiri.
2) Peralatan dan Bahan
Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
a) Panel-panel Tegangan Rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus
pengujian dari pembuat panel yang menjamin bahwa setiap
peralatan dalam panel tersebut berfungsi baik dan bekerja
sempurrna dalam keadaan operasi maupun gangguan berupa
undervoltage, over current, overthermis, short circuit dan lain-
lain serta megger antara fasa, fasa netral, fasa nol.
b) Kabel-kabel Tegangan Rendah
Untuk kabel tegangan rendah sertifikat lulus pengujian harus dari
PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta
melanggar ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi kabel
tegangan renah, pengujian dengan megger tetap harus
dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega Ohm.
c) Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor
harus dilakukan pengujian / pengukuran faktor daya. Dalam hal
ini faktor daya yang diperbolehkan minimal 0,85.
d) Motor-motor Listrik
Pengukuhan tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan.
Pemasangan motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil
pengukuran tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 2000
e) Pentanahan / Grounding
f) Shaft
Semua shaft harus ditutup/diisolasi antara lantai yang satu
dengan yang lainnya dengan memakai light concrete.
f. PRODUK
1) Umum
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan
resmi dan tertulis. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah seperti
tercantum dalam outline specification
E. LANDSCAPE
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
b. MATERIAL :
3) Marka Parkir :
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
e. PELAKSANAAN :
2) Marka Parkir :
a) Permukaan yang akan dicat harus sudah dalam keadaan kering, bebas
minyak, kotoran dan tidak berlumut.
c) Cuci permukaan dengan disikat dan disiram air berulang kali hingga
benar-benar bersih, dan biarkan mengering.
2. PEKERJAAN PENGASPALAN
a. UMUM
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material
aspal dari AMP sampai pada permukaan yang telah dipersiapkan
sebelumnya untuk penghamparan Pelaburan Aspal atau Lapisan
Campuran aspal. Pada umumnya lapis Resap Pengikat harus digunakan
pada permukaan bukan beraspal (lapis pondasi agregat/batu pecahan),
sedangkan Lapis Perekat harus digunakan pada permukaan yang
beraspal (lapis Aspal beton / AC, ATB, dll). Untuk pekerjaan ini,
pengaspalan dimaksudkan untuk pekerjaan pengaspalan lapisan Hotmix
setebal 3 cm diatas CTSB yang telah dipadatkan.
b. STANDAR UNTUK RUJUKAN
ASSHTO M 81-75 Aspal yang dilarutkan (cut-back Asphalt) – tipe
yang pengeringannya cepat
c. PERSIAPAN
1) Pekerjaan Pengukuran
Titik tetap yang dipasang pada awal survei yang berfungsi sebagai titik
awal pada route survei ditandai dengan Sta 0+000 Pada titik awal
proyek ini juga harus dipasang BM ganda yang mengapit titik awal
proyek, titik referensinya diambil dari BM yang telah ditentukan dalam
gambar.
Titik tetap yang dipasang pada akhir survei yang berfungsi sebagai titik
akhir pada route survei ditandai dengan Sta …………. Pada titik akhir
proyek ini juga harus dipasang BM ganda yang mengapit titik akhir
proyek
Karena lokasi rencana trase jalan yang akan disurvei pada umunya
berupa semak, maka perlu dilakukan perintisan agar titik-titik bantu
yang akan dipasang mudah terlihat. Dalam melakukan perintisan ini
sekaligus melakukan penandaan jarak dengan patok-patok kayu sesuai
dengan kebutuhan. Jarak antara patok ini maksimal 50 m
2) Drainase
a. Batu Kali
b. Semen Portland Jenis I
c. Pasir Pasang
d. Campuran spesi yang digunakan 1Pc : 4 Ps
3) Pekerjaan Pemadatan Tanah Dasar
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada
dalam rentang 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1 % lebih
dari kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti
yang ditetapkan oleh kepadatan kering maximum”modified” yang
ditentukan oleh AASHTO T180. Metoda D.
a) Operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepi dan bergerak sedikit
demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian
yang ber-“super elevasi”, penggilasan harus dimulai pada bagian
rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah bagian yang tinggi.
Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas mesin
gilas menjadi tak tampak dan lapis tersebut terpadatkan merata
b) Bahan dan Alat :
a. Sheep Foot roller atau vibration roller Compactor
b. Water tank truck
c. Dump Truck
4) Pembatasan oleh Cuaca dan Musim.
d. MATERIAL
Bahan aspal untuk lapis perekat harus salah satu dari yang dibawah
ini, seperti yang ditentukan oleh Pengawas proyek.Salah satu jenis
aspal semen AC-10 atau AC-20 yang memenuhi AASHTO M226-80,
diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100
bagian aspal.
e. PERALATAN :
1. Asphalt distributor
2. Compressor
3. Asphalt pen 60/70 setara Pertamina
4. Alat bantu
5. Laboratorium lapangan
f. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
i. Pelaporan
BAB VII
GAMBAR-
GAMBAR