Anda di halaman 1dari 68

1

SPESIFIKASI TEKNIS

A. PENJELASAN UMUM
I. URAIAN UMUM PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini adalah meliputi PEMBANGUNAN GEDUNG OPERASIONAL,
DRAINASE, JALAN LINGKUNGAN (10 UNIT)
b. Instansi pemilik Pekerjaan : KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDARA
KELAS III RANAI
c. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan termaksud.
d. Pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS,
Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang
disampaikan selama pelaksanaan.

BATASAN/PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :

a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
g. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana
Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
h. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
j. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
k. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
l. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
m. SKSNI T-15-1991-03

DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
 Surat Perjanjian Pekerjaan
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
 Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama masa pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya
yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan
gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib
untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Pengawas .
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


2

1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar
detail yang diikuti.
2. Bila skala gamabr tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka
yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali
bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas.
4. RKS, gambar dan BOQ saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan
pekerjaan.
c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan
pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan,
maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi
yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah
memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak
lain.

II. LINGKUP PEKERJAAN


2.1 KETERANGAN UMUM
Pekerjaan PEMBANGUNAN GEDUNG OPERASIONAL, DRAINASE, JALAN
LINGKUNGAN (10 UNIT) yang terdiri dari:

a. Pekerjaan Persiapan, meliputi :


1) Pembuatan Papan Nama Proyek
2) Penyelenggaraan K3 dan Keselamatan Konstruksi
3) Pemasangan Bowplank
b. Pekerjaan Sipil dan Struktur, meliputi :
1) Pekerjaan Tanah dan Pondasi
2) Pekerjaan Struktur Rangka Atap
3) Pekerjaan Beton Kolom, Balok, Kanopi, Ringbalk
c. Pekerjaan Arsitektur, meliputi :
1) Pekerjaan dinding batako
2) Pekerjaan plesteran dan acian
3) Pekerjaan plafond
4) Pekerjaan pengecatan
5) Pekerjaan kusen, pintu dan jendela
6) Pekerjaan kaca
7) Pekerjaan alat penggantung dan pengunci
8) Pekerjaan Keramik
9) Pekerjaan sanitair
d. Pekerjaan Mekanikal, meliputi :
1) Pekerjaan instalasi air bersih
2) Pekerjaan instalasi air hujan
3) Pekerjaan instalasi air kotor
e. Pekerjaan Elektrikal, meliputi :
1) Pekerjaan instalasi penerangan dan daya
f. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa
dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


3

2.2 SARANA DAN CARA KERJA


a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat
pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh
lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai
dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-
orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara
pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen,
pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan
untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan
semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan
merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu,
kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar
pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi
(misalnya jalan, halaman, dan lain sebagaunya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa
kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

2.3 PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN


a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam
bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan
butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor
Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan
pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2
minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


4

d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana


harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2.4 KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN


a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang
sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain
dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di
Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan
contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas yang akan diajukan
User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang
tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh
Konsultan Pengawas tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman
pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan Pengawas ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Konsultan Pengawas memerintahkan untuk
membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua
kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan Pengawas
berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium
Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian
hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan
bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan
dari kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan
bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di
dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di
belakang.
 Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam,
asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air
untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan
rekomendasi laboratorium.

 Semen Portland (PC)


Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk
penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras
sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan
didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan
kondisi sesuai persyaratan di atas.

 Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.

1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir
urug.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


5

2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut
pasir pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
 Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI 1971.

III. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah di Kota Ranai Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau.
Halaman proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu
Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama
mengenai keadaan tanah halaman proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim/tuntutan.

AIR DAN DAYA


a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat
seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi
kekuatan konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut
harus cukup terjamin.

b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara


yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi
persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan
peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula
menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.

SALURAN PEMBUANGAN

Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.

PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm
dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah
setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk
apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

PEMBERSIHAN HALAMAN

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


6

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar
dari halaman proyek.

PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)


a. Peil  0,00 Bangunan diambil dari peil patok ukur yang telah tersedia di lokasi.
b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, dak beton, dan lain-lain harus
mengambil patokan dari peil  0,00 tersebut.

PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)


a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm
yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran
5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus
pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Konsultan Pengawas .
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


a. Personil K3 yang dimiliki oleh penyedia harus mengindentifikasi bahaya dari setiap
jenis proses atau tahapan kegiatan pekerjaan konstruksi, dan menetapkan spesifikasi
proses/kegiatan yang harus dilakukaan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengamanan, dan rambu-rambu
peringatan, dan kewajiban pekerja menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja terlebih
dahulu dari penanggung jawab proses dan Ahli K3;
d. Setiap proses dan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau operator
yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut;
e. Membuat spanduk K3;
f. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan menggunakan
metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat bantu, perkakas, material
dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah
pekerja dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan material dari
bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
g. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko, sebelum
diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan ketepatannya oleh Ahli K3
Konstruksi;
h. Biaya kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) telah termasuk dalam biaya
umum dari masing-masing item pekerjaan.
i. Penyedia jasa harus melengkapi kebutuhan K3 (sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No.05/PRT/M/2014 dan Surat Edaran Menteri PU-PR Nomor : 66/SE/M/2015
serta UU no. 2 tentang Jasa Konstruksi. Kebutuhan K3 sebagai berikut :

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


7

NO URAIAN SATUAN VOLUME

1. Penyiapan RK3K terdiri atas :

Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin kerja


a. Set 1.00
Dan Formulir

2. Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas :

a. Spanduk (Banner) Lbr 1

b. Poster Lbr 1

c. Papan Informasi K3 Lbr 1

3. Alat Pelindung Diri terdiri atas :

a. Helm Bh 10

b. Google (kaca mata) Bh 10

c. Sarung tangan Psg 10

d. Sepatu keselamatan Psg 10

e. Rompi keselamatan bh 10

4. Fasilitas sarana Kesehatan

a. Peralatan K3 ls 1

5. Rambu-rambu terdiri dari

a. Rambu-rambu petunjuk Bh 1

b. Rambu larangan Bh 1

c. Rambu peringatan Bh 1

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


8

B. PEKERJAAN STRUKTUR/SIPIL
I. URAIAN PEKERJAAN DAN SITUASI
1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
 Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran
 Pekerjaan tanah
 Pekerjaan pondasi
 Pekerjaan beton
 Pekerjaan begisting (cetakan beton)
 Pekerjaan struktur rangka atap baja ringan
 Dan pekerjaan lainnya yang jelas-jelas terkait dengan pekerjaan struktur

1.2. Untuk pelaksanaan Kontraktoran hendaknya menyediakan :


 Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya.
 Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan jenis
pekerjaan.
 Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang dipergunakan untuk
ketelitian, ketetapan dan kerapihan pekerjaan.

1.3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian pekerjaan dan
syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta keputusan Pengawas Lapangan.

1.4. Situasi
 Pembangunan akan dilaksanakan di dalam lokasi PEMBANGUNAN GEDUNG
OPERASIONAL, DRAINASE, JALAN LINGKUNGAN (10 UNIT).
 Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana keadaan pada
waktu rapat penjelasan untuk ini hendaknya para Kontraktor mengadakan penelitian yang
seksama terutama mengenai tanah bangunan yang ada, sifat, luas pekerjaan dan lain-
lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
 Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk tempat dimana pembangunan akan dilaksanakan
tertera pada gambar.

1.5. Ukuran Tinggi Dan Ukuran Pokok


Mengukur letak bangunan :
Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran alat penyipat
datar, slang plastik, alat penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan alat-alat penyipat tegak lurus
dan peralatan lain yang diperlukan guna ketetapan pengukuran.

II. PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PEMBONGKARAN


Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan bangunan
beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang tercantum
dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini :
1. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak mudah
rusak yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.
2. Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang diperlukan
dalam penggalian ditempat tersebut.
3. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan lubang-
lubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.
4. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing
ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
5. Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan evakuasi / pemindahan instalasi / saluran
eksisting yang berada di dalam lokasi tapak proyek sehingga instalasi / saluran tersebut kembali
bisa berfungsi seperti sebelumnya.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


9

6. Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian dan lain-
lain harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini harus
tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
7. Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang diakibatkan
oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap material/barang-barang
yang sudah terpasang (existing)

III. PEKERJAAN TANAH


3.1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan galian tanah adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan tanah meliputi :

 Penggalian, perataan, pengurugan kembali jika diperlukan.


 Pemadatan Tanah

3.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Penggalian
 Tenaga Ahli Lapangan
Pemborong harus mengajukan daftar nama tenaga ahli yang akan ditempatkan di
lapangan. Tenaga ahli tersebut harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan
oleh Pengawas dan tenaga ahli tersebut harus kontinyu berada di lapangan untuk
pengawasan.

 Penggalian
Pemborong harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi
galian sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui oleh Pengawas
sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya.

 Pergeseran as kolom yang direncanakan maksimum 5 cm ke segala arah. Dasar


pondasi harus horisontal. Deviasi maksimum 5 cm.
 Penggalian harus dikerjakan secara terus menerus sampai mencapai elevasi yang
dipersyaratkan dan harus mendapatkan persetujuan tertulis yang ditandatangani
oleh Pengawas.
 Material lepas dan lumpur harus dibersihkan dari dalam lubang pondasi. Lubang
harus bersih setiap saat.
 Pemadatan galian harus dilakukan sesuai dengan elevasi yang ditentukan pada
gambar perencanaan.
 Sebelum dilanjutkan pada pekerjaan lantai kerja, Kontraktor harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa galian dan pemadatan sudah sesuai.

b. Pemadatan Tanah
 Pemadatan dilakukan pada peil yang ditentukan sesuai Gambar Kerja.
 Sebelum pemadatan, harus dibersihkan dari semua kotoran, humus dan akar
tanaman serta bekas bongkaran.
 Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tidak boleh lebih
dari 20 cm tebal sebelum dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan.
 Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan blade
graders / stemper atau lainnya dengan mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Sebelumnya tanah harus digaru dengan sheep foot rollers.
 Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan kadar air
dari fill material harus sama dengan kadar air optimum dari hasil test Compaction
Modified Proctor dari contoh fill material.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


10

 Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari bahan optimum,
maka fill material harus diberi air sehingga menyamai kadar air optimum.
Sebaliknya bila kadar air bahan timbunan/fill material lebih besar dari kadar air
optimum, maka fill material harus dikeringkan terlebih dahulu atau ditambah
dengan bahan timbunan yang lebih kering.
 Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan air tergenang,
pemadatan dihentikan. Diusahakan air dapat mengalir dengan membuat saluran-
saluran drainage / dewatering sehingga daerah pemadatan selalu kering.
Setiap lapis dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan 'Field Dry Density
Test' untuk mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta Moisture Content. Satu
test untuk setiap 400 m2 untuk tanah yang dipadatkan.

Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari modified
proctor (untuk lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi tidak mencapai
soaked CBR minimum = 4, maka tanah (sub grade) tersebut harus diganti dengan
fill material yang pada 90% maksimum compacted mencapai nilai soaked CBR = 4.

c. Penyelesaian
 Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan
terhadap segala kotoran, sampah bekas adukan, bobokan, tulangan dan lain-lain.
 Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material yang tidak
diperlukan lagi harus dibawa keluar proyek atau ke tempat lain dengan persetujuan
Pengawas.
 Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di sekitar pondasi
terhadap kepadatannya maupun terhadap peil semula.
 Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.

IV. PEKERJAAN BETON BERTULANG


4.1. UMUM
4.1.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang termasuk meliputi :


1. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi
konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan
pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap
sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya.
2. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang,
selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat
umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI
1971), ASTM dan ACI.
3. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak
termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-
ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi
penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton
bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu,
maka ukuran yang harus berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
perencana atau Direksi Lapangan guna mendapatkan ukuran yang
sesungguhnya disetujui oleh perencana.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


11

4. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam hal
ini Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum
fabrikasi dilakukan.
5. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang
berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-
batang dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam
gambar atau seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan,
penyediaan penulangan untuk dinding blok beton.
6. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua
desain campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan
dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton,
dari perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik
dan kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi
Lapangan. Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai Test
Laboratorium.
7. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
- semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini
- pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
- mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton
- koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian
- sparing dalam beton untuk instalasi M/E
- penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding
bata dengan kolom/dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat
beton struktural seperti yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan.

4.1.2. Referensi dan Standar-Standar


Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar
atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi
berikut ini :

a. PBI - 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971

b. SKSNI - 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan


Gedung

c. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

d. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.

4.1.3. Penyerahan-penyerahan

Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada Direksi


Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan
segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun
pada pekerjaan kontraktor lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor
kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum
jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.
b. Data dari pabrik/sertifikat

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


12

Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum


pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi Lapangan
sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium,
baik hasil percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran (Mix Design dan
Trial Mix) yang diperuntukan proyek ini.
c. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk memperlancar
pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai
pengecoran.

4.1.4. Percobaan Bahan dan Campuran Beton

a. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan
untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard
referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat
campuran yang diperlukan.
b. Semen : berat jenis semen
c. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan,
kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar,
modulus terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
 Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-
masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada
minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji
tersebut dapat disetujui oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya
3 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus
sesuai dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum diperiksa Direksi Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta
pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai
diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier
beton yang lain.
 Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen
terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran
untuk rencana proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh
Direksi Lapangan.
 Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan
kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran
dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
 Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji
silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI
Committee - 304, ASTM C 94-98.
 Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan
dilakukan pada hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih
acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10
adukan atau 2 truck drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu
jumlah maximum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu
keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
 Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14
atau 21 dan 28 hari.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


13


Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila
digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete
pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan
harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-
pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
 Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan
dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji
bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan
disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk
keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun
sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan.
e. Pengujian slump
 Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai
slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama
sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
 "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton
dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil
akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari
persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh
untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian
yang memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di
pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
 Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau
kondisi normal :

Slump pada (cm)

Konstruksi Beton Maksimum Minimum

Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapak 12.50 10.00


bertulang.

Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan 9.00 7.50


konstruksi di bawah tanah.

Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50

Pembetonan massal. 7.50 7.50

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


14

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm.

f. Percobaan tambahan

 Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus


mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada
bahan-bahan beton dan membuat desain adukan baru bila sifat atau
pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak dapat mencapai
kekuatan spesifikasi.
 Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan
akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan
pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Lapangan dalam jangka
waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.

4.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK

Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
4.2.1. Semen
a. Mutu semen
 Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-
0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk,
kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya
boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas
oleh Direksi Lapangan.
 Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland
dan bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII
0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk
semen hidraulis campuran.
 Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan
jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan
jenis semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu (semen tipe
1).
b. Penyimpanan Semen
 Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan
dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah
dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan
pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga
mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan
harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang
utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi
secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen
yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.
 Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk
melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
 Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai
dengan sertifikat test dari pabrik.
 Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
 "Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah
disetujui untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti merk
semen selama pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan
tertulis dari Direksi Lapangan.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


15

4.2.2. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
"Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80,
maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (Pasir)
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras,
bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan
terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %,
maka agregat halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.
Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 %
berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan
0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran
oleh bahan-bahan lain.
Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar
butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-
butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat
kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan
4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di
atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 %
berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari
Rudeloff dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :

- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat


- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau
dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat
lebih dari 50 % sesuai SII 0087-75, atau PBI-71
Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung
dari pengotoran bahan-bahan lain.
4.2.3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan
kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada labora-
torium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.

4.2.4. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)


Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container.
Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam
admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh Direksi
Lapangan. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


16

4.2.5. Mutu dan Konsistensi dari Beton


Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut :

Semua pelat, balok, pondasi telapak : K-225


Semua kolom dan dinding beton : K-225

Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas
– B0

4.3. PEMBESIAN
4.3.1. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai
surat keterangan percobaan dari pabrik.

Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk
uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.

Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya
direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah
satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan
tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.

Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat
dari baja lunak.

Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.

Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian,


termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang
penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.

Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka
pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi
dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

4.3.2. Bahan-bahan / Produk

a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan
tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan
pada gambar-gambar struktur.

Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2.

Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja
tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.

b. Tulangan Anyaman (Wire mesh)


Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


17

c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)


Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat
yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).

d. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur


jarak.
1. Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang
batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung
berhubungan/ mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-dip-
galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.

e. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

4.3.3. Jaminan Mutu


Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.

Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk
semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-
hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.

4.3.4. Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan


Pembengkokkan dan pembentukan.

Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi


dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun
tempat selama pengecoran berlangsung.

Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.

Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI


1971 atau A.C.I. 315.

4.3.5. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya


Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan
etiket/label yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.

Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di atas


tanah harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari
lumpur, kotoran, karat dsb.

4.4. PELAKSANAAN PEMASANGAN TULANGAN, PEMBENGKOKAN DAN


PEMOTONGAN
4.4.1. Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi
tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin
rekatannya.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


18

b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.

4.4.2. Pemasangan Tulangan


a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan
bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk
mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-
lubang (openings) / bukaan.

b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.

1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi
yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan
jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga
jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti
pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya
dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang
akan dicor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton.
Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-
gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m^2 cetakan
atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang
pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung
pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-
tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang
berbatasan.

c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan


1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
2. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
3. Tulangan atas pada pelat dan balok :
- balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm

- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm: ± 12
mm

- balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm

- panjang batang : ± 50 mm

4. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71.

d. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71.


1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara
yang merusak tulangan itu.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan
sebelumnya.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


19

3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh


dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di
dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak
boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin
dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC yang
bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai
kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan
oleh perencana.
8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak
8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari
bengkokan.

e. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.


1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang
disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada
pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi
seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan
terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok
ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan
dalam ayat (3) dan (4).
Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran
ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.

3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk
jarak lebih dari 60 cm.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar ± 6 mm.

f. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.


1. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
 Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
 Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
 Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
 Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
 Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait

2. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan


terbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus
diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan
harus ditunjang dimana memungkinkan.
3. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui
perbandingan 1 terhadap 10.
4. Standard Pembengkokan

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


20

Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata Cara


Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan
lain.

V. PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH


5.1. PEKERJAAN PEMASANGAN PAPAN BANGUNAN
5.1.1. Umum
A. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971
NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta


gambar-gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam
gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan,
sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan
dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman.

B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua
cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan dan
diperinci berikut ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan
 Pekerjaan Pembesian
 Pekerjaan Beton

C. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau
diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau
spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork

D. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai
dengan jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk
menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor
lain.

1. Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)


"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang
berpengalaman dalam hal cetakan beton. Kwalifikasi dari mandor harus
diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa dan disetujui,
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan.
2. Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor"
kepada Direksi Lapangan dalam waktu 7 hari kerja setelah "Kontraktor"
menerima surat perintah kerja, juga harus diserahkan instruksi pemasangan
untuk kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan, pengikat-pengikat, dan
asesoris serta sistem cetakan dari pabrik bila dipakai.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


21

3. Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan
penunjang, metode dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-bahan
cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa.
4. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.

5.1.2. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan
penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton
seperti terlihat dan terperinci.

A. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum
mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar
perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan. Segala biaya yang
perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus
sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.

2. Perancangan/Desain
 Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh
tenaga ahli resmi yang bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
 Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada
ketentuan ACI-347.
 Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu
masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat
penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan untuk penggetar dari
luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam acuan dan
diperhitungkan baik-baik dan menjamin bahwa distribusi getaran-
getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.

3. Acuan
 Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai
bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis
pelaksanaan.
 Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah
kebocoran adukan.
 Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat
menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
 Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak
merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.
 Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk
permukaan tegak dari beton.

B. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose.


1. Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian
dengan Cat/Smooth Finish and Painted Finish)
Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat harus
seragam dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel ataupun sudut
maupun pertemuan-pertemuan bidang, harus disetujui dahulu oleh Direksi
Lapangan untuk pola sambungannya.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


22

2. Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel-


panel cetakan harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout
(penyuntikan air semen) atau butir-butir halus dan harus diperkuat dengan
rangka penunjang untuk mempertahankan permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan panel-panel yang bersebelahan pada bidang yang
sama.
Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang diperkeras
dengan panel-panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari grout atau
butir-butir halus dari adukan beton baru ke permukaan campuran beton
sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diijinkan.

C. Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan


1. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang kering
dioven dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan
harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubang-
lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.

2. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar.
Cetakan dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan
permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan mendatar
dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut dan
perubahan bidang.

3. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk


stabilitas dan untuk mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus
dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi akhir dari paku yang
ditanam tidak terlihat.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.

D. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports)


Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan
penyokong adalah stabil dan mampu menahan semua beban hidup dan beban
pelaksanaan.

E. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.

F. Melapis Cetakan
1. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus, harus
tanpa urat kayu dan noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-sisa/bekas
pada permukaan beton atau efek yang merugikan bagi rekatan dari cat,
plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang akan dipakai untuk
permukaan beton.
2. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil (bahan
untuk melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai
lapisan sesuai dengan spesifikasi perusahaan sebelum tulangan dipasang
atau sebelum cetakan dipasang.

G. Pengikat Cetakan
1. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau jenis
jalur pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik
yang cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga menahan semua beban
hidup dari pengecoran beton basah dan mempunyai penahan bagian luar dari
luasan perletakan yang memadai.
2. Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut pendapat Direksi
Lapangan.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


23

3. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose, harus
dari jenis dengan kerucut (cone snap off type). Kemiringan kerucut haruslah
2.5 cm maximum diameter pada permukaan beton dengan 3.8 cm
tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat haruslah lurus ke dua
arah baik mendatar maupun tegak di dalam cetakan seperti terlihat pada
gambar atau seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

H. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada
pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.

1. Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.


Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
2. Pemasangan langit-langit (ceiling).
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan penggantung
langit-langit, konstruksi penggantung haruslah digalvani, atau type yang
diijinkan oleh Direksi Lapangan.
3. Pengunci Model Ekor Burung.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih
baik/tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti
dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan untuk
mengeluarkan gangguan dari mortar/adukan.

I. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.


Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar praktis
penggunaannya, dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di tanah dalam
cara memberi kesempatan untuk pengeringan udara (alamiah).

J. Pemasangan Benda-benda yang Akan Ditanam di dalam Beton


Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam beton
:
1. Penempatan saluran/pemimpaan harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan di dalam
PBI 1971 NI-2 Bab 5.7.
2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-
bagian struktur beton bila tidak ditunjuk secara detail di dalam gambar. Di
dalam beton perlu dipasang sleeve/selongsong pada tempat-tempat yang
dilewati pipa.
3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar, tidak
dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
4. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang
tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang
terpasang, maka kontraktor segera mengkonsultasikan hal ini dengan
Direksi Lapangan.
5. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja tulangan
tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa
saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi Lapangan.
6. Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton seperti
angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan
pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
7. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada
posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran dilakukan.
8. Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan
kepada pihak lain untuk memasang bagian-bagian/peralatan tersebut
sebelum pelaksanaan pengecoran beton.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


24

9. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada


benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut
diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah
dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.

5.1.3. Pelaksanaan
A. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga
kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya
prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.
Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan
yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja
padanya sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan
bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang
seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah
lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu
sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan
tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan
hal ini akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar
rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi
konstruksi, maka Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk membongkar
pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk
memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya
sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.

Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara
detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum
gambar tersebut disetujui.

Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung


untuk melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun
ruang/rongga. Bila selama pelaksanaan didapati perlemahan yang berkembang
dan pekerjaan perancah memperlihatkan penurunan atau perubahan bentuk,
pekerjaan harus dihentikan, diberlakukan pembongkaran bila kerusakan
permanen, dan perancah diperkuat seperlunya untuk mengurangi penurunan
atau perubahan bentuk yang lebih jauh.
Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus menerus
agar bisa dicegah penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada.
Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran
untuk mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan & perancah
dibongkar.

Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang


utama dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran.

B. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan
dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan
(openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-
proyeksi seperti diperlukan.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


25

Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air
dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan
kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang
cetakan.

Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung
jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan
lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk
pemeriksaan.
Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada
arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi
kecuali seperti diperlihatkan lain pada gambar.

Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1,
Tolerances for Reinforced Concrete Building.
Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada
permukaan beton yang diekspose.
Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkaran tidak mengalami kerusakan pada permukaan.

Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi
bawah dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai
kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang dicetak
atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh.

Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus


benar-benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai
"plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang dibuktikan dengan
data dari surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.

C. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan
berat serta tekanan dari beton basah.

D. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)


Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan
sebagainya seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbentuk
khusus/berprofil dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar dan bentuk
melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang kayu dari ciri-ciri lain yang
dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan beton dengan suatu cara
tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk khusus dengan
bahan untuk melepaskan.

E. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar
arsitek saja.

F. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)


Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan
dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat
permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada pertemuan
beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor/dituangkan.

Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk


menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana
dimungkinkan.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


26

G. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan
beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk joints.
Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada gambar
kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang
tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal
pengecoran.

H. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari
beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan
secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-titik
lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian
dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan
pembersihan berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.

Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose
untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan
permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-
bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose,
lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai sesuai


dengan metoda perancah. Pemeriksaan perancah secara sering harus dilakukan
selama operasi pengecoran sampai dengan pembongkaran. Naikkan bila
penurunan terjadi, perkuat/kencangkan bila pergerakan terlihat nyata. Pasanglah
penunjang-penunjang berturut-turut, segera, untuk hal-hal tersebut diatas.
Hentikan perkerjaan bila suatu perlemahan berkembang dan cetakan
memperlihatkan pergerakan terus menerus melampaui yang dimungkinkan dari
peraturan.

Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari tulangan-


tulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi secara
seragam/merata dengan release agent untuk cetakan yang spesifik sesuai dengan
instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah kelebihan dan tidak diijinkan
pelapisan pada tempat dimana beton ekspose akan dicor.
Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada Direksi Lapangan setidaknya 24 jam
sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.

I. Penyisipan dan Perlengkapan


Buatlah persediaan/perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau
perlengkapan-perlengkapan, baut-baut, penggantung, pengunci angkur dan
sisipan di dalam beton.
Buatlah pola atau instruksi untum pemasangan dari macam-macam benda.
Tempatkan expansion joint fillers seperti dimana didetailkan.

J. Dinding-dinding

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


27

Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti


diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang sementara
pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan pembersihan
dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut setepatnya, segera
sebelum pengecoran beton ke dalam cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi
dengan keperluan pengunci di dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-
lantai beton.

K. Cetakan untuk Kolom


Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti
terlihat pada gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian
bawah dari semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan pembersihan dan
pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton.

L. Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok


Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk
lintasan tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.

Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi


dengan dongkrak-dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya
untuk mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan, baik
sebelum ataupun pada waktu pengecoran dari beton.

M. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring)


Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.

Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat
dibongkar tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut, offsets
ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat. Pengikatan
terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan menggunakan
peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-
ujung dari beton yang tajam dan secara umum pertahankan keutuhan dari desain.

Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran


untuk mencegah kerusakan pada bidang kontak.

Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan,


topang/tunjang kembali sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan
sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancah kambali harus tetap
tinggal ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan tekan 28
hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder dengan biaya
kontraktor.

Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan menerus


balok-balok dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan
penopang-penopang sementara sedemikian untuk me"minimum"kan lendutan
akibat beban dari beton basah.

Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran


beton dan selama perlu untuk mencegah penurunan dari penunjang karena
tingkatan kerja. Perancah harus tidak boleh dipindahkan sampai beton mencapai
kekuatan yang mencukupi ( > 80 % f’c).

N. Pemakaian Ulang Cetakan

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


28

Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan


dengan baik dan dalam kondisi yang memuaskan bagi Direksi Lapangan.
Cetakan-cetakan yang tidak dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat kedap
air, tidak boleh dipakai ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh
Direksi Lapangan, bagian pembersihan cetakan, dan memperbaiki kerusakan
permukaan dengan memindahkan lembaran-lembaran yang rusak.

Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara


menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai
ulang plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang, cacat/kerusakan
akibat lapisan damar pada permukaan atau kerusakan lain yang akan
mempengaruhi tekstur dari penyelesaian permukaan.

Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan


membersihkan secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk
cetakan. Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah papan-papan
yang lepas atau rusak.
Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang
diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada
bagian yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-potongan
yang identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil
pada bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan
ada bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya.

Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus


didukung oleh struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus
melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan rancangan pembongkaran
perancah.

O. Cetakan untuk Beton Prestress


Cetakan haruslah dari konstruksi sedemikian sehingga tidak akan membatasi
regangan-regangan di dalam beton sementara tarikan mulai dilakukan, dan
kekuatannnya harus ditentukan sehubungan dengan pertimbangan dari
perubahan-perubahan dalam distribusi tegangan bila penarikan dimulai.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


29

C. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR


C.1 PEKERJAAN ATAP

1. Pekerjaan Rangka atap baja ringan


Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa
rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan
persegi panjang yang terdiri dari :

1. Rangka utama atas (top chord)


2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik
sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak
sesuai dengan ukuran jarak genteng.

Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:

1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi


2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda
(truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing
(ikatan pengaku)
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:

1. Pemasangan penutup atap


2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang selain jurai dalam
4. Accesories atap

Persyaratan Material Rangka Atap


Material struktur rangka atap Properti mekanikal baja (Steel
mechanical properties)

 Baja Mutu Tinggi G 550


 Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
 Tegangan Maksimum 550 Mpa
 Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
 Modulus geser 80.000 Mpa

Lapisan anti karat:


Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat
(coating):

Galvanised (Z220)

 Pelapisan Galvanised
 Jenis Hot-dip zinc
 Kelas Z22
 katebalan pelapisan 220 gr/m2
 komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


30

Galvalume (AZ100)

 Pelapisan Zinc-Aluminium
 Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
 Kelas AZ100
 katebalan pelapisan 100 gr/m2
 komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

Multigrip ( MG )

Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan gaya
lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:

 Galvabond Z275
 Yield Strength 250 MPa
 Design Tensile Strength 150 MPa

Brace System (bracing)

 BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord)
pada kuda-kuda baja ringan.
 LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja
ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan
(web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.
 DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web
pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
 STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord
kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan desain
struktur.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


31

 Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudut
tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter) untuk
mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil
seperti gambar diatas.

Alat Sambung (Screw)

Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka atap
yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:

 Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2


 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
 Kepadatan Alur 16 alur/inci
 Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
 Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

Kekuatan Mekanikal

 Gaya geser satu baut 5,10 KN


 Gaya aksial 8,60 KN
 Gaya Torsi 6,90 KN

Persyaratan Pra-Konstruksi

1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka


atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada
dokumen tender.
3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung
jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini
meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen dengan
menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia jasa
Rangka Atap Baja ringan,

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


32

7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi
nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

Persyaratan Pelaksanaan

1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai
gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan
sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin
rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi
dengan kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air
(waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk
tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak
meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan dipakai
sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng
dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada
saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
7. Jaminan Struktural

 Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-
kuda, pengaku-pengaku dan reng.
 Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New
Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and
live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian
Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self
drilling-for the building and construction industries”(Australian Standard 3566).

2. Pekerjaan Penutup Atap Metal

Umum

Lingkup Pekerjaan
a) Penyediaan bahan penutup atap metal lengkap dengan nok dan penutup pinggir (flashing)
serta accessories untuk mendukung pelaksanaan.
b) Penyiapan lokasi/area pasangan atap metal.
c) Konstruksi kap atap harus terpasang sesuai perencanaan struktur dan pemasangan penutup
atap tersebut pada kap atap rangka baja sesuai dengan gambar rencana.

Ketentuan Pekerjaan
a) Tenaga kerja
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan penutup atap metal harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan
berpengalaman minimal 5 tahun dalam bidang pelaksanakan pekerjaan penutup atap metal.
b) Peralatan
Pelaksanaan menggunakan peralatan yang tepat guna dan direkomendasi oleh pabrik.

Penyerahan
Pemborong harus menyerahkan contoh bahan atap metal secara menyeluruh terlebih dahulu sebelum
melaksanakan, contoh seperti :
a) Contoh bahan atap metal.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


33

b) Catalog yang menunjukan data teknis dan system pelaksanaan.


c) Shop drawing atau gambar kerja yang menunjukan detail pasangan.
Seluruh contoh dan persyaratan untuk diperiksa dan persetujuan oleh .

Bahan
Atap metal
a) Bahan dasar ZINCALUME terdiri dari unsur Seng 43,50%, Aluminium 55%, Silikon 1,50%
dan bahan tersebut dilapis cat dengan persyaratan pelapisan cat sesuai standar pabrik, untuk
pemilihan warna ditentukan kemudian oleh Perencana
b) Penutup atap metal pada bangunan ini (lihat gambar rencana) menggunakan atap spandek
motif lurus dengan tebal minimal 0.30mm
c) Nok & Flashing yang digunakan adalah:
 Metal Zincalume satu tipe dengan bahan atap metal, Colorbond, produk yang disetujui
oleh dan atau Pemberi Tugas.
 Nok dipasang sebagai penutup pada pertemuan atap dengan atap pada bubungan.
Flashing dipasang pada pertemunan atap dengan alumunium composite panel, dinding
/ parapet & Cladding.
 Jarak gording 1500mm - 1800mm (dimensi dan bahan gording termasuk kuda lihat
gambar kap atap pada gambar Struktur).

Alat Bantu atau accessories


Kelengkapan pasangan atap metal harus menggunakan accessories dari produk/merk atap yang
dipakai seperti flashing, penutup bubungan (nok) dan sekrup, klip serta komponen tambahan lainnya.

Pelaksanaan

Persiapan
Kap atap yang dikerjakan oleh bagian struktur, hasil pekerjaan harus baik termasuk pemasangan
gording harus sesuai dengan kebutuhan atap metal dan dilakukan pemeriksaan, pengukuran
untuk menentukan batas pasangan.

Pasangan atap metal.


a) Pasangan lembaran atap metal dipasang sesuai dengan kemiringan atap, alur- alur yang
terdapat pada atap tersebut harus sejajar sehingga membetuk garis- garis lurus dan rapih.
b) Sambungan pada lembaran atap metal baik pada posisi memanjang maupun pada lebar atap
diberi overlap, besaran overlap tersebut harus memenuhi Ketentuan Pekerjaan yang
direkomendasi dari pabrik metal yang dipakai.
c) Pasangan nok atap, jurai atap dan flashing harus dipasang dengan baik dan benar sesuai
dengan standard pabrik.
d) Pelaksanaan pekerjaan pemasangan atap metal harus dikerjakan sesuai dengan standar
pelaksanaan yang dikeluarkan oleh pabrik atap metal yang dipakai, seperti pasangan
accessories (klip, skrup, flashing dan lainnya) dan metode pasangan lembaran atap metal.

Syarat Pemeliharaan

Perbaikan
a) Pelaksana Konstruksi wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
b) Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu Pelaksanaan, maka
Pelaksana Konstruksi diwajibkan memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas. Biaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan perbaikan tersebut menjadi
c) tanggung jawab Pelaksana Konstruksi.

Perlindungan

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


34

Pelaksana Konstruksi wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah


dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakan. Biaya yang ditimbulkan
olehperlindungan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Konstruksi.
Syarat Penerimaan
a) Pasangan atap metal tersebut terpasang rapih, garis alur/rusuk-rusuk atap lurus, tidak bocor.
b) Warna dan bentuk tidak berubah dari aslinya.
c) Pelaksana pekerjaan harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan Pelaksanaan;
sesuai dengan pengarahan serta persetujuan konsultan
d) Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Direksi/Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas
1) Apabila pekerjaan setelah diterima terjadi kerusakan/cacat atau lainnya, wajib
diperbaiki oleh Pelaksana Konstruksi atas biaya sendiriperalatan kerjanya.

C.3 DINDING
DINDING BATAKO

a. UMUM :

1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Meliputi pemasangan bagian dinding bangunan rumah.
2) Pekerjaan lain yang berhubungan :
a) Pekerjaan Bagian Struktur
b) Pekerjaan Plesteran dan acian

b. MATERIAL :

1) Batu batako ex local ukuran 15cm (L) x 17cm (P) x 9cm (T)
2) Mempunyai kuat tekan yang tinggi, dan sebagai isolasi panas dan suara yang baik.
3) Material tahan terhadap api.

c. ALAT KERJA :

1) Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk
keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan Penyedia Jasa juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

d. PERSIAPAN :

1) Adukan perekat (spesi) campuran untuk pasangan pada umumnya campuran semen dan
pasir perbandingan 1:4
2) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang akan digunakan.
3) Sebelum dipasang batako ringan harus direndam air hingga kenyang.
4) Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan kolom
praktis.
5) Stek-stek untuk pasangan harus sudah disiapkan pada saat pembuatan kolom dan balok.

e. PELAKSANAAN :

a) Pasangan Dinding Batako Pada Umumnya :

1) Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara
horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


35

2) Setiap luas pasangan dinding ½ bata termasuk pasangan trasraamnya mencapai 12


m² sudah harus dipasang frame-frame yang berupa kolom-kolom beton praktis dan
balok-balok beton praktis dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4Ø10
dan beugel Ø6-20.
3) Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan kolom
praktis.
4) Tinggi pasangan untuk setiap hari pelaksanaan tidak boleh melebihi 1m.

C.4. PINTU DAN JENDELA

1. KUSEN, DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA ALUMUNIUM

a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kusen, daun pintu, dan daun jendela yang
dinyatakan dalam gambar menggunakan bahan alumunium.

2) Pekerjaan lain yang berhubungan :


a) Pekerjaan Penggantung dan Pengunci

c) Pekerjaan Joint Sealant

b. MATERIAL :
1) Bahan yang dipakai untuk kusen alumunium maupun Daun pintu / jendela aluminium
menggunakan alumunium extrusion, tebal 1.2 mm, eks. Alkasa, Super Ex, Alexindo.
2) Lebar profil: 2 x 4 inch atau sesuai dengan gambar, silver Anodize
3) Kelengkapan sambungan :
a) Neoprene Gasket
b) Sealant setara DOW CORNING DC 793, atau GE
4) Angkur plat baja tebal 2 – 3 mm dengan dynabolt M8.

c. ALAT KERJA :
1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk
fabrikasi komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja
pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini terutama yang dipergunakan untuk
menjalankan peralatan kerjanya.

d. PERSIAPAN :
1) SHOP DRAWING :
Sebelum pekerjaan kusen, pintu, dan jendela alumunium dilaksanakan, Kontraktor
Pelaksana harus menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop drawing kepada
Pengawas proyek. Sebelum gambar shop drawing tersebut disetujui oleh Pengawas
proyek, Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan. Shop
drawing yang dibuat Kontraktor Pelaksana harus memenuhi :

a) Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistem konstruksi, hubungan antar


komponen, cara dan letak pengangkuran, penempatan hardware, dan detail-detail
pemasangan.
b) Harus berkesesuaian dengan gambar rencana dan spesifikasi bahan.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


36

c) Harus memperlihatkan detail-detail pemasangan bahan pengisi pintu / jendela serta


gasket dan sealantnya.
d) Harus memperlihatkan metoda perkuatan pemasangan engsel dengan
menggunakan klos-klos kayu didalam kusen alumunium.

2) CONTOH BAHAN :
a) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang memperlihatkan
tekstur, finishing, dan warna.
b) Kontraktor juga menyerahkan seluruh contoh-contoh profil yang akan
dipergunakan dengan diberi keterangan mengenai jenis bahan, ketebalan, dan
penggunaan profil tersebut pada komponen kusen, daun pintu, dan daun jendela.
3) MOCK UP (Standard Pengerjaan) :
a) Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangannya.
b) Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk fabrikasi dan
pemasangan Kusen Pintu dan Jendela Alumunium.
4) Rongga-rongga tempat pintu dan jendela yang akan dipasang sudah harus dalam
keadaan selesai / finish walaupun belum dalam kondisi finishing akhir.
5) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi kekurang rataan kondisi
permukaan, kurang waterpass, ataupun ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar,
dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib
memperbaikinya terlebih dahulu.
6) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik,
lengkap dengan instruksi-instruksi pemasangannya.
7) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan
yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.

e. PELAKSANAAN :

1) Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standard pengerjaan yang
telah disetujui oleh Pengawas proyek.
2) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah.
3) Semua detail pertemuan harus runcung (adu manis) halus dan rata bersih dari goresan-
goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan.
4) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan
teknis yang benar.
5) Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized.
6) Pemasangan engsel pada kusen alumunium harus diberi tambahan klos-klos kayu di
bagian dalam profil kusen alumunium sebagai perkuatan.
7) Angkur dipasang setiap jarak 600 mm.
8) Sekeliling tepi kusen yang berbatasan dengan dinding harus diberi backer rod dan
sealant untuk kekedapan terhadap air dan suara.
9) Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen telah
terpasang maka kusen tersebut harus dilindungi agar kusen tetap terjamin
kebersihannya.
10) Tepi bawah ambang kusen yang berhubungan dengan eksterior harus dilengkapi
dengan flashing penahan air hujan.

2. KACA
a. UMUM :

1) Lingkup Pekerjaan :

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


37

a)Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,


peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kaca pintu dan jendela, serta cermin, pada
bagian bangunan yang dalam gambar rencana ditunjukkan menggunakan bahan
kaca dan atau cermin.
2) Pekerjaan lain yang berhubungan :
a) Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela Alumunium.
b) Pekerjaan penerangan atas.

b. MATERIAL :

1) Bahan yang digunakan untuk kaca pintu dan jendela adalah kaca bening tebal 5 mm
eks Asahimas atau yang setara.
2) Warna kaca clear.
3) Cermin adalah clear float glass tebal 6 mm yang salah satu sisinya dilapisi dengan
bahan chemical deposited silver eks Danta mirror, Miralux, Deco mirror atau yang
setara.
c. ALAT KERJA :

Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk


pemasangan komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.

d. PERSIAPAN :

1) Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan kaca dengan ukuran 10 x 10
cm yang memperlihatkan warna, ketebalan, dan akhiran tepi kaca dan cermin, untuk
memperoleh persetujuan penggunaan bahan dari Pengawas proyek.

2) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus selalu berkoordinasi dengan


pelaksanaan pekerjaan lain yang berkaitan seperti pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela.
3) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
4) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan
yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.

e. PELAKSANAAN :

1) Semua pekerjaan baru boleh dilaksanakan pada tahap kemajuan pekerjaan


pembangunan gedung keseluruhan telah mencapai kondisi tertentu yang tidak akan
membahayakan kaca yang akan dipasang.
2) Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart pengerjaan yang
telah disetujui oleh Pengawas proyek.
3) Pemasangan kaca harus tepat, celah antara kaca dengan frame alumunium harus di
tutup dengan gasket. Khusus untuk sisi kaca luar bangunan harus diisi dengan backer
rod dan sealant. Tumpuan sisi bawah kaca harus diberi material setting block. Untuk
Kaca Frameless sambungan antara kaca dan ke konstruksi harus ditutup sealant
struktural.
4) Untuk frame kayu harus diberi lis kayu yang sesuai dengan tipe kusen atau pintu /
jendelanya.
5) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan
teknis yang benar.
6) Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


38

7) Kaca yang sudah terpasang harus diberi penanda yang mudah dibersihkan dengan
ukuran cukup besar supaya mudah diketahui, dan untuk mencegah kerusakan kaca dan
kecelakaan kerja akibat terbentur kaca.
8) Sisi cermin yang tampak akibat pemotongan harus dihaluskan hingga membentuk
tembereng.

3. PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


a. UMUM :

1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan pemasangan
yang baik dan sempurna.
b) Meliputi instalasi seluruh peralatan penggantung dan pengunci pada pintu dan
jendela, serta pada bagian bangunan yang dalam gambar rencana ditunjukkan
menggunakan penggantung dan atau pengunci.

2) Pekerjaan lain yang berhubungan :


Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela Alumunium.

b. MATERIAL :

1) Pengunci :

Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan kunci adalah dari
a)
setara Yale, Royal.
b) Masing-masing pengunci berbeda jenisnya sesuai jenis bahan Kusen, Pintu, dan
Jendelanya.
2) Pegangan Pintu :

a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua pekerjaan handel dan
pegangan pintu adalah dari bahan aluminium yang sama dengan rangka daun pintu.
Masing-masing handel atau pegangan pintu berbeda jenisnya sesuai jenis bahan
b)
Kusen dan Pintu.
3) Engsel :

a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan engsel adalah dari
bahan stainless steel.
Masing-masing engsel berbeda jenisnya dan kekuatannya sesuai besarnya beban
b)
yang harus dipikul.
4) Door Closer :

Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan door closer / floor hinge
adalah dari setara, UNION/DORMA.

5) Winhaak.

Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan winhaak (pengait
jendela) adalah dari merk UNION/SESS/DEXSON

c. ALAT KERJA :

Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk


pemasangan komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.

d. PERSIAPAN :

1) Contoh Bahan :

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


39

Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan alat penggantung dan
pengunci kepada Pengawas proyek untuk mendapat persetujuan penggunaan bahan dari
Pengawas proyek.

2) Brosur :
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna
pemilihan jenis bahan yang dipakai.

3) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus selalu berkoordinasi dengan


pelaksanaan pekerjaan lain yang berkaitan seperti pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan
Daun Jendela, serta pekerjaan Kaca.
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
5) Penyimpanan bahan material ditempat yang bersih, aman, diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.

e. PELAKSANAAN :

1) Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standard pengerjaan yang
telah disetujui oleh Pengawas proyek.
2) Pemasangan dan penyetelan harus tepat, tidak meninggalkan celah.
3) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan
teknis yang benar.
4) Engsel untuk pintu dipasang sebanyak 3 buah untuk masing-masing daun pintu, kecuali
disebutkan lain dalam gambar. Engsel atas dan bawah dipasang 28 cm dari ambang
atas/bawah pintu, sedangkan engsel tengah dipasang di tengah-tengah di antara kedua
engsel tersebut.
5) Engsel untuk jendela dipasang sebanyak 3 buah untuk masing-masing daun jendela
kecuali disebutkan lain dalam gambar.
6) Handel pintu dan pengunci dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai dibawahnya.
7) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

f. PENGUJIAN :

Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar

C.5 FINISHING
1. PEKERJAAN LANTAI (KERAMIK/FLOWCRETE)
a. UMUM :

1) Lingkup Pekerjaan :

a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,


peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.

b) Meliputi pemasangan ubin keramik pada lantai bangunan yang dinyatakan dalam
gambar sebagai lantai keramik, kecuali dinyatakan lain dalam gambar berita acara.

c) Melapisi lantai beton dengan pelapis lantai tanpa sambungan dan anti bakteri sesuai
spesifikasi konsultan. Khusus pada bagian processing ternak mulai penyembelihan
hingga menjadi produk siap jual (ruang produksi).

b. MATERIAL :

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


40

1) Ubin Keramik tipe homogenous polished dan unpolished atau jenis lain sesuai
persetujuan Badan Pengawas proyek. Ukuran 60 x 60 cm sesuai gambar rencana. eks.
Roman, Asia, Diamond.
2) Ubin Keramik WC digunakan 30x30 cm permukaan kasar untuk lantai dan keramik 30
x 60 cm untuk penutup dinding WC
3) Bin keramik dinding, ukuran, tipe dan warna seuai rencana. eks. Roman, Asia,
Diamond.
4) Semen Portland jenis I.
5) Pasir pasang.
6) Grout pengisi Nat Keramik berwarna eks AM, Jatimra, MU.
7) Pelapis lantai type Flowfresh RT ex Flowcrete (UK) atau merk lain yang disetujui
konsultan (bila ada), warna ditenntukan dalam rapat lapangan.

c. ALAT KERJA :

1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan


kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

d. PERSIAPAN :

1) CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh
semuai bahan yang akan dipakai ; ubin keramik, bahan-bahan addtive untuk adukan,
dan bahan untuk tile grouts.
2) MOCK UP :
Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan yang
memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, metoda pelekatan pada struktur, dan
warna groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan
keramik juga pelapis lantai jenis lainnya.

3) BROSUR :
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna
pemilihan jenis bahan yang dipakai.
4) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran,
elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor
Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada
Pengawas proyek.
5) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
6) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
7) Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran, bentuk
dan warna yang ditentukan.
8) Kontraktor pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek untuk kemudian
diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 doos tiap jenis dan motif ubin keramik
yang dipakai. Ubin keramik dalam doos-doos tersebut harus dalam keadaan baru dan
mencantumkan dengan jelas identitas ubin keramik yang ada didalamnya. Ubin-ubin
keramik ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh pemberi tugas.

e. PELAKSANAAN :

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


41

1) Bagian-bagian lantai yang terpaksa harus menggunakan lempeng ubin yang tidak
penuh, pemotongannya harus menggunakan mesin potong dan harus menghasilkan
tepian potongan yang lurus dan halus.
2) Spesi perekat terhadap lantai strukturnya menggunakan mortar campuran 1PC: 3Ps,
kecuali untuk daerah basah digunakan campuran 1PC : 2Ps.
3) Sebelum pemasangan dimulai ubin harus dibasahi. Pakai benang untuk menentukan lay
out ubin yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna jadi patokan untuk
pemasangan selanjutnya.
4) Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa hingga :
a) Seluruh bagian di bawah ubin terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak
terdapat rongga udara terjebak di bawah ubin.
b) Menghasilkan bidang lantai yang benar-benar datar dan rata air, kecuali untuk
bagian-bagian lantai pada daerah basah yang dikehendaki miring harus
menghasilkan bidang miring sempurna yang dapat mengalirkan air hingga kering
ke lubang-lubang lantai ( avour ).
c) Nat antar ubin adalah 3 mm dan menghasilkan garis nat yang lurus sejajar garis
dinding yang melingkupinya.
5) Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan adukan
Grout pengisi Nat dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama
dengan garis tepian ubin.
6) Noda adukan Grout pengisi Nat yang mengenai permukaan ubin harus segera
dibersihkan dengan lap basah dan dikeringkan seketika dengan lap kering.
7) Badan pengawas berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan kembali
tanpa biaya tambah bila persyaratan pada butir 3, 4, dan 5 di atas tidak dapat dipenuhi.
8) Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan harus
disediakan guide line course pada interval 2,0 m – 2,5 m. pemasangan tile lainnya
berpedoman pada quide line ini.
9) Elevasi lantai ruang-ruang dalam toilet cubicle harus dibuat 2cm lebih rendah daripada
lantai area toilet di sekitar ruang toilet cubicle.
10) Expansion Joint untuk area lantai yang luas (tiap 5,7 x 5,7 m² atau 6 x 6 m²).
11) Pelapis lantai ruang produksi harus dilaksanakan sesuai syarat-syarat yang ditentukan
pabrik shingga didapat hasil seperti yang diharapkan. Karena sifatnya yang khusus,
kontraktor bertanggung jawab penuh atas perlindungan terhadap pelapis lantai ruang
produksi, sampai pekerjaan itu diseahterimakan kepada pengguna jasa.

f. PERLINDUNGAN DAN PEMBERSIHAN

1) Perlindungan.

Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun harus mengganti,
a)
atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan pekerjaan dilakukan
dalam keadaan bersih.
b) Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang.
Jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batasi lalu lintas diatasnya hanya
untuk yang penting saja.
2) Pembersihan

a) Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain
lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak dibersihkan dengan air,
pembersihan memakai campuran air dengan hydrochloric acid (HCL),
perbandingan 30 : 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua
bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam.
b) Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa, sehingga
tidak ada campuran asam yang tersisa.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


42

2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/ PLAFON


2.1. Plafon Gypsum

2.1.1. Persyaratan

a) Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang


terdapat di dalam langit-langit (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat
penggantung dan penguat langit-langit) siap dan selesai dikerjakan.
b) Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh/sample untuk disetujui
oleh Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Pengawas.
c) Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
d) Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana langit-langit
haruslah mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal, sedangkan gambar arsitektur
hanya memuat tata letaknya saja.

2.1.2. Pelaksanaan

a) Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan contoh/sample bahan penutup


langit-langit bahan Gypsum dan harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana,
Pengawas dan Pemberi Tugas.
b) Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang
langit-langit yang rata, datar dan tidak melengkung.
c) Pemasangan langit-langit harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu pemasangan
harus diganti.
d) Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap:
 Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka langit-langit.
 Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan (man-hole).
 Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung, sehingga
langit-langit menjadi bergelombang karenanya.
 Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada langit-langit
di luar bangunan.

2.2. Plafon Gypsum Board

A. Umum :

1) lingkup pekerjaan :

termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

2) meliputi pemasangan langit-langit dengan menggunakan rangka metal furing pada


ruang-ruang yang dinyatakan dalam gambar menggunakan langit-langit GRC board.

B. Material :

1) Gypsum Board tebal 9 mm, dengan spesifikasi tahan terhadap air, api, dan tidak
mengandung bahan asbes.
2) Rangka metal pipa persegi.
3) Sekrup phospat hitam 25 mm .
4) Adhesive tape dan acessoris pemasangan lainnya sesuai rekomendasi produsen gypsum
board.

C. Alat kerja :

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


43

Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.

Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

D. Persiapan :

1) contoh bahan :

Guna persetujuan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh


semuai bahan yang akan dipakai ; papan kalsium silikat board, bahan-bahan untuk
rangka, dan assesorisnya.

2) mock up :

Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan dalam


skala 1 : 1, yang memperlihatkan dengan jelas sistem pemasangan.

Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan.

Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan


sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran,
elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor
Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada
Pengawas proyek.

Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.

Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.

E. Pelaksanaan :

1) Rangka induk dipasang berjarak maximum 120 cm sesuai gambar rancangan,


sedangkan untuk rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm sesuai petunjuk
pemasangan dari produsen dan gambar rancangan pelaksanaan.
2) Pemasangan sekerup self tapping screw harus diberi jarak 10 mm (minimal) dan
maksimal 16 mm dari pinggir kalsium silikat board. Pada sambungan antar kalsium
silikat board metoda pemasangan screw harus berbiku-biku.
3) Jarak antara paku atau sekerup pada bagian tepi kalsium silikat board berjarak 20 cm
sedangkan pada bagian tengah kalsium silikat board jarak antara paku atau sekerup
adalah 30 cm.
4) Sambungan pada pemasangan kalsium silikat board antara satu dengan lainnya adalah
serapat mungkin tanpa jarak yang pemasangannya dilakukan secara zig-zag.
5) Untuk mendapatkan hasil permukaan yang benar-benar rata pada setiap sambungan
harus dilapisi dengan base bond dan paper tape dari perusahaan yang sama dengan
pembuat papan kalsium silikat boardnya.

3. PEKERJAAN PENGECATAN
A. Umum :

1) lingkup pekerjaan :

a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,


peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Meliputi pengecatan seluruh bagian bangunan yang dinyatakan dalam gambar
menggunakan finishing cat.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


44

c)Pelapisan dengan waterproofing pada area kamar mandi / wc pada lantai-lantai


kamar mandi / wc atau toilet dan tempat cuci di lantai-lantai selain lantai 1.
2) pada prinsipnya pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Apabila
dalam pelaksanaannya terjadi kecerobohan sehingga pengecatan mengotori pekerjaan
yang sebenarnya tidak harus terkena cat, maka menjadi kewajiban kontraktor untuk
membersihkannya, atau bahkan menggantinya apabila ternyata tidak dapat dibersihkan.

B. Material :

1) Cat emulsi setara catylac, mowilex, atau vinilex, untuk pengecatan bagian dinding dan
plafond ruang di dalam bangunan.
2) Cat emulsi acrylic setara jotashield/jotun, weathershield/dulux ici, atau mowilex, untuk
pengecatan bagian dinding dan plafond di luar bangunan atau yang bersinggungan
langsung dengan cuaca/udara luar.
3) Cat synthetic enamel setara catylac, emco, atau mowilex, untuk pengecatan kayu dan
atau besi yang dinyatakan dalam gambar menggunakan cat kayu/besi.
4) Cat zinc chromate, untuk cat dasar bagian baja.

C. Alat kerja :

1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan


kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

D. Persiapan :

1) contoh bahan :

Kontraktor pelaksana harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis
a)
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang
tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan
jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
b) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada pengawas proyek. Jika
contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis dan pengawas proyek,
kontraktor pelaksana melanjutkan dengan pembuatan mock- up.
c) Kontraktor pelaksana harus menyerahkan kepada pengawas proyek untuk
kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan
jenis cat yang dipakai. Kaleng - kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan dengan
jelas identitas cat yang ada didalam nya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan
untuk perawatan, oleh pemberi tugas.
2) mock up (standard pengerjaan) :

a) Sebelum pengecatan yang dimulai, kontraktor pelaksana harus melakukan


pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan,
bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture material, dan
cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock-up ini akan
ditentukan oleh pengawas proyek.
b) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh pengawas proyek dan
perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan
pekerjaan pengecatan.
3) Brosur :
untuk keperluan pengawas proyek, kontraktor pelaksana harus menyediakan brosur
bahan guna pemilihan jenis dan warna bahan yang akan dipakai.
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


45

5) Penyimpanan bahan material ditempat yang aman dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari kerusakan.

E. Pelaksanaan :

1) pengecatan cat emulsi.

a)Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dan


plafond yang terletak di dalam gedung (interior), pengecatan dilakukan tanpa
plamuur khususnya pada pengecatan dinding luar..
b) Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering atau telah
berusia lebih dari 28 hari.
c) Sebelum pengecatan, terlebih dahulu bidang-bidang yang akan di cat dibersihkan
dari kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan
menggunakan kertas gosok.
d) Setelah seluruh permukaan telah benar-benar bersih, dilanjutkan dengan memberi
lapisan primer menggunakan alkali resisting primer produk yang sama dengan cat
yang dipakai sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannnya.
e) Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai benar-benar
pekat dan rata sesuai standard pelaksanaan (mock-up) yang telah dibuat.
f) Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis sebelumnya telah
mengering.
2) pengecatan cat emulsi acrylic.

a)Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dan


plafond yang terletak di luar gedung (exterior).
b) Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering atau telah
berusia lebih dari 28 hari.
c) Sebelum pengecatan, terlebih dahulu bidang-bidang yang akan di cat dibersihkan
dari kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan
menggunakan kertas gosok.
d) Setelah seluruh permukaan telah benar-benar bersih, dilanjutkan dengan memberi
lapisan primer menggunakan alkali resisting primer produk yang sama dengan cat
yang dipakai sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannnya.
e) Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai benar-benar
pekat dan rata sesuai standard pelaksanaan (mock-up) yang telah dibuat.
f) Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis sebelumnya telah
mengering.
3) pengecatan cat synthetic enamel.

a)Pekerjaan ini dilaksanakan pada seluruh bagian pipa besi pagar dan lain-lain yang
dinyatakan di cat menggunakan cat besi.
b) Seluruh permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dahulu dari segala kotoran
dan karat yang melekat dengan menggosok menggunakan kertas gosok hingga
benar-benar bersih.
c) Pengecatan besi dilakukan setelah permukaan besi bersih dari segala macam
kotoran dan debu akibat pembersihan permukaan besi. Pengecatan dilakukan
sebanyak 3 lapis atau sampai benar-benar pekat dan rata.
d) Untuk mencapai hasil yang sempurna, setiap lapis pengecatan baru boleh
dilaksanakan setelah lapisan sebelumnya benar-benar kering.
e) Termasuk dalam pekerjaan ini pengecatan untuk talang tegak dan rangka atap
terekspose.
4) pengecatan cat besi zinc chromate

a) Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan konstruksi dan


kolom-kolom besi.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


46

b) Sebelum pekerjaan pengecatan konstruksi rangka baja dengan menie zink cromate
seluruh permukaan harus dibersihkan dari karat, minyak dan noda-noda lainnya.
c) Pengecatan dengan zinc chromate pada prinsipnya harus dilaksanakan di bawah
sebelum konstruksi rangka terpasang.
d) Pengecatan dengan zinc chromate minimal 80 mikron.
e) Perbaikan pada bagian-bagian cat yang cacat akibat erection harus dilakukan
kembali hingga seluruh permukaan konstruksi tertutup cat.

4. SANITAIR
A umum :

1) lingkup pekerjaan :

termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Meliputi pelaksanaan pengadaan dan pemasangan klosed, kran air, floor drain serta
perlengkapan-perlengkapan sanitair lainnya.

2) pekerjaan lain yang berhubungan :

- pekerjaan mekanikal.

B. Material :

1) kran air menggunakan kran stailess.

2) klosed duduk setara american standard.

C. Alat kerja :

Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya. Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus
menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

D. Persiapan :

1) contoh bahan :

guna persetujuan pengawas proyek, kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh


semua bahan yang akan dipakai.

2) brosur :

untuk keperluan pengawas proyek tim, kontraktor harus menyediakan brosur bahan
guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.

3) kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan


sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran,
elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka kontraktor
pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada
pengawas proyek.

4) seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.

5) penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.

E. Pelaksanaan :

1) pekerjaan kloset.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


47

A) klosed duduk dengan segala kelengkapannya yang dipakai adalah setara american
standard dengan fitting standard.

B) klosed jongkok menggunakan setara tipe rapi american standard. Warna akan
ditentukan kemudian dalam rapat direksi.

C) klosed dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa
cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek

D) pemasangan, letak dan ketinggian sesuai gambar, dan waterpass. Semua noda-
noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran.

2) pekerjaan kran air.

A) semua kran yang dipakai adalah eks american standard atau setara dengan chromed
finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan
brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan
mempunyai ring kedudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Kran-
kran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink dan dapat disambung
dengan pipa leher angsa (extension)

B) stop kran digunakan setara american standard, onda atau san ei, dengan putaran
segitiga, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.

C) kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

3) floor drain dan clean out.

A) floor drain dan clean out dengan bahan dasar kuningan finishing verchroom setara
american standard, onda, san-ei atau yang setara tipe bulat ukuran 3”. Floor drain
dilengkapi dengan siphon.

B) floor drain dipasang ditempat-ditempat sesuai gambar untuk itu.

C) floor drain dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa
cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek.

D) pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi
dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran
floor drain tersebut.

E) pasangan floor drain dan clean out harus rapi, waterpass, diberihkan dari noda-
noda semen dan tidak ada kebocoran.

F) pengujian.

1) selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan


hasil pekerjaan dan fungsinya.

2) kontraktor wajib memperbaiki/ mengulang/ mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selam masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya kontraktor pelaksana, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik.

D. MEKANIKAL
1. INSTALASI MEKANIKAL

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


48

a. PERATURAN UMUM
1) Peraturan Dan Acuan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan peraturan sebagai
berikut:
a) Peraturan Umum Instalasi Perpipaan (PUIP)
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/1982
c) Keputusan Menteri P.U. No.02/KPTS/1985
d) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
PGN, PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun daerah.
e) Pedoman Plambing Indonesia

Pekerjaan Instalasi ini harus dilaksanakan oleh :


a) Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instalasi yang berwenang dan
telah biasa mengerjakannya.
b) Khusus untuk izin dari Instalasi Perpipaan (PAS Dinas Terkait dengan kelas yang
sesuai) diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki
PAS yang dimaksud.

2) Gambar-Gambar
a) Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b) Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dri peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/ maintenance
jika perlatan-peralatan sudah dioperasikan.
c) Gambar-gambar arsitek dan struktur / sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d) Sebelum pekerjan dimulai, kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, kontraktor dianggap telah mempelajari
situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
e) Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang
disertai dengan operating dan Maintenace Instruction serta harus diserahkan kepada
pengawas proyek pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1
kalkir dan 3 blue print, dijilid serta diengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

3) Koordinasi

a) Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi


lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
b) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
c) Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.

4) Pelaksanaan Pemasangan
a) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas proyek dalam rangkap
3 (tiga) untuk disetujui.
b) Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor
harus segera menghubungi Pengawas proyek.

5) Testing Dan Comisioning

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


49

a) Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
b) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

6) Masa Pemeliharaan Dan Serah Terima Pekerjaan

a) Peralatan instalasi ini harus digaransi selama tiga bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
b) Masa pemeliharaan untuk insatalasi ini adalah selama tiga bulan terhitung sejak
saat penyerahan pertama.
c) Selama masa pemeliharaan ini, kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi
segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya
d) Selama masa pemeliharaan ini seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
e) Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini tidak melaksankan teguran
dari pengawas proyek atas perbaikan / penggantian / penyetelan/ tersebut kepada
pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini.
f) Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan
Pengawas proyek.
g) Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditanda tangani bersama Kontraktor dan pengawas proyek.

7) Laporan-Laporan

a) Laporan Harian dan Mingguan.


Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang
memberikan gambaran mengenai :
- Kegiatan fisik
- Catatan dan perintah Pengawas proyek yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis
- Jumlah material masuk/ ditolak
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca, dan
- Pekerjaan tambah / kurang.
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda
tangani oleh Project Manager masing-masing kontraktor harus diserahkan kepada
Pengawas proyek untuk diketahui / disetujui.

b) Laporan Pengetesan
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas proyek laporan
tertulis mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel
- Dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh
pihak Pengawas proyek.

8) Penanggung Jawab Pelaksanaan

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


50

Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan


yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak
sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi
yang akan diberikan oleh pihak pengawas proyek .
Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat
diperlukan/dikehendaki oleh pihak pengawas proyek.
9) Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi

a) Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan


kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak pengawas
proyek.
b) Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada pihak Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga).
c) Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada
pengawas proyek .secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang
ada harus disetujui oleh pengawas proyek secara tertulis

10) Ijin-Ijin

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya
yang diperlukannya menjadi tanggung jawab kontraktor, sedangkan biaya pemasangan
sambungan air bersih, ijin penggunaan air tanah menjadi tanggung jawab pemilik
proyek.

11) Pembobokan, Pengelasan Dan Pengeboran


a) Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan instalasi ini.
b) Pembobokan/ pengelasan/ pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak pengawas proyek secara tertulis.

12) Pemeriksaan Rutin Dan Khusus

a) Pemeriksaan rutin harus dilaksankan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan
tidak kurang dari tiap dua minggu.
b) Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Pengawas proyek/Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam
instalasi ini.

13) Rapat Lapangan

Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh Pemberi
Tugas.

b. LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL

1) Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plumbing secara
keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-
peralatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh
instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quality.

2) Uraian Pekerjaan
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :
a) Sistem Air Bersih
b) Sistem Air Limbah

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


51

c) Mesin dan peralatan potong hewan

3) Gambar Kerja
Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus
menyerahkan gambar kerja antara lain sebagai berikut :
- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan dan
fixtures.
- Detail denah perpipaan.
- Detail denah perkabelan.
- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
- Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas

4) Gambar Instalasi Terpasang


Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai jalur
terpasang pada re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir
penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati keadaan
sebenarnya.

c. SPESIFIKASI PERPIPAAN

1) Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
a) Pipa
b) Sambungan
c) Katup
d) Bak kontrol
e) Galian

2) Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah
dari masing-masing sistem pipa.
3) Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
4) Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
5) Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga
terlindung dari cahaya matahari.
6) Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
7) Spesifikasi Bahan Peripaan

d. SISTEM AIR BERSIH

1) Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan Instalasi Air Bersih:


a) Sistem air bersih gedung secara garis besar adalah sebagai berikut :

Catu air bersih dan system distribusi air bersih berasal dari satu sumber, yakni air
PDAM. Air PDAM akan digunakan untuk segala kebutuhan air bersih di bangunan
tersebut, baik untuk wastafel, kran, shower toilet dan cadangan pembilasan toilet
urinal.

b) Pekerjaan system air bersih secara umum meliputi :

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


52

(1) Pengadaan dan pemasangan system pemipaan air bersih dari meter PDAM &
DEEP WELL, ke tangki reservoir bawah, pompa transfer dan kelengkapannya
sampai ke tangki reservoir atas dan kemudian didistribusi ke peralatan
Plumbing.

(2) Penyediaan tanki-tangki reservoir atas yang terbuat dari bahan stainless steel,
Fibre dengan volume 2 m³, bila dari beton bertulang dikerjakan oleh pihak
sipil, serta komplit dengan pompa booster packed dan pressure tank serta
perlengkapannya.

(3) Pemasangan semua peralatan dan perlengkapan Bantu yang diperlukan untuk
jaringan air tersebut, hingga system berfungsi dengan baik.

(4) Panel-panel listrik untuk kontrol operasi pompa-pompa.

(5) Pengkabelan listrik dari panel pompa sampai pompa air yang bersangkutan

(1) Water level control beserta elektroda-nya untuk control bekerjanya utama /
pompa booster.
c) Sistem pembuangan air hujan menggunakan system gravitasi.

d) Air kotor, air bekas dan limbah (kitchen) akan diproses menggunakan system STP.
2) Ketentuan Teknis

a) Pompa utama (pompa pendorong/pengisi) menggunakan merk Grundfos atau yang


setara. Pompa dari jenis centrifugal pump. Motor listrik untuk penggerak pompa
tersebut haruslah dari produksi pabrik yang sama atau paling sedikit dinyatakan dalam
rekomendasi oleh pabrik yang bersangkutan. Apabila terjadi penyimpangan merk
pompa beserta motornya, penolakan oleh Pengawas proyek dan resiko sepenuhnya
menjadi tanggungan Kontraktor.
Pompa utama ada 2 (dua) buah, satu berfungsi untuk cadangan yang pengalihannya
dari satu pompa ke pompa yang lain dioperasikan secara manual dan automatic. Pompa
yang berfungsi pengoperasiannya diatur oleh water level control yang dihubungkan
dengan elektroda di dalam tandon bawah dan di tandon atas. Pompa harus berhenti
bekerja pada saat muka air di tandon bawah berada pada posisi rendah dan pada saat
posisi muka air ditandon atas rendah serta ketinggian di tandon bawah cukup tinggi.
Pompa memiliki head 15 meter, kapasitas discharge 750 lt/mnt, 1500 rpm,
220/380v/3ph/50 Hz.
b) Pompa Bosster menggunakan merk Groundfos atau yang setara. Pompa
booster/penguat diperlukan untuk menambah tekanan air dari tandon atas ke jaringan
air bersih di masing-masing zona. Pompa dilengkapi dengan tanki tekan dan pressure
switch yang bekerjanya secara otomatis. Pompa booster hanya bekerja bergantian
berdasarkan timer. Pompa booster mempunyai kapasitas 750 lt/mnt, head 10 meter,
220/380v/3ph/50 Hz.
Pompa dapat bekerja secara otomatis menurut ketinggian air dalam catch pit. Water
level control harus disediakan oleh kontraktor untuk kondisi muka air terendah (pompa
mati), kondisi muka air tengah (hanya 1 pompa yang bekerja) serta kondisi muka air
teratas (kedua pompa bekerja).
c) Pompa Sump-pit Air Kotor
Kontraktor harus memasang pompa sump-pit air kotor sesuai dengan gambar dokumen
dan spesifikasi teknis. Pompa ini dapat dioperasikan sewaktu-waktu dan dapat
dipindah-pindah jika pengurasan dilakukan.
d) Kesemua pompa tersebut selain bekerja secara otomatis, haruslah dapat dioperasikan
secara manual.
e) Pressure tank.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


53

Untuk kelengkapan kerja pompa booster disediakan tanki tekan dengan kapasitas 1.000
liter, sejumlah 1 buah. Tanki tekan dilengkapi juga dengan hand hole untuk
memudahkan maintence, drain cock, pressure switch serta klep pengaman. Tabel plat
aluminium harus mampu difungsikan dengan tekanan kerja sampai 10 kg/cm² dan
sanggup menahan tekanan uji sampai 15 kg/cm². Harus pula dilengkapi cat anti karat.
f) Priming tank.
Untuk menjamin kerja pompa transfer, system dilengkapi dengan priming tank dengan
kapasitas 500 liter. Ditempatkan sedikitnya 1,50 m diatas sumbu pompa. Priming tank
dilengkapi juga dengan float valve, control valve dan drain valve. Harus dilapis dengan
cat anti karat.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


54

e. SISTEM AIR LIMBAH

1) Sumur Periksa
a) Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
b) Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton
c) Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus dibuat
beralur sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan
d) Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa ven

2) Man Hole

a) Menhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen

b) Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau

c) Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk
laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut
d) Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.

3) Pelaksanaan Pekerjaan Sistem Pembuangan

a) Floor drain adalah dari jenis dengan sifon / penangkap bau, floor drain tidak boleh
dari jenis yang mudah buntu oleh kotoran ataupun yang air penyekat (trap)nya
mudah habis dan tidak berfungsi floor drain dan clean out terbuat dari stainless
steel eks American Standart, Kakudai, San – ei.

b) Semua sparing pipa yang dipasang pada waktu pengecoran beton, harus dilengkapi
dengan flens/sirip yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.

4) Septictank type Biotech/ Biotank

a) Umum

Pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah penyediaan bahan-bahan, tenaga, dan


peralatan-peralatan yang diperlukan agar seluruh instalasi Biotank dapat dipasang,
diuji dan siap untuk digunakan dengan kualitas bahan serta kualitas
pengerjaan/pemasangan yang terbaik, kemudahan pengaturan dan perawatan serta
keamanan operasi dari system sesuai gambar-gambar dan spesifikasi yang
ditentukan dalam perencanaan ini.

b) Syarat Pelaksanaan Pekerjaan.

Pada dasarnya spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan Bill of Quantity


merupakan satu kesatuan dan bersifat saling melengkapi dan menyempurnakan.
Apabila terdapat hal-hal yang tidak termuat dalam spesifikasi teknis, namun ada
pada gambar perencanaan atau ada pada Bill of Quantity, demikian pula sebaliknya
sehingga diperoleh suatu perencanaan yang sempurna.

c) Syarat Bahan

(1) Semua peralatan dan instalasi yang dipasang haruslah baru sama sekali dan
tidak terdapat cacat sedikitpun. Terhadap ketidak-sempurnaan / kekurang-
baikan barang / peralatan yang dikirim, Pengawas / Pengawas proyek berhak
untuk menolak dan kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai
persyaratan. Segala biaya yang timbul akibat penggantian ini menjadi
tanggung jawab kontraktor.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


55

(2) Pemasangan seluruh instalasi Biotank harus sesuai dengan persyaratan


dokumen. Spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan lainnya sesuai dengan
kontrak.

c) Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan.

1. Penentukan Lokasi Pemasangan


Lokasi penanaman biotank harus dipilih yang benar-benar tepat. Meskipun
septic tank ini diklaim tidak akan mencemari lingkungan sehingga bisa
diletakkan berdampingan dengan sumur, tetapi tidak ada salahnya Anda
berjaga-jaga dengan memberikan jarak tertentu. Disarankan pasanglah septic
tank bio sejauh minimal 10 m dari posisi sumur. Dengan demikian, Anda tidak
perlu waswas lagi atas terjadinya kemungkinan terburuk. Begitu pula jika usia
pakai septic tank ini sudah habis, Anda cukup menggantinya saja tanpa perlu
membuat ulang sumur.
2. Membuat Galian Tanah
Septic tank dipasang dengan cara ditanamkan di dalam tanah sehingga limbah
dari kloset yang berada di atas permukaan tanah bisa meluncur ke dalamnya.
Itu sebabnya, Anda perlu menggali tanah guna membuat lubang sebagai
tempat pemasangan septic tank tersebut. Buatlah lubang seukuran septic tank
yang Anda beli dengan kedalaman yang disesuaikan dengan saluran pipa WC.
Kemudian taburkan pasir halus yang dipadatkan ke dalam lubang tersebut
sebagai landasan septic tank biar posisinya rata dan stabil dengan ketebalan
kira-kira 10 cm.

3. Memasang Septic Tank


Setelah lubang tempatnya sudah selesai dibuat, kini waktunya Anda untuk
memasukkan septic tank biotech. Letakkan septic tank ke dalam lubang, lalu
aturlah posisinya sedemikian rupa agar benar. Pastikan posisinya rata sesuai
ketinggian muka air. Setelah itu, pasang pipa-pipa sambungan untuk inlet dan
outlet yang melengkapi produk septic tank tersebut.

4. Memasukkan Air Pertama


Langkah berikutnya adalah mengisi septic tank dengan air hingga memenuhi
seperempat bagian volumenya. Air bisa dimasukkan melalui semua manhole
ke masing-masing bagian biotank secara bersama-sama dan seimbang.
Kemudian timbun lubang pemasangan septic tank menggunakan tanah di
sekelilingnya sampai ketinggian tanah mencapai 1/4 dari tinggi septic tank.

5. Memasukkan Air Kedua


Pekerjaan tahap ini sama seperti langkah di atas, tetapi pengisian air dilakukan
sampai memenuhi setengah total volume tangki. Berikutnya lubang di sekitar
septic tank tersebut pun diurug memakai tanah sampai ketinggiannya
mencapai 1/2 dari tinggi total. Setelah itu, pengisian air ke dalam septic tank
dilakukan sekali lagi hingga melewati bagian outlet. Barulah kemudian
dilanjutkan dengan menimbun galian sampai setinggi leher manhole.

6. Menyempurnakan Pemasangan
Di tahap terakhir ini, Anda bisa memasang pipa yang bertugas sebagai saluran
ventilasi. Tujuannya yaitu sebagai lubang sirkulasi udara sehingga saluran
yang melengkapi septic tank tidak tersumbat serta bakteri-bakteri yang hidup
di dalamnya pun dapat berkembang biak dengan baik. Agar keamanan septic
tank terjamin, disarankan untuk membuatkan penutup di atas septic tank
biotech. Anda bisa membuat semacam penutup dari cor beton bertulang yang
dibangun tepat di atas septic tank.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


56

E. ELEKTRIKAL

INSTALASI ELEKTRIKAL

a. PERSYARATAN UMUM

1) Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek Tersebut diatas. Segala
persyaratan dan ketentuan instalasi listrik akan dijelaskan pada bagian–bagian berikutnya.
2) Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai
berikut :
a) PUIL 2000.
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/ 1982
c) National Fire Protection Association (NFPA)
d) Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
e) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang, seperti PLN, dan
Assosiasi terkait.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat Ijin
Instalasi dari instalasi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu daftar
referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.
3) Gambar – gambar
a) Gambar – gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah rapat
penjelasan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan mengikat dan
tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
b) Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan perhatikan kondisi dari bangunan
yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service / maintenance jika
peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
c) Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail
kapada Pengawas proyek untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu.
Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah
mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan denganinstalasi ini.
e) Kontraktor harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada
Pengawas Proyek pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid
serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

Gambar Kerja (Shop-drawing)


a) Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang dibuat oleh
Kontraktor, Pemasok-barang maupun pihak-pihak lain yang bertujuan untuk
menjelaskan cara pemasangan maupun cara penyambungan dan lainnya pada saat
pelaksanaan pekerjaan sedang berlangsung

b) Sebelum Kontraktor melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat gambar


kerja untuk memperjelas dan sebagai gambar untuk pelaksanaan pekerjaan di
lapangan terdiri dari,

(1) Diagram-diagram/gambar, seperti :

 Gambar rangkaian listrik


 Gambar jaringan pemipaan
 Gambar/diagram lainnya.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


57

(2) Detail-detail, seperti :

 Detail panel
 Detail pemasangan panel
 Detail pemasangan peralatan
 Detail-detail lain yang diperlukan.
(3) Gambar lainnya sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

c) Gambar-gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada Gambar Perencanaan,


Spesifikasi Teknis serta disesuaikan dengan kondisi lapangan yang sebenarnya,
sehingga tidak akan terjadi kesalahan di lapangan.
d) Gambar kerja dibuat sebanyak 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada Pengawas
proyek untuk diperiksa dan disahkan
e) Untuk pekerjaan Sistem Distribusi Listrik dan lainnya, Kontraktor harus
menyiapkan Gambar-gambar instalasi yang diperlukan untuk diperiksa dan
disahkan (keur) oleh Assosiasi terkait dan instalasi lainnya sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

4) Koordinasi
a) Kontraktor instalasi hendaknya bekerja sama dengan kontraktor instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.

b) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.

c) Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
5) Pelaksanaan Pemasangan
a) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas Proyek dalam rangkap
3 (tiga) untyk disetujui.

b) Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas sesuatu yang diragukan,


Kontraktor harus segera menghubungi Pengawas Proyek. Pengambilan ukuran
dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

6) Testing dan Commisioning


a) Kontraktor instalasi harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.

b) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing


tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

7) Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan


a) Peralatan instalasi harus digaransi selama setahun terhitung sejak saat penyerahan
pertama.

b) Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan petama.

c) Selama masa pemeliharaan, Kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi


segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
d) Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai
dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


58

e) Selama masa pemeliharaan, apabila kontraktor tidak melaksanakan teguran


dari Pengawas proyek atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang dipergunakan,
maka Pengawas proyek berhak menyerahkan perbaikan/ penggantian penyetelan
tersebut kepada pihak lain atas biaya kontraktor.
f) Selama Masa Pemeliharaan, Kontraktor harus melatih petugas-petugas yang
ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat
melaksanakan pengoperasian/pemeliharaan.
g) Serah terima pertama baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor
dan Pengawas Proyek serta dilampiri Surat Ijin Pemeriksaan dari Jawatan
Keselamatan Kerja dan instalasi yang berwenang.
8) Laporan – laporan
a) Laporan Harian dan Mingguan

Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang


memberikan gambaran mengenai :
- Kegiatan fisik
- Catatan dan perintah Pengawas proyek yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis.
- Jumlah material /ditolak
- Jumlah Tenaga Kerja
- Keadaan cuaca, dan
- Pekerjaan tambah/kurang
- Photo progres lapangan
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda
tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pengawas proyek untuk
diketahui / disetujui.
b) Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga)
mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel
- Hasil pengetesan tahanan pentanahan
- Dan lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh
pihak Pengawas proyek.
9) Penanggung Jawab Pelaksanaan
a) Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli
dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai
wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan
reknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang
akan diberikan oleh pihak Pengawas Proyek.

b) Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat
diperlukan / dikehendaki oleh pihak Pengawas proyek.

10) Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi.


a) Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan
Perencanaan dan Pengawas proyek.

b) Kontraktor harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak
Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga)

Perubahan material, dan lain – lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada
Pengawas proyek secara tertulis dan pekerjaan tambah/ kurang / perubahan yang
ada harus disetujui oleh Pengawas proyek secara tertulis.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


59

11) Ijin – ijin


Pengurusan ijin – ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi serta seluruh biaya
yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
12) Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
a) Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan instalasi ini.

b) Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada


persetujuan dari pihak Pengawas proyek secara tertulis.

13) Pemeriksaan Rutin dan Khusus


a) Pemeriksaan Rutin harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi secara periodik
dan tidak kurang dari tiap dua minggu

b) Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Pengawas proyek Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam
instalasi ini.

14) Rapat Lapangan


Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh pemberi
tugas.

b. LINGKUP PEKERJAAN

1) Umum

Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan – bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan–ketentuan pada spesifikasi ini. Bila
ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2) Uraian Lingkup Pekerjaan
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi Listrik
ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan
baik dan siap untuk dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
a) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi panel tegangan rendah
lengkap dengan instalasi serta peralatan bantunya.
b) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan , kotak–kontak
c) Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel tegangan rendah.
d) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel tegangan rendah.
e) Pengadaan, pemasangan dan pengujian armature lampu penerangan.
f) Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian.
g) Pembuatan as built drawing (gambar terpasang)
h) Pengadaan, pemasangan rak kabel untuk daya dan penerangan dalam bangunan
serta peralatan bantunya.
i) Pengadaan, pemasangan penyalur petir.
j) Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.
k) Mengadakan testing dan Commissioning seluruh pekerjaan listrik.

c. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

1) Panel Tegangan Rendah


a) Panel tegangan rendah harus mengikuti standard PUIL 2000.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


60

b) Panel – panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus dizinchromate dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat powder
coating dengan cat texture, warna dan cat dikonfirmasikan kepihak Interior dan
Pengawas proyek, dilengkapi dengan double cover tebal plat 2 mm, memakai
sepatu kabel dan handslip, kapasitor bank harus menggunakan sistem otomatik
(APFR). Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master key.
c) Kontruksi dalam panel – panel serta letak dari komponen – komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan – perbaikan penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen
dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
d) Setiap panel harus mempunyai 5 atau lebih busbar copper terdiri dari 3 busbar
phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar
harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut
tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65ºC dengan dimensi busbar minimum
1,5 kali dari kemampuan lewat arus (kapasitas incoming breaker). Setiap busbar
copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk
memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan
suhu yang diperbolehkan.
e) Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran. Ampermeter dan Voltmeter yang digunakan berukuran 96 x 96 mm atau
ukuran lain yang update dengan skala linear dan ketelitian 1% dan bebas dari
pengaruh induksi, serta ada sertifikat tera dari LMK / PLN (minimum 1 buah untuk
setiap jenis alat ukur).
f) Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan
sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas proyek.
g) Unit Box Panel haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat ventilasi
udara yang cukup. Pada lubang ventilasi udara harus diberi filter yang
kontruksinya diperkuat sehingga didapatkan suatu konstruksi yang baik.
h) Unit Box Panel yang berfungsi untuk Motor Control Center haruslah dilengkapi
dengan force ventilasi(exhaust fan).
i) Main switch breaker tipe air break 3 pole atau 4 pole yang telah direkomendasi
dari SPLN serta karakteristiknya menurut standard IEC 947-2 dan kemampuan
arus hubung singkat alat tersebut tidak kurang dari 80 KA pada tegangan 600
VAC.
j) Main circuit breaker harus menggunakan tipe spring charged yang dapat
dioperasikan secara manual atau automatic yang dikombinasikan dengan sistem
motorized, UVT untuk versi fixed serta dilengkapi pengaman untuk tidak merusak
switch breaker pada saat posisi ON / OFF / TRIP.
k) Sistem penutup atau kontak breaker harus menggunakan tougle action, free type
dan dilengkapi dengan indikator mekanikal untuk posisi ON atau OFF serta
indikasi charged dan discharged.
l) Jika main circuit breaker dioperasikan secara atomatic maka harus dilengkapi
dengan pelepas penutup (XF) pemutus tegangan jatuh (MN) / pemutus shunt
(MX), saklar alarm dan saklar bantu.
m) Kapasitas dari kontak utama harus mampu dibebani dengan beban penuh pada
temperatur yang telah direkomendasikan dari pihak serta waktu pemutusan tidak
lebih dari tiga detik.
n) Main circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi beban lebih (over current),
arus hubung singkat (short circuit), proteksi hubungan pentanahan.

2) Kabel Tegangan Rendah


a) Kabel – kabel type NYA, NYM dan NYY yang dipakai harus dapat dipergunakan
untuk tegangan rendah 0,6 kV.
b) Pada Prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis N/A2XSEFBY,
N/A2XSY, NYY dan NYFGBY.
c) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada MK.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


61

d) Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm².

3) Sistem Penyalur Petir


a) Elektroda Penyalur Petir / Air Termination
(1) Elektroda penyalur petir ini terdiri dari :

 Air Termination dari jenis Electrostatis lightning terminal.


 Dudukan air termination yang terbuat dari fibre glass dengan diameter 70
mm dan ketinggian minimum 2,5 meter.
 Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap pengaruh
goncangan dan angin.
(2) air termination yang dipakai harus mendapat izin atau rekomendasi dari
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia atau instalasi lain yang
berwenang.

(3) Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari jenis
bukan radioaktif.

(4) Detail dan tata instalasi penyalur petir sesuai dengan Gambar Perencanaan.

 Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus
listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
 Elektroda penyalur petir harus dihubungkan dengan hantaran turun.
 Pemasangan penyalur petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga
semua bagian atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai
basement harus dapat terlindungi oleh sistem instalasi penyalur petir.
b) Hantaran Turun
(1) Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang
diterima/ditangkap oleh elektroda penyalur petir ke konduktor pembumian.
Oleh karena itu, hantaran turun harus dihubungkan secara sempurna, baik
dengan elektroda penyalur petir maupun elektroda pembumian.
(2) cable yang di gunakan mempunyai ukuran NYY 1 x 50 mm².
(3) Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai kekuatan
yang cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis.
c) Elektroda Pembumian
(1) Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/2” dan plat tembaga
serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum di dalam Gambar
Perencanaan.
(2) electroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dengan panjang
bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 M dan mempunyai tahanan
pentanahan sebesar 2 Ohm.
(3) Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian
dengan hantaran turunan harus dilakukan di dalam bak kontrol.
(4) Sistem pembumian untuk penyalur petir ini harus terpisah dari sistem
pembumian untuk sistem elektrikal lainnya.
d) Bak Kontrol / Terminal Penyambungan
(1) Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran
penyalur petir dengan elektroda pembumian (terminal pembumian) dan
sebagai tempat untuk melakukan pengukuran tahanan pembumian.
(2) Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar Perencanaan.
(3) Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton.
(4) Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle. Tutup bak
kontrol ini harus dapat dibuka dengan mudah.
e) Penyangga dan Klem
(1) Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir.
(2) Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap karat.
(3) Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar Perencanaan.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


62

7) Lighting Fixtures
a) Lampu Tabung (Down Light) – PLC, PLE, SL/PL
(1) Lighting Fixtures harus dilengkapi dengan reflector aluminium, atau sesuai
gambar.
(2) Lamp holder menggunakan standart E-27/E.40.
(3) Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar.
(4) Lampu yang dipakai dari jenis PLC/PL atau sesuai gambar, contoh harus
disetujui oleh Pengawas proyek.
b) Lampu Fluorescent
(1) TL Balk lengkap dengan Reflector (TKO) TL 1 X 35 W, TL 2 X 36 W.

(a) Tebal plat besi untuk lighting fixtures terebut minimum 0.7 mm.
(b) Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat
memberikan koreksi factor total minimal 0,85.
(c) Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light. Pihak
Kontraktor wajib menanyakan tipe yang akan digunakan. Bila pihak
Kontraktor tidak menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak Pengawas
proyek berhak menentukannya dengan tanggungan resiko apapun pada
pihak Kontraktor.
(d) Dilengkapi dengan acrylic prismatic cover/ sesuai gambar.

c) Kotak – Kontak Dan Saklar


(1) Kotak – kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata
adalah type pemasangan masuk / inbow (flush-mounting) dan tipe floor
mounted.3
(2) Kontak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 15 A dan
mengikuti standart VDE.
(3) Flush-Box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push
button harus dipakai dari jenis bahan metal.
(4) Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari pemukaan lantai dari ruang-
ruang yang basah/lembab harus jenis water tight sedang untuk saklar dipasang
150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar. Sebelum pemasangan,
pihak Kontraktor harus mendapat persetujuan dari Pengawas proyek.
d) Grounding
(1) Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper
Conductor).
(2) Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang
kabel lebih kecil dari 70 mm², atau sesuai gambar sistem pembumian.
(3) Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan massive copper
berdiameter 1” dan 0,2 m dari bagian ujungnya dibuat runcing. Electrode
pentanahan yang ditanam dalam tanah minimal sedalam 5 m atau sampai
menyentuh permukaan air tanah.
(4) Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 5 ohm,
diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturu-turut.
(5) Lihat gambar detail untuk Box dan terminal pembumian.
(6) Grounding untuk peralatan elektronik dipisah dengan grounding elektrikal,
dengan metoda grounding yang sama.
j) K o n d u i t
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact dan
Metal Plan Conduit dimana diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali
diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah 19 mm, atau dinyatakan lain
pada gambar.

d. persyaratan teknis dan pemasangan

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


63

1) Panel – panel
a) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horisontal)
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland, dan
diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
c) Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type Free
Stranding diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan permukaan tanah
dilengkapi dengan pondasi cor.
d) Semua panel harus ditanahkan.
2) Kabel – kabel
a) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland, dan
diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
c) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan
disusun yang rapi.
d) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan, dimana terminasi sambungan dilakukan pada termination / junction
box.
e) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
f) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian diberi cable shoes.
g) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 60 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 0,5 cm dan diatasnya
diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah
40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
h) Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus mengikuti ketentuan yang
disyaratkan oleh pabrik untuk masing-masing diameter kabel.
i) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan handslip.
j) Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus diletakkan / disusun dalam
kabel ladder (Fabricated, hot deep galvanized) kabel ladder harus disupport setiap
jarak 100 cm.
k) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel
ladder kecuali dalam Cable Pitch.
l) Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belikan harus ada tanda arah jalannya
kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark.
m) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis medium
dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel.
n) Semua kabel yang akan dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu
trunking kabel.
o) Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak menggunakan PVC High
Impact. Setiap kabel yang keluar dari Cable Tray harus dipasang dalam PVC High
Impact. Yang pada bagian pertemuan antara Conduit dan Cable Tray dipasang
Joining Coupling.
p) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
q) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus didalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tersebut
minimum 4 cm.
r) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m disetiap
ujungnya.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


64

s)Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.
t)Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak – kontak harus didalam kotak
penyambung dan memakai alat penyambung berupa las-dop.
u) Semua kabel yang menuju/keluar dari panel-panel type outdoor harus didalam pipa
Sleeve GIP Medium / PVC Conduit dia. 2 ½ x dia. kabel.
v) Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah, yang menuju
kabel ladder harus dilengkapi / dilindungi dengan Medium sepanjang lebih kurang
1 m dengan ketentuan ± 50 cm bagian yang berada dibawah permukaan tanah
sampai 50 cm dari permukaan tanah.
w) Semua kabel instalasi motor yang berada didaerah utility harus dipasang dalam
metal conduit, yang penampangnya minimum 1,5 penampang kabel dan lengkap
dengan Flexible Metal Conduit.
x) Setiap kabel dalam PVC High Impact Conduit yang dipasang pada Slap harus
diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.
y) Untuk insatalasi kabel yang menggunakan PVC High Impact Conduit tidak
diperbolehkan melintas diatas balok, harus menembus balok dengan jarak
minimum 10 Cm dari atas balok yang ditembus.
3) Kotak-kontak dan Saklar
a) Kotak-kontak dan Saklar yang akan dipakai adalah type tanam dalam dinding dan
dipasang pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai untuk kotak-kontak dan
1500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail. Bila tidak terdapat gambar detail,
pihak Kontraktor harus meminta persetujuan dari pihak Pengawas proyek dan
pihak Interior atau Arsitektur.
b) Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus water
Tight.
4) Lampu Penerangan
a) Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari
Arsitek dan disetujui oleh Pengawas proyek.
b) Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang
terbuat dari bahan aluminium.
c) Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus.
d) Semua lampu penerangan type Flourensscent harus digantung dengan
menggunakan adjustable hanger.
e) Flexible Conduit digunakan antara terminasi titik lampu dengan PVC High Impact
Conduit.
5) Pembumian
a) Semua bagian dari sistem listrik harus dibumikan
b) Elektrode pembumian harus ditanam sedalam minimum 5 m dan mencapai
permukaan air tanah.
c) Tahanan pembumian maximum adalah 5 ohm.
d) Jarak minimum dari elektrode pembumian adalah 6 m dan disesuaikan dengan sifat
tanahnya.
e) Elektrode pembumian harus menggunakan massive copper pipe dengan
penampang 1”.

e. PENGUJIAN

1) U m u m
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus diadakan pengujian secara
individual parsial (Partial Test). Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah
dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dari
LMK / PLN serta instalasi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut
dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk menjamin
bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semus biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus
pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Kontraktor
menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


65

2) Peralatan dan Bahan


Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
a) Panel-panel Tegangan Rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari
pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut
berfungsi baik dan bekerja sempurrna dalam keadaan operasi maupun gangguan
berupa undervoltage, over current, overthermis, short circuit dan lain-lain serta
megger antara fasa, fasa netral, fasa nol.
b) Kabel-kabel Tegangan Rendah
Untuk kabel tegangan rendah sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang
terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta melanggar ketentuan-ketentuan
PLN tentang isolasi kabel tegangan renah, pengujian dengan megger tetap harus
dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega Ohm.
c) Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus dilakukan
pengujian / pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan
minimal 0,85.
d) Motor-motor Listrik
Pengukuhan tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan. Pemasangan
motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil pengukuran tidak melanggar
ketentuan-ketentuan PUIL 2000
e) Pentanahan / Grounding
Semua pentanahan dan sistim harus dilakukan pengukuran tahanan dengan
maximum 5Ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan
cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.

f) Shaft
Semua shaft harus ditutup/diisolasi antara lantai yang satu dengan yang lainnya
dengan memakai light concrete.

f. PRODUK

1) Umum
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor baru
bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan peralatan
pada dasarnya adalah seperti tercantum dalam outline specification

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


66

A. PEMBANGUNAN GEDUNG OPERASIONAL, DRAINASE, JALAN LINGKUNGAN (10


UNIT)

No. Uraian Ukuran Keterangan

A. PEKERJAAN STRUKTUR

1. Pondasi Batu belah L= 60 cm Pondasi rumah

2. Pondasi Tapak 30x30 cm Pagar

Pembesian Ø10 dan Ø8

3. Sloof S1, S2 15x20 cm Bangunan dan pagar

Pembesian Ø10 Ulir Tulangan utama

Ø8 Sengkang

4. Ring balok (RB) 15x20 cm Bangunan dan pagar

Pembesian Ø10 Tulangan Utama

Ø8 sengkang

5. Pelat kanopi T=8 cm

Pembesian Ø8-150 1 lapis

6. Kolom 12x12 cm Gedung Kelas

Pembesian Ø10 Ulir Tulangan utama

Ø8 Sengkang

17. Beton K175 Seluruh struktur

K100 Lantai kerja

B. PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. Dinding Standart lokal Batako

2. Kusen Jendela 1,5”x3” Alumunium warna coklat

Kaca Jendela 5 mm Bening/ clear

Penggantung Casemen

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


67

3. Kusen Pintu 5x10 cm Kayu KW. II

Daun Pintu Panel Kayu KW. II

Daun Pintu PVC Alumunium pabrikan

Penggantung 3 bh Engsel 3”

4. Rangka Atap C 75.0,75 Baja ringan

V 40.0,45 Reng baja ringan

5. Penutup Atap pabrikan Spandek Motif lurus

6. Lisplank Atap 4 mm GRC fin. Cat exterior

7. Penutup lantai (dalam) 60x60 cm Keramik

Teras/ luar 60x60 cm Keramik

Dinding KM 30x30 cm Dinding WC

Lantai KM 30x30 cm Lantai WC motif kasar

Duduk ex. Toto, Amstard


8. Closet
atau setara

Floordrain PVC

Bak Air PVC model oval

10. Cat dalam Sealer + Weatherbond

Cat Luar Sealer + Weathershield

C. PEKERJAAN MEP

1. Pipa Tinja Ø4” Type AW

Pipa Air hujan & air kotor Ø2” Type AW

Pipa Air bersih outlet (ke kran) Ø1/2” Type AW

Pipa Air bersih inlet (ke tangki) Ø1” Type AW

2. Kabel stop kontak NYY 3x2,5 mm SNI

Kabel Lampu NYY 2x1,5 mm SNI

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara


68

Kabel ke KWH meter NYY 3x4 mm SNI

Saklar & Stop kontak SNI

MCB 10A SNI

3. Septictank 3 M3 Pasangan Batako

Ranai, Januari 2020


Mengetahui dan menyetujui
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Kantor UPBU Ranai - Natuna

Hendri, SE
Penata Muda Tk. I (III/b)
NIP. 19690906 19903 1 001

RKS Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara

Anda mungkin juga menyukai