Anda di halaman 1dari 6

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN

Pekerjaan Pembangunan Gedung Sekolah Darul Da’wah wal Irsyad (DDI)


antara
PANITIA
dengan
MUHAMMAD ALIM

Pada hari ini Jumat tanggal Tiga Puluh Satuh bulan Agustus tahun Dua Ribu Delapan Belas, yang
bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : RUSLI BACO SPd.I


Jabatan : Sekretaris
Nama Instansi : Panitia
Alamat : Bungku Tengah

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PANITIA PENGURUS PEMBANGUNAN
GEDUNG SEKOLAH DARUL DA’WAH WAL IRSYAH yang selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA.

2. Nama : MUHAMMAD ALIM


Jabatan : Mandor
Nama Perusahaan : -
Alamat : Desa Bahomohoni, Bungku Tengah
Telepon : 085398882814 / 082344451998

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Sendiri yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Dengan ini kedua belah pihak sepakat dan menyetujui untuk mengadakan perjanjian yang mengikat
sebagai Mandor Borong Pelaksana Konstruksi untuk keperluan PIHAK PERTAMA, melaksanakan
pekerjaan :

PEKERJAAN PEMBANGUNAN SEKOLAH DARUL DA’WAH WAL IRSYAH (DDI)


dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut :

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1 PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menyatakan
menerima tugas dari PIHAK PERTAMA, untuk melaksanakan Pekerjaan sebagai berikut :

a. Upah Pekerjaan Pembesian Beton, Sloof, Kolom, Ringbalk, Pasangan Batako Press,
Ventilasi Batako, Plesteran, Acian, Rabat Beton. (Material Pasir, split/ciping, besi, Bendrat,
semen, Ventilasi Batako, Papan Mall, Lata Stelen, Paku. Menjadi Tanggung Jawab PIHAK
PERTAMA).

b. Upah Dan Material Untuk Pekerjaan Pintu, Jendela, Atap Spandek Dan Rangka Baja
Ringan. (Material Kusen, Daun Pintu, Daun Jendela, Kunci Pintu, Hensel Pintu, Hensel
Jendela, Grendel, Kaca 5mm, Spandek 0,45mm, Kanal C 75, Gording 45, Gording 35, Kanal
U, Skrup 2cm, Skrup 5cm, Bubungan Atap, Lesplank. Menjadi Tanggung Jawab PIHAK
KEDUA).

Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Halaman 1 dari 6


c. VOLUME Dan Tanggung Jawab PIHAK KEDUA Meliputi: Pondasi, Rabat Beton (lantai
Kasar), Dinding Sampai Acian, Atap, Pintu dan Jendela.

d. PEKERJAAN yang Tidak masuk Dalam Anggaran Dan Bukan Menjadi Tanggung Jawab
PIHAK KEDUA Meliputi: Plafon, Lantai Keramik, Dan Pengecetan.

1.2 Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut pada ayat 1.1, PIHAK KEDUA diwajibkan
menyesuaikan Jadwal Pelaksanaan dari PIHAK PERTAMA.

PASAL 2
JENIS PEKERJAAN, VOLUME DAN HARGA SATUAN

2.1 Jenis pekerjaan, perkiraan jumlah volume dan harga satuan pekerjaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 Perjanjian ini adalah sebagai berikut :

 Nilai Borongan adalah Rp 125.000.000,00

2.2 Harga satuan di atas adalah harga satuan pekerjaan yang sudah dinegosiasi.

2.3 Volume Dan Tanggung Jawab PIHAK KEDUA Meliputi: Pondasi, Rabat Beton (lantai Kasar),
Dinding Sampai Acian, Atap, Pintu dan Jendela.

2.4 Pekerjaan yang Tidak masuk Dalam Anggaran Dan Bukan Menjadi Tanggung Jawab PIHAK
KEDUA Meliputi: Plafon, Lantai Keramik, Dan Pengecetan.

2.5 Pekerjaan sebagaimana yang tersebut dalam ayat 2.1 dan ayat 2.3 ini selanjutnya dalam
Perjanjian ini disebut PEKERJAAN.

PASAL 3
KETENTUAN KHUSUS, SPESIFIKASI DAN KUALITAS PEKERJAAN

3.1 PIHAK KEDUA wajib dan dianggap sudah mengetahui serta menguasai sepenuhnya
persyaratan-persyaratan (Spesifikasi Teknik Pekerjaan) dalam Kontrak Utama.

3.2 Seluruh kuantitas PEKERJAAN yang dilakukan PIHAK KEDUA adalah sesuai dengan kuantitas
yang diakui dan diterima oleh PIHAK PERTAMA dan Pemilik Proyek

PASAL 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN / PENYERAHAN

4.1 Pelaksanaan Pekerjaan sesuai yang tersebut dalam Pasal 1 (Satu) Surat Perjanjian ini harus
diselesaikan PIHAK KEDUA, dalam jangka waktu 80 (Delapan Puluh) hari kalender, terhitung
sejak tanggal ditandatanganinya Kontrak.

Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Halaman 2 dari 6


PASAL 5
HARGA BORONGAN PEKERJAAN

5.1 Sebagai dasar nilai Harga Borongan Pekerjaan seperti yang tersebut pada Pasal 2 Perjanjian ini
adalah dari estimasi volume dan harga satuan seperti pada ayat 2.1 Pasal 2 Perjanjian ini, yaitu
:

5.2 Harga tersebut sudah termasuk :


a. Overhead, keuntungan, resiko kenaikan harga dll.

PASAL 6
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran kepada PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA dilaksanakan sebagai berikut :

6.1 Pembayaran dilakukan atas permintaan, berdasarkan volume pekerjaan dan dibayarkan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

6.2 Apabila pekerjaan telah selesai 100% maka PIHAK PERTAMA akan membayarkan kepada
PIHAK KEDUA selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja.

PASAL 7
KETENTUAN – KETENTUAN UMUM

7.1 Dalam melaksanakan pekerjaan, PIHAK KEDUA diwajibkan untuk :

a. PIHAK KEDUA diwajibkan menyediakan peralatan kerja / peralatan bantu lainnya yang
dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan dalam keadaan laik pakai serta
memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

7.2 PIHAK KEDUA diwajibkan memperhatikan keselamatan kerja di tempat pekerjaan dengan
menyediakan sarana untuk mencegah kemungkinan timbulnya kecelakaan kerja.

7.3 Bila diperlukan persyaratan atau ketentuan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan ini, akan
dicantumkan dalam Lampiran sebagai “ Ketentuan Tambahan “ dan akan merupakan satu
kesatuan dari Surat Perjanjian ini.

PASAL 8
PEKERJAAN TAMBAH/KURANG

8.1 Apabila selama jangka waktu pelaksanaan terjadi perubahan gambar dan / atau design sehingga
mengakibatkan pengurangan atau penambahan terhadap volume pekerjaan sesuai yang
tercantum dalam Pasal 2 (dua) Surat Perjanjian ini, yang akan dipakai sebagai dasar
pengurangan / penambahan harga kontrak adalah harga satuan yang berlaku dalam Surat
Perjanjian ini dan akan dibuatkan Amandemen yang akan disetujui oleh Kedua Belah Pihak.
8.2 Pekerjaan Tambah / Kurang hanya diakui sah bila ada perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA Menyetujui.

Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Halaman 3 dari 6


PASAL 9
SANKSI DAN DENDA

9.1 Apabila ternyata PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi jadwal pelaksanaan yang telah
ditetapkan dalam Pasal 4 (Empat) tersebut di atas, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk
mengenakan denda keterlambatan sebesar 0,1% (satu per seribu) untuk setiap hari
keterlambatan sampai dengan maksimum 5 % (lima persen) dari harga borongan, dalam hal ini
PIHAK PERTAMA berhak untuk memutus kontrak secara sepihak tanpa harus pemberitahuan
terlebih dahulu kepada PIHAK KEDUA.

9.2 Keterlambatan yang diakibatkan oleh Force Majeure dan bukan karena kesalahan PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA, ketentuan tersebut dalam ayat 9.1 tidak diberlakukan.

9.3 Bila dalam pelaksanaan pekerjaan PIHAK KEDUA dipandang tidak mampu dan atau tidak akan
dapat memenuhi ketentuan Pasal 3 (Tiga) dan atau Pasal 4 (Empat), maka PIHAK PERTAMA
setelah memberikan Peringatan tertulis sebanyak 2 (dua) kali, berhak mengurangi Volume
Pekerjaan atau mencabut keseluruhan pekerjaan dan atau menunjuk Pihak Lain untuk
melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dengan biaya / kerugian yang timbul karenanya menjadi
tanggungjawab / beban PIHAK KEDUA.

9.4 Bila terjadi keadaan seperti yang tersebut dalam ayat 9.1 dan ayat 9.3, maka PIHAK KEDUA
hanya berhak atas pembayaran sesuai Prestasi yang disetujui PIHAK PERTAMA dan atau
Pemilik Pekerjaan setelah dikurangi dengan biaya / kerugian tersebut di atas.

PASAL 10
KEADAAN MEMAKSA ( FORCE MAJEURE )

10.1 Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah suatu kejadian / keadaan yang terjadi di luar
kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, antara lain : Peperangan, Pemogokan
Buruh, Blokade, Pemberontakan, Kerusuhan Sosial, Huru-hara Umum, Epidemi, Kebakaran,
Kejadian atau Bencana Alam (Banjir, Angin Ribut, Gempa Bumi, Tsunami) dan lain sejenisnya
yang sifatnya memaksa dan berhubungan langsung terhadap pelaksanaan PEKERJAAN serta
Peraturan Pemerintah di bidang moneter yang mengakibatkan pelaksanaan PEKERJAAN tidak
sesuai dengan yang direncanakan serta terjadi pada masa pelaksanaan serta dapat disetujui
secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA.

10.2 Bila terjadi Force Majeure maka PIHAK KEDUA harus segera memberitahu kepada PIHAK
PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah terjadi Force Majeure tersebut
dengan bukti yang sah dan PIHAK PERTAMA dapat menyetujui Force Majeure dimaksud setelah
menerima bukti yang kuat dan didukung dengan keputusan Pemerintah (dalam hal ini Pemerintah
Daerah atau Instansi yang berwenang).

10.3 Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui / menolak secara
tertulis keadaan memaksa / force majeure tersebut dalam jangka waktu 7 (Tujuh) hari setelah
pemberitahuan tertulis oleh PIHAK KEDUA diterima oleh PIHAK PERTAMA atau menyesuaikan
dengan ketentuan yang ditetapkan melalui Keputusan Pemerintah.

10.4 Pada dasarnya PIHAK PERTAMA hanya mempertimbangkan pemberian / penambahan Jangka
Waktu Pelaksanaan PEKERJAAN atas terjadinya keadaan memaksa / force majeure tersebut di
atas.

Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Halaman 4 dari 6


PASAL 11
RESIKO

11.1 Apabila selama masa waktu pelaksanaan PEKERJAAN terjadi hambatan-hambatan yang
diakibatkan tidak adanya atau tidak tersedianya peralatan, spare part, bahan bakar, peralatan
K3LM yang memenuhi syarat tenaga kerja yang cukup dan berkualitas karena semata-mata
kesalahan PIHAK KEDUA, maka segala resiko yang timbul akibatnya menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
11.2 Apabila selama pelaksanaan PEKERJAAN oleh PIHAK KEDUA terjadi kerugian terhadap Pihak
Ketiga (orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dalam pelaksanaan PEKERJAAN), maka
segala kerugian yang timbul akan menjadi beban dan tanggung jawab bersama kedua belah
pihak.
11.3 Apabila selama pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahan kuantitas pekerjaan oleh PIHAK
KEDUA atas permintaan PIHAK PERTAMA, maka segala resiko yang timbul akibatnya menjadi
tanggung jawab PIHAK PERTAMA.

PASAL 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

12.1 Apabila timbul perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA yang berkaitan
dengan PEKERJAAN dan yang timbul karena Perjanjian ini, baik selama masa pelaksanaan atau
sesudahnya, maka perselisihan yang timbul tersebut akan diselesaikan secara musyawarah
untuk mufakat oleh Kedua Belah Pihak dan segala hasil yang dicapai dari musyawarah tersebut
secara hukum bersifat mengikat dan merupakan putusan akhir serta secara tertulis
ditandatangani oleh para Pihak yang bersangkutan.

12.2 Apabila dengan cara tersebut dalam ayat 12.1 tidak diperoleh kemufakatan, maka Kedua Belah
Pihak sepakat untuk menyelesaikan masalahnya melalui Arbitrase sesuai dengan prosedur
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

12.3 Keputusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) tersebut akan merupakan keputusan akhir
dan mengikat kedua belah pihak.

PASAL 13
PEMUTUSAN PERJANJIAN

13.1 PIHAK PERTAMA berhak memutuskan perjanjian PEKERJAAN ini secara sepihak setelah
melakukan teguran secara tertulis sebanyak 3 (Tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu
3 (Tiga) hari, apabila :

a. PIHAK KEDUA telah memindah tangankan pelaksanaan PEKERJAAN kepada Pihak


lain, atau ;
b. Terhitung dalam waktu 2 (Dua) hari kalender sejak permintaan lisan atau tertulis dari
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA tidak dapat
memenuhinya dan atau PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan PEKERJAAN dan
atau memulai PEKERJAAN dan atau memulai Mobilisasi Peralatan sebagaimana diatur
dalam Pasal 4 perjanjian ini, atau ;
c. Terlambat melaksanakan sejumlah PEKERJAAN atau tahapan PEKERJAAN
berdasarkan Jadwal Pelaksanaan PEKERJAAN seperti yang telah ditetapkan dalam
Pasal 4 Perjanjian ini melebihi 7 (Tujuh) hari kalender, kecuali keterlambatan itu
disebabkan oleh Keadaan Memaksa / Force Majeure, atau ;
d. PIHAK KEDUA berdasarkan penilaian PIHAK PERTAMA dan kenyataan di lapangan
nyata-nyata tidak dapat melaksanakan PEKERJAAN.

Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Halaman 5 dari 6


13.2 Dalam hal PIHAK KEDUA dinyatakan bangkrut / pailit oleh Pengadilan Negeri atau Surat Ijin
Usahanya dicabut atau tidak berlaku lagi, maka PIHAK PERTAMA secara sepihak dapat
membatalkan sebagian atau seluruh PEKERJAAN dalam Perjanjian ini .

13.3 Jika terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA seperti dimaksud dalam
ayat 13.1 dan 13.2, PIHAK PERTAMA dapat menunjuk sub pelaksana lainnya untuk meneruskan
dan menyelesaikan PEKERJAAN.

13.4 Dalam hal Pemutusan Perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud
dalam ayat 13.1 dan 13.2, PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut ganti rugi, tetapi masih berhak
atas nilai PEKERJAAN yang telah diterima oleh PIHAK PERTAMA sebelumnya. Penilaian
tersebut dilakukan dengan Berita Acara yang dibuat oleh Kepala Proyek dan disetujui oleh PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

PASAL 14
LAIN-LAIN

14.1 Surat Perjanjian ini tidak dapat dipindahtangankan sebagian atau seluruhnya oleh PIHAK
KEDUA, tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
14.2 Perjanjian ini dibuat oleh Kedua Belah Pihak dengan segala itikad baik dan hal-hal yang berkaitan
dengan penambahan, pengurangan atau perubahan-perubahan ketentuan yang tercantum dalam
Surat Perjanjian ini akan diatur di dalam Addendum Surat Perjanjian.

PASAL 15
PENUTUP
Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (Dua) lembar di antaranya ditanda tangani oleh Kedua Belah
Pihak diatas meterai yang cukup, masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan
kesemuanya memiliki kekuatan hukum yang sama dan menjadi ikatan bagi Kedua Belah Pihak untuk
dapat dipakai sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


MANDOR BORONG PANITIA

MOHAMMAD ALIM RUSLI BACO SPd.I


Mandor Sekretaris

Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Halaman 6 dari 6

Anda mungkin juga menyukai