PEKERJAAN :
Pembangunan Pengaman Pantai Parit Tahap II
Kabupaten Karimun
DAFTAR ISI
BAB I UMUM
1.1. Pekerjaan Persiapan (Papan Nama, Direksi Keet, Gudang Alat dan
Bahan, dan Biaya Perizinan) I-1
1.2 Pembuatan Dokumentasi I-2
1.3 Biaya K3 I-3
1.4 Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan I-4
1.5 Setting Out Pekerjaan I-5
BAB I
UMUM
1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN (PAPAN NAMA, DIREKSI KEET, GUDANG ALAT DAN BAHAN,
DAN BIAYA PERIZINAN)
Pekerjaan persiapan terdiri dari pekerjaan papan nama, direksi keet, gudang alat dan
bahan, dan biaya perizinan. Berikut dijelaskan spesifikasi setiap pekerjaan persiapan:
Pekerjaan Papan Nama (1 buah)
Papan Nama terbuat dari bahan kayu dengan ukuran minimal 1,5 m x 1,0 m. Papan nama minimal
berisi nama pekerjaan, lokasi pekerjaan, sumber dana, nomor kontrak, jangka waktu pelaksanaan,
nama Penyedia Jasa, dan nama konsultan pengawas.
Direksi Keet
Direksi keet dibuat dengan minimal luas 24 m2, minimal terdiri dari ruang rapat dan toilet/WC.
Standart bahan yang digunakan untuk bangun direksikeet adalah:
1) Lantai terbuat dari beton dengan campuran 1 : 3 : 6 atau lantai kayu.
2) Tiang terbuat rangka kuda-kuda dan atap terbuat dari kayu.
3) Dinding terbuat dari bahan tripleks.
4) Atap bangunan terbuat dari asbes/seng.
5) Jendela terbuat dari kayu, rangka daun pintu dari kayu dan dilapis dengan tripleks.
Direksi keet harus dilengkapi dengan perlengkapan mebeler, yang minimal terdiri dari kursi tamu,
meja tulis, papan tulis, dengan jumlah masing-masing menyesuaikan kebutuhan.
Gudang Alat dan Bahan
Gudang Alat dan Bahan dibuat dengan minimal luas 20 m2, dan terdiri dari :
1) Lantai terbuat dari beton dengan campuran 1 : 3 : 6 atau lantai kayu.
2) Tiang terbuat rangka kuda-kuda dan atap terbuat dari kayu.
3) Dinding terbuat dari bahan tripleks/seng.
4) Atap bangunan terbuat dari asbes/seng.
5) Jendela terbuat dari kayu, rangka daun pintu dari kayu dan dilapis dengan tripleks serta
dilengkapi dengan kunci/gembok.
Basecamp
Basecamp dibuat dengan minimal luas 20 m2, dan terdiri dari :
1) Lantai terbuat dari beton dengan campuran 1 : 3 : 6 atau lantai kayu.
I-1
Pembangunan Pengaman Pantai Parit Tahap II Kabupaten Karimun
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
I-2
Pembangunan Pengaman Pantai Parit Tahap II Kabupaten Karimun
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
1.3. BIAYA K3
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat Manual, Prosedur, Instruksi Kerja dan Ijin
Kerja yang harus dipatuhi setiap pekerja yang berada dilapangan. Setelah itu membuat Kartu
identitas Pekerja (IKP) untuk seluruh pekerja yang berada di area pekerjaan baik dari pihak
Penyedia Jasa, konsultan, owner, dan tamu yang berkunjung ke lokasi pekerjaan.
Melakukan Sosialisasi dan Promosi K3 berupa Spanduk (Banner) memiliki luas cetak 12
m2 yang berisi himbauan, larangan, peringatan bagi yang berada di lokasi pekerjaan dan Papan
Informasi K3 minimal berukuran 1 m x 1 m yang terbuat dan bahan kayu dan berisi informasi dan
petunjuk mengenai K3.
Memasang Alat Pelindung Kerja berupa pembatas Area (Restricted Area) seperti pita
pengaman/barricade tape/police line berwarna hitam dan kuning dengan strip menyamping yang
berbahan plastik polipropilene.
Setiap pekerja yang berada di lokasi pekerjaan wajib menggunakan Alat Pelindung Diri
terdiri atas :
1. Helm yang digunakan terdiri dari 3 warna yaitu warna putih, merah, dan kuning.
Helm putih digunakan oleh owner dan personil manajerial seperti general
superintendent/manajer proyek, mandor (foreman), insinyur (engineer), atau supervisor.
Helm merah digunakan oleh ahli K3 atau petugas K3.
Helm kuning digunakan oleh umum/pekerja atau operator alat berat.
2. Masker yang digunakan standart untuk mencegah masuknya debu yang dapat digunakan
berulang kali.
3. Sarung Tangan yang digunakan standart berbahan kain dan minimal mampu melindung
tangan terhadap tusukan, goresan, dan bahan kimia.
4. Safety Shoes yang digunakan jenis sepatu boots yang kedap terhadap air dan ringan saat
digunakan.
5. Jas Hujan yang digunakan standart berbahan dasar plastic yang kedap terhadap air.
6. Rompi Konstruksi yang digunakan standart material dilapisi fluorescent dan dapat mudah
dilihat baik ketika siang hari ataupun malam hari.
Memenuhi Asuransi dan Perijinan dari BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Kerja
sesuai Kepmenaker Nomor : KEP-196/MEN/1999 untuk Tenaga harian Proyek. Fasilitas Sarana
Kesehatan untuk Peralatan P3K berupa kotak P3K tipe A sesuai Permenaker No.
PER.15/MEN/VIII/2008. Kotak P3K tipe A berisi:
I-3
Pembangunan Pengaman Pantai Parit Tahap II Kabupaten Karimun
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
Di lokasi pekerjaan perlu dibuat Rambu K3 berupa rambu petunjuk, rambu larangan,
rambu peringatan, rambu dapat dibuat dari plat tipis dengan tiang penyanggah berupa kayu atau
besi yang kuat. Rambu-rambu yang digunakan harus sesuai dengan medan kerja dan keadaan
lingkungan sekitarnya. Rambu memiliki ukuran yang proporsional yang dapat dilihat dari jarak
pandang 1,52 m sedangkan Rambu yang berada di atap harus berjarak 2,2 m dari lantai dan
tulisannya dapat dibaca dengan jelas.
Lampu Sorot yang digunakan harus dapat menerangi lokasi pekerjaan disaat malam hari.
Sumber listrik dan air yang digunakan selama masa pekerjaan ditanggung oleh Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus memasang tiga tiang bendera di lokasi pekerjaan yaitu Bendera K3,
bendera Indonesia (Merah Putih), dan bendera perusahaan. Syarat bendera yang digunakan
dengan tinggi bendera merah putih harus lebih tinggi minimal 30 cm dibanding bendera lainnya,
dan tinggi tiang bendera merah putih min. 3,5 m. Ketiga bendera ini dipasang saling berdekatan
di depan direksi keet dan minimal memiliki ukuran yang sama.
I-4
Pembangunan Pengaman Pantai Parit Tahap II Kabupaten Karimun
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
Mobilisasi yang dilakukan terdiri dari mobilisasi tenaga kerja dan alat berat. Mobilisasi
tenaga kerja dilakukan dahulu untuk memulai pekerjaan persiapan di lapangan sedangkan
mobilisasi alat berat dilakukan disaat yang sama dengan mobilisasi material batu dengan
menggunakan tongkang. Penyedia Jasa menyiapkan segala kebutuhan yang berhubungan dengan
tenaga kerja dan alat berat baik di lokasi pekerjaan maupun di gudang. Segala jenis transportasi
yang berhubungan dengan operasional dan pemeliharaan seperti suku cadang ditanggung oleh
Penyedia Jasa. Jika terjadi kerusakan yang menyebabkan alat berat harus dikembalikan ke
bengkel atau overhoul maka menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Alat berat yang digunakan sebanyak dua unit yaitu:
1. Excavator Bucket, 80 -140 HP dengan kapasitas min. 0,8 M3, dalam kondisi baik dengan
jumlah minimal 1 Unit
Excavator Grapple, 80 -140 HP dengan kondisi baik dengan jumlah minimal 1 Unit
I-5
Pembangunan Pengaman Pantai Parit Tahap II Kabupaten Karimun
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
I-6
Pembangunan Pengaman Pantai Parit Tahap II Kabupaten Karimun
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
BAB II
PASANGAN BATU
2.1 UMUM
2.2 Pasangan Armor batu 500 kg - 650 kg, void maksimum 35%
2.2.1 Umum
a. Pekerjaan pasangan batu dalam hal ini meliputi semua pekerjaan penyediaan, pengangkutan
bahan dan pemasangan batu.
b. Material yang digunakan adalah batu kali/alam/gunung/granit dimana telah mendapat
persetujuan dari Konsultan/Direksi.
c. Kontraktor harus mengerjakan pasangan batu sesuai dengan gambar rencana atau instruksi
dari Konsultan/Direksi.
d. Batu Granit yang akan digunakan adalah suatu jenis batu batuan beku yang terbentuk dari
proses vulkanik berserat kasar, dan terdiri juga atas unsur kwarsa dan mika.
e. Pasangan batu harus dari batu yang dipecahkan dengan alat pemecah batu (stone crusher)
atau palu besar atau cara lainnya yang disetujui oleh Konsultan/Direksi dimana akan
menghasilkan ukuran batu sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup dan
mengunci.
f. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Konsultan/Direksi.
g. Apabila terdapat perubahan lokasi pengambilan batu, maka penyedia jasa wajib meminta
persetujuan dari direksi/konsultan pengawas.
II - 1
Pembangunan Pengaman Pantai Parit Tahap II Kabupaten Karimun
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
h. Ukuran batu dominan yang digunakan adalah batu dengan berat antara 500 kg - 650 kg yang
digunakan pada posisi/layer terluar dari breakwater.
i. Karena posisinya ditengah laut, maka berat sendiri sangat berpengaruh, oleh sebab itu pada
aplikasinya di lapangan, akan diutamakan ukuran batu yang jauh lebih besar dari ukuran yang
ditetapkan (diatas 650 kg) namun item pembayaran tetap menggunakan item ini karena
keterbatasan standar penyusunan harga satuan.
j. Kontraktor harus sudah memahami hal ini dalam menawar item tersebut. Ukuran batu yang
lebih kecil dari 500 kg sama sekali tidak diizinkan untuk didatangkan dari quarry, karena
perbedaannya dengan item lain cukup dekat (item Pasangan batu 200 kg – 300 kg) sehingga
akan membingungkan dalam memilah item dilapangan bila terdapat ukuran batu yang
dibawah 500 kg. Oleh karena itu, material ukuran batu dibawah 500 kg harus disingkirkan
dari lapangan dan tidak dapat digunakan di lokasi yang mengharuskan penggunaan batu 500
kg - 650 kg. Direksi dan konsultan diharapkan memperhatikan hal ini sehingga penyedia jasa
dapat melaksanakan pekerjaan yang sesuai.
k. Void tidak diperkenankan tertutup seluruhnya, karena berfungsi sebagai peredam energi
gelombang air laut, maka tetap harus terdapat void dipermukaan sehingga energi gelombang
dikurangi sedemikian rupa sehingga posisi pasangan batu akan tetap pada posisinya dalam
waktu yang lama walaupun terkena deburan ombak setiap saat.
l. Void (porositas/ruang kosong antara susunan batu) maksimum diperkenankan 35%. Untuk
itu, persentase ukuran batu akan ditentukan dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak
(PCM) atau sesuai dengan instruksi dari Konsultan/Direksi.
m. Apabila bahan yang digunakan di lapangan berbeda dengan bahan yang digunakan pada saat
pengujian, maka penyedia jasa wajib menyingkirkan material dari lokasi proyek atas biaya
penyedia jasa sendiri dan mengganti kedalam material yang sesuai yang telah diuji dan telah
disetujui Direksi/konsultan. Seluruh biaya yang timbul akibat hal ini menjadi tanggung jawab
penyedia jasa.
2.2.2 Pelaksanaan
a. Pemasangan batu ini dilakukan pada lapisan/layer terluar pada breakwater.
b. Pemasangan Batu dilakukan setelah menandai tempat area lokasi breakwater sesuai desain
dan menyusunnya sebisa mungkin pada kondisi surut sehingga loose material akibat ombak
dapat diminimalisir.
c. Penempatan batu dilakukan dengan cara menumpuk batu perlapisan secara vertikal dengan
hati-hati menggunakan alat berat, kontrol koordinat sangat diperlukan dan vital, karena itu
ada baiknya terdapat beberapa penyelam dari pihak penyedia, konsultan maupun direksi
untuk memberikan panduan pada operator alat berat agar ukuran batu yang sesuai dapat
diposisikan pada posisi yang tepat.
II - 2
Pembangunan Pengaman Pantai Parit Tahap II Kabupaten Karimun
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
d. Sebelum melanjutkan penyusunan batu ke lapisan berikutnya dipastikan bahwa rongga/void
sudah diisi dengan batu pengunci, sehingga struktur saling mengunci.
e. Pemasangan batu disesuaikan dengan pasangan bouwplank yang ditentukan dengan
memperhatikan kerapihan, kuncian, isian serta kekokohan bangunan sesuai instruksi dari
Konsulan/Direksi.
f. Ukuran batu yang terbesar diletakkan disisi dalam, dan terus sampai batas layer
pertama,menyesuaikan bentuk perlindungan yang ada dalam gambar pelaksanaan.
g. Material batu yang hilang atau berserakan karena adanya timbunan batu dibawah
permukaan air laut menjadi tanggung jawab dari kontraktor.
h. Kontraktor harus sudah memperhitungakan biaya tranportasi batu dengan menggunakan
tongkang/ponton dari pulau Karimun mengingat tidak tersedianya material batu di lokasi
pekerjaan.
i. Untuk tempat bersandarnya tongkang atau alat pengangkut batu, kontraktor harus
melakukan survey untuk memastikan lokasi bersandarnya kapal. Seluruh biaya yang timbul
akibat pekerjaan diluar daftar kuantitas dan harga, menjadi tanggungjawab kontraktor.
II - 3
Pembangunan Pengaman Pantai Parit Tahap II Kabupaten Karimun
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
2.3 Pasangan Armor batu 200 kg - 300 kg, void maksimum 30%
2.3.1 Umum
a. Pekerjaan pasangan batu dalamhal ini meliputi semua pekerjaan penyediaan, pengangkutan
bahan dan pemasangan batu. Material yang digunakan adalah batu kali/alam/gunung/granit
dimana telah mendapat persetujuan dari Konsultan/Direksi. Kontraktor harus mengerjakan
pasangan batu sesuai dengan gambar rencana atau instruksi dari Konsultan/Direksi.
b. Batu Granit yang akan digunakan adalah suatu jenis batu batuan beku yang terbentuk dari
proses vulkanik berserat kasar, dan terdiri juga atas unsur kwarsa dan mika. Pasangan batu
harus dari batu yang dipecahkan dengan alat pemecah batu (stone crusher) atau palu besar
atau cara lainnya yang disetujui oleh Konsultan/Direksi dimanaakan menghasilkan ukuran
batu sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup dan mengunci.
c. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Konsultan/Direksi. Apabila
terdapat perubahan lokasi pengambilan batu, maka penyedia jasa wajib meminta persetujuan
dari direksi/konsultan pengawas.
d. Ukuran batu dominan yang digunakan adalah batu dengan berat antara 200 kg - 300 kg yang
digunakan pada posisi bawah sebagai pondasi dan bagian atas sebagai penahan gelombang.
e. Ukuran batu yang lebih kecil dari 200 kg tidak diizinkan untuk didatangkan dari quarry,
kecuali serpihan-serpihan yang ada akibat transportasi dan hanya bisa digunakan untuk
mengisi celah batuan besar dan dengan tujuan susunan batu akan saling mengunci dan kokoh.
f. Void tidak diperkenankan tertutup seluruhnya, karena berfungsi sebagai peredam energi
gelombang air laut, maka tetap harus terdapat void dipermukaan sehingga energi gelombang
dikurangi sedemikian rupa sehingga posisi pasangan batu akan tetap pada posisinya dalam
waktu yang lama walaupun terkena deburan ombak setiap saat. Void (porositas/ruang kosong
antara susunan batu) maksimum diperkenankan 30%.
g. ukuran batu diatas 300 kg masih diperkenankan karena berat merupakan bagian dari kekuatan
yang dibutuhkan dari pasangan batu kosong ini. untuk itu, persentase ukuran batu akan
ditentukan dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak (PCM) atau sesuai dengan instruksi
dari Konsultan/Direksi.
h. Apabila bahan yang digunakan di lapangan berbeda dengan bahan yang digunakan pada saat
pengujian, maka penyedia jasa wajib melakukan pengujian ulang yang didampingi oleh
direksi/konsultan pengawas. Seluruh biaya yang timbul akibat pengujian yang dilakukan
menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
II - 4
Pembangunan Pengaman Pantai Parit Tahap II Kabupaten Karimun
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
2.3.2 Pelaksanaan
a. Penempatan batu dilakukan dengan cara menumpuk batu perlapisan secara vertikal
dengan hati-hati.
b. Pemasangan batu disesuaikan dengan pasangan bouwplank yang ditentukan dengan
memperhatikan kerapihan, kuncian, isian serta kekokohan bangunan sesuai instruksi
dari Konsultan/Direksi.
c. Ukuran batu yang terbesar diletakkan disisi dalam, dan terus sampai keluar
menyesuaikan bentuk perlindungan yang ada dalam gambar pelaksanaan.
d. Sebelum melanjutkan penyusunan batu ke lapisan berikutnya dipastikan bahwa
rongga/void sudah diisi dengan batu pengunci, sehingga struktur saling mengunci.
e. Material batu yang hilang atau berserakan karena adanya timbunan batu dibawah
permukaan air laut menjadi tanggung jawab dari kontraktor.
f. Kontraktor harus sudah memperhitungakan biaya tranportasi batu dengan menggunakan
tongkang/ponton dari pulau Karimun mengingat tidak tersedianya material batu di
lokasi pekerjaan.
g. Untuk tempat bersandarnya tongkang atau alat pengangkut batu, kontraktor harus
melakukan survey untuk memastikan lokasi bersandarnya kapal. Seluruh biaya yang
timbul akibat pekerjaan diluar daftar kuantitas dan harga, menjadi tanggungjawab
kontraktor.
II - 5
Pembangunan Pengaman Pantai Parit Tahap II Kabupaten Karimun
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
6. Perhitungan volume batu harus dikoreksi terkait dengan adanya void yang dipersyaratkan
untuk kemudian diisi oleh batu pengunci. Untuk item ini volume hasil opname di lapangan
adalah 70% dari volume keseluruhan, sisanya yang 30% menggunakan item batu pengunci.
2.4.1 Umum
a. Pekerjaan pasangan batu dalam hal ini meliputi semua pekerjaan penyediaan, pengangkutan
bahan dan pemasangan batu. Material yang digunakan adalah batu kali/alam/gunung/granit
dimana telah mendapat persetujuan dari Konsultan/Direksi. Kontraktor harus mengerjakan
pasangan batu sesuai dengan gambar rencana atau instruksi dari Konsultan/Direksi.
b. Batu Granit yang akan digunakan adalah suatu jenis batu batuan beku yang terbentuk dari
proses vulkanik berserat kasar, dan terdiri juga atas unsur kwarsa dan mika. Pasangan batu
harus dari batu yang dipecahkan dengan alat pemecah batu (stone crusher) atau palu besar
atau cara lainnya yang disetujui oleh Konsultan/Direksi dimanaakan menghasilkan ukuran
batu sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup dan mengunci.
c. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Konsultan/Direksi. Apabila
terdapat perubahan lokasi pengambilan batu, maka penyedia jasa wajib meminta persetujuan
dari direksi/konsultan pengawas.
d. Ukuran batu dominan yang digunakan adalah batu dengan berat antara 50 kg - 100 kg yang
digunakan sebagai batu pengunci atau pengisi void.
e. Ukuran batu yang lebih kecil dari 50 kg tidak diizinkan untuk didatangkan dari quarry,
kecuali serpihan serpihan yang ada akibat transportasi dan hanya bisa digunakan untuk
mengisi celah batuan besar dan dengan tujuan susunan batu akan saling mengunci dan
kokoh.
f. Karena batu ukuran ini hanya dipergunakan untuk mengisi void semaksimal mungkin agar
terjadi kontak antar batuan dan struktur dapat lebih kokoh. Celah-celah kecil tetap
diperkenankan sebagai peredam energi.
g. Ukuran batu diatas 100 kg tidak diperkenankan karena perbedaannya yang cukup dominan
dengan item lain, persentase ukuran batu akan ditentukan dalam rapat persiapan pelaksanaan
kontrak (PCM) atau sesuai dengan instruksi dari Konsultan/Direksi.
h. Apabila bahan yang digunakan di lapangan berbeda dengan bahan yang digunakan pada saat
pengujian, maka penyedia jasa wajib melakukan pengujian ulang yang didampingi oleh
II - 6
Pembangunan Pengaman Pantai Parit Tahap II Kabupaten Karimun
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
direksi/konsultan pengawas. Seluruh biaya yang timbul akibat pengujian yang dilakukan
menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
2.4.2 Pelaksanaan
a. Penempatan batu dilakukan dengan cara mengisi celah batu yang ada dengan hati-hati.
b. Pemasangan batu disesuaikan dengan pasangan bouwplank yang ditentukan dengan
memperhatikan kerapihan, kuncian, isian serta kekokohan bangunan sesuai instruksi dari
Konsultan dan/atau Direksi.
c. Material batu yang hilang atau berserakan karena adanya timbunan batu dibawah
permukaan air laut menjadi tanggung jawab dari kontraktor.
d. Kontraktor harus sudah memperhitungkan biaya tranportasi batu dengan menggunakan
tongkang/ponton dari pulau Karimun mengingat tidak tersedianya material batu di lokasi
pekerjaan.
e. Untuk tempat bersandarnya tongkang atau alat pengangkut batu, kontraktor harus
melakukan survey untuk memastikan lokasi bersandarnya kapal. Seluruh biaya yang timbul
akibat pekerjaan diluar daftar kuantitas dan harga, menjadi tanggungjawab kontraktor.
II - 7
Pembangunan Pengaman Pantai Parit Tahap II Kabupaten Karimun
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
6. Volume batu pengunci hanya didasari dari volume batu ukuran 200 kg - 300 kg dan 500 kg -
650 kg sesuai dengan kondisi void masing-masing.
II - 8
38.10
10.00
46.27
3
0 15.6
10.0
2
35.9
08
64. P2
2.010
00
10.
00 P1 2.161
50. 2.358 2.311
BM02 CP03 2.330
2.525 CP02
CP04
2.050
P3
Breakwater eksisting
2.239
P4
Rencana Breakwater
0.261 2.362
CP05 Batu Kosong
P5
Panjang total= 250 m
0.262
P6
1.408
P8
2.049
P9
0 50 100 150 m
1.924
P10 SKALA 1 : 1.800
1.888
P11
2.538
CP06
Keterangan:
Satuan dalam meter (m)
CL
30.00 1.30
Elevasi Rencana + 2.30 m
2
1
2 HHWL + 1.20 MHWS + 0.90
1
4.00
MSL + 0.00
Skala 1 : 200
CL
20.94 1.30
Elevasi Rencana + 2.30 m
2
1
2 HHWL + 1.20 MHWS + 0.90
1
4.00
MSL + 0.00
Skala 1 : 200
CL
30.00 1.30
Elevasi Rencana + 2.30 m
2
1
2 HHWL + 1.20 MHWS + 0.90
1
4.00
MSL + 0.00
Skala 1 : 200
CL
30.00 1.30
Elevasi Rencana + 2.30 m
2
1
2 HHWL + 1.20 MHWS + 0.90
1
4.00
MSL + 0.00
Skala 1 : 200
Batu Kosong Berat 500-600 Kg Ø 0.7 - 0.9 m
CL
30.00 1.30
Elevasi Rencana + 2.30 m
2
1
Batu Kosong Berat 500-600 Kg Ø 0.7 - 0.9 m
2 HHWL + 1.20 MHWS + 0.90
1
4.00
MSL + 0.00
Skala 1 : 200
CL
30.00 1.30
Elevasi Rencana + 2.30 m
2
1
Batu Kosong Berat 500-600 Kg Ø 0.7 - 0.9 m
2 HHWL + 1.20 MHWS + 0.90
1
4.00
MSL + 0.00
Skala 1 : 200
Keterangan:
Satuan dalam meter (m)
NO. LEMBAR :
ROBBY INDRA GARTIKA, S.T., M.T.
JML. LEMBAR : NIP. 19820807 200604 1 002
CL
1.30
Elevasi Rencana + 2.30 m
2
1
2 HHWL + 1.20
MHWS + 0.90
1
4.00
MSL + 0.00
CL
1.30
Elevasi Rencana + 2.30 m
2
1
2 HHWL + 1.20 MHWS + 0.90
1
4.00
MSL + 0.00
DETAIL POTONGAN