Anda di halaman 1dari 18

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


PEKERJAAN FISIK BANGUNAN

A. SPESIFIKASI UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

Bangunan yang dilaksanakan adalah Perencanaan Pembangunan Pagar SMA Negeri


Unggul Ali Hasjmy yang Berlokasi di Kecamatan Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar.
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ dan
RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.

2. Peraturan Teknis Bangunan yang digunakan

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut
dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Keppres No. 16 tahun 1994 dan no. 24 tahun 1995 beserta lampiran-lampiran dan
juknisnya.
2.2. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia
atau Algemene voor warden voor de uit voering bij aanneming van openbare
werken (AV) 1941
2.3. Surat Edaran bersama Bappenas dan Dirjen Anggaran No. 351/D.VI/01/1997 dan
SE - 39/A/21/01997 tanggal 20 Januari 1997.
2.4. Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No.
295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
2.5. Pedoman Perencanaan Gedung Sekolah Mengengah Umum SNI 03-1730-1989
2.6. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03
2.7. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
2.8. Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI-
1.2.53.1987)
2.9. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995
2.10. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987
2.11. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI)NI 5
2.12. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984
2.13. Mutu Sirap SNI 03-3527-1994
2.14. Peraturan Umum instalasi listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
2.15. Tata cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991
2.16. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
2.17. Peraturan Semen Potland Indonesia NI 8 tahun 1972
2.18. Perturan Bata Merah sebagai bahan bangunan NI 10
2.19. Peraturan Plumbing Indonesia
2.20. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991
2.21. Tata cara Pengacatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991
2.22. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2.23. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor Wajib mengikuti ketentuan
peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

3. Pekerjaan Persiapan

3.1. Lingkup Pekerjaan


3.1.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
3.1.2. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
3.1.3. Pembuatan papan nama proyek
3.1.4. Pemasangan bouwplank
3.1.5. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan

3.2. Persyaratan bahan


3.2.1. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus
memenuhi kualitas yang ditentukan dalam PBI 1991.
3.2.2. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan triplek dicat putih.
3.2.3. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu meranti atau sengon 5/7 dan papan
meranti atau sengon ukuran 2/20 cm.
3.2.4. Untuk lalat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong
dan lain-lain digunakan bahan kayu setempat.

3.3. Pedoman Pelaksanaan


3.3.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
Meliputi pembersihan semua tanam tumbuh termasuk pembongkaran akar-
akar pohon yang terkena bangunan dan halaman sekolah disekeliling
bangunan, termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika diperlukan.
Hasil bongkaran tersebut diatas dibuang ke luar lokasi pekerjaan.Pembuatan
Gudang,
3.3.2. Bangsal Kerja dan Direksi Keet
Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan sementara yang dapat
melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar
setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.
Untuk Direksi Keet, dibuat dengan konstruksi semi permanen dengan ukuran
sesuai gambar, luas=21 M2, dilengkapi mobiler sederhana 1 meja tulis,
beberapa buah kursi duduk, dan 1 lembar triplek tempat menempel gambar.

3.3.2. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan


Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air
terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan.
Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama
pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang tercantum dalam
PBI NI 2.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

3.3.3. Pembuatan papan nama proyek


Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm.
Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat
yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat
 Nama proyek
 Pemilik Proyek
 Lokasi Proyek
 Jumlah biaya (kontrak)
 Nama Konsultan Perencana
 Nama Konsultan Pengawas
 Nama Pelaksana (Kontraktor)
 Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun

3.3.4. Pemasangan Bouwplank


Tiang Bouwplank harus terpasang kuat. Papan diketam halus dan lurus pada
sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya
harus siku.

B. SPESIFIKASI TEKNIS

4. Pekerjaan Tanah/Urugan

4.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir, gambut,
tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu:
4.1.1. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi).
4.1.2. Timbunan kembali galian tanah pondasi
4.1.3. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi termasuk pemadatannya.
4.1.4. Perataan tanah sekelilling bangunan
4.1.5. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang di
syaratkan.
4.1.6. Pekerjaan Cut & Fill (bila ada)

4.2. Persyaratan Bahan


Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk
timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik.

4.3. Pedoman Pelaksanaan


4.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk
galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar.
Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik,
telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka Kontraktor secepatnya
memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang berwenang
untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian


tersebut.
Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka
kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat.
Galian-galian untuk septictank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air
bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan
gambar detai.
Untuk kondisi tanah yangmudah longsor Kontraktor harus memasang turap
kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus dibongkar
setelah pondasi selesai.
4.3.2. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan
dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan
kontur tanah yang disyarat dalam Site Plan.
4.3.3. Bila ternyata penggalian memebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam
gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan
pasir urug.
4.3.4. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septictank, galian saluran air hujan,
saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan
ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan
menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah
lapisan pertama padat kembali seperti diatas. Demikian seterusnya dilakukan
sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali.
4.3.5. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis demi
lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga padat.
Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm, dan
ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis tersebut.
4.3.6. Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan. Pengurugan
dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian
ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus
mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan
pemadatan.
4.3.7. Dibawah pondasi, dan dibawah air diurug dengan pasir pasangan setebal 10
cm dan dipadatkan.

5. Pekerjaan Pondasi
5.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
5.1.1. pondasi pasangan batu kali/batu belah
5.1.2. pondasi batu bata
5.1.3 Pondasi beton bertulang

5.2. Persyaratan Bahan


5.2.1. Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang. Campuran yang
digunakan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
5.2.2. Pondasi batu belah dengan menggunakan spesi 1 PC : 3 Kpr : 10 Psr,
bagian bawah pondasi dibuat aanstamping dari batu belah kosong yang
dipasang berdiri rapat, setebal 20 cm dengan tidak terdapat batu-batu
bertumpuk.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

5.3. Pedoman Pelaksanaan


5.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk asa pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan
dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
5.3.2. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal 10 cm dan
dipadatkan, sebagai lantai kerja. Diatas pasir dipasang aanstamping, untuk
pondasi plat tapak beton bertulang dan pondasi batu kali/batu belah,
terdiri dari batu kali dan pasir pasang (pasangan batu
kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya,
sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali tersebut. Tebal lapisan
dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi.
5.3.3. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan
gambar detail. Campuran yang digunakan: Plat tapak beton adukan 1 Pc : 2
Ps : 3 Kr. Pondasi beton cyclopen dibuat dengan adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
yang diisi 30% batu kali. Pondasi batu kali/belah dipasang dengan aperekat 1
Pc : 3 Ps. Pondasi batu bata dipasang dengan perekat 1 Ps : 4 Ps dan pada
bagian sisi diplester kasar/brappen adukan 1 Pc : 3 Ps.

6. Pekerjaan Beton Bertulang

6.1. Lingkup Pekerjaan


Beton bertulang dengan Mutu Fc = 19,3 Mpa (K225) harus dibuat untuk :
6.1.1. Sloof
6.1.2. Kolom-kolom induk
6.1.3. Kolom-kolom praktis
6.1.6. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan
gambar rencana

6.2. Bahan
6.2.1. Semen
 Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi
S-400 menurut Standart Cement Portlandia yang digariskan oleh Asosiasi
Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak
semen, tidak siperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 cm. Setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

6.2.2. Pasir Beton


Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1991.

6.2.3. Kerikil
 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai
gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1991.
 Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
komposisi material yang tepat.

6.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
diminum.

6.2.5. Besi Beton


Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan
leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat
lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan
batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar
dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika Pemborong tidak
berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam
gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat
dengan catatan:
Harus ada persetujuan Direksi
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud
adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran
diameter besi menjadi tanggungjawab pemborong.

6.2.6. Cetakan dan Acuan


Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas
yang sesuai dengan yang ditujukkan oleh gambar rencana dan uraian
pekerjaan.

Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan


didalam pasal 5.1. SK SNI T-15.1919.03.

6.2.7. Mutu Beton


Mutu beton yang digunakan adalah perbandingan Mutu Fc = 19,3 Mpa
(K225).

6.3. Pedoman Pelaksanaan


6.3.1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, maka
sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.
6.3.2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
6.3.3. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton
yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-15.1919.03.

6.3.4. Pengecoran
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penuangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang
sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani
tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton
dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya
harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang
diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan
dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses
pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan
dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.

6.3.5. Perawatan Beton


Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan
cara sebagai berikut :
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai
penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan
tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

7. Pekerjaan Dinding

7.1. Lingkup Pekerjaan


7.1.1. Diding Bata
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk seluruh
pembatas ruangan, bagian saluran keliling emperan bangunan seperti tertera
dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

7.2. Persyaratan Bahan


7.2.1. Bata
Mutu bata yang digunakan dari jenis klas I menurut NI 10 dengan bentuk
standart batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku
dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak
yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran
bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila
direndam air.

7.2.2. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat
kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik
matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5% berat

7.2.3. Semen dan Air


Untuk persyartan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah
digariskan pada pasal beton bertulang.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

7.2.4. Papan digunakan bahan kayu kelas II yang tidak cacat, dan untuk triplek
digunakan produksi dalam negeri.

7.3. Pedoman Pelaksanaan


7.3.1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
 Pasangan kedap air (1 PC : 2 PS)
 Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 20 cm
diatas lantai
 Pasangan dinding saluran keliling bangunan
 Pasangan dinding WC setinggi 1,50 cm diatas permukaan lantai
 Pasangan dinding septicktank
 Pasangan adukan 1 PC : 4 PS berada diatas pasangan kedap air
tersebut.
7.3.2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu
yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam
keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang
plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan
sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.

7.3.3. Pengukuran (Uit-zet)harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai
gambar, dengan syarat:
 Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
 Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak
boleh melebihi 30 cm, dari pasangn bata yang telah selesai.

7.3.4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah
pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

7.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat


bertanggamenurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak
dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom–
kolom prkatis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

7.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditaman didalam dinding, harus
dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester).
Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama
dengan plesteran seluruh bidang tembok.

7.3.7. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan
lebat harus diberi perhitungan dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik).
Dinding yang telah terpasang harus deiberi perawatan dengan cara
membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah
pemasangannya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

8. Pekerjaan Plesteran

8.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang, saluran
keliling bangunan .

8.2. Persyaratan Bahan


Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal
beton bertulang.

8.3. Pedoman Pelaksanaan


8.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Dinding dibersihkan dari semua kotoran
 Dinding dibasahi dengan air
 Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
 Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran
dapat merekat dengan baik.

8.3.2. Adukan plesteran pasangann bata kedap air dipakai campuran 1 PC: 2 PS,
sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 PC:4 PS, dan
untuk Pas Beton Bertulan Dipakai 1PC : 3PS

8.3.3. Ketebalan pleseran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan
tidak diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai
tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang
dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakan secara horisontal
dan vertikal.

8.3.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan


memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat)
dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.

8.3.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu


sejak permulaan plesteran.

8.3.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap
selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

9. Pekerjaan Lantai
9.1.Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, Selasar depan dan
keliling bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari :
9.1.1. Lantai beton tumbuk atau beton rabat atau rabat kerikil pada emperan samping
kiri kanan, belakang dan depan bangunan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
9.2. Bahan Yang digunakan
9.2.1. Tegel keramik 40 X 40 polos Produksi Dalam Negeri merk KIA atau
sekualitas.
9.2.3 Beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr

9.3. Pedoman Pelaksanaan


9.3.1. Dasar lantai
Dilapisi pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan

10.3.2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan
pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang
dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.

9.3.3. Adukan
 Adukan untuk tegel 1 Pc : 3 Pc
 Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dan diplester 1 Pc : 3 Ps
 Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat campuran
yang plastis.

9.3.4. Pemasangan
 Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 5 cm dan diplester
setebal 1 cm. Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dengan
plesteran 1 Pc : 3 Ps
 Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar tidak
terdapat rongga-rongga dibawah ubin yang dapat melemahkan
konstruksi. Sambungan antara ubin dengan ubin harus sama lebarnya,
lurus dan harus diisi dengan air semen yang warnanya sesuai dengan
warna ubin. Hasil pasangan akhir harus rata tidak bergelombang dan
waterpass.
 Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan cacat-
cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat
tersebut harus dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan pasangan
baru harus rata dengan sekitarnya.

11. Pekerjaan Kayu dan Rangka Kuda-kuda


11.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat bantu
yang diperlukan, sehingga konstruksi kayu selesai dilaksanakan. Bagian
pekerjaannya adalah:
11.1.1 Rangka Kuda-kuda
11.1.2. Pekerjaan kusen pintu dan jendela
11.1.3. Daun pintu/jendela dan ventilasi
11.1.4. Listplank, papan talang dan riuter

11.2. Persyaratan Bahan


11.2.1. Untuk semua rangka kuda-kuda memakai kayu kelas I dan gording
menggunakan kayu kelas II sesuai dengan gambar rencana
denganKualitas baik pada daerah tersebut yang telah disetujui direksi.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

11.2.2 kusen pintu dan jendela, daun pintu dan jendela, listplank papan talang
dan papan riuter digunakan kayu klas II kualitas terbaik
11.2.2 Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang. Kayu
harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata

11.3 Pedoman Pelaksanaan

11.3.1 Kusen pintu dan jendela


 Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan
aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar
perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
 Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
 Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan
dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
 Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai
 untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi
perletakan kuda-kuda.
 Ukuran kayu untuk kusen pintu adalah 6/12 cm (ukuran setelah jadi
dibuat).
 Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar ikatan perkuatan
harus menggunakan pen kayu keras yang sebelumnya bidang
sambungan ini harus dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya
dapat melekat dengan baik.
 Setiap kusen pintu harus dilengkapi angker minimal 3 buah untuk kiri
kanan kusen yang melekat ke tembok. Untuk kusen jendela 2 buah di kiri
kanan kusen yang melekat ke tempok. Khusus untuk kusen pintu dibawah
kusen dilengkapi dengan dork yang diangkar ke dalam neut beton.
 Semua bidang kusen yang bersinggungan dengan dinding/beton dibuat
alur-alur kapur, kemudian bidang tersebut diawetkan dengan cat meni 2
(dua).

11.3.2 Daun pintu/jendela dan ventilasi


 Daun pintu dibuat dengan kayu klas II, disyaratkan agar utamanya
Kontraktor memesan langsung pada tempat khusus pembuat pintu atau
pada toko. Kontraktor diperkenankan membuat sendiri dilapangan
pekerjaan apabila memungkinkan.
 Khusus untuk pintu KM/WC, pada bagian dalam dilapisi dengan seng plat
aluminium. Pelapisan dengan seng plat aluminium ini harus rapi. Pada
sudut-sudut daun pintu tidak boleh ada penonjongan seng plat. Apabila
menurut penilaian Pengawas pemasangan tidak rapi, maka Pengawas
berhak menolak daun pintu tersebut.
 Jendela dibuat model sesuai dengan gambar detail. Kaca untuk jendela
dipasang kaca polos tebal 3 – 5 mm. Pasangan kaca harus
memperhatikan muai susut baik dari kusen, maupun bahan kaca tersebut.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

 Ventilasi jalusi dibuat dari papan kelas II dengan ukuran minimal 1.5 X 13
cm dan diketam halus serta dipasang dengan rapi.

11.3.3 Lisplank dibuat dari papan lebar sesuai gambar. Pemasangannya dipakukan
langsung pada gording. Pemasangan harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai
pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar dan
diperbaiki kembali atas beban Kontraktor.

11.3.4 Untuk semua daun pintu dan daun jendela digunakan kayu kelas II kualitas
terbaik.

11.3.5 Untuk lisplank digunakan papan kelas II Kualitas terbaik.

12. Pekerjaan Langit-langit


12.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada Ruang Kelas,
Sekolah. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua pekerjaan rangka
langit-langit dan lis langit-langit ukuran 1/3 cm.

12.2 Persyaratan Bahan


12.2.1 Rangka langit-langit induk dipakai kayu kelas III ukuran 5/5 cm kualitas baik.
Rangka pembagi digunakan kayu klas III kualitas baik ukuran 5/5 cm

12.2.3. Untuk langit-langit ruangan menggunakan triplex tebal 4mm.

12.3 Pedoman pelaksanaan


12.3.1 Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang dipakukan
pada gapit kuda-kuda (balok tarik). Rangka ini kemudian dipakai
penggantung dari papan kualitas terbaik ke kiri kuda-kuda dan gording.
Setelah rangka induk terpasang, dilanjutkan pemasangan rangka pembagi
dari kayu meranti ukuran 5/5 cm.
12.3.2 Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass Kontraktor bertanggung
jawab atas kerapian pemasangan rangka ini.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

13. Pekerjaan Penutup Atap


13.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap bangunan.

13.2. Bahan yang digunakan


13.2.1 Penutup atap menggunakan Seng genteng Metal ex Merk Multi Roof atau
dengan Kualitas baik pada darah tersebut atau yang telah disetujui direksi.
13.2.2. Bumbungan menggunakan s e n g genteng Metal sekualitas.

13.3. Pedoman Pelaksanaan


13.3.1 Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah
pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan
dipasang baru.

14. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung


14.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela,
selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.

14.2. Persyaratan Bahan


14.2.1. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas merek ARCH Nylon ukuran 4 X 3
atau yang setaraf.
14.2.2. Kunci pintu dipasang sekualitas merek Yale 2 (dua) slaag (dua kali putas)
atau yang setaraf.
14.2.3 Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik.
14.2.4. Expanyolet berkualitas baik.
14.2.5. Kunci lemari laboratorium dan engsel panjang untuk lemari laboratorium
serta grendel untuk menarik pintu lemari tersebut.

14.3. Pedoman pelaksanaan


14.3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk Bolzano,
yang berkualitas baik.
14.3.2 Engsel pintu dipasang 2 (Dua) buah setiap lembaran daun pintu.
Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan
melengketkan engsel ke pintu dan kusen dengan menggunakan paku.
Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng,
sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.
14.3.3 Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor wajib
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Direksi
atau Pemberi Tugas.
14.3.4 Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan
diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.
14.3.5 Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan
alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur seperti tersebut pada
ayat 11.3.2 pasal ini.

15. Pekerjaan Instalasi Listrik


16.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di dalam
bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN (Perusahaan Listrik
Negara) atau Genset, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC, tiang
listrik, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik lampu dan stop kontak
yang harus dipasang disesuaikan dengan jumlah yang tertera dalam gambar. Titik
Lampu dan Stop Kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak
yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah
berfungsi pada titik tersebut.

16.2. Bahan-bahan yang digunakan


15.2.1. Kabel NYWGBY
Kabel dengan 4 inti
Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti . Lapisan metal yang
menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting conductor.
15.2.2. Kabel NYM
Kabel dengan 3 inti untuk satu pass
Inti copper dibungkus dengan isolasi PVS
Isolasi 2 lapis menyelubungi inti
15.2.3. Kabel NYA
Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5mm 2.
Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang.
15.2.4. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.
15.2.5. Bola lampu HE dan Piting Lampu adalah produksi Nasional merk
Philips, Toshiba, Tungsram atau yang sekualitas.

15.2.6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group
pemasangan instalasi listrik, Produksi Dalam Negeri (nasional) atau
sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C.
Macam-macam switch/outlet yang digunakan untuk tegangan 220 volt
adalah :
 Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)
Pole : Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz
Rating arus : 16 ampere
Type : Pemasangan sistem tanam
Bahan : Ebonit warna putih

 Plug dan socket 1 phase untuk power


Pole : Phase + Neutral + Earth
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz
Rating arus : minimum 25 amper
Type : Pemasangan di luar diberi landasan kayu
Bahan : Ebonit warna putih

 Sekering BOX
Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu
induk PLN ataupun Genset.
Bahan : Rangka profil 30 mm
Cover : Besi plat 2 mm
Module : Minimum (30 X 40) tinggi maksimum 175 cm
Potongan : Puc Standing kuat tidak bergetar
Warna : Abu-abu
16.2.7. Apabila jaringan PLN berjarak 200 m’ dari lokasi Sekolah maka Kontraktor
wajib menambah tiang listrik dari beton pra cetak.

16.3. Penggunaan
16.3.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main panel
digardu induk kedistribution panel ditiap-tiap bangunan. Diluar bangunan
dipasang sebagai kabel tanah dengan memperhatikan peraturan-peraturan
yang berlaku.
16.3.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai instalasi penerangan di dalam dinding.
16.3.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai instalasi penerangan.

16.4. Pedoman Pelaksanaan


16.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta
jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar
instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada
dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel
(jaringan kabel) diatas plafon diikat dengan isolator khusus dengan jarak
1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafon tersebut dimasukkan
dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel
arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan
terendam air tanah).

16.4.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-


komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt.
Daya yang digunakan sebagai berikut :
2 (Dua) RKB 6 Ampere
Bila belum ada arus dari PLN dipergunakan Genset kapasitas 3000 watt

16.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong boleh
menunjuk pihak ketida (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi
listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik
Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan
ini sampai listrik tersebut menyala (siap dipergunakan), termasuk biaya
pengujian dengan pihak PLN

16.4.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban penuh
selama 1 X 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
16.4.5. Kontraktor berkewajiban memasukkan arus yang bersumber dari instalasi
PLN. Pemasukan arus ini bila harus menambah tiang maka Kontraktor
harus menambah tiang beton pracetak. Biaya penambahan tiang dan kabel
listrik menjadi beban kontraktor.

17. Pekerjaan Pengecatan


17.1. Lingkup Pekerjaan
17.1.1. Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat ke tembok, sambungan-
sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda dan lain-lain.
17.1.2. Meni besi untuk baut-baut dan besi strip.
17.1.3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kusen yang nampak, daun pintu
panel dan ventilasi kayu, listplank, dan lis eternit, serta dinding papan
yang dapat dibuka dan plafond lambrisering.
17.1.4. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan
plafond eternit.
17.1.5. Residu/Teer untuk kayu kuda-kuda, gording dan rangka atap.

17.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :


17.2.1. Meni kayu dan besi sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit.
17.2.2. Cat kayu sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit.
17.2.3. Cat tembok sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex, Platon.
17.2.4. Residu kualitas baik tidak luntur.
17.2.5. Politur sekulaitas Platon
17.2.6. Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex,
Platon.

17.3. Pedoman Pelaksanaan


17.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.
17.3.2. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama,
pengecatan minimal 2 (dua) kali.
17.3.3. Pekejaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar.
 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu.
 Penghalusan dengan amplas
 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
17.3.4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus,
setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.
 Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah
betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan
kain kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua)
kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan
tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
17.3.5 Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
 Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang
pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
noda-noda mengelupas.
17.3.6. Warna yang digunakan apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas
maka digunakan warna sebagai berikut :
 Dinding dalam/luar digunakan warna Primrose 302 dari daftar warna
cat superpolimyx.
 Plafond asbes warna putih (pear white)
 Kosen pintu dan jendela digunakan warna Candy Brown 925 dari
daftar warna cat Kuda Terbang atau yang sekualitas.
 Daun pintu Panel dan plafond lambrisering digunakan warna Candy
Brown 925 dari daftar warna cat Kuda Terbang atau yang sekualitas.

18. Pekerjaan Finishing

18.1. Lingkup Pekerjaan

Sebelum pekerjaan diserahkan terimakan, Kontraktor diwajibkan menbongkar


gudang, bangsal-bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-
kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima
dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.

19. Pekerjaan Lain-Lain


19.1. Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan Administrasi/dokumentasi, Biaya
Keamanan/jaga malam, obat-obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup
pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal diatas, kecuali pekerjaan
administrasi proyek berupa :
(i) Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala
sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.
(ii) Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan
dan jika diminta oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK untuk keperluan
pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.
(iii) Dokumen Foto :
KONTRAKTOR diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum pekerjaan
dimulai sampai pada pekerjaan selesai 100 % dan tiap tahap permintaan
angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap
pelaskanaan pembangunan serta disusun secara rapih dan diketahui oleh
DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan Pengelola Teknis.
Syarat-syarat foto dokumentasi :
a) Tiap Unit Bangunan diambil dari empat arah,
b) Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,
c) Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut
pengambilan tersebut pada butir (a).
Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada PEMILIK melalui
DIREKSI PEKERJAAN rangkap 5 (lima).
Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Kontrktor, Foto-foto tersebut
harus dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran
pembayaran.
Segala laporan atau catatan tersebut dalam Ayat (i) dan (ii) Pasal ini, dibuat
dalam bentuk buku harian rangkap 5 (lima) didisi pada formulir yang telah
disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus selalu berada di
tempat pekerjaan.

19.2. KONTRAKTOR harus menyerahkan pada PEMILIK as built drawing.


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan yang harus diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan untuk
pertama kali, dalam bentuk A3.

19.3. Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran penawaran
Kontraktor. Harga taksiran ini sudah mencakup semua kebutuhan kontraktor
sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan baik dan sempurna.

19.4. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ii, yang ternyata
pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor atas perintah tertulis
Pemimpin Bagian Proyek.

19.5. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh
Kontraktor dan Pemimpin Bagian Proyek dalam melaksanakan pekerjaan ini.

Anda mungkin juga menyukai