SYARAT-SYARAT UMUM
PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
Dalam proyek ini yang bertindak sebagai Direksi Pekerjaan, antara lain :
1.4 Jadwal
1.4.1 Jadwal waktu (Time schedule) pelaksanaan secara terinci yang digambarkan
secara Net Work Planning dan Bar Chart.
1.4.2 Schedule pengadaan tenaga kerja
1.4.3 Schedule pengadaan bahan
Bahan-bahan yang disebutkan diatas 3.3.1 s/d 3.3.3 harus mendapat persetujuan
dari Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
1.6.1 Pemborong tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang
tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat - syarat dan gambar-gambar
berikut tambahan dan perubahannya.
1.6.2 Pemborong wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan
maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan Konsultan Pengawas
tentang setiap perbedaan yang ditemukannya didalam Rencana kerja dan
Syarat-syarat, serta Gambar Kerja maupun dalam pelaksanaan,
Pemborong baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan
melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
1.6.3 Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan didalam hal
apapun menjadi tanggung jawab Pemborong. Oleh karena itu sebelumnya
kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap
semua gambar kerja yang ada.
1.11. Iklan
Pemborong tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun dilapangan kerja
atau ditanah yang berdekatan tanpa ijin dari Pemilik Proyek/ Konsultan Pengawas.
3.11.1 Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak
Pemborong dan disesuaikan dengan kebutuhan proyek tersebut.
3.12.2 Pemborong diwajibkan untuk membersihkan kembali jalan masuk pada
waktu penyelesaian, dan memperbaiki segala kerusakan yang
diakibatkannya dan menjadi beban Pemborong.
1.15 Pengamanan
1.17 Pengawasan
1.18.1 Bila dalam Rencana Kerja dan Syarat -syarat disebutkan nama dan pabrik
pembuatan dari suatu bahan dan barang, maka ini yang harus
dilaksanakan atau setidak-tidaknya dimaksudkan untuk menunjukkan
standard minimal mutu/kwalitas bahan dan barang yang digunakan.
1.19.1 Sebagaimana telah dijelaskan pada buku RKS ini ,maka peraturan-
peraturan dengan ketentuan-ketentuan umum dengan RKS beserta
gambar-kerja digunakan sebagai pedoman dasar ketentuan dalam
melaksanakan pekerjaan ini.
1.19.2 Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan
pada Rencana Kerja dan Syarat ini.
1.19.3 Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar dengan
Rencana Kerja dan Syarat ini, maka Pemborong menanyakan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas dan Pemborong diwajibkan mentaati
dan mengikuti keputusan Konsultan Pengawas yang bersangkutan.
1.19.4 Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah
yang berlaku, dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada
ukuran sekala dari gambar-gambar tapi jika mungkin ukuran ini harus
mengambil satu dari pekerjaan yang sudah selesai.
1.19.5 Jika terdapat kekurangan penjelasan-penjelasan dalam gambar kerja atau
diperlukan gambar tambahan/gambar detail untuk membesarkan
gambar-gambar atau untuk memungkinkan Pemborong melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan sesuai ketentuan, maka Pemborong harus dapat
membuat gambar tersebut (Shop Drawing) dan dibuat 3 (tiga) rangkap
gambar, atas biaya Pemborong.
1.19.6 Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambar-gambar, RKS
atau dokumen kontrak lainnya yang berlainan atau penjelasan-
Uraian mengenai perbedaan gambar telah dijelaskan pada pasal 3.18 dari RKS ini,
tetapi bila ada perbedaan ukuran dan atau penjelasan-penjelasannya atau tidak
sesuai antara gambar yang berlainan, maka dapat dipakai pedoman sebagai
berikut :
Apabila terjadi perbedaan antara gambar Arsitektural dengan gambar Struktural,
mekanikal maupun Elektrikal.
Sejauh perbedaan-perbedaan tersebut masih berkaitan dengan hal-hal yang
bersifat Arsitektural, maka yang menjadi pedoman pelaksanaan adalah gambar
arsitektur.
Dalam hal ini misalnya dimensi ruang, tata letak peralatan-peralatan
Mekanikal/Elektrikal dan lain-lain.
1.22.1 Gambar-gambar hanya dapat dirubah dengan perintah tertulis dari Pemilik
proyek berdasarkan pertimbangan dari Konsultan Pengawas.
1.22.2 Perubahan rancangan ini harus dibuat gambarnya yang sesuai
dengan apa yang diperintahkan oleh Pemilik Proyek, yang jelas
memperlihatkan perbedaan antara Gambar kerja dan Gambar perubahan
rancangan.
1.23.1 Pemborong pada akhir pekerjaannya harus membuat gambar kerja terakhir
yang sesuai dengan yang terpasang atau yang telah dilaksanakan
(as bulit drawing/as installed drawing). Gambar yang sesuai dengan
kenyataaan tersebut harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
1.23.2 Gambar tersebut dalam butir (3.22.1) Pasal ini harus diserahkan dalam
rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar asli) dan semua biaya
pembuatannya di tanggung oleh Pemborong.
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
STRUKTURAL
a. Pekerjaan Standar
1. Pekerjaan Struktur
2. Pekerjaan Mekanikal elektrikal
f. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak
bisa dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan
RKS.
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari
kotoran, lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang
terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang
lazim disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran
sebagian terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm
yang lazim dipasarkan disebut pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya
mendapat rekomendasi dari laboratorium.
Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah,
bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.
2.1.7.1.SITUASI/LOKASI
2.1.7.3.SALURAN PEMBUANGAN
2.1.7.7.PEMBERSIHAN HALAMAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat, metode kerja dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua "pekerjaan tanah",
seperti tertera pada gambar rencana dan spesifikasi ini.
2. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa
tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian
hari.
5. Kontraktor harus menyerahkan contoh tanah urugan yang akan dipakai berikut
hasil uji laboratorium kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan, selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum memulai pengurugan.
A. Lingkup Pekerjaan
B. Syarat-syarat Pelaksanaan.
Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di
lapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara
lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor dan ternyata diperlukan
perlindungan atau pemindahan, Kontraktor harus bertanggung jawab
A. Lingkup Pekerjaan
B. Bahan-bahan
2. Urugan yang dipakai di bawah lapisan pasir padat tersebut adalah dari
jenis tanah silty clay yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-
bahan yang bisa lapuk serta bahan batuan yang telah dipecah-pecah
dimana ukuran dari batu pecah tersebut tidak boleh lebih besar dari 15
cm.
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik
untuk bukti penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor
contoh, kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya.
2. Material bekas bongkaran yang masih dapat dipergunakan kembali dan yang
1. Pengukuran awal.
Pengukuran awal harus dilaksanakan guna menentukan titik-titik kolom
bangunan dilapangan.
Hasil pengukuran di lapangan harus dinyatakan dengan tanda-tanda
patok ukur di titik-titik koordinat yang dimaksud serta diberi tanda duga
tinggi peil +- 0.00 dengan cat warna merah. Patok-patok ukur harus
kokoh sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau berubah tempat
akibat pelaksanaan pekerjaan lainnya.
Pengukuran harus dilaksanakan oleh tenaga yang ahli dan terampil
dengan menggunakan alat ukur Theodolit. Pengukuran ini harus selalu
disertai Konsultan Pengawas/ Direksi.
Pengukuran awal ini akan dituangkan dalam Berita Acara Pengukuran
awal yang ditandatangani semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
konstruksi bangunan ini untuk dipakai sebagai pedoman bagi
pengukuran selanjutnya.
2. Pengukuran selanjutnya
Pengukuran selanjutnya dilaksanakan bertahap sesuai dengan tahapan
pekerjaan yang membutuhkannya :
Untuk penetapan pemasangan Bouwplank.
Untuk penetapan titik-titik pondasi baru.
Untuk leveling lantai struktur.
Untuk pengecekan ketepatan posisi elemen struktur selama
pengerjaannya.
Berdasarkan keperluannya di atas maka kontraktor harus senantiasa
menyediakan alat ukut Theodolit dan jumlah yang cukup serta dapat
berfungsi dengan baik selama pelaksanaan konstruksi berlangsung.
Bila oleh karena sesuatu hal kontraktor pelaksana tidak dapat
menyediakan alat tersebut dilapangan, maka Konsultan Pengawas /
Direksi berwenang mengadakannya dengan biaya sewa ditanggung
oleh kontraktor pelaksana.
(1) Umum
1. Persyaratan Umum
2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Beton
3. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada
gambar atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan,
standard-standard atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. SNI 03 – 1726 – 2002
2. SNI 03 – 1727 – 1989
3. SNI 03 – 1728 – 1989
4. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
5. SII Standard Industri Indonesia
4. Penyerahan
2. Data Pabrik
3. Gambar kerja
4. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.
(2) Bahan-bahan/Produk
A. Perancangan Perancah
2. Perancangan/Desain
3. Acuan
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh
Direksi Lapangan.
F. Jalur Kayu
G. Melapis Cetakan
H. Pengikat Cetakan
I. Penyisipan Besi
(3) Pelaksanaan
A. Umum
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak
mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila
perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton
berlangsung menunjukan tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga
menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini akan menyebabkan
kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan
dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka
Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan
beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk
memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya
sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
B. Pemasangan
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-
78.3.3.1, Tolerances for Reinforced Concrete Building.
C. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk
ketepatannya memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton
dan untuk menahan berat serta tekanan dari beton basah.
E. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-
gambar arsitek saja.
G. Pekerjaan Sambungan
H. Pembersihan
J. Dinding-dinding
K. Waterstops
Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya
yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton
ekspose pada bagian yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya
pada potogan-potongan yang identik.
P. Hal Lain-lain
2.2.4.1. UMUM
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam
gambar atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan,
standard dan spesifikasi berikut ini :
y.
Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh
pengawas.
C. Penyerahan-penyerahan
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh
Kontraktor kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
a. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus
dilakukan untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur
ditujukan ke standard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi
proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.
c. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan),
penyerapan, kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari
agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design
masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang
didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian
rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional
semen terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang
cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau perbandingan
Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan
dan disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu
tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan
pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut
selesai dilaksanakan.
f. Percobaan tambahan
2.2.4.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
a. Mutu semen
b. Penyimpanan Semen
Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari
2,5 %.
B. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII
0052-80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam
SII 0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam,
keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah
butir-butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali,
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak
beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas
ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-
sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60
% dan minimum 10 % berat.
C. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau
bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau
jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang
akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui
oleh Direksi Lapangan.
A. Umum
c. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat
pengantaran contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu.
Denah dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan
d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang
akan dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan
perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai
keadaan perbaikan memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton
sampai hasil percobaan, adukan beton dan contoh-contoh benda uji
disetujui oleh Direksi Lapangan. Lagipula, jangan memulai pekerjaan
beton sampai semua penyerahan disetujui oleh Direksi Lapangan.
h. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan
peralatan pengukur air yang tepat.
i. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit
setelah semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
j. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat
pengaduk di kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam
jangka waktu 1,5 jam atau sebelum alat pengaduk mencapai 300
putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu tersebut di atas harus
diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
k. Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan
perubahan slump beton maka Kontraktor harus segera meminta
petunjuk atau keputusan Direksi Lapangan dalam menentukan apakah
adukan beton tersebut masih memenuhi kondisi normal yang
disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air ke dalam adukan
beton dalam kondisi tersebut.
l. Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai
dengan ACI 309R-87 (Recommended Practice for Consolidation of
Concrete). Sedapat mungkin penggetaran beton dilakukan dengan
concrete-vibrator (engine/electric).
a. Persiapan
6. Penutup Beton
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan
persyaratan SNI 2002.
b. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71,
ACI Committe 304 dan ASTM C94-98.
3. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam
3. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak
disebutkan lain atau disetujui Direksi Lapangan.
4. Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh
lebih dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai
gajah, corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui
harus diperiksa, sedemikian sehingga pengecoran beton efektif
pada lapisan horisontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak
dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi
segregasi/pemisahan bahan-bahan.
5. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh
bahan asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
d. Pemadatan beton
2. Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type
"immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar
lebih kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala
penggetar berdiameter 180 mm, semua dengan amlpitudo yang
cukup untuk menghasilkan kepadatan yang memadai.
C. Penghentian/Kemacetan Pekerjaan
D. Siar Pelaksanaan
E. Perawatan Beton
a. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam SNI NI-2 Bab 6.6.
dan ACI 301-89.
F. Toleransi pelaksanaan.
2. Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang
akan diberi karpet harus 7.0 mm dari 3 m dengan maksimum variasi
tinggi dan rendah yang terjadi tidak kurang dari 6 m.
Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini
seperti yang dicantumkan. Kemiringan lantai beton untuk pengaliran seperti
tercantum. Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai
yang salah lalu akhiri lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan
pengaliran sesuai dengan gambar.
Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk
mengadakan pengaliran dari aliran.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang
direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
h. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan
dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan
dari Direksi Lapangan.
Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus
dilaksanakan dengan memuaskan.
k. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena
penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada
pembongkaran cetakan, Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya,
dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh
Direksi Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan
dengan perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.
a. Selama pengadukan
1. Umum
4. Perlindungan Bahan-bahan
b. Kurang lebih 10 menit sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton
lama yang sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan bonding-agent
kental dengan kuas ex SIKA, Fosroc atau setara.
c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus
dilapisi dengan bahan perekat beton polyvinyil acrylic (polyvinyl acrylic
concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus
dilapisi dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen
(epoxy cement base concrete bonding agent) seperti disetujui oleh
Direksi Lapangan.
c. Penambalan Beton
e. Pada lantai parkir, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan seperti
diperinci pada : 4.3.13.c.2.
a. Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.1R-87, ACI 207.2R-90 dan
ACI 207.3R-79 Revised 1985.
1. Semen
Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau semen
portland yang tahan terhadap sulfat.
2. Agregat
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci
sebelumnya. Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus
mengikuti ketentuan tentang bentuk dan ukuran dari potongan
d. Proporsi/Perbandingan Campuran.
e. Penulangan
P. Percobaan Beton
b. Percobaan Laboratorium.
Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan SNI
NI-2, ASTM C-172, ASTM C-31.
2. Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-94. Apabila hasil
dari percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di
bawah ini.
3. Loading Test/percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71
dan ACI-318-99. Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini
masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka beton dinyatakan
tidak layak dipakai.
R. Lain-lain
c. Installation/Pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi (slush) dengan
semen murni. Tekankan grout sedemikian agar mengisi
kekosongan/celah-celah dan membentuk lapisan seragam dibawah
pelat. Haluskan penyelesaian pada permukaan beton expose dan
adakan perawatan dengan pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.
Non-Shrink Grout
Campurkan dan tepatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat
lain dimana non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan
rekomendasi yang tercantum dari pabrik. Technical service harus
dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.
2.2.4.4. PEMBESIAN
Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus
disertai surat keterangan percobaan dari pabrik.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat
dengan kawat dari baja lunak.
B. Bahan-bahan / Produk
a. Tulangan
e. Kawat Pengikat
C. Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
A. Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan
karat lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.
Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan
konstruksi untuk menjamin rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
B. Pemasangan Tulangan
a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi
dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga
perlu diadakan untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan
tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan.
b. Pemasangan
5. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91
(Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung),
kecuali ditentukan lain.
D. Las
E. Sambungan Mekanik
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom
dengan menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk
tulangan (pada kolom) harus disediakan dan dipakai.
Semua pekerjaan dan tukang yang diterima untuk melakukan pekerjaan harus ahli
dan yang berpengalaman serta profesional.
Kontraktor harus mempersiapkan dan membuat gambar kerja serta metode kerja
yang lengkap, daftar material, dan sambungan dari komponen-komponen, yang
sebelum dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerjaan baja yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera
pada gambar kerja, pekerjaan besi, dan baja dilaksanakan untuk : Rangka Atap
dan Rangka Baja.
2.2.5.2. REFERENSI
Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi ANSI B27, type A.
5. Lapisan seng : baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng
untuk produksi ulir dan sekrup harus memenuhi ASTM A153.
6. Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307
dengan tipe baut segi enam (hexagon-bolt type) moment-type. Pengencangan
semua mur harus dengan kunci momen.
7. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu
bahan yang belum pernah dipergunakan sebelumnya dan harus disertai
sertifikat pengiriman dari pabrik.
o A325 - 71a High Strength Bolts for/struc tural Steel Joint, Including
Suitable Nuts and Plain Hardened Washers
a. Gambar kerja
b. Ukuran-ukuran
B. Standar Pengelasan
Pengelasan harus sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui Direksi
Lapangan dan harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau
AISC Spesification.
Kedudukan konstruksi baja yang segera akan dilas harus menjamin situasi
yang paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang
dilakukan.
Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas
lapisan pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan dari
kerak (slag) dan kotorannya lainnya.
Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan
yang terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan
logam sebelum memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang
berpori-pori, rusak atau retak harus dibersihkan kembali dan diulang sejak
awal.
Lokasi tempat pengelasan serta bidang konstruksi yang akan dilas, harus
terlindung dari hujan dan angin kencang selama pengelasan berlangsung.
C. Lubang-lubang Baut
D. Sambungan
F. Pengecatan
Untuk lubang baut kekuatan tinggi (high strength bolt) permukaan baja tidak
boleh dicat. Pengecatan harus dilakukan setelah baut selesai dipasang.
Cat akhir adalah jenis gloss enamel paint setaraf ICI atau Danapaint dan
dilakukan 2 kali di lapangan kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau
persyaratan teknis Arsitektur.
Di bagian bawah dari base plate harus digrout dengan bahan Master Flow
713 Grout atau setara, dengan tebal minimum 2.5 cm. Cara pemakaian
harus sesuai spesifikasi pabrik.
Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
telah disediakan dengan lengkap dan siap dipasang sebagaimana mestinya
sesuai dengan gambar. Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan
kunci momen (torque wrench).
H. Toleransi
Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/500 dari
tinggi vertikal kolom. Toleransi kelurusan tidak boleh lebih dari L/1000 untuk
semua komponen.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk pemeriksaan/penerimaan material yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.
a. Untuk struktur pelat dinding ground tank menggunakan bahan additive yang
dicampurkan ke dalam adukan beton di batching plant. Produk yang
digunakan dari Cementaid, Sika dan Weldgrout atau sejenisnya yang setara.
b. Untuk pelat atap dan plat lantai menggunakan lembaran membrane dari
Produk Bostik, Casali dan Sika atau sejenisnya yang setara.
a. Tebal bahan minimum 3 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang
merata dan konstan.
b. Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping
nanti.
3. Pengujian
2. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan
harus dibersihkan sampai kondisi yang dapat disetujui oleh pengawas. Peil dan
ukuran harus sesuai dengan gambar.
4. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
kontraktor harus segera melaporkan kepada pengawas sebelum pekerjaan
dimulai.
2.2.6.5. CONTOH
1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap
dan jaminan keaslian material dari pabrik.
2. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara
mutunya.
3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh
pengawas dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung
sejak penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang berhubungan
langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra
violet maka di atasnya harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan,
atau petunjuk pengawas, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material
finishing lainnya.
b. Pelaksanaan
Penentuan titik dilapangan harus sesuai dengan lokasi
sebagaimana ditentukan dalam gambar. Perhatikan posisi tiang dari
poer (pile cap) terhadap kondisi lapangan utamanya yang
perletakannya berdekatan / berhimpitan dengan lahan batas
tetangga atau dengan bangunan existing.
Apabila didalam 1 poer (pile cap) terdapat lebih dari 1 tiang minipile,
maka agar diperhatikan jarak antar tiang agar masing-masing tiang
berfungsi sesuai peruntukan kemampuan rencana daya dukungnya.
Apabila rencana perletakan antar tiang tidak tertera dalam gambar
agar ditentukan dengan mempertimbangkan besarnya diameter
tiang dan hal-hal yang sudah disebutkan diatas.
Pada area ataupun titik posisi tiang yang telah ditentukan dalam
gambar dan atau Konsultan Pengawas dilakukan pemancangan
dengan alat-alat yang sebelumnya telah diajukan kepada Konsultan
Pengawas. Pengerjaan alat-alat pancang harus mempertimbangkan
kondisi tanah serta kedalaman dan diameter bor yang disyaratkan.
Pemancangan dilakukan dengan secara vertikal dan harus dijamin
kelurusan dan ke vertikalannya.
Setelah sampai pada kedalaman pancang yang diminta, maka
dilakukan pengeprasan kepala tiang pancang. Pembesian harus
sudah mempertimbangkan kebutuhan stek tulangan yang harus
masuk pada kepala tiang (poer / pile cap).
c. Penyambungan
1. Struktur
Alur pengelasan harus cukup lebar sehingga lebar dan tebal las
mampu menghasilkan kapasitas sambungan yang sekurang-
kurangnya sama dengan kapasitas tiang.
Dimensi selubung baja tiang pancang bawah dan atas harus sama.
a. Persiapan penyambungan
Tiang pancang atas harus terletak dalam satu garis lurus dan
sentris dengan tiang pancang yang disambungnya;
b. Pelaksanaan di lapangan
c. Pemeriksaan visual
Jenis pemeriksaan secara visual digunakan untuk mendeteksi
cacat yang cukup besar di permukaan. Untuk cacat yang relatif
kecil pemeriksaan visual dapat dilakukan dengan menggunakan
alat bantu, misalnya kaca pembesar dan kadang-kadang
memerlukan alat bantu lain, misalnya lampu untuk menyinari
bagian-bagian yang akan diperiksa.
Pemeriksaan visual meliputi :
• Las harus bebas dari cacat retak
• Permukaan las harus cukup halus
• Sambungan las harus terbebas dari kerak
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
ARSITEKTURAL
3.1.1.1.PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum
3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari
kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan
harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran
harus memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak
dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak
berubah selama pekerjaan berlangsung.
3.1.2.2.GALIAN TANAH
a. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pilecap, sloof, saluran-saluran air dan
lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar kerja. Penggalian harus dikerjakan
sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam gambar baik kedalaman,
kemiringan maupun panjang dan lebarnya.
b. Parit-parit pondasi dan lubang galian lainnya harus diusahakan selalu dalam
keadaan kering (bebas air), untuk itu harus disediakan pompa-pompa air yang
siap pakai dengan daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran
pekerjaan.
3.1.2.3.URUGAN TANAH
3.1.2.5.URUGAN PASIR
b. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air.
Ukuran dari ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah
ukuran jadi (sesudah dalam keadaan padat).
3.1.3.1.KETERANGAN
3.1.3.2.BAHAN
3.1.3.3.PELAKSANAAN
b. Plesteran Beton
Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang
halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan
permukaan yang halus dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester
hingga menghasilkan permukaan seperti yang dimaksud di dalam gambar
rancangan pelaksanaan.
Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan dulu dengan pekerjaan
pendahuluan dengan urutan sebagai berikut :
Permukaan dibuat kasar dengan betel/pahat beton
Dibasahi dengan air
Disapu air semen (Pc) atau bonding egent
Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 Pc : 2 Ps yang diaduk secara
benar-benar homogen.
Ketebalan plesteran adalah rata-rata 15 mm – 25 mm
Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (Pc)
Untuk beton bertemu dengan dinding, plesteran harus dilapisi kawat wiremesh
minimal 30 cm sepanjang pertemuan, khususnya apabila permukaan dinding
rata dengan permukaan beton.
c. Semua plesteran diselesaikan dengan acian semen PC dan digosok sampai
rata dan halus serta tidak berombak.
3.1.4.1.KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan pipa besi dan baja,
seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi pengadaan bahan,
tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup antara lain :
a. Tangga luar dan tangga dalam
b. Tutup manhole
3.1.4.2.BAHAN
a. Material untuk tangga luar menggunakan besi pipa bulat Ø1" dan Ø1/2".
b. Untuk angga dalam menggunakan pipa stainles steel bulat Ø1" dan Ø1/2"
c. Tutup manhole menggunakan plat strip tebal 4 mm, siku 50.50.5, engsel
danhandle besi Ø12mm
d. Mutu pipa yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan
ASTM A-36 Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan
3.1.4.3.PELAKSANAAN
3.1.5.1. KETERANGAN
3.1.5.2. BAHAN
3.1.6.1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan, seperti
yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi penyediaan bahan, tenaga
dan peralatan untuk pekerjaan ini.
3.1.6.2. BAHAN
3.1.6.3. PELAKSANAAN
b. Persiapan
c. Pelaksanaan
d. Pemotongan keramik
3.1.7.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya
dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, enamel,
politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai
pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua
permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan permukaan-
permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan ini.
Untuk semua bahan pelaksanaannya harus mentaati PUBB 1973 NI-3.
3.1.7.2. BAHAN
a. Umum
Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan dari
Pengawas, baik mengenai kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan-bahan
yang didatangkan ketempat pekerjaan harus diberikan kepada Pengawas
Lapangan untuk contoh/pengujian. Contoh tersebut akan diambil secara acak
dengan disaksikan oleh Pengawas Lapangan.
Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa
persetujuan Pengawas tidak diperbolehkan. Tempat-tempat/kaleng-kaleng cat
yang dimasukkan harus lengkap dengan merk, nomor spesifikasi dan
b. Cat besi
Cat yang digunakan untuk pengecatan permukaan besi yang akan di-expose
harus mengandung bahan sintetis (synthetic resin) dari jenis yang baik (setara
Seiv). Bahan penutup dan cat dasar atau meni harus dipakai produk yang
dikeluarkan oleh pabrik yang sama. Kualitas yang dipergunakan FTALIT,
SEIV, NIPPE 2000.
3.1.7.3. PELAKSANAAN
a. Sebelum pengecatan dilaksanakan, lantai harus dicuci dan dijaga agar debu
tidak beterbangan. Alat pembersih seperti lap harus disediakan dalam jumlah
cukup.
b. Pengecatan besi
Semua pekerjaan besi dan baja harus dicat dengan zinkromat. Sebelum
dicat akhir besi dan baja harus dicat meni terlebih dahulu menurut syarat-
syarat yang ada. Pengerjaan pengecatan harus mengikuti cara yang
ditentukan. Besi/baja yang akan dicat harus diampelas, kemudian dicat meni
dan dicat dasar. Pengecatan dilakukan lapis demi lapis sehingga didapat
hasil akhir yang rata. Pekerjaan harus rapi, sesedikit mungkin cipratan
mengenai bagian-bagian lain.
a. Meliputi pekerja, peralatan yang digunakan, bahan dan tanaman yang akan
ditanam dan lain-lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan luar
bangunan.
b. Termasuk pekerjaan ini ialah :
1. Pemasangan pagar BRC
2. Bahan BRC yang dipergunakan Hotdip Steel Galvanis uk.
190x240xØ7mm (spasi 8 cm)
3. Tiang Y ukuran uk. 240x2" medium B (hotdip)
1. Letak :
Dipasang pada pagar pembatas lahan.
2. Pondasi :
Pagar ditumpu umpak beton ukuran 0,5 x 0,5 x 0,3 m dengan mutu
K250
3. Pengaku :
Untuk pengaku pagar BRC menggunakan tiang BRC dan tiang skur
yang diperkuat dengan umpak beton dengan mutu K 250. dan tiang
skur dipasang mengikuti posisi tiang pagar BRC.
4. Sambungan :
Untuk sambungan yang akan dikerjakan terletak pada pertemuan
pagar BRC existing dengan Pagar BRC baru. Sambungan pagar
menggunakan las yang dilakukan pada tiang pagar.
5. Finishing :
Pagar existing bagian yang tertutup plat besi di finishing secara
merata dengan menggunakan cat besi. Kawat duri dipasang
mengikuti arah sepanjang pagar BRC.
Ditetapkan oleh
MAYA DAMAYANTI