SYARAT-SYARAT U M U M
PERATURAN TEKNIS UMUM
1.1 Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini, termasuk segala perubahan dan
tambahannya.
a. Keppres No. 29 Tahun 1984 dengan lampiran-lampirannya.
b. Peraturan Umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau AVI 1941
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indoneisa (DTPI).
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971) dan SKSNI 1991.
e. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja, Departemen Tenaga Kerja.
f. Peraturan Konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia (PPBBI 1983).
g. Peraturan Semen Portland Indonesia NI. No.08.
h. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat,
yang berkaitan dengan permasalahan bangunan
1.2 Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dan mengikat pula:
a. Gambar kerja (Detail Perencanaan) yang dibuat Konsultan Perencana dan telah disyahkan
oleh Pemilik Proyek.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
c. Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan (dilengkapi).
d. Berita acara penunjukan
e. Surat Keputusan Pemilik Proyek tentang penunjukan Kontraktor.
f. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
h. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dan network planning yang telah disetujui Pemilik
Proyek.
1.3 Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan/material, tenaga kerja, peralatan kerja, peralatan
pengangkutan, penyediaan air kerja dan tenaga listrik untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan
gambar kerja, RKS dan Kontrak Kerja (Borongan).
PEMAKAIAN UKURAN
1.1 Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum dalam Rencana
Kerja & Syarat dan gambar-gambar berikut tambahan dan perubahannya
1.2 Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dan ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan
memberitahukan Konsultan Perencana tentang setiap perbedaan yang ditemukannya didalam RKS dan
gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar
dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas yang ditentukan oleh
Pemberi Tugas.
1.3 Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan. didalam hal apapun menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan
menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada.
PENYERAHAN PERTAMA
Pada akhirnya pekerjaan menje!ang penyerahan pertama:
1.1 Semua bangunan sementara dibongkar setelah mendapat ijin dari Pemilik Proyek atau Konsultan
Pengawas.
1.2 Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih utuh tanpa cacat.
1.3 Kontraktor diwajibkan menyerahkan Dokumen kepada Pemilik Proyek atau Konsultan Pengawas
berupa Foto-foto pelaksanaan proyek dalam bentuk 1 (satu) album photo berwarna, Laporan Harian
Pekerjaan dan Ass Built Drawing (pekerjaan yang telah dilaksanakan dilapangan)
1.4 Membersihkan atau membuang sisa-sisa bahan, puing, sampah dan lain-lain yang tidak berguna pada
pelaksanaan pembangun.
JADWAL
Paling Iambat 1 (satu) minggu setelah dinyatakan sebagai Pemenang Pelelangan. Kontraktor
diharuskan mengajukan : Jadwal waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara terperinci yang
digambarkan secara Diagram dan diagram balok (Bar Chart), Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja dan
Jadwal Pengadaan Bahan.
BROSUR/KATALOG
Kontraktor harus mengajukan kepada Konsultan Perencana brosur/catalog, sertfikat, spesifikasi teknis
dan contoh material yang akan digunakan. Material tidak boleh dipesan sebelum brosur, sertifikat,
persyaratan teknis dan contoh material tersebut disetujui oleh Konsultan perencana.
JAMINAN I GARANSI
Kontraktor wajib dan menyerahkan sertifikat/kartu jaminan untuk material-material atau alat-alat yang
mendapat garansi/jaminan dan agen atau suplier atau distributor yang memproduksi material/alat
tersebut ke Konsultan Perencana, yang kemudian untuk diserahkan kepada pemilik.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Sebelum pekerjan dimulai, kontraktor harus membersihkan lapangan sebagaimana mestinya dengan
membuang semua sampah ke penampungan dan mengatur persiapan area kerja.
2.1 Semua sampah harus dibuang ke penampungan akhir. Hal-hal yang perlu dipastikan (khususnya
sampah kimia dan kontaminasi biologi) yang dapat membahayakan pekerja dan orang lain di
sekitarnya.
3.1 Kontraktor harus segera mempersiapkan ruang kantor di lapangan, gudang, fasilitas sanitasi yang baik
di lapangan dan terpelihara selam masa konstruksi.
4.1 Menjaga lapangan dari orang-orang yang tidak berkepentingan.
5.1 Melakukan Pembongkaran sesuai dengan kebutuhan kerja yang dituangkan dalam gambar bestek.
6.1 Setiap pekerjaan bongkaran yang dilakukan harus mendapat persetujuan dari direksi teknis dan
konsultan supervisi terlebih dahulu.
PEKERJAAN TANAH
1.1 Untuk pembuatan pondasi bangunan, tanah harus digali hingga mencapai tanah keras dengan ukuran
dan bentuk sesuai dengan Gambar Bestek. Pada keadaan yang sangat tidak terduga (ada timbunan
dan humusan yang dalam, tanah lumpur yang lembek sekali dan sebagainya), harus dilaporkan pada
Direksi/ Pengawas dan keputusan akan diambil.
1.2 Semua sampah galian harus dibuang ke penampungan (lihat Pasal – 01 Pekerjaan Persiapan).
1.3 Setelah pondasi terpasang, sisi pondasi diurug dengan tanah dan pasir serta dipadatkan dengan baik
agar tidak terjadi penurunan.
1.4 Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa sepengetahuan Direksi/ Pengawas
Lapangan.
1.5 Pondasi ditimbun hingga mencapai ketinggian di bawah lantai (± 0.00) dengan tanah timbun yang baik,
kemudian pasir (10 cm) atau ditentukan lain oleh gambar dan Beton Tumbuk (5 cm). Pengurugan
dilakukan secara teknis yaitu harus dilakukan lapis demi lapis, dimana setiap lapisnya 20 cm lalu
disiram hingga betul-betul basah kemudian dipadatkan dengan alat pemadat dan begitulah seterusnya
hingga mencapai ketinggian yang direncanakan kemudian di atasnya ditutup dengan kerikil.
1.6 Kontraktor harus melakukan pemadatan dengan alat pemadat mesin ringan (stamper) sampai
kepadatan yang diinginkan tercapai.
1.7 Item 04.01 s/d 04.04 juga berlaku untuk pekerjaan sanitasi dan septictank
PENGURUGAN KEMBALI
1.2 Semua permukaan dimana pengurugan akan dilakukan harus seluruhnya digaru sampai kedalaman
sekurang-kurangnya 15 cm. permukaan yang telah digaru (digemburkan) itu akan diurug dan padatkan
kembali. Sebelum pemadatan kadar air pada permukaan harus sesuai, dengan jalan membasahinya
jika terlalu kering dengan jalan mengeringkannya jika terlalu basah, semuanya itu menurut petunjuk dari
Direksi Pengawas.
2.2 Pengurugan kembali tidak boleh dijatuhkan langsung pada setiap struktur atau pipa.
3.2 Pengurugan kembali dilakukan sampai ke elevasi yang ditentukan dalam gambar perencanaan atau
yang ditetapkan Direksi Pengawasan
PEKERJAAN PONDASI
1.1 Pondasi yang digunakan adalah pondasi pasangan batu gunung/ belah dengan campuran 1 Pc : 4 Ps
(spesifikasi untuk semen dan pasir dilihat pasal 06) dan pondasi tapak cor beton campuran 1:2:3.
1.2 Sebelum pemasangan pondasi terlebih dahulu sebagai alasnya dipasang pasir alas (tebal sesuai
gambar kerja) dan dipadatkan mencapai padat yang dikehendaki. Tes tekan dan sertifikasi dibuat oleh
kontraktor dan disampaikan kepada Direksi/ Pengawas lapangan.Batu gunung (batu belah) yang
digunakan harus:
a. Berkualitas baik, bersih dari kotoran.
b. Material keras dengan batu berukuran (10–15cm) untuk pondasi batu kosongan
c. Material keras dengan batu berukuran (15 – 20 cm) untuk pondasi batu kali
1.3 Pada pemasangan tidak dibenarkan antara batu gunung/ belah bertumpuan atau beradu satu dengan
yang lain tanpa spesi.Ukuran serta kedalaman pondasi dapat dilihat pada Gambar Bestek/ Detail yang
ada, jika terdapat perbedaan ukuran dan kedalaman, maka keputusan yang harus diambil berkoordinasi
dengan Direksi/ Pengawas lapangan.
1.4 Pondasi hanya boleh diisi dan ditutup setelah Direksi/ Pengawas menyetujui.