Anda di halaman 1dari 29

(BAGIAN I)

SYARAT-SYARAT TEKNIS (UMUM)


PASAL 1.1.
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahannya.

a. Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1988 beserta lampirannya dan Surat Edaran Menko Ekuin dan
Pengawasan Pembangunan No. SE.6/U.EKUIN/1988 beserta lampirannya.
b. Peraturan umum tentang pelaksanaan di Indonesia atau AVI 1941
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk arbitrasi teknik dari gudang Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI)
d. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan dan gudang (SK SNI T-15-1991-03).
e. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977.
f. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi.
g. Air Minum serta Instalasi Pembuangan dari PDAM.
h. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI) 1961.
i. Peraturan Cat Indonesia (PTI) 1961.
j. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja, Departemen Tenaga Kerja.
k. Peraturan Kontruksi Baja yang berlaku di Indonesia tahun 1983.
l. Peraturan Semen Portland Indonesia NI No.08.
m. Tata cara perencanaan pembebanan untuk Rumah dan Gedung.
n. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton.
o. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat yang
p. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI - NI-5.
q. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1983.
r. Standard Industri Indonesia (SII).

2. Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku dan mengikuti pula :

a. Gambar Bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan telah disahkan oleh Pemberi Tugas.

b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

d. Berita Acara Penunjukan.

e. Surat Keputusan Pengendali Pelaksana Kegiatan tentang Penunjukkan Kontraktor.

f. Surat Perjanjian Kerja (SPK).

g. Surat Penyerahan Lapangan (SPL).


h. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.

i. Jadwal pelaksana (Tentative Time Schedule) yang sudah disetujui Direksi.

PASAL 1.2.
PENJELASAN GAMBAR DAN RKS

1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan RKS, termasuk tambahan dan perubahannya yang tercantum
dalam Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing).

2. Bilamana ada ketidaksesuian antara Gambar dan RKS, maka yang mengikat adalah RKS.
Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka harus berkonsultasi dengan Konsultan
Pengawas.

3. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan
kesalahan, Kontrakator dapat menanyakan kepada Konsultan Pengawas dan mengikuti keputusannya.

PASAL 1.3.
BARAK / DIREKSI KET

1. Bangsal Konsultan Pengawas yang telah dibangun pada tahap sebelumnya beserta segala perlengkapannya,
harus selalu dirawat dan terpelihara dengan baik.

2. Pembongkaran bangunan bangsal kerja setelah selesai pemanfaatannya, akan ditentukan oleh Proyek dan
biayanya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 1.4.
PERSIAPAN DI LAPANGAN

1. Pemutusan jalur-jalur instalasi.


Amankan jalur-jalur instalasi air, listrik,dan instalasi lain di lapangan sebelum pekerjaan pembongkaran
dimulai. Cara memutus aliran dan menutup jalur dengan izin Konsultan Pengawas, Penguasa setempat dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.

2. Pengamanan Peralatan.
Pelaksanaan pekerjaan wajib mengamankan/melindungi peralatan kantor yang ada di dalam ruang dari
kerusakan atau cacat lainnya, akibat pekerjaan pembongkaran. Jika hal tersebut di atas terjadi, maka segala
perbaikan/penggantian menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan.

3. Pembongkaran.
a. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman, Pengawasan
dilakukan terhadap timbulnya debu, suara, atau getaran yang mempengaruhi lingkungan sekelilingnya.
Pembongkaran harus mencapai syarat-syarat yang telah ditentukan, kebersihan, keamanan dan
persyaratan lainnya.
b. Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan baik untuk bagian bangunan yang tidak dibongkar
atau kesiapan pekerjaan-pekerjaannya. Bagian-bagian yang tidak dibongkar harus tetap utuh dan bila
terjadi kerusakan menjadi tanggung jawab pelaksana pembongkaran.
c. Puing-puing hasil bongkaran harus segera dibuang keluar dari lokasi Pekerjaan (Proyek).
d. Semua bongkaran seperti seperti lampu dan lain sebagainya yang masih utuh dan dapat dipergunakan
kembali, diserahkan kepada Pemberi Tugas.

4. Pemindahan Barang -Barang.


Pemindahan barang-barang di ruangan harus disetujui dan disaksikan oleh orang- orang yang ditunjuk
dan Konsultan Pengawas. Apabila barang-barang berhubungan dengan penarikan/pencopotan kabel-
kabel terutama kabel data/computer harus dilaksanakan oleh orang-orang yang diberi wewenang.

5. Perapihan.
Perapihan dan pembersihan barang-barang akibat bongkaran harus dilaksanakan oleh kontraktor.Untuk
jenis bongkaran yang tidak berharga dan tidak digunakan lagi harus segera dikeluarkan dari lokasi,
sedangkan pada waktu jalannya proyek sampai selesainya proyek tidak ada bekas maupun tumpukan
puing akibat bongkaran di lokasi proyek.

PASAL 1.5.
JADWAL PELAKSANAAN.

1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat rencana pelaksanaan terperinci berupa Bar
Chart, S- Curve dan Network Planning.

2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling
lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak SPMK diterima kontraktor. Rencana kerja yang telah disetujui
Konsultan Pengawas akan diberikan kepada Pemberi Tugas.

3. Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja yang telah disahkan oleh Pemberi Tugas dalam 5 (lima)
rangkap kepada Konsultan Pengawas, serta satu salinan harus ditempel dibangsal Kontraktor di lapangan
yang selalu di ikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan (prestasi Kerja).

4. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan grafik rencana kerja tersebut.

5. Waktu pelaksanaan pembangunan Berlangsung Selama 90 (Sembilan Puluh) Hari Kelender, Setelah SPMK
dikeluarkan.
PASAL 1.6.
SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN

1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau biasa disebut pelaksana yang mencakup
untuk memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksana pekerjaan. Penetapan ini harus dikuatkan
dengan surat pengangkatan resmi dari Kontraktor ditujukan kepada Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan
Pengelola Teknis Proyek.

2. Pelaksana harus berpendidikan minimal Sarjana Muda Teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman kerja
lapangan minimal 3 (tiga) tahun atau STM Bangunan pengalaman minimal 7 (tujuh) tahun.

3. Selain pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan pula memberitahukan secara tertulis kepada team Pengelola Teknis
Proyek dan Konsultan Pengawas tentang susunan organisasi lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya
masing-masing.

4. Bila dikemudian hari menurut team Pengelola Teknis Proyek (PTP) dan Konsultasi Pengawas, Pelaksana
kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan memberitahu secara tertulis untuk mengganti
pelaksana.

6. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan, Kontraktor sudah harus menunjuk
pelaksana baru atau dia sendiri sebagai penanggung jawab perusahaan yang akan memimpin pelaksanaan.

PASAL 1.7.
KEAMANAN PROYEK

1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik
Pihak Ketiga yang ada di lapangan, baik terhadap pencurian maupun pengrusakan.

2. Untuk maksud-maksud tersebut, Kontraktor dianjurkan untuk membuat pagar pengaman dari kayu atau bahan
lain terhadap barang atau peralatan yang dilindungi.

3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran waktu pelaksana.

4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, untuk itu Kontraktor harus
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan di tempat-tempat yang strategis dan
mudah dicapai.
PASAL 1.8.
JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN.

1. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat- syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K), dalam keadaan siap pakai harus tetap tersedia di lapangan.

2 . Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan serius, Pemborong harus
segera membawa korban ke rumah sakit terdekat dan melaporkan kejadian tersebut pada Pemberi Tugas.

3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi
semua petugas/pekerja, baik yang berada di bawah kekuasaannya maupun di bawah pihak ketiga dan untuk
tamu-tamu proyek yang meninjau lapangan pekerjaan.

4. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas dan pekerja
lapangan.

5. Selain untuk menjaga keamanan, membuat penginapan bagi para pekerja tidak diperkenankan di lapangan
pekerjaan, kecuali bagi par pekerja yang didatangkan dari luar daerah dengan izin tertulis dari Kepala Satuan
Kerja.

6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib diberikan oleh Kontraktor,
sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Kontraktor wajib menyelenggarakan Program
Asuransi Sosial tenaga Kerja (ASTEK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku.

PASAL 1.9.
ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun besar harus disediakan oleh
Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai, sebelum pekerjaan fisik yang bersangkutan dimulai antara lain:

a. Peralatan pertukangan
b. Mesin pengaduk beton dan mesin penggetar (Molen dan Concrete Vibrator)
c.Mesin pemadat/compactor.
d. Alat merger, alat ukur listrik dan alat ukur pada saat diperlukan.
e. Perlengkapan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur.
f. Peralatan lainnya yang nyata - nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 1.10.
TEMPAT TINGGAL KONTRAKTOR DAN PELAKSANA

1. Untuk kemungkinan diperlukannya kerja di luar jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan
Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telepon di lokasi.

2. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak sering berubah-ubah selama pelaksana pekerjaan.

3. Bila terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.
(BAGIAN II)
SYARAT-SYARAT TEKNIS BAHAN
PASAL 2.1
LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : PERENCANAAN REHAB DAN INTERIOR RUMAH DINAS

2. Lingkup pekerjaan yang akan di laksanakan meliputi; pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi,
pekerjaan beton, pekerjaan pasangan bata, pekerjaan plesteran, pekerjaan lantai, pekerjaan atap dan plafond,
pekerjaan kusen, pintu dan jendela, pekerjaan kunci dan kaca, pekerjaan pengecatan, pekerjaan listrik, dan
pekerjaan sanitasi.

3. Lokasi : KOTA BANDA ACEH

4. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut pada pasal 2.1 ayat 1 dan 2 tersebut diatas Kontraktor harus
menyediakan :

a. Tenaga kerja, tukang dan tenaga ahli yang cukup sesuai dengan bidangnya masing-masing.

b. Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk masing-masing jenis pekerjaan.

5. Pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam pasal masing-masing jenis
pekerjaan, gambar rencana termasuk gambar detail dan penjelasan/keputusan Direksi.

PASAL 2.2
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Lingkup Pekerjaan

a. Mobilisasi dan demobilisasi

b. Pengukuran dan pemasangan

c. Pengadaan air untuk kontruksi

d. Pengadaan listrik untuk konstruksi

2. Persyaratan bahan

a. Mobilisasi dan demobilisasi, meliputi penyediaan alat/peralatan kerja termasuk tenaga kerja (man power),
sampai dengan mengembalikan dan memulangkan seluruh bahan-bahan, alat-alat maupun tenaga kerja
yang didatangkan.

b. Pengukuran dan pemasangan bouwplank. Pengukuran ini dimaksudkan untuk menentukan titik-titik
penempatan tiang–tiang bangunan baik arah vertikal maupun horizontalnya.

c. Pengadaan air untuk kontruksi adalah penyediaan air untuk melakukan pekerjaan adukan seman dan lain
sebagainya dengan ketentuan air tersebut harus memenuhi persyaratan teknis untuk konstruksi. Untuk
penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi kualitas yang ditentukan dalam
PBI 1971.
d. Pengadaan listrik untuk konstruksi pada malam hari dengan menggunakan listrik yang bersumber dari
PLN atau menggunakan Generator set., baik untuk kebutuhan pekerja, pelaksanaan pekerjaan bila
dilaksanakan pada malam hari dan untuk membantu memberi keamanan di lokasi proyek.

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Mobilisasi dan demobilisasi merupakan pekerjaan mendatangkan/ megangkut alat dan peralatan, sumber
daya manusia/man power yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, maupun menempatkan
kembali alata/peralatan maupun memulangkan tenaga kerja yang direkrut, setelah pekerjaan selesai
dilaksanakan.

b. Pengukuran dan pemasangan bouwplank. Diperlukan untuk menentukan peil/duga lantai dan letak as-as
dinding bangunan.

c. Pengadaan air untuk konstruksi. Pengadaan air untuk konstruksi diambil dari sumber air terdekat,
kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan dalam
jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang tercantum dalam
PBI NI 2.

d. Pengadaan listrik untuk konstruksi adalah sebagai upaya memaksimalkan kebutuhan di lapangan baik
menyangkut sebagai penerangan bagi para pekerja di malam hari juga sebagai peralatan kerja yang
diperlukan, apabila sewaktu-waktu akan melaksanakan pekerjaan di malam hari. Penerangan akan juga
merupakan salah satu fasilitas keamanan bagi lokasi pekerjaan. Penjagaan akan memberi nilai tambah
bagi keselamatan atau menghindari berbagai resiko-resiko atau kerugian yang mungkin terjadi.

PASAL 2.3
PEKERJAAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus diperhitungkan jenis tanah yang
dijumpai dilapangan seperti tanah pasir, gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya.

a. Galian Tanah

b. Urugan Tanah

c. Urugan Pasir

2. Persyaratan Bahan

a. Untuk timbunan bekas galian digunakan tanah setempat.

b. Bahan urugan yang dipergunakan adalah tanah dan pasir urug yang mendapat persetujuan Direksi.
Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir kualitas baik.

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila ditempat galian
ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang berwenang untuk
mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang
diakibatkan pekerjaan galian tersebut.

b. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka Kontraktor
harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
c. Pengurugan bekas galian diurug lapis demi lapis. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan
tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas.
Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali.

PASAL 2.4
PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengerjaan seluruh bangunan yaitu pondasi tapak dan pondasi pasangan batu kali/batu belah

2. Persyaratan Bahan
Pondasi Tapak merupakan beton bertulang dengan campuran 1Pc : 2Ps : 3Kr, sedangkan Pondasi pasangan
batu kali/batu belah dengan menggunakan spesi 1 PC : 3 Ps.
Bagian bawah pondasi dibuat aanstamping dari batu belah kosong yang dipasang berdiri rapat, setebal 15 cm
dengan tidak terdapat batu-batu bertumpuk.

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Pondasi baru harus dibuat sesuai bentuk dan ukuran yang tertera dalam gambar. Sebelum pondasi
dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk as pondasi sesuai dengan gambar
konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.

b. Batu gunung/kali yang digunakan harus yang cukup kuat dan permukaannya tidak rata dan telah
mendapat persetujuan direksi/pengawas untuk pemakaiannya.

PASAL 2.5
PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Lingkup Pekerjaan
Beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus dibuat untuk :

a. Pondasi Tapak, Sloof, kolom, ringbalk berdasarkan gambar.

b. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana.

2. Persyaratan Bahan

a. Semen

 Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400 menurut
Standart Cement Portlandia yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun
1972).

 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen
tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling
tinggi 2 cm. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

b. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan
sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI-1991.

c. Kerikil

 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1991.

 Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.

d. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis
atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang diminum.

e. Besi Beton

 Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik
minimum 2400kg/cm2).

 Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan
lainnya.

 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara
terbuka dalam jangka waktu panjang.

 Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin.
Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Direksi terlebih dahulu. Jika Pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter
yang terdekat dengan catatan harus ada persetujuan Direksi.

 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya
tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggungjawab
pemborong.

f. Cetakan dan Acuan

 Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditujukkan
oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.

 Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasal 5.1. SK
SNI T-15.1919.03.

g. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai
SK SNI T-15.1919.03.
b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan yang didapat didalam
gambar konstruksi dan gambar arsitektur.

c. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan
cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:

 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan
yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel
4.4.1SK SNI T-15.1919.03.

d. Pengecoran

 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penuangan. Untuk
dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang
tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton
dicor.

 Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui
oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan
yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh
dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.

e. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban untuk paling sedikit 14 (empat
belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :

 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.

 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti
bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

PASAL 2.6

PEKERJAAN PASANGAN BATA

1. Lingkup pekerjaan
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk ruangan seperti yang tertera pada gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Bata
Mutu bata yang digunakan dari jenis klas I menurut NI 10 dengan bentuk standart batu bata adalah
prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak
menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau
campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
b. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah
atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi
5% berat.

c. Semen dan Air


Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton
bertulang.

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:

 Pasangan kedap air (1 PC : 2 PS)

 Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 30 cm diatas lantai.

 Pasangan dinding saluran keliling bangunan.

 Pasangan dinding WC setinggi 1,50 cm diatas permukaan lantai.

 Pasangan dinding Ruang Hidro.

 Pasangan dinding Ramp sesuai gambar.

 Pasangan dinding septicktank.

 Pasangan adukan 1 PC : 4 PS berada diatas pasangan kedap air tersebut.

b. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang memenuhi syarat.
Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat
campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak
boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.

c. Pengukuran (Uit-zet)harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat:

 Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan
benang.

 Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm,
dari pasangan bata yang telah selesai.

d. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Bata
setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

e. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi
untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom–
kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

f. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat pahatan secukupnya
pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup
dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan
plesteran seluruh bidang tembok.
g. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi perlindungan
dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus deiberi perawatan
dengan cara membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.

PASAL 2.7
PEKERJAAN PLESTERAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata yang dikerjakan.

2. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton bertulang.

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :

 Dinding dibersihkan dari semua kotoran.

 Dinding dibasahi dengan air.

 Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.

 Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat
dengan baik.

b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC: 2 PS, sedangkan plesteran bata
lainnya dipergunakan campuran 1 PC: 4 PS.

c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan
berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan
pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakan secara horisontal
dan vertikal.

d. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya secara
keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat
bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.

e. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan plesteran.

f. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai dipasang dan
setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

PASAL 2.8
PEKERJAAN LANTAI

1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan berdasarkan keterangan gambar. Pekerjaan
lantai terdiri dari :

a. Lantai beton tumbuk/rabat beton yang diplester halus pada selasar berdasarkan
keterangan gambar.
b. Granito ukuran 60x60 cm pada seluruh ruang,
c. KM/WC dipasang keramik 30x30 cm berdasarkan keterangan gambar.
d. Keramik 25 x40 cm dipasang pada dinding kamar mandi / WC (keterangan Gambar).

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton bertulang.

b. Granito yang digunakan kualitas 1 produk setara, dengan permukaan diglazur, type/golongan seperti
yang tersebut di bawah ini:

 Ukuran 60 x 60 cm (Ruangan )

 Ukuran 30 x 30 cm (Lantai KM/WC) setara IKAD.

 Ukuran 25 x 40 cm (Dinding KM/WC) setara IKAD

c. Bahan keramik sebelum dibawa ke lapangan harus diperlihatkan contohnya terlebih dahulu kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Adukan

 Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dan diplester 1 Pc : 2 Ps.

 Adukan untuk keramik seperti tercantum pada gambar rencana diberi beton cor dengan
campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr tebal 5 dan spesi dan 1 pc : 4 ps tebal 3 Cm.

b. Pemasangan

 Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 5 cm dan diplester setebal 1 cm.

 Pemasangan perekat untuk keramik lantai dan dinding harus betul-betul padat/penuh agar
tidak terdapat rongga-rongga dibawah ubin yang dapat melemahkan konstruksi. Sambungan
antara keramik dengan keramik harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen
yang warnanya sesuai dengan warna keramik.

 Hasil pasangan akhir harus rata tidak bergelombang dan waterpass.

 Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan cacat-cacat lainnya.
Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai
berbentuk bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.

 Permukaan pasangan keramik/ubin harus datar dan waterpass. Pada lantai KM/WC,
permukaan lantainya dimiringkan 1 % ke arah floor drain.

Pasal 2.9
PEKERJAAN ATAP

1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah memasang rangka atap dan menutup semua bidang atap
bangunan berdasarkan keterangan gambar.
a. Rangka kuda baja ringan zincalume C-Truss
b. Genteng metal 0,3 mm cat pabrik
c. Rabung Seng Metal 0.45 mm
d. Papan Lisplank kayu klas I

2. Persyaratan Bahan

a. Rangka

 Baja ringan zincalume C-Truss 100,75 tebal 0,8 mm, Reng Truss 45, Bracket, Alat
penyambung(Dinabolt 12 cm, Screw 0,75”).

b. Penutup atap

 Genteng metal 0,30 mm Multiroof,Sakura Roof dan pada setiap sambungan seng dipasang
bubungan metal 0,45 mm setara Multiroof,Sakura Roof.

b. Papan Lisplank

 Papan yang digunakan ukuran 2 x 30 cm (sesuai gambar) bahan kayu klas I,tidak terdapat
cacat, permukaan harus halus dan lurus.

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Pabrikasi/pembuatan

 Sebelum pabrikasi/pembuatan, Pemborong atau bawahan Pemborong harus menyerahkan 2


(dua) set Gambar Kerja (Shop Drawing) dan daftar baut-baut sambungan untuk diteliti oleh
Direksi/ Pengawas Lapangan. Jika ada refisi, satu set akan dikembalikan untuk diperbaiki.
Setelah koreksi akhir, Pemborong harus menyerahkan kembali 2 set gambarlengkap dengan

material bill yang mencakup semua perubahan yang ada.

 Gambar pabrikan harus secara jelas menyatakan hal-hal sebagai berikut :

 Semua dimensi gambar dalam system matrik.

 Unit ukuran yang dipakai untuk bentuk struktur dan berat per unit.

 Tipe dan lokasi sambungan-sambungan.

 Dimensi bagian-bagian konstruksi, berat dan detail kontruksi.

 Semua penggantian dan perubahan detail hanya boleh dilakukan dengan seizin pengawas.

b. Pemasangan
Cara pemasangan untuk pekerjaan ini diserahkan kepada Pemborong dengan mendapat persetujuan
dari Pengawas. Pemasangan ini harus mengikuti petunjuk pabrik dan yang terdapat didalam gambar
rencana.

 Pemasangan bagian-bagian konstruksi harus sesuai dengan gambar rencana dan bukan
petunjuk pemasangan.
 Untuk memudahkan dalam pelaksanaan, sambungan dan merakit kuda – kuda dilaksanakan
dibawah atau pada permukaan tanah.
 Apabila perakitan dibawah sudah sempurna dinaikan ke atas pada tumpuan yang telah
ditentukan.
 Setelah semua rangka kuda – kuda naik keatas barulah diperkuat pada perletakan. Jarak
bentangan kuda kuda maksimal 120 cm, selanjutnya dipasang ikatan angin antara satu rangka
kuda – kuda dengan kuda – kuda lainnya.
 Setelah pemasangan kuda-kuda selesai baru dimulai pemasangan penutup atap seng
 Pemasangan atap dilaksanakan mulai dari atas ke bawah. Bila seng lebih pada bagian atas
dipotong dengan menggunakan gunting seng
 Pemasangan atap dan pemakuan harus mengikuti standard atau pedoman yang sudah
dikeluarkan oleh pabrik
 Selesai pemasangan atap dilaksanakan pemasangan rabung seng Metal
 Lesplank kayu dibuat sejajar dengan permukaan lantai atau diselang dengan air/ Water phas

Pasal 2.10
PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM

1. Syarat Kualitas.
a. Gypsum Board

Ukuran sesuai dengan gambar ditujukan pada gambar rancangan.

Ketebalan : 9 mm per panel.

Bahan :
Plaster board type Fire Stop berfungsi sebagai bahan Sound Proof, memenuhi
standar spesifikasi untuk Gypsum Wall Board ASTM C-36.

Fire Resistance : 3 jam


Type : JAYA BOARD atau setara (kontraktor wajib mengajukan contoh
disetujui oleh Konsultan Perencana).
b. Rangka Plafond.
Bahan : Besi Hollow 40x40 mm (rangka utama).

Besi Hollow 20x40 mm (bila diperlukan).


c. Tipe Serat Fibre.
Bahan :
Serat Fibre memenuhi persyaratan sesuai ketentuan manufacture untuk kebutuhan
menutup alur yang terjadi pada pertemuan lembaran- lembaran gypsum board ex. JAYA
BOARD atau setara.

d. Pasta Plester :

Bahan :

Pasta putih, memenuhi persyaratan sebagai plester cement untuk membuat rata
seluruh permukaan gypsum board Joint Multibond M 400.
e. Finishing.
Bahan finishing plafond gypsum adalah cat setara Dulux warna putih White 300.

4.2. Syarat Pemasangan.

4.2.1. Contoh Bahan :

Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan contoh-contoh


bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini untuk mendapatkan persetujuan perencana.
Contoh-contoh bahan tersebut harus disertai brosur-brosur dan sertifikat-sertifikat (dari
produsen) yang berisi keterangan-keterangan tentang kualitas bahan.

4.2.2. Tenaga Peralatan.

a. Pemasangan harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang mempunyai pengalaman spesialis


dibidang pekerjaan ini dan tenaga-tenaga ahli khusus pekerjaan tersebut.

b. Kontraktor harus mempunyai workshop lengkap dengan peralatan/mesin-mesin


khusus untuk pekerjaan sehingga dapat menghasilkan pekerjaan bermutu baik dan mempunyai
gudang untuk penyimpanan barang-barang yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan ini. Bila diperlukan workshop dapat ditinjau oleh Perencana.

4.2.3. Persiapan.

a. Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor lebih dahulu wajib membuat shop
drawing untuk mendapat persetujuan Perencana sebelum pelaksanaan dimulai.

Shop drawing dilengkapi :

Ukuran dan lay-out peletakan arah lembaran gypsum board serta penyesuaian gambar
rancangan terhadap kondisi lapangan.

Detai-detail penjelas pekerjaan plafond.

Detail mainhole/access panel.


Detai penjelas hubungan pekerjaan plafond terhadap M&E, dan pekerjaan finishing
lainnya yang terkait baik pada permukaan plafond
maupun yang berada di dalam ruangan di dalam plafond.
b. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus memperhatikan/mengamati
kondisi ruangan yang akan dilakukan untuk pekerjaan plafond ini. Pekerjaan persiapan
(ketetapan peil permukaan plafond, pemasangan rangka) dilakukan dengan
pengarahan dan mendapatkan persetujuan dari Perencana.

c. Sebelum dilaksanakan pemasangan lembaran gypsum board, pekerjaan lain yang terletak diatas
plafond harus sudah terpasang dengan sempurna (Sparing, MSE, outlet, dan sebagainya).

4.2.4. Pelaksanaan.

a. Seluruh material yang dipasang pada pekerjaan ini sesuai dengan contoh-contoh bahan yang telah
ditetapkan pada persyaratan bahan dan telah mendapat persetujuan Perencana.
b. Pelaksanaan oleh tenaga ahli terampil dan dapat selalu menjaga kebersihan dan kerapihan terhadap
mutu hasil pekerjaan.
c. Bila diperlukan material tambahan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik, maka pemborong
wajib mengadakan peralatan / material tambahan itu dan melaksanakannya sesuai dengan kebutuhan di
lapangan.
d. Type lembaran gypsum board yang dipasang pada penutup plafond adalah gypsum board dalam bentuk
utuh dengan jalur sambungan harus rapat membentuk garis lurus. Celah yang terjadi pada pertemuan
lembaran gypsum board ditutup dengan “tape” yang khusus dibuat untuk pekerjaan ini dari bahan yang
mengandung serat fiber. Untuk melaksanakan rata permukaan, dipergunakan pasta semen
sesuai dengan standar pabrik untuk pelaksanaan gypsum board.
e. Rangka plafond digantungkan pada plat beton menggunakan penggantung dari bahan
galvanized suspension yang dapat diatur ketinggiannya (standard original fabric).
f. Seluruh rangka dipasang dengan baik, kuat serta digantung pada plat beton dan memenuhi
persyaratan konstruktif. Modul/jarak peletakan rangka dan penggantung dilaksanakan sesuai
standar manufacturer.
g. Ukuran dari material/bahan yang dipasang sesuai dengan yang
ditunjukkandalam gambar dan dari produk yang telah disetujui perencana.
h. Setelah seluruh rangka plafond dipasang, seluruh permukaan rangka rata, lurus dan waterpass
(tidak bergelombang).
i. Lembaran gypsum board adalah gypsum board yang telah dipilih dan dilaksanakan
pemasangannya, dengan syarat bentuk serta ukuran setiap lembaran harus sama, tidak ada
bagian yang cacat atau gompal. Pelaksanaan pemasangan gypsum board sesuai dengan
cara/instruksi yang diterbitkan oleh pabrik.
j. Pada tempat tertentu dibuat manhole/access panel pada plafond dapat dibuka tanpa
merusak lembaran gypsum board disekitarnya. Ukuran disesuaikan dilapangan.
k. Penyelesaian plafond dengan pasangan dinding tegak diselesaikan dengan
gambar rancangan.
l. Finishing plafond dilaksanakan dengan pengecatan, cat acrylic emulsion.
m. Pengecatan dilaksanakan dengan mempergunakan roll dari bahan wool (sesuai
peralatan khusus untuk cat Acrylic Emulsion).
Pasal 2.11
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

1. Lingkup Pekerjaan
Secara umum pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan untuk pekerjaan kosen,
daun pintu dan jendela sesuai dengan gambar / detail untuk pekerjaan sebagai berikut :

a. Kusen Pintu & Jendela Kayu

b. Pintu Kaca 5mm, Menggunakan Ambang Kayu (sesuai gambar)

c. Jendela, ventilasi Kaca Ambang Kayu.

d. Daun pintu dan jendela Kaca Ambang Kayu

e. Finishing pintu menggunakan HPL

2. Persyaratan Bahan

a. Kusen yang di gunakan menggunakan kusen yang sudah ada atau kusen existing.
b. Kusen yang tidak layak pakai/kurang akan di gantikan dengan kusen yang baru.
c.Daun pintu dan ambang jendela, sebahagian menggunakan hasil sebelumnya atau existing
d. Kaca bening,gelap t = 5 mm setara asahi

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Kusen pintu dan jendela


 Semua Bahan yang dipakai menggunakan hasil dari yang ada pada lapangan atau kusen existing,
sebelum dipasang terlebih dahulu diperiksa oleh Konsultan Pengawas dan di setujui Direksi.

 Kusen existng yang di gunakan harus di cek kelayakannya, di periksa oleh Konsultan
Pengawas/Direksi

 Semua kusen-kusen dibuat dari Upvc kualitas terbaik, waktu mengangkat harus dijaga agar
tetap utuh dan dalam keadaan baik, dan sebagainya untuk diperiksa Konsultan
Pengawas/Direksi.

 Pemasangan kusen harus lurus,tegak dan waterpass. sebelum dipasang terlebih dahulu
diperiksa oleh Konsultan Pengawas dan di setujui Direksi

b. Daun Pintu dan jendela

 Daun pintu dibuat dengan Kayu, disyaratkan agar utamanya Kontraktor memesan langsung
pada tempat khusus pembuat pintu/pabrikasi. Kontraktor diperkenankan membuat sendiri
dilapangan pekerjaan apabila memungkinkan.

 Khusus untuk pintu KM/Wc dipasang pintu yang terbuat dari bahan Alumunium.

 Apabila menurut penilaian Pengawas pemasangan tidak rapi, maka Pengawas berhak
menolak daun pintu tersebut.
 Jendela dibuat model sesuai dengan gambar detail. Kaca untuk jendela dipasang kaca polos
tebal 5 mm. Pasangan kaca harus memperhatikan muai susut baik dari kusen, maupun bahan
kaca tersebut.

Pasal 2.12
PEKERJAAN KUNCI DAN KACA

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, selanjutnya pada jendela
dipasang grendel dan hak angin.

2. Persyaratan Bahan

a. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas merek Dekson ukuran 4 X 3 atau yang setara.

b. Kunci pintu dipasang sekualitas merek Dekson 2 (dua) slaag (dua kali putar) atau yang setara.

c. Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik.

d. Kaca bermutu baik, permukaan harus rata/datar tidak terdapat garis bekas gesekan dengan benda keras
lainnya dan retak akibat benturan.

3. Pedoman pelaksanaan

a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk Dekson, yang berkualitas baik.

b. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu. Pemasangan dilakukan dengan mur
khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan kusen dengan menggunakan
paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang
masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.

c. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor wajib memperlihatkan contoh terlebih dahulu
untuk dimintakan persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.

d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka Direksi
berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya
Kontraktor.

e. Grendel, tarikan jendela dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela. Pasangan harus
rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus
menggunakan mur seperti tersebut pada ayat b pasal ini.
Pasal 2.13
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan

a. Cat kayu untuk jalusi dan papan list plank.

b. Cat mengkilat untuk railing, daun pintu dan jendela.

c. Cat tembok untuk dinding yang diplester dan bidang-bidang beton.

2. Persyaratan Bahan

a. Cat tembok sekualitas Jotun, Dulux Catylac, Polymix, Vinilex.


b. Cat kayu sekualitas Kuda Terbang, Avian, Nippon Paint dan Ftalit.
c.Residu kualitas baik tidak luntur.
d. Plamur sekualitas Jotun, Dulux Catylac, Polymix, Vinilex.

3. Pedoman pelaksanaan

a. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.

b. Pekejaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan jenis
bahan yang digunakan.

 1 (satu) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar.

 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu.

 Penghalusan dengan amplas.

 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.

c. Pengecatan railing, daun pintu dan jendela harus dilakukan menurut proses berikut :

 Membersihkan bidang railing, daun pintu dan jendela yang akan dicat.

 Mengecat 1 (satu) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang merata sama dan
tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

d. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :

 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan kain
basah hingga bersih.

 Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul kering
digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.

 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belang-
belang atau noda-noda mengelupas.

e. Warna yang digunakan ditentukan oleh Pemberi Tugas.

. Pekerjaan Duco

 Sebelum pekerjaan duco dilaksanakan terlebih dahulu harus menyiapkan peralatan Bantu
dan material yang dibutuhkan.
 Bidang yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan duco adalah bidang kayu seperti kusen dan
daun pintu.
 Kontraktor Pelaksana harus memeriksa kembali permukaan yang akan diduco dan
harus diperbaiki atau di finishing sampai sempurna apabila masih terdapat permukaan
yang cacat.
 Pekerjaan dasar memakai dempul polyester lengkap dengan bahan
campuran untuk pengenceran dari merk sanpolac atau merk lain yang setara dan
disetujui. Dempul tidak boleh mengandung bahan beracun/berbahaya seperti
timah, air raksa dan sebagainya
 Semua permukaan bidang yang akan dilapisi cat harus dalam keadaan halus, bersih,
kering serta rata atau datar
 Pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan aturan yang dikeluarkan dari
pabriknya, baik mengenai aturan pakai, tahapan maupun kondisi permukaan
bidang pengecatannya.
 Prinsip dasar tahapan pengecatan pada permukaan kayu yang menggunakan cat
adalah sebagai berikut :
o Pembersihan permukaan bidang cat
o Dicat dasar
o Didempul dengan sanpolac dan diamplas, epoxy
o Dicat dasar
o Dicat akhir minimal 3 lapisan tebal lapisan cat minimal 3 mikron, doff produk
setara danagloss
o Hasil pengecatan harus rata dan halus serta kuat dan tahan terhadap cuaca atau
keadaan sekelilingnya
o Hasil terakhir pengerjaaan coating anti gores, dilakukan seperti diisyaratkan
pada fabrikannya dan dikerjakan ditempat tertentu saja yang dijelaskan dalam
dokumen spesifikasi ataupun gambar
Pasal 2.14
PEKERJAAN LISTRIK DAN ARMATURE

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan titik lampu dan stop kontak yang dipasang
pada pekerjaan plafond dan dinding.

b. Penelusuran kembali, terkait jaringan instalasi lama/existing.

c. Pemindahan ATS AMF (Box Panel Genset) di lokasi terbaru (Sesuai denah Instalasi Listrik),
adapun lokasi yang tidak sesuai, maka pihak kontarktor harus berkonultasi dengan
konsultan Pengawas/Direksi

2. Persyaratan Bahan

a. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik Merk Panasonic atau yang
sekualitas.

b. Lampu Lampu Recessed Downlight LED 12, Lampu LED 3 Watt, dan armaturnya adalah
produksi merk Panasonic atau yang sekualitas.

3. Pedoman pelaksanaan
Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur lampu yang
dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik ataupun berdasarkan titik lampu atau
titik kontak yang telah ada.

a. Melaksanakan Instalasi Pentanahan:

 Instalasi penerangan dan stopkontak di bangunan utama.

 Instalasi penerangan halaman.

b. Melaksanakan pemasangan cadangan pipa dalam cor-coran di semua lantai.

c. Melaksanakan dan menyediakan teovoer listrik.

 Dari sekunder trafo ke panel utama.

 Dari panel utama ke sub panel.

 Dari panel utama ke jaringan, ke panel - panel tenaga dan ke panel pembagi
pompa.

 Dari busduct trunking ke panel-panel.

 Dari panel utama.

 Panel lampu taman.

 Kabel tranking lengkap dengan accessoriesnya.


d. Menyediakan dan memasang kabel trang dari kabel masuk sampai dengan shaft ke

 Panel utama.

 Panel taman.

 Panel pembagi pompa.

 Panel penerangan lantai-lantai.

 Panel penerangan dan gedung.

e. Menyediakan dan memasang :

 Armature lampu bangunan.

 Pemakaian lampu disesuaikan dengan Gambar Kerja.

 Armature lampu taman lengkap dengan tiang, pondasi, cat dan terminal
penyambung.

f. Menyediakan Timer lampu tangan

g. Melaksanakan seluruh instalasi gantungan berupa besi beton dan pelat besi untuk 1 (satu)
atau 2 (dua) jalur dan union angle untuk 3 atau lebih jalur kabel.

h. Mengurus permintaan daya listrik dan proses penyambungan daya listrik sehingga dapat
digunakan oleh pemilik bangunan.

i. Membuka gambar kerja dan menyerahkan gambar merevisi.

j. Melaksanakan pengetesan.

k. Menyerahkan surat pernyataan jaminan Instalasi Listrik atau Surat Keur hasil bak dari PLN.

l. Melaksanakan pemeliharaan dan memberikan jaminan.

m. Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker tulisan yang jelas dari bahan
yang tahan lama
PASAL 2.15
PEKERJAAN SANITASI

1. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan meliputi ruang Hidro, pemasangan kloset, saluran pembuangan air kotor, air
bersih, dan septictank.

2. Persyaratan Bahan

a. Pipa PVC diameter 3/4“, diameter 3“ dan diameter 4“ untuk keperluan air bersih dan air kotor
digunakan bahan dengan kuat tekanan kerja 7 Kg/cm2. Alat penyambung digunakan dari
jenis bahan yang sama dengan bahan untuk pipa.

b. Kran air sekualitas Standar Toto

c. Wastafel porselin sekualitas Standar Toto

d. Saringan air kotor/floor drain dari plat galvanis kualitas baik.

e. Kloset duduk /Jongkok sekualitas Standar Toto

f. Bath Shower sekualitas Standar Toto

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang didalam dinding (in bouw). Pasangan
pipa-pipa tersebut harus horisontal dan vertikal, tidak boleh dipasang miring.

b. Air diambil dari sumber air dengan menggunakan pompa. Pengambilan air tersebut
dihubungkan dari pompa ke toren air atau sistim distribusi tertentu sesuai gambar, memakai
pipa galvanis diameter ¾” dan diteruskan ke bangunan yang memerlukan tapping air. Dari sini
digunakan shock ½”-3/4” untuk mengubah besaran pipa ke ½”. Pipa ½” ditanam didalam
dinding, dikeluarkan pada tempat-tempat yang dibutuhkan, dan disini digunakan kran air
diameter ½”. Pipa pengambilan dan pipa distribusi harus ditanam didalam tanah.

c. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan pengetesan yang disaksikan
oleh Kontraktor, Pengawas dan Pemimpin Bagian Proyek. Pengujian harus menghasilkan
2
tekanan hydraulik sebesar 10 kg/cm selama satu jam tanpa penurunan tekanan. Segala cacat
dan kekurangan-kekurangan yang dijumpai dari hasil pengujian harus diperbaiki dan semua
biaya yang timbul akibat kegagalan pengujian adalah tanggungan Kontraktor.

d. Air kotor dari KM dialirkan dengan pipa beton diameter 3” kesaluran terdekat, harga satuan
untuk saluran harus termasuk harga grill didepan jalan masuk.

e. Pembuangan air limbah/kotoran dari wc dialirkan dengan pipa PCV diameter 4” ke septic tank.
Pada tempat-tempat tertentu sebelum pipa dihubungkan ke septicktank, harus dipasang satu
buah bak kontrol tergantung dari jarak dan tikungan saluran.
f. Instalasi Water Pump, Bath Tube, dan lainnya pada ruang hidro disesuaikan dengan
permintaan pengguna.

g. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas septicktank dan sumur
peresapannya harus dilaksanakan sesuai gambar yang bersangkutan. Tata letak sumur
peresapan (rembesan)sekurang-kurangnya 15,00 m dari sumber air tanah (sumur bor) agar
tidak terjadi pencemaran terhadap sumber air tersebut.

h. Didalam KM/WC dilengkapi satu buah bak air dari pasangan batu bata 1 PC : 2 PS. Bak ini
kemudian dilapisi keramik/porselin kualias baik. Lubang penguras pada bak air dipasang pipa
khusus yang dilengkapi dengan penutup khusus yang mempunyai ulir kualitas baik.

PASAL 2.16
PEKERJAAN INTERIOR

1. Pemberitahuan
a. Sebelum memulai Pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus memberitahukan kepada
Konsultan Direksi guna pemeriksaan awal dan izin Pelaksana Pekerjaan.
b. Waktu pemberitahuan 2 X 24 jam sebelum memulai Pekerjaan.
2. Pemeriksaan
a. Pelaksana sebelumnya harus yakin akan kesiapan lokasi dan segala akibat yang
mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan.
b. Persetujuan izin memulai pelaksanaan Pekerjaan setelah pemeriksaan kondisi
lokasi bersama-sama Konsultan Direksi. dan Pelaksana Pekerjaan.
3. Persyaratan Bahan
a. Bahan Yang Digunakan Untuk Interior harus memenuhi standar
b. HPL (High Pressure Laminate),standar Taco
4. Pemutusan Jalur-jalur lnstatasi
a. Amankan jalur-ialur instatasi air, listrik, gas atau instatasi lain di lapangan sebelum
pekerjaan pembongkaran dimulai. Cara memutus aliran dan menutup jalur dengan
izin Konsultan Direksi , Penguasa setempat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
5. Pengamanan Peralatan
Pelaksana pekerjaan harus mengamankan/melindungi peratatan kantor yang ada
di dalam ruangan dari kerusakan atau cacad lainnya akibat Pekerjaan
pembongkaran, jika hal tersebut di atas terjadi, maka segala perbaikannya
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
PASAL 2.17
PEKERJAAN MEUBELAIR

1. Umum
a. Semua pekerjaan kayu finishing harus dilaksanakan di pabrik/workshop yang
memenuhi standard dan dikerjakan secara maksimal, pekerjaan perbaikan kecil-
kecilan serta penyetelan boleh dilakukan di site.
b. Jangan mengukur dengan skala-skala gambar yang ada, gunakanlah ukuran yang
sudah tercantum di gambar detail, semua ukuran harus dicek di lapangan oleh
Kontraktor/Penyedia Jangan mengukur dengan skala-skala gambar yang ada,
gunakanlah ukuran yang sudah tercantum di gambar detail, semua ukuran harus
dicek di lapangan oleh Kontraktor/Penyedia Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib
memberitahukan kepada Konsultan Perencana/Direksi untuk dapat dipecahkan
bersama.
c. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib membuat mock up untuk setiap satu model
furniture dan harus dilihat dan disetujui oleh perencana dan Direksi sebelum
melanjutkan pekerjaan.

2. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan yang dimaksud dengan spesifikasi ini mencakup pengadaan barang-
barang, tenaga kerja, perabotan, serta perlengkapan pengiriman serta instalasi dari
furniture/meubelair di site sesuai dengan layout.
b. Pengadaan furniture sesuai jenis yang diterangkan di gambar dan Bill of Quantity
c. Pengiriman, penyimpanan, serta pengaman satuan meubelair harus dilakukan
sehingga tidak mengakibatkan kerusaka.
d. Meubelair harus disimpan hingga pekerjaan fisik sudah siap untuk menerimanya
e. Lindungi semua permukaan meubelair untuk mencegah kotoran, goresan, serta panas
matahri dan hujan selama pengiriman.
f. Simpan di tempat yang kering dan bersih hingga tidak merusak meubelair.

3. Produk
A. Kualitas
a. Kayu yang dipakai harus yang sudah dikeringkan, proses pengawetan dan
pengeringan baik secara alam maupun mesin hingga mencapai kelembaban antara
12%- 15% (WMC), dan bebas dari cacat.
b. Demikian pula plywood yang akan digunakan harus berkualitas baik (tidak cacat).
Yang dimaksud dengan plywood adalah kayu lapis bukan
woodblock/blocktieak Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus dapat menunjukkan
contoh kepada Direksi maupun pemberi tugas sebelum malaksanakan tugas.
c. Plywood yang digunakan harus cacat, pecahan pinggiran rusak, menggelembung
dan lain kerusakan.
d. Rel laci dari besi tipe double sock dengan ball bearing rollers yang tidak akan
menimbulkan bunyi bilamana laci-laci keyboard dan mobile drawer, rel laci yang
direkomendasikan ex. Hafele atau setara.
e. Semua laci dan daun pintu dari plywood (finishing lihat gambar detail rancangan).
f. Kayu yang dipakai harus bebas dari cacat retak dan pecah.
g. Ukuran laci file harus mengikuti standar. Apabila terdapat perbedaan ukuran standar
dengan gambar detail rancangan, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib
memberitahukan konsultan perencana.

B. Ukuran /Dimensi
a. Untuk dimensi furniture lihat gambar-gambar detail dan. Kontraktor/Penyedia
Barang/Jasa diwajibkan untuk mengecek dengan ukuran terakhir di site sebelum
mengerjakan furniture
b. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib menunjukkan semua pekerjaan sebelum
melakukan pekerjaan finishing.

C. Fabrikasi General
a. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan semua bahan komplit dengan
peralatan , perlengkapan serta instalasinya.
b. Semua pekerjaan konstruksi harus secara machinal, dipotong secara ukuran-ukuran
yang uniform komplit dengan finishing material dan joint. Dan hindari penggunaan paku
sebagai alat sambung.
c. Kayu yang dipakai harus searah tanpa sambungan, kecuali bila diakhiri oleh bagian
yang lain.
d. Hasil pekerjaan meubelair harus dijamin kerapian, kekuatan dan presisinya.
e. Hasil finishing terakhir harus mempunyai derajat kesamaan warna yang sama
antara satu sama lainnya (kualitas yang sama)

D. Penyetelan dan Pembersihan


a. Semua permukaan kayu harus bebas dari goresan-goresan,. noda-noda dan cacat.
b. Semua perabot harus dilindungi/ditutup dari kemungkinan kerusakan, hingga saat
serah terima.
c. Pembungkus serta lindungan harus digunakan untuk menjaga di dalam pengiriman.
d. Semua bagian-bagian lain harus bebas dari kotoran dan flek.
e. emua sampah akibat pekerjaan instalasi dari perabot harus dikumpulkan dan
disingkirkan dari lokasi setiap hari.
f. Setiap ruang atau area yang telah siap instalasi perabotnya harus dibersihkan
secara teratur dan siap pakai dalam tempo yang minimal.
g. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus menyetel semua perabotan sesuai
perencanaan.

4. PROFIL KAYU
1. Umum
a. Uraian Pekerjaan
 Lingkup Pekerjaan Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan
pekerjaan profil kayu pada umumnya.
 Uraian pekerjaan lain yang termasuk dipakai di dalam pekerjaan ini adalah
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan Kayu.

b. Ketentuan
 Pekerjaan profil kayu ini harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang cukup
berpengalaman dalam bidangnya.
 Semua profil yang akan dipasang harus dikerjakan finishingnya terlebih
dahulu, baik pendempulan, perataan, penghalusan maupun pengecatannya,
kecuali diizinkan oleh Konsultan Direksi / Perencana.
 Penyelesaian akhir dari pasangan profil diperlukan untuk
menutup/lmemperbaiki cacat-cacat yang timbul sebagai akibat bekas-bekas
paku atau sambungan yang terjadi dalam rangka pelaksanaan pomasangan
profil pada tempat kedudukannya.

2. Meterial
a. Profil Kayu
 Profil kayu yang dipakai adalah dari kayu Mahoni mutu A menurut NI-5
PKKI 1961, kering oven dengan kadar air 15%.
 Ketentuan bentuk profil kayu dan penempatan pemakaiannya disesuaikan dengan
gambar rencana
 Perekat dan penyambung profil kayu ini dipakai lem kayu Herferin atau
Rackol (genis kayu ke kayu).
 Cat yang, dipakai adalah dari jenis melamic produk Nippon Paint dengan
warna akan ditentukan oleh Konsultan Perencana pada saat pelaksanaan.

PASAL 2.18
PERATURAN-PERATURAN LAIN

1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dilaksanakan sesuai dengan Berita Acara dan kontrak
yang disepakati bersama.Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Rekanan tetapi tidak diuraikan
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini harus dilaksanakan oleh rekanan sesuai
dengan gambar pelaksanaan supaya mencapai penyelesaian pekerjaan dengan hasil yang
lebih baik.

2. Kontraktor harus berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan guna menghindari terjadinya


kecelakaan baik terhadap orang, peralatan maupun material. Jika pada suatu saat peralatan atau
ditempatkan pada suatu tempat yang bersifat sementara, maka tempatnya harus jauh dari lalu
lintas, jauh dari sumber-sumber yang dapat menimbulkan kebakaran, kerusakan dan cacat pada
peralatan maupun pada material tersebut.
2. Bila ternyata ada perbedaan antara RKS dan gambar, pemborong harus
melaporkan/membicarakan dengan direksi pelaksana untuk kemudian dibicarakan dengan pihak
perencana, dan pemborong harus mentaati keputusan yang ditetapkan.

3. Jika pemborong ternyata menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam gambar,
RKS tertulis tanpa persetujuan direksi, maka pemborong harus memperbaiki menurut yang
ditentukan oleh direksi/perencana, atas biaya pemborong dengan tidak menuntut biaya pekerjaan
tambahan.

4. Bila mana masih terdapat uraian pekerjaan dan bahan-bahan yang belum dinyatakan dalam RKS
ini tetapi menjadi bahagian penting dan sangat terkait sebagai suatu keutuhan pekerjaan ini, maka
pemborong harus menyediakan dan mengerjakan pekerjaan tersebut dengan lengkap dan
sempurna

Banda Aceh, 2020


Konsultan Perencana
PT.COPLANAR DAYA MAXIMA

JANUAR SEVENTH, ST
Direktur

1 001

Anda mungkin juga menyukai