Anda di halaman 1dari 55

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

RENCANA KERJA DAN SYARAT


(RKS)
PEKERJAAN PERBAIKAN JALAN LONGOR PLTA MUSI BENGKULU

I. UMUM
1.1

Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan Rehabilitasi jalan Longsor PLTA Musi ini berada di
sekitar area Re-regulating Dam (RRD). Lokasi pekerjaan secara
administratif terletak di desa Susup Kecamatan Curup Kabupaten
Kepahiang Propinsi Bengkulu. Detail lokasi pekerjaan dapat dilihat pada
peta.

1.2

Ruang Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan.
meliputi pekerjaan persiapan, perijinan, mobilisasi dan demobilisasi
personil dan alat, pekerjaan pembersihan.
2. Pekerjaan Jalan.
meliputi pekerjaan galian, timbunan, base course, sub base dan
surface course.
3. Pekerjaan Galian.
meliputi pekerjaan galian tanah pondasi, timbunan land gading, galian
land gading, galian pondasi dinding penahan.
4. Pekerjaan Pasangan.
meliputi pekerjaan pasangan batu kali, pasangan geotextile, plesteran
dan acian, bronjong, pipa drainase, bak kontrol dan gorong-gorong.
5. Pekerjaan Beton.
R K S

meliputi pekerjaan beton tanpa tulangan, bak kontrol dan goronggorong beton.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

II. SPESIFIKASI TEKNIS


2.1 PEKERJAAN TANAH
2.1.1 Umum
Lingkup dari pekerjaan tanah akan meliputi semua pekerjaan yang berkaitan
sebagai berikut :

Pembersihan
Galian termasuk pembentukan dan saluran
Timbunan kembali, bedding dan pekerjaan pelapisan
Pembuangan, stok dan penggunaan kembali material dari galian
Penimbunan
Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi

Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan paling tidak tiga puluh (30) hari
sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa
tempat dan akan membuang material galian seperti yang telah ditentukan
dalam gambar atau seperti yang diarahkan oleh Direksi.
2.1.2 Ketelitian dalam pekerjaan tanah
Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan
dibawah ini, apabila luas rata-rata penampang basah saluran untuk panjang
500 m, seperti yang tertera pada gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi.

Dasar Saluran : + 0.05 m atau - 0.10 m vertikal


Level Puncak Timbunan : + 0.10 m atau 0.10 m vertikal
Dasar Kemiringan : + 0.05 m horisontal
Puncak Kemiringan Timbunan : + 0.10 m horizontal

Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan
tidak boleh dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas.
Semua permukaan harus diselesaikan dengan rapi dan halus.
Pekerjaan Galian

Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut


ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan
ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

R K S

2.1.3

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan
harus ditunjukkan kepada
Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat.
Yang dimaksud dengan ketinggian tanah dalam spesifikasi adalah tinggi
permukaan tanah sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan
tanah dimulai.
Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah material yang
akan digali yang berimplikasi terhadap jenis peralatan dan produktifitas hasil
galian.
Pekerjaan galian dibedakan atas 4 (empat) kelompok pembayaran sebagai
berikut :
a. Galian tanah biasa.
Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian
berupa tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan
Excavator.
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi.
Galian tanah biasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya
terdiri dari tanah, pasir dan kerikil.
Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke
Direksi untuk ditinjau.
Tidak ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton tanpa
diperiksaterlebih dahulu oleh Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi
tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena
kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan
diameter lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat
Excavator, maka pembayaran volume ini akan termasuk kedalam pembayaran
item Galian Batu atas sepengetahuan Direksi pekerjaan.

Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan


ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa
dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak
selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali,
sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

R K S

Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam
meter kubik dimana tanah galian dari permukaan kupasan sampai yang sesuai
ditunjukan dalam garis-garis bidang yang sesuai dalam gambar. Pembayaran
untuk galian tanah biasa dibuat dalam meter kubik untuk item dalam BoQ.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan
fungsi jaringan.

Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material


yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang
sedekatdekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung
ditebar pada bagian yang akan ditimbun.
Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha
pencegahan bahaya longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan
timbunan kecil apabila dianggap perlu oleh Direksi. Peralatan pengangkutan
diperhitungkan terhadap pemindahan material hasil galian ke suatu tempat
penimbunan sementara yang disetujui Direksi sejauh 1 km.
Khusus untuk jaringan tersier yang dimensinya relatif kecil dan berada
didaerah persawahan, agar diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran
peggalian atau alternatif lain berupa galian secara manual.

b. Galian Deposit Sungai


Galian deposit sungai adalah pekerjaan galian dengan material berupa deposit
sungai yang terdiri dari pasir, kerikil dan kerakal/boulder, yang dapat dilakukan
dengan excavator tetapi dengan tingkat produktifitasnya lebih rendah
dibandingkan dengan galian tanah biasa, karena kondisi lapisan endapan
relatif lebih padat.
Yang dimaksud dengan galian deposit sungai adalah suatu kegiatan
penggalian pada badan sungai atau daerah tertentu yang material galiannya
merupakan endapan sungai yang terdiri tanah berbatu kerikil dan kerakal yang
padat, sehingga alat excavator tidak dapat bekerja secara maksimal.

R K S

Harga satuan yang diperhitungkan untuk pekerjaan ini termasuk tenaga kerja
dan alat/excavator, sedangkan untuk keperluan pengangkutan dan
pembuangan ke lokasi diluar daerah kerja yang disetujui oleh direksi sejauh
1 km. Untuk jarak pembuangan yang lebih jauh maka akan diperhitungkan
dalam pekerjaan pembuangan sisa galian. Kecuali untuk material bahan galian
yang selanjutnya akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan lain,
maka pekerjaan pembuangan tidak diperhitungkan.

c. Galian Batu Lapuk

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


Galian batu lapuk adalah pekerjaan galian dengan material galian berupa batu
yang sudah lapuk. Pekerjaan ini hanya bisa dilakukan dengan kombinasi alat
excavator dan pick hammer.

d. Galian Batu.
Galian batu termasuk semua batu-batuan padat dan keras di tempat yang
tidak dapat disingkirkan dengan mudah baik dengan mempergunakan pacul,
excavator biasa maupun Pick Hammer, kecuali dengan Excavator yang
diperlengkapi dengan Breaker atau dengan Peledakan. Apabila menggunakan
peledakan, maka Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan segala
peralatan dan material yang diperlukan berikut perizinan dan penanganan
peledakannya.

e. Galian untuk pekerjaan pasangan beton.


Dasar dan sisi miring dari galian untuk pondasi di atas atau terhadap dimana
beton akan ditempatkan akan digali sesuai yang diperlukan seperti ketinggian,
garis dan ukuran seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti diarahkan
oleh Direksi. Tidak ada material akan diijinkan untuk ditambahkan dalam garis
baku dari struktur beton.
Jika di beberapa titik dalam galian, material galian berdasarkan permintaan
tertulis dari Direksi diantara batas yang diperlukan untuk menerima struktur
penambahan galian akan segera diisi penuh dengan beton tipe K-100 atau diisi
dengan tanah yang sesuai dan dipadatkan atas biaya Penyedia Jasa.

f. Pekerjaan Galian Tanah Yang Tidak Akan Ditimbun Kembali


Semua pekerjaan galian tanah yang tidak akan ditimbun kembali akan
dilaksanakan

Semua tindakan pencegahan yang perlu dilakukan guna melindungi material


yang ada dibawah galian dalam keadaan yang memungkinkan, kerusakan
pada pekerjaan yang disebabkan oleh Penyedia Jasa dalam melaksanakan

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

R K S

sesuai pasal ini, harus dilaksanakan hingga mencapai elevasi dengan


tingkatan dan dimensi yang ditunjukan dalam gambar-gambar atau ditentukan
oleh Direksi. Selama dalam pekerjaan ini mungkin akan dijumpai dan
diperlukan untuk merubah kemiringan (slope) atau dimensi dari penggalian
dari yang ditentukan. Setiap penambahan atau pengurangan dari volume
pekerjaan galian tanah sebagai akibat dari perubahanperubahan tersebut akan
diperhitungkan sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


pekerjaan, termasuk hancurnya material dibawah batas penggalian yang
diperlukan, harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.
Galian yang melebihi dari ketentuan baik yang dilakukan sengaja maupun
akibat kelalaian Penyedia Jasa tidak akan diperhitungkan dalam pembayaran.
Penyedia Jasa harus mengisi kembali dengan material yang sesuai dan
dilaksanakan atas biaya Penyedia Jasa.
g. Luasnya Penggalian
Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut Direksi. Penggalian
dimulai dari muka tanah dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai
gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah/ beton tanpa diperiksa
terlebih dahulu oleh Direksi. Seluruh proses pekerjaan menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan
pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan
ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa
dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak
selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali,
sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar atau
kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pekerjaan dan dirapihkan.
Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material
yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekatdekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar
pada bagian yang akan ditimbun.
Semua galian untuk pondasi bangunan / struktur akan dilaksanakan dalam
kondisi kering (dimana dalam kondisi kering akan dibangun seperti dalam Subbag 1.6.1 Pekerjaan Pengeringan). Tidak ada tambahan biaya terhadap harga
satuan tender dalam BoQ untuk galian yang disebabkan material menjadi
basah.

Kecuali seperti secara rinci ditunjukkan dalam gambar atau sebaliknya yang
diarahkan oleh Direksi, keperluan pengukuran untuk pembayaran galian
terbuka terhadap kemiringan seperti disebutkan dibawah ini:

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

R K S

Galian akan dibuat sepenuhnya sesuai dengan ukuran yang diperlukan dan
akan diselesaikan terhadap garis dan ketinggian yang ditentukan kecuali
terdapat batu menonjol sendiri akan diijinkan untuk melebar dalam garis yang
telah ditentukan tidak lebih dari 20 (dua puluh) sentimeter dimana permukaan
tidak dilindungi dengan beton. Jika permukaan dilindungi dengan beton secara
umum harus rata seperti ditentukan oleh Direksi.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


Tabel 2.1 Kemiringan Galian
MATERIAL

KEMIRINGAN (V : H)

DISKRIPSI

Batu

1: 0.5

Untuk kemiringan permanen

Batu Lapuk

1: 0.8

Untuk kemiringan permanen

Tanah

1: 1.0

Untuk kemiringan permanen

Galian Deposit
Sungai

1: 1.0

Untuk kemiringan permanen

Dimana diperlukan dan diinstruksikan oleh Direksi, Penyedia Jasa akan


menggali saluran terbuka / parit untuk mengalihkan air mengalir keluar dari
galian terbuka. Biaya keseluruhan dari pekerjaan ini akan ditanggung oleh
Penyedia Jasa kecuali dimana saluran tersebut adalah merupakan bagian dari
pekerjaan permanen yang mana pembayaran untuk galian akan dihitung dari
harga satuan tender dalam BoQ.
Penggalian tanah untuk bangunan termasuk pekerjaan galian dari semua
tanah, kerikil, dan batuan kasar. Penggalian untuk bangunan harus
dilaksanakan dengan cara yang paling aman hingga mencapai elevasi yang
disetujui Direksi. Kecuali ditunjukkan dengan jelas pada gambar atau telah
ditetapkan oleh Direksi.
Apabila terdapat material alam pada lokasi galian pondasi yang mengganggu
selama pelaksanaan penggalian, maka hal tersebut harus dipadatkan ditempat
atau disingkirkan atau diganti dengan tanah timbunan yang sesuai atau beton
K100 atas biaya Penyedia Jasa.
Pekerjaan galian tanah untuk bangunan akan diukur sebagai dasar
pembayaran hingga mencapai elevasi yang diperlihatkan dalam gambar atau
bila tidak diperlihatkan dalam gambar sampai mencapai garis elevasi sesuai
dengan syarat-syarat yang ditentukan.

Penyedia Jasa akan mengerjakan beberapa macam material timbunan dan


penutupan kembali di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain
seperti arahan Direksi. Kualitas dari material harus mendapatkan ijin dari
Direksi dan tidak termasuk bahan organik atau bahan lain yang tidak diijinkan.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

R K S

2.1.4. Pekerjaan Timbunan

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


Penyedia Jasa harus semaksimal mungkin menggunakan material hasil galian
sebagai bahan untuk timbunan sejauh secara kualitas memenuhi syarat.
Tidak diizinkan adanya semak, akar, rumput atau material tidak memenuhi
syarat lain yang akan dipakai sebagai bahan timbunan. Kelayakan dari setiap
bagian pondasi untuk penempatan material timbunan dan semua material
yang digunakan dalam konstruksi timbunan adalah sesuai dengan spesifikasi
teknik.
Penyedia Jasa harus melaksanakan test uji timbunan (trial embankment) untuk
menentukan efektifitas dari beberapa metode pemadatan dari material yang
tersedia untuk pekerjaan timbunan. Sasaran hasil dari uji test timbunan adalah
untuk mengkonfirmasi efektifitas dari metode pemadatan yang berkaitan
dengan jenis dan ukuran dari alat pemadat, jumlah lintasan untuk ketebalan
lapisan yang disyaratkan, efek getaran terhadap kadar air dan aspek lain dari
pemadatan. Pekerjaan ini termasuk penempatan/penghamparan dari material
dari borrow area, galian dan stockpile dengan perbedaan kadar air dan dalam
lajur terpisah untuk pemadatan dengan peralatan pemadat, kecepatan,
frekuensi dan jumlah lintasan yang berbeda. Hasil percobaan ini tidak
membebaskan Penyedia Jasa dalam segala hal kewajibannya untuk
mendapatkan batas pemadatan sebagai yang ditentukan dalam kontrak
Apabila ditemukan/dijumpai tanah yang berbeda pada waktu pelaksanaan
dikemudian hari, maka percobaan-percobaan lebih lanjut harus dilaksanakan
terlebih dahulu. Bila hasil percobaan pemadatan tanah dilaksanakan untuk
tanggul pada bangunan yang permanen, percobaan tersebut akan dianggap
sebagai suatu bagian pekerjaan dalam penyelesaian pekerjaan tersebut, dan
apabila pekerjaan tersebut gagal dan tidak memenuhi persyaratanpersyaratan yang ditentukan Direksi, maka Penyedia Jasa harus membongkar
kembali pekerjaan permanen yang didasarkan pada percobaan yang gagal
tersebut atas biaya Penyedia Jasa tidak ada pembayaran terpisah atas
percobaan tanah yang dilaksanakan di tempat lain.
Penyedia Jasa akan memberikan informasi kepada Direksi paling tidak 30
(tigapuluh) hari sebelum pelaksanaan test uji timbunan (trial embankment).

Kepadatan Lapangan (field density)


Permeability lapangan (field permeability)
Berat Jenis (specific gravity)
Kadar Air (water content)
Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)
Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)
Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk test uji timbunan (trial
embankment). Semua biaya untuk pelaksanaan test uji timbunan sudah
termasuk uji pemadatan, penghamparan, dan berikut pembongkaran material

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

R K S

Jenis test yang harus dilaksanakan untuk uji timbunan (trial embankment)
adalah sebagai berikut :

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


serta berkaitan dengan pengujian, pengambilan contoh uji (sample) adalah
sudah termasuk dalam harga satuan yang dapat diterapkan untuk pekerjaan
timbunan dalam BoQ.
2.1.5 . Jenis Pekerjaan Timbunan
Sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi di lapangan maka kegiatan timbunan
tanah yang akan diberlakukan dalam pekerjaan ini terdiri dari :

Timbunan tanah kembali dari galian


Timbunan tanah dengan material dari borrow area
Timbunan lolos air.

1/ Timbunan tanah kembali dari hasil galian.


Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali dari hasil
galian adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di
belakang bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan dari hasil
galian yang secara spesifikasi teknis bahan tersebut dapat dipertangung
jawabkan.
Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan boleh dilakukan
setelah umur bangunan sudah dinilai cukup oleh Direksi. Pelaksanaan
harus dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan alat yang
diijinkan oleh Direksi. Penimbunan dilaksanakan secara lapis perlapis
dengan ketebalan hamper sesuai dengan spesifikasi alat yang
digunakan. Bila tidak ada instruksi lain dari Direksi maka Penyedia Jasa
wajib menggunakan tanah hasil galian untuk penimbunan tanah isian.
Bila material tanah hasil galian bangunan tidak cukup maka Kotraktor
dibolehkan menggunakan material timbunan dari luar (borrow area)
atas ijin Direksi.
2/ Timbunan tanah dengan material dari borrow area
Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah dengan material dari
borrow area adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun
untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan
dari galian pada suatu lokasi borrow dengan jenis dan kualitas tanah
yang tertentu dan Penyedia Jasa mengeluarkan biaya untuk pengadaan
material tanah timbunan tersebut.

3/ Timbunan Lolos Air


Timbunan kembali lolos air harus ditempatkan berdasarkan garis,
ketinggian dan ukuran seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti
arahan Direksi. Material harus ditangani dan diletakkan sedemikian rupa

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

R K S

Sumber dari material borrow untuk setiap timbunan harus sesuai


dengan borrow area yang telah disetujui oleh Direksi. Semua bagian dari
timbunan akan dihitung dan dibayar terhadap material terpasang dalam
lokasi timbunan dengan dasar setelah pekerjaan pemadatan.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


untuk menghindari segregasi. Metode dari pelaksanaan timbunan
kembali lolos air harus diusulkan dan mendapat persetujuan dari Direksi.
Timbunan kembali lolos air harus ditimbun secara lapis horisontal
dengan ketebalan tidak lebih dari 50 (lima puluh) cm sentimeter
sebelum dipadatkan dan dipadatkan secara menyeluruh dengan alat
pemadat kapasitas 10 ton (vibratory roller) atau berdasarkan kepadatan
dari uji timbunan yang telah mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Material filter dapat diperoleh dari sungai setempat, galian pondasi
bendung/bangunan air atau lokasi yang telah disetujui Direksi. Material
filter harus terdiri dari material yang layak, awet, pasir dan kerikil
bergradasi baik dengan ukuran partikel kurang dari 8 (delapan)
sentimeter. Juga material tidak boleh mengandung fraksi lolos saringan
no.4 dalam jumlah lebih dari 50% (lima puluh persen) begitu juga lolos
saringan no. 200 tidak lebih atau kurang dari 10 % (sepuluh persen).

2.1.6 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pekerjaaan Persiapan
Dari gambar rencana (dokumen kontrak), maka dapat diketahui volume dan
lokasi galian, serta volume dan lokasi timbunan.
a. Penetapan Disposal area :

1, Bila diperlukan quarry tanah, maka perlu survey awal untuk mencari
daerah-daerah yang tanahnya dapat diambil dan memenuhi syarat
untuk material timbunan.
2, Dari beberapa alternatif yang ada, pilih dan tetapkan daerah yang
menguntungkan dengan pertimbangan biaya, waktu dan mutu
tanahnya. Usahakan letaknya searah dengan disposal area (atau
sebaliknya) sehingga dump truck yang balik dalam keadaan kosong
dapat dimanfaatkan.
3, Ambil sampel tanahnya, untuk dapat dihitung berat volume kering
maksimumnya di laboratorium, untuk dipergunakan sebagai standar
pengukuran kepadatan dalam pelaksanaan. Karena standar hanya

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

10

R K S

1, Dilakukan survey awal untuk mencari daerah-daerah tempat


pembuangan hasil galian yang tidak dapat dipakai sebagai material
timbunan
2, Dari beberapa alternatif yang ada, pilih dan tetapkan daerah-daerah
pembuangan yang menguntungkan ditinjau dari segi biaya dan waktu.
Dalam banyak hal daerah yang terdekat biasanya menjadi pilihan yang
baik.
3, Ukur jarak tempat pembuangan (Disposal Area) dari tempat galian.
Untuk dapat menghitung jumlah dump truck yang diperlukan (ingat cara
menghitung kebutuhan Dump Truck didasarkan atas volume lepas) dan
menghitung biaya angkutan.
b. Penetapan Quarry Tanah Timbunan

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


berlaku untuk jenis tanah yang sama, maka harus diberi tanda supaya
tidak tertukar dengan yang lain.
4, Agar pengambilan tanah dapat berjalan secara efektif, maka jalan kerja
jalan kerja menuju quarry dan disposal area, perlu dapat perhatian yang
serius serta dilengkapi dengan drainase lingkungan.
c. Penetapan Base Camp
Tetapkan letak base camp, sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan.
Hendaknya diperhatikan juga lingkungan sosial yang ada.
d. Dokumentasi
Perlu dibuat dokumentasi untuk daerah quarry, disposal area, jalan kerja
dan kondisi sepanjang saluran
b. Pembersihan Lokasi
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan
dari semua tumbuhan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat
persetujuan dari Direksi.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar dan
pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud luar dan
dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga profil saluran terlihat rapih
kembali seperti sebelumnya.
Sampah yang berasal dari pembersihan harus diatur dan disebar disekitar
lokasi yang dijamin tidak akan mengganggu kegiatan pertanian. Pengaturan
dari semua sampah tersebut harus sesuai petunjuk Direksi. Kemudian
Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya
dengan tanah dan dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan
semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan.

Semua bahan yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan apabila
keadaan mengijinkan harus dibakar sampai habis. Penumpukan untuk
pembakaran harus dikerjakan dengan cara dan pada tempat-tempat tertentu
agar tidak menimbulkan resiko terhadap bahaya kebakaran. Semua
pembakaran harus sesempurna mungkin sehingga bahan yang dibakar akan
menjadi abu. Penyedia Jasa setiap saat harus mengambil langkah-langkah
pencegahan secara khusus untuk mencegah penyebaran api dan harus
mempunyai peralatan sesuai untuk digunakan dalam pencegahan dan
pemadaman.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

11

R K S

Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak
harus ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus
melindunginya dari kerusakan.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


c. Kupasan / Stripping
1,

Kupasan adalah penggalian humus (tanah organik) berikut


rumput, yang akan dilakukan pada semua dasar tanggul, pada lokasi
material galian yang dipakai kembali sebagai bahan timbunan, pada
semua dasar jalan, pada lokasi borrow area yang disetujui, semua lokasi
yang tercantum pada Gambar dan seperti yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan.
2,
Pelaksanaan kupasan harus dilakukan dengan cara
mengupas semua material yang tidak cocok untuk timbunan atau untuk
pondasi dan semua bahan organic seperti rumput, tanah lapis atas dan
sisa akar, yang tidak termasuk didalam pembersihan medan. Kedalaman
minimum pekerjaan kupasan adalah 0,20 meter.Bahan hasil kupasan
harus ditumpuk. Tumpukan semua material/sampah hasil asan harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
d. Penggalian Pada Bangunan
Penggalian harus dilaksanakan sedemikian hingga memungkinkan dikerjakan
dengan baik, dapat membuat penyokong bagi tebing galian, dan masih cukup
ruangan untuk pembuatan acuan, pengecoran beton, memasang pasangan
batu dan melaksanakan timbunan, termasuk pemadatan dan kegiatan
pekerjaan lainnya.

e. Cara Penggalian
Penyedia Jasa harus menyampaikan usul mengenai cara-cara penggalian,
termasuk detail dari konstruksi penahan yang mungkin diperlukan, guna
mendapat persetujuan Direksi secara tertulis sekurang-kurangnya 14 hari
sebelum dimulainya pekerjaan, sehingga keamanan penggaliannya terjamin.

f. Kelebihan Penggalian
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang tidak
diperintahkan oleh Direksi harus diisi kembali oleh Penyedia Jasa dengan tanah
yang dipadatkan sebagaimana yang dikehendaki Direksi, tanpa menuntut
suatu tambahan pekerjaan.

Setiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara manual atau alat lain
yang disetujui oleh Direksi, sehingga bidang pondasi atau bagian lain dari
bangunan atau timbunan ang berhubungan lansung dengan tanah asli bias
berhubungan baik. Apabila tanah dasar pondasi atau bagian lain yang
dianggap peka oleh Direksi rusak akibat berlangsungnya pekerjaan maka

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

12

R K S

g. Perapihan Permukaan Galian

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


Penyedia Jasa wajib memperbaikinya sesuai dengan petunjuk Direksi atas
biaya Penyedia Jasa.
Dasar galian yang akan menerima beton, pasangan batu atau isian
dipadatkan, 0,15 m yang terakhir dari galian harus dirapikan dengan tangan,
atau dengan ara yang mungkin dibenarkan atau diperintahkan oleh Direksi.
Hal ini ilakukan setelah pembersihan semua lumpur pada waktu akan
menempatkan konstruksi diatasnya.
h. Pekerjaan galian dengan menggunakan alat berat

Di Lokasi Saluran

a. Untuk menetapkan letak batas-batas galian, dapat dipasang patokpatok pembantu dan atau tali rafia yang menghubungkan dua profil
yang berdekatan.
b. Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar dapat
dilaksanakan dengan Excavator. Jumlah Excavator yang diperlukan
dihitung berdasarkan kapasitas alat dan waktu yang tersedia .
c. Galian dari Excavator langsung dimuat ke Dump Truck yang telah
disiapkan (jumlah kebutuhan Dump Truck harus disesuaikan dengan
kapasitas Excavator), dan kemudian diangkut ke tempat yang
ditentukan. Usahakan posisi Dump Truck sedemikian rupa sehingga
swing dari Excavator bersudut kecil.
d. Bila karena suatu hal profil rusak atau berubah posisi, maka sebelum
galian finishing dilakukan, profil tersebut diperbaiki dengan pedoman
patok-patok bantuan yang selalu terjaga.
e. Galian finishing dilakukan oleh tenaga orang dengan cangkul.
Sebenarnya dengan kerjasama yang baik antara pelaksana dan operator
excavator yang mahir, dapat langsung dilakukan penggalian sampai
garis/bidang finishing.
f. Dalam hal desain saluran terdapat saluran gendong, seperti sket di
bawah, sebaiknya pembuatan saluran tersebut didahulukan, karena
dapat berfungsi sebagai saluran drainase.

Di Lokasi Quarry

a. Setelah lokasi quarry di stripping dengan bersih, maka tanah dikupas


dan di stock dengan Bulldozer .

R K S

b. Bila musim hujan, sebaiknya stock tanah lepas dibatasi seperlunya saja,
dan dilindungi/ditutupi dengan terpal/plastik . c. Stock tanah yang ada
dimuat ke dalam Dump Truck dengan pelayanan Wheel Loader untuk
diangkut ke tempat pekerjaan timbunand. Alternatif komposisi alat di
quarry dapat biasanya berupa : bulldozer dan loader dan Excavator

j. Pembuangan Sisa Galian Yang Tidak Terpakai

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

13

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan
dibuang disuatu tempat didalam dan/atau diluar daerah irigasi yang disetujui
oleh pemilik sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau Direksi. Penyedia Jasa
harus merapihkan dan mengatur ketinggian serta meratakannya dengan rapi
dan tinggi maksimum 3.00 m.
Penyedia Jasa harus memelihara tanpa mengganggu aliran air disaluran dan
jalanmasuk serta yang berhubungan dengan hal tersebut. Sisa galian dari
pekerjaan galia di bendung, mata air dan pompa akan dibuang pada lokasi
sekitar lokasi pekerjaan tersebut diratakan dan dirapihkan dengan tingginya
penimbunan sesuai dengan persetujuan Direksi. Sedangkan sisa galian dari
pekerjaan jaringan irigasi bisa dibuang disekitar lokasi asalkan tidak
mengganggu fungsi jaringan dan stabilitas tanggul/lerengdan material
tersebut tidak akan masuk/turun kembali kesaluran yang mengakibatkan
pendangkalan dan penyumbatan saluran. Kalau lokasi setempat tidak
memungkinkan maka material sisa tersebut harus dibuang kesuatu tempat
diluar Daerah irigasi, diratakan dan dirapihkan. Lokasi pembuangan harus
mendapat persetujuan Direksi dan mendapat ijin pemilik tanah.
Material dari galian saluran pembuang atau saluran yang tidak pergunakan
akan diangkut untuk dibuang ke suatu tempat pembuangan yang telah
ditentukan sepertiyang disetujui oleh Direksi.
Sebagian material yang layak pakai akan dtempatkan sementara di lokasi
memenuhi syarat yang akan dipergunakan nantinya atau langsung
dipergunakan sebagai bahan timbunan untuk konstruksi permanen seperti
ditentukan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat jadwal
rincian rencana kerja dari pekerjaan tanah seperti lokasi dan program galian
dari saluran dan penggunaan material galian untuk pekerjaan timbunan.
Bila diminta seperti ditentukan oleh Direksi, lokasi pembuangan harus di
ratakan, untuk menghindari dari erosi akibat hujan.
Perubahan atau penambahan dari luasan lokasi pembuangan untuk
kenyamanan dari Penyedia Jasa sendiri adalah merupakan tanggung jawab
dan atas biaya dari Penyedia Jasa serta harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi.

Biaya pengangkutan pembuangan material galian ke tempat pembuangan dan


untuk perawatan dari lokasi pembuangan yang ditentukan disini harus sudah
terangkum dalam harga satuan per meter kubik untuk pekerjaan galian.
k. Longsoran di Talud

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

14

R K S

Penyedia Jasa harus mengajukan proposal kepada Direksi paling tidak tiga
puluh (30) hari untuk mendapatkan persetujuan berkenaan dengan
pembuangan material di tempat lain selain dari lokasi yang telah disetujui dan
untuk perlindungan material dari erosi.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


Penyedia Jasa harus mengambil tindakan pencegahan, yang diperlukan, untuk
mencegah terjadinya longsoran dari talud dan tanggul. Dalam hal terjadinya
longsoran, Penyedia Jasa harus memperbaiki semua pekerjaan dan kerusakan
yang bersangkutan dan melaksanakan setiap perubahan yang diperlukan
sampai memuaskan Direksi.
l. Gebalan Rumput
Dimana diharuskan atau ditunjukkan dalam gambar, lereng dari saluran, dan
saluran gendong harus digebal dengan rumput. Sebelum gebalan rumput
dipasang, permukaan harus diratakan dan digemburkan bila perlu dan dilapisi
dengan humus 2 cm. Permukaan gebalan rumput harus rata dengan
permukaan lereng saluran.
Setelah gebalan rumput dipasang harus disiram dengan air secukupnya
sampai gebalan itu tumbuh dengan baik, sedang gebalan rumput yang tidak
tumbuh harus dibuang dan diganti.
Daerah yang harus digebal adalah sebagai berikut :

Selebar 0.30 m pada kedua tepi tanggul bagian atas.


Lereng dalam dari saluran mulai tepi atas sampai 0.20 m dibawah muka
air rencana untuk saluran tanah dan sampai tepi atas pasangan untuk
saluran pasangan.
Lereng luar saluran dari tepi atas sampai kaki tanggul.

Persyaratan gebalan rumput.

Rumput gebalan tebal 4 cm dan bersama akar-akarnya


Bukan berasal dari tanah yang susut besar.
Ukuran-ukuran 25 cm x 25 cm
Cerucuk untuk Gebalan

Cerucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang gebalan rumput.
Ukuran dari cerucuk tadi paling tidak panjangnya 15 cm dengan diameter 2-3
cm dan dipasang 2 buah cerucuk untuk setiap gebalan ukuran 25 cm x 25 cm
x 4 cm.

Permukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan tanggul harus dibersihkan


dan dikupas atau digali hingga mencapai kedalaman yang ditunjukan dalam
gambar.
Permukaan tanah yang telah dikupas atau digali tersebut, sebelum pekerjaan
timbunan untuk tanggul saluran maupun tanggul banjir harus dibuat alur-alur
terbuka sedalam 20.00 cm dengan jarak antara alur lebih kurang 1.00 meter.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

15

R K S

m. Pelaksanaan Penimbunan

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya digaruk sampai kedalaman


yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai
kedalaman 0.15 m, dan kadar air tanah yang digaruk harus dijaga, baik secara
pengeringan alami atau pembasahan dengan alat semprot.
Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus
digaruk kembali dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum pekerjaan
timbunan atau pemadatan dilanjutkan.
Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-lubang dan bekasbekas yang terjadi pada permukaan tanah, harus diratakan.
Untuk semua pekerjaan tanggul harus dibangun hingga mencapai garis elevasi
yang ditunjukan pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi. Tanah
timbunan untuk tanggul harus bersih dari tunggul-tunggul pohon, akar,
rumput, humus-humus dan unsur lain yang bisa membusuk.
Penyedia Jasa harus memperhitungkan tambahan pengisian pemadatan
sendiri, dan penurunan dari tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka tinggi,
lebar dan ukuran yang ditunjuk dalam gambar-gambar, harus dilebihkan
(freeboard), sehingga setelah penurunan selesai dan tanggul dirapihkan maka
akan tercapai dimensi/ukuran sesuai dengan gambar.
Secara berurutan material harus ditempatkan agar supaya menghasilkan
distribusi material yang baik sesuai dengan yang disetujui oleh Direksi dan
dimana diperlukan
untuk mencapai tujuan ini Direksi akan menunjuk lokasi di area timbunan
dimana material akan ditempatkan.
Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum
hamparan
material sebelum dipadatkan adalah 30 cm. Penghamparan dan pemadatan
material pada sisi kemiringan luar atau dalam supaya dilebihkan minimal 30
cm dari garis rencana agar pada saat setelah perapihan didapat kepadatan
yang sama diseluruhidang rencana. Bila dianggap perlu, Direksi bisa meminta
pada Penyedia Jasa untuk elasanakan pemadatan khusus di tempat-tempat
tertentu tanpa mengubah harga satuan.

Ketika masing-masing lapisan material telah dikondisikan untuk kadar air yang
diperlukan, kepadatan kering lapangan yang dihasilkan minimal 90 %
(sembilan puluh persen) dari kepadatan kering maksimum laboratorium.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

16

R K S

Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk saluran diatas tanah asli harus rapat air
dan tidak boleh ada rembesan pada tanah timbunan yang dianggap
membahayakan oleh /Direksi, maka Penyedia Jasa wajib memperbaikunya
tanpa ada biaya penggantian.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

Setiap lapis dari material timbunan harus memenuhi kadar air untuk
pemadatan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat vibrator roller dengan
berat lebih dari 9 (sembilan) ton atau alat pemadat lain yang telah disetujui.
Ini akan dapat dipenuhi dengan dilewati alat pemadat kira-kira 6 (enam)
lintasan setiap lapis (sama dengan lebar kepadatan yang dibutuhkan,
bagaimanapun Direksi boleh mengubah jumlah lintasan dari alat vibrator roller
tergantung dari uji coba timbunan/trial embankment.
Untuk mendapatkan acuan kerja lapangan diperlukan uji coba (trial test)
timbunan dengan menggunakan peralatan yang akan digunakan Penyedia Jasa
di lapangan. Uji percobaan ini harus disaksikan oleh Direksi dan dibuat berita
acaranya. Selanjutnya tes kepadatan dilakukan per 50 meter panjang saluran
per lapis timbunan.
Pembayaran pekerjaan timbunan sudah termasuk penggalian di tempat asal
material, pengangkutan, penghamparan, penyiraman (bila perlu), pemadatan
dan tes kepadatan dihitung dalam meter kubik timbunan terlaksana sesuai
garis rencana atau sesuai perintah Direksi.
Penyedia Jasa harus merawat timbunan yang telah disetujui hingga akhir
penyelesaian dan penerimaan dari pekerjaan. Penyedia Jasa harus
bertanggungjawab terhadap erosi dari permukaan timbunan dan setiap
material timbunan yang hilang akibat erosi harus diganti oleh biaya Penyedia
Jasa.
Penyedia Jasa harus hati-hati dalam pemadatan material timbunan yang
berdekatan / berada di sekitar struktur beton. Kerusakan apapun yang
berakibat pada struktur beton oleh peralatan Penyedia Jasa harus diperbaiki
dengan biaya Penyedia Jasa.
Untuk material yang ditempatkan berdekatan dengan struktur beton,
penempatannya harus ditunda atau menunggu hingga struktur telah mencapai
umur 28 hari atau seperti arahan Direksi. Material akan ditempatkan
sepanjang mungkin disekitar struktur beton untuk memperkecil pembebanan
tidak seimbang pada struktur, yang mana telah dipertimbangkan dalam
perencanaan.
n. Kontrol Pengendalian Pengujian untuk Pekerjaan Timbunan

Penyedia Jasa akan bertanggungjawab penuh terhadap pengendalian mutu


dari pekerjaan yang dilaksanakan. Direksi akan melakukan pemeriksaan
danmeneliti semua pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dalam
rangka bahwa Penyedia Jasa dapat memenuhi kualitas yang dibutuhkan dan

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

17

R K S

Semua pengujian rutin yang penting bagi pengendalian mutu dari pekerjaan
timbunan
harus
dilaksanakan
oleh
Penyedia
Jasa
seperti
yang
ditetapkansesudah ini atau seperti arahan Direksi.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


melaksanakan tes dan pengambilan contoh uji (sample) agar dapat memenuhi
spesifikasi teknik. Direksi akan dan berhak untuk menolak semua atau
sebagian dari pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa jika pekerjaan tidak
dapat memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dalam spesifikasi teknik. Dalam
kasus] demikian Penyedia Jasa akan membongkar dan mengerjakan ulang dari
pekerjaan yang tidak memenuhi dengan biaya sendiri.
Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan dan perlengkapan uji dan
menyediakan semua tenaga ahli yang dibutuhkan untuk melaksanakan semua
uji yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban menurut spesifikasi dibawah
pengawasan dari Direksi.
Tidak ada pembayaran terpisah untuk pengujian pengendalian mutu. Semua
biaya untuk pelaksanaan uji pengendalian mutu termasuk semua tenaga,
material, peralatan konstruksi dan peralatan, pengambilan contoh dan
pengujiannya harus sudah termasuk dalam harga satuan dalam BoQ.

o. Operasi dari Borrow area


Penyedia Jasa harus bertanggungjawab penuh terhadap operasi di borrow area
dibawah pengawasan dan instruksi Direksi.
Apabila secara teknis, bahan timbunan dari hasil galian setempat tidak
memungkinkan untuk dipakai, maka harus diambil dari tanah luar (Borrow
area) sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau atas perintah Direksi.
Penyedia Jasa harus membayar ganti rugi kepada pemilik daerah tersebut
dalam memperoleh tanah timbunan sebagaimana yang ditunjukan oleh
Direksi. Biayaanti rugi tanah timbunan, biaya pengupasan dan penggalian
tanah telah termasuk dalam harga satuan penawaran.
Sedapat mungkin kadar air dari bahan tanah timbunan harus diatur dan dijaga
sebelum digali dari lokasi borrow-area, dengan cara memberi atau menambah
air dengan mengalirkannya (bila kurang basah) atau dengan menggali saluran
atau parit pembuang untuk mengurangi kelebihan air.
Material akan di dapatkan dari kebutuhan galian dan borrow area seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja dan dari kebutuhan dengan galian, jika
demikian mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.

Tidak kurang dari 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian di


lokasi tersebut Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan mengenai kelengkapan dari usulan metode
pengoperasian di borrow area, termasuk urutan pengoperasian, kedalaman

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

18

R K S

Garis batas dari borrow area seperti ditunjukkan dalam gambar kerja hanya
kira-kira dan mungkin akan meluas jika diperlukan dengan persetujuan dari
Direksi. Pada saat perluasan Penyedia Jasa tidak akan mengajukan tambahan
biaya terhadap harga satuan untuk material tersebut dalam BoQ.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


pengambilan material dan uraian dari rencana borrow area yang diusulkan.
Apabila terdapat perbedaan tinggi dalam pengoperasian di borrow area
horisontal berm akan dibentuk dan borrow area akan ditinggalkan dalam
keadaan rapi dan dalam kondisi aman untuk kepuasan Direksi. Dengan
demikian Penyedia Jasa tidak diizinkan untuk memulai melaksanakan
pekerjaan tersebut sebelum mendapat persetujuan Direksi.
Lokasi galian pengambilan tanah timbunan harus dibersihkan terlebih dahulu
dan bebas dari kotoran dan sisa-sisa akar pohon, dan secara seksama dikupas
dan dihilangkan bahan-bahan organiknya seperti rumput, lapisan tanah
permukaan dan akar pohon, dengan demikian tanah timbunan tidak
mengandung tunggul, semak belukar, akar, rumput, humus, gumpalangumpalan tanah dan unsur lain yang mudah membusuk.
Borrow area harus dioperasikan sehingga tidak merusak kegunaan dari segala
bagian dari pekerjaan. Apabila terdapat material yang mempunyai ukuran
lebih dari tiga puluh (30 cm) sentimeter di lokasi borrow area maka material
tersebut harus di pisahkan atau dibuang oleh Penyedia Jasa atau pada saat
material sebelum dipadatkan.
Setelah penggalian selesai di borrow area, material kupasan (stripped)
(termasuk material humus dan material tidak dipergunakan yang mungkin
akan ditimbunkan kembali) harus dikembalikan ke borrow area di mana pada
saatnya akan ditutup seperti arahan Direksi untuk memelihara kesuburan
lahan dan mencegah resiko terhadap ternak dan orang.
Jika dilokasi manapun di borrow area (sebelum atau selama operasi
penggalian) terdapat daerah yang terlalu basah, akan diambil langkah yang
memungkinkan untuk mengurangi kandungan air dengan jalan pemilihan
daerah galian untuk menjamin material dalam kondisi tidak jenuh air atau
dengan cara di jemur atau material di tempatkan dilokasi stock yang telah di
setujui oleh Direksi dan apabila ditemukan kelebihan kandungan air dijinkan
untuk dikeringkan atau dengan menggunakan alat lain yang telah disetujui.
Pada akhir penyelesaian dari pelaksanaan pekerjaan pembuatan tanggul,
Penyedia Jasa harus mengatur dalam borrow area tersebut dengan suatu cara
sedemikian rupa agar elevasi permukaan tanah disekitarnya dan permukaan
tanah borrow area sama tinggi, sehingga air hujan tidak tergenang di lokasi
tersebut kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

Penyedia Jasa tidak diijinkan memindahkan atau membawa material dari


borrow area untuk keperluan Penyedia Jasa dan atas kemauan sendiri tanpa
persetujuan dari Direksi.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

19

R K S

Untuk menghindari terbentuknya kolam air di borrow area, parit saluran dari
borrow area ke pengeluaran terdekat harus di buat oleh Penyedia Jasa dimana
jika parit saluran tersebut diperlukan.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


Kecuali ditentukan lain, tidak ada pembayaran langsung untuk biaya
persiapan, operasi dan pemeliharaan borrow area termasuk pembersihan,
pengupasan, penggalian dan pekerjaan-pekerjaan lain yang diperlukan hingga
syarat-syarat timbunan tersebut sesuai untuk digunakan dalam pekerjaan
pembuatan tanggul.
Akan tetapi biaya tersebut akan diperhitungkan dalam harga satuan pada sub
pasal yang ada sangkut pautnya untuk pekerjaan pembuatan tanggul, dimana
tanah timbunan diambil dari Borrow area.
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya jika kadar air bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas
kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air
pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh jika tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989 tentang Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk
Tanah. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju
ke arah sumbu tanggul sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima
jumlah energi pemadatan yang sama.

p. Pekerjaan timbunan dengan menggunakan alat berat


Di dalam praktek tidak mudah menetapkan berapa banyak air yang diperlukan
pada saat pemadatan, kecuali pelaksana yang sudah berpengalaman sekali.
Tetapi untuk pedoman kasar, adalah sebagai berikut :
a. Bila selama pemadatan timbul debu, berarti kadar air kurang.
b. Bila selama pemadatan, tanah keluar airnya (becek) berarti kadar airnya
terlalu tinggi.
Hal-hal yang berpengaruh terhadap kepadatan adalah :
a.
b.
c.
d.

Tebal lapisan tanah lepas, yang akan dipadatkan;


Berat dan energi alat pemadat;
Banyaknya lintasan pemadatan;
Kadar air.

a) Percobaan Pemadatan
Hamparkan tanah lepas setebal yang kita kehendaki, diatas
permukaan yang telah dipadatkan seperlunya (biasanya dalam
spesifikasi teknik ditetapkan tidak boleh lebih dari 30 cm)
Semprotkan air, bila dirasakan hamparan tanah kadar airnya masih
kurang (tetapi lebih baik agak kurang daripada kelebihan)
Kemudian dipadatkan dengan alat pemadat Vibro Roller atau Sheep
Foot Roller dan dicoba misalnya dengan 6 lintasan. Sesudah itu
diambil sampel tanah dan diukur kepadatannya (berat volume
keringnya). Bila ternyata masih kurang padat, maka lintasan

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

20

R K S

Urutan pelaksanaan, sebagai berikut :

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


pemadatan ditambah lagi, misalnya ditambah dua lintasan. Bila
tingkat kepadatannya telah dicapai, maka cara-cara tersebut dipakai
sebagai pedoman selanjutnya.
b) Pemadatan Timbunan
Dasar tanah yang akan ditimbun, dipadatkan seperlunya, sesuai
persyaratannya.
Tanah timbunan yang diambil dari quarry atau lokasi galian, dibawa
dengan Dump Truck, ditumpahkan di lokasi tempat timbunan yang
telah dipersiapkan. Jarak tumpukan diatur sedemikian, sehingga bila
dihampar dengan ketebalan 30 cm seluruh permukaan dapat
tertimbun.
Tumpahan tanah dari Dump Truck digusur/diratakan dengan Bulldozer
atau Grader untuk mencapai ketebalan hamparan kurang lebih 30 cm.
Perhatikan kadar airnya secara visual .
Bila musim hujan, sebaiknya hamparan tanah dibatasi seperlunya saja,
dan dilindungi/ditutupi dengan terpal. Bila hujan cukup deras,
pekerjaan harus dihentikan.
Lapisan pertama tersebut sebaiknya melebihi lebar kaki timbunan
kurang lebih 50 cm, dikanan dan dikiri. Kemudian setelah kadar air
dinilai cukup, langsung dipadatkan dengan Vibro Roller atau Sheep
Foot Roller dengan lintasan sebanyak percobaan pemadatan yang
telah dilakukan.
Bidang pemadatan harus overlapping kurang lebih 15 cm, agar
seluruh permukaan terpadatkan. Lapisan pertama yang telah selesai
dipadatkan, diambil sampelnya setiap jarak 50 meter (atau sesuai
spesifikasi), dan diperiksa kepadatannya .
Bila kepadatannya telah memenuhi syarat, maka lapisan berikutnya
baru diperbolehkan untuk dihampar .
Pemadatan lapisan pertama dan kedua dilakukan diantara dua profil
yang ada (daerah profil dilewati dulu) Sesudah dua lapisan selesai dan
dapat dipakai sebagai pedoman, maka profil dapat dibongkar untuk
ditimbun mengikuti lapisan-lapisan yang telah selesai .
Timbunan dan pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis. Untuk
menjamin mutu timbunan (yang berbentuk tanggul) penimbunan
diteruskan sampai separuh kedalaman saluran (untuk saluran yang
tidak lebar)
Sisa kepala tanggul (di kanan-kiri) ditimbun dari hasil galian profil
saluran, dan juga dipadatkan lapis demi lapis. Dalam proses
pembentukan tanggul harus dipedomani lagi dengan profil saluran.
Agar diingat bahwa apabila lebar tanggul kurang dari rencana
(desain), penambahan akan sulit, tidak boleh langsung ditambal dari
samping.
Tambahan/pelebaran tanggul yang sudah jadi harus lapis demi lapis
dari bawah dan dengan sambungan bertangga

2.2.1 Umum
Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman
spesifikasi teknis pekerjaan beton dan bekisting .

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

21

R K S

2.2 PEKERJAAN BETON

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


a. Toleransi
1) Bangunan Beton
a) Batas penyimpangan pada gambar gambar plat, balok mendatar dan
pengganti pagar
Terlihat
: 1 cm setiap 3 m
Tertimbun

5 cm setiap 3 m

b) Penyimpangan dalam dimensi potongan melintang dari kolom, pilar,


lantai, dinding, balok dan sebagainya.
Minus
: 1 cm
Plus

5 cm

c) Penyimpangan pada plat jembatan


Minus
:

1 cm

Plus

2 cm

d) Dasar pondasi
Penyimpangan ukuran ukuran dalam perencanaan
Minus

1 cm

Plus

5 cm

e) Salah penempatan atau penyimpangan 2% dari lebar dasar pondasi,


terhadap rencana tidak lebih dari 5 cm.
f) Pengurangan ketebalan : 5%
g) Penyimpangan lokasi dan ukuran pada lantai dan dinding yang terbuka :
5 cm
h) Penyimpangan dari garis unting pada sisi dinding tembok untuk pintu
dan bangunanbangunan air yang serupa : 0,1%
i) Penempatan tulangan baja
- Penyimpangan untuk beton pelindung : 10%
- Penyimpangan dari tempat yang seharusnya : 2 cm

j)

Perletakan beton pra cetak


- Penyimpangan terhadap trase yang seharusnya dibangun 1% dari
panjang beton pra cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm.
- Penyimpangan terhadap elevasi rencana adalah 1% dari panjang

beton pra cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm.
- Penyimpangan garis unting setiap beton pra cetak yang ditempatkan

vertical tidak boleh lebih dari 1 cm setiap 3 m.

R K S

b. Persyaratan Bahan
2) Bangunan Beton
a) Semen

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

22

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


(1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen
Portland yang memenuhi SNI 15-2049-1994 kecuali jenis IA, IIA, IIIA
dan IV. Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat
menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang
dihasilkan tidak boleh lebih dari 5 %,dan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
(2) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh
digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika di dalam
satuproyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka Penyedia
Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai
dengan merk semen yang digunakan.
b) Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air harus diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 Air
yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Jika timbul keraguan
atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak
dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat
tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan
dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika
kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari
minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada periode
perawatan yang sama.
c) Agregat
(1) Ketentuan Agradasi Agregat
- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang
diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi
tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan.
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran

agregat terbesar tidak lebih dari jarak bersih minimum antara


baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celahcelah lainnya di mana beton harus dicor.

(2) Sifat-sifat Agregat


- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh
dari pemecahan batu atau koral, atau dari pengayakan dan
pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai.

c.

R K S

- Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan


oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat
lainnya bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan
prosedur yang berhubungan.
Persyaratan Kerja
1) Pengajuan Kesiapan Kerja

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

23

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan
digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi
seluruh sifat bahan sesuai dengan Pasal ini.
b) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masingmasing mutu beton yang akan digunakan, 30 hari sebelum pekerjaan
pengecoran beton dimulai.
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil
pengujian pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi
Pekerjaan sehingga data tersebut selalu tersedia apabila diperlukan.
d) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 3
hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran
e) Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan
terinci untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus
memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap
pekerjaan perancah dimulai.
f) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis
mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap
jenis beton untuk mendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal pelaksanaan, seperti yang disyaratkan disertai
dengan metode pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan,
tanggung jawab personil dan jadwal pelaksanaannya
2) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
a) Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat
yang terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai
kayu dengan ketinggian tidak kurang dari 30 cm dari permukaan tanah
serta ditutup dengan lembaran plastik (polyethylene) selama
penyimpanan dan tidak lebih dari 3 bulan sejak disimpan dalam
tempat penyimpanan di lokasi pekerjaan. Semen tidak boleh ditumpuk
melebihi melebihi 8 sak ke arah atas.
b) Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat
penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena
sinar matahari dan hujan sepanjang waktu pengecoran.
c) Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis
agregat atau ukuran yang berbeda tidak tercampur.
3) Kondisi Tempat Kerja
Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar
matahari secara langsung. Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh
melakukan pengecoran jika:
- Tingkat penguapan melampaui 1,0 mm/jam.

4) Pencampuran dan Penakaran


a) Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan sesuai dengan
SNI 03-2834-2000.
b) Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan
dengan rancangan campuran serta bahan yang diusulkan sesuai

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

24

R K S

- Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


dengan SNI 03-2834-2000, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan,
yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan sebagaimana yang
akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
5) Permukaan Tampak
a) Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih
dan tidak keropos.
b) Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat.
c) Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap
beton yang kelihatan cacat harus dibongkar hingga kedalaman
tertentu dan diganti atau diperbaiki dengan cara seperti yang
diinginkan oleh Direksi Pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa.

2.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi
teknis pekerjaan beton dan bekisting.
a. Pekerjaan Beton

(1) Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan diganti
dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat
memungkinkan
pelaksanaan
pekerjaan
beton
yang
baru.
Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan dalam dari Spesifikasi ini.
(2) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau
formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dan
harus membersihkan serta menggaru tempat di sekeliling pekerjaan
beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh
sudut pekerjaan. Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang
stabil untuk menjamin dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan
dengan mudah dan aman.
(3) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton
harus dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas
tanah yang berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton
akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan dengan cara dan
peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar
sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
(4) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan
benda lain yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau
selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
(5) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan
lantai kerja untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini.
(6) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan
untuk pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan, baja
tulangan atau pengecoran beton. Penyedia Jasa dapat diminta untuk
melaksanakan pengujian penetrasi kedalaman tanah keras,

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

25

R K S

1) Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

b) Cetakan Beton
i. Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan dari tanah harus
dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus
dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh
kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran
beton.
ii. Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat
dari kayu, besi atau bahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan
ukuranukuran yang ada di dalam gambar.
iii. Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat
sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin
dan tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.
iv. Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar
cetakan sesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan,
walaupun demikian penyerahan tersebut kepada Direksi Pekerjaan
untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor bagi
keberhasilannya.
v. Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus
bebas dari sampah, paku, aluralur, belahan, atau cacatcacat
lainnya. Mengisi celahcelah sambungan cetakan beton harus
berhatihati dan dilaksanakan sedemikian rupa agar sanggup
mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton tanpa
menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celahcelah harus diisi
secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun
penggunaan kertas dengan tegas dilarang.
vi. Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan,
pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.
vii. Sebelum pengecoran beton semua bautbaut harus dipasang pada
posisinya, semua yang diperlukan dan alatalat lain untuk menutup
lubang harus dipasang pada cetakan. Tidak diperbolehkan
membuat lubang didalam beton tanpa persetujuan Direksi
Pekerjaan.
viii.
Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan
tidak diijinkan dilakukan pada dinding beton yang akan tampak.
ix. Lubangbekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah
cetakan dibongkar.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

26

R K S

pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan


cukup tidaknya daya dukung tanah di bawah pondasi.
(7) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk
mengubah dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali dan
mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi
atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
(8) Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko
terkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya. Direksi
Pekerjaan berhak menunda pengecoran sebelum tenda terpasang
dengan benar. Penyedia Jasa juga harus memastikan lokasi
pengecoran bebas dari resiko terkena air pasang atau muka air
tanah dengan penanganan seperlunya.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


x. Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan
ujungnya tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang
terbentuk. Semua permukaan cetakan yang menempel dengan
beton harus dilumasi dengan oli untuk memastikan bahwa cetakan
dapat dibuka dengan mudah.
xi. Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan
dipasang dan harus berhatihati mencegah pelumas jangan sampai
mengenai besi tulangan. Sebelum pengecoran dan pembesian
semua celahcelah cetakan yang telah diisi dengan dempul harus
dibersihkan dan dikeringkan. Bila cetakan beton dibuat dan siap
untuk pengecoran maka harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
Tidak diperkenankan mengecor bila cetakan belum disetujui Direksi
Pekerjaan.
xii. Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan
sekurangkurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum cetakan
siap untuk diperiksa.
c) Pencampuran Beton
(1) Perbandingan Campuran
i. Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air
dan bahan additive bila diperlukan, dicampurkan bersama
sama dan digunakan untuk menghasilkan kekuatan yang
diharapkan.
ii. Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan
umur 28 hari dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat
mengikuti tabel di bawah ini :

Tabel 2.3 Klasifikasi Beton berdasarkan Besarnya Tekanan


Kuat
tekan
umur 7
hari
(kg/cm2
)

Kuat

Ukuran

tekan

agregat

umur
28

maksimu
m

Nilai
faktor

Perkiraan

air semen

kebutuha
n

maksimu

semen

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

27

R K S

Tipe Campuran Beton

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


hari

(kg/cm2
)

( mm )

95

300

20

50

400

147

225

40 (20)

50

A fc = 22,5 MPa (K225)

114

175

40

50

330
(350)

B fc = 15 MPa (K-175)

82

125

40

57

C fc = 10 MPa (K-125)

65

100

40

60

AR fc = 25 MPa (K300)

(%)

(kg/m3)

310
250
200

D fc = 10 MPa (K-100 )

Tabel 2.3 Klasifikasi Jenis Beton


Tipe

Uraian

AR

Beton bertulang untuk melapis permukaan lantai bendung, mercu dan


tembok bendung

B
C
D

Beton, pipa beton pra cetak, tiang beton pra cetak dan sebagainya
Beton bertulang untuk bangunan lainnya dan lining beton
Beton tumbuk
Beton tumbuk untuk lantai kerja dan pengisi

iii. Proporsi campuran untuk masingmasing klas beton diatas akan


diberikan oleh Direksi, berdasarkan hasilhasil test percobaan
campuran yang dikerjakan Penyedia Jasa.
iv. Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu
untuk mendapatkan kepadatan maksimum dari beton,
kemudahan pengerjaan, kekentalan dan kekuatan dengan
faktor air semen yang sekecil mungkin dengan persetujuan
Direksi tidak ada tambahan biaya atas perubahan tersebut.
v. Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Direksi, dalam
batas yang ditetapkan untuk mendapatkan faktor air semen
pada
beton
dengan
kekentalan
yang
benar.
Tidak
diperkenankan penambahan air untuk mengatasi mengerasnya
beton sebelum ditempatkan.
i. Keseragaman kekentalan beton pada setiap adukan adalah
perlu. Slump dari pada adukan beton harus mengikuti tabel di
bawah ini, setelah beton diendapkan.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

28

R K S

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

Tabel 2.4 Nilai Slump Beton


Tipe
Campuran

Tipe Konstruksi

Besaran Nilai
Slump

AR

Mercu lantai dan tembok


bendung

7,5 2,5

Unit beton pra cetak


Plat dan balok jembatan
Klas I dan Klas II

Plat, dinding, balok dari


tembok dan dermaga

12,5 5,0
15,0 7,5

12,5 5,0

Talud pada transisi


Konstruksi massal
C
D

Trotoar, gorong gorong


Pondasi

5,0 2,5
7,5 2,5
7,5 5,0

(2) Penakaran
i. Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui
Direksi Pekerjaan dan harus memelihara serta mengoperasikan
peralatan seperti yang diperlukan agar secara tepat mengontrol
dan menentukan jumlah dari masingmasing bahan yang
dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
ii. Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu)
hingga 5 (lima) meter kubik atau lebih per jam secara
keseluruhan dengan mencampurkan agregat, semen, bahan
additive (bila perlu), dan air menjadi suatu campuran yang
merata
tanpa
pemisahanpemisahan.
Juga
mampu
mengimbangi perubahanperubahan kadar air dari agregat,
serta merubah berat materialmaterial yang ikut tercakup.
iii. Jumlah masingmasing bahan yang membentuk beton tersebut
dapat ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang
diukur dengan takaran. Meskipun demikian material beton
dapat juga diukur secara volume, bilamana disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

29

R K S

9,0 2,5

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

R K S

iv. Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang


standar dan peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek
operasi dan tiap tiap skala pengukuran pengaduk tersebut,
serta melakukan pengujian periodik terhadap perubahan harga
pengukuran dalam pekerjaanpekerjaan adukan.
(3) Mesin Pengaduk Beton
i. Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang
berpenakar dalam waktu yang tidak lebih dari satu setengah
menit, kecuali sejumlah air yang diperlukan sudah ada dalam
alat pengaduk tersebut.
ii. Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat
waktu pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan
yang volumenya lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah
seperempat menit pada setiap penambahan 0,5 m3.
iii. Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang
melebihi kapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi
kecepatan yang dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut
dapat menghasilkan beton dengan kekentalan dan warna yang
merata secara menerus dan disetujui Direksi Pekerjaan.
iv. Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum
melakukan
pekerjaan.
Pencampuran
pertama
setelah
pembersihan, tidak boleh digunakan dalam pekerjaan. Blades
penumbuk yang ada dalam alat pencampur perlu diganti bila
telah aus menjadi 2 cm.
(4) Truk Pencampur
i. Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drum
drum yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan
kecepatan yang dianjurkan oleh Pabrik.
ii. Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu 30 menit
setelah bahanbahan pencampur tersebut berada di dalam
pencampur, setelah itu beton dapat diangkut menuju tempat
pekerjaan dan satu jam setelah penambahan air pengecoran
harus selesai.
iii. Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang
cepat mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam,
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
(5) Mencampur Beton dengan Tenaga Manusia
i. Pekerjaan mencampur beton dengan manual tidak diijinkan
kecuali jika situasi tidak memungkinkan untuk menggunakan
mesin pencampur setelah mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan.
ii. Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan,
sedekat mungkin ke lokasi dimana beton akan ditempatkan.
Harus dilakukan dibak pengaduk yang bersih dan kedap air. Jika
bak dibuat dari kayu, maka selasela kayu harus ditutup agar
tidak ada kehilangan air dari adukan.
iii. Semua agregat dan semen harus diadukaduk dalam keadaan
kering sekurangkurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan
berangsurangsur dipuncak adukan, selanjutnya agregat kembali
diaduk dalam keadaan basah, sekurangkurangnya 3 (tiga) kali
sebelum adukan diangkat ketempat pengecoran
2) Pengecoran
a) Pelaksanaan Pengecoran

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

30

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara
tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton,
atau meneruskan pengecoran beton jika pengecoran beton telah
ditunda lebih dari 6 jam (final setting). Pemberitahuan harus
meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta
waktu pencampuran beton. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda
terima atas pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan,
tulangan dan mengeluarkan persetujuan tertulis untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa
tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan
tertulis dari Direksi Pekerjaan.
ii. Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah
diterbitkan, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan jika Direksi
Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi
pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
iii. Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi
dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak
meninggalkan bekas.
iv. Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga
penempatan dan penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya
pemisahan butiran.
v. Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu,
berurutan mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat
menyatu dengan lapisan dibawahnya, adukan beton digetar dari
lapisan bawah dengan alat penggetar (vibrator).
vi. Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi
tulangan dan bagian bagian yang ditanam, cetakan dan perancah
belum diperiksa dan disetujui Direksi Pekerjaan secara tertulis.
vii. Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai
terjadi pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar
cetakan cukup rapat, dicor terlebih dahulu lapisan selimut beton
setebal 3 cm, dengan spesi yang sama dengan yang dibutuhkan
oleh beton diatasnya.
viii.
Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih
dari yang ditentukan oleh Direksi, kelebihan ini harus segera
dibuang. Semua pengecoran harus selesai dalam waktu 60 menit
telah keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain oleh
Direksi.
ix. Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika
ditentukan atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama
pengecoran harus segera dibuang. Beton jangan dicor diatas beton
lain yang baru saja dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali jika
ada konstruksi sambungan yang akan ditentukan kemudian.
x. Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus
ditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal maupun
horizontal, dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk
menahan gesekan dan membentuk ikatan sambungan beton
berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan .
xi. Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat
kasar atau disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan
beton harus tetap lembab dan dilindungi dengan mortel semen
(perbandingan berat) 1 : 2 setebal 1 cm.
xii. Beton harus dicor pada posisi dan urutan urutan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
Beton yang dicor ditempatkan langsung pada cetakannya
sedemikian rupa untuk menghindari pemisahan butiran dan

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

31

R K S

i.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

3) Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)


a) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap
jenis bangunan yang diusulkan beserta lokasi sambungan pelaksanaan
seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana untuk disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Sambungan pelaksanaan tidak boleh ditempatkan
pada pertemuan elemenelemen bangunan kecuali ditentukan
demikian.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

32

R K S

penggeseran tulangan beton, acuan, atau bagian bagian yang


tertanam, serta membentuk lapisan lapisan yang tidak lebih tebal
dari 40 cm padat.
xiii.
Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai
sambungan ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk
Direksi Pekerjaan.
xiv.Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta
dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Direksi
Pekerjaan untuk menjatuhkan ketempat penampungan sementara
dan kemudian diambil lagi dengan sekop sebelum dicorkan.
xv. Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan
sebelumnya atau mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan
secara menerus sampai dengan selesai. Bila perlu Penyedia Jasa
harus bekerja lembur untuk mencapai target tersebut.
b) Pemadatan
i. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam
atau dari luar acuan yang telah disetujui. Jika diperlukan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
kepadatan yang tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke
titik lain di dalam acuan.
ii. Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan
semua sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi
tanpa menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung
udara terisi.
iii. Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi
pada hasil pemadatan yang diperlukan.
iv. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan
sekurangkurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif
0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat
menghasilkan getaran yang merata.
v. Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan
beton di dalam acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat
melakukan penetrasi sampai kedalaman 10 cm dari dasar beton
yang baru dicor sehingga menghasilkan kepadatan yang
menyeluruh pada bagian tersebut. Apabila alat penggetar tersebut
akan digunakan pada posisi yang lain maka, alat tersebut harus
ditarik secara perlahan dan dimasukkan kembali pada posisi lain
dengan jarak tidak lebih dari 45 cm. Alat penggetar tidak boleh
berada pada suatu titik lebih dari 15 detik atau permukaan beton
sudah mengkilap.
vi. Jumlah minimum alat penggetar mekanis
vii. Apabila kecepatan pengecoran 20 m3/jam, maka harus digunakan
alat penggetar yang mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm.
viii.
Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai
sebelum terjadi waktu ikat awal (initial setting).

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

4) Beton Siklop
b) Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati dan tidak boleh dijatuhkan
dari tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang
dikhawatirkan akan merusak bentuk cetakan atau pasangan-pasangan
lain yang berdekatan.
c) Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan.
Volume total batu pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total
volume pekerjaan beton siklop.
d) Untuk dinding penahan tanah dan pilar yang lebih tebal dari 60 cm,
tiap batu harus dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; jarak
antar batu pecah maksimum 30 cm dan jarak terhadap permukaan
minimum 15 cm. Permukaan bagian atas dilindungi dengan beton
penutup (caping).
5) Lining Beton
a) Lining beton harus dilaksanakan ditempat yang telah ditunjukkan pada
Gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
b) Beton yang digunakan harus dicor ditempat itu juga dan harus sesuai
dengan ketentuan.
c) Lining harus dilaksanakan setelah penggalian saluran dan tanggul
selesai dilakukan, pada saat perapian sedang dikerjakan.
d) Pelaksanaan lining dibuat mengikuti Gambar atau petunjuk Direksi,
dilaksanakan sesuai dengan gambargambar detail yang ada terutama
yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
e) Sambungan lining harus diisi bitumen (aspal pasir) sesuai gambar atau
petunjuk Direksi Pekerjaan.
6) Pekerjaan Pondasi Beton

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

33

R K S

b) Sambungan pelaksanaan pada tembok sayap tidak diijinkan. Semua


sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang
dan pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser
minimum.
c) Jika sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus
melewati sambungan sedemikian rupa sehingga membuat bangunan
tetap monolit.
d) Pada sambungan pelaksanaan harus disediakan lidah alur dengan ke
dalaman paling sedikit 4 cm untuk dinding, pelat serta antara dasar
pondasi dan dinding. Untuk pelaksanaan pengecoran pelat yang
terletak di atas permukaan dengan cara manual, sambungan
konstruksi harus diletakkan sedemikian rupa sehingga pelat-pelat
mempunyai luas maksimum 40 m2.
e) Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk kemungkinan adanya sambungan pelaksanaan
tambahan jika pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat
hujan atau terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan
oleh Direksi Pekerjaan.
f) Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bonding agent yang dapat
digunakan untuk pelekatan pada sambungan pelaksanaan dan cara
pelaksanaannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
g) Pada lingkungan air asin atau korosif, sambungan pelaksanaan tidak
diperkenankan berada pada 75 cm di bawah muka air terendah atau
75 cm di atas muka air tertinggi kecuali ditentukan lain dalam Gambar
Kerja.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

7) Pengerjaan Akhir
a) Pembongkaran Cetakan
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom
yang tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah
pengecoran beton tanpa mengabaikan perawatan. Acuan yang
ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau
bangunan busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan
beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton.
Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan
untuk pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok
pengarah (parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus
dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan
tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa
mengabaikan perawatan.
b) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
~ Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera
setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam
yang telah digunakan untuk memegang acuan, dan acuan yang
melewati badan beton, harus dibuang atau dipotong kembali paling
sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolan mortar dan
ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan
harus dibersihkan.
~ Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas
kekurang sempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi
bangunan atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus
meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan
semen.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

34

R K S

a) Sebelum menempatkan beton pada pondasi, Penyedia Jasa harus


membersihkan semua kotoran yang ada termasuk minyak, serpihan
tanah, reruntuhan, plastik, sisa kertas dan genangan air yang ada
sesuai dengan permintaan Direksi Pekerjaan.
b) Selama pengecoran Penyedia Jasa harus menjaga permukaan yang
dicor bersih dari genangan air.
c) Pengecoran beton belum boleh dilaksanakan sebelum Direksi
Pekerjaan memeriksa dan menyetujui persiapan pekerjaan pondasi
tersebut.
d) Lapisan lantai kerja beton dapat dicor setelah pekerjaan persiapannya
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Ketebalan lapisan lantai kerja beton
harus dibuat sesuai dengan gambar atau atas petunjuk Direksi
Pekerjaan.
e) Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, sebelum melakukan
pengecoran, permukaan tanah atau kerikil harus disiram air semen
setelah bersih.
f) Jika permukaan tersebut berupa cadas, permukaannya dibersihkan
dan dibuat bergerigi agar terbentuk ikatan yang kuat, baru adukan
semen ditempatkan diatasnya.
g) Adukan semen tersebut harus mempunyai perbandingan semenpasir
yang sama dengan perbandingan semen pasir yang digunakan untuk
beton.
h) Adukan semen tidak diperlukan pada pondasi, jika lantai kerja beton
atau proteksi pondasi dibuat dengan cara lain.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


~ Jika Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat

Bagian atas pelat, kerb, dan permukaan horisontal lainnya


sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru
dengan mistar bersudut untuk memberikan bentuk serta ketinggian
yang diperlukan segera setelah pengecoran beton dan harus
diselesaikan secara manual sampai rata dengan menggerakkan
perata kayu secara memanjang dan melintang, atau dengan cara
lain yang sesuai sebelum beton mulai mengeras.
Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti
untuk trotoar, harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan,
atau cara lain sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras.
Permukaan yang tidak horisontal yang telah ditambal atau yang
masih belum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak
kasar (medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada
permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus
yang dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk
pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai
seluruh tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan
seluruh rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang rata. Pasta
yang dihasilkan dari penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di
tempat.
d) Perawatan Beton
(1) Perawatan dengan Pembasahan
i. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan
mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang
terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang
relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin
hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan
pengerasan beton.
ii. Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai
mengeras (sebelum terjadi retak susut basah) dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air.
Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh
dalam waktu paling sedikit 7 hari. Semua bahan perawatan
atau lembaran bahan penyerap air harus menempel pada
permukaan yang dirawat.
iii. Jika acuan kayu tidak dibongkar maka acuan tersebut harus
dipertahankan dalam kondisi basah sampai acuan dibongkar,
untuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan
pengeringan beton.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

35

R K S

keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh


(sound), membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap
permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan
pasta (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan
lubang. Selanjutnya lubang harus diisi dengan adukan yang kental
yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir dan
dipadatkan. Adukan tersebut harus dibuat dan didiamkan sekira 30
menit sebelum dipakai agar dicapai penyusutan awal, kecuali
digunakan jenis semen tidak susut (non shrinkage cement).
c) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir
berikut ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan :

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

(3) Perawatan dengan Cara Lain


i. Membran cair
Perawatan membran dilakukan ketika seluruh permukaan beton
segera sesudah air meningggalkan permukaan (kering), terlebih
dahulu setelah beton dibuka cetakannya dan finishing
dilakukan. Jika seandainya hujan turun maka harus dibuat
pelindung sebelum lapisan membran cukup kering, atau
seandainya lapisan membran rusak maka harus dilakukan
pelapisan ulang lagi.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

36

R K S

iv. Permukaan beton yang digunakan langsung sebagai lapis aus


harus dirawat setelah permukaannya mulai mengeras (sebelum
terjadi retak susut basah) dengan ditutupi oleh lapisan pasir
lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari.
v. Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi,
harus dibasahi sampai kuat tekannya mencapai 70 % dari
kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.
(2) Perawatan dengan Uap
i. Beton yang dirawat dengan uap untuk mendapatkan kekuatan
awal yang tinggi, tidak diperkenankan menggunakan bahan
tambahan kecuali atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
ii. Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus
sampai waktu dimana beton telah mencapai 70 % dari kekuatan
rancangan beton berumur 28 hari. Perawatan dengan uap untuk
beton harus mengikuti ketentuan di bawah ini:
Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton tidak
boleh melebihi tekanan luar.
Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton tidak
boleh melebihi 380C selama 2 jam sesudah pengecoran
selesai, dan kemudian temperatur dinaikkan berangsurangsur sehingga mencapai 650C dengan kenaikan
temperatur maksimum 140C / jam secara bertahap.
Perbedaan temperatur pada dua tempat di dalam ruangan
uap tidak boleh melebihi 5,50C.
Penurunan temperatur selama pendinginan dilaksanakan
secara bertahap dan tidak boleh lebih dari 110C per jam.
Perbedaan temperatur beton pada saat dikeluarkan dari
ruang penguapan tidak boleh lebih dari 110C dibanding
udara luar.
Selama perawatan dengan uap, ruangan harus selalu jenuh
dengan uap air.
Semua bagian bangunanal yang mendapat perawatan
dengan uap harus dibasahi selama 4 hari sesudah selesai
perawatan uap tersebut.
iii. Penyedia Jasa harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja
dengan baik dan temperatur di dalam ruangan perawatan
dapat diatur sesuai dengan ketentuan dan tidak tergantung dari
cuaca luar.
iv. Pipa uap harus ditempatkan sedemikian rupa atau balok harus
dilindungi secukupnya agar beton tidak terkena langsung
semburan uap, yang akan menyebabkan perbedaan temperatur
pada bagian-bagian beton.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


ii. Selimut kedap air
Metode ini dilakukan dengan menyelimuti permukaan beton
dengan bahan lembaran kedap air yang bertujuan mencegah
kehilangan kelembaban ari permukaan beton. Beton harus
basah pada saat lembaran kedap air ini dipasang. Lembaran
bahan ini aman untuk tidak terbang/pindah tertiup angin dan
apabila ada kerusakan/sobek harus segera diperbaiki selama
periode perawatan berlangsung.
iii. Form-In-Place
Perawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan
cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama
waktu yang diperlukan beton dalam masa perawatan

Perencanaan Campuran
1) Ketentuan Sifat-sifat Campuran
a) Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan
(misalnya dinyatakan dengan nilai slump) seperti yang diusulkan
tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi
Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya secara
terbatas. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus
sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa
membentuk rongga, celah, gelembung udara atau gelembung air,
dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan
diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.
b) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
kuat tekan yang disyaratkan, atau yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan dan pengujian
sesuai dengan SNI 03-1974-1990, SNI 03-4810-1998, SNI 03-24931991, SNI 03-2458-1991.
c) Jika pengujian beton umur 7 hari menghasilkan kuat tekan beton di
bawah kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak
diperkenankan mengecor beton lebih lanjut, sampai penyebab dari
hasil yang rendah tersebut diketahui dengan pasti dan diambil
tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton
berikutnya memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi. Kuat tekan beton umur 28 hari yang tidak memenuhi
ketentuan yang disyaratkan harus dipandang sebagai pekerjaan
yang tidak dapat diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki
sebagaimana disyaratkan di atas. Kekuatan beton dianggap lebih
kecil dari yang disyaratkan jika hasil pengujian serangkaian benda
uji dari suatu bagian pekerjaan yang dilaksanakan lebih kecil dari
kuat tekan beton karakteristik yang diperoleh dari rumus yang
diuraikan.
d) Direksi Pekerjaan dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau
memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengambil tindakan
perbaikan dalam meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil
pengujian kuat tekan beton umur 3 hari. Dalam keadaan demikian,
Penyedia Jasa harus segera menghentikan pengecoran beton yang
diragukan tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian
kuat tekan beton umur 7 hari diperoleh, sebelum menerapkan
tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Direksi Pekerjaan akan

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

37

R K S

b.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


menelaah kedua hasil pengujian umur 3 hari dan 7 hari, dan dapat
segera memerintahkan tindakan perbaikan yang dipandang perlu.
e) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan
dapat mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton.
Tindakan tersebut tidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian
kuat tekan beton umur 3 hari saja, kecuali bila Penyedia Jasa dan
Direks Pekerjaan sepakat dengan perbaikan tersebut.
2) Penyesuaian Campuran
a) Penyesuaian Sifat Mudah Dikerjakan (Kelecakan atau Workability)
Jika sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula
dirancang sulit diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan
perubahan rancangan agregat, dengan syarat dalam hal apapun
kadar semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio
air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian yang
menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara
menambah air atau oleh cara lain tidak diijinkan. Bahan tambahan
untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b) Penyesuaian Kekuatan
Jika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar
semen dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan
dengan syarat disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

d) Bahan Tambahan (admixture)


Bila perlu menggunakan bahan tambahan, maka Penyedia Jasa
harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Jenis dan
takaran bahan tambahan yang akan digunakan untuk tujuan
tertentu harus dibuktikan kebenarannya melalui pengujian
campuran di laboratorium. Ketentuan mengenai bahan tambahan
ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991. Bila akan digunakan
bahan tambahan berupa butiran yang sangat halus, sebagian
besar berupa mineral yang bersifat cementious seperti abu terbang
(fly ash), mikrosilika (silicafume), atau abu slag besi (iron furnace
slag), yang umumnya ditambahkan pada semen sebagai bahan
utama beton, maka penggunaan bahan tersebut harus berdasarkan
hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasil kuat
tekan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang diinginkan
pada Gambar Rencana dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam
hal penggunaan bahan tambahan dalam campuran beton, maka
bahan tersebut ditambahkan pada saat pengadukan beton. Bahan
tambahan ini hanya boleh digunakan untuk meningkatkan kinerja

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

38

R K S

c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru


Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan
tanpa pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan. Bahan baru
tidak boleh digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan
tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan
atas hasil pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


beton segar (fresh concrete). Penggunaan bahan tambahan ini
dilakukan dalam hal-hal sebagai berikut:

Meningkatkan kinerja
kelecakan adukan beton tanpa
menambah air;
Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa
mengurangi kelecakan;
Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan
beton;
Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan
beton;
Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
Mengurangi kecepatan terjadinya slump loss;
Mengurangi
susut
beton
atau
memberikan
sedikit
pengembangan volume beton (ekspansi);
Mengurangi terjadinya bleeding;
Mengurangi terjadinya segregasi.

Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan


tambahan campuran beton bisa digunakan untuk keperluankeperluan sebagai berikut:

3) Pelaksanaan Pencampuran
a) Penakaran Agregat
i. Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat,
untuk mutu beton fc < 20 MPa diijinkan ditakar menurut
volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen
kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian
sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

39

R K S

Meningkatkan kekuatan beton (secara tidak langsung)


Meningkatkan kekuatan pada beton muda
Mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses
pengerasan beton, terutama untuk beton dengan kekuatan
awal yang tinggi.
Meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam air atau di
laut
Meningkatkan keawetan jangka panjang beton
Meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas
beton)
Mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat
Meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton lama
Meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan
Meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan
Walaupun demikian, penggunaan aditif dan admixture perlu
dilakukan secara hati-hati dan dengan takaran yang tepat sesuai
manual penggunaannya, serta dengan proses pengadukan yang
baik, agar pengaruh penambahannya pada kinerja beton bisa
dicapai secara merata pada semua bagian beton. Dalam hal ini
perlu dimengerti bahwa dosis yang berlebih akan dapat
mengakibatkan menurunnya kinerja beton, atau dalam hal yang
lebih parah, dapat menimbulkan kerusakan pada beton.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

b) Pengujian Kuat Tekan


i. Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah
benda uji perset) untuk pengujian kuat tekan berdasarkan
jumlah beton yang dicorkan untuk setiap kuat tekan beton dan

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

40

R K S

dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen.


Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran
setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat
pencampur.
ii. Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering
permukaan (SSD-saturated surface dry). Apabila hal tersebut
tidak dilakukan maka harus dilakukan koreksi penakaran sesuai
dengan kondisi agregat di lapangan. Untuk mendapatkan
kondisi agregat yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan
dengan cara menyemprot tumpukan agregat dengan air secara
berkala paling sedikit 12 jam sebelum penakaran untuk
menjamin kondisi jenuh kering permukaan.
iii. Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi yang
masih berlaku untuk seluruh peralatan yang digunakan untuk
keperluan penakaran bahan-bahan beton termasuk saringan
agregat pada perangkat ready mix.
b) Pencampuran
i. Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat
menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.
ii. Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai
dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan
jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
iii. Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut,
pertama masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat
sehingga mencapai kondisi yang cukup basah, dan selanjutnya
masukkan seluruh semen yang sudah ditakar hingga tercampur
dengan agregat secara merata. Terakhir masukkan sisa air
untuk menyempurnakan campuran.
iv. Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air
dimasukkan ke dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air
yang diperlukan harus sudah dimasukkan sekira seperempat
waktu pencampuran tercapai. Waktu pencampuran untuk mesin
berkapasitas m3 atau kurang harus sekira 1,5 menit; untuk
mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk
tiap penambahan 0,5 m3.
v. Bila tidak mungkin menggunakan mesin pencampur, Direksi
Pekerjaan dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara
manual dan harus dilakukan sedekat mungkin dengan tempat
pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara
manual harus dibatasi hanya pada beton non-bangunanal.
4) Pengujian Campuran
a) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan pada
setiap pencampuran beton yang dihasilkan, dan pengujian harus
dianggap belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Direksi
Pekerjaan atau wakilnya. Nilai slump pada setiap campuran tidak
boleh berada diluar rentang nilai slump ( 2 cm) yang disyaratkan .

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


untuk setiap jenis komponen bangunan yang dicor terpisah
pada tiap hari pengecoran.
ii. Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa
harus menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai
dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak
bersamaan dan diambil dari contoh yang sama dengan benda
uji silinder yang akan dirawat di laboratorium.
iii. Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas
pengecoran atau komponen bangunan yang dicor secara
terpisah dan diambil jumlah terbanyak diantara keduanya.
iv. Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari
pencampuran secara manual, setiap 10 meter kubik beton
harus dibuat 1 set benda uji dan untuk setiap komponen
bangunan yang dicor terpisah minimal diambil 3 set benda uji.
v. Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil
produksi ready mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set
untuk setiap truk). 1set = 3 buah benda uji.
vi. Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat
tekan beton umur 28 hari.
vii. Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat
perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda
uji dalam set tersebut, maka benda uji ketiga dalam set
tersebut harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang
digunakan dalam perhitungan statistik adalah hasil dari 2 buah
benda uji yang berdekatan nilainya.
viii. Kekuatan beton diterima dengan memuaskan bila fc
karakteristik dari benda uji lebih besar atau sama dengan fc
rencana. fc karakteristik dihitung dengan rumus sebagai berikut
:
fc= fcm k.S , di mana S menyatakan nilai deviasi standar
dari hasil uji tekan, dan k adalah konstanta yang tergantung
pada jumlah hasil kuat tekan dari benda uji (k=1,64 untuk
jumlah hasil kuat tekan benda uji lebih besar atau sama dengan
dari 30)
n

f
i

ci

f cm

n 1

dimana,
fc = Kuat tekan beton karakteristik
fci = Kuat tekan beton yang diuji

ix. Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di
bawah 0,85 fc.
x. Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi,
maka harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari
hasil uji kuat tekan berikutnya, dan langkah-langkah lain untuk

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

41

R K S

fcm = Kuat tekan beton rata-rata

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


memastikan bahwa kapasitas daya dukung dari bangunan tidak
membahayakan.
xi. Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan
bahwa kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka
diperlukan suatu uji bor (core drilling) pada daerah yang
diragukan berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam
hal ini harus diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda uji bor inti
pada daerah yang tidak membahayakan bangunan untuk setiap
hasil uji tekan yang meragukan atau terindikasi bermutu rendah
seperti disebutkan di atas.
xii. Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa
dianggap secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata
kuat tekan dari ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang
dari 0,85 fc, dan tidak satupun dari benda uji bor inti yang
mempunyai kekuatan kurang dari 0,75 fc. Dalam hal ini,
perbedaan umur beton saat pengujian kuat tekan benda uji bor
inti terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan
kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau lebih bila disyaratkan),
perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan
kuat tekan beton yang dihasilkan.
c) Pengujian Tambahan
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau
pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan tersebut meliputi :
i.

Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti


Impact Echo, Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat
penguji lainnya (hasil pengujian tidak boleh digunakan sebagai
dasar penerimaan);
ii. Pengujian pembebanan bangunan atau bagian bangunan yang
dipertanyakan;
iii. Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
iv. Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.
5) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
i. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria
toleransi yang disyaratkan,atau yang tidak memiliki permukaan
akhir yang memenuhi ketentuan,atau yang tidak memenuhi sifatsifat campuran yang disyaratkan, harus mengikuti petunjuk yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan antara lain
ii. Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang
belum dikerjakan;
iii. Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal;
Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau
menyeluruh pada bagian pekerjaan yang memerlukan penanganan
khusus.

v. Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton


atau adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi
Pekerjaan dapat meminta Penyedia Jasa melakukan pengujian

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

42

R K S

iv.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan
yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil dengan meminta
pihak ketiga untuk melaksanakannya.
vi. Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai
dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus
mengajukan detail rencana perbaikan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum memulai pekerjaan .

2.3

PEKERJAAN JALAN

2.3.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan
ini
harus
meliputi
pemasokan,
pemrosesan,
pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan
agregat bergradasi di atas permukaan yang telah disiapkan dan
telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan , dan
memelihara lapis pondasi agegrat yang telah selesai sesuai yang
disyaratkan. Pemrosesan harus meliputi, bila perlu, pemecahan,
pengayakan, pemisahan, pencampuran dan operasi lainnya yang
perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan
dari Spesifikasi ini.
2)

Toleransi Dimensi
a)

Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Gambar,


dengan toleransi di bawah ini :

Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat

Toleransi
Tinggi

R K S

Permukaan

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

43

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


Lapis Pondasi Agregat Kelas B digunakan sebagai
Lapis Pondasi Bawah (hanya permukaan atas dari
Lapisan Pondasi Bawah).

+ 0 cm

Permukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk


Lapis Resap Pengikat atau Pelaburan (Perkerasan
atau Bahu Jalan)

+ 1 cm

Bahu Jalan Tanpa Penutup Aspal dengan Lapis


Pondasi Agregat Agregat Kelas B (hanya pada
lapis permukaan).

Memenuhi

- 2 cm

- 1 cm

Pasal 4.2.1.
(3)

Catatan :
Lapis Pondasi Agregat A dan B diuraikan dalam Pasal 5.1.2 dari Spesifikasi ini.

b)

Pada permukaan semua Lapis Pondasi Agregat tidak boleh


terdapat ketidak-rataan yang dapat menampung air dan
semua punggung (camber) permukaan itu harus sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam Gambar.

c)

Tebal total minimum Lapis Pondasi Agregat Kelas A dan


Kelas B tidak boleh kurang satu sentimeter dari tebal yang
disyaratkan.
Tebal minimum Lapis Pondasi Agregat Kelas A tidak boleh
kurang satu sentimeter dari tebal yang disyaratkan.

d)

e)

Pelaksanaan Pekerjaan
1)

Pengajuan Kesiapan Kerja


a)

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan


berikut di bawah ini paling sedikit 21 hari sebelum tanggal
yang diusulkan dalam penggunaan setiap bahan untuk
pertama kalinya sebagai Lapis Pondasi Agregat :
i)

Dua contoh masing-masing 50 kg bahan, satu


disimpan oleh Direksi Pekerjaan
sebagai rujukan
selama Periode Kontrak.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

44

R K S

2.3.2

Pada permukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A yang


disiapkan untuk lapisan resap pengikat atau pelaburan
permukaan, bilamana semua bahan yang terlepas harus
dibuang dengan sikat yang keras, maka penyimpangan
maksimum pada kerataan permukaan yang diukur dengan
mistar lurus sepanjang 3 m, diletakkan sejajar atau
melintang sumbu jalan, maksimum satu sentimeter.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

ii)

b)

Kontraktor harus mengirim berikut di bawah ini dalam


bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan segera setelah
selesainya setiap ruas pekerjaan dan sebelum persetujuan
diberikan untuk penghamparan bahan lain di atas Lapis
Pondasi Agregat :
i)
ii)

2)

Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan


yang diusulkan untuk Lapis Pondasi Agregat, bersama
dengan
hasil
pengujian
laboratorium
yang
membuktikan bahwa sifat-sifat bahan yang ditentukan
telah memenuhi persyaratan.

Hasil pengujian kepadatan dan kadar air seperti yang


disyaratkan
Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data
hasil survei pemeriksaan yang menyatakan bahwa
toleransi yang disyaratkan

Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja


Lapis Pondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau
dipadatkan sewaktu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh
dilakukan setelah hujan atau bila kadar air bahan jadi tidak
berada dalam rentang yang ditentukan.
Perbaikan Terhadap Lapis Pondasi Agregat Yang Tidak Memenuhi
Ketentuan

a)

Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan


yang
tidak
memenuhi
ketentuan
toleransi
yang
disyaratkan, atau yang permu-kaannya menjadi tidak rata
baik selama pelaksanaan atau setelah pelaksanaan, harus
diperbaiki dengan membongkar lapis permukaan tersebut
dan membuang atau menambahkan bahan sebagaimana
diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan dan
pemadatan kembali.

b)

Lapis Pondasi Agregat yang terlalu kering untuk


pemadatan, dalam hal rentang kadar air seperti yang
disyaratkan atau seperti yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan
tersebut yang dilanjutkan dengan penyemprotan air dalam
kuantitas yang cukup serta mencampurnya sampai rata.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

45

R K S

3)

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

4)

c)

Lapis Pondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan


seperti yang ditentukan dalam rentang kadar air yang
disyaratkan atau seperti yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan
tersebut secara berulang-ulang pada cuaca kering dengan
peralatan yang disetujui disertai waktu jeda dalam
pelaksanaannya. Alternatif lain, bilamana pengeringan
yang memadai tidak dapat diperoleh dengan cara tersebut
di atas, maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar
bahan tersebut dibuang dan diganti dengan bahan kering
yang memenuhi ketentuan.

d)

Perbaikan atas Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi


kepadatan atau sifat-sifat bahan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan,
penggaruan disertai penyesuaian kadar air dan pemadatan
kembali, pembuangan dan penggantian bahan, atau
menambah suatu ketebalan dengan bahan tersebut.

Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian


Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan
akibat pengujian kepadatan atau lainnya harus segera ditutup
kembali oleh Kontraktor dengan bahan Lapis Pondasi Agregat,
diikuti pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan dan dipadatkan sampai
memenuhi kepadatan dan toleransi permukaan dalam Spesifikasi
ini.

a. BAHAN
1)

Sumber Bahan
Bahan Lapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang
disetujui direksi pekerjaandari Spesifikasi ini.

2)

Kelas Lapis Pondasi Agregat


Terdapat dua kelas yang berbeda dari Lapis Pondasi Agregat yaitu
Kelas A dan Kelas B. Pada umumnya Lapis Pondasi Agregat Kelas
A adalah mutu Lapis Pondasi Atas untuk suatu lapisan di bawah
lapisan beraspal, dan Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah untuk
Lapis Pondasi Bawah.
Fraksi Agregat Kasar
Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri
dari partikel atau pecahan batu atau kerikil yang keras dan awet.
Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan
tidak boleh digunakan.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

46

R K S

3)

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


Bilamana digunakan untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas A maka
untuk agregat kasar yang berasal dari kerikil, tidak kurang dari
100 % berat agregat kasar ini harus mempunyai paling sedikit
satu bidang pecah.
4)

Fraksi Agregat Halus


Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari
partikel pasir alami atau batu pecah halus dan partikel halus
lainnya.

5)

Sifat-sifat Bahan Yang Disyaratkan


Seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organik
dan gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak
dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan
gradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan
dalam Tabel 7.5 dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan Tabel
7.6.

Tabel 2.5 Gradasi Lapis Pondasi Agregat :


Ukuran Ayakan

Persen Berat Yang Lolos

ASTM

(mm)

50

37,5

100

88 - 95

25,0

79 - 85

70 - 85

3/8

9,50

44 - 58

30 - 65

No.4

4,75

29 - 44

25 - 55

No.10

2,0

17 - 30

15 - 40

No.40

0,425

7 - 17

8 - 20

No.200

0,075

2-8

2-8

Kelas B
100

Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat :


Sifat - sifat

Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 03-2417-1990)

Kelas A
0 - 40
%

Kelas B
0 - 40
%

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

47

R K S

Tabel 2.6

Kelas A

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


Indek Plastisitas (SNI-03-1966-1990)
Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos
Ayakan No.200

0-6
maks.
25

Batas Cair (SNI 03-1967-1990)

0 - 25

Bagian Yang Lunak (SK SNI M-01-1994-03)


CBR (SNI 03-1744-1989)

6)

0 - 10
0 - 35

0-5

0-5

min.90
%

min.35
%

Pencampuran Bahan Untuk Lapis Pondasi Agregat


Pencampuran
bahan
untuk
memenuhi
ketentuan
yang
disyaratkan harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau
pencampur yang disetujui, dengan menggunakan pemasok
mekanis yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang
menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi
yang benar. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan
pencampuran di lapangan.

b. PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN LAPIS PONDASI AGREGAT


Penyiapan Formasi untuk Lapis Pondasi Agregat
a)

b)

c)

d)

Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada


perkerasan atau bahu jalan lama, semua kerusakan yang
terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus
diperbaiki terlebih dahulu
Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada suatu
lapisan perkerasan lama atau tanah dasar baru yang
disiapkan atau lapis pondasi yang disiapkan, maka lapisan
ini harus diselesaikan sepenuhnya sesuai pada lokasi dan
jenis lapisan yang terdahulu.
Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan
Pondasi Agregat, sesuai dengan butir (a) dan (b) di atas,
harus disiapkan dan mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Pekerjaan paling sedikit 100 meter ke
depan dari rencana akhir lokasi penghamparan Lapis
Pondasi pada setiap saat. Untuk perbaikan tempat-tempat
yang kurang dari 100 meter panjangnya, seluruh formasi
itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi
agregat dihampar.
Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar langsung di
atas permukaan perkerasan aspal lama, yang menurut
pendapat Direksi Pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka
harus diperlukan penggaruan atau pengaluran pada
permukaan perkerasan aspal lama agar diperoleh tahanan
geser yang lebih baik.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

48

R K S

1)

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu

2)

Penghamparan

3)

Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai


campuran yang merata dan harus dihampar pada kadar air
dalam rentang yang disyaratkan. Kadar air dalam bahan
harus tersebar secara merata.
b)
Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan
takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat yang
diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana
akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan
tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
c)
Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk
dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak
meyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan
halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau
dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.
d)
Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan
harus dua kali ukuran terbesar agregat lapis pondasi. Tebal
padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
Pemadatan
a)

b)

c)

d)

e)

Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir,


setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat
pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 %
dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified)
seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989, metode D.
Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan
mesin gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan
akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap
mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari
Lapis Pondasi Agregat.
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum
sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air
optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan
kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan
oleh SNI 03-1743-1989, metode D.
Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan
bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam
arah memanjang. Pada bagian yang bersuperelevasi,
penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan
bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi.
Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh
bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut
terpadatkan secara merata.
Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang
tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris
mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

49

R K S

a)

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


4)

Pengujian
a)

b)

c)

d)

PEKERJAAN GORONG-GORONG DAN DRAINASE

2.4.1

UMUM
1)

Uraian
a)

Pekerjaan
ini
mencakup
perbaikan,
perpanjangan,
penggantian atau pembuatan gorong-gorong pipa beton
bertulang maupun tanpa tulangan atau pipa logam
gelombang (corrugated), gorong-gorong persegi dan pelat
beton bertulang, termasuk tembok kepala, struktur lubang
masuk dan keluar, serta pekerjaan lainnya yang
berhubungan dengan perlindungan terhadap penggerusan,
sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini dan pada lokasi
yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

b)

Pekerjaan ini juga mencakup pemasangan drainase dengan


pelapisan beton (concrete lined drains), bilamana diperlukan
dilengkapi dengan pelat penutup, pada lokasi yang disetujui

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

50

R K S

2.4

Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan


untuk persetujuan awal harus seperti yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan, namun harus mencakup seluruh jenis
pengujian yang disyaratkan minimum pada tiga contoh
yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih
untuk mewakili rentang mutu bahan yang mungkin
terdapat pada sumber bahan tersebut.
Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Pondasi Agregat
yang diusulkan, selu-ruh jenis pengujian bahan akan
diulangi lagi, bila menurut pendapat Direksi Pekerjaan,
terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya.
Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan
harus
dilaksanakan
untuk
mengendalikan
ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi peker-jaan.
Pengujian lebih lanjut harus seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik
bahan yang diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak
kurang dari lima (5) pengujian indeks plastisitas, lima (5)
pengujian gradasi partikel, dan satu (1) penentuan
kepadatan kering maksimum menggunakan SNI 03-17431989, metode D. Pengujian CBR harus dilakukan dari waktu
ke waktu sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus
secara rutin diperiksa, mengunakan SNI 03-2827-1992.
Pengujian harus dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis
tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200 m.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


seperti dalam daerah perkotaan dan dimana air rembesan
dari selokan yang tidak dilapisi dapat mengakibatkan
ketidakstabilan lereng.
2)

Penerbitan Detil Pelaksanaan


Detil pelaksanaan gorong-gorong dan drainase beton, yang tidak
dimasukkan dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan
disediakan oleh Direksi Pekerjaan setelah Kontraktor
menyerahkan hasil survei lapangan sesuai Spesifikasi ini.

3)

Standar Rujukan
AASHTO :

AASHTO
90

M36

- : Zinc Coated (Galvanized) Corrugated Iron or


Steel Culverts and Underdrains

AASHTO M170 - : Reinforced Concrete Culvert, Storm Drain and


89
Sewer Pipe.

5)

6)

Jadwal Pekerjaan
a)

Pekerjaan gorong-gorong atau drainase beton tidak boleh


dimulai sampai persetujuan tertulis Direksi Pekerjaan dan
lingkup pekerjaan telah diterbitkan.

b)

Seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini, drainase


harus dalam kondisi operasional dan berfungsi secara efektif
sebelum pekerjaan galian atau timbunan dilaksanakan.
Dengan demikian gorong-gorong harus disele-saikan terlebih
dahulu sebelum pekerjaan timbunan dimulai, terkecuali jika
Kontraktor dapat menyediakan drainase yang memadai
dengan membuat pekerjaan sementara yang khusus.

c)

Sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini, pekerjaan


persiapan tanah dasar atau pekerjaan pelapisan ulang, baik
pada jalur lalu lintas maupun pada bahu jalan, tidak boleh
dimulai sebelum gorong-gorong, tembok kepala dan struktur
minor lainnya yang terletak di bawah elevasi tanah dasar
selesai dikerjakan.

Kondisi Tempat Kerja

7)

R K S

Ketentuan yang Spesifikasi ini, tentang pengeringan air dan


pemeliharaan sanitasi di lapangan harus berlaku.
Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

51

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


Seluruh pekerjaan dan bahan untuk pembuatan gorong-gorong
dan drainase beton harus memenuhi toleransi dimensi dan
berbagai ketentuan untuk perbaikan pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan, yang diberikan dalam Seksi-seksi dari
Spesifikasi ini sesuai dengan pekerjaan atau bahan yang
digunakan.
8)

Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima


Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan
perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan
atau gagal sebagaimana disyaratkan, Kontraktor juga harus
bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua goronggorong dan drainase beton yang telah selesai dan diterima
selama sisa Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan.

9)

Utilitas Bawah Tanah


Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dari Spesifikasi ini harus
berlaku, juga pada pekerjaan yang dilaksanakan dalam Seksi ini.

10)

Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian


Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dari Spesifikasi ini harus
berlaku.

11)

Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara


Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dari Spesifikasi ini harus
berlaku.

12)

Pengendalian Lalu Lintas


Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8,
Pemeliharaan Lalu Lintas.

2.4.2 BAHAN
1)

Landasan
Bahan berbutir kasar untuk landasan drainase beton, gorong-gorong
pipa dan struktur lainnya harus seperti yang disyaratkan.

2)

Beton

3)

Baja Tulangan Untuk Beton


Seluruh baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dari Spesifikasi ini.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

52

R K S

Beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan struktur yang diuraikan


dalam Seksi ini harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan ini.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


4)

Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang


Gorong-gorong pipa beton bertulang haruslah beton bertulang pracetak
dan harus memenuhi persyaratan.

5)

Gorong-gorong Pipa Logam Gelombang (Corrugated)


Gorong-gorong pipa logam bergelombang (corrugated) yang dipakai
harus terbuat dari besi atau baja yang digalvanisir dan harus memenuhi
persyaratan AASHTO M36 - 90.

6)

Pasangan Batu
Bahan untuk tembok kepala dari pasangan batu dan struktur lainnya harus
memenuhi ketentuan.

7)

Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar


Bahan untuk pelapisan (lining) dengan pasangan batu, perlindungan
terhadap gerusan dan struktur minor lainnya yang diperlukan untuk
pekerjaan harus memenuhi ketentuan.

8)

Adukan
Adukan untuk sambungan pipa dan kelilingnya harus dari adukan semen
yang meme-nuhi ketentuan yang disyaratkan dari Spesifikasi ini.

9)

Bahan Penyaring (Filter)


Bahan penyaring (filter) yang digunakan dalam pekerjaan harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan Spesifikasi ini.

10)

Penimbunan Kembali
Bahan timbunan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
ketentuan yang disyaratkan dari Spesifikasi ini.

2.4.3 PELAKSANAAN
1)

Persiapan Tempat Kerja

2)

Penggalian dan persiapan parit serta pondasi untuk drainase


beton dan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan, dan yang khususnya dengan Galian untuk
Struktur dan Pipa.
b)
Bahan untuk landasan harus ditempatkan sesuai dengan
ketentuan Spesifikasi ini dan Pemasangan Bahan Landasan.
Penempatan Gorong-gorong Pipa Beton
a)

Pipa beton harus dipasang dengan hati-hati, lidah


sambungan harus diletakkan di bagian hilir, lidah sambungan
harus dimasukkan sepenuhnya ke dalam alur sambungan
dan sesuai dengan arah serta kelandaiannya.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

53

R K S

a)

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


b)

c)

d)

e)

f)

g)

Pelaksanaan Gorong-gorong Persegi


a)
b)
c)

Gorong-gorong persegi dan pelat harus dibuat sesuai dengan


garis dan dimensi yang diberikan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Seluruh pekerjaan beton bertulang harus memenuhi
ketentuan yang disyaratkan.
Seluruh pekerjaan pasangan batu harus memenuhi
ketentuan yang disyaratkan.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

54

R K S

4)

Sebelum melanjutkan pemasangan bagian pipa beton


berikutnya, maka sisi dalam dari setengah bagian bawah alur
sambungan harus diberi adukan yang cukup. Pada saat yang
sama setengah bagian atas lidah sambungan pipa berikutnya
juga harus diberi adukan yang sama.
Setelah pipa beton terpasang, sambungan yang belum terisi
harus diisi dengan adukan, dan adukan tambahan harus
diberikan untuk membentuk selimut adukan di sekeliling
sambungan.
Penimbunan kembali dan pemadatan sekeliling dan di atas
gorong-gorong beton harus dilaksanakan seperti yang
disyaratkan mendetil dalam, dengan menggunakan bahan
yang memenuhi ketentuan yang diberikan untuk Timbunan
Pilihan. Bahan harus terdiri dari tanah atau kerikil yang bebas
dari gumpalan lempung dan bahan-bahan tetumbuhan serta
yang tidak mengan-dung batu yang tertahan pada ayakan 25
mm.
Penimbunan kembali harus dilakukan sampai minimum 30
cm di atas puncak pipa dan, kecuali kalau bukan suatu galian
parit, maka jarak sumbu pipa ke masing-masing sisi
minimum satu setengah kali diameter. Penimbunan kembali
pada celah-celah di bawah setengah bagian bawah pipa
harus mendapat perhatian khusus agar dapat dipadatkan
sebagaimana mestinya.
Alat berat untuk pekerjaan tanah dan mesin gilas tidak boleh
beroperasi lebih dekat 1,5 m dari pipa sampai seluruh pipa
terbungkus dengan ketinggian paling sedikit 60 cm di atas
puncak pipa. Perlengkapan ringan dapat dioperasikan dalam
batas ketentuan tersebut di atas asalkan penimbunan
kembali telah mencapai ketinggian 30 cm di atas puncak
pipa. Meskipun demikian dan tidak berten-tangan dengan
ketentuan yang di atas, Kontraktor harus bertanggung jawab
dan harus memperbaiki setiap kerusakan yang terjadi akibat
kegiatan tersebut.
Pipa beton harus diselimuti dengan beton sesuai dengan
detil yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan bilamana tinggi
timbunan di atas pipa melebihi ketentuan maksimum atau
kurang dari ketentuan minimum dari yang ditunjukkan dalam
Gambar atau spesifikasi dari pabrik pembuatnya untuk
ukuran dan kelas pipa tertentu.

Studi Penelitian Jalan Longsor PLTA Musi - Bengkulu


5)

Tembok Kepala Gorong-gorong dan Struktur Tempat Masuk dan


Keluarnya Air
a)

b)

6)

Kecuali jika ditunjukkan lain dalam Gambar, maka landasan


kolam golak dan pekerjaan perlindungan terhadap gerusan
yang berhubungan dengan pekerjaan gorong-gorong harus
dibuat dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar.
Umumnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar
(mortared stonework) digunakan untuk tembok kepala
gorong-gorong kecil dan struktur lainnya yang tidak memikul
beban struktur yang berarti.
Tembok kepala gorong-gorong besar atau yang berada di
bawah timbunan yang tinggi, atau struktur lainnya yang
memikul beban yang berhubungan dengan pekerjaan
gorong-gorong,
harus
dibuat
dengan
menggunakan
Pasangan Batu (stone masonry) dan bukan Pasangan Batu
Dengan Mortar (mortared stone-work), bahkan jika beban
yang dipikul sangat besar maka harus menggunakan Beton
Bertulang. Bahan yang akan digunakan haruslah seperti yang
diperintah-kan Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan
mempertimbangkan mutu dan bentuk batu yang tersedia
untuk pekerjaan tersebut, dan juga ketrampilan tukang batu
yang dipekerjakan oleh Kontraktor.

Pelaksanaan Drainase Beton


a)

b)

c)

R K S

d)

Saluran beton bertulang dan pelat penutup harus dibuat


sesuai dengan garis dan elevasi dan detil lainnya yang
ditunjukkan dalam Gambar, atau seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan, dan memenuhi ketentuan. Saluran
dapat dicor di tempat atau pracetak dan dipasang bagian
demi bagian. Pelat penutup harus dibuat sebagai unit
pracetak.
Untuk saluran yang dicor di tempat, Direksi Pekerjaan dapat
mengijinkan untuk menggunakan sisi galian sebagai
pengganti cetakan. Dalam hal ini, tebal dinding yang
menghadap sisi galian dan selimut beton harus ditambah 25
mm tanpa pembayaran tambahan.
Lubang sulingan harus dibuat pada dinding saluran sesuai
dengan ketentuan.
Untuk saluran yang dicor di tempat, sambungan konstruksi
harus dibuat pada interval 10 m atau kurang. Sambungan
tersebut, seperti sambungan antara ruas-ruas beton
pracetak harus mempunyai lebar antara 1 cm dan 2 cm dan
harus dibungkus dengan adukan semen yang rata dengan
permukaan dalam saluran.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

BPP FAKULTAS TEKNIK UNIBRAW

55

Anda mungkin juga menyukai