DAFTAR ISI
BAB IX EVALUASI STABILITAS BENDUNGAN.........................................................2
9.1. PENDAHULUAN........................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 9 - 4. Potongan Melintang geologi di lereng dan kaki hilir bendungan Utama, hasil
penyelidikan tahun 1997, oleh PT. Gamma Epsilon............................................................16
Gambar 9 - 5. Potongan Melintang geologi di lereng dan kaki hilir bendungan Pembantu,
hasil penyelidikan tahun 1997, oleh PT. Gamma Epsilon...................................................17
Gambar 9 - 13. Peta Gempa 2010 dengan periode ulang 100 tahun....................................29
Gambar 9 - 14. Peta Gempa 2010 dengan periode ulang 10.000 tahun...............................29
Gambar 9 - 15. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,25 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=6,735)...........................................31
Gambar 9 - 16. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,5 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=4,117)...........................................31
Gambar 9 - 17. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=3,712)...........................................32
Gambar 9 - 18. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=1,917)......................................................32
Gambar 9 - 19. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=7,130)...........................................32
Gambar 9 - 20. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=6,363)...........................................33
Gambar 9 - 21. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=7,683)...........................................33
Gambar 9 - 22. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=4,040)......................................................33
Gambar 9 - 23. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,712)................................34
Gambar 9 - 24. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=2,560)................................34
Gambar 9 - 25. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=2,315)................................34
Gambar 9 - 26. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=1,254)..........................................35
Gambar 9 - 27. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,804)................................35
Gambar 9 - 28. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,208)................................35
Gambar 9 - 29. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,579)................................36
Gambar 9 - 30. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=1,970)..........................................36
Gambar 9 - 31. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,449)...............................36
Gambar 9 - 32. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=1,788)...............................37
Gambar 9 - 33. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=1,619)...............................37
Gambar 9 - 34. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=0,898).........................................37
Gambar 9 - 35. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,476)...............................38
Gambar 9 - 36. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,049)...............................38
Gambar 9 - 37. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,222)...............................38
Gambar 9 - 38. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=1,241).........................................39
Gambar 9 - 39. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3,912)...........................................39
Gambar 9 - 40. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,555)...........................................40
Gambar 9 - 41. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,377)...........................................40
Gambar 9 - 42. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,155)......................................................40
Gambar 9 - 43. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3,971)...........................................40
Gambar 9 - 44. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,743)...........................................41
Gambar 9 - 45. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3,728)...........................................41
Gambar 9 - 46. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,653)......................................................41
Gambar 9 - 47. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2,426)................................42
Gambar 9 - 48. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,783)................................42
Gambar 9 - 49. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,519)................................42
Gambar 9 - 50. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,396)..........................................43
Gambar 9 - 51. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2,447)................................43
Gambar 9 - 52. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,853)................................43
Gambar 9 - 53. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2,198)................................44
Gambar 9 - 54. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,530)..........................................44
Gambar 9 - 55. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,689)...............................44
Gambar 9 - 56. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,326)...............................45
Gambar 9 - 57. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,075)...............................45
Gambar 9 - 58. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=0,994).........................................45
Gambar 9 - 59. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,697)...............................46
Gambar 9 - 60. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,352)...............................46
Gambar 9 - 61. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,495)...............................46
Gambar 9 - 62. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,030).........................................47
Gambar 9 - 63. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,25 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=11.489).........................................48
Gambar 9 - 64. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,50 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=5.832)...........................................49
Gambar 9 - 65. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=4.310)...........................................49
Gambar 9 - 68. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0,50 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=4.683)...........................................50
Gambar 9 - 69. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0,75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=4.137)...........................................50
Gambar 9 - 71. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=5.528)................................51
Gambar 9 - 72. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=3.593 )...............................51
Gambar 9 - 73. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=2.745)................................52
Gambar 9 - 74. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS= 1.481).........................................52
Gambar 9 - 75. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=4.146)................................52
Gambar 9 - 76. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=2.928)................................53
Gambar 9 - 77. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=2.614)................................53
Gambar 9 - 78. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=1.745 ).........................................53
Gambar 9 - 79. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=3.204)...............................54
Gambar 9 - 80. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=2.404)...............................54
Gambar 9 - 81. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=1.909)...............................54
Gambar 9 - 82. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=0.868).........................................55
Gambar 9 - 83. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=2.751)...............................55
Gambar 9 - 84. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=2.051)...............................55
Gambar 9 - 85. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=1.775)...............................56
Gambar 9 - 86. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=0.982).........................................56
Gambar 9 - 87. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=5.971)...........................................56
Gambar 9 - 88. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3.255)...........................................56
Gambar 9 - 89. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2.993)...........................................57
Gambar 9 - 90. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=1.867)......................................................57
Gambar 9 - 91. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=5.471)...........................................57
Gambar 9 - 92. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3.395)...........................................58
Gambar 9 - 93. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2.655)...........................................58
Gambar 9 - 94. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2.261)......................................................58
Gambar 9 - 95. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=3.410)................................59
Gambar 9 - 96. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2.244)................................59
Gambar 9 - 97. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1.749)................................59
Gambar 9 - 98. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=0.994)..........................................60
Gambar 9 - 99. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=3.098)................................60
Gambar 9 - 100. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2.226)................................60
Gambar 9 - 101. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1.812)................................61
Gambar 9 - 102. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS= 1.178)...............................61
Gambar 9 - 103. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=2.285)...............................61
Gambar 9 - 104. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.656)...............................62
Gambar 9 - 105. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.185)...............................62
Gambar 9 - 106. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=0.647)...............................62
Gambar 9 - 107. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=2.048)...............................63
Gambar 9 - 108. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.598)...............................63
Gambar 9 - 109. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.329)...............................63
Gambar 9 - 110. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=0.756)...............................63
9.1. PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil kajian Special Study yang telah dilakukan pada tahun 2012,
diperlukan upaya peninggian elevasi bendungan sampai dengan elevasi + 14.75 untuk
meningkatkan keamanan bendungan pada skenario banjir. Untuk melakukan penambahan
timbunan pada bendungan, perlu dilakukan suatu kajian terhadap keamanan bendungan.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah evaluasi stabilitas lereng dan stabilitas
rembesan bendungan pada kondisi eksisting (elv. +12.2) dan pada kondisi rencana
peninggian timbunan sampai elevasi +14.75.
Maksud dan tujuan dari Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan Merancang
dari aspek stabilitas bendungan adalah melakukan analisa stabilitas lereng dan stabilitas
rembesan Bendungan Merancang berdasarkan hasil investigasi geoteknik dan geologi yang
dilaksanakan oleh PT Gamma Epsion pada tahun 1997 dan Penyelidikan oleh PT Indra
Karya tahun 2012.
Penjelasan mengenai geologi regional di daerah ini berasal dari hasil pekerjaan
Survei, Investigasi dan Review Desain Bendungan Merancang oleh PT. Gamma Epsilon
tahun 1997, demikian pula kondisi stratigrafi yang diperoleh pada tahun 1997 disampaikan
pula sebagai pembanding data kondisi geologi yang diperoleh pada tahun 2012.
Disamping itu kondisi litologinya terdiri dari batu lempung dan batupasir serta
batulanau, yang merupakan batuan relative lunak sehingga lereng yang tinggi ataupun
tebing yang terjal tidak ditemukan di daerah ini. Banyak ditemukan dataran dan perbukitan
bergelombang lemah.
Penjelasan mengenai geologi regional daerah sekitar waduk Merancang diambil peta
geologi lembar Tanjung Redep, Kalimantan skala 1 : 250.000 oleh R.I. Situmorang dan
Burhan, (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1995), seperti ditunjukkan pada
Peta Geologi gambar 9 – 2.
Berdasarkan peta geologi regional, batuan dasar daerah waduk Merancang dan
sekitarnya berada pada formasi Latih (Tml), yang berabatasan dengan formasi Domaring
(Tmpd). Formasi Latih melampar pada sisi barat, sedang formasi Domaring yang
menempati bagaian timurnya. Batas antara Foramsi Latih dan formasi Domaring berupa
kontak sesar.
Formasi Latih (Tml) terdiri atas batu pasir kwarsa, batulempung, batulanau dan
batubara di bagian atas, bersisipan serpih pasiran dan batu gamping di bagian bawah,
berumur Miosen Awal sampai Miosen Tengah. Fomasi Domaring (Tmpd) tersusun oleh
batugamping terumbu, batugamping kapuran, napal danm sisipan batubara muda.
Di atas batuan dasar formasi Latih dan Domaring, sebagai dasar waduk Merancang
adalah adalah endapan aluvial (Qa) yang tersusun oleh lumpur, lanau, pasir, kerikil dan
gambut yang tebalnya mencapai 40 m.
Formasi Birang (Tomb) memiliki ciri berupa perselingan antara batu pasir kwarsa,
batu lempung lanauan dan batu serpih dengan sisipan napal, batu gamping dan tufa di
bagian atas dan perselingan napal, rijang, konglomerat, batupasir kwarsa dan batu gamping
di bagian bawah. Formasi Tabalar (Teol) yang tersusun oleh napal abu-abu, batupasir,
serpih sisipan batugamping dan konglomerat alas. Formasi Sajau (Tqps) tersusun oleh
perselingan batulempung, batulanau, batupasir, konglomerat, dengan sisipan batubara,
mengandung moluska, kuarsit dan moluska.
Di daerah ini diduga telah terjadi empat kali tektonik. Setelah kegiatan tektonik
kedua Formasi Birang diendapkan pada bagian tengah dan timur lembar. Juga terjadi
kegiatan gunung api membentuk satuan gunung api Jelari di bagian barat lembar.
Pengendapan Formasi Birang diikuti pengendapan formasi Latih di bagian selatan lembar
yaitu daerah Teluk Bayur dan sekitarnya.
- Pada bekas lembah, bagian atas pada umumnya ditutupi gambut berwarna
hitam, sangat lembek, plastisitas tinggi, porositas rendah. Bagian permukaan
terdiri dari lapisan gambut berwarna hitam yang mengandung material organik
tinggi. Kedalaman lapisan 1.20 m sampai 2.00 m, dibawah permukaan tanah
dengan qc= 1-4 kg/cm2.
- Dibawah lapisan gambut terdapat lempung berwarna abu-abu sampai hitam,
sangat lembek, plastisitas tinggi, porositas rendah. Kedalaman lapisan ini mulai
1.30 m sampai 30.80 m dari permukaan tanah. Nilai N SPT berkisar antara 1
sampai 3 pukulan per 30 cm (qc= 5 - 95 kg/cm 2), nilai permeabilitas nya (k)
berkisar antara 2.10 x 10-6 cm/s sampai 3.23.x 10-7 cm/s.
- Proses endapannya diperkirakan endapan lembah dan rawa-rawa dari suatu
lingkungan delta.
- Bagian paling bawah yang diidentifikasi dari hasil pemboran adalah batu
lempung berwarna abu-abu sampai hitam, mempunyai sifat plastisitas sedang
dan konsistensi keras. Nilai N SPT 12 sampai lebih dari 50 pukulan per 30 cm
(qc= 110 sampai > 250 kg/cm 2) dengan kedalaman lebih dari 30.80 mdari
permukaan tanah. Permeabilitas rendah K = 2.32 x 10-7 sampai 5.52 x 10-6 cm/s.
Gambar 9 - 3. Potongan Melintang geologi di lereng dan kaki hilir bendungan Utama, hasil
penyelidikan tahun 1997, oleh PT. Gamma Epsilon
Gambar 9 - 4. Potongan Melintang geologi di lereng dan kaki hilir bendungan Pembantu, hasil
penyelidikan tahun 1997, oleh PT. Gamma Epsilon
3. Kondisi Stratigrafi Bendungan Utama dan Pembantu Hasil Penyelidikan Tahun 2012
a. Bendungan Utama
- Bagian puncak bendungan utama adalah tanah timbunan yang berupa lempung
pasir kerakal dan lempung lanauan dengan kedalaman 0.50 m sampai 6.50 m
dari permukaan tanah dengan nilai N SPT 25 – 29. Sedang pada kedalaman
6.50 m samapi 8.50 m berupa lempung lanauan plastisitas rendah dengan nila
N= 5.
- Di bagian paling bawah tanah timbunan berupa urugan pasir abu-abu
kecoklatan, pasir lepas, pasir halus – sedang dan kelembaban tinggi. Lapisan
pasir ini diperkirakan berfungsi sebagai drainasi yang mengalirkan rembesan
dari fondasi maupun dari urugan. Nilai N SPT berkisar dari 4 sampai 6, dengan
kedalaman 12.50 m sampai 20.00 m dari puncak bendungan.
- Dibawah lapisan tanah timbunan adalah tanah dasar (endapan rawa) pada
kedalaman 12.50 sampai 20.00 m berupa lempung abu-abu gelap plastisitas
sedang – tinggi, kelembaban tinggi dengan nilai N SPT = 5.
- Pada kedalaman 20.00 m sampai 32.50 m masih tanah dasar yang berupa
lempung abu-abu gelap, lunak-teguh dengan kelembaban tinggi. Nilai N SPT
berkisar dari 7 sampai 10.
- Pada kedalaman 32.50m sampai 35.00 m berupa pasir lempungan , abu-abu
kehitaman terdapat organik berupa karbon warna hitam, padat sedang, pasir
halus sedang kelembaban tinggi – basah.
b. Berm Hilir
- Berm pada sta 7+50 dengan elevasi muka tanah sekitar + 9.00, ketebalan tanah
timbunan di berm sekitar 4.50 m berupa lempung lanauan, dan lempung
pasiran dengan N SPT = 6, sedang di bagian bawah dengan tebal 2.00 m adalah
pasir lempungan dengan angka N SPT = 28.
- Dibawah tanah timbunan adalah tanah dasar berupa lempung pada kedalaman
4.50 m sampai 30.00 m dengan nilai N SPT berkisar dari 4 sampai 13. Sedang
pada kedalaman dibawah 30.00 m sampai 35.00 m berupa pasir lempungan
abu-abu kehitaman lepas padat terdapat organic berupa karbon dengan nilai N
SPT antara 16 sampai 30.
c. Bendungan Pembantu
- Di bagian atas adalah tanah timbunan yang berupa lempung pasiran coklat
kekuningan, teguh non plastis, pada kedalaman 0.50 m sampai 6.00 m dari
permukaan tanah dengan nilai N SPT 7 – 8 . Sedang pada kedalaman 6.00 m
sampai 10.00 m berupa pasir lempungan abu-abu pasir halus – sedang
kelembaban tinggi. Nilai N SPT antara 7 - 8.
- Tanah dasar berada pada kedalaman 10.00 m - 20.00 m berupa lempung abu-
abu, plastisitas sedang, teguh – sangat kaku, kelembaban tinggi. Nilai N SPT
antara 5 sampai 18.
- Pada kedalaman 20.00 sampai 25.00 m dijumpai lempung abu-abu dengan
plastisitas sedang, teguh – sangat kaku dengan nilai N SPT 7 – 8.
- Pada kedalaman dibawah 25.00 m di jumpai lempung organic, plastisitas
rendah, organic berupa karbon / arang warna hitam dengan N SPT dari 10
sampai 27 di kedalaman 34.00 m.
Hasil uji laboratorium dari sampel tak terganggu yang diambil dari pemboran di bendungan utama dan bendungan pembantu dapat dilihat
pada table 9 – 1 dibawah ini
25.0 – 35 m : 10 – 27
- Daya dukung dari sondir - Daya dukung dari sondir (keyakinannya diragukan, hasilnya berbanding
terbalik dengan dari hasil bor hingga kedalaman 25 m masih lunak)
0.0 – 1.3 m : 1 – 4 kg/cm2
1.3 – 30.8 m : 5 – 95 kg/cm2 0.0 – 6.0 m : 10 – 26 kg/cm2
> 30.8 m : 110 - >250 kg/cm2 6.0 – 12.0 m : 26 – 150 kg/cm2
12.0 m : >150 kg/cm2
- Permeabilitas lapangan - Permeabilitas lapangan
1.3 – 30.8 m : k = 2.10 x 10-6 cm/dt – 3.23 x 10-7 0.0 – 6.0 m : k = 2.25 x 10-4 1.55 x 10-5 cm/dt
cm/dt 6.0 – 35.0 m : k = 2.1 x 10-6 cm/dt – 1.0 x 10-6 cm/dt
>30.8 m : k = 5.52 x 10-6 cm/dt – 2.32 x 10-7
cm/dt
- Hasil Laboratorium - Hasil Laboratorium
n = 1.54-1.63 t/m3, Gs = 2.45-2.67, IP = 32.34- Rata-rata n = 1.6290 kg/m3, Gs = 2.5931, IP = 71.723, CH
49.57, Tanah Timbunan C’ = 57.25 kN/cm2 ’ = 29.62, Cc = 0.266
- C = 1.1 kN/m2, = 8.6 – 13.6 C’ = 0.9 – 1.0 Tanah pondasi C’ = 5.463 kN/cm2 ’ = 18.907, CC = 0.608
kN/m2 ’ = 15.0 - 22.4, CC = 0.35 – 0.75
Perhitungan dengan membagi tanah yang berada dalam bidang longsor dalam
irisan-irisan sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 9 - 8 hingga Gambar 9 - 9, oleh
karena itu metoda ini dikenal juga dengan nama metoda irisan (method of slice). Gambar 9
- 10 menggambarkan massa tanah dan gaya-gaya yang berkerja pada bidang irisan.
Berbagai solusi yang berbeda untuk metode irisan ini telah dikembangkan selama
bertahun-tahun, dimulai dari Fellenius, Taylor, Bishop, Morgenstern-Price hingga Sarma
dan lainnya. Perbedaan antara cara yang satu dengan yang lain tergantung pada persamaan
kesetimbangan batas dan asumsi gaya kekuatan antar irisan (interslice force) yang
diperhitungkan.
Fellenius merupakan orang pertama yang mempublikasikan metoda irisan ini dan
merupakan cara yang paling sederhana. Pada cara Fellenius semua gaya antar irisan
diabaikan dan hanya memperhitungkan kesetimbangan momen. Bishop kemudian
mengembangkan cara yang lebih komplek dengan memasukkan gaya yang bekerja di
sekitar bidang irisan, namun tetap melakukan perhitungan dengan kesetimbangan momen.
Bishop juga mengeluarkan cara yang dikenal dengan nama Metode Bishop Sederhana
(Simplified Bishop Method) dimana gaya normal antar irisan diperhitungkan tetapi gaya
geser antar irisan diabaikan. Janbu mengembangkan metoda yang mirip dengan metoda
sederhana Bishop. Perbedaannya adalah metoda Janbu diturunkan dari kestimbangan gaya
horizontal. Tabel 9 - 2 dan 9 - 3 menunjukkan perbedaan abtar metoda yang dikenal dalam
LEM.
Kesetimbangan Kesetimbangan
Metoda
Momen Gaya
Ordinary/
Ya Tidak
Fellenius
Janbu's Simplified Ya Tidak
Bishop's
Tidak Ya
Simplified
Morgenstern-
Ya Ya
Price
Spencer Ya Ya
Sarma Ya Ya
Kemiringan Resultan
Gaya Normal Antar Gaya Geser Antar
Metoda X/E dan Hubungan antar
Irisan (E) Irisan (X)
X-E
Ordinary/Fellenius Tidak Tidak Tidak ada gaya antar irisan
Spencer Ya Ya konstan
Sarma Ya Ya X = c + E tan
Dalam LEM ini faktor keamanan, SF, prinsipnya dihitung dari perbandingan antara
kuat keser tanah f dengan gaya dorong atau perbandingan antara momen tahan (RM)
terhadap momen dorong (DM), sebagaimana ditunjukkan dalam persamaan dibawah ini
Gambar 9 - 12. Peta Gempa 2010 dengan periode ulang 100 tahun
Gambar 9 - 13. Peta Gempa 2010 dengan periode ulang 10.000 tahun
Berda s a rka n ketentua n da ri Kri teri a beba n gempa untuk des a i n bendunga n, ma ka aka n di a mbi l ni l a i percepatan punca k di ba tua n da s a r pa da peri ode ul a ng 100 da n 10000 ta hun
Kh(100) = 0.17 → Menggunakan metode analisis "Koefisien Gempa Termodifikasi"
y/h = 0.25 0.5 0.75 1
K0 =a 2 * Kh = 0.0850 0.0850 0.0850 0.0850
K = 0.173 0.145 0.132 0.119
Kv 0.1155 0.0963 0.0878 0.0793
Kh(10000) = 0.365 → Menggunakan metode analisis "Koefisien Gempa Termodifikasi"
y/h = 0.25 0.5 0.75 1
K0 =a 2 * Kh = 0.1825 0.1825 0.1825 0.1825
K = 0.3718 0.3103 0.2829 0.2555
Kv 0.2479 0.2068 0.1886 0.1703
Depth
gn c' f' cu
m Name Material Model Material Type
+12.20 +5.00 Clay fill 17.65 15.00 25.00 112.50 mohr-coulomb Undrained
+4.00 +2.00 Soft clay 15.50 4.34 17.51 20.25 soft soil model Undrained
Analisis stabilitas lereng dilakukan pada kondisi elevasi eksisting +12.20 dan
kondisi dengan peninggian timbunan pada elevasi +14.75. Skenario 1 adalah memodelkan
dengan geometri sesuai dengan desain awal Bendungan Merancang
6.735
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 14. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=6,735)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation
4.117
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 15. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,5 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=4,117)
3.712
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 16. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=3,712)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation
1.917
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 17. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=1,917)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation
7.130
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 18. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=7,130)
6.363
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 19. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=6,363)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation
7.683
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 20. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=7,683)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation
4.040
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 21. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=4,040)
3.712
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 22. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,712)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation
2.560
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 23. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=2,560)
2.315
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 24. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=2,315)
Elevation
1.254
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 25. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=1,254)
3.804
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 26. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,804)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation
3.208
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 27. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,208)
3.579
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 28. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,579)
1.970
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 29. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=1,970)
2.449
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 30. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,449)
1.788
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 31. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=1,788)
1.619
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 32. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=1,619)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation
0.898
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 33. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=0,898)
2.476
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 34. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,476)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation
2.049
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 35. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,049)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation
2.222
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 36. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,222)
1.241
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 37. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=1,241)
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 38. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3,912)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 2.555 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 39. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,555)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 2.377 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 40. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,377)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 2.155 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 41. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,155)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 3.971 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 42. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3,971)
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 43. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,743)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 3.728 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 44. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3,728)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 2.653 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 45. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,653)
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 46. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2,426)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.783 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 47. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,783)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.519 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 48. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,519)
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 49. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,396)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 2.447 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 50. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2,447)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.853 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 51. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,853)
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 52. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2,198)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.530 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 53. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,530)
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 54. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,689)
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 55. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,326)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.075 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 56. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,075)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 0.994 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 57. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=0,994)
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 58. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,697)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.352 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 59. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,352)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.495 20
Elevation
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 60. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,495)
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 61. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,030)
Dari hasil analisis stabilitas lereng diatas, dapat diresumekan pada tabel dibawah
ini:
OBE MDE
Y/H Statik
k FOS k FOS
Upstream
0.25 7.130 0.173 3.804 0.372 2.476
0.50 6.363 0.145 3.208 0.310 2.049
0.75 7.683 0.132 3.579 0.283 2.222
1.00 4.040 0.119 1.970 0.256 1.241
Downstrea
m
0.25 6.735 0.173 3.712 0.372 2.449
0.50 4.117 0.145 2.560 0.310 1.788
0.75 3.712 0.132 2.315 0.283 1.619
1.00 1.917 0.119 1.254 0.256 0.898
OBE MDE
Y/H Statik
k FOS k FOS
Upstream
0.25 3.971 0.173 2.447 0.372 1.697
0.50 2.743 0.145 1.853 0.310 1.352
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 62. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=11.489)
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 63. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,50 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=5.832)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 4.310 15
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 64. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=4.310)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 2.811 15
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 65. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1,00kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=2.811)
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 66. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian huluY/h=0,25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=7.425)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 4.683 15
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 67. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0,50 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=4.683)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 4.137 15
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 68. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0,75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=4.137)
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 69. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1,00kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=3,880)
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 70. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=5.528)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 3.593 15
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 71. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=3.593 )
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 72. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=2.745)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 1.481 15
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 73. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS= 1.481)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 4.146 15
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 74. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=4.146)
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 75. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=2.928)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 2.614 15
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 76. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=2.614)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 1.745 15
10 10
Elevation
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 77. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=1.745 )
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 78. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=3.204)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 2.404 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 79. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=2.404)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 1.909 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 80. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=1.909)
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 81. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=0.868)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 2.751 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 82. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=2.751)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 2.051 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 83. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=2.051)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 1.775 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 84. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=1.775)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 0.982 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 85. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=0.982)
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 86. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=5.971)
3.255
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 87. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3.255)
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 88. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2.993)
1.867
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 89. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=1.867)
5.471
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 90. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=5.471)
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 91. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3.395)
2.655
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 92. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2.655)
2.261
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 93. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2.261)
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 94. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=3.410)
2.244
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 95. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2.244)
1.749
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 96. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1.749)
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 97. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=0.994)
3.098
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 98. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=3.098)
2.226
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 99. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2.226)
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 100. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1.812)
1.178
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 101. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS= 1.178)
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 102. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=2.285)
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 103. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.656)
1.185
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 104. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.185)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 0.647 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 105. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=0.647)
2.048
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 106. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=2.048)
1.598
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 107. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.598)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 1.329 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 108. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.329)
0.756
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15
10 10
E le v a tio n
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 109. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=0.756)
Dari hasil analisis stabilitas lereng diatas, dapat diresumekan pada tabel dibawah
ini:
OBE MDE
Y/H Statik
k FOS k FOS
Upstream
0.25 7.425 0.173 4.146 0.372 2.751
0.50 4.683 0.145 2.928 0.310 2.051
0.75 4.137 0.132 2.614 0.283 1.775
1.00 3,880 0.119 1.745 0.256 0.982
Downstrea
m
0.25 11.489 0.173 5.528 0.372 3.204
0.50 5.832 0.145 3.593 0.310 2.404
0.75 4.310 0.132 2.745 0.283 1.909
1.00 2.811 0.119 1.481 0.256 0.868
OBE MDE
Y/H Statik
k FOS k FOS
Upstream
0.25 5.471 0.173 3.098 0.372 2.048
0.50 3.395 0.145 2.226 0.310 1.598
0.75 2.655 0.132 1.812 0.283 1.329
1.00 2.261 0.119 1.178 0.256 0.756
Downstream
0.25 5.971 0.173 3.410 0.372 2.285
0.50 3.255 0.145 2.244 0.310 1.656
0.75 2.993 0.132 1.749 0.283 1.185
1.00 1.867 0.119 0.994 0.256 0.647
15 15
10 10
7 .0 9 7 6 e - 0 0 6 m ³ / s e c
5 5
7.11 01e - 0 06 m ³ / se c
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
15 15
10 10
7 .0 9 7 6 e - 0 0 6 m ³ / s e c
5 0.6 0 .4 5
7.11 01e - 0 06 m ³ / se c
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 111. Kontur gradient hidraulik, Iexit pada ujung horizontal drain 0.2 (FKpiping: 1/0.2 = 5)
15 15
6 .005 8 e -006 m ³ / se c
10 10
6 .0131 e -006 m ³ / se c
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
15 15
6 .005 8 e -006 m ³ / se c
10 0 .2
10
6 .0131 e -006 m ³ / se c
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Distance
Gambar 9 - 113. Kontur gradient hidraulik, Iexit pada ujung horizontal drain 0.2 (FKpiping: 1/0.2 = 5)
10 10
2.6514e-006 m ³/sec
Elevation
2.6626e-006 m ³/sec
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
10 10
2.6514e-006 m ³/sec
Elevation
0 .4
2.6626e-006 m ³/sec
0 .2
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 115. Kontur gradient hidraulik, Iexit pada ujung horizontal drain 0.2 (FKpiping: 1/0.2 = 5)
10 10
Elevation
2 .2 3 7 8 e -0 0 6 m³/se c
2.2426e-006 m ³/sec
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
10 10
Elevation
0 .4 0 .2
0. 6
2 .2 3 7 8 e -0 0 6 m³/se c
2.2426e-006 m ³/sec
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Distance
Gambar 9 - 117. Kontur gradient hidraulik, Iexit pada ujung horizontal drain 0.2 (FKpiping: 1/0.2 = 5)
Dari hasil analisis stabilitas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penambahan elevasi timbunan dari elevasi +12.2 menjadi +14.75 mengakibatkan
penurunan factor keamanan pada lereng hilir maupun hulu. Pada kondisi Y/H = 1 skenario
beban gempa MDE (Maximum Design Earthquake), didapatkan factor keamanan kurang
dari 1. Berdasarkan pedoman analisis stabilitas bendungan urugan akibat beban gempa,
maka perlu dilakukan analisis alihan tetap untuk mengetahui deformasi yang terjadi akibat
beban gempa.
Dikarenakan data investigasi pada tanah lunak terakhir dilakukan pada tahun
2012, maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan penyelidikan tanah fondasi untuk
mengetahui peningkatan kekuatan tanah lunak (gain strength) akibat effective stress
timbunan dengan metode uji lapangan khusus tanah lunak seperti:
1. Vane shear test untuk mengetahui kuat geser tak terdrainase pada lapisan fondasi
lunak.
2. Piezocone test untuk mengetahui koefisien konsolidasi lapangan
3. Cone Penetrometer sebagai koreksi ataupun korelasi terhadap 2 tes diatas