Anda di halaman 1dari 67

Laporan Akhir

Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

DAFTAR ISI
BAB IX EVALUASI STABILITAS BENDUNGAN.........................................................2

9.1. PENDAHULUAN........................................................................................

9.1.1. Latar Belakang....................................................................................2

9.1.2. Maksud dan Tujuan.............................................................................2

9.1.3. Lokasi Pekerjaan.................................................................................3

9.1.4. Lingkup Pekerjaan...............................................................................4

9.2. KONDISI GEOLOGI....................................................................................

9.3. INVESTIGASI GEOTEKNIK DAN PENGUJIAN LABORATORIUM....................

9.3.1. Investigasi Geoteknik..........................................................................6

9.3.2. Pengujian Laboratorium....................................................................12

9.4. EVALUASI STABILITAS BENDUNGAN.......................................................

9.4.1. Stabilitas Lereng Bendungan.............................................................16

9.4.2. Stabilitas Rembesan..........................................................................55

9.5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI..........................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar 9 - 1. Lokasi Bendungan Merancang, Kabupaten Berau - Provinsi Kalimantan


Timur....................................................................................................................................12

Gambar 9 - 3. Peta Geologi Daerah Penelitian dan sekitarnya ( P3G, 1995)......................14

Gambar 9 - 4. Potongan Melintang geologi di lereng dan kaki hilir bendungan Utama, hasil
penyelidikan tahun 1997, oleh PT. Gamma Epsilon............................................................16

Gambar 9 - 5. Potongan Melintang geologi di lereng dan kaki hilir bendungan Pembantu,
hasil penyelidikan tahun 1997, oleh PT. Gamma Epsilon...................................................17

Gambar 9 - 6. Penampang melintang geologi di HM 7+50, bendungan Utama..................19

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-1
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 7. Penampang melintang geologi di HM 1+50, bendungan Utama..................19

Gambar 9 - 8. Penampang melintang geologi di HM 1+40, bendungan Pembantu.............20

Gambar 9 - 9. Bentuk Bidang longsor circular....................................................................25

Gambar 9 - 10. Bentuk Bidang longsor non-circular...........................................................25

Gambar 9 - 11. Gaya yang bekerja pada bidang irisan........................................................26

Gambar 9 - 12. Peta Gempa 2010, Pusair............................................................................28

Gambar 9 - 13. Peta Gempa 2010 dengan periode ulang 100 tahun....................................29

Gambar 9 - 14. Peta Gempa 2010 dengan periode ulang 10.000 tahun...............................29

Gambar 9 - 15. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,25 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=6,735)...........................................31

Gambar 9 - 16. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,5 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=4,117)...........................................31

Gambar 9 - 17. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=3,712)...........................................32

Gambar 9 - 18. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=1,917)......................................................32

Gambar 9 - 19. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=7,130)...........................................32

Gambar 9 - 20. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=6,363)...........................................33

Gambar 9 - 21. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=7,683)...........................................33

Gambar 9 - 22. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=4,040)......................................................33

Gambar 9 - 23. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,712)................................34

Gambar 9 - 24. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=2,560)................................34

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-2
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 25. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=2,315)................................34

Gambar 9 - 26. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=1,254)..........................................35

Gambar 9 - 27. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,804)................................35

Gambar 9 - 28. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,208)................................35

Gambar 9 - 29. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,579)................................36

Gambar 9 - 30. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=1,970)..........................................36

Gambar 9 - 31. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,449)...............................36

Gambar 9 - 32. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=1,788)...............................37

Gambar 9 - 33. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=1,619)...............................37

Gambar 9 - 34. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=0,898).........................................37

Gambar 9 - 35. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,476)...............................38

Gambar 9 - 36. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,049)...............................38

Gambar 9 - 37. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,222)...............................38

Gambar 9 - 38. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=1,241).........................................39

Gambar 9 - 39. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3,912)...........................................39

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-3
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 40. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,555)...........................................40

Gambar 9 - 41. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,377)...........................................40

Gambar 9 - 42. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,155)......................................................40

Gambar 9 - 43. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3,971)...........................................40

Gambar 9 - 44. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,743)...........................................41

Gambar 9 - 45. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3,728)...........................................41

Gambar 9 - 46. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,653)......................................................41

Gambar 9 - 47. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2,426)................................42

Gambar 9 - 48. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,783)................................42

Gambar 9 - 49. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,519)................................42

Gambar 9 - 50. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,396)..........................................43

Gambar 9 - 51. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2,447)................................43

Gambar 9 - 52. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,853)................................43

Gambar 9 - 53. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2,198)................................44

Gambar 9 - 54. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,530)..........................................44

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-4
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 55. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,689)...............................44

Gambar 9 - 56. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,326)...............................45

Gambar 9 - 57. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,075)...............................45

Gambar 9 - 58. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=0,994).........................................45

Gambar 9 - 59. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,697)...............................46

Gambar 9 - 60. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,352)...............................46

Gambar 9 - 61. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,495)...............................46

Gambar 9 - 62. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,030).........................................47

Gambar 9 - 63. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,25 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=11.489).........................................48

Gambar 9 - 64. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,50 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=5.832)...........................................49

Gambar 9 - 65. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=4.310)...........................................49

Gambar 9 - 66. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1,00kondisi


aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=2.811)...........................................49

Gambar 9 - 67. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian huluY/h=0,25 kondisi


aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=7.425)...........................................50

Gambar 9 - 68. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0,50 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=4.683)...........................................50

Gambar 9 - 69. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0,75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=4.137)...........................................50

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-5
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 70. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1,00kondisi


aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=3,880)...........................................51

Gambar 9 - 71. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=5.528)................................51

Gambar 9 - 72. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=3.593 )...............................51

Gambar 9 - 73. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=2.745)................................52

Gambar 9 - 74. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS= 1.481).........................................52

Gambar 9 - 75. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=4.146)................................52

Gambar 9 - 76. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=2.928)................................53

Gambar 9 - 77. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=2.614)................................53

Gambar 9 - 78. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=1.745 ).........................................53

Gambar 9 - 79. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=3.204)...............................54

Gambar 9 - 80. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=2.404)...............................54

Gambar 9 - 81. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=1.909)...............................54

Gambar 9 - 82. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=0.868).........................................55

Gambar 9 - 83. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=2.751)...............................55

Gambar 9 - 84. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=2.051)...............................55

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-6
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 85. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=1.775)...............................56

Gambar 9 - 86. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=0.982).........................................56

Gambar 9 - 87. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=5.971)...........................................56

Gambar 9 - 88. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3.255)...........................................56

Gambar 9 - 89. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2.993)...........................................57

Gambar 9 - 90. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=1.867)......................................................57

Gambar 9 - 91. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=5.471)...........................................57

Gambar 9 - 92. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3.395)...........................................58

Gambar 9 - 93. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2.655)...........................................58

Gambar 9 - 94. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2.261)......................................................58

Gambar 9 - 95. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=3.410)................................59

Gambar 9 - 96. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2.244)................................59

Gambar 9 - 97. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1.749)................................59

Gambar 9 - 98. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=0.994)..........................................60

Gambar 9 - 99. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=3.098)................................60

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-7
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 100. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2.226)................................60

Gambar 9 - 101. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1.812)................................61

Gambar 9 - 102. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS= 1.178)...............................61

Gambar 9 - 103. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=2.285)...............................61

Gambar 9 - 104. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.656)...............................62

Gambar 9 - 105. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.185)...............................62

Gambar 9 - 106. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=0.647)...............................62

Gambar 9 - 107. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=2.048)...............................63

Gambar 9 - 108. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.598)...............................63

Gambar 9 - 109. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.329)...............................63

Gambar 9 - 110. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi
aliran langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=0.756)...............................63

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-8
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

BAB IX EVALUASI STABILITAS BENDUNGAN

9.1. PENDAHULUAN

9.4.1. Latar Belakang

Dalam rangka Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan Merancang, perlu


dilakukan suatu analisis stabilitas Bendungan. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa
Bendungan dalam kondisi aman terhadap stabilitas lereng statis maupun kondisi beban
gempa dan aman terhadap stabilitas rembesan (piping).

Bendungan Merancang termasuk dalam kriteria bendungan besar menurut


Peraturan Pemerintah no. 37 tahun 2010 tentang bendungan. Meskipun tinggi bendungan
dibawah 10.00 m namun volume waduk Merancang mencapai lebih kurang 9.78 juta m 3
dan disamping itu bendungan berdiri diatas fondasi tanah lunak.

Bendungan Merancang dibangun diatas tanah lunak yang mempunyai nilai


kompresibilitas yang tinggi. Pada awal pembangunan bendungan, terjadi longsoran pada
tanggul yang kemungkinan diakibatkan oleh perbedaan penurunan pada fondasi tanah
lunak. Metode perbaikan fondasi pada bendungan ini adalah dengan menggunakan
prefabricated vertical drain (PVD) yang berfungsi untuk mempercepat proses konsolidasi
pada tanah fondasi.

Berdasarkan hasil kajian Special Study yang telah dilakukan pada tahun 2012,
diperlukan upaya peninggian elevasi bendungan sampai dengan elevasi + 14.75 untuk
meningkatkan keamanan bendungan pada skenario banjir. Untuk melakukan penambahan
timbunan pada bendungan, perlu dilakukan suatu kajian terhadap keamanan bendungan.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah evaluasi stabilitas lereng dan stabilitas
rembesan bendungan pada kondisi eksisting (elv. +12.2) dan pada kondisi rencana
peninggian timbunan sampai elevasi +14.75.

9.4.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan Merancang
dari aspek stabilitas bendungan adalah melakukan analisa stabilitas lereng dan stabilitas

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-9
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

rembesan Bendungan Merancang berdasarkan hasil investigasi geoteknik dan geologi yang
dilaksanakan oleh PT Gamma Epsion pada tahun 1997 dan Penyelidikan oleh PT Indra
Karya tahun 2012.

9.4.3. Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan studi terletak di sungai Selubuk di Desa Merancang Kecamatan


Gunung Tabur Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur. Sungai Selubuk merupakan
anak sungai Lati yang menjadi bagian dari Wilayah Sungai Berau. Bendungan Merancang
I (utama) terletak pada koordinat geografis 20 13’ 48” LU–117 040’20” BT, sedang
bendungan Merancang II (pembantu) terletak pada koordinat geografis 20 13’33” LU– 117
040’58,6” BT. Lokasi bendungan Merancang disajikan pada Gambar 9 – 1.

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-10
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 1. Lokasi Bendungan Merancang, Kabupaten Berau - Provinsi Kalimantan Timur.

9.4.4. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan dalam studi ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data primer dan sekunder Bendungan Merancang dari Special


Study tahun 2012, data investigasi geoteknik/geologi tahun 1997, dan penentuan
koefisien gempa pada lokasi bendungan sesuai dengan peta gempa 2010.
2. Analisis Rembesan
3. Analisis Stabilitas Lereng Statik
4. Analisis Stabilitas Lereng dengan Gempa OBE

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-11
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

5. Analisis Stabilitas LEreng dengan Gempa MDE

9.2. KONDISI GEOLOGI

Data penyelidikan geoteknik/geologi dalam rangka Kajian Kesiapan Rehabilitasi


Fisik Bendungan Merancang adalah menggunakan data investigasi yang pernah dilakukan
oleh PT. Gamma Epsilon pada tahun 1997 dan PT. Indra Karya pada tahun 2012 (Special
Study).

Penjelasan mengenai geologi regional di daerah ini berasal dari hasil pekerjaan
Survei, Investigasi dan Review Desain Bendungan Merancang oleh PT. Gamma Epsilon
tahun 1997, demikian pula kondisi stratigrafi yang diperoleh pada tahun 1997 disampaikan
pula sebagai pembanding data kondisi geologi yang diperoleh pada tahun 2012.

Daerah Bendungan Merancang dan sekitarnya memiliki ciri morfologi berupa


perbukitan bergelombang dengan kemiringan lereng landai sampai agak terjal (5° - 20°).
Permukaan tanahnya telah mengalami tingkat pelapukan dan erosi yang tinggi sehingga
relief permukaannya cukup halus.

Disamping itu kondisi litologinya terdiri dari batu lempung dan batupasir serta
batulanau, yang merupakan batuan relative lunak sehingga lereng yang tinggi ataupun
tebing yang terjal tidak ditemukan di daerah ini. Banyak ditemukan dataran dan perbukitan
bergelombang lemah.

Penjelasan mengenai geologi regional daerah sekitar waduk Merancang diambil peta
geologi lembar Tanjung Redep, Kalimantan skala 1 : 250.000 oleh R.I. Situmorang dan
Burhan, (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1995), seperti ditunjukkan pada
Peta Geologi gambar 9 – 2.

Berdasarkan peta geologi regional, batuan dasar daerah waduk Merancang dan
sekitarnya berada pada formasi Latih (Tml), yang berabatasan dengan formasi Domaring
(Tmpd). Formasi Latih melampar pada sisi barat, sedang formasi Domaring yang
menempati bagaian timurnya. Batas antara Foramsi Latih dan formasi Domaring berupa
kontak sesar.

Formasi Latih (Tml) terdiri atas batu pasir kwarsa, batulempung, batulanau dan
batubara di bagian atas, bersisipan serpih pasiran dan batu gamping di bagian bawah,

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-12
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

berumur Miosen Awal sampai Miosen Tengah. Fomasi Domaring (Tmpd) tersusun oleh
batugamping terumbu, batugamping kapuran, napal danm sisipan batubara muda.

Di atas batuan dasar formasi Latih dan Domaring, sebagai dasar waduk Merancang
adalah adalah endapan aluvial (Qa) yang tersusun oleh lumpur, lanau, pasir, kerikil dan
gambut yang tebalnya mencapai 40 m.

Gambar 9 - 2. Peta Geologi Daerah Penelitian dan sekitarnya ( P3G, 1995)

Formasi-formasi batuan yang melampar di sekitar daerah bendungan Merancang


adalah formasi Birang (Tomb), formasi Tabalar (Teol) dan formasi Sajau (Tqps).

Formasi Birang (Tomb) memiliki ciri berupa perselingan antara batu pasir kwarsa,
batu lempung lanauan dan batu serpih dengan sisipan napal, batu gamping dan tufa di
bagian atas dan perselingan napal, rijang, konglomerat, batupasir kwarsa dan batu gamping
di bagian bawah. Formasi Tabalar (Teol) yang tersusun oleh napal abu-abu, batupasir,
serpih sisipan batugamping dan konglomerat alas. Formasi Sajau (Tqps) tersusun oleh
perselingan batulempung, batulanau, batupasir, konglomerat, dengan sisipan batubara,
mengandung moluska, kuarsit dan moluska.

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-13
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Di daerah ini diduga telah terjadi empat kali tektonik. Setelah kegiatan tektonik
kedua Formasi Birang diendapkan pada bagian tengah dan timur lembar. Juga terjadi
kegiatan gunung api membentuk satuan gunung api Jelari di bagian barat lembar.
Pengendapan Formasi Birang diikuti pengendapan formasi Latih di bagian selatan lembar
yaitu daerah Teluk Bayur dan sekitarnya.

9.3. INVESTIGASI GEOTEKNIK DAN PENGUJIAN LABORATORIUM

9.3.1. Investigasi Geoteknik

Kondisi stratigrafi yang disampaikan disini adalah kondisi hasil penyelidikan


geologi yang dilaksanakan oleh PT Gamma Epsion pada tahun 1997 dan Penyelidikan oleh
PT Indra Karya tahun 2012.

1. Bagian Hilir Bendungan Utama, Hasil Temuan pada tahun 1997


Bedasarkan data penyelidikan yang dilakukan pada tahun 1997, maka kondisi
geologi bagian hilir bendungan utama berupa:
- Di bagian atas adalah lapisan gambut, berwarna hitam, sangat lembek, dengan
kandungan material organik yang tinggi. Tebal lapisan 2.40 m sampai 2.50 m
dari permukaan tanah dengan permeabilitas rendah k = 1.27 x 10 -7 cm /s.
- Dibawah lapisan gambut adalah lempung berwarna hitam, bersifat lembek
hingga sangat lembek, pada kedalaman 2.4 m sampai dengan 17.40 m dibawah
permukaan tanah, plastisitas tinggi serta kelulusan air rendah. Dengan nilai SPT
= 1sampai 2 pukulan per 30 cm.
- Lapisan paling bawah yang diidentifikasi dari pemboran adalah batulempung
pasiran berwarna coklat pucat dan batu lempung berwarna hitam. Lapisan batu
lempung pasiran bersifat agak lembek, sedangkan batu lempung hitam bersifat
kaku dan keras serta tingkat kelulusan air rendah. Penyebaran batulempung
pasiran berwarna coklat kearah hilir bendungan utama. Nilai N SPT = 15
pukulan per 30 cm, permeabilitas nya rendah (k = 3.53 x 10 -6 cm/s)
- Hasil Vane Shear Test menunjukkan kekuatan geser lapisan ini 0.027 kg / cm 2
sampai 0.266 kg/cm2.

2. Bagian Hulu Bendungan Pembantu ( II ) , Temuan pada tahun 1997


Kondisi bagian hulu bendungan pembantu atau tanggul II hasil penyelidikan tahun
1997 sebagai berikut:

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-14
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

- Pada bekas lembah, bagian atas pada umumnya ditutupi gambut berwarna
hitam, sangat lembek, plastisitas tinggi, porositas rendah. Bagian permukaan
terdiri dari lapisan gambut berwarna hitam yang mengandung material organik
tinggi. Kedalaman lapisan 1.20 m sampai 2.00 m, dibawah permukaan tanah
dengan qc= 1-4 kg/cm2.
- Dibawah lapisan gambut terdapat lempung berwarna abu-abu sampai hitam,
sangat lembek, plastisitas tinggi, porositas rendah. Kedalaman lapisan ini mulai
1.30 m sampai 30.80 m dari permukaan tanah. Nilai N SPT berkisar antara 1
sampai 3 pukulan per 30 cm (qc= 5 - 95 kg/cm 2), nilai permeabilitas nya (k)
berkisar antara 2.10 x 10-6 cm/s sampai 3.23.x 10-7 cm/s.
- Proses endapannya diperkirakan endapan lembah dan rawa-rawa dari suatu
lingkungan delta.
- Bagian paling bawah yang diidentifikasi dari hasil pemboran adalah batu
lempung berwarna abu-abu sampai hitam, mempunyai sifat plastisitas sedang
dan konsistensi keras. Nilai N SPT 12 sampai lebih dari 50 pukulan per 30 cm
(qc= 110 sampai > 250 kg/cm 2) dengan kedalaman lebih dari 30.80 mdari
permukaan tanah. Permeabilitas rendah K = 2.32 x 10-7 sampai 5.52 x 10-6 cm/s.

Gambar 9 - 3. Potongan Melintang geologi di lereng dan kaki hilir bendungan Utama, hasil
penyelidikan tahun 1997, oleh PT. Gamma Epsilon

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-15
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 4. Potongan Melintang geologi di lereng dan kaki hilir bendungan Pembantu, hasil
penyelidikan tahun 1997, oleh PT. Gamma Epsilon

3. Kondisi Stratigrafi Bendungan Utama dan Pembantu Hasil Penyelidikan Tahun 2012
a. Bendungan Utama
- Bagian puncak bendungan utama adalah tanah timbunan yang berupa lempung
pasir kerakal dan lempung lanauan dengan kedalaman 0.50 m sampai 6.50 m
dari permukaan tanah dengan nilai N SPT 25 – 29. Sedang pada kedalaman
6.50 m samapi 8.50 m berupa lempung lanauan plastisitas rendah dengan nila
N= 5.
- Di bagian paling bawah tanah timbunan berupa urugan pasir abu-abu
kecoklatan, pasir lepas, pasir halus – sedang dan kelembaban tinggi. Lapisan
pasir ini diperkirakan berfungsi sebagai drainasi yang mengalirkan rembesan
dari fondasi maupun dari urugan. Nilai N SPT berkisar dari 4 sampai 6, dengan
kedalaman 12.50 m sampai 20.00 m dari puncak bendungan.
- Dibawah lapisan tanah timbunan adalah tanah dasar (endapan rawa) pada
kedalaman 12.50 sampai 20.00 m berupa lempung abu-abu gelap plastisitas
sedang – tinggi, kelembaban tinggi dengan nilai N SPT = 5.
- Pada kedalaman 20.00 m sampai 32.50 m masih tanah dasar yang berupa
lempung abu-abu gelap, lunak-teguh dengan kelembaban tinggi. Nilai N SPT
berkisar dari 7 sampai 10.
- Pada kedalaman 32.50m sampai 35.00 m berupa pasir lempungan , abu-abu
kehitaman terdapat organik berupa karbon warna hitam, padat sedang, pasir
halus sedang kelembaban tinggi – basah.

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-16
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

b. Berm Hilir
- Berm pada sta 7+50 dengan elevasi muka tanah sekitar + 9.00, ketebalan tanah
timbunan di berm sekitar 4.50 m berupa lempung lanauan, dan lempung
pasiran dengan N SPT = 6, sedang di bagian bawah dengan tebal 2.00 m adalah
pasir lempungan dengan angka N SPT = 28.
- Dibawah tanah timbunan adalah tanah dasar berupa lempung pada kedalaman
4.50 m sampai 30.00 m dengan nilai N SPT berkisar dari 4 sampai 13. Sedang
pada kedalaman dibawah 30.00 m sampai 35.00 m berupa pasir lempungan
abu-abu kehitaman lepas padat terdapat organic berupa karbon dengan nilai N
SPT antara 16 sampai 30.
c. Bendungan Pembantu
- Di bagian atas adalah tanah timbunan yang berupa lempung pasiran coklat
kekuningan, teguh non plastis, pada kedalaman 0.50 m sampai 6.00 m dari
permukaan tanah dengan nilai N SPT 7 – 8 . Sedang pada kedalaman 6.00 m
sampai 10.00 m berupa pasir lempungan abu-abu pasir halus – sedang
kelembaban tinggi. Nilai N SPT antara 7 - 8.
- Tanah dasar berada pada kedalaman 10.00 m - 20.00 m berupa lempung abu-
abu, plastisitas sedang, teguh – sangat kaku, kelembaban tinggi. Nilai N SPT
antara 5 sampai 18.
- Pada kedalaman 20.00 sampai 25.00 m dijumpai lempung abu-abu dengan
plastisitas sedang, teguh – sangat kaku dengan nilai N SPT 7 – 8.
- Pada kedalaman dibawah 25.00 m di jumpai lempung organic, plastisitas
rendah, organic berupa karbon / arang warna hitam dengan N SPT dari 10
sampai 27 di kedalaman 34.00 m.

Berdasarkan hasil pengeboran yang telah dilakukan dapat diperoleh penampang


melintang geologi di bendungan utama maupun bendungan pembantu, yang dapat
diperiksa pada Gambar 9 - 5 dan Gambar 9 - 6 untuk bendungan utama pada HM 7+50 dan
HM 1+50 dan Gambar 9 - 7untuk bendungan pembantu di HM 1+40.

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-17
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 5. Penampang melintang geologi di HM 7+50, bendungan Utama

Gambar 9 - 6. Penampang melintang geologi di HM 1+50, bendungan Utama

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-18
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 7. Penampang melintang geologi di HM 1+40, bendungan Pembantu

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-19
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

9.3.2. Pengujian Laboratorium

Hasil uji laboratorium dari sampel tak terganggu yang diambil dari pemboran di bendungan utama dan bendungan pembantu dapat dilihat
pada table 9 – 1 dibawah ini

Tabel 9 - 1. Resume Hasil Pengujian Laboratorium

PT. Gamma Epsilon, 1997 PT. Indra Karya (Persero), 2012

1. Bendungan Utama 1. Bendungan Utama


a. Bagian Puncak
- Kondisi Geologi
0.5 – 6.5 m : Tanah timbunan berupa lempung, pasir, kerakal dan lempung
lanauan, keras
6.5 – 8.5 m : Lempung lanauan, lunak
8.5 – 20.0 m : Pasir halus – sedang, loos
20.0 – 32.5 m : Tanah dasar berupa lempung berwarna abu-abu gelap, teguh –
sangat teguh
32.5 – 35.0 m : Tanah dasar berupa pasir lempungan berwarna abu-abu
kehitaman
- Daya dukung dari SPT
0.5 – 6.5 m : 25 – 29 pukulan
6.5 – 8.5 m : 5 pukulan
8.5 – 20.0 m : 4 – 6 pukulan
20.0 – 32.5 m : 7 – 10 pukulan
- Daya dukung dari sondir (keyakinannya diragukan, hasilnya berbanding
terbalik dengan dari hasil bor kedalaman >6.5 m semakin lunak)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-20
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

0.5 – 6.5 m : 30 kg/cm2


6.5 – 8.5 m : 30 – 150 kg/cm2
8.5 – 20.0 m : >150 kg/cm2
- Permeabilitas lapangan
0.5 – 8.5 m : k = 4.2 x 10-5 cm/dt
8.5 – 20.0 m : k = 4.13 x 10-5 cm/dt
20.0 – 35.0 m : k = 2.18 x 10-5 cm/dt – 4.6 x 10-7 cm/dt
- Hasil Laboratorium
Rata-rata n = 1.765 kg/m3, Gs = 2.59, IP = 67.88, CH
Tanah Timbunan C’ = 69.37 kN/cm2 ’ = 28.86, CC = 0.21
Tanah pondasi C’ = 4.335 kN/cm2 ’ = 17.505, CC = 0.409
a. Bagian Hilir b. Bagian Berm Hilir
- Kondisi Geologi - Kondisi Geologi
0.0 – 2.4 m : Lapisan gambut berwarna hitam, 0.0 – 2.5 m : Tanah timbunan berupa lempung lanauan dan lempung pasiran,
sangat lembek teguh
2.4 – 6.0 m : Lapisan lumpur
6.0 - 17.4 m : Lapisan lempung berwarna hitam, 2.5 – 4.5 m : Tanah timbunan berupa pasir lempungan, sedang
sangat lembek
17.4 – 35.0 m : Batu lempung pasiran berwarna 4.5 – 30.0 m : Tanah dasar berupa lempung, teguh – sangat teguh
cokelat pucat, agak lembek dan batulempung
30.0 – 35 m : Tanah dasar berupa pasir lempungan berwarna abu-abu
berwarna hitam, kaku - keras kehitaman, sedang
- Daya dukung dari SPT - Daya dukung dari SPT
0.0 – 2.4 m : 0.5 – 2.5 m : 6
2.4 – 17.4 m : 1 – 2 2.5 – 4.5 m : 28
17.4 – 35.0 m : 15 4.5 – 30.0 m : 4 – 13
- Daya dukung dari Vane Shear 30.0 – 35 m : 16 – 30
2.4 m : 0.027 kg/cm2

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-21
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

17.4 m : 0.266 kg/cm2


- Daya dukung dari sondir - Daya dukung dari sondir (keyakinannya diragukan, hasilnya berbanding
terbalik dengan dari hasil bor kedalaman >4 m semakin lunak)
0.0 – 2.4 m : 1 – 4 kg/cm2
2.4 – 20.0 m : 2 – 95 kg/cm2 0.5 – 4.0 m : 50 kg/cm2
> 20.0 m : 110 - >250 kg/cm2 4.0 – 6.0 m : 50 – 150 kg/cm2
6.0 m : >150 kg/cm2
- Permeabilitas lapangan - Permeabilitas lapangan
0.0 – 2.4 m : k = 1.27 x 10-7 cm/dt 0.0 – 4.5 m : k = 2.78 x 10-6 cm/dt
- 8.5 – 35.0 m : k = 2.39 x 10-5 cm/dt – 2.35 x 10-6 cm/dt
17.4 – 35.0 m : k = 3.53 x 10-6 cm/dt
n = 1.5-1.94 t/m3, Gs = 2.6, IP = 37.64-47.98, - Hasil Laboratorium
C = 1.1 – 3.4 kN/m2,  = 9 – 26.4 C’ = 1.2 –
n = 1.51 - 1.63 kg/m3, Gs = 2.58 - 2.59, IP = 73.1 - 75, CH
3.4 kN/m ’ = 19.3 - 33.4, CC = 0.23 – 0.83
2
C = 6.55 - 11.55 kN/m2,  = 10.35 - 14.36, C’ = 5.49 - 9.69 kN/m2, ’ = 19.16
- 14.85, CC = 0.529 – 0.623
1. Bendungan Pembantu 2. Bendungan Pembantu
Bagian Hulu - Kondisi Geologi
- Kondisi Geologi
0.0 – 6.0 m : Tanah timbunan berupa lempung pasiran, teguh
0.0 – 1.3 m : Lapisan gambut berwarna hitam, 6.0 – 10.0 m : Berupa pasir halus - sedang, loos
sangat lembek 10 – 20.0 m : Tanah dasar berupa lempung, teguh – sangat teguh
1.3 – 30.8 m : Lapisan lempung berwarna hitam, 20.0 – 25 m : Tanah dasar berupa lempungan berwarna abu-abu, teguh
sangat lembek 25 – 35 m : Lempung organik, hitam, sangat teguh - keras
>30.8 m : Batu lempung berwarna abu-abu
sampai hitam, keras
- Daya dukung dari SPT - Daya dukung dari SPT
0.0 – 1.3 m :
1.3 – 30.8 m : 1 – 3 0.0 – 10.0 m : 7 - 8
>30.8 m : 12 – 50 10 – 20 m : 5 – 18
20 – 25.0 m : 7 – 8

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-22
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

25.0 – 35 m : 10 – 27
- Daya dukung dari sondir - Daya dukung dari sondir (keyakinannya diragukan, hasilnya berbanding
terbalik dengan dari hasil bor hingga kedalaman 25 m masih lunak)
0.0 – 1.3 m : 1 – 4 kg/cm2
1.3 – 30.8 m : 5 – 95 kg/cm2 0.0 – 6.0 m : 10 – 26 kg/cm2
> 30.8 m : 110 - >250 kg/cm2 6.0 – 12.0 m : 26 – 150 kg/cm2
12.0 m : >150 kg/cm2
- Permeabilitas lapangan - Permeabilitas lapangan
1.3 – 30.8 m : k = 2.10 x 10-6 cm/dt – 3.23 x 10-7 0.0 – 6.0 m : k = 2.25 x 10-4 1.55 x 10-5 cm/dt
cm/dt 6.0 – 35.0 m : k = 2.1 x 10-6 cm/dt – 1.0 x 10-6 cm/dt
>30.8 m : k = 5.52 x 10-6 cm/dt – 2.32 x 10-7
cm/dt
- Hasil Laboratorium - Hasil Laboratorium
n = 1.54-1.63 t/m3, Gs = 2.45-2.67, IP = 32.34- Rata-rata n = 1.6290 kg/m3, Gs = 2.5931, IP = 71.723, CH
49.57, Tanah Timbunan C’ = 57.25 kN/cm2 ’ = 29.62, Cc = 0.266
- C = 1.1 kN/m2,  = 8.6 – 13.6 C’ = 0.9 – 1.0 Tanah pondasi C’ = 5.463 kN/cm2 ’ = 18.907, CC = 0.608
kN/m2 ’ = 15.0 - 22.4, CC = 0.35 – 0.75

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-23
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

9.4. EVALUASI STABILITAS BENDUNGAN

9.4.1. Stabilitas Lereng Bendungan

Analisis stabilitas Bendungan Merancang dilakukan berdasarkan Pedoman


Stabilitas Bendungan Tipe Urugan Akibat Beban Gempa (Pd T-14-2004-A). Parameter
tanah yang digunakan dalam analisis didapatkan dari hasil investigasi geoteknik terdahulu
dan diambil nilai tengahnya. Dalam perhitungan stabilitas, tekanan air pori berdasarkan
hasil perhitungan Seep/W disesuaikan dengan hasil bacaan tekanan air pori dari pisometer.
Beban gempa yang digunakan adalah berdasarkan Peta Gempa 2010. Dengan pengambilan
periode ulang berdasarkan kelas resiko bendungan.

Metode analisis yang digunakan dalam perhitungan stabilitas lereng adalah


menggunakan metode kesetimbangan batas/Limit Equilibrium (LEM). LEM adalah
metode yang menggunakan prinsip kesetimbangan gaya. Metoda analisis ini pertama-tama
mengasumsikan bidang kelongsoran yang dapat terjadi. Terdapat dua asumsi bidang
kelongsoran yaitu: bidang kelongsoran berbentuk circular dan bidang kelongsoran yang
diasumsikan berbentuk non-circular (bisa juga planar).

Gambar 9 - 8. Bentuk Bidang longsor circular

Gambar 9 - 9. Bentuk Bidang longsor non-circular

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-24
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 10. Gaya yang bekerja pada bidang irisan

Perhitungan dengan membagi tanah yang berada dalam bidang longsor dalam
irisan-irisan sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 9 - 8 hingga Gambar 9 - 9, oleh
karena itu metoda ini dikenal juga dengan nama metoda irisan (method of slice). Gambar 9
- 10 menggambarkan massa tanah dan gaya-gaya yang berkerja pada bidang irisan.
Berbagai solusi yang berbeda untuk metode irisan ini telah dikembangkan selama
bertahun-tahun, dimulai dari Fellenius, Taylor, Bishop, Morgenstern-Price hingga Sarma
dan lainnya. Perbedaan antara cara yang satu dengan yang lain tergantung pada persamaan
kesetimbangan batas dan asumsi gaya kekuatan antar irisan (interslice force) yang
diperhitungkan.

Fellenius merupakan orang pertama yang mempublikasikan metoda irisan ini dan
merupakan cara yang paling sederhana. Pada cara Fellenius semua gaya antar irisan
diabaikan dan hanya memperhitungkan kesetimbangan momen. Bishop kemudian
mengembangkan cara yang lebih komplek dengan memasukkan gaya yang bekerja di
sekitar bidang irisan, namun tetap melakukan perhitungan dengan kesetimbangan momen.
Bishop juga mengeluarkan cara yang dikenal dengan nama Metode Bishop Sederhana
(Simplified Bishop Method) dimana gaya normal antar irisan diperhitungkan tetapi gaya
geser antar irisan diabaikan. Janbu mengembangkan metoda yang mirip dengan metoda
sederhana Bishop. Perbedaannya adalah metoda Janbu diturunkan dari kestimbangan gaya
horizontal. Tabel 9 - 2 dan 9 - 3 menunjukkan perbedaan abtar metoda yang dikenal dalam
LEM.

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-25
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Tabel 9 - 2. Kesetimbangan yang diperhitungkan pada masing-masing metoda

Kesetimbangan Kesetimbangan
Metoda
Momen Gaya
Ordinary/
Ya Tidak
Fellenius
Janbu's Simplified Ya Tidak
Bishop's
Tidak Ya
Simplified
Morgenstern-
Ya Ya
Price
Spencer Ya Ya
Sarma Ya Ya

Tabel 9 - 3. Gaya antar irisan yang bekerja pada masing-masing metoda

Kemiringan Resultan
Gaya Normal Antar Gaya Geser Antar
Metoda X/E dan Hubungan antar
Irisan (E) Irisan (X)
X-E
Ordinary/Fellenius Tidak Tidak Tidak ada gaya antar irisan

Janbu's Simplified Ya Tidak Horizontal

Bishop's Simplified Ya Tidak Horizontal

Morgenstern-Price Ya Ya Variablel; user function

Spencer Ya Ya konstan

Sarma Ya Ya X = c + E tan

Dalam LEM ini faktor keamanan, SF, prinsipnya dihitung dari perbandingan antara
kuat keser tanah f dengan gaya dorong  atau perbandingan antara momen tahan (RM)
terhadap momen dorong (DM), sebagaimana ditunjukkan dalam persamaan dibawah ini

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-26
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Tabel 9 - 4. Kriteria Faktor Risiko Untuk Evaluasi Keamanan Bendungan

Tabel 9 - 5. Kelas Risiko Bendungan Dan Bangunan Air

DATA UMUM BENDUNGAN MERANCANG ANGKA BOBOT


1 Kapasitas Tampungan = 9.78.E+06 m3 (FRk ) = 4
2 Tinggi Bendungan terhadap D. Galian = 8 m (FRt) = 0
3 Kebutuhan Evakuasi = > 1000 orang (FRe) = 12
4 Tingkat Kerusakan Hilir = Sangat tinggi (FRh) = 12
FRtot = 28
Kelas Risiko = Tinggi (III)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-27
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 11. Peta Gempa 2010, Pusair

Gambar 9 - 12. Peta Gempa 2010 dengan periode ulang 100 tahun

Gambar 9 - 13. Peta Gempa 2010 dengan periode ulang 10.000 tahun

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-28
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Tabel 9 - 6. Resume nilai PGA Bendungan Merancang

Jenis Tanah 100 Tahun 10000 Tahun

PBA FPGA PSA PBA FPGA PSA

Batuan 0.068 1.000 0.068 0.380 1.000 0.380

Tanah Keras 0.068 1.200 0.082 0.380 1.020 0.388

Tanah Sedang 0.068 1.600 0.109 0.380 1.120 0.426

Tanah Lunak 0.068 2.500 0.170 0.380 0.960 0.365

Berda s a rka n ketentua n da ri Kri teri a beba n gempa untuk des a i n bendunga n, ma ka aka n di a mbi l ni l a i percepatan punca k di ba tua n da s a r pa da peri ode ul a ng 100 da n 10000 ta hun
Kh(100) = 0.17 → Menggunakan metode analisis "Koefisien Gempa Termodifikasi"
y/h = 0.25 0.5 0.75 1
K0 =a 2 * Kh = 0.0850 0.0850 0.0850 0.0850
K = 0.173 0.145 0.132 0.119
Kv 0.1155 0.0963 0.0878 0.0793
Kh(10000) = 0.365 → Menggunakan metode analisis "Koefisien Gempa Termodifikasi"
y/h = 0.25 0.5 0.75 1
K0 =a 2 * Kh = 0.1825 0.1825 0.1825 0.1825
K = 0.3718 0.3103 0.2829 0.2555
Kv 0.2479 0.2068 0.1886 0.1703

Berdasarkan hasil investigasi geoteknik/geologi oleh PT Indra Karya (2012) dan


membandingkan dengan hasil investigasi geoteknik/geologi oleh PT Gamma Epsilon
(1997), parameter tanah pada fondasi bendungan telah mengalami gain strength. Parameter
yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah seperti tabel di bawah.

Tabel 9 - 7. Parameter Desain Bendungan Merancang

Depth
gn c' f' cu
m Name Material Model Material Type

from to kN/m3 kPa ° kPa

+12.20 +5.00 Clay fill 17.65 15.00 25.00 112.50 mohr-coulomb Undrained

+5.00 +4.00 Drain 19.00 - 40.00 - mohr-coulomb Drained

+4.00 +2.00 Soft clay 15.50 4.34 17.51 20.25 soft soil model Undrained

+2.00 -1.00 Loose sand 16.00 1.00 30.00 - mohr-coulomb Drained

-1.00 -10.00 Medium clay 17.00 - - 25.00 mohr-coulomb Undrained

-10.00 -26.00 Stiff clay 17.00 - - 63.00 mohr-coulomb Undrained

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-29
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Analisis stabilitas lereng dilakukan pada kondisi elevasi eksisting +12.20 dan
kondisi dengan peninggian timbunan pada elevasi +14.75. Skenario 1 adalah memodelkan
dengan geometri sesuai dengan desain awal Bendungan Merancang

1. STATIC el. +12.20


-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

6.735
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 14. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=6,735)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

4.117
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 15. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,5 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=4,117)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-30
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

3.712
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 16. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=3,712)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

1.917
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 17. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=1,917)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

7.130
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 18. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=7,130)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-31
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

6.363
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 19. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=6,363)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

7.683
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 20. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=7,683)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

4.040
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 21. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.00 (FS=4,040)

2. OBE el. +12.00

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-32
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

3.712
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 22. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,712)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

2.560
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 23. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=2,560)

-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90


25 25
20 20
Elevation

2.315
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 24. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=2,315)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-33
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20

Elevation
1.254
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 25. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=1,254)

-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90


25 25
20 20
Elevation

3.804
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 26. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,804)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

3.208
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 27. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,208)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-34
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

3.579
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 28. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=3,579)

-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90


25 25
20 20
Elevation

1.970
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 29. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.00 (FS=1,970)

3. MDE el. +12.00


-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

2.449
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 30. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,449)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-35
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

1.788
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 31. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=1,788)

-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90


25 25
20 20
Elevation

1.619
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 32. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=1,619)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

0.898
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 33. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=0,898)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-36
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

2.476
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 34. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,476)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

2.049
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 35. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,049)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

2.222
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 36. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=2,222)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-37
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

1.241
15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 37. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.00 (FS=1,241)

4. STATIC el. +14.75


-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 3.912 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 38. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3,912)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 2.555 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-38
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 39. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi
aliran langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,555)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 2.377 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 40. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,377)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 2.155 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 41. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,155)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 3.971 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 42. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3,971)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-39
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 2.743 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 43. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,743)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 3.728 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 44. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3,728)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 2.653 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 45. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2,653)

5. OBE el. +14.75

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-40
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 2.426 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 46. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2,426)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.783 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 47. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,783)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.519 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 48. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,519)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-41
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.396 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 49. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,396)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 2.447 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 50. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2,447)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.853 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 51. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,853)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-42
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 2.198 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 52. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2,198)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.530 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 53. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1,530)

6. MDE el. +14.75


-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.689 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 54. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,689)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-43
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.326 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 55. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,326)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.075 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 56. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,075)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 0.994 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 57. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=0,994)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-44
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.697 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 58. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,697)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.352 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 59. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,352)
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.495 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 60. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,495)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-45
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 1.030 20
Elevation

15 15
10 10
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 61. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1,030)

Dari hasil analisis stabilitas lereng diatas, dapat diresumekan pada tabel dibawah
ini:

Tabel 9 - 8. Resume Stabilitas Lereng Eksisting (elv. +12.20)

OBE MDE
Y/H Statik
k FOS k FOS
Upstream          
0.25 7.130 0.173 3.804 0.372 2.476
0.50 6.363 0.145 3.208 0.310 2.049
0.75 7.683 0.132 3.579 0.283 2.222
1.00 4.040 0.119 1.970 0.256 1.241
Downstrea
         
m
0.25 6.735 0.173 3.712 0.372 2.449
0.50 4.117 0.145 2.560 0.310 1.788
0.75 3.712 0.132 2.315 0.283 1.619
1.00 1.917 0.119 1.254 0.256 0.898

Tabel 9 - 9. Resume Stabilitas Lereng Penambahan Tinggi (elv. +14.75)

OBE MDE
Y/H Statik
k FOS k FOS
Upstream          
0.25 3.971 0.173 2.447 0.372 1.697
0.50 2.743 0.145 1.853 0.310 1.352

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-46
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

0.75 3.728 0.132 2.198 0.283 1.495


1.00 2.653 0.119 1.530 0.256 1.030
Downstream          
0.25 3.912 0.173 2.426 0.372 1.689
0.50 2.555 0.145 1.783 0.310 1.326
0.75 2.377 0.132 1.519 0.283 1.075
1.00 2.155 0.119 1.396 0.256 0.994

7. STATIC elv. +12.20 (Geometri hasil pengukuran lapangan)


-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 11.489 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 62. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=11.489)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-47
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 5.832 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 63. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,50 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=5.832)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 4.310 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 64. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0,75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=4.310)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 2.811 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 65. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1,00kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=2.811)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-48
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60


15 7.425 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 66. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian huluY/h=0,25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=7.425)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 4.683 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 67. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0,50 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=4.683)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 4.137 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 68. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0,75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=4.137)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-49
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 3.880 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 69. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1,00kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +12.20 (FS=3,880)

8. OBE elv. +12.20 (Geometri hasil pengukuran lapangan)


-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 5.528 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 70. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=5.528)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 3.593 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 71. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=3.593 )

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-50
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 2.745 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 72. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=2.745)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 1.481 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 73. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS= 1.481)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 4.146 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 74. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=4.146)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-51
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 2.928 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 75. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=2.928)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 2.614 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 76. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=2.614)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 1.745 15

10 10
Elevation

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 77. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +12.20 (FS=1.745 )

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-52
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

9. MDE elv. +12.20 (Geometri hasil pengukuran lapangan)


-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 3.204 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 78. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=3.204)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 2.404 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 79. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=2.404)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 1.909 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 80. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=1.909)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-53
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 0.868 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 81. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=0.868)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 2.751 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 82. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=2.751)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 2.051 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 83. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=2.051)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 1.775 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-54
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 84. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=1.775)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 0.982 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 85. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +12.20 (FS=0.982)

10. STATIC elv. +14.75


5.971
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 86. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=5.971)
3.255
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 87. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3.255)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-55
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
2.993
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 88. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2.993)
1.867
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 89. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=1.867)
5.471
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 90. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=5.471)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-56
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
3.395
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 91. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=3.395)
2.655
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 92. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2.655)
2.261
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 93. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng tanpa gempa pada elevasi +14.75 (FS=2.261)

11. OBE elv. +14.75

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-57
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
3.410
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 94. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=3.410)
2.244
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 95. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2.244)
1.749
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 96. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1.749)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-58
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
0.994
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n
5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 97. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=0.994)
3.098
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 98. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=3.098)
2.226
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 99. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=2.226)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-59
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP
1.812
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n
5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 100. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi
aliran langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS=1.812)
1.178
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 101. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa OBE pada elevasi +14.75 (FS= 1.178)

12. MDE elv. +14.75


2.285
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 102. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=2.285)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-60
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 110


.656
20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 103. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.656)
1.185
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 104. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.185)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 0.647 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 105. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hilir Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=0.647)
2.048
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-61
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 106. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.25 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=2.048)
1.598
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 107. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.5 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.598)
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 1.329 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 108. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=0.75 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=1.329)
0.756
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
15 15

10 10
E le v a tio n

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 109. Analisis stabilitas Bendungan Merancang bagian hulu Y/h=1 kondisi aliran
langgeng dengan gempa MDE pada elevasi +14.75 (FS=0.756)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-62
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Dari hasil analisis stabilitas lereng diatas, dapat diresumekan pada tabel dibawah
ini:

Tabel 9 - 10. Resume Stabilitas Lereng Eksisting (elv. +12.20)

OBE MDE
Y/H Statik
k FOS k FOS
Upstream          
0.25 7.425 0.173 4.146 0.372 2.751
0.50 4.683 0.145 2.928 0.310 2.051
0.75 4.137 0.132 2.614 0.283 1.775
1.00 3,880 0.119 1.745 0.256 0.982
Downstrea
         
m
0.25 11.489 0.173 5.528 0.372 3.204
0.50 5.832 0.145 3.593 0.310 2.404
0.75 4.310 0.132 2.745 0.283 1.909
1.00 2.811 0.119 1.481 0.256 0.868

Tabel 9 - 11. Resume Stabilitas Lereng Penambahan Tinggi (elv. +14.75)

OBE MDE
Y/H Statik
k FOS k FOS
Upstream          
0.25 5.471 0.173 3.098 0.372 2.048
0.50 3.395 0.145 2.226 0.310 1.598
0.75 2.655 0.132 1.812 0.283 1.329
1.00 2.261 0.119 1.178 0.256 0.756
Downstream          
0.25 5.971 0.173 3.410 0.372 2.285
0.50 3.255 0.145 2.244 0.310 1.656
0.75 2.993 0.132 1.749 0.283 1.185
1.00 1.867 0.119 0.994 0.256 0.647

9.4.2. Stabilitas Rembesan

Untuk melengkapi analisis keamanan Bendungan Merancang, dilakukan analisis


stabilitas rembesan dengan menggunakan analisis numerik menggunakan software
SEEP/W. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui factor keamanan bendungan akibat
aliran rembesan yang terjadi. Berikut adalah analisis rembesan pada Bendungan
Merancang:

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-63
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

1. Analisis Rembesan (Geometri desain) elv. +12.20


-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

15 15
10 10

7 .0 9 7 6 e - 0 0 6 m ³ / s e c
5 5

7.11 01e - 0 06 m ³ / se c
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 110. Kontur total head, q = 7.1 x 10-6 m3/sec


-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

15 15
10 10
7 .0 9 7 6 e - 0 0 6 m ³ / s e c

5 0.6 0 .4 5
7.11 01e - 0 06 m ³ / se c

0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 111. Kontur gradient hidraulik, Iexit pada ujung horizontal drain 0.2 (FKpiping: 1/0.2 = 5)

2. Analisis Rembesan (Geometri desain) elv. +14.75


-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

15 15
6 .005 8 e -006 m ³ / se c

10 10
6 .0131 e -006 m ³ / se c

5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-64
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

Gambar 9 - 112. Kontur total head, q = 6.01 x 10-6 m3/sec


-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
25 25
20 20
Elevation

15 15

6 .005 8 e -006 m ³ / se c
10 0 .2
10

6 .0131 e -006 m ³ / se c
5 5
0 0
-5 -5
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-35 -35
-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Distance

Gambar 9 - 113. Kontur gradient hidraulik, Iexit pada ujung horizontal drain 0.2 (FKpiping: 1/0.2 = 5)

3. Analisis Rembesan (Geometri dari pengukuran ) elv. +12.20

-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60


15 15

10 10
2.6514e-006 m ³/sec
Elevation

2.6626e-006 m ³/sec

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 114. Kontur total head, q = 2.66 x 10-6 m3/sec

-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60


15 15

10 10
2.6514e-006 m ³/sec
Elevation

0 .4
2.6626e-006 m ³/sec

0 .2

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 115. Kontur gradient hidraulik, Iexit pada ujung horizontal drain 0.2 (FKpiping: 1/0.2 = 5)

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-65
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

4. Analisis Rembesan (Geometri dari pengukuran ) elv. +14.75

-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60


15 15

10 10
Elevation

2 .2 3 7 8 e -0 0 6 m³/se c

2.2426e-006 m ³/sec
5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 116. Kontur total head, q = 2.24 x 10-6 m3/sec

-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60


15 15

10 10
Elevation

0 .4 0 .2
0. 6

2 .2 3 7 8 e -0 0 6 m³/se c

2.2426e-006 m ³/sec

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15

-20 -20

-25 -25

-30 -30
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

Distance

Gambar 9 - 117. Kontur gradient hidraulik, Iexit pada ujung horizontal drain 0.2 (FKpiping: 1/0.2 = 5)

9.5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari hasil analisis stabilitas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penambahan elevasi timbunan dari elevasi +12.2 menjadi +14.75 mengakibatkan
penurunan factor keamanan pada lereng hilir maupun hulu. Pada kondisi Y/H = 1 skenario
beban gempa MDE (Maximum Design Earthquake), didapatkan factor keamanan kurang
dari 1. Berdasarkan pedoman analisis stabilitas bendungan urugan akibat beban gempa,

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-66
Laporan Akhir
Kajian Kesiapan Rehabilitasi Fisik Bendungan-Bendungan DOISP

maka perlu dilakukan analisis alihan tetap untuk mengetahui deformasi yang terjadi akibat
beban gempa.

Dikarenakan data investigasi pada tanah lunak terakhir dilakukan pada tahun
2012, maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan penyelidikan tanah fondasi untuk
mengetahui peningkatan kekuatan tanah lunak (gain strength) akibat effective stress
timbunan dengan metode uji lapangan khusus tanah lunak seperti:

1. Vane shear test untuk mengetahui kuat geser tak terdrainase pada lapisan fondasi
lunak.
2. Piezocone test untuk mengetahui koefisien konsolidasi lapangan
3. Cone Penetrometer sebagai koreksi ataupun korelasi terhadap 2 tes diatas

Pengujian diatas dirasa perlu untuk lebih meningkatkan tingkat kepastian


parameter pada tanah lunak dan meningkatkan akurasi analisis yang telah dilakukan. Pada
analisis rembesan dapat disimpulkan bahwa nilai gradient hidraulik pada ujung drain hilir
sebesar 0.2, yang artinya factor keamanan terhadap piping sebesar 5 (memenuhi
persyaratan).

PT. JASAPATRIA GUNATAMA


ENGINEERING CONSULTANT
IX-67

Anda mungkin juga menyukai