Anda di halaman 1dari 128

PELATIHAN PERENCANAAN

TEKNIS IRIGASI
PERENCANAAN BANGUNAN
UTAMA

OLEH :
IR. SOEKRASNO S, DIPL. HE
SURABAYA, JUNI 2011
DIREKTORAT IRIGASI DAN RAWA
PUSDIKLAT PU- SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

SOSIALISASI KRITERIA PERENCANAAN


IRIGASI
PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA KP 02

OLEH :
IR. SOEKRASNO S, DIPL. HE, WIDYAISWARA UTAMA
BANTEN, MARET 2012
DIREKTORAT IRIGASI DAN RAWA
PUSDIKLAT PU- SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DEFINISI BANGUNAN
UTAMA/BENDUNG

BANGUNAN ( ATAU KOMPLEK BANGUNAN )


MELINTANG SUNGAI YANG BERFUNGSI
MEMPERTINGGI ELEVASI AIR DAN MEMBELOKKAN
AIR AGAR DAPAT MENGALIR KE SALURAN DAN
MASUK KE SAWAH UNTUK KEPERLUAN IRIGASI

SECARA FISIK :

Tubuh bendung
Peredam energi
Bangunan pembilas
Pintu pengambilan
Kantong lumpur
Tanggul banjir
Rumah jaga
Bangunan lainnya.

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
DATA
BANGUNAN PENGELAK
PERENCANAAN HIDRAULIS
BANGUNAN PENGAMBILAN
DAN PEMBILAS
PERENCANAAN BANGUNAN
PERENCANAAN KANTONG
LUMPUR
PENGATURAN SUNGAI DAN
BANGUNAN PELENGKAP
PENYELIDIKAN MODEL
HIDRAULIS
PELAKSANAAN
OPERASI DAN PEMELIHARAAN

PENDAHULUAN
Secara umum bendung dibatasi :

Beda tinggi muka air hulu hilir 6 -7 m

Daerah aliran sungai 500 km2

Pengambilan air irigasi 25 m3/dt

Diluar batasan itu, harus dikaji spesialis ahli.


Bendung Gerak : seperti bendung dilengkapi dengan pintu
untuk mengatur muka air.
Operasi pintu : air kecil pintu ditutup, air naik dan
membelok ke saluran.
Air banjir, pintu barrage dibuka, pintu
pengambilan ditutup,mencegah
sedimen masuk
saluran.
Keuntungan : tanggul banjir rendah, mengurangi daerah
genangan.

Bendung Tetap

Bangunan air ini dengan kelengkapannya


dibangun melintang sungai atau sudetan, dan
sengaja dibuat untuk meninggikan muka air
dengan ambang tetap sehingga air sungai dapat
disadap dan dialirkan secara gravitasi ke jaringan
irigasi. Kelebihan airnya dilimpahkan ke hilir
dengan terjunan yang dilengkapi dengan kolam
olak dengan maksud untuk meredam energi.
Ada 2 (dua) tipe atau jenis bendung tetap dilihat
dari bentuk struktur ambang pelimpahannya,
yaitu:
Ambang tetap yang lurus dari tepi ke tepi kanan
sungai artinya as ambang tersebut berupa garis
lurus yang menghubungkan dua titik tepi sungai.

Bendung Tetap

Ambang tetap yang berbelok-belok seperti gigi


gergaji. Type seperti ini diperlukan bila panjang
ambang tidak mencukupi dan biasanya untuk
sungai dengan lebar yang kecil tetapi debit airnya
besar.Dalam hal diterapkan di sungai harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Debit relatif stabil
2. Tidak membawa material terapung berupa
batang-batang pohon
3. Efektivitas panjang bendung gergaji terbatas
pada kedalaman air pelimpasan tertentu.

Bendung Karet (Bendung Gerak


Horisontal)

Bendung karet memiliki 2 (dua) bagian pokok, yaitu :


Tubuh bendung yang terbuat dari karet
Pondasi beton berbentuk plat beton sebagai dudukan
tabung karet, serta dilengkapi satu ruang kontrol dengan
beberapa perlengkapan (mesin) untuk mengontrol
mengembang dan mengempisnya tabung karet.
Bendung ini berfungsi meninggikan muka air dengan cara
mengembungkan tubuh bendung dan menurunkan muka
air dengan cara mengempiskannya. Tubuh bendung yang
terbuat dari tabung karet dapat diisi dengan udara atau air.
Proses pengisian udara atau air dari pompa udara atau air
dilengkapi dengan instrumen pengontrol udara atau air
(manometer).

Bendung Saringan Bawah

Bendung ini berupa bendung pelimpah yang dilengkapi


dengan saluran penangkap dan saringan.
Bendung ini meloloskan air lewat saringan dengan
membuat bak penampung air berupa saluran penangkap
melintang sungai dan mengalirkan airnya ke tepi sungai
untuk dibawa ke jaringan irigasi.
Operasional di lapangan dilakukan dengan membiarkan
sedimen dan batuan meloncat melewati bendung, sedang
air diharapkan masuk ke saluran penangkap.
Sedimen yang tinggi diendapkan pada saluran penangkap
pasir yang secara periodik dibilas masuk sungai kembali.

Pompa

Ada beberapa jenis pompa didasarkan pada tenaga


penggeraknya, antara lain:
Pompa air yang digerakkan oleh tenaga manusia (pompa
tangan),
Pompa air dengan penggerak tenaga air (air terjun dan
aliran air),
Pompa air dengan penggerak berbahan bakar minyak
Pompa air dengan penggerak tenaga listrik.
Pompa digunakan bila bangunan-bangunan pengelak yang
lain tidak dapat memecahkan permasalahan pengambilan
air dengan gravitasi, atau kalau pengambilan air relative
sedikit dibandingkan dengan lebar sungai. Dengan instalasi
pompa pengambilan air dapat dilakukan dengan mudah
dan cepat. Namun dalam operasionalnya memerlukan biaya
operasi dan pemeliharaannya cukup mahal terutama
dengan makin mahalnya bahan bakar dan tenaga listrik.

Pengambilan Bebas

Pengambilan air untuk irigasi ini langsung dilakukan dari


sungai dengan meletakkan bangunan pengambilan yang
tepat ditepi sungai, yaitu pada tikungan luar dan tebing
sungai yang kuat atau massive. Bangunan pengambilan ini
dilengkapi pintu, ambang rendah dan saringan yang pada
saat banjir pintu dapat ditutup supaya air banjir tidak
meluap ke saluran induk.
Kemampuan menyadap air sangat dipengaruhi elevasi
muka air di sungai yang selalu bervariasi tergantung debit
pengaliran sungai saat itu.
Pengambilan bebas biasanya digunakan untuk daerah
irigasi dengan luasan yang kecil sekitar 150 ha dan masih
pada tingkat irigasi (setengah) teknis atau irigasi
sederhana.

Bendung Tipe Gergaji


Diperkenankan

dibangun dengan
syarat harus dibuat di sungai yang
alirannya stabil, tidak ada tinggi
limpasan maksimum, tidak ada
material hanyutan yang terbawa oleh
aliran.

DENAH BANGUNAN UTAMA Gambar 1

POTONGAN BENDUNG
( CONTOH USBR )

POTONGAN MELINTANG BENDUNG

POTONGAN MELINTANG BENDUNG

PENGAMBILAN DAN PEMBILAS ( HAL 8 )

DATA
Pendahuluan
Data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan
bangunan utama dalam suatu jaringan irigasi
adalah:

Data kebutuhan air multisektor: irigasi


pertanian, jumlah kebutuhan air minum, jumlah
kebutuhan air baku untuk rumah tangga
penggelontoran limbah kota dan air untuk
stabilitas aliran sungai dan kehidupan biota
alami.

Data topografi: peta yang meliputi seluruh


daerah aliran sungai peta situasi untuk letak
bangunan utama; gambar-gambar potongan
memanjang dan melintang sungai di sebelah
hulu maupun hilir dari kedudukan bangunan
utama.

DATA
Data

hidrologi: data aliran sungai yang


meliputi data banjir yang andal. Data ini
harus mencakup beberapa periode
ulang;. Data morfologi: kandungan
sedimen, kandungan sedimen dasar
(bedload) maupun layang (suspended
load) termasuk distribusi ukuran butir,
perubahan-perubahan yang terjadi pada
dasar sungai, secara horisontal maupun
vertikal, unsur kimiawi sedimen.

DATA
Data geologi: kondisi umum permukaan
tanah daerah yang bersangkutan;
keadaan geologi lapangan, kedalaman
lapisan keras, sesar, kelulusan
(permeabilitas) tanah, bahaya gempa
bumi, parameter yang harus dipakai.
Data mekanika tanah: bahan pondasi,
bahan konstruksi, sumber bahan
timbunan, batu untuk pasangan batu
kosong, agregat untuk beton, batu belah
untuk pasangan batu, parameter tanah
yang harus digunakan.

DATA
Standar

untuk perencanaan:
peraturan dan standar yang telah
ditetapkan secara nasional, seperti
PBI beton, daftar baja, konstruksi
kayu Indonesia, dan sebagainya.
Data lingkungan dan ekologi
Data elevasi bendung sebagai hasil
perhitungan muka air saluran dan
dari luas sawah yang diairi.

Data kebutuhan air multisektor

Data-data jumlah kebutuhan air yang diperlukan adalah


sebagai berikut:
Jumlah kebutuhan air irigasi pada saat kebutuhan puncak
dari irigasi untuk luas potensial irigasi dengan pembagian
golongan atau tanpa golongan.
Jumlah kebutuhan air minum dengan proyeksi kebutuhan
25 tahun kedepan
Jumlah kebutuhan air baku untuk industri terutama
kawasan-kawasan industri dengan perkiraan pertumbuhan
industri 10%.
Jumlah kebutuhan air untuk penggelontoran limbah
perkotaan pada saluran pembuang perkotaan.
Jumlah kebutuhan air untuk stabilitas aliran sungai dan
kehidupan biota air (dalam rangka penyiapan OP bendung).

II. DATA

TOPOGRAFI
Peta dasar 1: 25.000 atau 1: 50.000
dengan kontur 25 m, utk gambaran
DAS
Peta situasi sungai 1: 2.000,kontur
0.5 m -1.0 m, 1 km kehulu dan kehilir
sungai, 250 m kekanan dan kekiri
tebing sungai.Maksud : untuk
pemilihan lokasi bendung dan
kompleks bangunan.
Potongan memanjang dan melintang
tiap 50 m, skala 1:200
Pengukuran detail situasi bendung 1:
200 atau 1:500, kontur 0.25 m seluas
50 Ha ( 1000x500 m )

DATA HIDROLOGI

Debit banjir
Data diperlukan untuk :
Perhitungan banjir rencana
Perhitungan debit rendah andalan
Perhitungan neraca air
Debit banjir dihitung dgn periode ulang ( th ) : 1000, 100, 50,
25, 5.
Bangunan pengelak Q 100
Tanggul banjir Q 1000
Elevasi tanggul hilir Q 5-25
Karena penurunan fungsi DAS perlu koreksi:
Debit maks = 110-120% x Q perhitungan
Debit andalan = 80-90% x Q perhitungan
Saluran pengelak atau bangunan kofer dam Q 5-25
Usahakan data aliran sungai ( AWLR )
Tapi sering kali tidak ada. Data hujan
Debit

DATA HIDROLOGI
Debit andalan :

Dihitung dengan keandalan 80%, artinya 80%


terpenuhi dan 20% gagal.

Sehingga perhitungan Q5

Idealnya data dari aliran sungai ( AWLR ), kalau


tidak ada memakai curah hujan untuk
menghitung debit.
Neraca Air :
Dihitung untuk rencana alokasi air untuk
berbagai keperluan.
Dihitung dengan keandalan 80%
Hak atas air, penyadapan hulu n hilir, keperluan
air hilir utk lingkungan harus dipertimbangkan.

DATA MORFOLOGI

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bangunan melintang sungai akan mempunya 2


akibat :
Perubahan sungai kearah horisontal terhambat
Air dan sedimen dibelokkan, sehingga konsentrasi
sedimen berubah.
Data fisik yang diperlukan :
Kandungan dan ukuran sedimen
Tipe dan ukuran sedimen
Distribusi ukuran butir
Banyak sedimen
Pembagian sedimen secara vertikal dalam sungai.
Data historis degradasi n agradasi sungai.

DATA GEOLOGI TEKNIK


Peta Geologi :
Peta daerah skala 1:100.000 atau 1:50.000
Peta semi detail 1:25.000 atau 1:5.000
Peta detail 1:2.000 atau 1:100
Kalau perlu dilakukan pemboran untuk mengetahui
lapisan dan tipe batuan.Biasanya paling tidak lima
titik berupa salip.Kedalaman sampai batuan atau
sekitar 15 ~ 20 m
Penyelidikan tambahan : mencari bahan material : batu,
kerikil,pasir.Dimana, kualitas, jumlahnya.
Penyelidikan Mekanika Tanah : perlu dilakukan untuk
mengetahui sifat fisik tanah : sudut geser,
kohesi,kelulusan air,sifat konsolidasi tanah.

Data Mekanika Tanah

Cara terbaik untuk memperoleh data tanah


pada lokasi bangunan bendung ialah dengan
menggali sumur dan parit uji, karena sumuran
dan paritan ini akan memungkinkan
diadakannya pemeriksaan visual dan
diperolehnya contoh tanah yang tidak
terganggu. Apabila pemboran memang harus
dilakukan karena adanya lapisan air tanah atau
karena dicatat dalam borlog.
Kelulusan tanah harus diketahui agar gaya
angkat dan perembesan dapat diperhitungkan.

III.BANGUNAN BENDUNG
Rekomendasi syarat pemilihan lokasi
bendung:
1. Topografi : dipilih lembah sempit dan tidak
terlalu dalam dengan mempetimbangkan
topografi di daerah tangkapan air maupun daerah
layanan irigasi
2. Geoteknik : dipilih dasar sungai yang
mempunyai daya dukung kuat, stratigrafi lapisan
batuan miring ke arah hulu, tidak ada sesar aktif,
tidak ada erosi buluh, dan dasar sungai hilir
bendung tahan terhadap gerusan air. Disamping
itu diusahakan keadaan batuan tebing kanan dan
kiri bendung cukup kuat dan stabil serta relatif
tidak terdapat bocoran samping.

Rekomendasi syarat pemilihan lokasi bendung :

Hidraulik : dipilih bagian sungai yang lurus. Jika bagian


sungai lurus tidak didapatkan, lokasi bendung ditolerir pada
belokan sungai; dengan syarat posisi bangunan intake
harus terletak pada tikungan luar dan terdapat bagian
sungai yang lurus di hulu bendung. Kalau yang terakhir
inipun tidak terpenuhi perlu dipertimbangkan pembuatan
bendung di kopur atau dilakukan rekayasa perbaikan
sungai (river training).
4. Regime sungai : Hindari lokasi bendung pada bagian
sungai dimana terjadi perubahan kemiringan sungai secara
mendadak, dan hindari bagian sungai dengan belokan
tajam. Pilih bagian sungai yang lurus mempunyai
kemiringan relatif tetap sepanjang penggal tertentu

Rekomendasi syarat pemilihan lokasi bendung:

Saluran induk : Pilih lokasi bendung sedemikian


sehingga pembangunan saluran induk dekat
bendung tidak terlalu sulit dan tidak terlalu
mahal. Hindari trace saluran menyusuri tebing
terjal apalagi berbatu. Usahakan ketinggian
galian tebing pada saluran induk kurang dari 8 m
dan ketinggian timbunan kurang dari 6 m.
6. Ruang untuk bangunan pelengkap : Lokasi
bendung harus dapat menyediakan ruangan
untuk bangunan pelengkap bendung, utamanya
untuk kolam pengendap dan saluran penguras
dengan panjang dan lebar masing-masing kurang
lebih 300 500 m dan 40 60 m.

Rekomendasi syarat pemilihan lokasi bendung:

Luas layanan irigasi : memberikan luas layanan yang


memadai terkait dengan kelayakan sistem irigasi. Elaborasi
tinggi bendung (yang dibatasi sampai dengan
67
m), menggeser lokasi bendung ke hulu atau ke hilir, serta
luas layanan irigasi harus dilakukan untuk menemukan
kombinasi yang paling optimal.
8. Luas daerah tangkapan air : mempertimbangkan luas
daerah tangkapan, terkait dengan debit andalan yang
didapat dan debit banjir yang mungkin terjadi menghantam
bendung. Hal ini harus dikaitkan dengan luas layanan yang
didapat dan ketinggian lantai layanan dan pembangunan
bangunan melintang anak sungai (kalau ada).

Rekomendasi syarat pemilihan lokasi bendung:

9. Pencapaian mudah : mudah dicapai untuk keperluan


mobilisasi alat dan bahan saat pembangunan fisik maupun
operasi dan pemeliharaan. Kemudahan melakukan inspeksi
10. Beaya pembangunan yang efisien : dari berbagai
alternatif lokasi bendung dengan mempertimbangkan
faktor-faktor yang dominan, akhirnya dipilih lokasi bendung
yang beaya konstruksinya minimal tetapi memberikan
ouput yang optimal.
11. Kesepakatan stakeholder : apapun keputusannya, yang
penting adalah kesepakatan antar pemangku kepentingan
lewat konsultasi publik. Untuk itu direkomendasikan
melakukan sosialisasi pemilihan lokasi bendung.

SUNGAI
Faktor yg dipertimbangkan

Kemiringan dasar sungai

Sedimen/bahan yang terangkut

Jumlah air dan distribusi sepanjang thn

Morfologi sungai dan geologinya.


Kemiringan :
Upper reach, pegunungan, terjal,batuan sedang
dan besar dalam jumlah besar,kolam olak sering
pecah, degradasi, batuan terjun bebas dibenturkan
dasar sungai ( gb 6 A).Pengambilan bebas atau
bendung tetap.
Lower reach, dekat pantai,hampir datar,endapan
pasir
halus,agradasi, kolam olak aman,genangan
banjir luas, tanggul mahal,dilengkapi pintu
( barrage)
Middle reach,lokasi diantaranya,keadaan
transisi,bisa bendung ttp atau barrage,lihat situasi
lapangan.Awas barrage op mahal.Semua yg
bergerak op mahal.

TYPE BENDUNG ( gambar 6 )

A : membawa batu, dasar sungai kuat,batu diterjunkan langsung


B : endapan pasir krikil, dasar sungai tidak kuat
C : endapan batu besar, di rolling, loncat ke hilir.
D : beda tinggi > 7 m, dibuat doble jump

SUNGAI

Morfologi sungai
Sungai stabil : tebing dari batuan kokoh, dasar
sungai ada outcrop ( batuan ),atau batu2 besar.
Sungai labil : penuh kerikil dan pasir, tebing tidak
kokoh, tidak ada outcrop, alur berpindah (semi
braiding )
Sungai bermeander : berkelok, pindah2, melewati
aluvial,konsentrasi endapan tinggi, sungai melebar,
degradasi tinggi.

Ceking untuk bangunan utama :


Terjadi degradasi atau agradasi
Terjadi meandering atau tidak
Apakah terjadi perubahan sungai horisontal atau
vertikal
Kestabilan tebing bagaimana.

MUKA AIR & TOPOGRAFI


Muka air : Ada 4 batasan penentuannya
Keperluan irigasi utk sawah paling tinggi
Beda tinggi energi utk membilas kantong lumpur
Beda tinggi energi utk membilas sedimen dekat
pintu pengambilan
Beda tinggi energi utk meredam energi pada
kolam olak
Untuk keperluan irigasi diperhatikan : elev sawah
tertinggi,kedalaman air di sawah,kehilangan tinggi
di bangunan dan saluran,variasi muka air dalam
eksploitasi,kehilangan tinggi di bendung.
Topografi :

Pilih lembah bentuk V atau sempit,hemat beaya


material

Perhatikan keperluan tempat utk bangunan


pelengkap ( kantong lumpur,tanggul banjir,tanggul
penutup,rumah jaga )
Perhatikan arah saluran primair : lewat
tebing,galian tinggi, terowong.

GEOLOGI TENIK & METODE PELAKSANAAN


Geologi teknik :

Daya dukung fondasi harus kuat

Jangan terletak pada daerah sesar atau


patahan

Kekuatan fondasi terhadap erosi air

Fondasi apakah rapat air atau tidak

Kestabilan tebing kanan dan kiri

Ketersediaan bahan bangunan


Metode Pelaksanaan : Di sungai atau Kopur

Di sungai : Pelaksanaan separo- separo


Memerlukan kistdam panjang dan mahal. Risiko
banjir besar. ( Gbr 7 )

Di Kopur /sudetan : Pelaksanaan penuh tanpa


kistdam hanya coffer dam.Risiko banjir kecil.

Pekerjaan yang harus dipertimbangkan :


saluran pengelak, tanggul penutup, kopur,
bendungan, tempat kerja (building pit).

Gbr 7 : Kopur/sudetan

TIPE BANGUNAN
Digolongkan dua besar :
1.
Bangunan mempengaruhi air di hulu : bendung,
embung,bendungan,cek dam.
2.
Bangunan tidak mempengaruhi air di hulu :
bendung gerak, pengambilan bebas, pompa,
bendung gerak.
Dari jenis bahan bangunan :
1.
Beton : Mantap,mahal,dari sisi cara pengerjaan
mutu terjamin,lebih homogeen,awet,tahan erosi
air.
2.
Beton komposit: beton dan pasangan batu kali.
Min 60 cm.
3.
Pasangan batu : Mantap,relatif murah, mutu
tergantung masing2 tukang,kurang
homogeen,awet,mudah retak akibat setlemen.

Pasangan batu kali dapat dipakai pada


bangunan melintang sungai dengan syaratsyarat batasan sebagai berikut :

Tinggi bendung maksimum 3 m

Lebar sungai maksimum 30 m

Debit sungai per satuan lebar dengan periode


ulang 100 tahun maksimum 8 m3/dt/m

Tinggi tembok penahan tanah maksimum 6 m


Dari sisi fungsi pengatur muka air :

Pengatur muka air : bendung, bendung gerak,


bendung karet

Bangunan muka air bebas : pengambilan


bebas, pompa, bangunan saringan bawah.

TIPE BANGUNAN
Bendung gerak dpt dipertimbangkan jika :

Kemiringan sungai kecil/relatif datar

Daerah genangan luas dan harus


dihindari

Debit banjir besar, kurang aman


dilewatkan pada bendung tetap.

Fondasi utk pilar harus betul2 kuat,


kalau tidak pintu terancam macet.

TIPE BANGUNAN
Pengambilan bebas dengan syarat :
Debit pengambilan kecil dibandingkan debit
sungai.
Pada aliran normal, tersedia ketinggian air
di sungai utk mengairi sawah.
Tebing sungai pada pengambilan bebas
stabil
Pintu pengambilan terletak pada tikungan
luar
Butir sedimen kecil dan konsentrasi sedimen
melayang relatif sedikit.

TIPE BANGUNAN
Bendung saringan bawah dpt dipertimbangkan
jika : Gambar 8.

Kemiringan sungai relatif besar, biasanya di


pegunungan

Butir sedimen sedang kecil dan konsentrasi


sedimen sangat tinggi.

Mengandung bongkahan batu

Debit pengambilan jauh lebih kecil dari debit


sungai

Untuk keperluan pengurasan perlu : debit air


dan kemiringan yang memadai.
Sedimen halus akan masuk ke saluran, yang kasar
akan loncat dan melewati bangunan.Sebagian
krakal dan krikil ada yang terjepit pada
jeruji.Konsentrasi sedimen yang tinggi akan
menyebabkan penumpukan material hilir
bendung dan mengganggu fungsi bendung.

TIPE BANGUNAN
Pompa :
Biaya OP mahal ( energi
minyak ),hanya dipakai kalau betulbetul secara grafitasi tidak bisa.
Debit air irigasi relatif kecil
dibanding debit sungai
Fleksibel membelokkan air
Beaya investasi murah.
Perlu study kelayakan yang cermat.

Gbr 8: BENDUNG SARINGAN BAWAH

PERENCANAAN HIDRAULIS
Bendung:
Lebar bendung : sama dengan lebar rata2 sungai pada bankfull
discharge.
Biasanya B = 120% Bs ( lebar sungai pd banjir tahunan ).
Rumus : Be = B-2(nKp + Ka ) H1
Be = Lebar eff
B = Lebar mercu
n = jumlah pilar
Kp = Koef konstraksi pilar
Ka = Koef konstrasi pangkal bendung
H1 = Tinggi energi.

Mercu bendung : di Indonesia umumnya bentuk bulat dan Ogee.


Kedua bentuk ini cocok untuk beton atau pasangan batu kali.
Kemiringan bagian hilir 1:1.
Bentuk bulat memberikan harga koef jauh lebih tinggi ( 44%)
dibanding ambang lebar.
Bentuk Ogee : bentuk lengkung memakai persamaan
matematis, sedikit rumit dilaksanakan.Memberikan sifat hidraulis
yang baik,bentuk gemuk dan kekar, menambah stabilitas.

II

I
H1

pembilas

II

B1

B2

B3

B1e

B2e

Bs

H1
Ka.H1
ka.H1
Kp.H1

Kp.H1

Bs = 0.8Bs
B = B1 + B2 + B3
Be = B1e + B2e + Bs

Kp.H1

Kp.H1

PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 9 : Mercu bulat & Ogee

Gambar 4.4
1.0
r =~

p e rb a n d in g a n ( p / g )m in
H1

0.0

-1.0

-2.0

h1~H1
~

p/ g

~ y~0.7H1
r

-3.0

1
1

-4.0
0

perbandingan H1/r

10

Q Cd 2 / 3 2 / 3 g b.H

Cd C0 .C1.C2

1.5

Gambar 4.5.
1.5
1.4

1.3

catatan sahih jika P/H1 > 1.5

1.2

koefisien Co

1.1
1.0
0.9
0.8

x
x
x
x
x
x
x

0.7
0.6

+x+ x
x
x x

1.0

2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
x r = 0.025 m. - G.D.MATTHEW 1963 perbandingan H1/r
o r = ............. - A.L. VERWOERD 1941
+ r = 0.030 m. - A.W.v.d.OORD 1941
r = 0.0375 m. L.ESCANDE &
r = 0.075 m.
F.SANANES 1959

9.0

10.0

Gambar 4.6.
P/H1 ~ 1.5

F a k to r p e n g u ra n g a n k o e fis ie n
d e b it C 1

1.0

0.99

0.9

+
+
+

0.8

+ w.j.v.d. OORD 1941


0.7

1.0
perbandingan P/H1

2.0

3.0

Gambar 4.7.
2
V1 /2g

koefisien koreksi C2

1.04

1:0.67

1.02

H1

1:1

1:0.33

1.00

0.98

kemiringan sudut
terhadap garis vertikal
1:0.33
1826'
1:0.67
3341'
1:1
4500'

perbandingan P/H1

0.5

1.0

1.5

Gambar 4.8.
1.0

p e rb a n d in g a n
a lira n te n g g e la mH 2 /H 1

0.9
0.8
0.7

0.6

0.5

data dari :
+ A.L.VERWOERD 1941

0.4

W.J.v.d.OORD 1941

0.3

H2/H1=1/3

0.2

+
+

0.1
0

0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
faktor pengurangan aliran tenggelam f

0.7

0.8

0.9

1.0

PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 10 : Pangkal bendung
Hidraulis harus baik,jangan ada turbulensi, besaran lihat gambar

PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 11 : Kolam Olak
Kasus A : tenggelam. B : loncatan tenggelam. C : loncat air (tinggi
loncat sama dengan air di hilir ). D : air rendah,loncat air bergerak
kehilir.

PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 12 : Kolam loncat air
Rumus :

v1

2g(1/2H1 z)

y2
2
1 / 2 ( 18 Fr 1)
yu
Lj 5(n y2)
Fr

v1
gyu

Fr

v1
gyu

Micros oft Equation


3.0

Gambar 4.19
9
8

yu
Vd
Vu

7
6

y2

n
yu =4

n = 0.0238 m.
n = 0.0366 m.
n = 0.0539 m.
n = 0.0079 m.
n<0

5
harga y2/yu

V2

yd

batas bawah
jangkauan percobaan

X
X
X

3
2

n
yu =2

n
n =1/2 yu
=1
yu

1
1

2
harga Fru

y2 < yc

10

11

PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 13 : Kolam loncat air, Type USBR I,II,III,IV

PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 14 : Kolam loncat air, Type radial/ bak tenggelam
Untuk sungai batu2 besar,batu rolling,loncat ke hilir

Gambar 4.24
5
4
3

Tmin
hc

hc

hc

= 2.4

9 10

20

Gambar 4.23
3

Rmin
hc

H
hc

8 9 10

20

PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 15 : Kolam loncat air, Type Flugter sudah tidak dipakai
Tidak mempertimbangkan kedalaman air di hilir,akibatnya untuk Debit
yang berbeda elevasi dasar kolam berbeda. Dipakai di saluran ok

Gambar 4.27

Gambar 4.28

Gambar 4.29

Gambar 4.30

Gambar 4.31

Gambar 4.32

PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 16 : Kolam loncat air, Type MDO, MDL, MDS .
Hasil puslitair memodikasi USBR.
Sudah banyak diterapkan di lapangan. Lebih cocok untuk Indonesia

BENDUNG GERAK

1.
2.

1.

2.

3.

Tata letak lihat gambar 2


Paling tidak harus ada dua pintu,kalau ada kemacetan
pintu.
Dua kriteria yang bertentangan
Bangunan tinggi mahal, diusahakan bangunan melebar
Untuk menguras sedimen,perlu kecepatan
besar,bangunan sempit. Kompromisnya bagaimana.
Pintu :
Pintu sorong, tinggi maks 3m,lebar maks 3m.Kalau lebih
besar terlalu berat.Dianjurkan pakai pintu rol atau
Stoney.
Pintu sorong/rolrangkap. Tidak saling berhubungan,bisa
digerakkan sendiri.Alat angkat ringan.Air lewat
atas,bahan terapung hanyut.Air lewat bawah sedimen
terkuras.
Pintu radial/segmen. Tidak ada gesekan, alat angkat
ringan.Air bisa lewat bawah atau atas dengan membuat
katup pada puncak.

PINTU BENDUNG GERAK Gbr 17

PENGAMBILAN BEBAS , POMPA ,


BENDUNG TYROLL

1.
2.
3.
4.
5.

PENGAMBILAN BEBAS :
Posisi harus tepat agar sedimen tidak masuk.Tinggi ambang
secukupnya untuk menahan sedimen.Tebing sungai harus
kokoh.
POMPA :
Rumus : HP= Qh
76
Efisiensi : Pompa 75%,mesin 90%,Total 65%
Kapasitas pompa dipertimbangkan dengan berapa jumlahnya
untuk efisiensi dan keamanan kalau terjadi kemacetan.
BENDUNG TYROLL:
Tidak cocok utk sungai yng sedimennya tinggi
Dasar sungai rawan gerusan,fondasi harus dalam
Saringan dibuat sederhana, tahan benturan, mudah
dibersihkan
Kantong lumpur : kapasitas memadai utk sedimen yang
masuk,mampu membilas, perlu kemioringan tinggi.
Pada saluran primer dibuat pelimpah.


1.
2.
3.

1.
2.

V.BANGUNAN PENGAMBILAN
Tata Letak
DAN PEMBILAS

Pengambilan : utk mengelakkan air agar masuk ke saluran


irigasi.Diletakkan dekat bendung dan pada tikungan luar
Pembilas : mengurangi benda terapung dan sedimen kasar
masuk saluran
Pengambilan air pada 2 sisi, sebaiknya salah satu sisi lewat
sipon pada tubuh bendung.
Bangunan Pengambilan
Kapasitas dibuat 120% kebutuhan air sekarang, untuk
fleksibilitas dan antisipasi penambahan kebutuhan.
Tinggi ambang : tergantung sedimen yang ada.Lanau: 0,5
m,pasir krikil 1 m. batu bongkah 1,50 m.
Pintu bukaan lebih satu pilar mundur, aliran mulus.Lengkapi
sponning untuk perbaikan.
Puncak bukaan dibawah muka air hulu, agar benda terapung
tidak masuk.Kalau sebaliknya harus dikasih saringan berupa
kisi.

TIPE PINTU PENGAMBILANGambar 18

BANGUNAN PEMBILAS
Lantai pembilas depan pengambilan
Gambar
19
tempat mengendap sedimen,
yg
secara berkala dibilas.
Pengalaman selama ini : lebar
pembilas ditambah pilar 1/6 -1/10
lebar bendung.Lebar pembilas 60%
lebar pengambilan
Sudut a= 70

1.
2.
3.

Dimakssudkan mencegah sedimen layang


masuk ke pengambilan
PEMBILAS BAWAH
Plat horisontal dihulu pintu pembilas membagi 2
aliran.Aliran atas untuk air masuk ke saluran,
yang bawah untuk mengendapkan sedimen dan
secara berkala dibilas.( 60 menit/hari )
Benda terapung mengganggu, perlu dua
pintu.Jadi buka bawah untuk bilas sedimen, dan
buka atas untuk menghanyutkan benda
terapung.
Tinggi pembilas bawah harus memenuhi 3
kriteria.
Lebih besar 1,5 X diameter batu di sungai
Lebih besar 1 m ( untuk keperluan OP )
Sekita 1/3 X kedalaman air normal depan
pengambilan

PEMBILAS BAWAHGambar 20

PINTU

Faktor penting : beban yg bekerja, alat


pengangkat ( mesin atau manusia),sekat kedap
air, bahan bangunan.
Beban : tekanan air horizontal bekerja pada plat
pintu dan diteruskan ke sponning
Alat pengangkat : pintu kecil dan ringan pakai
setang dengan cara manual.Pemakaian mesin
tergantung tersedianya tenaga listrik, beaya
op,mudah/tidaknya op.
Kedap air : pintu sorong dipakai pelat perunggu.
Pintu sorong dan radial pakai karet. Gb. 21
Bahan bangunan : gabungan kayu dan kerangka
baja, atau pelat dan kerangka baja.
Pintu pengambilan : biasanya dari kayu, kalau
kayu mahal bisa ganti baja.Kalau pintu terlalu
tinggi, op sulit. Sebaiknya pintu radial.Gb 22

SEKAT AIR ( seal )

Samping (A), dasar (B), atas (C)

PINTU SORONG KAYU dan BAJA

Pintu pengambilan

PINTU BILAS

Ada 4 macam :
Gambar 23
satu pintu tanpa
pelimpah (a)
satu pintu dengan
peimpah (b)
dua pintu dengan
pelimpah (c)
pintu radial
denagn katup (d)

PERENCANAAN BANGUNAN

Lindungan permukaan : type dan ukuran sedimen


akan mempengaruhi macam lindungan. Yang
penting tahan terhadap gerusan.
Batu candi : batu alami keras yang dibentuk
persegi secara manual. Sangat tahan terhadab
abrasi.Batu : andesit, basal, gabro, granit. Cocok
untuk sungai yang berdaya gerus besar.
Beton : Kalau batu candi tidak ada dipakai beton
yang tahan gerusan. Beton kekuatan tinggi,
agregat kecil, gradasi baik.
Baja : lapisan pelat baja dipakai untuk menahan
gerusan. Terutama dipakai pada kolam olak, blok
halang, end sill. Kadang2 tubuh bendung dikasih
lapisan rel.

PASANGAN BATU KOSONG

Pas bt kosong ( rip rap )


dipakai utk melindungi dasar
sungai atau tebing dihilir
bendung.
Batu hrs keras, padat, awet,
BD= 2,4 t/m3
Panjang lindungan 4 X R ( R=
dalam gerusan.
Tebal lapisan 2 -3 X d40 . D40
tergantung kecptn air. Lihat
grafik gambar 24

FILTER DAN BRONJONG Gbr 25


Filter berfungsi mencegah
hilangnya bahan dasar halus
melalui batu kosong. Ditempatkan
antara tanah dan pasangan batu
kosong.
Ada 3 macam :

kerikil dan pasir dengan sarat


gradasi tertentu

sintetis : ikuti spek tek dari


pabrik

ijuk : kurang baik, sebaiknya


tidak dipakai
Bronjong : berbentuk bak dari jala
kawat yang diisi batu.

Ukuran biasanya 2mx1mx0,5m

Tidak boleh dipakai untuk bagian


bangunan permanen

Keuntungan : batu sedang diikat


dalam kawat memberi masa kuat.
konstruksi flexible

ANALISA STABILITAS

Gaya-gaya yang bekerja pada bendung

Tekanan air : luar dan dalam, hidrostatik dan hidrodinamik.


Tekanan lumpur : menekan horizontal dan membebani vertikal
Gaya gempa : tergantung peta gempa di Indonesia.Minimum
0,1g.
Berat bangunan : tubuh bendung
Reaksi fondasi : gaya tekan keatas terhadap bendung dari reaksi
fondasi.

Stabilitas : bendung harus stabil dalam 3 keadaan;

Stabil terhadap amblasnya bendung. Daya dukung fondasi tidak


boleh dilampaui oleh tekanan akibat berat bendung.
Stabil terhadap gelincir . Gaya horizontal tidak boleh melebihi
gaya geser yang melawan pada dasar bendung.
Stabil terhadap guling. Momen yang menggulingkan harus bisa
ditahan momen yang melawannya.

ANALISA STABILITAS
Gbr. 26

STABILITAS TERHADAP EROSI BAWAH


TANAH

Bendung harus dicek stabilitasny terhdp


erosi bawah tanah, naiknya dasar galian
dan patahny pangkal hilir bangunan.
Metode empiris : Bligh, Lane, Koshla.
Metode Lane : disebut metode angka rembesan Lane. Metode membandingkan
panjang jalur rembesan disepanjang kontak bangunan dengan beda tinggi
muka air. Kemiringan lebih 45 dianggap tegak, dan yg kurang 45 dianggap
horisontal. Vertikal dihitung penuh dan horisontal dihitung 1/3.
Rumus :

CL

1/3

CL

angka rembesan Lane

Lv jumlah panjang vertkal


LH jumlah panjang horisontal
H

beda tinggi muka air

STABILITAS TERHADAP EROSI BAWAH


TANAH Gbr 27

Gaya angkat
fondasi bendung

STABILITAS TERHADAP EROSI BAWAH


TANAH Gbr 28

Metode angka
rembesan lane

STABILITAS TERHADAP EROSI BAWAH


TANAH Tabel 1

Harga min Lane

DETAIL BANGUNAN

Dinding penahan : Gbr 29


Biasanya h < 3m
Dinding depan vertikal : b=
0,26 h. B= 0,425h
Dinding depan miring :
b=0,23h. B=0,46h

DETAIL BANGUNAN Gbr. 30

Perlindungan terhadap
erosi bawah tanah :
Untuk melindungi
menggunakan bbrp
kombinasi
Prinsipnya :
mengurangi
kehilangan beda tinggi
per satuan panjang
rembesan atau
memutup rembesan
sama sekali

DETAIL BANGUNAN Gbr. 31


Perlindungan terhadap erosi bawah
tanah :

Untuk melindungi menggunakan


bbrp kombinasi

Prinsipnya : mengurangi kehilangan


beda tinggi per satuan panjang
rembesan atau memutup rembesan
sama sekali

Pemilihan pelindung berikut bisa


sendiri atau kombinasi :
1.
Lantai hulu : beton 10 cm, atau pas
bt kali 20 25 cm. Tapi Lane 1/3
2.
Dinding halang : Mahal, Lane penuh
100%
3.
Filter pembuang
4.
Konstruksi pelengkap
Erosi bawah tanah adalah 3 dimensi,
konstruksi lindung harus ke semua
arah.
Lantai hulu : harus kedap, sambungan
dengan bendung harus rapat,
kombinasi lempung dan seal karet.
Salah satu sebab runtuhny bendung
penurunan tidak merata.
Sambungan hati2. Murah

DETAIL BANGUNAN Gbr. 32


Dinding halang ( cut-off) :

Alternatif :
1.
Dinding beton : bagus, tapi
mahal
2.
Pasangan batu : bagus,
relatif murah, kedalaman
terbatas.
3.
Tanah kedap air, atau pudel
( 1 kapur : 4 tanah ) : baik
sekali, sangat murah,
kontak sambungan dengan
bendung tidak baik
4.
Pelat pancang baja atau
kayu : amat mahal, harus
hati2, kontak antar pelat
harus baik, cocok utk tanah
butir halus, kena gravel sulit
masuk.
Agar gaya uplift minimal,
sebaiiknya dipasang ujung
lantai paling hulu.

DETAIL BANGUNAN Gbr. 33

Lubang pembuang/filter :
Dibuat untuk mengurangi
gaya
angkat,
dengan
melepas air diujung kolam
olak
Untuk
mencegah
terangkutnya bahan padat
fondasi bendung dilengkapi
dengan filter :, pasi krikil
atau bahan sintetis.
Konstruksi pelengkap :
Tubuh
bendung
kemungkinan turun tidak
merata,
bisa
retak2,
lolosnya air, untuk itu perlu
dibuat
sambungan
yang
bagus.
Tanah bawah jenuh krn air
hujan : perlu ditangani
jangan terjadi jalur gelincir
atau erosi bawah.

PERENCNN KANTONG LUMPUR Gb. 34

1.
2.
3.

Meskipun
sdh
ada
bangunan
pembilas depan intake, masih ada
butir halus yg masuk.Utk mencegah
perlu kantong lumpur.
Wujudnya : memperbesar saluran,
kec
berkurang,
sedimen
mengendap.
Utk menampung sedimen saluran
diperdalam, dibilas tiap 1-2 minggu.
Biasanya panjang 200 m sedimen
kasar, sd 500 m sedimen halus.
Tergantung pada topografi dan
keperluan pembilasan.
Pertimbangan dalam memutuskan :
Ekonomis atau tidak
Kemudahan pek OP
Perlu dibangun, kalau sedimen
masuk ke saluran > 5% kedalaman
x panjangx lebar saluran primer dab
sekunder.( Butiran< 0,06 -0,07 mm
revisi 0.088 mm)

PERENCNN KANTONG LUMPUR

Sedimen :
Data yg diperlukan : pembagian butir,
penyebaran kearah vertical, sedimen layang,
sedimen dasar,
Kalau tidak ada data, diandaikan volume
sedimen yang akan masuk kantong lumpur
0,05% volume air masuk.
Dianjurkan 60-70% sedimen diatas 0,06-0,07
mm bisa diendapkan. (revisi kp 0,088 mm)
Bangunan pengambilan : perencanaan yag baik
akan mempengaruhi jumlah sedimen masuk ke
kantong lumpur.

Jaringan saluran : Perencanaan saluran yang


baik adalah dibuat kapasitas angkut sama besar
atau makin membesar kearah hilir. Kalau ada
kelebihan sedimen yang tidak mengendap di
kantong lumpur, diharapkan mengendap di
sawah. Petani harus membuang sedimen ini.

Topografi : topografi tepi sungai dan kemiringan


sungai sangat mempengaruhi kelayakan
ekonomis. Kantong lumpur perlu ruangan yang
luas, penempatannya harus dikaji
cermat.Kemiringan sungai kurang, energi
ditambah dengan menaikkan mercu bendung.

PERENCNN KANTONG LUMPUR Gbr 35

Dimensi kantong lumpur


Partikel pada ttk awal A
kecepatan endap w dan
kecepatan
air
v
akan
mengendap di ttk C .
Waktu
yg diperlukan t
=H/w=L/v dimana v= Q/HB
Menghasilkan LB=Q/w,
dimana L= panjang kantong
lumpur,
B= lebar kantong lumpur,
Q= debit air,
w= kecepatan
endap di
kantong lumpur
Agar
tidak
terjadi
meandering
atau
pulau
endapan dibuat L/B >8.
Kalau
topografi
tidak
memungkinkan bisa dibagibagi
kearah
memanjang
dengan dinding pemisah
( devider wall )

PERENCNN KANTONG LUMPUR Gbr 36

1.
2.

3.
4.

Volume tampungan

Volume kantong lumpur


tergantung : kandungan
sedimen, volume air yg
lewat, jarak waktu
pembilasan.
Banyak sedimen yang lewat
bisa dihitung :
Pengukuran langsung
dilapangan
Perhitungan rumus yg cocok
( Einstein-Brown, MeyerPeter, Muller )
Atau memakai data kantong
lumpur yg ada di lokasi lain.
Perkiraan 0,05%
Kedalaman ds = 1 m utk
jaringan kecil ( 10 m3/dt ),
2,5 m utk jaringan besar
( 100 m3/dt )

PERENCNN KANTONG LUMPUR Gbr 37

Tata letak kampung


lumpur
Tata letak terbaik kalau
saluran pembilas lurus
sebagai kelanjuatan
kantong lumpur, saluran
primer disampingnya.
Ambang saluran primer
diatas tinggi maks
sedimen
Alternatif tata letak lain
saluran primer searah
kantong lumpur, perlu
dinding pengarah

PERENCNN KANTONG LUMPUR Gbr 38

Tata letak
kampung
lumpur
Alternatif tata
letak lain
saluran primer
searah kantong
lumpur, perlu
dinding
pengarah

PENGATURAN SUNGAI DAN


BANGUNAN PELENGKAP

Lindungan dasar sungai


Bangunan di sungai,mengubah pola aliran, terjadi
gerusan lokal, perlu dilindungi
Dihilir kolam olak, bahan pelindung terdiri pasngn
bt kosong atau bronjong.
Supaya aman dan awet dilengkapi dengan filter
Bahan pelindung jangan dari beton atau pas bt
kali, krn akan memperpanjang jalur rembesan
yang menyebabkan gaya uplift.
Gerusan pada hulu bangunan juga ada, kalau
disini boleh pakai beton atau pas bt kali.
Panjang pelindung hulu= 2-3x kedalaman air
Panjang pelindung hilir= 4xkedalaman gerusan

PENGATURAN SUNGAI DAN BANGUNAN


PELENGKAP Gbr.39

Lindungan tanggul
sungai
Perlindungan : bato
kosong, bronjong, pas bt
kali, atau beton
Kedalaman fondasi
bangunan lindung harus
memadai terhadap
degradasi sungai
Untuk memantapkan
tanggul perlu bangunan
pelindung dari krip untuk
memperbaiki pola aliran.
Pada bag ruas sunagi
yang curam perlu dibuat
krip lihat gambar 39.

PENGATURAN SUNGAI DAN BANGUNAN


PELENGKAP Gbr.40

Lindungan tanggul sungai


Dihilir bendung
penggerusan tanggul
terjadi krn adanya
turbulensi
Dibuat krip, paling
ekonomis
Kalau tidak ada alur krib
yang cocok, krip dibuat
tegak lurus tanggul
Tinggi mercu krip sama
dengan bantaran
Kemiringan pelindung
tanggul atau krip 1:2,5
3,5 dibawah air, dan 1:
1,5-2,5 yang diatas air
Kemiringan ujung krip
1:5-10

PENGATURAN SUNGAI DAN BANGUNAN


PELENGKAP TANGGUL Gbr.41

Panjang dan elevasi


Kurve pengempangan digunakan utk menghitung panjang
dan elevasi tanggul untuk banjir dengan periode ulang
berbeda. Untuk genangan dengan Q 100 ditambah tinggi
jagaan. Dan dicek dengan Q 1000 th
Hitung pakai STANDAR STEP METHODE , jika ada data
kemiringan sungai, pot melintang dan faktor kekasaran
sungai.
Untuk perkiraan kasar, hitung pakai rumus sederhana.

z h(1

x 2
)
L

h
2h
1 L
a
I
h
ah
1 L
a
I

PENGATURAN SUNGAI DAN BANGUNAN


PELENGKAP TANGGUL Gbr.42

Poros tanggul : Tanggul banjir


sebaiknya jauh dari air terendah
Tinggi jagaan : Elevasi puncak
tanggul 0,25 m diatas elevasi
pangkal bendung untuk
keamanan extra.
Potongan melintang :
Lebar puncak tanggul 3m. Kalau
dipakai jalan ditambah
seperlunya.
Kemiringan hulu dan hilir diambil
antara 1:2 sd 1:3,5 tergantung
jenis tanah.
Tinggi tanggul > 5m sebaiknya
stabilitasny dicek dengan
perhitungan khusus.
Bila fondasi tanggul lolos air
( porous ) disarankan dibuat cut
off ( parit halang ) 1/3 X H

PENGATURAN SUNGAI DAN BANGUNAN


PELENGKAP SODETAN Gbr.43

1.
2.
3.

Kadang-kadang lebih
menguntungkan membuat
bendung dialur sungai, yaitu
dilaksanakan dengan sodetan
( COUPURE )
Keteknikan sungai dipikir
mendalam : arah sodetan,
dimensi,, perubahan dasar sungai,
penutupan sungai
Tata letak :
Tata letak tergantung banyak
faktor : geologi, geologi teknik,
bangunan, topografi.
Pertimbangan penting :
Gangguan morfologi sungai
diusahakan sesedikit mungkin.
Menurunnya dasar sungai akibat
makin terjal ( slope makin besar )
Fondasi bangunan harus dibuat
koperan bagian hilirnya.

PENGATURAN SUNGAI DAN BANGUNAN


PELENGKAP. TANGGUL PENUTUPGbr.44

Penutupan sungai lama


dan pembelokan ke
bendung yang baru harus
direncanakan hati-hati: :
Air dibelokkan dengan
menaikkan muka air
dihulu.
Penutupan sungai pada
waktu air kecil dan cukup
lama.
Penutupan harus dilakukan
dengan cepat
Bahan yg dipakai harus
berat ( batu besar, blok2
beton ) dan tersedia
banyak.
Bila penutupan selesai,
segera diperkuat dengan
tanggul permanen.

PENYELIDIKAN MODEL HIDRAULIS

1.
2.
3.
4.
5.

Umum :
Model hidraulis dipakai untuk mensimulasi perilaku hidraulis
dengan skala lebih kecil.
Selain model hidraulis ada juga model matematika dengan
komputer, tetapi memerlukan parameter dan data yang
akurat.
Model hidraulik dilakukan untuk menyelidiki perilaku
hidraulis, sedang model komputer dipakai untuk studi banjir
dan gejala morfologi seperti degradasi dan agradasi.
Pertimbangan pakai model atau tidak :
Apakah ada masalah yg tdk bisa dipecahkan dngn
pengalaman y.l.
Apakah bangunan begitu komplek sehingga dengan standar
yg ada masih meragukan
Apakah model hidraulis akan bisa menghemat
Apakah OP bangunan sulit dibuat berdasar pengalaman
terdahulu
Apakah beaya model tidak lebih mahal dengan beaya
keseluruhan

PENYELIDIKAN MODEL HIDRAULIS

Penyelidikan model hidraulik untuk bendung :


bagian yg perlu diselidiki.
Lokasi dan tata letak
Pekerjaan pengaturan sungai di hulu dan hilir
bangunan
Bentuk mercu bendung
Pintu dan bentuk ambang
Kolam olak dan efisiensiny sebagai peredam
energi
Eksploitasi pintu sehubungan dengan gerusan dan
atau endapan.
Kompleks pengambilan n pembilas sehubungan
pencegahan sedimen.
Saluran pengarah dan kantong lumpur.

PENYELIDIKAN MODEL HIDRAULIS

Lokasi dan tata letak:


Dibuat tata letak secara umum dengan kriteria yang ada.
Untuk bendung yang besar dan rumit perlu dimodel untuk
mengecek lokasi terkait dengan perilaku hidraulik.
Untuk bendung kecil dan sederhana tidak perlu dimodel.
Pekerjaan pengaturan sungai.
Perlu dilakukan guna memperbaiki pola aliran di hulu dan hilir
Keperluan bangunan pelindung dimana dan jenisnya apa.
Pola aliran menuju pintu pengambilan harus diselidiki untuk
mencegah sedimen
Hasil model akan memberi masukan tata letak dan perlindungan
sungai, dan diharapkan dapat menghemat beaya.
Bentuk mercu bendung
Bentuk mercu bendung sudah banyak standarnya
Di Indonesia dipakai bulat atau Ogee
Model diperlukan kalau ada masalah khusus yang sulit dipecahkan.

PENYELIDIKAN MODEL HIDRAULIS

Pintu dan bentuk ambang:


Secara garis besar jenis dan bentuk pintu
telah ada standarnya, dan perilaku hidraulik
telah diselidiki di laboratorium.Penyelidikan
dilakukan utk mengetahui koef debit dan
perilaku getaran.
Dalam keadaan standar tidak perlu model
test lagi
Kecuali untuk jenis dan bentuk pintu khusus
yang komplek dan rumit perlu dilakukan
model untuk mencek unjuk kerja hidrolis dan
perilaku hidro mekanik.
Bentuk ambang telah dibuat standar dengan
penyelidikan yang mendalam, jadi tidak perlu
model test.

PENYELIDIKAN MODEL HIDRAULIS

Kolam olak.
Kolam olak berfungsi baik, kalau bisa meredam
energi air yg jatuh, sehingga sisa energi air dihilir
kolam olak menjadi minimal sehingga gerusan
dasar sungai tidak membahayakan.
Perencanaan kolam olak mengikuti standar yang
ada sebenarnya sudah memadai. Yang jadi
masalah adalah kedalaman gerusan hilir bendung
seberapa jauh membahayakan. Bendung besar
dan komplek perlu model
Tapi untuk bendung kecil dan sederhana tidak
perlu dimodel. Apalagi untuk dasar sungai yang
mempunyai outcrop ( batuan dasar sungai masif )
tidak ragu lagi bahwa gerusan tidak ada, maka
model tidak perlu.

PENYELIDIKAN MODEL HIDRAULIS

Pengambilan dan pembilas.


Untuk saluran dengan besaran normal tidak perlu model
Untuk sungai membawa batu2 besar perlu saringan
batu ( screen boulder ). Untuk ini perlu model.
Saluran pengarah dan kantong lumpur
Antara saluran pembawa yang sempit dan kantong
lumpur yang lebar terjadi perlambatan kecepatan aliran.
Perlu dimodel apakah distribusi aliran merata atau tidak.
Kantong lumpur perlu dimodel, untuk mengetahui
bentuk hidraulis dan posisi dinding pengarah, tata letak
kantong lumpur sehingga tercipta kantong lumpur yang
efisien.
Untuk mengetahui kemampuan membilas secara
hidraulik

METODE PELAKSANAAN

1.
2.

Umum :
Bendung dibangun di sungai yang penuh risiko mengahadapi
ketidak pastian alam yaitu banjir.
Metode pelaksanaan harus diantisipasi : peralatan yg hrs
dipakai, tenaga ahli, waktu dan besarnya perkiraan datang
banjir, risiko yang diperhitungkan, beban risiko kontraktor dan
pemerintah, bahan bangunan, teknik pelaksanaan yg cepat.
Ada 2 metode :
Pelaksanaan di palung sungai
Pelaksanaan di luar sungai ( kopur/sudetan )
Pelaksanaan di palung sungai :
Air dibelokkan sepenuhnya lewat terowong pengelak atau lewat
saluran pengelak dengan membangun coffer dam.Pelksanaan
pekerjaan dalam keadaan kering.Setelah selesai, coffer dam
dibuka terowong ditutup.(A)
Sungai dibendung separo dengan kist dam keliling, air sungai
mengalir di separo lainnya.Pelaksanaan dalam keadaan
kering.Setelah selesai, dengan cara yang sama dilakukan
pembangunan separo lainnya.(B)

METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan di
palung sungai
Gbr 45.
Untuk
merencanakan
tinggi cofferdam
dan kistdam
dikombinasi
dengan dimensi
terowong
pengelak dan
lebar separo
sungai,tergantu
ng besaran
banjir dan risiko
yang diambil
Lihat grafik

METODE PELAKSANAAN

Grafik perhitungan
risiko : Gbr 46.
Contoh suatu sungai
dihitung seri debit
dng periode ulang
berbeda Q2 th,5 th,
10 th, 15 th, 20, 25.
Pembangunan
bendung selesai 4th,
berarti umur coffer
dam 4 th.
Berapa Risiko yang
diambilL, mis 20% ,
perpotongannya pada
grs horisontal
20.Maka tinggi
cofferdam harus bisa
menampung Q20 th
Kalau risiko diperkecil
10% ketemu Q40
th.Makin tinggi,
makin mahal.

METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan ditempat kering (Sodetan/Kopur)


Bendung dibuat diluar sungai , kemudian setelah selesai
sungai dibelokkan
Risiko akibat gangguan banjir kecil.
Sejauh layak, metode ini jadi pilihan. Bahkan meski mahal
sedikit, alternatif ini dipilih.

METODE PELAKSANAAN

1.
2.
3.
4.

Kalau terjadi banjir dan melimpah diatas coffer dam dan


mengakibatkan kerusakan risiko siapa?
Diatur sebagai berikut :
Dalam perencanaan elevasi cofferdam besaran banjir dengan
probalilitas tertentu ditetapkan. Mis: Q10=150m3/dt
Kalau terjadi banjir yang lebih besar 150 m3/dt dan terjadi
kerusakan, risiko ditanggung owner.
Kalau banjir kurang 150 m3/dt, risiko ditanggung kontraktor
Dituangkan dalam kontrak dokumen.

OPERASI DAN PEMELIHARAAN

1.

2.

3.
4.
5.

OPERASI : Pengaturan bukaan pintu untuk penyediaan air.


Pengaturan air : kondisi normal, kondisi banjir, kondisi kering.
Kondisi normal : aliran sungai normal, sedimen yang dibawa sedang.
Penjediaan air dilakukan sesuai rencana kebutuhan air irigasi dan
keperluan lainnya. Air sungai masih bisa mengalir ke hilir utk keperluan
lain dan keperluan lingkungan.
Pada saat ini pintu pengambilan dibuka penuh, pintu bilas atas dan
bawah ditutup , agar air depan pengambilan tenang sedimen
mengendap.
Pintu bilas bawah dibuka 1 jam setiap hari untuk menguras endapan
lumpur.
Kalau terdapat benda terapung depan pintu bilas, pintu bilas atas
diturunkan untuk menghanyutkan benda terapung.
Dalam keadaan ini biasanya kolam lumpur sudah penuh pada 5- 10
hari.( tergantung perencanaan ). Untuk ini dilakukan pengurasan
lumpur secara hidraulis, dengan prosedur sebagai berikut :
* Pintu bilas atas dan bawah ditutup, pintu pengambilan dibuka,pintu
ke saluran irigasi ditutup, pintu penguras dibuka.
* Lama pengurasan tergantung jumlah sedimen besaran fraksi
sedimen, besar debit dan kemiringan kantong lumpur yang sudah
dihitungdalam rencana dan model test. Biasanya 3-5 jam.
* Setelah selesai, air irigasi dialirkan kembali.

OPERASI DAN PEMELIHARAAN

1.

2.

3.

4.

5.

OPERASI : Pengaturan bukaan pintu untuk penyediaan air.


Pengaturan air : kondisi normal, kondisi banjir, kondisi kering.
Kondisi banjir : aliran sungai besar, sedimen yang dibawa
banyak.
Penjediaan air untuk irigasi dan keperluan lainnya dihentikan
sementara, karena di sawah sudah kelebihan air, dan cenderung
membuang.
Pada saat ini pintu pengambilan ditutup penuh, pintu bilas atas
dan bawah ditutup , agar sedimen tidak masuk ke saluran
irigasi dan sedimen dilewatkan atas bendung .
Pada saat air surut dimana kedalaman air diatas mercu antara
0.5 sd 1 m pintu pembilas dibuka untuk menguras lumpur .
Setelah lumpur bersih dan air diatas bendung antara 0 0.5
m, pintu pengambilan dibuka dan pintu bilas ditutup. Air irigasi
normal kembali.
Pada bbrp bendung dimana debit banjir besar, saluran pembilas
dipakai untuk melewat kan air. Untuk itu pintu bilas dibuka saat
banjir.
Kalau sungai membawa batang2 pohon, kemungkinan bisa
menyangkut pada saluran pembilas yang sempit.

OPERASI DAN PEMELIHARAAN

1.

2.

3.

4.

5.

OPERASI : Pengaturan bukaan pintu untuk penyediaan air.


Pengaturan air : kondisi normal, kondisi banjir, kondisi kering.
Kondisi kering : aliran sungai kecil, sedimen yang dibawa
sedikit.
Penjediaan air untuk irigasi dan keperluan lainnya dipenuhi
tetapi cenderung kurang. Air sungai jangan disadap 100%,
karena dihilir bendung biasanya ada penyadapan untuk
keperluan lain dan atau untuk menjaga lingkungan.
Pada saat ini pintu pengambilan dibuka penuh, pintu bilas atas
atau bawah dibuka sebagian, agar air tetap mengalir sebagian
kehilir bendung.
Karena air sungai cenderung bersih maka kandungan sedimen
sedikit, maka frekuensi pengurasan lumpur dapat lebih lama
dibanding saat air normal.
Cara pengurasan seperti saat air normal, Cuma karena air
sungai dan selisih tinggi minim, air sungai ditampung dulu
beberapa jam didepan bendung dengan menutup pintu
pengambilan dan pembilas. Pada saat elevasi air naik sampai
mercu bendung, pembilasan dimulai.
Pada saat ini pengecekan terhadap saluran pembilas bawah
dilakukan untuk mengetahui apakah ada sumbatan batu. Kalau
ada inilah saatnya untuk mengatasinya, karena air sungai
kecil.

OPERASI DAN PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN : Kegiatan untuk menjaga agar bangunan


berfungsi seperti sedia kala.
JENIS PEMELIHARAAN: Rutin, berkala, darurat, permanen.
RUTIN: kegiatan secara rutin dilakukan , misal :
Babat rumput sekitar bendung
Menutup retakan tembok
Perbaikan kecil batu kosong
Pengambilan benda terapung depan pintu bilas
Pengurasan sedimen pada saluran bawah 1 jam/hari
BERKALA : kegiatan dilakukan secara berkala, misal :
Pengecatan pintu
Pemberian stenfet ( greesing )
Pembersihan sedimen pada kantong lumpur
Pengecatan bangunan pelindung
Pembersihan sedimen dan batu menyumbat pada saluran
pembilas
Perbaikan bronjon dan pasangan batu kosong
Perbaikan pintu macet

OPERASI DAN PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN : Kegiatan untuk menjaga agar bangunan


berfungsi seperti sedia kala.
JENIS PEMELIHARAAN: Rutin, berkala, darurat, dan permanen

DARURAT: perbaikan darurat agar bendung dapat segera


berfungsi . Hal ini terjadi karena bencana alam atau kelalian
manusia.
Perbaikan ini dilakukan dengan harapan nanti ada dana untuk
penyempurnaan berupa perbaikan permanen.

PERMANEN : kegiatan perbaikan sebagai peningkatan


perbaikan darurat maupun perbaikan akibat bencana dan
kelalaian manusia , sehingga perbaikannya menjadi permanen,
misal:
Tanggul penutup longsor
Sayap bendung patah
Stang pintu bengkok
Gerusan dalam dibawah bendung
Kerusakan pada kolam olak.
Pelindung talud runtuh
Penurunan tubuh bendung.

CUKUP
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai