TEKNIS IRIGASI
PERENCANAAN BANGUNAN
UTAMA
OLEH :
IR. SOEKRASNO S, DIPL. HE
SURABAYA, JUNI 2011
DIREKTORAT IRIGASI DAN RAWA
PUSDIKLAT PU- SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
OLEH :
IR. SOEKRASNO S, DIPL. HE, WIDYAISWARA UTAMA
BANTEN, MARET 2012
DIREKTORAT IRIGASI DAN RAWA
PUSDIKLAT PU- SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DEFINISI BANGUNAN
UTAMA/BENDUNG
SECARA FISIK :
Tubuh bendung
Peredam energi
Bangunan pembilas
Pintu pengambilan
Kantong lumpur
Tanggul banjir
Rumah jaga
Bangunan lainnya.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
DATA
BANGUNAN PENGELAK
PERENCANAAN HIDRAULIS
BANGUNAN PENGAMBILAN
DAN PEMBILAS
PERENCANAAN BANGUNAN
PERENCANAAN KANTONG
LUMPUR
PENGATURAN SUNGAI DAN
BANGUNAN PELENGKAP
PENYELIDIKAN MODEL
HIDRAULIS
PELAKSANAAN
OPERASI DAN PEMELIHARAAN
PENDAHULUAN
Secara umum bendung dibatasi :
Bendung Tetap
Bendung Tetap
Pompa
Pengambilan Bebas
dibangun dengan
syarat harus dibuat di sungai yang
alirannya stabil, tidak ada tinggi
limpasan maksimum, tidak ada
material hanyutan yang terbawa oleh
aliran.
POTONGAN BENDUNG
( CONTOH USBR )
DATA
Pendahuluan
Data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan
bangunan utama dalam suatu jaringan irigasi
adalah:
DATA
Data
DATA
Data geologi: kondisi umum permukaan
tanah daerah yang bersangkutan;
keadaan geologi lapangan, kedalaman
lapisan keras, sesar, kelulusan
(permeabilitas) tanah, bahaya gempa
bumi, parameter yang harus dipakai.
Data mekanika tanah: bahan pondasi,
bahan konstruksi, sumber bahan
timbunan, batu untuk pasangan batu
kosong, agregat untuk beton, batu belah
untuk pasangan batu, parameter tanah
yang harus digunakan.
DATA
Standar
untuk perencanaan:
peraturan dan standar yang telah
ditetapkan secara nasional, seperti
PBI beton, daftar baja, konstruksi
kayu Indonesia, dan sebagainya.
Data lingkungan dan ekologi
Data elevasi bendung sebagai hasil
perhitungan muka air saluran dan
dari luas sawah yang diairi.
II. DATA
TOPOGRAFI
Peta dasar 1: 25.000 atau 1: 50.000
dengan kontur 25 m, utk gambaran
DAS
Peta situasi sungai 1: 2.000,kontur
0.5 m -1.0 m, 1 km kehulu dan kehilir
sungai, 250 m kekanan dan kekiri
tebing sungai.Maksud : untuk
pemilihan lokasi bendung dan
kompleks bangunan.
Potongan memanjang dan melintang
tiap 50 m, skala 1:200
Pengukuran detail situasi bendung 1:
200 atau 1:500, kontur 0.25 m seluas
50 Ha ( 1000x500 m )
DATA HIDROLOGI
Debit banjir
Data diperlukan untuk :
Perhitungan banjir rencana
Perhitungan debit rendah andalan
Perhitungan neraca air
Debit banjir dihitung dgn periode ulang ( th ) : 1000, 100, 50,
25, 5.
Bangunan pengelak Q 100
Tanggul banjir Q 1000
Elevasi tanggul hilir Q 5-25
Karena penurunan fungsi DAS perlu koreksi:
Debit maks = 110-120% x Q perhitungan
Debit andalan = 80-90% x Q perhitungan
Saluran pengelak atau bangunan kofer dam Q 5-25
Usahakan data aliran sungai ( AWLR )
Tapi sering kali tidak ada. Data hujan
Debit
DATA HIDROLOGI
Debit andalan :
Sehingga perhitungan Q5
DATA MORFOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
III.BANGUNAN BENDUNG
Rekomendasi syarat pemilihan lokasi
bendung:
1. Topografi : dipilih lembah sempit dan tidak
terlalu dalam dengan mempetimbangkan
topografi di daerah tangkapan air maupun daerah
layanan irigasi
2. Geoteknik : dipilih dasar sungai yang
mempunyai daya dukung kuat, stratigrafi lapisan
batuan miring ke arah hulu, tidak ada sesar aktif,
tidak ada erosi buluh, dan dasar sungai hilir
bendung tahan terhadap gerusan air. Disamping
itu diusahakan keadaan batuan tebing kanan dan
kiri bendung cukup kuat dan stabil serta relatif
tidak terdapat bocoran samping.
SUNGAI
Faktor yg dipertimbangkan
SUNGAI
Morfologi sungai
Sungai stabil : tebing dari batuan kokoh, dasar
sungai ada outcrop ( batuan ),atau batu2 besar.
Sungai labil : penuh kerikil dan pasir, tebing tidak
kokoh, tidak ada outcrop, alur berpindah (semi
braiding )
Sungai bermeander : berkelok, pindah2, melewati
aluvial,konsentrasi endapan tinggi, sungai melebar,
degradasi tinggi.
Gbr 7 : Kopur/sudetan
TIPE BANGUNAN
Digolongkan dua besar :
1.
Bangunan mempengaruhi air di hulu : bendung,
embung,bendungan,cek dam.
2.
Bangunan tidak mempengaruhi air di hulu :
bendung gerak, pengambilan bebas, pompa,
bendung gerak.
Dari jenis bahan bangunan :
1.
Beton : Mantap,mahal,dari sisi cara pengerjaan
mutu terjamin,lebih homogeen,awet,tahan erosi
air.
2.
Beton komposit: beton dan pasangan batu kali.
Min 60 cm.
3.
Pasangan batu : Mantap,relatif murah, mutu
tergantung masing2 tukang,kurang
homogeen,awet,mudah retak akibat setlemen.
TIPE BANGUNAN
Bendung gerak dpt dipertimbangkan jika :
TIPE BANGUNAN
Pengambilan bebas dengan syarat :
Debit pengambilan kecil dibandingkan debit
sungai.
Pada aliran normal, tersedia ketinggian air
di sungai utk mengairi sawah.
Tebing sungai pada pengambilan bebas
stabil
Pintu pengambilan terletak pada tikungan
luar
Butir sedimen kecil dan konsentrasi sedimen
melayang relatif sedikit.
TIPE BANGUNAN
Bendung saringan bawah dpt dipertimbangkan
jika : Gambar 8.
TIPE BANGUNAN
Pompa :
Biaya OP mahal ( energi
minyak ),hanya dipakai kalau betulbetul secara grafitasi tidak bisa.
Debit air irigasi relatif kecil
dibanding debit sungai
Fleksibel membelokkan air
Beaya investasi murah.
Perlu study kelayakan yang cermat.
PERENCANAAN HIDRAULIS
Bendung:
Lebar bendung : sama dengan lebar rata2 sungai pada bankfull
discharge.
Biasanya B = 120% Bs ( lebar sungai pd banjir tahunan ).
Rumus : Be = B-2(nKp + Ka ) H1
Be = Lebar eff
B = Lebar mercu
n = jumlah pilar
Kp = Koef konstraksi pilar
Ka = Koef konstrasi pangkal bendung
H1 = Tinggi energi.
II
I
H1
pembilas
II
B1
B2
B3
B1e
B2e
Bs
H1
Ka.H1
ka.H1
Kp.H1
Kp.H1
Bs = 0.8Bs
B = B1 + B2 + B3
Be = B1e + B2e + Bs
Kp.H1
Kp.H1
PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 9 : Mercu bulat & Ogee
Gambar 4.4
1.0
r =~
p e rb a n d in g a n ( p / g )m in
H1
0.0
-1.0
-2.0
h1~H1
~
p/ g
~ y~0.7H1
r
-3.0
1
1
-4.0
0
perbandingan H1/r
10
Q Cd 2 / 3 2 / 3 g b.H
Cd C0 .C1.C2
1.5
Gambar 4.5.
1.5
1.4
1.3
1.2
koefisien Co
1.1
1.0
0.9
0.8
x
x
x
x
x
x
x
0.7
0.6
+x+ x
x
x x
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
x r = 0.025 m. - G.D.MATTHEW 1963 perbandingan H1/r
o r = ............. - A.L. VERWOERD 1941
+ r = 0.030 m. - A.W.v.d.OORD 1941
r = 0.0375 m. L.ESCANDE &
r = 0.075 m.
F.SANANES 1959
9.0
10.0
Gambar 4.6.
P/H1 ~ 1.5
F a k to r p e n g u ra n g a n k o e fis ie n
d e b it C 1
1.0
0.99
0.9
+
+
+
0.8
1.0
perbandingan P/H1
2.0
3.0
Gambar 4.7.
2
V1 /2g
koefisien koreksi C2
1.04
1:0.67
1.02
H1
1:1
1:0.33
1.00
0.98
kemiringan sudut
terhadap garis vertikal
1:0.33
1826'
1:0.67
3341'
1:1
4500'
perbandingan P/H1
0.5
1.0
1.5
Gambar 4.8.
1.0
p e rb a n d in g a n
a lira n te n g g e la mH 2 /H 1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
data dari :
+ A.L.VERWOERD 1941
0.4
W.J.v.d.OORD 1941
0.3
H2/H1=1/3
0.2
+
+
0.1
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
faktor pengurangan aliran tenggelam f
0.7
0.8
0.9
1.0
PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 10 : Pangkal bendung
Hidraulis harus baik,jangan ada turbulensi, besaran lihat gambar
PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 11 : Kolam Olak
Kasus A : tenggelam. B : loncatan tenggelam. C : loncat air (tinggi
loncat sama dengan air di hilir ). D : air rendah,loncat air bergerak
kehilir.
PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 12 : Kolam loncat air
Rumus :
v1
2g(1/2H1 z)
y2
2
1 / 2 ( 18 Fr 1)
yu
Lj 5(n y2)
Fr
v1
gyu
Fr
v1
gyu
Gambar 4.19
9
8
yu
Vd
Vu
7
6
y2
n
yu =4
n = 0.0238 m.
n = 0.0366 m.
n = 0.0539 m.
n = 0.0079 m.
n<0
5
harga y2/yu
V2
yd
batas bawah
jangkauan percobaan
X
X
X
3
2
n
yu =2
n
n =1/2 yu
=1
yu
1
1
2
harga Fru
y2 < yc
10
11
PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 13 : Kolam loncat air, Type USBR I,II,III,IV
PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 14 : Kolam loncat air, Type radial/ bak tenggelam
Untuk sungai batu2 besar,batu rolling,loncat ke hilir
Gambar 4.24
5
4
3
Tmin
hc
hc
hc
= 2.4
9 10
20
Gambar 4.23
3
Rmin
hc
H
hc
8 9 10
20
PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 15 : Kolam loncat air, Type Flugter sudah tidak dipakai
Tidak mempertimbangkan kedalaman air di hilir,akibatnya untuk Debit
yang berbeda elevasi dasar kolam berbeda. Dipakai di saluran ok
Gambar 4.27
Gambar 4.28
Gambar 4.29
Gambar 4.30
Gambar 4.31
Gambar 4.32
PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 16 : Kolam loncat air, Type MDO, MDL, MDS .
Hasil puslitair memodikasi USBR.
Sudah banyak diterapkan di lapangan. Lebih cocok untuk Indonesia
BENDUNG GERAK
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
PENGAMBILAN BEBAS :
Posisi harus tepat agar sedimen tidak masuk.Tinggi ambang
secukupnya untuk menahan sedimen.Tebing sungai harus
kokoh.
POMPA :
Rumus : HP= Qh
76
Efisiensi : Pompa 75%,mesin 90%,Total 65%
Kapasitas pompa dipertimbangkan dengan berapa jumlahnya
untuk efisiensi dan keamanan kalau terjadi kemacetan.
BENDUNG TYROLL:
Tidak cocok utk sungai yng sedimennya tinggi
Dasar sungai rawan gerusan,fondasi harus dalam
Saringan dibuat sederhana, tahan benturan, mudah
dibersihkan
Kantong lumpur : kapasitas memadai utk sedimen yang
masuk,mampu membilas, perlu kemioringan tinggi.
Pada saluran primer dibuat pelimpah.
1.
2.
3.
1.
2.
V.BANGUNAN PENGAMBILAN
Tata Letak
DAN PEMBILAS
BANGUNAN PEMBILAS
Lantai pembilas depan pengambilan
Gambar
19
tempat mengendap sedimen,
yg
secara berkala dibilas.
Pengalaman selama ini : lebar
pembilas ditambah pilar 1/6 -1/10
lebar bendung.Lebar pembilas 60%
lebar pengambilan
Sudut a= 70
1.
2.
3.
PEMBILAS BAWAHGambar 20
PINTU
Pintu pengambilan
PINTU BILAS
Ada 4 macam :
Gambar 23
satu pintu tanpa
pelimpah (a)
satu pintu dengan
peimpah (b)
dua pintu dengan
pelimpah (c)
pintu radial
denagn katup (d)
PERENCANAAN BANGUNAN
ANALISA STABILITAS
ANALISA STABILITAS
Gbr. 26
CL
1/3
CL
Gaya angkat
fondasi bendung
Metode angka
rembesan lane
DETAIL BANGUNAN
Perlindungan terhadap
erosi bawah tanah :
Untuk melindungi
menggunakan bbrp
kombinasi
Prinsipnya :
mengurangi
kehilangan beda tinggi
per satuan panjang
rembesan atau
memutup rembesan
sama sekali
Alternatif :
1.
Dinding beton : bagus, tapi
mahal
2.
Pasangan batu : bagus,
relatif murah, kedalaman
terbatas.
3.
Tanah kedap air, atau pudel
( 1 kapur : 4 tanah ) : baik
sekali, sangat murah,
kontak sambungan dengan
bendung tidak baik
4.
Pelat pancang baja atau
kayu : amat mahal, harus
hati2, kontak antar pelat
harus baik, cocok utk tanah
butir halus, kena gravel sulit
masuk.
Agar gaya uplift minimal,
sebaiiknya dipasang ujung
lantai paling hulu.
Lubang pembuang/filter :
Dibuat untuk mengurangi
gaya
angkat,
dengan
melepas air diujung kolam
olak
Untuk
mencegah
terangkutnya bahan padat
fondasi bendung dilengkapi
dengan filter :, pasi krikil
atau bahan sintetis.
Konstruksi pelengkap :
Tubuh
bendung
kemungkinan turun tidak
merata,
bisa
retak2,
lolosnya air, untuk itu perlu
dibuat
sambungan
yang
bagus.
Tanah bawah jenuh krn air
hujan : perlu ditangani
jangan terjadi jalur gelincir
atau erosi bawah.
1.
2.
3.
Meskipun
sdh
ada
bangunan
pembilas depan intake, masih ada
butir halus yg masuk.Utk mencegah
perlu kantong lumpur.
Wujudnya : memperbesar saluran,
kec
berkurang,
sedimen
mengendap.
Utk menampung sedimen saluran
diperdalam, dibilas tiap 1-2 minggu.
Biasanya panjang 200 m sedimen
kasar, sd 500 m sedimen halus.
Tergantung pada topografi dan
keperluan pembilasan.
Pertimbangan dalam memutuskan :
Ekonomis atau tidak
Kemudahan pek OP
Perlu dibangun, kalau sedimen
masuk ke saluran > 5% kedalaman
x panjangx lebar saluran primer dab
sekunder.( Butiran< 0,06 -0,07 mm
revisi 0.088 mm)
Sedimen :
Data yg diperlukan : pembagian butir,
penyebaran kearah vertical, sedimen layang,
sedimen dasar,
Kalau tidak ada data, diandaikan volume
sedimen yang akan masuk kantong lumpur
0,05% volume air masuk.
Dianjurkan 60-70% sedimen diatas 0,06-0,07
mm bisa diendapkan. (revisi kp 0,088 mm)
Bangunan pengambilan : perencanaan yag baik
akan mempengaruhi jumlah sedimen masuk ke
kantong lumpur.
1.
2.
3.
4.
Volume tampungan
Tata letak
kampung
lumpur
Alternatif tata
letak lain
saluran primer
searah kantong
lumpur, perlu
dinding
pengarah
Lindungan tanggul
sungai
Perlindungan : bato
kosong, bronjong, pas bt
kali, atau beton
Kedalaman fondasi
bangunan lindung harus
memadai terhadap
degradasi sungai
Untuk memantapkan
tanggul perlu bangunan
pelindung dari krip untuk
memperbaiki pola aliran.
Pada bag ruas sunagi
yang curam perlu dibuat
krip lihat gambar 39.
z h(1
x 2
)
L
h
2h
1 L
a
I
h
ah
1 L
a
I
1.
2.
3.
Kadang-kadang lebih
menguntungkan membuat
bendung dialur sungai, yaitu
dilaksanakan dengan sodetan
( COUPURE )
Keteknikan sungai dipikir
mendalam : arah sodetan,
dimensi,, perubahan dasar sungai,
penutupan sungai
Tata letak :
Tata letak tergantung banyak
faktor : geologi, geologi teknik,
bangunan, topografi.
Pertimbangan penting :
Gangguan morfologi sungai
diusahakan sesedikit mungkin.
Menurunnya dasar sungai akibat
makin terjal ( slope makin besar )
Fondasi bangunan harus dibuat
koperan bagian hilirnya.
1.
2.
3.
4.
5.
Umum :
Model hidraulis dipakai untuk mensimulasi perilaku hidraulis
dengan skala lebih kecil.
Selain model hidraulis ada juga model matematika dengan
komputer, tetapi memerlukan parameter dan data yang
akurat.
Model hidraulik dilakukan untuk menyelidiki perilaku
hidraulis, sedang model komputer dipakai untuk studi banjir
dan gejala morfologi seperti degradasi dan agradasi.
Pertimbangan pakai model atau tidak :
Apakah ada masalah yg tdk bisa dipecahkan dngn
pengalaman y.l.
Apakah bangunan begitu komplek sehingga dengan standar
yg ada masih meragukan
Apakah model hidraulis akan bisa menghemat
Apakah OP bangunan sulit dibuat berdasar pengalaman
terdahulu
Apakah beaya model tidak lebih mahal dengan beaya
keseluruhan
Kolam olak.
Kolam olak berfungsi baik, kalau bisa meredam
energi air yg jatuh, sehingga sisa energi air dihilir
kolam olak menjadi minimal sehingga gerusan
dasar sungai tidak membahayakan.
Perencanaan kolam olak mengikuti standar yang
ada sebenarnya sudah memadai. Yang jadi
masalah adalah kedalaman gerusan hilir bendung
seberapa jauh membahayakan. Bendung besar
dan komplek perlu model
Tapi untuk bendung kecil dan sederhana tidak
perlu dimodel. Apalagi untuk dasar sungai yang
mempunyai outcrop ( batuan dasar sungai masif )
tidak ragu lagi bahwa gerusan tidak ada, maka
model tidak perlu.
METODE PELAKSANAAN
1.
2.
Umum :
Bendung dibangun di sungai yang penuh risiko mengahadapi
ketidak pastian alam yaitu banjir.
Metode pelaksanaan harus diantisipasi : peralatan yg hrs
dipakai, tenaga ahli, waktu dan besarnya perkiraan datang
banjir, risiko yang diperhitungkan, beban risiko kontraktor dan
pemerintah, bahan bangunan, teknik pelaksanaan yg cepat.
Ada 2 metode :
Pelaksanaan di palung sungai
Pelaksanaan di luar sungai ( kopur/sudetan )
Pelaksanaan di palung sungai :
Air dibelokkan sepenuhnya lewat terowong pengelak atau lewat
saluran pengelak dengan membangun coffer dam.Pelksanaan
pekerjaan dalam keadaan kering.Setelah selesai, coffer dam
dibuka terowong ditutup.(A)
Sungai dibendung separo dengan kist dam keliling, air sungai
mengalir di separo lainnya.Pelaksanaan dalam keadaan
kering.Setelah selesai, dengan cara yang sama dilakukan
pembangunan separo lainnya.(B)
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan di
palung sungai
Gbr 45.
Untuk
merencanakan
tinggi cofferdam
dan kistdam
dikombinasi
dengan dimensi
terowong
pengelak dan
lebar separo
sungai,tergantu
ng besaran
banjir dan risiko
yang diambil
Lihat grafik
METODE PELAKSANAAN
Grafik perhitungan
risiko : Gbr 46.
Contoh suatu sungai
dihitung seri debit
dng periode ulang
berbeda Q2 th,5 th,
10 th, 15 th, 20, 25.
Pembangunan
bendung selesai 4th,
berarti umur coffer
dam 4 th.
Berapa Risiko yang
diambilL, mis 20% ,
perpotongannya pada
grs horisontal
20.Maka tinggi
cofferdam harus bisa
menampung Q20 th
Kalau risiko diperkecil
10% ketemu Q40
th.Makin tinggi,
makin mahal.
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
CUKUP
SEKIAN