PERENCANAAN BENDUNG
1.1. Bendung Tetap. Adalah bangunan yang dipergunakan untuk meninggikan muka air
di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran
irigasi dan petak tersier. Ditinjau dari bahan yang dipergunakan, maka bendung tetap
dapat dibagi menjadi : Bendung tetap permanen (misalnya beronjong dari beton,
pasangan batu, beronjong dengan mantel); Bendung tetap semi permanen (misalnya
dari Beton, pasangan batu, beronjong dengan mantel); Bendung tetap tidak Permanen
(misalnya dari kayu, tumpukan batu).
Badan bendungan merupakan tubuh utama bendungan yang memiliki fungsi untuk
menghalangi air. Bendungan bertujuan sebagai penahan air, namun struktur lain bendungan
seperti tanggul atau pintu air berguna untuk mengelola dan mencegah aliran air masuk ke
daerah tanah yang spesifik. Tingkat kuat dari air dapat menghasilkan listrik yang disimpan
dalam pompa air serta dapat pula dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.
Pondasi merupakan struktur dari bangunan bendungan yang berguna menjadi kokohnya
bendungan.
Struktur ini memiliki kegunaan mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran.
Dalam pintu air ini memiliki beberapa bagian yaitu :
Gate leaf atau daun pintu, merupakan struktur dari pintu air yang berfungsi sebagai
penahan tekanan air dan dapat diatur untuk membuka dan menutup aliran air.
Guide frame atau rangka pengatur arah gerakan, digunakan untuk menjaga agar
gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan. Bagian ini merupakan
alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton.
Angker, memiliki kegunaan untuk menahan rangka pengatur arah gerakan agar
dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton. Angker ini
merupakan baja atau besi yang ditanam di dalam beton.
Hoist, merupakan sebuah alat yang dipakai untuk menggerakkan daun pintu air agar
dapat dibuka dan ditutup secara mudah.
Spillway atau bangunan pelimpah merupakan suatu konstruksi beserta instalasinya yang
berguna mengalirkan air banjir yang masuk ke dalam waduk supaya tidak membahayakan
keamanan bendungan. Pada bangunan pelimpah ini juga memiliki beberapa bagian yaitu :
Controle structures atau Saluran pengarah dan pengatur aliran, bagian ini berguna
untuk mengarahkan dan mengatur aliran air agar kecepatan alirannya kecil tetapi
debit airnya besar.
saluran peluncur, chute, discharge carrier dan floodway atau singkatnya saluran
pengangkut debit air. Semakin tinggi bendungan, permukaan air tertinggi di dalam
waduk dengan permukaan air sungai di sebelah hilir bendungan akan mengalami
perbedaan. Untuk kemiringan saluran pengangkut debit air sebaiknya dibuat besar
agar tidak membutuhkan biaya yang mahal karena apabila kemiringan saluran
pengangkut debit air dibuat kecil, maka ukuran bendungan yang akan menjadi
sangat panjang.
Energy dissipator atau bangunan peredam energy, merupakan bagian yang berfungsi
untuk mengurangi energi air agar tidak merusak tebing, jembatan, jalan, bangunan
dan instalasi lain di sekitar muara bangunan pelimpah.
Komponen ini memiliki kegunaan untuk menampung limpahan air ketika curah hujan tinggi.
6. Reservoir
Reservoir merupakan struktur yang digunakan untuk menampung dan menerima limpahan
air dari bendungan.
7. Stilling basin
Pada komponen stilling basin ini mempunyai kegunaan yang sama dengan energy dissipator.
Katup memiliki fungsi yang sama dengan pintu air biasa. Bedanya dapat menahan tekanan
yang lebih tinggi pada pipa air, pipa pesat dan terowongan tekan. Bagian ini merupakan
sebuah alat untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air dengan cara memutar,
menggerakkan ke arah melintang atau memanjang di dalam saluran airnya.
9. Drainage gallery
Pada bagian ini berguna sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.
Pengaliran air dari sumber air berupa sungai atau danau ke jaringan irigasi untuk
keperluan irigasi pertanian, pasokan air baku dan keperluan lainnya yang memerlukan
utama, maka aliran air sungai tidak diperbolehkan disadap seluruhnya. Namun harus
Salah satu bangunan utama yang mempunyai fungsi membelokkan air dan
diperlukan keperluan :
(3) Peralatan komunikasi, tempat teduh serta perumahan untuk tenaga operasional,
(4) Jembatan di atas bendung, agar seluruh bagian bangunan utama mudah di
(5) Instalasi tenaga air mikro atau mini, tergantung pada hasil evaluasi ekonomi serta
(6) Bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang senyatanya perlu
BAB 2
PERENCANAAN BANGUNAN TETAP
Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung pelimpah : tipe
Ogee dan tipe bulat (lihat Gambar 4-2.). Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai baik
untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari keduanya.
Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini berkemiringan
1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin menguntungkan jika
bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan kolam olak. Dalam hal ini
kavitasi dan aerasi tirai luapan harus diperhitungkan dengan baik.
Mercu bulat
Bendung dengan mercu bulat (lihat Gambar 4-2.) memiliki harga koefisiensi debit yang
jauh lebih tinggi (44%) dibandingkan dengan koefisiensi bendung ambang lebar. Pada
sungai, ini akan banyak memberikan keuntungan karena bangunan ini akan
mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisiensi debit menjadi lebih
tinggi karena lengkung streamline dan tekanan negatif pada mercu. Tekanan pada mercu
adalah fungsi perbandingan antara H1 dan r (H1 /r) (lihat Gambar 4-4.). Untuk bendung
dengan dua jari-jari (R2) (lihat Gambar 4-2.), jari-jari hilir akan digunakan untuk
menemukan harga koefisien debit.
Untuk menghindari bahaya kavitasi lokal, tekanan minimum pada mercu bendung harus
dibatasi sampai – 4 m tekanan air jika mercu terbuat dari beton untuk pasangan batu
tekanan subatmosfir sebaiknya dibatasi sampai –1 m tekanan air. Gambar 4-3. Ben
Dari Gambar 4-3. tampak bahwa jari-jari mercu bendung pasangan batu akan berkisar
antara 0,3 sampai 0,7 kali H1maks dan untuk mercu bendung beton dari 0,1 sampai 0,7 kali
H.1maks
Persamaan tinggi energi-debit untuk bendung ambang pendek dengan pengontrol segi
empat adalah:
Q = Cd2/3√2/3g �� ��11,5........................................................................ 4-2
dimana: Q = debit, m3/dt
b = panjang mercu, m
- C2 yang merupakan fungsi p/H1 dan kemiringan muka hulu bendung (lihat Gambar 4-7.).
C0 mempunyai harga maksimum 1,49 jika H1/r lebih dari 5,0 seperti diperlihatkan pada
Gambar 4-5.
2.2. Lebar Bendung
Untuk sungai-sungai yang mengangkut bahan-bahan sedimen kasar yang berat, lebar
bendung tersebut harus lebih disesuaikan lagi terhadap lebar rata-rata sungai, yakni
jangan diambil 1,2 kali lebar sungai tersebut.
Agar pembuatan bangunan peredam energi tidak terlalu mahal, maka aliran per satuan
lebar hendaknya dibatasi sampai sekitar 12-14 m 3/dt.m1, yang memberikan tinggi energi
maksimum sebesar 3,5 – 4,5 m (lihat Gambar 4-1.)
Bentuk Pilar Kp
Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan pada jari-jari 0,02
yang hampir sama dengan 0,1 dari tebal pilar
Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 900 ke arah aliran 0,20
Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 900 ke arah aliran dengan 0,10
0,5 H1> r > 0,15 H1
Untuk pangkal tembok bulat dimana r > 0,5 H1 dan tembok hulu tidak lebih dari 0
450 ke arah aliran
Lebar efektif mercu (Be) dihubungkan dengan lebar mercu yang sebenarnya (B), yakni jarak
antara pangkal-pangkal bendung dan/atau tiang pancang, dengan persamaan berikut:
n = jumlah pilar
H1 = tinggi energi, m
Dalam memperhitungkan lebar efektif, lebar pembilas yang sebenarnya (dengan bagian
depan terbuka) sebaiknya diambil 80% dari lebar rencana untuk mengkompensasi
perbedaan koefisiensi debit dibandingkan dengan mercu bendung itu sendiri (lihat Gambar
4-1.).
2.3.