Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH STABILITAS BANGUNAN UTAMA

MATA KULIAH SISTEM IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

RAY MUNDUS KRIS PRIANTO

022200065

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPL

UNIVERSITAS NUSA NIPA MAUMERE


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada Saya
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan Karuni-Nya lah Saya dapat menyelesaikan
makalah Stabilitas Bangunan Utama tepat waktu. Makalah Ini disusun guna memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Sitem irigasi Dan Bangunan Air. Selain itu,saya juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi Saya tentang Teknik Irigasi Dalam Bidang Teknik
Sipil. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pak Dedi Imanuel Pau,S.T.
M.Eng Selaku dosen mata kuliah Sitem irigasi Dan Bangunan Air. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni Saya. Saya juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................ii

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................

1 .3 Tujuan Masalah ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Stabilitas...............................................................................................................

2.2 Pengertian Bangunan Utama ...............................................................................

2.3 Stabilitas Bangunan Utama...........................................................,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................

3.2 Saran ................................................................................................................

REFERENSI............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi meninggikan muka air
sungai agar bisa di sadap. Bendung merupakan salah satu dari bagian bangunan utama.
Bangunan utama adalah bangunan air (hydraulic structure) yang terdiri dari bagianbagian:
Bendung (weir structure), bangunan pengelak (diversion structure), bangunan pengambilan
(intake structure), bangunan pembilas (flushing structure), dan bangunan kantong lumpur
(sediment trapstructure). Berdasarkan Standar Nasional Indonesia 03-2401-1991 tentang
pedoman perencanaan hidrologi dan hidraulik untuk bangunan di sungai adalah bangunan ini
dapat didesain dan dibangunan sebagai bangunan tetap, bendung gerak, atau kombinasinya, dan
harus dapat berfungsi untuk mengendalikan aliran dan angkutan muatan di sungai sedemikian
sehingga dengan menaikkan muka airnya, air dapat dimanfaatkan secara efisien sesuai dengan
kebutuhannya. Definisi bendung menurut analisis upah dan bahan BOW (Burgerlijke Openbare
Werken), bendung adalah bangunan air (beserta kelengkapannya) yang dibangun melintang
sungai untuk meninggikan taraf muka air sehingga dapat dialirkan

Stabilitas bendung merupakan perhitungan kontruksi untuk menentukan ukuran bendung agar
mampu menahan muatan-muatan dan gaya-gaya yang bekerja padanya dalam segala keadaan,
dalam hal ini termasuk terjadinya angin kencang dan gempa bumi hebat dan banjir besar.
Syaratsyarat stabilitas kontruksi seperti lereng di sebelah hulu dan hilir bendung tidak mudah
longsor, harus aman terhadap geseran, harus aman terhadap rembesan, dan harus aman terhadap
penurunan bendung.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa arti Dari Kata Stabilitas?


2. Apa Saja Bangunan Utama Irigasi ?
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Stabilitas Utama?

1.3 Tujuan

Untuk Mengetahui apa arti Dari Stabiliyas dan Mengetahui apa yang dimaksud dengan Stabilitas
Bangunan Utama.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Stabilitas.

stabilitas adalah kemampuan yang dimiliki suatu organisme, populasi, komunitas, atau
ekosistem untuk menghidupi dirinya sendiri atau meredam sejumlah gangguan maupun tekanan
dari luar. Menurut Tesaurus Bahasa Indonesia, sinonim kata stabilitas adalah kemantapan,
kemapanan, kestabilan, kesetimbangan, pemantapan.

2.2 Bangunan Utama.

Bangunan utama (head works) dapat didefinisikan sebagai kompleks bangunan


yang direncanakan di dan sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam
jaringan saluran agar dapatdipakai untuk keperluan irigasi. Bangunan utama bisa mengurangi
kandungan sedimen yang berlebihan, serta mengukur banyaknya air yang masuk.

Bangunan utama terdiri dari bendung dengan peredam energi, satu atau dua pengambilan utama
pintu bilas kolam olak dan (jika diperlukan) kantong lumpur, tanggul banjir pekerjaan sungai
dan bangunan-bangunan pelengkap.Bangunan utama dapat diklasifikasi ke dalam sejumlah
kategori, bergantung kepada perencanaannya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa kategori.

1. Bendung, Bendung Gerak

(Gambar: Bendung Gerak Serayu, Banyumas)

Bendung (weir) atau bendung gerak (barrage) dipakai untuk meninggikan muka air di sungai
sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak
tersier. Ketinggian itu akan menentukan luas daerah yang diairi (command area). Bendung gerak
adalah bangunan yang dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka untuk mengalirkan air pada
waktu terjadi banjir besar dan ditutup apabila aliran kecil. Di Indonesia, bendung adalah
bangunan yang paling umum dipakai untuk membelokkan air sungai untuk keperluan irigasi.
2. Bendung Karet

(Gambar: Bendung Karet Tirtonadi, Solo)

Bendung karet memiliki dua bagian pokok yaitu tubuh bendung yang terbuat dari karet dan
pondasi beton berbentuk plat beton sebagai dudukan tabung karet serta Jaringan Irigasi
dilengkapi satu ruang kontrol dengan beberapa perlengkapan (mesin) untuk mengontrol
mengembang dan mengempisnya tabung karet. Bendung berfungsi meninggikan muka air
dengan cara mengembangkan tubuh bendung dan menurunkan muka air dengan cara
mengempiskan tubuh bendung yang terbuat dari tabung karet dapat diisi dengan udara atau air.
Proses pengisian udara atau air dari pompa udara atau air dilengkapi dengan instrumen
pengontrol udara atau air (manometer).

3. Pengambilan Bebas

(Gambar: Pengambilan Bebas)

Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai yang mengalirkan air sungai ke
dalam jaringan irigasi, tanpa mengatur tinggi muka air di sungai. Dalam keadaan demikian, jelas
bahwa muka air di sungai harus lebih tinggi dari daerah yang diairi dan jumah air yang
dibelokkan harus dapat dijamin cukup.

4. Pengambilan dari Waduk (Reservoir)

(Gambar: Reservoir Banjir Kanal Timur, Jakarta Utara)

Waduk (reservoir) digunakan untuk menampung air irigasi pada waktu terjadi surplus air di
sungai agar dapat dipakai sewaktu-waktu terjadi kekurangan air. Jadi, fungsi utama waduk
adalah untuk mengatur aliran sungai.Waduk yang berukuran besar sering mempunyai banyak
fungsi seperti untuk keperluan irigasi, tenaga air pembangkit listrik, pengendali banjir, perikanan
dsb. Waduk yang berukuran lebih kecil dipakai untuk keperluan irigasi saja.

5. Stasiun Pompa

(Gambar : Irigasi Sistem Pompa)

Irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan apabila pengambilan secara gravitasi ternyata tidak
layak dilihat dari segi teknis maupun ekonomis. Pada mulanya irigasi pompa hanya memerlukan
modal kecil, tetapi biaya eksploitasinya mahal
Terdapat bagian-bagian dalam Bangunan Utama, antara lain:

1. Bangunan Bendung

Bendung merupakan bangunan yang dibangun melintang sungai sehingga dapat membelokkan
air menuju jaringan irigasi. Adanya bendung akan membentuk genangan pada hulu bangunan,
selain itu bendung juga dapat berfungsi sebagai penghalang banjir.

2. Pengambilan

Bangunan ini berfungsi untuk mengelakkan air dari sungai atau sumber air lainnya dalam jumlah
yang diinginkan. Penempatan bangunan pengambilan sebaiknya dibuat sedekat mungkin dengan
pembilas sehingga memudahkan dalam pembersihan sedimen. Bangunan pengambilan
dilengkapi dengan pintu air yang berfungsi untuk mengatur besarnya bukaan pengambilan serta
pengendalian saat terjadi banjir.
3. Pembilas

Bangunan ini berfungsi untuk meminimalisir benda dan sedimen kasar yang terbawa masuk ke
dalam saluran irigasi. Benda dan sedimen kasar akan tertampung dan mengendap pada lantai
pembilas. Saat pintu pembilas dibuka maka aliran akan terkonsentrasi pada bangunan pembilas
sehingga benda dan sedimen kasar akan hanyut terbilas.

4. Kantong Lumpur

Bangunan ini berfungsi untuk mengendapkan sedimen halus yang terbawa masuk ke dalam
saluran irigasi. Biasanya kantong lumpur ditempatkan setelah bangunan pengambilan. Kantong
lumpur dibuat lebih lebar daripada saluran irigasi dengan panjang tertentu agar tercipta
kecepatan aliran yang lebih lambat sehingga memberikan kesempatan kepada sedimen halus
untuk mengendap. Dasar saluran kantong lumpur juga dibuat lebih rendah yang berfungsi
sebagai tempat penampungan endapan sedimen halus tersebut. Pembersihan kantong lumpur
dapat dilakukan dengan membuka pintu penguras kantong lumpur sehingga endapan terbuang
kembali ke sungai. Dalam kondisi tidak terdapat pintu penguras kantong lumpur maka
pembersihan dilakukan dengan pengerukan baik secara manual maupun menggunakan alat.

5. Bangunan Perkuatan Sungai

Adanya bangunan bendung yang melintang sungai akan mengubah pola aliran yang dapat
minimbulkan sedimentasi maupun penggerusan pada dasar dan tepi sungai. Gerusan dapat
membahayakan konstruksi bangunan sehingga diperlukan bangunan perkuatan sungai.
Perlindungan terhadap gerusan di hulu tubuh bendung dapat dilakukan dengan membuat
pasangan batu atau lantai beton di depan bangunan bendung. Selain pada hulu bendung, sisi hilir
bendung juga rawan terhadap gerusan. Gerusan pada hilir dapat diatasi dengan membuat lapisan
batu kosong atau menggunakan bronjong yang ditempatkan setelah kolam olak.

Gerusan juga dapat terjadi terhadap tanggul sungai baik di hulu maupun di hilir bendung.
Perkuatan taggul sungai dapat menggunakan bronjong, pasangan batu kosong, pasangan batu
maupun beton. Dalam kondisi sungai pada hilir bendung yang lebar dan dalam dapat digunakan
krib yang dibangun tegak lurus terhadap tanggul.
6. Bangunan Pelengkap

Bangunan pelengkap yang berfungsi untuk mendukung kinerja bangunan utama antara lain:

1.

a. Alat ukur debit dan tinggi muka air baik di sungai maupun di saluran.

b. Rumah operasi pintu.

c. Peralatan komunikasi.

d. Jembatan diatas bendung. Adanya jembatan akan memudahkan akses ke bagian-bagian

bangunan utama.

e. Instalasi mikro hidro dan tangga ikan jika diperlukan. (faisal-sda)


2.3 Stabilitas Bnagunan Utama.

Stabilitas bendung merupakan perhitungan kontruksi untuk menentukan ukuran bendung agar
mampu menahan muatan-muatan dan gaya-gaya yang bekerja padanya dalam segala keadaan,
dalam hal ini termasuk terjadinya angin kencang dan gempa bumi hebat dan banjir besar.
Syaratsyarat stabilitas kontruksi seperti lereng di sebelah hulu dan hilir bendung tidak mudah
longsor, harus aman terhadap geseran, harus aman terhadap rembesan, dan harus aman terhadap
penurunan bendung. Syarat-syarat stabilitas bendung antara lain:

1. Pada konstruksi batu kali dengan selimut beton, tidak boleh terjadi tegangan tarik.

2. Momen tahan lebih besar dari pada momen guling.

3. Konstruksi tidak boleh menggeser.

4. Tegangan tanah yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan tanah yang diijinkan.

5. Setiap titik pada seluruh konstruksi harus tidak boleh terangkat oleh gaya ke
atas (balance antara tekanan ke atas dan tekanan ke bawah).

Stabilitas bendung akan terancam dari bahaya-bahaya sebagai berikut:

1. Bahaya geser/gelincir (sliding) Bendung dinyatakan stabil terhadap bahaya geser apabila hasil
perbandingan antara jumlah gaya vertikal dikalikan sudut geser tanah dengan jumlah gaya-gaya
horisontal harus lebih besar dari nilai keamanan yang ditentukan. Bahaya geser/gelincir (sliding)
ini ditinjau di:

a. Sepanjang sendi horisontal atau hampir horisontal di atas pondasi.

b. Sepanjang pondasi.

c. Sepanjang kampuh horisontal atau hampir horisontal dalam pondasi.

2. Bahaya guling (overturning) Bangunan akan aman terhadap guling, apabila semua gaya yang
bekerja pada bagian bangunan di atas bidang horisontal, termasuk gaya angkat, harus memotong
bidang guling dan tidak boleh ada tarikan pada bidang irisan manapun, tiap bagian bangunan
diandaikan berdiri sendiri dan tidak mungkin ada distribusi gaya-gaya melalui momen lentur.
Bahaya guling (overturning) ini ditinjau di:

a. Di dalam bendung.

b. Pada dasar (base).

c. Pada bidang di bawah dasar.


Menghitung stabilitas bendung harus ditinjau pada saat kondisi normal dan ekstrem
seperti kondisi saat banjir. Bangunan akan stabil bila dilakukan, kontrol terhadap gaya-
gaya yang bekerja tidak menyebabkan bangunan bergeser, terangkat atau terguling. Ada
beberapa gaya yang harus dihitung untuk mengetahui stabilitas bendung. Gaya-gaya yang
bekerja pada bangunan yang penting pada perencanaan adalah:

1. Tekanan air atau gaya hidrostatis

2. Berat sendiri bangunan

3. Tekananan lumpur

4. Gaya tekanan uplift

5. Gaya gempa

Selanjutnya gaya-gaya yang bekerja pada bangunan itu dianalisis dan dikontrol stabilitasnya
terhadap faktorfaktor keamanannya. Indonesia termasuk dalam wilayah yang sangat rawan
bencana gempa bumi seperti halnya Jepang dan California karena posisi geografisnya menempati
zona tektonik yang sangat aktif. Hal ini dikarenakan tiga lempeng besar dunia dan sembilan
lempeng kecil lainnya saling bertemu di wilayah Indonesia serta membentuk jalur-jalur
pertemuan lempeng yang kompleks. Keberadaan interaksi antar lempeng-lempeng ini
menempatkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang sangat rawan terhadap gempa bumi.
Tingginya aktivitas kegempaan ini terlihat dari hasil rekaman dan catatan sejarah dalam rentang
waktu 1900-2009 terdapat lebih dari 50.000 kejadian gempa dengan magnituda M ≥ 5.0 dan
setelah dihilangkan gempa ikutannya terdapat lebih dari 14.000 gempa utama (main shocks).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Stabilitas bendung merupakan perhitungan kontruksi untuk menentukan ukuran bendung agar
mampu menahan muatan-muatan dan gaya-gaya yang bekerja padanya dalamsegalakeadaan,
dalam hal ini termasuk terjadinya angin kencang dan gempa bumi hebat dan banjir besar.
Syaratsyarat stabilitas kontruksi seperti lereng di sebelah hulu dan hilir bendung tidak mudah
longsor, harus aman terhadap geseran, harus aman terhadap rembesan, dan harus aman terhadap
penurunan bendung.

3.2 Saran

Dalam Makalah Bangunan Utama Irigasi Masyarakat diharapkan dapat bekerja sama dan ikut
berpartisipasi dalam pemeliharaan Bangunan Utama Irigaasi. Dengan peran pemerintah dalam
pembangunan saluran irigasi tersier yang selama ini masih kurang dalam sarana dan prasarana
dalam mendukung peningkatan pembangunan saluran irigasi.
REFERENSI
https://docplayer.info/73032986-Makalah-irigasi-dan-bangunan-air-teknik-sipil-bab-i-
pendahuluan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Irigasi

https://docplayer.info/66555016-Bangunan-utama-bendung-bab-i-pengertian-bangunan-utama-
bendung.html

Anda mungkin juga menyukai