Anda di halaman 1dari 79

TUGAS BESAR

GEOMETRIE)ALAN RAYA

NO. STAMBUfi 031Z0t40214

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEIOIK S PIL
UNIV£RSITAS MUSLIM INDONESIA

20 t 7
FU£tULTA8 TEKNIK JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUBLIM INBOKE&IA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan

hidayah-Nya lah sehiugga kami dapat menyelesaikan tugas besar int, yang

rnerupakan salah satu kewajiban dari muta kuliah Geometrik Jalan Raya.

Tugas besar ini kami buat sebagaimana mestinya, sesuai literature yang kami

dapatkan baik dari buku maupun media lainnya. Oleh karena itu sangat berterima

kasih apabila ada yang menyampaikan saran serta kritikan demi kesempurnaan tugas

Disamping itu, tak lupa kami berterima kasih kepada dosen dan teman-teman

sejawat se-program Studi Telmik Sipil Universitas Muslim lndonesia yang telab

membiinbing kami dan bantuan dari teman-teman sehingga tugas besar int dapat

terselesaikan.

Semoga Allah SWT senantiasa rnelimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada

kita semiia. Amin.

Makassar, Januari 2017

Peuyusuu

i ”i OEIZOI4OZI4
DAFTAR I SI

Halaman Judul............................................................................................................ i
Kata Pcngantar........................................................................................................... ii
Daftar lsi.................................................................................................................... iii
Daftar Tabe1.............................................................................................................. v
Daftar Gambar........................................................................................................... vi
Bab I Pendahuluan
1. l Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan.............................................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup..................................................................................... 2
1.4 Manifaat Penulisan............................................................................... 2
1..5 Sistematika Pemhahasan.......................................................................3
Bab O
Kriteria Desain
2.1 Klasifikasi Medan (Terrain).................................................................5
2.2 Ke las dan Fungsi Jalan
2.2.1 Kelas Jalan...............................................................................6
2.2.2 F-ungsi Jalan................................................................................ 7
2.2.3 Tipe dan Status Jalan...............................................................8
2.3 Tipe Daerah...................................................................................... 8
2.4 Kriteria Desa in dan Standar Perancangan Geometrik Jalan................9
Bab
Perhitungan Awal
III
3.1 Penentuan Koordinat Awal Patok......................................................18
3.2 Perhitungan Jarak Lurus (d)................................................................19
3.3 Perhitungan Suciut Azimuth (A).........................................................19
3.4 Peritungan Sudut Tikungan (A)...........................................................20
Alinyernen Horizontal
Bab
IV 4.1 Pemilihan fenis Tikungan.....................................................................22
4.2 Perhitungan Properti Tikungan............................................................23
4.2.1 Tikungan Full Circle (FC)..........................................................23
4.2.2 Tikungan Spiral-Spiral (SS).......................................................26

/äDlI5l5O /äMIlIID n”’i O3MG]4GI4


FUîtUL7AS TEîtNlît JUBUSAN 8IPIL, UNIVEB&ITAS MUSLIM
INDONESIA

4.2.3 Tikungan Spiral-Circle-Spiral (SCS).........................................27


4.3 Pe lebaran Sampî rig........................................................................... 29
4.4 Stationing (STA)............................................................................30
Bab V Diagram Snperelevasi.......................................................................32
Bab VI Alínyemen Vertikal
6.1 Profi1 Tanah Aslî................................................................................ 41
6.2 Perhitungan Alinyemen Vertikal dan Elevasi Tîtik Penting.............42
6.3 Perhitungan Stationing dan Elevasî Titîk Penting.........................46
6.4 Koordînasi Trase Alinycmen Horizontal dan Vertîkal.....................50
6.5 Pengukuran Ketersediaan Jarak Tîap 100 meter...............................52
6.5. I Jarak Pandang He ntí. (Jh).........................................................52
6.5.2 Jarak Pandang Mendahului (Jd)...............................................54
Bab VII Potongon Melintang (Cross Section)
7.1 Tîpikal Potongan Melintang Jalan.................................................55
7.2 Rumija, Rumaja, dan Ruwasja.......................................................56
7.3 KDlnposisi Potongan Melíntang falan yang Didesain.......................57
7.4 Potongan Melîntang Jalan..................................................................58
7.5 Bangunan Pelengkap Jalan.................................................................64
Bab VIH Galian dan Tinibunan
8.1 PekeȘ äan Tanah................................................................................. 65
8.2 Volume Galian clan Timbunan..........................................................ò6
Bab IX Kesirnpulan............................................................................................ t›8
Daftar Pustaka

/šDlI5l5O /ãMIlIID lV O3]Ø]4ØÆ4


DAFTAR TABEL

No. Nama Tabel Halanmn


Tabel 2.1 Perhitungan Keniiringan Melintang Medau Jalan 6
Tabel 2.2 Klasîfikasî Menurut Medau Jalan 6
Tabel 2.3 Klasîfikasi Kelas falan 7
Tabel 2.4 Klasifikasi Sistem Jaringan I alan dan Fungsi Jalan 7
Tabel 2.5 Spefisikasi Umum Jalan Rencana 8
Tabel 2.6 Kriteria Desaîn Geometrîk Jalan 9
Tabel Rekapitulasi Koordínat-koordinat 13
Tabel Rekapitulasi Perhitungan 19
Tabel Penentuan Nilai e dan Ls (AASHTO, 2001) 22,23,24
Tabel Rekapitulasi Perhitungan Properti Tîkungan
Full Circle 23
Tabel Rekapitulasi Perhitungan SCS 26
Tabel Penentuan Dî mensî Pelebaran Samping 26
Tabel Rekapitulasi Diniensî Pelebaran Sampîng 27
Tabel Stationing Titîk Penting Tîap Tîkungan 27
Tabel 5.1 Rekapitulasi R Desaîn dan Superelevasî Setiap
Tîkungan 32
Tabel 5.2 Tabel Penentuan Superelevasî (AASHTO, 2001) 33
Tabel 6.1 Tabelisasî Pemilíhan Panjang Lengkung Vertikal
Maksimum dari Beberapa Krîteria
Tabel 6.2 Tabelisasi Perhitungan Jarak, Gradien, Nilai A
(Perbedaan Aljabar untuk Kelandaîan) dan Panjang
Lengkung 45
Tabel 6.3 Tabelisasi Perhitungan Stasiun dan Elevasî Tîtik-titik
Penting 49
Tabel 6.4 Tabel Knordînat Alínyemen Vertical dan Horizontal 51

V
FU£tULTA8 TEKNIK JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUBLIM INBOKE&IA

DAFTAR GAMBAR

No.
12
Jari-Jari Tikungan Minimum deogan Kemiringan
Normal 13
Gambar Trase Koonlinat Patok 19
Gambar Sudut Azimuth tiap Patok 19
Perhitungan Sudut Tikungan 20
Gambar Properti Tikungan Full Circle 24
Gambar Properti Tikungan Spiral-Spiral 26
Gambar Properti Tikungan Spiral Circle-Spiral 28
Gambar Profil Tanah Asli 42
Gambar Profil Mernanjang Rencana Jalan 45
Gambar Koordinasi Alinyemen Vertikal dan Horixontal 51
Gambar 5.1 Diagram Superelevasi Tikungan PI1 33
Gambar 5.2 Diagram Superelevasi Tikungan Pl2 34
Gambar 5.3 Diagram Superelevasi Tikungan PI3 35
Gambar 5.4 Diagram Superelevasi Tikungan PI4 36
Gambar 5.5 Diagram Superelevasi Tikungan B 37
Gambar 5.6 Diagrain Superelevasi Tikungan PI5 38
Gambar 5. 7 Diagram Superelevasi Tikungan PI6 39
Gambar 5.8 Diagram Superelevasi Tikungan PI7 40
Gambar 7.1 Defenisi Bagian Jalan 56
Gambar 7.2 Sketsa Potongan Melintang Jalan Rencana 57
Gambar 7.3 Penainpang Melintang Saluran Drainase jalan 58
Gambar 7.4 Tipikal Potongan Melintang Timbunan 59
Gambar 7.5 Tipikal Potongan Melintang Galian 58
Gambar 7.6 Tipikal Jeinbatan 64

vi OEIZOI4OZI4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang semakin maju ini, transportasí menjadí hal vital dalam
kehidupan manusia. Kesuksesan bertransportasi sangatlah dipengaruhi oleh
ketersediaan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri. Salah satunya
adalah jalan raya.

Prasarana jalan merupakan akses terpenting dalam simpul distribusi lalu


lintas perekonomian suatu daerah karena perkembangan prasarana jalan
berfungsi meunjang kelancaran arne barang, jasa dan peniimpang sehingga
dapat memperlancar pemerataan hasil pembangunan dalam suatu Ne gara.
Disamping hal ini tersebur pembangunan prasarana jalan juga merupakan
upaya dalain memecahkan isolasi bagi daerah-daeiah tersebut akan
meningkatkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian, jalan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam menunjang kemajuan sarta mempercepat
proses pembangunan. Kenyamanan, keamanan, kelayakan suatu jalan
mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam menentukan baik tidaknya suatu
jalan.

Perencanaan geometrik merupakan suatu bagian dari perencaaan jalan


dimana geometrik atau di mensi yang nyata dari suatu jalan beserta bagian-
bagian disesuikan dengan tuntunan serta sifat-sifat lalu lintasnya. Jadi, dengan
int diharaplmn adanya keseimbangan antara waktu dan mang sehubungan
dengan kendaraan yang bersangkutan sehingga menghasilkan efisiensi
keamanan dan kenyamanan yang optimal dalam batas-batas pertimbangan
ekonomi yang layak.

Atas dasar itulah dirasa perlu untuk mengangkat Geometrik Jalan Raya
sebagai Tugas Besar yang wajib untuk di selesaikan.
FUîtULTA8 TEîtNlît JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUBLIM INBOKE&IA

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maknıd
Maksud dari penyusunan Tugas Besar Geometrik Jalan Raya ini
adalah sebagai syarat kelulusan mata kuliah Geomterik laf an Raya
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan Tugas Besar Geometrik Jalan Raya ini
adalah :
1. Dapat rnendesain geometrik jalan sesuai dengan aturan standar yang
berlaku di lndonesia.
2. Dapat merencanakan jalan yang didasarkan kepada kebutuhan dan
analisa penganıh jalan terhadap perkembangan wilayah sekitar.
3. Dapat merencanakan jalan yang berorientasi pada efisiensi tingkat
pelayanan jalan dengan mengutamakan faktor kenyamanan dan
Leselamatan pengguna jalan.
4. Dapat menghasilkan desain geometrik jalan yang memaksimalkan
rasio tingkat penggunaan biaya pelaksanaan.
5. Mahaaiswa mampu meınahami perancangan Geometrîk Jalan, serta
mampu merencanakan jalan dengan baik dan benar dikemudian hari.

Ruang lingkup Geonietrik jalan raya, meliputi :


1. Perencanaan trase, aliuyemen horizontal dan alinyemeu vertical
2. Penetapan jan-jari tikungan, kecepatan tikungan, keniiringan melintang
(super elevasi), lenkung peralihan, dan jarak pandang bebas.
3. Penggambaran profil inemajang dan melintang

1.4 Manfâat Penulisan


1.4.1 Teoritis
Secara teoritis manfaat penulisan dan penyusunan tugas besar ini
adalah mahasiswa rnampu memahami berbagai hal yang perlu di
perhatikan dalam ineraocang geometrik jalan raya.

OD1IOI4OZI4
FUîtULTA8 TEîtNlît JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUßLIM INBOKEØIA

1.4.2 Aplikatif
Secara aplikatif manfaat penulisan dan penyusunan tugas besar iøî
adalah nnhasiswa mampu menciptakan rancangan jalan raya yang dapat
memberikan pelayanan optimal berupa keamanan dan kenyamanan bagi
pengguna jalan sesuai dengan fungsi jalan.

Sistewtika Pembahasan
BAB I — PRNDAHULUAN
Berísi latar belakang penyusunan tugas besar Geomterik Jalan Raya, Maksud
dan tujuan penyusunan tugas, serta ruang lingkup

BAB ß — KRITERIA PERANCANGAN


Bab ini berisi klasifikasi medau (vermin), klas dan fimgsi jalan, tipe daerah dan
kristeria desaín dan standar perancangan Cnomterik Jalan Raya.

BAB UI - PERHITUNGAN AWAL


Bab ini berîsi penetapan tîôk awal dan akhir besertas Condor jalan, penentuan
trase alinyemen horizontal, perhitungan koodínat, azimuth,
Serta sudut tikungan.

BAB IV — PERENCANAAN AI INYEMEN HORIZONTAL


Bab ini berisi perhitungan, stationing, pelebaran samping

BAB V — DIAGRAM SUPER El F,VASI


Bab inî berisi diagram super elevasi

BAB Vl - PERENCANAAN AI INYEMEN VERTIKAL


Bab înî berisi proííl tanah asli, perhitungan aliyemeu vertikel dan elevasi tiôk
penting, koordinasi trase aliyemeu horizontal dan vertikel, serta pengkuran
ketersediaan jarak pandang trap 100 nnter.

OD1IOI4OZI4
FUîtULTA8 TEîtNlît JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUBLIM INBOKE&IA

BAB VII — POTONGAN MELNTANG


Bab ini berisi tipîkal potongan melintang jalan, ruınija, rumaja, rumasja,
konıposisi melintang jalan yang didesain, bangunan perlengkapan jalan.

BAB VIII — GAI IAN DAN TIMBUNAN


Bab ini berisi voluıne galian dan timbunan yang akan di hitung sesaui yang
direncanakan

BAB IX — PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari keseluruhan penyusunan tugas besar
geometric jalan raya.

4 OD1IOI4OZI4
FUKULTAB TE£tNI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONESIA

BAB II
KRITERIA PERANCANGAN

Penetapan Desain Kriteria Jalan meliputi pemilihan ketentuan-ketentuan yang


akan digunakan dalam perancangan geometrik jalan. Acuan yang digunakan dalam
penentuan kriteria desain jalan ini adalah A Policy on Geometric Design of
Highways and Street (AASHTO, 2004), UU No. 38 tahun 2004 tentang jalan, dan
peraturan lainnya. Jalan yang akan dirancang pada tugas ini adalah jalan antar kota
yang menghubungkan titik A dan titik B, sehingga harus mengikuti kriteria
perancangan jalan antar kota. Kriteria perancangan melipuö beberapa hal, antara lain

2.1 Klasifikasi Medan (Terrain)


Penentuan klasifikasi medan tempat perancangan jalan diperlukan sebagai
salah satu kriteria awal penentuan kriteria desain jalan yang akan ciirancang
beikaitan dengan pencapaian tingkat keamanan dan efektivitas jalan rencana
baik dari segi kemudahan pelaksanaan, efisiensi biaya, dan aspek estetis jalan.
Klasifikasi medan didasarkan pada kemiringan nielintang tegak lurus dari
trase rencana jalan. Metode jan g dilakukan adalah dengan menghitung nilai
rata-rata kemiringan melintang garis bantu yang memotong tegak lurus trase
jalan setiap jarak 100 m. Nilai inilah yang ilijadikan dasar untuk
mengklasifikasikan medan jalan sesuai dengan peraturan yang ada.
Adapun langkah penentuan klasifikasi medan ini adalah:
a. Membuat garis tegak lurus as jalan sepanjang 50 m yaitu 25 m ke sisi kiri as
jalan dan 25 m sisi kanan as jalan. Garis int dibuat setiap jarak 100 m di
sepanjang trase.
b. Mengumpulkan data elevasi setiap ujung garis bantu tadi lalu dimasukkan ke
dalam tabel perhitungan kelandaian medan jalan.
c. Menghitung kemiringan setiap garis den gan menggunakan iumus:

Eh vmii 25m kiri - Elevmii 25 m kanan


% Kemiringan —-
Sarah omar fitik

5 G3l2Ol4GZl4
FUKULTAB TE£tNI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONESIA

d. Menghitung nilat rata-rata persentase kemiringan jalan


e. Menetapkan klasifikasi medan jalan dengan membandingkan antara nilai rata-
rata yang diperoleh dengan nilai yang sesuai pada tabel standar penentuan
kelandaian jalan.

Tabel 2.1 Klasifikasi Menurut Medan Jalan

Datar

Pegunungan

Jadî, berdasarkan Soal Geometrik falan Raya maka aturan klasifikasî Medan
jalan yang di rencanakan termasuk dalam klasîfikasî Bukit karena Kelandaian
daemh > 10°4

2.2 Kelas dan Fungsi Jalan


2.2.1 Kelas Jalan
Kelas jalan dikelompokkan berdasarkan penggunaan jalan dan
kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, serta spesifikasi penyediaan
prasarana jalan. Kelas jalan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. Kelas jalan
berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompukkan atas:
Tabel 2.2 Klasifikasi Kelas Jalan

falan bebas Jalan Raya Jalan Hedang Jalan kecil


hambatan
(Highways) (Roads)
(freeways)

G3l2Ol4GZl4
FU£tULTA8 TEKNIK JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUBLIM INBOKE&IA

Kelas jalan yang akan direncanakan adalah Jalan Sedang (Roads).


Spesifikasi jalan sedang adalah jalan iimuin dengan lalu lintas jarak sedang
dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dna)
lajur untuk 2 (dna) arah dengan lebar jalur paling sedikit 7 (tujuh) meter.

2.2.2 Fiingsi Jalan

Berdasarkan sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan,
fungsi jalan dibedakan atas arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan. Fungsi
jalan terdapat pada sistem jaringan jalan priiner dan sistem jaringan jalan
sekunder.
Tabel 2.3 Klasifikasi Sisteni Jariugan Jalan dan Fungsi Jalan

Arteri Primer Arteri Sekunder

Kolektor Role Pri r Kolektor Sekunder

Lokal Sekunder

Lingkungan Lingkungan Primer Lingkungan Sekunder

Fungsi jalan yang akan direncanakan adalah jalan Kolektor Prinwr.


Jalan kolektor primer menghubungkau secara berdaya guna antara pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan
wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah deogan pusat kegiatan lokal.

2.2.3 Tipe dan status Jalan


Tipe jalan ditentukan berdasarkan kebutuhan lalu lintas pada mas jalan
tersebut. Tipe jalan yang dipilih adalah tipe 2 Lajur 2 Arah Tidak
Terbagi (2/2 UD) .

7 OEIZOI4OZI4
FUKULTAB TE£tNI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONESIA

2. 3 Tipe Daerah
Tujuan pencntuan tipe daerah yakni untuk memperoleh salah satu kriteria
peiancangan yang dapat dijadikan dasar dalam penentuan batas superelevasi dan
berpengaruh terhadap detail komponen desain peiencanaan geonietrik jalan.
Adapun tipe daerah pada medan int adalah daerah rural (antar kota).

2.4 Kriteria Desain dan Standar Perancangan Geometrik Jalan


Penentuan kriteria desain dan standar peiuncangan geometrik jalan
dilakukan dengan mengkaji spesifikasi jalan rencana pada acuan dan ketentuan
yang berlaku. Adapun spesifikasi umum jalan yang akan direncanakan adalah
sebagai berikut.

Tabel 2.4 5ipesifikasi umum jalan rencana

Adapun peraturan yang dijadikan acuan adalah sebagai berikut:


a. EU No. 38 tahun 2004
b. Tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota (Departemen PU DirJen
Bina Marga)
c. Standar Jalan perkotaan tahun 1992
d. A Policy on Geometric Design of Highways and Street (AASHTO, 2004)
Tabel 2N Rriteria Desain Geonietrik Jalan

1. Kecepatan Reucana Tabel 2.6

2. Parameter Potongan Melintang

• Lebar Lajur Lalu Lintas


M 2 x 3,5 Pasal 10 Ayat 3

• Lebar Bahu Luar Tabel 2.7

• Kemiringan Melintang
Normal Jalur I olulintas 2 b

• Kemiringan Melintang
Normal Bahu Luar 4

• Supemlavasi Maksimuni
10

• Tinggi Ruang Bebas


Vertikal Minimum M 5

3. Jarak Pandang

• Jarak Pandang Henti M 75 Tabel 2.8

• Jarak Pandang Menyiap M 350 Tabel 2.9

O]1IOl4OZf4
TUG&S RESAB

4. Paramêter Alinemen Horizontal

• Jari-jari Tikungan M Tabel 2.10


110

• Jari-jari Tikungan
Minimum Dengan M 1200 d hal 158
Kcmiringan Normal
• Panjang Tikungan Tabel 2.11

• Paiijang Lengkimg M Tabel 2.12


Peralihan Minimum 50

• Jari-jari Tikungan Tanpa Tabel 2.13


Lengkung Peralihan
• Kemiriiigan Pemiukaan Tabel 2.14
Relatif Maksimum 1/150

5.
Parameter Alinemen Vertikal

• Landai Maksimum 8
Tabel 2.15

• Jari-jari Minimum Lengkung Vertikal :

- Gembung M 2000 Tabel 2.16

M 1500 Tabel 2.16

• Panjang Minimum M 60 Tabel 2.17


Lengkung Vertikal

10 OXfIOl4OD4
FUKULTAB TE£tNI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONESIA

Lanipiran Referensi
Kecepatan Rencana
Tabel 2A. Kecepatan Rencana Vq Sesuai K3 aG1’ifikaGi FungGi d dil Klasilsi Medan Jal an

Keeepntnn Rencana, Vq: Km/jani

Artcri 70 - 120 6O - 50 40 - 70
60 - 90 50 - 60 30 - 50
- 70 30 • 3D zo - 3o

Lebar Lajur Lalu Lintas


UU 38 tahun 2004 pasal 10 ayat 3
Jalan sedang (road) adalah jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan
pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dna) lajur untuk 2 (dna)
arah dengan lebar paling sedikit 7 (tujuh) meter;

Lebar Bahu Luar


Tabel 2.7. Penentuan Lebar lahir dan Bahu Jalan

"' P Mmy‹cu{xXfa pmr/craIau elev ” ’ ’”


'I - ? jalur Ichup, nuung - masizg n ' 3, 5nL ‹ti mz‹\z n= Jumlafi Jzjui ger jslur
- Ti‹bt blmiAx»

11 G3l2Ol4GZl4
FUI¢UL1AS TE£tNllt JURUSAN SIPIL, UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keiniringan Melintang Norn»il Jalur Lalu lintas & Bahn Luar

Tata cara jalan aNar kota


Untuk kelancaran drainase permukaan, lajur lalu lintas pad s alinemen lurus
memerlukan kemiringan melintang normal sebagai herikut :
(1) 2-3*/c untuk peikerasan aspal dan pcrkerasan heton;
(2) 4-5.*A untuk perkerasan kerikil
Kemiringan bahu jalan normal antara 3 - S°A.

Tinggi Ruang Bebas Vertikal Minimum

LAt.tl LINTAS

I H = 5,10 m ! Untuk jalan lipc I, kelas I du tips ll y 11s I, kelas t I, dtn Lelas III.
Untuk jalan ripe ll kelas I il di mina bus tingka ridak bolch lewtt, H dapat dipark cil
menjaö i 4,6 m.
4,6 m untu k jalan tipc ll kalas J V.
a = 7‹0 m aLcu lebih kecii dar i lebar
baäu,
' b 4;6 m, hi)a H 4,6 m maka dapat diambil = 4,1 m.
d - 0 75 m untu k ialan jalan tipe \
0,50 m untuk jälxn-iaIan ripc lt.

/€IDII5I5O /äMIlIID Ct91lZCt1l6@Z14


FUîtULTAB TEîtKlît JUBU8AN 8IPIL, UNIVEBBITA8 MUSLIM INDONESIA

Jarak Pondang Henti Minimum


Tabel 2&. Jarak Pandang Henti (Js| minimum

VR- Lio’j«o› 120 80 i 60 50 40 J0 20

250 1 i 75 40
ć0

Jarak Pondang Menyiap


Tabel 2.9. Patijang larak Pandang Mendahului

120 80 60 i 50 40 30 20

800 670 550 350 ; 250 200 100

Jari-jari Tikiingan Minimum


Tabel 2.1íï. Panjang tart-jari Minimum (dibulatkan)

ł20 40 *0

210 80 50

Jari-jari Tiłningan Minimum Dengan Kemiringan Normal


FUîtULTAB TEîtNlît JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONESIA

Panjang Tikongan Minimum


Tabel 2.11. Panjanp Tiktinpan Mîniimiim

Kccepatan Rencana Panjang Tikungan Minimum


(km/jam)
(m) standard

80
70
50

Panjang Lengkung Peralihan Mìniirnim


Tabel 2.12. Panjang Lengkting Peralîhan (L), Dan Panjanp Pencapøîøn Superelevasi (L )
Untuk Jalan I Jàiur — 2 Lajur - 2 Arah

Vz

I0

0 60
70 c0 ›i c‹ 40 s0 « 40 ‹r ä d‘ 7ò “
80 30 SS 40 60 41 70 65 90 90 120
90 30 6ß 40 70 50 80 70 10ß l0 130
100 35 65 45 80 SS 90 80 110 0 145
110 4 7f TO 8Ș 60 100 90 I 2O 11
120 40 80 55 90 70 110 95 135 0 -

14 O3lZOf4ØZl4
FUîtULTAB TEîtNlît JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM
INDONESIA

Jari-jari Tiloingan Tanpa Lengkiing Peralihan


Tabel 2.13. lari-jari tikungan yang tidak memerl ukan lengkøngan perølihan

V 120 100 80 60 ‹ 10 40 J0 20
(hmüæm)

ta) ćf000 ISO 90 i f0 Jź0 13 H


0 0 ' 0 j 0 O

Kemiringan Perniukaan Relatif Maksimuni


Tabel 2.14. Kemiringan Permukaaan Relative Maksimiim Antara Tepi dan As Jalan Dengan
Pekerasan 2 J Slør

Kecepatan Rencana

8O

20

Tabel 2.15. Kelandaian maksimum yang dîizinkan

120 110 10 80 i 60 | 50 <40

i i
kzİzs Mps {(%) } 3 4 8 9 10 10

G3l2Ol4GZl4
FUKUL7AS TEgtNIK JUBUSAN 8IPIL, UNIVEB&ITAS MUSLIM INDONESIA

Jari-jari Minimum Lengkung Vertikal Gembung dan Cekung


Tabel 2.16. Panjon g Jari-jari Minimum Lengkiing Vertikal Cembiing dan Cekung

StandaF Rencana Radius Minimum


Rencana Lenttv*g

6.500 10.0IXI
3.000

8
80 gebung 3.ooo
ce ku ng

60 cembüng 1.400
cekung

S0 1.200
cekung
1.000

cekung

cembung 2S0
30 40€I
250

20 ccmbung

Panjang Minimum Lengkiing Vertikal


Tabel 2.17. Panjang Minimum Lengkiing Vertikel

20-J0

40 - 60 0.6 40 - 80
0.4
S0-150

/äDlI5l5O /ßMIIIID is O3MG]4GI4


FUKUL1AS 1EKNIK JURUSAN SIPIL, UNIVERS I1AS MUSLIM
INDONESIA

S KALA GAMBAR

PLAN (ALINYEMEN HORONTAL) = SKALA HORONTAL t I :ORO)

PROFI1 F, tALIN YEMFNERTICAL) = SKALA i-lORIONTAL ( 1:1000)

S KALA V ERTICAL 1 IOU

CROSS SEKTION = S LA £tOit I ONTALt: I )

SKALA VRTIKAL t 1.lfD)

0)St1I?70)1I4i0)?J1låI
FU£tULTA8 TEKNIK JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUBLIM INBOKE&IA

BAB HI
PERRITUNGAN AWAL

3.1 Penentuan Koordinat Patok


Berdasarkan trase yang telah di buat sesuai keadaan medan/ topografi
lapangan, kemudian di buat koordinat antar patoknya:

0 FIXA tQXl lStKl 2QXl 25tXl 3QXf +tXXt 4500 50tKl 55Qf

Tabel 3.1. Rekapitulasi Koordinat Koordinat

1 A 610 2000
2 PIi 860 1567
3 PI 2 1508 1510
4 PI 2015 1155
5 PIL 2460 1225
6 P# 2843 1420
7 B 3253 1134
8 3696 1609
9 4104 1799
10 4901 1869

la OD1IOI4OZI4
FUîtULTA8 TEîtNlît JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUßLIM INBOKEØIA

1.2 Perhitungan Jarak Lurus (d)


Setelah di dapatkan koorriiøat antar patoLnya, maka dapat riihitung jarak
antar titik sebagai berikut:

d—— (x2 — z1) 2 (2 — y 1)2

Patok A
-PIi d (z2 — z1)+(y2 — y1)2
——

= (860 — 610) 2 +(1567 — 2000) 2


= 500 m

3d Perhitungan Sudut Azimuth (a)


Sudut azimutb dihitung berdasarkan arah utara. Jadi arah utara

Kuadran I

Kuadran III

is OD1IOI4OZI4
FUKULTAB TE£tNI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONESIA

A
C

(x2 — x1)
are tan
(y2 — y1)
250
= 180

= 150"

3.4 Perhitiingan Sudut Tikungan (A)


Sudut tikungan adalah selisih antara sudut azimuth dari titik sebelum dan sudut
azimuth titik sesudah.

Ri
z-
R‹ m•
’’ * B.

= 150 95
55‘

G3l2Ol4GZl4
Tabel 3J. Rekapitulasi Perhitungan

610 2000

125
44
2015

2460 1225
62
2843 1420 125
82
3253 1134
22
1609
20

1869

zi
FUKULTAB TE£tNI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONESIA

BAB IV
ALINYEMEN HORIZONTAL

Alinyennn horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal.


Alínyemen horizontal dikenal juga dengan nama ‘ situasi jalan” atau “trase jalan”.
Alinyemen horizontal terdúi dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-
garis lengkung. Garis lengkung tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran ditnmbah
busur peralihan, busur peralihan saja ataupun busur lingkaran saja

4.1 Pemilihan Jenis Tikungan


Pemilíhan tikungan berdasarkan bagan alir di bawah int:

Tikungan Spira1-Língkaran-Spira1

kc < 20 Tíkungan Spiral-Spiral

Tidak

Tidak

Tíkuiigau Lingkarau

Tidak
Tikungan Spíral-Lingkaran-Spíral

Gambar 4. 1. Diagram alir pemilihan jenis tikungan.


FUîtULTAB TEîtKlît JUBU8AN 8IPIL, UNIVEBBITA8 MUSLIM INDONESIA

Täbel 4.1. Rekapitulasi Jenis Tîkungan

Tìkuägan

4.2 Perhitungan Properti Tíkungan


4.2.1Titaingan Full Circle (FC)
Tabel 4.2 Tabel Penentuan Nilai e dan Ls (AASHTO, 2001)
FU£tULTA8 TENNIS JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUBLIM INBOKE&IA

Gainbar 4.2. Tikungan Full Céele (PC)

VR = Kecepatan Kendaraan

A = Sudut Tikungan

TC = Panjang tangen (jarak dari TC ke PI atau PI ke TC)

Le = Panjang Busur Lingkaran

Semua Tikungan yang direncanakan tergolong Full Circle (PC)

Contoh Perhitungan:

Ditinjau Pli

Die d: VR
0
A = 55

Rd = 400m

24 OEIZOI4OZI4
Tc -- Rd tan U b

= 208,227 m

lBO

55
= 180 z 3,14 z 400

= 383,9 2 m

= 208,227 tan ( 'f4 K 55)


= 50,952 m

Tabel 4J. Rekapittilnsi Perhitungan Properti Tiknngali Full Circle

PIi 55 400 0.050 30 208.227 383.972 50.953

P2 30 100D 0.022 13 267.949 523.499 35.276

PI 44 500 0.042 25 202.013 383.972 39.267

PIN 18 13£ID RC 12 205.9 08.407 16.205

PL 62 300 0.063 38 180.258 324,631 49.990

B 82 250 0.056 31 217.322 357, 9 81.253


PIN 22 1000 0.022 13 194.380 383.972 18.717

PIN 20 1200 RC 12 211.592 418.879 18.511

OXiWl4OZf4
FUKULTAB TE£tKI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEBBITA8 MU8LIM INDONESIA

4:2.2 Tikungan Spiral - Spiral (SS)

Tabel 4.4 Tabel Penentuan Nilai e dan Ls (AASHTO, 2001)

Gambar 4.3. Tikungan Spiral-sp UC)

zs
FUKULTAS TE£tNlgt JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONEBIA

Keterangan gambar :
A = Sudut Tikungan
TS = Titik dari tangen ke spiral
E = Jarak dari Pl ke be sur lingkaran
ße = Sudut lengkung spiral terhadap tangen
Rc = Jari-jari lingkaran

Tikungan yang direncanakan tidak ada yang tergolong tikungan Spiral


Spiral (SS) karena tidak memenuhi syarat untuk digunakan

4.2.3. Tikiingan Spiral - Circle - Spiral (SCS)


Tikungan yang direncanakan tidak ada yang tergolong

tikungan SpiraSpiral (SS) karena tidak memenuhi syarat untuk digunakan

Tabel 4.5. Tahel Penentuan Nilai e dan Ls (AASHTO, 2001)

Z7
FUKULTAB TE£tNI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONESIA

Gambar 4.4. Tikungan f-u1l Circle (PC)

Keterangan gambar :

Tt = Panjang taugen Kari titik PI ke titik TS atau ke titik ST

TS = Titik dari tangen ke spiral

SC = Titik dari spiral ke lingkaran

ße = Sudut lengkung spiral terhadap taugen

K = Absis dari P pada garis taugen s iral

Rr = Jari-jari lingkaran

Tikungan yang direncanakan tidak ada yang tergolong tikungan Spiral

Circle Spiral (SCS) kaiena tidak inemenuhi syarat untuk digunakan

G3l2Ol4GZl4
FUïtUL7AS TE£tNIS JUBUSAN 8IPIL, UNIVEB&ITAS MUSLIM INDONESIA

4.3 Pelebaron Samping


Penentuan ciimensi pelebaran sampî ng ini ciitentukan hcrdasaikan tabel
penentuan pelebaran samping menurut AASHTO 2001 de ngan mempcrhatikan
parameter kecepatan rencana, jarî-jarî tikungan, dan lebar lajur.

Tabel 4.6. Pelebaran Sampíng (AASHTO, 2001)

R óus ftoaó//ay w&= /.y m


Re‹p Speed tW)
y
3000 0.0 0.g 0.0 0.0 0.0 0.0 0J
2000 0.0 .0 0.0 . 0.1
0.0 0.8 0.0 00 0.0 0.1 0.3 03 0.30.303
0.ü . 0.2 0,3 0.3 0.40.40.4
IB 0.1 0. ï 8.1
0.1
0.1
0.2 0.2
OÓ 0g J.g 0g 03 0.9
02 0,4
0. ï 02 0.2 0.2 06 09 03
0.5.0.
0.20.2 0. . 0.50.5 5.60.7 ï.8 fi1 ï.3 0?
0,30.3 0.3 0.3 0.6 0.?07 ï.4 0.9
0.30.4 0.3 0.4 0.5 0.6 0.8 ï.6 10
0.4 0.40.S 0.4 ó.5 0.8 0.I 0.7 0:90.9L0 10 t911 1ï
05 0.60.6 0.5 0.8 0.8 I.I 1..\ 1.2 1.2 t2l
0.718 0.7 09 0.9 1.2 ï.2 1.3 I.4 1.4L4
U 1.30.91.0
Ul.UI 12 TA L508 1.4 1.5 1.6 1S
ï .5 1.6 I.6
1.61.7 l213
120 I 1.6 tT 1.8
1.8 !.9
110 13 19 19
IOO 2.0 2.0
ï,9 7.1 2.1
2.3 2,2 2.2
2.6 2:6 2.3
Foi2.9othe‹ desgn vehicles. ase

/€DII5I5O BMIIIID 29 O3IZ&I4GZI4


FU£tULTA8 TENNIS JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUBLIM INBOKE&IA

Tabel 4.7. Nilai di interpolasi

0.6

0.2

4.4 Stationing (STA)


Jarak pada stationing diambil benfasarkan titik-titik penting pada trap
tikungan. Berikut stationing ditabelkan dibawah ini:
Tahel 4.7. Jarak Pada Statimiing

TC
DC
CT

TC 0+850,569

CT 1+374,068

TC

CT

50 OEIZOI4OZI4
TUGAS RESAB

TC

CT 2+357,572

TC 2+401,414

CT 2+726,045

TC 2+828,465

CT 3+186,258

TC 3-i424,556

CT

TC 3+852,556
F-C
CT 4+271,435

Keterangan :

A = Titik awal jalan

B = Titik Tengan Jalan

C = Titik Akhir jalan

PC = Pull Circle

SCS = Spiral — Grcle — Spiral

TC = Titik Awal Lengkung

CT = Titik akhir lengkung

51 OXIZOl4OZf4
FUïtULTAB TE£tKI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEBBITA8 MU8LIM INDONESIA

BAB V
DIAGRAM SUPEREN F.VASI

Setiap tikungan dalam perancangan alinement horizontal mengalami


peiubahan superelevasi. Superelevasi pada tikungan merupakan besaran yang
dipengaruhi oleh variabel keoepatan rencana dan jari-jari tíkungan (AASHTO 2001).
Adapun superelevasi untuk setiap fikungan adalah sebagai berikut.
Tabel 5.1 Rekapitulasi R desain dan superelevasi setiap tikungan

F-C 0,050 5,0


8

F-C 1Oü0 0, 2J
F-C 0,M2 4,2
’8
8

PI4 P-C 1300 RC RC


Pls 0,M5 6,3
B 250 0,056 5,6
Tabel 5.2 Tabel penentuan1000
superelevasi AAS HTO 2001
0,022 2,2

sz
FU£tULTA8 TEKNIK JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUBLIM INBOKE&IA

Diagram Superelevasi direncanakan dengan metode AASHTO 2001:

Tikungan PIL tFull Cirde)

r291,773 m

CT = 0+675.745 m

e = - *,0 ° i. 1.

Gainbar 5.1 Diagram Su perelevasi Tikungan PI,

53 OEIZOI4OZI4
Tikungan PIL (Full Circle l

TC=0+850,869 n

Farabar 5.2 Diagram Superelcvasi Tikungan Pt2

AlRll5lfo /€MIIIID 54 Cf9llZ0l1lXlCfZ1l4


Ti

Pl
23;
CT = 1+

TC = 1+522,106 CT = I +907,078 m
m

r = - t.î ° R

Gambar 5.3 Diagram Superelevasi Tikungan Ph

35
FUKUL1AS 7EKNII¢ JURUSAN SIPIL, UNIVERSI7AS MUSLIM INDONESIA

Tikungan PIN (Full Circles

TC -1+

TC = 1+949.16 5 m TC = 1+949.165 ni
R = 1300 iii
1
- -ii . - .. .

Gambar 5.4 Diagram Superelevasi Tikunp•an Pts

AIPIISISO /€MIIIIR 5fi Cf9llZ0l1ldIBZ14


Tiku Circle

TC =2-401414n)

Gambar S.S Diay.m Supcrclcvasi Tikunp•an Pls


TC = 2+828,465 in CT = 3+l 86,258 m

Gambar 5.6 Diagram Supeælevasi Tikungan B


FUîtULTA8 TEîtNlît JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUBLIM INBOKE&IA

Tilnin PI (Full Circle)

TC=3+424/56m TC = 3+424,556 ni

Gambar 5.7 Diagrain Superelevasi Tikungan Pis

OEIZOI4OZI4
FUîtULTA8 TEîtNlît JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUBLIM INBOKE&IA

CT = 4+271 435 ni

C— 52

TC = 3+852,556 m CT = 4+271,435 m

Gambar 5.8 Diagram Superelevasi Tikungan PIC

40 OEIZOI4OZI4
FUïtULTAB TE£tNI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONESIA

BAB VI
ALINYEMFN VERTIKAL

Alinement vertikal nurupakan perencanaan elevasi sumbu jalan paila setiap

titik yang ditinjau, berupa profil memanjang. Pada perencanaan alinement vertikal

akan diteniui kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan), sehingga

kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Disamping kedua

lengkung tersebut ditemui pula permukaan jalan yang datar.Jenis kelandaian yang

digunakan ciipengaruhi oleh keadaan topografi yang dilalui oleh nite jalan iencana.

Kondisi topografi tid ak saja berpengaruh pada perencanaan a1inemeN honzontal,

tetapi juga niempengaruhi perencanan alinement veitikal.

6.1 Profïl Tanah Asli

Data profil tanah asli diperoleh dari alinyemen horisontal diniana garis as

jalan yang memotong kontur diplot pada kertas berskala setelah itu dihubungkan

titik-titik tersebut dengan garis sehingga garis yang menghubungkan titik-titik

itu dapat membentuk cekungan atau cembung den gan demikian profil tanah asli

tersebut mendekati profil yang sebenarnya. Selanjutnya imtuk kebutiihan

perencanaan alinemen vertikal maka ditarik gans dengan asumsi tidak

melampaui kelandaian maksimiim yang sudah ditentukan.

Profil tanah asli dari topografi lokasi perencanaan jalan dari stasiun 0+000

hingga station 5+07 l,435memiliki perubahan kelandaian tidak ekstrim (Bukit)

Elevasi tertinggi pmfil berada pada station 5+071,435 yaitu seting gr 18f19 rn,

sedangkan elevasi terendah berada pada statiun 0+000 yaitu setinggi 2DO0 nr.

41
FUîtUL7AS TEîtNlît JUBUSAN 8IPIL, UNIVEB&ITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar ń.1 Prøfil Tanah Asli

6.2 Perhitungan Alínernent Vertikal dan Elevasi Titik Penting

Perhltungan Jarak, Gradíen, nilai A (Perbedaan Aljabar untuk


Kelandaian), dan Panjang Lengkung (Lv)

Contoh Perhítung an

Dikeœhui:

Titik A : Station : 0+000 = 0 m

Elevasî : 263 m

Tîdk Pl 1 : Station : 0+500 = 50fï m

Elevasî : 277 m

Titik PI 2 : Statiun : 1s 151 = 1151 m

Elevasî : 283 m

Perhitungan Jarak Antar Titik

Jarak A— PI 1 = 500 — 0 = 500 m

Jarak PH — Pl 2 = 651 — = IS1 m


500

Perhitungan Gradien
se I is ih k eting gian antar
z=jarak

4Z
/šDlI5l5O /ãMIlIID
FUKULTAB TE£tNI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONESIA

2 77- 263)
$ A— PI 1 ( x 100 & = *4

g Pll— Pf2 = (2B3—277) nt x 100 & = 0,922%

Perhitungan nüai Perbedaan Aljabar untuk Kelandaian (A) untuk PIl:

A= g (i) — g (i—1)

A PI 1 = g ‹PI i . Pl2) * ,P, (A• Pl11 = 0,922 &— % = — 1.878 9

Perhltungan panjang lengkung (Ly) tintlik PI 1:

Nilai panjang lengkung yang dipilih untuk digunakan pada perencanaan


alinement vertikal int merupakan nilai maksimum dari beberapa kriteria
penentuan nilai Lv berikut:

1. Nilai panjang minimum lengkung vertikal (Lv minimum) yang disyaratkan


berdasarkan desain kriteria yang bersumber dari tata cara perencariaan
geometrik jalan antar kota Tabel II. 24 yaitu sebesar 60 ru

2. Nilai Lv menurut syarat keluwesan


Lv = 0,6 N OR
Dimana V R tkecepatan rencana) = 60 km/jam
Nilai Lv untuk PI1 = 0,6 x 50 = 30 tn

3. Nilai Ly menurut Bina Marga ditentiikan dengan rumus

dimana s : jarak pandang henti minimum = 55 m


450

Lv untuk Pl1 = = -12,627 m

4. Panjang Lengloing mininiuni berdasarkan kenyainanan:

390

43
FU£tULTA8 TEKNIK JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUBLIM INBOKE&IA

V R - Kecepatan reocana = 60 km /jain

A = Perbedaan Aljabar untuk Kelandaian

z
Ly untuk PI1=’ ' ' ' = -12,041 m

5. Panjang Lengloing minimum untuk kebutuhan drainase


Lv = 40 x A
Lv untuk PI1 = 40 x -1,878 = -75,134 m

Dari beberapa nilai Lv yang ada dipilih nilai Lv maksimuin untuk PI 1


yaitu berdasaAan hriteria 5 (Panjang Lengkung untuk kebutuhan drainase)
sebesar -75,134 m Panjang lengkung tersebut kemudian dijadikan sebagai
panjang lengkung vertikal yang digunakan untuk menghitung stationing dan
elevasi titik — titik peNing setiap lengkung.

Perhitungan nilai Lv untuk titik-titik lainnya ditabelkan sebagai berikut:

Tabel 6.1 Tabelisasi peinüihan panjang lengkung vertikal niaksimum dari


beberapa kriteria

PH —1.878 60 30 —12.627 —12.041 —75.134 60


PI2 —0.275 6Ö 30 —1.852 1.766 —11.015 60
PI3 0.909 60 30 6.113 5.829 36.374 60
PI4 41.625 ß0 30 H.204 H.008 -25.013 60
PI5 -1.330 6ß 30 —8.942 -8.527 -53.209 60
B 1.015 60 30 6.826 6.509 40.615 60
PI6 1.282 6O 30 -8.618 -8.218 51.282 60
PI7 0.542 60 30 3.641 3.472 21.667 60
C 0.125 fi0 30 0.840 0.801 5.000 60

44 OD1IOI4OZI4
FUîtULTA8 TEîtNlît JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUßLIM INBOKEØIA

Nilai Lv yang diperoleh kemudian diinput dalam gambar profíl alinement


vertikal sebagai berikut:

Gambar 5.2 Profil Memanjang Rencana Jalan

Tabel 6.2 Tabelisasi Perhltøngan Jarak, Gradien, nilai A fPerbedaan Aljabar


untuk Kelandaian), dau Panjang Lengkung (Lv)

A tì-tØØ 263
500 2,800
PI1 Õ +5Õ 0 277 -1,878 Cembung
651 0,922
PI2 1+151 283 fi,275 Cembung
6 9 0,646
PI3 l477ti 287
450 1,556
PI4 2+220 294 fi,625 Gembimg
430 0,930
PI5 2+650 298 -1,330 60 Gembung

B 3+l5tì 296 1,015 60 Gekun8


650 D,6
PI6 3+$Γ 300 1,015 Gekung
450 1,'’'
° -1
PI7 4+25tì 297 282 60 Gembung

C 12+250 296 0.542 60 Cekung

45 OD1IOI4OZI4
FUKUL1AS 1EKNIK JURUSAN SIPIL, UNIVER9I7AS MUSLIM
INDONESIA

6.3 Perhitungan Stationing dan Elevnsi Titik-titik Penting


Contoh Perhitungan Len gkunu Cekun f (Pll )

Elevasi 277 0,922*/r lilevasi 283

A Pll Pl2

Sta: 0+000 Sta:

651

Diketahui Lv PI1 = ti0 m

A = — l,87fi %

g2 -- 0.922%

Perhitungan kv, .v , dan y ngkung Pll

-- ll8 x A x Lv = 1/8 x (—1,8 7h/I tH) x 60 = —0. 1409 m

- ’/4 X IV - 4 X htJ = I S nz

(' 2 . A) Lv = ' 2 X (— l,h78//ltH) x 60 = —0,5635 m

S tatiun BCPlI = Station Ph — 0,5 x Lv = 395 — (0,5 x 60 m)

= 3fi7 ni = 0v3fi7

Station fiCPll = Statiun Ph v 0,5 x Lv = 395 v (0,5 x 60 ni)

= 427 ni = 0v427

AlRll8lfo /€MIIIID 46 0iflllZOill4lGZll4


FUîtUL7AS TEîtNlît JUBUSAN 8IPIL, UNIVEB&ITAS MUSLIM INDONESIA

Elevasî BCPl1 = Elevasî Pl 1 — (0,5 x Lv) x (g1 )

= 277 — (0,5 x Hl)x (2,8tH/10fl)

=226m

Elevasi Pl 1 = Elevasi asli Pl1 —Ev = 277 — (—0,1409) =

227,104 m Elevasi ECPlI = Elevasi Pl1 + (0,5 x Lv) x tg1)

= 277 + (0.5 x 60)x (2.800/10f1)

=277m

Contoh Perhî tunean Lengkung Cembung (Pl 2)

Elev. 277 Elev. 283 Elev. 287

0,922 0,64h

PI2

Pl3

Sta!0+500 Sta: Sta: 1+770

651 m 619
m

Diketahui Lv Pl2 = 60 m

A = 0,646 %

g2 =0,646V‹

/€DII5I5O /ăMIlIID 47 OA1Z8I4GZI4


FUKUL1AS 1EKNIK JURUSAN SIPIL, UNIVER9I7AS MUSLIM
INDONESIA

Perhitungan Ev, z , dan y Lcngkung Pl2

Ev = f/8 x A x Lv = 1/8 x (-0.275 /10fl) x 6ft = -0.207 ni

= '‹ x Lv = '‹ x 60= 1 1 ni

= (12 . A) Lv = U2 x (—0.275/100) x 60 = —0,0826 m

S tatiun BCP1 2 = Statiun P1 2 — 0,5 x Lv = lt145,14 - t1,5 x b0 m = 1015,140 ni

= 1 +015.140 m

S tatiun ECPI 2 = Statiun Pl 2 v 0,5 x Lv = 1 150 v 0,5 x 60 m = 1075 m

= 1 W75 ni

Glevasi BCPf 2 = filevasi Pf 2 — (0,5 x kv) x (y I)

= 2g? — (0,S x JO) x (0,922 /l0ff)

= 282.938 ni

Elevasi Pl 2 = Elevasi asli Pl 2 + Ev = 2h 3 v —0,0207 = 283,020

m Elevasi ECP1 2 = Elevasi Pl 2 v (0,5 x Lv) x (gl)

= 283 v (0.5 x ö 0)x (—0.275/100)

= 283.103 ni

AlRll8lfo /€MIIIID 48 0iflllZOill4lGZll4


Tabel 6N Tabełisasi Perhitungan StaGuu dan ñłevosi Tttik-Titik Penting

276.301

ECPII 425. 90 277.981


BCPI2

28?.103
286.738

2024.090 287.126
22,p5q 293.48€

294.000
2839.300 297.621

298.179
3220.780 295.956

ECPIf 3280.780
BCPI6 3825.970 300.281

ECPI6 3885.9 0 299.912


4151.820 2%.759

ECPI7 4151.820 297.159


BCPI7 4645.290 295.9 3

4705.290

49 OXf l4OZf4
FUïtULTAB TE£tNI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONESIA

6.4 Koordinasi Trase Alinement Horizontal dan Vertikal


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam koordinasi alinemen vertikal dan
alinemen horizontal adalah sebagai berikut :
1. Alinemen vertikal, alinemen horizontal Man potongan melintang jalan
adalah elemen-elemen jalan sebagai keluaran perencanaan harus
dikoordinasikan sedemikian sehingga menghasilkan suatu be ntuk jalan
yang baik dalam arti memudahkan pengemudi ilengan aman dan
nyaman. Bentuk kesatuan keti ga elemen jalan tersebut diharapkan dapat
memberikan kesan atau petunjuk ke pada pengemudi akan bentuk jalan
yang akan dilalui di depannya sehingga pengemudi melakukan antisipasi
lebih awal.
2. Koordinasi alinemen vertikal dan alinemen horizontal harus memnuhi
ketentuan sbb :
a. Alinemen horizontal harus berimpit dengan alinemen vertikal dan
secara ideal alinemen horizontal lebih panjang sedikit dari alinemen
vertikal.
b. Tikungan yang tajam pada bagian bawah lengkung vertikal cekung
atau bagian atas lengkung vertikal cembung harus dihindarkan.
C. Lengkung vertikal cekung pada inlandaian jalan yang lurus harus
dihindarkan.
d. Dua atau lebih lengkung vertikal dalam satu lengkung horizontal
harus dihindarkan.
e. Tikungan yang tajam di antara 2 bagian jalan yang lurus dan panjang
harus dihindarkan.

50
Gainbar 6.3 Koordinasi Alinyemen Vertikal dan Horizontal

Tabel 6.4 Tabelisasi Koordinasi Alînyernen Vertikal dan Horizontal

Pl1 PI 1 (0+365,790) s.d (0+425,790)


(0+291,773) s.d (0+675,745)

Pl2 Pl2 (1 +015,140) s.d ( 1-i-075.140)


(0+850,5S9) s.d (1 +374,068)

PI3 PI3 ( 1+964,090) s.d (2+024,090)


( 1+523,106) s.d ( 1+907,078)

Pl4 Pl4 (2+477,050) s.d (2+537,050)


( 1+949, 165) s.d (2+357,572)

PI5 (J+839 300) s‘ci (2+899,300)


(2 01,414) s d (2+726,045)

B (3+220,780) s.d (3+280,780)


(2+828,465) s.d (3+ 18fi,258)

Pl6 16 (3+825,780) s.d (3+885,970)


(3+424,556) s.d (3+808,52d)

Pl7 (3+852.556) s.d (4+271,435) PI7 (4+151,820) s.d (4+645,290)

/€DII5I5O /äMIlIID OA1Z8I4GZI4


FUîtULTA8 TEîtNlît JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUßLIM INBOKEØIA

Koiøentar Koordinasi Trase Alinenient Horizontal dau Vertìkal:

Berdasarkan tabel dan gambar koordinasi alinyemen vertïkal dan horizotal

di atas dapat dilihat bahwa beberapa posisi penempatan aliernent vertikal tidak

sepenuhnya berimpit dengan lokasi penempatan alinement horizontal. Hal ini

disebabkan karena beberapa tikungan memiliki jarak lurus yang cenderung kecil

sehingga uudik mengurangi kemungkînan kelelahan pengemudi melewati tanjakan

dan tuninan akibat keberadaan banyak lengkiing baik cembung dan cekung, maka

penempatan lengkimg diefisienkan pada jarak lurus yang pendek antara dna tikungan

tersebut.

Selain itu, beberapa tikungan memiliki jari-jari yang relatif kecil (ôkungan

tajam) sehingga lengkung vertikal tidak ditempatkan pada tikungan tersebut

mengingat persyaratan koonlinasi ideal adalah lengkung horizontal lebih panjang

daripada lengkung verfikal.

Mengingat ada beberapa titik yang memerlukan perhatian tinggi pengemudi

unßik melewatinya, maka diperlukan pemanfaatan infomiasi rambu dan marka pada

lokasi tertentu pada rencana jalan inì. Hal iai dilakukan untuk meujaga faktor safety

pengendara.

6.5 Pengukuran ketersedł R k panda g t 100 meter

6.5.1 Jarak pandangan henä (Jh)

• Jh adalah jarak pandangan henti yang diperlukan setiap pengemudi

untuk menghentíkan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya

5Z OEIZØI4OZI4
FUîtULTAB TEîtNlît JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM
INDONESIA

halangan di depan nıata. Setîap titik dîsepanjang jalan harus menıenuhi

Jh.

• Jh diukur dengan asiimsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 Cm

dan tînggi halangan 15 cm diukur dan permukaan jalan.

• Jh terdiri dari 2 elemen jarak, yaitu :

Jarak tanggap (1 t) adalah jarak yang dîtempuh oleh kendaraan sejak

pengemudi melihat suatu halangan yang menyebabkan ia harus berhenti

sampai saat pengemudi harus menginjak ıenı.

Jarak pengeıeman (Is,) adalah jarak yang dîbutuhkan nutuk

menghentikan kendaraan sejak pengemudi nienginjak rem sampai

kendaraan berhenti.

Persamaan nutuk menghîtung J s :

h- ............................ Pers
36

( 1)

Dî maria :

VR = Kecepatan rencana (km/jam)

T = Waktu tanggap, dîtetapkan 2,5

detik g = pcrcepatan grafitasi 9,8 m/dek

f = koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal,

d îtetapkan 0,3 - 0,55.

Pers.(1) disederhanakan :

G3l2Ol4GZl4
h = 0,694 V, + 0,004...................................................................... Pers

(2)

Berdasarkan rumus di atas, maka jarak pandang henti minimum

untuk kecepatan rencana = 6B km/jam yaitu 75 m

6.5.2 Jarak Pandangan Mendahului (Jd)

• JD adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan mendahuluî

kendaraan lain di depannya denyan aman sampaî kendaraan tersebut

kembali ke lajur semula.

• Jd diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah

105 cm dan tinggî halangan adalah 15 cm.

• Jd halam satuan meter ditentukan dengan :

d = d + dz + dz + d4

d ı = ha k yang ditempuh selama waktu tanggap (m)

dz = tarak yang dîtempuh selama mendahului sampaî dengan kemhali ke

jalur semula (m)

de = Jarak antara kenıîaraan yang nnnıîahului ‹3engan kendaraan yang

datang dari arah berlawanan setelah proses mendahului selesai (m)

d4 = hak yang dîtempuh oleh kendaraan yang datang dari arah

berlawanan yang besamya diambil = d 2 ( ›

Jd yang sesuai dengan V R dîtetapkan ciengan tabel :

V R (i n/jam) 120 100 80 50 40 30 20

G3l2Ol4GZl4
FUKULTAB TE£tNI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONESIA

Jd mum (m) 800 670 550 350 250 200 150 100

• Daerah mendahului harus disebar di sepanjang jalan dengan jumlah

panjang minimum 30°A dari panjang total iuas jalan tersebut.

55 G3l2Ol4GZl4
BAB VH
POTONGAN MEI,INTANG (CROSS SEKTION)

7.1 Tipikal potongan melintang jalan


Penampang melintang jalan merupakan potongan melintang tegak lurus
su mbu jalan. Salah satu tujuan penggainbaian potongan melintang jalan adalah
sebagai tinjauan untuk memudahkan perhitun an galian dan timbunan, yaitu
dalam menentukan Iuas dan volume galian dan timbunan.
Pada potongan melintang jalan dapat terlihat bagian-bagian jalan yang
memiliki fungsi dan pnmtukannya masing-masing. Bagian-bagian jalan yang
utama dapat riikelompukkan seba ar berihit :

• Bagian yang langsung berguna iintuk lalu lintas


1. Jalur lalu lintas. Jalur lalu lintas adalah bagian jalan yang dipergunakan
untuk lalu lintas kendaraan yang secara fisik bcrupa perkerasan jalan.
2. Lajur lalu lintas. Lajur lalu lintas adalah bagian jalur lalu lintas yang
memanjang, dibatasi oleh marka lajur jalan, memiliki lebar yang cukup
untuk dilewati suatu kendaraan bermotor sesuai kendaraan rencana. Lebar
lajur tergantun g pada keoepatan dan kendaraan rencana
3. Bahu jalan. Bahu jalan adalah bagian jalan yang terletak di tepi jalur lalu
lintas yang berfungsi untuk :
a. Lajur lalu lintas darurat, tempat berhenti sementara, atau tempat parkir
danirat
b. Ruang bebas samping bagi lalu lintas
c. Penyangga samping untuk kestabilan perkerasan jalur lalu lintas.
4. Median (dalam perencanaan ini tidak diperlukan). Median adalah bagian
bangunan jalan yang secara fisik memisahkan dna jalur lalu lintas yang
berlawanan arah
FUKULTAB TE£tNI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEBSITA8 MUSLIM INDONESIA

• Bagian yang berguna iintuk drainase jalan, terdiri dari:


1. Saluran saniping
2. Kemiringan melintangjalur lalu lintas
3. Kemiringan melintang bahu
4. Kemiringan lereng

• Bagian koustruksi jalan


1. Lapisan perkerasan jalan
2. Lapisan pondasi atas
3. Lapisan pondasi bawah
4. Lapisan tanah dasar

7.2 Rumija, Riimaja, dan Ruwasja

= Rua<i jan (Ruva


+ ) b - lahu aIe\
-Rumngmhk mm(By) = Bangunan

Gambar 7.1 Defenisi Bagian Jalan

Ruang Manfaat Jalan (Ruinaja), dibatasi oleh :


o Lebar antara batas ambang pengman konstniksi jalan di kedua sisi jalan
o Tinggi 5 meter di atas permukaan perkerasan pada sumbu jalan
o Kedalaman ruang bebas 1,5 meter di bawah miika jalan

5fi
Ruang Milik Jalan (Ruinija), dibatasi oleh lebar yang sanna dengan
Ruinaja ditambah ambang pengaman konstniksi jalan dengan tinggi 5 meter dm
kedalaman 1,5 meter. Ruang Pengawasan JalanfRuwasja), adalah ruang
sepanjang jalan di luar Rumaja yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu,
diukur dari siimbu jalan, sebagai berikut :
o Jalan Arteri, minimiim 20 meter
o Jalan Kolektor, minimum 15 nnter
o jalan Lokal, minimiim 10 meter
Untuk keselamatan peinakai jalan, Dawasja di daerah tikungan
d itentukan oleh jarak pandang bebas

7J Komposisi Potongan Melintang Jalan yang didesain


Penampang melintang jalan yang akan didesain adalah dengan
meugikuti Criteria desain yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan
perencanaan jalan antar kota (hab II).

Gambar 7.2 Sketsa Potongan melintang Jalan Rencana

Jalan yang diiencanakan adalah jalan kolektor primer 2 lajur 2 arah tak

terbagi dengan kriteria perencanaan sebagai berikut:

u: Jalur lalu lintas dengan lebar 3.5 ni tiap lajur. Kemiringan normal =

2 dengan supeielevasi maksimum = U.

b: Bahu Jalan dengan lebar 1.5 in dengan kemiriugan rencana= 4%

57 O]1IOf4OZf4
FUKULTAB TE£tNI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MU8LIM INDONESIA

Saliiran Samping

Untuk drainase jalan dalam perencanaan ini telah ditentukan den n

menggunakan penampang nielintang trapesium, dengan lebar sisi bawah = 5€1

cm dan tinggi saluran = 1 m

c: Tinggi saluran samping = 1 m

d: Lebar sisi bawah saluran = 0.5 rri

Gambar 7.3 Penampang melintang Saluran Drainase Jalan

7.4 Potougan Melintang Jalan Rencana

Potongan Melintang jalan dibuat untuk daerah tikungan. Selain itu,

potongan melintang juga dibuat pada titik-titik penting di tikungan yaitu TC

dan CT untuk tipe Full Circle, TS, SC,CS dan ST untuk tipe S-C-S, serta TS

dan SS untuk tipe tikungan Spriral-Spiral.

Berikut ini contoh poongan melintang yang diambii pada dua statiiin

dengan tipikal potongan yang berbeda yaitu galian dan timbunan

58 OAIZOI4GZI4
TIPS KAL POTON€iAî’f MEL ZNTA NG

PADA DAE RSJ-J TJ MŁlIN STA 49fkT

7.4 ipîkaí Polongan Melintang Album

S9 OH 2ØI4OH4
TIPJXAL POTONG A?•f M ELETA NG
PLA DL' RAHGALWN STA 4+TM n

Gnmbar 7.5 Tipíkal Potongan Melínlang Galian


TIPJXAL POTON€i Aî•f M EL INTA
NG PHA
DAûRALI NC STA +&fi in

ct OEIEOI4OEI4
TIPJXAL POTONG Aî•f M EL INTANG
PADA DAû RALI RC STA 2+fi 8fi m

OEl2Øl4ØEl4
God 7. Tipikal Poiongan Melinlang Guperlevøsi

ó3 GEITØI 4OEï4
FUîtULTA& TEîtNl£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEBSITA8 MU8LIM INDONESIA

7.5. Bangunan Pelengkap Jalan


Bangunan pelengkap yang dîgunakan, yaitu jembatan. Penempatannya

pada STA 2+720 s.d STA 3+150 (Panjang 50 m)

JEMBATAM BARU

1680 1680 1680

Gambar 7.9 Tipikal Jembatan


FUîtULTAB TEîtNlît JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONESIA

BAB VIII
GALIAN DAN TIMBUNAN

8.1 Pekerjaan Tanah


Pekerjaan tanah merupakan tahapan pentîng dalam pelaksanaan konstruksî
khususnya konstruksi jalan. Untuk kasus ini galîan dan tîmbunan menıpakan
salah satu variabel yang berpengamh banyak terhadap biaya konstruksi. Jumlah
galîan dan tiınbunan akan menentukan harga pekerjaan pembangunan jalan
secara keseluıuhan. Sehingga pekerjaan galîan dan timbunan harus dîlaksanakan
seoptimal mungkin.
Banyaknya dan biaya dari pekeŞ aan ini dihitung dalam meter kubîk (m')
pada keadaan asalnya dan sudah termasuk dîpîndahkarm ya pada tempat dan
bentıık yang dikehendakî. Kalan pekerjaan galian dan timbunan tidak
banyak atan berat den gan tebalnya kira-kira 15 cm, banyaknya pekerjaan ini
hanya dihitung dalam m’.
Pekerjaan galîan dan timbunan tanah melîputi:
• Perhitungan dî kantor, galian dan tîmbunan pada j alur-jalur yang
dîrencanakan.
• Pekerjaan di lapangan dengan mengambil cross-sections sepanjang as-jalan.
• Pekerjaan dî kantor berdasarkan pekerjaan di lapangan terxebur,
dengan menghitung volume yang lebih tepat daripada pekerjaan di
kantor sebelumnya (ecouomîcal grading schedule).
• Pekerjaan lapangan den an memasang patok-patok untıık menentukan
hitun an- hitungan pembayaıan tahap-tahap biaya.
• Hîtungan-hîtungan terakhir dari semua pekerjaan.

Dalam hitungan harus dimasukkan faktor-faktor sunitan dan pengembangan


(shrinkage and swell factor); kepddatan dari timbunan; side slopes yang
tergantung dari material; penampang dan bantalan. Penggunaan tenaga biasa
menggunakan te naga manusia dengan nieinakai pacul han pikulan, sampai
dcngan alat-alat berat.

65
FUKULTAB TE£tNI£t JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM INDONESIA

8.2 Voluine Galian dan Timbunan


Dalam menghitung volume galian dan timbunan diusahakan volume galian

sama dengan volume timbunan untuk menekan biaya pengerjaan


pembangunan

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam perhitungan antara lain

a) Susutan dan pengembangan (shrinkage dan swell faktor)

b) Kepadatan timbunan

c) Side slope yang tergantung dari material.

d) Penampan g dan bantnlan.

Penggunaan tenaga bisa mengunakan tenaga manusia memakai pacul dan

pikulan, sampai dengan mengunakan alat—alat besar seperti excavator, buldoser,

tractor dan pang lainnya.

Nilai volume alian dan timbunan pada jalan yng direncanakan

selengkapnya dapat dilihat paa tabel berikut.

Ringkasan: Total Volume Cut and Fill with Curve Correction 1, with
Avgendreia Method (dari Land Desktop Companion) :
- Total Galian 3,466,071 m'

- Total Timbunan : 15,659,184 m’

Selisih 12,193,113 m3

66
Tabel 8.1 Tabel dolup hala ARA ti bunan Jalon rencana

63.632 445,424

849,534

27.542 1042,363

25.875
2+220
221,228 1447,716

43.996 307,92

2143.P08

15,450 14.869 2248,071


4+250
464,253 3249,771

Nilai luasan galian timbuuan di dapatkan pada profil potongan memanjang,


sedangkan volume galian dan timbunan di dapatkan dari luasan galian diLali dengan
lebar jalur yang direncanakan, dengan asumsi lebar jalur yaitu 7 meter.

Total volume galían yang diperoleh ialah sebesar 3,466,071 dan total
volume timbunan diperoleh sebesar l5,6f9,184 m’ yang dimana volume timbunan
lebih besar dari pada volume galian dan mendapatkan selisih sebesar l2,l93,ll3 W.

Jadi dalam pelaksanaannya dilapangan perlu adanya riiriatangkan tanah


tîınbunan sebesar 12,193,113 , dikarenakan volume galian lebih kecil dari pada
voluıne timbunan.

67 OD1IOI4OZI4
FUîtULTAB TEîtNlît JUBU8AN 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUSLIM
INDONESIA

BAB IX

PENUTUP

9.1 I¢esioıpuJaa

Kesîmpulan yang dapat diambîl, yaitu:

1. Tujuannya Perencangan Geomtrik Jalan dalah mencîptakan hubungan yang

baik antara waktu dan ruang menurut kebutuhan kendaraan yang

bersangkutan, menghasilkan bagian-bagian jalan yang memenuhi

persparatan kenyamanan, keamanan, sert a nilaî efisîensî yang uptimal.

Dalam membangun jalan raya îtu dipengaruhi oleh topografi, sosîal,

ekonomi dan masyarakatnya.

2. Berdasarkan berdasarkan Soal Geometrik Jalan Raya maka klasifikasi


Medan jalan yang di rencanakan termasuk dalam klasifikasi Bukit karena
Kelandaian daerah > 10%
3. Kelas jalan yang didesain adalah kelas jalan sedang

4. Berdasarkan fungsi jalan, yang digunakan adalah jalan kolektor primer.

5. Tipe dan status jalan yang didesaîn adalah 2 lajur dan 2 arah tidak terbagî

(2/2ND).

6. Berdasarkan trase yang dibuat, ciidapatkan junilah tikungan sebanyak 7

buah. Semua tergolong Full Circle

7. Pekerjaan galîan dan tîmbunan didapat sebesar:

Total Galîan 3.466,071 m'

- Total Timbunan : 15.659,184 m™

g8
9.2 aran

Dari semua kesimpulan diatas, penulís dapat memberikan saran dalam

pereucanaan jalan, antara lain sebagai berikut:

1. Pada peiencanaan traøe jalan sebaíknya dalam mendesain ôkungannya

jangan terlalu melengkung karna selain jaraknya semakin pendek

pengguna jalan juga semakin merasa tidak nyaman.

2. Dalam perencanaan geometrik jalan hendaknya jangan terlalu banyak

memotong kontur sehingga jalan yang akan direncanakan tidak terlalu

mendaki atau menurun. Selain îtu dalam merencanakan trase jalan juga

harus memperhatikan banyaknya pekerjaan galian dan tinibunan yang akan

dihasilkan, hal ini untuk mengurangi besamya biaya pekerjaan.

69 OEIZØI4OZI4
FU£tULTA8 TENNIS JUBU&AK 8IPIL, UNIVEB&ITA8 MUBLIM INBOKE&IA

DAFTARPUSTAKA

S»kirnian, Silvia. 1999. DasarAa.mr Perencanaan GeoetriL Jalan. Bandung: Nova

AASHTO. 2001. A Policy on Geometric Design ofHf fiwnyx md sheets.

AaMn#onD.C:AASHTO.

OEIZOI4OZI4
FUîtUL7AS TEîtNlît JUBUSAN 8IPIL, UNIVEB&ITAS MUSLIM INDONESIA

/šDlI5l5O /ãMIlIID OA1ZØI4GZI4


FUîtUL7AS TEîtNlît JUBUSAN 8IPIL, UNIVEB&ITAS MUSLIM INDONESIA

/šDlI5l5O /ãMIlIID OA1ZØI4GZI4

Anda mungkin juga menyukai