Disusun oleh :
MUHAMAD TAUFUR
NIM. 14501241035
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Bagi penulis
a. Mengetahui kondisi nyata suatu industri baik dari segi manajemen yang
diterapkan, kondisi fisik, teknologi yang digunakan, kinerja para
karyawan serta proses produksi di industri.
1. Metode Interview
2. Metode Observasi
Yaitu terjun langsung untuk mengamati dan mencatat apa saja yang
dibutuhkan guna melengkapi data penyusunan laporan.
PROFIL INDUSTRI
A. Manajemen Industri
b. Visi
c. Misi
a. Integritas
b. Solidaritas
Hartono Mall membangun kerja sama yang baik dan setia dalam
internal maupun eksternal perusahaan yang secara langsung dan
tidak langsung mempengaruhi kinerja perusahaan.
c. Kompetitif
d. Capable
HARTONO Mall
(Sumber : Arsip)
2. Accounting
3. Legal
6. Marketing
7. Marcomm
8. Tenant Relation
13. Operational
B. Peralatan Manufacture
1. Transformator
2. Chiller
a. Reciprocating
b. Screw
c. Centrifugal
a. Air cooler
3. Lift
b. Pemeriksaan (Inspection)
c. Pemeliharaan berkala
C. Penerapan K3 Industri
d. Seiketsu (Rawat) kegiatan merawat dan menjaga area kerja tetap bersih
dan terawat sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Shitsuke
(Rajin) disiplin dan sadar diri akan etika kerja pada diri masingmasing
pekerja. Sehingga masing-masing pekerja disiplin dalam menjalankan
5S sesuai dengan standar.
BAB III
A. Kegiatan Umum
4. Radiator
5. Thermostat
6. Bypass (jalan potong)
8. Kipas.
b. Lubricating System
1. Bak minyak
2. Pompa pelumas
3. Pompa minyak pendingin
4. Pipa hisap
5. Pendingin minyak pelumas
6. Bypass-untuk pendingin
9. Pipa pembagi
10. Bearing poros engkol (lager duduk)
11. Bearing ujung besar (lager putar)
12. Bearing poros-bubungan
14. Piston
17. Ayunan
18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)
c. Fuel System
7. Injektor
8. Tanki
e. Charging System
3. Generator
a. Pengertian Generator
B. Kegiatan Khusus
Semua masalah umum ini dapat diantisipasi dengan perawatan genset rutin
dilakukan oleh teknisi yang telah biasa menangani perawatan genset.
Berikut ini adalah daftar dari prosedur perawatan yang perlu dilakukan
secara teratur/preventif. Selain pemeriksaan ini, melaksanakan pemeriksaan
daya dengan load secara mingguan atau bulanan bisa memastikan bahwa
genset dan sistem kontrol dan mentransfer switch beroperasi seperti yang
dirancang. Karena daya tahan mesin solar yang tergolong tinggi, pada
umumnya pemeliharaan preventif hanya terdiri dari:
a. Pemeriksaan umum
e. Pemeliharaan Bateraistarting
f. Pemanasan genset
c. Paparan cuaca
4) Mesin : Pantau level cairan, tekanan oli, dan suhu radiator secara
berkala. Jika terjadi masalah pada mesin biasanya ada peringatan
dini. Melihat dan mendengarkan perubahan performa mesin,
suara, atau penampakan akan menunjukkan bahwa genset perlu
perbaikan. Waspada jika terjadi kegagalan pembakaran
(misfires), getaran, asap knalpot yang berlebihan, penurunan
kekuatan, atau peningkatan konsumsi oli atau bahan bakar.
5) Sistem control : Periksa sistem kontrol secara teratur, dan
pastikan itu adalah log data yg benar selama pemanasan mesin.
Pastikan untuk mengembalikan sistem kontrol kembali ke
normal automatic standby (AUTO) saat pengujian dan
pemeliharaan selesai (jika menggunakan ATS).
Kualitas bahan bakar solar akan turun dan akan rusak dari
waktu ke waktu, dan salah satu alasan untuk pemanasan mesin rutin
adalah memakai habis bahan bakar yg tersimpan pada tanki sebelum
rusak. Uap air terakumulasi dan mengembun di tangki bahan bakar
– juga harus secara berkala dikeringkan dari tangki bersama dengan
sedimen-sedimennya. Pertumbuhan bakteri dalam bahan bakar solar
bisa menjadi masalah di iklim tropis Indonesia. Konsultasikan
dengan produsen genset atau dealer untuk rekomendasi
penyimpanan bahan bakar. Pemanasan mesin harus dilakukan rutin,
dan jika bahan bakar tidak digunakan dalam waktu tiga sampai 6
bulan maka harus diisi ulang.
f. Pemanasan Genset
2. Backup Plan
a. Tujuan
b. Ruang Lingkup
f) Pastikan bahwa semua alat ukur dan parameter dalam batas yang
normal. Gunakan spesifikasi dari pabrik (engineperfomance data)
untuk menentukan batasan normal terhadap parameter pada
engine.
Gambar 18. Name Plategenset Caterpillar GE 2000-1
Gambar 19. Name Plategenset Mitsubishi TSR2000E
C. Studi Kasus
1. Synchronizing Generator
Dari hasil data rating pengaman genset didapat 2887 A maka pengaman
yang dapat digunakan adala Air Circuit Breaker (ACB). Secara analisa
ACB memiliki rating arus yang besar dan dapat diseting sesuai
kebutuhan. Rating yang dapat digunakan dan memenuhi standar pada
genset adalah 3200 A karena secara umum rating ACB yang ada adalah
2500 A dan 3200 A.
Iu = 7.69 pu
Idasar = A
Setelah didapat arus sub transien dalam satuan per unit (pu) dan arus
dasar genset, sehingga dapat dihitung arus hubung singkat dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
I’’ = Iu Idasar