Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

MAINTENANCE GENSET MITSUBISHI TSR2000E


DAN CATERPILLAR GEP2000-1
DI
HARTONO MALL YOGYAKARTA
Jalan Ringroad Utara, Yogyakarta

Disusun oleh :

MUHAMAD TAUFUR
NIM. 14501241035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman yang semakin kompleks tenaga pendidik


dituntut memiliki kompetensi yang berkualitas dan wawasan yang luas. Pada
khususnya guru SMK harus dapat memberikan pembelajaran yang berbasis
pengalaman nyata di dunia kerja. Sebagai penghasil tenaga pendidik, Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta selalu meningkatkan dan memperbaiki
sistem pembelajaran terhadap mahasiswanya agar menghasilkan lulusanlulusan
mahasiswa yang berkompetensi. Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta mewajibkan penulis untuk menempuh mata kuliah Praktik Industri.

Praktik Industri merupakan mata kuliah wajib berbobot 3 SKS yang


harus ditempuh penulis. Dalam pelaksanaan Praktik Industri, penulis akan
mendapatkan pengalaman kerja nyata dengan menerapkan teori yang telah
didapat di perkuliahan. Praktik industri dilakukan dengan mitra industri yang
sesuai dengan jurusan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

1. Alasan Pemilihan Tempat Praktik Industri

Hartono Mall Yogyakarta merupakan perusahaan yang bergerak di


bidang property dan berada dibawah naungan PT. Delta Merlin Dunia
Properti (DMDP). Hartono Mall memiliki luas bangunan 220.000 𝑚2dan
memiliki predikat sebagai pusat perbelanjaan terbesar se DIY dan Jateng.
Pengelolaan Hartono Mall memerlukan distribusi listrik yang memadai agar
operasional Hartono Mall berjalan dengan lancar. Penulis memilih Hartono
Mall sebagai tempat melaksanakan Praktik Industri (PI). Hal ini
dikarenakan penyesuaian antara mata kuliah yang penulis ambil dengan
bidang industri terkait, yaitu pengelolaan kelistrikan dan maintenance mesin
yang dipakai di Hartono Mall.
2. Alasan Pemilihan Bidang yang Dipelajari

Dalam penyusunan laporan Praktik Industri, penulis memilih bidang


kajian tentang Maintenance Genset Mitsubishi Dan Caterpillar 2000kVA di
Hartono Mall - PT. Delta Merlin Dunia Properti (DMDP), Tbk. untuk :

a. Mengetahui cara maintenace dan preventive Genset Mitsubishi dan


Caterpillar 2000 kVA

b. Mempelajari karakteristik Genset Mitsubishi dan Caterpillar 2000 kVA

c. Memperdalam ilmu dan pengetahuan mengenai Genset Mitsubishi dan


Caterpillar 2000 kVA

B. Tujuan Praktik Industri

1. Tujuan Umum

Penulis dapat mengamati dan melaksanakan proses pengelolaan


Mall secara langsung sehingga dapat mengetahui dan menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi sebenarnya di industri. Dengan ini akan
menambah wawasan dan IPTEK baru yang belum pernah penulis dapat di
bangku perkuliahan. Selain itu penulis dapat mempelajari berbagai aspek
manajemen industri dan kewirausahaan dari industri tersebut.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai setelah melaksanakan Praktik


Industri adalah penulis dapat :

1. Menjelaskan manajemen industri dari Hartono Mall.

2. Mengetahui peralatan dan mesin kelistrikan yang digunakan di Hartono


Mall.
3. Melakukan maintenance dan perbaikan alat/mesin yang digunakan
Hartono Mall.
4. Menjalin teamwork dengan pihak Hartono Mall.
C. Manfaat Praktik Industri

Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan Praktik Industri adalah :

1. Bagi penulis

a. Mengetahui kondisi nyata suatu industri baik dari segi manajemen yang
diterapkan, kondisi fisik, teknologi yang digunakan, kinerja para
karyawan serta proses produksi di industri.

b. Memperoleh pengalaman dalam meningkatkan ketrampilan teknik yang


relevan dengan jurusan Pendidikan Teknik Elektro.

c. Mengetahui dan dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi


sesuai dengan tuntunan perkembangan industri.

d. Dapat membina hubungan baik dengan industri sehingga


memungkinkan untuk dapat bekerja di industri tempat pelaksanaan PI
tersebut setelah lulus dari kuliah.

2. Bagi lembaga pendidikan

a. Terjalinnya hubungan baik antara Jurusan Pendidikan Teknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta dengan Hartono Mall -
PT. DMDP Tbk, sehingga memungkinkan kerjasama ketenagakerjaan
dan kerjasama lainnya.

b. Mendapat umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan


sehingga sesuai dengan perkembangan dunia industri.
3. Bagi industri

a. Mendapat tenaga tambahan dalam pelaksanaan kegiatan industri.

b. Memperoleh masukan-masukan baru dari lembaga pendidikan melalui


mahasiswa yang sedang dan telah melakukan Praktik Industri.

c. Dapat menjalin hubungan baik dengan lembaga pendidikan khususnya


Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, sehingga semakin
dikenal oleh lembaga pendidikan sebagai pemasok tenaga kerja dan
masyarakat sebagai konsumen.
D. Waktu dan Tempat Praktik Industri

Praktik Industri penulis laksanakan mulai tanggal 15 Januari 2018


sampai dengan 28 Februari 2018 di Hartono Mall yang beralamat di JL Ring

Road Utara, Condong Catur Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Provinsi


Daerah Istimewa Yogyakarta Indonesia

E. Metode Pengumpulan Data dan Penulisan Laporan

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penyusunan


laporan Praktik Industri adalah sebagai berikut :

1. Metode Interview

Yaitu penyusun melakukan tanya jawab secara langsung mengenai


suatu masalah yang dihadapi pada pembimbing PI di lapangan.

2. Metode Observasi

Yaitu terjun langsung untuk mengamati dan mencatat apa saja yang
dibutuhkan guna melengkapi data penyusunan laporan.

3. Metode Studi Literatur

Data dikumpulkan dari buku maupun softcopy pustaka yang terdapat


di Hartono Mall – PT. DMDP, Tbk.
BAB II

PROFIL INDUSTRI

A. Manajemen Industri

1. Tempat dan lokasi Hartono Mall

Hartono Mall PT. Duta Merlin Dunia Properti terletak di Jalan


Ringroad Utara dukuh Sanggrahan desa Condong Catur kecamatan
Depok kabupaten Sleman D.I Yogyakarta, Indonesia.

2. Profil Hartono Mall

a. Sejarah Hartono Mall

Hartono Mall Yogyakarta merupakan salah satu anak perusahaan


dari PT. Delta Merlin Dunia Properti. Selain PT. Delta Merlin Dunia
Properti, Owner juga memiliki perusahaan di dunia tekstil, yakni
Duniatex. Duniatex merupakan perusahaan tekstil terintegrasi kelas
dunia dalam pembuatan pemintalan (spinning), perajutan, penenunan
dan pencelupan. Perusahaan ini memiliki 7 grup perseroan terbatas yang
tersebar dibeberapa tempat yang dikelola secara profesional. Duniatex
telah memperoleh sertifikasi standar kualitas ISO:9001:2000. Pasar
Duniatex telah menjangkau negara di benua Asia, Eropa, Afrika dan
Amerika. Duniatex juga membangun beberapa pabrik serta menambah
jumlah spindle saat ini 1,000, 000 dan terus bertambah, demi memenuhi
permintaan pasar baik lokal, nasional dan international.

PT. Delta Merlin Dunia Properti saatini menjadi perushaan properti


yang paling besar se-DIY dan Jawa Tengah.. Bergerak diberbagai
cabang dunia properti, salah satu cabangnya adalah Hartono Mall.
Hartono Mall terdapat di dua Kota yakni di Solo dan Yogyakarta.
Hartono Mall awalnya berdiri di kota Solo pada tahun 2012 dan menjadi
pusat perbelanjaan terbesar di D.I yogyakarta dengan luas bangunan
220.000 Sebagai salah satu perusahaan yang yang mendukung trend
kekinian, Hartono Mall melirik adanya peluang dan berencana
memperluas bisnis dalam dunia propertinya di kota Yogyakarta. Adapun
hal yang dipertimbangkan saat itu adalah karena Yogyakarta merupakan
salah satu kota besar yang memiliki jumlah penduduk dan pengunjung
yang sangat banyak mengingat Yogyakarta adalah kota pelajar dan kota
berpeninggalan sejarah. Rencana pembangunan Hartono Mall
Yogyakarta akhimya berjalan selama satu tahun sejak 2014 dan pada
tahun 2015 tepatnya pada 20 November Hartono Mall di Yogyakarta
resmi beroperasi

b. Visi

Menjadi perusahaan properti berkualitas dan berkelas nasional.

c. Misi

1) Menawarkan properti berkualitas dengan harga yang


kompetitif dan tetap mengutamakan kepuasan pelanggan
dan tenant.

2) Menjaga hubungan baik dengan semua relasi untuk


membangun jaringan kerja yang luas dan dikenal oleh
semua kalangan terkait dengan bidang properti.

3) Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya


manusia yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dan
tenant.

4) Mengembangkan usaha dengan pembangunan asset


property.
3. Nilai Nilai Perusahaan

a. Integritas

Hartono Mall menjalankan nilai kejujuran dan tanggung jawab


yang yang memancarkan kewibawaan.

b. Solidaritas

Hartono Mall membangun kerja sama yang baik dan setia dalam
internal maupun eksternal perusahaan yang secara langsung dan
tidak langsung mempengaruhi kinerja perusahaan.

c. Kompetitif

Hartono Mall mampu bersaing dan terbuka dalam setiap kemajuan


atau perkembangan dalam mengikuti trend.

d. Capable

Hartono Mall menunjukan cara kerja yang cepat, cakap dan


kemampuan menjadi perusahaan yang sesuai dengan visi misi yang
telah di tetapkan.
4. Logo Perusahaan

HARTONO Mall

(Sumber : Arsip)

Gambar 1. Logo Hartono Mall.

Logo Hartono Mall dengan huruf H melambangkan nama Hartono


(owner perusahaan) dan terdiri dari Warna Putih dan Orange redup serta
Warna Hijau yang mendominasi logo. Warna putih sendiri memiliki arti
melayani dan siap memberikan jalan keluar atas setiap kebutuhan pelanggan
dan tenant. Dalam hal ini sebagai mall terbesar di Jawa Tengah, Hartono
berharap bisa menjawab setiap kebutuhan pelanggan dan update atau
mengikuti tiap kemajuan atau trend kekinian Warna Orange redup
menyiratkan kehangatan, artinya terdapat kepedulian dan ramah dalam
melayani serta suasana kekeluargaan yang saling melengkapi, dan hijau
yang berarti peduli terhadap lingkungan. Hijau sendiri mendominasi Warna
logo Hartono karena pemilik perusahaan Hartono kcbctulan seorang
pencinta alam. Beliau begitu menyukai tanaman dan tumbuhan, selain itu
karena gedunggedung perusahaan PT. Delta Merlin terbilang besar dan
meraup lingkungan yang luas maka dari itu Hijau dalam logo tersebut
sekaligus menjadi tanda bahwa Hartono tetap akan bcrtanggung jawab atas
lahan yang sudah mereka gunakan demi kepentingan pembagunan gedung
perusahaan. (Sumber: WawancaraHRD Hartono Mall Yogyakarta)
5. Struktur Organisasi

Berdasarkan Struktur Organisasi, keberadaan Public Relations


berada dalam divisi Marketing Communication satu divisi dengan
Exhibition, Leasing Marketing, VM, Event dan Promotions. Jod Desk
Karyawan Hartono Mall Yogyakarta secara umum dalah sebagai
berikut:

1. General Manager & Ass GM

General Manager & Ast. Mall Manager bertanggung jawab atas


pendapatan Mall serta pelaksanaan pengelolaan Mall untuk
menciptakan kepuasan Pelanggan dengan tetap memper
timbangkan faktor ekonomis, efektivitas dan afisiensi.

2. Accounting

Staff Accounting bertanggung jawab melakukan pengecekkan,


pengontrolan, pengendalian, serta pembuatan dan pelaporan
Laporan Keuangan Perusahaan. Membuat laporan laba rugi, neraca,
memeriksa transaksi uang masuk keluar, semua administrasi
penjualan, pembelian dan stok semua gudang.

3. Legal

Staff Legal bertanggung jawab untuk memberikan pertimbangan


dan usulan dari aspek legal terhadap masalah yang dihadapi
Perusahaan serta melakukan tugas - tugas pengurusan dokumen
perizinan dan pembuatan Kontrak Kerjasama Perusahaan dengan
semua relasi Perusahaan.

4. Piutang & Ass. Piutang

Staff Piutang & Ast.Piutang bertanggung jawab kepada


Accounting dalam administrasi penjualan Perusahaan, pembukuan
& laporan rekapitulasi piutang serta penagihan piutang Perusahaan.
5. Kasir

Kasir bertanggung jawab pada Accounting dalam hal


pengeluaran dan pemasukan kas kecil perusahaan, serta
mengerjakan penggajian karyawan Produksi setiap bulan.

6. Marketing

Staff Marketing (Leasing) bertanggung jawab terhadap


perolehan kontribusi keuntungan Perusahaan melalui penjualan
produk yaitu penjualan sewa lokasi kepada Tenant.

7. Marcomm

Staff Marketing Communication bertanggung jawab untuk


menginformasikan, membujuk clan mengingatkan konsumen baik
secara langsung maupun tidak langsung tentang event serta
membangun identitas dan komunikasi brand yang dimiliki selalu
merefleksikan image yang sudah dibangun sesuai dengan tujuan
Perusahaan.

8. Tenant Relation

Staff Tenant Relation bertanggungjawab mengkoordinasikan


penanganan keluhan pelanggan, proses perijinan, pendataan tenant
agar tercipta komunikasi yang baik antara pengelola dan tenant.
9. Event & Promo

Staff Event & Promotion bertanggung jawab dalam


merencanakan dan mengkoordinasikan pemasaran ruang media
promosi, antena, ATM secara optimal sesuai standar untuk mencapai
pendapatan sewa sesuai dengan target yang ditetapkan.

10. Customer Service

Customer service mall bertanggung jawab menerima


telefon atau fax yang masuk untuk kemudian diteruskan kepada
yang berhak menerima tamu/ tenant/customer yang berkunjung ke
perusahaan agar pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan.

11. Chief MIE

Staff chief MIE bertugas membuat, merencanakan,


menyelenggarakan dan mengatur kegiatan operasional dan
perawatan gedung meliputi Mechanical, Electrical & Plumbing,
yang terdiri dari Plumbing, Electric, Lift, Escalator, Genset, dan
Sipil. Memonitor kenyamanan ruangan dalam mall dan membuat
laporan operasional. Pengawasan pekerjaan perbaikan, serta
menangani komplain dari Tenant maupun Public Area.

12. Mechanical Electrical

Staff M/E bertanggung jawab atas pelaksanaan Mechanical,


Electrical dan Sipil demi kelancaran dan kenyamanan gedung.

13. Operational

Staff Operational bertugas merencanakan


schedule, mengoperasikan, merawat, mengamankan gedung dan
melayani pengunjung dibantu para chief M/E & Sipil, dan pihak
outsource.

B. Peralatan Manufacture

1. Transformator

Transformator adalah alat yang digunakan untuk memindahkan energi


listrik arus bolak-balik dari satu rangkaian ke rangkaian yang lain
dengan prinsip kopel magnetik. Tegangan yang dihasilkan dapat lebih
besar atau lebih kecil dengan frekuensi yang sama.
Gambar 2. Transformator

2. Chiller

Gambar 3. Skema Chiller

Chiller adalah mesin refrigerasi yang memiliki fungsi utama


mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan
selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor (FCU/Fan Coil
Unit). Pada dasarnya prinsip kerja chiller atau pendingin air sama seperti
sistem pendingin lain seperti AC dimana terdiri dari beberapa komponen
utama yaitu evaporator, kondensor, kompresor, dan alat ekspansi.

Jenis chiller didasarkan pada jenis kompresornya:

a. Reciprocating

b. Screw

c. Centrifugal

Jenis chiller didasarkan pada jenis cara pendinginan kondensornya:

a. Air cooler

b. Water cooler jenis chiller yang digunakan di Hartono Mall yitu


Jenis Water Coolant

3. Lift

Gambar 3. Mesin Lift


a. Pemeliharaan Lift

Program pemeliharaan elevator atau lift. Secara praktis


pemeliharaan dikerjakan oleh ahlinya yaitu produsen atau agennya
dan teknisi gedung. Ada dua (2) aspek yang dapat kita kemukakan
dalam pelaksanaan pemeliharaan lift ini yaitu :

b. Pemeriksaan (Inspection)

Pemeriksaan oleh teknisi yang kompeten atas bagian-bagian


peralatan kritis. Pemeriksaan seringkali memberi petunjuk adanya
keharusan mengganti suku cadang (atau cukup reparasi), jauh-jauh
hari sebelum terjadi kerusakan, dan biasanya sesuai dengan jadwal
yang dirancang oleh pabrikan. Waktu yang diperlukan untuk
pemeriksaan harus serendah mungkin sehingga tidak mengganggu
pelayanan (operasi) lift.

c. Pemeliharaan berkala

Yaitu kebersihan, pelumasan, penyetelan kembali peralatan yang


senantiasa berfungsi. Jadwal yang dianjurkan oleh pabrikan harus
diikuti, disamping juga pengalaman dari teknisi gedung selama
bertahun-tahun.

Karakteristik dari pemeliharaan pencegahan meliputi

1) Check list buat khusus untuk individual unit (planning)


2) Dedikasi dan mekanik, teknisi dan adjuster saat memeriksa
peralatan
3) Kecakapan dan keterampilan (skill and competent) teknisi
dengan pengetahuan yang luas, melalui field education
(pelatihan lapangan)
4) Quality control oleh supervisor untuk memperoleh quality
assurance
5) Tiap-tiap trouble (call back) harus dianalisa penyebabnya
dengan dasar teori, dan disimpulkan oleh suatu tim (bukan
perorangan). Kemungkinan diperlukan perbaikan rencana
6) Suku cadang dibawah standard (mutu rendah) harus dicari
substitusinya dan diuji lebih dulu (improvement of quality
design)
7) Jumlah jam pemeriksaan dan pemeliharaan berkala tidak
harus sama seragam untuksemua unit lift, melainkan harus
seimbang menurut work-load, umpama 12 kali setahun
untuk lift VIP dan 15 kali setahun untuk lift penumpang
pegawai (umum),
8) Kontraktor sebaiknya agen tunggal pabrikan atau pabrikan
sendiri, karena dia mempunyai pengalaman yang luas dan
paham sifat-sifat lift tertentu,
9) Jadwal reparasi dapat dilaksanakan pada waktu-waktu yang
ditentukan oleh manajemen, setelah keputusan atas laporan
evaluasi. Reparasi dilaksanakan tanpa tergesa-gesa sehingga
diharapkan hasil mutu yang baik.
4. Escalator

Escalator adalah sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung


untuk memindahkan orang/barang dari satu lantai ke lantai yang
berikutnya. Escalator adalah salah satu transportasi vertikal berupa
konveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah
yang dapat bergerak keatas dan kebawah mengikuti jalur yang berupa
rail atau rantai yang digerakkan oleh motor.

C. Penerapan K3 Industri

Kecelakaan industri di tempat kerja pada umumnya dapat dicegah tanpa


perlu mengeluarkan investasi dalam jumlah yang tinggi. Untuk dapat
menjalankan prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan baik
seorang pengusaha dan pekerja hanya perlu menggunakan business sense
yang baik serta mengikuti peraturanperaturan dan kaidah yang ada. Dalam
pelaksanaannya K3 memerlukan komitmen yang kuat seperti halnya dalam
pelaksanaan kegiatan produksi, pengawasan kualitas dan biaya.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan bisnis, perlu usaha
sungguh-sungguh agar K3 dapat terlaksana baik. Bisnis apapun yang anda
lakukan tentunya memiliki resiko kesehatan dan keselamatan kerja bagi
para pelaksananya. Langkah pertama untuk mengontrol masalah K3
tentunya adalah mengenal segala resiko yang mungkin muncul.

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Hartono Mall.


PT. Duta Merlin Dunia Properti. sudah terlaksana dengan baik secara
menyeluruh. Setiap industri memiliki standar tersendiri terkait dengan
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Pada Hartono Mall ini
karyawan dalam melakukan kegiatan atau bekerja telah menggunakan
pakaian kerja serta alatalat keselamatan kerja. Hal ini terbukti dengan
sedikitnya para karyawan yang mengalami kecelakaan kerja ketika mereka
bekerja. Kegiatan penerapan K3 di Hartono Mall berupa menggunakan
pakaian kerja (wearpack) ketika bekerja, menggunakan sepatu safety yang
sesuai ketentuan industri, menggunakan pelindung telinga saat perawatan
genset, menggunakan penutup mulut dan mata ketika melakukan service.

Gambar 4. Kotak P3K Hartono Mall


Hartono Mall menerapkan konsep 5S sebagai bentuk kegiatan K3 di
industri. Konsep 5S merupakan prinsip penataan dan pemeliharaan dalam
budaya kerja di jepang. 5S bertujuan untuk menjaga efektifitas waktu dan
tenaga untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan secara
keseluruhan. 5S sendiri merupakan singkatan dari Seiri (Ringkas), Seiton
(Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shitsuke (Rajin). Prinsip 5S
dalam budaya kerja:

a. Seiri (Ringkas) merupakan kegiatan memilah barang yang masih


digunakan dan barang yang telah tidak digunakan lagi. Barang yang
masih digunakan disimpan dan ditempatkan ditempat yang sesuai
sedangkan barang yang tidak digunakan disingkirkan atau dibuang.
b. Seiton (Rapi) merupakan kegiatan mentata barang yang masih
digunakan sesuai dengan posisi yang ditetapkan sehingga mudah dicari
dan aman saat akan diperlukan. Barang yang telah ditata diberi label
keterangan nama (sign board) sehingga akses mengambil dan
menempatkan kembali lebih mudah dan cepat.

c. Seiso (Resik) merupakan Kegiatan membersihkan area kerja dan


peralatan atau mesin yang digunakan sehingga lingkungan lebih
nyaman dan peralatan terjaga kondisinya.

d. Seiketsu (Rawat) kegiatan merawat dan menjaga area kerja tetap bersih
dan terawat sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Shitsuke
(Rajin) disiplin dan sadar diri akan etika kerja pada diri masingmasing
pekerja. Sehingga masing-masing pekerja disiplin dalam menjalankan
5S sesuai dengan standar.
BAB III

KEGIATAN KEAHLIAN MAINTENANCE GENSET MITSUBISHI


TSR2000E dan CATERPILLAR GEP2000E

A. Kegiatan Umum

1. Pengenalan Diesel Genset

Gambar 5. Genset Mitsubishi

GENSET atau yang merupakan singkatan dari GENerator SET


ini adalah sebuah Perangkat yang mampu menghasilkan Daya Listrik.
Genset ini merupakan gabungan antara Generator atau Alternator dan
Engineyang dapat digunakan sebagai Alat Penggerak(Prime Mover).
Gambar 6. Generator/alternator

Gambar 7. Prime Over

Mesin diesel adalah motor bakar pembakaran dalam yang


menggunakan panas kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar
bahan bakar yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Mesin ini tidak
menggunakan busi seperti mesin bensin atau mesin gas. Mesin ini
ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada
23 Februari 1893.
Gambar 8. Mesin diesel

2. Prinsip Kerja Engine Diesel

Pengoperasian Engine Dieselatau jenis motor bakar pada


umumnya akan berfungsi dengan baik, apabila didukung 5 (lima)
rangkaian sistem yang saling terkait. Artinya, apabila salah satu dari
sistem tersebut tidak memenuhi persyaratan, maka kerja mesin akan
terganggu, dan dapat mengakibatkan Engine Dieseltersebut rusak fatal.

Ada beberapa sistem yang bekerja pada mesin


diesel, yaitu: a. Cooling System

Cooling system berfungsi sebagai penyerap dan pembuang


panas berlebihan yang dihasilkan oleh pembakaran dan komponen-
komponen engine. Diesel engine sangat tergantung pada cooling
system untuk mencapai kemampuan maksimal. Apabila engine
beroperasi tanpa cooling system atau aliran cairan pendingin
(coolant) pada engine terhenti walaupun hanya dalam waktu yang
singkat akan beresiko terhadap kerusakan engine yang signifikan.
Pompa-pompa air 1 dan 2 memompa air kebagian-bagian
mesin yarg memerlukan pendinginan dan kealat pendingin udara
(intercooler) 3. Dari situ air pendingin kemudian melewati radiator
dan kembali kepada pompa-pompa 1 dan 2. Didalam radiator terjadi
pemindahan panas dari air pendingin ke udara yang melewati
celahcelah radiator oleh dorongan kipas angin. Pada saat Genset
baru dijalankan dan suhu dari bahan pendingin masih terlalu rendah,
maka oleh thermostat 5, air pendingin tersebut dipaksa melalui jalan
potong atau bypass 6 kembali kepompa. Dengan demikian maka air
akan lebih cepat mencapai suhu yang diperlukan untuk operasi. Bila
suhu tersebut telah tercapai maka air pendingin akan melalui jalan
sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.

Gambar 9. Sistem pendinginan (sistem sirkulasi dengan 2 Sirkuit)

1. Pompa air untuk pendingin mesin

2. Pompa air untuk pendinginan intercooler

3. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)

4. Radiator

5. Thermostat
6. Bypass (jalan potong)

7. Saluran pengembalian lewat radiator

8. Kipas.

b. Lubricating System

Fungsi Utama Dalam Sistem Ini Adalah Untuk Mengurangi


gesekan antara dua komponen yang bergerak sehingga komponen
menjadi awet dan kerja mesin menajdi maksimal, selain itu sistem
pelumasan juga berfungsi:

a. Meredam getaran yang di hasilkan oleh mesin tersebut

b. Membantu mendinginan mesin

c. Sebagai perapat (seal) antara piston ring dan dinding silinder


Minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa
minyak 2 dan disalurkan dengan tekanan ke saluran-saluran
pembagi setelah terlebih dahulu melewati sistem pendingin dan
saringan minyak pelumas. Dari saluran-saluran pembagi ini, minyak
pelumas tersebut disalurkan sampai pada tempat kedudukan
bearing-bearing dari poros engkol, poros jungkat dan ayunan-
ayunan. Saluran yang lain memberi minyak pelumas kepada sprayer
atau nozzle penyemperot yang menyemprotkannya ke dinding
dalam dari piston sebagai pendingin. Minyak pelumas yang
memercik dari bearing utama dan bearing ujung besar (bearing
putar) melumasi dinding dalam dari tabung- tabung silinder.

Minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat


pelumasan kemudian kembali kedalam bak minyak lagi melalui
saluran kembali dan kemudian dihisap oleh pompa minyak untuk
disalurkan kembali dan begitu seterusnya.
Gambar 10. Sistem Pelumasan

1. Bak minyak
2. Pompa pelumas
3. Pompa minyak pendingin
4. Pipa hisap
5. Pendingin minyak pelumas

6. Bypass-untuk pendingin

7. Saringan minyak pelumas

8. Katup by-pass untuk saringan

9. Pipa pembagi
10. Bearing poros engkol (lager duduk)
11. Bearing ujung besar (lager putar)
12. Bearing poros-bubungan

13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston

14. Piston

15. Pengetuk tangkai

16. Tangkai penolak

17. Ayunan
18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)

19. Pipa ke pipa penyemprot

20. Saluran pengembalian

c. Fuel System

Fuel system adalah suatu sistem pemasukan bahan bakar


yang bertugas menyediakan tersedianya bahan bakar untuk
mengabutkan secara berurutan dan mengatur jumlah serta saat
penginjeksian bahan bakar (fuel injection timing) ke dalam silinder
dengan tepat secara berkesinambungan.

Mesin dapat berputar karena sekali tiap dua putaran


disemprotkan bahan bakar ke dalam ruang silinder, sesaat sebelum,
piston mencapai titik mati atasnya (T.M.A.). Untuk itu oleh pompa
penyemperot bahan bakar 1 ditekankan sejumlah bahan bakar yang
sebelumnya telah dibersihkan oleh saringan-bahan bakar 5, pada alat
pemasok bahan bakar atau injektor 7 yang terpasang dikepala
silinder. Karena melewati injektor tersebut maka bahan bakar masuk
kedalam ruang silinder dalam keadaan terbagi dengan bagian-bagian
yang sangat kecil (biasa juga disebut dengan proses pengkabutan).
Didalam udara yang panas akibat pemadatan itu bahan bakar yang
sudah dalam keadaan bintik-bintik halus (kabut) tersebut segera
terbakar. Pompa bahan bakar 2 mengantar bahan bakar dari tangki
harian 8 ke pompa penyemprot bahan bakar. Bahan bakar yang
kelebihan yang keluar dari injektor dan pompa penyemprot
dikembalikan kepada tanki harian melalui pipa pengembalian bahan
bakar.
Gambar 11. Sistem bahan bakar

1. Pompa penyemperot bahan bakar

2. Pompa bahan bakar

3. Pompa tangan untuk bahan bakar

4. Saringan bahar/bakar penyarinnan pendahuluan

5. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir

6. Penutup bahan bakar otomatis

7. Injektor

8. Tanki

9. Pipa pengembalian bahan bakar

10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi

11. Pipa peluap.

d. Air Intake & Exhaust System

Untuk menghasilkan proses pembakaran di dalam silinder,


disamping bahanbakar juga dibutuhkan oksigen.
Adapun oksigen yang diperlukan tersebutdiperoleh dari
udara. Untuk itu diperlukan sistem pemasukan udara dan gasbuang,
agar engine dapat beroperasi secara normal.

e. Charging System

Sistem pengisian adalah merupakan sistem pendukung


kelistrikan yang berfungsi melakukan pengisian kembali arus listrik
ke battery, agar battery selalu dalam kondisi terisi penuh. Sistem ini
walaupun hanya sebagai pendukung akan tetapi sangat vital. Jika
battery kosong karena sistem pengisian mengalami kerusakan maka
bisa dibayangkan, semua sistem kontrol yang menggunakan
tegangan dari battery tidak akan bisa bekerja dengan normal.

3. Generator

a. Pengertian Generator

Generator Listrik adalah sebuah alat yang memproduksi


energi listrik dari sumber energi mekanik(prime mover), biasanya
menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai
pembangkit listrik,. Generator mendorong muatan listrik untuk
bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tetapi generator
tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya.
jika di analogikan seperti pompa air yang hanya mendorong aliran
air tersebut bukan menciptakan air.

Gambar 12. Generator


b. Prinsip Kerja Generator Utama

Gambar 13. Rangkaian generator

1. Pembangkit listrik yang dimaksud adalah sumber


listrik arus bolak-balik (listrik AC 3 phase 220/380V,
50 Hz) yang dipergunakan untuk keperluan peralatan,
mesin tenaga, penerangan, dll.

2. Rangkaian generator utama dihubungkan dengan


dengan poros engkol mesin diesel melalui kopel
(coupling) dan memutar rotor generator utama. Type
generator adalah brushless yang artinya tanpa sikat
arang atau brush. Untuk mengatur tegangan agar
stabil dilengkapi dengan Automatic Voltage
Regulator.

B. Kegiatan Khusus

Memiliki sistem genset standby yang dirancang dengan baik dan


terpelihara dengan baik adalah perlindungan terbaik terhadap pemadaman
listrik. Sistem genset dipelihara secara teratur untuk memastikan beroperasi
dengan baik bila diperlukan. Ketika genset mengalami kegagalan operasi,
itu biasanya karena prosedur perawatan yang salah atau kelalaian
perawatan. Bahkan, tiga penyebab genset gagal untuk startingadalah :

a. Tombol start dalam posisi OFF bukan AUTO.

b. Aki untuk starting mati, atau kekurangan masa charging.


c. Filter bahan bakar tersumbat karena bahan bakar lama atau
terkontaminasi kotoran dan zat2 lain.

Semua masalah umum ini dapat diantisipasi dengan perawatan genset rutin
dilakukan oleh teknisi yang telah biasa menangani perawatan genset.
Berikut ini adalah daftar dari prosedur perawatan yang perlu dilakukan
secara teratur/preventif. Selain pemeriksaan ini, melaksanakan pemeriksaan
daya dengan load secara mingguan atau bulanan bisa memastikan bahwa
genset dan sistem kontrol dan mentransfer switch beroperasi seperti yang
dirancang. Karena daya tahan mesin solar yang tergolong tinggi, pada
umumnya pemeliharaan preventif hanya terdiri dari:

a. Pemeriksaan umum

b. Pemeliharaan sistem pelumasan

c. Pemeliharaan sistem pendingin

d. Pemeliharaan Sistem bahan bakar

e. Pemeliharaan Bateraistarting

f. Pemanasan genset

Adalah keharusan untuk membuat jadwal pemeliharaan / layanan


berbasis pada aplikasi daya spesifik dan tingkat kondisi lingkungan operasi
genset. Sebagai contoh, jika genset akan sering digunakan atau mengalami
kondisi operasional yang ekstrim, interval servis yang direkomendasikan
harus dipersingkat. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perawatan
harus dilakukan lebih sering meliputi :

a. Genset digunakan secara berkesinambungan sebagai daya utama (Prime


Power).

b. Suhu lingkungan yang ekstrim.

c. Paparan cuaca

d. Paparan air garam

e. Paparan debu, pasir, atau partikel udara lainnya


Jika genset beroperasi pada kondisi operasional yang ekstrim seperti
itu, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan supplier genset untuk
menentukan jadwal &cara perawatan yang tepat. Cara terbaik untuk
melacak interval perawatan adalah dengan menggunakan running-time
meter pada genset untuk menjaga keakuratan log dari semua perawatan
yang dilakukan.

Gambar 14. Checklist kondisi genset

1. Pemeliharaan Preventif Genset

Pemeliharaan preventif genset di Hartono Mall dilakukan pada


waktu seminggu sekali setiap hari Senin. Hal ini dilakukan agar kinerja
genset tetap stabil apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN
sewaktuwaktu. Berikut merupakan bentuk table form operasional genset
di Hartono Mall:
a. Pemeriksaan Umum

Ketika genset menyala (running), operator harus waspada


pada masalah mekanik yang dapat menciptakan kondisi tidak aman
atau berbahaya. Berikut ini adalah beberapa bagian yang harus
diperiksa secara teratur untuk mempertahankan operasi yang aman
dan handal.

1) Sistem pembuangan: Dalam keadaan genset running, periksa


seluruh sistem pembuangan, termasuk exhaust manifold,
muffler, dan pipa knalpot. Periksa kebocoran di semua koneksi,
las, gasket, dan join, serta pastikan bahwa di sekitar pipa knalpot
tidak pemanasan berlebihan. Segera perbaiki jika ada kebocoran.
Periksa asap yang berlebihan pada awal starting genset. Hal ini
dapat menunjukkan masalah kinerja dan kualitas udara yang
mungkin membutuhkan perhatian segera.

2) Sistem bahan bakar : Dalam keadaan genset running, periksa


jalur pasokan bahan bakar, jalur balik, filter, dan keretakan atau
lecet pada fitting-fitting. Pastikan jalur-jalur bahan bakar tidak
bergesekan dengan apapun yang dapat menyebabkan kegagalan
fungsi. Segera perbaiki kebocoran atau gubah jalur bahan bakar
untuk menghindari kerusakan genset.

3) Sistem listrik DC (Aki) : Periksa terminal pada baterai starting


untuk memastikan koneksi yang bersih dan kencang. Koneksi
longgar atau berkarat menyebabkan resistensi, yang dapat
menghambat starting genset.

4) Mesin : Pantau level cairan, tekanan oli, dan suhu radiator secara
berkala. Jika terjadi masalah pada mesin biasanya ada peringatan
dini. Melihat dan mendengarkan perubahan performa mesin,
suara, atau penampakan akan menunjukkan bahwa genset perlu
perbaikan. Waspada jika terjadi kegagalan pembakaran
(misfires), getaran, asap knalpot yang berlebihan, penurunan
kekuatan, atau peningkatan konsumsi oli atau bahan bakar.
5) Sistem control : Periksa sistem kontrol secara teratur, dan
pastikan itu adalah log data yg benar selama pemanasan mesin.
Pastikan untuk mengembalikan sistem kontrol kembali ke
normal automatic standby (AUTO) saat pengujian dan
pemeliharaan selesai (jika menggunakan ATS).

b. Pemeliharaan Sistem Pelumasan

Periksa level oli mesin saat mesin dimatikan pada interval


yang ditentukan dalam tabel. Untuk pembacaan yang akurat pada
dipstick mesin, mematikan mesin dan menunggu sekitar 10 menit.
Tujuannya untuk memastikan oli di bagian atas mesin mengalir
kembali ke dalam bak mesin. Ikuti rekomendasi produsen mesin
untuk klasifikasi API oli dan viskositas oli. Jaga level oli sedekat
mungkin dengan “full” tanda pada dipstick dengan menambahkan
oli dengan kualitas & merk yang sama. Jangan mencampur dengan
merk oli lain.

Periksa pada manual book mesin untuk prosedur pengurasan


oli dan penggantian filter oli. Oli dan filter bekas harus dibuang
dengan benar untuk menghindari kerusakan lingkungan.

c. Pemeliharaan Pada System Pendingin

Periksa level cairan pendingin (coolant) dalam keadaan


mesin tidak menyala. Lepaskan tutup radiator setelah mesin
didinginkan terlebih dahulu, dan jika perlu tambahkan pendingin
sampai tingkat sekitar 3/4 inch bawah seal tutup radiator. Mesin
solar memerlukan campuran coolant& air yang seimbang, antibeku,
dan aditif pendingin. Gunakan jenis cairan pendingin (coolant) yang
direkomendasikan oleh produsen mesin (pada manual book).

Periksa bagian luar radiator apakah ada kerusakan, dan


bersihkan semua kotoran atau benda asing dengan sikat lembut atau
kain. Lakukan dengan hati2 untuk menghindari kerusakan sirip-sirip
pendingin(radiator fin). Jika tersedia, gunakan kompresi udara
tekanan rendah atau aliran air ke arah yang berlawanan dari aliran
udara normal radiator untuk membersihkan radiator.

d. Pemeliharaan Sistem Bahan Bakar

Kualitas bahan bakar solar akan turun dan akan rusak dari
waktu ke waktu, dan salah satu alasan untuk pemanasan mesin rutin
adalah memakai habis bahan bakar yg tersimpan pada tanki sebelum
rusak. Uap air terakumulasi dan mengembun di tangki bahan bakar
– juga harus secara berkala dikeringkan dari tangki bersama dengan
sedimen-sedimennya. Pertumbuhan bakteri dalam bahan bakar solar
bisa menjadi masalah di iklim tropis Indonesia. Konsultasikan
dengan produsen genset atau dealer untuk rekomendasi
penyimpanan bahan bakar. Pemanasan mesin harus dilakukan rutin,
dan jika bahan bakar tidak digunakan dalam waktu tiga sampai 6
bulan maka harus diisi ulang.

Pipa-pipa dan selang system pendingin harus diperiksa


secara teratur untuk mengetahui kebocoran, lubang, retak, atau
koneksi longgar. Kencangkan klem selang yang kendor. Selain itu,
periksa sistem pendingin terhadap kotoran dan puing-puing yang
mungkin menghalangi kerja sirip pendingin. Periksa retak, lubang,
atau kerusakan lainnya.

Frekuensi pembersihan atau mengganti elemen saringan


udara ditentukan oleh kondisi di mana genset beroperasi. Pembersih
udara biasanya berisi cartridge kertas elemen filter yang dapat
dibersihkan dan digunakan kembali jika tidak rusak.

e. Pemeliharaan Baterai Starting

Baterai mulai lemah atau undercharged adalah penyebab


umum dari kegagalan genset standby. Bahkan ketika terus terisi
penuh dan dirawatpun, baterai lead-acid (timbal-asam) akan
mengalami penurunan kualitas dan mengalami kerusakan dari waktu
ke waktu dan harus diganti kira-kira setiap 24 sampai 36 bulan –
apalagi jika tidak di-charging dengan teratur. NiCad adalah jenis
baterai lead-acid yang tidak terlalu membutuhkan perawatan
berkala, biasanya digunakan dalam aplikasi mission-critical (misi
kritis). Namun, NiCad juga seiring waktu akan mengalami
kerusakan dan perlu diuji secara teratur dengan beban (load).

1) Pengujian Baterai : Pemeriksaan tegangan output saja dari


baterai tidak menjamin kemampuan baterai bisa memberikan
kekuatan start yang memadai. Dengan bertambahnya usia
baterai, resistensi internalnya terhadap aliran arus akan naik, dan
satu-satunya ukuran yang akurat dari tegangan terminal harus
dilakukan dengan load. Pada beberapa genset, uji diagnostik ini
dilakukan secara otomatis setiap kali genset starting. Atau ada
yang menggunakan baterai load tester untuk memverifikasi
kondisi setiap baterai starting.

2) Pembersihan Baterai : Jaga kebersihan baterai dengan cara


menyeka dengan kain lembab ketika kotoran muncul berlebihan.
Jika terjadi korosi sekitar terminal, lepaskan kabel baterai dan
cuci terminal dengan larutan baking soda (soda ash) dan air (¼
lb baking soda untuk 1 liter air). Hati-hati jangan sampai larutan
tersebut masuk ke sel-sel baterai karena akan menetralkan zat
asam pada baterai, dan kemudian siram baterai dengan air bersih
ketika selesai. Setelah mengganti konektor, lapisi terminal &
konektor dengan lilin tipis untuk mencegah korosi dikemudian
hari.

3) Memeriksa berat jenis : Dalam baterai lead acid cell terbuka,


gunakan hidrometer baterai untuk memeriksa berat jenis elektrolit
dalam setiap sel baterai. Sebuah baterai yang terisi penuh akan
memiliki berat jenis 1.260. Charge baterai jika berat jenis di
bawah 1,215.
4) Memeriksa tingkat elektrolit : Dalam baterai lead acid cell
terbuka, periksa tingkat elektrolit setidaknya setiap 200 jam
operasi. Jika rendah, isi sel baterai ke bagian bawah leher
pengisi dengan air suling (distilled water).

Gambar 16. Penunjukkan battery genset pada deepsea

f. Pemanasan Genset

Genset yang standby dalam jangka waktu panjang harus


mampu starting dengan dari starting dalam keadaan dingin ke
operasi full dalam hitungan detik. Hal ini dapat menimbulkan beban
yang berat pada bagian-bagian mesin. Namun, pemanasan secara
teratur membuat bagian-bagian mesin yang dilumasi, mencegah
oksidasi pada kontak listrik, menggunakan bahan bakar sebelum
bahan bakar rusak (berubah sifat), dan secara umum, membantu
memberikan starting mesin yang handal.

Pemanasan genset dilakukan seminggu sekali selama 15


menit. Di load tidak kurang dari sepertiga dari net power genset
sesuai yang tertera pada nameplate-nya.
Periode operasi tanpa load harus diminimalisir karena bahan bakar
yang tidak terbakar cenderung terakumulasi dalam sistem
pembuangan. Bila mungkin, ujilah sistem genset dengan load yang
sebenarnya dalam rangka untuk menguji transfer switch otomatis
dan memverifikasi kinerja dalam kondisi nyata. Jika
menghubungkan ke load “real” tidak nyaman untuk pengujian, bisa
menggunakan load bank setidaknya sepertiga dari net power genset
sesuai yang tertera pada nameplate-nya. Pastikan untuk
mengembalikan kontrol genset pada kondisi AUTO pada akhir
proses pemanasan genset (pada sistem dengan ATS).

Gambar 17. Jadwal Warming Up

2. Backup Plan

Pemeliharaan preventif untuk genset mesin solar memainkan


peran penting dalam memaksimalkan keandalan sistem standby dan
mengurangi risiko kerugian keuangan dan fungsi-fungsi asilitas
emergency (safetyuntuk keselamatan dan penyelamatan manusia)
terkait dengan mati listrik. Kerugian finansial akibat pemadaman listrik
pada data center mengakibatkan banyak sekali kerugian, baik finansial
maupun kerugiankerugian lainnya. Pemeliharaan preventif juga
meminimalkan kebutuhan untuk perbaikan dan mengurangi biaya
operasional genset tersebut. Dengan mengikuti prosedur perawatan
mesin diesel umumnya sesuai rekomendasi produsen mesin (manual
book), maka sistem standby power dipastikan akan bekerja dengan baik
dan men-supply kebutuhan daya sesuai yang dibutuhkan.

3. Instruksi Kerja Pengoperasian Genset

a. Tujuan

Untuk memastikan seluruh pengoperasian genset dapat


dikendalikan dengan baik dan benar serta dapat mensuplai listrik ke
gedung jika dibutuhkan.

b. Ruang Lingkup

1) Saat operasional sehari-hari (stand by/back up PLN padam)

a) Sebelum menghidupkan mesin lakukan pengecekan sekeliling


engine dari potensi bahaya yang timbul. Pastikan tidak ada
personil yang sedang melakukan pekerjaan pada unit tersebut.
Pastikan semua pelindung (guard) seperti radiator guard,
vibration damper guard, coupling generator guard, alternator
guard terpasang dengan baik. Guard tersebut berfungsi untuk
melindungi bagian yang berputar agar tidak bersentuhan langsung
dengan personil.

b) Lakukan pengecekan level oli pada ruang crankcase, Pastikan


level oli di antara tanda “L” dan “H” pada oil stick posisi
enginestop. Jika level oli di bawah tanda “L” maka lakukan
penambahan. Jangan melakukan penambahan over fill.

c) Lakukan pengecekan terhadap system pendinginan dari


kemungkinan bocor, sambungan kendor. Lakukan pengecekan
kipas radiator dari kemungkinan retak. Kipas radiator yang retak
berpotensi menyebabkan patah saat putaran tinggi dan berbahaya
bagi engine dan operator Lakukan pengecekan air radiator,
pastikan bahwa air radiator cukup. Lakukan pengecekan dengan
membuka tutup radiator. Isi air radiator sampai air mencapai
bawah leher lubang pengisian.

d) Periksa bahan bakar solar di dalam tanki , pastikan dalam keadaan


terisi Ground tank¾ Tanki &Daily Tank + > 4.000 Ltr, Setelah
itu Lakukan pengecekan terhadap pipa bahan bakar, valve bahan
bakar, pastikan tidak ada kebocoran. Pastikan bahwa bahan bakar
telah tersupply dengan lancar ke engine. Pastikan bahwa valve
inlet bahan bakar pada posisi terbuka. Lakukan pengecekan
kondisi bahan bakar, lakukan drain water separator untuk
mengeluarkan sedimen atau air di dalam fuel. Setelah melakukan
penggantian fuel filter, maka udara akan terjebak di dalam
housing fuel filter. Untuk mengeluarkan udara dari fuel system
lakukan priming dengan menggunakan priming pump. Lakukan
pemompaan sampai udara dalam fuel system keluar ke saluran
pengembalian (fuel return)

e) Lakukan pengecekan visual terhadap air cleaner untuk


memastikan kondisi air cleanerbersih dan dapat menghisap udara
dengan sempurna.Lakukan pengecekan pada sambungan air
intake system. Pastikan clamp berfungsi dengan baik. Tidak ada
kebocoran udara pada sistem pemasukan.

f) Lakukan pengecekan pada sambungan kabel baterai dari


kemungkinan kendor dan korosi. Lakukan pengecekan, periksa
permukaan elektrolit/air accu, jaga permukaan persis di dasar
leher lubang pengisian. Jika perlu ditambahkan, isi dengan air
sulingan yang rendah kadar mineralnya.
g) Periksa Battery Charger di engine panel, pastikan Battery
Charger sebesar 27,5-28,0 volt pada Droop kit modul

h) Periksa posisi Emergency Stop dan Operation push button pada


Engine panel, pastikan keduanya pada posisi "OPEN" dan
"AUTO".

i) Putar Auto-Off-Man switch dari masing-masing PKG yang


akan dioperasikan pada posisi "AUTO".

j) Pastikan push button "AUTO" pada setiap modul aktif, ditandai


dengan LED menyala dan Droop kit modul menampilkan
"AUTO MODE”

k) Jika sumber listrik (PLN) padam, genset akan bekerja secara


otomatis dan saat sumber listrik (PLN) kembali normal genset
akan berhenti setelah mengalami cooling down selama ± 2 menit

2) Saat operasional manual (forward synchron)

a) Langkah ini sama dengan langkah Saat operasional sehari-hari


(stand by/back up PLN padam) point 1-8

b) Tekan push button "AUTO" warna putih pada deepsea 8660 di


PKG panel OUTGOING TO PUTR(Panel Utama Tegangan
Rendah) 1,2,3,&4. Sehingga Droop kit modul menampilkan auto
mode. Pastikan Selector Switch Auto-Off-Man di PKG dan
PUTR pada posisi auto

c) Posisikan priority switch1-2-3-4, yang ada di panel 4, ke genset


yang di inginkan menjadi leader. Tekan push button "AUTO"
warna putih pada deepsea 8610 di PKG panel INCOMING
FROM GENSET 1,2,3,& 4. Sehingga Droop kit modul
menampilkan auto mode

d) Posisikan synchrone selection switch untuk PUTR-1 pada posisi


2. ISLAND MODE, maka otomatis semua genset akanstart,
kemudian beban PUTR-1 akan dipindahkan ke genset. Tegangan
dari trafo ditahan di PUTR

e) Apabila menginginkan beban dilayani kembali oleh sumber PLN,


maka posisikan synchrone switch kembali ke 1. ATS. Maka
otomatis beban akan berpindah ke PLN melalui proses synchrone
yang tanpa kedip dan genset akan segera STOP setelah proses
cooling down

f) Langkah 2 sampai dengan langkah 5 dapat dilakukan jika


menginginkan pemindahan beban pada panel PUTR 1,2,3,&4

3) Saat perawatan mingguan (pemanasan)

a) Proses ini sama dengan proses Saat operasional sehari-hari (stand


by/back up PLN padam) point 1-7

b) Setelah melakukan langkah tersebut, ubah Operation push button


pada engine panel menjadi "MANUAL" (symbol gambar tangan).
Sehingga Droop kit modul menampilkan manual mode

c) Untuk men-START Genset tekan tombol push buttonSTART


warna hijau pada modul (simbol "I")

d) Begitu genset mulai running pastikan putaran stabil. Setelah


putaran stabil periksa tegangan yaitu antar phase 380V dan phase
netral 220V dan frekuensi 50Hz

e) Lakukan pengecekan terhadap parameter engine dan generator.


Lakukan juga pengecekan secara visual dari kondisi noise,
vibrasi,dan asap gas buang. Lakukan pengecekan terhadap
kemungkinan kebocoran pada cooling system, fuel system dan
lubricating system pada kondisi unit operasi.

f) Pastikan bahwa semua alat ukur dan parameter dalam batas yang
normal. Gunakan spesifikasi dari pabrik (engineperfomance data)
untuk menentukan batasan normal terhadap parameter pada
engine.
Gambar 18. Name Plategenset Caterpillar GE 2000-1
Gambar 19. Name Plategenset Mitsubishi TSR2000E

C. Studi Kasus

1. Synchronizing Generator

Synchronizing generator adalah memparalelkan kerja dua buah


generator atau lebih untuk mendapatkan daya sebesar jumlah generator
tersebut dengan syarat syarat yang telah ditentukan.Syarat-syarat dasar
dari paralelgenerator adalah sebagai berikut : a) Mempunyai tegangan
kerja yang sama

b) Mempunyai urutan phase yang sama

c) Mempunyai frekuensi kerja yang sama

d) Mempunyai sudut phase yang sama


Gambar 19. Indikator Singkron

Dalam kerja paralel generator tidak cukup hanya berdasar pada


syarat-syarat diatas ada hal lain yang perlu diketahui sebagai penjabaran
syarat-syarat diatas.
Adapun penjabarannya sebagai berikut:

a. Mempunyai tegangan kerja yang sama

Dengan adanya tegangan kerja yang sama diharapkan pada


saat diparalel dengan beban kosong power faktornya 1. Dengan
power faktor 1 berarti tegangan antara 2 generator persisi sama, jika
2 sumber tegangan itu berasal dari dua sumber yang sifatnya statis
misal dari battery atau transformator maka tidak akan ada arus antara
kedunya. Namun karena dua sumber merupakan sumber tegangan
yang dinamis (diesel generator), maka power faktornya akan terjadi
deviasi naik dan turun secara periodik bergantian dan berlawanan.
Hal ini terjadi karena adanya sedikit perbedaan sudut phase yang
sesekali bergeser karena faktor gerak dinamis dari diesel
penggerak.Itu bisa dibuktikan dengan membaca secara bersamaan
Rpm dari kedua genset dalam keadaan sinkron, misalnya Generator
1 mempunyai kecepatan putar 1500 dan generator 2 mempunyai
kecepatan putar 1501 maka terdapat selisih 1 putaran/menit.

Dengan perhitungan 1/1500 x 360° maka terdapat beda fase


0,24° dan jika dihitung selisih tegangan sebesar cos phi 0,24°x
tegangan nominal (400 V )- tegangan nominal (400 V ) dan
selisihnya sekitar V dan selisih tegangan yang kecil cukup
mengakibatkan timbulnya arus sirkulasi antara 2 buah genset
tersebut dan sifatnya tarik menarik, dan itu tidak membahayakan.
Dan pada saat dibebani bersama sama maka power faktornya akan
relative sama sesuai dengan power faktor beban.

Idealnya masing-masing generator menunjukkan power


faktor yang sama. Apabila terjadi perbedaan power faktor yang tidak
terlalu besar, maka hanya akan berakibat salah satu genset yang
mempunyai nilai power faktor rendah akan mempunyai nilai arus
yang sedikit lebih tinggi. Yang harus diperhatikan adalah tidak
melebihi arus nominal dan daya nominal dari genset.
Pada saat generator bekerja paralel perubahan arus excitasi
akan merubah power faktor , jika arus excitasi diperkuat maka nilai
power faktor mengecil menjauhi satu, sebaliknya jika eksitasi
dikurangi maka nilai power faktor akan membesar mendekati 1.

Pada generator yang akan diparalel biasanya didalam


alternatornya ditambahkan peralatan yang dinamakan Droop kit
.Droop kit ini berupa current transformer yang dipasang. disebagian
lilitan dan outputnya disambungkan ke AVR. Droop kit ini berfungsi
untuk mengatur power faktor berdasarkan besarnya arus beban..
Sehingga pembagian beban kVAR diharapkan sama pada kW yang
sama.

Pada panel-panel kontrol modern sudah diperlengkapi


dengan modul yang mana sudah terdapat pengaturan Var generator
dengan output yang disambungkan ke AVR generator,sehingga
secara otomatis masing-masing genset berapapun beban kW power
faktor akan menjadi sama dan seimbang. Hal ini diperuntukkan pada
sistem yang mana sistem tersebut paralel sesaat atau transfer beban
baik antara genset maupun dengan PLN.

Pada saat transfer beban secara soft transfer terjadi


pemindahan beban, perubahan power faktor yang kecenderungan
terjadi diatur secara otomatis oleh modul tersebut, sehingga pada
saat transfer beban tidak terjadi perubahan power faktor yang berarti.

Pada saat hendak memparalelkan secara manual generator


dengan catu daya PLN yang sudah berbeban atau generator lain yang
sudah berbeban, yang perlu dilakukan adalah menyamakan persis
dengan tegangan line pada saat breaker close power faktor genset
akan menunjuk 1 dan beban kW akan menunjuk pada posisi 0,
menambah daya output mesin perlahan lahan , maka power faktor
akan cenderung menuju ke kapasitif (leading) dan memungkinkan
terjadinya reverse power. Untuk menghindari tersebut maka setelah
sinkron penguatan eksitasi dulu yang dinaikkan sampai cosphi
menunjuk 0,7. seiring dengan itu naikkan daya mesin dengan
menaikkan speed adjuster. Pada saat beban naik , cosphi akan naik
membesar mendekati satu. Pada saat bersamaan eksitasi diatur
mencapai nilai 0,7 demikian seterusnya sampai mencapai nilai yang
diinginkan misalnya 1000 kW pada cos phi 0,85.

b. Mempunyai urutan phase yang sama

Yang dimaksud urutan phase adalah arah putaran dari ketiga


phase. Arah urutan ini dalam dunia industri dikenal dengan nama
CW (clock wise) yang artinya searah jarum jam dan CCW (counter
clock wise) yang artinya berlawanan dengan jarum jam. Hal ini dapat
diukur dengan alat phase sequence type jarum. Dimana jika pada
saat mengukur jarum bergerak berputar kekanan dinamakan CW dan
jika berputar kekiri dinamakan CCW.Disamping itu dikenal juga
urutan phase ABC dan CBA. ABC identik dengan CW sedangkan
CBA identik dengan CCW.

Perlu diketahui bahwa dalam banyak generator


mencantumkan symbol R,S,T,N ataupun L1,L2,L3 ,N namun tidak
selalu berarti bahwa urutan CW / ABC itu berarti RST atau L1, L2,
L3 jika diukur urutan STR, TRS ,L2, L3, L1 itu juga termasuk
CW/ABC .

Sebagai contoh: jika kabel penghantar yang keluar dari


generator diseragamkan semua berwarna hitam dan tidak ada kode
sama sekali, apakah kita bisa membedakan secara visual atau
parameter listrik bahwa penghantar itu phasenya R, S , atau T tentu
tidak. Kita hanya bisa membedakan arah urutannya saja CW atau
CCW. Apapun generatornya jika mempunyai arah urutan yang sama
maka dapat dikatakan mempunyai salah satu syarat dari paralel
generator. Sehingga bisa jadi pada dua generator yang sama urutan
RST pada genset 1 dapat dihubungkan dengan phase STR pada
Genset 2 dan itu tidak ada masalah asal keduanya mempunyai arah
urutan yang sama.

c. Mempunyai frekuensi kerja yang sama

Didalam dunia industri dikenal 2 buah sistem frekuensi yaitu


50hz dan 60hz. Dalam operasionalnya sebuah genset bisa saja
mempunyai frekuensi yang fluktuatif (beruba-ubah) karena
faktorfaktor tertentu. Pada jaringan distribusi dipasang alat pembatas
frekuensi yang membatasi frekuensi pada minimal 48,5 hz dan
maksimal 51,5 Hz. Namun pada genset-genset pabrik over frekuensi
dibatasi sampai 55 hz sebagai overspeed.Pada saat hendak paralel,
dua buah genset tentu tidak mempunyai frekuensi yang sama persis.
Jika mempunyai frekuensi yang sama persis maka genset tidak akan
bisa paralel karena sudut phasanya belum match, salah satu harus
dikurang sedikit atau dilebihi sedikit untuk mendapatkan sudut
phase yang tepat. Setelah dapat disinkron dan berhasil sinkron baru
kedua genset mempunyai frekuensi yang sama.

d. Mempunyai sudut phase yang sama

Mempunyai sudut phase yang sama bisa diartikan, kedua


phase dari 2 genset mempunyai sudut phase yang berhimpit sama
atau 0°. Dalam kenyataannya tidak memungkinkan mempunyai
sudut yang berhimpit karena genset yang berputar meskipun dilihat
dari parameternya mempunyai frekuensi yang sama, namun jika
dilihat menggunakan synchronoscope pasti bergerak labil kekiri dan
kekanan, dengan kecepatan sudut radian yang ada sangat sulit untuk
mendapatkan sudut berhimpit dalam jangka waktu0,5 detik. Breaker
membutuhkan waktu tidak kurang dari 0,3 detik untuk close pada
saat ada perintah close.
Dalam proses sinkron masih diperkenankan perbedaan
sudut maksimal 10°. Dengan perbedaan sudut maksimal 10°, dan
selisih tegangan yang terjadi berkisar 49 Volt.
Setelah genset berhasil dan telah bekerja sinkron/paralel,
belum tentu genset sudah bekerja paralel dengan baik. Tentunya
belum dikatakan sempurna sebuah usaha paralel generator sebelum
hal-hal tersebut dibawah ini bisa di jalankan:

1) Generator set mempunyai system governor yang sama ,electrical


governor dengan electrical governor, mekanik servo dengan
mekanik servo hal ini akan berpengaruh terhadap kepekaan
respon terhadap beban kejut.

2) Agar genset pada saat sinkron dapat mensupply beban dengan


seimbang dengan genset lain maka masing masing genset
dianjurkan untuk memiliki load sharing terutama untuk yang
system automatic.

3) Pada beban rendah maupun tinggi dianjurkan masing masing


genset mempunyai power faktor yang relatifsama. Baik pada
sinkron manual maupun sinkron otomatis.

4) Pada saat pembebanan / beban kejut masing masing genset


mempunyai respon yang sama , hal ini berkaitan dengan
penyetelan droop speed dan pengaturan speed control.

5) Pada saat pelepasan beban dianjurkan dengan soft unloading yaitu


secara perlahan lahan dengan pengaturan speed dan voltage.

6) Pada saat pemasukan beban dianjurkan dengan soft unloading


yaitu secara perlahan lahan dengan pengaturan speed dan Voltage.

7) Pada saat pembebanan tidak diperkenankan beban mengayun


ayun dari genset satu ke genset lainnya, dan harus pada kondisi
konstan.

8) Pada dua genset yang berbeda kapasitasnya pembebanan pada


masing masing genset sebaiknya secara proporsional.
2. Pengaman Keluaran Genset

Dalam menganalisa perhitungan pengaman keluaran genset,


diketahui data name plategenset Mitsubishi TSR2000E di Hartono Mall
sebagai berikut:

. Data name plate genset Mitsubishi TSR2000E

Kapasitas Tegangan Putaran Frekuensi In Genset

(kVA) (V) (RPM) (Hz) (A)


Genset 1 2000 380 1500 50 2887
Genset 2 2000 380 1500 50 2887
Genset 3 2000 380 1500 50 2887
Genset 4 2000 380 1500 50 2887

Dari hasil data rating pengaman genset didapat 2887 A maka pengaman
yang dapat digunakan adala Air Circuit Breaker (ACB). Secara analisa
ACB memiliki rating arus yang besar dan dapat diseting sesuai
kebutuhan. Rating yang dapat digunakan dan memenuhi standar pada
genset adalah 3200 A karena secara umum rating ACB yang ada adalah
2500 A dan 3200 A.

3. Perhitungan Kemampuan Hantar Arus Keluaran


Genset

Untuk menentukan kemampuan hantar arus (KHA) keluaran


pada genset dengan mengacu PUIL 2000 pasal 5.6.1.3 yang berisi
“penghantar dari terminal generator ke proteksi pertama harus
mempunyai kemampuan arus tidak kurang dari 115% dari arus pengenal
pada genset”. Maka dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai
berikut: KHA= 115% In Genset

KHA= 115% 2887 A = 3320.05 A


Dari hasil perhitungan KHA keluaran genset menunjukkan bahwa
masingmasing menggunakan kabel dengan kemampuan hantar arus
3320.05 A.
4. Perhitungan Arus Hubung Singkat Genset

Untuk menentukan arus hubung singkat keluaran Genset dengan


mengetahui reaktansi generator, dalam spesifikasi bahwa batasan sub
transien reaktansi 13% atau lebih kecil untuk membatasi distorsi
tegangan yang disebabkan oleh beban non linier seperti yang terjadi
pada saat starting motor besar. Reaktansi sub transien ini dijabarkan
sebagai tegangan dibagi oleh reaktansi sub transien atau dalam satuan
per unit dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

Iu = 7.69 pu

Selanjutnya untuk mengetahui arus dasar pada Mitsubishi


TSR2000E dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

Idasar = A

Setelah didapat arus sub transien dalam satuan per unit (pu) dan arus
dasar genset, sehingga dapat dihitung arus hubung singkat dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:

I’’ = Iu Idasar

I’’ = 7.69pu 3038.68A = 23367.5A

Jadi pengaman keluaran Genset Mitsubishi TSR2000E yang


digunakan dengan kapasitas peng aman yang digunakan 3200 A
mempunyai kemampuan pemutusan minimum 23367.5 A.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai