Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Nama : Diah Dwi Wulandari


NPM : 4214210029

1. Peta Topografi
a) Layout Kontur Awal

Gambar 1: Peta Kontur

b) Layout Perencanaan Pembuatan Trase

Gambar 2: Trase

2. Elevasi Trase
Didapatkan elevasi serta kemiringan trase berdasarkan peta topografi dan ditulis dalam
Tabel 1.
Tabel 1: Elevasi Trase
Titik STA Elevasi Jarak Δjarak Δelevasi Kemiringan (%) Kemiringan Medan
2 0 + 050 468 0 0 0 0% D
3 0 + 100 468 50 50 0 0% D
4 0 + 150 468 50 100 0 0% D
5 0 + 200 468 50 150 0 0% D
6 0 + 250 468 50 200 0 0% D
7 0 + 300 468 50 250 0 0% D
8 0 + 350 468 50 300 0 0% D
9 0 + 400 468 50 350 0 0% D
10 0 + 450 468 50 400 0 0% D
11 0 + 500 468 50 450 0 0% D
12 0 + 550 468 50 500 0 0% D
13 0 + 600 464 50 550 -4 -8% B
14 0 + 650 462 50 600 -2 -4% B
15 0 + 700 464 50 650 2 4% B
16 0 + 750 466 50 700 2 4% B
17 0 + 800 468 50 750 2 4% B
18 0 + 850 470 50 800 2 4% B
19 0 + 900 472 50 850 2 4% B
20 0 + 950 474 50 900 2 4% B
21 0 + 1000 474 50 950 0 0% D
22 0 + 1050 474 50 1000 0 0% D
23 0 + 1100 474 50 1050 0 0% D
24 0 + 1200 472 50 1100 -2 -4% B
25 0 + 1250 472 50 1150 0 0% D
26 0 + 1300 472 50 1200 0 0% D
27 0 + 1350 472 50 1250 0 0% D
28 0 + 1400 470 50 1300 -2 -4% B
29 0 + 1450 468 50 1350 -2 -4% B

3. Kriteria Perencanaan
a) Menentukan klasifikasi jalan
Berdasarkan Pedoman Bina Marga, tentang Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan
maka didapatkan klasifikasi kelas jalan pada Tabel 2.
Tabel 2: Klasifikasi Kelas Jalan
Fungsi Kelas Muatan Sumbu Terberat (Ton)
Arteri II 10

b) menentukan kendaraan rencana


Berdasarkan Pedoman Bina Marga, tentang Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan
maka didapatkan kendaraan rencana pada Tabel 3.

Tabel 3: Kendaraan Rencana


Dimensi Kendaraan
Kategori Tonjolan Radius Putar Radius
(cm)
Kendaraa Tonjolan
Tinggi Lebar Panjan Depan Belakang Minimum Maksimu
n Rencana (cm)
g m
Kendaraa
410 260 1210 210 240 740 1280 1410
n sedang
c) Volume Lalu Lintas Harian Rencana (VLHR)
Didapatkan nilai VLHR sebesar 16.580, maka berdasarkan Pedoman Bina Marga,
tentang Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan didapatkan faktor-K dan faktor-F pada
Tabel 4.
Tabel 4: Faktor-K dan Faktor-F Berdasarkan Volume Lalu Lintas Harian Rencana (VLHR)

VLHR Faktor-K (%) Faktor-F(%)


10000-30000 6-8 0,8-1
d) menentukan kemiringan medan jalan
Berdasarkan Pedoman Bina Marga, tentang Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan
didapatkan kelas kemiringan medan jalan pada Tabel 5.
Tabel 5: Kelas Kemiringan Medan Jalan
Titik STA Kemiringan (%) Kemiringan Medan
2 0 + 050 0% D
3 0 + 100 0% D
4 0 + 150 0% D
5 0 + 200 0% D
6 0 + 250 0% D
7 0 + 300 0% D
8 0 + 350 0% D
9 0 + 400 0% D
10 0 + 450 0% D
11 0 + 500 0% D
12 0 + 550 0% D
13 0 + 600 -8% B
14 0 + 650 -4% B
15 0 + 700 4% B
16 0 + 750 4% B
17 0 + 800 4% B
18 0 + 850 4% B
19 0 + 900 4% B
20 0 + 950 4% B
21 0 + 1000 0% D
22 0 + 1050 0% D
23 0 + 1100 0% D
24 0 + 1200 -4% B
25 0 + 1250 0% D
26 0 + 1300 0% D
27 0 + 1350 0% D
28 0 + 1400 -4% B
29 0 + 1450 -4% B
e) menentukan kecepatan rencana
Berdasarkan Pedoman Bina Marga, tentang Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan
didapatkan kecepatan rencana berdasarkan kelas medan jalan pada Tabel 6.
Tabel 6: Kecepatan Rencana
Titi
STA Kecepatan Rencana
k
2 0 + 050 120
3 0 + 100 120
4 0 + 150 120
5 0 + 200 120
6 0 + 250 120
7 0 + 300 120
8 0 + 350 120
9 0 + 400 120
10 0 + 450 120
11 0 + 500 120
12 0 + 550 120
13 0 + 600 80
14 0 + 650 80
15 0 + 700 80
16 0 + 750 80
17 0 + 800 80
18 0 + 850 80
19 0 + 900 80
20 0 + 950 80
21 0 + 1000 120
22 0 + 1050 120
23 0 + 1100 120
24 0 + 1200 80
25 0 + 1250 120
26 0 + 1300 120
27 0 + 1350 120
28 0 + 1400 80
29 0 + 1450 80

4. Perencanaan Alinemen Horisontal


Alinemen horisontal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung (disebut juga
tikungan). Perencanaan geometri pada bagian lengkung dimaksudkan untuk mengimbangi
gaya sentrifugal yang diterima oleh kendaraan yang berjalan pada kecepatan VR.
 Tikungan 1

Diketahui :
− Jenis jalan arteri II → Muatan Sumbu Terberat (MST) = 10 Ton
− Jenis kemiringan medan notasi datar (D)
− Kecepatan Rencana (VR) = 120 km/jam
− Jari-jari minimum = 600 m
− c = 0,4
− Δ = 30
 Menentukan panjang lengkung peralihan (Ls)

 Berdasarkan lama waktu maksimum


VR
Ls = .T
3,6
120 km/jam
= . 3 detik
3,6
= 100 m
 Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal
V3R V . e
Ls = 0,022 . – 2,727 . R
R.c c

1203 120 km/jam . 0%


= 0,022 . – 2,727 . 0,4
600 m . 0,4
= 158,4 m
jadi, dari perhitungan Ls diatas diambil nilai Ls yang terbesar = 158,4 meter
 Penentuan tipe tikungan
Ls 2
p=
24 . Rc
(158,4 m)2
=
24 . 600 meter
= 1,742 m
karena nilai p lebih besar dari 0,25 meter, maka tikungan yang direncanakan adalah tipe
tikungan Spiral-Circle-Spiral (SCS)
 Menentukan Tipe Tikungan SS atau SCS tikungan 1
90 . Ls
θs =
π . Rc
90 . 158,4 m
=
3,14 . 600 m
= 7,567
Δc = Δ – 2.θs
= 30 – 2 . 7,567
= 14,866
Δc
Lc = . 2π . Rmin
360
14,866
= . 2 . 3,14 . 600 m
360
= 155,6 m
karena Lc > 25 meter, maka tikungan yang direncanakan adalah Spiral-Circle-Spiral (SCS)
Ls 2
Yc =
6.R
158,4 2
=
6 . 600 m
= 6,97 m

LS3
Xc = LS -
40 . R2
158,43
= 158,4 -
40 . 6002
= 158,124 m
k = Xc – R . sin s
= 158,124 – 600 . 0,131
= 79,524 m
p = Yc - R.(1 - cos θs)
= 6,97 – 600.( 1 – cos 7,567)
= 0,97 m

Ts = (R + p ) . tan +k
2
30
= (600 m + 0,97 m) . tan + 79,524 m
2
= 240,55 m
(R+p)
Es = –R
cos
2
600 - 0,97
= 30 – 600
cos
2
= 17,56 m
Ltotal = Lc + 2Ls
= 155,6 m + 2 . 158,4 m
= 472,4 m

Gambar 3: Tikungan Spiral-Circle-Spiral Pada Tikungan 1


 Tikungan 2

Diketahui :
− Jenis jalan arteri II → Muatan Sumbu Terberat (MST) = 10 Ton
− Jenis kemiringan medan notasi datar (D)
− Kecepatan Rencana (VR) = 120 km/jam
− Jari-jari minimum = 600 m
− c = 0,4
− Δ = 30
 Menentukan panjang lengkung peralihan (Ls)

 Berdasarkan lama waktu maksimum


VR
Ls = .T
3,6
120 km/jam
= . 3 detik
3,6
= 100 m
 Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal
V3R V . e
Ls = 0,022 . – 2,727 . R
R.c c

1203 120 km/jam . 0%


= 0,022 . – 2,727 . 0,4
600 m . 0,4
= 158,4 m
jadi, dari perhitungan Ls diatas diambil nilai Ls yang terbesar = 158,4 meter
 Penentuan tipe tikungan
Ls 2
p=
24 . Rc
(158,4 m)2
=
24 . 600 meter
= 1,742 m
karena nilai p lebih besar dari 0,25 meter, maka tikungan yang direncanakan adalah tipe
tikungan Spiral-Circle-Spiral (SCS)
 Menentukan Tipe Tikungan SS atau SCS tikungan 1
90 . Ls
θs =
π . Rc
90 . 158,4 m
=
3,14 . 600 m
= 7,567
Δc = Δ – 2.θs
= 30 – 2 . 7,567
= 14,866
Δc
Lc = . 2π . Rmin
360
14,866
= . 2 . 3,14 . 600 m
360
= 155,6 m
karena Lc > 25 meter, maka tikungan yang direncanakan adalah Spiral-Circle-Spiral (SCS)
Ls 2
Yc =
6.R
158,4 2
=
6 . 600 m
= 6,97 m

LS3
Xc = LS -
40 . R2
158,43
= 158,4 -
40 . 6002
= 158,124 m
k = Xc – R . sin s
= 158,124 – 600 . 0,131
= 79,524 m
p = Yc - R.(1 - cos θs)
= 6,97 – 600.( 1 – cos 7,567)
= 0,97 m

Ts = (R + p ) . tan +k
2
30
= (600 m + 0,97 m) . tan + 79,524 m
2
= 240,55 m
(R+p)
Es = –R
cos
2
600 - 0,97
= 30 – 600
cos
2
= 17,56 m
Ltotal = Lc + 2Ls
= 155,6 m + 2 . 158,4 m
= 472,4 m
Gambar 4: Tikungan Spiral-Circle-Spiral Pada Tikungan 2

5. Perencanaan Alinemen Vertikal


Alinemen vertikal merupakan perpotongan bidang vertikal dengan bidang jalan melalui
sumbu jalan. Alinemen vertikal terdiri atas bagian landai vertikal dan bagian lengkung
vertikal. Ditinjau dari titik awal perencanaan bagian landai vertikal dapat berupa landai positif
(tanjakan), atau landai negatif (turunan), atau landai nol (datar). Bagian lengkung vertikal
dapat berupa lengkung cekung atau lengkung cembung.
Dalam merencanakan lengkung vertikal cekung terdapat batasan perencanaan yaitu
jarak penyinaran lampu besar kendaraan, jarak pandang bebas di bawah bangunan,
kenyamanan pengemudi, persyaratan drainase, dan keluwesan bentuk. Sedangkan pada
lengkung vertikal cembung didasarkan pada jarak pandang henti dan jarak pandang
mendahului.

Gambar 5: Keadaan Dataran

Grafik 1: Keadaan Dataran


Keadaan Dataran
473
472
471
470
469
468
467
466
465
464
463
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400

Elevasi

Tabel 3.5.1: Gradien


Titi Elevas Δeleva
Jarak Gradien (%)
k i si
1 466 0 0 0
2 468 50 2 4%
3 472 50 4 8%
4 468 500 -4 -1%

6. Panjang Kritis
Karena tanjakan ataupun turunan di beberapa tempat sudah melebihi kemiringan
maksimum yang diijinkan, maka panjang kritis harus disediakan. Panjang Kritis mengacu
pada Tabel 7:
Tabel 7: Panjang Kritis (m)
Kelandaian (%)
Kecepatan pada awal tanjakan (km/jam)
4
80 630
60 320

7. Lengkung Vertikal
Lengkung vertikal harus disediakan pada setiap lokasi yang mengalami perubahan
kelandaian dengan tujuan mengurangi goncangan akibat perubahan kelandaian dan
menyediakan jarak pandang henti.
Y dipengaruhi oleh jarak pandang di malam hari, kenyamanan, dan penampilan. Y
ditentukan sesuai Pedoman Bina Marga, tentang Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan.
Maka dari itu penentuan kenyamanan dan penampila Y ditunjukan pada Tabel 3.4.2.
Tabel 8: Penentuan Faktor penampilan kenyamanan, Y
Kecepatan Rencana (km/Jam) Faktor Penampilan Kenyamanan, Y
> 60 8

Lengkung vertikal harus disediakan pada setiap lokasi yang mengalami perubahan
kelandaian maka ditentukan panjang minimum lengkung vertikal pada Tabel 3.4.3.
Tabel 9: Panjang Minimum Lengkung Vertikal
Kecepatan Rencana Perbedaan Kelandaian Panjang Lengkung
(km/jam) Memanjang (%) (m)
> 60 0,4 80- 150

8. Potongan Melintang
Untuk elevasi permukaan jalan pada saat keadaan lurus dengan tingungan berbeda. Pada
saat lurus elevasi berguna untuk mencegah ternyadinya genangan di badan jalan, sedangkan
pada tikungan berfungsi untuk mencegah kendaraan tergelincir ke luar jalur sehingga
dibutuhkan lebih kemiringan yg lebih. Perubahan elevasi dari jalan lurus sampai tikungan
digambarkan seperti berikut.

Gambar 6: Potongan Melintang pada Keadaan Lurus

Gambar 7: Potongan Melintang pada Lengkung Peralihan

Gambar 8: Potongan Melintang pada Ujung Tikungan

Berdasarkan kriteria perencanaan, ditetapkan


1. Lebar lajur, lebar jalur, dan lebar bahu jalan
2. Pelebaran jalan di tikungan untuk setiap tikungan
3. Damaja, Damija, dan Dawasja
Penentuan lebar jalur dan bahu jalan ditentukan sesuai Pedoman Bina Marga, tentang
Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan. Maka dari itu penentuan lebar jalur dan bahu
ditunjukan pada Tabel 3.5.2.
Tabel 10: Penentuan Lebar Jalur dan Lebar Bahu

VLHR Arteri
Ideal Minimum
(smp/hari) Lebar Jalur (m) Lebar Bahu (m) Lebar Jalur (m) Lebar Bahu (m)
10.00-25.000 7,0 2,0 7,0 2,0

2m 7m 2m

Gambar 9: Potongan Melintang Jalan

Anda mungkin juga menyukai