Anda di halaman 1dari 13

1

BAB 5
ALINEMEN VERTIKAL

.g1
1
.+g2

PVI

B
e

+ g1
Y
x
A

R
Lv

A = g2 g1
Lv = panjang total lengkung Vertikal
.e = Vertikal offset
d 2Y
dx

Jika
Jika

a = konstanta

dY
a.x c
dx
dY
x = 0 dx g1
dY
x = L dx g 2

.. a

Sehingga g1 = 0 + c g1 = c
.g2 = a.L +c g2 = a.L + g1
a=

g 2 g1
L

Dari persamaan a & b :


dY g 21 g1
.x g1 c

dx
L

2
g 2 g1 x
g1 x c '

L 2

..............
C = 0 untuk x =0 dan Y =0

Dalam AQR
Y y g1

x
1

Y + y = g1 x
Y = g1 x y e

Dari persamaan e masuk persamaan d


2
g 2 g1 x
g1 x

L 2

g1 x y

2
g 2 g1 x
y

L 2

Atau :
1 g g1 2
y 2
x
2
L

Tanda berarti menunjukkan


menentukan arah lengkung
Artinya , bila y nilainya :
+ = arah lengkung cekung
-

= arah lengkung cembung

Sehingga persamaan :
1 g g1 2
y 2
x
2
L

Untuk y = e x = L

suatu

tanda

3
1 g g1 1 2
e 2
L
2
L 4

g 2 g1
L
8

1
g 2 g1 L
8

A = g2 g 1

Ev

.e =

1
A.L
8

A dalam %

.e =

1
. A.L
800

A tidak dalam %

A.Lv
800

1 A
.y= 2 L x 2 y

A x2
x 2 A.L
.
y 2 .

L 2
L
2

x 2 A.L
.
1 2 8
L
4

x
1
L
2

.Ev

Bentuk rumus umum yang


sering
dipakai
untuk
merencanakan
/
menentukan elevasi sumbu
jalan
pada
lengkung
vertikal
PENENTUAN PANJANG LENGKUNG VERTIKAL
x

Lv
2

.Ev

S<L
.h1

.E

.g1

.g2
. h2

.d1

.d2
S

.1/2.L

.
1/2.
L

S
= jarak pandangan ( henti atau menyiap)
.h1 =tinggi mata = pengemudi 40+ 65 = 1,05 m

.h2 =tinggi penghalang = 0,15 m


E = k ( L )2 - k =

E
(1 / 2.L) 2

-- > sifat parabola

Dengan sifat ini , maka :


.h1 = k (d1)2 ---.> k =
.h2 = k (d2)2 ---.> k =

h1
( d1) 2
h2
( d 2) 2

Untuk h1
E
1 2
.L
4

h
= (d 1) 2
1

----.>h1 =

Ingat - E=
(d1)2=

200.L.h1
A

A.L
800

4.E.(d1 ) 2
L2

----.> h1 =

4. A.L( d1 ) 2
800 L2

200.L.h1
A

----.> d1 =

A.( d1 ) 2
200 L

2.h1. .

100.L.
A

Untuk h2
E
1 2
.L
4

h
= (d 2)2
2

(d2)2=

----.>h2 =

200.L.h21
A

4.E.(d 2 ) 2
L2
200.L.h2
A

----.> d2 =

= d1 + d2 = (

S2

= (

2.h1

2.h2

2.h1

)2 .

2.h2

100.L
A

).

2.h2. .

100.L.
A

100.L
A

A.S2 = (

2.h1

2.h2

)2.100.L
L

S<L

A.S 2
100.( 2h1 .

2h2 ) 2

panjang lengkung untuk

S >L v

.h1

+ g1
.100.

L/2

- g2

.L

.100.

.S
.d =

h1
x100
g1

.d
.100

S = L+ d + d
( h1) : 1

.g1

.h2

S=

h
h
1
L 100 1 100 2
2
g1
g2

L = 2S- (
=2S-

200h1 200h2

)
g1
g2

200h1 200h2

g1
g2

Agar dapat lengkung minimum, maka turunan


pertama dari persamaan tersebut = 0
L =2S-

200h1 200h2

)
g1
g2

100h1

.dL =

g1

dg1

100h2
g2

dg 2 ) =

100h1
100h2
dg1
dg 2
2
2
g1
g2

.dg1=- dg2
100h1
100h2
dg

dg 2
1
2
2
g1
g2

A = g2 g 1
A

200h1 1
A

Lv = 2S -

g2

h2
h1

A
h1
1
h2

200 h1 h2
A

dan

h1
1
h2

200h2

g1

h1
.g 2
h2

h1
.g 2
h2

A = g2

h
= g 2 ( h1 1)
2

L = 2S-

h1
h
2
g12
g22

g1

h2
h1

Untuk h1 = 1,05m. dan h2 = 0,15 m (S =


pandangan henti )
S< Lv

Lv =

A.S 2
399

S > Lv

Lv = 2.S -

399
A

Untuk h1 = 1,05 m dan h2 =1,05 m ( pandangan


menyiap ,
2

S < Lv Lv = AS
840

S > Lv Lv = 2.S -

840
A

Rumus; rumus diatas berlaku untuk lengkung


vertikal cembung

Panjang lengkung Vertikal Cekung


Dasar :
a. Berhubungan dengan jarak pandangan pada
malam

hari

dan

ditentukan

pada

jarak

penyinaran lampu besar dari kendaraan


b. Jarak

tersebut

mempunyai

diukur

ketinggian

dari
0,75

lampu
meter

yang
dan

pemancaran berkas sinar keatas sebesar 1 ,


0

sampai ke titik perpotongan dengan bidang


perkerasan jalan.
S<L
Lv

S
10

S tg 10
h

0,75
E

.h = 0,75 + S tg 10
.h = 0,75 + 0,0175 . S
Dianggap lengkung parabola
E = k ( L )2 - k =

E
(1 / 2.L) 2

-- > sifat parabola

Dengan sifat ini , maka :


.h = k (d )2 ---.> k =
E
(1 / 2.L ) 2

h
(d ) 2

h
(d ) 2

E.d2 = h

1
L
2

.d = S E.S2 = ( 0,75 + 0,0175. S)

S
1
L
2

E=

.E 0,75 0.0175.S

AL
800

S 2 .A
150 3,5.S
L

S 2 L. A
.
0,75 0.0175.S
1 2 800
L
4

1
L
2

Sehingga :
Lv. =

A.S 2
150 3,5.S

S>L

100.h
A

.1/2 L
S
.Lv

S tg 10
0

.1
.h

. g2 %
.E
.g1 0%

.h =0,75 + 0,0175 . S

.h

10

S = .L +

100.h
A

S=L +

100(0,75 0,0175.S )
A

2.S = L +

200(0,75 0,0175.S )
A

Lv = 2.S -

150 3,5.S
A

KELANDAIAN JALAN
1.Karakteristik Kendaraan Pada
Kelandaian
Hampir semua kendaraan penumpang dapat
berjalan tanpa ada pengaruh kelandaian bila
kelandaian jalan sampai 3% , sedang untuk
kendaraan angutan barang /truk ,kelandaian
akan lebih besar pengaruhnya.

2. Kelandaian Maksimum.
Kelandaian maksimum yang ditentukan
untuk berbagai variasi kecepatan rencana ,
dimaksudkan agar kendaraan dapat bergerak
terus tanpa kehilangan kecepatan yang berarti.

Kelandaian maksimum didasarkan pada


kecepatan truk bermuatan penuh mampu
bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari
separuh kecepatan semula tanpa harus
menggunakan gigi rendah.
Kelandaian maksimum yang diijinkan dapat
dilihat pada TPGJAK 97, halaman 36
3.

Kelandaian minimum
Pada Jalan yang menggunakan kerb pada

tepi perkerasan perlu dibuat kelandaian


minimum 0,5% untuk keperluan kemiringan
saluran samping, karena kemiringan melintang
jalan dengan kerb hanya cukup untuk
mengalirkan air ke samping.

4. Panjang Kritis suatu kelandaian.


Panjang kritis diperlukan sebagai batasan
panjang kelandaian maksimum agar
pengurangan kecepatan kendaraan tidak lebih
dari separuh kecepatan rencana.
Lama perjalanan pada panjang kritis tidak lebih
dari satu menit
Panjang Kritis dapat dilihat pada TPGJAK 97
halaman 36

11

12

5. Lajur pendakian :
Pada jalur jalan dengan rencana volume lalu
lintas yang tinggi untuk tipe 2/2 TB ( Tidak
Terbagi ), maka kendaraan berat akan berjalan
pada lajur pendakian dengan kecepatan dibawah
kecepatan rencana, sedang kendaraan lain masih
dapat bergerak dengan kec. Rencana perlu
dibuat lajur tambahan pada bagian kiri untuk
jalan baru berdasarkan :

a. MKJI 97
Penentuan lokasi lajur pendakian harus
dapat dibenarkan secara ekonomi yang
dibuat berdasarkan analisis BHS ( Biaya
Siklus Hidup)
Ambang arus lalu lintas ( kend/jam ),
Panjang

0,5 km
1km

3%
500
325

jam puncak)
kelandaian
5%
400
300

7%
300
300

b. Berdasarkan TPGJAK 97
1. Difungsikan untuk menampung truk
truk yang bermuatan berat atau
kendaraan yang berjalan lambat pada
umumnya agar kendaraan lain dapat

13

2.

3.
4.

5.

mendahului lambat tersebut


tanpa
harus pindah lajur masuk jalur lawan
Pada jalan arteri atau kolektor yang
panjang kritisnya
terlapaui dengan
VLHR
>
15
000
smp/hari
dan
prosentase kendaraan berat ( truk ) >
15 %
Lebar lajur pendakian = lebar lajur
rencana
Lajur pendakian dimulai 30 meter dari
awal perubahan kelandaian dengan
serongan sepanjang 45 meter dan
berakhir 50 meter sesudah puncak
kelandaian dengan serongan 45 meter
Jarak minimum antara 2
lajur
pendakian = 1,5 km

Sketsa lajur pendakian


Akhir
tanjakan

awal lajur
pendakian

.g %

Awal
tanjakan

50 m

LONG
PROFIL

30 m

30 m

45 m

> 200 m

Lajur pendakian

TAMPAK ATAS

50 m

45 m

Anda mungkin juga menyukai