Anda di halaman 1dari 19

DAUR ULANG KONTRUKSI

JALAN
LATAR BELAKANG
Masalah perawatan jalan di Indonesia pada umumnya selalu dihadapkan
kepada kondisi kerusakan, perbaikan, dan rusak lagi. Padahal banyak faktor yang
melatar belakangi kerusakan jalan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
perawatan, dan penggunaannya.Di samping itu volume kendaraan makin lama
makin meningkat menyebabkan konstruksi perkerasan jalan kurang tahan lama.
Kerusakan jalan pada akhirnya akan menghambat arus kendaraan serta
menyebabkan turunnya nilai ekonomis sebuah perjalanan barang dan jasa.
Dengan situasi saat ini dan maraknya bencana banjir dan longsor, maka
perbaikan jalan dengan menggunakan tekonologi daur ulang merupakan pilihan
yang tepat. Penanganan dengan teknologi daur ulang perkerasan merupakan suatu
alternatif untuk mengatasi masalah ini karena memiliki beberapa keuntungan seperti
dapat mengembalikan kekuatan perkerasan dan mempertahankan geometrik jalan
serta mengatasi ketergantungan akan material baru.
DEFINISI
• Metode recycling (daur ulang) perkerasan jalan adalah
metode pengolahan dan penggunaan kembali konstruksi
perkerasan lama (existing) baik atau tanpa tambahan
bahan baru untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan,
mapun peningkatan konstruksi perkerasan jalan.
KEUNTUNGAN

• Memanfaatkan kembali bahan sisa perkerasan


•• Mempertahankan geometrik jalan
•• Mengatasi ketergantungan material baru
•• Mengurangi kerusakan lingkungan
•• Memungkinkan untuk mengerjakan jalur yang rusak saja
•• Tidak menambah beban mati dari lantai jalan
ALAT-ALAT DAUR ULANG

First Compactor Final Compactor


Grader Recyler
Water Tank Asphalt Tank
MENURUT TRB (TRANSPORTATION RESEARCH BOARD, 1980),
TEKNOLOGI DAUR ULANG DIGOLONGKAN MENJADI 3 :

1. Daur Ulang Lapis Permukaan Aspal ( Surface Recycling )


Pelaksanaan daur ulang pada perkerasan dengan tebal < 25 mm . Teknologi
ini efektif digunakan untuk memperbaiki kerusakan perkerasan seperti pelepasan butir
(ravelling), alur (rutting), kegemukan (flushing), dan gelombang (corrugation).

2. Daur ulang di tempat untuk permukaan dan base (in place surface and base
recycling)
Pelaksanaan daur ulang di tempat dengan ketebalan > 25 mm, yang diikuti
dengan pembentukan kembali dan pemadatan.

3. Daur ulang di pusat instalasi (central-plant recycling)


Pelaksanaan daur ulang dimulai dengan penggarukan perkerasan dan
pengangkutan sisa perkerasan ke pusat instalasi.
TEMPAT PELAKSANAAN DAUR ULANG

• Di lapangan (in place) : Penggarukan, pembentukan dan pemadatan di


tempat. biasanya hanya bisa dilakukan apabila tingkat ketebalan daur
ulang (penggarukan dan penggelaran kembali) yang dilakukan dan
dibutuhkan tidak terlalu tebal (sekitar 2,5 cm).

• Di tempat pencampur (in plant) : Hasil garukan dibawa ke alat pencampur


untuk diperbaiki properties-nya. Ketebalan lapis perkerasan yang
dibutuhkan dapat disesuaikan. Sementara daur ulang in plant biasanya
dilakukan apabila bahan yang didaur ulang dan digelar kembali dalam
jumlah cukup banyak (ketebalan dan volume).
Teknik Daur Ulang Keuntungan Kerugian Peralatan

Di lapangan (in  Kekuatan mendekati  Kendali mutu sukar Memerlukan perangkat


place) properties aslinya dilakukan alat khusus seperti cold
 Memperbaiki jenis kerusakan  Kehomogenan campuran milling dan recycler
yang lebih luas, retak refleksi sukar dilakukan
dapat dicegah

Di tempat  Kekuatan mendekati sifat  Diperlukan pengangkutan Dapat dilakukan


pencampur (in campuran baru. hasil garukan ke mesin dengan memodifikasi
plant)  Mutu campuran lebih mudah pencampur alat pencampur aspal
diatur  Bagian bekas garukan harus (AMP) yang ada saat
 Geometrik jalan lebih mudah diamankan sebelum ditutup ini
disesuaikan kembali
Pencam Contoh Jenis Daur Deskripsi Keuntungan Kerugian Teknik
puran Ulang Pencampur
an/Pemgh
amparan

Cement Treated - Semen Meningkatkan Dapat terjadi retak In Place


Recycling Base ditambahkan kekuatan atau In
(CTRB) pada bahan material Plant
garukan

- Sebagai lapis
pondasi

Dingin
Daur ulang aspal Aspal emulsi - Tidak - Kakuatan tidak In Place
dengan emulsi digunakan sebagai bergantung sekuat campuran atau In
bahan pengikat pada panas Plant
temperature
- Lalu lintas ringan
- Digunakan sampai sedang
sebagai
tambalan
overlay
Pencam Contoh Jenis Daur Deskripsi Keuntungan Kerugian Teknik
puran Ulang Pencampur
an/Pemgha
mparan
Dingin Daur ulang Foamed - Material dapat - Kekuatan fisik tidak In place
dengan foamed Bitumen disimpan sekuat campuran atau in plant
bitumen digunakan panas
sebagai bahan - Dapat
pengikat digunakan - Untuk beberapa
sebagai overlay jenis aspal perlu
additive
- Dapat segera
dibuka untuk lalu - Perlu unit alat
lintas khusus memuat
foamed bitumen
Panas Daur ulang Aspal dan - Kekuatan - Pemanasan In Plant
dengan aspal + peremajaan mendekati diperoleh dari
peremajaan dicampur campuran panas transfer panas
dengan agregat agregat baru material baru
baru dan RAP
- Digunakan - Perlu ada
sebagai overlay modifikasi alat
(lapis antara) AMP
PENGGOLONGAN DAUR ULANG KHUSUS UNTUK
PERKERASAN ASPAL
1. Cold Planning
untuk menangani permasalahan perkerasan
seperti menghilangkan rutting, membuang atau
menggaruk lapis perkerasan yang retak-retak,
blinding, memperbaiki fungsi drainase,
kemiringan/kerataan permukaan perkerasan.
2. Hot Recycling
Perkerasan lama digarus, kemudian hasil
garukan dibawa ke tempat pencampur. Pada tempat
pencampur, RAP dikombinasikan dengan agregat
panas yang baru dan sedikit aspal. Setelah dicampur
dengan rata, dibawa kembali ke lapangan untuk
dihamparkan dan dipadatkan.
3. Hot in- Place Recycling (HIR)
Perkerasan lama setebal 1-1,5 inchi dipanaskan
sampai melunak, lalu digaruk dan dihancurkan dalam
mesin, lalu dicampur dengan material agregat panas atau
material lainnya, dan terakhir dihamparkan dan
dipadatkan kembali.

4. Cold Recycling (CR)


Teknik pelaksanaan rehabilitasi lapis perkerasan
jalan dengan cara daur ulang tanpa menggunakan
pemanasan RAP.

5. Full depth reclamation (FDR)


Menurut Asphalt Recycling and Reclaming
Association (ARRA), untuk pelaksanaan rehabilitasi dengan
teknik daur ulang sepenuh kebutuhan lapis perkerasan
yang ada diklasifikasikan sebagai Full Dept Reclamation.
MATERIAL TAMBAHAN UNTUK DAUR ULANG
PERKERASAN
1. Filler (semen dan kapur)
Material konvensional yang digunakan untuk menaikkan kekuatan bahan yaitu
dengan menaikkan tahanan gesernya. Semen ` perkerasan dengan nilai Indeks Plastis (PI) <
10. Kapur lebih cocok untuk menstabilisasi bahan perkerasan yang lebih plastis daripada itu.
Material yang distabilisasi dengan semen atau kapur akan bersifat semi kaku atau bahkan
cenderung getas (mudah retak), akibat adanya hidrasi dari semen dan kapur.

2. Aspal emulsi
Aspal emulsi adalah aspal yang dilarutkan dalam air melalui proses teknologi tertentu,
berwarna coklat kehitaman dan encer.
3. Foamed bitumen
Foamed bitumen adalah campuran antara udara, air, dan
bitumen yang dicampur dengan komposisi tertentu. Foamed bitumen
dihasilkan dengan cara menginjeksikan air ke aspal panas di dalam
foaming chamber.
4. RAP (Recycled Asphalt Pavement)
RAP adalah butiran campuran beraspal yang diperoleh dari hasil
lapisan aspal lama. RAP dapat digunakan kembali sebagai perkerasan
jalan, baik sebagai lapis pondasi ataupun sebagai lapis permukaan
karena komponen dari RAP adalah aspal dan agregat.
5. RBP (Recycled Base Pavement)
RBP adalah material yang didapat dari pembongkaran lapis
pondasi jalan tanpa bahan pengikat. RBP dapat digunakan kembali
sebagai bahan untuk lapis pondasi dengan kinerja lebih baik bila
ditambahkan bahan pengikat.
APLIKASI METODE DAUR ULANG DI INDONESIA

- Tahun 2006, daur ulang dengan bahan tambah semen (CTRB - Cement
Treated Recycling Based), di Jalan Pantura Palimanan-Jatibarang, Jawa
Barat panjang 1 km, sebagai lapis pondasi untuk lalu lintas berat.
- Tahun 2007, daur ulang dengan bahan tambah foamed bitumen dan filler
semen, di Jalan Pantura Palimanan-Jatibarang, Jawa Barat, sebagai
campuran lapis beraspal yang dicampur secara dingin (CIR - Cold In-Place
Recycling) untuk lalu lintas berat.
- Tahun 2008, daur ulang campuran beraspal panas di ruas jalan Cirebon-
Losari KM 26,5-30, Jawa Barat, lapis pondasi direcycling dengan CTRB dan
CMRFB (in plant).
- Mulai tahun anggaran 2008, Bina Marga mengaplikasikan daur ulang
campuran dingin untuk jalan di jalur Pantura.
TERIMAKASIH
RECYCLING ASPHALT

Anda mungkin juga menyukai