Disusun oleh :
SOUTHKIDS
Ella Herawati 5012201014
Muhammad Burhanudin 5012201008
Dita Mawarni 5012201165
SOUTHKIDS
Lembar Pengesahan Peserta | ii
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-
Nya, penyusun dapat menyelesaikan laporan lomba Civil National Expo (CNE)
dengan baik dan tepat pada waktu.
Dalam proses pengerjaan laporan ini, tentu banyak kendala-kendala yang
tidak dapat penyusun selesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Musta’in Arif, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing tim
SOUTHKIDS lomba Civil National Expo (CNE) yang telah membagikan
ilmunya.
2. Teman-teman Departemen Teknik Sipil ITS yang telah membantu dalam
diskusi dan mendukung tim SOUTHKIDS dalam lomba Civil National Expo
(CNE).
Penyusun menyadari bahwa laporan lomba Civil National Expo (CNE) yang
telah dibuat ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran sangat
dibutuhkan dalam penyempurnaan laporan ini. Penyusun berharap apa yang telah
dibuat ini dapat bermanfaat bagi para peminat Teknik Sipil khususnya dalam
bidang geoteknik. Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih dan memohon
maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam segi penulisan dan pengolahan
data.
Penyusun
SOUTHKIDS
KATA PENGANTAR | iii
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
DAFTAR ISI
SOUTHKIDS
DAFTAR ISI | iv
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
DAFTAR ISI | v
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pelabuhan Tanjung Priok .................................................................... 1
Gambar 2.1 Elemen-elemen tanah .......................................................................... 4
Gambar 2.2 Definisi tiang ujung jepit dan ujung bebas .......................................... 9
Gambar 2.3 Defleksi lateral tiang di atas permukaan tanah.................................. 15
Gambar 2.4 Tiang menonjol mengalami beban lateral ......................................... 16
Gambar 3.1 Penampang tiang bor beton beserta lapisan tanah ............................. 21
Gambar 3.2 Hasil beban lateral untuk defleksi 12 mm menggunakan program
bantu Geo5 ............................................................................................................ 44
Gambar 3.3 Hasil beban lateral untuk defleksi 25 mm menggunakan program
bantu Geo5 ............................................................................................................ 44
Gambar 3.4 Output running beban 5 kN............................................................... 56
SOUTHKIDS
DAFTAR GAMBAR | vi
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Korelasi NSPT dengan Modulus Elastisitas pada Tanah Lempung ....... 5
Tabel 2.2 Hubungan Jenis Tanah, Konsistensi, dan Poisson’s Rasio (v) ............... 6
Tabel 2.3 Hubungan antara Jenis Tanah, Angka Pori, Kadar Air, Konsistensi
dengan Berat Isi Tanah Kering ............................................................................... 6
Tabel 2.4 Korelasi Nilai Cc ................................................................................... 13
Tabel 2.5 Nilai-nilai k1 Untuk Tanah Lempung.................................................... 15
Tabel 3.1 Hasil Tes Laboratorium ........................................................................ 20
Tabel 3.2 Pengolahan Data Tanah berdasarkan Data Laboratorium..................... 20
Tabel 3.3 Profil Lapisan Tanah beserta Parameternya.......................................... 21
Tabel 3.4 Nilai K1 untuk Tanah Lempung ............................................................ 23
Tabel 3.5 Perhitungan Cu Rata-rata ...................................................................... 23
Tabel 3.6 Perhitungan Sudut Geser Dalam Rata-rata ........................................... 24
Tabel 3.7 Penentuan Kondisi Tanah ..................................................................... 35
Tabel 3. 8 Nilai K1 untuk Tanah Lempung .......................................................... 35
Tabel 3. 9 Hasil Percobaan Beban Lateral terhadap Perpindahan dan Momen
Lentur .................................................................................................................... 42
Tabel 3.10 Tabulasi Running Lpile ....................................................................... 56
Tabel 3.11 Tabulasi Perhitungan Beban Lateral Ultimate dari Berbagai Metode
dan Program Bantu ................................................................................................ 68
Tabel 3.12 Tabulasi Perhitungan Momen Lentur dari Berbagai Metode dan
Program Bantu ...................................................................................................... 69
SOUTHKIDS
DAFTAR TABEL | vii
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Kedalaman vs NSPT ............................................................................ 19
Grafik 3.2 Defleksi vs Beban Lateral menggunakan Program Bantu Geo5 ......... 43
Grafik 3.3 Hasil Beban Lateral vs Momen Lentur menggunakan Program Bantu
Geo5 ...................................................................................................................... 45
Grafik 3.4 Grafik running Lpile beban 5 kN ......................................................... 55
Grafik 3.5 Defleksi vs Shear Force menggunakan Program Bantu Lpile ............. 56
Grafik 3.6 Defleksi vs Moment menggunakan Program Bantu Lpile................... 57
Grafik 3.7 Defleksi dan Momen Lentur vs Beban Lateral menggunakan Program
Bantu ALLpile ....................................................................................................... 66
SOUTHKIDS
DAFTAR GRAFIK | viii
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim dengan luasan laut 3.25 juta km².
Dengan memiliki wilayah lautan yang luas, maka terdapat banyak pelabuhan yang
tersebar di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah Pelabuhan Tanjung Priok yang
terletak di Jakarta Utara (Gambar 1.1). Fasilitas yang ada di pelabuhan antara
lain alur pelayaran, penahan gelombang, kolam pelabuhan, dan dermaga
pelabuhan.
Pada Pelabuhan Tanjung Priok terdapat permasalahan yang baru saja
terjadi. Permasalahan tersebut adalah munculnya sedimentasi yang masuk ke
pangkalan parkiran kapal akibat dari limpasan gelombang laut dan transport
sedimen. Oleh sebab itu, dibutuhkan konstruksi jetty untuk menjawab
permasalahan tersebut.
Konstruksi jetty adalah salah satu bangunan pelindung pantai yang
dibangun tegak lurus pantai dan diletakkan di kedua sisi muara sungai yang
menuju ke laut. Fungsi jetty adalah mengurangi terjadinya pendangkalan alur
akibat sedimen yang terbawa oleh arus sampai ke garis pantai. Pendangkalan
akibat sedimen dapat mengganggu lalu lintas kapal yang akan lewat di alur
pelayaran tersebut.
SOUTHKIDS
BAB I | 1
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
PENDAHULUAN | 2
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
BAB II
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN
2.1. Standar dan Program Bantu Komputer yang Digunakan
Standar dan program bantu yang digunakan dalam proses mendapatkan
hasil dan perbandingan dengan perhitungan manual adalah sebagai berikut.
1. SNI 8460:2017 tentang Persyaratan Perancangan Geoteknik
2. LPILE versi 2018, untuk mendapatkan kapasitas lateral tiang tunggal,
defleksi, momen lentur, dan shear dari tiang tunggal beserta grafiknya
3. ALLPILE versi 6.5e, untuk mendapatkan kapasitas lateral tiang tunggal,
defleksi, momen lentur, dan shear dari tiang tunggal beserta grafiknya
4. Geo5 versi 20, untuk memperoleh kapasitas lateral tiang tunggal, defleksi,
momen lentur, dan shear dari tiang tunggal beserta grafiknya
5. SP Column, untuk menentukan kapasitas momen maksimum tiang beserta
penulangan yang ada
2.2. Tanah
Tanah merupakan material yang terdiri dari bahan organik yang telah
melapuk dan butiran padat yang tidak tersedimentasi disertai dengan zat cair dan
gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara butiran tersebut. Tanah berguna
sebagai pendukung fondasi suatu struktur dan menjadi bahan bangunan pada
berbagai macam pekerjaan teknik sipil (Hanifah, 2018). Dalam hal ini, diperlukan
tanah dengan kondisi kuat untuk menahan beban struktural di atasnya dan
menyebarkannya secara merata. Dengan fungsi utama tersebut diperlukan suatu
rekayasa perkuatan terhadap kondisi tanah yang ada, sehingga dihasilkan suatu
nilai yang lebih baik secara kekuatan maupun struktural untuk meninjau
stabilitasnya terhadap pembebanan (Wijayanti, 2018).
2.2.1. Komposisi Tanah
Komposisi tanah terdiri dari tiga elemen penting, yaitu butiran padat
(solid), air, dan udara. Tiga elemen penting yang menyusun tanah tersebut dapat
dilihat pada Gambar 2.1 (Wijayanti, 2018).
SOUTHKIDS
BAB II | 3
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 4
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 5
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
Tabel 2.2 Hubungan Jenis Tanah, Konsistensi, dan Poisson’s Rasio (v)
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 6
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
Sudut geser dalam bersama dengan kohesi merupakan faktor dari kuat
geser tanah yang menentukan ketahanan tanah terhadap deformasi akibat
tegangan yang bekerja pada tanah. Deformasi dapat terjadi akibat adanya
kombinasi keadaan kritis dari tegangan normal dan tegangan geser. Nilai
dari sudut geser dalam didapat dari engineering properties tanah, yaitu
dengan triaxial test dan direct shear test.
6. Kohesi (c)
Kohesi merupakan gaya tarik menarik antar partikel tanah. Bersama
dengan sudut geser tanah, kohesi merupakan parameter kuat geser tanah
yang menentukan ketahanan tanah terhadap deformasi akibat tegangan
yang bekerja pada tanah. Deformasi dapat terjadi akibat adanya kombinasi
keadaan kritis dari tegangan normal dan tegangan geser. Nilai dari kohesi
didapat dari engineering properties, yaitu dengan triaxial test dan direct
shear test.
7. Permeabilitas (k)
Permeabilitas adalah kecepatan masuknya air pada tanah dalam keadaan
jenuh. Penetapan permeabilitas dalam tanah baik vertikal maupun
horizontal sangat penting peranannya dalam pengelolaan tanah dan air.
8. Kuat Geser Tanah Kohesif
Jika beban diterapkan pada tanah kohesif yang jenuh, maka pertama kali
beban tersebut akan didukung oleh tekanan air dalam rongga pori
tanahnya. Pada kondisi ini, butiran-butiran lempung tidak dapat mendekat
satu sama lain untuk mengembangkan tahanan geser selama air pori di
dalam rongga pori tidak keluar meninggalkan rongga tersebut. Karena
rongga pori tanah lempung sangat kecil, keluarnya air pori meninggalkan
rongga pori memerlukan waktu yang lama. Jika sesudah waktu yang lama
setelah air dalam rongga pori berkurang, butiran-butiran lempung dapat
mendekat satu sama lain sehingga tahanan gesek tanahnya berkembang.
Masalah ini tak dijumpai pada tanah granular yang rongga porinya relatif
besar, karena sewaktu beban diterapkan, air langsung keluar dari rongga
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 7
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
pori dan butiran dapat mendekat satu sama lain yang mengakibatkan
tahanan geseknya langsung berkembang (Hardiyatmo, 2002).
2.3. Fondasi
Fondasi memiliki fungsi untuk menahan beban dan meneruskannya ke
tanah. Berdasarkan kedalamannya, fondasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
fondasi dangkal dan fondasi dalam. Fondasi dangkal adalah fondasi yang
ditempatkan dengan kedalaman (D) di bawah permukaan tanah yang kurang dari
lebar minimum fondasi (B) dengan kata lain D/B≤1. Contoh fondasi dangkal
antara lain fondasi telapak, fondasi memanjang, dan fondasi rakit. Fondasi dalam
adalah fondasi yang meneruskan beban dari struktur atas ke tanah keras yang
terletak jauh dari permukaan tanah. Contoh fondasi dalam antara lain fondasi
tiang dan fondasi sumuran (Akon et al., n.d.).
2.3.1. Macam-Macam Fondasi Tiang
1. Tiang Pancang
Fondasi tiang pancang merupakan sebuah tiang yang dipancang ke
dalam tanah sampai kedalaman yang cukup untuk menimbulkan
tahanan gesek pada selimutnya atau tahanan ujungnya. Pemancangan
tiang dapat dilakukan dengan memukul kepala tiang dengan
menggunakan palu jatuh (drop hammer), diesel hammer, dan penekan
secara hidrolis (hydraulic hammer).
2. Tiang Bor
Tiang bor dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah
terlebih dahulu, baru kemudian diisi dengan tulangan dan dicor beton.
Tiang ini, biasanya, dipakai pada tanah yang stabil dan kaku, sehingga
memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil dengan alat bor.
Jika tanah mengandung air, pipa besi dibutuhkan untuk menahan
dinding lubang dan pipa ini ditarik ke atas pada waktu pengecoran
beton. Pada tanah yang keras atau batuan lunak, dasar tiang dapat
dibesarkan untuk menambah tahanan dukung ujung tiang (Hardiyatmo,
2002).
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 8
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 9
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
dimana:
Ep = modulus elastis tiang (kN/m²)
Ip = momen inersia tiang (m4)
nh = koefisien modulus variasi (kN/m³)
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 10
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
Kadar air dinyatakan dalam persen, dimana terjadi transisi dari keadaan
padat ke dalam keadaan semi padat didefinisikan sebagai batas susut. Kadar air
dimana transisi dari keadaan semi padat ke dalam keadaan plastis terjadi
dinamakan batas plastis, dan dari keadaan plastis ke keadaan cair dinamakan batas
cair. Batas-batas ini dikenal juga sebgai batas-batas atterberg.
Berat volume tanah menyatakan berat tanah, dimana seluruh ruang tanah
diduduki butir padat dan pori. Berat volume dinyatakan dalam masa suatu
kesatuan volume tanah kering. Volume yang dimaksudkan adalah benda padat
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 11
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
dan pori yang terkandung di dalam tanah (Buckman dan Brady, 1982). Tanah
lapisan atas bertekstur clay dan berstuktur granular mempunyai berat volume
tanah antara 1.0-1.3 g/cm3 sedangkan yang bertekstur pasir memiliki berat volume
tanah 1.3-1.8 g/cm3 (Hanafiah, 2010). Sehingga, rumus dari berat volume tanah
adalah sebagai berikut:
W
γ= (2.3)
V
W
W Ws Ww Ws [1+ w] Ws (1+wc )
Ws
γ= = = = (2.4)
V V V V
Dimana :
W = Berat Total (ton)
V = Volume Total (m3)
Ww = Berat Air (ton)
Ws = Berat Solid (ton)
2.5.2. Berat Jenis Tanah Kering (𝜸𝒅 )
Berat jenis tanah kering (dry unit weight) merupakan perbandingan berat
kering per satuan volume tanah. Besaran yang didapat dari soil test ini diukur
dalam keadaan kering, dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ws γ
γd = atau γd = (2.5)
V 1+w
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 12
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
butiran tanah yang lebih kecil, sehingga sifat dari tanah pun berubah. Nilai ini
merupakan hubungan volume tanah yang umum dipakai, didefinisikan sebagai
perbandingan antara volume pori (VV) dan volume butiran padat (VS) yang
disebut angka pori (e).
Vv
e= (2.7)
Vs
Dengan rumus:
1 1
Cs = 5 → 10 Cc (2.8)
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 13
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
tiang dalam lempung. Metode Broms (1964) dianggap metode yang lebih
teliti dalam hal hitungan defleksi tiang.
a. Tiang dalam Tanah Kohesif
Hitungan defleksi tiang dalam tanah kohesif cara Broms yang akan
dipelajari berikut ini didasarkan pada teori elastis dengan tanpa
memperhatikan defleksi akibat konsolidasi tanah yang terjadi pada waktu
jangka panjang. Untuk tiang dalam tanah kohesif, defleksi tiang dikaitkan
dengan faktor tak berdimensi 𝛽𝐿, dengan
1/4
k d
β = (4Eh I ) (2.9)
p p
2. Tiang ujung jepit dianggap berkelakuan seperti tiang pendek, bila βL <
0.5 dengan:
H
y0 = (2.12)
kh dL
2Hβ2 (1+2eβ)
θ= (2.14)
kh d
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 14
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
Untuk tanah dengan modulus konstan, cukup baik jika kh diambil sama
dengan k1 (modulus subgrade untuk pelat bujur sangkar selebar 30
cm). Sedang k1 diambil sama dengan nilai rata-rata dari k1 di
sepanjang kedalaman 0,8βL untuk tanah yang bertambah secara linier
dengan kedalamannya. Nilai-nilai k1 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.5 Nilai-nilai k1 Untuk Tanah Lempung
4. Tiang ujung jepit dianggap sebagai tiang panjang (tidak kaku) bila βL
> 1.5, dengan:
Hβ
y0 = (2.15)
kh d
(a) (b)
Gambar 2.3 Defleksi lateral tiang di atas permukaan tanah
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 15
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
memperhatikan Gambar 2.4 defleksi lateral di kepala tiang ujung bebas dapat
dinyatakan oleh persamaan:
H(e+zf )3
y= (2.16)
3Ep Ip
Dengan,
H = beban lateral (kN)
EP = modulus elastis tiang (kN/m2)
IP = momen inersia dari penampang tiang (m4)
e = jarak beban terhadap muka tanah (kN/m2)
zf = jarak titik jepit dari muka tanah (m)
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 16
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
(2) Untuk tanah yang mempunyai modulus subgrade yang bertambah secara
linier dengan kedalamannya:
zf = l.8T (untuk Imak = L/T > 4)
2.7. Software yang Digunakan
2.7.1. Software ALLPILE
ALLpile adalah program analisis berbasis Windows yang menangani
hampir semua jenis tiang pancang, termasuk pipa baja, tiang-H, tiang beton pra-
cetak, tiang auger-tiang, poros bor, tiang deret, tiang meruncing, dermaga dengan
bel, mikropile (minipile), jangkar pengangkat, pelat pengangkat, dan fondasi
dangkal. Software ini dikembangkan oleh Civiltech Software Co. yang berbasis di
Seattle-Bellevue, USA. ALLpile menggunakan metode dalam program COM624S.
Program COM624S menyelesaikan persamaan differensial nonlinear mewakili
perilaku sistem tiang-tanah ke tahanan lateral (geser dan momen) seperti dalam
metode analisis p-y milik Reese.
2.7.2. Software LPILE
Lpile merupakan software yang sangat diperlukan untuk menghitung
bagian struktur bawah khususnya fondasi, salah satunya adalah fondasi tiang.
Program Lpile dari Ensoft dipakai untuk menghitung kapasitas lateral pada
kondisi statik. Pada kondisi statik kurva p-y yang dipakai adalah kurva p-y alami
berdasarkan undrained soil strength. Program Lpile menyediakan kemampuan
untuk menganalisis fondasi tunggal dengan menggunakan persamaan diferensial
yang menggambarkan perilaku kolom dengan fungsi nonlinear. Defleksi dan
tegangan dihitung pada fondasi dan tanah pendukung yang kompatibel dan
konsisten.
2.7.3. Software GEO5
Geo5 merupakan salah satu perangkat lunak (software) yang digunakan
untuk bidang geoteknik dan lingkungan sebagai penerapan prinsip ilmu bumi
untuk memecahkan masalah lingkungan yang berhubungan dengan tanah. Geo5
menggunakan metode analisis dan metode finite element (FEM).
2.7.4. Software SP COLUMN
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 17
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ASUMSI DAN METODE ANALISA PERHITUNGAN | 18
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
BAB III
ANALISIS PERHITUNGAN
3.1. Hasil Analisa Data Tanah
Tanah dasar pada Proyek Pelabuhan Tanjung Priok memiliki nilai NSPT
yang bervariasi. Nilai NSPT nantinya dapat sebagai acuan untuk mendapatkan
parameter tanah yang dibutuhkan untuk perhitungan analisa tanah dasar. Berikut
merupakan grafik kedalaman vs NSPT yang dapat dilihat di bawah.
SOUTHKIDS
BAB III | 19
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
Analisa data tanah diperlukan untuk menentukan jenis tanah yang akan
digunakan untuk sebuah konstruksi. Sudah diketahui data laboratorium yang
ditunjukkan pada Tabel 3.1 dan Lampiran 1.
Tabel 3.1 Hasil Tes Laboratorium
GENERAL SUMMARY LAB TEST
Natural State Grain Size Distribution Atterberg Limit Spec Gravity UCS TX UU Consolidation
Borehole Sample
No Depth (m) Wn Sr e n Gravel Sand Silt Clay PL LL IP Gs qu S c Cv Cc Cs Pc'
No. No. 3 3 3 2 2 2 2
% % t/m t/m t/m % % % % % % % kg/cm kg/cm o cm /s kg/cm
UDS 1 2 - 2,5 45.53 60.7 1.29 0.886 1.289 1.985 0.665 0 27.32 12.5 60.18 37.71 80.83 43.12 2.646 0.58 1.15 - - 0.00154 0.731 0.113 1.88
UDS 2 3,5 - 4 64.02 96.11 1.556 0.949 1.557 1.717 0.632 0 17.9 1.09 81.01 55.8 96.1 40.3 2.577 1.33 1.07 0.48 23.78 0.00122 0.625 0.207 2.05
UDS 3 6,5 - 7 40.99 87.86 1.67 1.184 1.669 1.234 0.552 0 53.67 0.62 45.71 - - - 2.646 1.56 1.26 - - 0.00203 0.681 0.103 3.8
1 BH-01 UDS 4 8 - 8,5 38.01 81.55 1.638 1.189 1.641 1.244 0.554 0 48.96 0.68 50.36 - - - 2.669 1.01 1.06 - - 0.0024 0.336 0.052 1.65
UDS 5 14 - 14,5 54.98 94.5 1.604 1.035 1.604 1.513 0.602 0 1.01 33.9 65.09 59.82 79.87 20.05 2.6 2.65 1.35 - - 0.00265 0.378 0.081 1.62
UDS 6 15,5 - 16 48.5 100 1.719 1.159 1.721 1.168 0.539 0 45.98 1.48 52.54 49.61 71.94 22.33 2.512 1.42 1.07 - - 0.00145 0.367 0.075 2.21
UDS7 29 - 29,5 30.07 100 1.963 1.51 1.964 0.753 0.429 0 5.51 45.08 49.41 38.48 57.74 19.26 2.646 - - 1.29 18.33 0.00061 0.243 0.058 2.63
Note:
Intex Properties Test Intex Properties Test
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 20
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
0 s/d -2 2 10.00 Clayey Silt, Medium Stiff 45.53 60.70 1.29 0.89 1.29 1.99 0.67 0.00 27.32 12.50 60.18 37.71 80.83 43.12 2.65 0.58 1.15 - - 0.00154 0.73 0.11 1.88
-2 s/d -4,5 2.5 11.00 Silty Clay, Stiff 60.32 89.03 1.50 0.94 1.50 1.77 0.64 0.00 19.78 3.37 76.84 52.18 93.05 40.86 2.59 1.18 1.09 0.48 23.78 0.00128 0.65 0.19 2.02
-4,5 s/d -12 7.5 26.00 Silty Clay, Very Stiff to Hard 39.00 83.65 1.65 1.19 1.65 1.24 0.55 0.00 50.53 0.66 48.81 - - - 2.66 1.19 1.13 - - 0.00228 0.45 0.07 2.37
-12 s/d -15 3 11.00 Silty Clay, Medium Stiff 54.98 94.50 1.60 1.04 1.60 1.51 0.60 0.00 1.01 33.90 65.09 59.82 79.87 20.05 2.60 2.65 1.35 - - 0.00265 0.38 0.08 1.62
-15 s/d -27 12 23.00 Silty Clay, Very Stiff 48.50 100.00 1.72 1.16 1.72 1.17 0.54 0.00 45.98 1.48 52.54 49.61 71.94 22.33 2.51 1.42 1.07 - - 0.00145 0.37 0.08 2.21
-27 s/d -30 3 35.00 Silty Clay, Hard 30.07 100.00 1.96 1.51 1.96 0.75 0.43 0.00 5.51 45.08 49.41 38.48 57.74 19.26 2.65 1.42 1.07 1.29 18.33 0.00061 0.24 0.06 2.63
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 21
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 22
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
Kedalaman Tebal Ci Ci x Li
m m kN/m2 kN/m
0 s/d -2 2 33.60 67.20
-2 s/d -4,5 2.5 48.00 120.00
-4,5 s/d -6 1.5 152.80 229.20
Jumlah 6 416.4
ΣCi Li
Cu rata-rata = = 69.4 kN/m2
ΣLi
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 23
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
Kedalaman Tebal ×
m m o o
0 s/d -2 2 13.66 0.00
-2 s/d -4,5 2.5 23.78 59.45
-4,5 s/d -6 1.5 30.39 0.00
Jumlah 6 59.45
Σϕi Li
ϕ rata-rata = = 9.9°
ΣLi
Selanjutnya perlu diperhitungkan momen kapasitas maksimum yang dapat
dimiliki oleh tiang bor beton berdasarkan spesifikasi material yang sudah ada.
Untuk perhitungan My adalah menggunakan program bantu SPColumn. Berikut
langkah-langkah pada program SPColumn.
1. Pada menu input dipilih general information, mengisi label project,
penentuan peraturan yang digunakan yaitu ACI 318-19, menentukan Unit
berupa satuan meter dan run option untuk design
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 24
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
2. Pada menu input dipilih material properties. Memasukkan mutu beton dan
baja yang digunakan yaitu f’c 25 Mpa dan fy 420 Mpa
3. Pada menu input > section > circular lalu mengisi sesuai diameter bored
pile yaitu 300 mm
4. Pada menu input > reinforcement > all sides equal. Mengisi diameter dan
kebutuhan tulangan yaitu 4D16 dan clear cover sebesar 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 +
0.5𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛, tebal selimut yang digunakan adalah 40 mm
sehingga clear cover yang digunakan adalah 48 mm
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 25
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
5. Pada menu input > reinforcement > confinement. Mengisi diameter dan
kebutuhan tulangan spiral yaitu Ø8
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 26
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 27
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 28
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
9
×0.3×(5.55 − 0.00534Hu )2 ×69.4
(0.2+1.5×0.3) = 4 − 0.5×0.00534Hu
Hu
Hu = 569.015 kN
f = 0.00534 Hu = 0.00534×569.015 = 3.03 m
Mmaks = 569.015(0.2+1.5×0.3+0.5×3.03) = 1233.82 kNm
Mmaks >My maka dapat dikatakan tiang bukan merupakan tiang
pendek melainkan tiang panjang dan tiang lebih dulu patah daripada
tanah yang runtuh. Oleh karena itu, dihitung lagi dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.
MY = Hu (e+1.5d+0.5f)
34.73 = Hu (0.2+1.5×0.3+0.5×3.03)
Hu = 45.08 kN
Hu 45.08
Hizin = = = 18.034 kN = 1.8 ton
SF 2.5
3.3.2. Cara Grafik Metode Broms dengan Defleksi Izin 12 mm
Selain digunakan perhitungan manual, di cek metode Broms untuk
defleksi 12 mm dengan menggunakan grafik.
A. Qu berdasarkan material tiang
1. Menentukan jenis tiang fondasi, berdasarkan perhitungan
sebelumnya tiang termasuk kriteria tiang panjang
Tipe tahanan tiang = free head pile dengan nilai e = 0.2 m
𝑒
2. Mencari nilai yield moment dan 𝐷
My 34.73
yield moment = = = 18.53
Cu D 3
69.4×0.33
e 0.2
= = 0.667
D 0.3
3. Plot grafik
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 29
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
4 kh d
β =√
4Ep Ip
K1 19001 kN
Kh = = = 42225.11 3
1.5×d 1.5×0.3 m
4 42225.11×0.3
β =√ = 0.76 m
4×2350000×0.000398
βL = 0.76×6= 4.73
e
= 0.0326
L
2. Plot grafik
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 30
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 31
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
Hu Hu
f= = = 0.00534 Hu
9Cu d 9×69.4×0.3
g = L − (f+1.5d) = 6 − (0.00534Hu +1.5×0.3) = 5.55 − 0.00534Hu
Mmaks (1) = Mmaks (2)
9
×0.3×(5.55 − 0.00534Hu )2 ×69.4
(0.2+1.5×0.3) = 4 − 0.5×0.00534Hu
Hu
Hu = 569.015 kN
f = 0.00534 Hu = 0.00534×569.015 = 3.03 m
Mmaks = 569.015(0.2+1.5×0.3+0.5×3.03) = 1233.82 kNm
Mmaks >My maka dapat dikatakan tiang bukan merupakan tiang
pendek melainkan tiang panjang dan tiang lebih dulu patah daripada
tanah yang runtuh. Oleh karena itu, dihitung lagi dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut.
MY = Hu (e+1.5d+0.5f)
34.73 = Hu (0.2+1.5×0.3+0.5×3.03)
Hu = 45.08 kN
Hu 45.08
Hizin = = = 18.034 kN = 1.8 ton
SF 2.5
3.3.4. Cara Grafik Metode Broms dengan Defleksi Izin 25 mm
Selain digunakan perhitungan manual, di cek metode Broms untuk
defleksi 25 mm dengan menggunakan grafik.
A. Qu berdasarkan material tiang
1. Menentukan jenis tiang fondasi, berdasarkan perhitungan
sebelumnya tiang termasuk kriteria tiang panjang
Tipe tahanan tiang = free head pile dengan nilai e = 0.2 m
𝑒
2. Mencari nilai yield moment dan 𝐷
My 34.73
yield moment = = = 18.53
Cu D 3
69.4×0.33
e 0.2
= = 0.667
D 0.3
3. Plot grafik
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 32
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
4 kh d
β =√
4Ep Ip
K1 19001 kN
Kh = = = 42225.11 3
1.5×d 1.5×0.3 m
4 42225.11×0.3
β =√ = 0.76 m
4×2350000×0.000398
βL = 0.76×6= 4.73
e
= 0.0326
L
2. Plot grafik
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 33
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 34
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 35
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
L=6m
4 EI
R =√
K
4 (23500×1000)×0.000398
R =√
12667.5
R = 0.927
2R = 2(0.927) = 1.853
3.5R = 3.5(0.927) = 3.244
Cek : Jika L ≤ 2R maka tiang dikategorikan sebagai tiang kaku
Jika L ≥ 3.5R maka tiang dikategorikan sebagai tiang tidak kaku
Sehingga,
6 ≥ 3.244 = L ≥ 3.5R
Maka tiang dikategorikan sebagai tiang tidak kaku/tiang panjang. Hal ini sama
dengan perhitungan kriteria tiang berdasarkan metode Broms.
3.4.1. Perhitungan Manual Metode Konvensional dengan Defleksi
Izin 12 mm
Perhitungan ini meninjau tiang dengan ujung atas yang menonjol sebesar e
dari permukaan tanah. Tiang tersebut dianggap sebagai struktur kantilever yang
dibebani dengan beban lateral dan dianggap terjepit di dalam tanah pada
kedalaman zf. Untuk memperoleh panjang ekivalen (zf) dari tiang ujung bebas
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
4 EI
R =√
K
4 (23500×1000)×0.000398
R =√
12667.5
R = 0.927
Zf = 1.4×R (untuk tanah yang mempunyai modulus subgrade konstan)
Zf = 1.4×0.927
Zf = 1.297
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 36
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
4 EI
R =√
K
4 (23500×1000)×0.000398
R =√
12667.5
R = 0.927
zf = 1.4×R
zf = 1.4×0.927
zf = 1.297
Beban lateral maksimum dengan defleksi lateral izin sebesar 25 mm di kepala
tiang ujung bebas dapat dinyatakan oleh persamaan berikut :
y×3Ep Ip
H=
(e+zf )3
(25×10-3 )×3(23500×1000)(0.000398)
H=
(0.2+1.297)3
H = 208.71 kN
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 37
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
H = 20.871 ton
3.5. Analisa Beban Lateral Maksimum dengan Program Bantu
Geo5
Berikut merupakan langkah-langkah dalam program bantu Geo5:
1. Project
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 38
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 39
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
6. Assign
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 40
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
7. Load
Pada langkah ini, dimasukkan beban yang dalam hal ini dilakukan
percobaan dari beban 10 kN sampai 100 kN untuk mendapatkan
defleksi 12 dan 25 mm.
8. Geometry
Pada menu geometry ini diisikan diameter, panjang, offset tiang dan
letak muka tanah.
9. Material
Material berisikan nilai spesifikasi dari beton dan tulangan.
10. GWT+Subsoil
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 41
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 42
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
80
60
40
20
0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60 64
Defleksi (mm)
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 43
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 44
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100 120
Momen Lentur (kNm)
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 45
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 46
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 47
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 48
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 49
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 50
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 51
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
6. Kemudian dicek potongan tanah dan penampang pile pada menu view
pile and soil profile
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 52
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 53
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 54
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 55
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
Tabulasi LPILE
Hu Defleksi Moment
kN mm kNm
1 0.10 0.68
5 0.62 3.50
10 1.41 7.19
15 4.17 8.93
20 6.69 11.48
25 10.89 16.13
25
Shear Force (kN)
20
15
10
0
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
Defleksi (mm)
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 56
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
y = 2.0816x+4.3829
Beban lateral = 2.0816×Defleksi+4.3829
Maka untuk defleksi sebesar 12 mm dan 25 mm didapatkan hasil beban lateral
izin berturut-turut sebesar 29.4 kN dan 56.4 kN, untuk beban lateral ultimate
dengan mengalikan beban lateral izin dengan safety factor 2.5 didapatkan hasil
berturut-turut sebesar 73.405 kN dan 141.06 kN.
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
Defleksi (mm)
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 57
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
2. Input dimensi pile (L) sepanjang 6 m dan top pile (H) pada +0.2 m
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 58
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 59
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
4. Memilih tipe dari pile yaitu single pile dengan free head (Tipe 1) dan
dicoba untuk Shear sebesar 50 kN, sedangkan Moment dan Vertical
Load diasumsikan 0
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 60
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 61
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
6. Pada menu Advanced Page, nilai FS diubah menjadi 2.5 sesuai dengan
SNI 8460 Pasal 9.2.3.1
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 62
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
Depth (Zp) DEFLECTION, yt -cm MOMENT -kN-m SHEAR -kN Depth (Zp)
from from
Pile Top-m -5.00 0 +5.00 -100 0 +100 -100 0 +100 Pile Top-m
0 -kN/m3 C-kN/m2 k-MN/m3 e50 % 0
Ground
12.9 29.8 34 85.0 0.87
Silt (Phi + C)
1 1
2 2
15 0.0 48 97.6 0.82
Stiff Clay
3 yt=0 at 3.0-m 3
St=0 at 3.6-m
4 4
6 6
Tip yt=-3.32E-5 Top yt=3.45E+0 Top Moment=0.0 Top Shear=50.0
Max. yt=3.45E+0 Max. Moment=66.5 Max. Shear=51.7 E -MP=20683
Top St=-1.86E-2 I'-cm4=39899
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
CivilTech CNE
Software SOUTHKID Figure 2
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 63
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
Lateral Moment Vertical yt Slope Max.
No. Load Load Load at Top at Top Moment
13 (kN) (kN-m) (kN) (cm) (cm/cm) (kN-m) 13
1 5.0 0.0 0.0 0.1 0.00 3.9
2 15.0 0.0 0.0 0.6 0.00 15.0
14 3 25.0 0.0 0.0 1.3 -0.01 28.1 14
4 35.0 0.0 0.0 2.0 -0.01 42.1
5 40.0 0.0 0.0 2.5 -0.01 49.7
15 6 45.0 0.0 0.0 2.9 -0.02 57.9 15
7 50.0 0.0 0.0 3.4 -0.02 66.5
CivilTech CNE
Software SOUTHKID Figure 2
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
Lateral Moment Vertical yt Slope Max.
No. Load Load Load at Top at Top Moment
13 (kN) (kN-m) (kN) (cm) (cm/cm) (kN-m) 13
1 5.0 0.0 0.0 0.1 0.00 3.9
2 15.0 0.0 0.0 0.6 0.00 15.0
14 3 25.0 0.0 0.0 1.3 -0.01 28.1 14
4 35.0 0.0 0.0 2.0 -0.01 42.1
5 40.0 0.0 0.0 2.5 -0.01 49.7
15 6 45.0 0.0 0.0 2.9 -0.02 57.9 15
7 50.0 0.0 0.0 3.4 -0.02 66.5
CivilTech CNE
Software SOUTHKID Figure 2
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 64
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
Depth (Zp) DEFLECTION, yt -cm MOMENT -kN-m SHEAR -kN Depth (Zp)
from from
Pile Top-m -2.00 0 +2.00 -50 0 +50 -50 0 +50 Pile Top-m
0 -kN/m3 C-kN/m2 k-MN/m3 e50 % 0
Ground
12.9 29.8 34 85.0 0.87
Silt (Phi + C)
1 1
2 2
15 0.0 48 97.6 0.82
yt=0 at 2.7-m Stiff Clay
3 3
St=0 at 3.3-m
4 4
6 6
Tip yt=-5.08E-5 Top yt=1.19E+0 Top Moment=0.0 Top Shear=24.0
Max. yt=1.19E+0 Max. Moment=26.7 Max. Shear=24.3 E -MP=20683
Top St=-7.04E-3 I'-cm4=39899
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
CivilTech CNE
Software SOUTHKID Figure 2
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
Lateral Moment Vertical yt Slope Max.
No. Load Load Load at Top at Top Moment
13 (kN) (kN-m) (kN) (cm) (cm/cm) (kN-m) 13
1 2.4 0.0 0.0 0.0 0.00 1.6
2 7.2 0.0 0.0 0.2 0.00 6.1
14 3 12.0 0.0 0.0 0.4 0.00 11.4 14
4 16.8 0.0 0.0 0.7 0.00 17.3
5 19.2 0.0 0.0 0.9 -0.01 20.4
15 6 21.6 0.0 0.0 1.0 -0.01 23.6 15
7 24.0 0.0 0.0 1.2 -0.01 26.7
CivilTech CNE
Software SOUTHKID Figure 2
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 65
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
Lateral Moment Vertical yt Slope Max.
No. Load Load Load at Top at Top Moment
13 (kN) (kN-m) (kN) (cm) (cm/cm) (kN-m) 13
1 2.4 0.0 0.0 0.0 0.00 1.6
2 7.2 0.0 0.0 0.2 0.00 6.1
14 3 12.0 0.0 0.0 0.4 0.00 11.4 14
4 16.8 0.0 0.0 0.7 0.00 17.3
5 19.2 0.0 0.0 0.9 -0.01 20.4
15 6 21.6 0.0 0.0 1.0 -0.01 23.6 15
7 24.0 0.0 0.0 1.2 -0.01 26.7
CivilTech CNE
Software SOUTHKID Figure 2
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 66
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
sebesar 100 kN. Momen lentur untuk beban 24 kN adalah 26.7 kNm dan untuk
beban 40 kN sebesar 49.7 kNm.
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 67
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 68
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
Tabel 3.12 Tabulasi Perhitungan Momen Lentur dari Berbagai Metode dan Program Bantu
SOUTHKIDS
ANALISIS PERHITUNGAN | 69
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil uji lateral yang telah dilakukan maka
didapatkan kesimpulan sebagai berikut.
1. Didapatkan Metode Manual Broms sebagai acuan pemilihan hasil dimana
memiliki beban lateral maksimum yang paling kritis
2. Didapatkan program bantu Geo5 dan ALLpile sebagai acuan pemilihan hasil
dimana memiliki beban lateral maksimum yang paling kritis
3. Berdasarkan perhitungan manual Metode Broms dengan defleksi 12 mm,
beban lateral maksimum yang mampu diterima oleh tiang bor beton sebesar
86.42 kN dengan momen lentur sebesar 192.248 kNm
4. Berdasarkan perhitungan manual metode Metode Broms dengan defleksi 25
mm, beban lateral maksimum yang mampu diterima oleh tiang bor beton
sebesar 180.051 kN dengan momen lentur sebesar 400.517 kNm
5. Berdasarkan program bantu Geo5 dengan defleksi 12 mm, beban lateral
maksimum yang mampu diterima oleh tiang bor beton sebesar 52.02 kN
dengan momen lentur sebesar 56.64 kNm
6. Berdasarkan program bantu ALLpile dengan defleksi 25 mm, beban lateral
maksimum yang mampu diterima oleh tiang bor beton sebesar 100 kN
dengan momen lentur sebesar 124.25 kNm
7. Diambil nilai kritis dari perhitungan manual dan program bantu untuk beban
lateral maksimum pada defleksi 12 mm yang mampu diterima oleh tiang bor
beton yaitu 52.02 kN dengan momen lentur sebesar 56.64 kNm
8. Diambil nilai kritis dari perhitungan manual dan program bantu untuk beban
lateral maksimum pada defleksi 25 mm yang mampu diterima oleh tiang bor
beton adalah 100 kN dengan momen lentur sebesar 124.25 kNm
9. Tidak digunakan nilai minimum berdasarkan material tiang dikarenakan tidak
memperhitungkan terkait defleksi pergerakan tanah.
SOUTHKIDS
BAB IV | 70
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
4.2. Saran
Saran yang dapat kami berikan agar penulisan laporan ini dapat menjadi
lebih baik adalah diperlukan adanya data spesifikasi bored pile yang lebih lengkap
seperti nilai fy untuk tulangan dan jumlah tulangan spiralnya.
SOUTHKIDS
PENUTUP | 71
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
DAFTAR PUSTAKA
Akon, A., Aprianto, & Faisal, A. (n.d.). STUDI DAYA DUKUNG LATERAL
PADA FONDASI TIANG GRUP DENGAN KONFIGURASI 2 x 2 Setiap
fondasi mampu mendukung beban sampai batas keamanan yang telah
ditentukan , termasuk mendukung beban maksimum yang mungkin terjadi .
Jenis fondasi yang sesuai dengan tanah p. Jurnal Untan, 1–12.
Das, Braja M. dan Sobhan, K. (2014). Principles of Geotechnical Engineering.
Hanifah, K. M. (2018). Analisis Faktor Efisiensi Dan Perilaku Kelompok Tiang
Akibat Beban Lateral Menggunakan Metode Finite Difference Dan Metode
Elemen Hingga. Skripsi Teknik Universitas Islam Indonesia.
Hardiyatmo, H. C. (2002). Teknik Fondasi 1 Edisi Kedua. In Gramedia Pustaka
Utama.
SNI 8460. (2017). Persyaratan Perancangan Geoteknik SNI 8460:2017. Badan
Standarisasi Nasional, 8460. https://binamarga.pu.go.id/index.php/nspk/sni-
bidang-gl
Wijayanti, P. P. W. (2018). Studi Parametrik Deformasi Fondasi Tiang Pada
Kasus Jalan Tol Medan-Kualanamutebing Tinggi.
SOUTHKIDS
DAFTAR PUSTAKA | 72
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
Lampiran 1 Hasil Analisa Tanah Laboratorium | 73
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
Lampiran 2 Hasil Analisa Tanah menurut Jenis Tanah | 74
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
Lampiran 3 Penampang Tiang Bor Beton beserta Lapisan Tanah | 75
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
Lampiran 4 Gambar Rencana Defleksi 12 mm | 76
CNE-GEOTEKNIK
ANALISIS BEBAN LATERAL DAN
MOMEN LENTUR TIANG BOR BETON
SOUTHKIDS
Lampiran 5 Gambar Rencana Defleksi 25 mm | 77