Agus, (2002). Rekayasa Gempa untuk Teknik Sipil, Padang : Institut Teknologi
Padang
Imran, Iswandi. Yuliari, Ester. Suhelda, & Kristianto, A., Aplicability Metoda
Seminar dan Pameran HAKI, “Pengaruh Gempa dan Angin terhadap Struktur” :
1-10
Pranata, Yosafat Aji, (2011). Pemodelan Dinding Geser Bidang sebagai Elemen
Kolom Ekivalen pada Gedung Beton Bertulang Bertingkat Rendah, Jurnal Teknik
ANALISA
3.1 Umum
yang relatif sangat kaku. Dinding geser pada umumnya hanya boleh mempunyai
yang tinggi sering didesain dengan dinding geser untuk menahan gempa. Selama
terjadinya gempa, dinding geser yang didesain dengan baik dapat dipastikan akan
langit-langit dan seterusnya. Dinding geser bisa digunakan untuk menahan gaya
1 2 3 4
adalah :
e. Beban geser dasar gempa. Untuk analisis beban statik ekivalen dalam arah
.
V= . Wt
. .
=
∑ .
h. Faktor keutamaan ( I ).
1. U = 1,4 D
2. U = 1,2 D + 1,6 L
5. U = 0,9 D ± 1,0 E
3.2.3 Analisa Struktur untuk Mendesain Tulangan Dinding Geser (shear wall)
diperlukan
V > V ada = A
45 cm
Kuat geser dinding geser ( shear wall ) yang direncanakan dhitung dengan
V A (α ′ +ρ .f )
Dimana :
α = ¼ untuk h / l 1,5
= 1
6 untuk h / l ≥ 2
element
- Spasi hoops , s ≤ 100 +
- Spasi hoops , s ≤ 100 +
APLIKASI
4.1 Umum
Dalam tugas akhir ini maka diberikan suatu contoh perhitungan untuk
perencanaan struktur dengan sistem kombinasi open frame dan dinding geser dengan
metode konvensional yang dibandingkan dengan struktur open frame dinding batu
bata. Hasil perhitungan dibuat dalam suatu tabel. Bangunan yang direncankan adalah
portal 6 lantai dimana letak shearwallnya simetris dan beraturan. Data-data yang
1 2 3 4
D D D
dinding geser (shear wall) dengan panjang 600 cm, lebar 600 cm dan tebal 30 cm.
Komponen struktur yaitu balok 30x40 cm, kolom 40x40 cm, dan tebal pelat lantai 12
cm. Digunakan mutu beton fc’ = 35 Mpa dengan Modulus elastisitas Ec = 27805,6
MPa dan mutu baja fy = 400 Mpa dengan modulus elastisitas Es = 210000 Mpa.
4.2.1 Perhitungan Gaya – Gaya yang Bekerja pada Struktur Dinding Geser
(shear wall)
a. Pelat lantai
qf = q +q +q +q
=1095,12 kN
=1095,12 kN
=1095,12 kN
=1095,12 kN
Wb = [ (n (n -1 ).l . bm . hm ) + ((n – 1 ) . n . l . bl . hl ) ] γ
= 241,92 kN
Wb = [ (n (n -1 ).l . bm . hm ) + ((n – 1 ) . n . l . bl . hl ) ] γ
= 241,92 kN
= 241,92 kN
Wb = [ (n (n -1 ).l . bm . hm ) + ((n – 1 ) . n . l . bl . hl ) ] γ
= 241,92 kN
Wb = [ (n (n -1 ).l . bm . hm ) + ((n – 1 ) . n . l . bl . hl ) ] γ
= 241,92 kN
Wb = [ (n (n -1 ).l . bm . hm ) + ((n – 1 ) . n . l . bl . hl ) ] γ
= 241,92 kN
Banyak kolom n = 16
= 16 . (1/2).(4).(0,4).(0,4). (24)
= 122,88 kN
= 245,76 kN
= 245,76 kN
= 245,76 kN
= 245,76 kN
Tinggi dinding h = lk + lk + lk + lk + lk + lk
= 24000 mm = 24 m
- Lantai dasar Wd = n . (½ .t . lk .l . γ )
= 8 . (½.(0,3).(4).(6).(24)) = 691,2 kN
- Lantai 6 Wd = n . (½ .t . lk .l . γ ) = 691,2 kN
Tabel 4.1 Berat Sendiri atau Beban Mati (wbs) tiap lantai
- Lantai 3 W =W = 243 kN
- Lantai 4 W =W = 243 kN
- Lantai 5 W =W = 243 kN
Wll =W +W +W +W +W +W
3. Berat Bangunan per Lantai Akibat Beban Mati dan Beban Hidup
Wilayah gempa :4
Data material :
Data gempa, wilayah gempa 4, jenis tanah lunak sesuai dengan SNI-1726-2002 :
Data struktur
- Jumlah bentang
- Jumlah portal
Dimensi
Balok Kolom
Tingkat
pjg arah U-S pjg arah B-T Lebar Tinggi Panjang Lebar Tinggi
Cm Cm cm cm cm cm cm
6 600 600 30 40 400 40 40
5 600 600 30 40 400 40 40
4 600 600 30 40 400 40 40
3 600 600 30 40 400 40 40
2 600 600 30 40 400 40 40
1 600 600 30 40 400 40 40
- Pelat lantai
Tebal lantai = 12 cm
- Beban
Beban mati
Beban hidup
C = 0,0488
/
T = C .( h )
/
= 0,0488. ( 24) = 0,53 detik
C = 0,0731
/
T = C .( h )
/
= 0,0731 . ( 24) = 0,793 detik
n =6
Wilayah Gempa :4
I =1
persamaan :
.
V= . Wt
Beban geser akibat gempa (V) yang dibagikan sepanjang tinggi gedung
menjadi beban-beban horizontal terpusat yang bekerja pada tiap lantai gedung.
. .
= ∑ .
Tinggi Beban
Panjang Tingkat Total . V F
Tingkat Kolom
( ) (W)
m m kN kNm kN kN
6 4,00 24,00 2394,2 57460,8 2410,81 554,2021
5 4,00 20,00 3208,28 64165,6 2410,81 618,869
4 4,00 16,00 3208,28 51332,5 2410,81 495,0952
3 4,00 12,00 3208,28 38499,4 2410,81 371,3214
2 4,00 8,00 3208,28 25666,2 2410,81 247,5476
1 4,00 4,00 3208,28 12833,1 2410,81 123,7738
18435,6 249958
= = 1,33 < 3
Tinggi Beban
Panjang Tingkat Total F di
Tingkat Kolom W.d F .d
( ) (W)
m m kN kN mm
6 4,00 24,00 2394,2 554,202 60,00 8619120 33252,1
5 4,00 20,00 3208,28 618,869 50,00 8020700 30943,5
4 4,00 16,00 3208,28 495,095 40,00 5133248 19803,8
3 4,00 12,00 3208,28 371,321 30,00 2887452 11139,6
2 4,00 8,00 3208,28 247,548 20,00 1283312 4950,95
1 4,00 4,00 3208,28 123,774 10,00 320828 1237,74
26264660 101328
∑ .
T = 6,3
∑ .
26264660
= 6,3 = 1, 024
9810 . 101328
Tabel 4.7 Gaya-Gaya yang Terjadi pada Dinding Geser dari Hasil Program SAP2000
Gaya-gaya dalam
Tingkat P V M
kN Kn kNm
6 504,16 2612,66 596,03
6 -2146,07 -2612,66 -596,03
5 1948,59 2612,66 636,30
5 -2146,07 -2612,66 -636,30
4 1948,59 2875,46 636,30
4 -2032,77 -2875,46 -636,30
3 1415,73 2875,46 578,11
3 -1572,04 -2875,46 -578,11
2 1415,73 2793,33 546,94
2 -1572,04 -2793,33 -546,94
1 1385,79 2793,33 537,68
1 -4463,79 -2793,33 -537,68
Sesuai SNI 1728 2002 , Pada Sistim Ganda (SG) ; beban lateral bumi ( beban
gempa) dipikul bersama oleh dinding geser (DS) dan rangka secara proporsional.
Dimana dinding geser (DS) tersebut memikul maximum 75 % dari gaya lateral yang
Tabel 4.8 Perbandingan Beban Lateral pada Dinding Geser dan Seluruh Bangunan
V V2 V/V2
Tingkat
Pada Dinding Geser Seluruh Bangunan %
6 2612,66 5468,122 47,78%
5 2612,66 5567,621 46,93%
4 2875,46 5523,394 52,06%
3 2875,46 5475,727 52,51%
2 2793,33 5410,519 51,63%
1 2793,33 5324,004 52,47%
sistem ganda, dimana gaya lateral yang dipikul oleh dinding geser adalah 52,51 %.
- Lantai Satu ( 1 )
Dimana :
Mu = 537,68 kN
Vu = 2793,33 kN
Pu = 4463,79 kN
Baja tulangan dua layer apabila gaya geser terfaktor yang terjadi melebihi V
ada.
V ada = A
,
V ada = A = . √35 . 10 = 1774,824 kN
( gaya geser yang bekerja masih di bawah batas atas kuat geser dinding geser).
Bila digunakan baja tulangan ∅16 untuk vertikal dan horizontal, maka untuk
2 lapis menjadi :
A = 2 . = 2 . ¼ .( 16) = 402,2 mm
Karena digunakan dua layer , maka jumlah tulangan yang diperlukan adalah :
n = = 1,86 ≈ 2 pasang
,
s= = 500 mm
( tidak memenuhi syarat batas maksimum, spasi harus diperkecil dan tidak
boleh melebihi 45 cm )
Kita asumsikan menggunakan dua layer tulangan D16 dengan jarak 300 mm,
∅16.
V = A (α +ρ .f )
Dimana :
= = 4 > 3
V = A (α +ρ .f )
= 5015,179 kN
Dinding geser (shearwall) cukup kuat menahan geser. Untuk itu, kita bisa
h =l – (2x40 mm + 2 )= 508 mm
- Spasi hoops , s ≤ 100 +
s ≤ 100 +
= 100 + = 104 mm
, . . . , . . .
A = = = 399,263 mm
- Spasi hoops , s ≤ 100 +
s ≤ 100 +
= 100 + =170,667 mm
, . . . , . . .
A = = = 163, 013 mm
Dimana :
Mu = 546,94 kN
Vu = 2793,33 kN
Pu = 1572,04 kN
Baja tulangan dua layer apabila gaya geser terfaktor yang terjadi melebihi V
ada.
V ada = A
,
V ada = A = . √35 . 10 = 1774,824 kN
( gaya geser yang bekerja masih di bawah batas atas kuat geser dinding geser).
2 lapis menjadi :
A = 2 . = 2 . ¼ .( 16) = 402,2 mm
Karena digunakan dua layer , maka jumlah tulangan yang diperlukan adalah :
n = = 1,86 ≈ 2 pasang
,
s= = 500 mm
( tidak memenuhi syarat batas maksimum, spasi harus diperkecil dan tidak
boleh melebihi 45 cm )
Kita asumsikan menggunakan dua layer tulangan D16 dengan jarak 300 mm,
∅16.
V = A (α +ρ .f )
Dimana :
= = 4 > 3
. .( )
ρ = = = 0,0045
.
V = A (α +ρ .f )
Dinding geser (shearwall) cukup kuat menahan geser. Untuk itu, kita bisa
h =l – (2x40 mm + 2 )= 508 mm
- Spasi hoops , s ≤ 100 +
s ≤ 100 +
= 100 + = 104 mm
, . . . , . . .
A = = = 399,263 mm
Dimana :
Mu = 578,11 kN
Vu = 2875,46 kN
Pu = 1572,04 kN
Baja tulangan dua layer apabila gaya geser terfaktor yang terjadi melebihi V
ada.
V ada = A
,
V ada = A = . √35 . 10 = 1774,824 kN
( gaya geser yang bekerja masih di bawah batas atas kuat geser dinding geser).
2 lapis menjadi :
A = 2 . = 2 . ¼ .( 16) = 402,2 mm
Karena digunakan dua layer , maka jumlah tulangan yang diperlukan adalah :
n = = 1,86 ≈ 2 pasang
,
s= = 500 mm
( tidak memenuhi syarat batas maksimum, spasi harus diperkecil dan tidak
boleh melebihi 45 cm )
Kita asumsikan menggunakan dua layer tulangan D16 dengan jarak 300 mm,
∅16.
V = A (α +ρ .f )
Dimana :
= = 4 > 3
. .( )
ρ = = = 0,0045
.
V = A (α +ρ .f )
Dinding geser (shearwall) cukup kuat menahan geser. Untuk itu, kita bisa
h =l – (2x40 mm + 2 )= 508 mm
- Spasi hoops , s ≤ 100 +
s ≤ 100 +
= 100 + = 104 mm
, . . . , . . .
A = = = 399,263 mm
Dimana :
Mu = 636,30 kN
Vu = 2875,46 kN
Pu = 2032,77 kN
Baja tulangan dua layer apabila gaya geser terfaktor yang terjadi melebihi V
ada.
V ada = A
,
V ada = A = . √35 . 10 = 1774,824 kN
( gaya geser yang bekerja masih di bawah batas atas kuat geser dinding geser).
2 lapis menjadi :
A = 2 . = 2 . ¼ .( 16) = 402,2 mm
Karena digunakan dua layer , maka jumlah tulangan yang diperlukan adalah :
n = = 1,86 ≈ 2 pasang
,
s= = 500 mm
( tidak memenuhi syarat batas maksimum, spasi harus diperkecil dan tidak
boleh melebihi 45 cm )
Kita asumsikan menggunakan dua layer tulangan D16 dengan jarak 300 mm,
∅16.
V = A (α +ρ .f )
Dimana :
= = 4 > 3
. .( )
ρ = = = 0,0045
.
V = A (α + ρ . f )
Dinding geser (shearwall) cukup kuat menahan geser. Untuk itu, kita bisa
horizontal dan vertikal 2 ∅16 - 300 mm, dimana kolomnya memiliki tulangan 12
∅25.
4.3 Perhitungan Beban dan Gaya-Gaya pada Struktur Dinding Geser tanpa
Tulangan
Komponen struktur yaitu balok 45x45 cm, kolom 45x55 cm, tebal pelat 12 cm
1. Lantai 6 (atap)
- Koefisien reduksi = 30 %
Beban Total
- W6 = Wd + Wl
= 2393,47 kN + 243 kN
= 2636,47 kN
2. Lantai 5
- Koefisien reduksi = 30 %
- W5 = Wd + Wl
= 3116,83 kN + 243 kN
= 3359,83 kN
perhitungan lantai 5.
Wilayah gempa :4
Data gempa, wilayah gempa 4, jenis tanah lunak sesuai dengan SNI-1726-2002 :
C = 0,0488
/
T = C .( h )
/
= 0,0488. ( 24) = 0,53 detik
C = 0,0731
/
T = C .( h )
/
= 0,0731 . ( 24) = 0,793 detik
n =6
Wilayah Gempa :4
I =1
= = 1,33 < 3
Tinggi
Panjang Tingkat Beban Total F di
Tingkat Kolom W.d F .d
( ) (W)
m m kN kN mm
6 4.00 24.00 2636.47 607.174 60.00 9491292 36430.5
5 4.00 20.00 3359.83 644.802 50.00 8399575 32240.1
4 4.00 16.00 3359.83 515.842 40.00 5375728 20633.7
3 4.00 12.00 3359.83 386.881 30.00 3023847 11606.4
2 4.00 8.00 3359.83 257.921 20.00 1343932 5158.42
1 4.00 4.00 3359.83 128.960 10.00 335983 1289.6
27970357 107359
∑ .
T = 6,3
∑ .
27970357
= 6,3 = 1,027
9810 . 107359
Gaya-gaya dalam
Tingkat P V2 M3
kN kN kN
6 101,314 439,700 487,825
6 -1770,396 -439,700 -500,818
5 143,124 675,692 522,893
5 -4523,286 -675,692 -847,229
4 99,194 671,781 524,035
4 -7285,999 -671,781 -949,822
3 77,661 666,537 523,995
3 -10061,808 -666,537 -1057,389
2 44,180 688,061 551,381
2 -12855,056 -688,069 -1121,034
1 92,853 689,661 571,747
1 -15684,304 -689,709 -1252,231
Tabel 4.12 Hasil dan Pembahasan Struktur Dinding Geser dan Struktur Dinding
2. Ukuran kolom (50x50 cm) Ukuran kolom (40x40 cm) + shear wall
(600x30 cm)
4. Normal pada kolom paling bawah = Normal pada kolom paling bawah =
15684,304 kN 14189,268 kN
5. Gaya lintang pada kolom = 2669,236 kN Gaya lintang pada kolom = 976,06 kN
6. Momen pada kolom bawah = 539,297 kN Momen pada kolom bawah = 99,322 kN
5.1 Kesimpulan
1. Gaya geser maksimum yang terjadi pada dinding geser (Vu ) adalah
2875,46 kN.
24 m.
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Umum
getaran elastis yang dipancarkan ke segala arah dari titik runtuh (rupture point).
Perpindahan gelombang inilah pada suatu lokasi (site) bumi yang disebut gempa
bumi. Ketika terjadinya gempa, suatu struktur mengalami getaran gempa dari lapisan
Adapun cara yang paling sederhana dan langsung dapat dipakai untuk
menentukan pengaruh gempa terhadap struktur adalah dengan analisa beban statik
ekuivalen. Analisa beban statik ekuivalen hanya boleh dilakukan untuk struktur -
struktur gedung yang sederhana dan beraturan yang tidak menunjukkan perubahan
yang mencolok dalam perbandingan antara berat dan kekakuan pada tingkat-
Bagaimana suatu struktur dapat menahan gaya lateral tidak saja akan
beban lateral mencukupi untuk memikul semua jenis kondisi beban lateral yang
mungkin terjadi padanya. Adapun tiga struktur penahan gempa dari gedung
terbentuknya sendi –sendi plastis jangan sampai terlalu dini karena begitu
tingginya bangunan. Portal terbuka segi empat yang terdiri dari kolom dan
beton bertulang dan yang sejenis, kekuatan batang tidak begitu besar sehingga
daya tahannya terbatas dan pada gedung bertingkat pemakaian gabungan portal
2. Portal Dinding
Mengingat bahwa sendi plastis jangan terlalu dini untuk terjadi pada
bangunan bertingkat tinggi, oleh karenanya perlu elemen struktur yang lain
antar tingkat yang berlebihan pada tingkat – tingkat bawah. Portal dinding
adalah dinding luar gedung yang ditujukan untuk bekerja sebagai balok dan
kolom serta penahan gaya gempa. Antar struktur dan portal mempunyai pola
portal umumnya dibantu oleh struktur dinding. Namun sebaliknya pada tingkat
Shear wall, yaitu diding dengan material batu bata atau batako yang
diperkuat secara khusus dengan angker baja, dimana struktur dengan dinding
geser dan portal-portal bertulang ikut menahan beban gempa melalui aksi
kantilever yang tegak lurus tanah dan selain deformasi lentur, dinding
tanah.
Sebuah dinding geser atau shear wall merupakan dinding yang dirancang
untuk menahan geser, gaya lateral akibat gempa bumi. Banyak bangunan yang
menggunakan dinding geser untuk membuat rumah yang lebih aman dan lebih stabil.
Ketika dinding geser dibangun, itu dibangun dalam bentuk garis berat menguatkan
dan diperkuat panel. Dinding idealnya menghubungkan dua dinding eksterior, dan
Dinding geser yang efektif adalah baik kaku dan kuat. Dalam struktur
bertingkat, dinding geser sangat penting, karena selain untuk mencegah kegagalan
bahwa mereka tidak runtuh akibat gerakan lateral dalam gempa bumi.
Gambar 2.1 memperlihatkan dinding geser yang menerima gaya lateral Vu.
Dinding tersebut sebenarnya adalah balok kantilever dengan lebar h dan tinggi
keseluruhan lw. Pada gambar bagian (a) dinding tertekuk dari kiri ke kanan akibat Vn
dan akibatnya tulangan yang diperlukan sebelah kiri atau pada sisi tarik. Jika Vn
diterapkan dari sisi kanan seperti diperlihatkan pada gambar bagian (b), tulangan
tarik akan diperlukan pada sisi kanan kanan dinding. Maka dapa kita lihat bahwa
dinding geser memerlukan tulangan tarik pada kedua sisinya karena Vu bisa datang
dari kedua arah tersebut. Untuk perhitungan lentur, tinggi balok yang diperlukan dari
sisi tekan dinding ke titik berat tulangan tarik adalah sekitar 0,8 dari panjang dinding
lw. Dinding geser bekerja sebagai sebuah balok kantilever vertikal dan dalam
menyediakan tahanan lateral, dinding geser menerima gaya tekuk maupun geser.
Untuk dinding seperti itu, geser maksimum Vu dan momen maksimum Mu terjadi
pada dasar dinding. Jika tegangan lentur diperhitungkan, besar tegangan lentur
dan panjang yang kecil. Momen lebih berpengaruh pada dinding yang lebih tinggi,
terutama pada dinding dengan tulangan yang terdistribusi secara merata. Tulangan
ditempatkan mengelilingi semua bukaan, baik diperlukan atau tidak oleh analisa
struktur. Praktek seperti ini penting untuk mencegah retak tarik diagonal yang
Gambar 2.2a Dinding geser tunggal Gambar 2.2b Dinding geser core
Jenis dinding geser berdasarkan variasi susunan dinding geser dalam denah
dibagi atas :
1. Flexural wall (dinding langsing), yaitu dinding geser yang memiliki rasio
2. Squat wall (dinding pendek), yaitu dinding geser yang memiliki rasio
Balok Perangkai
Balok Perangkai
hw
Balok Perangkai
hw Balok Perangkai
lw lw
(a) (b) (c)
Dinding Langsing Dinding Pendek Dinding Berangkai
(Flexural Wall) (Squat Wall) (Couple Shear Wall)
Fungsi dinding geser ada dua, yaitu kekuatan dan kekakuan, artinya :
1. Kekuatan
2. Kekakuan
mereka.
kurang nonstruktural
dirancang untuk menahan gaya lateral atau gampa yang bekerja pada
bangunan. Dinding geser dengan lebar yang besar akan menghasilkan daya
tahan lentur dan geser yang sangat tinggi dan merupakan sistem struktur yang
distorsi karena ketegaran lantai sangat besar. Jadi gaya geser yang ditahan
oleh sistem struktur disetiap tingkat bisa dihitung berdasarkan rasio ketegaran
deformasi portal terbuka dan dinding geser kantilever yang memikul gaya
gempa secara terpisah, terlihat bahwa deformasi kedua sistem ini berlainan.
kantilever yang tegak lurus tanah dan selain deformasi lentur, dinding
sama pada tingkat atas dan bawah, sedangkan deformasi pada dinding geser
sangat kecil didasar dan besar dipuncak. Gedung yang sesungguhnya tidak
Bila letak dinding geser berbeda antara satu tingkat dengan tingkat lainnya
seperti pada gambar 2.5a, gaya geser yang terpusat di dinding atas, w1, harus
disalurkan ke dinding bawah w2. Dalam hal ini, balok atau pelat D akan
memikul gaya tarik dan tekan yang besar. Sebaliknya pada dinding seperti
yang ditunjukkan pada gambar 2.5b, pondasi memikul gaya yang besar
karena momen guling (overturning moment) dan tarikan keatas bisa terjadi
melintang yang tegak lurus pada kedua sisi dinding atau memperkuat balok
pondasi.
2. Untuk memperoleh dinding geser yang kuat, balok keliling dan balok
dinding, balok disekitar dinding harus dibuat kuat dan tegar agar daya
tahannya lebih baik dan momen lentur dinding harus diusahakan mendekati
1. Beban Mati adalah berat dari semua bagian suatu gedung yang bersifat
2. Beban Hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau
3. Beban Gempa adalah semua beban statistik ekivalen yang bekerja pada
gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah
.
V= . Wt ( 2.1 )
C = Koefisien gempa
. .
= ( 2.2 )
∑ .
Dimana :
∑ .
T = 6,3 ( 2.3 )
∑ .
Dimana :
(I)
perkantoran
kombinasi beban, maka harus dipenuhi ketentuan dari faktor beban sebagai
berikut :
a. Kuat Perlu U untuk menahan beban mati (D) paling tidak harus sama
dengan :
U = 1,4 D ( 2.4 )
b. Kuat perlu (U) yang menahan beban mati (D) dan beban hidup (L),
c. Kuat perlu (U) yang menahan beban mati (D), beban hidup (L) dan
Atau
Kuat perlu (U) yang dipakai adalah kuat perlu (U) yang nilai terbesar,
karena pada desain bangunan gedung kantor beban angin dan beban
2. Kuat Rencana
dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi dari tata cara ini, dengan suatu
4. sengkang
Gaya biasa.
geser dan torsi 0,60
sesuai dengan sistem rangka yang digunakan. Untuk sistem rangka yang
sebuah faktor yang sedang sehingga struktur direncanakan dengan nilai beban
gempa yang lebih kecil tapi dengan pendetailan tulangan yang sesuai
detail tulangan yang disyaratkan juga tidak terlalu ketat, terutama dalam
sebagai berikut :
Jumlah tulangan positif di muka kolom tidak lebih kecil dari 1/3 jumlah
Jumlah tulangan positif dan negatif pada sepanjang bentang tidak lebih
kecil dari 1/5 jumlah tulangan terbesar pada kedua muka kolom.
tidak boleh lebih dari d/4, 8db, 24ds, 300 mm. Lokasi sepanjang 2h
sebagai berikut :
1/6 Hn, hkolom, 500 mm. Hn adalah tinggi bersih kolom, h adalah
maksimum 2so.
dilakukan dengan membagi gaya gempa elastis dengan sebuah faktor yang
besar sehingga struktur direncanakan dengan nilai beban gempa yang kecil
sekali tapi dengan pendetailan tulangan yang sesuai diharapkan saat terjadi
Jumlah tulangan positif di muka kolom tidak lebih kecil dari 1/2 jumlah
tulangan negatif pada lokasi yang sama. - Jumlah tulangan positif dan
negatif pada sepanjang bentang tidak lebih kecil dari ¼ jumlah tulangan
tidak boleh lebih dari d/4, 8db, 24ds, 300 mm. Lokasi sepanjang 2h
sendi plastis, panjang Lo diambil sebagai nilai terbesar dari 1/6 Hn, h
100 ≤ s ≤ 150 .
s = 100 + ( 2.9 )
tersebut diatas dipasang di seluruh tinggi kolom. Jika tidak maka pada
tarik.
pemikul momen pada gedung. Dinding struktural yang umum digunakan pada
gedung tinggi adalah dinding geser kantilever dan dinding geser berangkai.
kantilever adalah suatu subsistem struktur gedung yang fungsi utamanya adalah
untuk memikul beban geser akibat pengaruh gempa rencana. Kerusakan pada dinding
ini hanya boleh terjadi akibat momen lentur (bukan akibat gaya geser), melalui
Nilai momen leleh pada dasar dinding tersebut dapat mengalami peningkatan
terbatas akibat pengerasan regangan (strain hardening). Jadi berdasarkan SNI 03-
Dinding geser kantilever termasuk dalam kelompok flexural wall, dimana rasio
antara tinggi dan panjang dinding geser tidak boleh kurang dari 2 dan dimensi
merupakan suatu keadaan khusus, dimana dua struktur yang berbeda sifatnya
tersebut digabungkan. Dari gabungan keduanya diperoleh suatu struktur yang lebih
kuat dan ekonomis. Kerja sama ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
a) Sistem rangka gedung yaitu sistem struktur yang pada dasarnya memiliki
rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Pada sistem ini, beban
lateral dipikul dinding geser atau rangka bresing. Sistem rangka gedung
dengan dinding geser beton bertulang yang bersifat daktail penuh dapat
6,0.
b) Sistem ganda, yang merupakan gabungan dari sistem pemikul beban lateral
berupa dinding geser atau rangka bresing dengan sistem rangka pemikul
adalah 8,5.
gabungan dari sistem dinding beton bertulang biasa dan sistem rangka
pada gedung bertingkat bisa dilakukan dengan konsep gaya dalam (yaitu dengan
hanya meninjau gaya-gaya dalam yang terjadi akibat kombinasi beban gempa) atau
dengan konsep desain kapasitas. Pada bagian berikut ini, kedua konsep desain
Vu dan Mu yang terjadi akibat beban gempa. Konsep desain dinding geser
berdasarkan gaya dalam ini pada dasarnya mengacu pada SNI 03-2847-2002
dan ACI 318-05 (ACI 318, 2005). Kuat geser perlu dinding struktural (Vu)
diperoleh dari analisis beban lateral dengan faktor beban yang sesuai,
V A (α ′ +ρ .f ) ( 2.10 )
Dimana :
α = ¼ untuk h / l 1,5
= 1
6 untuk h / l ≥ 2
tegangan aksial yang bekerja pada dinding geser tidak diperhitungkan. Hal ini
berarti bahwa persamaan tersebut di atas akan menghasilkan nilai kuat geser
yang bersifat konservatif. Selain itu, agar penerapan konsep desain geser
berdasarkan gaya dalam ini berhasil, maka kuat lebih (overstrength) desain
tulangan longitudinal dalam lebar efektif flens, komponen batas, dan badan
dimana kuat geser nominalnya tetap dipertahankan lebih kecil daripada gaya
dapat direduksi dengan suatu faktor modifikasi response struktur (faktor R),
penerapan konsep ini, pada saat gempa kuat terjadi, hanya elemen–elemen
Selain itu, hirarki atau urutan keruntuhan yang terjadi haruslah sesuai
dengan yang direncanakan. Salah satu cara untuk menjamin agar hirarki
konsep desain kapasitas. Pada konsep desain kapasitas, tidak semua elemen
struktur dibuat sama kuat terhadap gaya dalam yang direncanakan, tetapi ada
elemen-elemen struktur atau titik pada struktur yang dibuat lebih lemah
dibandingkan dengan yang lain. Hal ini dibuat demikian agar di elemen atau
bekerja pada struktur. Pada dinding geser kantilever, sendi plastis diharapkan
terjadi pada bagian dasar dinding. Dalam konsep desain kapasitas, kuat geser
di dasar dinding harus didesain lebih kuat daripada geser maksimum yang
Pada dinding yang tinggi atau juga dinding geser serta gabungan dinding-
dinding seperti pada dinding core yang paling menentukan adalah beban aksial dan
lentur, seperti yang berlaku pada kolom. Oleh karena itu, prosedur desain dan
beton berlaku untuk dinding yang menahan beban aksial, dengan atau tanpa lentur.
Dinding harus direncanakan terhadap beban eksentris dan setiap beban lateral atau
beban lain yang bekerja padanya. Panjang horizontal dinding yang dapat dianggap
efektif untuk setiap beban terpusat tidak boleh melebihi jarak pusat ke pusat antar
beban, ataupun melebihi lebar daerah pembebanan ditambah 4 kali tebal dinding.
berpotongan dengannya misalnya lantai dan atap, atau pada kolom, pilaster, sirip
penyangga, dan dinding lain yang bersilangan, dan pada fondasi telapak. Rasio
minimum untuk luas tulangan vertikal terhadap luas bruto beton haruslah:
a) 0,0012 untuk batang ulir yang tidak lebih besar daripada D16 dengan
c) 0,0012 untuk jaring kawat baja las (polos atau ulir) yang tidak lebih besar
Rasio minimum untuk luas tulangan horizontal terhadap luas bruto beton
haruslah:
a) 0,0020 untuk batang ulir yang tidak lebih besar daripada D16 dengan
c) 0,0020 untuk jarring kawat baja las (polos dan ulir) yang tidak lebih besar
ruang bawah tanah, harus dipasang dua lapis tulangan di masing-masing arah yang
1) Satu lapis tulangan, yang terdiri dari tidak kurang daripada setengah dan tidak
lebih daripada dua pertiga jumlah total tulangan yang dibutuhkan pada
2) Lapisan lainnya, yang terdiri dari sisa tulangan dalam arah tersebut di atas,
harus ditempatkan pada bidang yang berjarak tidak kurang dari 20 mm dan
tidak lebih dari sepertiga tebal dinding dari permukaan dalam dinding. Jarak
tidak boleh lebih besar daripada tiga kali ketebalan dinding dan tidak pula
Tulangan vertikal tidak perlu diberi tulangan pengikat lateral bila luas
tulangan vertikal tidak lebih besar daripada 0,01 kali luas bruto penampang beton,
atau bila tulangan vertikal tidak dibutuhkan sebagai tulangan tekan. Di samping
dan pintu harus dipasang minimal dua tulangan D16. Batang tulangan ini harus lebih
panjang dari sisi-sisi bukaan. Terhadap sudut-sudut bukaan, batang tulangan harus
PENDAHULUAN
Open Frame atau dengan kombinasi Open Frame dengan shear wall. Struktur
dalam perencanaannya. Setiap jenis sistem akan memberikan perilaku struktur yang
berbeda-beda. Struktur bangunan dengan kombinasi open frame dengan shear wall,
dinding (shear wall) ikut memikul beban yang terjadi pada struktur. Sedangkan pada
sistem open frame dinding tidak ikut memikul beban yang terjadi pada struktur,
dengan kata lain dinding hanya berfungsi sebagai bangunan pendukung. Struktur
bangunan bertingkat rawan terhadap gaya lateral, terutama akibat gaya yang
ditimbulkan gempa. Pada daerah rawan gempa seperti Indonesia perlu dilakukan
rangka kaku murni yang terdiri dari kolom dan balok. Saat ini sistem tersebut sudah
mulai banyak digantikan oleh sistem dinding geser (shear wall), perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah memunculkan salah satu solusi untuk meningkatkan
kinerja struktur bangunan tingkat tinggi yaitu dengan pemasangan dinding geser
(shear wall) untuk menambah kekakuan struktur dan menyerap gaya geser seiring
dengan semakin tingginya struktur, karena sistem dinding geser memiliki banyak
pengaku yang menerus sampai ke pondasi dan juga merupakan dinding inti untuk
memperkaku seluruh bangunan yang dirancang untuk menahan gaya geser, gaya
lateral akibat gempa bumi. Dinding geser pada umumnya bersifat kaku, sehingga
deformasi (lendutan) horizontal menjadi kecil. Pada aplikasi di lapangan shear wall
beban angin ataupun beban gempa yang ditransfer melalui struktur portal ataupun
struktur lantai. Dengan adanya dinding geser yang kaku pada bangunan, sebagian
(shearwall) bermanfaat dalam menahan beban gempa arah lateral. Karena adanya
shearwall, mekanisme sendi plastis yang biasanya terjadi ketika struktur mengalami
gempa maka beban gempa akan dialirkan menuju kaki shearwall. Selain itu,
pemasangan shearwall dapat mengurangi simpangan antar tingkat gedung, hal ini
suatu subsistem struktur gedung yang fungsi utamanya adalah untuk memikul beban
geser akibat pengaruh gempa rencana. Kerusakan pada dinding ini hanya boleh
terjadi akibat momen lentur (bukan akibat gaya geser). Perencanaan dinding geser
sebagai elemen struktur penahan beban gempa pada gedung bertingkat dilakukan
dengan konsep gaya dalam (yaitu dengan hanya meninjau gaya-gaya dalam yang
1. Menentukan besar gaya pada dinding geser pada suatu konstruksi portal 6
1. Peraturan pembebanan antara lain berat sendiri, beban hidup, dan beban
(anonim 2, 2002)
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah mengumpulkan
data dari kajian literatur dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan metode analitis
Disusun oleh :
FEBRY ANANDA MS
07 0404 136
FAKULTAS TEKNIK
2013
Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga tugas akhir ini dapat
Tugas akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana Teknik Sipil
Saya menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak terlepas
dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang berperan
penting yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku Ketua Departemen Teknik Sipil
tenaga dan pikiran dalam membantu saya menyelesaikan tugas akhir ini.
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan selama ini kepada
saya.
Ayahanda Marlis. A dan Ibunda Sariati yang telah memberikan doa, motivasi,
semangat dan nasehat kepada saya. Terima kasih atas segala pengorbanan,
cinta, kasih sayang dan do’a yang tiada batas untuk saya. Adik-adik tercinta
Oktrymolvi MS dan Suci Indah Sari yang telah banyak membantu dan
6. Teristimewa dihati buat Ayu Silvia Delisa, yang banyak memberikan doa,
7. Buat saudara/i seperjuangan 07 Dimas, Arsad, Tomo, Sam, Inchen, Jora, Hafiz,
Arul, Agung, Muna, Diki, Deddy, Dipa, Gufran, Faiz, Sadikin, Vina, Dina, Ina,
Dita, serta teman-teman mahasiswa/i angkatan 2007 dan mahasiswa sipil lainnya
yang tidak dapat disebutkan seluruhnya terima kasih atas semangat dan
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari
dalam hal ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan semoga tugas akhir ini dapat
Penulis
( Febry Ananda MS )
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................... i
4.1.Umum ................................................................................................ 35
Tabel 4.1. Berat Sendiri atau Beban Mati (wbs) tiap lantai
Tabel 4.7. Gaya-Gaya yang Terjadi pada Dinding Geser dari Hasil Program
SAP2000
Tabel 4.8. Perbandingan Beban Lateral pada Dinding Geser dan Seluruh Bangunan
Tabel 4.12. Hasil dan Pembahasan Struktur Dinding Geser dan Struktur Dinding
C : koefisien gempa
D : beban mati, kN
E : beban gempa, kN
L : beban hidup, kN
U : kuat perlu, kN
W : beban angin, kN
Ø : faktor reduksi