LAPORAN
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Jembatan yang
diampu oleh Dr. Sudjani, M. Pd
Oleh:
Tazkia Chandra Pelita Sukma
NIM 1700168
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
Contoh jembatan ini sering kali kita lihat di jalur penyebrangan ataupun di setiap
halte busway.
Sedangkan bahan baku pembuatan jembatan terbagi menjadi beberapa macam
yaitu beton, kayu, beton prategang, baja dan komposit. Bahan konstruksi setiap
jembatan disesuaikan dengan fungsi dan tingkat beban yang akan diterima
jembatan.
Adapun yang dimaksud dengan struktur atas jembatan adalah semua komponen
yang berada di atas perletakan jembatan. Fungsi dari struktur atas adalah sebagai
elemen horizontal yang menahan beban-beban di atas lantai kendaraan untuk
ditransferkan elemen struktur bawah atau ke perletakan.
6
7
dapat menahan beban horizontal sebesar 100 kg/m yang bekerja pada ketinggian
100 cm di atas lantai trotoar.
1 1
Mmaks= 80% q l2= 80%. . 210. 22= 84 kgm
8 8
1 1
Momen inersia (Ip)= 𝜋(D4-d4)= 𝜋((8)4-(7)4)= 83,237 cm4
64 64
1 (D⁴−d⁴) 1 (8⁴−7⁴)
Momen tahanan (Wx)=
32
𝜋 = 𝜋 = 20,79 cm4
𝑑⁴ 32 7⁴
3. Kontrol tegangan
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 8400 𝑘𝑔𝑐𝑚
𝜎= = = 404,04 kg/cm² ≤ 𝜎̅= 1400 kg/cm2 … (aman)
𝑊𝑥 20,79 𝑐𝑚⁴
8
Diketahui:
b= 10 cm=100 mm h= 16 cm= 160 mm
d= 3 cm= 30 mm dx= h-d= 160-30=130 mm
Mutu baja tulangan U24= Fy= 240 Mpa
Fc’= 25 Mpa, karena fc’< 30MPa → β = 0,85
3. Penulangan
Mu= 1388,9 kgm= 13,889 kNm= 13,889.106 Nmm
𝑀𝑢 13,889.10^6
Mn=
∅
= = 17,361.106 Nmm
0,8
Diketahui:
b= 100 cm=1000 mm h= 20 cm= 2000 mm
d= 3 cm= 30 mm dx= h-d= 200-30=170 mm
1,4 1,4
𝜌min= = = 0,00583
𝑓𝑦 240
𝑓𝑐′ 600 25 600
𝜌𝑏= 0,85𝛽 1 ( )= 0,85. 0,85. ( )= 0,0538
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦 240 600+240
Penulangan Kerb:
Mutu baja tulangan U39= Fy= 400 Mpa
Fc’= 25 Mpa, karena fc’< 30MPa → β = 0,85
b= 20 cm= 200 mm h= 20 cm= 200 mm
d= 18 cm= 180 mm dx= h-d= 200-180=20 mm
1,4 1,4
𝜌min= = = 0,0035
𝑓𝑦 400
𝑓𝑐′ 600 25 600
𝜌𝑏= 0,85𝛽 1 ( )= 0,85. 0,85. ( )= 0,0271
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦 400 600+400
𝑏 200
Jarak tulangan= = = 100 mm
𝑛 2
b. Beban hidup
Beban hidup yang diperhitungkan pada lantai kendaraan adalah beban T
(PPPJJR pasal 1.2.3. halaman 5). Beban T adalah beban yang merupakan
kendaraan truk yang mempunyai beban roda ganda sebesar 10 ton. Penyebaran
gaya akan menurut sudut 45o sebagai berikut:
b. Beban hidup
1) Kondisi saat 1 roda berada pada pelat
16
Ra. 2= 1,6334+9,411
Ra = 5,522 ton
Mmaks= Ra.0,71 – (q.0,42) (0,5.0,42+0,5. 0,58)
= 5,522 (0,71)- (18,519. 0,42) (0,5)= 0,031 tm
Diambil Mll terbesar yaitu 6,450 tm
Mo= 1,2 Mdl + 1,6 Mll= 1,2 (0,391)+1,6 (6,450)= 10,790 tm
Sehingga berdasarkan koefisien momen maka diperoleh momen sebagai berikut:
c. Momen tumpuan
1
M1= M6 = - (10,790)= -3,597 tm
3
2
M2= M3 = M4= M5= - (10,790)= -7,193 tm
3
d. Momen lapangan
3
M12= M56= (10,790)= 8,092 tm
4
5
M23= M34 = M45= (10,790)= 6,744 tm
8
17
Diketahui:
b= 100 cm=1000 mm h= 40 cm= 400 mm
d= 18 cm= 180 mm d’= 20 mm
Mutu baja tulangan Fy= 400 Mpa
Fc’= 25 Mpa, karena fc’< 30MPa → β = 0,85
1,4 1,4
𝜌min= = = 0,0035
𝑓𝑦 400
𝑓𝑐′ 600 25 600
𝜌𝑏= 0,85𝛽 1 ( )= 0,85. 0,85. ( )= 0,0271
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦 400 600+400
0,85.𝑓𝑐′ 2𝑀𝑛
𝜌perlu = (1-√1 −
0,85𝑓𝑐 ′ 𝑏𝑑²
)
𝑓𝑦
0,85.25 2(8,991.10⁷ )
= (1-√1 − )= 0,00746
400 0,85(25)(1000)(180)²
𝑏 1000
Jarak tulangan= =
𝑛
= 142,85 mm ≈ 140 mm
7
𝑏 1000
Jarak tulangan= =
𝑛
= 333,333 mm ≈ 300 mm
3
18
b. Tulangan lapangan
Mu= 8,092 tm= 8,092.107 Nmm
𝑀𝑢 8,092.107 ⁷
Mn=
∅
= = 10,115.10⁷ Nmm
0,8
0,85.𝑓𝑐′ 2𝑀𝑛
𝜌perlu = (1-√1 −
0,85𝑓𝑐 ′ 𝑏𝑑²
)
𝑓𝑦
0,85.25 2(10,115.10⁷ )
=
400
(1-√1 − )= 0,0085
0,85(25)(1000)(180)²
𝑏 1000
Jarak tulangan= = = 131,62 mm ≈ 100 mm
𝑛 8
𝑏 1000
Jarak tulangan= = = 250 mm
𝑛 4
2. Beban hidup
Menurut PPPJJR pasal 1.2.2.4.a halaman 6 untuk perhitungan kekuatan
gelagar-gelagar harus digunakan beban “ D “. Beban D adalah susunan beban pada
setiap jalur lalu lintas yang terdiri dari beban terbagi rata sebesar “q” ton per meter
panjang per jalur, dan beban garis “P” ton per jalur lalu lintas tersebut.
Untuk memperhitungkan pengaruh getaran-getaran dan pengaruh dinamis
lainnya, tegangan- tegangan akibat beban garis P harus dikalikan dengan
koefisien kejut. Sedangkan beban merata q tidak dikalikan dengan koefisien kejut.
Besarnya koefisien kejut ditentukan sesuai dengan PPPJJR pasal 1.3. hal 10:
20 20
Faktor kejut (k)= 1+ = 1+ = 1,308
50+𝐿 50+15
3. Analisis Mekanika
a. Akibat beban mati
Gambar 3.19 Pembebanan Akibat Beban Hidup dan Mati Gelagar Utama
21
5𝑥3
Ra= = 1 ton
15
(5𝑥12)+(10𝑥15)
Rb= = 14 ton
15
(5𝑥8)+(10𝑥5)
Ra= = 6 ton
15
(5𝑥7)+(10𝑥10)+(10𝑥15)
Rb= = 19 ton
15
c. Alternatif 3
(5𝑥11,5)+(10𝑥8,5)+(10𝑥3,5)
Ra= = 11,833 ton
15
(10𝑥11,5)+(10𝑥6,5)+(5𝑥3,5)
Rb= = 13,167 ton
15
(5𝑥15)+(10𝑥12)+(10𝑥7)
Ra= = 17,667 ton
15
(10𝑥8)+(10𝑥3)
Rb= = 7,333 ton
15
5. Penulangan gelagar
77,393.10⁷
a=
(4845.10⁴ − 21250a)
= 22,8 mm ≤ hf= 200 mm balok T palsu, maka
0,85.25 2(77,393.10⁷ )
=
400
(1-√1 − )= 0,0038
0,85(25)(400)(1140)²
𝑏 400
Jarak tulangan= = = 100 mm
𝑛 4
b. Tulangan tumpuan
Mu= 1/3 Mlap= 1/3. 61,914.107= 20,638. 107 Nmm
𝑀𝑢 20,638.107 ⁷
Mn= = = 25,798.10⁷ Nmm
∅ 0,8
0,85.𝑓𝑐′ 2𝑀𝑛
𝜌perlu = (1-√1 − )
𝑓𝑦 0,85𝑓𝑐 ′ 𝑏𝑑²
0,85.25 2(25,798.10⁷ )
= (1-√1 − )= 0,0012
400 0,85(25)(400)(1140)²
𝑏 400
Jarak tulangan= = = 100 mm
𝑛 4
(a) (b)
Gambar 3.21 Sket Penulangan Daerah Tumpuan (a) dan Lapangan (b) Gelagar
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Konstruksi monolit (monolite structure) adalah konstruksi dari material yang
memiliki kesamaan jenis dari segi material maupun kemampuan menahan beban.
Umumnya konstruksi merupakan beton atau baja yang secara teknis direncanakan
untuk menerima beban-beban yang sangat besar seperti pada bangunan jembatan.
Hasil perhitungan dari setiap komponen bangunan atas jembatan dapat diketahui
dalam penjabaran pembahasan bagian BAB III dari isi laporan.
Dengan demikian dalam perencanaan pembuatan jembatan dengan tipe monolit
perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi jembatan tersebut.
Penerapan rekayasa teknik sangat diperlukan dalam pembangunan jembatan ini,
sehingga hasil dari perencanaan dapat diwujudkan sesuai dengan standar yang ada.
4.2 Rekomendasi
Pada perhitungan, diperlukan ketelitian yang tinggi dalam menentukan ukuran
dan dimensi. Sehingga mata kuliah Teknik Jembatan ini dituntut untuk disiplin dan
teliti.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..………… 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………...…………...… 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….………… 1
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………...… 1
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………...…..…………… 2
1.5 Sistematika Penulisan………………………………………………………… 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………… 3
2.1 Pengertian Jembatan…………………………………..……………………… 3
2.2 Fungsi Jembatan…………………………………………………………….... 3
2.3 Struktur Jembatan…………………………………………………………….. 4
2.4 Bagian-Bagian Jembatan Beton Bertulang………………………………...… 4
BAB III PEMBAHASAN……………………………..…………………...…… 6
3.1 Data Perencanaan……………………………...……………………...……… 6
3.2 Perhitungan Pipa Sandaran………………………………………...………… 6
3.3 Perhitungan Tiang Sandaran……………………………………………...….. 8
3.4 Perhitungan Trotoar…………………………...……………………….…… 11
3.5 Perhitungan Kerb………………………………...…………………….…… 12
3.6 Perhitungan Pelat Lantai Kendaraan………………………………..…….… 14
3.7 Perhitungan Gelagar Jembatan…………………………………………....… 19
BAB IV PENUTUP……………………………………………………….…… 26
4.1 Simpulan……………………………………………………………….…… 26
4.2 Rekomendasi…………………………………..……………………….…… 26
DAFTAR PUSTAKA…………………………….………………………….… 27
LAMPIRAN
ii
ii
LAMPIRAN