Jembatan
Dosen Pengempu :
H. Musthofa, ST.MT
Disusun Oleh :
Yuliani Wahyu Sardana
(16.22201.1.071)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan keridhoan- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Jembatan ini
dengan baik.
Makalah ini, di buat untuk kepentingan penulis dalam memenuhi tugas mata kuliah
Struktur Jembatan, dan sebagai bahan pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas.
penulis menyadari bahwa dalam sistematika penulisan dan penyusunan makalah ini baik
sebagian atau keseluruhan belum sepenuhnya benar, untuk itu kritik dan saran dari Dosen
Pengajar sangatlah diharapkan untuk kesempurnaan dalam penulisan dan penyusunan makalah
selanjutnya.
Terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu penulis, dalam menyelesaikan
tugas makalah ini.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat kepentingannya
tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan studi menarik. Suatu
jembatan tunggal diatas sungai kecil akan dipandang berbeda oleh tiap orang, sebab
pengelihatan/pandangan masing-masing orang yang melihat berbeda pula. Seseorang yang
melintasi jembatan setiap hari pada saat pergi bekerja, hanya dapat melintasi sungai apabila
ada jembatan, dan ia menyatakan bahwa jembatan adalah sebuah jalan yang diberi sandaran
pada tepinya. Tentunya bagi seorang pemimpin pemerintahan dan dunia bisnis akan
memang hal yang berbeda pula.
Dari keterangan diatas, dapat dilihat bahwa jembatan merupakan suatu sistem
transportasi untuk tiga hal, yaitu :
1. Merupakan pengontrol kapasitas dari sistem
2. Mempunyai biaya tertinggi per mil dari sistem
3. Jika jembatan runtuh maka sistem akan lumpuh.
Bila lebar jembatan kurang lebar untuk menampung jumlah jalur yang diperlukan oleh
lalu lintas, jembatan akan menghambat laju lalu lintas. Dalam hal ini jembatan akan
menjadi pengontrol volume dan berat lalu lintas yang dapat dilayani oleh sistem
transportasi. Oleh karena itu, jembatan dapat dikatakan mempunyai fungsi keseimbangan
(balancing ) dari sistem transportasi.
Pada saat yang penting untuk membangun jembatan, akan muncul pertanyaan : Jenis
jembatan apa yang tepat untuk dibangun? Dari catatan design, ada banyak kemungkinan.
Sehingga kreativitas dan kemampuan perencana memainkan peranan besar dalam
menjawab pertanyaan tersebut.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan Apa saja jenis-jenis jembatan yang
dapat dibangun.
TEORI
Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara
lain :
1. Jembatan plat (slab bridge)
Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 3
2. Jembatan plat berongga (voided slab bridge)
3. Jembatan gelagar (girder bridge)
4. Jembatan rangka (truss bridge)
5. Jembatan pelengkung (arch bridge)
6. Jembatan gantung (suspension bridge)
7. Jembatan kabel (cable stayed bridge)
8. Jembatan cantilever (cantilever bridge)
1. Jembatan kayu
Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang mempunyai panjang relatif pendek
dengan beban yang diterima relatif ringan. Meskipun pembuatannya menggunakan
bahan utama kayu, struktur dalam perencanaan atau pembuatannya harus
memperhatikan dan mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika).
3. Jembatan beton bertulang dan jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
Jembatan dengan beton bertulang pada umumnya hanya digunakan untuk bentang
jembatan yang pendek. Untuk bentang yang panjang seiring dengan perkembangan
zaman ditemukan beton prategang. Dengan beton prategang bentang jembatan yang
panjang dapat dibuat dengan mudah.
4. Jembatan baja
5. Jembatan komposit
Jembatan komposit merupakan perpaduan antara dua bahan yang sama atau berbeda
dengan memanfaatkan sifat menguntungkan dari masing – masing bahan tersebut,
sehingga kombinasinya akan menghasilkan elemen struktur yang lebih efisien.
Jembatan alang adalah struktur jembatan yang sangat sederhana dimana jembatan
hanya berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang penopang pada kedua
pangkalnya. Asal usul struktur jembatan alang berawal dari jembatan balok kayu
sederhana yang di pakai untuk menyeberangi sungai. Di zaman modern, jembatan
alang terbuat dari balok baja yang lebih kokoh. Panjang sebuah balok pada jembatan
alang biasanya tidak melebihi 250 kaki (76 m). Karena, semakin panjang balok
jembatan, maka akan semakin lemah kekuatan dari jembatan ini. Oleh karena itu,
struktur jembatan ini sudah jarang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang dekat
saja. Jembatan alang terpanjang di dunia saat ini adalah jembatan alang yang terletak
di Danau Pontchartrain Causeway di selatan Louisiana, Amerika Serikat. Jembatan ini
memiliki panjang 23,83 mil (38,35 km), dan lebar 56 kaki (17 m).
Jenis Jembatan Gantung ini juga dikenal sebagai jembatan gantung dek atas. Struktur
jembatan ini berbeda dengan pendahulunya, jembatan gantung sederhana. Dek / lantai
jembatan ini berada di atas kabel utamanya. Jembatan jenis ini sangat jarang dibangun
karena tidak memiliki kestabilan dikarenakan kabel utamanya yang berada di bawah
dek jembatan. Tumpuan kabel utama dari jembatan ini sama seperti jembatan suspensi
sederhana (Simple Suspension Bridge) yaitu pada ujung ujung jembatan, ditanam ke
dalam tanah.
Jembatan ini juga disebut jembatan gantung yang paling umum digunakan dari beberapa
jenisnya. Menggunakan kabel suspensi yang ditanam di tanah. Suspender jembatan ini
menyuport dek/ lantai jembatan yang ada di bawah kabel suspensi utama. Dek jembatan
ini dibuat kaku dan bisa dilalui oleh kendaraan berat dan lalu lintas rel. Jembatan ini
Jembatan ini hampir sama dengan jembatan berjenis Suspended Deck Suspension
Bridge. Bedanya hanya pada penanaman ujung kabel suspensi utama. Ujung dari kabel
suspensi utama dari jembatan gantung ini melekat pada masing masing ujung dek dan
tidak ditanam ke tanah melainkan menggunakan jangkar buatan untuk menanamnya.
Untuk itu jembatan jenis ini sangat cocok dibangun pada daerah yang tidak mempunyai
struktur tanah yang stabil dan sulit membuat penahan jembatan. Seperti contoh di
Negara Jepang.
Jembatan Suspensi sangat banyak memiliki kelebihan. Dia jauh lebih fleksibel, karena
dia mampu menahan gempa dan kekuatan alam lainnya. Garis garis yang dibuat oleh
kabel utama maupun kabel vertikalnya membuat jembatan ini terkesan ramping dan
memiliki estetika yang menarik.
Jembatan kerangka adalah salah satu jenis tertua dari struktur jembatan modern.
Jembatan kerangka dibuat dengan menyusun tiang-tiang jembatan membentuk kisi-
kisi agar setiap tiang hanya menampung sebagian berat struktur jembatan tersebut.
Jembatan beton prategang merupakan suatu perkembangan mutakhir dari bahan beton.
Pada Jembatan beton prategang diberikan gaya prategang awal yang dimaksudkan
untuk mengimbangi tegangan yang terjadi akibat beban. Jembatan beton prategang
dapat dilaksanakan dengan dua sistem yaitu post tensioning dan pre tensioning. Pada
sistem post tensioning tendon prategang ditempatkan di dalam duct setelah beton
mengeras dan transfer gaya prategang dari tendon pada beton dilakukan dengan
penjangkaran di ujung gelagar. Pada pre tensioning beton dituang mengelilingi tendon
prategang yang sudah ditegangkan terlebih dahulu dan transfer gaya prategang
terlaksana karena adanya ikatan antara beton dengan tendon. Jembatan beton
prategang sangat efisien karena analisa penampang berdasarkan penampang utuh.
Jembatan jenis ini digunakan untuk variasi bentang jembatan 20 - 40 meter.
Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton konvensional maupun
prategang. box girder terutama digunakan sebagai gelagar jembatan, dan dapat
dikombinasikan dengan sistem jembatan gantung, cable-stayed maupun bentuk
pelengkung. Manfaat utama dari box girder adalah momen inersia yang tinggi dalam
kombinasi dengan berat sendiri yang relatif ringan karena adanya rongga ditengah
penampang. box girder dapat diproduksi dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk
trapesium adalah yang paling banyak digunakan. Rongga di tengah
box memungkinkan pemasangan tendon prategang diluar penampang beton. Jenis
gelagar ini biasanya dipakai sebagai bagian dari gelagar segmental, yang kemudian
disatukan dengan sistem prategang post tensioning. Analisa fullprestressing suatu
desain dimana pada penampang tidak diperkenankan adanya gaya tarik, menjamin
kontinuitas dari gelagar pada pertemuan segmen. Jembatan ini digunakan untuk variasi
panjang bentang 20 – 40 meter.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Supriyadi, Bambang. Agus Setyo Muntihar. 2007. Jembatan. Yogyakarta. Beta Ofsset.