Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Jembatan

Dosen Pengempu :
H. Musthofa, ST.MT
Disusun Oleh :
Yuliani Wahyu Sardana
(16.22201.1.071)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS BOJONEGORO
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan keridhoan- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Jembatan ini
dengan baik.
Makalah ini, di buat untuk kepentingan penulis dalam memenuhi tugas mata kuliah
Struktur Jembatan, dan sebagai bahan pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas.
penulis menyadari bahwa dalam sistematika penulisan dan penyusunan makalah ini baik
sebagian atau keseluruhan belum sepenuhnya benar, untuk itu kritik dan saran dari Dosen
Pengajar sangatlah diharapkan untuk kesempurnaan dalam penulisan dan penyusunan makalah
selanjutnya.
Terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu penulis, dalam menyelesaikan
tugas makalah ini.

Bojonegoro, 18 Mei 2019

Penulis

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................................................ 2

BAB II TEORI ......................................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Jembatan ....................................................................................................................... 3


2.2 Jenis-jenis Jembatan ....................................................................................................................... 3

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro ii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat kepentingannya
tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan studi menarik. Suatu
jembatan tunggal diatas sungai kecil akan dipandang berbeda oleh tiap orang, sebab
pengelihatan/pandangan masing-masing orang yang melihat berbeda pula. Seseorang yang
melintasi jembatan setiap hari pada saat pergi bekerja, hanya dapat melintasi sungai apabila
ada jembatan, dan ia menyatakan bahwa jembatan adalah sebuah jalan yang diberi sandaran
pada tepinya. Tentunya bagi seorang pemimpin pemerintahan dan dunia bisnis akan
memang hal yang berbeda pula.
Dari keterangan diatas, dapat dilihat bahwa jembatan merupakan suatu sistem
transportasi untuk tiga hal, yaitu :
1. Merupakan pengontrol kapasitas dari sistem
2. Mempunyai biaya tertinggi per mil dari sistem
3. Jika jembatan runtuh maka sistem akan lumpuh.

Bila lebar jembatan kurang lebar untuk menampung jumlah jalur yang diperlukan oleh
lalu lintas, jembatan akan menghambat laju lalu lintas. Dalam hal ini jembatan akan
menjadi pengontrol volume dan berat lalu lintas yang dapat dilayani oleh sistem
transportasi. Oleh karena itu, jembatan dapat dikatakan mempunyai fungsi keseimbangan
(balancing ) dari sistem transportasi.

Pada saat yang penting untuk membangun jembatan, akan muncul pertanyaan : Jenis
jembatan apa yang tepat untuk dibangun? Dari catatan design, ada banyak kemungkinan.
Sehingga kreativitas dan kemampuan perencana memainkan peranan besar dalam
menjawab pertanyaan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Apa saja jenis-jenis jembatan yang dapat dibangun?

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 1


1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan Apa saja jenis-jenis jembatan yang
dapat dibangun.

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 2


BAB II

TEORI

2.1 Pengertian Jembatan


Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti
lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang
melintang tidak sebidang dan lain-lain.

2.2 Jenis-Jenis Jembatan


Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Jembatan jalan raya (highway bridge)
2. Jembatan jalan kereta api (railway bridge)
3. Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge)

Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :


1. Jembatan di atas sungai atau danau
2. Jembatan di atas lembah
3. Jembatan di atas jalan yang ada (fly over)
4. Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert)
5. Jembatan di dermaga (jetty)

Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam,


antara lain :
1. Jembatan kayu (log bridge)
2. Jembatan beton (concrete bridge)
3. Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
4. Jembatan baja (steel bridge)
5. Jembatan komposit (compossite bridge)

Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara
lain :
1. Jembatan plat (slab bridge)
Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 3
2. Jembatan plat berongga (voided slab bridge)
3. Jembatan gelagar (girder bridge)
4. Jembatan rangka (truss bridge)
5. Jembatan pelengkung (arch bridge)
6. Jembatan gantung (suspension bridge)
7. Jembatan kabel (cable stayed bridge)
8. Jembatan cantilever (cantilever bridge)

Klasifikasi Jembatan menurut letak lantai jembatan :


1. Jembatan Lantai Atas yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan (sebagai tempat
lalu lintas kendaraan) terletak disisi atas struktur utama jembatan
2. Jembatan Lantai Bawah yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan (sebagai
tempat lalu lintas kendaraan) terletak disisi bawah struktur utama jembatan
3. Jembatan Lantai Tengah yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan (sebagai
tempat lalu lintas kendaraan) terletak disisi tengah struktur utama jembatan
4. Jembatan Lantai Ganda yaitu jembatan dimana sisi atas dan sisi bawah dari
jembatan digunakan untuk lalu lintas kendaraan.

Berdasarkan panjang bentangnya, jembatan dibagi menjadi:


1. Jembatan dengan bentang pendek (kurang dari 40 m)
2. Jembatan dengan bentang menengah (antara 40 m sampai 125 m)
3. Jembatan dengan bentang panjang (lebih dari 125 m)

Pengelompokan Jembatan berdasarkan fungsinya


1. Jembatan jalan raya (highway bridge)
Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan baik
kendaraan berat maupun ringan. Jembatan jalan raya ini menghubungkan antara
jalan satu ke jalan lainnya.
2. Jembatan penyeberangan (foot bridge)
Jembatan yang digunakan untuk penyeberangan jalan. Fungsi dari jembatan ini
yaitu untuk memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati jembatan
penyeberangan tersebut dan memberikan keamanan serta mengurangi faktor
kecelakaan bagi penyeberang jalan.
3. Jembatan kereta api (railway bridge)

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 4


Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api. Perencanaan
jembatan ini dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan, hingga beban yang
diterima oleh jembatan disesuaikan dengan kereta api yang melewati jembatan
tersebut.
4. Jembatan darurat
Jembatan darurat adalah jembatan yang direncanakan dan dibuat untuk
kepentingan darurat dan biasanya dibuat hanya sementara. Umumnya jembatan
darurat dibuat pada saat pembuatan jembatan baru dimana jembatan lama harus
dilakukan pembongkaran, dan jembatan darurat dapat dibongkar setelah jembatan
baru dapat berfungsi.

Pengelompokan Jembatan berdasarkan bahan konstruksinya

1. Jembatan kayu

Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang mempunyai panjang relatif pendek
dengan beban yang diterima relatif ringan. Meskipun pembuatannya menggunakan
bahan utama kayu, struktur dalam perencanaan atau pembuatannya harus
memperhatikan dan mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika).

2. Jembatan pasangan batu dan batu bata

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 5


Jembatan pasangan batu dan bata merupakan jembatan yang konstruksi utamanya
terbuat dari batu dan bata. Untuk membuat jembatan dengan batu dan bata umumnya
konstruksi jembatan harus dibuat melengkung. Seiring perkembangan zaman jembatan
ini sudah tidak digunakan lagi.

3. Jembatan beton bertulang dan jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)

Jembatan dengan beton bertulang pada umumnya hanya digunakan untuk bentang
jembatan yang pendek. Untuk bentang yang panjang seiring dengan perkembangan
zaman ditemukan beton prategang. Dengan beton prategang bentang jembatan yang
panjang dapat dibuat dengan mudah.

4. Jembatan baja

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 6


Jembatan baja pada umumnya digunakan untuk jembatan dengan bentang yang panjang
dengan beban yang diterima cukup besar. Seperti halnya beton prategang, penggunaan
jembatan baja banyak digunakan dan bentuknya lebih bervariasi, karena dengan
jembatan baja bentang yang panjang biayanya lebih ekonomis.

5. Jembatan komposit

Jembatan komposit merupakan perpaduan antara dua bahan yang sama atau berbeda
dengan memanfaatkan sifat menguntungkan dari masing – masing bahan tersebut,
sehingga kombinasinya akan menghasilkan elemen struktur yang lebih efisien.

Pengelompokan Jembatan berdasarkan tipe konstruksinya

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 7


1. Jembatan Alang (Beam Bridge)

Jembatan alang adalah struktur jembatan yang sangat sederhana dimana jembatan
hanya berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang penopang pada kedua
pangkalnya. Asal usul struktur jembatan alang berawal dari jembatan balok kayu
sederhana yang di pakai untuk menyeberangi sungai. Di zaman modern, jembatan
alang terbuat dari balok baja yang lebih kokoh. Panjang sebuah balok pada jembatan
alang biasanya tidak melebihi 250 kaki (76 m). Karena, semakin panjang balok
jembatan, maka akan semakin lemah kekuatan dari jembatan ini. Oleh karena itu,
struktur jembatan ini sudah jarang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang dekat
saja. Jembatan alang terpanjang di dunia saat ini adalah jembatan alang yang terletak
di Danau Pontchartrain Causeway di selatan Louisiana, Amerika Serikat. Jembatan ini
memiliki panjang 23,83 mil (38,35 km), dan lebar 56 kaki (17 m).

2. Jembatan Penyangga (Cantilever Bridge)

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 8


Berbeda dengan jembatan alang, struktur jembatan penyangga berupa balok horizontal
yang disangga oleh tiang penopang hanya pada salah satu pangkalnya. Pembangunan
jembatan penyangga membutuhkan lebih banyak bahan dibanding jembatan alang.
Jembatan penyangga biasanya digunakan untuk mengatasi masalah pembuatan
jembatan apabila keadaan tidak memungkinkan untuk menahan beban jembatan dari
bawah sewaktu proses pembuatan. Jembatan jenis ini agak keras dan tidak mudah
bergoyang, oleh karena itu struktur jembatan penyangga biasanya digunakan untuk
memuat jembatan rel kereta api. Jembatan penyangga terbesar di dunia saat ini adalah
jembatan penyangga Quebec Bridge di Quebec, Kanada. Jembatan ini memiliki
panjang 549 meter (1.801 kaki).

3. Jembatan Lengkung (Arch Bridge)

Jembatan lengkung memiliki dinding tumpuan pada setiap ujungnya. Jembatan


lengkung yang paling awal diketahui dibangun oleh masyarakat Yunani, contohnya
adalah Jembatan Arkadiko. Beban dari jembatan akan mendorong dinding tumpuan
pada kedua sisinya.

4. Jembatan Gantung (Suspension Bridge)

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 9


Dahulu, jembatan gantung yang paling awal digantungkan dengan menggunakan tali
atau dengan potongan bambu. Jembatan gantung modern digantungkan dengan
menggunakan kabel baja. Pada jembatan gantung modern, kabel menggantung dari
menara jembatan kemudian melekat pada caisson (alat berbentuk peti terbalik yang
digunakan untuk menambatkan kabel di dalam air) atau cofferdam (ruangan di air
yang dikeringkan untuk pembangunan dasar jembatan). Caisson atau cofferdam akan
ditanamkan jauh ke dalam lantai danau atau sungai. Deck/ lantai jembatan di tahan
oleh kabel vertikal yang dihubungkan pada kabel suspensi di atasnya. Kabel suspensi
adalah bagian terpenting dari jembatan bersuspensi, karena fungsinya adalah menahan
beban lantai jembatan yang nantinya diteruskan ke tumpuan yang ada di ujung
jembatan. Kabel suspensi ini juga didukung oleh suatu menara yang tugasnya
membawa berat daripada Dek jembatan. Jenis jembatan ini pada awalnya digunakan
dalam medan pegunungan. Daerah yang pertama kali membangun jembatan jenis ini
adalah di sekitar Tibet dan Bhutan. Jembatan gantung terpanjang di dunia saat ini
adalah Jembatan Akashi Kaikyo di Jepang. Jembatan ini memiliki panjang 12.826
kaki (3.909 m) .

Jembatan Suspensi ini juga dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

a. Jembatan Suspensi Sederhana (Simple Suspension Bridge)

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 10


jenis ini adalah tipe pertama dari Jembatan Suspensi yang telah dibangun. Jangkar di
kedua sisinya mendukung dek/ lantai jembatan dan tidak memiliki menara/dermaga
untuk dukungan tambahan di tengahnya. Jembatan ini biasanya memiliki busur ke atas
dan ke bawah, yang terbentuk karena dek/ lantai jembatan. Jembatan ini termasuk
jembatan fleksibel yang didukung oleh kabel suspensi. Jenis jembatan ini tidak
digunakan untuk menahan beban yang sangat berat karena lantai jembatan memiliki
kapasitas beban yang terbatas, biasanya hanya pejalan kaki yang hendak menyeberang
sungai, lembah maupun jurang.

b. Underspanned Suspension Bridge

Jenis Jembatan Gantung ini juga dikenal sebagai jembatan gantung dek atas. Struktur
jembatan ini berbeda dengan pendahulunya, jembatan gantung sederhana. Dek / lantai
jembatan ini berada di atas kabel utamanya. Jembatan jenis ini sangat jarang dibangun
karena tidak memiliki kestabilan dikarenakan kabel utamanya yang berada di bawah
dek jembatan. Tumpuan kabel utama dari jembatan ini sama seperti jembatan suspensi
sederhana (Simple Suspension Bridge) yaitu pada ujung ujung jembatan, ditanam ke
dalam tanah.

c. Stressed Ribbon Bridge

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 11


Struktur dari jembatan ini mirip dengan Jembatan Gantung Sederhana. Kabel sebagai
unsur struktur penahan ditanam di Dek. Dek/ lantai jembatan tersebut membentuk huruf
“U” pada bentang antar tumpuannya. Ini terbentuk karena Kabel/pita dikenai kompresi,
dengan begitu jembatan ini menjadi kaku dan tidak bergoyang atau memantul. Jembatan
ini dibuat dengan memperkuat beton dengan diberi kabel tegangan baja. Ini adalah salah
satu jenis jembatan suspensi terkuat dan juga bisa digunakan untuk lalu lintas
kendaraan.

d. Suspended Deck Suspension Bridge

Jembatan ini juga disebut jembatan gantung yang paling umum digunakan dari beberapa
jenisnya. Menggunakan kabel suspensi yang ditanam di tanah. Suspender jembatan ini
menyuport dek/ lantai jembatan yang ada di bawah kabel suspensi utama. Dek jembatan
ini dibuat kaku dan bisa dilalui oleh kendaraan berat dan lalu lintas rel. Jembatan ini

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 12


juga menggunakan menara/ tiang untuk membantu kabel suspensi menyalurkan beban
ke pondasi jembatan.

e. Self Anchored Suspension Bridge

Jembatan ini hampir sama dengan jembatan berjenis Suspended Deck Suspension
Bridge. Bedanya hanya pada penanaman ujung kabel suspensi utama. Ujung dari kabel
suspensi utama dari jembatan gantung ini melekat pada masing masing ujung dek dan
tidak ditanam ke tanah melainkan menggunakan jangkar buatan untuk menanamnya.
Untuk itu jembatan jenis ini sangat cocok dibangun pada daerah yang tidak mempunyai
struktur tanah yang stabil dan sulit membuat penahan jembatan. Seperti contoh di
Negara Jepang.

Jembatan Suspensi sangat banyak memiliki kelebihan. Dia jauh lebih fleksibel, karena
dia mampu menahan gempa dan kekuatan alam lainnya. Garis garis yang dibuat oleh
kabel utama maupun kabel vertikalnya membuat jembatan ini terkesan ramping dan
memiliki estetika yang menarik.

5. Jembatan Kabel-Penahan (Cable-Stayed Bridge)

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 13


Seperti jembatan gantung, jembatan kabel-penahan ditahan dengan menggunakan
kabel. Namun, yang membedakan jembatan kabel-penahan dengan jembatan gantung
adalah bahwa pada sebuah jembatan kabel-penahan jumlah kabel yang dibutuhkan
lebih sedikit dan menara jembatan menahan kabel yang lebih pendek. Jembatan kabel-
penahan yang pertama dirancang pada tahun 1784 oleh CT Loescher. Jembatan kabel-
penahan terpanjang di dunia saat ini adalah Jembatan Sutong yang melintas di atas
Sungai Yangtze di China.

6. Jembatan Kerangka (Truss Bridge)

Jembatan kerangka adalah salah satu jenis tertua dari struktur jembatan modern.
Jembatan kerangka dibuat dengan menyusun tiang-tiang jembatan membentuk kisi-
kisi agar setiap tiang hanya menampung sebagian berat struktur jembatan tersebut.

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 14


Kelebihan sebuah jembatan kerangka dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya
adalah biaya pembuatannya yang lebih ekonomis karena penggunaan bahan yang lebih
efisien. Selain itu, jembatan kerangka dapat menahan beban yang lebih berat untuk
jarak yang lebih jauh dengan menggunakan elemen yang lebih pendek daripada
jembatan alang. Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk dasar
berupa segitiga. Elemen rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya sehingga
setiap batang hanya menerima gaya aksial tekan atau tarik saja.

7. Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge)

Jembatan beton prategang merupakan suatu perkembangan mutakhir dari bahan beton.
Pada Jembatan beton prategang diberikan gaya prategang awal yang dimaksudkan
untuk mengimbangi tegangan yang terjadi akibat beban. Jembatan beton prategang
dapat dilaksanakan dengan dua sistem yaitu post tensioning dan pre tensioning. Pada
sistem post tensioning tendon prategang ditempatkan di dalam duct setelah beton
mengeras dan transfer gaya prategang dari tendon pada beton dilakukan dengan
penjangkaran di ujung gelagar. Pada pre tensioning beton dituang mengelilingi tendon
prategang yang sudah ditegangkan terlebih dahulu dan transfer gaya prategang
terlaksana karena adanya ikatan antara beton dengan tendon. Jembatan beton
prategang sangat efisien karena analisa penampang berdasarkan penampang utuh.
Jembatan jenis ini digunakan untuk variasi bentang jembatan 20 - 40 meter.

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 15


8. Jembatan Box Girder

Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton konvensional maupun
prategang. box girder terutama digunakan sebagai gelagar jembatan, dan dapat
dikombinasikan dengan sistem jembatan gantung, cable-stayed maupun bentuk
pelengkung. Manfaat utama dari box girder adalah momen inersia yang tinggi dalam
kombinasi dengan berat sendiri yang relatif ringan karena adanya rongga ditengah
penampang. box girder dapat diproduksi dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk
trapesium adalah yang paling banyak digunakan. Rongga di tengah
box memungkinkan pemasangan tendon prategang diluar penampang beton. Jenis
gelagar ini biasanya dipakai sebagai bagian dari gelagar segmental, yang kemudian
disatukan dengan sistem prategang post tensioning. Analisa fullprestressing suatu
desain dimana pada penampang tidak diperkenankan adanya gaya tarik, menjamin
kontinuitas dari gelagar pada pertemuan segmen. Jembatan ini digunakan untuk variasi
panjang bentang 20 – 40 meter.

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 16


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jenis-jenis jembatan yang dapat dibangun ialah :


1. Berdasarkan fungsinya
2. Berdasarkan lokasinya
3. Berdasarkan bahan konstruksinya
4. Berdasarkan tipe strukturnya
5. Klasifikasi Jembatan menurut letak lantai jembatan
6. Berdasarkan panjang bentangnya

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro 17


DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi, Bambang. Agus Setyo Muntihar. 2007. Jembatan. Yogyakarta. Beta Ofsset.

https://umsyiah.academia.edu/HerrySetiawan. Diakses tanggal 17 Mai 2019.

Jurusan Teknik Sipil Semester VI – Universitas Bojonegoro

Anda mungkin juga menyukai