Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONTRUKSI JEMBATAN

Disusun Oleh

Nama : JOVALLES SEPTRIADI


Kelas : XI DPIB

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMKN 01 MUKOMUKO
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Kontruksi Jembatan” ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik
kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Mukomuko, 10 Juni 2023


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Batasan Masalah....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kontruksi Jembatan.............................................................................................2
B. Fungsi Jembatan....................................................................................................................2
C. Jenis-Jenis Kontruksi Jembatan.............................................................................................2
D. Bentuk Kontruksi Jembatan...................................................................................................3
E. Komponen Kontruksi Jembatan........................................................................................................4
F. Struktur Kontruksi Jembatan............................................................................................................4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jembatan adalah suatu struktur bangunan yang dibangun untuk melewatkan lalu
lintas dan orang dari satu ujung jalan ke ujung jalan yang lain di seberangnya. Jembatan juga
didefinisikan sebagai suatu bangunan yang melewati penghalang berupa sungai, lembah,
saluran irigasi, jalan kererta api, dan jalan raya. Keberadaan jembatan saat ini terus
mengalami perkembangan, mulai dari bentuknya yang sederhana yaitu seperti jembatan
balok sampai yang ke bentuk yang modern seperti jembatan Cable Stayed , jembatan
Gantung (Suspension) dan jembatan Pelengkung (Arch Bridge).

Konstruksi  jembatan  adalah  suatu  konstruksi  bangunan  pelngkap sarana


trasportasi jalan yang menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lainnya, yang dapat
dilintasi oleh sesuatu benda bergerak misalnya suatu lintas yang terputus akibat suatu
rintangan  atau  sebab  lainnya,  dengan  cara  melompati  rintangan  tersebut  tanpa
menimbun/menutup rintangan itu dan apabila jembatan terputus maka lalu lintas akan
terhenti.

Kemudian, pondasi yang umum terdapat dalam jembatan, yakni jenis pondasi steel
pile, precast prestressed concrete pile, reinforced concrete pile, composite piles, dan
concrete cast in place. Melalui struktur pondasi yang kuat, maka jembatan akan berfungsi
secara layak dan mampu menahan beban dalam jumlah besar
Menurut (Asiyanto 2008) jembatan rangka baja adalah struktur jembatan yang terdiri
dari rangkaian batang – batang baja yang dihubungkan satu dengan yang lain. Beban atau
muatan yang dipikul oleh struktur ini akan diuraikan dan disalurkan kepada batang – batang
baja struktur tersebut, sebagai gaya – gaya tekan dan tarik, melalui titik – titik pertemuan
batang (titik buhul). Garis netral tiap – tiap batang yang bertemu pada titik buhul harus
saling berpotongan pada satu titik saja, untuk menghindari timbulnya momen sekunder
Keuntungan lainnya dari penggunaan bahan baja adalah lebih ekonomis, rendahnya
biaya pemasangan, lebih cepat dalam pelaksanaannya, mempunyai kekuatan yang tinggi,
dan mempunyai bentuk yang lebih bervariasi Jembatan pelengkung rangka baja (truss arch
bridge) tersusun dari batang-batang yang di hubungkan dengan pelat buhul, paku keling,
baut atau las. Pada batang-batang jembatan rangka dapat menahan gaya dalam bentuk aksial
tekan atau tarik. Adapun pemberian bentuk pelengkung itu sendiri bertujuan untuk
mengurangi momen lentur pada jembatan sehingga penggunaan material menjadi lebih
efisien. Di samping itu, jembatan pelengkung rangka baja mempunyai nilai arsitektural yang
tinggi dan memiliki struktur yang kuat serta memberikan kesan monumental .

B. Batasan Masalah
Konstruksi jembatan terdiri dari struktur bangunan atas yang meliputi balok girder,
lantai jembatan, dan rangka jembatan jika merupakan jembatan rangka, dan bagian-bagian
jembatan yang lain seperti balok atau gelagar jembatan dan perletakan jembatan. Kemudian
bangunan bawah jembatan yang terdiri dari pangkal jembatan atau abutment, pilar atau pier.
Bagian paling bawah dari jembata adalah pondasi. Dalam Tugas akhir ini hanya dibatasi
merencanakan bangunan atas jembatan saja
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kontruksi Jembatan


Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui
rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain berupa jalan air atau
jalan lalu lintas biasa (Struyk dan Veen, 1984). Jembatan sendiri merupakan suatu struktur
bangunan yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya
rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, saluran irigasi dan
pembuangan, jalan kereta api, waduk, dan lain-lain. Pembangun jembatan ini sendiri
butuh perencanaan bidang konstruksi. Desain dari jembatan bervariasi tergantung pada
fungsi dari jembatan atau kondisi bentuk permukaan bumi dimana jembatan tersebut
dibangun.

Konstruksi  jembatan  adalah  suatu  konstruksi  bangunan  pelengkap sarana


trasportasi jalan yang menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lainnya, yang dapat
dilintasi oleh sesuatu benda bergerak misalnya suatu lintas yang terputus akibat suatu
rintangan  atau  sebab  lainnya,  dengan  cara  melompati  rintangan  tersebut  tanpa
menimbun/menutup rintangan itu dan apabila jembatan terputus maka lalu lintas akan
terhenti.

Peranan jembatan terhadap transportasi adalah sebagai alat penghubung penghubung


antara daerah yang penting sekali bagi penyelenggaraan pemerintah, ekonomi kebutuhan
sosial, perniagaan, kebudayaan, pertahanan. Trasportasi sangat penting bagi ekonomi dan
pembangunan negara dan bangsa. Maju – mundurnya suatu negara, terutama dalam bidang
ekonomi sangat tergantung pada baik dan tidaknya sistem transportasi yang ada.

B. Fungsi Jembatan
Berdasarkan fungsinya, jembatan terbagi menjadi tiga jenis meliputi jembatan jalan
raya, jembatan jalan kereta api, dan jembatan pejalan kaki.

1. Jembatan Jalan Raya (Highway Bridge) = untuk sarana transportasi berbagai kendaraan
di jalan seperti Jembatan Suramadu, Jembatan Ampera dan lainnya.
2. Jembatan Jalan Kereta Api (Railway Bridge) = dibangun khusus untuk jalur kereta api
yang terhubung antar kota ataupun antar pulau, yang terhambat oleh aliran sungai atau
sejenisnya.
3. Jembatan Pejalan Kaki/Penyeberangan (Pedestrian Bridge) = berfungsi untuk jalur
menyebrang bagi pejalan kaki. Contoh jembatan di jalur penyebrangan ataupun di setiap
halte bus.

C. Jenis-Jenis Kontruksi Jembatan


1. Jembatan Plat Berongga (Voided Slab Bridge) = terbuat dari plat beton prategang yang
biasa digunakan untuk bentangan yang lebih panjang.
2. Jembatan Gelagar (Girder Bridge) = terdiri dari berbagai macam gelangar meliputi I
girder, box girder dan U/V Girder.
2
3. Jembatan Rangka (Truss Bridge) = berfungsi menyusun tiang-tiang jembatan yang
berupa rangka membentuk segitiga. Setiap struktur rangka yang terhubung harus
ditekankan terhadap beban statis dan dinamis.
4. Jembatan Pelengkung (Arch Bridge) = struktur jembatan berbentuk setengah lingkaran
dengan abutmen pada kedua sisinya.
5. Jembatan Gantung (Suspension Bridge) = sebagai pemikul langsung beban lalu lintas
yang melewatinya. Seluruh beban yang melewati di atasnya akan ditahan oleh sepasang
kabel penahan yang bertumpu di atas dua pasang menara dan dua pasang blok angkur.
6. Jembatan Kabel (Cable Stayed Bridge) = terbuat dari kabel baja yang kuat dan kokoh
untuk menahan setiap beban yang melewati jembatan.
7. Jembatan Cantilever (Cantilever Bridge) = balok jembatan dicor (cast in situ) atau
dipasang (precast). Segmen sebagai kantilever di satu atau kedua sisi berfungsi
mengimbangi balok beton yang sudah dibuat.

D. Bentuk Kontruksi Jembatan


1. Jembatan rangka (Truss Bridge)
Truss Bridge adalah jembatan yang segi konstruksi lebih kokoh karena
menggunakan kerangka truss yang berbentuk triangular. Meski tidak menancap ke tanah,
namun tiang jembatan menjadi lebih kaku karena bentuk segitiga yang menghubungkan
tiang yang satu dengan tiang lainnya. Selain itu, garis–garis diagonal pada tiang
jembatan juga berfungsi untuk mentransfer beban ke area yang lebih luas, sehingga
beban tak berkumpul di satu titik.

2. Jembatan grider (Beam Bridge)


Dikenal juga sebagai jembatan grider, desain kontruksi ini merupakan yang paling
sederhana dalam membuat sebuah jembatan. Umumnya, jembatan ini berbentuk
horizontal lurus, dengan tiang vertikal sebagai tiang pancang untuk memperkokohnya.
Biasanya, tiang pancang terbuat dari baja atau beton yang ditancapkan ke dalam tanah.
Konstruksi beam bridge umum digunakan untuk menghubungkan dua dataran yang
tergolong dekat. Misalnya wilayah yang dipisahkan oleh sungai.

3. Jembatan plengkung (Arch Bridge)


Arch atau yang dalam bahasa Inggris berarti lengkungan merupakan jembatan yang
dibuat secara melengkung layaknya busur panah. Meski secara konstruksi lebih
menghemat material (tidak membutuhkan banyak material), namun secara ketahanan,
desain ini lebih kuat dibandingkan dengan beam maupun trus.

4. Jembatan kabel (Cable Stayed Bridge)


Jembatan cable-stayed menggunakan kabel sebagai elemen pemikul lantai lalu lintas.
Pada cable-stayed kabel langsung ditumpu oleh tower. Jembatan cable-stayed
merupakan gelagar menerus dengan tower satu atau lebih yang terpasang diatas pilar –
pilar jembatan ditengah bentang. Jembatan cable-stayed memiliki titik pusat massa yang
relatif rendah posisinya sehingga jembatan tipe ini sangat baik digunakan pada daerah
dengan resiko gempa dan digunakan untuk variasi panjang bentang 100 – 600 meter.

5. Jembatan gantung (Suspension Bridge)


Suspension Bridge artinya adalah jembatan gantung. Sistem struktur dasar jembatan
gantung berupa kabel utama (main cable) yang memikul kabel gantung (suspension
bridge). Lantai lalu lintas jembatan biasanya tidak terhubungkan langsung dengan pilar,
karena prinsip pemikulan gelagar terletak pada kabel. Apabila terjadi beban angin
3
dengan intensitas tinggi jembatan dapat ditutup dan arus lalu lintas dihentikan. Hal ini
untuk mencegah sulitnya mengemudi kendaraan dalam goyangan yang tinggi.
Pemasangan gelagar jembatan gantung dilaksanakan setelah sistem kabel terpasang, dan
kabel sekaligus merupakan bagian dari struktur launching jembatan. Jembatan ini
umumnya digunakan untuk panjang bentang sampai 1400 meter.

6. Jembatan Cantilever (Cantilever Bridge)


Pada system ini balok jembatan dicor (cast insitu) atau dipasang (precast), segmen
demi segmen sebagai kantilever di kedua sisi agar saling mengimbangi (balance) atau
satu sisi dengan pengimbang balok beton yang sudah dilaksanakan lebih dahulu.

7. Jembatan Plat (slab bridge)


Elemen struktur horizontal yang berfungsi untuk menyalurkan beban mati ataupun
beban hidup menuju rangka pendukung vertical dari suatu sistem struktur.

8. Jembatan Gelagar (girder bridge)


Terdiri dari I girder, box girder dan U/V Girder

E. Komponen Kontruksi Jembatan

Berikut ini merupakan komponen yang wajib ada pada konstruksi jembatan, yaitu:

1. Bearing: Bantalan yang berguna untuk mengurangi gesekan pada.benda yang bergerak
secara linear atau rotasi
2. Expansion Joint: sambungan yang bersifat flexible sehingga saluran yang
disambungkan memiliki ruang untuk bergerak.
3. Span: bentangan yang terletak diantara dua intermediate pendukung dengan material
pembuatan yang beragam seperti beton, baja, kayu, dan lainnya tergantung dari jenis
beban yang diterima jembatan.

F. Struktur Kontruksi Jembatan

1. Struktur Atas Jembatan (Superstructures)

a. Trotoar : Jalur untuk pejalan kaki yang biasanya dibuat lebih tinggi namun tetap
sejajar dengan jalan utama. Bertujuan agar pejalan kaki lebih aman dan bisa dilihat
jelas oleh pengendara yang melintas.
b. Girder : struktur atas yang berfungsi untuk menyalurkan beban kendaraan pada
bagian atas ke bagian bawah atau abutment.
c. Balok Diafragma : Bagian penyangga dari gelagar-gelagar jembatan yang
memanjang dan hanya berfungsi sebagai balok penyangga biasa bukan sebagai
pemikul beban plat lantai

4
2. Struktur Bawah Jembatan (Sub Structures)

a. Abautmen

Bagian bawah jembatan hanya ada abutment. Terletak pada kedua ujung pilar-pilar
jembatan. Bagian ini berguna untuk menahan seluruh beban hidup (angin, hujan,
kendaraan, dan sebagainya) dan beban mati (beban gelagar, trotoar, balok, dan lain-
lain) pada jembatan.

Abutment terdiri dari beberapa bagian yaitu :

1) inding belakang (back wall)


2) Dinding penahan (breast wall)
3) Dinding sayap (wing wall)
4) Plat injak (approach slab)
5) Konsol pendek untuk jacking ( corbel)
6) Tumpuan bearing
7) Pilar Jembatan
8) Pondasi inti yang berada di bagian tengah jembatan, fungsinya sebagai penahan
jembatan dan menyalurkan beban ke tanah.
9) Pier Head

b. Pondasi
Bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan
meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang
cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem
strukturnya.

5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jembatan merupakan suatu konstrusi yang dibangun untuk menghubungkan dua
jalan yang  terputus karena adanya hambatan seperti aliran sungai, lembah yang curam,
jurang, jalanan yang melintang, jalur kereta api, waduk, saluran irigasi dan lainnya. Bisa
dibilang jika jembatan merupakan sarana transportasi yang sangat penting, karena dengan
adanya jembatan dapat menyingkat waktu tempuh ke suatu tempat atau wilayah. Dalam
pembangunan jembatan tentunya dibutuhkan pondasi yang kuat dengan tujuan untuk
menahan seluruh beban jembatan ke dasar tanah. Beberapa instrument yang biasa digunakan
dalam pembangunan pondasi jembatan yaitu piezometer, inclinometer, PDA, dan lainnya.

Jenis pondasi yang biasa digunakan untuk konstruksi jembatan yaitu steel pile,
reinforced concrete pile, precast prestressed concrete pile, composite piles, concrete cast in
place. Dengan pondasi yang kuat maka jembatan bisa berfungsi dengan layak dan bisa
menahan beban yang diterima.

Konstruksi  jembatan  adalah  suatu  konstruksi  bangunan  pelengkap sarana


trasportasi jalan yang menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lainnya, yang dapat
dilintasi oleh sesuatu benda bergerak misalnya suatu lintas yang terputus akibat suatu
rintangan  atau  sebab  lainnya,  dengan  cara  melompati  rintangan  tersebut  tanpa
menimbun/menutup rintangan itu dan apabila jembatan terputus maka lalu lintas akan
terhenti.

6
DAFRAT PUSTAKA

https://wira.co.id/konstruksi-jembatan/
https://dinaspupr.bandaacehkota.go.id/2020/07/18/apa-itu-konstruksi-jembatan-dan-jenis-jenisnya
http://e-journal.uajy.ac.id/1516/3/2TS12436.pdf
https://www.testindo.com/article/359/konstruksi-jembatan
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01199-SP%20Bab2001.pdf

Anda mungkin juga menyukai