Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada saya
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas kasih dan penyertaan-Nya lah saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Turunan tepat waktu.
Makalah Turunan disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Dr.Shirly Lumeno St,Mt pada mata
kuliah Kalkulus 1 di Universitas Negeri Manado. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Turunan
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.Shirly Lumeno St,Mt selaku
Dosen mata kuliah mata kuliah Kalkulus 1.Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang kalkulus. Saya juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….……………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….…………………
DAFTAR GAMBAR……………………………….……………………….…………………………….
DAFTAR TABEL………………………….…………………….….………………………………………
BAB 1………………………………………………………….……….…………………….………………
Pendahuluan…………………………………………………….…………………..…….…………….
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..………………
1.3Tujuan…………………………………………………………………………………………….….
BAB 2………………………………………………………………………………………………………….
Pembahasan…………………………………………………………………………………………….
2.1 Jembatan………………………………………………………………………….……………..
2.2 Integral……………………………………..………………….…………..……….………..….
BAB 3…………………………………………………….……………………………….………….…...…
Metode Penulisan………………………………………………………………..………..…….
BAB 4……………………………………………………………..…………………..……….…………..
Hasil/Pembahasan……………………………………………………………….……………….
Bab 5………………………………………………..………………………….………..…………….…...
Kesimpulan……………………………….………………………….………..….………….……..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….…….……………….…
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa hubungan penggunaan
Integral dalam struktur jembatan.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
A. Jembatan
Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk melewatkan lalu lintas yang terputus
pada kedua ujungnya akibat adanya hambatan berupa: sungai / lintasan air, lembah, jalan / jalan
kereta api yang menyilang dibawahnya. Struktur bawah jembatan adalah pondasi. Suatu sistem
pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan, kestabilan bangunan diatasnya, tidak boleh
terjadi penurunan sebagian atau seluruhnya melebihi batas-batas yang diijinkan. Jenis
jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur sekarang ini
telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi,
mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir.
Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Jembatan jalan raya (highway bridge),
2) Jembatan jalan kereta api (railway bridge),
3) Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).
Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Jembatan di atas sungai atau danau,
2) Jembatan di atas lembah,
3) Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),
4) Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),
5) Jembatan di dermaga (jetty).
Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam :
1) Jembatan kayu (log bridge),
2) Jembatan beton (concrete bridge),
3) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),
4) Jembatan baja (steel bridge),
5) Jembatan komposit (compossite bridge).
Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
antara lain :
1) Jembatan plat (slab bridge),
2) Jembatan plat berongga (voided slab bridge),
3) Jembatan gelagar (girder bridge),
4) Jembatan rangka (truss bridge),
5) Jembatan pelengkung (arch bridge),
6) Jembatan gantung (suspension bridge),
7) Jembatan kabel (cable stayed bridge),
8) Jembatan cantilever (cantilever bridge).
Fondasi
Fondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar.
Berdasarkan sistimnya, fondasi abutment atau pier jembatan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam jenis, antara lain :
a) Fondasi telapak (spread footing)
b) Fondasi sumuran (caisson)
c) Fondasi tiang (pile foundation)
o Tiang pancang kayu (Log Pile),
Keterangan:
1. Bangunan atas
2. Landasan (Biasanya terletak pada pilar/abdument)
3. Bangunan bawah (Memikul beban)
4. Pondasi
5. Oprit, (Terletak dibelakang abdument)
6. Bangunan pengaman
Fungsi Jembatan
Berdasarkan fungsinya, jembatan terbagi menjadi beberapa macam yaitu :
Jembatan Jalan Raya (Highway Bridge)
Sesuai dengan namanya, jembatan ini dibangun untuk sarana transportasi berbagai kendaraan
seperti jembatan Ampera, Jembatan Suramadu, Jembatan Ampera dan lainnya.
Jembatan Jalan Kereta Api (Railway Bridge)
Jembatan ini dibangun khusus untuk jalur kereta api yang terhubung antar kota ataupun antar
pulau.
Jembatan Pejalan Kaki/Penyebrangan ( Pedestrian Bridge)
Contoh jembatan ini sering kali kita lihat di jalur penyebrangan ataupun di setiap halte busway.
Sedangkan bahan baku pembuatan jembatan terbagi menjadi beberapa macam yaitu
beton, kayu, beton prategang, baja dan komposit. Bahan konstruksi setiap jembatan
disesuaikan dengan fungsi dan tingkat beban yang akan diterima jembatan.
Struktur pada Jembatan
Jika dilihat dari tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
diantaranya adalah :
Jembatan Plat (slab bridge) : Elemen struktur horizontal yang berfungsi untuk
menyalurkan beban mati ataupun beban hidup menuju rangka pendukung vertical dari
suatu sistem struktur.
Jembatan Plat Berongga (voided slab bridge) : plat beton prategang yang biasa
digunakan untuk bentangan yang lebih panjang pada jembatan.
Jembatan Gelagar (girder bridge) : terdiri dari I girder, box girder dan U/V Girder.
Jembatan Rangka (truss bridge) : menyusun tiang-tiang jembatan yang berupa rangka
membentuk segitig. Setiap sturktur truss yang terhubung harus ditekankan terhadap
beban statis dan beban dinamis yang diterima oleh jembatan.
Jembatan Pelengkung (Arch Bridge) : Sebuah jembatan yang terdapat struktur
berbentuk setengah lingkaran dengan abutmen pada kedua sisinya.
Jembatan Gantung (Suspension Bridge) : Berfungsi sebagai pemikul langsung beban
lalu lintas yang melewati jembatan tersebut. Seluruh beban yang lewat di atasnya
ditahan oleh sepasang kabel penahan yang bertumpu di atas 2 pasang menara dan 2
pasang blok angkur.
Jembatan Kabel ( Cable Stayed Bridge) : menggunakan kable baja yang kuat dan
kokoh untuk menahan setiap beban yang melewati jembatan.
Jembatan Cantilever (Cantilever Bridge) : Pada system ini balok jembatan dicor (cast
insitu) atau dipasang (precast), segmen demi segmen sebagai kantilever di kedua sisi
agar saling mengimbangi (balance) atau satu sisi dengan pengimbang balok beton
yang sudah dilaksanakan lebih dahulu.
Komponen yang Digunakan pada Jembatan
Bearing
Bantalan yang berfungsi untuk mengurangi gesekan pada benda yang bergerak secara
linear ataupun rotasi.
Expansion Joint
Komponen ini merupakan sambungan yang bersifat flexible sehingga saluran yang
disambungkan memiliki toleransi untuk bergerak.
Span
Bentangan yang berada antara dua intermediate pendukung, material yang digunakan
untuk pembuatan span sangat beragam seperti beton, baja, kayu, dan lainnya
tergantung dari jenis beban yang diterima jembatan.
Struktur Atas Jembatan (Super Structures)
Trotoar
Jalur untuk pejalan kaki yang biasanya dibuat lebih tinggi tapi tetap sejajar dengan jalan
utama, tujuannya agar pejalan kaki lebih aman dan bisa dilihat jelas oleh pengendara
yang melintas.
Girder
Bagian pada struktur atas yang berfungsi untuk menyalurkan beban kendaraan pada
bagian atas ke bagian bawah atau abutment.
Balok Diafgrama
Bagian penyangga dari gelagar-gelagar jembatan yang memanjang dan hanya
berfungsi sebagai balok penyangga biasa bukan sebagai pemikul beban plat lantai.
Struktur Bawah Jembatan (Sub Structures)
Abutment
Bagian bawah jembatan yang berada pada kedua ujung pilar-pilar jembatan, fungsi dari
abutment yaitu untuk menahan seluruh beban hidup (angin, hujan, kendaraan, dll) dan
beban mati ( beban gelagar, dll) pada jembatan.
Abutment terdiri dari beberapa bagian yaitu :
Dinding belakang (back wall)
Dinding penahan (breast wall)
Dinding sayap (wing wall)
Plat injak (approach slab)
Konsol pendek untuk jacking ( corbel)
Tumpuan bearing
Pilar Jembatan
Pondasi inti yang berada di bagian tengah jembatan, fungsinya
sebagai penahan jembatan dan menyalurkan beban ke tanah.
Pier Head
Fungsinya untuk mengikat pile yang berperan sebagai pondasi bawah.
Konstruksi jembatan yang sudah selesai dibangun harus melewati tahap pengujian
beban atau load test, tujuannya untuk mengetahui tingkat maksimum beban yang bisa
diterima oleh jembatan. Selain itu, jembatan juga harus dipantau dengan structural
health monitoring system (SHMS) agar ketika terjadi keretakan ataupun pergeseran
bisa langsung diketahui.
PT Testindo sebagai perusahaan control dan monitoring system menyediakan layanan structural
health monitoring system (SHMS) dan load test untuk jembatan (bridge). Testindo memiliki
tenaga ahli dan berpengalaman serta didukung dengan instrument atau peralatan yang
memadai.
Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup, mati serta beban-
beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya eksternal
Jenis tanah dan daya dukung tanah
Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat
Alat dan tenaga kerja yang tersedia
Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan
Waktu dan biaya pekerjaan
Oprit
Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup, mati serta beban-
beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya eksternal
Jenis tanah dan daya dukung tanah
Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat
Alat dan tenaga kerja yang tersedia
Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan
Waktu dan biaya pekerjaan
Catatan : Jembatan dengan jenis konstruksi khusus & panjang bentang diluar keempat jenis
diatas, perlu persetujuan dari KMT.
Kelebihan :
Kekurangan :
Kekurangan :
Jembatan Gantung
Kelebihan :
Kekurangan :
Kayu Lantai Mudah Lapuk (apalagi jika kualitas kayu rendah)
Hanya bisa untuk Kend Roda 2 (untuk bisa kend roda 4 harus ada perhitungan yang
rumit)
Kurang Nyaman (kondisi yang bergoyang)
Kelebihan :
Kekurangan :
Kayu Kurang Awet atau Mudah Lapuk (apalagi jika kualitas kayu rendah)
Sedikit Kurang Nyaman bagi Lalin
Pondasi Jembatan
3 Jenis Pondasi Jembatan yang “Biasa” atau “Disarankan” di PPK :
1. Pondasi Langsung
3. Pondasi Sumuran
1. Tipe Jangkar
2. Metode Penjangkaran
3 Bagian Penting Penjangka- Anchorage- Free stressing (unbonded) length- Bond length
Grouting
Material Tendon
Spacers & Centralizers
Jenis Pilar Tipikal
Toleransi
1. Denah
3. Elevasi Permukaan
4. Penahan Horizontal
5. Perletakan
B. Integral
Integral muncul dalam banyak situasi praktis. Bila sebuah kolam renang berbentuk
persegi panjang dengan dasar datar, maka dari panjang, lebar, dan dalamnya kita dapat
dengan mudah menentukan volume air yang dapat ditampungnya (untuk mengisinya),
luas permukaannya (untuk menutupinya), dan panjang tepinya (untuk mengikatnya).
Tetapi jika berbentuk oval dengan dasar bulat, semua besaran ini membutuhkan
integral. Perkiraan praktis mungkin cukup untuk contoh sepele seperti itu, tetapi teknik
presisi (dari disiplin apa pun) membutuhkan nilai yang tepat dan teliti untuk elemen ini.
dan menyebut luas dari (belum diketahui) sebagai (pasti) integral dari f. Notasi untuk
integral ini adalah
Sebagai perkiraan pertama, lihat persegi satuan yang diberikan oleh sisi-sisinya x =
0 ke x = 1 dan y = f(0) = 0 dan y = f(1) = 1. Luasnya persis 1. Sebenarnya, nilai sebenarnya
dari integral harus kurang dari 1. Mengurangi lebar persegi panjang aproksimasi dan
menambah jumlah persegi panjang memberikan hasil yang lebih baik; jadi silangkan
interval dalam lima langkah, menggunakan titik aproksimasi 0, 1/5, 2/5, dan seterusnya
ke 1. Pasangkan kotak untuk setiap langkah dengan menggunakan tinggi ujung kanan
setiap bagian kurva, sehingga √1/5, √2/5, dan seterusnya √1 = 1. Dengan menjumlahkan
luas persegi panjang ini, kita akan mendapatkan pendekatan yang lebih baik untuk
integral yang dicari, yaitu
Kami mengambil jumlah nilai fungsi yang tak terhingga dari f, dikalikan dengan selisih
dua titik aproksimasi berikutnya. Kita dapat dengan mudah melihat bahwa perkiraannya
masih terlalu besar. Menggunakan lebih banyak langkah menghasilkan perkiraan yang
lebih dekat, tetapi akan selalu terlalu tinggi dan tidak akan pernah tepat. Alternatifnya,
mengganti sub-interval ini dengan satu dengan tinggi ujung kiri setiap bagian, kita akan
mendapatkan perkiraan yang terlalu rendah: contohnya, dengan dua belas subinterval
seperti itu, kita akan mendapatkan nilai perkiraan untuk luas 0,6203.
Ide kuncinya adalah transisi dari menambahkan perbedaan titik aproksimasi sangat
banyak (dikalikan dengan nilai fungsinya masing-masing) menjadi menggunakan halus
tak terhingga, atau infinitesimal. Ketika transisi ini diselesaikan pada contoh di atas,
ternyata luas di bawah kurva dalam batas yang disebutkan adalah 2/3.
Notasi dari
menganggap integral sebagai jumlah tertimbang, dilambangkan dengan memanjang s,
nilai fungsi, f(x), dikalikan dengan lebar langkah yang sangat kecil, yang
disebut diferensial, dilambangkan dengan dx.
Secara historis, setelah kegagalan upaya awal untuk menafsirkan infinitesimal secara
ketat, Riemann secara formal mendefinisikan integral sebagai limit dari jumlah
tertimbang, sehingga dx menyarankan batas perbedaan (yaitu, lebar interval).
Kekurangan ketergantungan Riemann pada interval dan kontinuitas memotivasi definisi
yang lebih baru, terutama integral Lebesgue, yang didasarkan pada kemampuan untuk
memperluas gagasan "mengukur" dengan cara yang jauh lebih fleksibel. Demikian
notasinya
BAB 3
METODE PENULISAN
1. Menetapkan topik
2. Mengidenttifikasi masalah
3. Merumuskan tujuan
4. Menyusun kerangka
5. Mengumpulkan data dan bahan rujukan
6. Melakukan penulisan awal
7. Melakukan penyuntingan
8. Melakukan penulisan final
BAB 4
HASIL/PEMBAHASAN
Dalam ilmu teknik sipil,Intgral sangat berguna bagi perencanaan atau pelaksanaan untuk
mempermudah perhitungan perencanaan suatu bangunan atau konstruksi.
Kita misalkantali jembatan yang seperti kurva y=x² yang dibatasi jembatan sebagai sumbu x dan
tiang jembatan sebagai sumbu y ,dibatasi garis x=3.Dan untuk mencari luas daerahnya
menggunakan integral.
Jika digambarkan dalam bentuk grafik akan seperti ini:
Jadi dengan integral akan mempermudah untuk menghitung luas daerah yang ingin diketahui.
BAB 5
KESIMPULAN
Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk melewatkan lalu lintas yang terputus
pada kedua ujungnya akibat adanya hambatan berupa: sungai / lintasan air, lembah, jalan / jalan
kereta api yang menyilang dibawahnya. Integral adalah sebuah konsep penjumlahan secara
berkesinambungan dalam matematika. Integral dan inversnya, diferensiasi, adalah
operasi utama dalam kalkulus.Dalam ilmu teknik sipil integral sendiri sangat penting
dan.bermanfaat.Contohnya saja dalam proses perencanaan konstruksi jembatan,untuk
menghitung luas daerah yang ingin kita ketahui,integrak bisa membuatnya lebih mudan untuk
mendapatkan nilai yang belum diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-jembatan-2/struktur-jembatan
http://meniksipil.blogspot.com/2011/10/macam-macam-struktur-jembatan.html?m=1
http://www.testindo.com/article/359/konstruksi-jembatan
https://www.adhyaksapersada.co.id/konstruksi-jembatan/
https://prezi.com/j3w8atqb6hda/penerapan-integral-dalam-pembuatan-jembatan/
https://youtu.be/7UBHPo01Ag0
https://www.slideshare.net/mobile/rahmatdi1/metode-penulisan