Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KALKULUS

“HUBUNGAN PENGGUNAAN INTEGRAL DALAM STRUKTUR JEMBATAN”


DISUSUN OLEH:
NAMA:TESALONIKA RUNTURAMBI
NIM:20209015
PRODI:TEKNIK SIPIL
KELAS:A

UNIVERSITAS NEGERI MANADO TAHUN AJARAN


2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada saya
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas kasih dan penyertaan-Nya lah saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Turunan tepat waktu.
Makalah Turunan disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Dr.Shirly Lumeno St,Mt pada mata
kuliah Kalkulus 1 di Universitas Negeri Manado. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Turunan

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.Shirly Lumeno St,Mt selaku
Dosen mata kuliah mata kuliah Kalkulus 1.Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang kalkulus. Saya juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….……………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….…………………
DAFTAR GAMBAR……………………………….……………………….…………………………….
DAFTAR TABEL………………………….…………………….….………………………………………
BAB 1………………………………………………………….……….…………………….………………
Pendahuluan…………………………………………………….…………………..…….…………….
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..………………
1.3Tujuan…………………………………………………………………………………………….….
BAB 2………………………………………………………………………………………………………….
Pembahasan…………………………………………………………………………………………….
2.1 Jembatan………………………………………………………………………….……………..
2.2 Integral……………………………………..………………….…………..……….………..….
BAB 3…………………………………………………….……………………………….………….…...…
Metode Penulisan………………………………………………………………..………..…….
BAB 4……………………………………………………………..…………………..……….…………..
Hasil/Pembahasan……………………………………………………………….……………….
Bab 5………………………………………………..………………………….………..…………….…...
Kesimpulan……………………………….………………………….………..….………….……..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….…….……………….…
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Integral adalah sebuah konsep penjumlahan secara berkesinambungan dalam matematika.
Integral dan inversnya, diferensiasi, adalah operasi utama dalam kalkulus. Integral
dikembangkan menyusul dikembangkannya masalah dalam diferensiasi, yaitu
matematikawan harus berpikir bagaimana menyelesaikan masalah yang berkebalikan
dengan solusi diferensiasi. Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
melewatkan lalu lintas yang terputus pada kedua ujungnya akibat adanya hambatan
berupa: sungai / lintasan air, lembah, jalan / jalan kereta api yang menyilang
dibawahnya. 

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,terdapat rumusan masalah yaitu,sebagai berikut:


 Apa hubungan penggunaan integral dalam struktur jembatan?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa hubungan penggunaan
Integral dalam struktur jembatan.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

A. Jembatan

Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk melewatkan lalu lintas yang terputus
pada kedua ujungnya akibat adanya hambatan berupa: sungai / lintasan air, lembah, jalan / jalan
kereta api yang menyilang dibawahnya. Struktur bawah jembatan adalah pondasi. Suatu sistem
pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan, kestabilan bangunan diatasnya, tidak boleh
terjadi penurunan sebagian atau seluruhnya melebihi batas-batas yang diijinkan. Jenis
jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur sekarang ini
telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi,
mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir.
Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Jembatan jalan raya (highway bridge),
2) Jembatan jalan kereta api (railway bridge),
3) Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).
Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Jembatan di atas sungai atau danau,
2) Jembatan di atas lembah,
3) Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),
4) Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),
5) Jembatan di dermaga (jetty).
Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam :
1) Jembatan kayu (log bridge),
2) Jembatan beton (concrete bridge),
3) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),
4) Jembatan baja (steel bridge),
5) Jembatan komposit (compossite bridge).
Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
antara lain :
1) Jembatan plat (slab bridge),
2) Jembatan plat berongga (voided slab bridge),
3) Jembatan gelagar (girder bridge),
4) Jembatan rangka (truss bridge),
5) Jembatan pelengkung (arch bridge),
6) Jembatan gantung (suspension bridge),
7) Jembatan kabel (cable stayed bridge),
8) Jembatan cantilever (cantilever bridge).

Fondasi
Fondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar.
Berdasarkan sistimnya, fondasi abutment atau pier jembatan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam jenis, antara lain :
a) Fondasi telapak (spread footing)
b) Fondasi sumuran (caisson)
c) Fondasi tiang (pile foundation)
o Tiang pancang kayu (Log Pile),

o Tiang pancang baja (Steel Pile),

o Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),

o Tiang pancang beton prategang pracetak


 (Precast Prestressed Concrete Pile),
o Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place),

o Tiang pancang komposit (Compossite Pile),

Bagian-bagian dari Konstruksi Jembatan


Menurut Departemen Pekerjaan Umum (pengantar dan prinsip-prinsip perencanaan
bangunan bawah/pondasi jembatan, 1988) suatu bangunan jembatan pada umumnya
terdiri dari 6 bagian pokok yaitu:

Keterangan:

1. Bangunan atas
2. Landasan (Biasanya terletak pada pilar/abdument)
3. Bangunan bawah (Memikul beban)
4. Pondasi
5. Oprit, (Terletak dibelakang abdument)
6. Bangunan pengaman

Fungsi Jembatan
 
Berdasarkan fungsinya, jembatan terbagi menjadi beberapa macam yaitu :
 
Jembatan Jalan Raya (Highway Bridge)
Sesuai dengan namanya, jembatan ini dibangun untuk sarana transportasi berbagai kendaraan
seperti jembatan Ampera, Jembatan Suramadu, Jembatan Ampera dan lainnya.
 
Jembatan Jalan Kereta Api (Railway Bridge)
Jembatan ini dibangun khusus untuk jalur kereta api yang terhubung antar kota ataupun antar
pulau.
 
Jembatan Pejalan Kaki/Penyebrangan ( Pedestrian Bridge)
Contoh jembatan ini sering kali kita lihat di jalur penyebrangan ataupun di setiap halte busway.
 
Sedangkan bahan baku pembuatan jembatan terbagi menjadi beberapa macam yaitu
beton, kayu, beton prategang, baja dan komposit. Bahan konstruksi setiap jembatan
disesuaikan dengan fungsi dan tingkat beban yang akan diterima jembatan.
 
Struktur pada Jembatan
Jika dilihat dari tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
diantaranya adalah :
 
Jembatan Plat (slab bridge) : Elemen struktur horizontal yang berfungsi untuk
menyalurkan beban mati ataupun beban hidup menuju rangka pendukung vertical dari
suatu sistem struktur.
 
Jembatan Plat Berongga (voided slab bridge) : plat beton prategang yang biasa
digunakan untuk bentangan yang lebih panjang pada jembatan.
 
Jembatan Gelagar (girder bridge) : terdiri dari I girder, box girder dan U/V Girder.
 
Jembatan Rangka (truss bridge) : menyusun tiang-tiang jembatan yang berupa rangka
membentuk segitig. Setiap sturktur truss yang terhubung harus ditekankan terhadap
beban statis dan beban dinamis yang diterima oleh jembatan.
 
Jembatan Pelengkung (Arch Bridge) : Sebuah jembatan yang terdapat struktur
berbentuk setengah lingkaran dengan abutmen pada kedua sisinya.
 
Jembatan Gantung (Suspension Bridge) : Berfungsi sebagai pemikul langsung beban
lalu lintas yang melewati jembatan tersebut. Seluruh beban yang lewat di atasnya
ditahan oleh sepasang kabel penahan yang bertumpu di atas 2 pasang menara dan 2
pasang blok angkur.
 
Jembatan Kabel ( Cable Stayed Bridge) : menggunakan kable baja yang kuat dan
kokoh untuk menahan setiap beban yang melewati jembatan.
 
Jembatan Cantilever (Cantilever Bridge) : Pada system ini balok jembatan dicor (cast
insitu) atau dipasang (precast), segmen demi segmen sebagai kantilever di kedua sisi
agar saling mengimbangi (balance) atau satu sisi dengan pengimbang balok beton
yang sudah dilaksanakan lebih dahulu.
 
Komponen yang Digunakan pada Jembatan
 
Bearing
Bantalan yang berfungsi untuk mengurangi gesekan pada benda yang bergerak secara
linear ataupun rotasi.
 
Expansion Joint
Komponen ini merupakan sambungan yang bersifat flexible sehingga saluran yang
disambungkan memiliki toleransi untuk bergerak.
 
Span
Bentangan yang berada antara dua intermediate pendukung, material yang digunakan
untuk pembuatan span sangat beragam seperti beton, baja, kayu, dan lainnya
tergantung dari jenis beban yang diterima jembatan.
 
Struktur Atas Jembatan (Super Structures)
 
Trotoar
Jalur untuk pejalan kaki yang biasanya dibuat lebih tinggi tapi tetap sejajar dengan jalan
utama, tujuannya agar pejalan kaki lebih aman dan bisa dilihat jelas oleh pengendara
yang melintas.
 
Girder
Bagian pada struktur atas yang berfungsi untuk menyalurkan beban kendaraan pada
bagian atas ke bagian bawah atau abutment.
 
Balok Diafgrama
Bagian penyangga dari gelagar-gelagar jembatan yang memanjang dan hanya
berfungsi sebagai balok penyangga biasa bukan sebagai pemikul beban plat lantai.
 
Struktur Bawah Jembatan (Sub Structures)
 
Abutment
Bagian bawah jembatan yang berada pada kedua ujung pilar-pilar jembatan, fungsi dari
abutment yaitu untuk menahan seluruh beban hidup (angin, hujan, kendaraan, dll) dan
beban mati ( beban gelagar, dll) pada jembatan.
 
Abutment terdiri dari beberapa bagian yaitu :
 Dinding belakang (back wall)
 Dinding penahan (breast wall)
 Dinding sayap (wing wall)
 Plat injak (approach slab)
 Konsol pendek untuk jacking ( corbel)
 Tumpuan bearing
 Pilar Jembatan
 Pondasi inti yang berada di bagian tengah jembatan, fungsinya
sebagai penahan jembatan dan menyalurkan beban ke tanah.
 Pier Head
 
Fungsinya untuk mengikat pile yang berperan sebagai pondasi bawah.
 
Konstruksi jembatan yang sudah selesai dibangun harus melewati tahap pengujian
beban atau load test, tujuannya untuk mengetahui tingkat maksimum beban yang bisa
diterima oleh jembatan. Selain itu, jembatan juga harus dipantau dengan structural
health monitoring system (SHMS) agar ketika terjadi keretakan ataupun pergeseran
bisa langsung diketahui.
 
PT Testindo sebagai perusahaan control dan monitoring system menyediakan layanan structural
health monitoring system (SHMS) dan load test untuk jembatan (bridge). Testindo memiliki
tenaga ahli dan berpengalaman serta didukung dengan instrument atau peralatan yang
memadai.

5 Prinsip Pemilihan Konstruksi Jembatan

 Konstruksi Sederhana (bisa dikerjakan masyarakat) bos


 Harga Murah (manfaatkan material lokal)
 Kuat & Tahan Lama (mampu menerima beban lalin)
 Perawatan Mudah & Murah (bisa dilakukan masy)
 Stabil & Mampu Menahan Gerusan Air

Hal  Hal Yang Harus Diperhitungkan Dalam Pembuatan Pondasi

 Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup, mati serta beban-
beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya eksternal
 Jenis tanah dan daya dukung tanah
 Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat
 Alat dan tenaga kerja yang tersedia
 Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan
 Waktu dan biaya pekerjaan

Pemilihan Letak Jembatan

1. Pilih Bentang Terpendek


2. Hindari Lokasi Belokan Sungai
3. Hindari Tinggi Abutment yang Tinggi

Bangunan Pelengkap Jembatan


1. Sayap Jembatan
Fungsi : Menahan tebing sungai dan pangkal jembatan
Krib
Fungsi : Mengarahkan & mengurangi hantaman air pada sayap & pangkal jembatan yang terletak
di belokan sungai.

Oprit

Fungsi : Jalan masuk ke Jembatan & Tanjakan maksimum 12%

Jenis Konstruksi & Batasan Jembatan yang “Biasa” atau“Disarankan” di PPK :

 Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup, mati serta beban-
beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya eksternal
 Jenis tanah dan daya dukung tanah
 Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat
 Alat dan tenaga kerja yang tersedia
 Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan
 Waktu dan biaya pekerjaan

Catatan : Jembatan dengan jenis konstruksi khusus & panjang bentang diluar keempat jenis
diatas, perlu persetujuan dari KMT.

Ada beberapa jenis konstruksi yaitu :


1. Jembatan Gelagar Besi Lantai Kayu

Kelebihan :

 Harga Murah (jika ada kayu di desa setempat)


 Konstruksi Sederhana
 Kekuatan Gelagar (besi) Terjamin
 Perawatan Mudah & Murah
 5.Gelagar Besi Awet (jika terlindung dari karat)

Kekurangan :

 Kayu Lantai Sering Lapuk (apalagi kualitas kayu rendah)


 Kenyamanan Lalu Lintas Kurang

2.  Jembatan Beton Bertulang


Kelebihan :

 Awet (tidak mengenal istilah lapuk seperti kayu)


 “Relatif” Tidak Perlu Perawatan
 Nyaman bagi Lalu Lintas
 Harga murah jika dikaitkan dengan umur pakai/manfaat yang panjang krn kualitas baik

Kekurangan :

 Harga Mahal jika kualitas jelek shg umur pakai pendek


 Konstruksi Lebih Rumit
 Perlu Pengawasan Ketat untuk Menjamin Kualitas Beton
 Pondasi Perlu Lebih Kuat (beban konstruksi lebih berat)
 Lebih Sulit dalam Perbaikan, jika ada kerusakan
 Kesalahan dalam “pengecoran” Sulit Diperbaiki

Jembatan Gantung

Kelebihan :

 Bentang Cukup Panjang


 Harga Murah
 Konstruksi Sederhana
 Pelaksanaan Mudah
 Kabel Baja “Awet”
 Tidak Ada Pekerjaan “Pondasi di Air atau Pilar”

Kekurangan :
 Kayu Lantai Mudah Lapuk (apalagi jika kualitas kayu rendah)
 Hanya bisa untuk Kend Roda 2 (untuk bisa kend roda 4 harus ada perhitungan yang
rumit)
 Kurang Nyaman (kondisi yang bergoyang)

4. Jembatan Gelagar & Lantai Kayu

Kelebihan :

 Harga Murah (apalagi jika ada kayu di desa setempat)


 Konstruksi Sederhana
 Pelaksanaan Mudah
 Pemeliharaan Cukup Mudah

Kekurangan :

 Kayu Kurang Awet atau Mudah Lapuk (apalagi jika kualitas kayu rendah)
 Sedikit Kurang Nyaman bagi Lalin

Pondasi Jembatan
3 Jenis Pondasi Jembatan yang “Biasa” atau “Disarankan” di PPK :

1. Pondasi Langsung

 Bahan pasangan batu kali atau beton bertulang


 Cocok untuk jenis tanah yang sedang hingga keras

2. Pondasi Pancang Sederhana

 Bahan tiang dari beton bertulang atau kayu


 Cocok untuk jenis tanah yang lunak

3. Pondasi Sumuran

 Bahan dari adukan beton


 Cocok untuk jenis tanah berpasir dimana tanah keras agak dalam
Penjangkaran Tanah (Ground Anchor)
Metode pemboran ini dilakukan di dalam tanah pondasi yang baik terdiri dari lapisan berpasir,
lapisan kerikil, lapisan berbutir halus ataupun batuan yang lapuk, serta suatu bagian yang
menahan gaya tarik seperti campuran semen dengan kabel baja atau semen dengan batang baja
dimasukkan ke dalam lubang hasil pemboran tersebut, kemudian disertai suatu gaya tarik
setelahnya untuk memperkuat konstruksinya.

1. Tipe Jangkar

 Penjengkaran dengan tahanan geser


 Penjangkaran dengan plat pemikul
 Penjangkaran gabungan

2. Metode Penjangkaran

 Metode penjangkaran dengan grouting


 Metode penjangkaran dengan lubang bertekanan (jangkar PS)
 Metode penjangkaran dengan penekanan (jangkar baji)
 Metode penjangkaran plat
 Metode jangkar UAC

3. Metode Penjangkaran Prategang Pratekan dengan Grouting

 3 Bagian Penting Penjangka- Anchorage- Free stressing (unbonded) length- Bond length
 Grouting
 Material Tendon
 Spacers & Centralizers
Jenis Pilar Tipikal

Jenis Pilar Tipikal

Bentuk Pilar Lain

Toleransi
1. Denah

 Abutmen atau pilar (diukur dari garis perletakan) 2.0 cm


 Baut angker bila telah digrouting 0.5 cm

2. Posisi akhir pusat ke pusat perletakan


 Panjang bentang 1.0 cm
 Jarak melintang dari perletakan – perletakan 0.5 cm pada tiap abutmet atau pilar

3. Elevasi Permukaan

 Permukaan abutment atau pilar + 2.0 cm


 Permukaan atas balok landasan balok + 0.5 cm

4. Penahan Horizontal

 Titik pusat perletakan sampai ke permukaan dinding 0 + 0.5 cm

5. Perletakan

 Elevasi / Permukaan + 0.5 cm


 Lokasi 2.0 cm

B. Integral

Integral adalah sebuah konsep penjumlahan secara berkesinambungan


dalam matematika. Integral dan inversnya, diferensiasi, adalah operasi utama
dalam kalkulus. Integral dikembangkan menyusul dikembangkannya masalah dalam
diferensiasi, yaitu matematikawan harus berpikir bagaimana menyelesaikan masalah
yang berkebalikan dengan solusi diferensiasi.

Integral muncul dalam banyak situasi praktis. Bila sebuah kolam renang berbentuk
persegi panjang dengan dasar datar, maka dari panjang, lebar, dan dalamnya kita dapat
dengan mudah menentukan volume air yang dapat ditampungnya (untuk mengisinya),
luas permukaannya (untuk menutupinya), dan panjang tepinya (untuk mengikatnya).
Tetapi jika berbentuk oval dengan dasar bulat, semua besaran ini membutuhkan
integral. Perkiraan praktis mungkin cukup untuk contoh sepele seperti itu, tetapi teknik
presisi (dari disiplin apa pun) membutuhkan nilai yang tepat dan teliti untuk elemen ini.

Perkiraan ke integral dari √x dari 0 hingga 1,


dengan 5 ■  (kuning) partisi titik akhir kanan
dan 12 ■  (hijau) partisi titik akhir kiri
Untuk memulai, pertimbangkan kurva y = f(x) antara x = 0 dan x = 1 dengan f(x)
= √x (lihat gambar). Kami bertanya:
Berapakah luas di bawah fungsi f, dalam interval dari 0 sampai 1?

dan menyebut luas dari (belum diketahui) sebagai (pasti) integral dari f. Notasi untuk
integral ini adalah

Sebagai perkiraan pertama, lihat persegi satuan yang diberikan oleh sisi-sisinya x =
0 ke x = 1 dan y = f(0) = 0 dan y = f(1) = 1. Luasnya persis 1. Sebenarnya, nilai sebenarnya
dari integral harus kurang dari 1. Mengurangi lebar persegi panjang aproksimasi dan
menambah jumlah persegi panjang memberikan hasil yang lebih baik; jadi silangkan
interval dalam lima langkah, menggunakan titik aproksimasi 0, 1/5, 2/5, dan seterusnya
ke 1. Pasangkan kotak untuk setiap langkah dengan menggunakan tinggi ujung kanan
setiap bagian kurva, sehingga √1/5, √2/5, dan seterusnya √1 = 1. Dengan menjumlahkan
luas persegi panjang ini, kita akan mendapatkan pendekatan yang lebih baik untuk
integral yang dicari, yaitu

Kami mengambil jumlah nilai fungsi yang tak terhingga dari f, dikalikan dengan selisih
dua titik aproksimasi berikutnya. Kita dapat dengan mudah melihat bahwa perkiraannya
masih terlalu besar. Menggunakan lebih banyak langkah menghasilkan perkiraan yang
lebih dekat, tetapi akan selalu terlalu tinggi dan tidak akan pernah tepat. Alternatifnya,
mengganti sub-interval ini dengan satu dengan tinggi ujung kiri setiap bagian, kita akan
mendapatkan perkiraan yang terlalu rendah: contohnya, dengan dua belas subinterval
seperti itu, kita akan mendapatkan nilai perkiraan untuk luas 0,6203.
Ide kuncinya adalah transisi dari menambahkan perbedaan titik aproksimasi sangat
banyak (dikalikan dengan nilai fungsinya masing-masing) menjadi menggunakan halus
tak terhingga, atau infinitesimal. Ketika transisi ini diselesaikan pada contoh di atas,
ternyata luas di bawah kurva dalam batas yang disebutkan adalah 2/3.
Notasi dari
menganggap integral sebagai jumlah tertimbang, dilambangkan dengan memanjang s,
nilai fungsi, f(x), dikalikan dengan lebar langkah yang sangat kecil, yang
disebut diferensial, dilambangkan dengan dx.
Secara historis, setelah kegagalan upaya awal untuk menafsirkan infinitesimal secara
ketat, Riemann secara formal mendefinisikan integral sebagai limit dari jumlah
tertimbang, sehingga dx menyarankan batas perbedaan (yaitu, lebar interval).
Kekurangan ketergantungan Riemann pada interval dan kontinuitas memotivasi definisi
yang lebih baru, terutama integral Lebesgue, yang didasarkan pada kemampuan untuk
memperluas gagasan "mengukur" dengan cara yang jauh lebih fleksibel. Demikian
notasinya

mengacu pada jumlah tertimbang di mana nilai fungsi dipartisi, dengan μ mengukur


bobot yang akan diberikan untuk setiap nilai. Di sini A menunjukkan wilayah integral.

BAB 3
METODE PENULISAN

Prosedur Makalah Kalkulus 1

Kegiatan membuat makalah harus memgikuti prosedur:

1. Menetapkan topik
2. Mengidenttifikasi masalah
3. Merumuskan tujuan
4. Menyusun kerangka
5. Mengumpulkan data dan bahan rujukan
6. Melakukan penulisan awal
7. Melakukan penyuntingan
8. Melakukan penulisan final
BAB 4
HASIL/PEMBAHASAN

Dalam ilmu teknik sipil,Intgral sangat berguna bagi perencanaan atau pelaksanaan untuk
mempermudah perhitungan perencanaan suatu bangunan atau konstruksi.

Contohnya dalam proses perencanaan


pembangunan jembatan,ketika ada jembatan
roboh yang disebabkan oleh putusnya tali baja
dan perencana bertanggung jawab untuk
mendesain agar tali baja itu terhubung
kembali.Dalam hal ini si perencana
menggunakan integral tentu dan luas
daerah.Pilar-pilar jembatan tersebut yang
berbentuk partisi-partisi akan kita temukan
dalam menghitung luas daerah integral.
Dari bentuk jembatan yang didefinisikan sebagai integral yang dapat diartikan untuk luas
daerah dibawah kurva y=f(x) pada interval [a,b].

Karena terdapat bagian yang kita sebut poligon


luar dan poligon dalam itu dibuat limit dengan n
mendekati tak hingga,karena agar bisa menghitung
luas daerahnya,sehingga menjadi bentuk seperti
ini:
Atau dalam bentuk integral akan berbentuk seperti ini:

Kita misalkantali jembatan yang seperti kurva y=x² yang dibatasi jembatan sebagai sumbu x dan
tiang jembatan sebagai sumbu y ,dibatasi garis x=3.Dan untuk mencari luas daerahnya
menggunakan integral.
Jika digambarkan dalam bentuk grafik akan seperti ini:

Selanjutnya kita akan menghitung kuas daerahnya sehingga menjadi:

Jadi dengan integral akan mempermudah untuk menghitung luas daerah yang ingin diketahui.
BAB 5
KESIMPULAN

Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk melewatkan lalu lintas yang terputus
pada kedua ujungnya akibat adanya hambatan berupa: sungai / lintasan air, lembah, jalan / jalan
kereta api yang menyilang dibawahnya. Integral adalah sebuah konsep penjumlahan secara
berkesinambungan dalam matematika. Integral dan inversnya, diferensiasi, adalah
operasi utama dalam kalkulus.Dalam ilmu teknik sipil integral sendiri sangat penting
dan.bermanfaat.Contohnya saja dalam proses perencanaan konstruksi jembatan,untuk
menghitung luas daerah yang ingin kita ketahui,integrak bisa membuatnya lebih mudan untuk
mendapatkan nilai yang belum diketahui.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-jembatan-2/struktur-jembatan
http://meniksipil.blogspot.com/2011/10/macam-macam-struktur-jembatan.html?m=1
http://www.testindo.com/article/359/konstruksi-jembatan
https://www.adhyaksapersada.co.id/konstruksi-jembatan/
https://prezi.com/j3w8atqb6hda/penerapan-integral-dalam-pembuatan-jembatan/
https://youtu.be/7UBHPo01Ag0
https://www.slideshare.net/mobile/rahmatdi1/metode-penulisan

Anda mungkin juga menyukai