Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

REKAYASA JEMBATAN JL. WASTUKENCANA

Disusun oleh :
Pryanka Sharma Wulan_1920101002
Milna Saharani_1920101003
Jeri Ardiansyah_1920101007
Jason Vicente Desousa_1920101022
Reg. A Teknik Sipil
Mata Kuliah : Rekayasa Jembatan
Dosen : Dr. Ir. Totok H., S.ST.,M.ST
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga “Laporan Tugas Rekayasa Jembatan” ini dapat
tersusun dengan lancar. Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi Tugas awal
semester dari mata kuliah Rekayasa Jembatan. Dalam penyelesaian penyusunan
terdapat berbagai dukungan dan dorongan baik secara material maupun moral. Oleh
karenanya saya mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa


2. Bapak Dr. Ir. Totok H., S.ST.,M.ST sebagai dosen pengampu mata kuliah Rekayasa
Jembatan.

Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi yang membacanya. Sekiranya
laporan ini dapat berguna bagi kami dan juga orang yang membacanya. Sebelumnya
kami minta maaf jika ada salah kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang bertujuan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Bandung, 7 Maret 2023

Penulis

DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................3

DAFTAR ISI................................................................................................................................ 4

BAB I........................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN......................................................................................................................... 4

I.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 4

I.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................5

I.3 Tujuan........................................................................................................................... 5

BAB II.......................................................................................................................................... 5

STUDI PUSTAKA........................................................................................................................ 5

BAB III....................................................................................................................................... 12

PEMBAHASAN......................................................................................................................... 12

BAB IV...................................................................................................................................... 24

PENUTUP................................................................................................................................. 24

IV.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 24

IV.2 Saran........................................................................................................................... 24

IV.3 Daftar Pustaka............................................................................................................. 24


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya meneruskan jalan melalui suatu
rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain berupa jalan air
atau lalu lintas biasa. Jembatan yang berada diatas jalan lalu lintas biasanya disebut
viaduct. Jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan menyilang
sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak sama tinggi
permukaannya. Dalam perencanaan dan perancangan jembatan sebaiknya
mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi, persyaratan teknis dan estetika-
arsitektural yang meliputi : Aspek lalu lintas, Aspek teknis, Aspek estetika (Supriyadi dan
Muntohar, 2007).

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Jembatan? Jenis-jenis jembatan?
2. Dimana lokasi jembatan yang akan dijadikan analisis rekayasa jembatan?
3. Apa saja aspek lalu lintas, aspek teknis, dan aspek estetika (jenis jembatan, bentuk,
dan material)?

I.3 Tujuan
1. Mengetahui jembatan, jenis jembatan, beserta fungsinya.
2. Mengetahui lokasi jembatan yang akan di analisis
3. Mengetahui aspek lalu lintas, aspek teknis, dana spek estetika pada lokasi jematan
tersebut.
BAB II
STUDI PUSTAKA

II. 1 Tinjauan Umum

II.1.1 Pengertian Jembatan

Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan

seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk

penyeberangan pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan.Jembatan juga

merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam aliran

perjalanan (traffic flows). Jembatan sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas

jalan, karena sebagai penentu beban maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan

tersebut.

Bagian-bagian Jembatan:
1. Struktur Atas
Struktur atas berfungsi untuk menampung semua beban yang ditimbulkan oleh lalu
lintas kendaraan atau orang yang kemudian disalurkan kebagian bawah. Struktur
atas jembatan umumnya terdapat :
- Trotoar
Trotoar, berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang melewati
jembatan agar tidak terganggu lalu lintas kendaraan.
- Slab Lantai Kendaraan
Slab lantai kendaraan, berfungsi sebagai penahan lapisan perkerasan yang
menahan beban langsung lalu lintas yang melewati jembatan itu
- Gelagar
Gelagar (Girder), terdiri atas gelagar induk / memanjang dan gelagar melintang..
Gelagar induk atau memanjang merupakan komponen jembatan yang letaknya
melintang arah jembatan atau tegak lurus arah aliran sungai. Sedangkan,
gelagar melintang merupakan komponen jembatan yang letaknya melintang arah
jembatan
- Balok Diafragma
Balok diafragma berfungsi mengakukan PCI girder dari pengaruh gaya
melintang.
- Ikatan Pengaku
Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang).
- Tumpuan
Tumpuan (Bearing) merupakan karet jembatan yang merupakan salah satu
komponen utama dalam pembuatan jembatan, yang berfungsi sebagai alat
peredam benturan antara jembatan dengan pondasi utama.

2. Struktur Bawah
Struktur bawah berfungsi untuk menerima atau memikul beban-beban yang diberikan
bangunan atas kemudian menyalurkannya ke pondasi. Struktur bawah biasanya
terdapat:
- Pangkal Jembatan (Abutment)
Pangkal jembatan (Abutment), merupakan bangunan yang berfungsi untuk
mendukung bangunan atas dan juga sebagai dinding penahan tanah.
- Pilar
Pilar jembatan (Pier), terletak di tengah jembatan (di tengah sungai) yang
memiliki kesamaan fungsi dengan kepala jembatan yaitu mentransfer gaya
jembatan rangka ke tanah.
- Drainase
fungsi drainase adalah untuk membuat air hujan secepat mungkin dialirkan ke
luar dari jembatan sehingga tidak terjadi genangan air dalam waktu yang lama.
Akibat terjadinya genangan air maka akan mempercepat kerusakan struktur dari
jembatan itu sendiri. Saluran drainase ditempatkan pada tepi kanan kiri dari
badan jembatan ( saluran samping ), dan gorong – gorong.

3. Pondasi

Pondasi berfungsi menerima beban-beban dari bangunan bawah lalu disalurkan ke


tanah. Pondasi terbagi menjadi 2 bagian yaitu pondasi dangkal (langsung) dan pondasi
dalam(tiang pancang dan sumuran).

Jenis-jenis Jembatan
Jenis-jenis jembatan cukup banyak tergantung dari sudut pandang yang di ambil.

Berdasar bahan bangunannya sendiri jembatan dapat dikelompokkan menjadi2

1. Jembatan Kayu

2. Jembatan pasangan batu dan batu bata

3. Jembatan Beton Bertulang

4. Jembatan beton prategang ( Prestressed Concrete Bridge)

5. Jembatan Baja

6. Jembatan Komposit

Klasifikasi jembatan menurut sistem strukturnya dapat dibagi menjadi:

1. Jembatan lengkung (arch bridge)

Arch Bridge adalah jembatan yang memiliki kompresi terletak pada dua arah yaitu
horizontal dan vertical dikarenakan adanya lengkungan setengah lingkaran.
2. Gelagar (beam bridge)

Jembatan Beam Bridge merupakan jembatan yang paling sederhana yang terdiri dari
balok jalan horizontal serta ditumpu oleh balok batu yang menahan jalanan horizontal
tersebut.

3. Jembatan Cable-Stayed

Jembatan Cable-Stayed merupakan jenis jembatan yang memiliki bentangan


panjang dan memiliki sederetan kabel yang menghubungkan pilon dan girder.

4. Jembatan Gantung (Suspension Bridge)

Jembatan gantung merupakan jenis jembatan yang menggunakan tumpuan


ketegangan kabel daripada tumpuan samping. Sebuah jembatan gantung biasanya
memiliki kabel utama berlabuh di setiap ujung jembatan. Setiap beban yang
diterapkan ke jembatan berubah menjadi ketegangan dalam kabel utama.
5. Jembatan rangka (Truss Bridge)

Truss Bridge merupakan jembatan versi lebih baik dari Beam Bridge, dikarenakan
terdapat kerangka yang umumnya berbentuk triangular untuk menahan beban lebih
baik.

5. Jembatan Beton Prategang ( Prestressed Concrete Bridge)

Jembatan Beton Prategang merupakan salah satu jenis jembatan dengan material
konstruksi beton prategang atau beton yang berisi kabel baja dengan tujuan untuk
memberikan tegangan awal berupa tegangan Tarik terhadap beton akibat sifat beton
yang tidak mampu menahan gaya Tarik.

6. Jembatan Box Girder


Jembatan box girder merupakan sebuah jembatan dimana struktur atas jembatan
terdiri dari balok-balok penopang utama yang berbentuk kotak atau tabung tertutup
dengan banyak dinding.
7. Jembatan Kantilever

Jembatan Kantilever merupakan jembatan yang dibangun menggunakan struktur


yang menonjol secara horizontal ke ruang angkasa, ditopang hanya pada salah satu
ujungnya.

II. 2 Aspek Perencanaan Jembatan

Dalam Perencanaan Jembatan ada beberapa aspek yang perlu ditinjau yang nantinya
akan

mempengaruhi dalam proses perencanaan jembatan, antara lain :

• Aspek Lalu Lintas

• Aspek Hidrologi

• Aspek Tanah

• Aspek Konstruksi Jembatan

II.1.2 Aspek Lalu Lintas

Lalu lintas adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen. Komponen utama yaitu
sistem head way( waktu qntara dua kendaraan yang berurutan melalui sebuah titik pada suatu
jalan) meliputi semua jenis prasarana infrastruktur dan sarana dari semua jenis angkutan yang
ada yaitu:
- jaringan jalan
- Pelengkap jalan
- Fasilitas jalan
- Angkutan umum
- Pribadi (Sumarsono, 1996).
II.1.3 Aspek Hidrologi
Perkiraan besarnya penggerusan tanah sekitar pondasi oleh aliran sungai ini sangat
penting, karena akan berdampak pada stabilitas dan daya dukung pondasi
jembatan. Perhitungan dan analisa aspek hidrologi digunakan pada jembatan yang
salah satu atau beberapa pondasi pilarnya dana tau pondasi abutmentnya terletak
dalam aliran sungai atau dipengaruhi oleh aliran air sungai (muka air banjir). Karena
tidak ada pondasi pilar ataupun abutment yang terpengaruh oleh aliran sungai, maka
analisa hidrologi tidak perlu diperhitungkan.
II.1.4 Aspek Geoteknik
Analisa tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat fisik dan teknis tanah serta
menentukan jenis perkuatan tanah dan kestabilan lereng (stabilitas tanah) guna
mendukung keamanan dari struktur yang dibuat. Tinjauan aspek tanah pada
perencanaan jembatan ini meliputi tinjauan terhadap data-data tanah yang ada
seperti :
- Nilai boring (Bor Log)
- Nilai penetrasi (N-SPT)
- Nilai kohesi
- Sudut geser tanah
- Γ tanah
- Kadar air tanah
- Void ratio, pada 2 atau 3 titik soil investigation di daerah letak abutment dan pilar
jembatan agar dapat ditentukan jenis pondasi yang akan digunakan, kedalaman
serta dimensinya.

II.1.5 Aspek Konstruksi


1. Pembebanan Struktur
Ppembebanan untuk perencanaan jembatan jalan raya adalah dasar dalam
menentukan beban-beban dan gaya untuk perhitungan tegangan yang terjadi
pada setiap bagian jalan raya. Pembebanan untuk perencanaan jalan raya
meliputi :
a. Beban Primer (baban mati, beban hidup, beban kejut, dan gaya akibat tanah)
b. Beban Sekunder ( beban angina, gaya akibat perbedaan suhu, gaya rem,
gaya akibat gempa bumi, dan gaya gesekan pada tumpuan-tumpuan
bergerak).
c. Beban Khusus ( beban dan gaya selama pelaksanaan, gaya akibat aliran air
dan tumbukan benda-benda hanyutan, gaya angkat).
2. Struktur Atas
Struktur atas adalah bagian atas dari suatu jembatan yang berfungsi untuk
menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas, orang, atau
kendaraan lainnya, yang kemudian menyalurkannya ke bagian bawah.
a. Sandaran
b. Trotoir
c. Pelat lantai
d. Gelagar jembatan
3. Struktur Bawah
a. Abutment (pangkal Jembatan)
Abutment berfungsi untuk menyalurkan beban vertical dan horizontal dari
bangunan atas ke pondasi dengan fungsi tambahan untuk mengadakan
peralihan tumpuan dari timbunan jalan pendekat ke bangunan atas jembatan.
b. Pondasi
Pondasi menyalurkan beban-beban terpusat dari bangunan bawah ke dalam
tanah pendukung dengan cara demikian rupa sehingga hasil tegangan dan
gerakan tanah dapat dipikul oleh struktur keseluruh

BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Pemilihan Lokasi

Jembatan Wastukencana, Tamansari, Kec. Bandung


Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat.

III.2. Aspek Lalu Lintas


1. Klasifikasi Fungsi Jalan : Jalan Lokal
2. Sistem Jaringan Jalan : Jalan Lokal Primer
3. Klasifikasi Kelas Jalan : Lokal III C
4. Klasifikasi Medan Jalan : D

III.3. Aspek Teknis


Persyaratan teknis yang perlu dipertimbangkan antara lain :
a. Penentuan geometri struktur, alinemen horizontal dan vertical, sesuai dengan lingkungan
sekitarnya.
b. Pemilihan sistem utama jembatan dan posisi dek.
c. Penentuan panjang bentang optimum sesuai dengan syarat hidraulika, arsitektural, dan
biaya konstruksi.
d. Pemilihan elemen-elemen utama struktur atas dan struktur bawah, terutama tipe pilar dan
abutment.
e. Pendetailan struktur atas seperti : sandaran, parapet, penerangan, dan tipe perkerasan.
f. Pemilihan bahan yang paling tepat untuk struktur jembatan berdasarkan pertimbangan
struktural dan estetika.
III.4. Aspek Estetika
jembatan modern di daerah perkotaan didesain tidak hanya didasarkan pada struktural dan
pemenuhan transportasi saja, tetapi juga untuk ekonomi dan artistik. Aspek estetika jembatan di
perkotaan merupakan faktor yang penting pula dipertimbangkan dalam perencanaan.
Kesesuaian estetika dan arsitektural akan memberikan nilai lebih kepada jembatan yang
dibangun di tengah-tengah kota. Jembatan pada kota-kota besar di dunia banyak yang
mempunyai nilai estetika yang tinggi disamping kekuatan strukturalnya (Supriyadi dan
Muntohar, 2007).
III.5. Gambar konsep Design Jembatan
III.6. Penanganan Rekayasa Jembatan
III.7. Metode Pelaksanaan dalam Desain Jembatan yang Dirancang
1. Survey Topografi
2. Penyelidikan tanah
3. Geoteknik
4. Hidrologi
5. Lingkungan

1. Pekerjaan struktur jembatan yang terdiri dari :

 Penyediaan balok jembatan / girder jembatan.


 Galian Struktur Abutment jembatan
 Pembuatan pondasi jembatan (pondasi dalam misalnya menggunakan tiang pancang,
bored pile, pondasi sumuran dll.)
 Pembuatan abutmen jembatan
 Pemasangan balok girder diatas abutment dan pilar dengan terlebih dahulu dipasang
elastomeric bearing.
 Dilanjutkan dengan pemasangan diafragma tepi dan diafragma tengah diantara balok-
balok girder yang sudah terpasang.
 Pemasangan plat deck yang berfungsi subagai begisting (bawah) lantai jembatan.
 Pemasangan besi tulangan untuk lantai jembatan dan juga pemasangan pipa drainasi
jembatan serta pemasangan pipa utilitas.
 Pengecoran Lantai jembatan menggunakan beton ready mix.
 Pembuatan plat injak jembatan, plat injak jembatan dibuat dengan terlebih dahulu
dipasang lantai kerja dibawahnya.

2. Pekerjaan Oprit Jembatan terdiri antara lain

 Pembuatan talud jalan menggunakan konstruksi beton bertulang atau pasangan batu
kali
 Pada talud jalan harus dipasang suling-suling untuk mengalirkan air.
 Pemasangan kolom pengaman talud jalan
 Penghamparan dan pemadatan timbunan pilihan / sirtu
 Penghamparan dan pemadatan Lapis pondasi Agregat Klas B
 Penghamparan dan pemadatan Lapis Pondasi Agregat Klas A.
 Pekerjaan Aspal yang terdiri dari penyemprotan Lapis Pengikat Aspal cair (Prime Coat),
dilanjutkan dengan penghamparan Laston Lapis Pondasi AC-Base, selanjutnya
dipasang lapis diatasnya yang terdiri dari Laston Lapis Antara (AC – BC) dan Laston
Lapis Aus (AC-WC).

3. Pekerjaan Drainasi Jalan

 Drainase jalan dibuat menggunakan konstruksi beton bertulang atau pasangan batu kali
dengan mortar.

4. Pekerjaan Pelengkap meliputi :

 Pembuatan tembok sedada dengan pasangan batu yang diplester dan difinishing
dengan melakukan pengecatan. Pemasangan batu temple dan marmer
 Pembuatan Trotoar dengan pemasangan kastin / kerb, diisi timbunan sirtu dipadatkan,
finishing dengan batu alam.
 Pemasangan Lampu Hias sesuai spesifikasi.
 Pekerjaan marka jalan.

III.8. Dokumentasi Kelompok Survey Lokasi Kajian Perencanaan Jembatan


BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Jembatan yang di ambil oleh kelompok kami adalah jembatan grider kembali, karena
segala aspek hampir memungkinkan sudah paling efektif, walaupun ada belokan dekat
setelah kjembatan, namun itu mencukupi syarat dan ketentuan yang ada.
IV.2 Saran
Untuk kedepannya sebelum memilih lokasi tentukan dulu lokasi jembatan dengan data yang
lengkap agar tidak kesulitan saat membuat laporan.

IV.3 Daftar Pustaka


https://www.niri-rubber.com/tahapan-tahapan-dalam-proses-pembangunan-jembatan/
https://eprints.umm.ac.id/35092/3/jiptummpp-gdl-ayiknurafi-46972-3-babii.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/1516/3/2TS12436.pdf

Anda mungkin juga menyukai