Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENGENALAN JEMBATAN
1.1. Jembatan
1.1.1. Pengertian Jembatan

Gambar Contoh Jembatan


Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang
berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya
rintangan - rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran
irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain
-lain.
Jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan
menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak sama
tinggi permukaannya. Dalam perencanaan dan perancangan jembatan sebaiknya
mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi, persyaratan teknis dan
estetika-arsitektural yang meliputi : Aspek lalu lintas, Aspek teknis, Aspek estetika
(Supriyadi dan Muntohar, 2007).

Menurut (Asiyanto 2008) jembatan rangka baja adalah struktur


jembatan yang terdiri dari rangkaian batang batang baja yang dihubungkan satu
dengan yang lain. Beban atau muatan yang dipikul oleh struktur ini akan
diuraikan dan disalurkan kepada batang batang baja struktur tersebut, sebagai
gaya gaya tekan dan tarik, melalui titik titik pertemuan batang (titik buhul).
Garis netral tiap tiap batang yang bertemu pada titik buhul harus saling
berpotongan pada satu titik saja, untuk menghindari timbulnya momen sekunder.
KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan
lain berupa jalan air atau lalu lintas biasa. Jembatan yang berada diatas jalan lalu
lintas biasanya disebut viaduct. Jembatan dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Jembatan jembatan tetap.

2. Jembatan jembatan dapat digerakkan.

Kedua golongan jembatan tersebut dipergunakan untuk lalu lintas


kereta api dan lalu lintas biasa ( Struyk dan Veen, 1984).

1.1.2. Jenis Jenis Jembatan


Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe
struktur sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan
kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi
yang mutakhir.
Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Jembatan jalan raya (highway bridge,
Jembatan ini merupakan jembatan yang paling umum dikenal dan paling
banyak dijumpai, berfungsi bagi lalu lintas kendaraan secara umum.

2) Jembatan jalan kereta api (railway bridge),


Merupakan jembatan khusus untuk kereta api.
3) Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).
Merupakan jalan yang khusus diperuntukkan untuk pejalan kaki dan
kendaraan roda 2. Konstruksinya dapat berupa jembatan beton, gelagar
baja maupun jembatan gantung.

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II

4) Jembatan jalan air


5) Jembatan militer
6) Jembatan penyebrangan

Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :


1) Jembatan di atas sungai atau danau,
2) Jembatan di atas lembah,
3) Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),
4) Jembatan di atas saluran irigasi / drainase (culvert),
5) Jembatan di dermaga (jetty).

6) Jembatan melintasi jalan kereta api (Viaduct)

Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa


macam, antara lain :
1) Jembatan kayu (log bridge),
Jembatan yang terawal adalah apabila manusia mengambil
kesempatan dari pohon kayu yang tumbang merentasi sungai. Jadi, tak
heranlah jika jembatan yang pertama dibuat ialah pokok yang sengaja
ditumbangkan meintasi sungai. Kini, jembatan seperti itu hanya digunakan
secara sementara, contohnya di tempat2 pembalakan, yang mana jalan
yang dibuat hanyalah untuk sementara dan kemudian ditinggalkan. Ini

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
karena jembatan seperti ini mempunyai jangka waktu yang pendek
disebabkan oleh pohon menyentuh tanah (yang basah) hingga
menyebabkannya mereput, serta serangan anai-anai dan serangga-serangga
lain. Jembatan batang kayu yang tahan lama boleh dibuat dengan
menggunakan tapak konkrit yang tidak ditakungi air dan dijaga dengan
baik.

2) Jembatan beton (concrete bridge),


Jembatan beton merupakan jembatan yang konstruksinya terbuat
dari material utama bersumber dari beton.
3) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),
Gelagar Induk dari jembatan ini merupakan balok beton bertulang
yang diberi pra tegangan dari kabel yang dipasang sedemikian rupa
sehingga seluruh beban hidup jembatan dapat di lawan dengan prategang
yang didapat dari penarikan kabel dalam tendon yang diletakkan di dalam
balok tersebut. Jembatan ini sering digunakan pada jembatan dengan
bentang yang relatif panjang, seperti pada jembatan layang mono rell, dan
banyak yang lainnya.

4) Jembatan baja (steel bridge),


Jembatan baja yaitu jembatan yang mayoritas bahannya dari
baja.sedangkan konstruksinya dipertimbangkan pada kebutuhan
bentang,bisa berbentuk rangka bisa hanya merupakan baja propil menerus.

5) Jembatan komposit (compossite bridge).

Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa


macam, antara lain :
1) Jembatan alang (Beam bridge),
Jembatan ini juga bisa disebut keturunan langsung jembatan batang
kayu, jembatan alang biasanya dibuat dari alang keluli "I", konkrit
diperkuat atau konkrit telah-tertegang (post-tensioned concrete) yang
panjang. Ia kurang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang dekat.
Jembatan ini selalu digunakan untuk jembatan pejalan kaki dan juga
jembatan-jembatan yang merintangi hutan.

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
2) Jembatan plat (slab bridge),
3) Jembatan plat berongga (voided slab bridge),
4) Jembatan gelagar (girder bridge),
Bentuk gelagar jembatan cable stayed sangat bervariasi namun
yang paling sering digunakan ada dua yaitu stiffening truss dan solid web
(Podolny and Scalzi, 1976). Stiffening truss digunakan untuk struktur baja
dan solid web digunakan untuk struktur baja atau beton bertulang maupun
beton prategang. Gelagar yang tersusun dari solid web yang terbuat dari
baja atau beton cenderung terbagi atas dua tipe yaitu:
1. gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak
gelagar.
2. gelagar box (box girder), dapat terdiri atas satu susunan box yang
dapat berbentuk persegi panjang atau trapesium.

5) Jembatan rangka (truss bridge),


Jika alang2 itu disusun dalam bentuk kekisi, contohnya segitiga,
supaya setiap alang hanya menampung sebagian berat struktur itu, maka ia
dinamakan jembatan kerangka. Jika dibandingkan dengan jembatan alang,
jembatan kerangka adalah lebih hemat dalam penggunaan bahan.
Kerangka bisa menahan beban yang lebih berat untuk jarak yang lebih
jauh menggunakan elemen yang lebih pendek daripada jembatan alang.
Ada berbagai jenis cara untuk membuat kerangka ini, namun begitu,
semuanya menggunakan prinsip penggiliran elemen tegangan dan tekanan.
Sekiranya satu-satu elemen itu telah diketahui - melalui analisis
kejuruteraan - hanya akan mengalami ketegangan tanpa tekanan atau
kenduran, maka ia bisa dibuat dari batang keluli yang lebih langsing.
Bagian atas kerangka selalunya mengalami tekanan, manakala bagian
bawahnya mengalami tegangan.

Jembatan ini selalu dibuat dengan menggunakan dua kerangka


yang dihubungkan dengan elemen-elemen penjuru yang mendatar untuk
membentuk sebuah struktur berbentuk kotak. Jalan yang akan dilalui boleh
terjadi daripada sebagian elemen-elemen atas atau bawah, atau juga boleh
digantung di tengah-tengah. Jika jembatan itu harus menyeberangi jurang

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
yang sangat dalam, kerangka itu boleh diimbangi. Ini selalunya terjadi jika
tebing yang betul-betul bertentangan membuatkan kerja-kerja pembuatan
lebih sukar.

Jembatan kerangka boleh dibuat dari hampir semua bahan yang


keras dan kuat, termasuk batang kayu, keluli ataupun konkrit diperkuat.
Konsep kerangka ini juga digunakan dalam jembatan-jembatan yang lain
ataupun komponen-komponen jembatan seperti struktur geladak jembatan
gantung.

6) Jembatan pelengkung (arch bridge),


Jembatan lengkung memiliki abutment pada setiap ujungnya.
Beban jembatan didorong ke abutment pada kedua sisi. Jembatan
lengkung tertua di dunia dibuangun oleh orang Yunanu, termasuk
Jembatan Arkadiko.

Dengan rentang sejauh 220 meter, Jembatan Solkan diatas Sungai


Soa di Solkan, Slovenia, adalah jembatan batu kedua terbesar di dunia
dan jembatan batu trek kereta terpanjang. Selesai dibangun pada tahun
1905. Lengkungannya yang terdiri dari 5,000 ton blok batu diselesaikan
hanya dalam 18 hari, merupakan lengkungan baru kedua terbesar di dunia,
dikalahkan hanya oleh Friedensbrcke (Syratalviadukt) di Plauen, dan
lengkungan batu trek kereta terbesar. Lengkungan Friedensbrcke, yang
dibangun pada tahun yang sama, merentang sepanjang 90m dan melewati
lembah Sungai Syrabach. Perbedaan keduanya adalah Jembatan Solkan
dibuat dari blok batu, sedangkan Friedensbrcke dibuat dari batu yang
dihancurkan dicampur dengan semen mortar.

Jembatan lengkung terbesar saat ini adalah Jembatan Chaotianmen


diatas Sungai Yangtze dengan panjang 1,741m dan rentangan sejauh 552
m. Jembatan ini dibuka pada tanggal 20 April 2009 di Chongqing, China.

7) Jembatan gantung (suspension bridge),


Jembatan gantung adalah satu lagi jenis jembatan yang pertama,
dan masih lagi dibuat menggunakan bahan asli, seperti tali jerami di

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
setengah daerah di Amerika Selatan. Sudah semestinya jembatan ini
diperbarui secara berkala kerana bahan ini tidak tahan lama, dan di sana,
bahan-bahan ini dibuat oleh keluarga-keluarga sebagai sumbangan
masyarakat. Sejenis variasi yang lebih kekal, sesuai untuk pejalan kaki dan
kadang kala penunggang kuda boleh dibuat daripada tali biasa. Puak Inca
di Peru juga pernah menggunakan jembatan ini pada abad ke-16 untuk
jarak sejauh 60 meter. Bagi jembatan ini, laluan jalan akan mengikut
lengkungan menurun dan menaik kabel yang membawa beban. Tali
tambahan juga diletakkan pada paras yang lebih tinggi sebagai tempat
berpegang. Untuk berjalan di jembatan seperti ini, dengan cara berjalan
seperti meluncur, karena cara berjalan yang biasa akan menghasilkan
gelombang bergerak yang akan menyebabkan jembatan dan pejalan kaki
bergoyang atas-ke-bawah atau kiri-ke-kanan.

Jembatan gantung modern yang mampu membawa kendaraan


menggunakan dua menara menggantikan pokok. Kabel yang merentangi
jembatan ini perlu ditambat dengan kuat di kedua belah ujung jembatan,
karena sebagian besar beban di atas jembatan akan dipikul oleh tegangan
di dalam kabel utama ini. Sebagai jalannya dihubungkan ke kabel utama
dengan menggunakan jaringan kabel-kabel lain yang digantung menegak.
Jembatan seperti ini hanya cocok digunakan untuk jarak yang jauh, atau
tidak memungkinkan didirikan tiang penahan karena arus deras dan
berbahaya. Jembatan seperti ini juga selalu menjadi suatu pemandangan
yang bagus. jembatan ini tidak sesuai untuk digunakan oleh kereta api
karena akan melentur disebabkan oleh beban kereta.

8) Jembatan kabel - penahan (cable stayed R bridge),


Jembatan kabel-penahan adalah agak baru.ekaan jembatan ini
menggunakan beberapa kabel yang berasingan yang menghubungkan jalan
dengan menara. Kabel2 pepenjuru ini diikat dengan tegang dan lurus
(tidak melentur kecuali disebabkan oleh berat sendiri) ke beberapa tempat
yang berlainan di sepanjang jalan. Kabel2 itu boleh diikat di tengah-tengah
jalan (satu jaringan) atau di tepi jalan (dua jaringan). Biasanya dua menara
digunakan, dan kabel-kabel disusun dalam bentuk kipas.

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
Kelebihan jembatan ini dibanding jembatan gantung adalah
tambatan yang kukuh di ujung jembatan untuk menahan tarikan kabel
tidak diperlukan. Ini disebabkan oleh geladak jembatan itu senantiasa
berada di dalam keadaan tekanan. Ini menjadikan jembatan ini sebagai
jembatan pilihan di tempat2 yang keadaan tanahnya kurang baik, asalkan
menara-menaranya boleh dipasak dengan baik.

Antara contoh jembatan kabel penahan yang terkenal di Malaysia


termasuklah Jembatan Pulau Pinang, Jembatan Kedua Muar dan Jembatan
Sungai Johor (yang bakal dibuka pada tahun 2010).

9) Jembatan penyangga (cantilever bridge).


Jembatan penyangga biasanya digunakan untuk mengatasi masalah
pembuatan apabila keadaan tidak praktikal untuk menahan beban jembatan
dari bawah semasa pembuatan. Disebabkan ia agak keras/tidak mudah
bergoyang, ia sesuai digunakan untuk membawa landasan kereta api.
Walaupun dari segi seni bina penyangga selalunya mempunyai cuma satu
bagian, untuk jembatan biasanya dua bahagian (sepasang) yang serupa
dibuat.

Satu kelebihan jambatan ini ialah ia boleh dibina dengan cuma


bekerja menggunakan caisson sementara ini dilakukan dengan membuat
kedua-dua bagian sekaligus untuk memastikan keseimbangan jembatan
itu. Kebanyakan jembatan penyangga menggunakan sepasang struktur
yang serupa, setiap satu dengan satu menara dan dua penyangga yang
terjulur keluar. Kemudian, apabila siap, jembatan itu biasanya akan
ditambat di ujungnya, untuk mengelakkan penyangga tadi terjungkit, dan
menghasilkan celah yang lebar di antara kedua-dua penyangga tadi.
Setelah itu, satu jalan yang telah siap dibina awal-awal diangkat dan
diletakkan di tengah-tengah jambatan itu menggunakan kabel untuk
meyambung kedua-dua bagian. Jika tidak, bagian tengah jalan itu bisa
dibuat ketika itu juga daripada bagian-bagiannya.

Prinsip penyangga ini biasa digunakan dalam pembuatan jembatan


gerbang tertekan. Dalam kebanyakan pembuatan jembatan jarak jauh

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
moden, menara dan kabel sementara digunakan untuk menahan bagian-
bagian gerbang yang dibuat secara bertingkat. Cara ini agak sama dengan
cara pembuatan jembatan kabel-penahan. Penggunaan menara sementara
ini mengurangi jumlah bahan yang diperlukan dan memudahkan
perancangan.

Berdasarkan Jenis Struktur :


Jembatan Komposit (composite bridge)
1. I Beam Bridge
gelagar utama terdiri baja profil berbentuk I
panjang bentang jembatan L 25,0 m
2. Plate Girder Bridge
gelagar utama terdiri dari pelat-pelat baja tersusun (plate girder)
panjang bentang jembatan L 35,0 m
3. Box Girder Bridge
gelagar utama berbentuk kotak (box girder)
panjang bentang jembatan L 60,0 m

Jembatan Rangka (truss bridge)


terdiri dari gelagar utama dan rangka induk
panjang bentang jembatan L 100,0 m

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II

Jembatan Kabel
1. Cable Stayed Bridge
termasuk jembatan panjang, dimana panjang bentang jembatan bias
mencapai beberapa ratus meter (L 500,0 m).
2. Suspension Bridge
pemikul utama beban adalah kabel-kabel yang terbuat dari baja mutu
tinggi (high strength steel).
panjang bentang jembatan L 1500,0 m

1.1.3. Bagian Bagian Jembatan


Secara umum struktur jembatan dapat dibedakan menjadi dua bagian
yaitu struktur atas dan struktur bawah.

1) Struktur Atas (Super structures)

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung
yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas
kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.

Struktur atas jembatan umumnya meliputi :


a) Trotoar :
Sandaran dan tiang sandaran,
Peninggian trotoar (Kerb),
Slab lantaitrotoar.
b) Slab lantai kendaraan,
c) Gelagar (Girder),
d) Balok diafragma,
e) Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),
f) Tumpuan (Bearing).

2) Struktur Bawah (Sub structures)


Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas
dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan,
tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. Untuk kemudian disalurkan ke Pondasi.
Selanjutnya beban - beban tersebut disalurkan oleh Pondasi ke tanah dasar.

Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi :


a) Pangkal jembatan (Abutment),
Dinding belakang (Back wall),
Dinding penahan (Breast wall),
Dinding sayap (Wing wall),
Oprit, plat injak (Approach slab)
Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
Tumpuan (Bearing).

b) Pilar jembatan (Pier),


Kepala pilar (Pier Head),
Pilar (Pier), yang berupa dinding, kolom, atau portal,
Konsol pendek untuk jacking (Corbel),

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
Tumpuan (Bearing).

3) Pondasi
Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah
dasar.Berdasarkan sistimnya, Pondasi abutment atau pier jembatan dapat
dibedakan menjadi beberapa macam jenis, antara lain :
a) Pondasi telapak (spread footing)
b) Pondasi sumuran (caisson)
c) Pondasi tiang (pile foundation)
Tiang pancang kayu (Log Pile),
Tiang pancang baja (Steel Pile),
Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),
Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed Concrete Pile),
spun pile,
Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place), borepile, franky pile,
Tiang pancang komposit (Compossite Pile).

Gambar Bagian-Bagian Jembatan 1

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II

Gambar Bagian-bagian Jembatan 2

Keterangan :
1. Bangunan atas
2. Bangunan bawah (abutment)
3. Pondasi
4. Andas/tumpuan
5. Oprit
6. Railling / sandaran
(1857_CHAPTER_III.pdf)
1.2. Peraturan Standar yang Digunakan
RSNI T-03-2005 Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan
RSNI T-02-2005 Struktur Pembebanan untuk Jembatan

Badan Standarisasi Nasional (2005) mempunyai peraturan peraturan


yang digunakan di Indonesia, untuk merancang struktur jembatan. Peraturan yang
digunakan Badan Standarisasi Nasional (2005) dalam perancangan jembatan
adalah sebagai berikut :
1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (PPPJJR, 1987)
2. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI)
3. Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan (Bridge Management System, 1992)
4. Revisi SNI 03-2833-1992, tentang Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Jembatan.
5. RSNI T-03-2005, tentang Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan.

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
(e-journal.uajy.ac.id/1516/3/2TS12436.pdf)

1.3. Beban - Beban yang Diperhitungkan


1.1. Beban Mati
Beban mati adalah semua muatan yang berasal dari berat sendiri jembatan
atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan tetap yang
dianggap merupakan satu satuan dengan jembatan (Sumantri, 1989:63). Dalam
menentukan besarnya muatan mati harus dipergunakan nilai berat volume untuk
bahan-bahan bangunan.
Contoh beban mati pada jembatan: berat beton, berat aspal, berat baja,
berat pasangan bata, berat plesteran dll

1.3.1.1. Beban Mati Primer


Beban mati yang digunakan dalam perhitungan kekuatan gelagar-gelagar
(baik gelagar tengah maupun gelagar pinggir) adalah berat sendiri pelat dan sistem
lainnya yang dipikul langsung oleh masing-masing gelagar tersebut.

1.3.1.2. Beban Mati Sekunder


Beban sekunder adalah beban pada jembatan-jembatan yang merupakan
beban atau muatan sementara, yang selalu bekerja pada perhitungan tegangan
pada setiap perencanaan jembatan. Pada umumnya beban ini mengakibatkan
tegangan-tegangan yang relative lebih kecil dari pada tegangan-tegangan akibat
beban primer, dan biasanya tergantung dari bentang, system jembatan, dan
keadaan setempat.

Sedangkan Beban Sekunder terdiri dari beban angin, gaya rem, dan gaya akibat
perbedaan suhu.

1. Beban Gaya Rem


Gaya ini bekerja dalam arah memanjang jembatan, akibat gaya rem dan traksi
ditinjau untuk kedua jurusan lalu lintas. pengaruh ini diperhitungkan senilai
dengan pengaruh gaya rem sebesar 5% dari muatan D tanpa koefisien kejut yang
memenuhi semua jalur lalu lintas yang ada dalam satu jurusan.

2. Gaya Akibat Perbedaan Suhu


Perbedaan suhu harus ditetapkan sesuai dengan keadaan setempat.
Diasumsikan untuk baja sebesar C dan beton 10. Peninjauan khusus terhadap

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
timbulnya tegangan-tegangan akibat perbedaan suhu yang ada antara bagian-
bagian jembatan dengan bahan yang berbeda.

3. Beban Gempa
Untuk pembangunan jembatan pada daerah yang dipengaruhi oleh gempa,
maka beban gempa juga diperhitungkan dalam perencanaan struktur jembatan

4. Beban angin
Beban angin dihitung pada daerah konstruksi jembatan yang harus menahan
beban angin.

1.2. Beban Hidup


Muatan hidup adalah semua muatan yang berasal dari berat
kendaraankendaraan bergerak/ lalu lintas dan atau berat pejalan kaki yang
dianggap bekerja pada jembatan. Muatan hidup pada jembatan yang harus ditinjau
dinyatakan dalam dua macam, yaitu muatan T yang merupakan beban terpusat
untuk lantai kendaraan dan muatan D yang merupakan beban jalur untuk
gelagar. (2027_CHAPTER_II.pdf)

1.3.2.1. Beban T
Dalam menghitung kekuatan lantai akibat beban T dianggap bahwa beban
tersebut menyebar ke bawah dengan arah 45 derajat sampai ktengah-tengah tebal
lantai. (2027_CHAPTER_II.pdf)

Beban T merupakan beban kendaraan truk yang mempunyai beban roda


ganda (Dual Wheel Load) sebesar 10 ton, yang bekerja pada seluruh lebar bagian
jembatan yang dingunakan untuk lalu lintas kendaraan.

(http://www.ilmusipil.com/menghitung-beban-struktur-jembatan)

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II

Ketentuan Beban T yang Terjadi pada Jembatan Jalan Raya

1.3.2.2. Beban D
Beban D adalah susunan beban pada setiap jalur lalu lintas yang
terdiri dari beban garis P ton per jalur lalu lintas (P = 12 ton) dan beban terbagi
rata q ton per meter panjang per jalur sebagai berikut:
q = 2,2 t/m untuk L < 30 m.
q = 2,2 t/m {(1,1/60) x (L 30)} t/m untuk 30 m < L < 60 m.
q = 1,1{1 + (30/L)} untuk L > 60 m.

Distribusi beban D yang Bekerja pada Jembatan Jalan Raya

Ketentuan penggunaan beban D dalam arah melintang jembatan sebagai


berikut:
Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan< 5,50 m, beban D
sepenuhnya (100%) harus dibebankan pada seluruh jembatan.

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan> 5,50 m, beban D
sepenuhnya (100%) dibebankan pada lebar jalur 5,50 m sedangkan lebar
selebihnya dibebani hanya separuh beban D (50%).

Contoh beban hidup pada jembatan: beban kendaraan yang melintas,


beban orang berjalan dll.

(http://www.ilmusipil.com/menghitung-beban-struktur-jembatan)

Dalam menghitung momen dan gaya lintang dianggap bahwa gelagar


gelagar mempunyai jarak dan kekuatan yang sama atau hampir sama sehingga
penyebaran beban D melalui lantai kendaraan ke gelagar gelagar harus dihitung
dengan cara sebagai berikut :
Perhitungan momen dan perhitungan gaya lintang

a. Gelagar memanjang tengah

Beban hidup yang diterima oleh tiap gelagar memanjang tengah adalah
sebagai berikut :
Beban merata : q = q/2,75 x x s
Beban garis : P = P/2,75 x x s
Dimana :
s = jarak gelagar yang berdekatan (yang ditinjau) dalam meter, diukur dari sumbu
ke sumbu.
= faktor distribusi.
= 0,75 bila kekuatan gelagar melintang diperhitungkan.
= 1,00 bila kekuatan gelagar melintang tidak diperhitungkan.

b. Gelagar memanjang pinggir

Beban hidup yang diterima oleh gelagar memanjang pinggir adalah beban
hidup tanpa memperhitungkan faktor distribusi ( = 1,00). Bagaimana pun juga
gelagar memanjang pinggir harus direncanakan minimum sama kuat dengan
gelagar memanjang tengah. Dengan demikian beban hidup yang diterima oleh tiap
gelagar memanjang pinggir tersebut adalah sebagai berikut :
Beban merata : q = q/2,75 x s
Beban garis : P = P/2,75 x s

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
Dimana :
s = lebar pengaruh beban hidup pada gelagar memanjang pinggir.

c. Gelagar melintang tengah.

Beban hidup yang diterima oleh gelagar melintang tengah adalah sebagai
berikut :

Beban merata : q = q x s

Beban garis : P = P

Dimana :

s = lebar pengaruh beban hidup pada gelagar melintang tengah.

d. Gelagar melintang pinggir

Beban hidup yang diterima oleh gelagar melintang pinggir adalah sebagai
berikut :

Beban merata : q = q x s

Beban garis : P = P

Dimana :

s = lebar pengaruh beban hidup pada gelagar melintang pinggir.

(2027_CHAPTER_II.pdf)

1.3.2.3. Beban pada Trotoar, Kerb dan Sandaran


Konstruksi trotoir harus diperhitungkan terhadap beban hidup sebesar 500
kg/m2. Dalam perhitungan kekuatan gelagar karena pengaruh beban hidup
pada trotoir, diperhitungkan beban sebesar 60% beban hidup trotoir.
Kerb yang terdapat pada tepi-tepi lantai kendaraan harusdiperhitungkan
untuk dapat menahan beban horisontal ke arah melintang jembatan sebesar
500 kg/m yang bekerja pada puncak kerb yang bersangkutan atau pada
tinggi 25 cm di atas permukaan lantai kendaraan apabila kerb yang
bersangkutan lebih tinggi dari 25 cm.

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
Tiang-tiang sandaran pada setiap tepi trotoir harus diperhitungkan untuk
dapat menahan beban horizontal sebesar 100 kg/m, yang bekerja pada tinggi
90 cm di atas lantai trotoir. (2027_CHAPTER_II.pdf)

1.3. Beban Kejut


Untuk memperhitungkan pengaruh-pengaruh getaran-getaran dan
pengaruh-pengaruh dinamis lainnya, tegangan-tegangan akibat beban garis P
harus dikalikan dengan koefisien kejut yang akan memberikan hasil maksimum,
sedangkan beban merata q dan beban T tidak dikalikan dengan koefisien
kejut.
Koefisien kejut ditentukan dengan rumus :

Dimana : k = Koefisien kejut


L = Panjang bentang dalam meter, ditentukan oleh tipe konstruksi
jembatan (keadaan statis) dan kedudukan muatan garis P
Koefisien kejut tidak diperhitungkan terhadap bangunan bawah apabila
bangunan bawah dan bangunan atas tidak merupakan satu kesatuan. Bila
bangunan bawah dan bangunan atas merupakan satu kesatuan maka koefisien
kejut diperhitungkan terhadap bangunan bawah.

LARRA IDYANTI 1210922031


KK REKAYASA STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
KONSTRUKSI BAJA II
Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan
http://www.ilmusipil.com/menghitung-beban-struktur-jembatan
http://www.academia.edu/7988407/Penjelasan_Struktur_Jembatan
http://civildoqument.blogspot.com/2014/09/pengertian-jembatan.html

LARRA IDYANTI 1210922031

Anda mungkin juga menyukai