PENGENALAN JEMBATAN
1.1. Jembatan
1.1.1. Pengertian Jembatan
Jembatan Kabel
1. Cable Stayed Bridge
termasuk jembatan panjang, dimana panjang bentang jembatan bias
mencapai beberapa ratus meter (L 500,0 m).
2. Suspension Bridge
pemikul utama beban adalah kabel-kabel yang terbuat dari baja mutu
tinggi (high strength steel).
panjang bentang jembatan L 1500,0 m
3) Pondasi
Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah
dasar.Berdasarkan sistimnya, Pondasi abutment atau pier jembatan dapat
dibedakan menjadi beberapa macam jenis, antara lain :
a) Pondasi telapak (spread footing)
b) Pondasi sumuran (caisson)
c) Pondasi tiang (pile foundation)
Tiang pancang kayu (Log Pile),
Tiang pancang baja (Steel Pile),
Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),
Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed Concrete Pile),
spun pile,
Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place), borepile, franky pile,
Tiang pancang komposit (Compossite Pile).
Keterangan :
1. Bangunan atas
2. Bangunan bawah (abutment)
3. Pondasi
4. Andas/tumpuan
5. Oprit
6. Railling / sandaran
(1857_CHAPTER_III.pdf)
1.2. Peraturan Standar yang Digunakan
RSNI T-03-2005 Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan
RSNI T-02-2005 Struktur Pembebanan untuk Jembatan
Sedangkan Beban Sekunder terdiri dari beban angin, gaya rem, dan gaya akibat
perbedaan suhu.
3. Beban Gempa
Untuk pembangunan jembatan pada daerah yang dipengaruhi oleh gempa,
maka beban gempa juga diperhitungkan dalam perencanaan struktur jembatan
4. Beban angin
Beban angin dihitung pada daerah konstruksi jembatan yang harus menahan
beban angin.
1.3.2.1. Beban T
Dalam menghitung kekuatan lantai akibat beban T dianggap bahwa beban
tersebut menyebar ke bawah dengan arah 45 derajat sampai ktengah-tengah tebal
lantai. (2027_CHAPTER_II.pdf)
(http://www.ilmusipil.com/menghitung-beban-struktur-jembatan)
1.3.2.2. Beban D
Beban D adalah susunan beban pada setiap jalur lalu lintas yang
terdiri dari beban garis P ton per jalur lalu lintas (P = 12 ton) dan beban terbagi
rata q ton per meter panjang per jalur sebagai berikut:
q = 2,2 t/m untuk L < 30 m.
q = 2,2 t/m {(1,1/60) x (L 30)} t/m untuk 30 m < L < 60 m.
q = 1,1{1 + (30/L)} untuk L > 60 m.
(http://www.ilmusipil.com/menghitung-beban-struktur-jembatan)
Beban hidup yang diterima oleh tiap gelagar memanjang tengah adalah
sebagai berikut :
Beban merata : q = q/2,75 x x s
Beban garis : P = P/2,75 x x s
Dimana :
s = jarak gelagar yang berdekatan (yang ditinjau) dalam meter, diukur dari sumbu
ke sumbu.
= faktor distribusi.
= 0,75 bila kekuatan gelagar melintang diperhitungkan.
= 1,00 bila kekuatan gelagar melintang tidak diperhitungkan.
Beban hidup yang diterima oleh gelagar memanjang pinggir adalah beban
hidup tanpa memperhitungkan faktor distribusi ( = 1,00). Bagaimana pun juga
gelagar memanjang pinggir harus direncanakan minimum sama kuat dengan
gelagar memanjang tengah. Dengan demikian beban hidup yang diterima oleh tiap
gelagar memanjang pinggir tersebut adalah sebagai berikut :
Beban merata : q = q/2,75 x s
Beban garis : P = P/2,75 x s
Beban hidup yang diterima oleh gelagar melintang tengah adalah sebagai
berikut :
Beban merata : q = q x s
Beban garis : P = P
Dimana :
Beban hidup yang diterima oleh gelagar melintang pinggir adalah sebagai
berikut :
Beban merata : q = q x s
Beban garis : P = P
Dimana :
(2027_CHAPTER_II.pdf)
http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan
http://www.ilmusipil.com/menghitung-beban-struktur-jembatan
http://www.academia.edu/7988407/Penjelasan_Struktur_Jembatan
http://civildoqument.blogspot.com/2014/09/pengertian-jembatan.html