PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui
rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( Jalan air/Jalan
lalu lintas biasa ). ( Struyk dan Veen, 1994 )
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui
rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( Jalan air/Jalan lalu
lintas biasa ). ( Struyk dan Veen, 1994 )
Jenis jembatan yang digunakan pada zaman purba biasanya berbentuk jembatan balok
sederhana, dan digunakan hanya untuk bentangan yang pendek. Seperti yang dibangun
diatas Sungai Euprat dan Sungai Tigris di Babylonia kira-kira 2000 SM.
Jenis-jenis jembatan tergantung lebih atau kurang dalam sudut pandang yang diadopsi.
Berdasarkan bahan sendiri bangunan jembatan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Lengkungan jembatan (jembatan lengkung)
Kelengkungan merupakan bentuk struktur non-linear yang memiliki respon yang sangat
tinggi momen lentur. Yang membedakan bentuk busur untuk membentuk - bentuk yang
kedua ujungnya berbentuk posisi sendi sehingga posisi tidak memungkinkan gerakan ke arah
horisontal. Jembatan lengkungan bentuk hanya dapat digunakan jika lapangan dukungan
yang kuat dan stabil. Jembatan yang lebih efisien bentang panjang jembatan dengan 100
sampai 300 meter Arco jenis penggunaan.
3. Jembatan kabel
Kabel-stayed jembatan dengan kabel sebagai pembawa elemen lantai lalu lintas. Ditumpu
tinggal kabel di menara langsung. Jembatan kabel merupakan balok menerus dengan satu
atau lebih menara dipasang pada pilar - pilar bagian dari setengah jembatan. Jembatan kabel
memiliki titik pusat yang relatif rendah massa sehingga jembatan jenis ini sangat baik untuk
digunakan di daerah beresiko dari gempa bumi dan digunakan untuk rentang variasi panjang
100-600 meter.
Jembatan Plat (slab bridge) : Elemen struktur horizontal yang berfungsi untuk menyalurkan
beban mati ataupun beban hidup menuju rangka pendukung vertical dari suatu sistem
struktur.
Jembatan Plat Berongga (voided slab bridge) : plat beton prategang yang biasa digunakan
untuk bentangan yang lebih panjang pada jembatan.
Jembatan Gelagar (girder bridge) : terdiri dari I girder, box girder dan U/V Girder.
Jembatan Rangka (truss bridge) : menyusun tiang-tiang jembatan yang berupa rangka
membentuk segitig. Setiap sturktur truss yang terhubung harus ditekankan terhadap beban
statis dan beban dinamis yang diterima oleh jembatan.
Jembatan Pelengkung (Arch Bridge) : Sebuah jembatan yang terdapat struktur berbentuk
setengah lingkaran dengan abutmen pada kedua sisinya.
Jembatan Gantung (Suspension Bridge) : Berfungsi sebagai pemikul langsung beban lalu
lintas yang melewati jembatan tersebut. Seluruh beban yang lewat di atasnya ditahan oleh
sepasang kabel penahan yang bertumpu di atas 2 pasang menara dan 2 pasang blok angkur.
Jembatan Kabel ( Cable Stayed Bridge) : menggunakan kable baja yang kuat dan kokoh untuk
menahan setiap beban yang melewati jembatan.
Jembatan Cantilever (Cantilever Bridge) : Pada system ini balok jembatan dicor (cast insitu)
atau dipasang (precast), segmen demi segmen sebagai kantilever di kedua sisi agar saling
mengimbangi (balance) atau satu sisi dengan pengimbang balok beton yang sudah
dilaksanakan lebih dahulu.
Dilihat dari struktur, sistem jembatan dapat dibagi menjadi sebagai berikut2:
1. Jembatan kayu
Jembatan kayu sederhana adalah jembatan yang memiliki panjang yang relatif singkat beban
relatif ringan diterima. Meskipun penggunaan bahan baku kayu, struktur dalam perencanaan
atau persiapan harus memperhatikan dan mempertimbangkan ilmu (mekanik) gaya.
4. Steel Bridge
Baja jembatan umumnya digunakan untuk menjembatani umur panjang dengan beban yang
diterima cukup besar. Juga pratekan jembatan beton menggunakan baja banyak digunakan
dan bentuknya bervariasi karena biaya bentang panjang jembatan baja lebih murah.
5. Jembatan komposit
Jembatan komposit adalah kombinasi dari dua yang sama atau berbeda dengan
memanfaatkan sifat menguntungkan dari setiap bahan - masing-masing bahan tersebut,
sehingga kombinasi akan menghasilkan satu set yang lebih efisien dari elemen struktur.
d. Jembatan Darurat
Jembatan darurat adalah jembatan yang direncanakan dan dibuat untuk kepentingan darurat
dan biasanya dilakukan hanya bersifat sementara. Secara umum, jembatan darurat yang
dibuat selama pelaksanaan jembatan baru di mana jembatan pembongkaran tua untuk
dilakukan, dan jembatan darurat dapat dibongkar setelah jembatan baru untuk bekerja.
Keterangan :
1. Bangunan atas
2. Landasan ( Biasanya terletak pada pilar/abdument )
3. Bangunan Bawas ( memikul beban )
4. Pondasi
5. Optrit, ( terletak di belakang abdument )
6. Bangunan pengaman
Menurut ( Siswanto, 1993 ) : Bentuk dan bagian jembatan dapat dibagi dalam 4 bagian
utama, yaitu :
1. Struktur Atas
2. Struktur Bawah
3. Jalan pendekat
4. Bangunan pengaman
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang
meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan,
gaya rem, beban pejalan kaki, dll.
a. Trotoar, berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang melewati
jembatan agar tidak terganggu lalu lintas kendaraan. Konstruksi trotoar
direncanakan sebagai pelat beton yang diletakkan pada lantai jembatan bagian
samping yang diasumsikan sebagai pelat yang tertumpu sederhana pada pelat
jalan. Trotoar terbagi atas :
Gambar 3 - Trotoar
Sandaran (Hand Raill), biasanya dari pipa besi, kayu dan beton bertulang.
Beban yang bekerja pada sandaran adalah beban sebesar 100 kg yang bekerja
dalam arah horisontal setinggi 0,9 meter.
Tiang sandaran (Raill Post) , biasanya dibuat dari beton bertulang untuk
jembatan girder beton, sedangkan untuk jembatan rangka tiang sandaran
menyatu dengan struktur rangka tersebut.
o Peninggian trotoar (Kerb),
o Slab lantai trotoar.
Gambar 5 - Tiang sandaran ( Rail Post )
d. Balok diafragma, berfungsi mengakukan PCI girder dari pengaruh gaya melintang.
e. Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),
f. Andas / perletakan, merupakan perletakan dari jembatan yang berfungsi untuk
menahan beban berat baik yang vertikal maupun horisontal. Disamping itu juga
untuk meredam getaran sehingga abutment tidak mengalami kerusakan.
g. Tumpuan (Bearing), karet jembatan yang merupakan salah satu komponen utama
dalam pembuatan jembatan, yang berfungsi sebagai alat peredam benturan antara
jembatan dengan pondasi utama.
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban
lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan
pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban
tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar.
b. Pilar jembatan (Pier), terletak di tengah jembatan (di tengah sungai) yang memiliki
kesamaan fungsi dengan kepala jembatan yaitu mentransfer gaya jembatan rangka
ke tanah. Sesuai dengan standar yang ada, panjang bentang rangka baja, sehingga
apabila bentang sungai melebihi panjang maksimum jembatan tersebut maka
dibutuhkan pilar. Pilar terdiri dari bagian - bagian antara lain :
o Kepala pilar ( pierhead )
o Kolom pilar
o Pilecap
c. Drainase, fungsi drainase adalah untuk membuat air hujan secepat mungkin
dialirkan ke luar dari jembatan sehingga tidak terjadi genangan air dalam waktu
yang lama. Akibat terjadinya genangan air maka akan mempercepat kerusakan
struktur dari jembatan itu sendiri. Saluran drainase ditempatkan pada tepi kanan
kiri dari badan jembatan ( saluran samping ), dan gorong - gorong.
3) Fondasi
a. Fondasi telapak (spread footing), Pondasi telapak digunakan jika lapisan tanah
keras ( lapisan tanah yang dianggap baik mendukung beban ) terletak tidak jauh
(dangkal)dari muka tanah. Dalam perencanaan jembatan pada sungai yang masih
aktif, pondasi telapak tidak dianjurkan mengingat untuk menjaga
kemungkinan terjadinya pergeseran akibat gerusan.
o Open Caissons
Open caissons sering juga dinamakan wellfoundation. Dimaksudkan pondasi
sumuran dimana tidak ada penutup atas maupun bawah selama dalam
pelaksanaan. Gambar 12. Menunkukkan salah satu contoh well foundation yang
sering dilaksanakan untuk pondasi – pondasi di Indonesia.
Gambar 12 - Well Fondation
o Pneumatic Caissons
Pneumatic caisson adalah caisson dimana diperlengkapi dengan konstruksi
penutup didekat dasar caisson yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga
pekerja – pekerja dapat melaksanakan penggalian tanah di dasar sumuran di
bawah konstruksi penutup tersebut. Pondasi ini kebanyakan dilaksanakan pada
jembatan dimana kondisi air sungainya sangat tinggi sehingga tidak mungkin
bias dibuat pembendung air (kistdam) secara tersendiri.
a. Saluran Drainase
Terletak dikanan-kiri abutment dan di sisi kanan-kiri perkerasan jembatan.
Saluran drainase berfungsi untuk saluran pembuangan air hujan diatas jembatan,(
Lihat Gambar 9 )
Talud mempunyai fungsi utama sebagai pelindung abutment dari aliran air
sehingga sering disebut talud pelindung terletak sejajar dengan arah arus sungai.
Gambar 18 – Talu
d. Guide Post / Patok penuntun
Patok Penuntun berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi kendaraan yang akan
melewati jembatan, biasanya diletakkan sepanjang panjang oprit jembatan.
3.1 KESIMULAN
1. Struktur Atas
2. Struktur Bawah
3. Jalan pendekat
4. Bangunan pengaman
3.2 SARAN