Anda di halaman 1dari 8

BAB I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Jembatan merupakan suatu struktur yang dibangun untuk menyeberangi jurang
atau rintangan seperti sungai, rel kereta ataupun jalan raya. Sedangkan menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yang
dimaksud dengan “jembatan” adalah jalan yang terletak di atas permukaan air dan/atau
di atas permukaan tanah. Dengan adanya jembatan memungkinkan penyeberangnya
berjalan di atas rintangan tersebut. Selain kendaraan seperti motor dan mobil, lalu
lintas pejalan kaki juga membutuhkan jembatan sebagai media untuk menghubungkan
daerah-daerah yang dipisahkan oleh suatu halangan, baik itu berupa sungai, lembah
dan lainnya.
Pada mulanya jembatan hanyalah berupa jalan yang dibuat dari gelondongan
kayu, dengan pondasi yang sederhana. Namun seiring dengan perkembangan zaman
dan teknologi, berbagai inovasi untuk membangun jembatan mulai bermunculan.
Macam dan bentuk serta bahan yang digunakan juga mengalami perubahan, baik dari
yang sederhana sekali sampai pada bahan yang mutakhir.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu diketahui berbgai jenis jembatan
berdasrkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe strukturnya.

I.2 Tujuan
Adapun dari tujuan dari tugas laporan tipe struktur jembatan ini adalah sesuai
dengan silabus mata kuliah rekayasa jembatan minggu ke-1 adalah mengenalkan tipe-
tipe struktur jembatan kepada mahasiswa.

1
BAB II Jenis dan Tipe Struktur Jembatan

II.1 Jenis Jembatan


Berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur klasifikasi
jembatan terbagi sebagai berikut:
1. Menurut Kegunaannya
 Jembatan jalan raya (highway bridge)
 Jembatan pejalan kaki / penyeberangan (pedestrian bridge)
 Jembatan kereta api (railway bridge)
 Jembatan air
 Jembatan jalan pipa
2. Menurut Lokasinya
 Jemabatan di atas sungai atau danau
 Jembatan di atas lembah
 Jembatan di atas jalan yang ada (fly over)
 Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert)
 Jembatan di dermaga (jetty)
3. Menurut Jenis Materialnya
 Jembatan kayu (log bridge)
 Jembatan baja (steel bridge)
 Jembatan beton (concrete bridge)
 Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
 Jembatan komposit (compossite bridge)
4. Menurut Jenis Struktur
 Jembatan dengan tumpuan sederhana (simply supported bridge)
 Jembatan menerus (continuous bridge)
 Jembatan kantilever (cantilever bridge)
 Jembatan integral (integral bridge)
 Jembatan semi integral (semi integral bridge)
 Jembatan pelengkung (arch bridge)
 Jembatan rangka (truss bridge)

2
 Jembatan gantung (suspension bridge)
 Jembatan kabel (cable-stayed bridge)

II.2 Tipe Struktur Jembatan


Setalah mengetahui jenis jembatan berdasarkan strukturnya, maka berikut akan
diuraikan tipe-tipe struktur jembatan tersebut.
II.2.1 Jembatan Tumpuan Sederhana (Simple Supported Bridge)
adalah tipe jembatan yang paling sederhana karena hanya terdiri atas balok
girder yang menumpu pada kedua ujung perletakan. Jembatan tipe ini paling sederhana
dari struktur maupun metode konstruksi dan cocok untuk bentang-bentang pendek
hingga 75m.

Gambar II.1 Contoh Tipe Jembatan Tumpuan Sederhana

II.2.2 Jembatan Menerus (Continuous Bridge)


Jembatan menerus biasanya digunakan untuk bentang panjang. Biasanya box
girder dengan beton prategang sering digunakan karena sangat memguntungkan dalam
desain bentang menerus. Box girder sendiri dapat berbentuk trapezium ataupun kotak.
Namun bentuk trapezium lebih digemari penggunaanya karena akan memberikan
efisiensi yang lebih tinggi disbanding bentuk kotak.

3
Gambar II.2 Contoh Tipe Jembatan Menerus

II.2.3 Jembatan Kantilever (Cantilever Bridge)


Pada sistem ini balok jembatan dicor (cast insitu) atau dipasang (precast),
segmen demi segmen sebagai kantilever di kedua sisi agar saling mengimbangi
(balance) atau satu sisi dengan pengimbang balok beton yang sudah dilaksanakan lebih
dahulu. Pada sistem ini diperlukan kabel prestress khusus untuk pemasangan tiap
segmen. Kabel prestress ini hanya berfungsi pada saat erection saja, sedangkan untuk
menahan beban permanen diperlukan kabel prestress tersendiri.

Gambar II.3 Berbagai Tipe Jembatan Kantilever

II.2.4 Jembatan Integral (Integral Bridge)


Jembatan integral merupakan jembatan yang dibuat tanpa adanya pergerakan
antar bentang (spans) atau antara bentang abutment. Permukaan jalan dibuat menerus
dari timbunan oprit yang satu dengan timbunan oprit yang lainnya. Jembatan integral

4
dimaksudkan untuk menghindari permasalahan perawatan jembatan yang sangat
mahal yang dikarenakan adanya penetrasi air/debu melalui pergerakan joint, dapat
meningkatkan kenyamanan bagi pengguna jalan, dan mudah dilaksanakan di
lapangan.

Gambar II.4 Contoh Tipe Jembatan Integral Gelagar Prategang

II.2.5 Jembatan Semi Integral (Semi Integral Bridge)


Jembatan semi integral merupakan jembatan tanpa siar muai namun masih
memiliki perletakan (bearing). Karakteristik jembatan semi integral ditunjukkan
dengan sambungan monolit antar dek/latai bentang yang satu dengan bentang lainnya.
Penggunaan jembatan semi integral dapat mengurangi permasalahan yang terjadi pada
jembatan konvensional yaitu kerusakan pada siar muai. Kerusakan pada siar muai
selain mengakibatkan faktor kejut pada lantai jembatan juga akan mengakibatkan
masuknya aliran air/debu yang dapat merusak sistem perletakan dan bangunan bawah
jembatan. Pemeliharaan dan penggantian siar muai merupakan pekerjaan yang pelik
dalam manajemen jalan dan jembatan membutuhkan biaya yang besar.

Gambar II.5 Ilustrasi Jembatan Semi Integral

5
II.2.6 Jembatan Pelengkung (Arch Bridge)
Struktur pelengkung adalah bentuk struktur non linier yang mempunyai
kemampuan sangat tinggi terhadap respon momen lengkung. Bentuk struktur
pelengkung berbeda dengan bentuk lainnya, pada struktur pelengkung kedua
perletakan ujungnya berupa sendi sehingga perletakan tidak diijinkan adanya
pergerakan kearah horizonatal.
Bentuk struktur jembatan pelengkung hanya bisa dipakai apabila tanah
pendukung kuat dan stabil. Jembatan tipe ini lebih efisien digunakan untuk jembatan
dengan bentang 100-300 meter.

Gambar II.6 Berbagai Tipe Jembatan Pelengkung

II.2.7 Jembatan Rangka (Truss Bridge)


Jembabtan rangka batang adalah jembatan yang terdiri dari batang-batang
(biasanya batang lurus) yang dihubungkan dengan hubungan sendi sehingga
membentuk rangka segitiga yang akan mengalami tegangan akibat dari gaya tarik,
gaya tekan, atau bahkan kadang-kadang keduanya jika terkena beban-beban dinamis.
Jembatan rangka batang merupakan salah satu tipe jembatan tertua diantara
jembatan-jembatan masa kini. Tipe struktur jembatan mudah didesain dengan biaya
yang murah untuk dibangun karena efisien dalam penggunanan bahan-bahan
kontruksi. Untuk keperluan analisis struktur umumnya jembatan-jembatan rangka
batang ditinjau sebagai batang-batang yang dihubungkan dengan sambungan sendi.

6
Gambar II.7 Berbagai Tipe Jembatan Rangka

II.2.8 Jembatan Gantung (Suspension Bridge)


Jembatan gantung adalah jenis jembatan yang menggunakan tumpuan
ketegangan kabel daripada tumpuan samping. Sebuah jembatan gantung biasanya
memiliki kabel utama (kabel baja atau rantai yang lain) berlabuh di setiap ujung
jembatan. Setiap beban yang diterapkan ke jembatan berubah menjadi ketegangan
dalam kabel utama. Pada mulanya jembatan gantung memiliki kabel berlabuh di tanah
di kedua ujung jembatan, tetapi beberapa jembatan suspensi yang modern jangkar
kabel ke ujung jembatan itu sendiri. Jembatan gantung awal tidak memiliki Menara.

Gambar II.8 Contoh Jembatan Gantung

II.2.9 Jembatan Kabel (Cable-Stayed Bridge)


Jembatan cable stayed adalah tipe jembatan terpopuler untuk jembatan bentang
panjang yang sangat efisien untuk bentang mulai 150m-600m. Ciri utama jembatan

7
tipe ini adalah keberadaan pylon sebagai komponen struktur yang menopang cable
yang terhubung dengan elemen girder/deck. Masalah utama pada jembatan cable
stayed adalah fatigue dan akumulasi gaya axial yang besar pada deck dekat pylon
terutama untuk jembatan panjang. Allowable stress ratio untuk cable stayed bridge
diijinkan hanya sampai 45% untuk SLS.

Gambar II.9 Contoh Jembatan Cable-Stayed

Anda mungkin juga menyukai