PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat
kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan studi
yang menarik. Jembatan mungkin tidak ada artinya bagi orang-orang yang bertempat
tinggal di daerah dataran yang rata, tidak didapati adanya sungai, jurang, tebing, ataupun
keadaan dimana kita akan berpindah tempat namun ada penghalang di depan kita.
Sebaliknya, jembatan dirasa sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang bertempat tinggal
di daerah yang sangat sulit dijangkau, sehingga jembatan sangat di butuhkan sebagai alat
penghubung dari satu tempat ke tempat lain.
Dengan perkembangan zaman maka jembatan tidak hanya dipandang sebagai alat
penghubung antara tempat satu dengan tempat yang lain, melainkan sebagai sarana untuk
memperlancar kegiatan manusia, serta membantu berkembangnya suatu daerah yang
selama ini sulit di akses, apalagi Indonesia ini sebagai negara yang berkembang, akses ke
daerah-daerah ataupun ke kota sangat dibutuhkan, dengan adanya jembatan ini sangat
membantu hal tersebut.
Ada banyak jenis dan bentuk jembatan yang kita kenal, namun pada makalah ini saya
akan memfokuskan pembahasan pada jembatan dengan tipe suspensi bridge . Hal ini
dikarenakan cukup banyak negara yang menggunakan yang metode ini seperti Republik
Rakyat Cina, Jepang, Inggris, dan banyak negara baik di eropa dan di asia. Di Indonesia
jembatan yang menggunakan metode ini yaitu jembatan Jembatan Kutai Kartanegara
merupakan jembatan yang menghubungkan antara Kecamatan Tenggarong dengan
Kecamatan Tenggarong Seberang yang berada di wilayah Kutai Kartanegara, Jembatan
Barito merupakan jembatan gantung besar dan panjang yang menghubungkan wilayah
Kecamatan Anjir Muara dengan Kecamatan Alalak yang ada di Kota Banjarmasin Hal ini
menunjukkan bahwa jembatan dengan tipe Suspension Bridge mulai digunakan di banyak
negara.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jembatan Suspension Bridge ?
2. Apa saja komponen jembatan Suspension Bridge ?
3. Macam – Macam bentuk Suspension Bridge ?
4. Bagaimana dasar perhitungan jembatan Suspension Bridge?
5. Bagaimana proses pembuatannnya ?
1.3 Manfaat
Manfaat dibuat makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa yang di maksud dengan jembatan
Suspension Bridge.
2. Mahasiswa mengetahui komponen-komponen jembatan Suspension Bridge.
3. Makalah ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu bagi para pembaca.
1.4 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui yang dimaksud dengan jembatan Suspension Bridge.
2. Mengetahui komponen-komponen jembatan Suspension Bridge.
3. Mengetahui macam – macam bentuk jembatan Suspension Bridge.
4. Mengetahui perhitungan struktur jembatan Suspension Bridge.
5. Mengetahui proses pembuatan jembatan Suspension Bridge.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. JEMBATAN
Jembatan gantung merupakan suatu kabel yang melintas diatas sungai atau laut dengan
lantai jembatan (struktur jalur jalan) digantung pada kabel tersebut. Umumnya jembatan
kabel yang modern mempunyai dua tower yang tinggi sebagai tempat kabel dikaitkan/
ditumpangkan, artinya tower tersebut merupakan penyangga dari berat struktur jalur jalan
tersebut.
Jembatan gantung sering digunakan untuk jembatan bentang panjang. Pertimbangan
pemakaian tipe jembatan gantung adalah dapat dibuat untuk bentang panjang tanpa pilar
ditengahnya. Jembatan gantung terdiri atas pelengkung penggantung dan batang
penggantung (hanger) dari kabel baja, dan bagian yang lurus berfungsi mendukung
lalulintas (dek jembatan).
3
1. Bentuk bentang War bebas (side span free)
Pada bentang luar, kabel utama tidak menahan / dihubungkan dengan lantai
jembatan oleh hanger, jadi tidak terdapat hanger pada bentang luar. Disebut juga
dengan tipe straight backstays atau kabel utama pada bentang luar berbentuk lurus
4
kekakuannya (EI) dapat diabaikan, sehingga seluruh beban mati dan beban
lalulintas akan didukung secara penuh oleh kabel baja melalui hanger.
2. Jembatan gantung dengan pengaku
Jembatan dengan pengaku tipe jembatan gantung dimana pada salah satu bagian
strukturnya mempunyai bagian yang lurus berfungsi untuk mendukung lantai
lalulintas (dek). Dek pada jembatan gantung jenis ini biasanya berupa struktur
rangka, yang mempunyai kekakuan (EI) tertentu. Dalam perhitungan struktur
secara keseluruhan, beban dari lantai jembatan didukung secara bersama-sama
oleh kabel dan gelagar pengaku berdasarkan prinsip kompatibilitas lendutan
(kerjasama antara kabel dan dek dalam mendukung lendutan).
Jembatan gantung dengan pengaku mempunyai 2 dasar bentuk umum yaitu :
1. Tipe Rangka Batang Kaku (Stiffening Truss).
Pada tipe ini jembatan mempunyai bagian yang kaku atau diperkaku yaitu pada
bagian lurus pendukung lantai jembatan (dek) yang dengan hanger dihubungkan pada
kabel utama.
5
2.4. JENIS - JENIS JEMBATAN
6
Gambar 2. 6. Jenis jembatan Underspanned Suspension Bridge
7
Gambar 2. 8. Jenis jembatan Suspended Deck Suspension Bridge
8
2.5. KOMPONEN – KOMPONEN JEMBATAN GANTUNG
9
8. Tambatan Angin (Bracing).
Berfungsi sebagai pengaku dan biasanya menggunakan profil baja siku.
9. Sandaran
Berfungsi untuk mengamankan pejalan kaki.
Bagian – bagian dari jembatan suspensi dapat dilihat di gambar 1 di bawah ini :
10
Gambar 2. 10. Bagian – bagian jembatan
11
KKABEL
KMENARA
PONDASI
DAN
BLOK ANGKER
l = bentang kabel
12
Tan Ø = 4n
𝑇
H = 𝑆𝑒𝑐 Ø
13
Menara : WF 36 x 240
Es : 200000000
A : 0,00785
Beban mati (qD) =berat gelagar + Berat kabel utama + hanger + dek
=1,719 + 0,62 + 0,33 + 0,49 =3,159 KN/m
Beban hidup (qL) = 2, 7 KN/m
Beban angin (qW) = 0,4 KN/m
Total beban (w) = 1,2 qD + 1,6 qL + 1,05 qW = 1,2 (3,159) + 1,6 (2,7) + 1,05 (0,4)
= 8,531 KN/m
8,531 . 60²
T= ( 1 + 16x0.33²)^½
8 .2
= 1936,1253 KN
e) Lendutan sag :
14
ΔL .15
Δf 1=
16.𝑛 (5−24𝑛2 )
0,1489 x 15
=
16.0,33(5−24𝑥0,332 )
= 0,8505 m = 85,05 cm
2𝑒
Δf 2 = (1+2𝑒)
1 𝑞𝐷 𝑞𝐷 𝑞𝐷²
e = (2 + 𝑞𝐿 − √ 𝑞𝐿 + 𝑞𝐿² ) 𝐿
= 0,0766
2𝑥0,766
Δf 2 = (1+2(0,766)) = 13,43 CM
∆f = ∆f 1 + ∆f 2 = 0,8505 + 0,1343 = 0,9848 m
= - 953,348 KN
g) Komponen horizontal akhir
H = 1936,1253 – 953,348
= 982,773 KN
15
2.8. METODE PELAKSANAAN KONTRUKSI
MULAI
PEKERJAAN SITEPLAN
PENGUKURAN
PEMBERSIHAN LAHAN
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
BANGUNAN
PONDASI
MENARA
KWADRANT
BLOK ANGKER
LANTAI JEMBATAN
GELAGAR MEMANJANG
GELAGAR MELINTANG
GELAGAR PENGAKU
HANGER
KABEL UTAMA
KABEL ANGIN
TAMBATAN ANGIN
SANDARAN
SELESAI
16
1. Pekerjaan Site Plan
Persiapan Peralatan
(a) Theodolit atau water pass
(b) Patok dari kayu atau bambu
(c) Meteran
Langkah kerja
(a) Tentukan As jembatan gantung yaitu dari pondasi portal ke pondasi
portal yang satunya lagi dengan ketentuan yang berlaku.
(b) Penentuan angkur block kabel utama yang perlu diperhatikan adalah
jarak antara pondasi kolom ke angkur block kabel utama tetapi ini
tidaklah mutlak, karena yang sangat menentukan dan perlu
diperhatikan adalah sudut kemiringan kabel utama yaitu 21,80 derajat.
(c) Menentukan pondasi kabel angin, yang perlu diperhatikan adalah jarak
antara pondasi kolom dengan pondasi kabel angin. Jika tidak
memungkinkan sesuai dengan gambar maka diperbolehkan untuk
merubah posisi atau kedudukkan pondasi kabel angin
Langkah kerja
(a) Tentukan lokasi yang akan dipergunakan untuk mendirikan pondasi
portal, dengan ketentuan jarak pondasi dari tepi sungai ± 5.00 meter
daritepisungai.
(b) Mulailah menggali sesuai dengan ukuran, bentuk dan struktur pondasi
portal.
(c) Siapkan alat-alat bantu seperti, kayu, papan kayu, clan lain sebagainya
untuk persiapan pengecoran bagian bawah pondasi portal.
(d) Siapkan juga bahan-bahan pengecoran seperti, semen, pasir, kapur,
batu kali, batu kerikil,dan lain sebagainya.
(e) Tentukan perbandingan bahan-bahan adukan, sesuai dengan ketentuan
yang benar.
3. Pekerjaan Blok Angkur Kabel Utama
Persiapan peralatan
(a) Cangkul
(b) Meteran
17
(c) Gergaji
(d) Kayu kaso
(e) Papan kayu
(f) Palu
(g) Paku secukupnya
B. Langkah kerja
(a) Tentukan lokasi atau tempat yang akan dipergunakan untuk
mendirikan blok angkur kabel utama.
(b) Mulailah menggali sesuai dengan ukuran dan bentuk serta setruktur
bangunan blok angkur kabel utama
(c) Siapkan dan pasang alat-alat bantu seperti, kayu kaso, papan kayu, dan
lain sebagainya untuk persiapan pengecoran
(d) Pasang angkur utama pada kedudukkannya
(e) Setelah angkur utama terpasang, pasanglah as waltermur sesuai
dengan ketentuan, agar nantinya bisa memudahkan dalam pemasangan
kabel baja utama.
(f) Jika semua sudah terpasang dengan benar dan siap untuk dicor,
langsung dicor dengan adukan beton.
Langkah kerja
(a) Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan lokasi
yang akan digunakan untuk mendirikan blok angkur kabel angin sesuai
dengan jarak yang diperbolehkan
(b) Mulailah menggali sesuai dengan ukuran dan bentuk
(c) Kemudian pasanglah alat bantu untuk persiapan pengecoran
(d) Kemudian pasanglah angkur angin dan as warfel mur kabel angin x
Bila semua sudah siap maka angkur mulai kita cor
18
5. MENDIRIKAN KAKI PORTAL
Persiapan peralatan
(a) Lier
(b) Tacle 3 ton
(c) Pipa (box bantu + 5,00 m )
(d) Tambang
(e) Seling
(f) Mur angkur dia 7/8"
B. Langkah kerja
(a) Siapkan kaki portal dengan jumlah 8 batang dirikanlah pipa (box bantu
yang telah terpasang seling dan tacle 3 ton) yang gunanya untuk
mendirikan kaki-kaki portal.
(b) Periksalah bahwa pipa (box bantu itu benar-benar aman, dan mampu
untuk mendirikan kaki portal, sehingga waktu pemasangan tidak
mengalami kecelakaan.
(c) lkatlah seling (rantai tacle 3 ton) tersebut pada kaki portal.
(d) Mulailah pemasangan, paskan lubang kaki portal (plat yang telah
terpasang) dengan angkur kolom
(e) Jika sudah terpasang, pasanglah mur angkur dia 7/8" lalu kencangkan.
(f) Pasang kaki portal lainnya sate persatu, untuk mempersingkat waktu
pasanglah kaki portal untuk dua lokasi (dua pondasi) secara
bersamaan.
19
6. Pekerjaan Pemasangan Roller
Persiapan peralatan
(a) Kunci pass
(b) Mur baut dia 3/4"
(c) Ticle
(d) Tambang
Langkah kerja
(a) Naikkan roller dengan menggunakan tacle dan box bantu
(b) Pasang dan paskan kedudukkannya
(c) Pasang mur baut dan kencangkan
(d) Dalam pemasangan roller ini, tutupnya harus di buka terlebih dahulu
(e) Untuk mempersingkat waktu pemasangan roller ini dapat dilakukan
pada dua portal secara bersamaan
(f) Dalam pemasangan jangan lupa menggunakan alat pengaman
20
(b) Tacle
(c) Katrol roda
(d) Box bantu
Langkah kerja
(a) Jika ujung salah satu kabel telah terkunci diblok angkur dan ujung
satunya lagi telah diseberangkan maka kita bersiap untuk menaikkan
kabel utama ke roller.
(b) Terlebih dahulu kita ukur panjang kabel utama antara blok angkur ke
as portal
(c) Untuk memudahkan dalam menaikkan kabel utama, terlebih dahulu
kabel dilengkungkan dan diikat dengan tambang, kemudian ditarik
keatas dengan menggunakan tacle yang sudah disiapkan sebelumnya.
(d) Setelah kabel berada di atas, masukkan kabel ke roller atau dudukan
kabel, kemudian lepaskan ikatan lengkungan kabel tadi dan roller pun
dipasang tutupnya.
9. Pekerjaan Penyetelan Lay Out Kabel Utama
Persiapan peralatan
(a) Tacle
(b) Balok kayu
(c) Seling atau tambang
Langkah kerja
(a) Putar warfel mur
(b) Apabila setelah kita putar warfel mur kabel utama ternyata masih
kurang juga maka, kita kendorkan buldoggrip lalu tekukan kabel agak
di majukan lebih ke depan.
21
(a) Setelah kabel utama terpasang dan sesuai dengan aturan lay outnya,
siapkanlah batang-batang hanger.
(b) Langkah pertama ialah dengan cara memasang hanger yang lebih
panjang atau hanger yang paling ujung dengan menggunakan tangga
yang terbuat dari tambang atau seling.
22
(a) Setelah girder terpasang dan chamber telah kita periksa maka
pekerjaan selanjutnya adalah memasang sandaran (frame) telah dirakit
sebelumnya, tetapi belum terpasang sandaran penutup.
(b) Setelah sandaran (frame) terpasang semua maka kita pasang sandaran
penutup dan kawat ram.
23
Langkah kerja
(a) Setelah sandaran terpasang dan kawat ram serta papan lantai jembatan
juga telah terpasang maka kita bersiap untuk memasang kabel angin
(b) Langkah pertama yaitu kita buka gulungan kabel terlebih dahulu,
kemudian kita bentangkan sejajar dengan bentangan jembatan
(c) Kemudain salah satu ujungnya kita kuncikan pada waltermur kabel
angin lalu kita pasang ikatan kabel angin dengan catatan buldoggrip
sudah terpasang tetapi mur baut nya jangan dikencangkan dahulu
(d) Setelah semua ikatan kabel angin terpasang maka ujung kabel angin
yang belum terkunci kita tank dan kita kuncikan pada waltermur ujung
satunya.
(e) Untuk mempercepat waktu pemasangan, stel kedua kabel angin secara
bersamaan Setelah semua kabel angin terpasang periksa kelurusan dan
goyangan jembatan dengan cara :
Melihat as pondasi ke as jembatan (untuk kelurusan jembatan)
Merasakan ayunan jembatan pada saat dilalui (untuk goyangan)
Apabila kondisi jembatan tidak lurus, berarti kabel angin
mempunyai kekencangan yang tidak sama.
24
2.9.KASUS YANG PERNAH TERJADI
KEGAGALAN JEMBATAN TACOMA NARROWS
25
Pada pukul. 10.00 ketika truk terakhir telah meninggalkan jembatan, gerakan
jembatan berubah. Gerakan turun naik yang teratur berubah menjadi gerakan puntiran /
torsi dengan dua gelombang. Gelagar utama bergelombang dalam dua bagian titik
simpulnya di tengah-tengah. Pada suatu ketika satu tepi jalannya terangkat setinggi 28
feet. Kemudian di waktu berikutnya, tepi itu berada 28 feet di bawah posisi statisnya.
Gerakan puntiran mengakibatkan perputaran sudut kira-kira 450 dan silih berganti.
Gelegar bergoyang dengan gelombang yang hebat, hingga rasa-rasanya sukar dipercaya
bahwa gelegar dibuat dari baja dan bukan dari karet.
Pada pukul. 10.30 terjadilah patahan pertama. Sebuah panel lantai di dekat tengah-
tengah gelegar terlepas dan jatuh ke dalam air yang berada 208 feet dibawahnya, untuk
satu saat, gerakan menjadi berkurang tetapi segera menghebat kembali.
Pada pukul. 11.00 patahan yang sesungguhnya terjadi. Sepanjang 600 feet dari
gelagar utama di dekat titik perempatan sebelah barat terlepas dari gantungannya dan
runtuh ke dalam air. Dengan runtuhnya bagian ini, diharapkan bahwa gerakan akan
menjadi tenang. Tetapi tidak, gerakan Jembatan Tacoma berjalan terus, bahkan sekarang
gelegar tepinya turut mengambil bagian.
26
Gambar 2. 15. Jembatan Tacoma rusak
Penyebab Kegagalan
Kegagalan struktur Jembatan Tacoma Narrows disebabkan oleh getaran
aeroelastic. Getaran aeroelastik adalah getaran yang timbul akibat interaksi gaya
aerodinamik dengan gaya inersia, kekakuan dan redaman struktur. Untuk mengurangi
efek dari getaran aeoelastik adalah dengan usaha peredaman getaran struktur.
Hal ini tidak terdapat pada struktur Jembatan Tacoma Narrows. Sehingga, ketika
angin berhembus 40 mil per jam (64 km/jam), Jebatan Tacoma Narrows bergetar dimana
bagian sisi kiri jalan turun, sisi kanan akan naik, dan sebaliknya, dengan bagian tengah
yang tidak bergerak, secara berulang-ulang sampai Jembatan Tacoma Narrows runtuh.
Getaran ini dikenal dengan getaran torsional modus. Getaran ini berbeda dengan getaran
transversal maupun getaran longitudinal. Getaran torsional modus juga merupakan efek
dari getaran aeroelastik.
Upaya Penanggulangan
Seperti yang sudah disebutkan di atas, untuk mencegah getaran aeroelastik adalah
dengan usaha peredaman struktur. Peredaman struktur itu sendiri adalah dengan
menambah berat dari struktur itu sendiri. Untuk struktur Jembatan Tacoma Narrows
sekarang beratnya 15 % lebih berat dari yang pertama, sehingga aman terhadap efek
dinamis tekanan angin.
Jembatan Tacoma Narrows setelah di desain ulang, masih tetap mempertahankan
panjang gelegar utama sebesar 2800 feet. Gelegar utama dibuat dari konstruksi rangka
dan tingginya 33 feet, sedangkan jarak kabel dibuat 60 feet.
27
Gambar 2. 16. Jembatan Tacoma yang telah di desain ulang
28