Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH JEMBATAN GANTUNG BENTANG PANJANG

Di susun oleh

Rizal Mustofa 16.222.01.1.064

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS BOJONEGORO

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana transportasi


jalan yang menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lainnya. Jembatan juga befungsi
untuk suatu sistem transportasi. Jembatan mengalami perkembangan yang sejalan dengan
sejarah perdaban manusia, dari tipe yang sederhana sampai dengan material yang modern.
Jenis jembatan terus berkembang dan beraneka ragam mengakibatkan seorang perencana
harus tepat memilih jenis jembatan yang sesuai dengan tempat tertentu.

Perencanaan sebuah jembatan menjadi hal yang penting, terutama dalam menentukan
jenis jembatan apa yang tepat untuk dibangun di tempat tertentu dan metode pelaksanaan apa
yang digunakan. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu
dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target tepat mutu, tepat
biaya dan tepat waktu dapat tercapai. Pada makalah ini akan dibahas mengenai tahapan
pelaksanaan Jembatan Gantung Bentang Panjang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana metode konstruksi bangunan bawah pada Jembatan Gantung Bentang


Panjang?

2. Bagaimana metode konstruksi bangunan atas pada Jembatan Gantung Bentang


Panjang?

3. Peralatan apa saja yang digunakan dalam proses konstruksi Jembatan Gantung Bentang
Panjang?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui metode konstruksi bangunan atas pada Jembatan Gantung Bentang


Panjang

2. Mengetahui metode konstruksi bangunan bawah pada Jembatan Gantung Bentang


Panjang

3. Mengetahui peralatan apa saja yang digunakan dalam proses konstruksi Jembatan
Gantung Bentang Panjang

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Jembatan gantung adalah jembatan yang menggunakan hanger (kabel baja) dan kabel
utama untuk penggantung dan tarikan dari kedua sisi ujung jembatan. Jembatan gantung
biasanya memiliki kabel utama (kabel baja atau rantai yang lain) berlabuh di setiap ujung
jembatan. Setiap beban yang diterapkan ke jembatan berubah menjadi tegangan dalam kabel
utama.
.

Steinman (1953), membedakan jembatan gantung menjadi 2 jenis yaitu:


 Jembatan gantung tanpa pengaku
Jembatan gantung tanpa pengaku hanya digunakan untuk struktur
yang sederhana (bukan untuk struktur yang rumit dan berfungsi untuk menahan
beban yang terlalu berat), karena tidak adanya pendukung lantai jembatan yang
kaku atau kurang memenuhi syarat utntuk diperhitungkan sebagai struktur
kaku /balok menerus.

3
Jembatan tampa pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana
seluruh bebean sendiri dan lalulintas didukung penuh oleh kabel. Hal ini
dikarenakan tidak terdapatnya elemen struktur kaku pada jembatan. Dalam hal
ini bagian lurus yang berfungsi untuk mendukung lantai lalulintas berupa
struktur sederhana, yaitu berupa balok kayu biasa atau bahkan mungkin terbuat
dari bambu. Dalam perhitungan struktur secara keseluruhan, struktur
pendukung lantai lalulintas ini kekakuannya (EI) dapat diabaikan, sehingga
seluruh beban mati dan beban lalulintas akan didukung secara penuh oleh kabel
baja melalui hanger
 Jembatan gantung dengan pengaku
Jembatan gantung dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung yang
karena kebutuhan akan persyaratan keamanan dan kenyamanan, memiliki
bagian struktur dengan kekakuan tertentu.
Jembatan dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana pada
salah satu bagian strukturnya mempunyai bagian yang lurus yang berfungsi
untuk mendukung lantai lalu lintas (dek). Dek pada jembatan gantung jenis ini
biasanya berupa struktur rangka, yang mempunyai kekakuan (EI) tertentu.
Dalam perhitungan struktur secara keseluruhan, beban dan lantai jembatan
didukung secara bersama-sama oleh kabel dan gelagar pengaku berdasarkan
prinsip kompatibilitas lendutan (kerjasama antara kabel dan dek dalam
mendukung lendutan).
Jembatan gantung dengan pengaku mempunyai dua dasar bentuk umum yaitu:
1. Tipe rangka batang kaku (stiffening truss)
Pada tipe ini jembatan mempunyai bagian yang kaku atau diperkaku
yaitu pada bagian lurus pendukung lantai jembatan (dek) yang dengan
hanger dihubungkan pada kabel utama.
2. Tipe rantai kaku (braced chain)
Pada tipe ini bagian yang kaku atau diperkaku adalah bagian yang
berfungsi sebagai kabel utama.
Kelebihan Jembatan Gantung:
a) Seluruh struktur jembatan dapat dibangun tanpa perancah dari tanah.
b) Struktur utamanya nampak gagah dan mengekspresikan fungsinya dengan
baik.
4
c) Merupakan pilihan yang ekonomis untuk jembatan dengan panjang bentang
lebih dari 600 meter.
Kelemahan Jembatan Gantung :
a) Apabila lantai kerja tidak cukup kaku, maka jembatan akan bergoyang dan
menjadi tidak stabil jika terkena angin dan getaran akibat resonansi.

2.2 Gaya Gaya yang Bekerja

Gaya tekan yang bekerja sebagai akibat dari beban kendaraan dan beban sendiri
jembatan akan menekan kebawah lantai jembatan/struktur jalur jalan jembatan, kemudian
gaya dari beban tersebut akan disalurkan pada kabel penyokong dan tower, lalu selanjutnya
diteruskan ke dasar tanah.
Kabel penyokong terbentang diantara dua angker yang berfungsi sebagai penerima
gaya-gaya tarik yang terjadi. Angker berfungsi untuk menerima tegangan tarik akibat dari
gaya yang bekerja dan diteruskan ke tanah. Sebagian jembatan gantung mendapat sokongan
sistem rangka dibawah lantai jembatannya, hal itu untuk menambah kekakuan lantai serta
mengurangi kecenderungan jalur jalan terayun dan terbanting.

2.3 Bagian Jembatan

Secara umum jembatan gantung terdiri dari:

a. Bangunan atas terdiri dari:

1. Lantai jembatan (dek), berfungsi untuk memikul beban lalu lintas yang melewati
jembatan serta menyalurkan beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar melintang.
2. Gelagar melintang berfungsi sebagai pemikul lantai dan sandaran serta
menyalurkan beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar memanjang.
3. Gelagar memanjang berfungsi sebagai pemikul gelagar serta menyalurkan beban
dan gaya-gaya tersebut ke batang penggantung.
4. Batang penggantung berfungsi sebagai pemikul gelagar utama serta melimpahkan
beban-beban dan gaya-gaya yang bekerja ke kabel utama.
5. Kabel utama berfungsi sebagai pemikul beban dan gaya-gaya yang bekerja pada
batang penggantung serta melimpahkan beban dan gaya-gaya tersebut ke menara
pemikul dan blok angkur.
6. Pagar pengaman berfungsi untuk mengamankan pejalan kaki.

5
7. Kabel ikatan angin berfungsi untuk memikul gaya angin yang bekerja pada
bangunanatas.
8. Menara berfungsi sebagai penumpu kabel utama dan gelagar utama, serta
menyalurkan beban dan gaya-gaya bekerja melalui struktur pilar ke fondasi.
b. Bangunan bawah terdiri dari:

1. Blok angkur merupakan tipe gravitasi untuk semua jenis tanah yang berfungsi
sebagai penahan ujung-ujung kabel utama serta menyalurkan gaya-gaya yang
dipikulnya ke fondasi.
2. Pondasi menara dan fondasi angkur berfungsi sebagai pemikul menara dan blok
angkur serta melimpahkan beban dan gaya-gaya yang bekerja ke lapisan tanah
pendukung.
Bagian – bagian jembatan:

 Main Cable
Kabel utama yang merupakan kabel tarik, meneruskan gaya dan sadle tower menuju
angker
 Suspender
Berfungsi untuk menahan beban jembatan dan meneruskan gaya ke cable bound
berupa gaya tarik
 Cable Bound
Kabel tarik yang meneruskan gaya dari suspender menuju tower cable atau main
tower
 Main Tower
Tower utama yang berfungsi menerima gaya dari cable bound dan gelagar serta
meneruskan gaya ke pondasi berupa gaya tekan. Menara pada sistem jembatan gantung akan
menjadi tumpuan kabel utama. Beban yang dipikul oleh kabel selanjutnya diteruskan ke
menara yang kemudian disebarkan ke tanah melalui pondasi. Konstruksi menara dapat juga
berupa konstruksi cellular, yang terbuat dari pelat baja lembaran, baja berongga, atau beton
bertulang.

6
2.4 Metode Pelaksanaan Jembatan Gantung Bentang Panjang

2.4.1 Bangunan Bawah Jembatan

2.4.1.1 Metode Pondasi Caisson

Pondasi Caisson mempunyai kegunaan sebagai penopang, penumpu


suatu konstruksi atau beban yang ada diatasnya agar konstruksi tersebut
posisinya tetap stabil dan tidak mengalami kerusakan, Bahan utamanya adalah
beton dengan konstruksi tulangan di dalamnya. Cara pengerjaannya adalah
dengan mengebor ataupun menggali tanah sampai kedalaman tertentu hingga
menemukan tanah keras yang diijinkan untuk menumpu beban, kemudian
dimasukan konstuksi beton bertulang didalamnya, yang paling banyak
digunakan adalah berbentuk tabung ataupun box dimana ada ruang didalamnya
yang bisa dimanfaatkan dan ruang ini kedalamannya berada di bawah air.

Gambar Error! No text of specified style in document..1Pondasi Caisson pada tengah


laut

Konstruksi Caisson banyak digunakan pada bangunan atau konstruksi


yang berada di atas laut, pantai danau ataupun tanah rawa seperti dermaga,
bangunan diatas laut, jembatan dan menara. Pondasi caisson memiliki 2 jenis
dari bahan beton dan baja.

Metode caisson pada Jembatan Gantung Bentang Panjang memiliki


kemungkinan untuk terjadi guling, karena adanya scouring yang disebabkan
dari arus deras dan pusaran air yang dihasilkan oleh kehadiran caisson itu
sendiri. Dengan demikian, perlindungan terhadap scouring dilakukan dengan
meletakkan filter dan batu koral besar di sekeliling caisson tersebut.

7
Gambar Error! No text of specified style in document..2Scouring yang disebabkan
oleh arus deras dan pusaran air.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengerukan seabed pada dasar laut untuk meratakan dasar


laut yang akandipasang pondasi caisson.

Gambar Error! No text of specified style in document..7Pengerukan Seabed pada


dasar laut.

b. Mobilisasi Caisson yang telah dibuat pada galangan kapal yang dibangun
khusus, kemudian caisson diapungkan oleh bagian kedap air dari ruangan
lingkar luar dengan draft 10m, dengan menggunakan kapal dengan tug
boat menuju area yang telah ditentukan dan meletakkan filter dan batu
koral besar di sekeliling caisson sebagai perlindungan terhadap scouring.

8
Gambar Error! No text of specified style in document..8Pelaksanaan Pondasi Caisson
pada Jembatan Gantung Bentang Panjang

c. Dewatering air yang berada di dalam pondasi caisson dan dilakukan


penimbunan tanah dasar pondasi caisson untuk selanjutnya dipadatkan
menggunakan alat berat.

Gambar Error! No text of specified style in document..9Pelaksanaan Pondasi Caisson


pada Jembatan Gantung Bentang Panjang

d. Instal pembesian pada pondasi caisson dan dilakukan pembetonnan


dengan beton yang tidak mudah terurai air laut.

Gambar Error! No text of specified style in document..10Pelaksanaan Pondasi


Caisson pada Jembatan Gantung Bentang Panjang

9
2.4.1.2 Angker Kabel Baja

Secara umum, struktur angkur didalamnya terdapat pondasi, blok angkur, blok
bengkok, struktur kabel jangkar, panel pracetak.

Kedua buah angker dirancang dengan jenis gravitasi konvensional. Bentuk


angker dirancang sedemikian rupa supaya dapat mengurangi tekanan. Panel pracetak
digunakan sebagai cover, karena memiliki tampilan yang unggul dan pola untuk
menghindari permukaan beton yang monoton. Panel ini juga bisa meningkatkan daya
tahan pengecoran beton yang besar.

Gambar Error! No text of specified style in document..11Pemodelan Angkur Gravitasi

Angkur gravitasi bergantung pada massa angkur itu sendiri untuk menahan
ketegangan kabel utama. Tipe ini biasa di banyakjembatan suspensi.

Gambar Error! No text of specified style in document..12Contoh Angkur Blok pada


Jembatan

10
2.4.2 Bangunan Atas Jembatan

2.4.2.1 Konstruksi Pilar Utama

Pilar utama terbuat dari baja, dan poros memiliki penampang berbentuk
menyilang yang tidak sensitif terhadap guncangan yang disebabkan oleh angin. Massa
peredam dipasang di dalam shaft untuk menekan goyangan yang diantisipasi selama
ereksi pilar serta dalam proses penyelesaian jembatan. Shaft pilar dibuat di pabrik-
pabrik dan diangkut ke lokasi menggunakan ponton, kemudian diangkat untuk ereksi
menggunakan tower crane. Baut dengan tegangan tinggi digunakan sebagai
sambungan di lapangan. Bagian luar pilar dilapisi dengan cat fluor-resin yang
memiliki daya tahan tinggi, dan dalam sistem pelapisan ini cat yang kaya seng
dimasukkan langsung pada permukaan baja yang peran penting untuk mengerahkan
kinerja anti korosi.

Gambar Error! No text of specified style in document..13 Tahapan Konstruksi Pilar


utama Jembatan Gantung Bentang Panjang

11
Gambar Error! No text of specified style in document..14Metode pelaksanaan dan
peralatan pada saat pembangunan pilarjembatan.

2.4.2.2 Konstruksi Kabel

Kabel utama terbuat dari kabel paralel dengan metode standar pracetak, karena
keunggulannya terhadap daya tahan gaya angin dan jumlah pekerja yang dibutuhkan
selama ereksi tidak banyak. Seperti contoh pada Jembatan Gantung Bentang Panjang
sebuah kabel terdiri dari 290 helai setiap yang berisi 127 kabel dengan diameter
5.23mm. Kawat galvanis kekuatan tinggi, yaitu 1800 N/mm2 dikembangkan dan
digunakan untuk kabel utama, yang bisa dihindari untuk penggunaan kabel ganda di
tiap sisinya, bahkan ketika rentang jembatan itu sangat panjang.

Dalam proses ereksi kabel, kabel seratdibawa melintasi selat dengan


menggunakanhelikopter, menghilangkan sistem tali badai dari catwalk dan sebagainya
dipergunakan. Juga, sistem pencegahan korosi untuk kabel utama telah dikembangkan,
di mana alat pengering udara mengalir melalui kekosongan di dalam kabel utama,
dengan demikian dapat menghilangkan kelembaban.

Adapun tali suspender, helai kawat paralel yang dibungkus dengan tabung
polietilen dengan koneksi pin pada kedua ujungnya yang digunakan untuk
meringankan beban masa depan pekerjaan pemeliharaan.

12
Pemasangan kabel dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1) Pembentangan kabel pengarah (Pilot Roper) diantara Tower sampai ke angker

2) Pemasangan kabel pengangkut/penarik dan alat pengangkut (carrier)

3) Pemasangan kabel jalan kerja dan sistem lantainya (Catwalk)

4) Pemasangan kabel kawat prategang dan tali penggantung

Gambar Error! No text of specified style in document..15Tahapan Konstruksi Kabel

2.4.2.3 Konstruksi Girder dan Plat Lantai Jembatan

Girder merupakan sebuah struktur atas yang terbuat dari precast beton
yang terpasang diantara dua penyangga. Fungsi dari girder adalah untuk
menyalurkan beban berupa beban kendaraan diatasnya untuk di kirimkan ke
struktur bawah yaitu abutment agar bisa diredam dan tidak terjadi
persimpangan beban atau gaya.

13
Girder dipilih sebagai gelagar karena jenis ini menguntungkan dari segi
keamanan, stabilitas, aerodinamis dan kemudahan ereksi yang akan dilakukan
di lapangan khususnya pada wilayah perairan.Ada dua pilihan girder yaitu baja
dan beton yang biasa digunakan dalam pembuatan jembatan, fly over, jalan tol
dan lain-lain. Balok girder mempunyai bentang panjang sekitar 20 meter
sampai 40 meter.

2.4.2.3.1 Metode Girder Block Connection

Hubungan antara bagian gelagar kaku dapat diklasifikasikan


sebagai salah satu dari dua metode.

 Metode All Hinge

Dalam metode ini sambungan secara longgar terhubung


sampai semua bagian girder berada pada umumnya. Metode ini
memungkinkan analisis sederhana dan mudah dari perilaku balok
utama selama konstruksi. Beberapa penguatan anggota sementara
biasanya tidak diperlukan. Namun, sulit diperoleh stabilitas
aerodinamis yang cukup kecuali struktur untuk menahan gaya
angin diberikan ke sendi-sendi.

 Metode Rigid Connection

Dalam metode ini sambungan full-splice diselesaikan


dengan segera karena setiap blok girder akan dipasang pada
tempat yang telah ditentukan. Hal ini membuat girder yang kekar
halus dan kaku, memberikan stabilitas aerodinamis yang baik
dan akurasi konstruksi yang tinggi. Namun, penguatan sementara
dari girder dan tali gantungan untuk tahan tekanan berlebihan
atau operasi terkontrol untuk menghindari tekanan berlebihan
kadang diperlukan.

2.4.2.3.2 Metode Ereksi Girder

Gelagar yang kaku biasanya dipasang menggunakan metode


girder-section atau metode cantlilevering dari menara atau jangkar.

14
 Metode Girder Section

Gambar Error! No text of specified style in document..16Ereksi menggunakan Metode


Girder Section

 Metode Cantilevering

Gambar Error! No text of specified style in document..17Ereksi menggunakan Metode


Cantilevering

15
Gambar Error! No text of specified style in document..18Tahapan Konstruksi Deck Jembatan
Akash Kaikyo

Tahapan pemasangan girder dengan Metode Girder Section :

1. Menempatkan sepasang crane yang dapat mengapung untuk


mengangkat girder ke tempat perletakannya (dari sisi darat dan tower)

2. Sebagai tahap awal dilakukan pemasangan panel girder yang digantung


pada tali penggantung (hanger rope) yang sudah disiapkan

3. Pada saat yang bersamaan pada posisi tower dilakukan pemasangan


panel kearah darat dan ke arah tengah

4. Selanjutnya pada ujung masing-masing panel yang sudah terpasang


tersebut ditempatkan crane yang dapat bergerak (traveling crane) untuk
melakukan pemasangan girder secara bertahap per segmennya

5. Untuk bentang dari angker ke tower segmen akan bertemu didekat


tower dan pada bentang tower ke tower akan bertemu ditengah-tengah
bentang.

16
Gambar Error! No text of specified style in document..19Pemasangan Girder dengan metode
Girder Section

Tahapan pemasangan girder dengan Metode Cantilevering :

1. Setelah Tower, kabel strand dan tali penggantung terpasang kemudian


dipersiapkanuntuk pemasangan girder.
2. Terlebih dahulu dilakukan pemasangan gantry pada tali pengarah dan
menyiapkan ponton/kapal pengangkut girder
3. Mempersiapkan tower crane di posisi tower serta crane yang
mengapung di arah darat.
4. Pemasangan Girder tiap blok per blok menggunakan gantry dan ponton
mulai dari tengah-tengah bentang tower ke tower menuju ke tower

17
masing-masing, serta girder dipasang dari arah darat/angker dengan
menggunakan crane terapung;
5. Pemasangan Girder dilanjutkan dengan menggunakan gantry dari tower
ke angker ataupun dari tower ke tengah yang pada akhirnya akan
bertemu disatu titik tertentu
6. Diselesaikan/disambung dengan blok/segmen penutup

Gambar Error! No text of specified style in document..20Pemasangan Girder


dengan metode Cantilevering

18
2.5 Peralatan yang digunakan dalam Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Gantung
Bentang Panjang

Agar metode pelaksanaan bisa terlaksana dengan baik pada saat proses konstruksi,
maka dibutuhkan alat-alat yang dapat menunjang proses konstruksi tersebut. Beberapa alat
yang digunakan pada proses konstruksi jembatan ini adalah :

- Tower crane

- Kapal ponton

- Kapal laut

- Helicopter

- Gondola magnet

- Excavator

- Bulldozer

- Dumptruck

- Scaffolding

- Kapal keruk / Bucket dreger

- Concrete pumping

- Crane

- Kapal bunker

- Gantry

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Konstruksi bangunan bawah jembatan Gantung Bentang Panjang terdiri atas


pekerjaan pondasi yang menggunakan metode konstruksi caisson dalam
pekerjaannya, dan pekerjaan angker di kedua sisi jembatan.

b. Konstruksi bangunan atas jembatan Gantung Bentang Panjang terdiri atas


pekerjaan pilar utama, konsntruksi kabel, serta konstruksi girder dan decking
jembatan.

c. Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan konstruksi Jembatan Gantung


Bentang Panjangdiantaranya : Tower crane, Kapal ponton, Kapal laut, Helicopter,
Gondola magnet, Excavator, Bulldozer, Dumptruck, Scaffolding, Kapal keruk /
Bucket dreger, Concrete pumping, Crane, Kapal bunker, dll.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
pembahasan metode kerja Jembatan Gantung Bentang Panjang di Jepang. Kami berharap agar
penyusunan makalah di tugas selanjutnya dapat menjadi lebih baik lagi dan dapat
menyempurnakan dari pekerjaan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

20
Amalia, Giana R., (2018). “Metode Pelaksanaan Jembatan Akashi Kaikyo”. [Online].
https://www.scribd.com/document/340733231/Metode-Pelaksanaan-Jembatan-Akashi-
Kaikyo#.

Harazaki, I., Suzuki, S., Okukawa, A., (2000). “Suspension Bridges”. [Online].
https://www.researchgate.net/file.PostFileLoader.html?id=59357327f7b67eb48a4f4f26&asset
Key=AS%3A501905948659712%401496675111175.

21

Anda mungkin juga menyukai