Anda di halaman 1dari 18

PENUGASAN ARTIKEL

JEMBATAN

Disusun Oleh:

Nama : Firman Satria Sasmita

NIM : 21538144023

Kelompok :4

PENERIMAAN ANGGOTA BARU

DIVISI RANCANG BANGUN

UNIT KEGIATAN MAHASISWA REKAYASA TEKNOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat
kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan
studi yang menarik. Jembatan mungkin tidak ada artinya bagi orang-orang yang
bertempat tinggal di daerah dataran yang rata, karena tidak didapati adanya
sungai, jurang, tebing, ataupun keadaan di mana kita akan berpindah tempat
namun ada penghalang di depan kita. Sebaliknya, jembatan dirasa sangat
dibutuhkan oleh orang-orang yang bertempat tinggal di daerah yang sangat sulit
dijangkau, sehingga jembatan sangat dibutuhkan sebagai alat penghubung dari
satu tempat ke tempat lain.
Dengan perkembangan zaman maka jembatan tidak hanya dipandang sebagai
alat penghubung antara tempat satu dengan tempat yang lain, melainkan sebagai
sarana untuk memperlancar kegiatan manusia, serta membantu berkembangnya
suatu daerah yang selama ini sulit di akses, apalagi Indonesia ini sebagai negara
yang berkembang, akses ke daerah-daerah ataupun ke kota sangat dibutuhkan,
dengan adanya jembatan ini sangat membantu hal tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan jembatan?
2. Apa saja struktur pada jembatan?
3. Apa saja jenis – jenis dari jembatan?
4. Bagaimana idealisasi struktur pada jembatan?
5. Apa kegunaan dari jembatan?

C. TUJUAN
1. Agar mampu mengetahui apa yang dimaksud dari jembatan.
2. Agar mampu mengetahui struktur pada jembatan.
3. Agar mampu mengetahui jenis – jenis dari jembatan.
4. Agar mampu mengetahui bentuk idealis struktur pada jembatan.
5. Agar mampu mengetahui kegunaan dari jembatan.
D. MANFAAT
1. Mampu memahami maksud dari jembatan.
2. Mampu memahami struktur pada jembatan.
3. Mampu memahami jenis – jenis dari jembatan.
4. Mampu memahami bentuk idealis struktur pada jembatan.
5. Mampu memahami kegunaan dari jembatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang memungkinkan route
transfortasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain.
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan
seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini
yang melintang yang tidak sebidang dan lain-lain.

B. PEMBAGIAN ELEMEN STRUKTUR JEMBATAN


Elemen struktur utama penyusun jembatan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Struktur Atas (Superstructures)
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung
yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu
lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dan lain-lain Struktur atas
jembatan umumnya terdiri dari:
1. Trotoar
a. Sandaran dan tiang sandaran
b. Peninggian trotoar (kerb)
c. Lantai trotoar
2. Lantai kendaraan
3. Gelagar induk
4. Balok diafragma
5. Ikatan pengaku (ikatan angin dan ikatan melintang)
6. Tumpuan (Bearing)
2. Struktur Bawah (Substructures)
Struktur bawah jembatan berfungsi untuk memikul seluruh beban struktur
atas dan beban lain yang ditimbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan
hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dan sebagainya. Struktur bawah
jembatan umumnya meliputi:
1. Pangkal Jembatan (Abutmen)
a. Dinding belakang (Back wall)
b. Dinding penahan (Retaining wall)
c. Dinding sayap (Wing wall)
d. Oprit, plat injak (Approach slab)
e. Konsol pendek untuk jacking (Corbel)
f. Tumpuan (Bearing)
2. Pilar Jembatan (Pier)
a. Kepala pilar (Pier head)
b. Pilar (Pier), yang berupa dinding, kolom atau portal
c. Konsol pendek untuk jacking (Corbel)
d. Tumpuan (Bearing)
3. Fondasi (Foundation)
Fondasi jembatan berfungsi untuk meneruskan seluruh beban jembatan
ke tanah dasar. Jenis fondasi abutmen atau pier jembatan di antaranya:
1. Fondasi setempat (Spread footing)
2. Fondasi sumuran (Caisson)
3. Fondasi tiang (Pile foundation)
a. Tiang pancang kayu (Log Pile)
b. Tiang pancang baja (Steel Pile)
c. Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile)
d. Tiang pancang beton prategang (Prestessed Concrete Pile)
e. Tiang Pancang komposit (Compossite Pile)

C. JENIS-JENIS DARI JEMBATAN


➢ Menurut Jenis Materialnya
Menurut jenis material merupakan sebuah bangunan jembatan dengan
dibangun oleh bahan – bahan tertentu di antaranya sebagai berikut:
1. Jembatan kayu
Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang mempunyai panjang
relatif pendek dengan beban yang diterima relatif ringan. Meskipun
pembuatannya menggunakan bahan utama kayu, struktur dalam perencanaan
atau pembuatannya harus memperhatikan dan mempertimbangkan ilmu gaya
(mekanika).

2. Jembatan pasangan batu dan batu batu


Jembatan pasangan batu dan bata merupakan jembatan yang konstruksi
utamanya terbuat dari batu dan bata. Untuk membuat jembatan dengan batu
dan bata umumnya konstruksi jembatan harus dibuat melengkung. Seiring
perkembangan zaman jembatan ini sudah tidak digunakan lagi.

3. Jembatan beton bertulang dan jembatan beton prategang (prestressed concrete


bridge)
Jembatan dengan beton bertulang pada umumnya hanya digunakan untuk
bentang jembatan yang pendek. Untuk bentang yang panjang seiring dengan
perkembangan zaman ditemukan beton prategang. Dengan beton prategang
bentang jembatan yang panjang dapat dibuat dengan mudah.

4. Jembatan baja
Jembatan baja pada umumnya digunakan untuk jembatan dengan bentang
yang panjang dengan beban yang diterima cukup besar. Seperti halnya beton
prategang, penggunaan jembatan baja banyak digunakan dan bentuknya lebih
bervariasi, karena dengan jembatan baja bentang yang panjang biayanya lebih
ekonomis.
5. Jembatan komposit
Jembatan komposit merupakan perpaduan antara dua bahan yang sama
atau berbeda dengan memanfaatkan sifat menguntungkan dari masing –
masing bahan tersebut, sehingga kombinasinya akan menghasilkan elemen
struktur yang lebih efisien.

➢ Menurut Jenis Structural


Bangunan jembatan memiliki bentuk struktur yang berbeda – beda tergantung
kegunaan dan kecocokan lokasi yang ada. Berikut ini beberapa jenis bangun
jembatan berdasarkan jenis strukturnya:
1. Jembatan Alang (Beam Bridge)
Jembatan alang adalah struktur jembatan yang sangat sederhana dimana
jembatan hanya berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang penopang
pada kedua pangkalnya. Asal usul struktur jembatan alang berawal dari
jembatan balok kayu sederhana yang di pakai untuk menyeberangi sungai. Di
zaman modern, jembatan alang terbuat dari balok baja yang lebih kokoh.
Panjang sebuah balok pada jembatan alang biasanya tidak melebihi 250 kaki
(76 m). Karena, semakin panjang balok jembatan, maka akan semakin lemah
kekuatan dari jembatan ini. Oleh karena itu, struktur jembatan ini sudah
jarang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang dekat saja. Jembatan
alang terpanjang di dunia saat ini adalah jembatan alang yang terletak di
Danau Pontchartrain Causeway di selatan Louisiana, Amerika Serikat.
Jembatan ini memiliki panjang 23,83 mil (38,35 km), dan lebar 56 kaki (17
m).

2. Jembatan Penyangga (Cantilever Bridge)


Berbeda dengan jembatan alang, struktur jembatan penyangga berupa
balok horizontal yang disangga oleh tiang penopang hanya pada salah satu
pangkalnya. Pembangunan jembatan penyangga membutuhkan lebih banyak
bahan dibanding jembatan alang. Jembatan penyangga biasanya digunakan
untuk mengatasi masalah pembuatan jembatan apabila keadaan tidak
memungkinkan untuk menahan beban jembatan dari bawah sewaktu proses
pembuatan. Jembatan jenis ini agak keras dan tidak mudah bergoyang, oleh
karena itu struktur jembatan penyangga biasanya digunakan untuk memuat
jembatan rel kereta api. Jembatan penyangga terbesar di dunia saat ini adalah
jembatan penyangga Quebec Bridge di Quebec, Kanada. Jembatan ini
memiliki panjang 549 meter (1.801 kaki).

3. Jembatan Lengkung (Arch Bridge)


Jembatan lengkung memiliki dinding tumpuan pada setiap ujungnya.
Jembatan lengkung yang paling awal diketahui dibangun oleh masyarakat
Yunani, contohnya adalah Jembatan Arkadiko. Beban dari jembatan akan
mendorong dinding tumpuan pada kedua sisinya.
4. Jembatan Gantung (Suspension Bridge)
Dahulu, jembatan gantung yang paling awal digantungkan dengan
menggunakan tali atau dengan potongan bambu. Jembatan gantung modern
digantungkan dengan menggunakan kabel baja. Pada jembatan gantung
modern, kabel menggantung dari menara jembatan kemudian melekat pada
caisson (alat berbentuk peti terbalik yang digunakan untuk menambatkan
kabel di dalam air) atau cofferdam (ruangan di air yang dikeringkan untuk
pembangunan dasar jembatan). Caisson atau cofferdam akan ditanamkan jauh
ke dalam lantai danau atau sungai. Deck/ lantai jembatan di tahan oleh kabel
vertikal yang dihubungkan pada kabel suspensi di atasnya. Kabel suspensi
adalah bagian terpenting dari jembatan bersuspensi, karena fungsinya adalah
menahan beban lantai jembatan yang nantinya diteruskan ke tumpuan yang
ada di ujung jembatan. Kabel suspensi ini juga didukung oleh suatu menara
yang tugasnya membawa berat daripada Dek jembatan. Jenis jembatan ini
pada awalnya digunakan dalam medan pegunungan. Daerah yang pertama
kali membangun jembatan jenis ini adalah di sekitar Tibet dan Bhutan.
Jembatan gantung terpanjang di dunia saat ini adalah Jembatan Akashi
Kaikyo di Jepang. Jembatan ini memiliki panjang 12.826 kaki (3.909 m).

Jembatan Suspensi ini juga dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:


a. Jembatan Suspensi Sederhana (Simple Suspension Bridge)
Jenis ini adalah tipe pertama dari Jembatan Suspensi yang telah
dibangun. Jangkar di kedua sisinya mendukung dek/ lantai jembatan dan
tidak memiliki menara/dermaga untuk dukungan tambahan di tengahnya.
Jembatan ini biasanya memiliki busur ke atas dan ke bawah, yang
terbentuk karena dek/ lantai jembatan. Jembatan ini termasuk jembatan
fleksibel yang didukung oleh kabel suspensi. Jenis jembatan ini tidak
digunakan untuk menahan beban yang sangat berat karena lantai jembatan
memiliki kapasitas beban yang terbatas, biasanya hanya pejalan kaki yang
hendak menyeberang sungai, lembah maupun jurang.

b. Underspanned Suspension Bridge


Jenis Jembatan Gantung ini juga dikenal sebagai jembatan gantung dek
atas. Struktur jembatan ini berbeda dengan pendahulunya, jembatan
gantung sederhana. Dek / lantai jembatan ini berada di atas kabel
utamanya. Jembatan jenis ini sangat jarang dibangun karena tidak
memiliki kestabilan dikarenakan kabel utamanya yang berada di bawah
dek jembatan. Tumpuan kabel utama dari jembatan ini sama seperti
jembatan suspensi sederhana (Simple Suspension Bridge) yaitu pada ujung
ujung jembatan, ditanam ke dalam tanah.

c. Stressed Ribbon Bridge


Struktur dari jembatan ini mirip dengan Jembatan Gantung Sederhana.
Kabel sebagai unsur struktur penahan ditanam di Dek. Dek/ lantai
jembatan tersebut membentuk huruf “U” pada bentang antar tumpuannya.
Ini terbentuk karena Kabel/pita dikenai kompresi, dengan begitu jembatan
ini menjadi kaku dan tidak bergoyang atau memantul. Jembatan ini dibuat
dengan memperkuat beton dengan diberi kabel tegangan baja. Ini adalah
salah satu jenis jembatan suspensi terkuat dan juga bisa digunakan untuk
lalu lintas kendaraan.
d. Suspended Deck Suspension Bridge
Jembatan ini juga disebut jembatan gantung yang paling umum
digunakan dari beberapa jenisnya. Menggunakan kabel suspensi yang
ditanam di tanah. Suspender jembatan ini menyuport dek/ lantai jembatan
yang ada di bawah kabel suspensi utama. Dek jembatan ini dibuat kaku
dan bisa dilalui oleh kendaraan berat dan lalu lintas rel. Jembatan ini juga
menggunakan menara/ tiang untuk membantu kabel suspensi menyalurkan
beban ke pondasi jembatan.

e. Self Anchored Suspension Bridge


Jembatan ini hampir sama dengan jembatan berjenis Suspended Deck
Suspension Bridge. Bedanya hanya pada penanaman ujung kabel suspensi
utama. Ujung dari kabel suspensi utama dari jembatan gantung ini melekat
pada masing masing ujung dek dan tidak ditanam ke tanah melainkan
menggunakan jangkar buatan untuk menanamnya. Untuk itu jembatan
jenis ini sangat cocok dibangun pada daerah yang tidak mempunyai
struktur tanah yang stabil dan sulit membuat penahan jembatan. Seperti
contoh di Negara Jepang.

Jembatan Suspensi sangat banyak memiliki kelebihan. Dia jauh lebih


fleksibel, karena dia mampu menahan gempa dan kekuatan alam lainnya.
Garis garis yang dibuat oleh kabel utama maupun kabel vertikalnya
membuat jembatan ini terkesan ramping dan memiliki estetika yang
menarik.
5. Jembatan Kabel-Penahan (Cable-Stayed Bridge)
Jembatan cable stayed adalah salah satu dari beberapa tipe jembatan
bentang panjang. Jembatan jenis ini memiliki karakteristik yang
menguntungkan dibandingkan dengan tipe jembatan bentang panjang yang
lain baik dari segi teknis, ekonomis, maupun estetika.

Sebuah jembatan cable-stayed memang terlihat apik dan indah ketika


dipandang. Jembatan yang mengandalkan tali sebagai penahan beban
jembatan diperuntukkan bagi lintasan antar wilayah yang biasanya terpisah
oleh sungai, lembah ataupun diatas tanah datar. Konstruksi yang kompleks
membuat jembatan sulit untuk dibangun. Namun keindahan kabel bentangan
menjadi daya tarik tersendiri bagi jembatan.
Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari 200
tahun yang lalu (Walther, 1988) yang pada awal era tersebut umumnya
dibangun dengan menggunakan kabel vertical dan miring seperti Dryburgh
Abbey Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817. Jembatan
seperti ini masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern.
Sejak saat itu jembatan cable stayed mengalami banyak perkembangan dan
mempunyai bentuk yang bervariasi dari segi material yang digunakan
maupun segi estetika.
6. Jembatan Kerangka (Truss Bridge)
Jembatan kerangka adalah salah satu jenis tertua dari struktur jembatan
modern. Jembatan kerangka dibuat dengan menyusun tiang-tiang jembatan
membentuk kisi-kisi agar setiap tiang hanya menampung sebagian berat
struktur jembatan tersebut. Kelebihan sebuah jembatan kerangka
dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya adalah biaya pembuatannya
yang lebih ekonomis karena penggunaan bahan yang lebih efisien. Selain itu,
jembatan kerangka dapat menahan beban yang lebih berat untuk jarak yang
lebih jauh dengan menggunakan elemen yang lebih pendek daripada
jembatan alang. Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk
dasar berupa segitiga. Elemen rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya
sehingga setiap batang hanya menerima gaya aksial tekan atau tarik saja.

7. Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge)


Jembatan beton prategang merupakan suatu perkembangan mutakhir dari
bahan beton. Pada Jembatan beton prategang diberikan gaya prategang awal
yang dimaksudkan untuk mengimbangi tegangan yang terjadi akibat beban.
Jembatan beton prategang dapat dilaksanakan dengan dua sistem yaitu post
tensioning dan pre tensioning. Pada sistem post tensioning tendon prategang
ditempatkan di dalam duct setelah beton mengeras dan transfer gaya
prategang dari tendon pada beton dilakukan dengan penjangkaran di ujung
gelagar. Pada pre tensioning beton dituang mengelilingi tendon prategang
yang sudah ditegangkan terlebih dahulu dan transfer gaya prategang
terlaksana karena adanya ikatan antara beton dengan tendon. Jembatan beton
prategang sangat efisien karena analisa penampang berdasarkan penampang
utuh. Jembatan jenis ini digunakan untuk variasi bentang jembatan 20 - 40
meter.

8. Jembatan Box Girder


Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton konvensional
maupun prategang. box girder terutama digunakan sebagai gelagar jembatan,
dan dapat dikombinasikan dengan sistem jembatan gantung, cable-stayed
maupun bentuk pelengkung. Manfaat utama dari box girder adalah momen
inersia yang tinggi dalam kombinasi dengan berat sendiri yang relatif ringan
karena adanya rongga ditengah penampang. box girder dapat diproduksi
dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk trapesium adalah yang paling banyak
digunakan. Rongga di tengah box memungkinkan pemasangan tendon
prategang diluar penampang beton. Jenis gelagar ini biasanya dipakai sebagai
bagian dari gelagar segmental, yang kemudian disatukan dengan sistem
prategang post tensioning. Analisa fullprestressing suatu desain dimana pada
penampang tidak diperkenankan adanya gaya tarik, menjamin kontinuitas
dari gelagar pada pertemuan segmen. Jembatan ini digunakan untuk variasi
panjang bentang 20 – 40 meter.

D. BENTUK IDEALIS STRUKTUR JEMBATAN


Salah satu tipe bentuk jembatan yang idealis adalah jembatan gantung. Tipe
ini sering digunakan untuk jembatan bentang panjang. Pertimbangan pemakaian
tipe jembatan gantung adalah dapat dibuat untuk bentang panjang tanpa pilar
ditengahnya. Jembatan gantung terdiri atas pelengkung penggantung dan batang
penggantung (hanger) dari kabel baja, dan bagian yang lurus berfungsi
mendukung lalu lintas (dek jembatan).

Dari kesemua jenis jembatan yang ada saat ini, sepertinya jembatan model
Suspension Bridge merupakan jembatan paling populer dan cenderung sangat
mahal, namun dengan hasil yang indah dan mengagumkan, dikarenakan
dibangun diatas perairan luas di beberapa negara maju mulai dari Amerika
hingga Jepang.
Jembatan suspensi atau bisa disebut jembatan gantung ini terdiri dari menara
dan tali/kabel/rantai serta jangkar yang menjadi sebuah sitem dalam mengurangi
tegangan dan kompresi. Sesuai namanya, jembatan gantung, menahan jalan
dengan kabel, tali atau rantai dari dua menara tinggi. Menara ini mendukung
sebagian besar berat kompresi yang mendorong ke bawah di dek jembatan
gantung dan kemudian diteruskan melalui kabel, tali atau rantai untuk
mentransfer kompresi ke menara. Menara kemudian menghilangkan kompresi
langsung ke bumi.

Di sisi lain, kabel menerima pasokan tegangan jembatan. Kabel ini menjalar
horizontal antara dua jangkar jauh-melemparkan. Jangkar jembatan pada
dasarnya berupa batuan padat atau blok beton besar di mana jembatan ini
membumi. Kekuatan tensional diloloskan ke jangkar dan ke dalam tanah.

E. KEGUNAAN JEMBATAN
Jembatan merupakan alat penghubung antara dua bagian jalan yang terputus
oleh rintangan – rintangan seperti sungai, lembah, laut dan sebagainya. Selain
itu jembatan juga memiliki kegunaan lain diantaranya:
1. Jembatan jalan raya (highway brigde)
Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan
baik kendaraan berat maupun ringan. Jembatan jalan raya ini menghubungkan
antara jalan satu ke jalan lainnya:
2. Jembatan pejalan kaki (foot path)
3. Jembatan kereta api (railway brigde)
Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api.
Perencanaan jembatan ini dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan,
hingga beban yang diterima oleh jembatan disesuaikan dengan kereta api
yang melewati jembatan tersebut.
4. Jembatan jalan air
5. Jembatan jalan pipa
6. Jembatan penyebrangan
7. Jembatan yang digunakan untuk penyeberangan jalan. Fungsi dari jembatan
ini yaitu untuk memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati jembatan
penyeberangan tersebut dan memberikan keamanan serta mengurangi faktor
kecelakaan bagi penyeberang jalan.
BAB III
KESIMPULAN

Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang memungkinkan route


transfortasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain.
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan
dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang
dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang melintang yang
tidak sebidang dan lain-lain. Jembatan dibuat dengan mengutamakan keselamatan
penggunanya.
Terdiri dari 3 struktur, yaitu:
1. Struktur atas
2. Struktur bawah
3. Pondasi
DAFTAR PUSTAKA

Robert Lamb & Michael Morrissey. How Bridges Works. Diakses melalui:
https://science.howstuffworks.com/engineering/civil/bridge6.htm pada Jumat, 8
Agustus 2021 pukul 07:45

Nurjanah, Mifta. 2016. Struktur Jembatan dan Jenis – jenisnya. Diakses melalui:
https://www.academia.edu/30389005/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_Stru
ktur_Jembatan_dan_Jenis_-_jenisnya_ pada Kamis, 7 Agustus 2021 pukul 19:30

Hubert Shirley-Smith. 2021. Bridge Engineering. Diakses melalui:


https://www.britannica.com/technology/bridge-engineering pada Jumat, 8
Agustus 2021 pukul 07:55

Anda mungkin juga menyukai