Anda di halaman 1dari 26

Tugas Kelompok 6

JEMBATAN

Dosen : Dr. Herix Sonata, MS,ST,M.Si

Disusun Oleh:

1. Dini Oktafia : 2022210053


2. Putri Anugrah : 2022210051
3. M. Fajar Ar-Rahman : 2022210050
4. Muhammad Yofan Adriyan : 2022210048
5. Thor

Program Studi Teknik Sipill


Fakultas Teknik
Institut Teknologi Padang
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan................................................................................

1.3 Manfaat Penulisan..............................................................................

BAB II ISI

2.1 Pengertian................................................................................................

2.2 Pembagian Elemen Struktur Jembatan....................................................

2.3 Jenis – Jenis dari Jembatan.....................................................................

2.4 Bentuk Idealis Stuktur Jembatan.............................................................

2.5 Kegunaan dari Jembatan.........................................................................

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan.............................................................................................

1.2 Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat

kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan

studi yang menarik. Jembatan mungkin tidak ada artinya bagi orang-orang yang

bertempat tinggal di daerah dataran yang rata, tidak didapati adanya sungai,

jurang, tebing, ataupun keadaan dimana kita akan berpindah tempat namun ada

penghalang di depan kita. Sebaliknya, jembatan dirasa sangat dibutuhkan oleh

orang-orang yang bertempat tinggal di daerah yang sangat sulit dijangkau,

sehingga jembatan sangat di butuhkan sebagai alat penghubung dari satu tempat

ke tempat lain.

Dengan perkembangan zaman maka jembatan tidak hanya dipandang

sebagai alat penghubung antara tempat satu dengan tempat yang lain, melainkan

sebagai sarana untuk memperlancar kegiatan manusia, serta membantu

berkembangnya suatu daerah yang selama ini sulit di akses, apalagi Indonesia ini

sebagai negara yang berkembang, akses ke daerah-daerah ataupun ke kota sangat

dibutuhkan, dengan adanya jembatan ini sangat membantu hal tersebut.

Dalam makalah ini penulis akan memfokuskan pembahasan mengenai

pengertian dan jenis struktur jembatan.

1.2 Tujuan

1. Agar mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dari jembatan;

2. Agar mahasiswa mampu mengetahui struktur pada jembatan;

1
3. Agar mahasiswa mampu mengetahui jenis – jenis dari jembatan;

4. Agar mahasiswa mampu mengetahui bentuk idealis struktur pada

jembatan;

5. Agar mahasiswa mampu mengetahui kegunaan dari jembatan.

1.3 Manfaat

2 Mahasiswa mampu memahami maksud dari jembatan;

3 Mahasiswa mampu memahami struktur pada jembatan;

4 Mahasiswa mampu memahami jenis – jenis dari jembatan;

5 Mahasiswa mampu memahami bentuk idealis struktur pada jembatan;

6 Mahasiswa mampu memahami kegunaan dari jembatan.

2
BAB II

ISI

2.1 Pengertian

Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route

transfortasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain.

Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan

dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah

yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang melintang

yang tidak sebidang dan lain-lain.

2.2 Pembagian Elemen Struktur Jembatan

Elemen struktur utama penyusun jembatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Struktur Atas (Superstructures)

Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung

yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu

lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dan lain-lain Struktur atas

jembatan umumnya terdiri dari :

1. Trotoar

a. Sandaran dan tiang sandaran

b. Peninggian trotoar (kerb)

c. Lantai trotoar

2. Lantai kendaraan

3. Gelagar induk

4. Balok diafragma

3
5. Ikatan pengaku (ikatan angin dan ikatan melintang)

6. Tumpuan (Bearing)

2. Struktur Bawah (Substructures)

Struktur bawah jembatan berfungsi untuk memikul seluruh beban struktur

atas dan beban lain yang ditimbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan

hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dan sebagainya. Struktur

bawah jembatan umumnya meliputi :

1. Pangkal Jembatan (Abutmen)

a. Dinding belakang (Back wall)

b. Dinding penahan (Retaining wall)

c. Dinding sayap (Wing wall)

d. Oprit, plat injak (Approach slab)

e. Konsol pendek untuk jacking (Corbel)

f. Tumpuan (Bearing)

2. Pilar Jembatan (Pier)

a. Kepala pilar (Pier head)

b. Pilar (Pier), yang berupa dinding, kolom atau portal

c. Konsol pendek untuk jacking (Corbel)

d. Tumpuan (Bearing)

3. Pondasi (Foundation)

Pondasi jembatan berfungsi untuk meneruskan seluruh beban jembatan ke

tanah dasar. Jenis pondasi abutmen atau pier jembatan diantaranya :

a. Pondasi setempat (Spread footing)

4
b. Pondasi sumuran (Caisson)

c. Pondai tiang (Pile foundation)

1) Tiang pancang kayu (Log Pile)

2) Tiang pancang baja (Steel Pile)

3) Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile)

4) Tiang pancang beton prategang (Prestessed Concrete Pile)

5) Tiang Pancang komposit (Compossite Pile)

2.3 Jenis – Jenis dari Jembatan

2.3.1 Menurut Jenis Materialnya

Menurut jenis material merupakan sebuah bangunan jembatan dengan

dibangun oleh bahan – bahan tertentu di antaranya sebagai berikut :

1. Jembatan kayu

Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang

mempunyai panjang relatif pendek dengan beban yang diterima

relatif ringan. Meskipun pembuatannya menggunakan bahan

utama kayu, struktur dalam perencanaan atau pembuatannya harus

memperhatikan dan mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika).

2. Jembatan pasangan batu dan batu batu

5
Jembatan pasangan batu dan bata merupakan jembatan

yang konstruksi utamanya terbuat dari batu dan bata. Untuk

membuat jembatan dengan batu dan bata umumnya konstruksi

jembatan harus dibuat melengkung. Seiring perkembangan zaman

jembatan ini sudah tidak digunakan lagi.

3. Jembatan beton bertulang dan jembatan beton prategang

(prestressed concrete bridge)

Jembatan dengan beton bertulang pada umumnya hanya

digunakan untuk bentang jembatan yang pendek. Untuk bentang

yang panjang seiring dengan perkembangan zaman ditemukan

beton prategang. Dengan beton prategang bentang jembatan yang

panjang dapat dibuat dengan mudah.

4. Jembatan baja

6
Jembatan baja pada umumnya digunakan untuk jembatan

dengan bentang yang panjang dengan beban yang diterima cukup

besar. Seperti halnya beton prategang, penggunaan jembatan baja

banyak digunakan dan bentuknya lebih bervariasi, karena dengan

jembatan baja bentang yang panjang biayanya lebih ekonomis.

5. Jembatan komposit

Jembatan komposit merupakan perpaduan antara dua bahan

yang sama atau berbeda dengan memanfaatkan sifat

menguntungkan dari masing – masing bahan tersebut, sehingga

kombinasinya akan menghasilkan elemen struktur yang lebih

efisien.

2.3.2 Menurut Jenis Structural

7
Bangunan jembatan memiliki bentuk struktur yang berbeda – beda

tergantung kegunaan dan kecocokan lokasi yang ada. Berikut ini

beberapa jenis bangun jembatan berdasarkan jenis strukturnya :

1. Jembatan Alang (Beam Bridge)

Jembatan alang adalah struktur jembatan yang sangat sederhana

dimana jembatan hanya berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang

penopang pada kedua pangkalnya. Asal usul struktur jembatan alang

berawal dari jembatan balok kayu sederhana yang di pakai untuk

menyeberangi sungai. Di zaman modern, jembatan alang terbuat dari balok

baja yang lebih kokoh. Panjang sebuah balok pada jembatan alang

biasanya tidak melebihi 250 kaki (76 m). Karena, semakin panjang balok

jembatan, maka akan semakin lemah kekuatan dari jembatan ini. Oleh

karena itu, struktur jembatan ini sudah jarang digunakan sekarang kecuali

untuk jarak yang dekat saja. Jembatan alang terpanjang di dunia saat ini

adalah jembatan alang yang terletak di Danau Pontchartrain Causeway di

selatan Louisiana, Amerika Serikat. Jembatan ini memiliki panjang 23,83

mil (38,35 km), dan lebar 56 kaki (17 m).

2. Jembatan Penyangga (Cantilever Bridge)

8
Berbeda dengan jembatan alang, struktur jembatan penyangga

berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang penopang hanya pada

salah satu pangkalnya. Pembangunan jembatan penyangga membutuhkan

lebih banyak bahan dibanding jembatan alang. Jembatan penyangga

biasanya digunakan untuk mengatasi masalah pembuatan jembatan apabila

keadaan tidak memungkinkan untuk menahan beban jembatan dari bawah

sewaktu proses pembuatan. Jembatan jenis ini agak keras dan tidak mudah

bergoyang, oleh karena itu struktur jembatan penyangga biasanya

digunakan untuk memuat jembatan rel kereta api. Jembatan penyangga

terbesar di dunia saat ini adalah jembatan penyangga Quebec Bridge di

Quebec, Kanada. Jembatan ini memiliki panjang 549 meter (1.801 kaki).

3. Jembatan Lengkung (Arch Bridge)

Jembatan lengkung memiliki dinding tumpuan pada setiap ujungnya.

Jembatan lengkung yang paling awal diketahui dibangun oleh masyarakat

Yunani, contohnya adalah Jembatan Arkadiko. Beban dari jembatan akan

mendorong dinding tumpuan pada kedua sisinya.

9
4. Jembatan Gantung (Suspension Bridge)

Dahulu, jembatan gantung yang paling awal digantungkan dengan

menggunakan tali atau dengan potongan bambu. Jembatan gantung

modern digantungkan dengan menggunakan kabel baja. Pada jembatan

gantung modern, kabel menggantung dari menara jembatan kemudian

melekat pada caisson (alat berbentuk peti terbalik yang digunakan untuk

menambatkan kabel di dalam air) atau cofferdam (ruangan di air yang

dikeringkan untuk pembangunan dasar jembatan). Caisson atau cofferdam

akan ditanamkan jauh ke dalam lantai danau atau sungai. Deck/ lantai

jembatan di tahan oleh kabel vertikal yang dihubungkan pada kabel

suspensi di atasnya. Kabel suspensi adalah bagian terpenting dari jembatan

bersuspensi, karena fungsinya adalah menahan beban lantai jembatan yang

nantinya diteruskan ke tumpuan yang ada di ujung jembatan. Kabel

suspensi ini juga didukung oleh suatu menara yang tugasnya membawa

berat daripada Dek jembatan. Jenis jembatan ini pada awalnya digunakan

dalam medan pegunungan. Daerah yang pertama kali membangun

10
jembatan jenis ini adalah di sekitar Tibet dan Bhutan. Jembatan gantung

terpanjang di dunia saat ini adalah Jembatan Akashi Kaikyo di Jepang.

Jembatan ini memiliki panjang 12.826 kaki (3.909 m).

Jembatan Suspensi ini juga dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

a. Jembatan Suspensi Sederhana (Simple Suspension Bridge)

Jenis ini adalah tipe pertama dari Jembatan Suspensi yang

telah dibangun. Jangkar di kedua sisinya mendukung dek/ lantai

jembatan dan tidak memiliki menara/dermaga untuk dukungan

tambahan di tengahnya. Jembatan ini biasanya memiliki busur ke

atas dan ke bawah, yang terbentuk karena dek/ lantai jembatan.

Jembatan ini termasuk jembatan fleksibel yang didukung oleh

kabel suspensi. Jenis jembatan ini tidak digunakan untuk menahan

beban yang sangat berat karena lantai jembatan memiliki kapasitas

beban yang terbatas, biasanya hanya pejalan kaki yang hendak

menyeberang sungai, lembah maupun jurang.

11
b. Underspanned Suspension Bridge

Jenis Jembatan Gantung ini juga dikenal sebagai jembatan

gantung dek atas. Struktur jembatan ini berbeda dengan

pendahulunya, jembatan gantung sederhana. Dek / lantai jembatan

ini berada di atas kabel utamanya. Jembatan jenis ini sangat jarang

dibangun karena tidak memiliki kestabilan dikarenakan kabel

utamanya yang berada di bawah dek jembatan. Tumpuan kabel

utama dari jembatan ini sama seperti jembatan suspensi sederhana

(Simple Suspension Bridge) yaitu pada ujung ujung jembatan,

ditanam ke dalam tanah.

c. Stressed Ribbon Bridge

12
Struktur dari jembatan ini mirip dengan Jembatan

Gantung Sederhana. Kabel sebagai unsur struktur penahan ditanam

di Dek. Dek/ lantai jembatan tersebut membentuk huruf “U” pada

bentang antar tumpuannya. Ini terbentuk karena Kabel/pita dikenai

kompresi, dengan begitu jembatan ini menjadi kaku dan tidak

bergoyang atau memantul. Jembatan ini dibuat dengan memperkuat

beton dengan diberi kabel tegangan baja. Ini adalah salah satu jenis

jembatan suspensi terkuat dan juga bisa digunakan untuk lalu lintas

kendaraan.

d. Suspended Deck Suspension Bridge

Jembatan ini juga disebut jembatan gantung yang paling

umum digunakan dari beberapa jenisnya. Menggunakan kabel

suspensi yang ditanam di tanah. Suspender jembatan ini menyuport

dek/ lantai jembatan yang ada di bawah kabel suspensi utama. Dek

jembatan ini dibuat kaku dan bisa dilalui oleh kendaraan berat dan

lalu lintas rel. Jembatan ini juga menggunakan menara/ tiang untuk

membantu kabel suspensi menyalurkan beban ke pondasi jembatan.

13
e. Self Anchored Suspension Bridge

Jembatan ini hampir sama dengan jembatan berjenis

Suspended Deck Suspension Bridge. Bedanya hanya pada

penanaman ujung kabel suspensi utama. Ujung dari kabel suspensi

utama dari jembatan gantung ini melekat pada masing masing

ujung dek dan tidak ditanam ke tanah melainkan menggunakan

jangkar buatan untuk menanamnya. Untuk itu jembatan jenis ini

sangat cocok dibangun pada daerah yang tidak mempunyai struktur

tanah yang stabil dan sulit membuat penahan jembatan. Seperti

contoh di Negara Jepang.

Jembatan Suspensi sangat banyak memiliki kelebihan.

Dia jauh lebih fleksibel, karena dia mampu menahan gempa dan

kekuatan alam lainnya. Garis garis yang dibuat oleh kabel utama

14
maupun kabel vertikalnya membuat jembatan ini terkesan ramping

dan memiliki estetika yang menarik.

5. Jembatan Kabel-Penahan (Cable-Stayed Bridge)

Jembatan cable stayed adalah salah satu dari beberapa tipe

jembatan bentang panjang. Jembatan jenis ini memiliki karakteristik yang

menguntungkan dibandingkan dengan tipe jembatan bentang panjang yang

lain baik dari segi teknis, ekonomis, maupun estetika.

Sebuah jembatan cable-stayed memang terlihat apik dan indah

ketika dipandang. Jembatan yang mengandalkan tali sebagai penahan

beban jembatan diperuntukkan bagi lintasan antar wilayah yang biasanya

terpisah oleh sungai, lembah ataupun diatas tanah datar. Konstruksi yang

kompleks membuat jembatan sulit untuk dibangun. Namun keindahan

kabel bentangan menjadi daya tarik tersendiri bagi jembatan.

Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari

200 tahun yang lalu (Walther, 1988) yang pada awal era tersebut

umumnya dibangun dengan menggunakan kabel vertical dan miring

seperti Dryburgh Abbey Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada

tahun 1817. Jembatan seperti ini masih merupakan kombinasi dari

jembatan cable stayed modern. Sejak saat itu jembatan cable stayed

15
mengalami banyak perkembangan dan mempunyai bentuk yang bervariasi

dari segi material yang digunakan maupun segi estetika.

6. Jembatan Kerangka (Truss Bridge)

Jembatan kerangka adalah salah satu jenis tertua dari struktur

jembatan modern. Jembatan kerangka dibuat dengan menyusun tiang-tiang

jembatan membentuk kisi-kisi agar setiap tiang hanya menampung

sebagian berat struktur jembatan tersebut. Kelebihan sebuah jembatan

kerangka dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya adalah biaya

pembuatannya yang lebih ekonomis karena penggunaan bahan yang lebih

efisien. Selain itu, jembatan kerangka dapat menahan beban yang lebih

berat untuk jarak yang lebih jauh dengan menggunakan elemen yang lebih

pendek daripada jembatan alang. Jembatan rangka umumnya terbuat dari

baja, dengan bentuk dasar berupa segitiga. Elemen rangka dianggap

bersendi pada kedua ujungnya sehingga setiap batang hanya menerima

gaya aksial tekan atau tarik saja.

7. Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge)

Jembatan beton prategang merupakan suatu perkembangan

mutakhir dari bahan beton. Pada Jembatan beton prategang diberikan gaya

16
prategang awal yang dimaksudkan untuk mengimbangi tegangan yang

terjadi akibat beban. Jembatan beton prategang dapat dilaksanakan dengan

dua sistem yaitu post tensioning dan pre tensioning. Pada sistem post

tensioning tendon prategang ditempatkan di dalam duct setelah beton

mengeras dan transfer gaya prategang dari tendon pada beton dilakukan

dengan penjangkaran di ujung gelagar. Pada pre tensioning beton dituang

mengelilingi tendon prategang yang sudah ditegangkan terlebih dahulu dan

transfer gaya prategang terlaksana karena adanya ikatan antara beton

dengan tendon. Jembatan beton prategang sangat efisien karena analisa

penampang berdasarkan penampang utuh. Jembatan jenis ini digunakan

untuk variasi bentang jembatan 20 - 40 meter.

8. Jembatan Box Girder

Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton

konvensional maupun prategang. box girder terutama digunakan sebagai

gelagar jembatan, dan dapat dikombinasikan dengan sistem jembatan

gantung, cable-stayed maupun bentuk pelengkung. Manfaat utama

dari box girder adalah momen inersia yang tinggi dalam kombinasi dengan

berat sendiri yang relatif ringan karena adanya rongga ditengah

17
penampang. box girder dapat diproduksi dalam berbagai bentuk, tetapi

bentuk trapesium adalah yang paling banyak digunakan. Rongga di tengah

box memungkinkan pemasangan tendon prategang diluar penampang

beton. Jenis gelagar ini biasanya dipakai sebagai bagian dari gelagar

segmental, yang kemudian disatukan dengan sistem prategang post

tensioning. Analisa fullprestressing suatu desain dimana pada penampang

tidak diperkenankan adanya gaya tarik, menjamin kontinuitas dari gelagar

pada pertemuan segmen. Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang

bentang 20 – 40 meter.

2.4 Bentuk Idealis Stuktur Jembatan

Salah satu tipe bentuk jembatan yang idealis adalah jembatan

gantung. Tipe ini sering digunakan untuk jembatan bentang panjang.

Pertimbangan pemakaian tipe jembatan gantung adalah dapat dibuat untuk

bentang panjang tanpa pilar ditengahnya. Jembatan gantung terdiri atas

pelengkung penggantung dan batang penggantung (hanger) dari kabel baja,

dan bagian yang lurus berfungsi mendukung lalu lintas (dek jembatan).

18
Suspension Bridge

Ilustrasi Jembatan Suspensi, gambar: britannnica.com

Dari kesemua jenis jembatan yang ada saat ini, sepertinya jembatan model

Suspension Bridge merupakan jembatan paling populer dan cenderung sangat

mahal, namun dengan hasil yang indah dan mengagumkan, dikarenakan dibangun

diatas perairan luas di beberapa negara maju mulai dari Amerika hingga Jepang.

Jembatan suspensi atau bisa disebut jembatan gantung ini terdiri dari

menara dan tali/kabel/rantai serta jangkar yang menjadi sebuah sitem dalam

mengurangi tegangan dan kompresi. Sesuai namanya, jembatan gantung, menahan

jalan dengan kabel, tali atau rantai dari dua menara tinggi. Menara ini mendukung

sebagian besar berat kompresi yang mendorong ke bawah di dek jembatan

gantung dan kemudian diteruskan melalui kabel, tali atau rantai untuk mentransfer

kompresi ke menara. Menara kemudian menghilangkan kompresi langsung ke

bumi.

19
komponen jembatan suspensi, gambar: howstuffworks.com

Di sisi lain, kabel menerima pasokan tegangan jembatan. Kabel ini

menjalar horizontal antara dua jangkar jauh-melemparkan. Jangkar jembatan pada

dasarnya berupa batuan padat atau blok beton besar di mana jembatan ini

membumi. Kekuatan tensional diloloskan ke jangkar dan ke dalam tanah.

2.5 Kegunaan dari Jembatan

Jembatan merupakan alat penghubung antara dua bagian jalan yang

terputus oleh rintangan – rintangan seperti sungai, lembah, laut dan

sebagainya. Selain itu jembatan juga memiliki kegunaan lain diantaranya :

1. Jembatan jalan raya (highway brigde)

Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan

baik kendaraan berat maupun ringan. Jembatan jalan raya ini

menghubungkan antara jalan satu ke jalan lainnya.

2. Jembatan pejalan kaki (foot path)

3. Jembatan kereta api (railway brigde)

Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api.

Perencanaan jembatan ini dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan,

hingga beban yang diterima oleh jembatan disesuaikan dengan kereta api

yang melewati jembatan tersebut.

20
4. Jembatan jalan air

5. Jembatan jalan pipa

6. Jembatan penyebrangan

7. Jembatan yang digunakan untuk penyeberangan jalan. Fungsi dari

jembatan ini yaitu untuk memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati

jembatan penyeberangan tersebut dan memberikan keamanan serta

mengurangi faktor kecelakaan bagi penyeberang jalan.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk

menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya

rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran

irigasi dan pembuang;

2. Terdiri dari 3 struktur; struktur atas, struktur bawah dan pondasi;

3. Jembatan di buat dengan mengutamakan keselamatan

penggunanya.

3.2 Saran

Perlu dikembangkan dan dilakukan riset lagi sebaiknya dalam

memakai bahan material untuk pembuatan jembatan agar tidak terjadi

pembengkakan biaya.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://science.howstuffworks.com/engineering/civil/bridge.htm

http://www.britannica.com/technology/bridge-engineering

http://www.pbs.org/wgbh/nova/tech/build-bridge-p3.html

http://www.technologystudent.com/forcmom/dkforce2.htm

wikipedia.org

23
Pertanyaan :

1. Pertanyaan dari Wodha Dyota Anugraha

Jelaskan lebih detail mengenai jenis – jenis jembatan,pada jenis yang

berdasarkan jenis materialnya seperti jembatan dari komposit

cocoknya di gunakan untuk tempat dan dataran yang seperti apa?

2. Pertanyaan dari Susilawati

Kenapa jembatan gantung atau suspense bridge dikatakan jemabatan

yang ideal?

24

Anda mungkin juga menyukai