Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERKUATAN JEMBATAN MENGGUNAKAN I GIRDER

Dosen pengampu : Aulia Choiri Windari, S.Tr.T.,M.Sc.Eng

DISUSUN OLEH :

NAMA : ISNANTO

NIM :

MATA KULIAH STRUKTUR JEMBATAN


JURUSAN S1 TEKNIK SIPIL
JAKARTA GLOBAL UNIVERSITY
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan “Makalah Pengertian dan Jenis Struktur

Jembatan” ini tanpa ada suatu halangan apapun..

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang kita nanti – nantikan

syafaatnya di dunia dan di akhirat.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam – dalamnya kepada Yth :

1. Ibu Diniyah, M.Pd selaku Dosen Bahasa Indonesia F.T UNTIRTA;

2. Orang tua yang telah memberikan dorongan baik secara moril maupun materil;

3. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi peningkatan karya tulis ilmiah

ini.Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Cilegon, 20 November 2016

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian................................................................................................3

2.2 Pembagian Elemen Struktur Jembatan....................................................3

2.3 Jenis – Jenis dari Jembatan.....................................................................5

2.4 Bentuk Idealis Stuktur Jembatan.............................................................18

2.5 Kegunaan dari Jembatan.........................................................................20

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................22

3.2 Saran........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat kepentingannya tidak sama

bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan studi yang menarik. Jembatan mungkin tidak ada artinya

bagi orang-orang yang bertempat tinggal di daerah dataran yang rata, tidak didapati adanya sungai, jurang,

tebing, ataupun keadaan dimana kita akan berpindah tempat namun ada penghalang di depan kita.

Sebaliknya, jembatan dirasa sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang bertempat tinggal di daerah yang

sangat sulit dijangkau, sehingga jembatan sangat di butuhkan sebagai alat penghubung dari satu tempat ke

tempat lain.

Dengan perkembangan zaman maka jembatan tidak hanya dipandang sebagai alat penghubung antara

tempat satu dengan tempat yang lain, melainkan sebagai sarana untuk memperlancar kegiatan manusia, serta

membantu berkembangnya suatu daerah yang selama ini sulit di akses, apalagi Indonesia ini sebagai negara

yang berkembang, akses ke daerah-daerah ataupun ke kota sangat dibutuhkan, dengan adanya jembatan ini

sangat membantu hal tersebut.

Dalam makalah ini penulis akan memfokuskan pembahasan mengenai pengertian dan jenis struktur

jembatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan jembatan ?

2. Apa saja struktur pada jembatan ?

3. Apa saja jenis – jenis dari jembatan ?

4. Bagaimana idealisasi struktur pada jembatan?

5. Apa kegunaan dari jembatan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Agar mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dari jembatan;

2. Agar mahasiswa mampu mengetahui struktur pada jembatan;

3. Agar mahasiswa mampu mengetahui jenis – jenis dari jembatan;

1
4. Agar mahasiswa mampu mengetahui bentuk idealis struktur pada jembatan;

5. Agar mahasiswa mampu mengetahui kegunaan dari jembatan.

1.4 Manfaat Penilitian

1. Mahasiswa mampu memahami maksud dari jembatan;

2. Mahasiswa mampu memahami struktur pada jembatan;

3. Mahasiswa mampu memahami jenis – jenis dari jembatan;

4. Mahasiswa mampu memahami bentuk idealis struktur pada jembatan;

5. Mahasiswa mampu memahami kegunaan dari jembatan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi melalui sungai,

danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang

berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti

lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang melintang yang tidak sebidang

dan lain-lain.

2.2 Pembagian Elemen Struktur Jembatan

Elemen struktur utama penyusun jembatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Struktur Atas (Superstructures)

Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung

2
yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu

lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dan lain-lain Struktur atas

jembatan umumnya terdiri dari :

1. Trotoar

a. Sandaran dan tiang sandaran

b. Peninggian trotoar (kerb)

c. Lantai trotoar

2. Lantai kendaraan

3. Gelagar induk

4. Balok diafragma

5. Ikatan pengaku (ikatan angin dan ikatan melintang)

6. Tumpuan (Bearing)

2. Struktur Bawah (Substructures)

Struktur bawah jembatan berfungsi untuk memikul seluruh beban struktur

atas dan beban lain yang ditimbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan

hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dan sebagainya. Struktur

bawah jembatan umumnya meliputi :

1. Pangkal Jembatan (Abutmen)

a. Dinding belakang (Back wall)

b. Dinding penahan (Retaining wall)

c. Dinding sayap (Wing wall)

d. Oprit, plat injak (Approach slab)

e. Konsol pendek untuk jacking (Corbel)

f. Tumpuan (Bearing)

2. Pilar Jembatan (Pier)

a. Kepala pilar (Pier head)

b. Pilar (Pier), yang berupa dinding, kolom atau portal

3
c. Konsol pendek untuk jacking (Corbel)

d. Tumpuan (Bearing)

3. Pondasi (Foundation)

Pondasi jembatan berfungsi untuk meneruskan seluruh beban jembatan ke

tanah dasar. Jenis pondasi abutmen atau pier jembatan diantaranya :

a. Pondasi setempat (Spread footing)

b. Pondasi sumuran (Caisson)

c. Pondai tiang (Pile foundation)

1) Tiang pancang kayu (Log Pile)

2) Tiang pancang baja (Steel Pile)

3) Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile)

4) Tiang pancang beton prategang (Prestessed Concrete Pile)

5) Tiang Pancang komposit (Compossite Pile)

2.3 Jenis – Jenis dari Jembatan

2.3.1 Menurut Jenis Materialnya

Menurut jenis material merupakan sebuah bangunan jembatan dengan dibangun oleh bahan –

bahan tertentu di antaranya sebagai berikut :

1. Jembatan kayu

Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang mempunyai panjang relatif

pendek dengan beban yang diterima relatif ringan. Meskipun pembuatannya menggunakan

bahan utama kayu, struktur dalam perencanaan atau pembuatannya harus memperhatikan

dan mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika).

4
2. Jembatan pasangan batu dan batu batu

Jembatan pasangan batu dan bata merupakan jembatan yang konstruksi utamanya

terbuat dari batu dan bata. Untuk membuat jembatan dengan  batu dan bata umumnya

konstruksi jembatan harus dibuat melengkung. Seiring perkembangan zaman jembatan ini

sudah tidak digunakan lagi.

3. Jembatan beton bertulang dan jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)

Jembatan dengan beton bertulang pada umumnya hanya digunakan untuk bentang

jembatan yang pendek. Untuk bentang yang panjang seiring dengan perkembangan zaman

ditemukan beton prategang. Dengan beton prategang bentang jembatan yang panjang dapat

dibuat dengan mudah.

4. Jembatan baja

Jembatan baja pada umumnya digunakan untuk jembatan dengan bentang yang

panjang dengan beban yang diterima cukup besar. Seperti halnya beton prategang,

penggunaan jembatan baja banyak digunakan dan bentuknya lebih bervariasi, karena dengan

jembatan baja bentang yang panjang biayanya lebih ekonomis.

5
5. Jembatan komposit

Jembatan komposit merupakan perpaduan antara dua bahan yang sama atau berbeda

dengan memanfaatkan sifat menguntungkan dari masing – masing bahan tersebut, sehingga

kombinasinya akan menghasilkan elemen struktur yang lebih efisien.

2.3.2 Menurut Jenis Structural

Bangunan jembatan memiliki bentuk struktur yang berbeda – beda tergantung kegunaan dan

kecocokan lokasi yang ada. Berikut ini beberapa jenis bangun jembatan berdasarkan jenis

strukturnya :

1. Jembatan Alang (Beam Bridge)

Jembatan alang adalah struktur jembatan yang sangat sederhana dimana jembatan hanya

berupa balok horizontal yang disangga oleh tiang penopang pada kedua pangkalnya. Asal usul

struktur jembatan alang berawal dari jembatan balok kayu sederhana yang di pakai untuk

menyeberangi sungai. Di zaman modern, jembatan alang terbuat dari balok baja yang lebih kokoh.

Panjang sebuah balok pada jembatan alang biasanya tidak melebihi 250 kaki (76 m). Karena,

semakin panjang balok jembatan, maka akan semakin lemah kekuatan dari jembatan ini. Oleh karena

itu, struktur jembatan ini sudah jarang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang dekat saja.

6
Jembatan alang terpanjang di dunia saat ini adalah jembatan alang yang terletak di Danau

Pontchartrain Causeway di selatan Louisiana, Amerika Serikat. Jembatan ini memiliki panjang 23,83

mil (38,35 km), dan lebar 56 kaki (17 m).

2. Jembatan Penyangga (Cantilever Bridge)

Berbeda dengan jembatan alang, struktur jembatan penyangga berupa balok horizontal yang

disangga oleh tiang penopang hanya pada salah satu pangkalnya. Pembangunan jembatan penyangga

membutuhkan lebih banyak bahan dibanding jembatan alang. Jembatan penyangga biasanya

digunakan untuk mengatasi masalah pembuatan jembatan apabila keadaan tidak memungkinkan

untuk menahan beban jembatan dari bawah sewaktu proses pembuatan. Jembatan jenis ini agak keras

dan tidak mudah bergoyang, oleh karena itu struktur jembatan penyangga biasanya digunakan untuk

memuat jembatan rel kereta api. Jembatan penyangga terbesar di dunia saat ini adalah jembatan

penyangga Quebec Bridge di Quebec, Kanada. Jembatan ini memiliki panjang 549 meter (1.801

kaki).

3. Jembatan Lengkung (Arch Bridge)

7
Jembatan lengkung memiliki dinding tumpuan pada setiap ujungnya. Jembatan lengkung yang

paling awal diketahui dibangun oleh masyarakat Yunani, contohnya adalah Jembatan Arkadiko.

Beban dari jembatan akan mendorong dinding tumpuan pada kedua sisinya.

4. Jembatan Gantung (Suspension Bridge)

Dahulu, jembatan gantung yang paling awal digantungkan dengan menggunakan tali atau

dengan potongan bambu. Jembatan gantung modern digantungkan dengan menggunakan kabel baja.

Pada jembatan gantung modern, kabel menggantung dari menara jembatan kemudian melekat pada

caisson (alat berbentuk peti terbalik yang digunakan untuk menambatkan kabel di dalam air) atau

cofferdam (ruangan di air yang dikeringkan untuk pembangunan dasar jembatan). Caisson atau

cofferdam akan ditanamkan jauh ke dalam lantai danau atau sungai. Deck/ lantai jembatan di tahan

oleh kabel vertikal yang dihubungkan pada kabel suspensi di atasnya. Kabel suspensi adalah bagian

terpenting dari jembatan bersuspensi, karena fungsinya adalah menahan beban lantai jembatan yang

nantinya diteruskan ke tumpuan yang ada di ujung jembatan. Kabel suspensi ini juga didukung oleh

suatu menara yang tugasnya membawa berat daripada Dek jembatan. Jenis jembatan ini pada

awalnya digunakan dalam medan pegunungan. Daerah yang pertama kali membangun jembatan jenis

ini adalah di sekitar Tibet dan Bhutan. Jembatan gantung terpanjang di dunia saat ini adalah

Jembatan Akashi Kaikyo di Jepang. Jembatan ini memiliki panjang 12.826 kaki (3.909 m).

8
Jembatan Suspensi ini juga dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

a. Jembatan Suspensi Sederhana (Simple Suspension Bridge)

Jenis ini adalah tipe pertama dari Jembatan Suspensi yang telah dibangun. Jangkar di

kedua sisinya mendukung dek/ lantai jembatan dan tidak memiliki menara/dermaga untuk

dukungan tambahan di tengahnya. Jembatan ini biasanya memiliki busur ke atas dan ke

bawah, yang terbentuk karena dek/ lantai jembatan. Jembatan ini termasuk jembatan fleksibel

yang didukung oleh kabel suspensi. Jenis jembatan ini tidak digunakan untuk menahan beban

yang sangat berat karena lantai jembatan memiliki kapasitas beban yang terbatas, biasanya

hanya pejalan kaki yang hendak menyeberang sungai, lembah maupun jurang.

b. Underspanned Suspension Bridge

Jenis Jembatan Gantung ini juga dikenal sebagai jembatan gantung dek atas. Struktur

jembatan ini berbeda dengan pendahulunya, jembatan gantung sederhana. Dek / lantai

jembatan ini berada di atas kabel utamanya. Jembatan jenis ini sangat jarang dibangun karena

tidak memiliki kestabilan dikarenakan kabel utamanya yang berada di bawah dek jembatan.

Tumpuan kabel utama dari jembatan ini sama seperti jembatan suspensi sederhana (Simple

Suspension Bridge) yaitu pada ujung ujung jembatan, ditanam ke dalam tanah.
9
c. Stressed Ribbon Bridge

Struktur dari jembatan ini mirip dengan Jembatan Gantung Sederhana. Kabel

sebagai unsur struktur penahan ditanam di Dek. Dek/ lantai jembatan tersebut membentuk

huruf “U” pada bentang antar tumpuannya. Ini terbentuk karena Kabel/pita dikenai kompresi,

dengan begitu jembatan ini menjadi kaku dan tidak bergoyang atau memantul. Jembatan ini

dibuat dengan memperkuat beton dengan diberi kabel tegangan baja. Ini adalah salah satu

jenis jembatan suspensi terkuat dan juga bisa digunakan untuk lalu lintas kendaraan.

d. Suspended Deck Suspension Bridge

Jembatan ini juga disebut jembatan gantung yang paling umum digunakan dari

beberapa jenisnya. Menggunakan kabel suspensi yang ditanam di tanah. Suspender jembatan

ini menyuport dek/ lantai jembatan yang ada di bawah kabel suspensi utama. Dek jembatan

ini dibuat kaku dan bisa dilalui oleh kendaraan berat dan lalu lintas rel. Jembatan ini juga

menggunakan menara/ tiang untuk membantu kabel suspensi menyalurkan beban ke pondasi

jembatan.

10
e. Self Anchored Suspension Bridge

Jembatan ini hampir sama dengan jembatan berjenis Suspended Deck Suspension

Bridge. Bedanya hanya pada penanaman ujung kabel suspensi utama. Ujung dari kabel

suspensi utama dari jembatan gantung ini melekat pada masing masing ujung dek dan tidak

ditanam ke tanah melainkan menggunakan jangkar buatan untuk menanamnya. Untuk itu

jembatan jenis ini sangat cocok dibangun pada daerah yang tidak mempunyai struktur tanah

yang stabil dan sulit membuat penahan jembatan. Seperti contoh di Negara Jepang.

Jembatan Suspensi sangat banyak memiliki kelebihan. Dia jauh lebih fleksibel,

karena dia mampu menahan gempa dan kekuatan alam lainnya. Garis garis yang dibuat oleh

kabel utama maupun kabel vertikalnya membuat jembatan ini terkesan ramping dan memiliki

estetika yang menarik.

5. Jembatan Kabel-Penahan (Cable-Stayed Bridge)

Jembatan cable stayed adalah salah satu dari beberapa tipe jembatan bentang panjang.

Jembatan jenis ini memiliki karakteristik yang menguntungkan dibandingkan dengan tipe jembatan

bentang panjang yang lain baik dari segi teknis, ekonomis, maupun estetika.

11
Sebuah jembatan cable-stayed memang terlihat apik dan indah ketika dipandang.  Jembatan

yang mengandalkan tali sebagai penahan beban jembatan diperuntukkan bagi lintasan antar wilayah

yang biasanya terpisah oleh sungai, lembah ataupun diatas tanah datar. Konstruksi yang kompleks

membuat jembatan sulit untuk dibangun. Namun keindahan kabel bentangan menjadi daya tarik

tersendiri bagi jembatan.

Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari 200 tahun yang lalu

(Walther, 1988) yang pada awal era tersebut umumnya dibangun dengan menggunakan kabel vertical

dan miring seperti Dryburgh Abbey Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817.

Jembatan seperti ini masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern. Sejak saat itu

jembatan cable stayed mengalami banyak perkembangan dan mempunyai bentuk yang bervariasi dari

segi material yang digunakan maupun segi estetika.

6. Jembatan Kerangka (Truss Bridge)

Jembatan kerangka adalah salah satu jenis tertua dari struktur jembatan modern. Jembatan

kerangka dibuat dengan menyusun tiang-tiang jembatan membentuk kisi-kisi agar setiap tiang hanya

menampung sebagian berat struktur jembatan tersebut. Kelebihan sebuah jembatan kerangka

dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya adalah biaya pembuatannya yang lebih ekonomis

karena penggunaan bahan yang lebih efisien. Selain itu, jembatan kerangka dapat menahan beban

yang lebih berat untuk jarak yang lebih jauh dengan menggunakan elemen yang lebih pendek

daripada jembatan alang. Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk dasar berupa

segitiga. Elemen rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya sehingga setiap batang hanya

menerima gaya aksial tekan atau tarik saja.

12
7. Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge)

Jembatan beton prategang merupakan suatu perkembangan mutakhir dari bahan beton. Pada

Jembatan beton prategang diberikan gaya prategang awal yang dimaksudkan untuk mengimbangi

tegangan yang terjadi akibat beban. Jembatan beton prategang dapat dilaksanakan dengan dua sistem

yaitu post tensioning dan pre tensioning. Pada sistem post tensioning tendon prategang ditempatkan

di dalam duct setelah beton mengeras dan transfer gaya prategang dari tendon pada beton dilakukan

dengan penjangkaran di ujung gelagar. Pada pre tensioning beton dituang mengelilingi tendon

prategang yang sudah ditegangkan terlebih dahulu dan transfer gaya prategang terlaksana karena

adanya ikatan antara beton dengan tendon. Jembatan beton prategang sangat efisien karena analisa

penampang berdasarkan penampang utuh. Jembatan jenis ini digunakan untuk variasi bentang

jembatan 20 - 40 meter.

8. Jembatan Box Girder

Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton konvensional maupun

prategang. box girder terutama digunakan sebagai gelagar jembatan, dan dapat dikombinasikan

dengan sistem jembatan gantung, cable-stayed maupun bentuk pelengkung. Manfaat utama dari box

girder adalah momen inersia yang tinggi dalam kombinasi dengan berat sendiri yang relatif ringan

karena adanya rongga ditengah penampang. box girder dapat diproduksi dalam berbagai bentuk,

13
tetapi bentuk trapesium adalah yang paling banyak digunakan. Rongga di tengah box memungkinkan

pemasangan tendon prategang diluar penampang beton. Jenis gelagar ini biasanya dipakai sebagai

bagian dari gelagar segmental, yang kemudian disatukan dengan sistem prategang post tensioning.

Analisa fullprestressing suatu desain dimana pada penampang tidak diperkenankan adanya gaya

tarik, menjamin kontinuitas dari gelagar pada pertemuan segmen. Jembatan ini digunakan untuk

variasi panjang bentang 20 – 40 meter.

2.4 Bentuk Idealis Stuktur Jembatan

Salah satu tipe bentuk jembatan yang idealis adalah jembatan gantung. Tipe ini sering

digunakan untuk jembatan bentang panjang. Pertimbangan pemakaian tipe jembatan gantung adalah

dapat dibuat untuk bentang panjang tanpa pilar ditengahnya. Jembatan gantung terdiri atas pelengkung

penggantung dan batang penggantung (hanger) dari kabel baja, dan bagian yang lurus berfungsi

mendukung lalu lintas (dek jembatan).

Suspension Bridge

14
Ilustrasi Jembatan Suspensi, gambar: britannnica.com

Dari kesemua jenis jembatan yang ada saat ini, sepertinya jembatan model Suspension Bridge

merupakan jembatan paling populer dan cenderung sangat mahal, namun dengan hasil yang indah dan

mengagumkan, dikarenakan dibangun diatas perairan luas di beberapa negara maju mulai dari Amerika

hingga Jepang.

Jembatan suspensi atau bisa disebut jembatan gantung ini terdiri dari menara dan tali/kabel/rantai

serta jangkar yang menjadi sebuah sitem dalam mengurangi tegangan dan kompresi. Sesuai namanya,

jembatan gantung, menahan jalan dengan kabel, tali atau rantai dari dua menara tinggi. Menara ini

mendukung sebagian besar berat kompresi yang mendorong ke bawah di dek jembatan gantung dan

kemudian diteruskan melalui kabel, tali atau rantai untuk mentransfer kompresi ke menara. Menara

kemudian menghilangkan kompresi langsung ke bumi.

komponen jembatan suspensi, gambar: howstuffworks.com

Di sisi lain, kabel menerima pasokan tegangan jembatan. Kabel ini menjalar horizontal antara dua

jangkar jauh-melemparkan. Jangkar jembatan pada dasarnya berupa batuan padat atau blok beton besar di

mana jembatan ini membumi. Kekuatan tensional diloloskan ke jangkar dan ke dalam tanah.

2.5 Kegunaan dari Jembatan

Jembatan merupakan alat penghubung antara dua bagian jalan yang terputus oleh rintangan –

rintangan seperti sungai, lembah, laut dan sebagainya. Selain itu jembatan juga memiliki kegunaan lain

diantaranya :

1. Jembatan jalan raya (highway brigde)

15
Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan baik kendaraan berat

maupun ringan. Jembatan jalan raya ini menghubungkan antara jalan satu ke jalan lainnya.

2. Jembatan pejalan kaki (foot path)

3. Jembatan kereta api (railway brigde)

Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api. Perencanaan jembatan ini dari jalan

rel kereta api, ruang bebas jembatan, hingga beban yang diterima oleh jembatan disesuaikan dengan

kereta api yang melewati jembatan tersebut.

4. Jembatan jalan air

5. Jembatan jalan pipa

6. Jembatan penyebrangan

7. Jembatan yang digunakan untuk penyeberangan jalan. Fungsi dari jembatan ini yaitu untuk

memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati jembatan penyeberangan tersebut dan memberikan

keamanan serta mengurangi faktor kecelakaan bagi penyeberang jalan.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian

jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai

saluran irigasi dan pembuang;

2. Terdiri dari 3 struktur; struktur atas, struktur bawah dan pondasi;

3. Jembatan di buat dengan mengutamakan keselamatan penggunanya.

3.2 Saran

Perlu dikembangkan dan dilakukan riset lagi sebaiknya dalam memakai bahan material untuk

pembuatan jembatan agar tidak terjadi pembengkakan biaya.

DAFTAR PUSTAKA

http://science.howstuffworks.com/engineering/civil/bridge.htm

http://www.britannica.com/technology/bridge-engineering

http://www.pbs.org/wgbh/nova/tech/build-bridge-p3.html

17
http://www.technologystudent.com/forcmom/dkforce2.htm

wikipedia.org

Pertanyaan :

1. Pertanyaan dari Wodha Dyota Anugraha

Jelaskan lebih detail mengenai jenis – jenis jembatan,pada jenis yang berdasarkan jenis

materialnya seperti jembatan dari komposit cocoknya di gunakan untuk tempat dan dataran yang

seperti apa?

2. Pertanyaan dari Susilawati

Kenapa jembatan gantung atau suspense bridge dikatakan jemabatan yang ideal?

18

Anda mungkin juga menyukai