Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

JENIS-JENIS JEMBATAN

PENYUSUN

VRIKSON ABEL 201773019

UNIVERSITAS PATTIMURA

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPIL

AMBON, 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmatnya,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan guna memenuhi tugas dari mata kuliah Jembatan
dengan judul : “Jenis-Jenis Jembatan”.

Disadari juga bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan karena
terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh sebab itu dibutuhkan berbagai bentuk
saran, tanggapan beserta kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi perkembangan dunia teknik.

Ambon, Ferbuari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar
Belakang........................................................................................................1
1.2. Rumusan
Masalah...................................................................................................1
1.3. Tujuan
Penulisan.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Struktur Jembatan...........................................................................2
2.2. Jenis-jenis Jembatan................................................................................................3
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada aktivitas perjalanan dan berlalu lintas di kehidupan sehari-hari sering terdapat
kendala dalam perlintasan jalan antara 2 daerah yang terpisah baik oleh sungai maupun
hal-hal lain. Hal ini dapat menghambat kegiatan keseharian dari manusia. Oleh sebab itu
diperlukan suatu penghubung untuk jalur perjalanan (lalu lintas) tersebut. Inilah yang
mendasari adanya pembangunan jembatan. Dan jembatan berfungsi sebagai penghubung
terutama dalam kegiatan lalu lintas
Dalam pembangunan sebuah jembatan di suatu wilayah, terlebih dahulu harus
diketahui kondisi wilayah tempat jembatan hendak dibangun dan paling penting adalah
jenis jembatan yang hendak dibangun.
Jembatan memiliki berbagai jenis yang dilihat dari berbagai aspek pada jembatan itu
sendiri.
Mulai dari material penyusunnya sampai pada faktor kegunaannya, merupakan aspek-
aspek penting dari jenis-jenis jembatan itu sendiri.
Oleh karena hal tersebut, makalah ini dibuat untuk membahas jembatan terkait jenis-
jenisnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian dan struktur jembatan
2. Bagaimana penjelasan detail dari jenis-jenis jembatan

1.3. Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Jembatan
2. Memaparkan penjelasan terkait jenis-jenis jembatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Struktur Jembatan
1. Pengertian Jembatan
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan
jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya
jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jembatan yang merupakan
bagian dari jalan, sangat diperlukan dalam ystem jaringan transportasi darat
yang akan menunjang pembangunan pada daerah tersebut. Perencanaan
pembangunan jembatan harus diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin,
sehingga pembangunan jembatan dapat memenuhi keamanan dan kenyamanan
bagi para pengguna jembatan.

2. Struktur Jembatan

 Struktur Atas (Superstructures)


Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban
langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan,
beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.Struktur
atas jembatan umumnya meliputi :
a. Trotoar :
 Sandaran dan tiang sandaran
 Peninggian trotoar (Kerb)
 Slab lantai trotoar
b. Slab lantai kendaraan
c. Gelagar (Girder)
d. Balok diafragma
e. Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang)
f. Tumpuan (Bearing).

 Struktur Bawah (Substructures)


Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur
atas dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan
hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian
disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh
fondasi ke tanah dasar.
Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi :
a. Pangkal jembatan (Abutment) :
 Dinding belakang (Back wall)
 Dinding penahan (Breast wall)
 Dinding sayap (Wing wall)
 Oprit, plat injak (Approach slab)
 Konsol pendek untuk jacking (Corbel)
 Tumpuan (Bearing)

b. Pilar jembatan (Pier) :


 Kepala pilar (Pier Head)
 Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal
 Konsol pendek untuk jacking (Corbel)
 Tumpuan (Bearing)

 Fondasi
Fondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke
tanah dasar. Berdasarkan sistimnya, fondasi abutment atau pierjembatan
dapat dibedakan menjadi beberapa macam jenis, antara lain :
a. Fondasi telapak (spread footing)
b. Fondasi sumuran (caisson)
c. Fondasi tiang (pile foundation) :
 Tiang pancang kayu (Log Pile)
 Tiang pancang baja (Steel Pile)
 Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile)
 Tiang pancang beton prategang pracetak
(Precast Prestressed Concrete Pile)
 Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place)
 Tiang pancang komposit (Compossite Pile)

2.2. Jenis-jenis jembatan


Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Jembatan jalan raya (highway bridge)
b. Jembatan jalan kereta api (railway bridge)
c. Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge)

Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :


a. Jembatan di atas sungai atau danau
b. Jembatan di atas lembah
c. Jembatan di atas jalan yang ada (fly over)
d. Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert)
e. Jembatan di dermaga (jetty)

Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa


macam, antara lain :
a. Jembatan kayu (log bridge)
b. Jembatan beton (concrete bridge)
c. Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
d. Jembatan baja (steel bridge)
e. Jembatan komposit (compossite bridge)

Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam,


antara lain :
a. Jembatan plat (slab bridge)
b. Jembatan plat berongga (voided slab bridge)
c. Jembatan gelagar (girder bridge)
d. Jembatan rangka (truss bridge)
e. Jembatan pelengkung (arch bridge)
f. Jembatan gantung (suspension bridge)
g. Jembatan kabel (cable stayed bridge)
h. Jembatan cantilever (cantilever bridge)

Klasifikasi Jembatan menurut letak lantai jembatan :


 Jembatan Lantai Atas yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan (sebagai
tempat lalu lintas kendaraan) terletak disisi atas struktur utama jembatan
 Jembatan Lantai Bawah yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan (sebagai
tempat lalu lintas kendaraan) terletak disisi bawah struktur utama jembatan
 Jembatan Lantai Tengah yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan
(sebagai tempat lalu lintas kendaraan) terletak disisi tengah struktur utama
jembatan
 Jembatan Lantai Ganda yaitu jembatan dimana sisi atas dan sisi bawah dari
jembatan digunakan untuk lalu lintas kendaraan

Berdasarkan panjang bentangnya, jembatan dibagi menjadi:


 Jembatan dengan bentang pendek (kurang dari 40 m)
 Jembatan dengan bentang menengah (antara 40 m sampai 125 m)
  Jembatan dengan bentang panjang (lebih dari 125 m)

1. Berdasarkan fungsinya
a. Jembatan jalan raya (highway bridge)

Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang


atau rintangan seperti sungai, rel kereta apiataupun jalan raya. Jembatan
dibangun untuk penyeberangan pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas
halangan.Jembatan juga merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat
yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan sering
menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban
maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.
Jembatan pertama yang dibuat dengan titian kayu untuk menyeberangi
sungai. Ada juga orang yang menggunakan dua utas tali atau rotan, yang diikat
pada bebatuan di tepi sungai. Seterusnya, batu digunakan, tetapi cuma sebagai
rangka. Jembatan gerbang berbentuk melengkung yang pertama dibuat semasa
zaman Emperor Roma, dan masih banyak jembatan dan saluran air orang
Roma yang kenal hingga hari ini. Orang-orang Roma juga
mempunyai pengetahuan, yang mengurangkan perbedaan kekuatan batu2 yang
berbeda. Jembatan bata dan mortar dibuat pada zaman kaisar Romawi, karena
sesudah zaman tersebut, teknologi pengetahuan telah hilang. Pada Zaman
Pertengahan, tiang-tiang jembatan batu biasanya lebih besar sehingga
menyebabkan kesulitan kepada kapal-kapal yang lalu-lalang di sungai
tersebut.
Pada abad ke-18, mulai banyak pembaruan dalam pembuatan jembatan
kayu oleh Hans Ulrich, Johannes Grubenmann dan lain-lain. Dengan
kedatangan Revolusi Industri pada abad ke-19, sistem rangka (truss system)
menggunakan besi untuk memajukan untuk pembuatan jembatan yang lebih
besar, tetapi besi tidak mempunyai kekuatan ketegangan (tensile strength)
yang cukup untuk beban yang besar. Apabila mempunyai kekuatan
ketegangan yang tinggi, jembatan yang lebih besar akan dibuat,
kebanyakannya menggunakan idea Gustave Eiffel, yang pertama kali
dipertunjukkan di Menara Eiffel di Paris, Prancis. Yang sesuai digunakan
untuk pembuatan jembatan yang panjang karena ia mempunyai kekuatan-
kepada-berat yang tinggi, tetapi konkrit pula mempunyai kos penjagaan yang
lebih murah. Jadi, selalunya "konkrit diperkuat" (reinforced concrete)
digunakan - kekuatan ketegangan konkrit yang lemah diisi oleh kabel tembaga
yang ditanam di dalam konkrit itu.

b. Jembatan jalan kereta api (railway bridge)

Jembatan Cikubang adalah jembatan kereta api yang menghubungkan


kota Bandung dengan kota Jakarta. Jembatan ini terletak
di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Jembatan ini memiliki
empat pilar baja seberat sekitar 110 ton.[1] Jembatan Cikubang merupakan
jembatan kereta api terpanjang di Indonesia dengan panjang 300 meter.
Jembatan Cikubang mulai digunakan sejak tahun 1906 dan masih saat ini
masih kukuh berdiri dengan tinggi 80 meter dari dasar sungai Cikubang.
Pembangunan jembatan ini berkaitan dengan pembangunan jalur kereta
api Cikampek-Purwakarta-Bandung yang dimulai antara tahun 1881 – 1884
oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS).
Penambahan struktur jembatan dengan lengkungan logam setengah
lingkaran sepanjang rel di bagian bawah bantalan dilakukan pada 1953.
Penguatan itu seiring dengan mulai dioperasikannya lokomotif diesel.
Jembatan Cikubang terlihat jelas dari jalan raya antara Plered dan Padalarang,
bahkan sering membuat wisatawan berhenti sejenak untuk menyaksikan kereta
api yang melintas di jembatan tersebut.

c. Jembatan pejalan kaki atau penyebrangan (pedestrian bridge)

Jembatan penyeberangan orang disingkat JPO adalah fasilitas pejalan


kaki untuk menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau menyeberang jalan
tol dengan menggunakan jembatan, sehingga orang dan lalu
lintas kendaraan dipisah secara fisik.
Jembatan penyeberangan juga digunakan untuk menuju tempat
pemberhentian bus (seperti busway Transjakarta di Indonesia), untuk
memberikan akses kepada penderita cacat yang menggunakan kursi roda,
tangga diganti dengan suatu akses dengan kelandaian tertentu.
Desain jembatan penyeberangan biasanya menggunakan prinsip yang
sama dengan jembatan untuk kendaraan. Tetapi karena biasanya lebih ringan
dari jembatan kendaraan, dalam desain JPO biasanya mempertimbangkan
getaran dan efek dinamik dari penggunanya. Di samping itu masalah estetika
juga menjadi pertimbangan penting dalam membangun JPO terutama dijalan-
jalan protokol dimana desain arsitektur menjadi pertimbangan yang penting.
Variabel-variabel yang memengaruhi penggunaan JPO :
 Kepadatan lalu lintas
 lebar jalur
  lokasi
 Aksesibilitas
  pagar di sekitar trotoar
  penegakan hukum terhadap pelanggar larangan menyeberang
di jalan kendaraan bila sudah memeiliki JPO

2. Jembatan ditinjau dari material yang digunakan


Klasifikasi jembatan menurut material yang digunakan dibedakan atas bahan
yang dominan dipergunakan, terutama bahan sebagai struktur utama bangunan
atas, berikut jembatan ditinjau dari material yang digunakan dibedakan menjadi:

a. Jembatan kayu (log bridge)

Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana ditinjau dari segi


konstruksi yang sangat mudah, atau dapat diterjemahkan struktur terbuat dari
material kayu yang sifatnya darurat atau tetap, dan dapat dikerjakan/dibangun
tanpa peralatan modern.
Jembatan ini sangat dikenal oleh manusia, ketika masa lampau untuk
menghubungkan sungai cukup menggunakan kayu, entah dari pohon yang
tumbang atau sengaja dirancang, salah satu ahli mengatakan bahwa jembatan
yang terbuat dari material kayu, merupakan jembatan yang mudah
diperbaharui.
Dari segi materialnya kayu memmpunyai beberapa keuntungan dan
kekurangan, diantaranya sebagai berikut ini:
 Kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi relatif murah,
dan dapat dikerjakan dengan alat yang lebih sederhana.
 Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan
peralatan khusus dan tenaga ahli yang tinggi. Sebagai contohnya pada
sambungan konstruksi jembatan baja memerlukan peralatan dan
ketrampilan tenaga kerja tersendiri, sedangkan pada konstruksi kayu
dapat menggunakan bor tangan.
 Jembatan kayu lebih suka menggunakan dek dari kayu, yang mana
menguntungkan untuk lokasi yang terpencil dan jauh dari lokasi
pembuatan beton siap pakai (ready mix concrete). Dek kayu dapat
dipasang tanpa bekisting dan tulangan, sehingga menghemat biaya.
 Kayu tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti pada baja atau
beton.
 Kayu merupakan bahan yang sangat estetik, bila didesain dengan benar
dan dipadukan dengan lingkungan sekitar.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa jembatan kayu lebih sesuai untuk
konstruksi sederhana dengan bentang pendek, karena untuk jembatan dengan
bentang yang panjang, material kayu sudah tidak ekonomis lagi.

b. Jembatan baja (steel bride)

Jembatan yang menggunakan berbagai macam komponen dan sistem


struktur baja: deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan
penggantung kabel, pada jembatan baja saya akan menerangkan jembatan
rangka baja, ialah jembatan yang terbentuk dari rangkarangka batang yang
membentuk unit segitiga dan memiliki kemampuan untuk mendistribusikan
beban ke setiap rangka-rangkanya. Rangka batang tersebut terdiri dari batang
tarik dan batang tekan.
Batang tarik adalah batang yang menerima beban tarik. Desain untuk
batang tarik didasarkan atas ijin tegangan tarik dimana tegangan yang terjadi
tidak boleh melampaui tegangan ijin. Apabila ada lubang maka luas
penampang adalah luas netto (luas brutto-luas lubang). Untuk menahan beban
berguna dipakai factor of safety (faktor keamanan) yang cukup terhadap
kehancuran.
Batang tekan yang merupakan batang dari suatu rangka batang. Batang
ini dibebani gaya tekan aksial searah panjang batangnya. Kolom juga
merupakan batang tekan tegak yang bekerja untuk menahan balok-balok
loteng, rangka atap, lintasan crane dalam bangunan pabrik dan sebagainya
yang untuk seterusnya akan melimpahkan semua beban tersebut ke pondasi.

c. Jembatan beton (concrete bridge)


Jembatan yang terbuat dari material beton pertama kali digunakan pada
abad ke 19, industry semen mendominasi setelah tahun 1865, beton banyak
digunakan untuk jembatan lengkung dan konstruksi bagian bawah, jembatan
beton bertulang pertama kali dibangun setelah ditemukannya teknik
pembuatan beton bertulang untuk struktur, yaitu di prancis pada tahun 1875.
Selama beberapa dekade jembatan beton bertulang dibangun untuk
jembatan dengan bentang pendek, terutama pada awal tahun 1890 dan
semakin meningkat pada abad ke 20. Slab dan gelagar jembatan beton
bertulang secara luas digunakan untuk bentang-bentang pendek untuk
beberapa dekade.

d. Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)

Pada tahun 1928 pengguanaan beton prategang modern dikemukaan


pertama kali di prancis, ia mengaplikasikan kawat – kawat baja berkualitas
tinggi pada balok prategang dengan system penegangan pra – penegangan (pre
tensioning) dan pada tahun 1940 magnel mengembangkan system pasca
penegangan yang lebih dikenal dengan magnel system of Belgium.
Pada tahun 1950 dikembangkan jembatan beton prategang segmental
(cast in place), jembatan segmental ini bisa disebut juga pracetak (precast)
atau cetak di tempat (cast in place) dengan menggunakan metode konstruksi
kantilever yang dikerjakan bentang demi bentang, dipasang tahap demi tahap
atau dipasang dengan system incremental launching.
Konstruksi jembatan beton prategang segmental dapat mencapai
panjang bentang 800 ft yaitu 250 meter atau bentang seri 1000 ft yaitu 300
meter. Bila digunakan dlam jembatan cable stayed jarak bentang dapat
mencapai 1500 ft yaitu 450 meter.

e. Jembatan komposit (compossite bridge)


Jembatan yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat
bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan
sifat gabungan yang lebih baik.
Jembatan komposit yang umum digunakan adalah kombinasi antara bahan
konstruksi baja dengan beton bertuang, yaitu dengan mengkombinasikan baja
sebagai deck (gelagar) dan beton bertulang sebagai plat lantai jembatan.
f. Jembatan bambu

Merupakan jembatan sederhana yang materialnya terbuat dari bamboo,


seperti yang sudah saya tulis pada jembatan dengan material kayu, jembatan
ini cukup dikenal oleh manusia dan banyak dijumpai, pembuatanya juga tidak
memerlukan perlatan modern sehingga mudah dirancang oleh manusia dengan
peralatan yang seadanya contohnya dibuat seperti anyaman, jembatan dengan
material bambu digunakan pada jembatan pendek dan tidak terlalu panjang.

g. Jembatan pasangan batu kali/bata

Jembatan jenis ini seluruh struktur baik srtuktur atas dan struktur
bawah dibuat dari pasangan batu kali atau bata merah yang merupakan jenis
jembatan dengan system gravitasi yang kekuatanyamengandalkan dari berat
struktur. Bentuk dari jembatan ini sebagian besar berbentuk struktur lengkung
dibagian bentang yang harus menahan beban utama.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Jembatan merupakan jalur penghubung jalan antara dua wilayah yang berguna untuk
mempermudah kegiatan berlalulintas.
2. Struktur jembatan terbagi atas struktur atas, struktur bawah, dan pondasi
3. Jenis-jenis jembatan terbagi atas beberapa faktor yaitu berdasarkan fungsi,
berdasarkan lokasinya, berdasarkan material penyusunnya, berdsarkan tipe struktur,
menurut letak lantai jembatan, dan berdasarkan panjang bentang.
DAFTAR PUSTAKA

  https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Cikubang

https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan

https://www.situstekniksipil.com/2017/10/klasifikasi-jembatan.html

http://meniksipil.blogspot.com/2011/10/macam-macam-struktur-jembatan.html

https://www.google.com/search?
safe=strict&biw=1360&bih=608&tbm=isch&sa=1&ei=XkKgXJvxLdfXz7sPpvOlOA&q=Je
mbatan+Pasangan+Batu+Kali%2FBata&oq=Jembatan+Pasangan+Batu+Kali
%2FBata&gs_l=img.3...40146.40146..41525...0.0..0.221.221.2-1......1....2j1..gws-wiz-
img.o0gKXis4cgo#imgrc=AiMj23cLrML7MM:

https://www.google.com/search?
safe=strict&biw=1360&bih=657&tbm=isch&sa=1&ei=ikKgXMiuCrbWz7sPuN6QqAY&q=
Jembatan+bambu&oq=Jembatan+bambu&gs_l=img.3..35i39j0l5j0i5i30l4.572317.575434..
575822...0.0..0.113.683.3j4......0....1..gws-wiz-img.......0i67.qXiMZXJ4KW4

https://www.google.com/search?
safe=strict&biw=1360&bih=657&tbm=isch&sa=1&ei=NEugXNT0E4jtvgSK2qP4DQ&q=J
embatan+kayu&oq=Jembatan+kayu&gs_l=img.3..35i39j0l9.13807.16266..17099...0.0..0.10
9.802.8j1......1....1..gws-wiz-img.......0i5i30.xzIuasg7nK4

https://www.google.com/search?
q=jembatan+kayu&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi1s_KwzqvhAhXQknAK
HTsYAGEQ_AUIDigB&biw=1360&bih=657

http://candramadyaanugrah.blogspot.com/2018/07/jenis-jenis-jembatan.html

Anda mungkin juga menyukai