Anda di halaman 1dari 7

Soal.

1. Apa yang anda ketahui tentang jembatan ( dari definisi s/d uraian bagian – bagiannya ).
2. Apa produk dari survey pendahuluan dan bagaimana cara mendapatkan produk tersebut.
3. Buatlah model perencanaan railing ( cukup sampai gaya momen, gaya lintang, gaya normal ),

Penyelesaian dari soal diatas :

Soal 1.
Definisi Jembatan
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi melalui sungai,
danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang
berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan
seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang melintang yang
tidak sebidang dan lain-lain.

Mengingat fungsi dari jembatan yaitu sebagai penghubung dua ruas jalan yang dilalui rintangan,
maka jembatan dapat dikatakan merupakan bagian dari suatu jalan, baik jalan raya atau jalan kereta
api. Berikut beberapa jenis jembatan :
1.Jembatan diatas sungai
2.Jembatan diatas saluran sungai irigasi/ drainase
3.Jembatan diatas lembah
4.Jembatan diatas jalan yang ada / viaduct

Bagian – Bagian Jembatan


Menurut Departement Pekerjaan Umum (Pengantar Dan Prinsip – Prinsip Perencanaan Bangunan
bawah / Pondasi Jembatan, 1988 ) Suatu bangunan jembatan pada umumnya terdiri dari 6 bagian
pokok, yaitu :

Keterangan :
1. Bangunan atas
2. Landasan ( Biasanya terletak pada pilar/abdument )
3. Bangunan Bawas ( memikul beban )
4. Pondasi
5. Optrit, ( terletak di belakang abdument )
6. Bangunan pengaman

Menurut ( Siswanto, 1993 ) : Bentuk dan bagian jembatan dapat dibagi dalam 4 bagian utama, yaitu
:
1. Struktur Atas
2. Struktur Bawah
3. Jalan pendekat
4. Bangunan pengaman

1. Struktur Atas (Superstructure)


Struktur atas jembatan adalah bagian jembatan yang menerima beban langsung baik dari lalu lintas
kendaraan, beban pejalan kaki, dan bahkan beban mati untuk selanjutnya di salurkan ke struktur
bawah jembatan. Struktur atas jembatan terdiri dari : gelagar-gelagar induk, struktur tumpuan atau
perletakan, struktur lantai jembatan dll. Struktur atas jembatan umumnya meliputi :

a. Trotoar

berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang melewati jembatan agar tidak
mengganggu lalu lintas kendaraan. Konstruksi trotoar direncanakan sebagai pelat beton yang
diletakkan pada samping lantai jembatan yang diasumsikan sebagai pelat yang tertumpu
sederhana pada pelat jalan. Trotoar terbagi atas :

 Sandaran (Hand Rail), biasanya dari pipa besi, kayu dan beton bertulang.
 Tiang Sandaran (Rail Post), biasanya dibuat dari beton bertulang untuk jembatan girder
beton, sedangkan untuk jembatan rangka tiang sandaran menyatu dengan struktur
rangka tersebut.
 Peninggian Trotoar (Kerb)
 Slab Lantai Trotoar
 Slab Lantai Kendaraan
Berfungsi sebagai lewatan dan penahan beban kendaraan ketika lalu lintas sedang
berjalan.

b. Gelagar (Girder)
Terdiri atas gelagar induk / memanjang dan gelagar melintang. Gelagar induk atau memanjang
merupakan komponen jembatan yang letaknya melintang arah jembatan atau tegak lurus arah
aliran sungai. Sedangkan, gelagar melintang merupakan komponen jembatan yang letaknya
melintang arah jembatan.

c. Balok Diafragma

Memiliki fungsi utama mengakukan Girder satu dengan lainnya dari pengaruh gaya beban
melintang
d. Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang)

Untuk mendapatkan kekakuan jembatan pada arah melintang dan menjaga torsi maka
diperlukan adanya ikatan-ikatan angin tersebut. Ikatan angin pada jembatan berfungsi untuk
memberi kekakuan pada jembatan dan meneruskan beban akibat angin kepada portal akhir
e. Andas

Andas bisa disebut juga sendi, yaitu sendi yang diletakkan dibawah jembatan sebagai tumpuan
beban dari bentangan jembatan. Andas ada 3 bagian yaitu andas hidup, andas mati dan rol,
andas hidup adalah bagian yang bisa bergerak dan nempel di bentangan jembatan, andas mati
adalah yang tertanam di tanah dan rol sebagai poros bearing.
f. Tumpuan (Bearing)

Karet jembatan yang merupakan salah satu komponen utama dalam pembuatan jembatan,
yang berfungsi sebagai alat peredam benturan antara jembatan dengan pondasi utama.

2. Struktur Bawah (Substructures)


Fungsi utama struktur bawah adalah memikul beban – beban pada struktur atas dan juga beban
pada struktur bawah itu sendiri untuk disalurkan ke pondasi. Yang selanjutnya beban – beban
tersebut oleh pondasi disalurkan ke tanah dasar. Struktur bawah jembatan umumnya meliputi :
a. Pangkal Jembatan (Abutment)
Merupakan bangunan yang berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga sebagai
dinding penahan tanah. Bagian – bagian abutment terdiri dari :
 Dinding belakang (Back wall)
 Dinding penahan (Breast wall)
 Dinding sayap (Wing wall
 Oprit / Plat injak (Approach slab), merupakan jalan pelengkap untuk masuk ke
jembatan dengan kondisi disesuaikan agar mampu memberikan keamanan saat
peralihan dari ruas jalan menuju jembatan.
 Konsol pendek untuk jacking (Corbel)
 Tumpuan (Bearing)

b. Pilar jembatan (Pier)

Terletak di tengah jembatan yang memiliki fungsi yaitu mentransfer gaya beban jembatan ke
pondasi. Sesuai dengan standar yang ada, panjang bentang rangka baja, sehingga apabila
bentang sungai melebihi panjang maksimum jembatan tersebut maka dibutuhkan pilar. Pilar
terdiri dari bagian – bagian antara lain :
 Kepala Pilar
 Kolom Pilar
 Pilecap
c. Drainase

Fungsi drainase adalah untuk mengalirkan air hujan secepat mungkin ke luar dari jembatan
sehingga tidak terjadi genangan air dalam waktu yang lama. Akibat terjadinya genangan air
maka akan mempercepat kerusakan struktur dari jembatan itu sendiri. Saluran drainase
ditempatkan pada tepi kanan dan kiri dari badan jembatan (saluran samping), dan gorong –
gorong.

d. Pondasi

Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban di atasnya ke tanah dasar. Pada


perencanaan pondasi harus terlebih dahulu melihat kondisi tanahnya. Dari kondisi tanah ini
dapat ditentukan jenis pondasi yang akan dipakai. Pembebanan pada pondasi terdiri atas
pembebanan vertikal maupun lateral, dimana pondasi harusmampu menahan beban luar
diatasnya maupun yang bekerja pada arah lateralnya. Berdasarkan sistemnya tipe pondasi yang
dapat digunakan untuk perencanaan jembatan antara lain :

 Pondasi telapak (Spread footing), Pondasi telapak digunakan jika lapisan tanah keras
(lapisan tanah yang dianggap baik mendukung beban) terletak tidak jauh (dangkal) dari
muka tanah. Dalam perencanaan jembatan pada sungai yang masih aktif, pondasi
telapak tidak dianjurkan mengingat untuk menjaga kemungkinan terjadinya pergeseran
akibat gerusan.
 Pondasi sumuran (Caisson), Pondasi sumuran digunakan untuk kedalaman tanah keras
antara 2-5 m. Pondasi sumuran dibuat dengan cara menggali tanah berbentuk lingkaran
berdiameter kurang dari 80 m. penggalian secara manual dan mudah dilaksanakan.
Kemudian lubang galian diisi dengan beton siklop (1pc : 2 ps : 3 kr) atau beton
bertulang jika dianggap perlu. Pada ujung pondasi sumuran dipasang pier untuk
menerima dan meneruskan beban ke pondasi secara merata.
 Pondasi Tiang (Pile Foundation)
 Tiang Pancang Kayu (Log Pile)
 Tiang Pancang Baja (Steel Pile)
 Tiang Pancang Beton (Reinforced Concrete Pile)
 Tiang Pancang Komposit (Compossite Pile)

Soal 2.

1. Apa produk dari survey pendahuluan dan bagaimana cara mendapatkan produk tersebut.

(2). Survai Pendahuluan

a. Data Primer

1. Lokasi Pekerjaan

Lokasi Pekerjaan meliputi nama sungai, jarak / kilometer dari ibu kota propinsi, desa,
kecamatan, kabupaten dan nama ruas jalan tempat jembatan berada.
2. Gambaran Umum Loksi Jembatan, yang meliputi :

 Situasi Lokasi Jembatan

Penggambaran sket situasi lokasi jembatan serta arah aliran sungai

 Penampang Melintang Sungai


Yang perlu diukur adalah lebar atas dan bawah penampang sungai serta tinggi
penampang dan tinggi air normal serta disertai skets-skets.

 Banjir Tertinggi yang Pernah Terjadi

Informasi ini bisa didapat dari masyarakat di sekitar lokasi jembatan serta pengamatan
visual dari bekas batas air banjir atau hanyutan yang lewat.

 Kondisi Lingkungan Sepanjang Aliran Sungai

Pengamatan kondisi lingkungan sebagai bahan pertimbangan perencanaan koefisien


pengaliran dan lain sebagainya.

 Perkiraan Alinemen Jembatan

Dicari beberapa alternatif lokasi jembatan berdasarkan pertimbangan pertimbangan


teknis, disesuaikan dengan rencana program penanganan jalan dan rencana
normalisasi sungai. Dan ini diajukan sebagai konsep pendahuluan.
 Pengamatan Benda-Benda Hanyutan

Mengamati hanyutan yang dibawa pada waktu air sungai dalam keadaan
banjir atau mencari informasi dari masyarakat disekitar lokasi jembatan.

3. Gambaran Umum
Lapisan Tanah

 Jenis Tanah

Secara visual ditentukan jenis tanah pada dasar sungai untuk


penempatan abutmen. Hal ini akan memberi gambaran jenis pondasi yang
akan digunakan.
 Kemiringan lereng atau tebing sungai untuk memperkirakan sudut geser tanah asli.

4. Gambaran Umum
Lapisan Tanah

 Jenis Tanah

Secara visual ditentukan jenis tanah pada dasar sungai untuk


penempatan abutmen. Hal ini akan memberi gambaran jenis pondasi yang
akan digunakan

 Kemiringan lereng atau tebing sungai untuk memperkirakan sudut geser tanah asli.

b. Data Sekunder
1. Standar Harga Satuan Upah
dan Bahan

Mendapatkan harga satuan upah dan bahan di lokasi setempat yang


nantinya dipakai acuan untuk perhitungan harga satuan.

2. Data Curah Hujan Harian Maksimum Untuk Minimal 10 Tahun


Terakhir.

3. Peta
Sumber
Material

Untuk mendapatkan impormasi awal tentang lokasi-lokasi sumber material yang ada
di

Propinsi Bali.

Anda mungkin juga menyukai