c. REFERENCE
· FEMA : Federal Emergency Management Agency
· Precast Segmental Box Girder Bridges With External Prestressing, Design and Construction
· Preliminary Design of Precat Prestressed Concrete Box Girder Bridges
· Comprehensive Design Example for Prestressed Concrete (PSC) Girder Superstructure
Bridge, FHWA
· LRFD Design Example for Steel Superstructure Bridge, FHWA
· Extending Span Rougs of Precast Prestressed Concrete Girder, NHCRP
· Connection of Simple Span Precast Concrete Girder for Continuity, NCHRP
· Concrete Box-Girder Bridges, IABSE
d. BROSUR
· Tabel Konstruksi Baja
· Precast Wall-Sheet Pile Adhi Karya
· Precast Slab Adhi Karya
· Precast Pile - 2 Adhi Karya
· Precast Pile - 1 Adhi Karya
· Precast Girder Wika
· Precast Girder Adhi Karya
e. LITERATURE
· Buku Pedoman Perencanaan Struktur Baja (Structural Steel Designer's Handbook)
BAGIAN-BAGIAN JEMBATAN
Menurut Departement Pekerjaan Umum (Pengantar Dan Prinsip – Prinsip Perencanaan
Bangunan bawah / Pondasi Jembatan, 1988 ) Suatu bangunan jembatan pada umumnya terdiri
dari 6 bagian pokok, yaitu :
Gambar 3 - Trotoar
Sandaran (Hand Raill), biasanya dari pipa besi, kayu dan beton bertulang. Beban
yang bekerja pada sandaran adalah beban sebesar 100 kg yang bekerja dalam arah
horisontal setinggi 0,9 meter.
Gambar 4 - Sandaran ( Hand Rail )
Tiang sandaran (Raill Post) , biasanya dibuat dari beton bertulang untuk jembatan girder
beton, sedangkan untuk jembatan rangka tiang sandaran menyatu dengan struktur rangka
tersebut.
Peninggian trotoar (Kerb),
Slab lantai trotoar.
3) Fondasi
Macam - macam pondasi secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 10 - Macam-macam pondasi secara umum
Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban di atasnya ke tanah dasar. Pada perencanaan
pondasi harus terlebih dahulu melihat kondisi tanahnya. Dari kondisi tanah ini dapat ditentukan
jenis pondasi yang akan dipakai. Pembebanan pada pondasi terdiri atas pembebanan vertikal
maupun lateral, dimana pondasi harus mampu menahan beban luar diatasnya maupun yang
bekerja pada arah lateralnya. Dalam pemilihan tipe pondasi secara garis besar ditentukan oleh
kedalaman tanah keras, karena untuk mendukung daya dukung tamah terhadap struktur
bangunan jembatan yang akan direncanakan. Alternatif tipe pondasi yang dapat digunakan
untuk perencanaan jembatan antara lain :
a. Fondasi telapak (spread footing), Pondasi telapak digunakan jika lapisan tanah keras (
lapisan tanah yang dianggap baik mendukung beban ) terletak tidak jauh (dangkal)dari
muka tanah. Dalam perencanaan jembatan pada sungai yang masih aktif, pondasi
telapak tidak dianjurkan mengingat untuk menjaga kemungkinan terjadinya pergeseran
akibat gerusan.
Gambar 17 – Optrit
c. Talut Talud mempunyai fungsi utama sebagai pelindung abutment dari aliran air
sehingga sering disebut talud pelindung terletak sejajar dengan arah arus sungai.
Gambar 18 –
Talu
d. Guide Post / Patok penuntun Patok Penuntun berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi
kendaraan yang akan melewati jembatan, biasanya diletakkan sepanjang panjang oprit
jembatan.
1. Beam Bridge
Beam Bridge atau disebut juga Jembatan Grider merupakan desain jembatan paling
sederhana diantara jembatan modern saat ini. Terdiri dari balok jalan horizontal serta ditumpu oleh
balok batu yang menahan jalanan horizontal tersebut. Balok penumpu disimpan ini menahan atau
melawan gaya berat ke bawah dari badan jalan serta beban yang berada di atasnya. Balok penumpu
yang digunakan biasanya terbuat dari beton dengan kekuatan kompresi baik, dan batang baja tertanam
dalam menahan kekuatan ketegangan.
Model jembatan ini lebih cocok untuk jarak dekat seperti menghubungkan jalan yang terpisah sungai.
Selain itu, jika jalan semakin panjang, maka balok penumpu harus lebih banyak dibuat secara sistematis
untuk menahan beban agar tidak mudah roboh karena tegangan dan kompresi.
Jembatan grider atau beam biasanya diperuntukan bagi jalan kereta, penghubung antar desa yang
terpisah sungai. Seperti yang tampak pada gambar di atas dan di bawah ini:
2. Truss Bridge
Truss Bridge atau dikenal juga dengan Beam Bridge with Truss merupakan desain versi lebih kokoh
dibandingkan dengan Beam Bridge. Hal ini dikarenakan adanya Truss atau kerangka yang umumnya
berbentuk tringular untuk menahan beban lebih baik.
Bagian paling atas dari balok mendapatkan kompresi yang lebih tinggi, dan bagian paling bawah dari
balok mengalami tegangan tertinggi. Oleh karena itu, penambahan Truss akan meminimalisir kompresi
dan tegangan. Sedangkan desain truss biasanya varian dari segitiga, menciptakan kedua struktur yang
sangat kaku dan salah satu fungsinya mentransfer beban dari satu titik ke daerah yang jauh lebih luas
sehingga tidak bertumpu pada satu titik.
Jembatan Beam Bridge with Truss terpopuler di dunia saat ini salah satunya adalah Ikitsuki Ōhashi
Bridge yang terletak di Nagasaki, Jepang. Jembatan ini selesai dibangun tahun 1991 terbentang
sepanjang 400 meter yang menghubungkan pulau Iki dan Hirado. Jembatan inipun disebut sebagai
jembatan yang memiliki rentang truss berkelanjutan terpanjang di dunia.
3. Arch Bridge
Karena bentuknya parabola atau melengkung, maka kompresi terletak pada dua arah yakni horizontal
dan vertikal. Sehingga bahan dari lengkungan tersebut haruslah sangat kuat. Namun yang paling
mengagumkan dari jembatan desain berbentuk melengkung ini memiliki kuatan luar biasa bahkan lebih
kuat dibandingkan Truss Bridge. Hal ini dikarenakan kompresi akan disebarkan merata melalui seluruh
bentuk lengkungan dan mengalihkan berat pada duaabutment (penopang vertikal di kedua ujung
lengkungan, seperti tampak pada gambar di atas), komponen jembatan yang langsung menahan tekanan.
Kurva alami dari lengkungan dan kemampuannya untuk mengusir kekuatan luar sangat mengurangi
efek tegangan pada bagian bawah lengkungan. Tetapi semakin besar tingkat kelengkungan (yang lebih
besar setengah lingkaran dari lengkungan), semakin besar pula efek tegangan pada bagian bawah
jembatan. Membangun lengkungan yang cukup besar, tegangan pada akhirnya akan menyalip kekuatan
alami struktur dukungan tersebut.
Model Arch bridge ini sudah diterapkan ribuan tahun silam, namun seiring perkembangan jaman, yang
diawal penemuannya menggunakan balok batu bata, kini banyak dibuat dari beton dan baja seperti pada
jembatan New River Gorge di Fayetteville, W.Va. Amerika Serikat. Jembatan ini selesai dibangun
tahun 1977 dengan rentang 518 meter menyediakan link jalan melalui daerah New River Gorge
National River.
4. Suspension Bridge
Dari kesemua jenis jembatan yang ada saat ini, sepertinya jembatan model Suspension Bridge
merupakan jembatan paling populer dan cenderung sangat mahal, namun dengan hasil yang indah dan
mengagumkan, dikarenakan dibangun diatas perairan luas di beberapa negara maju mulai dari Amerika
hingga Jepang.
Jembatan suspensi atau bisa disebut jembatan gantung ini terdiri dari menara dan tali/kabel/rantai serta
jangkar yang menjadi sebuah sitem dalam mengurangi tegangan dan kompresi. Sesuai namanya,
jembatan gantung, menahan jalan dengan kabel, tali atau rantai dari dua menara tinggi. Menara ini
mendukung sebagian besar berat kompresi yang mendorong ke bawah di dek jembatan gantung dan
kemudian diteruskan melalui kabel, tali atau rantai untuk mentransfer kompresi ke menara. Menara
kemudian menghilangkan kompresi langsung ke bumi.
Di sisi lain, kabel menerima pasokan tegangan jembatan. Kabel ini menjalar horizontal antara dua
jangkar jauh-melemparkan. Jangkar jembatan pada dasarnya berupa batuan padat atau blok beton besar
di mana jembatan ini membumi. Kekuatan tensional diloloskan ke jangkar dan ke dalam tanah.
5. Cantilever Bridge
Ilustrasi jembatan model Cantilever
Sebuah jembatan Cantilever umumnya dibuat dengan tiga bentang, yaitu bentang luar keduanya
berlabuh turun di pantai dan Cantilever di atas saluran yang akan menyeberang. Rentang tengah
bersandar pada lengan Cantilever yang membentang dari rentang luar yang berfungsi membawa beban
vertikal seperti pada jembatan Truss.
Salah stau jembatan model desain Cantilever adalah Forth Bridge yang terletak di Skotlandia,
tepatnya 14 km dari pusat kota Edinburg. Jembatan ini dibuka pada tahun 1890 oleh Prince of Wales.
Jembatan Cantiveler Forth Bridge di Skotlandia
6. Cable-Stayed Bridge
Sekilas desain jembatan Cable-stayed mirip dengan jembatan gantung (suspension bridge) karena sama-
sama memiliki jalan yang menggantung serta dua menara. Tapi dua jembatan tersebut menopang beban
jalan dengan cara yang sangat berbeda. Perbedaannya terletak pada bagaimana kabel terhubung ke
menara. Pada jembatan suspensi, kabel naik bebas melintasi menara, transmisi beban dengan
pengangkeran di kedua ujung. Dalam jembatan Cable-stayed, kabel yang melekat pada menara dan
menanggung sendiri beban.
Ilustrasi dari posisi jembatan cable-stayed
Cable-Stayed Bridge atau Jembatan dengan kabel tetap adalah khas dari banyak jembatan modern saat
ini. Jembatan kabel tetap adalah pilihan populer karena mereka menawarkan semua keuntungan dari
jembatan gantung tetapi dengan biaya yang lebih rendah untuk rentang 500 sampai 2.800 kaki (853
meter). DSalam pembuatannya membutuhkan kabel baja yang lebih sedikit, lebih cepat selesai dalam
pembangunannya.
Russky Bridge
Salah satu jembatan kabel tetap yang terpanjang dan populer adalah Russky Island Bridge, yang
terletak di Vladivostok, Russia. Jembatan ini selesai dibangun tahun 2012 dengan rentang 1.104 meter,
melintasi Selat Bosporus Timur Laut Jepang antara Vladivostok dan Pulau Russiky.
Dikawasan Asia terdapat jembatan kabel tetap populer yakni, Shanghai Yangtze River
Bridge, berlokasi di China yang resmi dibuka tahun 2009 sepanjang 730 meter yang menghubungkan
Pudong New District dan Chongming Island. Bagaimana dengan Indonesia?
Di Indonesia sendiri jembatan kabel tetap diterapkan pada Jembatan Suramadu yang menghubungkan
Surabaya dan Madura yang selesai dibangun tahun 2009 dengan 3 bagian rentang yang masing masing
sepanjang 192 m, 434 m and 192 m.
Selain Suramadu, ada pula Balerang Bridge atau Jembatan Balerang yang terletak di kota Batam,
seperti tampak pada gambar di bawah ini:
Jembatan Balerang, Batam
Beberapa jembatan modern dengan tipe kabel tetap pun bisa ditemukan di Bandung dengan
nama Jembatan Pasupati, serta di Borneo ada Barito Brdige di Sumatera ada Ampera Bridge.
Living Bridge bermakna bahwa jembatan ini merupakan jembatan alami yang terbuat dari pepohonan
yang merambat seperti yang terdapat di kawasan Meghalaya, India. Kawasan ini merupakan daerah
dengan rentang hujan terapat di dunia, sehingga termasuk pada kawasan paling lembab dan basah. Maka
tak heran jembatan alami tersebut dapat terbentuk dengan sedikit kreativitas dari warganya untuk
menghubungkan tanaman merambat hingga terbentuk jembatan seperti gambar berikut ini.
Beban mati adalah semua muatan yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan
yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan tetap yang dianggap mrupakan satu satuan
dengan jembatan (Sumantri, 1989). Dalam menentukan besarnya muatan mati harus
dipergunakan nilai berat volume untuk bahan&bahan bangunan. Contoh beban mati pada
jembatan berat beton, berat aspal, berat baja, berat pasangan bata, berat plesteran dll.
b. Beban hidup
Yang termasuk dengan beban hidup adalah beban yang berasal dari berat
kendaraan&kendaraan bergerak lalu lintas dan)atau pejalan kaki yang dianggap bekerja pada
jembatan. Beban hidup yang ditinjau terdiri dari :
i. Beban Pedestrian / Pejalan Kaki (Tp)
Jembatan jalan raya direncanakan mampu memikul beban hidup merata pada trotoar
yang besarnya tergantung pada luas bidang trotoar yang didukungnya
ii. Beban Jalur lalu lintas "D" (TD)
Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata (Uniformly
Distributed Load) , UDL dan beban garis (Knife Edge Load) , UDL mempunyai
intensitas q (KPA) yang besarnya tergantung pada panjang total L yang dibebani
lalu&lintas.
c. Beban kejut
Menurut Anonim (1987;10) beban kejut diperhitungkan pengaruh getaran&getaran dari
pengaruh dinamis lainnya., tegangan & tegangan akibat beban garis (P) harus dikalikan dengan
koefisien kejut. Sedangkan beban terbagi rata (q) dan beban terpusat (T) tidak dikalikan dengan
koefisien kejut.
2. BEBAN SEKUNDER
Gaya akibat angin yang meniup bidang samping jembatan dihitung dengan rumus:
TEW1 = 0.0006*Cw*(Vw)2*Ab kN
Dimana:
Cw = koefisien seret Cw = 1,25
Vw = Kecepatan angin rencana (m/det) Vw = 35,00 m/det
Ab = luas bidang samping jembatan (m2)
Gaya angin tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat beban angin yang
meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus :
TEW2 = 0.0012*Cw*(Vw)2 * L / 2
dengan,
Cw = 1,20