Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS

JEMBATAN KARANG SEMUT, JALAN IMOGIRI


TIMUR, KABUPATEN BANTUL
Muhamad Nur Handaru*1, Lilis Zulaicha2, Ismanto Hadisaputro3
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta ; Jl. Babarsari Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Telp ; (0274)485390,486986,487540, fax; (0274)487249
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITNY, Yogyakarta
e-mail : *1mochnurhandaru@gmail.com, 2lilis.zulaicha@itny.ac.id, 3ismanto@itny.ac.id

Abstrak
Jembatan merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat yang berfungsi sebagai
penghubung antar daerah untuk menunjang perkembangan suatu daerah yang dibatasi oleh
rintangan berupa sungai, jurang, lembah, rawa, dan danau. kelancaran transportasi merupakan
salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu daerah untuk mendukung kegiatan
perekonoian, sosial, budaya dan pariwisata. Tugas akhir ini merencanakan ulang struktur atas
Jembatan Karagn Semut di Jalan Imogiri Timur, Kabupaten Bantul menggunakan rangka baja tipe
Parker Truss bentang total 125,7m dibagi 3 segmen masing masing 41,9m.
Metodologi yang digunakan dalam penyelesaian yaitu dimulai dengan pengumpulan data
melalui observasi langsung dan pengaumpulan data sekunder, perencanaan dimensi dan
pembebanan menggunakan acuan SNI 1725-2016, RSNI-T03-2005 dan SNI lainya yang berkaitan
dengan perencanaan jembatan rangak baja. Perencanaan struktur atas yang rencanakan meliputi
pelat lantai, tiang sandaran, gelagar memanjang, gelagar melintang, ikatan angin, dan gelagar
induk dengan kontrol setiap masing masing komponen struktur.
Hasil perencanaan didapat pelat lantai ketebalan 20cm, mutu beton 35Mpa dengan
tulangan lentur negatif D22-100 dan D19-100 untuk lentur positif. gelagar memanjang
menggunakan WF600x200x11x17 dengan jarak 1,5m, gelagar melintang menggunakan
WF1100x450x16x38 jarak 4,66m, ikatan angin menggunakan siku L180x180x20 dan gelagar induk
menggunakan WF400x400x16x24 dengan pelat buhul tebal 25mm. Perencanaan bertujuan sebagai
alternati perencanaan dengan peningkatan lebar dan kemampuan menahan beban.
Kata Kunci : Jembatan Rangka, Pembebanan, Baja, Gelagar.

Abstract
Bridges are part of land transportation infrastructure that functions as a link between
regions to support the development of an area that is separated by obstacles in the form of rivers,
ravines, valleys, swamps, and lakes. smooth transportation is an important factor in the development
of an area to support economic, social, cultural and tourism activities. The purpose of this study to
replant the upper structure of the Karang Semut Bridge on Jalan Imogiri Timur, Bantul Regency
using a Parker Truss type steel frame with a total span of 125.7m divided by 3 segments each 41.9m.
The methodology that used in completing this final project is starts with data collecting by
direct observation and secondary data collection, dimensional planning and loading using the SNI
1725-2016, RSNI-T03-2005 and other SNIs related to steel truss bridge planning. The plan for the
uperstructure that is planned includes the planning of the floor slab, backing posts, longitudinal
girder, transverse girder, wind ties, and main girder with control of each structural component.
The results of the study that have been carried out obtained a floor plate thickness of 20cm,
35Mpa concrete quality with negative bending reinforcement D22-100 and D19-100 for positive
bending. longitudinal girder using WF600x200x11x17 with a distance of 1.5m, transverse girder
using WF1100x450x16x38 distance of 4.66m, wind ties using L180x180x20 and main girder using
WF400x400x16x24 with 25mm thick gusset plates.
Keyword : Truss Bridge, Load, Steel, Girder.

PENDAHULUAN 2. Bagaimana hasil perencanaan struktur


1.1 Latar Belakang atas jembatan karang semut yang akan
Jembatan merupakan bagian dari dipakai dengan perhitungan analisis
infrastruktur transportasi darat yang sangat vital struktur beserta kontrolnya.
dalam aliran suatu perjalanan/lalulintas yang
berfungsi sebagai penghubung antar daerah 1.3 Batasan Masalah
untuk menunjang perkembangan untuk suatu Pada penyusunan tugas akhir ini
daerah yang dibatasi oleh rintangan berupa permasalahan dibatasi pada perencanaan
sungai, jurang, lembah, rawa, dan danau. Jenis struktur atas jembatan karang semut meliputi
dan tipe jembatan yang dipilih tergantung pada perencanaan trotoar, tiang sandaran, pelat lantai
beberapa faktor seperti lebar rintangan, beban kendaraan, gelagar melintang, gelagar
lalulintas, biaya, dan lain-lain untuk mendukung memanjang, gelagar induk, dan ikatan angin
kelancaran transportasi jalur darat. dengan hasil akhir berupa dimensi dari hasil
Penelitian ini akan merencanaan ulang hitungan dan gambar dan tidak menghitung
jembatan Karang Semut yang berada di Jalan anggaran biaya konstruksi jembatan.
Imogiri Timur KM.14,5, Dusun Singosaren, Peraturan yang digunakan untuk
Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten perhitungan struktur yaitu peraturan-peraturan
Bantul yang melintang melintasi Sungai Opak baru yang umum digunakan di Indonesia, yaitu :
dibangun di ruas jalan Yogyakarta-Bibal pada 1. SNI 1725 2016 Standar Pembebanan Pada
tahun 1980 dengan panjang jembatan 125,5m Jembatan.
menggunakan rangka baja dengan lantai 2. RSNI T-03-2005(kepmen PU No.
Pada saat ini, Jembatan Karang Semut 498/KPTS/M/2005) Pedoman perencanaan
bagian utara mengalami deformasi pada rangka Struktur Baja Untuk Jembatan.
bagian tumpuan yang menyebabkan 3. SE Mentri PUPR Nomor : 07/SE/M/2015
melengkungnya pelat lantai kendaraan sehingga Tentang Pedoman Persyaratan Umum
dibangun penyangga sementara dibawahnya. Perencanaan Jembatan.
Dan juga dengan meningkatnya volume dan 4. SE Mentri PUPR Nomor : 05/SE/Db/2017
tonase kendaraan saat ini menyebabkan Tentang Penyampaian Ketentuan Desain
ketidaksesuaian pembebanan rencana jembatan dan Revisi Desain Jalan dan Jembatan,
dengan keadaan aktual yang akan memperburuk Serta Kerangka Acuan Kerja Pengawasan
kondisi jembatan. Dari hal tersebut penulis Teknis.
bermaksud untuk merencanakan ulang struktur 5. SNI 03 2847 2002 Tata Cara Perhitungan
atas jembatan dengan peraturan pembebanan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
jembatan yang baru, rangka jembatan 6. SNI 03 1729 2002 Tata Cara Perhitungan
direncanakan menjadi rangka baja tipe parker Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.
truss. 7. Analisis jembatan tipe parker truss dengan
bantuan program SAP2000 V14.
1.2 Permasalahan
Berdasar identifikasi permasalahan yang
ada maka dapat diambil rumusan masalah
berupa :
1. Bagaimana prosedur perencanaan dan
perhitungan struktur atas jembatan yang
meliputi pelat lantai, tiang sandaran,
gelagar memanjang, gelagar melintang,
gelagar induk dan ikatan angin.
a) Nama Jembatan : Jembatan Karang
1.4 Kajian Pustaka Semut
Sebelum penelitian ini dilakukan, telah ada b) Lokasi Jembatan : Jl Imogiri
beberapa penelitian sebelumnya yang juga Timur Km 14,5, Dusun singosaren,
terkait dengan perencanaan ulang jembatan Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri,
rangka baja. Beberapa penelitian tentang Kabupaten Bantul
prencanaan jembatan rangka baja yang pernah c) Fungsi : Lalu lintas Jalan Provinsi.
dilakukan, diantaranya : d) Bentang Jembatan : 121,5 meter
1. Vega Aditama (2014) melakukan (40,5 meter per segmen)
penelitian yang berjudul “ Perencanaan Ulang e) Lebar Jembatan : 9 meter
Bangunan Atas Jembatan Rangka Baja Tipe f) Lebar perkerasan : 6,5 meter
Parker Truss dengan Metode LRFD di Jembatan 2.2 Penentuan dimensi Jembatan
Trisula Kecamatan Kademangan Kabupaten Dalam tahap ini ditentukan rencana dimensi
Tulungagung”. Dalam penelitian ini memiliki jembatan yang akan dihitung menggunakan
kesamaan tipe jembatan yang direncanakan acuan syarat ruang bebas pada jembatan jalan
menggunakan tipe parker truss dan perencanaan raya yang tertera pada SE Mentri PUPR Nomor
menggunakan SNI 03-1729-2002. namum : 05/SE/Db/2017 dan SE Mentri PUPR Nomor :
memiliki perbedaan penggunaan peratuan 07/SE/M/2015.
pembebanan RSNI T-02-2005. 2.3 Pembebanan
2. Sukamto Hari Prabowo (2016) beban yang direncanakan dalam
melakukan penelitian yang berjudul perencanaan ini menggunakan acuan pedoman
“Perencanaan Jembatan Kali Kuto Kabupaten pembebanan pada jembatan SNI 1725:2016.
Kendal”. Dalam penelitian ini memiliki Jenis beban yang perlu ditinjau antara lain Beban
kesamaan urutan perhitungan perencanaan mati, Beban Jalur “D”, Beban Truk “T”, Beban
jembatan pada perhitungan struktur atas pejalan kaki, Beban angin rangka dan kendaraan.
jembatan namum memiliki perbedaan tipe 2.4 Perhitungan perencanaan struktur
jembatan berupa warren truss dan menghitunga A. Pelat lantai kendaraan
struktur bawah jembatan hingga rancangan Beban yang bekerja pada perencanaan pelat
anggaran biayanya. lantai kendaraan yaitu berat sendiri dari pelat
3. Agus Subandi (2016) melakukan lantai, beban “T” dari lalu lintas, dan beban
penelitian berjudul “Perencanaan Jembatan pejalan kaki. Di tahap ini didapatkan hasil
Rangka Baja (Study Kasus Jembatan Bayang, perhitungan berupa ketebalan pelat lantai dan
Ujung Gading). Dalam penelitian ini memiliki trotoar, tulangan dan pelat bondage yang
persamaan urutan perencanaan, menggunakan digunakan.
acuan RSNI T 03 2005 namun memiliki B. Gelagar memanjang
perbedaan tidak dihitungnya batang angin dan Gelagar memanjang menerima beban mati
perbedaan tipe jembatan menggunakan Warren dari pelat lantai dan berat sendiri gelagar
Truss. memanjang, beban hidup dari kendaraan (beban
“D”) berupa beban garis terpusat BGT dan
METODE PENELITIAN beban terbagi rata BTR, di tahap ini didapatkan
Metodologi yang digunakan untuk profil gelagar memanjang yang akan digunakan.
menyelesaikan perencanaan ulang struktur atas C. Gelagar melintang
jembatan ini menggunakan urutan sebagai Gelagar melintang dihitung berdasar
berikut : kondisi sebelum komposit dan sesudah
1. Pengumpulan data. komposit, beban dalam keadaan sebelum
2. Penentuan dimensi jembatan. komposit yaitu beban mati dari berat gelagar
3. Perhitngan pembebanan. melintang, gelagar memanjang dan pelat lantai
4. Perhitungan perencanaan struktur kendaraan, untuk beban yang bekerja dalam
jembatan. keadaan sesudah komposit di tambah dengan
5.Gambar kerja. beban hidup dari kendaraan berupa beban “D”.
2.1 Pengumpulan Data D. Gelagar induk
Data-data Umum yang didapat dalam gelagar induk mentransfer beban mati dari
perencanaan ini adalah sebagai berikut : gelagar melintang dan beban hidup “D” dengan
memperhatikan garis pengaruh yang selanjutnya Dimensi jembatan direncanakan
semua beban di transfer menuju ke pondasi, menggunakan rangka baja tipe Parker Truss
analisa besarnya gaya batang akibat beban yang dengan bentagn per segmen 41,9m dengan tinggi
bekerja didapatkan menggunakan bantuan maksimum 8m seperti gambar dibawah
aplikasi SAP2000, pada masing-masing batang
horizontal, vertikal dan diagonal diambil gaya
batang terbesar sebagai acuan perencanaan.
E. Ikatan angin
Beban angin yang bekerja pada rangka Gambar 1. Rencana bentang jembatan
utama dan kendaraan akan ditahan oleh ikatan keseluruhan
angin atas dan bawah, dalam menganalisa gaya
batang yang terjadi menggunakan bantuan A2
A3
A4
A5 A4'
A3'

A2'
D4

aplikasi SAP2000. D2 V3
D3 V4
D4'
V4'
D3' V4'
V2 D2' V4'

F. Perencanaan sambungan
D1 D5' A1'
A1 V1 D1'
V4'
D5

Setelah mendapatkan semua ukuran profil B1 B2 B3 B4 B5 B4' B3' B2' B1'

dan gaya batang yang bekerja maka dapat


direncanakan sambungan pada setiap buhulnya,
dalam perencanaan ini menggunakan alat Gambar 2. Rencana bentang satu segmen
sambung baut. Ikatan Angin

HASIL DAN PEMBAHASAN Gelagar Induk

3.1 Data-Data Perencanaan


A. Data Jembatan Trotoar

Gelagar Memanjang
Pelat Lantai Kendaraan
Gelagar Melintang

1. Jenis Jembatan = Parker Truss


2. Kelas Jembatan = Kelas A
3. Fungsi Jalan = Kolektor Primer
4. Kelas Jalan = IIIA Gambar 3. Penampang melintang jembatan
5. Bentang Jembatan = 125,7 m (3 3.3 Perencanaan Pelat Lantai
segmen @41.9 m) A. Pembebanan
6. Lebar Jembatan = 11 m Beban Trotoar
7. Jenis Sambungan = Baut Beban Mati sendiri (MS)
8. Jumlah Jalur = 2 Jalur Faktor beban Ultimit γMS = 1,3
9. Lebar Jalur = 2 x 4.5 m Ditinjau trotoar selebar b =1m
10. Jarak Antar Gelagar Memanjang = 1,5 Tebal trotoar = 0,15 m
m Berat beton bertulang = 22,88 kN/m3
11. Jarak Antar Gelagar Melintang = 4,66 Berat sendiri QMS = 0,15 x 1 x 22,88 x
m 1,3=4,462 kN/m
B. Bahan Beban Hidup
1. Lapisan Aspal Lantai Kendaraan Trotoar harus menopang gaya sebesar 5kPa
a) Tebal Aspal = 0,05 m atau 5kN/m2 dan faktor beban dinamis tidak
b) Berat Jenis Aspal = 22 kN/m3 diperhitungkan
2. Pelat Beton Lantai Kendaraan QL = 5 x 1=5kN/m
c) Tebal Pelat Lantai Kendaraan Total beban trotoar = Qtrotoar = QMS
= 0,20 m + QL = 4,462 + 5 = 9,462 kN/m
d) Berat Jenis Beton Bertulang = Beban Pelat Lantai
22+0,022 Fc’=22,88 kN/m3 Beban Mati sendiri (MS)
3. Air Hujan Faktor beban Ultimit γMS = 1,3
e) Tebal Air Hujan = 0,05 m Ditinjau pelat lantai selebar b = 1 m
f) Berat Jenis Air Hujan = 10 Tebal pelat lantai kendaraan = 0,20 m
kN/m3 Berat beton bertulang = 22,88 kN/m3
3.2 Perencanaan Dimensi Jembatan
Berat sendiri QMS = 0,2 x 1 x 22,88 x Kondisi 4
1,3=5,949 kg/m
Beban Mati Tambahan (MA) QTrotoar QMA QMS

Faktor beban Ultimit γMS =2


Ditinjau pelat lantai selebar b = 1 m
Tebal aspal = 0,05 m
Tebal air hujan = 0,05 m
Berat aspal = 22 kN/m3 Gambar 7. Pembebanan gelagar melintang
Berat air = 10 kN/m3 kondisi 4
Berat sendiri QMA = 0,05 x 1 x 22 x 2=2,2
kN/m + 0,05 x 1 x 10 x 2=1,0 kN/m Kondisi 5
Total QMA = 3,2 kN/m
Beban Truk ( T )
Faktor beban Ultimit γTT =2 QTrotoar QMA QMS

Beban roda ganda = 112,5 kN


Faktor beban dinamis = 0,4
Beban truk PTT= (1 + 0,4) x 112,5 x 2 = 315
kN
B. Statika Gambar 8. Pembebanan pelat lantai kondisi 5
Dalam mencari reaksi terbesar akibat beban
yang bekerja dilakukan percobaan dalam 5 Momen positif terbesar terjadi pada kondisi
kondisi sebagai berikut : 5 sebesar 157,61 kNm dan momen negatif terjadi
Kondisi 1 pada kondisi 4 sebesar -194,64 kNm.
QTrotoar QMA QMS C. Kontrol
Pelat lantai direncanakan menggunakan beton
mutu 35 Mpa, tebal 20 cm dan selimut beton
4cm, didapat
Gambar 4. Pembebanan pelat lantai kondisi 1
Kondisi 2 0,85𝑓𝑐′ 600
ρb = 𝛽1 𝑥 = 0,028407
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦
QTrotoar QMA QMS
Rmax
0,5 𝑥 0,75 𝑥 ρb x fy
= 0,75 𝑥 ρb x fy x (1 − ′ )
0,85 𝑥 𝑓𝑐
= 8,608
Gambar 5. Pembebanan pelat lantai kondisi 2 Tulangan lentur negatif bekerja Mn = Mu/
Ø = 216,267 kNm membutuhkan luas tulangan
Kondisi 3 3216 mm2, direncanakan menggunakan
QTrotoar QMA
tulangan D22-100 dengan luas tulangan 3799,4
QMS
mm2
Tulangan lentur positif bekerja Mn = Mu/
Ø = 175,122 kNm membutuhkan luas tulangan
2576 mm2, direncanakan menggunakan
Gambar 6. Pembebanan pelat lantai kondisi 3 tulangan D19-100 dengan luas tulangan 2833,85
mm2
Tulangan bagi menggunakan D16-110
3.4 Perencanaan gelagar memanjang
Gelagar memanjang direncanakan dengan
mutu baja BJ 52 dipilih profil iwf 600x 200x 11x
17
A. Pembebanan Gelagar tengah dengan beban D
Pada gelagar tepi berlaku beban trotoar dan p = 205,8 kN
qbtr = 27 kN/m
beban pelat lantai dengan distribusi beban qeq = 15,246 kN/m

seperti gambar dibawah. A B


A D

B C C C C Gambar 12. Peletakan beban mati dan beban D


gelagar tengah
A D
Gelagar tengah dengan beban T
ptt = 315 kN
qeq = 15,246 kN/m

A B
Gambar 9. Distribusi beban gelagar memanjang
tepi
Nilai beban trapesiun tipe B dan C diubah
menjadi beban ekuifalen sebesar 23,381 kN/m Gambar 13. Peletakan beban mati dan beban T
Pada gelagar tengah berlaku beban pelat gelagar tengah
lantai dan kendaraan dengan distribusi beban
seperti gambar dibawah. Didapat Mu :408,36 kNm pada gelagar tengah
dengan beban T dan Vu 201,33 kN pada gelagar
A D tengah dengan beban D.
C. Kontrol
B C C C C 1. Kuat rencana momen lentur
Mn = Zx x fy = 9324000 kgcm
A D
ØMn = 0,9 Mn = 8391600 kgcm
= 839,16kNm ≥ Mu = 408,2 kNm .... Ok
Gambar 10. Distribusi beban gelagar
memanjang tengah 2. Kuat rencana geser
Kuat geser nominal :
Nilai beban 2 trapesiun tipe C diubah
menjadi beban ekuifalen sebesar 15,246 kN/m Vn = 0,6 x fy x Aw = 124027,2 kg
dan menerima beban kendaraan T maupun D
ØVn = 0,9 x 124027,2
berupa beban garis terpusat BGT dan beban
terbagi rata BTR = 111624,48 kg
Beban BTR sebsesar 9 kPa dikali Fakto
beban ultimit = 2 dan dikali jarak gelagar 1,5 = 1111,6 kN ≥ Vu = 201,33 kN .... Ok
menjadi 27 kPa. 3. Lendutan ijin
Beban BGT 49 kN dikali faktor ultimit 2
dan penambahan beban dinamis 40% dikalikan Nilai lendutan ijin :
jarak gelagar menjadi 205,8 kN 𝐿 466
B. Statika ∆ijin = 800 = 800 = 0,5825 cm
Gelagar tepi
qeq = 23,381 kN/m Lendutan akibat beban mati +BGT+BTR
A B 5 𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝜆4 1 𝑃 𝑥 𝜆3
= 384 𝑥 +
𝐸 𝑥 𝐼𝑥 48 𝐸 𝑥 𝐼𝑥

5 ( 15,246+27) 𝑥 4664 1 20580 𝑥 4663


Gambar 11. Peletakan beban gelagar tepi 𝑥 + =
384 2.106 𝑥 77600 48 2.106 𝑥 77600
= 0,447 cm A D

Lendutan akibat beban mati + T


5 𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝜆4 1 𝑃 𝑥 𝜆3 B C C C C
𝑥 +
384 𝐸 𝑥 𝐼𝑥 48 𝐸 𝑥 𝐼𝑥

5 15,246 𝑥 4664 1 31500 𝑥 4663 A D


= 384 𝑥 +
2.106 𝑥 77600 48 2.106 𝑥 77600 A D

= 0,488 cm
B C C C C
3.5 Perencanaan gelagar melintang
Gelagar memanjang direncanakan dengan
mutu baja BJ 52 dipilih profil iwf 1100x 450x A D
16x 38.
A. Pembebanan
Pembebanan pada gelagar melintang di
hitung pada saat kondisi sebelum komposit
berupa beban mati pelat dan gelagar, dan Gambar 14. Distribusi beban gelagar
sesudah komposit berupa beban aspal, air dan memelintang
kendaraan
Pada kondisi sebelum komposit menerima Tabel 3. Beban ekuifalen sebelum komposit
Qgelagar melintang
beban sebagai berikut : Qa
P1 P2 P2 P2 P2
Qd
P2 P1
Qa

Tabel 1. Beban gelagar memanjang


sebelum komposit

3,99 kN/m 2,975 kN/m 3,966 kN/m


3,966 kN/m
51,031 kN 45,1 kN 45,1 kN 45,1 kN 45,1 kN 45,1 kN 51,031 kN

Pada kondisi setelah komposit menerima


beban sebagai berikut :
Gambar 15. Peletakan beban gelagar melintang
Tabel 2. Beban gelagar melintang setelah sebelum komposit
komposit Dari statika beban sebelum komposit
didapat Mu1 -381,09 kNm dan Vu1 203,09 kN

Tabel 4. Beban ekuifalen setelah komposit


Qd Qa
Qa
P1 P2 P2 P2 P2 P2 P1

Dari setiap beban yang bekererja diubah


menjadi beban ekuifalen dan beban titik dengan 1,04 kN/m 6,308 kN/m
6,308 kN/m
distribusi seperti pada gambar di bawah 62,07 kN 13,98 kN 13,98 kN 13,98 kN 13,98 kN 13,98 kN 62,07 kN
BGT + BTR
100%

Gambar 16. Peletakan beban gelagar melintang Gambar 18. Tegangan geser gelagar melintang
setelah komposit
C. Sambungan
221,08 kN/m
100%
Pada penghubung geser direncanakan
menggunakan baut M22 tinggi 100mm sebanyak
60 buah dengan jarak 100mm.
Untuk sambungan gelagar memanjang
terhadap gelagar melintang direncanakan
menggunakan baut Ø24mm sebanyak 4 buah
dan dengan pelat L200.200.16
Gambar 17. Peletakan beban hidup gelagar
melintang setelah komposit 3.6 Perencanaan Ikatan Angin
Perhitungan gaya angin mengacu pada
Dari statika beban setelah komposit didapat peraturan SNI 1725:2016 tentang pembebanan
Mu2 -151,25 kNm dan Vu2 108,01 kN dan akibat untuk jembatan. Perliminary desain ikatan angin
kendaraan Mu3 -2125,37 kNm dan Vu3 994,87 dapat dilihat pada gambar berikut.
kN

B. Kontrol
Kuat rencana momen lentur
Mu = MD1 + MD2 + ML
= (-381,09) + (-151,25) + (-2125,37) Gambar 19. Ikatan angin busur atas
= 2657,71 kg.m
Mn = 10778,23 kNm
ØMn = 9700,407 kg.m
= 970 kNm ≥ Mu = 265,7 kNm .... Ok

Kuat rencana geser


Gambar 20. Ikatan angin busur bawah
Vu = VD1 + VD2 + VL1 S12 S13 S14
S15
S11
= 203,08 + 108,01 + 994,87 S16

= 1305,88 kN
Kuat geser nominal : S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10

Vn = 0,6 x fy x Aw = 346152,96 kg
ØVn = 0,9 x 346152,96 kg
= 311537,67 kg Gambar 21. Penamaan titik buhul ikatan angin
= 3115,38 kN ≥ Vu = 1305,88 kN .... Ok
Tabel 5. Beban angin tekan ikatan angin
Lendutan ijin Z VDz
PDh Ews Ews titik
Ew1
Titik (luas) (tekan) (tekan)
Nilai lendutan ijin : Mm km/jam Mpa Mpa N N
𝐿 1100
∆ijin = 800 = 800 = 1,375 cm S1
S2
5000
5000
70,815
70,815
0,00103
0,00103
1,5477
1,5477
3606,29
7212,59
3401,8
6803,6
S3 5000 70,815 0,00103 2,0121 4688,18 6803,6
Lendutan akibat beban BGT+BTR S4 5000 70,815 0,00103 2,3216 5409,44 6803,6
= 0,913 cm < ∆ijin Ok S5 5000 70,815 0,00103 2,4764 5770,07 6803,6
S6 5000 70,815 0,00103 2,4764 5770,07 6803,6
S7 5000 70,815 0,00103 2,3216 5409,44 6803,6
S8 5000 70,815 0,00103 2,0121 4688,18 6803,6
54,97
kg/cm² S9 5000 70,815 0,00103 1,5477 7212,59 6803,6
S10 5000 70,815 0,00103 1,5477 3606,29 3401,8
188 kg/cm² 442,52 kg/cm²
28,1 S11 11500 107,463 0,00238 4,6335 10796,23
kg/cm²
S12 12500 111,132 0,00254 5,7177 13322,33
S13 13000 112,857 0,00262 6,2897 14655,06
S14 13000 112,857 0,00262 6,2897 14655,06
S15 12500 111,132 0,00254 5,7177 13322,33
S16 11500 107,463 0,00238 4,6335 10796,23

188 kg/cm² 1096,25 kg/cm²


Pos
Pre
komposit
komposit
Tabel 6. Beban angin hisap ikatan angin A. Pembebanan
PDh Ews Ews titik
Tabel 8. Beban mati tiap buhul rangka
Z VDz
Titik (luas) (hisap) (hisap) induk
Mm km/jam Mpa Mpa N
S1 5000 70,815 0,00052 0,7739 1803,15
S2 5000 70,815 0,00052 0,7739 3606,30
S3 5000 70,815 0,00052 1,006 2344,09
S4 5000 70,815 0,00052 1,1608 2704,72
S5 5000 70,815 0,00052 1,2382 2885,04
S6 5000 70,815 0,00052 1,2382 2885,04
S7 5000 70,815 0,00052 1,1608 2704,72
S8 5000 70,815 0,00052 1,006 2344,09
S9 5000 70,815 0,00052 0,7739 3606,30
S10 5000 70,815 0,00052 0,7739 1803,15
S11 11500 107,463 0,00119 2,3168 5398,12
S12 12500 111,132 0,00127 2,8589 6661,17
S13 13000 112,857 0,00131 3,1449 7327,53
S14 13000 112,857 0,00131 3,1449 7327,53
S15 12500 111,132 0,00127 2,8589 6661,17
S16 11500 107,463 0,00119 2,3168 5398,12

Tabel 7. Hasil kontrol ikatan angin


qeq = 23,381 kN/m

A B

3.7 Perencanaan Gelagar Induk


Gelagar induk direncanakan menggunakan Gambar 23. Beban pada gelagar memanjang
profil iwf 400.400.16.24 mutu baja BJ52, dalam tepi
analisa gaya batang, setiap komponen struktur
rangka dikenakan beban mati yang bekerja pada qeq = 15,246 kN/m

masing masing komponen, untuk gaya batang A B


yang terjadi akibat beban hidup didapat dengan
analisa garis pengaruh beban berjalan.
S14 A5 S15 A4'
S13 A4 S16
S12 A3 A3'
S17
S11 A2 D4 A2'
D4' S18
D3 V4'
A1 V1
D1 V2 D2 V3
V4
D5'
D3' V4'
D2' V4'
D1' V4'
A1' Gambar 24. Beban pada gelagar memanjang
D5

S1 B1 S2 B2 S3 B3 S4 B4 S5 B5 S6 B4' S7 B3' S8 B2' S9 B1'


S10 tengah
3,99 kN/m 4,015 kN/m 10,274 kN/m
10,274 kN/m

Gambar 22. Penamaan titik buhul rangka induk

Gambar 25. Beban pada gelagar melintang


A. Beban hidup yang bekerja
1) Beban terbagi rata (BTR) diketahui dari
perhitungan sebelumnya sebesar 83,88 kPa =
8388 kg/m
2) Beban garis terpusat (BGT) diketahui
dari perhitungan sebelumnya sebesar 137,2 kN =
13720 kg/m
3) Beban hidup pada trotoar 5kN =(〖0,66〗^(〖0,362〗^2 ) )x 254,9 x
3600 = 869009,75 kg
Qtr = 5 x 4,66 = 23,3,kN = 2330 kg/m
ØPn = 0,85 x Pn
= 738658,28 kg > Pu = 553776
kg Ok.

KESIMPULAN
Berdasarkan keseluruhan hasil analisa
yang telah dilakukan dalam penyusunan
Perencanaan Ulang Struktur Atas Jembatan
Karang Semut, Jalan Imogiri Timur, Kabupaten
Bantul ini dapat ditarik beberapa kesimpulan,
Gambar 26. Gaya aksial rangka induk. diantaranya sebagai berikut:
a. Bentang Jembatan Karang Semut
B. Perencanaan Batang Tarik eksisting sebesar 125,7 meter dengan rangka
Dari analisa pembebanan yang telah baja tipe Warren Truss lalu direncanakan
dilakukan pada sub bab sebelumnya didapat menggunakan rangka baja tipe Parker Truss
gaya tarik terbesar pada batang B5 sebesar dengan 3 segmen masing masing 41,9 meter.
4042,397 kN = 404239,7 kg dengan panjang b. Pelat Lantai direncanakan dengan mutu
batang 4,66 meter. beton fc’35 Mpa selebar 11 meter dengan trotoar
Kapasitas putus di kedua sisi selebar 1 meter dan lebar
Ae = 0,85 x Ag perkerasan 9 meter dilapisi aspal ketebalan 5cm.
= 0,85 x 254,9 Dari perhitungan didapat tebal pelat lantai
= 216,665 cm2 sebesar 200 mm, dengan tulangan lentur negatif
Pn = Ae x Fu D22 – 100, tulangan lentur positif D19 – 100
= 216,665 x 5200 dan tulangan bagi D16-110.
= 1126658 kg c. Dimensi profil gelagar memanjang
ØPn = 0,75 x Pn adalah IWF 600x200x11x17 BJ52 dengan jarak
= 844993,5 kg > Pu = 404239,7 antar gelagar memanjang 1,5 meter, lendutan
kg Ok. yang terjadi sebesar 0,488 cm dengan lendutan
ijin sebesar 0,582 cm.
Kuat leleh d. Dimensi profil gelagar melintang adalah
Pn = Ag x Fy IWF 1100x450x16x38 BJ52 dengan jarak antar
= 254,9 x 3600 gelagar melintang 4,66 meter, lendutan yang
= 917640 kg terjadi sebesar 0,488 cm dengan lendutan ijin
ØPn = 0,75 x Pn sebesar 0,582 cm.
= 688230 kg > Pu = 404239,7 e. Sambungan gelagar memanjang
kg Ok. terhadap gelagar melintang menggunakan 4
buah baut Ø24 mm dengan profil pelat
C. Perencanaan Batang Tekan penyambung L200x200x16.
Faktor tekuk (Kcx = Kcy) = 1 f. Ikatan angin busur atas dan busur bawah
Panjang batang Lx = 4,687 m menggunakan dimensi profil L180x180x20
BJ52, sambungan ikatan angin menggunakan 4
λx= λy = (Kcx . Lx)/ix buah baut Ø16.
= (1. 468,7)/17,5=26,782 g. Tiang sandaran menggunakan pipa
λc = λ/π √(fy/E) circular Hollow Ø89,1 dipasang setiggi 90 cm
= 26,782/3,14 dari permukaan perkerasan.
√(3600/2000000) =0,362 h. Rangka induk menggunakan profil IWF
400x400x16x26 BJ52 dan sambunganya
Kuat nominal penampang : menggunakan baut Ø24 mm dan pelat buhul
tebal 25mm.
Pn = (〖0,66〗^(〖λc〗^2 ) ).Ag.fy
SARAN Anonim. 2013. Persyaratan Beton Struktural
Dalam laporan Tugas Akhir ini tentunya (SNI 2847:2013). Jakarta: Badan
masih terdapat banyak kekurangan dalam Standarasisasi Nasional
pengerjaannya. Saran dari penulis untuk De Ahmeida, Feliciano. 2014. Perencanaan
perencanaan jembatan rangka baja lebih baik Ulang Bangunan Atas Jembatan Rangka
menggunakan aplikasi program bantu komputer Baja Tipe Parker Truss Dengan Metode
yang lebih diperuntukkan untuk mendesain ASD Di Jembatan Trisula Kecamatan
jembatan seperti, MIDAS CIVIL, Csi Bridge, Kademangan Kabupaten Tulungagung.
dan lainnya. Karena keterbatasan waktu dalam Institut Teknologi Nasional Malang.
pengerjaan sehingga masih banyak hal yang Faisal, Razi. 2014. Perhitungan Struktur
masih bisa dikembangkan dalam penelitian Jembatan Lengkung Rangka Baja Dua
lanjutan seperti perencanaan struktur bawah, Tumpuan Bentang 120 Meter.
rencana anggaran biaya, metode pelaksanaan Universitas Tanjung Pura.
dan lainya yang masih bisa direncanakan pada Gunawan, Rudy. 1988. Tabel Profil
waktu berikutnya. KONSTRUKSI BAJA. PT Kanisius.
Yogyakarta,
UCAPAN TERIMAKASIH Khoirul, Mega. 2017. Perencanaan Ulang
Segala dan syukur penyusun panjatkan Jembatan Sengkaring STA 68+125
kepada Allah SWT yang telah memberikan Dengan Struktur Girder Beton
rahmat dan kuasa-Nya sehingga penyusun dapat Bertulang Sepanjang 45m Di
menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai syarat Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.
memperoleh gelar Strata Satu (S1) pada Program Institut Tekhnologi Sepuluh November.
Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Nur, Prasetyo. 2017. Perencanaan Ulang
Yogyakarta. Jembatan Lemah Ireng Ii Pada Jalan
Penyusun menyadari bahwa Tugas Tol Semarangbawen Menggunakan
Akhir ini masih perlu adanya penyempurnaan. Jembatan Busur Rangka Baja. Institut
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat Tekhnologi Sepuluh November.
membangun sangat penyusun harapkan demi Prabowo, Sukamto Hari. 2016. Perencanaan
kesempurnaan Tugas Akhir ini. Jembatan Kali Kuto Kabupaten Kendal.
Akhir kata, tidak lupa penyusun Universitas Diponegoro.
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya Prasetyo, Wahyu. 2014. Perencanaan Ulang
kepada Orang Tua saya yang telah melahirkan Jembatan Sungai Brantas Pada Jalan
dan membesarkan hinga sejauh ini, Bapak Ir. Tol Kertosono – Mojokerto Dengan
Ismanto Hadisaputro, Ibu Lilis Zulaicha S.T, Metode Cable Stayed. Universitas
M.T, dan semua pihak yang membantu dalam Jember.
menyelesaikan Tugas Akhir ini. Semoga Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan Struktur
kedepannya Tugas Akhir ini bermanfaat bagi Baja dengan Metode LRFD. Semarang:
kita semua. PT Gelora Aksara Pratama.
Stryuk, H.J. Van Deer Veen, H.K.J.W, 1995.
DAFTAR PUSTAKA DJembatan, Jakarta: PT. Pradnya
Aditama, Vega. 2014. Perencanaan Ulang Paramita
Bangunan Atas Jembatan Rangka Baja Subadi, Agus. 2016. Perencanaan Jembatan
Tipe Parker Truss Dengan Metode Rangka Baja (Study Kasus Jembatan
LRFD di Jembatan Trisula Kecamatan Bayang, Ujung Gading). Univrsitas
Kademangan Kabupaten Tulungagung. Bung Hatta
Institut Tekhnologi Nasional Malang. Supriyadi, bambang , 2007. Jembatan. Beta
Anonim. 2005. Standar Perencanaan Struktur Offset. Yogyakarta.
Baja untuk Jembatan (RSNI T-03:2005). Surat Edaran Mentri Pekerjaan Umum dan
Bandung: Badan Standarasisasi Perumahan Rakyat Nomor :
Nasional 07/SE/M/2015 Tentang Pedoman
Anonim. 2016. Standar Pembebanan Untuk Persyaratan Umum Perencanaan
Jembatan (SNI 1725:2016). Bandung: Jembatan.
Badan Standarisasi Nasional.
Surat Edaran Mentri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor :
05/SE/Db/2017 Tentang Penyampaian
Ketentuan Desain dan Revisi Desain
Jalan dan Jembatan, Serta Kerangka
Acuan Kerja Pengawasan Teknis.

Anda mungkin juga menyukai