2.1 Umum
Perencanaan merupakan suatu tahapan awal dari suatu pekerjaan
pembangunan jembatan maupun pekerjaan sipil lainnya. Hasil perencanaan
merupakan produk yang didukung oleh peraturan atau ketentuan yang sah, dan
dapat dipertanggung jawabkan secara teknis maupun secara hukum. Perencanaan
struktur bertujuan untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil, kuat,
mampu/layak, awet, serta memenuhi tujuan lain seperti ekonomi dan kemudahan
pelaksanaan.
Struktur disebut stabil bila tidak mudah terguling, miring atau tergeser selama
umur bangunan yang direncanakan. Selain itu, struktur disebut cukup kuat dan
mampu / layak bila kemungkinan terjadinya kegagalan struktur dan kehilangan
kemampuan kelayakan selama masa hidup yang direncanakan adalah kecil dan
dalam batas yang dapat diterima. Struktur disebut awet bila struktur tersebut dapat
menerima keausan dan kerusakan yang diharapkan terjadi selama umur bangunan
yang direncanakan tanpa pemeliharaan yang belebihan. Untuk mencapai tujuan
perencanaan tersebut, perencanaan struktur harus mengikuti peraturan
perencanaan yang ditetapkan oleh pemerintah berupa Standar Nasional Indonesia
(SNI) dan peraturan lain terkait dengan konstruksi jembatan.
6
Evaluasi
Survey Data Kompilasi
Data
Evaluasi
Desain Akhir Desain Awal
Desain Awal
- Type Struktur
- Bahan Struktur
- Model Struktur
- Dimensi Model
- Hitungan Awal
Pelaksanaan
7
2.3.3 Stabilitas Konstruksi
Tujuan utama dari perencanaan jembatan adalah stabilitas jembatan. Agar
jembatan mampu menahan beban yang bekerja. Harus memenuhi kriteria, yaitu
kuat, kokoh dan stabil. Dalam proses perencanaan harus dilakukan kajian
alternatif, hingga dipilih alternatif yang cocok untuk struktur jembatan.
2.3.4 Ekonomis
Desain atau rencana yang baik akan memperhatikan faktor ekonomis dari
sumber pendanaan untuk pelaksanaan jembatan tersebut kelak setelah selesai
direncanakan. Pemilihan tipe bangunan jembatan, penentuan lebar, dan panjang
jembatan akan menentukan seberapa besar biaya yang diperlukan untuk
membangun jembatan.
8
keselamatan yang memadai. Untuk menjamin kenyamanan jembatan harus
dirancang untuk menghasilkan pergerakan lalu lintas yang mulus. Pada jalan yang
diperkeras, pelat injak harus dipasang diantara jalan pendekat dan kepala
jembatan.
Untuk keamanansetiap sudut pada sambungan lantai beton yang terlewati
oleh lalu lintas harus dilindungi dari kemungkinan tergerus. Selain itu keamanan
lalu lintas yang melintasi jembatan, diberikan tiang sandaran. Perencana jembatan
harus mengedepankan keselamatan masyarakat umum, dimana perencana harus
mendapatkan suatu jembatan yang memiliki keselamatan struktural (structural
safety) yang memadai.
2.3.9 Estetika
Perencanaan jembatan tidak hanya didasarkan pada apek struktural, tetapi
juga estetik. Aspek estetika jembatan merupakan salah satu faktor salam
perencanaan, keksesuaian estetik dan arsitektural akan memberikan nilai lebih
pada jembatan yang akan dibangun.
9
Tegangan ultimit
Tegangan Kerja Tegangan Ijin = (Persamaan 2.1)
Faktor keamanan
Keterangan:
adalah faktor beban
adalah faktor tahanan (resistence factor)
10
adalah faktor modifikasi beban
adalah faktor daktilitas
adalah faktor redundansi
adalah faktor kepentingan
adalah pengaruh beban
R adalah nilai tahanan nominal
adalah gaya tahanan terfaktor
Keadaan batas yang ditentukan ini dimaksudkan untuk menghasilkan
jembatan yang dapat dibangun, melayani lalu lintas, dan secara aman mampu
memikul beban rencana sesuai umur rencana yang disyaratkan.
11
c) Getaran, dan
d) Banjir pada jaringan jalan dan daerah di sekitar jembatan.
12
d) Metode dan asumsi dalam penentuan tipe bangunan atas, bangunan bawah,
dan fondasi
e) Pengumpulan data lapangan
f) Program komputer yang digunakan dan validasi kehandalan yang
dinyatakan dalam bentuk benchmark terhadap contoh studi
g) Metode pengujian pondasi
2.6.3 Spesifikasi
Spesifikasi dan gambar-gambar harus dapat menjelaskan pekerjaan dengan
jelas, menyeluruh, dan tanpa ada interpretasi ganda. Spesifikasi harus menjelaskan
metode-metode pelaksanaan, prosedur-prosedur dan toleransi-toleransi agar
pembuatan dan pengawasan mutu terjamin.
13
a) Data tanah setempat dimana jembatan akan dibangun. Hal ini sangat
penting untuk menentukan tipe pondasi yang akan digunakan.
b) Data banjir sungai, data ini diperlukan untuk mengetahui tinggi muka
air banjir yang akan digunakan untuk menentukan peil lantai
jembatan. Sedangkan kecepatan aliran sungai dan debit banjir
digunakan sebagai dasar untuk merencanakan konstruksi abutment
jembatan.
c) Data kepadatan lalu lintas serta tekanan gandar yang direncanakan
akan melawatinya.
d) Data topografi untuk memperoleh karakteristik topografi daerah
perencanaan.
14
2.9 Perencanaan Struktur Atas
Struktur atas merupakan bagian atas suatu jembatan yang berfungsi
menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang dan
kendaraan maupun lainnya, yang kemudian menyalurkannya ke bangunan
bawah. Pada proyek pembangunan jembatan kali ini struktur atas
direncanakan menggunakan beton Precast Voided Slab.
2.10.1 Pondasi
Pondasi adalah bagian struktur yang berada dibawah jembatan dan
berfungsi meneruskan beban-beban di atasnya ke tanah keras. Setelah
diadakan analisis pendahuluan dan dengan mempertimbangkan kondisi tanah
dasar serta beban yang didukung, maka proyek ini memilih pondasi tiang
pancang.
2.10.2 Abutment
Abutment atau kepala jembatan merupakan bangunan yang berfungsi
untuk mendukung bangunan atas dan juga sebagai penahan tanah. Pada
proyek ini bagian abutmen menggunakan struktur beton bertulang dengan.
Adapun fungsi abutmen ini antara lain :
a) Sebagai perletakan balok jembatan atau beam.
b) Sebagai perletakan plat injak.
c) Sebagai penerus gaya-gaya yang bekerja pada struktur atas ke pondasi.
d) Sebagai penahan tekanan tanah aktif. Untuk mengerjakan Abutment.
15
2.11 Sarana Pelengkap dan Pendukung
Sarana pelengkap dan pendukung berguna untuk menunjang
bangunan pokok agar dapat berfungsi dengan baik, antara lain :
1. Sandaran (railling )
Railling jembatan berfungsi sebagai pagar pengaman bagi para
pengguna jasa jalan, selain itu juga berfungsi sebagai nilai estetika.
2. Saluran pembuang (drainase )
Saluran ini berfungsi untuk mengalirkan air dari perkerasan ke
luar jembatan.
3. Oprit Jembatan
Oprit jembatan berfungsi untuk melandaikan jalan yang menuju
dan meninggalkan jembatan sehingga pada waktu memasuki jembatan
tidak terlalu menanjak. Perencanaan oprit dibuat seekonomis
mungkin sehingga dari segi biaya rendah serta segi estetikanya
memenuhi syarat keindahan.
16