net/publication/344895653
CITATIONS READS
0 246
3 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Hinawan Teguh Santoso on 27 October 2020.
Oleh:
Hinawan Teguh Santoso, ST1
Heri Yugiantoro, ST, MT2
Yana Astuti, ST, MT3
Abstrak
Jembatan merupakan bagian pelengkap jalan yang fungsinya untuk meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah, seperti jurang, sungai, rel kereta api
ataupun jalan raya. Jembatan mempunyai fungsi strategis untuk membuka akses ke
daerah yang masih terisolir, menghubungkan daerah maju dengan daerah yang belum
berkembang, serta meningkatkan mobilitas manusia dan barang untuk menunjang
pertumbuhan ekonomi dalam skala regional maupun nasional. Karena pentingnya
fungsi suatu jembatan maka dalam pembangunannya diperlukan pembinaan dan
pengawasan untuk menjamin kualitas dari produk jembatan yang dihasilkan.
Pembinaan dan pengawasan dalam proses pabrikasi seluruh komponen jembatan akan
menghasilkan produk jembatan yang memenuhi kriteria tepat mutu, tepat waktu, tepat
biaya, dan tertib administrasi. Kebijakan desentralisasi dalam pengadaan jembatan
berimplikasi ketidaktersedianya policy Ditjen Bina Marga sehingga teknik pengawasan
pabrikasi jembatan menjadi lebih penting.
Aspek pembinaan dalam pabrikasi jembatan rangka baja meliputi kriteria desain,
analisis struktur, dan kesesuaian desain dengan gambar DED dan proses pengawasan
pabrikasi. Pemeriksaan kesesuaian kriteria desain antara peraturan/standar
perencanaan jembatan dengan desain yang diusulkan oleh pihak pabrikator. Analisis
struktur mencakup pemodelan struktur, asumsi-asumsi awal dan metode desain yang
digunakan dalam meninjau kekuatan, kekakuan, stabilitas, serta efisiensi desain.
Setelah semua aspek di atas dipenuhi, baru dilakukan pemeriksaan hasil analisis
dengan gambar detail perencanaan.
Aspek pengawasan dalam pabrikasi jembatan rangka baja meliputi pemeriksaan
keseluruhan tahapan proses pabrikasi, yaitu pengukuran dimensi (panjang total
material, lebar material, tinggi material, tebal material, jarak lubang ke lubang, dan
kemiringan), tebal las, tebal lapisan galvanis dan hal lain terhadap komponen-
komponen jembatan. Selain itu, dilakukan pengambilan sampel uji material serta
pengujian material di laboratorium independen. Uji beban statis terhadap jembatan
yang telah dipabrikasi juga dilakukan untuk memastikan kekuatan jembatan tersebut
terhadap desainnya.
1
Staf Subdit Teknik Jembatan, Direktorat Bina Teknik
2
Staf Subdit Teknik Jembatan, Direktorat Bina Teknik
3
Staf Subdit Wilayah, Direktorat Pelaksanaan Wilayah I
1
Aspek Teknis Pembinaan dan Pengawasan
dalam Pabrikasi Jembatan Rangka Baja
A. PENDAHULUAN
Jembatan merupakan bagian pelengkap jalan yang fungsinya untuk meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah, seperti jurang, sungai, rel kereta
api ataupun jalan raya. Jembatan mempunyai fungsi strategis untuk membuka akses
ke daerah yang masih terisolir, menghubungkan daerah maju dengan daerah yang
belum berkembang, serta meningkatkan mobilitas manusia dan barang untuk
menunjang pertumbuhan ekonomi dalam skala regional maupun nasional..
Pembangunan jembatan rangka baja bentang standar saat ini sudah jarang digunakan
di daerah Jawa & Sumatra, akan tetapi untuk wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua
masih menjadi andalan untuk membuka akses baru bagi daerah-daerah terisolir.
Penyediaan infrastruktur jembatan ini tentu saja memegang peranan penting dalam
pemerataan pembangunan dan menunjang pertumbuhan ekonomi bagi daerah
tersebut. Karena pentingnya fungsi suatu jembatan tersebut, maka dalam
pembangunannya diperlukan pembinaan dan pengawasan untuk menjamin kualitas
dari produk jembatan yang dihasilkan.
Dalam proses pembinaan dan pengawasan pabrikasi jembatan rangka baja, baik
jembatan dengan desain bentang standar maupun desain bentang khusus, mempunyai
tingkat kerumitan sesuai dengan desain jembatan tersebut sehingga diperlukan
pembinaan dan pengawasan yang mendetail. Pembinaan dan pengawasan tersebut
melekat sejak awal desain jembatan, gambar DED jembatan, pemilihan dan
pengujian material baja, proses pabrikasi jembatan, perakitan komponen-komponen
jembatan (assembling) sehingga menjadi satu kesatuan struktur, dan pengujian skala
penuh jembatan (loading test) untuk mengetahui kekuatan jembatan terhadap desain
rencana. Dengan adanya aspek pembinaan dan pengawasan dalam proses pabrikasi
seluruh komponen jembatan akan menghasilkan produk jembatan yang memenuhi
kriteria tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya, dan tertib administrasi.
3
maksimum pembebabanan jembatan apa adanya sesuai kondisi beban jembatan saat
itu. Kenyamanan pengguna jalan ditinjau dari lendutan maksimum yang terjadi
ketika jembatan dilalui kendaraan. Lendutan jembatan akibat beban mati diakomodir
dengan setting camber pada saat pabrikasi harus memenuhi
= 150% (DL + LL)
Lendutan yang diizinkan tidak melebihi L/800 untuk beban mati, dimana L adalah
bentang jembatan atau panjang elemen struktur jembatan.
Ada beberapa contoh kasus kegagalan jembatan rangka baja akibat kurangnya
kontrol mutu dan pengawasaan saat proses pabrikasinya, antara lain yaitu jembatan
rangka di Kalimantan dan jembatan rangka Baja di Sumatera. Jembatan rangka di
Kalimantan merupakan jembatan rangka baja desain khusus dengan kelas A dan
panjang bentang 230 m dan total tonase 710.291 ton. Jembatan ini mengalami
kegagalan struktur pada saat dilakukan pengecoran plat lantai.
4
Aspek teknis pengawasan pabrikasi jembatan rangka baja dibagi menjadi 4 (empat)
lingkup kegiatan, yaitu :
2) Proses Pabrikasi
b. Pengujian Material
Pengujian material menjadi aspek penting untuk memastikan bahwa material
dasar tersebut mempunyai mutu sesuai yang tercantum di dalam mill
certificate dan spesifikasi yang disyaratkan. Daftar dari sampel material yang
sudah dipilih dan disetujui selanjutnya dibuat specimen uji. Pengujian
material dilakukan pada laboratorium independen. Pengujian yang dilakukan
terdiri atas:
5
MATERIAL BAJA
6
Non-Destructive Test ( Bersifat Tidak
Merusak)
MATERIAL BAUT
7
Pengujian pada bantalan karet jembatan terdiri dari:
- Uji Pembebanan
Bantalan karet diuji pada mesin tekan dan
diberikan tekanan sesuai ketentuan di dalam
standar, dalam hal ini AASHTO menyatakan
besar beban uji = 1.5 beban maksimum. Tes
pembebanan bantalan karet ini dilakukan
UJI BEBAN
100% dari total kuantitas. Bantalan karet
yang telah diuji diberikan identifikasi / penomoran. Apabila ada benda uji
yang tidak memenuhi syarat, penomoran tetap dilakukan dan dilanjutkan
ke nomor berikutnya untuk pengujian selanjutnya.
- Uji Geser
Bantalan karet diuji geser pada mesin tekan
yang telah dimodifikasi. Sampel yang diuji
sebanyak 10% dari total kuantitas setelah
dilakukannya uji tekan bantalan karet
tersebut. Bantalan karet yang akan diuji
geser dipilih secara random oleh engineer
UJI GESER
dan diberi paraf.
8
TES KOMPOSISI KARET
PENGELASAN
PELUBANGAN MATERIAL
9
f. Identifikasi (hard stamp)
Proses identifikasi terhadap komponen-komponen jembatan yang sudah jadi
harus disesuaikan dengan daftar komponen yang sudah ditetapkan.
Setelah pelat baja dipotong, dilubangi dan dilas sesuai dengan profil dan
komponen yang tertera pada gambar desain, pengawasan dilakukan dengan
pengukuran dimensi terhadap profil dan komponen tersebut. Pengecekan
dimensi harus mengacu kepada shop drawing dan spesifikasi yang telah
ditetapkan. Apabila terjadi ketidaksesuaian yang ditemukan melebihi
toleransi yang ditetapkan dalam spesifikasi, maka komponen harus ditolak
dan dilakukan perbaikan kembali. Untuk pengecekan dimensi terhadap profil
jembatan sebaiknya dilakukan sebelum proses galvanis/pengecatan. Hal ini
dilakukan apabila terjadi kesalahan dapat segera dilakukan perbaikan, namun
pengecekan dapat juga dilakukan setelah proses galvanis/pengecatan. Jika
menggunakan galvanized dan terdapat ketidaksesuaian yang cukup fatal,
maka material tidak diperbolehkan untuk dilakukan perbaikan. Sebab material
yang telah mengalami proses hot dip galvanized apabila dilakukan proses
ulang, maka material baja tersebut akan mengalami kerusakan terhadap
kandungan komposisi kimia yang terkandung di dalamnya, sehingga material
harus diganti dengan yang baru.
PENGECEKAN DIMENSI
Adapun maksud dan tujuan dari loading test jembatan rangka baja ini yaitu :
a. Untuk mengetahui kekuatan struktur dari jembatan rangka baja yang
diproduksi oleh pihak pabrikator dengan beban hidup hingga 150%;
11
b. Untuk mengetahui besarnya lendutan / defleksi yang terjadi akibat beban
statis yang selanjutnya akan dibandingkan dengan defleksi maksimum
yang diijinkan berdasarkan RSNI T-03-2005;
Untuk menjamin bahwa beban yang
diaplikasikan dalam pengujian tidak
menyebabkan kelelehan atau kerusakan
pada elemen struktur, maka besarnya
tegangan pada beberapa elemen ditinjau
sebagai acuan.
Lingkup uji pembebanan statis ini, yaitu: STATIC LOADING TEST
l. Pengepakan
Pengawasan dilakukan untuk memastikan
bahwa komponen jembatan yang sudah jadi
dikelompokkan dan disusun berdasarkan
marking-nya dengan diberi identifikasi,
straping dan bantalan kayu. Untuk
komponen baut harus dikemas di dalam drum
PENGEPAKAN
dan diberi indentitas yang jelas.
m. Buku Manual
Buku manual merupakan buku panduan untuk proses perakitan jembatan, di
mana di dalamnya berisi penjelasan detail tahapan-tahapan dalam proses
perakitan (assembly) jembatan.
n. Dosier
Dosier merupakan kumpulan dari pelaporan kegiatan dari dimulainya
pekerjaan hingga akhir pekerjaan yang disusun dalam odner dengan dengan
subjudul masing-masing kegiatan dan kemudian dokumen tersebut
selanjutnya diarsipkan.
12
D. PENCEGAHAN KEGAGALAN STRUKTUR JEMBATAN
Menurut Undang-Undang no.18 tahun 1999 dan PP 29 tahun 2000, definisi
kegagalan bangunan secara umum adalah merupakan keadaan bangunan yang tidak
berfungsi, baik sacara keseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat,
keselamatan dan kesehatan kerja dan/atau keselamatan umum, sebagai akibat
kesalahan penyedia jasa dan atau pengguna jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan
konstruksi
Jembatan berfungsi sebagai prasarana untuk pergerakan arus lalu lintas. Dengan
demikian Jembatan direncanakan agar dapat memberi pelayanan terhadap
perpindahan kendaraan dari suatu tempat ketempat lain dengan waktu yang sesingkat
Mungkin dengan persyaratan nyaman dan aman (comfortable and safe). Sehingga
dapat dikatakan bahwa kecepatan (speed) adalah merupakan faktor yang dapat
dipakai sebagai indikator untuk menilai apakah suatu Jalan/ Jembatan mengalami
kegagalan fungsi bangunan atau tidak. Berikut diulas beberapa kegagalan struktur
jembatan di Indonesia,
Kegagalan terjadi pada sistem sambungan lasan antara batang vertikal berupa box
dengan batang-batang utama rangka (top chord). Keruntuhan terjadi akibat detailing
box yang tidak memadai dan adanya defect pada interface lasan dengan logam dasar
sehingga menyebabkan stabilitas dan integritas box rendah mudah terjadi deformasi
dan dapat dipastikan kekuatan sambungan tidak sesuai rencana.
Mekanisme kegagalan disinyalir dimulai dengan adanya deformasi kecil pada pelat
box P2 hulu yang disebabkan stabilitas pelat box kurang mengakomodir lendutan
pada batang tegak (box) pada saat konstruksi dan tambahan tegangan akibat momen
13
yang timbul pada sistem lasan. Hanya diperlukan energi atau gaya relatif kecil untuk
menyebabkan terjadinya kondisi demikian. Deformasi ini kemudian ikuti dengan
sobekan lembaran pada lasan bagian atas box. Selanjutnya, sobekan memicu
deformasi yang lebih besar pada pelat box P2 hulu sehingga menyebabkan
peningkatan tegangan yang selanjutnya pelat box sobek dan tercabut.
a. Robekan Kecil pada Bagian Atas b. Robekan Memicu Kon- c. Batang Atas Tersobek
Box P2 Hulu akibat Kurangnya sentrasi Tegangan pada dari Box P2 Hulu
Detailing Las Sisi Batang Atas
14
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan kegagalan bangunan, diantaranya bisa
disebutkan :
Kegagalan Perencana
Kegagalan Pengawas
Kegagalan Pelaksana
15
E. PENUTUP
Aspek-aspek teknis pembinaan dan pengawasan dalam pabrikasi jembatan
rangka baja dapat disajikan dalam diagram alir di bawah ini :
Mulai
Pengujian di laboratorium
independent Destructive Test
Cek Dimensioning Cek Tebal Galvanis H-Beam & Plat :
- Test Tarik / Tensile
- Test Lengkung / Bending
- Test Impak
- Test Komposisi Material
- Test ETSA Las
TDK Cek Cek TDK Baut :
Spesifikasi Spesifikasi - Test Tarik (Proof Load)
- Test Kekerasan
- Test Friksi
Non Destructive Test
Reject OK OK Reject - Test Pengelasan
Test Bantalan Karet
- Test Pembebanan
- Test Geser
Loading Test - Test Komposisi Karet
Test Komposisi Galvanis
Cek Lendutan
&Regangan
16
Selesai
View publication stats
F. REFERENSI
1. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga No. 07/SE/Db/2009 tanggal
10 Desember 2009 perihal Petunjuk Teknis Desain Jembatan Rangka
Baja Prafabrikasi;
2. Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kontrol Mutu Produk Pre-Pabrikasi
Jembatan Baja;
3. Laporan Kegiatan Pengawasan Jembatan Kapuas Timpah.
17