Oleh
Setyo Hardono
1 Pendahuluan Perancangan
Teknis
3 Pembebanan Jembatan
7 Perancangan Pondasi
Dasar Perancangan
Peraturan terkait Perancangan Teknis:
Pasal 65
1) Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu yang ditentukan
sesuai dengan rencana umur konstruksi.
2) Dalam hal rencana umur konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih dari 10 (sepuluh) tahun,
Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu paling lama 10
(sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan akhir layanan Jasa Konstruksi.
3) Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah jangka waktu yang
telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dan ayat (2).
4) Ketentuan jangka waktu pertanggungjawaban atas Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) harus dinyatakan dalam Kontrak Kerja Konstruksi.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban dan pertanggungjawaban Penyedia Jasa atas Kegagalan
Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
MATERI 1
Pendahuluan Perencanaan
Jembatan
Perencanaan Teknis
• Jembatan adalah suatu konstruk yang dibangun untuk melewatkan massa (lalu
lintas, air dll) melewati suatu penghalang (sungai, danau, lembah dll)
• Konstruksi dibedakan atas Bangunan Atas dan Bangunan Bawah
• Nomenklatur, penamaan konstruksi jembatan ditentukan oleh jenis bangunan
atas dan material (Gelagar Beton, Komposit, Pelengkung Beton, Prestressed,
Rangka Baja, Gantung, Cable Stayed)
Pokok-pokok Perancangan Jembatan
(SE Menteri PUPR No. 07/SE/M/2015)
Perancangan TEKNIS
AKHIR
KAJIAN • Desain pendahuluan terpilih hasil
KELAYAKAN JALAN kajian kelayakan jalan
• Perencanaan teknis rinci (detail
PERANCANGAN TEKNIS • Kajian kelayakan teknis dan kajian
engineering design)
AWAL kelayakan finansial untuk setiap
• Audit keselamatan jalan (AKJ)
alternatif alinemen jalan keluaran
• Alternatif alinyemen jalan dan • Perancangan teknis akhir
perencanaan teknis awal
jembatan yang akan dibangun
• Pertimbangan teknis, ekonomis, • Menetapkan pilihan alternatif yang
paling layak baik secara teknis maupun
lingkungan, dan keselamatan
finansial, serta keselamatan lalu lintas
jalan
Perkiraan umur rencana tidak berarti bahwa struktur jembatan tidak dapat
berfungsi lagi di akhir umur rencana, atau tidak juga berarti bahwa jembatan
masih dapat dilalui selama selang waktu tersebut tanpa perlu diperiksa,
dipelihara secara teratur dan memadai dan pemanfaatan yang benar
Definisi
Akashi-Kaikyo, Jepang, Panjang bentang utama 1991 m, 1915 Canakkale, Turki, Panjang bentang utama 2023 m,
selesai April 1988 Closing Span Ceremony 13 November 2021
Rencana dibuka 18 Maret 2022
Sumber: Daily Sabah
Dasar Perancangan
Bentang Jembatan
jalan, atau
Lebar Struktur • bangunan Ruang Bebas Ruang Bebas
berada di
kereta api. horizontal Vertikal
ditentukan berdasarkan Yang termasuk ruang bebas horizontal Yang termasuk ruang bebas vertikal
kebutuhan rata-rata lalu lintas adalah : adalah:
harian (LHR) dan standar lajur • bagian–bagian dari bangunan atas ● bagian-bagian dari bangunan atas yang
lalu lintas. yang berada di atas permukaan jalan, berada diatas permukaan jalan, atau
atau ● bagian-bagian dari jembatan yang berada
• bangunan bawah jembatan yang berada di atas jalan atau lintasan kereta api.
di atas jalan atau lintasan kereta api.
Ruang bebas Pengaman Kaku minimum sebesar 0,5 m antara muka pengaman dan tepi
untuk lalu lintas luar dari lajur lalu lintas yang berdekatan
Ruang bebas pada penghalang Ruang bebas minimum di antara bangunan/struktur yang
fleksibel untuk lalu lintas dilindungi dan bagian belakang Pengaman lalu lintas adalah
2 m untuk jagaan terhadap perilaku pascadefleksi
Ruang bebas pada penghalang Ruang bebas minimum pada bangunan/struktur yang tidak
yang tidak terlindung terlindung harus sesuai dengan peraturan yang yang
diterbitkan oleh instansi yang berwenang
Ruang bebas pada lintasan kereta Ruang bebas minimum pada bangunan/struktur yang tidak
api terlindung harus sesuai dengan peraturan yang yang
diterbitkan oleh instansi yang berwenang
Persyaratan Geometrik
Ruang Bebas Vertikal
• Ruang Bebas vertikal untuk lalu lintas minimal 5,1 meter
• Ruang bebas vertikal dan horisontal di bawah jembatan mengikuti standar/ketentuan
perancangan terhadap karakteristik/
❖ pola lalu lintas kapal dengan ruang bebas
❖ minimal 0,5 meter (untuk aliran yang dapat dikontrol/saluran irigasi)
❖ minimal 1,0 meter (untuk aliran sungai yang tidak membawa hanyutan)
❖ minimal 1,5 meter (untuk aliran sungai yang membawa hanyutan) dari muka air
banjir dengan periode ulang 50 tahun
Persyaratan Geometrik
Ruang Bebas Vertikal
Persyaratan Geometrik
Ruang Bebas Vertikal
Persyaratan Geometrik
Lokasi dan Tata Letak Jembatan
• Lokasi jembatan sebisa mungkin menghindari tikungan
sungai atau pun bukit.
• Pada tikungan sungai dapat terjadi perubahan kecepatan air
yang dapat mengikis struktur jembatan
• Jembatan dibuat mengikuti geometrik jalan
• Untuk jembatan yang belum ada jalan eksistingnya, sebisa
mungkin tegak lurus terhadap sungai
• Untuk meminimalisir panjang bentang jembatan
• Untuk meminimalisir pengikisan pada pilar akibat aliran
sungai
• Pada beberapa kasus seperti faktor geografis lokasi atau bentuk
rintangan yang harus dilewati oleh jembatan di mana jembatan
tidak dapat dibuat tegak lurus sungai, maka jembatan dapat
dibuat bersudut (skew).
Klasifikasi Jembatan
Berdasarkan Kegunaan/Fungsi
Klasifikasikan Jembatan:
• jembatan kereta api,
• jembatan pejalan kaki,
• jembatan lalu lintas,
• jembatan pipa air,
• dan lain-lain.
Klasifikasi Jembatan
Berdasarkan Jenis Material Konstruksinya
MATERI
PROSES PERANCANGAN STRUKTUR
JEMBATAN
PROSES PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN
•Tahap 1 Kumpulkan informasi yang diperlukan untuk menjelaskan fungsi jembatan, geometri
dan beban.
•Tahap 2 Gunakan informasi yang terkumpul dalam tahap 1 untuk menentukan semua
hambatan geometrik pada struktur yang diusulkan.
•Tahap 3 Dengan kreativitas tentukan daftar rencana alternatif terbaik. Dalam batas hambatan
geometrik yang ditentukan dalam tahap 2, dipilih 2 atau 3 kombinasi bangunan bawah/ pondasi/
bangunan atas yang memenuhi pokok perencanaan secara baik.
Tahap 4 Laksanakan analisis perencanaan sementara untuk alternatif terbaik dari Tahap 3.
Rencana-rencana sementara tersebut memberikan dimensi yang diperlukan untuk mencapai
kekuatan dan tujuan stabilitas.
Tahap 5 Perkirakan biaya untuk alternatif-alternatif tersebut. Perkirakan biaya tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif (bila ada) yang ekonomis dapat diterima.
Tahap 6 Selesaikan rencana sementara yang menghemat biaya dan buatlah gambar rencana,
laporan perencanaan dan perkiraan biaya yang baru.
PROSES PERANCANGAN STRUKTUR
JEMBATAN
• Tahap 1 Kumpulkan informasi yang diperlukan untuk menjelaskan fungsi jembatan, geometri
dan beban
• Tahap 2 Gunakan informasi yang terkumpul dalam tahap 1 untuk menentukan semua
hambatan geometrik pada struktur yang diusulkan
• Tahap 3 Dengan kreativitas tentukan daftar rencana alternatif terbaik. Dalam batas
hambatan geometrik yang ditentukan dalam tahap 2, dipilih 2 atau 3 kombinasi
bang.bawah/pondasi/bang.atas yang memenuhi pokok perencanaan secara baik
• Tahap 4 Laksanakan analisis perencanaan sementara untuk alternatif terbaik dari tahap 3.
Rencana-rencana sementara tersebut memberikan dimensi yang diperlukan untuk mencapai
kekuatan dan tujuan stabilitas
• Tahap 5 Perkirakan biaya untuk alternatif-alternatif tersebut. Perkiraan biaya tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif (bila ada) yang ekonomis dapat diterima
• Tahap 6 Selesaikan rencana sementara yang menghemat biaya dan buatlah: gambar rencana,
laporan perencanaan dan perkiraan biaya yang baru
PROSES PERANCANGAN STRUKTUR
JEMBATAN
•Tahap 1 Pengumpulan Data Jembatan Way Kawanua di P.Seram
Sumber: Elis K.
✔ Lebar jembatan dan jumlah jalur
✔ Lebar trotoar
✔ Alinyemen Jembatan
✔ Geometri sungai
✔ Karakteristik aliran sungai
✔ Besaran-besaran tanah
✔ Perlengkapan umum
✔ Beban jembatan
✔ Jarak bebas vertikal dan horisontal
✔ Bangunan atas yang tersedia
Sumatera Barat
Sumber: Almuhitsyah
PROSES PERANCANGAN STRUKTUR
JEMBATAN
• Tahap 1 Pengumpulan Data Jembatan Way Kawanua di P.Seram
Sumber: Elis K.
✔ Lebar jembatan dan jumlah jalur
✔ Lebar trotoar
✔ Alinyemen Jembatan
✔ Geometri sungai
✔ Karakteristik aliran sungai
✔ Besaran-besaran tanah
✔ Perlengkapan umum
✔ Beban jembatan
✔ Jarak bebas vertikal dan horisontal
✔ Bangunan atas yang tersedia
Sumatera Barat
Sumber: Almuhitsyah
PROSES PERANCANGAN STRUKTUR
JEMBATAN
•Tahap 2 Penentuan Hambatan Geometrik
✔ Alinyemen jalan yang diusulkan
✔ Persyaratan aliran keadaan batas
✔ Potensi gerusan
✔ Lokasi bahan pondasi dan potensi kelongsoran tebing
✔ Lokasi dan lebar alur utama sungai
✔ Persyaratan konstruksi dan pelaksanaan
✔ Persyaratan pemeliharaan
✔ Aksi seismik
https://www.facebook.com/1970136786595128/pho
tos/a.1989276631347810/1996301123978694/
Diposting 2 Desember 2017
PROSES PERANCANGAN STRUKTUR
JEMBATAN
✔ Pilhan alternatif
PEMBEBANAN
Pembebanan
● Referensi:
✔ SNI 1725: 2016 tentang Pembebanan untuk Jembatan
✔ SNI 2833: 2016 tentang Perencanaan Jembatan Terhadap Beban Gempa
✔ SE Menteri PUPR No. 43/SE/M/2015 tentang Pedoman Penentuan Spektrum Respon Desain di Permukaan
Tanah Untuk Jembatan
✔ Referensi lainnya yang telah disebutkan
● Perencana harus menentukan aksi-aksi yang bersifat normal atau mengurangi, sehingga
factor beban yang dipilih adalah menghasilkan pengaruh total terbesar.
● Aksi-aksi rencana digabungkan untuk memperoleh kombinasi pembebanan yang telah
ditentukan dan memberikan informasi gaya yang paling berpengaruh pada jembatan
Pembebanan
•Penjelasan
yang terperinci dari beban-beban rencana yang digunakan harus dicantumkan dalam
dokumen perencanaan dan gambar perencanaan:
✔ Judul dan edisi tata cara yang digunakan
✔ Perbedaan penting terhadap persyaratan dalam tata cara ini
✔ Pengurangan yang diijinkan dari 100% beban lalu lintas rencana
✔ Zona gempa
✔ Aksi-aksi rencana yang penting, seperti:
▪ Kecepatan Angin
▪ Penurunan/perbedaan penurunan
▪ Kecepatan arus/beban hanyutan
✔ Beban untuk perencanaan fondasi
✔ Temperatur rencana untuk pemasangan perletakan dan siar muai
•Apabiladiperlukan dalam persyaratan perencanaan, pelaksanaan dan urutan-urutan pemasangan, atau
Batasan khusus lainnya harus dicantumkan dalam gambar rencana jembatan.
Pembebanan
•Pengelompokan
✔ Aksi Tetap
✔ Beban Lalu Lintas
✔ Aksi Lingkungan
✔ Aksi-aksi lainnya
•Klasifikasi
✔ Aksi Tetap
✔ Aksi Transient
Pembebanan
•Istilah-istilah
✔ Beban pelaksanaan termasuk beban sementara yang mungkin bekerja pada bangunan secara
menyeluruh atau sebagian selama pelaksanaan
✔ Beban mati yang dimaksud adalah beban tetap
✔ Aksi rencana adalah aksi nominal yang telah bertambah atau berkurang karena adanya faktor beban
yang diberikan dalam tata cara ini
✔ Lajur lalu-lintas rencana adalah lajur dengan lebar 2,75 m dari jalur yang digunakan dimana
pembebanan lalu lintas bekerja
✔ Jangka waktu aksi adalah perkiraan lamanya aksi bekerja dibandingkan dengan umur rencana
jembatan. Ada dua macam kategori jangka waktu yaitu Aksi tetap dan Aksi transient
• Aksi tetap adalah aksi yang bekerja sepanjang waktu dan bersumber pada sifat bahan jembatan, cara
jembatan dibangun dan bangunan lain yang mungkin menempel pada jembatan
• Aksi transient adalah aksi yang bekerja dengan waktu yang pendek, walaupun mungkin sering terjadi
• Aksi lingkungan termasuk pengaruh yang timbul akibat temperatur, angin, aliran air, gempa dan
penyebab-penyebab alamiah lainnya
• Beban hidup yang dimaksud adalah beban transient
Pembebanan
•Istilah-istilah
• Faktor beban adalah pengali numerik yang digunakan pada aksi nominal untuk menghitung aksi rencana.
Faktor beban diambil untuk :
- adanya perbedaan yang tidak diinginkan pada beban
- Ketidak-tepatan dalam memperkirakan pengaruh pembebanan
- adanya perbedaan ketepatan dimensi yang dicapai dalam pelaksanaan
• Aksi nominal apabila data statistik tersedia aksi nominal adalah yang cukup untuk periode ulang 50
tahun, maka harga nominal diambil kira2 ekivalen periode ulang 50 tahun
• Faktor Beban Biasa digunakan apabila pengaruh dari aksi rencana mengurangi keamanan
• Faktor beban terkurangi digunakan apabila pengaruh dari aksi rencana adalah menambah keamanan
• Beban Lalu-lintas termasuk seluruh beban hidup, arah vertikal dan horizontal, akibat aksi kendaraan
pada jembatan termasuk hubungannya dengan pengaruh dinamis, tetapi tidak termasuk akibat
tumbukan
Pembebanan
Simbol Pada Pembebanan
Pembebanan
•Beban Tetap
• Berat sendiri
• Beban mati tambahan (superimposed dead load)
• Pengaruh pratekan
• Tekanan tanah
•Faktor Beban Mati
Pembebanan
•Berat Jenis Material
Pembebanan
• Beban Tetap
• Berat sendiri
•Beban Lajur D
b
nl x 2,75
Pembebanan
2. Beban Lalu Lintas
b. Beban Truk “T”
T = 500 kN
DLA (T) = 0,3
Beban lalu-lintas terpilih adalah
yang memberikan total gaya dalam
yang maksimum pada elemen
elemen struktur jembatan.
Pembebanan
Beban Truk “T” 500 kN
©2019 Merdeka.com/Irwanto
Pembebanan
2. Beban Lalu Lintas
c. Beban Rem
Nilai terbesar dari:
1. 25% berat gandar truk desain
2. 5% berat truk rencana ditambah beban lajur terbagi rata
Bekerja setinggi 1800 mm di atas permukaan perkerasan.
d. Beban Pejalan Kaki
Intensitas beban pejalan kaki 5 kPa
e. Beban Tumbuk pada Fender Jembatan
Pengaruh tumbukan kapal ditentukan oleh pihak yang berwenang
Pembebanan
3. Aksi Lingkungan
Aksi Lingkungan termasuk pengaruh temperatur, angin, banjir, gempa dan penyebab-penyebab
alamiah lainnya.
a. Beban Perbedaan Temperatur
Perbedaan temperatur diambil sebesar 25oC (temperatur rata-rata minimum adalah
15oC dan temperatur rata-rata maksimum adalah 40oC)
a. Beban Angin
b. Beban Gempa
Pengaruh gempa rencana hanya ditinjau pada keadaan batas ultimit. Pemodelan
beban gempa menggunakan pendekatan statik ekivalen beban gempa:
Teq = (C.I.WT)/R
a. Gaya Aliran Sungai
b. Hanyutan
c. Tekanan Hidrostatik dan Gaya Apung
Pembebanan
Beban Angin
Kecepatan angin rencana:
Daya layan – 5 km dari pantai 30 m/s Ultimit – 5 km dari pantai 35 m/s
> 5 km dari pantai 25 m/s > 5 km dari pantai 30 m/s
Tacoma Bridge
• Runtuh 7-11-1940 Jindo bridge in Korea
Vortex induced vibration observed on the 2nd Jindo Bridge prior to TMD
• Angin 67 km/jam ~ 18.6 m/s installation. 2 - YouTube
https://www.britannica.com/topic/Tacoma-Narrows-Bridge
Pembebanan
Beban Angin
Pembebanan
Beban Hanyutan
Gaya akibat tumbukan kayu dianggap mempunyai massa minimum 2 ton hanyut pada kecepatan aliran rencana
Pembebanan
Beban Gempa
✔ Standar rujukan SNI 2833:2016 tentang Perencanaan Jembatan Terhadap
Beban Gempa.
✔ Jembatan dirancang terhadap gempa dengan kemungkinan kecil runtuh namun
dapat mengalami kerusakan signifikan dan gangguan pelayanan pasca
✔ Csm diperoleh dari peta percepatan batuan dasar dan spectra percepatan yang
sesuai dengan daerah gempa dan periode ulang gempa rencan
(http://petagempa.pusjatan.pu.go.id)
✔ Bahaya gempa harus dikarakteristik dengan menggunakan respon spectra
percepatan dan factor situs untuk kelas situs yang sesuai
✔ Respons spectra percepatan dapat ditentukan dengan prosedur umum dan
prosedur spesifik situs (khusus untuk jembatan dalam jarak 10 km dari patahan
aktif dan situs kelas F)
Pembebanan
Beban Gempa
No Gempa Tanggal Korban Kekuatan Keterangan
(SR)
1 Aceh 26-12-2004 230.000 9.3 Tsunami
2 Padang 30-09-2009 1.119 7.6
3 Mentawai 25-10-2010 289 7.2
4 Yogyakarta 27-05-2006 6.234 5.9
… …
5 Halmahera 15-11-2014 7.3 Tsunami kecil
… …
6 Lombok 29-07-2018 20 6,4
7 Palu 28-09-2018 2.045 7,4 Tsunami + Likuifaksi
… …
8 Pasaman 25-02-2022 10 6,2 Sesar Sumatera
Pembebanan
Beban Gempa
Kepala
jembatan/
Pilar
Fondasi
MATERI
PROSES PERANCANGAN
BANGUNAN ATAS STRUKTUR
JEMBATAN
Perencanaan BA
Pendahuluan
Definisi
Bangunan atas adalah bagian dari konstruksi jembatan yang
berfungsi sebagai pemikul langsung beban lalu lintas yang
melewatinya.
Perencanaan BA
Pemilihan BA
Panjang bentang Waktu pelaksanaan
Panjang jembatan total Kemudahan pelaksanaan
Panjang gelagar Teknologi/peralatan yang tersedia
Bahan yang tersedia Estetika
Kondisi lapangan (fondasi, tinggi, Biaya
batasan geometrik, dll) Akses pemeliharaan
Perencanaan BA
Pemilihan BA
Sumber: SE Menteri PUPR Nomor 07/SE/M/2015 tentang Pedoman Persyaratan Umum perancangan Jembatan
Perencanaan BA
Pemodelan dengan Piranti Lunak
Fungsi Ketentuan
Menangani analisis struktur yang Ketelitian bergantung dengan
besar dan kompleks. tingkat kompleksitas model.
Mempercepat pengerjaan analisis Menggunakan ketentuan atau code
struktur. khusus untuk membatasi variasi
Meningkatkan tingkat ketelitian pemodelan.
analisis struktur. Selalu mulai dari model-model
sederhana agar perilaku model
dapat diuji keakuratannya.
Perencanaan BA
Piranti Lunak Analisis Struktur
● Computational Solid Dynamics (CSD) - Komputasi dinamika struktur dan mekanika benda solid
salah satu disiplin ilmu mekanika komputasi yang berkembang pesat. CSD juga meletakkan dasar
dinamika kontak komputasi dan masalah interaksi struktur.
● Computational Fluid Dynamics (CFD) merupakan cabang mekanika fluida menggunakan analisis
numerik dan berkembang pesat seiring kemajuan teknologi komputer. CSD digunakan untuk
melakukan simulasi perilaku dinamis jembatan bentang Panjang dengan dengan sistem kabel, yang
sebelumnya hanya didapat dari penelitian empiris model terowongan angin.
● Perencanaan Detailing dan Evaluasi Keruntuhan Struktur Perkembangan program komputer
rekayasa saat ini tidak terbatas pada kemampuan dalam mengolah data numerik, tetapi telah
merambah pada kemampuan visualisasi objek 3D dalam bentuk grafik resolusi tinggi yang presisi.
● simulasi perilaku struktur secara lebih real, model dapat dibuat secara lebih lengkap dan teliti
(mendetail)
○ Desain terhadap fatik
○ Simulasi perilaku keruntuhan - push over analysis
○ Simulasi perilaku keruntuhan - penyebab keruntuhan
Perencanaan BA
Piranti Lunak Analisis Struktur
FEM
Perencanaan BA
Piranti Lunak Analisis Struktur
Konsep Dasar
● Cara Tegangan Kerja (ASD)
● Cara Ulimit/LRFD (Load And Resistance Factor Design)
Tipikal keruntuhan
● Keruntuhan tarik (Under-reinforced) tulangan tarik leleh lebih dulu (daktail)
● Keruntuhan Tekan (Over-reinforced), beton hancur terlebih dahulu (εc = εcu =
0.003), sebelum tulangan tarik leleh)
● Berimbang/Balanced (εc=εs)
Imran, I., Simatupang, R., Pengaruh Jenis Baja Tulangan Terhadap Perilaku
Plastifikasi Elemen Struktur’, Jurnal Teknik Sipil, Volume 6 Nomor 1, April 2010
Beton Bertulang
Perlunya Daktilitas
Dirangkum dari Manual Nomor 021/BM/2011 perancangan Struktur Beton Pratekan Untuk Jembatan
Beton Prategang
Keuntungan Beton Prategang
● Tak ada retak terbuka, sehingga lebih tahan korosi.
● Permukaan jembatan Lebih kedap air.
● Ada chamber untuk mengurangi lendutan.
● Penampang struktur lebih kecil/langsing, karena seluruh luas
● penampang dapat digunakan secara efektif.
● Bisa digunakan untuk bentang lebih panjang dibandingkan beton
● bertulang.
● berat baja prategang jauh lebih kecil daripada jumlah berat besi beton.
Beton Prategang
Material Beton Prategang
● Beton: Mutu normal (45-60 MPa), mutu tinggi (> 60 MPa).
● Tulangan prategang: sesuai ASTM A 421 (Kawat, strand, dan batang tulangan)
Beton Prategang
Material Beton Prategang
7 wire strand Kawat tunggal High strength bar Strand, baji, kepala
angkur
● Pasca-tarik (post-tensioning)
○ Proses penarikan tendon dilakukan setelah pengecoran dilakukan dan beton telah mengeras dan
mencapai kuat tekan inisial yang memadai (0,85 fc’).
○ Dapat digunakan baik untuk sistem pracetak maupun untuk sistem cor di tempat.
○ Metode yang paling umum digunakan adalah hydraulic prestressing jacking.
○ Dibagi menjadi:
1. Bonded, setelah gaya prategang diaplikasikan pada beton, ruang kosong antar lubang dan
tendon diisi dengan material grout.
2. Unbonded (setelah gaya prategang diaplikasikan pada beton, ruang kosong antar lubang
dan tendon dibiarkan, perlindungan terhadap korosi dengan sistem pelapisan waterproof
Beton Prategang
Cara Penegangan
Pra-tarik Pasca-tarik
Beton Prategang
Pre-Tension Post-Tension
(bp.blogspot.com) (kontan.co.id)
Kronologi jatuhnya sambungan LRT yang
timpa 5 pekerja | merdeka.com
MATERI
Jembatan Rangka
Elemen Fungsi
Kekuatan leleh minimum A325 (634 MPa) dan A490 (896 MPa)
PROSES PERANCANGAN
BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
Perancangan Bangunan Bawah Jembatan
Konsep Perancangan
1. Memiliki dimensi yang ekonomis
2. Terletak pada posisi yang Aman, terhindar dari kerusakan akibat kikisan Arus air, penurunan
tanah, longsoran global dan gempa
3. Kuat menahan beban berat struktur atas, beban lalu lintas, beban angin dan beban gempa.
4. Kuat menahan tekanan air mengalir, tumbukan benda hanyutan, tumbukan kapal, dan
tumbukan kendaraan
Langkah-langkah Perancangan
1. Menentukan letak Kepala jembatan dan pilar, berdasarkan Bentuk penampang sungai, permukaan
air banjir, jenis aliran sungai, dan statigrafi tanah.
2. Menetukan bentuk dan dimensi awal kepala dan pilar jembatan yang sesuai dengan ketinggian
dan kondisi sungai.
3. Menentukan bentuk pondasi yang sesuai dengan kondisi tanah dibawah kepala dan pilar jembatan
4. Menentukan beban-beban yang bekerja pada kepala dan pilar jembatan.
5. Melakukan perhitungan mekanika teknik untuk mendapatkan gaya-gaya dalam.
6. Menentukan dimensi akhir dan penulangan berdasarkan gaya-gaya dalam tersebut.
Kepala Jembatan (Abutment)
Suatu konstruksi yang menumpu di atas fondasi dan terletak menjorok ke arah
darat yang berfungsi sebagai pemikul ujung bentangan tepi bangunan atas
jembatan
Kepala Jembatan (Abutment)
Tahap Perencanaan Kepala Jembatan
1. Menentukan letak Kepala jembatan dan pilar, berdasarkan bentuk penampang sungai, permukaan
air banjir, jenis aliran sungai, dan stratigrafi tanah.
2. Menentukan bentuk dan dimensi awal kepala dan pilar jembatan yang sesuai dengan ketinggian
dan kondisi sungai.
3. Menentukan bentuk fondasi yang sesuai dengan kondisi tanah di bawah kepala dan pilar jembatan
4. Menentukan beban-beban yang bekerja pada kepala dan pilar jembatan
5. Melakukan perhitungan mekanika teknik untuk mendapatkan gaya-gaya dalam.
6. Menentukan dimensi akhir dan penulangan berdasarkan gaya-gaya dalam tersebut.
Kepala Jembatan (Abutment)
Letak Kepala Jembatan
1. Tidak ditempatkan pada belokan luar sungai.
2. Tidak ditempatkan pada aliran sungai
3. Tidak ditempatkan pada daerah bidang gelincir sungai
4. Tidak ditempatkan pada lereng sungai pada fondasi dangkal
5. Fondasi berada pada kedalaman yang aman dari gerusan sungai
Kepala Jembatan (Abutment)
Permasalahan Umum Kepala Jembatan
Kepala Jembatan (Abutment)
Jenis Kepala Jembatan
● Geometri Jembatan
● Perlintasan Jembatan
● Kondisi Geoteknik
● Ketersediaan Lahan
● Persyaratan Arsitektural
● Pertimbangan Biaya
Kepala Jembatan (Abutment)
Beton
Perancangan Pilar Jembatan
Definisi
Suatu konstruksi yang menumpu di atas fondasi dan terletak di tengah sungai atau
yang lain, berfungsi sebagai pemikul antara bentang tepi dan bentang tengah
bangunan atas jembatan.
Jenis Pilar
Jembatan Cisomang
Bentuk disarankan bulat atau lancip
Pola aliran air pada pilar Pola aliran air pada pilar Gerusan lokal pada dasar
tidak sejajar arah aliran air pilar
Pembebanan Pada Pilar
Pilar Jembatan harus diperhitungkan terhadap semua beban yang mungkin terjadi
pada jembatan tersebut, termasuk tumbukan kapal pada pilar jembatan bila
jembatan tersebut berada di atas selat atau laut.
Beban Mati
1. Berat sendiri, Beban BA dan beban mati tambahan
2. Beban lalu lintas termasuk beban rem
Aksi Lingkungan
1. Beban gempa
2. Beban angin
3. Beban tumbukan
4. Beban hanyutan
5. Beban aliran air
6. dll
Tumbukan Kapal Pada Pilar
Tumbukan kapal diperhitungkan ekuivalen dengan gaya tumbukan statis pada obyek
yang kaku dengan rumus berikut:
Pilar Jembatan Mahakam Ditabrak Lagi,
Badan Tongkang Sampai Sangkut - Tiang Jembatan Pedamaran Ditabrak,
Niaga.Asia Pemprov Bentuk Tim Investigasi - Segmen
News
Tumbukan Kendaraan Pada Pilar
Tumbukan kendaraan dengan pilar jembatan diperhitungkan:
1. Kecuali jembatan dilindungi dengan pelindung jembatan, semua kepala jembatan dan
pilar dengan jarak 9.0 m dari tepi jalan, atau jarak 15 m dari sumbu rel.
2. Harus mampu memikul beban statik ekivalen sebesar 1800 kN yang diasumsikan
mempunyai arah sembarang dalam bidang horizontal, bekerja pada ketinggian 1.2 m
diatas permukaan tanah.
MATERI
PERENCANAAN PONDASI
Perencanaan Pondasi
Fondasi Sumuran
Faktor keamanan
● Tiang Pancang
SF Tahanan Ujung = 3, SF Friksi = 3
● Sumuran dan langsung
SF Daya Dukung Tanah = 2.0,
SF Geser = 1.5, SF Guling =1.5
● Hitung beban dan gaya-gaya ultimit pada pondasi yang dihitung berdasarkan ketentuan
yang berlaku;
● Hitung kekuatan dan kemantapan struktur terhadap:
○ Daya dukung tanah
○ Deformasi lateral dan vertikal
○ Stabilitas guling, geser
○ Kekuatan bagian struktur pondasi yang kritis
● Perencanaan keawetan berdasarkan
○ Mutu bahan
○ Mutu Struktur
Daya Dukung Pondasi
Tiang
Likuifaksi
● Tanah dasar fondasi dapat mengalami likuifaksi jika tekanan air pori ≥ tekanan keliling
tanah dasar dan mengurangi tegangan efektif menjadi nol, sehingga menimbulkan
penurunan diferensial bangunan yang berlebihan dan penurunan daya dukung batas.
● Pada fondasi dalam akan kehilangan daya dukung lateral jika tanah mengalami
likuifaksi dan gaya-gaya geser horisontal yang menimbulkan tekuk dan runtuhan.
Potensi likuifaksi dan kerusakan struktural dapat dikurangi dengan menggunakan
berbagai metode perbaikan tanah
● Potensi likuifaksi harus dianalisis seperti dijelaskan dalam Dokumen EM 1110-1-1904
Settlement Analysis.
Contoh likuifaksi pasca gempa Palu, 28
September 2018
Beban yang ada ≈ 337 ton
Kapasitas 174 ton
Okezone News
Pembebanan
• Gaya Tumbukan
https://kumparan.com/
kompas.com https://regional.kompas.com
MATERI
Hasil penyelidikan tanah meliputi profil tanah, ringkasan hasil laboratorium dan lapangan, korelasi empiris
dijadikan dasar pengambilan parameter-parameter dalam perhitungan fondasi, settlement, galian, timbunan,
perbaikan tanah dll.
Rekapitulasi jumlah test triaxial UU atau CU Analisis penentuan Cc, Cv, dan OCR yang dilengkapi
yang dilakukan juga harus disampaikan beserta dengan statistik hasil pengujian test-test yang telah
hasilnya. dilakukan serta nilai yang diambil untuk
perancangan
Perancangan Perbaikan atau Perkuatan Tanah
Penjelasan yang rinci tentang penentuan parameter Cc, Cv, dan OCR.
Penentuan tebal timbunan nilai CBR dikorelasikan terhadap daya dukung tanah (DDT)
Timbunan jalan pendekat harus dipadatkan sesuai kepadatan lapisan
Tinggi timbunan diperhitungkan terhadap bahaya longsor (dibuat kelandaian lereng alami atau
dibuat konstruksi penahan tanah).
Timbunan jalan pendekat harus mendukung kekuatan dan kestabilan konstruksi kepala jembatan.
Timbunan jalan pendekat yang tinggi, konstruksi penahan tanah diperlukan agar badan jalan tidak
longsor.
Perencanaan timbunan jalan pendekat terhadap alinyemen horizontal direncanakan sesuai dengan
keamanan lalu lintas dan perpanjangan jembatan terhadap sungainya.
Pertimbangan timbunan jalan pendekat terhadap alinyemen vertikal tergantung pada muka air
tinggi, muka air banjir dan kelandaian memanjang tidak melebihi 5%.