Teknik Sipil
Unversitas Bojonegoro Rabu, 16 Januari 2023
Disusun oleh:
Dosen Praktikum :
IKKO BAGUS ISMANTO, ST. MT
Gambar 3 Pasir
Gambar 4 Kerikil
Gambar 6 Air
Gambar 5 Semen portland
METODE
Penelitian perencanaan campuran beton (mix design) dan pengujian kuat tekan
beton dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil, Fakultas Sains & Teknik, pada 19
Desember dan 21 Desember 2022. Langkah awal dalam penelitian ini yaitu
dilakukannya pengendalian kualitas dan mutu beton dengan mix design.
Perencanaan campuran beton dilakukan berdasarkan SNI 03-2834-2000 tentang
Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Tata cara yang
dilakukan meliputi persyaratan umum dan persyaratan teknis perencanaan
proporsi camporan beton untuk digunakan sebagai salah satu acuan bagi
perencana dan pelaksana dalam menghitung proporsi campuran beton tanpa
bahan tambahan untuk menghasilkan beton yang sesuai rencana. Diagram alir
proses pembuatan beton disajikan dalam Gambar 11.
Gambar 11 Diagram alir perencanaan campuran beton
Kuat tekan beton yang diisyaratkan sebesar 250 kg/cm 2 (benda uji silinder)
untuk umur 14 hari, dengan bagian cacat 5%. Nilai slump test yang diisyaratkan
Penentuan nilai kuat tekan beton benda uji silinder dan tinggi
slump
Penentuan kadar, air, semen, agregat kasar dan halus (SNI 03-2834-
2000)
Mixing
Pengeringan selama 24
jam
12 ± 2 cm. Nilai standar deviasi yang digunakan sebesar 8.40 Mpa. Nilai tambah
(margin) pada beton dapat dihitung dengan persamaan (1).
Nilai tambah = k × S.............................................................................................(1)
Setelah diperoleh nilai tambah beton, maka dapat ditentukan nilai kuat tekan
rata-rata yang ditargetkan. Kekuatan tekan rata-rata dapat dihitungan dengan
persamaan (2).
Semen yang digunakan adalah portland tipe I dengan agregat kasar batu pecah,
kemudian dapat ditentukannya perkiraan kekuatan beton. Kekuatan beton yang
diperkirakan pada umur 14 hari sebesar 20 MPa dengan nilai FAS sebesar 0.54
(Lampiran 1). Ukuran butir agregat maksimum yang digunakan sebesar 40 mm
dengan nilai kadar air bebas yang diperoleh sebesar 233 kg/m3 (Lampiran 1).
Kadar semen yang diperlukan dalam perencanaan beton dihitung dengan
persamaan (3).
Kadar semen ditentukan dengan nilai yang terbesar, yaitu 433.70 kg/m3 dengan
nilai FAS sebesar 0.54. Persen pasir diperoleh berdasarkan Grafik 14 SNI 03-
2834-2000, yaitu sebesar 47.5% (Lampiran 1). Berat isi beton basah ditentukan
berdasarkan hasil plotting Grafik 16 SNI 03-2834-2000, yaitu sebesar 2248 kg/m3
(Lampiran 1). Selanjutnya besarnya kadar agregat, agregat kasar, dan agregat
halus secara berturut-turut dapat dihitung dengan persamaan (5), (6), dan (7).
Kadar agregat= berat beton isi basah - kadar semen - kadar air...........................(5)
Keterangan:
k = tetapan statistik yang nilainya tergantung pada persentase kegagalan
hasil uji sebesar maksimum 5 % = 1.64
S = deviasi standar rencana
σbm’ = kuat tekan rata-rata (kg/cm2)
σbk = kuat tekan yang diisyaratkan (kg/cm2)
Tabel 2 Perbandingan nilai kuat tekan beton menurut literatur dan sebenarnya
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perencanaan beton mutu K-250
dengan benda uji berbentuk silinder dan tinggi slump 12 ± 2 cm, diperlukan kadar
semen portland tipe I sebanyak 441.86 kg/m3, kadar air sebanyak 190 kg/m3,
kadar agregat halus alami sebanyak 586.02 kg/m3, dan kadar agregat kasar batu
pecah sebanyak 1217.12 kg/m3. Kekuatan beton K-250 semakin meningkat
seiring bertambahnya umur beton. Nilai kuat tekan beton sebenarnya pada umur 7
hari sebesar 155.75 kg/cm2, umur 14 hari sebesar 172.06 kg/cm2, dan umur 28
hari sebesar 198.03 kg/cm2. Mutu kuat tekan beton berada di bawah nilai literatur,
dapat disebabkan oleh proses penambahan air. Beton K-250 tergolong dalam kelas
II yang dapat diaplikasikan pada pembuatan lantai dan kolom struktural.
DAFTAR PUSTAKA
Brook KM. 2003. Bahan dan Praktek Beton Cetakan Ketiga. Jakarta (ID):
Erlangga.
Hamid A, Suraatmdja, Sihotang A. 2007. Pengaruh modulus kehalusan pasir
pada beton dengan mixed design metode ACI. J Teknik Sipil. 5(1): 12-16.
Jumiati, Alamsyah, Enda D. 2012. Perbandingan efisiensi dengan menggunakan
metode ACI dan metode SNI untuk mutu beton K-250. J Ilmiah Mahasiswa.
1(1): 133-139.
Kandi YS. 2012. Substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan
menggunakan pasir laut pada campuran beton. J Teknik Sipil. 1(4): 74-86.
Kartini W. 2007. Penggunaan serat polypropylene untuk meningkatkan kuat tarik
belah beton. J Rekayasa Perencanaan. 4 (1): 1-13.
Kusnadi, Sulistyorini D. Pengaruh penambahan superplastisizer terhadap
campuran beton ringan yang menggunakan Styrofoam. INERSIA. 7(2): 124-
140.
Mehta PK. 1986. Structure, Properties, and Materials. New Jersey (US): Prentice
Hall.
Lampiran 1 Perencanaan campuran beton (mix design)
0.6
Kadar semen maks= 316.67 kg/cm2