Anda di halaman 1dari 73

REVIEW DESIGN STRUKTUR BANGUNAN POWER HOUSE

A. Konsep Desain

Konsep Review Design Struktur yang dilakukan terhadap Struktur Bangunan Power House ini adalah melakukan analisa
struktur terhadap semua bagian struktur bangunan Power House akibat perbahan konfigurasi bentuk yang merubah bentuk
distribusi beban pada setiap elemen balok dan kolom bangunan dan analisa terhadap kondisi tanah dilokasi baru akibat
perpindahan lokasi tapak bangunan power house dari rencana lokasi serta yang paling utama adalah melakukan melakukan
perencanaan detail struktur pondasi bangunan Power House (baik dimensi dan detail tulangan) yang tidak terdapat didalam
perencanaan detail struktur pondasi bangunan Power House sehingga gambar bangunan power house tersebut dapat
dianggap layak untuk dilaksanakan dan tentu saja demi keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan Power House ini
nantinya sesuai dengan ketentuan menjadi konsensus perencanaan struktur bangunan yang
diberlakukan diseluruh dunia.
Berikut ini adalah display perbandingan antara kondisi awal dan review struktur yang dilakukan.

No. Uraian Gbr. Kontrak Revisi


1 Lokasi rencana tapak bangunan Depan Bangunan Power house lama Samping Bangunan Laboratorium
2 Elevasi muka atas pelat atap Elevasi sama pada semua bagian Elevasi berbeda (lihat gbr…………
3 Detail penulangan pelat atap Tidak ditemukan dalam gambar Dihitung untuk ditambahkan dig
4 Detail penulangan plat listplank Tidak ditemukan dalam gambar Dihitung untuk ditambahkan dig
5 Det. penulangan blk. induk atap Tidak ditemukan dalam gambar Dihitung untuk ditambahkan dig
6 Det. penulangan blk. induk atap Tidak ditemukan dalam gambar Dihitung untuk ditambahkan dig
7 Detail penulangan balok lintel Tidak ditemukan dalam gambar Dihitung untuk ditambahkan dig
8 Det. penulangan Kolom utama Tidak ditemukan dalam gambar Dihitung untuk ditambahkan dig
9 Det. penulangan Kolom praktis Tidak ditemukan dalam gambar Dihitung untuk ditambahkan dig
10 Detail dimensi Pondasi Tapak Tidak ditemukan dalam gambar Dihitung untuk ditambahkan dig
11 Detail penulangan Pon. Tapak Tidak ditemukan dalam gambar Dihitung untuk ditambahkan dig
12 Detail penulangan Pon. Genset Tidak ditemukan dalam gambar Dihitung untuk ditambahkan dig
13 Jenis pelat lantai dasar Lantai beton rabat Akan diganti dengan pelat lantai
beton bertulangan.
14 Jenis Pondasi menerus Pondasi Strouss Akan dihilangkan
15 Mutu beton yang dipergunakan K - 225 K - 225
16 Mutu besi baja tulangan beton U-24 dan U-39 Ø ≤ 12 mm,dengan U-24 (Polos)
Ø ≥ 12 mm,dengan U-39 (Ulir)

Review design struktur dilakukan dengan metode LRFD (Load and Resistance Factor Design) yang dianut oleh Standard
Nasional Indonesia yang terbaru yang menjadi acuan konsep design struktural bangunan yang diberlakukan saat ini.
Analisa dilakukan sampai dengan elemen hingga (finite element analysis) dengan menggunakan bantuan program SAP2000
versi 12.

B. Parameter Desain

1 Material yang dipergunakan


Standard material minimum yang direncanakan akan dipakai pada bangunan Power House ini nantinya adalah sebagai
berikut :
a. Material Beton : K-225, f'c (MPa) 18.70 = 225.00 Kg/cm2 (K x 0,83)/10…….(MP
SNI 03-2847-2002 (Ps.10.5) Modulus elastisitas E c = 20324.44 Mpa = 207,251.6 Kg/cm2; 4700 √f'c
Modulus geser G = 8,468.52 Mpa = 86,354.9 Kg/cm2; G = Ec/[2(1+
Nisbah poisson μ = 0.20
Koefisien pemuaian α = 0.0000099 /oC (9,90 x 10-6)
Berat jenis beton λc = 2375.3 Kg/m3 = 0.0023753 Kg/cm3 (K-225)
Berat jenis beton λc = 2380.4 Kg/m3 = 0.0023804 Kg/cm3 (K-300)
b. Material Besi : Ø ≤ 12 mm, U - 24 fy = 240 MPa = 2447.32 Kg/cm2 POLO
Tulangan baja fye = 264 MPa = 2692.05 Kg/cm2
fu = 360 MPa = 3670.98 Kg/cm2
fue = 396 MPa = 4038.08 Kg/cm2

D > 12 mm, U - 39 fy = 390 MPa = 3976.89 Kg/cm2 ULIR


fye = 429 MPa = 4374.58 Kg/cm2

fu = 585 MPa = 5965.34 Kg/cm2


fue = 643.5 MPa = 6561.87 Kg/cm2

SNI 03-2847-2002 (Ps.10.5.1) Modulus elastisitas Es = 200,000 MPa = 2039432.43 Kg/cm2


Modulus geser G = 80,000 MPa = 815772.97 Kg/cm2
Nisbah poisson μ = 0.30
Koefisien pemuaian α = 0.000012 /oC (12 x 10-6)
Berat jenis baja λs = 7850 Kg/m3

2 Fungsi Gedung
Fungsi Gedung yang akan direncanakan berfungsi sebagai Ruang perletakan mesin Genset kapasitas KVA dan lengka
dengan panel elektrikal serta ruang kerja bagi para petugasnya.

3 Peraturan Yang Digunakan

Peraturan-peraturan yang digunakan dalam perhitungan ini adalah peraturan-peraturan yang masih berlaku seperti
yang terdapat dibawah ini, kecuali Peraturan tentang Pedoman Perencanaan Pembebanan SNI 03-1727-1989-F yang
sangat sulit kami dapatkan, sehingga untuk dapat menyelesaikan perhitungan ini, kami terpaksa merujuk pada
peraturan sebelumnya yaitu PPPURG 1987.
SNI 03-1726-2002 Standard Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
SNI 03-2847-2002 Standard Perencanaan Struktur Beton Bertulang
SNI 07-2052-2002 Standard Baja Tulangan Beton
SNI 03-1727-1989-F Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
PPPURG 1987 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
ACI 318-99 (American Concrete Institute)

4 Penentuan Bentuk Konfigurasi Bangunan yang Direncanakan

Untuk menentukan jenis analisis pembebanan gempa dan besarnya beban gempa yang akan diaplikasikan
pada bangunan Power House ini, harus terlebih dahulu melakukan pemeriksaan bentuk konfigurasi
bangunan sesuai dengan denah dan potongan memanjang bangunan dibawah ini :
Ketentuan SNI 03-1726-2002 (Ps
Ukuran Induk Bangunan (m) :
400 x 800
Bid. terbesar searah tonjolan (Tb
Tb = 1800 cm
Tonjolan denah Tt < 25 % x Tb
Tt = 150 cm
% Tt = 8.33 %

Bid. terbesar searah coakan (Cb


Cb = 900 cm
Coakan denah Ct < 15 % x Cb
Ct = 100 cm
% Ct = 11.11 %
Gambar Denah Bangunan Power House

7
4
5

Gambar Potongan Memanjang Bangunan Power House

H ≤ 40 m, (terhitung dari penjepitan lateral terendah)


Hb = 7.30 m ≤ 40 m OK !!!

Loncatan bidang muka > 75 % panjang denah bangunan dibawahnya


Ukuran denah terbesar dibagian bawah (Tb)
Tb = 800 cm
Loncatan denah Lt > 75 % x Tb
Lt = 240 cm
% Lt = 30.00 % % Not OK !!!

5 Penentuan Wilayah Gempa Lokasi Bangunan yang Direncanakan

Lokasi Bangunan yang berada dikota Medan tepatnya didaerah Cemara, masuk dalam wilayah gempa
3 dengan Resiko Gempa Menengah
Gambar 1.1. Peta Gempa Indonesia Untuk Wilayah Medan dan Sekitarnya sesuai SNI 1726 - 2002

Grafik Respon spektrum gempa rencana untuk masing-masing wilayah gempa dan untuk masing-masing jenis tanah
ditunjukkan dalam gambar 2 pada Peraturan SNI 03-1726-2002.

Percepatan puncak muka tanah untuk masing-masing wilayah gempa dan untuk masing-masing jenis tanah ditunjukkan
dalam tabel 5 pada Peraturan SNI 03-1726-2002.
Tabel 5. Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah untuk
masing-masing Wilayah Gempa Indonesia.

Percepatan
Percepatan puncak muka tanah Ao (‘g’)
Wilayah puncak batuan
Gempa dasar Tanah Tanah Tanah Tanah
(‘g’) Keras Sedang Lunak Khusus
1 0,03 0,04 0,05 0,08 Diperlukan
2 0,10 0,12 0,15 0,20 evaluasi
3 0,15 0,18 0,23 0,30 khusus
4 0,20 0,24 0,28 0,34 disetiap
5 0,25 0,28 0,32 0,36 lokasi
6 0,30 0,33 0,36 0,38

Berdasarkan tabel 5 diatas dan sesuai dengan jenis tanah lokasi rencana bangunan Power House yaitu "Tanah Sedang",
diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :
1. Percepatan puncak batuan dasar (g) = 0,15
2. Percepatan puncak muka tanah (Ao) = 0,23

7 Penentuan Jenis Tanah Lokasi Rencana Tapak Bangunan yang Direncanakan


Sesuai dengan ketentuan pada Tabel 4. Pasal 4.6 SNI 03-1726-2002 sebagai berikut :

Tabel 4 Jenis-jenis tanah


Kecepatan rambat Nilai hasil Test Kuat geser niralir
Jenis gelombang geser Penetrasi Standar rata-rata rata-rata
Tanah rata-rata, vs N Su (kPa)
(m/det)
Tanah Keras vs > 350 N > 50 Su > 100
Tanah Sedang 175 < vs < 350 15 < N < 50 50 < Su < 100
vs < 175 N < 15 Su < 50
Tanah Lunak atau, setiap profil dengan tanah lunak yang tebal total lebih dari 3 m
dengan PI > 20, wn > 40 % dan Su < 25 kPa
Tanah Khusus Diperlukan evaluasi khusus di setiap lokasi

Berdasarkan hasil pemeriksaan tanah yang dilakukan pada lokasi UASB yang dianggap sama kondisinya dengan lokasi
bangunan SDB, jenis tanah dilokasi SDB ditentukan berdasarkan nilai N dan kuat geser tanah (Su) sebagai berikut :

Penentuan Jenis Tanah berdasarkan nilai SPT (N)


Data hasil boring dilapangan dan SPT yang dilakukan, (dipilih hasil boring pada titik renc. Bangunan UASB dengan asumsi
kesamaan topography dan kondisi tanah s/d kedalaman 10 m saja, diperoleh data-data sbb.:

No. Depth range Nilai N Keterangan


1 2 - 2.45 14
2 4 - 4.45 21
3 6 - 6.45 30 lap. lensa, diambil 50% saja
4 8 - 8.45 31
5 10 - 10.45 21
∑ 117
N 23.4

Dengan nilai N = 23,4 ----------------> 15 < N < 50 masuk "Tanah Sedang"

Penentuan Jenis Tanah berdasarkan kuat geser niralir rata-rata (kPa)


Besarnya kekuatan geser tanah (Su) untuk setiap lapisan, dapat dihitung dengan rumus shear
strenght of soil , S = C + γ h tan Ø

γ = 1,807 gr/cm3
Ø = 12 ͦ 4' 11.96"
C = 0,165 kg/cm2 h1 = 10m

Nilai kekuatan geser untuk setiap lapisan tanah dihitung sebagai berikut :
S = C + γ h tan Ø
Namun, karena data yang diperoleh dari hasil Lab. Hasil pemeriksaan tanah yang dilakukan pada lokasi tersebut diatas
hanya 1 kali untuk keseluruhan lapisan tanah sedalam 10m, maka perhitungan Su hanya dilakukan sebanyak 1 kali saja.
Lapis 1 (total) : Su1 = 0,165 + ( 0,001807 . 1000 ). tan 12 ͦ 4' 11.96"
Su1 = 0,165 + ( 0,001807 . 1000 ). 0.213834
Su1 = 0.551398 kg/cm2
Kekuatan geser niralir :
(Su x h) / h = (0.551398 x 1000)/1000
= 0.551398 kg/cm2
= 55.1398 kPa
Dengan nilai Su = 55.1398 -----------> 50 < Su < 100 masuk "Tanah Sedang"
Dari kedua kriteria penentuan diatas maka ditetapkan bahwa jenis tanah lokasi rencana bangunan Power House tersebu
adalah TANAH SEDANG.
7 Kombinasi Pembebanan yang Digunakan
a. Sesuai SNI 03-2847-2002 (Ps.11.2), Kuat Perlu yang harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :
COMBO1 = D 1.40
COMBO2 = D 1.20 + 1.60 L + 0.50 (A/R) D: Bbn. Mati L :Bbn. Hidup A :Beban Atap R
COMBO3 = D 1.20 + 1.00 L ± 1.60 W+ 0.50 (A/R) W : Angin A :Beban Atap R
COMBO4 = D 0.90 ± 1.60 W
COMBO5 = D 1.20 + 1.00 L ± 1.00 E E :Beban Gempa
COMBO6 = D 0.90 ± 1.00 E
Bila Ketahanan terhadap tekanan tanah (H) diperhitungkan dalam perencanaan, maka nilai 1,60 H ditambahkan pada
COMBO2-1 = D 1.20 + 1.60 L + 0.50 A/R+ 1.60 H H :Beban Tek. Tanah
COMBO4-1 = D 0.90 ± 1.60 W+ 1.60 H
COMBO6-1 = D 0.90 ± 1.00 E+ 1.60 H
Bila Ketahanan terhadap pembebanan akibat berat dan tekanan Fluida (F)diperhitungkan dalam perencanaan, maka
nilai 1,40 H ditambahkan pada:
COMBO1-1 = D 1.40 + 1.40 F D :Beban Mati F : Bbn. Fluida
COMBO2-2 = D 1.20 + 1.60 L + 0.50 + 1.20 F
Bila pengaruh gaya Kejut diperhitungkan dalam perenc., maka gaya K tersebut diperhitungkan dalam beban hidup (L)
Bila pengaruh Struktural (T) dari perbedaan penurunan Pondasi, Rangkak, Susut, Expansi beton atau perubahan suhu
sangat menetukan dalam perencanaan, maka :
COMBO7 = D+T 1.20 + 1.60 L + 0.50 (A/R)
Untuk perencanaan daerah pengangkuran pasca tarik harus digunakan faktor beban 1.20 terhadap gaya penarikan
tendon maksimum yang terjadi.
Bila terjadi benturan pada bangunan sebesar (P) yang diperhitungkan dalam perenc., maka gaya P tersebut di x 1.20

Catatan : 1. Faktor beban W boleh dikurangi menjadi 1.30 jika beban W belum direduksi
2. Faktor beban L boleh direduksi menjadi 0.50, kecuali untuk ruangan Garasi, Pertemuan dan semua
ruangan yang beban hidupnya (L) > 500 kg/m2
3. Faktor beban E ditetapkan berdasarkan ketentuan SNI 03-1726-1989-F atau penggantinya.

b. Sesuai Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPPURG 1987), dimana Struktur bangunan
harus direncanakan kekuatannya terhadap kombinasi pembebanan yang harus ditinjau seeperti dibawah ini :

Pembebanan Tetap M + H M :Bbn. Mati H :Bbn. Hidup


COMBO2 = D 1.20 + 1.60 L + 0.50 (A/R) D: Bbn. Mati L :Bbn. Hidup A :Beban Atap R
Pembebanan Sementara M + H + A A :Beban Angin
M + H + G G :Beban Gempa
COMBO3 = D 1.20 + 1.00 L ± 1.60 W+ 0.50 (A/R) W : Angin A :Beban Atap R
COMBO4 = D 0.90 ± 1.60 W
COMBO5 = D 1.20 + 1.00 L ± 1.00 E E :Beban gempa
COMBO6 = D 0.90 ± 1.00 E
COMBO2-1 = D 1.20 + 1.60 L + 0.50 A/R+ 1.60 H H :Beban Tek. Tanah
Pembebanan Khusus M + H + K
M + H + A + K
M + H + G + K
COMBO4-1 = D 0.90 ± 1.60 W+ 1.60 H
COMBO6-1 = D 0.90 ± 1.00 E+ 1.60 H
COMBO1-1 = D 1.40 + 1.40 F D :Beban Mati F : Bbn. Fluida
COMBO2-2 = D 1.20 + 1.60 L + 0.50 + 1.20 F
COMBO7 = D+T 1.20 + 1.60 L + 0.50 (A/R)
Dari keseluruhan kombinasi pembebanan diatas, yang akan dipakai dalam review design ini adalah COMBO01 s/d
COMBO07

8 Kuat Rencana (φRn) tidak kurang dari pengaruh aksi terfaktor (Ru), yaitu: Ru < φRn.

9 Faktor Reduksi (φ) yang tercantum pada Tabel 6.4-2;


Kuat rencana untuk Butir Faktor reduksi (φ )
Komponen struktur yang memikul lentur:
• balok 8.1, 8.2 & 8.3 0,90
• balok pelat berdinding penuh 8.4 0,90
• pelat badan yang memikul geser 8.8 & 8.9 0,90
• pelat badan pada tumpuan 8.1 0,90
• pengaku 8.11, 8.12, & 8.13 0,90

Komponen struktur yang memikul gaya tekan


aksial:
• kuat penampang 9.1 & 9.2 0,85
• kuat komponen struktur 9.1 & 9.3 0,85

Komponen struktur yang memikul gaya tarik


aksial:
• terhadap kuat tarik leleh 10.1 & 10.2 0,90
• terhadap kuat tarik fraktur 10.1 & 10.2 0,75

Komponen struktur yang memikul aksi-aksi


kombinasi:
• kuat lentur atau geser 11.3 & 11.4 0,90
• kuat tarik 11.3 & 11.4 0,90
• kuat tekan 11.3 & 11.4 0,85

Komponen struktur komposit:


• kuat tekan 12 0,85
• kuat tumpu beton 12.3.4 0,60
• kuat lentur dengan distribusi tegangan plastis 12.4.2.1 & 12.4.2.3 0,85
• kuat lentur dengan distribusi tegangan elastik 12.4.2.1 & 12.4.3 0,90

Sambungan baut:
• baut yang memikul geser 13.2.2.1 0,75
• baut yang memikul tarik 13.2.2.2 0,75
• baut yang memikul kombinasi geser dan tarik 13.2.2.3 0,75
• lapis yang memikul tumpu 13.2.2.4 0,75

Sambungan las:
• las tumpul penetrasi penuh 13.5.2.7 0,90
• las sudut dan las tumpul penetrasi sebagian 13.5.3.10 0,75
• las pengisi 13.5.4 0,75

10 Pelindung Beton Untuk Tulangan


Tebal selimut beton minimum yang direncanakan dalam review design ini mengikuti ketentuan Peraturan SNI-03-2847-
2002 Pasal 9.7 sebagai berikut :
Tebal selimut mi
Uraian Jenis Beton
(mm)

11 Tebal Minimum Balok Non-Prategang atau Pelat


Tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah bila lendutan tidak dihitung direncanakan mengikuti ketentuan
dalam Peraturan SNI-03-2847-2002 Tabel 8 sebagai berikut :
12 Lendutan Izin Maksimum
Lendutan izin maksimum pelat direncanakan mengikuti ketentuan dalam Peraturan SNI-03-2847-2002 Tabel 9 sebagai
berikut :
bentuk

idalam

ratorium
r……………)
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
at lantai

(Polos)

…….(MPa)

c/[2(1+ μ)]
POLOS

ULIR

lengkap

2002 (Ps. 4.2.1)

olan (Tb)
OK !!!

kan (Cb)

OK !!!
2

jukkan
asumsi

tersebut
: Hujan
: Hujan

n pada:

dup (L)
n suhu

ngunan

: Hujan

: Hujan
mut minimum
(mm)

tentuan

Anda mungkin juga menyukai