A. Konsep Desain
Konsep Review Design Struktur yang dilakukan terhadap Struktur Bangunan Power House ini adalah melakukan analisa
struktur terhadap semua bagian struktur bangunan Power House akibat perbahan konfigurasi bentuk yang merubah bentuk
distribusi beban pada setiap elemen balok dan kolom bangunan dan analisa terhadap kondisi tanah dilokasi baru akibat
perpindahan lokasi tapak bangunan power house dari rencana lokasi serta yang paling utama adalah melakukan melakukan
perencanaan detail struktur pondasi bangunan Power House (baik dimensi dan detail tulangan) yang tidak terdapat didalam
perencanaan detail struktur pondasi bangunan Power House sehingga gambar bangunan power house tersebut dapat
dianggap layak untuk dilaksanakan dan tentu saja demi keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan Power House ini
nantinya sesuai dengan ketentuan menjadi konsensus perencanaan struktur bangunan yang
diberlakukan diseluruh dunia.
Berikut ini adalah display perbandingan antara kondisi awal dan review struktur yang dilakukan.
Review design struktur dilakukan dengan metode LRFD (Load and Resistance Factor Design) yang dianut oleh Standard
Nasional Indonesia yang terbaru yang menjadi acuan konsep design struktural bangunan yang diberlakukan saat ini.
Analisa dilakukan sampai dengan elemen hingga (finite element analysis) dengan menggunakan bantuan program SAP2000
versi 12.
B. Parameter Desain
2 Fungsi Gedung
Fungsi Gedung yang akan direncanakan berfungsi sebagai Ruang perletakan mesin Genset kapasitas KVA dan lengka
dengan panel elektrikal serta ruang kerja bagi para petugasnya.
Peraturan-peraturan yang digunakan dalam perhitungan ini adalah peraturan-peraturan yang masih berlaku seperti
yang terdapat dibawah ini, kecuali Peraturan tentang Pedoman Perencanaan Pembebanan SNI 03-1727-1989-F yang
sangat sulit kami dapatkan, sehingga untuk dapat menyelesaikan perhitungan ini, kami terpaksa merujuk pada
peraturan sebelumnya yaitu PPPURG 1987.
SNI 03-1726-2002 Standard Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
SNI 03-2847-2002 Standard Perencanaan Struktur Beton Bertulang
SNI 07-2052-2002 Standard Baja Tulangan Beton
SNI 03-1727-1989-F Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
PPPURG 1987 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
ACI 318-99 (American Concrete Institute)
Untuk menentukan jenis analisis pembebanan gempa dan besarnya beban gempa yang akan diaplikasikan
pada bangunan Power House ini, harus terlebih dahulu melakukan pemeriksaan bentuk konfigurasi
bangunan sesuai dengan denah dan potongan memanjang bangunan dibawah ini :
Ketentuan SNI 03-1726-2002 (Ps
Ukuran Induk Bangunan (m) :
400 x 800
Bid. terbesar searah tonjolan (Tb
Tb = 1800 cm
Tonjolan denah Tt < 25 % x Tb
Tt = 150 cm
% Tt = 8.33 %
7
4
5
Lokasi Bangunan yang berada dikota Medan tepatnya didaerah Cemara, masuk dalam wilayah gempa
3 dengan Resiko Gempa Menengah
Gambar 1.1. Peta Gempa Indonesia Untuk Wilayah Medan dan Sekitarnya sesuai SNI 1726 - 2002
Grafik Respon spektrum gempa rencana untuk masing-masing wilayah gempa dan untuk masing-masing jenis tanah
ditunjukkan dalam gambar 2 pada Peraturan SNI 03-1726-2002.
Percepatan puncak muka tanah untuk masing-masing wilayah gempa dan untuk masing-masing jenis tanah ditunjukkan
dalam tabel 5 pada Peraturan SNI 03-1726-2002.
Tabel 5. Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah untuk
masing-masing Wilayah Gempa Indonesia.
Percepatan
Percepatan puncak muka tanah Ao (‘g’)
Wilayah puncak batuan
Gempa dasar Tanah Tanah Tanah Tanah
(‘g’) Keras Sedang Lunak Khusus
1 0,03 0,04 0,05 0,08 Diperlukan
2 0,10 0,12 0,15 0,20 evaluasi
3 0,15 0,18 0,23 0,30 khusus
4 0,20 0,24 0,28 0,34 disetiap
5 0,25 0,28 0,32 0,36 lokasi
6 0,30 0,33 0,36 0,38
Berdasarkan tabel 5 diatas dan sesuai dengan jenis tanah lokasi rencana bangunan Power House yaitu "Tanah Sedang",
diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :
1. Percepatan puncak batuan dasar (g) = 0,15
2. Percepatan puncak muka tanah (Ao) = 0,23
Berdasarkan hasil pemeriksaan tanah yang dilakukan pada lokasi UASB yang dianggap sama kondisinya dengan lokasi
bangunan SDB, jenis tanah dilokasi SDB ditentukan berdasarkan nilai N dan kuat geser tanah (Su) sebagai berikut :
γ = 1,807 gr/cm3
Ø = 12 ͦ 4' 11.96"
C = 0,165 kg/cm2 h1 = 10m
Nilai kekuatan geser untuk setiap lapisan tanah dihitung sebagai berikut :
S = C + γ h tan Ø
Namun, karena data yang diperoleh dari hasil Lab. Hasil pemeriksaan tanah yang dilakukan pada lokasi tersebut diatas
hanya 1 kali untuk keseluruhan lapisan tanah sedalam 10m, maka perhitungan Su hanya dilakukan sebanyak 1 kali saja.
Lapis 1 (total) : Su1 = 0,165 + ( 0,001807 . 1000 ). tan 12 ͦ 4' 11.96"
Su1 = 0,165 + ( 0,001807 . 1000 ). 0.213834
Su1 = 0.551398 kg/cm2
Kekuatan geser niralir :
(Su x h) / h = (0.551398 x 1000)/1000
= 0.551398 kg/cm2
= 55.1398 kPa
Dengan nilai Su = 55.1398 -----------> 50 < Su < 100 masuk "Tanah Sedang"
Dari kedua kriteria penentuan diatas maka ditetapkan bahwa jenis tanah lokasi rencana bangunan Power House tersebu
adalah TANAH SEDANG.
7 Kombinasi Pembebanan yang Digunakan
a. Sesuai SNI 03-2847-2002 (Ps.11.2), Kuat Perlu yang harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :
COMBO1 = D 1.40
COMBO2 = D 1.20 + 1.60 L + 0.50 (A/R) D: Bbn. Mati L :Bbn. Hidup A :Beban Atap R
COMBO3 = D 1.20 + 1.00 L ± 1.60 W+ 0.50 (A/R) W : Angin A :Beban Atap R
COMBO4 = D 0.90 ± 1.60 W
COMBO5 = D 1.20 + 1.00 L ± 1.00 E E :Beban Gempa
COMBO6 = D 0.90 ± 1.00 E
Bila Ketahanan terhadap tekanan tanah (H) diperhitungkan dalam perencanaan, maka nilai 1,60 H ditambahkan pada
COMBO2-1 = D 1.20 + 1.60 L + 0.50 A/R+ 1.60 H H :Beban Tek. Tanah
COMBO4-1 = D 0.90 ± 1.60 W+ 1.60 H
COMBO6-1 = D 0.90 ± 1.00 E+ 1.60 H
Bila Ketahanan terhadap pembebanan akibat berat dan tekanan Fluida (F)diperhitungkan dalam perencanaan, maka
nilai 1,40 H ditambahkan pada:
COMBO1-1 = D 1.40 + 1.40 F D :Beban Mati F : Bbn. Fluida
COMBO2-2 = D 1.20 + 1.60 L + 0.50 + 1.20 F
Bila pengaruh gaya Kejut diperhitungkan dalam perenc., maka gaya K tersebut diperhitungkan dalam beban hidup (L)
Bila pengaruh Struktural (T) dari perbedaan penurunan Pondasi, Rangkak, Susut, Expansi beton atau perubahan suhu
sangat menetukan dalam perencanaan, maka :
COMBO7 = D+T 1.20 + 1.60 L + 0.50 (A/R)
Untuk perencanaan daerah pengangkuran pasca tarik harus digunakan faktor beban 1.20 terhadap gaya penarikan
tendon maksimum yang terjadi.
Bila terjadi benturan pada bangunan sebesar (P) yang diperhitungkan dalam perenc., maka gaya P tersebut di x 1.20
Catatan : 1. Faktor beban W boleh dikurangi menjadi 1.30 jika beban W belum direduksi
2. Faktor beban L boleh direduksi menjadi 0.50, kecuali untuk ruangan Garasi, Pertemuan dan semua
ruangan yang beban hidupnya (L) > 500 kg/m2
3. Faktor beban E ditetapkan berdasarkan ketentuan SNI 03-1726-1989-F atau penggantinya.
b. Sesuai Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPPURG 1987), dimana Struktur bangunan
harus direncanakan kekuatannya terhadap kombinasi pembebanan yang harus ditinjau seeperti dibawah ini :
8 Kuat Rencana (φRn) tidak kurang dari pengaruh aksi terfaktor (Ru), yaitu: Ru < φRn.
Sambungan baut:
• baut yang memikul geser 13.2.2.1 0,75
• baut yang memikul tarik 13.2.2.2 0,75
• baut yang memikul kombinasi geser dan tarik 13.2.2.3 0,75
• lapis yang memikul tumpu 13.2.2.4 0,75
Sambungan las:
• las tumpul penetrasi penuh 13.5.2.7 0,90
• las sudut dan las tumpul penetrasi sebagian 13.5.3.10 0,75
• las pengisi 13.5.4 0,75
idalam
ratorium
r……………)
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
hkan digambar
at lantai
(Polos)
…….(MPa)
c/[2(1+ μ)]
POLOS
ULIR
lengkap
olan (Tb)
OK !!!
kan (Cb)
OK !!!
2
jukkan
asumsi
tersebut
: Hujan
: Hujan
n pada:
dup (L)
n suhu
ngunan
: Hujan
: Hujan
mut minimum
(mm)
tentuan