Bila tanah keras terletak lebih dari 3 m, pondasi plat kaki atau jenis pondasi
langsung lainnya akan menjadi tidak hemat (galian tanahnya terlalu dalam &
lebar).
Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi plat beton akan sulit
dilaksanakan karena air harus dipompa dan dibuang ke luar lubang galian.
Dalam kondisi ini, pondasi sumuran menjadi pilihan tepat untuk konstruksi
yang tanah kerasnya terletak 3-5 m.
Ada pipa/cincin beton siap pakai dengan ukuran tinggi 100 cm dengan garis
tengah bermacam-macam. Jumlah cincin pada satu titik tergantung pada kedalaman
tanah kerasnya. Cincin beton dapat pula dibuat sendiri. Bila dibuat sendiri, sebaiknya
dinding bagian bawah dibuat runcing untuk memudahkan penurunan pipa ke dalam
tanah. Berikut adalah langkah-langkah memasang pondasi sumuran: 1. Pembersihan
area pengerjaan 2. Gali tanah sedalam 30-50 cm. masukkan cincin pertama, letakkan
dengan benar (jangan miring agar tidak terjadi penjepitan) 3. Bila tepi atas cincin telah
rata dengan tanah, tumpangi dengan cincin perlahan-lahan melesak masuk 4. Bila tanah
berair, air dibuang keluar (dipompa). 5. Bila telah mencapai tanah keras, bagian bawah
sumuran diisi dengan pasir yang dipadatkan setebal 5-10 cm, lalu kemudian diisi
dengan cyclopen dan batu kali. Dimana cyclopean adalah beton yang menggunakan
batu-batu besar atau puing bangunan (pecahan beton) untuk meminimalkan area
permukaan dan menghemat pemakaian semen. 6. Untuk bangunan-bangunan yang
ringan, sumuran cukup diisi dengan pasir padat. 7. Pada bagian atas pondasi yang
mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof.
Unit beton pracetak harus dicor pada landasan pengecoran yang sebagaimana
mestinya. Cetakan harus memenuhi garis dan elevasi yang tepat dan terbuat dari logam.
Cetakan harus kedap air dan tidak boleh dibuka paling sedikit 3 hari setelah
pengecoran. Unit beton pracetak yang telah selesai dikerjakan harus bebas dari
segregasi, keropos, atau cacat lainnya dan harus memenuhi dimensi yang disyaratkan.
Unit beton pracetak tidak boleh digeser paling sedikit 7 hari setelah pengecoran,
atau sampai pengujian menunjukkan bahwa kuat tekan beton telah mencapai 70 persen
dari kuat tekan beton sampai beton tersebut mengeras paling sedikit 14 hari setelah
pengecoran, atau sampai pengujian menunjukkan kuat tekan mencapai 85 persen dari
kuat tekan rancangan dalam 28 hari.
2. Dinding Sumuran dari Unit Beton Pracetak
Beton pracetak yang pertama dibuat harus ditempatkan sebagai unit yang
terbawah. Bilamana beton pracetak yang pertama dibuat telah diturunkan, beton
pracetak berikut-nya harus dipasang di atasnya dan disambung sebagimana mestinya
dengan adukan semen untuk memperoleh kekakuan dan stabilitas yang diperlukan.
Penurunan dapat dilanjutkan 24 jam setelah penyambungan selesai dikerjakan.
Pondasi tiang bor atau caisson adalah pondasi yang berbentuk kotak, bulat
atau konbinasi bentuk-bentuk tersebut dengan tampang melintang melintang yang
relatif besar. Karena tampangnya yang besar ini, bagian dalam fondasi sering terbagi-
bagi dalam ruangan-ruangan. Pondasi caisson yang berbentuk silinder atau kotak beton
dibuat dengan membenamkan silinder beton ditempatnya, bersamaan dengan
penggalian tanah. Pondasi ini dimaksudkan untuk mengirimkan beban besar yang harus
melalui air atau material jelek sebelum mencapai tanah pendukung yang kuat.
Pekerjaan pembuatan kaison memerlukan banyak alat-alat berat. Dalam tiap-tiap
pelaksanaan sering ditemui masalah-masalah umum dan yang tidak bias dilakukan.
Keuntungan :
1) Pelaksanaan dalam kodisi kering.
2) Kerena pengecoran beton dalam kondisi kering, kualitas beton dapat
seperti yang diharapkan.
3) Batu-batuan besar dapat dibongkar pada waktu penggalian untuk
membenamkan caisson.
Kerugian :
1) Penggalian dengan tekanan udara membuat biaya pelaksanaan tinggi.
2) Kedalaman penetrasi di bawah air terbatas sampai kedalaman sekitar
40 m atau 400 kPa. Hal ini karena tenaga manusia mempunyai
ketahanan terhadap tekanan udara yang terbatas
Langkah-langkah pembuatan Pneumatic Caisson (Caisson Tekanan)
adalah sebagai berikut:
Caisson apung atau caisson box merupakan caisson yang tertutup pada dasarnya.
Caisson tipe ini terbuat dari tipe beton bertulang yang dicetak di daratan dan
peletakkannya dilakukan dengan mengapungkan caisson tersebut setelah beton
mengeras. Pembenaman caisson ke dalam air atau tanah yang berair, dilakukan dengan
dengan cara mengisikan, pasir, kerikil, beton atau air ke dalamnya. Permukaan air harus
diperhitungkan selalu berada pada beberapa meter di bawah puncak caisson untuk
mencegah air masuk ke dalamnya. Stabilitas pengapungan dirancang menurut prinsip-
prinsip hidrolika.
Keuntungan :
Kerugian :
1. Tanah dasar halus digali atau ditimbun sampai elevasi yang diinginkan.
2. Tipe ini hanya cocok bila tanah fondasi berada di dekat permukaan tanah.
Penggalian tanahyang terlalu dalam mahal, karena tanah jenuh cenderung
longsor ke dalam lubang galian.
3. Tanah pendukung sering tidak padat, karena pemadatann di dalam air sangat
sulit
V = 3,14 x r2 x t
t = kedalaman pondasi
V = volume
Diketahui : 𝑟2 = 2 meter
t = 5 meter
Penyelesaian:
V = 3,14 x r2 x t
= 3,14 x 0,52 x 5
= 15,7 m3
Kebutuhan bahan atau material untuk volume 1 m3 pondasi sumuran dengan adukan 1
semen : 2 pasir : 3 split pada pondasi beton bertulang di bagian atasnya adalah
Batu pecah / split 2/3 sebanyak 0,83 m3
Pasir beton sebanyak 0,54 m3
Semen PC sebanyak 8,5 sak
2 𝑥 3,14 𝑥 2
= x5
0,20
= 314 kg = 26 batang
2 𝑥 3,14 𝑥 2
= x5
0,15
= 418,6 kg = 35 batang
Adapun kebutuhan bahan atau material untuk pondasi sumuran dari batu
belah dengan adukan 1 semen PC : 3 pasir adalah