Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Konstruksi
Dasar-dasar Manajemen
Konstruksi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik Teknik Arsitektur MK81004 Arvi Fauzi Ishlahoel Haq

Abstract Kompetensi
Modul ini meliputi penjelasan Mahasiswa dapat memahami
manajemen konstruksi secara umum, pengertian, fungsi dan posisi
fungsi dan posisi manajemen manajemen konstruksi dalam suatu
konstruksi dalam suatu proyek dan proyek konstruksi.
tahapan proyek konstruksi.
Dasar-dasar Manajemen Konstruksi

Pengertian

Proyek Konstruksi :

• Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.
• Proyek konstruksi merupakan kegiatan mengolah seluruh sumber daya proyek
menjadi suatu bangunan.
• Proses yang terjadi melibatkan berbagai (banyak) pihak terkait, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
• Banyaknya pihak terkait yang terlibat dalam proyek konstruksi memunculkan
kompeksitas tinggi dengan potensi konflik yang cukup tinggi.

Latar Belakang Manajemen Konstruksi :

• Dibutuhkan suatu sistem manajemen tertentu untuk mengelola kompleksitas proyek


konstruksi guna mencapai target yang diharapkan.
• Manajemen diperlukan untuk melakukan pengelolaan proyek dalam hal
perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengendalian proyek.
• Tiga tujuan dasar yang perlu dipenuhi : Biaya, Mutu, Waktu. Ditambah K3 (Safety).
• Manajemen proyek memerlukan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan untuk
mencapai hasil optimal dengan sumber daya yang tersedia.

Definisi Manajemen Proyek/Konstruksi

“Penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan dengan sumber daya


yang tersedia untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan agar
mendapatkan hasil yang optimal dalam hal biaya, mutu dan waktu serta keselamatan
kerja.”

‘16 Manajemen Konstruksi


2 Arvi Fauzi Ishlahoel Haq
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Unsur dan Hubungan Kerja Manajemen Konstruksi

Owner (Pemilik Proyek):

• Menunjuk penyedia jasa (konsultan & kontraktor).


• Meminta laporan secara periodik dari penyedia jasa.
• Memberikan fasilitas (sarana & prasarana) untuk kelancaran pekerjaan penyedia
jasa.
• Menyediakan lahan untuk pelaksanaan pekerjaan.
• Menyediakan dana untuk dibayarkan kepada penyedia jasa.
• Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan.
• Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai jika produknya sudah
sesuai dengan yang dikehendaki.
• Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (jika terjadi).

Konsultan Perencana:
• Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, RKS,
spesifikasi teknis dan perhitungan-perhitungan yang dibutuhkan.
• Memberikan usulan serta pertimbangan kepada owner dan kontraktor terkait
pelaksanaan pekerjaan.
• Memberikan jawaban kepada kontraktor atau konsultan pengawas jika ada hal yang
kurang jelas dalam perencanaan.
• Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
• Menghadiri rapat koordinasi proyek.
• Melakukan pengawasan berkala (sesuai kebutuhan) sesuai dengan tahapan proyek.

‘16 Manajemen Konstruksi


3 Arvi Fauzi Ishlahoel Haq
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jenis Konsultan Perencana:
• Penyelidikan Tanah
• Topografi
• Arsitektur
• Struktur
• MEP (Mekanikal, Elektrikal, plumbing)
• QS (Quantity Surveyor)
• Interior
• Lansekap
• Facade
• Special Lighting
• Signage System

Konsultan Pengawas:
• Melakukan monitoring atau pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan
pekerjaan.
• Mengkoordinasikan aliran informasi antara berbagai bidang agar pelaksanaan
berjalan lancar.
• Menghindari kesalahan teknis sedini mungkin dan menghindari penambahan biaya.
• Mengatasi dan memecahkan permasalahan yang timbul di lapangan.
• Mengendalikan kualitas (mutu), biaya dan waktu pelaksanaan supaya sesuai target
yang ditetapkan.
• Menerima/menolak material atau peralatan yang didatangkan oleh kontaktor jika
tidak sesuai spesifikasi.
• Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan) dan melakukan
perhitungan prestasi pekerjaan.
• Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan tambah/kurang.

Kontraktor:
• Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan, RKS dan risalah
penjelasan pekerjaan yang telah ditetapkan owner.
• Membuat gambar2 pelaksanaan (shop drawing) yang disahkan konsultan pengawas
sebagai wakil dari owner.
• Menyediakan alat keselamatan kerja (K3) sesuai dengan kewajiban dalam peraturan
untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
• Membuat laporan hasil pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
• Melaporkan bobot prestasi pekerjaan secara periodik (berkala).

‘16 Manajemen Konstruksi


4 Arvi Fauzi Ishlahoel Haq
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah selesai sesuai ketetapan
yang berlaku.
• Memberikan garansi pemeliharaan kepada owner sesuai dengan kesepakatan.

Hubungan Kerja dalam suatu Proyek Konstruksi

Posisi Manajemen Konstruksi:


• Manajemen Konstruksi berperan sebagai penengah komunikasi antara owner
(pemilik proyek) dengan kontraktor (pelaksana proyek).
• Manajemen Konstruksi umumnya bertanggung jawab terhadap owner sesuai dengan
target dan tujuan yang telah disepakati bersama.
• Pada proyek-proyek skala kecil Manajemen Konstruksi dapat juga masuk ke dalam
bagian dari tim kontraktor (pelaksana).
• Manajemen Konstruksi pada beberapa proyek dapat juga dikatakan sebagai
konsultan pengawas.

‘16 Manajemen Konstruksi


5 Arvi Fauzi Ishlahoel Haq
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fungsi Manajemen Konstruksi

Perencanaan (Planning)

• Penetapan sasaran dan tujuan (target) yang harus dicapai.


• Menentukan kebijakan pelaksanaan,
• Jadwal waktu pelaksanaan,
• Prosedur administratif pelaksanaan,

‘16 Manajemen Konstruksi


6 Arvi Fauzi Ishlahoel Haq
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Anggaran biaya,
• Sumberdaya.

Pengorganisasian :

• Identifikasi dan pengelompokan jenis2 pekerjaan


• Menentukan wewenang dan tanggung jawab personel.
• Meletakkan dasar hubungan masing2 unsur terkait.
• Menjalin komunikasi intensif dengan seluruh pemangku kepentingan.

Pengawasan Pelaksanaan :

• Implementasi perencanaan yang telah ditetapkan.


• Penyesuaian rencana yang telah ditetapkan dengan kondisi di lapangan.
• Penetapan konsep pelaksanaan serta personel yang sudah dibentuk di organisasi.
• Monitoring schedule, penetapan jadwal, eksekusi serta alokasi sumber daya yang
digunakan.
• Monitoring K3 (safety)

Pengendalian :

• Memastikan program dan aturan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal
dengan penyimpangan seminimal mungkin.
• Supervisi terkait wewenang dan tanggung jawab menurut prosedur organisasi yang
ditetapkan.
• Inspeksi /pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan untuk menjamin mutu dan
spesifikasi sesuai perencanaan.
• Koreksi : melakukan perbaikan atau perubahan terhadap rencana untuk
menyesuaikan dengan kondisi pelakasaan.

‘16 Manajemen Konstruksi


7 Arvi Fauzi Ishlahoel Haq
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Output Manajemen Konstruksi

Dalam ilmu manajemen konstruksi dikenal suatu istilah triple constraint, yaitu biaya, mutu
dan waktu. Manajemen konstruksi berperan untuk melakukan optimalisasi terhadap 3 aspek
tersebut. selain itu perlu ditambahkan aspek safeti (K3), karena sebaik apapun kualitas
suatu proyek jika safety nya rendah tetap dianggap tidak optimal.

‘16 Manajemen Konstruksi


8 Arvi Fauzi Ishlahoel Haq
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berdasarkan diagram tersebut, dari 3 aspek proyek konstruksi dapat dipilih 2 aspek yang
diunggulkan dan aspek lainnya terkalahkan.

• Semakin baik Mutu (+) pekerjaan, maka Waktu (-) pelaksanaan akan semakin lama
dan biaya (-) semakin besar.
• Semakin cepat Waktu (+) pelaksanaan, maka (-) biaya semakin besar dan Mutu (-)
menurun.
• Semakin kecil Biaya (+) pelaksanaan, maka waktu (-) akan semakin lama dan mutu
(-) menurun.

‘16 Manajemen Konstruksi


9 Arvi Fauzi Ishlahoel Haq
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Literatur
Ervianto, Wulfram I. (2004): Teori-Aplikasi Manajemen Konstruksi, Penerbit ANDI
Yogyakarta.

Juwana, Jimmy S. (2005): Panduan Sistem Bangunan Tinggi untuk Arsitek dan Praktisi
Bangunan, Penerbit Erlangga Jakarta.

Ervianto, Wulfram I. (2005): Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi), Penerbit ANDI,
Yogyakarta.

Husen, Abrar (2011): Manajemen Proyek (Perencanaan, Penjadwalan dan Pengendalian


Proyek), Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Logawa, Gunawan. (2012): Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Universitas Trisakti


Jakarta, 2012.

‘16 Manajemen Konstruksi


10 Arvi Fauzi Ishlahoel Haq
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai