PROYEK KONSTRUKSI
PERENCANA
PENGAWAS
PEMBORONG/KONTRAKTOR
SUB KONTRAKTOR
SUPPLIER
4
SKEMA ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI
Owner
Perencana
pengawas Pelaksana
Subkon Supplier
5
UNSUR-UNSUR YANG TERLIBAT SECARA TIDAK
LANGSUNG
6
PENJELASAN SKEMA
Owner = Pengguna jasa = pemilik proyek
Perencana = Konsultan = Penyedia jasa
Pekerjaan Perencanaan bangunan
Pelaksana = Kontraktor = Penyedia jasa
Pelaksanaan Pekerjaan Fisik bangunan
Pengawas = Konsultan = Penyedia jasa
Pekerjaan Pengawas bangunan
Sub kontraktor = mengerjakan sebagian kecil
dari pekerjaan kontraktor
Supplier = mensuplai / memasok material
ke kontraktor.
7
HUBUNGAN KERJA
Owner
A C
B D
E
Pengawas Kontraktor
F
8
HUBUNGAN KERJA
Initiating Planning
Processes Processes
Controlling Executing
Proceesses Processes
Closing
Processes
PENGERTIAN PROJECT INITIATION
- Cost Budgeting
- Cost Controlling
PROJECT HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
Meliputi proses yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan mengorganisir dan
memanage project team
- Requirement kualitas dan kuantitas personil
- Risk identification
- Qualitative Risk Analysis
- Quantitative Risk Analysis
- Risk Response Planning
- Risk Monitoring & Control
PROJECT COMMUNICATION MANAGEMENT
- Information distribution
- Performance Reporting
- Manage Stakeholder
PROJECT QUALITY MANAGEMENT
Untuk memastikan kesesuaian kinerja dan
hasil proyek dengan standar mutu yang telah
ditetapkan
- Quality Planning
- Quality Assurance
- Quality Control
PROJECT PROCUREMENT MANAGEMENT
PLANNING
PERENCANAAN/RENCANA
KERJA
ORGANIZING CONTROLLING
ORGANISASI KERJA KONTROL/PENGENDALIAN
KERJA
ACTUATING
PELAKSANANAN KERJA
PENYUSUNAN RENCANA KERJA (PLANNING)
- penentuan urutan/tahapan kegiatan pekerjaan
- prosedur pengawasan pekerjaan
- prosedur persetujuan gambar , baik gambar kerja (shop drawing)
maupun gambar terbangun (as built drawing);
- prosedur pengujian bahan dan hasil pekerjaan
- penentuan standar rujukan dan standar operasi pelaksanaan
- prosedur perubahan pekerjaan
- prosedur pengadaan barang
- prosedur pengamanan proyek
- prosedur keuangan
- prosedur lainnya seperti pekerjaan pada saat Window Time
- prosedur Serah Terima Akhir Kegiatan (Project Hand Over)
PENYUSUNAN ORGANISASI (ORGANIZING)
Organisasi kerja (organizing) yaitu kegiatan pembentukan
organisasi kerja yang akan ditugasi melakukan kegiatan
pelaksanaan konstruksi yang dipimpin oleh pemimpinnya yaitu
General Superintendent.
Dalam organisasi ini, disamping General Superintendent/ GS
ditentukan jabatan-jabatan lainnya seperti pimpinan-pimpinan
divisi proyek (peralatan, laboratorium, pengukuran, logistik,
umum, base camp) , bendahara proyek, pengawas pelaksanaan
proyek, dan sebagainya. Setiap jabatan diuraikan tugas,
wewenang dan tanggungjawabnya dalam melaksanakan
pengendalian pelaksanaan konstruksi.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
(ACTUATING)
Pelaksanaan pekerjaan (actuating) yaitu
merupakan aktualisasi pelaksanaan dari
perencanaan dan pengorganisasian yang telah
diuraikan diatas dalam pelaksanaan konstruksi.
PENGENDALIAN (CONTROLLING)
Kontrol/pengendalian kerja (controlling) yaitu kegiatan pengawasan terhadap
pelaksanaan pekerjaan meliputi kegiatan: pemeriksaan, pengujian apakah
pelaksanaan konstruksi sesuai dengan prosedur dan rujukan yang telah
ditetapkan dalam pelaksanaan. Dalam controlling juga terdapat pekerjaaan
administrasi yaitu Metodologi Kontrol Dokumen (Document Control
Methodology) seperti penyusunan administrasi dan dokumentasi terhadap
proses yang akan dilaksanakan, seperti:
Format Shop Drawing (Gambar Kerja)
Mempelajari :
- Urutan Kekuatan Hukum
- Bentuk/Sifat kontrak
- Isi kontrak
- Spesifikasi kontrak
- Gambar rencana
Lingkup pekerjaan
Jangka waktu pelaksanaan
Harga borongan
Cara Pembayaran
Pekerjaan Tambah/Kurang
Pengakhiran Perjanjian
GAMBAR (1)
• Lingkup pekerjaan
• Tenaga
• Bahan
• Peralatan
• Metoda Pelaksanaan
• Pengendalian Mutu
• Cara Pengukuran Hasil Kerja
• Cara Pembayaran
PERSYARATAN SPESIFIKASI TEKNIS
Sebagai bagian dari dokumen lelang, dalam rangka memenuhi ketentuan
pelelangan yang efektif, terbuka dan bersaing, dan adil/tidak diskriminatif maka
spesifiksi teknis harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu kecuali untuk suku
cadang/komponen produk tertentu;
• Tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;
• Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
• Metode pelaksanaan pekerjaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
• Mencantumkan macam, jenis, kapasitas , jenis dan jumlah tenaga dan peralatan
utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
• Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
• Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produksi;
• Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
• Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
METODA KERJA/PELAKSANAAN (1)
Adalah suatu perencanaan yang memberikan gambaran
bagaimana cara melaksanakan suatu pekerjaan seefisien dan
seefektif mungkin, namun tetap dpt memenuhi spesifikasi
berdasarkan gambar kerja.
Gambar kerja yang telah disetujui direksi pekerjaan digunakan
sebagai acuan kontraktor dalam menyusun metoda
kerja/pelaksanaan.
Setelah metoda kerja disusun, kontraktor segera
melaksanakan pekerjaan yang diawali dengan penerapan
gambar kerja di lapangan.
Adapun yg diplot/diterapkan ke lapangan adalah bentuk,
posisi, tinggi, kedalaman, dimensi, jenis bahan dan informasi
lain yang penting dalam pelaksanaan pekerjaan dari semua
elemen-elemen konstruksi jembatan.
Dibuat agar dpt tercapai tujuan proyek berupa bangunan fisik
(jembatan)sesuai mutu, waktu dan biaya.
METODA KERJA/PELAKSANAAN (2)
- Pekerjaan Persiapan/mobilisasi
- Pekerjaan Pengukuran/ Pematokan
- Pekerjaan Tanah
- Pekerjaan Pondasi
- Pekerjaan Abutmen dan Pilar
- Pekerjaan Lantai Jembatan
- Pekerjaan Jalan pendekat
- Pekerjaan bangunan pengaman dan
Perlengkapan Jembatan
PERUBAHAN METODA KERJA
a.Metoda kerja dapat mengalami perubahan karena :
- Adanya perubahan situasi dan kondisi lapangan
- Adanya perubahan informasi yg digunakan
- Adanya pemikiran baru yg lebih baik
- Adanya faktor luar yg memaksa diadakannya
perubahan.
b. Perubahan metoda kerja pd umumnya dpt disetujui
apabila mempertimbangkan al sbb :
- Biaya pelaksanaan
- Waktu pelaksanaan
- Mutu pelaksanaan
- Keselamatan kerja
- Pemeliharaan Lingkungan
PERENCANAAN & PENGENDALIAN WAKTU
60
JADWAL PELAKSANAAN
Bar Chart – basic and linked
Merupakan diagram yg paling sederhana
menggambarkan hubungan antara kegiatan dan
waktu
Critical Path Method (CPM)
Jadwal atau network planning yg dpt digunakan utk
menyajikan construction schedule dgn urutan dan
ketergantungan kegiatan yg dilengkapi dgn durasi.
Financial Progress Schedule – S Curve
Merupakan suatu monthly construction schedule yg
menggambarkan rencana dan realisasi pelaksanaan
pekerjaan bulanan kumulatif dinyatakan dalam % thd
total biaya proyek
BAR CHART (DIAGRAM BATANG)
Diagram batang ( Bar chart ) dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi adalah kertas kerja yang memuat
urutan pekerjaan dan gambar batang yang menunjukkan
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Membuat diagram batang meliputi pekerjaan-pekerjaan :
analisis gambar konstruksi dan metoda kerja
67
NETWORK PLANNING
* SIMBOLLING
ARROW kegiatan
NODE Event
DUMMY kegiatan
semu
* KETERGANTUNGAN
- MENDAHULUI
- MENGIKUTI
- SIMULTAN
- MEMBATASI
68
NETWORK PLANNING
A B
Kegiatan A mendahului B
Kegiatan B mengikuti A
Kegiatan B dapat dimulai setelah
kegiatan A selesai
A B
• A = Penggalian tanah
69
• B = Pembuatan pondasi
NETWORK PLANNING
C C
D D
70
NETWORK PLANNING
71
NETWORK PLANNING
72
NETWORK PLANNING
73
DETAIL SIMBOL
EET
Node (event)
NE
LET
74
MENGHITUNG EET DAN LET
75
AKTIVITAS DAN DURASI
A ij = Aktivitas ij D ij = Durasi ij
A ij
i j
D ij
76
CONTOH PEKERJAAN
Pekerjaan pembuatan pondasi pelat beton
A = Persiapan (3 hari)
B = Pembuatan bekisting (3 hari)
C = Pembesian (2 hari)
D = Penggalian (1 hari)
E = Pemasangan bekisting dan besi (1 hari)
F = Pengecoran (1 hari)
77
CONTOH NETWORK PLANNING
5
C 3 6
2
0 3 8
A B 6 E 7 F
1 0 2 3 5 6 6 7 7 8
3 D 3 1 1
1
4
4 6
78
PENJELASAN CONTOH
ada evPent awal EET = 0
Pada event akhir LET = EET
Perhitungan EET (maju) :
EET1 = 0, EET2 = EET1+3 = 0 + 3 = 3
EET3 = EET2+2 = 3 + 2 = 5, EET5 = EET3+0 = 5+0 = 5,
EET5= EET3+3 = 3+3= 6 (terbesar), EET4=
EET2+1=3+1=4, EET5= EET4+0 = 4 + 0 = 4, EET6=
EET5+1=6+1=7, EET7=EET6+1=7+1=8
Jadi LET7 = EET7 = 8
79
PENJELASAN CONTOH LANJUTAN
LET6 = LET7 – 1 = 8 – 1 = 7, LET5=LET6-1= 7 –
1 = 6, LET3=LET5-0=6-0=6, LET2 = LET3 – 2
=6–2=4
LET2 = LET6 – 3 = 6 – 3 = 3 (terkecil), LET4 =
LET5 – 0 = 6 – 0 = 6, LET2 = LET4 – 1 = 6 –
1 = 5, LET1 = LET2 – 3 = 3 – 3 = 0
Jadi waktu yg tersedia utk menyelesaikan
pekerjaan tsb adalah 8 hari
80
LINTASAN KRITIS
81
PENENTUAN WAKTU AKTIVITAS
ESTij = Earliest Start Time
= Waktu paling awal dimulainya
aktivitas ij
= EETi
EFTij = Earliest Finish Time
= Waktu paling awal selesainya
aktivitas ij
= EETi + Dij
82
PENENTUAN WAKTU AKTIVITAS LANJTN
LSTij = Latest Start Time
= Waktu paling akhir dimulainya
aktivitas ij
= LETj – Dij
LFTij = Latest Finish Time
= Waktu paling akhir selesainya
aktivitas ij
= LETj
83
KELONGGARAN WAKTU
84
FLOAT TIME
TFij = Total Float aktivitas ij
= Sejumlah waktu dimana aktivitas non
kritis boleh terlambat tanpa mempe
ngaruhi selesainya seluruh proyek.
= LETj – Dij – EETi
FFij = Free Float aktivitas ij
= Sejumlah waktu dimana aktivitas non kritis
boleh terlambat tanpa mempengaruhi aktivitas
berikutnya.
= EETj – Dij - EETi
85
TABEL MONITORING
1 Persiapan 0 3 0 3 0 0
2 Bekisting 3 6 3 6 0 0
3 Tulangan 3 5 4 6 1 0
4 Galian 3 4 5 6 2 0
5 Pmasangan 6 7 6 7 0 0
6 Pengecoran 7 8 7 8 0 0
86
4 B 16 C 23 D 28
2 5 7 10
13 3 16 7 23 5 28
A G E
4 10 4
0 F 6 17 J 32 O 37
1 3 8 11 12
0 6 6 24 8 32 5 37
K H I N
2 6 5
15
2 L 6 M 12
4 6 9
9 4 13 4 17
CONTOH METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
SDA
Persiapan
Pekerrjaan Pengukuran dan Pematokan
Pekerjaan Dewatering
Pekerjaan Tanah (Galian dan Timbunan)
Pekerjaan Dam dan Coffer dam
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Batu dan pasangan batu
Pekerjaan Pemancangan
Pekerjaan Tunnel
Pekerjaan Pintu
Pekerjaan Jalan
PEK PEMBANGUNAN GUDANG KONSTRUKSI BAJA
1 A B dan C 3 80,000
2 B I 2 60,000
3 C G 6 90,000
4 D E dan F 2 50,000
5 E H 7 70,000
6 F I 5 100,000
7 G I 9 45,000
8 H I 10 115,000
9 I - 1 40,000
BREAK DOWN KONSTRUKSI JEMBATAN
Untuk mengelola suatu proyek konstruksi jembatan (lihat
gambar sketsa) , pekerjaan di breakdown menjadi sembilan
kegiatan , dilaksanakan dengan ketergantungan sesuai table
berikut , dimana kegiatan-kegiatan yang dapat dikerjakan secara
simultan adalah :
- Kegiatan penggalian tanah 2 dan kegiatan pelat pondasi 3
- Kegiatan pelat pondasi 4 dan pelaksanaan tembok pondasi 5
- Kegiatan pelat jembatan 7 dan kegiatan urug balik 8
7
8 9
5 6
3 4
1 2
DIAGRAM PRECEDENCE
- Diagram precedence disebut juga dengan node diagram
atau construction block diagram.
- Diagram ini merupakan penyempurnaan dari diagram
panah, karena diagram panah pada prinsipnya hanya
memakai satu jenis hubungan aktivitas yaitu hubungan
Akhir – Awal.
- Pada diagram precedence dapat digambarkan adanya
empat hubungan aktivitas yaitu hubungan Awal – Awal
(SS), Awal – Akhir (SF), Akhir – Awal (FS), Akhir – Akhir
(FF).
- Selain itu pada diagram precedence aktivitas dummy
tidak diperlukan lagi sehingga diagram menjadi bersih
CIRI-CIRI DIAGRAM PRECEDENCE
- Aktivitas tidak dinyatakan sebagai panah
melainkan divisualisasikan sebagai node,
lingkaran atau kotak.
- Anak panah/garis penghubung tidak
mempunyai durasi, sehingga pada diagram
precedence tidak diperlukan adanya aktivitas
dummy.
- Anak panah dari satu node ke node yang lain
menunjukkan hubungan ketergantungan dan
urutan aktivitas-aktivitas tersebut.
FORMAT UMUM DALAM PRECEDENCE DIAGRAM
Format umum dari sebuah node dalam diagram
precedence adalah ditunjukkan pada Gambar
berikut :
Keterangan :
ES : saat mulai paling awal suatu aktivitas
EF : saat berakhir paling awal suatu aktivitas
LS : saat mulai paling lambat suatu aktivitas
LF : saat berakhir paling lambat suatu aktivitas
D : durasi aktivitas
GAMBAR KOTAK DIAGRAM PRECEDENCE
MA ID BA ID DUR
LABEL/nama aktivitas LABEL/nama
ML DUR BL aktivitas
KETERANGAN :
MA (Mulai Awal)= ES (Earliest Start)
BA (Berakhir Awal) = EF (Earliest Finish)
ML (Mulai Lambat) = LS (Latest Start)
BL (Berakhir Lambat) = LF (Latest Finish)
ID = Identifikasi
LABEL = Nama Aktivitas
DUR = Durasi
PENGGAMBARAN DIAGRAM PRECEDENCE
- Diagram precedence dapat diperoleh dengan
mengubah dari diagram panah dengan
menempatkan aktivitas2 kedalam node atau
kotak
- Setelah itu digambarkan hubungan logikanya
dengan garis-garis penghubung yang cara
membacanya selalu dari kiri ke kanan dan tidak
boleh kembali ke kiri.
- Penggunaan anak panah hanya berfungsi
sebagai penghubung saja.
HUBUNGAN (LOGIC) ANTAR AKTIVITAS
A B A FS B
SS
A B A B
SF FF
DIAGRAM PRECEDENCE (1)
A B D
1 2 4 5
C
3
A B D
C
DIAGRAM PRECEDENCE (2)
1 4 A C
2 5
B D
DIAGRAM PRECEDENCE (3)
A C
1 3 5
B D
2 4 6
A C
B D
DIAGRAM PRECEDENCE (4)
D
3 6
A
B
1 2
C
4 5 A
E
D
E
C
PENGUBAHAN ANAK PANAH KE KOTAK
A B
1 2 3 A B
1 A
A C
3 4 C
2 B B
1 A B 4
A B
3
2
C D 5
C D
C
2 4
A F
1 D 6
B 3 E 5 G
A C F
AW D AK
B E
CONTOH PEKERJAAN RUMAH TINGGAL
4 8
1 1 1
2 3 5 6 7
0 1
9
DIAGRAM PRECEDENCE
bahan Atap
Listrik/air
CONTOH SOAL
5
3
8
5 8 85
D
2
3 11 8 5 14 6
3 6
0 3 8 14 17 19
0 A 3 3 E 8 8 F 14 14 G 17 6 17 H 19
1 2 4 5 7
0 3 3 3 5 8 8 6 14 14 3 17 17 2 19
0 3 8 14 17 19
5 3 15
17
B
12
GAMBAR PRECEDENCE DIAGRAM
3 6
11 14
3 5
D
0 3 6 8 8 14 14 17 17 19
3 8
A F G H
E
0 3 8 14 14 17 17 19
3 8
3 15
5 17
EARN VALUE CONCEPT (EVC)
- KONSEP NILAI HHASIL
- DEFINISI EVC
- Adalah suatu metoda pengendalian dengan konsep
penekanan biaya yg seharusnya dikeluarkan utk
menyelesaikan suatu pekerjaan
- Adalah suatu metoda pengendalian yg telah
dikembangkan utk menetukan kemajuan pekerjaan
suatu proyek dari suatu penilaian progress utk
beberapa aktivitas
- Adalah suatu metoda pengendalian dengan
melakukan pengukuran nilai budgeted/ biaya
pekerjaan aktual yg telah dilaksanakan dan
perbandingannya dengan nilai biaya sesuai
schedule (BCWS) dan dengan apa yg telah
dikeluarkan (ACWP)
ISTILAH
1. Pengendalian Waktu
Perbandingan antara BCWS dan BCWP
2. Pengendalian Biaya
Perbandingan antara ACWP dan BCWP
EVALUASI WAKTU
Varians
a. Schedule Variance (SV)
Index
a. Schedule Performance Index (SPI)
CPI = BCWP/ACWP
Jika > 1 rendah (Cost Under Run)
Jika = 1 tepat biaya (On Budget)
Jika < 1 tinggi (Cost Over Run)
PENGENDALIAN WAKTU & BIAYA
1 A 4 5 5 100%
5 4
2 B 8 10 10 90%
5 8
3 C 8 20 7 13 80
3 8 8
4 D - 25 8 9 70
8 7
5 E - 15 60
6 4
6 F - 10 50
6 4
7 G - 10 40
5
8 H - 5 30
20
10
ACWP 20 4 20
BCWP 13 5 13
EVALUASI PROYEK KONSTRUKSI (1)
BCWS = 22
BCWP = 13
ACWP = 20
Berdasarkan hasil evaluasi ini seorang site manager harus dapat segera
mengambil tindakan agar proyek tetap dapat selesai sesuai atau mendekati
waktu dan biaya yang telah direncanakan.
RENCANA PELAKSANAAN
RENCANA MUTU PELAKSANAAN
RENCANA WAKTU PELAKSANAAN
RENCANA BIAYA PELAKSANAAN
biaya
126
LINGKUP RENCANA PELAKSANAAN
Pengkajian Kontrak
Peninjauan Lapangan
Pembuatan Site Plan
Pelengkapan Gambar
Penyusunan Metoda Pelaksanaan
Perencanaan Jadwal Pelaksanaan
Perencanaan Sumber Daya
Perencanaan Organisasi
Perencanaan K3L
Penyusunan Rencana Anggaran
Pelaksanaan
127
PENGKAJIAN KONTRAK
DENGAN DILAKUKANNYA
PENINJAUAN LAPANGAN,
MAKA DAPAT DIKETAHUI
KEMUNGKINAN TELAH
TERSEDIANYA
REFERENSI DAN SUMBER
DAYA LAINNYA DI
LAPANGAN SEPERTI :
TENAGA ,ALAT BERAT,
MATERIAL DSB
129
PELENGKAPAN GAMBAR KERJA
DENGAN GAMBAR2 YG LENGKAP DAN DETAIL
MAKA RENCANA BIAYA AKAN LEBIH AKURAT ,
SEHINGGA
DAPAT MENGHINDARI
ADANYA PEMBENGKAKAN
BIAYA
130
METODE PELAKSANAAN
131
SYARAT PENYUSUNAN METODA
PELAKSANAAN
Memiliki landasan teori dan pengetahuan
konstruksi
Memiliki pengalaman yang cukup
Memiliki kemampuan menginterpretasi
spesifikasi teknis dan gambar kerja
Melengkapi data dengan melakukan tinjauan
lapangan
132
RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)
- Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (Project Quality Plan) pada hakekatnya
merupakan perencanaan mutu pekerjaan agar memenuhi spesifikasi pemilik
proyek sesuai dengan kontrak .
- Bagi perusahaan/kontraktor yang telah memperoleh sertifikat ISO-9000,
perencanaan mutu yang dibuatnya tidak terlepas dari prosedur yang telah
ditetapkan dalam ketentuan program ISO-9000.
- ISO adalah organisasi standardisasi internasional (International
Standardization Organization) yang berpusat di Jeneva, dimana salah satu
anggotanya adalah Indonesia yang diwakili oleh BSN (Badan Standardisasi
Nasional). ISO-9000 adalah salah satu produk ISO yang merupakan suatu
Sistem Management Mutu (Quality Management System / QMS) yang
merupakan standar mutu untuk manajemen (proses), bukan produk.
- Penerapan sistem jaminan mutu pekerjaan kostruksi adalah untuk
meyakinkan bahwa apa yang dikerjakan benar telah sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dan disepakati.
TUJUAN PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU
- Adalah mengupayakan peningkatan mutu pekerjaan konstruksi
dapat terpenuhi kebutuhan sesuai dengan yang diisyaratkan
dan dijanjikan.
- Sistem manajemen mutu mewajibkan manajemen menetapkan
standar dan prosedur operasional yang diberlakukan di seluruh
perusahaan untuk dipergunakan dan diikuti serta
didokumentasikan.
- Salah satu dokumen mutu yang terpenting untuk dibuat pada
rencana pelaksanaan proyek adalah rencana mutu. Dokumen
rencana mutu berisi strategi perusahaan untuk mencapai mutu
hasil kerja sesuai persyaratan dalam spesifikasi teknis dan
menyajikan gambaran ringkas yang informatif mengenai
pelaksanaan pekerjaan.
- Rencana mutu kontrak merupakan salah satu alat kontrol dalam
melakukan pengendalian pelaksanaan proyek.
DASAR PENYUSUNAN RMK
Bahan baku untuk pembuatan atau penyusunan rencana
mutu pekerjaan masing-masing adalah sebagai berikut :
a. Spesifikasi teknik tiap-tiap pekerjaan
b. Gambar teknik tiap-tiap pekerjaan
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
d. Daftar peralatan yang digunakan dan dipasang
e. Standar prosedur, standar produk, dan instruksi kerja
f. Organisasi pelaksanaan pekerjaan
g. Uraian tugas jabatan setiap pejabat pelaksana
pekerjaan.
ISI RENCANA MUTU KONTRAK
Isi rencana mutu kontrak minimal terdiri dari
a. Struktur organisasi
b. Uraian tugas jabatan
c. Informasi pemilik proyek
d. Lingkup pekerjaan
e. Ringkasan spesifikasi teknis atau kerangka acuan
f. Daftar gambar teknik atau dokumen pendukung
g. Daftar alat kerja
h. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
i. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan
j. Daftar Simak
k. Kriteria penerimaan dan rencana inspeksi dan tes
l. Jadwal infeksi dan tes
KURVA S
- Kurva S merupakan suatu bentuk perencanaan yang dapat
digunakan sebagai alat pemantau pelaksanaan proyek ditinjau
dari segi biaya dan prestasi kerja. Pembuatannya dilakukan
dengan cara pengeplotan sumbu X merupakan skala waktu dan
sumbu Y merupakan skala bobot kumulatip pekerjaan
(diperoleh dari biaya tiap kegiatan).
- Kurva S yang benar akan terletak diantara kurva SD (saat
dini/earliest cost curve) dan kurva SL (saat lambat/latest cost
curve). Apabila suatu proyek banyak float-nya, maka kurva SD
dan SL akan menjauh, sebaliknya jika float-nya sedikit maka
kurva SD dan SL akan mendekat. Selanjutnya jika suatu proyek
tidak ada float-nya , maka kurva SD dan SL akan menjadi satu
kurva yaitu kurva S.
GRAFIK / KURVA S
Bobot
Waktu
Grafik kurva S
KURVA S
Kurva S merupakan suatu monthly construction schedule
yang menggambarkan rencana dan realisasi
pelaksanaan pekerjaan bulanan kumulatif dinyatakan
dalam % terhadap total biaya proyek, selama construction
period, yaitu sejak COW sampai dengan PHO. S curve ini
merupakan alat pengendali baik bagi kontraktor,
konsultan pengawas maupun pemilik pekerjaan
(Pinbagpro, Pinpro, atau para atasan Pinpro terkait). Oleh
karena S curve ini
KURVA S
No Kegiatan Durasi RAP Biaya Bobot Waktu (bulan)
Aktual
R P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
A Penyediaan tanah 2 20 22
B Struktur gedung 9 14 12
C Arsitektur gedung 4 20 19
D Plumbing gedung 5 4 8
E M/E gedung 6 20 23
F Struktur auditorium 9 10 14
G Arsittek auditorium 2 17 18
H Plumbing auditorium 5 2 2
I M/E auditorium 4 14 15
J Tmn / Parkir` 5 5 7
KURVA S
Suatu proyek konstruksi pembangunan gedung perkantoran yang terdiri dari
gedung utama (ged) dan auditotium (aud) yang dibeakdown menjadi 10 kegiatan
sesuai table berikut dan dengan ketergantungan satu sama lain sbb :
A adalahh kegiatan awal, (B dan F) setelah A, (C, D dan E) setelah B, I setelah (C,
D dan E), (G dan H) setelah F, J setelah (G dan H) dan (I dan J) adalah kegiatan
akhir.
Garis putus-putus adalah merupakan rencana (R) dan garis penuh adalah
pelaksanaan (P)
PENGEPLOTAN KURVA S RENCANA
PEKERJAAN KONSTRUKSI
BILL OF QUANTITY (BOQ)
Pembayaran
SATUAN VOLUME PEKERJAAN KONSTRUKSI
I I
a
a
kolom
slab
i
balok
t L
CONTOH PEKERJAAN ATAP
c t2
a
t1
CONTOH FORMULIR
I Pekerjaan Persiapan
1 Kantor, Gudang Ls 1
2 Pengukuran Ls 1
II Pekerjaan Pondasi
1 Galian tanah M3
2 Urugan pasir M3
1 Pasangan bata M2
2 Beton bertulang 1 : 2 : 3 M3
3 Plesteran dinding M2
4 dst
1 Kusen Tipe 1 Bh
2 Kusen Tipe 2 Bh
4 Dst
1 Kuda-kuda kayu M3
2 Papan Talang M1
3 dst
2 Dst
1 Ubin keramik 20 x 20 M2
2 Dst
IX Pekerjaan Sanitair
3 dst
X Pekerjaan Pengecatan
1 Cat tembok M2
2 Dst
XI Pekerjaan Lain-lain
1 Pek.pagar tembok M1
2 dst
Jumlah
METODE PENGUKURAN/PERHITUNGAN
DINDING/WALL
Jumlah 14268,32
PERHITUNGAN VOLUME
No SKET GAMBAR URAIAN PERHITUNGAN VOLUME (m3)
3.2.2 BETON K350
30 20
ABT 2 (TIANG ABUTMENT)
1,61
1,11 3,89 X 1,00 X 14,00 54,46
90
0,35 /2 X 0,90 X 14,00 2,205
3,89
1,11 X 0,20 X 14,00 3,108
1,61 X 0,30 X 14,00 6,762
30
14,00
1,00
JUMLAH 66,54
RENCANA ANGGARAN BIAYA PROYEK
157
BIAYA LAIN-LAIN
Biaya Subkontrak
Biaya Persiapan & Penyelesaian
Biaya Administrasi Proyek
158
BIAYA PERSIAPAN & PENYELESAIAN
Mobilisasi tenaga
Mobilisasi Peralatan
Pembuatan Base Camp
Pembuatan Jalan kerja
Pengurusan Izin-izin
Jamuan/makan
Peresmian
Dan Lain-lain
159
DEFINISI
Direct Cost/Biaya langsung adalah biaya yang
langsung digunakan untuk keperluan proyek di
lapangan, merupakan hsl keputusan teknis.
Indirect Cost/Biaya tidak langsung adalah biaya yang
besarnya ditetapkan oleh manajemen utk keperluan
overhead, profit, biaya tak terduga dll
RAP adalah Rencana Anggaran Pelaksanaan Proyek,
yg diperoleh dari hasil penjumlahan direct cost dan
indirect cost
160
PROSENTASE BIAYA
161
PERKIRAAN RASIO BIAYA GEDUNG
162
SKEMA PENYUSUNAN RAP
Volume
Jadwal waktu
Metoda pelaks Direct Cost
Sumber daya
RAP
163
BILL OF QUANTITY
164
HARGA SATUAN PEKERJAAN/KEGIATAN
Dianalisis dari :
- Metoda Pelaksanaan
165
KURVA S (S CURVE)
Merupakan suatu bentuk perencanaan yang dapat
digunakan sebagai alat monitor pelaksanaan proyek
ditinjau dari segi biaya dan prestasi kerja
Pembuatan kurva S dilakukan dengan cara
pengeplotan sumbu X yg merupakan skala waktu
dan sumbu Y yg merupakan skala biaya
kumulatip(bobot)
Hasil pengeplotan berupa kurva yg bentuknya
menyerupai huruf S
166
BAGAN PROGRAM KONTROL(S-CURVE)
167
TABEL RENCANA KERJA
168
EVALUASI PROYEK DGN S CURVE