diajukan oleh:
PT. KARYA ENAM-ENAM KONSTRUKSI
Jl. BTN MINASA UPA BLOK N3 NO. 1 Makassar – Sulawesi Selatan
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Adapun Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang kami paparkan mengacu pada tahapan atau urutan
pekerjaan di lapangan sesuai yang tertuang dalam Rencana Anggaran Biaya.
Tahapan pelaksanaan yang kami ajukan disesuaikan dengan mengacu pada Syarat-syarat Teknis yang
terlampir dalam Dokumen Pengadaan yang mensyaratkan pekerjaan ini dilaksanakan secara bertahap,
yang berarti proses tahapan pekerjaan di lokasi, yang dimulai dari pekerjaan preliminary (persiapan)
diantaranya pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pembersihan lokasi, Mobilisasi,
baik persiapan (pengukuran), pengadaan dan penyimpanan serta pengujian material, penghamparan
material, perataan, pemadatan termasuk pekerjaan beton dan pasangan (struktur), pemasangan atap,
plafond, partisi, pekerjaan mekanikal-elektrikal, sanitasi dan plumbing, serta pekerjaan lainnya,
dilaksanakan dengan penyelesaian secara berjalan dan sesuai persyaratan yang teruang guna
menghindari gangguan terhadap publik serta mengacu pada kontrak anggaran tahun tunggal.
Adapun jadwal rencana penyelesaian pekerjaan ini kami tuangkan dalam Time Schedule (terlampir).
Sistem step by step tersebut akan kami laksanakan dengan memperhitungkan waktu pelaksanaan
dengan cara yang efektif dan efisien dengan mengutamakan hasil sesuai yang dipersyaratkan serta
sesuai waktu yang dijadwalkan dan tanpa kecelakaan kerja.
TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN
Adapun pelaksanan pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Pembangunan GOR Mini Di Kompleks Gunung Sari
PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ini akan dilaksanakan dengan uraian pelaksanaan antara lain:
PEKERJAAN PRELIMINARI
1. Pengurusan IMB
Setelah proses penandatanganan kontrak, Pelaksana segera mengurus Izin Mendirikan Bangunan
(IMB). Hal ini dilaksanakan demi memenuhi ketentuan hukum yang yang berlaku dimana setiap
bangunan yang didirikan harus dilengkapi dengan IMB.
2. Pembersihan Lahan
a. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, yakni setelah lokasi diserahkan kepada Pelaksana, maka
pembersihan lahan harus dilaksanakan, baik dari pohon-pohonan maupun akar-akar pohon
serta material lainnya, kecuali bila diperintahkan lain oleh Direksi pekerjaan.
b. Bilamana terdapat akar tanaman atau tonggak kayu yang lebih dalam, maka harus dicabut
sampai bersih dan dibuang atau ditimbun di tempat yang telah ditunjuk oleh Direksi.
c. Tanah tempat kedudukan bangunan harus bersih dari bahan-bahan organis.
d. Tempat dimana ada timbunan tanggul, maka lapisan humus atau permukaan harus di-stripping
(pengupasan lapisan atas/top soil) ±20 cm.
1. Lokasi base camp dengan denah lokasi umum dan denah detil di lapangan yang
menunjukkan lokasi kantor Pelaksana, Gudang/Bengkel, dan Barak pekerja. Bilamana
dipersyaratkan juga menyangkut lokasi Laboratorium.
2. Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang
tercantum dalam Daftar Peralatan Utama yang diusulkan dalam Penawaran, bersama dengan
usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan serta penyimpanan peralatan di lapangan.
3. Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam Penawaran harus
memperoleh persetujuan dari Direski Pekerjaan.
Daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan (bila ada) agar aman
dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal
selesai untuk perkuatan setiap struktur.
Adanya jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang
menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan
persentase kemajuan mobilisasi.
Bilamana perkuatan jembatan atau pembuatan jembatan darurat atau pembuatan timbunan
darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek diperlukan untuk memperlancar
pengangkutan peralatan milik Pelaksana, detil pekerjaan darurat ini juga harus diserahkan
bersama dengan Program Mobilisasi sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan.
Mobilisasi Personil dan Peralatan serta Mobilisasi lainnya
Personil: Untuk memperoleh hasil pekerjaan yang sesuai dengan harapan baik dari segi
kuantitas maupun kualitas maka diperlukan Tenaga Ahli/Tenaga Terampil termasuk Tenaga
Pendukung (pekerja), dalam hal ini personil yang memiliki kompetensi dan kemampuan profesi
keahlian kerja dibidang jasa konstruksi bangunan gedung bertingkat menurut disiplin keilmuan
dan/atau keterampilan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam Dokumen Pengadaan serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan.
Peralatan: Selain Tenaga Ahli/Tenaga Terampil, yang diyakni mampu memberi kontribusi
signifikan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yakni Alat dan/atau Peralatan berat dalam bidang
konstruksi pembangunan pekerjaan konstruksi gedung bertingkat yang digunakan juga
merupakan faktor penting di dalam proyek. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk
memudahkan dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai
dengan mudah pada waktu yang relatif lebih singkat dari jadwal yang ditentukan, dan memiliki
jenis, kapasitas serta komposisi yang sesuai dengan persyaratan dalam Dokumen Pengadaan
dan atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
Demobilisasi
Dilaksanakan pada tahap pekerjaan dinyatakan telah selesai atau rampung oleh Direksi
Pekerjaan. Selain Demobilisasi Peralatan, juga termasuk pembongkaran lokasi base camp
(fasilitas Pelaksana) oleh Pelaksana pada saat akhir Kontrak, termasuk pemindahan semua
instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah/sewa dan pengembalian
kondisi base camp menjadi kondisi seperti semula sebelum Pekerjaan dimulai.
* Prestasi Pekerjaan didapat dari input lapangan, **∑P = Total Nilai Paket Pekerjaan
Para pihak yang bertanda tangan di dalam laporan harian: Petugas Lapangan dari masing-
masing Pelaksana Pelaksana, Petugas Lapangan yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan, dan
Petugas Lapangan Direksi Pekerjaan (bila ada).
2) Laporan mingguan
Laporan Mingguan adalah rekapitulasi laporan harian selama 1 (satu) minggu. Hal-hal
yang dimuat dalam Laporan Mingguan antara lain:
a) Identitas Pekerjaan
b) Minggu ke…. Bulan ke…
c) Laporan Utama:
Acuan Laporan Harian 7 hari dalam minggu yang bersangkutan.
Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
Bobot Prestasi Pekerjaan Minggu Lalu, Minggu Ini, dan Total Bobot Prestasi
Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Pencapaian Bobot Prestasi Pekerjaan
sampai dengan Minggu ini.
Format Laporan Mingguan dapat dilihat pada tabel berikut:
* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Hari ke-7 tiap Minggu, **∑P = Total Nilai Paket Pekerjaan
3) Laporan bulanan
Laporan Bulanan adalah rekapitulasi pekerjaan Mingguan. Hal-hal yang dimuat dalam
Laporan Bulanan adalah antara lain:
a) Identitas Pekerjaan
b) Minggu ke….
c) Laporan Utama:
Acuan Laporan Mingguan (4 Minggu) dalam bulan yang bersangkutan.
Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
Bobot Prestasi Pekerjaan Bulan Lalu, Bulan Ini, dan Total Bobot Prestasi
Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Pencapaian Bobot Prestasi Pekerjaan
sampai dengan Bulan ini.
Format Laporan Bulanan dapat dilihat pada tabel berikut:
* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Minggu tiap Bulan, **∑P = Total Nilai Paket Pekerjaan
4) Kurva S
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dapat dituangkan dalam berbagai cara, tapi yang paling
umum digunakan dalam pekerjaan pemerintah adalah Kurva S. Yang dimuat dalam Kurva S
adalah antara lain: Identitas Pekerjaan, Para Pihak yang bertanggung jawab dalam
Pekerjaan; Direksi Pekerjaan, Konsultan Supervisi (Pengawas), dan Pelaksana.
*Dibagi sesuai dengan kebutuhan waktu yang tersedia, **Input diambil dari Laporan Mingguan, Minggu terakhir
Kurva S dipakai untuk melihat progress pekerjaan harian, mingguan, dan bulan. Dengan
melihat deviasinya, dapat diketahui suatu pekerjaan terlambat atau mendahului dari target.
Target yang dimaksud adalah jadual sesuai dengan kurva Rencana Prestasi Pekerjaan. Direksi
Pekerjaan, Konsultan Supervisi, dan Pelaksana Pelaksana dapat mengetahui sejak dini tentang
prestasi pekerjaan agar dapat dikoordinasikan dengan para pihak untuk mencegah masalah-
masalah.
Ciri suatu pekerjaan mengalami keterlambatan, apabila garis kurva realisasi prestasi pekerjaan
berada di bawah garis rencana. Sebaliknya, suatu pekerjaan mendahului (lebih cepat), apabila
garis realisasi berada di atas kurva S rencana. Deviasi yang diperbolehkan dalam pekerjaan
biasanya < -10%. Kalau keterlambatan (deviasi) sudah mencapai -10%, konsultan supervisi
dan PPK sudah memberi surat peringatan kepada Pihak Pelaksana Pekerjaan.
c. Ijin-Ijin
Pembuatan ijin-ijin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara
lain: ijin pengambilan material, ijin pembuangan, ijin trayek dan pemakaian jalan, ijin
penggunaan bangunan serta ijin-ijin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan
daerah setempat, harus cepat diselesaikan dan tembusannya disampaikan kepada Direksi
Pekerjaan. Halnya pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan kepada pemerintah setempat.
1) Ijin Tahapan Kerja
Untuk setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan, Pelaksana wajib membuat ijin
tahapan pekerjaan yang diajukan kepada Direksi pekerjaan dan setelah mendapat
persetujuan Direksi maka pekerjaan baru boleh dilaksanakan.
2) Wilayah Kerja
a) Secara umum Pelaksana dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan
bangunan di tepi area lintasan publik ataupun area yang tidak termasuk wilayah kerja
Pelaksana kecuali ada pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari Direksi
pekerjaan.
b) Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari gudang Pelaksana atau leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan satu hari.
c) Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat jaringan utilitas Pelaksana harus
berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang
ada.
d. Gambar-gambar dan Ukuran
1) Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
a) Gambar yang termasuk dalam dokumen pengadaan;
b) Gambar perubahan yang disetujui Direksi (setelah pengukuran ulang);
c) Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi.
2) Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat/revisi pada satu
lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada Pelaksana. Setelah diperbaiki,
pelaksana harus mengajukan kembali gambar yang oleh Direksi diminta untuk direvisi.
a) Gambar tersebut harus digambar kembali diatas kertas kalkir dan setelah disetujui oleh
Direksi, maka pemborong akan menyerahkan kepada Direksi gambar asli dan 3 (tiga)
lembar hasil produksinya sebagai Shop Drawing.
b) Pelaksana diharuskan menyimpan satu set di kantor lapangan untuk dipergunakan
setiap saat apabila diperlukan.
c) Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
d) Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan
harus disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
e) Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
f) Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang
ditetapkan oleh Direksi.
LANTAI I
1. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “pekerjaan pondasi”, seperti tertera pada gambar
rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada semua pembersihan dan
penebasan/pembabatan, galian dan urugan untuk bangunan seperti yang ditentukan.
a. Pekerjaan Pondasi Poer Plat, 160x160x60 cm
- Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran pondasi setempat. Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi
setempat, dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat tersebut.
- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak terlepas.
Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan
dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi Poer Plat ini tidak terlalu berat dan
kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan
tulangan:
- Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah
galian dan diletakkan tegak turus permukaan
tanah dengan bantuan waterpass.
- Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung
bersentuhan dengan dasar tanah, jarak antara
tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu
dengan menggunakan pengganjal yang di buat
dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan
bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak
menjadi karat.
- Proses pengecoran dapat dilakukan jika tulangan telah stabil.
6) Pekerjaan Bekisting Batako
Bekisting yang digunakan untuk plat poer yaitu bekisting batako, bekisting ini digunakan
agar mempermudah proses konstruksi karena tidak perlu melakukan pembongkaran
bekisting lagi. Pemasangan bekisting batako mengikuti marking yang telah dilakukan oleh
surveyor, agar dimensinya sesuai dengan gambar kerja.
Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting dapat
menggunakan pasangan batako :
- Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith untuk
kesikuan dan leveling pondasi.
- Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang baik, pasangan dinding batako harus rapih,
siku dan lurus.
- Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu pengecoran pasangan
dinding batako tidak ambruk/runtuh.
7) Pekerjaan Urugan Kembali Galian
Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan beton
pondasi telah mencapai umurnya. Urugan tanah kembali dapat memanfaatkan tanah bekas
galian. Urugan dilakukan pada lubang bekas galian pondasi. Setelah diurug tanah ratakan
dan dipadatkan.
b. Pekerjaan Sloef S2
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat yang
digunakan dalam pengerukan pasir, pembuatan lantai kerja, pembesian, pemasangan bekisting
dan pengecoran.
1) Pekerjaan Beton K-175
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai
dari balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya.
Penuangan spesi beton ke balok sloof beton dengan menggunakan talang cor/atau
mengunakan pump concrete. Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai
berikut :
- Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
- Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda uji
dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak.
- Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
- Pengambilan semple beton kubus/silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapai karateristik 175 kg/cm2
2) Pekerjaan Pembesian
Pembesian sloef
- Penyediaan tulangan besi yang digunakan sesuai dengan yang tertera didalam gambar
rencana.
- Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah
pekerjaan.
- Sengkang dipasang dengan jarak pada gambar kerja.
- Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak
berubah.
- Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan
selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat dengan tegangan
maksimum sedapat mungkin dihindari.
3) Pekerjaan Bekisting
- Mengadakan marking posisi bekisting yang dipasang.
- Perakitan bagian-bagian bekisting yang dibuat disesuaikan dengan ukuran.
- Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi yang telah ditentukan. Sebelum
dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali untuk menahan
beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula.
- Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran.
4) Pekerjaan Pembesian
Pemasangan tulangan pelat dapat dilaksanakan atas persetujuan pengawas/direksi
pekerjaan setelah penulangan balok selesai. Pembentukan tulangan pelat dilakukan diatas
lokasi yang akan dicor. Setelah seluruh tulangan pelat dalam satu lantai terangkai, baru
dilakukan penyetelan tulangan.
5) Pekerjaan Bekisting
Bekisting dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang diinginkan sesuai
gambar, bekisting ini menggunakan multiplek tebal 9 mm dan diberi tembiring usuk 4/6 &
stut menggunakan kayu 4/6 cm dengan ketentuan sebegai berikut :
- Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti
yang disyratkan pada gambar
- Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh
beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
- Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang
tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
- Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan.
- Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton Bahan bekisting harus terbuat dari bahan
yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton Pemasangan bekisting
harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara vertical maupun
horizontal.
2) Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi besi beton dengan perkuatan kawat beton.
Letakkan besi beton yang sudah difabrikasi diatas bekesting. Apabila diperlukan, pasang
stek besi pada bagian dinding.
3) Pekerjaan Bekisting
- Pasang bekesting multiplek dan diberi perkuatan dengan kaso. Beri lubang pada
bekesting untuk sparing penempatan alat sanitair.
- Bekesting untuk plat untuk meja beton dibuat dengan ketebalan 10 cm.
- Pasang beton decking sesuai dengan kebutuhan.
- Cek elevasi dan kerataan meja beton sebelum di cor.
4. Pekerjaan Kolom
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini, mulai dari perakitan besi, pemasangan bekisting dan
pengecoran beton.
a. Pekerjaan Kolom K1 (50x50 cm)
1) Pekerjaan Beton K-300
Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan mendapatkan
persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai dengan jenis beton
yang diinginkan dalam hal ini mutu beton yang digunakan adalah beton K-300. Untuk hasil
pengecoran merata harus dibantu dengan menggunakan alat concreate vibrator.
2) Pekerjaan Pembesian
- Besi yang dimobilisasi, diangkat diletakkan pada tempat pembuatan kolom, besi
dipotong sesuai dengan rencana kerja pembuatan tulangan pokok dan pembuatan
tulangan sengkang kolom.
- Besi tulangan pokok dipotong sesuai dengan ukuran tinggi bangunan, tulangan
sengkang dipotong sesuai dengan ukuran pembuatan kolom.
- Pabrikasi besi beton, potong sesuai bestek yang telah dibuat dan rakit sesuai
gambar kerja.
- Untuk pekerjaan penulangan, pemotongan besi dan pembengkokannya digunakan
alat bar cutter dan bar bending.
- Tulangan pokok dan tulangan sengkang dirakit, dengan teliti agar tulang kolom
sejajar dan rata.
- Kedudukan tulang kolom, diletakkan di atas pondasi dengan posisi melintang atau
bentuk horizontal.
3) Pekerjaan Bekisting
- Pembuatan kolom bekisting, dirancang dengan menggunakan papan dan kayu, cetakan
untuk bekisting dirakit sesuai dengan dimensi kolom beton.
- Papan dan kayu dirapikan kemudian direkatkan menggunakan alat bantu paku, papan
untuk bekisting disesuaikan dengan tinggi kolom agar proses pengecoran dapat terisi
penuh.
- Apabila penyusunan batu bata sedang dikerjakan maka bekisting dapat dilakukan
sekaligus, tetapi untuk ukuran bekisting disesuaikan dan tidak mengikuti tinggi kolom,
tapi dikerjakan tahap demi tahap.
Fabrikasi
Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pengawas/Direksi
Pekerjaan untuk di laksanakan maka proses fabrikasi dapat segera dilaksanakan
dengan selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana.
Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya pengangkuran
dan stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera dipasang.
Pengelasan
Peralatan yang digunakan
- Generator / Genset
- Onvomer/ Trafo las
- Kabel las + dan –
- Stang las (handle)
- Topeng las
- Kawat las
Kawat las yang biasa dipakai ada 3 jenis. Diameter 2,6 mm untuk Pelat baja tipis,
diameter 3,2 mm, dan 4,0 mm untuk plat baja yang lebih tebal Selain itu type Kawat RD
460 dan RD 260, yang biasa dipakai adalah type RD 460.
Energi / daya yang digunakan untuk pengelasan yang sempurna :
- Untuk kawat diameter 2,6 mm menggunakan daya 3.000 Watt – 8.000 Watt
- Untuk kawat diamater 3,2 dan 4,0 mm menggunakan daya 5.000 Watt – 12.000 Watt
- Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap bahaya
keruntuhan.
Yang sangat penting untuk hasil yang ingin kita capai dalam melas konstruksi baja,
ialah cara melas, dimana yang perlu diperhatikan adalah keserbasamaan
(keseragaman) dan rupa las, serta kematangan pengelasan. Setelah pengelasan
biasanya akan timbul kerak-kerak las ini harus dibersihkan dengan cara diketok-ketok
dengan palu (hammer).
Erection
Persiapan dan peralatan :
- Box
- Tali tambang
- Tali baja
- Liyer
- Takel
- Peralatan Las
- Blander
- Kunci / Kunci momen
- Alat Bantu (balok-balok kayu, dll)
Man Power untuk Erection
Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga kerja ini
dapat dibagi menurut pekerjaannnya :
- Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kode-kode
yang ada.
- Tenaga penarik Liyer dan tali baja.
- Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut.
- Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang
- Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi.
Erection Kolom IWF :
Schedule fabrikasi dan erection.
1. Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi sesuai dengan kode-
kode yang terdapat pada Shop drawing.
2. Erection kolom IWF dengan box pipa
3. Pemasangan Regel / koker antar kolom
4. Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama
5. Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda
6. Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan 1 Box , (L <
23 m = 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box). Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-
kuda > 23.00 m pada 4 arah. Untuk beban berat harus pakai sling baja.
7. Kuda-kuda dirangkai di bawah.
8. Pemeriksaan awal terhadap panjang dan hasil pengelasan.
9. Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan Liyer.
(dicheck kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku tambahan).
10. Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi agar
tidak terpuntir atau dipegang dengan box pipa.
11. Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dichek bentangnya = bentang kolom
12. Kuda – kuda dibaut pada kolom.
13. Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.
14. Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicheck panjang
dan pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah 5 s/d 10).
15. Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera dipasang
gording dan ikatan angin.
16. Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama. Untuk
penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan terhadap kekuatan plat
atau balok beton.
Pada erection awal koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi langsung.
Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti jalannya erection
serta berfungsi sebagai supervisi.
Pasca Erection
- Pemeriksaan tegak lurus (lot) dari kolom.
- Pemeriksaan pemasangan baut / las (Check Total)
- Semua sambungan dicheck
- Pengecatan ulang meni besi
- Periksa lendutan apakah sesuai dengan batas yang diberi oleh koordinator.
- Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)
b. Pekerjaan Plat Stiffner & End Plate, 1.5 cm
Plat stiffner adalah plat yang dipasang dengan maksud untuk mencegak tekukan,
sedangkan end plate adalah plate penutup atas kolom atau plate yang digunakan pada
end section untuk menutupi area bukaan dengan ketebalan plat 1.5 cm.
Pemasangan plat stiffner dan end plat dilakukan pada saat fabrikasi.
c. Pekerjaan HTB A325 M16 + Nut & Washier
High Tension Bolt atau disingkat HTM adalah baut mutu tinggi yang digunakan sebagai
sambungan baja profil. Jenis yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah jenis A325
dengan diameter 16 mm. sedangkan yang dimaksud dengan Nut & Washier adalah
baut dan ring.
d. Pekerjaan Base Plate, tebal 1.5 cm
Base plate adalah Plate perletakan yang dilas pada profile suatu kolom dan sebagai
joint kolom dengan pondasi yang diikat dengan anchor bolt. plat yang digunakan
adalah plat dengan ketebalan 1.5 cm dan pemasangan base plat dilaksanakan pada saat
fabrikasi.
e. Pekerjaan Angkur, Ø16, kedalaman 17 cm
Angkur berfungsi sebagai pemegang struktur atas (kolom/Kuda-kuda) pada posisi
yang sebenarnya/tepat.
Penempatan dan pemasangan angkur,
- Buat Bouwplank setempat.
- Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
- Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah mal.
- Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
- Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
- Bekisting kolom dipasang.
- Kolom dicor
- Mal angkur dilepas
e. Pekerjaan Kolom Praktis 15x15 cm, K-175
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan kolom praktis dan balok latei.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi beton,
kawat beton, paku, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik, gunting
besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
Pengukuran
- Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi tanda (marking) untuk
posisi titik perletakan kolom beton praktis dan balok latei.
Fabrikasi besi tulangan
- Fabrikasi besi beton untuk tulangan dengan mutu, ukuran dan panjang dibuat sesuai
gambar kerja yang telah disetujui.
- Fabrikasi besi beton untuk tulangan kolom praktis dan balok latei.
- Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak
membingungkan pada saat akan dipasang.
- Posisi besi beton untuk tulangan pada kolom praktis dan balok latei yang belum ada besi
stek existing, terlebih dahulu dibuatkan besi stek dengan menggunakan alat bantu bor
listrik.
Fabrikasi bekesting
- Fabrikasi bekesting untuk kolom beton praktis praktis menggunakan bahan dari multiplek
dan perkuatan dengan menggunakan kaso.
- Potong multiplek untuk bekesting kolom praktis dan balok lintel.
- Pasang bekesting pada lokasi besi beton tulangan kolom praktis dan balok lintel dengan
dimensi dibuat sesuai ukuran gambar kerja.
- Pasang perkuatan/support pada bekesting.
- Bekesting dipasang harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat
menghasilkan bidang yang flat/maksimal. Gunakan waterpass/unting-unting untuk
pengecekan.
- Beton decking dipasang secara merata dan sesuai dengan kebutuhan.
Pengecoran beton
- Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah
dipasang /difabrikasi, semua ukuran sudah sesuai rencana.
- Pengecoran beton dilakukan menggunakan beton readymix K-175.
- Setelah area siap, lakukan pengecoran beton. Tuang adukan beton ke area pengecoran,
adukan beton diratakan dan dipadatkan sehingga beton tidak ada sarang tawon/keropos.
LANTAI 2
1. Pekerjaan Balok
a. Pekerjaan Balok B1 30x50 cm
1) Pekerjaan Beton K-300
Pengecoran dapat dilakukan setelah proses penulangan dan bekisting selesai. Mutu beton
yang digunakan pada pekerjaan ini adalah beton K-300.
Tahapan pelaksanaan
- Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan kompresor udara.
- Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk mempermudah
pekerjaan.
- Menentukan daerah stop cor dengan memberikan potongan bambu.
- Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran berlangsung atau
beton sedang mengalami setting.
- Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian Half Slab sambil
dilakukan pemadatan dengan vibrator.
- Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan rencana dan
meratakan seluruhnya.
- Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpass pada setiap lokasi
yang akan diratakan.
- Setelah beton agak mengering, permukaan digosok dan dihaluskan.
- Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras.
2) Pekerjaan Pembesian
- Memasang penyangga kayu penggantung besi balok.
- Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan diameter pada
gambar kerja.
- Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga sehingga lebih
mudah dalam pelaksanaan perakitan.
- Memasang beton decking pada bagian bawah rakitan besi balok secara rapi dan
terikat kuat.
- Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi.
- Membersihkan bekisting dalam balok.
3) Pekerjaan Bekisting
- Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar.
- Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi sebagai penahan bekisting. Penempatan
scaffolding dipasang dengan jarak 90 cm.
- Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada landasan yang kuat
kokoh dan tidak miring.
- Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya.
- Sambungan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus
rapat.
- Membersihkan permukaan bekisting dari sampah atau kotoran lainnya.
- Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara merata di
seluruh permukaan.
b. Pekerjaan Balok B2 20x30 cm
1) Pekerjaan Beton K-300
Pengecoran dapat dilakukan setelah proses penulangan dan bekisting selesai. Mutu beton
yang digunakan pada pekerjaan ini adalah beton K-300.
Tahapan pelaksanaan
- Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan kompresor udara.
- Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk mempermudah
pekerjaan.
- Menentukan daerah stop cor dengan memberikan potongan bambu.
- Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran berlangsung atau
beton sedang mengalami setting.
- Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian Half Slab sambil
dilakukan pemadatan dengan vibrator.
- Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan rencana dan
meratakan seluruhnya.
- Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpass pada setiap lokasi
yang akan diratakan.
- Setelah beton agak mengering, permukaan digosok dan dihaluskan.
- Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras.
2) Pekerjaan Pembesian
- Memasang penyangga kayu penggantung besi balok.
- Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan diameter pada
gambar kerja.
- Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga sehingga lebih
mudah dalam pelaksanaan perakitan.
- Memasang beton decking pada bagian bawah rakitan besi balok secara rapi dan
terikat kuat.
- Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi.
- Membersihkan bekisting dalam balok.
3) Pekerjaan Bekisting
- Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar.
- Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi sebagai penahan bekisting. Penempatan
scaffolding dipasang dengan jarak 90 cm.
- Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada landasan yang kuat
kokoh dan tidak miring.
- Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya.
- Sambungan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus
rapat.
- Membersihkan permukaan bekisting dari sampah atau kotoran lainnya.
- Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara merata di
seluruh permukaan.
c. Pekerjaan Balok B2 20x30 cm (Balok Latei)
1) Pekerjaan Beton K-300
Pekerjaan pengecoran balok harus dilakukan setelah pekerjaan pemasangan bekisting
selesai. Mutu beton yang digunakan pada pekerjaan ini adalah beton K-300. Sebelum
pekerjaan pengecoran dilakukan, bekisting terlebih dahulu dilapisi dengan oli
bekas/minyak bekisting, oli tersebut berfungsi untuk melapisi bagian dalam bekisting
agar setelah beton mengering dapat dibuka dengan mudah dan untuk melindungi
bekisting supaya tahan lama. Perencanaan pengecoran di lapangan sudah memenuhi
gambar rencana diantaranya beton dicor dekat pada posisi akhirnya tidak terjadinya
segregasi akibat penanganan kembali atau pengaliran, pengecoran beton dilakukan
dengan kecepatan sedemikian hingga beton selama pengecoran tersebut tetap dalam
keadaan kental dan dengan mudah mengisi ruang di antara tulangan, beton yang telah
mengeras sebagian atau terkontaminasi oleh bahan lain tidak digunakan lagi pada
pengecoran, beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang setelah
pengikat awal tidak digunakan, kecuali bila disetujui oleh pengawas lapangan, setelah
dimulainya pengecoran, maka pengecoran dilakukan secara menerus sehingga memenuhi
panel atau penampang pada batas dan sambungan yang ditetapkan hingga selesai
bagaimana yang diizinkan atau dilarang. Permukaan atas cetakan vertikal secara umum
datar, semua beton dipadatkan secara menyeluruh dengan menggunakan cara yang sesuai
selama pengecoran dan dapat mengisi sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk ke
semua sudut cetakan.
2) Pekerjaan Pembesian
Pada pekerjaan dilapangan pengbengkokan besi dan sengkang tidak sesuai dengan
gambar rencana karena dilapangan
pembengkokan hanya diperkirakan saja oleh
pekerja, jarak sengkang yang ditentukan
pada gambar bestek adalah 20 cm.
Penempatan sambungan pada sengkang pada
lapangan sesuai dengan gambar rencana
dengan cara membuat penempatan
sambungan sengkang berselingan.
3) Pekerjaan Bekisting
Pemasangan bekisting tersebut sudah dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensinya.
Pemasangan bekisting di lapangan sudah sesuai dengan gambar rencana, yaitu cetakan
menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis dan dimensi komponen
struktur seperti disyaratkan pada gambar rencana dan spesifikasi, cetakan mantap dan
cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortar, cetakan diperkaku atau diikat dengan
baik untuk mempertahankan posisi dan bentuk, cetakan dan tumpuannya direncanakan
sehingga tidak merusak struktur yang dipasang sebelumnya, perencanaan cetakan
disertai pertimbangan faktor-faktor berikut :
- Kecepatan dan metode pengecoran beton.
- Beban selama kontruksi, termasuk beban-beban vertikal, horizontal, dan tumbukan.
- Persyaratan-persyaratan cetakan khusus untuk kontruksi sengkang, plat lipat, kubah,
beton arsitektural, atau elemen-elemen sejenis.
d. Pekerjaan Balok B3 15x30 cm
1) Pekerjaan Beton K-300
Pengecoran dapat dilakukan setelah proses penulangan dan bekisting selesai. Mutu beton
yang digunakan pada pekerjaan ini adalah beton K-300.
Tahapan pelaksanaan
- Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan kompresor udara.
- Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk mempermudah
pekerjaan.
- Menentukan daerah stop cor dengan memberikan potongan bambu.
- Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran berlangsung atau
beton sedang mengalami setting.
- Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian Half Slab sambil
dilakukan pemadatan dengan vibrator.
- Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan rencana dan
meratakan seluruhnya.
- Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpass pada setiap lokasi
yang akan diratakan.
- Setelah beton agak mengering, permukaan digosok dan dihaluskan.
- Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras.
2) Pekerjaan Pembesian
- Memasang penyangga kayu penggantung besi balok.
- Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan diameter pada
gambar kerja.
- Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga sehingga lebih
mudah dalam pelaksanaan perakitan.
- Memasang beton decking pada bagian bawah rakitan besi balok secara rapi dan
terikat kuat.
- Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi.
- Membersihkan bekisting dalam balok.
3) Pekerjaan Bekisting
- Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar.
- Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi sebagai penahan bekisting. Penempatan
scaffolding dipasang dengan jarak 90 cm.
- Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada landasan yang kuat
kokoh dan tidak miring.
- Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya.
- Sambungan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus
rapat.
- Membersihkan permukaan bekisting dari sampah atau kotoran lainnya.
- Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara merata di
seluruh permukaan.
d. Pekerjaan Bekisting
- Untuk balok, plat lantai, dan tangga bekisting dikerjakan dahulu baru setelah itu
dilanjutan dengan pembesian tulangan.
- Pabrikasi bekisting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekisting menjadi dekat. Untuk struktur
beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekisting dapat menggunakan
pasangan batako :
o Sebelum bekisting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan total station untuk
kesikuan dan leveling pondasi.
o Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran
beton dapat baik.
o Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu pengecoran pasangan
dinding batako tidak ambruk/runtuh
- Pabrikasi bekisting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom, balok,
plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan menggunakan
balok/kasau dan alat perancah scaffolding :
o Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
o Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan
perkuatan balok/kasau dan scaffolding.
o Cek bekisting jangan ada celah yang berakibat kebocoran. Pasangan bekisting harus
rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang
flat/maksimal.
• Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi
plat siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
• Setting (pasang) besi tulangan yang telah dipabrikasi ke dalam bekisting.
• Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
• Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekisting.
3. Pekerjaan Tangga
2) Pekerjaan Pembesian
Sebelum memulai pekerjaan bekisting bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/
ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan,
apakah menggunakan perancah kayu saja atau dengan scaffolding.
- Bekisting ini tidak perlu dipabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat
penyetelan langsung, yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga.
Pada bagian bawah bekisting ini didukung oleh perancah untuk menahan beban serta
mempertahankan posisi kemiringan tangga.
- Pekerjaan pemasangan tulangan tangga dilakukan setelah bekisting terpasang, Tulangan
utama dipasang terlebih dahulu, kemudian dirangkai dengan tulangan sengkang. Bagian
bawah tulangan tangga diberi beton tahu / beton decking, Pemasangan beton decking
pada bagian bawah tulangan.
- Pemasangan tulangan anak tangga disesuaikan dengan gambar teknis, tulangan ini
dihubungkan dengan tulangan badan tangga dengan cara diikat dengan kawat,
kemudian dipasang tulangan memanjang yang berfungsi untuk memperkuat anak
tangga. Beton decking juga dipasang pada sisi yang akan dipasang bekisting.
- Sebelum proses pemasangan, bekisting dipasang di salah satu sisi dinding tangga agar
tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan tulangan.
3) Pekerjaan Bekisting
- Sebelum memulai pekerjaan bekisting bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/
ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan,
apakah menggunakan perancah kayu saja atau dengan scaffolding.
- Bekisting ini tidak perlu dipabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat
penyetelan langsung, yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga.
Pada bagian bawah bekisting ini didukung oleh perancah untuk menahan beban serta
mempertahankan posisi kemiringan tangga.
- Setelah pekerjaan pemasangan tulangan bordes dan badan tangga selesai, kemudian
dipasang dinding tangga pada sisi yang lainnya dan dinding bordes diatas badan tangga.
Bekisting dinding tangga dipaku dengan bekisting badan tangga.
- Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan
yang telah digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah
dalam. Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah
semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang
dari atas ke bawah. Sama halnya dengan dinding badan tangga, dinding anak tangga
inipun telah dipabrikasi sebelumnya.
Pembongkaran bekisting
Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah beton berumur
12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau
setelah mendapat ijin dari pihak direksi. Untuk pembongkaran balok bordes cara dan
urutannya seperti pada pembongkaran balok biasa.
PEKERJAAN ATAP
Lingkup Pekerjaan
Pelaksana harus menyediakan bahan, tenaga
kerja, perlengkapan dan peralatan lainnya
yang diperlukan untuk pekerjaan atap ini
sesuai yang tercantum dalam gambar
rencana.
1. Pekerjaan Balok RB 15x20 cm
a. Pekerjaan Balok RB 15x50 cm
1) Pekerjaan Beton K-250
Pengecoran dapat dilakukan setelah proses penulangan dan bekisting selesai. Mutu
beton yang digunakan pada pekerjaan ini adalah beton K-250.
Tahapan pelaksanaan
- Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan kompresor udara.
- Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk mempermudah
pekerjaan.
- Menentukan daerah stop cor dengan memberikan potongan bambu.
- Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran berlangsung atau
beton sedang mengalami setting.
- Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian Half Slab sambil
dilakukan pemadatan dengan vibrator.
- Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan rencana dan
meratakan seluruhnya.
- Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpass pada setiap lokasi
yang akan diratakan.
- Setelah beton agak mengering, permukaan digosok dan dihaluskan.
- Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras.
2) Pekerjaan Pembesian
- Memasang penyangga kayu penggantung besi balok.
- Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan diameter pada
gambar kerja.
- Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga sehingga lebih
mudah dalam pelaksanaan perakitan.
- Memasang beton decking pada bagian bawah rakitan besi balok secara rapi dan
terikat kuat.
- Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi.
- Membersihkan bekisting dalam balok.
3) Pekerjaan Bekisting
- Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar.
- Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi sebagai penahan bekisting. Penempatan
scaffolding dipasang dengan jarak 90 cm.
- Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada landasan yang kuat
kokoh dan tidak miring.
- Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya.
- Sambungan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus
rapat.
- Membersihkan permukaan bekisting dari sampah atau kotoran lainnya.
- Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara merata di
seluruh permukaan.
b. Pekerjaan Balok IWF 150x75x5x7 mm
1) Pekerjaan Profil Baja IWF 150x75x5x7 mm
Profil Wide Flange adalah profil berpenampang H atau I yang dihasilkan dari proses canai
panas (Hot rolling mill). Baja Profil WF-beam memiliki dimensi tinggi badan (H), lebar
sayap (B), tebal badan (t1), tebal sayap (t2) merata dari ujung hingga pangkal radius (r).
Profil baja yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah baja IWF 150x75x5x7 mm.
Perencanaan dan Penggambaran
Dalam perencanaan konstruksi baja ini yang terpenting adalah selalu diadakan check and
re-check gambar baja dengan konsultan (bila ada) antara gambar baja dengan struktur
atau dengan arsitek/sipil.
Pemahaman gambar
Konsep pemahaman gambar-gambar Baja / Gambar Pelaksanaan sebelum Fabrikasi:
- Denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dan dimensi
- Detail-detail gambar ( yang terkait dengan tabel baja)
• Sambungan
• Pengelasan
• Baut-baut
• Angkur-angkur/pengangkuran
Dalam gambar detail baja untuk ukuran-ukuran yang biasanya tidak ditentukan seperti
misalnya pada kelekan kuda-kuda portal sebaiknya dipakai standarisasi ukuran yang biasa
dipakai, jadi tidak menggunakan skala.
Fabrikasi
Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pengawas/Direksi
Pekerjaan untuk di laksanakan maka proses fabrikasi dapat segera dilaksanakan dengan
selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana.
Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya pengangkuran dan
stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera dipasang.
PENGELASAN
Peralatan yang digunakan
- Generator / Genset
- Onvomer/ Trafo las
- Kabel las + dan –
- Stang las (handle)
- Topeng las
- Kawat las
Kawat las yang biasa dipakai ada 3 jenis. Diameter 2,6 mm untuk Pelat baja tipis, diameter
3,2 mm, dan 4,0 mm untuk plat baja yang lebih tebal Selain itu type Kawat RD 460 dan RD
260, yang biasa dipakai adalah type RD 460.
Energi / daya yang digunakan untuk pengelasan yang sempurna :
- Untuk kawat diameter 2,6 mm menggunakan daya 3.000 Watt – 8.000 Watt
- Untuk kawat diamater 3,2 dan 4,0 mm menggunakan daya 5.000 Watt – 12.000 Watt
- Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap bahaya
keruntuhan.
Yang sangat penting untuk hasil yang ingin kita capai dalam melas konstruksi baja, ialah
cara melas, dimana yang perlu diperhatikan adalah keserbasamaan (keseragaman) dan
rupa las, serta kematangan pengelasan. Setelah pengelasan biasanya akan timbul kerak-
kerak las ini harus dibersihkan dengan cara diketok-ketok dengan palu (hammer).
ERECTION
Persiapan dan peralatan :
- Box
- Tali tambang
- Tali baja
- Liyer
- Takel
- Peralatan Las
- Blander
- Kunci / Kunci momen
- Alat Bantu (balok-balok kayu, dll)
Man Power untuk Erection
Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga kerja ini dapat
dibagi menurut pekerjaannnya :
- Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kode-kode yang
ada.
- Tenaga penarik Liyer dan tali baja.
- Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut.
- Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang
- Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi.
Erection Kolom IWF :
Schedule fabrikasi dan erection.
1. Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi sesuai dengan kode-
kode yang terdapat pada Shop drawing.
2. Erection kolom IWF dengan box pipa
3. Pemasangan Regel / koker antar kolom
4. Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama
5. Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda
6. Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan 1 Box , (L < 23 m
= 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box). Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-kuda >
23.00 m pada 4 arah. Untuk beban berat harus pakai sling baja.
7. Kuda-kuda dirangkai di bawah.
8. Pemeriksaan awal terhadap panjang dan hasil pengelasan.
9. Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan Liyer.
(dicheck kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku tambahan).
10. Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi agar tidak
terpuntir atau dipegang dengan box pipa.
11. Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dichek bentangnya = bentang kolom
12. Kuda – kuda dibaut pada kolom.
13. Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.
14. Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicheck panjang dan
pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah 5 s/d 10).
15. Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera dipasang gording
dan ikatan angin.
16. Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama. Untuk
penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan terhadap kekuatan plat
atau balok beton.
Pada erection awal koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi langsung.
Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti jalannya erection serta
berfungsi sebagai supervisi.
PASCA ERECTION
- Pemeriksaan tegak lurus (lot) dari kolom.
- Pemeriksaan pemasangan baut / las (Check Total)
- Semua sambungan dicheck
- Pengecatan ulang meni besi
- Periksa lendutan apakah sesuai dengan batas yang diberi oleh koordinator.
- Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)
2) Pekerjaan Plat Stiffner & End Plate, 1.5 cm
Plat stiffner adalah plat yang dipasang dengan maksud untuk mencegak tekukan,
sedangkan end plate adalah plate penutup atas kolom atau plate yang digunakan pada end
section untuk menutupi area bukaan dengan ketebalan plat 1.5 cm. Pemasangan plat
stiffner dan end plat dilakukan pada saat fabrikasi.
3) Pekejaaan Plat Rip Plat
4) Pekerjaan HTB A325 M16 + Nut & Washier
High Tension Bolt atau disingkat HTM adalah baut mutu tinggi yang digunakan sebagai
sambungan baja profil. Jenis yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah jenis A325 dengan
diameter 16 mm. sedangkan yang dimaksud dengan Nut & Washier adalah baut dan ring.
5) Pekerjaan Base Plate, tebal 1.5 cm
Base plate adalah Plate perletakan yang dilas pada profile suatu kolom dan sebagai joint
kolom dengan pondasi yang diikat dengan anchor bolt. plat yang digunakan adalah plat
dengan ketebalan 1.5 cm dan pemasangan base plat dilaksanakan pada saat fabrikasi.
6) Pekerjaan Angkur, Ø16, kedalaman 17 cm
Angkur berfungsi sebagai pemegang struktur atas (kolom/Kuda-kuda) pada posisi yang
sebenarnya/tepat.
Penempatan dan pemasangan angkur,
- Buat Bouwplank setempat.
- Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
- Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah mal.
- Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
- Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
- Bekisting kolom dipasang.
- Kolom dicor
- Mal angkur dilepas
2. Pekerjaan Kuda-Kuda
a. Pekerjaan Pipa Baja 3”, 5.49 mm
Peralatan yang dibutuhkan antara lain alat las/pemotong baja, meteran/pengukur.
Teliti ukuran sebelum diadakan pemotongan, pastikan letak dan ukuran lubang baut sebelum
dilakukan pengeboran pada pipa. Pipa yang digunakan adalah pipa 3”.
b. Pekerjaan Pipa Baja 1-1/2”, 3.68 mm
Peralatan yang dibutuhkan antara lain alat las/pemotong baja, meteran/pengukur.
Teliti ukuran sebelum diadakan pemotongan, pastikan letak dan ukuran lubang baut sebelum
dilakukan pengeboran pada pipa. Pipa yang digunakan adalah pipa 1-1/2”.
c. Pekerjaan Base Plat 5 mm
Base plate adalah Plate perletakan yang dilas pada profile suatu kolom dan sebagai joint kolom
dengan pondasi yang diikat dengan anchor bolt. plat yang digunakan adalah plat dengan
ketebalan 5 cm.
d. Pekerjaan Angkur dan Baut, Angkur D 12 mm dan Baut D 24 mm, kedalaman 15 cm.
Angkur berfungsi sebagai pemegang struktur atas (kolom/Kuda-kuda) pada posisi yang
sebenarnya/tepat.
Penempatan dan pemasangan angkur,
- Buat Bouwplank setempat.
- Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
- Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah mal.
- Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
- Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
- Bekisting kolom dipasang.
- Kolom dicor
- Mal angkur dilepas
e. Pekerjaan Purlin C 150x50x20x2.3 mm
- Pekerjaan. Cleat Plate 5 mm
Cleat Plate adalah sambungan cleat bracing ringan didefinisikan sebagai cleat yang tidak
kaku yang menghubungkan bracing ringan seperti batang datar, batang atau bagian tabung
kecil (bulat atau persegi) ke balok atau kolom. Cleat Plate yang digunakan pada pekerjaan
ini adalah plat dengan ketebalan 5mm.
- Pek. Sagrod Ø 10 mm + Nut & Washier
komponen tegangan yang digunakan untuk membatasi lendutan girt atau purlin ke arah
sumbu lemah. Jenis Sagrod yang dipergunakan pada pekerjaan ini adalah sagrod Ø 10 mm
dengan baut dan ring pengunci.
- Bolt M8 + Nut & Washier
Bolt M8 adalah jenis baut yang dilengkapi mur dan ring pengunci, jenis baut yang
digunakan pada pekerjaan ini adalah Bolt M8 dilengkapi dengan baut dan ring pengunci.
- Wind Bracing Ø 12 mm + acc
Wind bracing adalah kawat diagonal untuk mengikat kasau atap bersama-sama guna
mencegah lengkung. Wind Bracing yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Wind
Bracing ukuran Ø 12 mm.
- Jarum keras M16
Jarum keras adalah salah satu alat rigging yang digunakan untuk mengatur ketegangan
sling. Jenis jarum keras yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah jarum M16.
Lantai I
1. Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan, ex Hebel
Persiapan
- Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.
- Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu karet,
waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.
- Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan
mendapat permukaan yang rata.
- Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
- Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).
- Pasang Profil dengan memakai hollow besi.
- Profil Hollo
- Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom praktis
sesuai approval. Dengan ketentuan :
Metode Kerja
- Tidak dibenarkan pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.
- Kedalaman bor, kebersihan lubang agar di cek.
Pengecoran kolom
- Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut digunakan hollow
alumunium / jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat control kerataan.
control kerataan
2. Pekerjaan Plesteran Dinding Bata Ringan, ex Hebel
Pekerjaan Plesteran
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
- Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar serta
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, termasuk belt course, lengkungan
(niche).
Bahan
- Semen
- Pasir pasang
- Air
Metode Pelaksanaan
- Memasang benang pada ke empat sisi bidang dinding sesuai ketebalan yang dikehendaki.
- Membuat cetakan dari adukan ukuran 10x10 cm dengan potongan triplek 2x5 cm diatasnya
sesuai ketebalan plesteran.
- Membuat lajur kepalaan plesteran horizontal per bidang (sisi atas dan bawah) dengan
memperhatikan lot lokasi paling atas dan bawah dengan menyesuaikan plesteran antar
kepalaan.
- Buat kepalaan vertikal 1,5 m dari atas ke bawah dan biarkan +/- 24 jam (note : siku 20.20.2
dapat dipakai sebagai kepalaan).
- Kamprot dan ratakan dengan jidar allumunium dan biarkan mengering 3-4 hari.
- Perataan permukaan plesteran dengan kasut dan jidar hingga halus dan rata.
-
3. Pekerjaan Acian Dinding
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
Bahan
- Semen aci/semen portland
- Air
Metode Pelaksanaan
- Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran menjadi kering.
- Permukaan dinding hebel sebelum di aci terlebih dahulu disiram air kemudian diratakan.
Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen,
permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.
Lantai 2
1. Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan, ex Hebel
Persiapan
- Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.
- Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu karet,
waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.
- Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan
mendapat permukaan yang rata.
- Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
- Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).
- Pasang Profil dengan memakai hollow besi.
- Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom praktis
sesuai approval. Dengan ketentuan :
Metode Kerja
- Tidak dibenarkan pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.
- Kedalaman bor, kebersihan lubang agar di cek.
- Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.
- Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja
dengan baik.
- Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan masukan kedalam bak adukan /
ember plastik
- Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan hand mixer.
- Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka dipakai adukan mortar
terlebih dahulu pada bagian paling dasar agar didapatkan permukaan yang rata. (Leveling)
- Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal speci
yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan atas join
slab menggunakan MU-380/ 301-Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air dan diaduk
menggunakan Hand mixer), seperti gambar terlampir.
- Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah
disetujui.
- Campuran untuk kolom praktis 1 pcs : 2 ps : 3 sp : 1 lt air dengan perbandingan 1 ember
semen, 2 ember pasir, & 3 ember split kecil serta 1 liter air. Material yang digunakan sesuai
dengan yang telah di ajukan approval.
- Pengadukan campuran beton untuk kolom praktis menggunakan molen
- Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian
±1meter.
- Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut digunakan hollow
alumunium / jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat control kerataan.
Pelaksana pelaksana
Bahan
- Semen PC
- Semen Grouting Natt
- Pasir
- Air
- Keramik Roman/setara
Metode Pelaksanaan
- Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat Keramik menjadi lebih elastis dan lebih
mudah menempel pada saat pemasangan.
- Perhatikan kualitas Keramik. Keramik kualitas rendah akan susah memasang secara presisi.
Untuk itu, Keramik harus dipasang longgar karena masing-masing memiliki selisih 0.2-0.5 mm
sehingga tidak saling bertubrukan.
- Oleskan air semen, bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah Keramik. Hal ini
akan membuat daya rekat Keramik ke adukan benar-benar lengket.
- Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil,
batu atau ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawa Keramik.
- Padatkan secara rata, ketuk Keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong
atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat karena Keramik lepas dikemudian hari.
- Periksa ketinggiaanya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan
ketinggian lantai.
- Biarkan selama dua atau tiga hari, hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan
keluar melalu yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen dan jangan lupa
membersihkan yang masih kosong dari kotoran yang mengendap.
- Amankan areal Keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari. Keramik
akan amblas karena adukan dibawahnya masih belum kuat karena adukan dibawahnya masih
belum kuat untuk dibebani.
- Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3x3 m biasanya terdapat 3-5 Keramik yang
kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.
4. Pekerjaan Keramik Tile 30x30 cm Unpolished, Lantai KM/WC, Micita Gris
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Ukuran keramik yang digunakansetara yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan lantai
yaitu: (30 x 30 cm)
- Ukuran dan merek yang digunakan pada pekerjaan pelapis lantai dan dinding disesuaikan
dengan gambar kerja yang telah disepakati.
- Keramik yang akan digunakan tidak boleh cacat, retak, bergelombang, berlubang, bernoda dan
permukaannya tidak boleh cembung atau cekung.
- Sisi keramik harus siku agar pada saat pemasangan dapat presisi dan rapat.
- Pemasangan keramik harus dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli, harus menghasilkan
penyelesain yang rapi dan nad yang lurus.
- Pemasangan keramik yang tidak rapi harus dibongkar dan menjadi tanggung jawab
Pelaksana pelaksana
Bahan
- Semen PC
- Semen Grouting Natt
- Pasir
- Air
- Keramik Roman/setara
Metode Pelaksanaan
- Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat Keramik menjadi lebih elastis dan lebih
mudah menempel pada saat pemasangan.
- Perhatikan kualitas Keramik. Keramik kualitas rendah akan susah memasang secara presisi.
Untuk itu, Keramik harus dipasang longgar karena masing-masing memiliki selisih 0.2-0.5 mm
sehingga tidak saling bertubrukan.
- Oleskan air semen, bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah Keramik. Hal ini
akan membuat daya rekat Keramik ke adukan benar-benar lengket.
- Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil,
batu atau ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawa Keramik.
- Padatkan secara rata, ketuk Keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong
atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat karena Keramik lepas dikemudian hari.
- Periksa ketinggiaanya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan
ketinggian lantai.
- Biarkan selama dua atau tiga hari, hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan
keluar melalu yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen dan jangan lupa
membersihkan yang masih kosong dari kotoran yang mengendap.
- Amankan areal Keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari. Keramik
akan amblas karena adukan dibawahnya masih belum kuat karena adukan dibawahnya masih
belum kuat untuk dibebani.
- Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3x3 m biasanya terdapat 3-5 Keramik yang
kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.
2. Pekerjaan Jendela
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop
drawing pekerjaan pintu, kusen dan
jendela aluminium.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pekerjaan Pengecatan Dinding Bata Ringan, ex Hebel
Pengecatan dapat dilakukan setelah dinding acian ber umur > 14 hari, pilihlah type cat dinding
luar yang memiliki sifat elongasi (elastomeric) seperti type weather sheald. Kesemua tahapan ini
jika dilakukan dengan sesuai dengan prosedur yang direkomendasikan, semestinya media
permukaan dinding sisi bagian luar tidak terjadi retak baik (baik retak karena penyusutan maupun
retak struktur), diaman jika terjadi retak pada dinding bagian luar tidak menutup kemungkinan
terjadinya kebocoran pada dinding berupa flek rembesan tampias air hujan ketika terjadinya hujan
lebat. Sekalipun sudah menggunakan cat bagian luar jenis weather sheald (elastomeric).
2. Pekerjaan Pengecatan Plafond Kalsiboard
- Sebelum memulai pengecatan harusnya area yang akan dicat dibersihkan terlebih dahulu.
- Proses pengecatan hendaknya dilakukan secara hati-hati supaya noda cat tidak mengotori area
yang lain.
- Sebelum mulai menggunakan cat, hendaknya dilakukan pengenceran terlebih dulu agar hasil
pengecatannya terlihat rapi, rata, dan tidak belang-belang. Gunakan air atau minyak sesuai
jenis cat plafon yang digunakan.
- Tuangkan bahan pengencer ini dengan komposisi yang sesuai saran pada kemasannya.
Kemudian aduklah sampai tercampur secara merata.
- Mulailah dengan mengaplikasikan cat dasar terlebih dahulu. Tujuannya untuk menutup pori-
pori permukaan kalsiboard sehingga lebih kuat dan tahan air. Pemberian lapisan cat dasar juga
akan membuat warna cat utama tampak tegas. Jikalau ukuran panjang dan lebar ruangan tidak
sama, Anda bisa mengikuti bagian yang lebih pendek supaya hasilnya rapi. Setelah pengecatan
memakai cat dasar selesai, Anda perlu menunggu waktu 24 jam agar mengering. Setelah itu,
terapkan cat utama sebanyak dua kali pelapisan.
3. Pekerjaan Pengecatan Railing Tangga
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Aplikasikan cat primer sebanyak satu lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat
akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna. Pada suhu kamar, selang waktu pengecatan yang disarankan adalah 1 jam. Namun
pada suhu 30°C, selang waktu pengecatan disarankan adalah 6 jam.
- Setelah beres, tunggu hingga material kering sempurna selama satu malam.
4. Pekerjaan Pengecatan Kuda-Kuda IWF 400x200x8x13 mm
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Cat yang digunakan adalah jenis cat anti karat. Lakukan pengecatan primer sebanyak satu
lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna.
5. Pekerjaan Pengecatan Kuda-Kuda IWF 150x100x6x9 mm
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Cat yang digunakan adalah jenis cat anti karat. Lakukan pengecatan primer sebanyak satu
lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna.
6. Pekerjaan Pengecatan Pipa Baja 3”
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Cat yang digunakan adalah jenis cat anti karat. Lakukan pengecatan primer sebanyak satu
lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna.
7. Pekerjaan Pengecatan Pipa Baja 1-1/2”
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Cat yang digunakan adalah jenis cat anti karat. Lakukan pengecatan primer sebanyak satu
lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna.
8. Pekerjaan Pengecatan Railing Podium
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Aplikasikan cat primer sebanyak satu lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat
akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna. Pada suhu kamar, selang waktu pengecatan yang disarankan adalah 1 jam. Namun
pada suhu 30°C, selang waktu pengecatan disarankan adalah 6 jam.
- Setelah beres, tunggu hingga material kering sempurna selama satu malam.
9. Pekerjaan Pengecatan Dinding Foyer
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Aplikasikan cat primer sebanyak satu lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat
akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna. Pada suhu kamar, selang waktu pengecatan yang disarankan adalah 1 jam. Namun
pada suhu 30°C, selang waktu pengecatan disarankan adalah 6 jam.
- Setelah beres, tunggu hingga material kering sempurna selama satu malam.
10. Pekerjaan Pengecatan Rangka Foyer
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Aplikasikan cat primer sebanyak satu lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat
akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna. Pada suhu kamar, selang waktu pengecatan yang disarankan adalah 1 jam. Namun
pada suhu 30°C, selang waktu pengecatan disarankan adalah 6 jam.
- Setelah beres, tunggu hingga material kering sempurna selama satu malam.
PEKERJAAN FIXTURE
1. Pekerjaan Closet duduk
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan , peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini dengan
baik.
Pekerjaan ini meliputi semua
pekerjaan klosed duduk.
- Pengukuran pada level perlu
kembali dilakukan sebagai
acuan y ang tepat dari titik BM
dan sudah disetujui oleh
konsultan pengawas.
Bahan
- Closed Duduk Merek Toto/setara
- Pipa Saluran Pembuangan
- Aksesories
- Semen dan Lem Perekat serta alat bantu lainnya.
Pelaksanaan
- Pertama kali pasang terlebih dahulu instalasi pipa pvc yang digunakan sebagai saluran
pembuangan, pipa yang dapat digunakan minimal 4 inci dengan ujung pipa yang terhubung
dengan closet.
- Buat gambar pemasangan keramik pada lantai dan dinding, tentukan posisi closet berada
diantara nad keramik yang simetris misalnya diperempatan keramik atau ditengah badan
keramik.
- Buat marking atau pengukuran posisi closet di ruang toilet sesuai dengan gambar kerja yang
telah dibuat sebelumnya.
- Pastikan posisi ujung pipa berada pada posisi tengah closet yang telah direncanakan dan
dilakukan pengukuran.
- Buat adukan beton dengan campuran 1 semen : 3 pasir untuk membuat dudukan closet dan
membuat cekungan pada ujung pipa sesuai dengan bentuk closet yang akan dipasang.
- Dalam posisi adukan yang belum mengering lakukan peletakan closet pada posisi yang tepat.
- Ukur kedataran closet dengan water pass.
- Tunggu sampai adukan benar-benar kering sebelum mulai membuat percobaan penyiraman
closet dengan air.
- Dilanjutkan dengan pekerjaan lainya seperti pemasangan keramik lantai dengan ukuran
pemotongan keramik sesuai dengan gambar toilet yang sudah dibuat sebelumnya dan
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pemasangan closet.
2. Pekerjaan Jet Washer
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan , peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
- Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan Pemasangan jet waser serta aksesoriesnya yang
itunjukkan dalam gambar atau petunjuk konsultan pengawas.
- Pengukuran pada level perlu kembali dilakukan sebagai acuan yang tepat dari titik jarak yang
sudah disetujui oleh konsultan pengawas.
-
Bahan
- Jet Waser Toto/setara
- Aksesories
- Dinabold dan Lem perekat
Pelaksanaan
- Pelaksanaan pemasangan jet washer dapat dikerjakan bersamaan perlengkapan sanitair
lainnya pada saat bangunan dalam tahap penyelesaian.
- Beri tanda marking area untuk penempatan posisi jet washer.
- Pasang instalasi pipa untuk jet washer yang sudah dilengkapi dengan penggantung pipa,
penyangga dengan jarak tertentu dan memenuhi syarat.
- Pengetesan dari peralatan yang terpasang wajib dilaksanakan untuk mengetahui bahwa
pekerjaan pemasangan peralatan sudah baik dan benar.
3. Pekerjaan Floor Drain
Pekerjaan Pasangan Floor Drain
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan , peralatan dan alat-alat bantu
lainnyayang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
- Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan Floor Drain
Bahan
- Floor Drain (Local) Stainlessteel
- Aksesories
- Semen
Pelaksanaan
- Setelah lantai kamar mandi terpasang untuk area kamar mandi ataupun balkon akan
memerlukan lubang untuk pemasangan pipa sebagai tempat untuk buangan air/floor drain.
Pekerjaan pembuatan lubang tersebut tidak bisa dikerjakan sembarangan untuk mencegah
rusaknya panel lantai yang telah terpasang, oleh karena itu pekerja Pelaksana perlu
mengetahui teknik dalam membuat floor drain pada lantai kamar mandi.
- Untuk membuat lubang lantai kamar mandi yang telah terpasang pertama dibuat garis bantu
atau mall dengan menggunakan pipa yang akan dipasang pada lantai kamar mandi. Diameter
lubang harus sesuai dengan diameter pipa yang akan dipasang. Standart untuk pembuatan
lubang pada lantai adalah1/3 dari lebar lantai yaitu tidak boleh lebih dari 20 cm.
- Ketika telah terpasang semua kita tutup permukaan fiber tape dengan Mortar untuk
sambungan panel Star M811 dan waterproofing.
Bahan
- Wastafel Merek Toto/setara
- Aksesories
- Semen dan Lem Perekat serta alat bantu lainnya.
Pelaksanaan
- Wastafel yang digunakan adalah lengkap dengan segala aksesorisnya seperti tercantum dalam
brosurnya. Type-type yang dipakai adalah lihat sanitary schedule warna akan dipilih oleh
Pemberi pekerjaan.
- Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik tidak
ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh konsultan
pengawas.
- Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan gambar untuk itu serta
petunjuk- petunjuk dari produsen dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi, dan dibersihkan
dari kotoran, noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada yang bocor.
Bahan
- Urinoir Merek Toto/setara
- Partisi Urinoir
- Aksesories + Baut dan Skrup pemasangan
Pelaksanaan
- Urinoir berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk American Standard type yang
dipakai adalah: dengan fitting standard.
- Urinoir yang dipasang adalah urinoir yang telah diseleksi dengan baik tidak ada bagian-bagian
yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan Pengawas.
- Pemasangan urinoir pada tembok menggunakan baut ficher atau stainless steel dengan ukuran
yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.
- Setelah urinoir terpasang, ketinggian pemasangan harus sesuai gambar rencana. Semua celah-
celah yang mungkin ada antara dinding dengan urinoir ditutup dengan semen berwarna.
- Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.
Pekerjaan Atap
Pekerjaan Pemasangan Atap Spandek
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
pelaksanaan
- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam memasang spandek seperti bor, skrup pengunci
spandex, dan meteran sebagai alat ukur.
- Sebelum dipasang spandek dipotong sesuai ukuran. Setelah itu spandek diletakkan di bidang yang
akan dipasang.
- Cek kelurusan spandek. Jika sudah siap kancing spandek dengan menggunakan skrup penguci.
- Pasang spandek dengan rapi agar tidak terjadi kebocoran saat hujan.
Pekerjaan Silation/Aluminium Foil
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Pelaksanaan
- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam memasang aluminium foil seperti cutter untuk
memotong dan meteran sebagai alat ukur.
- Periksa lebar rangka reng pada atap.
- Potong aluminium foil sesuai panjang bentangan yang dikehendaki. Aluminium foil dapat dipasang
mengikuti bidang horisontal atau vertikal mengikuti bidang miring atap rumah
- Bentangkan aluminium foil di atas rangka kaso pada area yang hendak dipasang
- Tarik erat dan jepit aluminium foil dengan menggunakan reng, dapat dipaku / disekrup antara
reng dengan kaso
- Bentangkan aluminium foil pada sisi samping bidang yang sudah terpasang dan lakukan cara yang
sama dengan di atas
- Untuk bagian sambungan aluminium foil cukup dilakukan overlap selebar minimal 1 cm. Bila
diperlukan dapat ditambahkan aluminium tape sebagai perekatnya.
Pelaksanaan
- Siapkan terlebih dahulu tulisan atau huruf di atas kertas. Tempelkan tulisan tersebut dengan
menggunakan lem kertas di atas bahan plat galvanis.
- Setelah kertas menempel cukup keras (kering), potonglah huruf tersebut dengan
menggunakan gergaji logam, jigsaw atau laser cutting mengikuti bentuk huruf.
- Setelah pemotongan selesai, selanjutnya bentuklah huruf-huruf tersebut menjadi timbul
dengan menambah kaki atau kupingan dengan ukuran yang telah disepakati. Kupingan ini yang
menentukan ketebalan huruf yang kemudian dipatri atau disolder ke bagian huruf yang sudah
dipotong.
- Setelah proses pematrian selesai, masuk ke proses finishing. Pada tahap ini huruf yang sudah
terbetuk dipoles dengan menggunakan mesin pemoles agar mengkilat.
3. Transformator Daya
Pekerjaan ini meliputi pengadaan transformer daya serta kelengkapan-kelengkapan lain yang
dibutuhkan sesuai persyaratan teknis, gambar perencanaan dan persyaratan keamanan lain yang
diperlukan untuk kesempurnaan sistem.
4. Panel Daya Tegangan Rendah
Pekerjaan ini meliputi Panel Main Distribution / MDP, Sub distribution Panel, Panel-panel Daya
dan Panel Penerangan termasuk seluruh peralatan peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem instalasi listrik.
5. Kabel Daya Tegangan Rendah
Pekerjaan ini meliputi kabel utama dari Panel Genset ke panel MDP, kemudian kabel-kabel yang
digunakan untuk menghubungkan panel satu dengan panel lainnya serta harus termasuk seluruh
peralatan - peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik.
6. Instalasi Daya
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk menghubungkan panel-
panel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatan-peralatan listrik, seperti Exhaust Fan, Motor-
motor Listrik pada peralatan Sistem Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan Gambar
Perencanaan dan Buku Persyaratan Teknis.
7. Instalasi Penerangan
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan panel-panel penerangan
dengan fixture lampu, baik di dalam maupun di luar bangunan, sesuai dengan Gambar
Perencanaan dan Buku Persyaratan Teknis
8. Fixture Lampu
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah armature lampu, fitting, ballast, starter, capasitor,
lampu- lampu dan peralatan-peralatan lain yang berhubungan dengan item pekerjaan sesuai
dengan standard pabrik yang dipilih
9. Sistem Pembumian Pengaman
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian
dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan
dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem ini.
10. Peralatan Penunjang Instalasi
Pekerjaan ini meliputi junction box, conduit, sparing, doos outlet daya, doos saklar, doos
penyambungan, doos pencabangan, elbow, metal flexible conduit, klem dan peralatan-peralatan
lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan Sistem Distribusi Listrik meskipun peralatan-
peralatan ini tidak disebutkan dan digambarkan dengan jelas di dalam Gambar Perencanaan.
Kelengkapan - kelengkapan
MVMDP dilengkapi dengan komponen-komponen panel sebagai berikut:
1) Fuse tegangan menengah 63 A
2) Disconnecting Switch 400 A
3) Busbar dari tembaga dengan Zincromate
4) Saklar pembumian 630 A
5) Terminal ukur
6) Dudukan kabel (terminating)
7) Capasitor voltage divider
8) Lampu indikator
9) Mimic diagram
10) Penunjuk untuk posisi saklar pembumian
11) Single phase protector
12) Heater
Persyaratan listrik
1) Komponen komponen MVMDP mempunyai persyaratan teknis sebagai berikut:
• Tegangan kerja nominal : 24 kV
• Tingkat ketahanan isolasi (untuk 1 menit) : 50 kV
• Basic Insulation Lavel : 125 kV
• Arus nominal : 630 A
• Thermal withstand (1 detik) : 14,5 kA
• Electrodynamic withstand (sesaat) : 62.5 kA
• System fault level : 500 MVA
2) Busbar
• Panel mempunyai tiga buah busbar phasa dan satu bar atauterminal untuk pembumian yang
terbuat dari tembaga dengan ukuran masing-masing 40 x 10 mm.
• Bus bar ditempatkan pada compartement yang terpisah.
• Bus bar dipasang menggunakan isolator sehingga kokoh dan tahan oleh gangguan mekanis
akibat electrodynamic force.
3) Circuit Breaker (CB)
• Peralatan switching panel berupa Circuit Breaker dari jenis autopneumatic dimana
penutupan dan pembukaannya sangat cepat dan tidak tergantung kecepatan operator.
• CB dipasang pada 'fixed element'.
• CB jenis SF
• CB harus interlock dengan ACB trafo di LVMDP, dimana CB masuk terlebih dahulu kemudian
ACB (kondisi ini untuk menghindari Arus start yang sangat besar/inrush current yang dapat
mengakibatkan Fuse medium voltage putus).
4) Peralatan Ukur
MVMDP dilengkapi dengan peralatan ukur yang terdiri dari:
• Amperemeter
• Voltmeter
• kWH-meter
• Trafo ukur tegangan menengah.
5) Perlengkapan Panel Pengaman Trafo
Perlengkapan pada panel pengaman trafo:
• 1 (satu) set 3 poles 24 KV. Load break switch dengan rating sesuai gambar, manual drive
dilengkapi dengan :
• Spring loaded driving mechanism unit
• LBS
• Automatic triping mechnism facilities jika fuse putus
• Open circuit release off for bucholz relay dan thermometer
• 1 (satu) set 3 poles, 24 KV earthing switch, manual drive,mechanical interlocked ke load
break switch dan pintu.
• 3 (tiga) set induction type voltage indicator
• 1 (satu) set heating resistor
e. Perlengkapan Panel Incoming/Outgoing
Perlengkapan pada panel incoming / outgoing sistem radial :
• 1 (satu) set 3 poles, 24 KV load break switch dengan dilengkapi rating sesuai gambar, manual
drive dilengkapi dengan :
• Spring loaded driving mechanism unit
• 1 (satu) set poles 24 KV earting switch, manual drive mechanical interlocked ke load break
switch dan pintu.
• 3 (tiga) set induction type voltage indikator
• 1 (satu) set heating resistor
7) Interlock
Untuk masing-masing unit panel TM harus dilengkapi dengan sistem interlock antara load break
switch pintu panel dan earthing switch.
Persyaratan listrik
1) Kapasitas
Sesuai gambar perencanaan dan harus mampu dibebani sampai 125 % selama 15 menit.
Tegangan kerja nominal
• Sisi primer : 20 kV
• Sisi sekunder : 400/230 Volt
• Jumlah phasa : 3
• Frekwensi : 50 Hz
• Hubungan belitan : DYn-5
• Bahan : Copper
• Pendinginan : onan
• Tap changer : 3 tap dengan 2,5%, 1,5% per tap
• Basic Insulation Level : 125 kV
• Applied voltage test 1 menit : 50 kV
• Efisiensi : > 98 % dalam keadaan beban
• Jenis : Oil-immersed transformer
• Impedansi : 5%
• Insulation class : primary voltage 24 KV
• Basic Impuls voltage : primary winding 125 KV
Test voltage for 1 minute
• Primary Winding : 50 KV
• Isolasi : Klass A
• Kenaikan temperatur pada winding oil : max. 65º
2) Perlengkapan
Tranformator dilengkapi dengan :
• Thermometer
• RTS
• Roda
• Lifting eye
• Elastimold bushing
• Grounding
3) Persyaratan Pemasangan
• Trafo ditempatkan pada ruang trafo seperti terlihat dalam gambar perencanaan.
• Trafo dipasang pada dudukan setempat dengan perkuatan sedemikian rupa tidak akan
bergeser oleh gangguan mekanis.
3) Circuit Breaker
• Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB, MCCB dan ACB yang dilengkapi dengan thermal
overcurrent release dan electromagnetic overcurrent release yang rating ampere trip-nya
dapat diatur (adjustable).
• Outgoing circuit breaker dari Panel khusus untuk motor-motor harus dilengkapi dengan
proteksi kehilangan arus satu phasa.
• Circuit Breaker untuk proteksi motor-motor listrik harus menggunakan Circuit Breaker yang
dirancang khusus untuk pengaman motor (Circuit Breaker tipe M).
• Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang tercantum dalam Gambar
Perencanaan.
• Tipe Circuit Breaker yang digunakan adalah,
1. < 32 Ampere tipe MCB
2. 40 > sampai dengan 63 Ampere tipe MCCB Fix
3. < 80 Ampere tipe MCCB Adjustable
2) Pengaman
• Pengaman yang digunakan untuk tiap-tiap bagian capasitor menggunakan Miniature
Circuit Breaker.
• Pengaman yang digunakan untuk pengaman rangkaian capasitor mempunyai spesifikasi teknis
sebagai berikut :
Rating arus : sesuai Gambar Perencanaan
Tegangan Kerja : 380 Volt
Frekuensi : 50 Hertz
Jumlah phasa : 3
Breaking capacity : 35 Ka
3) Magnetic Contactor
• Switching untuk tiap-tiap bagian capasitor unit menggunakan magnetic contactor.
• Magnetic contactor yang digunakan untuk switching capasitor mempunyai spesifikasi teknis
sebagai berikut :
Rating tegangan : sesuai gambar perencanaan
Tegangan : 380 Volt
Frekuensi : 50 Hert
Jumlah pole : 3
Tegangan coil : disesuaikan dengan tegangan power factor regulator yang
digunakan
Breaking capacity : 35 KA
4) Discharge Resistor
Resistor yang digunakan untuk pembuangan muatan disesuaikan dengan standard dan
rekomendasi produk terpilih.
Penangkal petir
Penangkal petir
A. Ruang lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan dari system penangkal petir di suatu bangunan meliputi 4 pekerjaan
utama, yaitu:
1. Pemasangan instalasi terminal udara (air terminal)
2. Pemasangan instalasi pernghantar pertanahan (down conductor)
3. Pemasangan instalasi terminal dan elektroda pertanahan.
4. Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan tersebut diatas
Disamping hal tersebut diatas, jika diperrlukan harus ijin/ pengesahan dari lembaga/ badan yang
berwenang.
D. Tekhnis Pemasangan
Pemasangan system penangkal petir dalam suatu bangunan harus sesuai dengan gambar dan
spesifikasi yang dipersyaratkan. Diantara yang harus diperhatikan, antara lain:
- Air Terminal /terminal udara (lighting electrode) dipasang diatas dengan ketinggian yang
mampu melingkup perlindungan terhadap sambaran petir untuk seluruh bangunan (minimal
10m dari tanah).
- Down Conductor (penghantar) sepanjang high rise building harus dipasang klemp dengan
jarak 1 m.
- Kotak sambung harus dipasang setinggi 2 m dari tanah
- Elektroda pertanahan harus dimasukan tanah secara vertical, batang tembaga harus dilindungi
terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar tembaga.
- Letak titik pertanahan ditentukan berdasarkan gambar. Pipa galvanis 1” ditanam secara
vertical sampai ke dalam tanah hingga nilai resistensinya bila diukur dibawah 5 ohm.
Kemudian pipa dicabut kembali hingga akan meninggalkan lubang. Lubang tersebut diisi
dengan serbukarang dan kemudian elektroda pertanahan ditanam kembali.
- Terminal pertanahan harus terletak di dalam bak control.
- Tahanan pertanahan harus dicek secara periodic dan nilai tahanan pertanahan maksimum 5
ohm.
F. Peralatan penunjang
- Bak control
PEKERJAAN MEKANIKAL PLUMBING
LANTAI 1
1. Pekerjaan Pemadam Kebakaran
a. Pemadam Api Ringan (PAR) 3 kg, Co2
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Dalam penempatan alat pemadam api ringan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.
- Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang
mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian
tanda pemasangan.
- Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm dari dasar lantai tepat diatas
satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
- Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan jenis dan
penggolongan kebakaran.
-
- Penempatan tersebut antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya atau kelompok
satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
- Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung pada dinding
dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan
dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.
- Lemari atau peti (box) seperti tersebut dapat dikunci dengan syarat bagian depannya
harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.
- Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) tersebut harus disesuaikan
dengan besarya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau peti (box) sehingga
mudah dikeluarkan.
- Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas
(puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan
tepung kimia kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak
antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
- Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhu
melebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C kecuali apabila alat pemadam api ringan
tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas.
- Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka harus dilindungi dengan tutup
pengaman agar mudah dalam langkah langkah menanggulangi bahaya kebakaran.
b. Pekerjaan Instalasi Air Bersih
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit peralatan utama yang
diperlukan dalam system penyediaan air bersih yaitu instalasi pipa beserta alat bantunya.
- Pengadaan dan pemasangan keran-keran air yang terdapat di ruangan toilet.
- Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusi kesetiap peralatan sanitasi dan lain-lain
seperti yang tercantum dalam gambar.
- Memperbaiki semua kerusakan yang diakibatkan baik oleh bobokan-bobokan, galian-
galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.
- Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari system plumbing air bersih secara
keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai system berjalan baik sesuai yang
dikehendaki yaitu suatu system instalasi yang sempurna dan terpadu.
- Sebelum system penyediaan air bersih atau bagian dari system ini dipakai harus dilakukan
cara pengurasan yaitu air yang ada di dalam system dibuang lebih dahulu.
c. Pekerjaan Instalasi Air Kotor
- Pengadaan dan pemasangan pipa beserta perlengkapannya yang diperlukan dalam system
pembuangan, dan semua alat sanitasi yang ada sampai penyaluran akhir.
- Pengadaan dan pemasangan pipa dari alat sanitasi sampai keseluruh jaringan air buangan
(roil).
Bahan
- Pipa PVC (dimensi dan ukuran disesuaikan dengan gambar rencana)
- Katup Merek Valve (setara)
- Pompa Bosster (supply dari roo tank ke outlet, pressure gauge, flow switch,pengkabelan,
fitting- fitting,waterhammer arrester, shoft check valve dan pemipaan)
- Pompa transfer (dari tangki bawah ke tangki atas.1 unit centrifugal pump. Kap 100 lpm/40
mka, di kopel.
- Berikut base frame, panel control, pressure gaug, flow switch, pengkabelan, fitting-fitting,
waterhammer arrester,shoft check valve dan pemipaaan.)
Pelaksanaan
a. Persyaratan Pelaksanaan
1) Pekerjaan Air Bersih
- Pipa air bersih harus menggunakan pipa dari bahan PVC tipe AW, kulitas baik
atau setara.
- Fitting harus dari bahan yang sama dengan pipa di atas.
- Gantungan-gantungan, klem-klem dan lain-lain harus terbuat dari bahan yang
sama.
- Valve/stop keran untuk instalasi air bersih harus dipakai mutu yang terbaik
atau setara.
- Keran-keran dipakai harus yang terbaik
- Bak kontrol untuk valve/stop keran dibuat dari pasangan bata dengan
adukan kuat dan ditutup bersih
2) Pekerjaan Air Kotor
- Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari bahan
PVC dengan tekanan 10 kg/cm2 dengan kualitas baik.
- Fitting-fitting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama.
- Avur dan leher angsa dari bahan stainless steel kualitas baik atau setara.
b. System Pemipaan Air Bersih dan Air Kotor
1) Sistem Pembangunan Pipa
- Sambungan pipa PVC untuk air bersih dengan sambungan lem PVC (solvent)
untuk pipa diameter 3” ke bawah.
o Untuk katup/valve/stop keran mempunyai 2” ke bawah menggunakan
katup penutup dengan sistem penyambungan pakai ulir/screwed.
o Selanjutnya untuk katup ¾” ke bawah dipakai katup tipe bola (global).
o Yang lebih besar dari ¾” dipakai katup pintu (gate valve/stop keran) yang
berkualitas baik.
2) Pemasangan Penyambungan Pipa
- Untuk fitting-fitting sambungan harus dari jenis standart yang dikeluarkan oleh
pabrik dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Sistem sambungan bisa memakai ring gaskets rubbert ring join, untuk dimensi
2” digunakan lem/solvent semen.
3) Pemasangan Fixture, Fitting dan Sebagainya
- Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran
yang akan mengganggu aliran atau kebersihan.
- Semua fixtures fitting, pipa-pipa air pemasangannya harus rapi kuat dalam
kedudukannya dan tidak mengganggu pada waktu pemasangan dinding
keramik dan sebagainya.
4) Penggantungan atau Penumpu Pipa
- Semua pipa harus kuat dengan penggantung atau angkur yang kokoh agar
inklinasinya tetap.
o Untuk mencegah timbulnya getaran penggantung, penumpu/klem harus
bahan produksi pabrik.
o Penggantung atau penumpu pipa diskrup tepat pada bagian bangunan
dengan insert/angkur yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau
raset dari fisher. Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan sedemikian
rupa sehingga tidak merusak/menyebabkan turunnya pipa yang terpasang.
5) Pemasangan Pipa
- Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum finishing dinding/pelsteran dan
langit-langit dilaksanakan.
- Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur
bangunan harus dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur
yang bersangkutan.
- Persilangan antara air bersih dan air limbah harus dihindarkan.
6) Pengecatan
- Semua pipa dari besi yang tidak tertanam di dalam tanah/tembok dilapisi
dengan cat anti karat dan tanda arah aliran dipakai warna biru.
- Semua valve/stop keran harus diberi tanda yang menyebutkan nomor
identifikasi sesuai dengan fungsinya.
c. Pengujian
1) Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan
hidrostatik selama 24 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
2) Peralatan pengujian ini harus dilakukan dengan disaksikan oleh pihak yang
dianggap perlu/dikuasakan untuk itu, dan selanjutnya di buat berita acara.
3) Dalam pengetesan semua keran-keran harus dalam keadaan tertutup untuk
melihat kebocoran.
4) Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah (untuk
pipa diluar gedung) atau tertutup dengan plesteran dinding dan sebelum langit-
langit di daerah tersebut terpasang. Untuk sistem air kotor, air kotoran, vent dan
air hujan harus diuji terhadap kebocoran.
PEKERJAAN SITE
Metode kerja
1. Pengadaan Bahan dan Alat
- Ajukan persetujuan material sesuai gambar dan speksifikasi.
- Cek dan amati ulang kesiapan alat.
- Cat yang digunakan berwarna putih atau kuning seperti dalam gambar dan memenuhi spesifikasi
- Setelah jenis material yang akan digunakan disetujui secara tertulis, lakukan pengadaan material
dengan jumlah sesuai kebutuhan.
Permohonan Ijin Design Sesuai Gambar
- Ajukan gambar shopdrawing sesuai design rencana.
- Setelah gambar shopdrawing disetujui secara tertulis, segera lakukan pekerjaan selanjutnya.
Pekerjaan Persiapan
- Sebelum penandaan atau pengecatan marka parker dilakukan, pastikan bahwa permukaan yang
akan dibuat garis marka bersih, kering, dan bebas dari bahan yang berminyak dan debu.
Pengecatan Marka
- Cat yang digunakan adalah Cat Coldplastic
- Marka parkir berupa garis utuh mengelilingi ruang parkir, bisa berwarna kuning ataupun garis
putih, atau garis paralel untuk ruang parkir tegak lurus atau membentuk sudut.
- Lakukan pengukuran dengan teliti, selanjutnya buat garis marka. Pastikan penandaan marka pada
permukaan dengan dimensi dan penempatan yang presisi.
- Pengecatan dilakukan dengan mesin yang mampu menghasilkan suatu lapisan yang rata dan
seragam dengan tebal minimum 1,5 mm dan dengan suhu 204 – 218 °C.
- Lindungi marka yang masih basah dari lalu lintas sampai marka tersebut kering dan bisa untuk
dilalui.
- Setelah cat marka kering selanjutnya dilakukan pemasangan penahan roda. Untuk mempermudah
kendaraan masuk dan keluar dari ruang parkir, diberikan penahan roda yang tidak terlalu tinggi
ataupun terlalu rendah sehingga kendaraan tidak kebablasan mundur atau maju karena
keterbatasan jarak pandang.
a.
Metode Pelaksanaan Kesehatan dan b. Project Manager memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan
Keselamatan Kerja (K3) serta Lapangan termasuk bidang yang menangani K3.
Lingkungan c. Petugas K3 melakukan pembahasan atas persoalan yang
diajukan dalam rapat, serta melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan Perusahaan.
d. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya,
Petugas bidang K3 mengumpulkan data dan informasi
mengenai pelaksanaan K3 di lokasi pekerjaan. Sumber data
antara lain dari bagian personalia meliputi angka sakit, tidak
hadir tanpa keterangan, angka kecelakaan, catatan lama sakit
dan perawatan rumah sakit khususnya yang berkaitan dengan
akibat kecelakaan kerja. Dan sumber yang lain bisa dari
tempat pengobatan antara lain jumlah kunjungan, P3K dan
tindakan medik kerena kecelakaan, rujukan ke rumah sakit
bila perlu pengobatan lanjutan dan lama perawatan serta lama
berobat. Dari bagian teknik bisa didapat data kerusakan akibat
kecelakaan dan biaya perbaikan. Informasi juga dikumpulkan
dari hasil monitoring tempat kerja dan lingkungan kerja
Konstruksi terutama yaang berkaitan dengan sumber bahaya
potensial baik yang berasal dari kondisi berbahaya maupun
tindakan berbahaya serta data dari bagian K3 berupa laporan
pelaksanaan K3 dan analisanya. Data dan informasi dibahas
dalam organisasi atau unit pelaksana Konstruksi untuk
menemukan penyebab masalah dan merumuskan tindakan
korektif maupun tindakan preventif. Hasil rumusan
disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada bagian
pelayanan kesehatan. Rekomendasi berisi saran tindak lanjut
dari organisasi atau unit pelaksana pelayanan kesehatan serta
alternatif-alternatif pilihan serta perkiraan hasil/konsekuensi
setiap pilihan. Organisasi atau unit pelaksana Konstruksi
membantu melakukan upaya promosi dilingkungan Proyek
baik pada Karyawan, Pekerja maupun rekanan/mitra yaitu
mengenai segala upaya pencegahan kecelakaan pada
pelaksanaan pekerjaan Konstruksi.
e.
Konsep dan Solusi Konsep dan solusi K3 meliputi:
Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Penyuluhan K3 semua Karyawan, Pekerja dan Kemitraan.
2. Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan individu
(K3) serta Lingkungan dalam
dengan perilaku tertentu agar berperilaku sesuai dengan
sejumlah jenis pekerjaan
yang telah ditentukan sebelumnya sebagai produk akhir
dari pelatihan.
3. Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku,
diantaranya:
Pemeriksaan kesehatan setiap individu.
Penyediaan alat pelindung diri dan keselamatan kerja.
Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan
keadaan darurat.
Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai
kondisi kesehatan.
Pengobatan pekerja yang menderita sakit.
Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara
teratur melalui monitoring lingkungan kerja dari hazard
yang ada.
Melakukan biological monitoring.
Melakukan surveilans kesahatan kerja.
Metode dan Solusi Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari
Kesehatan dan Keselamatan Kerja kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua
(K3) serta Lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang
mempengaruhi kesehatan pekerja. Bahaya pekerjaan (akibat
kerja), Seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain,
bersifat akut atau kronis (sementara atau berkelanjutan) dan
efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek
terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak
langsung.
Kesehatan para karyawan dan tenaga kerja perlu diperhatikan,
oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat
produktifitas, secara satu system dapat menurunkan kualitas
hasil pekerjaan itu sendiri.
Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan
peralatan kerja di lingkungan Konstruksi, melalui usaha-usaha
pemahaman pentingnya kesehatan di lingkungan kerja, maka
potensi adanya penyakit akibat dampak pencemaran
lingkungan maupun akibat aktivitas kerja terhadap
masyarakat baik di lingkungan Proyek maupun masyarakat
luas dapat terkontrol dan terjaga.
Tujuan kesehatan kerja adalah:
Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan ketingkat
yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun
kesehatan sosial.
Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pekerja yang
diakibatkan oleh tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.
Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya
dari kemungkinan bahaya yang disebabkan olek faktor-
faktor yang membahayakan kesehatan.
Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis
pekerjanya. Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam
hubunganya dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik
secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode
bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin
dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan
dari kesehatan seseorang. Pada hakekatnya ilmu kesehatan
kerja mempelajari dinamika, akibat dan problematika yang
ditimbulkan akibat hubungan interaktif tiga komponen utama
yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu:
Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-
lain.
Beban kerja: fisik maupun mental.
Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara
lain: bising, panas, debu, dan lain-lain.
Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu
kesehatan kerja yang optimal. Sebaliknya bila terdapat
ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja
berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada
akhirnya akan menurunkan produktifitas kerja.
Kualitatif
Opnam kualitatif adalah pemeriksaan mutu (kualitas) suatu pekerjaan. Hal-hal yang diperlukan
dalam opnam kualitatif adalah antara lain: Dokumen Kontrak, Dokumen Perubahan, Spesifikasi
Teknis, Rencana Mutu Kontrak, Sertifikasi-sertifikasi yang Dipakai sebagai Standarisasi, Uji
Laboratorium, Uji (test) Lapangan, Mutu Pekerjaan di lapangan, Estetika, dan hal-hal yang
terkait dengan kualitas pekerjaan.
Pembenahan (Revisi)
Hal-hal yang ditemukan baik berkaitan dengan kuantitas maupun kualitas pekerjaan,
dituangkan dalam Dokumen Pembenahan (Revisi). Dokumen Pembenahan harus dikerjakan
sesuai kesepakatan para pihak, karena hal ini terkait dengan Pengakuan suatu pekerjaan.
Direksi Keet
Direksi Keet merupakan salah satu sarana yang berupa catatan-catatan para pihak terhadap
penyelesaian (proses) pekerjaan. Variasi direksi keet, disesuaikan dengan kualifikasi pekerjaan.
Catatan-catatan yang dituangkan dalam buku Direksi pekerjaan misalnya digunakan sebagai
catatan resmi yang harus ditindaklanjuti oleh para pihak.
Pemeliharaan Pekerjaan
Pemeliharaan adalah tahap di mana Pelaksana Pekerjaan melaksanakan pemeliharaan terhadap
hasil pekerjaan selama waktu 90 (Sembilan puluh) hari kalender sesuai yang ditetapkan dalam
Dokumen Kontrak. Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga hasil pekerjaan agar sesuai
dengan spesifikasi, kualitas, dan menjamin hingga umur rencana tercapai dengan
memperkirakan hasil deteksi selama masa pemeliharaan. Tujuan pemeliharaan juga adalah
untuk mempertahankan kondisi struktur beton tetap baik sesuai dengan tingkat pelayanan dan
kemampuannya pada saat struktur beton tersebut selesai dibangun dan dioperasikan sampai
dengan tercapainya umur rencana yang telah ditentukan.
Suatu struktur beton sekuat apapun tanpa didukung oleh sistem pengaliran air yang baik akan
dengan mudah menurunkan kekuatan struktur tersebut sebagai akibat dari melemahnya
kepadatan struktur yang telah dibuat. Pemeliharaan terhadap aliran air pada bagian permukaan
harus senantiasa mengalir dengan lancar karena genangan air hujan dapat melemahkan
struktur secara menyeluruh.
PENUTUP
Setelah seluruh pekerjaan telah rampung dan telah diterima dengan baik oleh Direksi dan Pengawas
Pekerjaan, tahap selanjutnya adalah proses Serah Terima Pertama Pekerjaan atau Provisional Hand
Over (PHO) antara Pelaksana dan Direksi Pekerjaan yang kami jadwalkan dilaksanakan pada minggu
ketiga puluh. Pada minggu tersebut pihak kami juga merencanakan melakukan Demobilisasi
peralatan dan tenaga kerja, dan pengembalian kondisi pada area lahan yang ditempati sebagai base
camp.
Selanjutnya Pelaksana memasuki Masa Pemeliharaan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender atas
hasil pelaksanaan pekerjaan, yang akan dilaksanakan sesuai yang dipersyaratkan.
Seluruh jajaran PT. KARYA ENAM-ENAM KONSTRUKSI berkomitmen untuk menjaga kualitas
Bangunan Hasil Pekerjaan hingga memiliki umur konstruksi yang sesuai sejak tanggal
penandatanganan Berita Acara penyerahan akhir (FHO), sesuai mekanisme yang berlaku.
Adapun Metode Pelaksanaan ini kami susun secara sadar dengan mempertimbangkan pertanggungan
terhadap kegagalan bangunan tersebut menurut aturan-aturan yang berlaku.
Demikian Metode Pelaksanaan ini kami sampaikan sebagai lampiran dokumen pendukung pada
proses pelelangan Pekerjaan Pembangunan Gor Mini Di Kompleks Gunungsari PT. Pelabuhan
Indonesia IV (Persero), yang diharapkan dapat memberikan penjelasan dan pemahaman akan proses
teknis pelaksanaan pekerjaan pada bidang konstruksi lapangan penumpukan/konstruksi jalan ini
sehingga patut ditetapkan sebagai Pelaksana pada pekerjaan ini.
Khairan Idris
Direktur