Anda di halaman 1dari 154

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GOR MINI DI KOMPLEKS


GUNUNGSARI
PT. PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

diajukan oleh:
PT. KARYA ENAM-ENAM KONSTRUKSI
Jl. BTN MINASA UPA BLOK N3 NO. 1 Makassar – Sulawesi Selatan
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Perusahaan : PT. KARYA ENAM-ENAM KONSTRUKSI

Nama Paket Pekerjaan : PEKERJAAN PEMBANGUNAN GOR MINI DI KOMPLEKS


GUNUNGSARI PT. PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

Tahun Anggaran : 2019

Lokasi Pekerjaan : KOMPLEKS GUNUNGSARI MAKASSAR

Jangka Waktu Pelaksanaan : 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender

Masa Pemeliharaan : 90 (sembilan puluh) hari Kalender

Lingkup Pekerjaan : - Pendahuluan


- Pekerjaan Preliminari
- Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan Elektrikal
- Pekerjaan Mekanikal
- Pekerjaan Site
- Penutup
DENAH DAN LOKASI PEKERJAAN
PENDAHULUAN

Adapun Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang kami paparkan mengacu pada tahapan atau urutan
pekerjaan di lapangan sesuai yang tertuang dalam Rencana Anggaran Biaya.
Tahapan pelaksanaan yang kami ajukan disesuaikan dengan mengacu pada Syarat-syarat Teknis yang
terlampir dalam Dokumen Pengadaan yang mensyaratkan pekerjaan ini dilaksanakan secara bertahap,
yang berarti proses tahapan pekerjaan di lokasi, yang dimulai dari pekerjaan preliminary (persiapan)
diantaranya pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pembersihan lokasi, Mobilisasi,
baik persiapan (pengukuran), pengadaan dan penyimpanan serta pengujian material, penghamparan
material, perataan, pemadatan termasuk pekerjaan beton dan pasangan (struktur), pemasangan atap,
plafond, partisi, pekerjaan mekanikal-elektrikal, sanitasi dan plumbing, serta pekerjaan lainnya,
dilaksanakan dengan penyelesaian secara berjalan dan sesuai persyaratan yang teruang guna
menghindari gangguan terhadap publik serta mengacu pada kontrak anggaran tahun tunggal.
Adapun jadwal rencana penyelesaian pekerjaan ini kami tuangkan dalam Time Schedule (terlampir).
Sistem step by step tersebut akan kami laksanakan dengan memperhitungkan waktu pelaksanaan
dengan cara yang efektif dan efisien dengan mengutamakan hasil sesuai yang dipersyaratkan serta
sesuai waktu yang dijadwalkan dan tanpa kecelakaan kerja.
TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN

Adapun pelaksanan pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Pembangunan GOR Mini Di Kompleks Gunung Sari
PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ini akan dilaksanakan dengan uraian pelaksanaan antara lain:
PEKERJAAN PRELIMINARI
1. Pengurusan IMB
Setelah proses penandatanganan kontrak, Pelaksana segera mengurus Izin Mendirikan Bangunan
(IMB). Hal ini dilaksanakan demi memenuhi ketentuan hukum yang yang berlaku dimana setiap
bangunan yang didirikan harus dilengkapi dengan IMB.

2. Pembersihan Lahan
a. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, yakni setelah lokasi diserahkan kepada Pelaksana, maka
pembersihan lahan harus dilaksanakan, baik dari pohon-pohonan maupun akar-akar pohon
serta material lainnya, kecuali bila diperintahkan lain oleh Direksi pekerjaan.
b. Bilamana terdapat akar tanaman atau tonggak kayu yang lebih dalam, maka harus dicabut
sampai bersih dan dibuang atau ditimbun di tempat yang telah ditunjuk oleh Direksi.
c. Tanah tempat kedudukan bangunan harus bersih dari bahan-bahan organis.
d. Tempat dimana ada timbunan tanggul, maka lapisan humus atau permukaan harus di-stripping
(pengupasan lapisan atas/top soil) ±20 cm.

3. Mobilisasi dan Demobilisasi


Yakni mencakup antara lain: Program Mobilisasi (pre-construction meeting), pengerahan Personil
dan Peralatan Kerja, penyediaan Fasilitas Pelaksana, serta Demobilisasi.
Sebagai kegiatan awal, Mobilisasi langsung akan dimulai pada minggu pertama pelaksanaan
pekerjaan/sejak penandatanganan kontrak dan/atau Gunning.
Program Mobilisasi / Pengajuan Kesiapan Kerja / Pra-Konstruksi
a. Dalam kurun waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Pelaksana akan segera melaksanakan
Rapat Pra-Pelaksanaan (Pre-Construction Meeting) yang dihadiri Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi
Pekerjaan (bila ada), dan Pelaksana Pekerjaan untuk membahas semua hal menyangkut jadwal
proses pelaksanaan pekerjaan ini secara detil, baik teknis maupun non teknis. Dalam periode ini
para Personil Inti sudah berada di lokasi pekerjaan.
b. Pre-Construction Meeting juga dimaksudkan sebagai bahan acuan antara Direksi Pekerjaan dan
Pelaksana dalam rangka penjadwalan dan kriteria yang tertuang dalam item mobilisasi ini.
c. Guna mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, maka dalam kurun waktu 3 (tiga) hari setelah
Rapat Pra-Pelaksanaan, kami selaku Pelaksana akan segera menyerahkan hasil Program Mobilisasi
dan jadwal rencana kemajuan pelaksanaan mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan.
d. Adapun Program mobilisasi menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang
disyaratkan:

1. Lokasi base camp dengan denah lokasi umum dan denah detil di lapangan yang
menunjukkan lokasi kantor Pelaksana, Gudang/Bengkel, dan Barak pekerja. Bilamana
dipersyaratkan juga menyangkut lokasi Laboratorium.
2. Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang
tercantum dalam Daftar Peralatan Utama yang diusulkan dalam Penawaran, bersama dengan
usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan serta penyimpanan peralatan di lapangan.
3. Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam Penawaran harus
memperoleh persetujuan dari Direski Pekerjaan.
 Daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan (bila ada) agar aman
dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal
selesai untuk perkuatan setiap struktur.
 Adanya jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang
menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan
persentase kemajuan mobilisasi.
 Bilamana perkuatan jembatan atau pembuatan jembatan darurat atau pembuatan timbunan
darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek diperlukan untuk memperlancar
pengangkutan peralatan milik Pelaksana, detil pekerjaan darurat ini juga harus diserahkan
bersama dengan Program Mobilisasi sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan.
Mobilisasi Personil dan Peralatan serta Mobilisasi lainnya
Personil: Untuk memperoleh hasil pekerjaan yang sesuai dengan harapan baik dari segi
kuantitas maupun kualitas maka diperlukan Tenaga Ahli/Tenaga Terampil termasuk Tenaga
Pendukung (pekerja), dalam hal ini personil yang memiliki kompetensi dan kemampuan profesi
keahlian kerja dibidang jasa konstruksi bangunan gedung bertingkat menurut disiplin keilmuan
dan/atau keterampilan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam Dokumen Pengadaan serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan.

Peralatan: Selain Tenaga Ahli/Tenaga Terampil, yang diyakni mampu memberi kontribusi
signifikan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yakni Alat dan/atau Peralatan berat dalam bidang
konstruksi pembangunan pekerjaan konstruksi gedung bertingkat yang digunakan juga
merupakan faktor penting di dalam proyek. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk
memudahkan dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai
dengan mudah pada waktu yang relatif lebih singkat dari jadwal yang ditentukan, dan memiliki
jenis, kapasitas serta komposisi yang sesuai dengan persyaratan dalam Dokumen Pengadaan
dan atas petunjuk Direksi Pekerjaan.

Demobilisasi
Dilaksanakan pada tahap pekerjaan dinyatakan telah selesai atau rampung oleh Direksi
Pekerjaan. Selain Demobilisasi Peralatan, juga termasuk pembongkaran lokasi base camp
(fasilitas Pelaksana) oleh Pelaksana pada saat akhir Kontrak, termasuk pemindahan semua
instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah/sewa dan pengembalian
kondisi base camp menjadi kondisi seperti semula sebelum Pekerjaan dimulai.

4. Administrasi dan dokumentasi


Meliputi Pekerjaan Administrasi dan Dokumentasi, Pembuatan Laporan dan Administrasi lain
(termasuk didalamnya Program Mobilisasi) dan yang berhubungan dengan pekerjaan hingga
dilakukannya Serah Terima Pekerjaan (PHO/Provisional Hand Over). Sedangkan Dokumentasi
yang dimaksud adalah Foto 0%, Pelaksanaan (50 %), dan foto Penyelesaian pekerjaan (100 %)
dan/atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
a. As built drawing
Termasuk bagian dari kegiatan administrasi, pembuatannya sejalan dengan penyelesaian
setiap item pekerjaan dan dirampungkan dan diajukan untuk mendapat persetujuan setelah
pekerjaan fisik selesai.
b. Metode Pelaporan
Pembuatan laporan adalah bagian dari kegiatan administrasi. Adapun dokumen-dokumen
yang dihasilkan dalam Pengukuran Ulang (dibahas pada bagian Mobilisasi) selanjutnya
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan Laporan Harian, Mingguan, Bulanan, dan Kurva S.
Bagian ini kami memaparkan proses pelaporan pekerjaan dari awal hingga selesainya
pekerjaan.
1) Laporan harian
Laporan yang dibuat dari data prestasi pekerjaan harian yang dibuat oleh Pelaksana.
Laporan ini memuat sekurang-kurangnya:
a) Identitas Pekerjaan
b) Hari ke…. Minggu ke… dan Bulan ke….
c) Isi Laporan Harian:
 Laporan Utama
 Daftar Tenaga Kerja yang terlibat.
 Daftar Peralatan yang digunakan.
 Cuaca.
 Alasan Percepatan/Kelambatan Pekerjaan.
d) Laporan Utama:
 Acuan RAB Uitzet
 Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
 Bobot Prestasi Pekerjaan Hari Lalu, Hari Ini, dan Total Bobot Prestasi
 Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Capaian Bobot Prestasi Pekerjaan
sampai dengan Hari ini.
Format Laporan Harian secara umum dapat dilihat pada tabel berikut:

* Prestasi Pekerjaan didapat dari input lapangan, **∑P = Total Nilai Paket Pekerjaan
Para pihak yang bertanda tangan di dalam laporan harian: Petugas Lapangan dari masing-
masing Pelaksana Pelaksana, Petugas Lapangan yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan, dan
Petugas Lapangan Direksi Pekerjaan (bila ada).
2) Laporan mingguan
Laporan Mingguan adalah rekapitulasi laporan harian selama 1 (satu) minggu. Hal-hal
yang dimuat dalam Laporan Mingguan antara lain:
a) Identitas Pekerjaan
b) Minggu ke…. Bulan ke…
c) Laporan Utama:
 Acuan Laporan Harian 7 hari dalam minggu yang bersangkutan.
 Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
 Bobot Prestasi Pekerjaan Minggu Lalu, Minggu Ini, dan Total Bobot Prestasi
 Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Pencapaian Bobot Prestasi Pekerjaan
sampai dengan Minggu ini.
Format Laporan Mingguan dapat dilihat pada tabel berikut:

* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Hari ke-7 tiap Minggu, **∑P = Total Nilai Paket Pekerjaan

3) Laporan bulanan
Laporan Bulanan adalah rekapitulasi pekerjaan Mingguan. Hal-hal yang dimuat dalam
Laporan Bulanan adalah antara lain:
a) Identitas Pekerjaan
b) Minggu ke….
c) Laporan Utama:
 Acuan Laporan Mingguan (4 Minggu) dalam bulan yang bersangkutan.
 Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
 Bobot Prestasi Pekerjaan Bulan Lalu, Bulan Ini, dan Total Bobot Prestasi
 Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Pencapaian Bobot Prestasi Pekerjaan
sampai dengan Bulan ini.
Format Laporan Bulanan dapat dilihat pada tabel berikut:

* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Minggu tiap Bulan, **∑P = Total Nilai Paket Pekerjaan

4) Kurva S
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dapat dituangkan dalam berbagai cara, tapi yang paling
umum digunakan dalam pekerjaan pemerintah adalah Kurva S. Yang dimuat dalam Kurva S
adalah antara lain: Identitas Pekerjaan, Para Pihak yang bertanggung jawab dalam
Pekerjaan; Direksi Pekerjaan, Konsultan Supervisi (Pengawas), dan Pelaksana.
*Dibagi sesuai dengan kebutuhan waktu yang tersedia, **Input diambil dari Laporan Mingguan, Minggu terakhir

Kurva S dipakai untuk melihat progress pekerjaan harian, mingguan, dan bulan. Dengan
melihat deviasinya, dapat diketahui suatu pekerjaan terlambat atau mendahului dari target.
Target yang dimaksud adalah jadual sesuai dengan kurva Rencana Prestasi Pekerjaan. Direksi
Pekerjaan, Konsultan Supervisi, dan Pelaksana Pelaksana dapat mengetahui sejak dini tentang
prestasi pekerjaan agar dapat dikoordinasikan dengan para pihak untuk mencegah masalah-
masalah.
Ciri suatu pekerjaan mengalami keterlambatan, apabila garis kurva realisasi prestasi pekerjaan
berada di bawah garis rencana. Sebaliknya, suatu pekerjaan mendahului (lebih cepat), apabila
garis realisasi berada di atas kurva S rencana. Deviasi yang diperbolehkan dalam pekerjaan
biasanya < -10%. Kalau keterlambatan (deviasi) sudah mencapai -10%, konsultan supervisi
dan PPK sudah memberi surat peringatan kepada Pihak Pelaksana Pekerjaan.
c. Ijin-Ijin
Pembuatan ijin-ijin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara
lain: ijin pengambilan material, ijin pembuangan, ijin trayek dan pemakaian jalan, ijin
penggunaan bangunan serta ijin-ijin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan
daerah setempat, harus cepat diselesaikan dan tembusannya disampaikan kepada Direksi
Pekerjaan. Halnya pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan kepada pemerintah setempat.
1) Ijin Tahapan Kerja
Untuk setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan, Pelaksana wajib membuat ijin
tahapan pekerjaan yang diajukan kepada Direksi pekerjaan dan setelah mendapat
persetujuan Direksi maka pekerjaan baru boleh dilaksanakan.
2) Wilayah Kerja
a) Secara umum Pelaksana dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan
bangunan di tepi area lintasan publik ataupun area yang tidak termasuk wilayah kerja
Pelaksana kecuali ada pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari Direksi
pekerjaan.
b) Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari gudang Pelaksana atau leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan satu hari.
c) Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat jaringan utilitas Pelaksana harus
berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang
ada.
d. Gambar-gambar dan Ukuran
1) Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
a) Gambar yang termasuk dalam dokumen pengadaan;
b) Gambar perubahan yang disetujui Direksi (setelah pengukuran ulang);
c) Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi.
2) Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat/revisi pada satu
lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada Pelaksana. Setelah diperbaiki,
pelaksana harus mengajukan kembali gambar yang oleh Direksi diminta untuk direvisi.
a) Gambar tersebut harus digambar kembali diatas kertas kalkir dan setelah disetujui oleh
Direksi, maka pemborong akan menyerahkan kepada Direksi gambar asli dan 3 (tiga)
lembar hasil produksinya sebagai Shop Drawing.
b) Pelaksana diharuskan menyimpan satu set di kantor lapangan untuk dipergunakan
setiap saat apabila diperlukan.
c) Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
d) Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan
harus disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
e) Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
f) Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang
ditetapkan oleh Direksi.

5. Pengukuran dan Stackingout


Dilaksanakan sebelum Pekerjaan fisik dimulai. Dalam Kegiatan ini termasuk didalamnya
investigasi volume aktual lapangan (MC-0%). Pekerjaan Uitzetten / Pengukuran kembali ini
adalah pekerjaan pengukuran ulang guna menentukan posisi BM yang akan dibangun serta
sekaligus untuk membuat mutual check awal (MC-0). Pengukuran ulang ini dilaksanakan dengan
memakai Total Station/Theodolitte dan Waterpass serta peralatan survey lainnya hingga
penggambaran untuk perhitungan gambar mutual check awal (MC-0). Segala bentuk perubahan
yang ditemukan dalam Pengukuran tersebut selanjutnya dituangkan dalam bentuk Dokumen
Tambah Kurang (Change Contract Order) atau Dokumen Tambahan (Addendum). Selanjutnya
dilakukan pematokan dan pemasangan Bowplank untuk menentukan batas-batas pekerjaan.
Pengukuran selanjutnya dilakukan pada saat persiapan penghamparan yang mengacu pada
kemiringan (elevasi) perencanaan yang disesuaikan dengan hasil Pengukuran tersebut.
6. Pemasangan pagar keliling dan banner
Pagar proyek dan banner berfungsi untuk mengamankan dan memberikan informasi kepada
masyarakat di sekitar lokasi proyek dari gangguan luar karena dapat memudahkan dalam
melakukan kontrol keamanan, selain itu pagar dan banner proyek juga berfungsi untuk menjaga
keselamatan masyarakat sekitar dari bahaya yang mungkin terjadi dalam aktifitas pembangunan
gedung. Bahan material untuk dinding partisi area proyek menggunakan seng.
Pagar didirikan pada batas-batas yang mengelilingi tapak kegiatan dengan tinggi 2 meter.
Pagar proyek terbuat dari seng gelombang BJLS 30, dipasang pada tiang rangka kayu kelas II,
serta pada tempat-tempat yang ditentukan dibuat pintu masuk untuk kendaraan angkutan dan
pintu masuk orang, pintu terbuat dari rangka kayu.
Untuk penyelenggaraan keamanan proyek, Pelaksana pelaksana harus menyediakan tenaga
keamanan sendiri yang memenuhi kualifikasi yang diperlukan, dengan jumlah yang
diperkirakan mencukupi areal pekerjaan proyek, disertai pemasangan spanduk vynil yang
berisikan gambar proyek, rambu rambu keselamatan.

7. Pembuatan Direksi Keet


diadakan/dibangun dengan luas sesuai kebutuhan di sekitar lokasi pekerjaan (sewa lahan) ,
termasuk fasilitasnya (Ruang meeting, ruang peralatan, ruang administrasi, dilengkapi wc),
dengan persetujuan dari Direksi pekerjaan. Pembangunan ini dilaksanakan setelah pihak
pelaksana memberikan hasil dari Program Mobilisasi dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pelaksana juga harus menyediakan, memelihara dan melengkapi satu ruangan dengan ukuran yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan yang akan digunakan oleh staf Direksi Pekerjaan (Pengawas).
Area lapangan juga harus memiliki ruang K3, serta memiliki peralatan komunikasi lapangan.

8. Pembuatan gudang dan barak pekerja


Membuat gudang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan/material yang akan
dipergunakan sebagai material untuk pelaksanaan pekerjaan. Barak pekerja berfungsi sebagai tempat
peristrahatan bagi para pekerja. Selain itu barak pekerja akan dilengkapi dengan fasilitas air kerja dan
penerangan/listrik.
a. Air Kerja
Untuk keperluan pekerjaan dan pekerja, Pelaksana harus memiliki atau mendapatkan sumber
air yang layak atau menggunakan air PDAM. Kualitas air yang didapat harus treatment
sehingga memenuhi syarat. Air yang digunakan untuk penyiraman atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula
atau organik. Air harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahui dapat
diminum dapat digunakan tanpa pengujian.
b. Penerangan/Listrik
Selain sebagai sumber penerangan barak pekerja, lokasi pekerjaan dan penempatan titik
lampu penerangan. Bila pekerjaan harus dilakukan pada malam hari maka keperluan
pencahayaan yang memadai agar pekerjaan dapat tetap dilaksanakan secara efektif harus
tersedia. Selama periode pekerjaan, selain di lokasi base camp, akses ke tempat pekerjaan
harus juga diberi pencahayaan yang jelas. Semua bahan dan sistem pengkabelan untuk
pasokan listrik dan sumbernya harus dipasang secara sesuai.

9. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta perlengkapannya


Yakni tersedianya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau Occupational Health
and Safety Management System (SMK3/OHSMS) dimana system ini diperlukan untuk mencegah,
menurunkan atau meminimalisir insiden atau potensinya, sehingga tercipta tempat kerja yang
aman dan sehat serta untuk memberikan hasil pekerjaan yang baik dan tanpa masalah sekaligus
memberikan perlindungan kepada karyawan/tenaga kerja di lapangan dalam keselamatan dan
kesehatan kerja.
Item ini dilaksanakan terutama pada saat pekerjaan fisik dimulai untuk mencegah terjadinya
kecelakaan pada proses pembangunan lapangan penumpukan maupun kecelakaan kerja serta
menghindari gangguan arus lalu lintas, pada setiap waktu mulai berjalannya kontrak hingga
berakhirnya kontrak kerja.
Proses pelaksanaan pekerjaan lapangan penumpukan ini dilaksanakan dengan Struktur Personil
K3 secara terpisah dengan struktur Pelaksana Jalan. Penggunaan rambu lalu lintas dan rambu
keselamatan kerja (K3) disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Adapun secara detil tentang metode Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini lebih lanjut kami
tuangkan dalam tiap item bagian pekerjaan, dimana prinsip K3 tetap menjadi prioritas utama.
Selain itu juga kami tuangkan dalam Metode Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Lingkungan (K3L) serta Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak atau RK3K
(terlampir).

a. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Dalam melaksanakan setiap tahapan pekerjaan, mulai dari awal (mobilisasi) sampai dengan
akhir kegiatan di lapangan, Pelaksana berkomitmen untuk berupaya menghilangkan atau
meminimalkan gangguan arus lalu lintas yang dapat muncul di sekitar lokasi pekerjaan.
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerugian dipihak pengguna jalan akibat
gangguan lalu lintas, maka Manajemen lalu lintas dapat dilaksanakan dengan cara sebagai
berikut:
- Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan atau di setiap
titik/lokasi kerja.
- Memasang rambu-rambu di sekitar titik/lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara
tepat dan benar.
- Menempatkan petugas pengatur lalu lintas yang terdiri dari Koordinator dan pembantunya
untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas.
- Berkoordinasi dengan pihak yang berwenang terkait pengalihan dan/atau penutupan jalan
pada titik/lokasi pekerjaan.
- Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian dan atau
penghamparan material. Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat dengan
pantulan cahaya (reflector) guna menghindari kecelakaan pada malam hari.
- Menerapkan dan mengaplikasikan sesuai yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Syarat
Teknis.
b. Rambu Pengaman
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai hingga selesainya pekerjaan, Pelaksana harus
memasang Rambu Pengaman pada tempat-tempat yang rawan kecelakaan pada lokasi
pekerjaan maupun terhadap pihak-pihak lain (publik), dan atas persetujuan Direksi
pekerjaan.
2) Adapun bentuk Rambu yang dipasang berupa Papan Peringatan, Garis Batas Pekerjaan,
Segitiga Pengaman, atapun tanda tanda visual lain yang bisa mendukung kegiatan tersebut.
3) Adapun isi dari pada dalam bentuk Papan Peringatan dan tanda-tanda perhatian harus
atas persetujuan Direksi pekerjaan.
4) Pada malam hari di tempat-tempat yang berbahaya harus dipasang lampu merah yang
cukup jelas dan terang menurut petunjuk Direksi untuk menghindari terjadinya
kecelakaan.
5) Alat-alat dan bahan-bahan yang berada di tepi jalan pada malam hari juga harus diberi
lampu merah atau tanda yang jelas seperti tersebut diatas.
6) Penutupan jalur lintasan secara total tidak dibenarkan, kecuali setelah ada persetujuan
tertulis dari Direksi pekerjaan.
7) Pelaksana harus menjaga agar lalu lintas sekitar area pekerjaan tetap berjalan. Pelaksana
harus menyediakan minimal 2 (dua) orang untuk mengatur lalu lintas tersebut.
8) Penempatan alat-alat dan bahan-bahan diusahakan sedapat mungkin tidak mengganggu
lalu lintas. Bila karena terpaksa, bahan-bahan harus dituangkan di tepi jalan ke tempat
yang tidak mengganggu lalu lintas selambat-lambatnya dalam waktu 1x24 jam sesudah
penurunan bahan-bahan tersebut.
9) Setiap kecelakaan yang ditimbulkan oleh sebab kelalaian Pelaksana, sepenuhnya adalah
tanggung jawab Pelaksana.
c. Pengamanan Lingkungan Hidup
Kegiatan ini meliputi pekerjaan untuk menjaga lingkungan pekerjaan agar tidak ada kegiatan
yang dapat mencemari lingkungan dengan jalan melaksanakan pengontrolan, serta menjaga
utilitas dari tumpukan material /genangan air.

10. Papan nama proyek


Yakni memuat tentang informasi tentang pelaksanaan pekerjaan. Adapun jumlah Papan Nama
Proyek minimal sebanyak 1 (satu) buah dan atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Ukuran,
bahan, sesuai dalam RAB, serta penempatan juga atas petunjuk Direksi pekerjaan.

Papan/multipleks dilapis plastik


Bahan: Digital Print (contoh)

Tiang/balok penyangga 5/10 (contoh)

11. Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan


a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus terdiri
dari kualitas sesuai dengan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat Teknis
(Spesifikasi Teknis) Pekerjaaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan bahan yang
terpakai terlebih dahulu harus dilaporkan, diterima dan disetujui Direksi pekerjaan sebelum
dipergunakan.
b. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan standar maupun ketentuan
dalam Spesifikasi Teknis, harus mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan sebelum
dipergunakan.
c. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila
diperlukan, Direksi pekerjaan dapat meminta Pelaksana untuk menunjukkan sertifikat tes
dari agen, distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi bahan tersebut.
d. Apabila diperlukan, Direksi pekerjaan dapat meminta copy pembelian (faktur) yang dipesan
Pelaksana kepada leveransir atau distributor untuk pembelian bahan-bahan yang akan
dipakai.
e. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Pelaksana harus menunjukkan
contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan diteliti mengenai jenis,
mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari bahan tersebut.
f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan contoh yang
ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, bobot maupun kekuatannya, maka Direksi
berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan Pelaksana untuk
menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang telah
diperiksa terdahulu.
g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi sedemikian
rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses lainnya yang dapat
mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan tersebut.
h. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Pelaksana dilarang menyimpan bahan-bahan
berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia
sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya dapat
dijamin.
i. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman atau
petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan tanggung
jawab Pelaksana.
j. Direksi pekerjaan dapat menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang
diajukan oleh Pelaksana, baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau dilokasi
pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli mempunyai wewenang untuk
mewakili Direksi dalam menguji dan menilai bahan-bahan yang diajukan Pelaksana.
12. Test Hole
Pelaksana wajib melakukan Test Hole minimal sejumlah 2 titik. Test hole ini bertujuan untuk
mengetahui apakah di area yang akan dikerjakan tersebut terdapat utilitas yang dapat
mengganggu kelancaran pekerjaan.

13. Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Kering


a. Apabila pada keadaan tertentu Direksi memandang perlu untuk melaksanakan pekerjaan pada
kondisi tanah yang kering, maka Pelaksana diharuskan membuat bangunan atau tanggul
sementara dan menyediakan pompa air beserta alat bantu lainnya untuk menjamin agar dasar
galian, dasar pondasi dan permukaan tanah lainnya tetap kering selama pekerjaan berlangsung.
Semua sarana untuk mengeringkan dasar galian, dasar pondasi dan bidang permukaan lainnya
adalah beban Pelaksana
b. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air dapat menyebabkan
derasnya rembesan air tanah ke dalam galian. Dalam hal ini pelaksanaan pekerjaan menuntut
kemajuan pekerjaan yang cepat dan dimungkinkan untuk menambah pompa-pompa agar dasar
galian tetap dalam keadaan kering guna menghindarkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat.
c. Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan Kontruksi pondasi
yang masih dalam pelaksanaan termasuk resiko Pelaksana. Hujan lebat yang mengakibatkan
genangan pada galian tidak dianggap Force Majeure, dan perbaikan atas kerusakan yang terjadi
adalah beban Pelaksana, untuk itu Pelaksana wajib memiliki informasi atau data mengenai
Perkiraan Cuaca dari BMKG.
d. Pelaksana dapat membuat saluran sementara untuk mengalirkan air hujan (biamana perkiraan
akan terjadi hujan ada) agar pekerjaan dapat tetap dilaksanakan dalam keadaan kering. Apabila
pekerjaan telah dianggap selesai, maka Pelaksana harus menimbun kembali saluran sementara
seperti keadaan semula.
Dewatering
Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan kadang-
kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan ini Pelaksana wajib
mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai dudukan konstruksi
dari genangan air atau pengaruh air, karena dapat menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan
akibat pengaruh air tersebut.
Pada prinsipnya selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai
kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase lingkungan
pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif terutama pada masyarakat dan
lingkungan setempat. Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Direksi
Pekerjaan tidak diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang timbul
akibat pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana, serta telah
diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Direksi Pekerjaan memerlukan adanya konstruksi
pengertian sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri, maka perhitugan volume dan
pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pengeringan tersebut, diperhitungkan dalam satuan
(unit) M’ untuk pekerjaan “coferring” atau “kisdam” dan Lump sum untuk pekerjaan “dewatering”,
sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan
material yang dipakai peralatan yang dipergunakan, “overhead” dan keuntungan Pelaksana.

14. Tanggung Jawab Pelaksana


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana wajib memeriksa kekuatan konstruksi lama yang akan
dilalui/dikerjakan dan harus mengkonsultasikan dengan Direksi pekerjaan, Pengawas, serta
Perencana. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Pelaksana tidak melaksanakan
pemeriksaan kekuatan termasuk hal lainnya, maka hal tersebut menjadi tanggung jawab
Pelaksana. Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat
persetujuan Direksi pekerjaan, tidak berarti membebaskan Pelaksana atas tanggung jawab pada
pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.

15. Manajemen Mutu


Meliputi kegiatan Laboratorium berupa Pemeriksaaan struktur material dan Pembuatan JMF dan
kontrol mutu hasil pekerjaan lapangan.
Quality Control atau pengendalian mutu adalah untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang
baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan terhadap pelaksanaan pekerjaan, yang antara lain
merupakan pengontrolan:
 Seluruh material yang digunakan;
 Pemilihan tenaga kerja;
 Perawatan alat;
 Test material di laboratorium dan lapangan.
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaannya sendiri. Meskipun untuk
hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas
khusus Quality Control yang dikoordinasikan oleh bagian Teknik dan melakukan proses Quality
Control dan prosedurnya yang berlaku diproyek yang dilaksanakan.
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana yang
diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses
pelaksanaan di proyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai semua sasaran dan
persyaratan mutu yang diminta dalam gambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan
pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapat dijalankan dengan baik dengan adanya:
 Sasaran mutu yang jelas
 Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
 Organisasi proyek yang handal
 Sistem dan prosedur mutu yang baku
 Penerapan manajemen mutu yang konsisten
Pengendalian Volume
Pengendalian Pekerjaan Tanah
Pengendalian Pekerjaan Galian dan Timbunan
Pengendalian Pekerjaan Beton Bertulang
Pengendalian Mutu
PEKERJAAN STRUKTUR

LANTAI I
1. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “pekerjaan pondasi”, seperti tertera pada gambar
rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada semua pembersihan dan
penebasan/pembabatan, galian dan urugan untuk bangunan seperti yang ditentukan.
a. Pekerjaan Pondasi Poer Plat, 160x160x60 cm

1) Pekerjaan Galian Poer Plat


- Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi poer plat yaitu: Penggalian tanah untuk
pondasi dilakukan secara hati-hati. ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi sesuai
petunjuk pengawas/direksi pekerjaan.
- Kedalaman suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat. atau sesuai petunjuk pengawas atau direksi
pekerjaan.
- Jika tanah dasar masih jelek, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai
kedalaman tanah yang cukup kuat,
- Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar
pekerja lebih leluasa bekerjanya.
- Semua galian tanah yang ditimbulkan harus ditempatkan diluar lokasi pekerjaan atau
sesuai perintah pengawas/direksi pekerjaan.
2) Pekerjaan Urugan Pasir Poer Plat
Sebelum dilakukan pembuatan lantai kerja, terlebih dahulu dilakukan perbaikan tanah
dengan cara mengurug tanah dengan pasir setebal minimal 5 cm atau atas persetujuan
Pengawas/Direksi Pekerjaan. Pasir disiram dengan air sampai kondisi pasir jenuh untuk
mendapatkan hasil yang baik. Air yang meresap kebawah membangkitkan daya hisap pada
lapisan tanah. Bilamana terjadi lekukan-lekukan pada permukaan tanah harus ditambah
pasir lalu disiram lagi. Ini dilakukan terus sampai diperoleh permukaan pasir yang datar
Pasir yang digunakan untuk bahan urugan harus pasir yang bergradasi baik.
3) Pekerjaan Lantai Kerja Poer Plat, K-100
Setelah diperoleh lapisan dasar yang padat dilakukan pengecoran untuk lantai kerja. Lantai
kerja terbuat dari beton mutu K-100 dengan tebal 5 cm. Fungsi lantai kerja adalah untuk
mempermudah pekerjaan agar pada waktu pemasangan pembesian, besi tidak kotor dan
diperoleh permukaan dasar yang rata.

4) Pekerjaan Beton K-300 Poer Plat


Sebelum melakukan pengecoran beton, terlebih dahulu pelaksana membuat Job Mix
Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat
kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada
proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton mutu K-300.
Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton
yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang/difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan
acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
Tuang formula beton ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada
sarang tawon. Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.
5) Pekerjaan Pembesian Poer Plat
Perakitan tulangan
Untuk pondasi Poer Plat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di
lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi
dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
- Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran pondasi setempat. Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi
setempat, dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat tersebut.
- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak terlepas.
Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan
dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi Poer Plat ini tidak terlalu berat dan
kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
- Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus
permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
- Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak
antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal
yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak
antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan
dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
- Proses pengecoran dapat dilakukan jika tulangan telah stabil.
6) Pekerjaan Bekisting Batako
Bekisting yang digunakan untuk plat poer yaitu bekisting batako, bekisting ini digunakan
agar mempermudah proses konstruksi karena tidak perlu melakukan pembongkaran
bekisting lagi. Pemasangan bekisting batako mengikuti marking yang telah dilakukan oleh
surveyor, agar dimensinya sesuai dengan gambar kerja.
Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting dapat
menggunakan pasangan batako :
- Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith untuk
kesikuan dan leveling pondasi.
- Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang baik, pasangan dinding batako harus rapih,
siku dan lurus.
- Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu pengecoran pasangan
dinding batako tidak ambruk/runtuh.
7) Pekerjaan Urugan Kembali Galian
Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan beton
pondasi telah mencapai umurnya. Urugan tanah kembali dapat memanfaatkan tanah bekas
galian. Urugan dilakukan pada lubang bekas galian pondasi. Setelah diurug tanah diratakan
dan dipadatkan.

b. Pekerjaan Pondasi Poer Plat, 110x110x40 cm


1) Pekerjaan Galian Poer Plat
- Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi poer plat yaitu: Penggalian tanah untuk
pondasi dilakukan secara hati-hati. ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi
sesuai petunjuk pengawas/direksi pekerjaan.
- Kedalaman suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat. atau sesuai petunjuk pengawas atau direksi
pekerjaan.
- Jika tanah dasar masih jelek, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai
kedalaman tanah yang cukup kuat,
- Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi
agar pekerja lebih leluasa bekerjanya.
- Semua galian tanah yang ditimbulkan harus ditempatkan diluar lokasi pekerjaan atau
sesuai perintah pengawas/direksi pekerjaan.
2) Pekerjaan Urugan Pasir Poer Plat
Sebelum dilakukan pembuatan lantai kerja, terlebih dahulu dilakukan perbaikan tanah
dengan cara mengurug tanah dengan pasir setebal 15-20 cm atau atas persetujuan
pengawas/direksi pekerjaan. Pasir disiram dengan air sampai kondisi pasir jenuh untuk
mendapatkan hasil yang baik. Air yang meresap kebawah membangkitkan daya hisap pada
lapisan tanah. Bilamana terjadi lekukan-lekukan pada permukaan tanah harus ditambah
pasir lalu disiram lagi. Ini dilakukan terus sampai diperoleh permukaan pasir yang datar
Pasir yang digunakan untuk bahan urugan harus pasir yang bergradasi baik.
3) Pekerjaan Lantai Kerja Poer Plat, K-100
Setelah diperoleh lapisan dasar yang padat dilakukan pengecoran untuk lantai kerja. Lantai
kerja terbuat dari beton mutu K-100 dengan tebal 5 cm. Fungsi lantai kerja adalah untuk
mempermudah pekerjaan agar pada waktu pemasangan pembesian, besi tidak kotor dan
diperoleh permukaan dasar yang rata.
4) Pekerjaan Beton K-300 Poer Plat
Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix
Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat
kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada
proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton mutu K-300.
Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton
yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang/difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan
acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
Tuang formula beton ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada
sarang tawon. Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.
5) Pekerjaan Pembesian Poer Plat
Perakitan tulangan
Untuk pondasi Poer Plat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di
lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi
dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :

- Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran pondasi setempat. Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi
setempat, dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat tersebut.
- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak terlepas.
Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan
dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi Poer Plat ini tidak terlalu berat dan
kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan
tulangan:
- Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah
galian dan diletakkan tegak turus permukaan
tanah dengan bantuan waterpass.
- Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung
bersentuhan dengan dasar tanah, jarak antara
tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu
dengan menggunakan pengganjal yang di buat
dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan
bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak
menjadi karat.
- Proses pengecoran dapat dilakukan jika tulangan telah stabil.
6) Pekerjaan Bekisting Batako
Bekisting yang digunakan untuk plat poer yaitu bekisting batako, bekisting ini digunakan
agar mempermudah proses konstruksi karena tidak perlu melakukan pembongkaran
bekisting lagi. Pemasangan bekisting batako mengikuti marking yang telah dilakukan oleh
surveyor, agar dimensinya sesuai dengan gambar kerja.
Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting dapat
menggunakan pasangan batako :
- Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith untuk
kesikuan dan leveling pondasi.
- Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang baik, pasangan dinding batako harus rapih,
siku dan lurus.
- Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu pengecoran pasangan
dinding batako tidak ambruk/runtuh.
7) Pekerjaan Urugan Kembali Galian
Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan beton
pondasi telah mencapai umurnya. Urugan tanah kembali dapat memanfaatkan tanah bekas
galian. Urugan dilakukan pada lubang bekas galian pondasi. Setelah diurug tanah ratakan
dan dipadatkan.

c. Pekerjaan Pondasi Poer Plat, 70x70x40 cm


1) Pekerjaan Galian Poer Plat
- Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi poer plat yaitu: Penggalian tanah untuk
pondasi dilakukan secara hati-hati. ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi
sesuai petunjuk pengawas/direksi pekerjaan.
- Kedalaman suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat. atau sesuai petunjuk pengawas atau direksi
pekerjaan.
- Jika tanah dasar masih jelek, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai
kedalaman tanah yang cukup kuat,
- Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi
agar pekerja lebih leluasa bekerjanya.
- Semua galian tanah yang ditimbulkan harus ditempatkan diluar lokasi pekerjaan atau
sesuai perintah pengawas/direksi pekerjaan.
2) Pekerjaan Urugan Pasir Poer Plat
Sebelum dilakukan pembuatan lantai kerja, terlebih dahulu dilakukan perbaikan tanah
dengan cara mengurug tanah dengan pasir setebal 15-20 cm atau atas persetujuan
pengawas/direksi pekerjaan. Pasir disiram dengan air sampai kondisi pasir jenuh untuk
mendapatkan hasil yang baik. Air yang meresap kebawah membangkitkan daya hisap pada
lapisan tanah. Bilamana terjadi lekukan-lekukan pada permukaan tanah harus ditambah
pasir lalu disiram lagi. Ini dilakukan terus sampai diperoleh permukaan pasir yang datar
Pasir yang digunakan untuk bahan urugan harus pasir yang bergradasi baik.
3) Pekerjaan Lantai Kerja Poer Plat, K-100
Setelah diperoleh lapisan dasar yang padat dilakukan pengecoran untuk lantai kerja. Lantai
kerja terbuat dari beton mutu K-100 dengan tebal 5 cm. Fungsi lantai kerja adalah untuk
mempermudah pekerjaan agar pada waktu pemasangan pembesian, besi tidak kotor dan
diperoleh permukaan dasar yang rata.
4) Pekerjaan Beton K-300 Poer Plat
Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix
Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat
kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada
proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton mutu K-300.
Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton
yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang/difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan
acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
Tuang formula beton ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada
sarang tawon. Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.
5) Pekerjaan Pembesian Poer Plat
Perakitan tulangan
Untuk pondasi Poer Plat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di
lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi
dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
- Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran pondasi setempat.Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi
setempat, dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat tersebut.
- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak terlepas.
Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan
dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi Poer Plat ini tidak terlalu berat dan
kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
- Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus
permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
- Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak
antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal
yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak
antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan
dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
- Proses pengecoran dapat dilakukan jika tulangan telah stabil.
6) Pekerjaan Bekisting Batako
Bekisting yang digunakan untuk plat poer yaitu bekisting batako, bekisting ini digunakan
agar mempermudah proses konstruksi karena tidak perlu melakukan pembongkaran
bekisting lagi. Pemasangan bekisting batako mengikuti marking yang telah dilakukan oleh
surveyor, agar dimensinya sesuai dengan gambar kerja.
Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting dapat
menggunakan pasangan batako :
- Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith untuk
kesikuan dan leveling pondasi.
- Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang baik, pasangan dinding batako harus rapih,
siku dan lurus.
- Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu pengecoran pasangan
dinding batako tidak ambruk/runtuh.
7) Pekerjaan Urugan Kembali Galian
Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan beton
pondasi telah mencapai umurnya. Urgan tanah kembali dapat memanfaatkan tanah bekas
galian. Urugan dilakukan pada lubang bekas galian pondasi. Setelah diurug tanah ratakan
dan dipadatkan.
d. Pekerjaan Pondasi Bata Rollag
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil pekerjaan yang
baik.
1. Pekerjaan Galian Pondasi
- Tahap-tahap pekerjaan galian tanah
pondasi setempat yaitu: Penggalian
tanah untuk pondasi setempat
dilakukan secara hati-hati. ukuran
panjang, lebar dan kedalaman pondasi
sesuai petunjuk pengawas/direksi
pekerjaan.
- Dinding galian tanah pondasi dibuat
dengan perbandingan 5:1 untuk jenis
tanah yang kurang baik dan untuk jenis
tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak
lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi sesuai petunjuk pengawas/direksi
pekerjaan.
- Kedalaman suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2 atau sesuai petunjuk pengawas
atau direksi pekerjaan.
- Jika tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka
galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat,
dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
- Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi
agar pekerja lebih leluasa bekerjanya.
- Semua galian tanah yang ditimbulkan harus ditempatkan diluar lokasi pekerjaan atau
sesuai perintah pengawas/direksi pekerjaan.
3) Pekerjaan Urugan Pasir, 5 cm
- Urugan pasir harus dikerjakan sebelum pasangan diatasnya dikerjakan.
- Urugan pasir harus diberikan pada seluruh dasar pondasi dibawah lantai dan dibagian
lainnya dengan ketebalan 5 cm sesuai gambar rencana. Lapisan ini juga berfungsi
sebagai lapisan perbaikan tanah dasar.
- Pasir yang digunakan untuk bahan urugan harus pasir yang bergradasi baik. Untuk
pemadatan dilakukan dengan alat pemadat mekanis atau alat lain yang disetujui oleh
pengawas/direksi pekerjaan.
4) Pekerjaan Pondasi Bata Rollag
- Sebagai pengganti anstamping, lapisan terbawah pondasi pasangan bata dipasang
secara berdiri (rollag) yang disusun memanjang. Begitu pula dengan lapisan teratas
sebelum balok sloof.
- Komposisi perekat untuk pondasi ini pada Untuk tanah yang tidak mengandung air,
spesi dapat dibuat dari campuran 1 kp : 1sm : 1 ps atau 1 kp : 1sm : 2 ps atau mengikuti
persetujuan Pengawas/Direksi Pekerjaan. Untuk tanah yang mengandung air,
campuran spesi adalah 1 pc : 4 ps atau 1 pc : 1/2 kp : 5 ps
- Bidang pasangan badan pondasi diplester kasar (berapen) setebal 1,5 cm dengan
perekat seperti untuk pasangan/spesinya (1pc : 2ps) .
- Agar pasangan bata tidak basah terkena air tanah. Pasangan trasraam untuk yang
selalu terkena air (di bawah tanah,bak kamar mandi) harus campuran 1 pc :2 ps.
5) Pekerjaan Urugan Kembali Galian
Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan pondasi selesai dikerjakan. Urgan tanah kembali
dapat memanfaatkan tanah bekas galian. Urugan dilakukan pada lubang bekas galian
pondasi. Setelah diurug tanah ratakan dan dipadatkan.

a. Pekerjaan Pondasi Batu Kali


Pekerjaan ini meliputi penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan untuk terlaksananya
pekerjaan ini dengan baik.
1) Pekerjaan Galian Pondasi
- Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan
kedalaman yang disyaratkan.
- Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga
diperoleh sudut kemiringan yang tepat.
- Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah
ditentukan
- Cek posisi, lebar, kedalaman, dan
kerapiannya sesuai dengan rencana.

2) Pekerjaan Urugan Pasir, 5 cm


Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban
yang optimum untuk pemadatan.
Pemadatan pasir urug tersebut dengan memakai alat bantu yang telah disetujui oleh
pengawas/direksi pekerjaan.
Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug seperti
yang direncanakan.
3) Pekerjaan Pasangan Batu Kosong (Anstamping)
Batu gunung yang akan digunakan hendaknya dicuci terlebih dahulu. Batu gunung disusun
sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat baik satu sama lainnya lalu
dipadatkan lagi dengan urugan pasir diatasnya.
4) Pekerjaan Pasangan Batu Kali, Camp 1:3
Pasang batu kali diatas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan campuran 1:3
untuk mengisi rongga-rongga antara batu kali.
Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berrongga besar.
Seteleh itu lakukan pengecekan elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah
sesuai rencana. Setelah pengecekan selesai dan sesuai tahap selanjutnya adalah finising
pasangan batu kali dengan plesteran siar.
5) Pekerjaan Urugan Kembali Galian
Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan pondasi selesai dikerjakan. Urgan tanah kembali
dapat memanfaatkan tanah bekas galian. Urugan dilakukan pada lubang bekas galian
pondasi. Setelah diurug tanah ratakan dan dipadatkan.
2. Pekerjaan Sloef
a. Pekerjaan Sloef S1
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat yang
digunakan dalam pengerukan pasir, pembuatan lantai kerja, pembesian, pemasangan bekisting
dan pengecoran.
1) Pekerjaan Beton K-175
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai
dari balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya.
Penuangan spesi beton ke balok sloof beton dengan menggunakan talang cor/atau
mengunakan pump concrete. Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai
berikut :
- Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
- Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda uji
dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak.
- Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
- Pengambilan semple beton kubus/silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapai karateristik 175 kg/cm2.
2) Pekerjaan Pembesian
Pembesian sloef
- Penyediaan tulangan besi yang
digunakan sesuai dengan yang
tertera didalam gambar rencana.
- Tulangan dipasang dilokasi didahului
dengan tulangan pokok untuk
mempermudah pekerjaan.
- Sengkang dipasang dengan jarak
pada gambar kerja.
- Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak
berubah.
- Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan
selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat dengan tegangan
maksimum sedapat mungkin dihindari.
3) Pekerjaan Bekisting
- Mengadakan marking posisi bekisting yang dipasang.
- Perakitan bagian-bagian bekisting yang dibuat disesuaikan dengan ukuran.
- Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi yang telah ditentukan. Sebelum
dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali untuk menahan
beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula.
- Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran.

b. Pekerjaan Sloef S2
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat yang
digunakan dalam pengerukan pasir, pembuatan lantai kerja, pembesian, pemasangan bekisting
dan pengecoran.
1) Pekerjaan Beton K-175
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai
dari balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya.
Penuangan spesi beton ke balok sloof beton dengan menggunakan talang cor/atau
mengunakan pump concrete. Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai
berikut :
- Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
- Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda uji
dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak.
- Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
- Pengambilan semple beton kubus/silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapai karateristik 175 kg/cm2
2) Pekerjaan Pembesian
Pembesian sloef
- Penyediaan tulangan besi yang digunakan sesuai dengan yang tertera didalam gambar
rencana.
- Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah
pekerjaan.
- Sengkang dipasang dengan jarak pada gambar kerja.
- Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak
berubah.
- Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan
selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat dengan tegangan
maksimum sedapat mungkin dihindari.
3) Pekerjaan Bekisting
- Mengadakan marking posisi bekisting yang dipasang.
- Perakitan bagian-bagian bekisting yang dibuat disesuaikan dengan ukuran.
- Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi yang telah ditentukan. Sebelum
dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali untuk menahan
beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula.
- Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran.

3. Pekerjaan Lantai dan Wastafel


a. Pekerjaan Lantai
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
1) Pekerjaan Urugan Pasir, 10 cm
Sebelum dilakukan pembuatan lantai kerja, terlebih dahulu dilakukan perbaikan tanah
dengan cara mengurug tanah dengan pasir setebal 10 cm. Pasir disiram dengan air sampai
kondisi pasir jenuh untuk mendapatkan hasil yang baik.
2) Pekerjaan Lantai Kerja K-100, 5cm
Setelah diperoleh lapisan dasar yang padat dilakukan pengecoran untuk lantai kerja. Lantai
kerja terbuat dari beton mutu K-100 dengan tebal 5 cm. Fungsi lantai kerja adalah untuk
mempermudah pekerjaan.
b. Pekerjaan Lantai
1) Pekerjaan Urugan Pasir, 5 cm
Sebelum dilakukan pembuatan lantai kerja, terlebih dahulu dilakukan perbaikan tanah
dengan cara mengurug tanah dengan pasir setebal 5 cm. Pasir disiram dengan air sampai
kondisi pasir jenuh untuk mendapatkan hasil yang baik.
2) Pekerjaan Lantai Kerja K-100, 5 cm
Setelah diperoleh lapisan dasar yang padat dilakukan pengecoran untuk lantai kerja. Lantai
kerja terbuat dari beton mutu K-100 dengan tebal 5 cm. Fungsi lantai kerja adalah untuk
mempermudah pekerjaan.
3) Pekerjaan Beton K-250
Pengecoran dilakukan setelah semua bekisting dan tulangan balok dan plat terangkai.
Beton yang digunakan adalah beton siap pakai atau ready mix dengan mutu beton K.250.
Penuangan beton harus dikerjakan dengan cepat dan diusahakan tidak terjadi penghentian
sebelum pengecoran selesai. Karena pengecoran menggunakan beton ready mix, maka
waktu suplai harus diperhatikan karena berkaitan dengan umur beton tersebut. Dimana
pada umur 4 jam beton sudah tidak dapat dipakai lagi untuk membuat struktur. Hal ini
disebabkan pada umur tersebut beton sudah mulai mengeras sehingga apabila dituangkan
ke dalam cetakan akan menghasilkan beton yang tidak standart. Untuk itu perlu dilakukan
uji slump agar diketahui kekentalan dari beton yang akan digunakan. Dan untuk proses
pemadatan dilakukan dengan alat vibrator.

4) Pekerjaan Pembesian
Pemasangan tulangan pelat dapat dilaksanakan atas persetujuan pengawas/direksi
pekerjaan setelah penulangan balok selesai. Pembentukan tulangan pelat dilakukan diatas
lokasi yang akan dicor. Setelah seluruh tulangan pelat dalam satu lantai terangkai, baru
dilakukan penyetelan tulangan.
5) Pekerjaan Bekisting
Bekisting dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang diinginkan sesuai
gambar, bekisting ini menggunakan multiplek tebal 9 mm dan diberi tembiring usuk 4/6 &
stut menggunakan kayu 4/6 cm dengan ketentuan sebegai berikut :
- Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti
yang disyratkan pada gambar
- Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh
beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
- Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang
tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
- Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan.
- Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton Bahan bekisting harus terbuat dari bahan
yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton Pemasangan bekisting
harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara vertical maupun
horizontal.

c. Pekerjaan Plat Wastafel Beton 10 cm


1) Pekerjaan Beton K-175
Setelah bekesting dan pembesian siap, tuang adukan beton cor kedalam bekesting secara
merata dan dipadatkan. Mutu beton yang digunakan adalah K-175

2) Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi besi beton dengan perkuatan kawat beton.
Letakkan besi beton yang sudah difabrikasi diatas bekesting. Apabila diperlukan, pasang
stek besi pada bagian dinding.
3) Pekerjaan Bekisting
- Pasang bekesting multiplek dan diberi perkuatan dengan kaso. Beri lubang pada
bekesting untuk sparing penempatan alat sanitair.
- Bekesting untuk plat untuk meja beton dibuat dengan ketebalan 10 cm.
- Pasang beton decking sesuai dengan kebutuhan.
- Cek elevasi dan kerataan meja beton sebelum di cor.

4. Pekerjaan Kolom
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini, mulai dari perakitan besi, pemasangan bekisting dan
pengecoran beton.
a. Pekerjaan Kolom K1 (50x50 cm)
1) Pekerjaan Beton K-300
Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan mendapatkan
persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai dengan jenis beton
yang diinginkan dalam hal ini mutu beton yang digunakan adalah beton K-300. Untuk hasil
pengecoran merata harus dibantu dengan menggunakan alat concreate vibrator.
2) Pekerjaan Pembesian
- Besi yang dimobilisasi, diangkat diletakkan pada tempat pembuatan kolom, besi
dipotong sesuai dengan rencana kerja pembuatan tulangan pokok dan pembuatan
tulangan sengkang kolom.

- Besi tulangan pokok dipotong sesuai dengan ukuran tinggi bangunan, tulangan
sengkang dipotong sesuai dengan ukuran pembuatan kolom.
- Pabrikasi besi beton, potong sesuai bestek yang telah dibuat dan rakit sesuai
gambar kerja.
- Untuk pekerjaan penulangan, pemotongan besi dan pembengkokannya digunakan
alat bar cutter dan bar bending.
- Tulangan pokok dan tulangan sengkang dirakit, dengan teliti agar tulang kolom
sejajar dan rata.
- Kedudukan tulang kolom, diletakkan di atas pondasi dengan posisi melintang atau
bentuk horizontal.
3) Pekerjaan Bekisting
- Pembuatan kolom bekisting, dirancang dengan menggunakan papan dan kayu, cetakan
untuk bekisting dirakit sesuai dengan dimensi kolom beton.
- Papan dan kayu dirapikan kemudian direkatkan menggunakan alat bantu paku, papan
untuk bekisting disesuaikan dengan tinggi kolom agar proses pengecoran dapat terisi
penuh.
- Apabila penyusunan batu bata sedang dikerjakan maka bekisting dapat dilakukan
sekaligus, tetapi untuk ukuran bekisting disesuaikan dan tidak mengikuti tinggi kolom,
tapi dikerjakan tahap demi tahap.

b. Pekerjaan Kolom K2 (30x30 cm)


1) Pekerjaan Beton K-300
Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan mendapatkan
persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai dengan jenis beton
yang diinginkan dalam hal ini mutu beton yang digunakan adalah beton K-300. Untuk hasil
pengecoran merata harus dibantu dengan menggunakan alat concreate vibrator.
2) Pekerjaan Pembesian
- Besi yang dimobilisasi, diangkat diletakkan pada tempat pembuatan kolom, besi
dipotong sesuai dengan rencana kerja pembuatan tulangan pokok dan pembuatan
tulangan sengkang kolom.
- Besi tulangan pokok dipotong sesuai dengan ukuran tinggi bangunan, tulangan
sengkang dipotong sesuai dengan ukuran pembuatan kolom.
- Pabrikasi besi beton, potong sesuai bestek yang telah dibuat dan rakit sesuai
gambar kerja.
- Untuk pekerjaan penulangan, pemotongan besi dan pembengkokannya digunakan
alat bar cutter dan bar bending.
- Tulangan pokok dan tulangan sengkang dirakit, dengan teliti agar tulang kolom
sejajar dan rata.
- Kedudukan tulang kolom, diletakkan di atas pondasi dengan posisi melintang atau
bentuk horizontal.
3) Pekerjaan Bekisting
- Pembuatan kolom bekisting, dirancang dengan menggunakan papan dan kayu, cetakan
untuk bekisting dirakit sesuai dengan dimensi kolom beton.
- Papan dan kayu dirapikan kemudian direkatkan menggunakan alat bantu paku, papan
untuk bekisting disesuaikan dengan tinggi kolom agar proses pengecoran dapat terisi
penuh.
- Apabila penyusunan batu bata sedang dikerjakan maka bekisting dapat dilakukan
sekaligus, tetapi untuk ukuran bekisting disesuaikan dan tidak mengikuti tinggi kolom,
tapi dikerjakan tahap demi tahap.
c. Pekerjaan Kolom K2 (25x25 cm)
1) Pekerjaan Beton K-300
Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan mendapatkan
persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai dengan jenis beton
yang diinginkan dalam hal ini mutu beton yang digunakan adalah beton K-300. Untuk hasil
pengecoran merata harus dibantu dengan menggunakan alat concreate vibrator.
2) Pekerjaan Pembesian
- Besi yang dimobilisasi, diangkat diletakkan pada tempat pembuatan kolom, besi
dipotong sesuai dengan rencana kerja pembuatan tulangan pokok dan pembuatan
tulangan sengkang kolom.
- Besi tulangan pokok dipotong sesuai dengan ukuran tinggi bangunan, tulangan
sengkang dipotong sesuai dengan ukuran pembuatan kolom.
- Pabrikasi besi beton, potong sesuai bestek yang telah dibuat dan rakit sesuai
gambar kerja.
- Untuk pekerjaan penulangan, pemotongan besi dan pembengkokannya digunakan
alat bar cutter dan bar bending.
- Tulangan pokok dan tulangan sengkang dirakit, dengan teliti agar tulang kolom
sejajar dan rata.
- Kedudukan tulang kolom, diletakkan di atas pondasi dengan posisi melintang atau
bentuk horizontal.
3) Pekerjaan Bekisting
- Pembuatan kolom bekisting, dirancang dengan menggunakan papan dan kayu, cetakan
untuk bekisting dirakit sesuai dengan dimensi kolom beton.
- Papan dan kayu dirapikan kemudian direkatkan menggunakan alat bantu paku, papan
untuk bekisting disesuaikan dengan tinggi kolom agar proses pengecoran dapat terisi
penuh.
- Apabila penyusunan batu bata sedang dikerjakan maka bekisting dapat dilakukan
sekaligus, tetapi untuk ukuran bekisting disesuaikan dan tidak mengikuti tinggi kolom,
tapi dikerjakan tahap demi tahap.
d. Pekerjaan Kolom IWF
1) Pekerjaan Kolom IWF 400x200x8x13 mm
a) Pekerjaan Profil baja IWF 400x200x8x13 mm
Profil Wide Flange adalah profil berpenampang H atau I yang
dihasilkan dari proses canai panas (Hot rolling mill). Baja
Profil WF-beam memiliki dimensi tinggi badan (H), lebar
sayap (B), tebal badan (t1), tebal sayap (t2) merata dari
ujung hingga pangkal radius (r).
Profil baja yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah baja
IWF 400x200x8x13 mm.
Perencanaan dan Penggambaran
Dalam perencanaan konstruksi baja ini yang terpenting
adalah selalu diadakan check and re-check gambar baja dengan konsultan (bila ada)
antara gambar baja dengan struktur atau dengan arsitek/sipil.
Pemahaman gambar
Konsep pemahaman gambar-gambar Baja / Gambar Pelaksanaan sebelum Fabrikasi:
- Denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dan dimensi
- Detail-detail gambar ( yang terkait dengan tabel baja)
• Sambungan
• Pengelasan
• Baut-baut
• Angkur-angkur/pengangkuran
Dalam gambar detail baja untuk ukuran-ukuran yang biasanya tidak ditentukan seperti
misalnya pada kelekan kuda-kuda portal sebaiknya dipakai standarisasi ukuran yang
biasa dipakai, jadi tidak menggunakan skala.
Fabrikasi
Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pengawas/Direksi
Pekerjaan untuk di laksanakan maka proses fabrikasi dapat segera dilaksanakan
dengan selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana.
Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya pengangkuran
dan stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera dipasang.
Pengelasan
Peralatan yang digunakan
- Generator / Genset
- Onvomer/ Trafo las
- Kabel las + dan –
- Stang las (handle)
- Topeng las
- Kawat las
Kawat las yang biasa dipakai ada 3 jenis. Diameter 2,6 mm untuk Pelat baja tipis,
diameter 3,2 mm, dan 4,0 mm untuk plat baja yang lebih tebal Selain itu type Kawat RD
460 dan RD 260, yang biasa dipakai adalah type RD 460.
Energi / daya yang digunakan untuk pengelasan yang sempurna :
- Untuk kawat diameter 2,6 mm menggunakan daya 3.000 Watt – 8.000 Watt
- Untuk kawat diamater 3,2 dan 4,0 mm menggunakan daya 5.000 Watt – 12.000 Watt
- Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap bahaya
keruntuhan.
Yang sangat penting untuk hasil yang ingin kita capai dalam melas konstruksi baja,
ialah cara melas, dimana yang perlu diperhatikan adalah keserbasamaan
(keseragaman) dan rupa las, serta kematangan pengelasan. Setelah pengelasan
biasanya akan timbul kerak-kerak las ini harus dibersihkan dengan cara diketok-ketok
dengan palu (hammer).
Erection
Persiapan dan peralatan :
- Box
- Tali tambang
- Tali baja
- Liyer
- Takel
- Peralatan Las
- Blander
- Kunci / Kunci momen
- Alat Bantu (balok-balok kayu, dll)
Man Power untuk Erection
Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga kerja ini
dapat dibagi menurut pekerjaannnya :
- Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kode-kode
yang ada.
- Tenaga penarik Liyer dan tali baja.
- Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut.
- Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang
- Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi.

Erection Kolom IWF :


Schedule fabrikasi dan erection.
1. Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi sesuai dengan kode-
kode yang terdapat pada Shop drawing.
2. Erection kolom IWF dengan box pipa
3. Pemasangan Regel / koker antar kolom
4. Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama
5. Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda
6. Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan 1 Box , (L <
23 m = 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box). Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-
kuda > 23.00 m pada 4 arah. Untuk beban berat harus pakai sling baja.
7. Kuda-kuda dirangkai di bawah.
8. Pemeriksaan awal terhadap panjang dan hasil pengelasan.
9. Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan Liyer.
(dicheck kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku tambahan).
10. Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi agar
tidak terpuntir atau dipegang dengan box pipa.
11. Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dichek bentangnya = bentang kolom
12. Kuda – kuda dibaut pada kolom.
13. Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.
14. Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicheck panjang
dan pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah 5 s/d 10).
15. Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera dipasang
gording dan ikatan angin.
16. Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama. Untuk
penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan terhadap kekuatan plat
atau balok beton.
Pada erection awal koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi langsung.
Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti jalannya erection
serta berfungsi sebagai supervisi.
Pasca Erection
- Pemeriksaan tegak lurus (lot) dari kolom.
- Pemeriksaan pemasangan baut / las (Check Total)
- Semua sambungan dicheck
- Pengecatan ulang meni besi
- Periksa lendutan apakah sesuai dengan batas yang diberi oleh koordinator.
- Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)
b) Pekerjaan Plat Stiffner & End Plate, 1.5 cm
Plat stiffner adalah plat yang dipasang dengan maksud untuk mencegak tekukan,
sedangkan end plate adalah plate penutup atas kolom atau plate yang digunakan pada
end section untuk menutupi area bukaan dengan ketebalan plat 1.5 cm.
Pemasangan plat stiffner dan end plat dilakukan pada saat fabrikasi.
c) Pekerjaan HTB A325 M16 + Nut & Washier
High Tension Bolt atau disingkat HTM adalah baut mutu tinggi yang digunakan sebagai
sambungan baja profil. Jenis yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah jenis A325
dengan diameter 16 mm. sedangkan yang dimaksud dengan Nut & Washier adalah
baut dan ring.
d) Pekerjaan Base Plate, tebal 1.5 cm
Base plate adalah Plate perletakan yang dilas pada profile suatu kolom dan sebagai
joint kolom dengan pondasi yang diikat dengan anchor bolt. plat yang digunakan
adalah plat dengan ketebalan 1.5 cm dan pemasangan base plat dilaksanakan pada saat
fabrikasi.

e) Pekerjaan Angkur, Ø16, kedalaman 17 cm


Angkur berfungsi sebagai pemegang struktur atas (kolom/Kuda-kuda) pada posisi
yang sebenarnya/tepat.
Penempatan dan pemasangan angkur,
- Buat Bouwplank setempat.
- Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
- Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah mal.
- Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
- Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
- Bekisting kolom dipasang.
- Kolom dicor
- Mal angkur dilepas

2) Pekerjaan Kolom IWF 150x100x6x9 mm


a. Pekerjaan Profil baja IWF 150x100x6x9 mm
Profil Wide Flange adalah profil berpenampang H atau I yang dihasilkan dari proses
canai panas (Hot rolling mill). Baja Profil WF-beam memiliki dimensi tinggi badan (H),
lebar sayap (B), tebal badan (t1), tebal sayap (t2) merata dari ujung hingga pangkal
radius (r).
Profil baja yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah baja IWF 150x100x6x9 mm.
Perencanaan dan Penggambaran
Dalam perencanaan konstruksi baja ini yang terpenting adalah selalu diadakan check
and re-check gambar baja dengan konsultan (bila ada) antara gambar baja dengan
struktur atau dengan arsitek/sipil.
Pemahaman gambar
Konsep pemahaman gambar-gambar Baja / Gambar Pelaksanaan sebelum Fabrikasi:
- Denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dan dimensi
- Detail-detail gambar ( yang terkait dengan tabel baja)
• Sambungan
• Pengelasan
• Baut-baut
• Angkur-angkur/pengangkuran
Dalam gambar detail baja untuk ukuran-ukuran yang biasanya tidak ditentukan seperti
misalnya pada kelekan kuda-kuda portal sebaiknya dipakai standarisasi ukuran yang
biasa dipakai, jadi tidak menggunakan skala.

Fabrikasi
Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pengawas/Direksi
Pekerjaan untuk di laksanakan maka proses fabrikasi dapat segera dilaksanakan
dengan selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana.
Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya pengangkuran
dan stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera dipasang.
Pengelasan
Peralatan yang digunakan
- Generator / Genset
- Onvomer/ Trafo las
- Kabel las + dan –
- Stang las (handle)
- Topeng las
- Kawat las
Kawat las yang biasa dipakai ada 3 jenis. Diameter 2,6 mm untuk Pelat baja tipis,
diameter 3,2 mm, dan 4,0 mm untuk plat baja yang lebih tebal Selain itu type Kawat RD
460 dan RD 260, yang biasa dipakai adalah type RD 460.
Energi / daya yang digunakan untuk pengelasan yang sempurna :
- Untuk kawat diameter 2,6 mm menggunakan daya 3.000 Watt – 8.000 Watt
- Untuk kawat diamater 3,2 dan 4,0 mm menggunakan daya 5.000 Watt – 12.000 Watt
- Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap bahaya
keruntuhan.
Yang sangat penting untuk hasil yang ingin kita capai dalam melas konstruksi baja,
ialah cara melas, dimana yang perlu diperhatikan adalah keserbasamaan
(keseragaman) dan rupa las, serta kematangan pengelasan. Setelah pengelasan
biasanya akan timbul kerak-kerak las ini harus dibersihkan dengan cara diketok-ketok
dengan palu (hammer).
Erection
Persiapan dan peralatan :
- Box
- Tali tambang
- Tali baja
- Liyer
- Takel
- Peralatan Las
- Blander
- Kunci / Kunci momen
- Alat Bantu (balok-balok kayu, dll)
Man Power untuk Erection
Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga kerja ini
dapat dibagi menurut pekerjaannnya :
- Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kode-kode
yang ada.
- Tenaga penarik Liyer dan tali baja.
- Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut.
- Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang
- Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi.
Erection Kolom IWF :
Schedule fabrikasi dan erection.
1. Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi sesuai dengan kode-
kode yang terdapat pada Shop drawing.
2. Erection kolom IWF dengan box pipa
3. Pemasangan Regel / koker antar kolom
4. Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama
5. Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda
6. Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan 1 Box , (L <
23 m = 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box). Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-
kuda > 23.00 m pada 4 arah. Untuk beban berat harus pakai sling baja.
7. Kuda-kuda dirangkai di bawah.
8. Pemeriksaan awal terhadap panjang dan hasil pengelasan.
9. Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan Liyer.
(dicheck kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku tambahan).
10. Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi agar
tidak terpuntir atau dipegang dengan box pipa.
11. Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dichek bentangnya = bentang kolom
12. Kuda – kuda dibaut pada kolom.
13. Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.
14. Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicheck panjang
dan pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah 5 s/d 10).
15. Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera dipasang
gording dan ikatan angin.
16. Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama. Untuk
penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan terhadap kekuatan plat
atau balok beton.
Pada erection awal koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi langsung.
Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti jalannya erection
serta berfungsi sebagai supervisi.
Pasca Erection
- Pemeriksaan tegak lurus (lot) dari kolom.
- Pemeriksaan pemasangan baut / las (Check Total)
- Semua sambungan dicheck
- Pengecatan ulang meni besi
- Periksa lendutan apakah sesuai dengan batas yang diberi oleh koordinator.
- Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)
b. Pekerjaan Plat Stiffner & End Plate, 1.5 cm
Plat stiffner adalah plat yang dipasang dengan maksud untuk mencegak tekukan,
sedangkan end plate adalah plate penutup atas kolom atau plate yang digunakan pada
end section untuk menutupi area bukaan dengan ketebalan plat 1.5 cm.
Pemasangan plat stiffner dan end plat dilakukan pada saat fabrikasi.
c. Pekerjaan HTB A325 M16 + Nut & Washier
High Tension Bolt atau disingkat HTM adalah baut mutu tinggi yang digunakan sebagai
sambungan baja profil. Jenis yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah jenis A325
dengan diameter 16 mm. sedangkan yang dimaksud dengan Nut & Washier adalah
baut dan ring.
d. Pekerjaan Base Plate, tebal 1.5 cm
Base plate adalah Plate perletakan yang dilas pada profile suatu kolom dan sebagai
joint kolom dengan pondasi yang diikat dengan anchor bolt. plat yang digunakan
adalah plat dengan ketebalan 1.5 cm dan pemasangan base plat dilaksanakan pada saat
fabrikasi.
e. Pekerjaan Angkur, Ø16, kedalaman 17 cm
Angkur berfungsi sebagai pemegang struktur atas (kolom/Kuda-kuda) pada posisi
yang sebenarnya/tepat.
Penempatan dan pemasangan angkur,
- Buat Bouwplank setempat.
- Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
- Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah mal.
- Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
- Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
- Bekisting kolom dipasang.
- Kolom dicor
- Mal angkur dilepas
e. Pekerjaan Kolom Praktis 15x15 cm, K-175
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan kolom praktis dan balok latei.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi beton,
kawat beton, paku, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik, gunting
besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
Pengukuran
- Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi tanda (marking) untuk
posisi titik perletakan kolom beton praktis dan balok latei.
Fabrikasi besi tulangan
- Fabrikasi besi beton untuk tulangan dengan mutu, ukuran dan panjang dibuat sesuai
gambar kerja yang telah disetujui.
- Fabrikasi besi beton untuk tulangan kolom praktis dan balok latei.
- Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak
membingungkan pada saat akan dipasang.
- Posisi besi beton untuk tulangan pada kolom praktis dan balok latei yang belum ada besi
stek existing, terlebih dahulu dibuatkan besi stek dengan menggunakan alat bantu bor
listrik.
Fabrikasi bekesting
- Fabrikasi bekesting untuk kolom beton praktis praktis menggunakan bahan dari multiplek
dan perkuatan dengan menggunakan kaso.
- Potong multiplek untuk bekesting kolom praktis dan balok lintel.
- Pasang bekesting pada lokasi besi beton tulangan kolom praktis dan balok lintel dengan
dimensi dibuat sesuai ukuran gambar kerja.
- Pasang perkuatan/support pada bekesting.
- Bekesting dipasang harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat
menghasilkan bidang yang flat/maksimal. Gunakan waterpass/unting-unting untuk
pengecekan.
- Beton decking dipasang secara merata dan sesuai dengan kebutuhan.

Pengecoran beton
- Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah
dipasang /difabrikasi, semua ukuran sudah sesuai rencana.
- Pengecoran beton dilakukan menggunakan beton readymix K-175.
- Setelah area siap, lakukan pengecoran beton. Tuang adukan beton ke area pengecoran,
adukan beton diratakan dan dipadatkan sehingga beton tidak ada sarang tawon/keropos.

5. Pekerjaan Rangka Fasade


a. Pekerjaan Gawangan Pintu Utama
Pekerjaan Besi Hollow 40x40x2.3 mm
- Menyiapkan peralatan dan alat bantu (scaffolding) dimana scaffolding harus terpasang
secara tegak lurus dan harus dicek tidak ada goyangan.
- Marking lokasi kerja, harus di ukur dulu lokasi yang ada supaya buangan/sisa panel bisa
sesuai dengan yang diharapkan. Dan di lot supaya pemasangan bracket dan rangkanya bisa
lurus.
- Setelah dilakukan pengukuran lokasi segera dibuatkan gambar kerja untuk pembagian
modul panel supaya di dapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.
- Memasang siku untuk bracket antara rangka gawangan pintu utama dengan balok/kolom
bangunan. Pemasangan bracket menggunakan dynabolt. Pemasangan siku berjarak 1m-2m
tergantung dengan kondisi bangunan.
- Setelah bracket terpasang maka segera dilakukan pemasangan rangka gawangan pintu,
pemasangan rangka harus lot dari atas ke bawah dan harus rata untuk horisontalnya.
Sangat diperhatikan kelurusan rangka. Untuk jarak rangka vertical 120 cm dan rangka
horizontal juga 120 cm (tergantung modul gambar).
b. Pekerjaan Rangka Dinding Depan
Pekerjaan Besi Hollow 40x40x2.3 mm
- Menyiapkan peralatan dan alat bantu (scaffolding) dimana scaffolding harus terpasang
secara tegak lurus dan harus dicek tidak ada goyangan.
- Marking lokasi kerja, harus di ukur dulu lokasi yang ada supaya buangan/sisa panel bisa
sesuai dengan yang diharapkan. Dan di lot supaya pemasangan bracket dan rangkanya bisa
lurus.
- Setelah dilakukan pengukuran lokasi segera dibuatkan gambar kerja untuk pembagian
modul panel supaya di dapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.
- Memasang siku untuk bracket antara rangka ACP dengan balok/kolom bangunan.
Pemasangan bracket menggunakan dynabolt. Pemasangan siku berjarak 1m-2m tergantung
dengan kondisi bangunan.
- Setelah bracket terpasang maka segera dilakukan pemasangan rangka gawangan pintu,
pemasangan rangka harus lot dari atas ke bawah dan harus rata untuk horisontalnya.
Sangat diperhatikan kelurusan rangka. Untuk jarak rangka vertical 120 cm dan rangka
horizontal juga 120 cm (tergantung modul gambar).
- Pada saat pemasangan rangka, sebagian pekerja juga pabrikasi ACP (potong dan
grouving). Setelah di grouving maka dipasang siku untuk bracket antara ACP dengan
rangka (bracket menggunakan siku ½”x1/2”).
- Setelah pemasangan rangka dan dilakukan pengecekan kelurusan dan lotnya maka
segera dilakukan pemasangan ACP.
- Setelah pemasangan ACP dilanjutkan dengan sealant di nat panel ACP warna sealant
disesuaikan dengan warna ACP (bisa kontras/bisa serasi).
- Setelah sealant merata semua sekaligus dilakukan pengelupasan stiker protector ACP.

c. Pekerjaan Rangka Dinding Samping Kanan


Pekerjaan Besi Hollow 40x40x2.3 mm
- Menyiapkan peralatan dan alat bantu (scaffolding) dimana scaffolding harus terpasang
secara tegak lurus dan harus dicek tidak ada goyangan.
- Marking lokasi kerja, harus di ukur dulu lokasi yang ada supaya buangan/sisa panel bisa
sesuai dengan yang diharapkan. Dan di lot supaya pemasangan bracket dan rangkanya bisa
lurus.
- Setelah dilakukan pengukuran lokasi segera dibuatkan gambar kerja untuk pembagian
modul panel supaya di dapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.
- Memasang siku untuk bracket antara rangka ACP dengan balok/kolom bangunan.
Pemasangan bracket menggunakan dynabolt. Pemasangan siku berjarak 1m-2m tergantung
dengan kondisi bangunan.
- Setelah bracket terpasang maka segera dilakukan pemasangan rangka gawangan pintu,
pemasangan rangka harus lot dari atas ke bawah dan harus rata untuk horisontalnya.
Sangat diperhatikan kelurusan rangka. Untuk jarak rangka vertical 120 cm dan rangka
horizontal juga 120 cm (tergantung modul gambar).
- Pada saat pemasangan rangka, sebagian pekerja juga pabrikasi ACP (potong dan grouving).
Setelah di grouving maka dipasang siku untuk bracket antara ACP dengan rangka (bracket
menggunakan siku ½”x1/2”).
- Setelah pemasangan rangka dan dilakukan pengecekan kelurusan dan lotnya maka segera
dilakukan pemasangan ACP.
- Setelah pemasangan ACP dilanjutkan dengan sealant di nat panel ACP warna sealant
disesuaikan dengan warna ACP (bisa kontras/bisa serasi).
- Setelah sealant merata semua sekaligus dilakukan pengelupasan stiker protector ACP.
d. Pekerjaan Rangka Dinding Belakang
Pekerjaan Besi Hollow 40x40x2.3 mm
- Menyiapkan peralatan dan alat bantu (scaffolding) dimana scaffolding harus terpasang
secara tegak lurus dan harus dicek tidak ada goyangan.
- Marking lokasi kerja, harus di ukur dulu lokasi yang ada supaya buangan/sisa panel bisa
sesuai dengan yang diharapkan. Dan di lot supaya pemasangan bracket dan rangkanya bisa
lurus.
- Setelah dilakukan pengukuran lokasi segera dibuatkan gambar kerja untuk pembagian
modul panel supaya di dapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.
- Memasang siku untuk bracket antara rangka ACP dengan balok/kolom bangunan.
Pemasangan bracket menggunakan dynabolt. Pemasangan siku berjarak 1m-2m tergantung
dengan kondisi bangunan.
- Setelah bracket terpasang maka segera dilakukan pemasangan rangka gawangan pintu,
pemasangan rangka harus lot dari atas ke bawah dan harus rata untuk horisontalnya.
Sangat diperhatikan kelurusan rangka. Untuk jarak rangka vertical 120 cm dan rangka
horizontal juga 120 cm (tergantung modul gambar).
- Pada saat pemasangan rangka, sebagian pekerja juga pabrikasi ACP (potong dan grouving).
Setelah di grouving maka dipasang siku untuk bracket antara ACP dengan rangka (bracket
menggunakan siku ½”x1/2”).
- Setelah pemasangan rangka dan dilakukan pengecekan kelurusan dan lotnya maka segera
dilakukan pemasangan ACP.
- Setelah pemasangan ACP dilanjutkan dengan sealant di nat panel ACP warna sealant
disesuaikan dengan warna ACP (bisa kontras/bisa serasi).
- Setelah sealant merata semua sekaligus dilakukan pengelupasan stiker protector ACP.

LANTAI 2
1. Pekerjaan Balok
a. Pekerjaan Balok B1 30x50 cm
1) Pekerjaan Beton K-300
Pengecoran dapat dilakukan setelah proses penulangan dan bekisting selesai. Mutu beton
yang digunakan pada pekerjaan ini adalah beton K-300.
Tahapan pelaksanaan
- Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan kompresor udara.
- Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk mempermudah
pekerjaan.
- Menentukan daerah stop cor dengan memberikan potongan bambu.
- Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran berlangsung atau
beton sedang mengalami setting.
- Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian Half Slab sambil
dilakukan pemadatan dengan vibrator.
- Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan rencana dan
meratakan seluruhnya.
- Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpass pada setiap lokasi
yang akan diratakan.
- Setelah beton agak mengering, permukaan digosok dan dihaluskan.
- Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras.
2) Pekerjaan Pembesian
- Memasang penyangga kayu penggantung besi balok.
- Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan diameter pada
gambar kerja.

- Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga sehingga lebih
mudah dalam pelaksanaan perakitan.
- Memasang beton decking pada bagian bawah rakitan besi balok secara rapi dan
terikat kuat.
- Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi.
- Membersihkan bekisting dalam balok.
3) Pekerjaan Bekisting
- Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar.
- Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi sebagai penahan bekisting. Penempatan
scaffolding dipasang dengan jarak 90 cm.
- Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada landasan yang kuat
kokoh dan tidak miring.
- Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya.
- Sambungan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus
rapat.
- Membersihkan permukaan bekisting dari sampah atau kotoran lainnya.
- Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara merata di
seluruh permukaan.
b. Pekerjaan Balok B2 20x30 cm
1) Pekerjaan Beton K-300
Pengecoran dapat dilakukan setelah proses penulangan dan bekisting selesai. Mutu beton
yang digunakan pada pekerjaan ini adalah beton K-300.
Tahapan pelaksanaan
- Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan kompresor udara.
- Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk mempermudah
pekerjaan.
- Menentukan daerah stop cor dengan memberikan potongan bambu.
- Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran berlangsung atau
beton sedang mengalami setting.
- Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian Half Slab sambil
dilakukan pemadatan dengan vibrator.
- Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan rencana dan
meratakan seluruhnya.
- Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpass pada setiap lokasi
yang akan diratakan.
- Setelah beton agak mengering, permukaan digosok dan dihaluskan.
- Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras.
2) Pekerjaan Pembesian
- Memasang penyangga kayu penggantung besi balok.
- Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan diameter pada
gambar kerja.
- Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga sehingga lebih
mudah dalam pelaksanaan perakitan.
- Memasang beton decking pada bagian bawah rakitan besi balok secara rapi dan
terikat kuat.
- Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi.
- Membersihkan bekisting dalam balok.
3) Pekerjaan Bekisting
- Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar.
- Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi sebagai penahan bekisting. Penempatan
scaffolding dipasang dengan jarak 90 cm.
- Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada landasan yang kuat
kokoh dan tidak miring.
- Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya.
- Sambungan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus
rapat.
- Membersihkan permukaan bekisting dari sampah atau kotoran lainnya.
- Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara merata di
seluruh permukaan.
c. Pekerjaan Balok B2 20x30 cm (Balok Latei)
1) Pekerjaan Beton K-300
Pekerjaan pengecoran balok harus dilakukan setelah pekerjaan pemasangan bekisting
selesai. Mutu beton yang digunakan pada pekerjaan ini adalah beton K-300. Sebelum
pekerjaan pengecoran dilakukan, bekisting terlebih dahulu dilapisi dengan oli
bekas/minyak bekisting, oli tersebut berfungsi untuk melapisi bagian dalam bekisting
agar setelah beton mengering dapat dibuka dengan mudah dan untuk melindungi
bekisting supaya tahan lama. Perencanaan pengecoran di lapangan sudah memenuhi
gambar rencana diantaranya beton dicor dekat pada posisi akhirnya tidak terjadinya
segregasi akibat penanganan kembali atau pengaliran, pengecoran beton dilakukan
dengan kecepatan sedemikian hingga beton selama pengecoran tersebut tetap dalam
keadaan kental dan dengan mudah mengisi ruang di antara tulangan, beton yang telah
mengeras sebagian atau terkontaminasi oleh bahan lain tidak digunakan lagi pada
pengecoran, beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang setelah
pengikat awal tidak digunakan, kecuali bila disetujui oleh pengawas lapangan, setelah
dimulainya pengecoran, maka pengecoran dilakukan secara menerus sehingga memenuhi
panel atau penampang pada batas dan sambungan yang ditetapkan hingga selesai
bagaimana yang diizinkan atau dilarang. Permukaan atas cetakan vertikal secara umum
datar, semua beton dipadatkan secara menyeluruh dengan menggunakan cara yang sesuai
selama pengecoran dan dapat mengisi sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk ke
semua sudut cetakan.
2) Pekerjaan Pembesian
Pada pekerjaan dilapangan pengbengkokan besi dan sengkang tidak sesuai dengan
gambar rencana karena dilapangan
pembengkokan hanya diperkirakan saja oleh
pekerja, jarak sengkang yang ditentukan
pada gambar bestek adalah 20 cm.
Penempatan sambungan pada sengkang pada
lapangan sesuai dengan gambar rencana
dengan cara membuat penempatan
sambungan sengkang berselingan.

3) Pekerjaan Bekisting
Pemasangan bekisting tersebut sudah dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensinya.
Pemasangan bekisting di lapangan sudah sesuai dengan gambar rencana, yaitu cetakan
menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis dan dimensi komponen
struktur seperti disyaratkan pada gambar rencana dan spesifikasi, cetakan mantap dan
cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortar, cetakan diperkaku atau diikat dengan
baik untuk mempertahankan posisi dan bentuk, cetakan dan tumpuannya direncanakan
sehingga tidak merusak struktur yang dipasang sebelumnya, perencanaan cetakan
disertai pertimbangan faktor-faktor berikut :
- Kecepatan dan metode pengecoran beton.
- Beban selama kontruksi, termasuk beban-beban vertikal, horizontal, dan tumbukan.
- Persyaratan-persyaratan cetakan khusus untuk kontruksi sengkang, plat lipat, kubah,
beton arsitektural, atau elemen-elemen sejenis.
d. Pekerjaan Balok B3 15x30 cm
1) Pekerjaan Beton K-300
Pengecoran dapat dilakukan setelah proses penulangan dan bekisting selesai. Mutu beton
yang digunakan pada pekerjaan ini adalah beton K-300.
Tahapan pelaksanaan
- Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan kompresor udara.
- Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk mempermudah
pekerjaan.
- Menentukan daerah stop cor dengan memberikan potongan bambu.
- Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran berlangsung atau
beton sedang mengalami setting.
- Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian Half Slab sambil
dilakukan pemadatan dengan vibrator.
- Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan rencana dan
meratakan seluruhnya.
- Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpass pada setiap lokasi
yang akan diratakan.
- Setelah beton agak mengering, permukaan digosok dan dihaluskan.
- Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras.
2) Pekerjaan Pembesian
- Memasang penyangga kayu penggantung besi balok.
- Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan diameter pada
gambar kerja.
- Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga sehingga lebih
mudah dalam pelaksanaan perakitan.
- Memasang beton decking pada bagian bawah rakitan besi balok secara rapi dan
terikat kuat.
- Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi.
- Membersihkan bekisting dalam balok.
3) Pekerjaan Bekisting
- Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar.
- Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi sebagai penahan bekisting. Penempatan
scaffolding dipasang dengan jarak 90 cm.
- Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada landasan yang kuat
kokoh dan tidak miring.
- Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya.
- Sambungan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus
rapat.
- Membersihkan permukaan bekisting dari sampah atau kotoran lainnya.
- Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara merata di
seluruh permukaan.

2. Pekerjaan Plat Lantai dan Dinding


a. Pekerjaan Plat Lantai 20 cm
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan kerja termasuk
alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Adapun ruang
lingkup pekerjaan tersebut meliputi Pekerjaan plat beton lantai 2.
Pelaksanaan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur plat beton pada
lantai 2 dan atap.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : readymix K-300, besi beton, kawat beton, semen PC,
pasir, multiplek, paku, minyak bekisting, balok, kasau dan lain-lain.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump, vibrator, kompresor, cutting well,
total station, waterpass, meteran, gergaji, scaffolding, raskam, jidar, benang, selang air, dan
lain-lain.
- Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan total station melakukan pengukuran dan
marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari poer, sloef,
kolom, balok, plat lantai dan tangga.
- Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur
pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.
b. Pekerjaan beton K-300
- Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu Pelaksana membuat Job Mix
Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat
Pelaksana diserahkan kepada Direksi Pekerjaan lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini
untuk pekerjaan struktur menggunakan beton readymix mutu K-300.
- Pengecoran beton dimulai setelah Direksi Pekerjaan menyetujui untuk pengecoran beton
yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
- Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang/dipabrikasi, semua ukuran dan perkuatan
acuan diperiksa benar dan disahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk pekerjaan selanjutnya.
- Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
- Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
- Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada
sarang tawon.
- Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap
- Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekisting, bagian luar disemprot air lalu
dicure dengan curing compound.
- Untuk bagian vertikal adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu dicure
dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.
- Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
- Bekisting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
c. Pekerjaan Pembesian
- Pelaksanaan pabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk menaruh,
memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah
disetujui.
- Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan
dengan gambar kerja dan RKS.
- Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
- Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
- Besi beton yang telah dipabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya
tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
- Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan
dengan pemasangan bekisting.

d. Pekerjaan Bekisting
- Untuk balok, plat lantai, dan tangga bekisting dikerjakan dahulu baru setelah itu
dilanjutan dengan pembesian tulangan.
- Pabrikasi bekisting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekisting menjadi dekat. Untuk struktur
beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekisting dapat menggunakan
pasangan batako :
o Sebelum bekisting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan total station untuk
kesikuan dan leveling pondasi.
o Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran
beton dapat baik.
o Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu pengecoran pasangan
dinding batako tidak ambruk/runtuh
- Pabrikasi bekisting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom, balok,
plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan menggunakan
balok/kasau dan alat perancah scaffolding :
o Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
o Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan
perkuatan balok/kasau dan scaffolding.
o Cek bekisting jangan ada celah yang berakibat kebocoran. Pasangan bekisting harus
rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang
flat/maksimal.
• Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi
plat siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
• Setting (pasang) besi tulangan yang telah dipabrikasi ke dalam bekisting.
• Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
• Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekisting.

3. Pekerjaan Tangga

a. Pekerjaan Plat tangga


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja termasuk alat-
alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Adapun ruang
lingkup pekerjaan tersebut meliputi Pekerjaan tangga beton
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur Pondasi tangga,
Pekerjaan Kolom tangga, dan plat tangga.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : readymix K-300, besi beton, kawat beton, semen PC,
pasir, multiplek, paku, minyak bekisting, balok, kasau, dan lain-lain.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump, vibrator, kompresor, cutting well,
total station, waterpass, meteran, gergaji, scaffolding, raskam, jidar, benang, selang air, dan
lain-lain.
b. Pekerjaan Beton K-300
- Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu Pelaksana membuat Job Mix
Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat
Pelaksana diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada
proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton readymix mutu K-300
- Pengecoran beton dimulai setelah Direksi Pekerjaan menyetujui untuk pengecoran beton
yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
- Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang/dipabrikasi, semua ukuran dan perkuatan
acuan diperiksa benar dan disahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk pekerjaan selanjutnya.
- Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
- Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada
sarang tawon.
- Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.
- Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekisting, bagian luar disemprot air lalu
dicure dengan curing compound.
- Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
- Bekisting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
1) Pekerjaan Pembesian
- Pelaksanaan pabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk
menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar
yang telah disetujui.
- Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan
dengan gambar kerja dan RKS.
- Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
- Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
- Besi beton yang telah dipabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya
tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
- Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan
dengan pemasangan bekisting.
- Untuk kolom, balok dan plat tangga bekisting dikerjakan dahulu baru setelah itu
dilanjutan dengan pembesian tulangan.
2) Pekerjan Bekisting
- Pabrikasi bekisting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom, balok,
plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan menggunakan
balok/kasau dan alat perancah scaffolding :
- Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
- Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan
perkuatan balok/kasau dan scaffolding.
- Cek bekisting jangan ada celah yang berakibat kebocoran. Pasangan bekisting harus
rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang
flat/maksimal.
- Untuk kolom tangga sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat
siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
- Setting (pasang) besi tulangan yang telah dipabrikasi ke dalam bekisting.
- Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
- Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekisting.
c. Pekerjaan Plat Lantai 12 cm
1) Pekerjaan Beton K-300
Setelah bekisting tangga terpasang
kuat maka akan segera dilakukan
pengecoran tangga, pengecoran
dilakukan merata di seluruh bagian
tangga dengan beton mutu K-300.

2) Pekerjaan Pembesian
Sebelum memulai pekerjaan bekisting bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/
ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan,
apakah menggunakan perancah kayu saja atau dengan scaffolding.
- Bekisting ini tidak perlu dipabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat
penyetelan langsung, yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga.
Pada bagian bawah bekisting ini didukung oleh perancah untuk menahan beban serta
mempertahankan posisi kemiringan tangga.
- Pekerjaan pemasangan tulangan tangga dilakukan setelah bekisting terpasang, Tulangan
utama dipasang terlebih dahulu, kemudian dirangkai dengan tulangan sengkang. Bagian
bawah tulangan tangga diberi beton tahu / beton decking, Pemasangan beton decking
pada bagian bawah tulangan.
- Pemasangan tulangan anak tangga disesuaikan dengan gambar teknis, tulangan ini
dihubungkan dengan tulangan badan tangga dengan cara diikat dengan kawat,
kemudian dipasang tulangan memanjang yang berfungsi untuk memperkuat anak
tangga. Beton decking juga dipasang pada sisi yang akan dipasang bekisting.
- Sebelum proses pemasangan, bekisting dipasang di salah satu sisi dinding tangga agar
tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan tulangan.
3) Pekerjaan Bekisting
- Sebelum memulai pekerjaan bekisting bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/
ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan,
apakah menggunakan perancah kayu saja atau dengan scaffolding.
- Bekisting ini tidak perlu dipabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat
penyetelan langsung, yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga.
Pada bagian bawah bekisting ini didukung oleh perancah untuk menahan beban serta
mempertahankan posisi kemiringan tangga.
- Setelah pekerjaan pemasangan tulangan bordes dan badan tangga selesai, kemudian
dipasang dinding tangga pada sisi yang lainnya dan dinding bordes diatas badan tangga.
Bekisting dinding tangga dipaku dengan bekisting badan tangga.
- Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan
yang telah digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah
dalam. Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah
semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang
dari atas ke bawah. Sama halnya dengan dinding badan tangga, dinding anak tangga
inipun telah dipabrikasi sebelumnya.

Pembongkaran bekisting
Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah beton berumur
12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau
setelah mendapat ijin dari pihak direksi. Untuk pembongkaran balok bordes cara dan
urutannya seperti pada pembongkaran balok biasa.

4. Pekerjaan Kolom Praktis


Pekerjaan Kolom Praktis 15x15 cm, K-175
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan kolom praktis dan balok latei.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi beton, kawat
beton, paku, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik, gunting
besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
Pengukuran
- Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi tanda (marking) untuk
posisi titik perletakan kolom beton praktis dan balok latei.
Fabrikasi besi tulangan
- Fabrikasi besi beton untuk tulangan dengan mutu, ukuran dan panjang dibuat sesuai gambar
kerja yang telah disetujui.
- Fabrikasi besi beton untuk tulangan kolom praktis dan balok latei.
- Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak
membingungkan pada saat akan dipasang.
- Posisi besi beton untuk tulangan pada kolom praktis dan balok latei yang belum ada besi stek
existing, terlebih dahulu dibuatkan besi stek dengan menggunakan alat bantu bor listrik.
Fabrikasi bekesting
- Fabrikasi bekesting untuk kolom beton praktis praktis menggunakan bahan dari multiplek dan
perkuatan dengan menggunakan kaso.
- Potong multiplek untuk bekesting kolom praktis dan balok lintel.
- Pasang bekesting pada lokasi besi beton tulangan kolom praktis dan balok lintel dengan
dimensi dibuat sesuai ukuran gambar kerja.
- Pasang perkuatan/support pada bekesting.
- Bekesting dipasang harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat
menghasilkan bidang yang flat/maksimal. Gunakan waterpass/unting-unting untuk
pengecekan.
- Beton decking dipasang secara merata dan sesuai dengan kebutuhan.
Pengecoran beton
- Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang
/difabrikasi, semua ukuran sudah sesuai rencana.
- Pengecoran beton dilakukan menggunakan beton readymix K-175.

PEKERJAAN ATAP
Lingkup Pekerjaan
Pelaksana harus menyediakan bahan, tenaga
kerja, perlengkapan dan peralatan lainnya
yang diperlukan untuk pekerjaan atap ini
sesuai yang tercantum dalam gambar
rencana.
1. Pekerjaan Balok RB 15x20 cm
a. Pekerjaan Balok RB 15x50 cm
1) Pekerjaan Beton K-250
Pengecoran dapat dilakukan setelah proses penulangan dan bekisting selesai. Mutu
beton yang digunakan pada pekerjaan ini adalah beton K-250.
Tahapan pelaksanaan
- Melakukan pembersihan area yang akan dicor dengan menggunakan kompresor udara.
- Menentukan sequence pengecoran pada area yang akan dicor untuk mempermudah
pekerjaan.
- Menentukan daerah stop cor dengan memberikan potongan bambu.
- Mempersiapkan tenda apabila cuaca hujan selama pengecoran berlangsung atau
beton sedang mengalami setting.
- Pengecoran dilakukan pada daerah balok terlebih dahulu kemudian Half Slab sambil
dilakukan pemadatan dengan vibrator.
- Selama pengecoran berlangsung, selalu harus dicek tinggi permukaan rencana dan
meratakan seluruhnya.
- Menentukan elevasi dan kekerabatan bidang dengan waterpass pada setiap lokasi
yang akan diratakan.
- Setelah beton agak mengering, permukaan digosok dan dihaluskan.
- Melakukan curing setelah beton mengalami setting dan mengeras.
2) Pekerjaan Pembesian
- Memasang penyangga kayu penggantung besi balok.
- Memasang besi utama dan sengkang balok sesuai jumlah, jarak dan diameter pada
gambar kerja.
- Pembesian dirakit dengan mengganjal besi di atas kayu penyangga sehingga lebih
mudah dalam pelaksanaan perakitan.
- Memasang beton decking pada bagian bawah rakitan besi balok secara rapi dan
terikat kuat.
- Memasang konduit dan sparing secara lengkap dan rapi.
- Membersihkan bekisting dalam balok.
3) Pekerjaan Bekisting
- Pembuatan marking sebagai acuan bekisting dasar.
- Menyetel scaffolding pada sepanjang lokasi sebagai penahan bekisting. Penempatan
scaffolding dipasang dengan jarak 90 cm.
- Kaki scaffolding disambung dengan jack base dan bertumpu pada landasan yang kuat
kokoh dan tidak miring.
- Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat sebelumnya.
- Sambungan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus
rapat.
- Membersihkan permukaan bekisting dari sampah atau kotoran lainnya.
- Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan mould oil secara merata di
seluruh permukaan.
b. Pekerjaan Balok IWF 150x75x5x7 mm
1) Pekerjaan Profil Baja IWF 150x75x5x7 mm
Profil Wide Flange adalah profil berpenampang H atau I yang dihasilkan dari proses canai
panas (Hot rolling mill). Baja Profil WF-beam memiliki dimensi tinggi badan (H), lebar
sayap (B), tebal badan (t1), tebal sayap (t2) merata dari ujung hingga pangkal radius (r).
Profil baja yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah baja IWF 150x75x5x7 mm.
Perencanaan dan Penggambaran
Dalam perencanaan konstruksi baja ini yang terpenting adalah selalu diadakan check and
re-check gambar baja dengan konsultan (bila ada) antara gambar baja dengan struktur
atau dengan arsitek/sipil.
Pemahaman gambar
Konsep pemahaman gambar-gambar Baja / Gambar Pelaksanaan sebelum Fabrikasi:
- Denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dan dimensi
- Detail-detail gambar ( yang terkait dengan tabel baja)
• Sambungan
• Pengelasan
• Baut-baut
• Angkur-angkur/pengangkuran
Dalam gambar detail baja untuk ukuran-ukuran yang biasanya tidak ditentukan seperti
misalnya pada kelekan kuda-kuda portal sebaiknya dipakai standarisasi ukuran yang biasa
dipakai, jadi tidak menggunakan skala.
Fabrikasi
Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pengawas/Direksi
Pekerjaan untuk di laksanakan maka proses fabrikasi dapat segera dilaksanakan dengan
selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana.
Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya pengangkuran dan
stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera dipasang.
PENGELASAN
Peralatan yang digunakan
- Generator / Genset
- Onvomer/ Trafo las
- Kabel las + dan –
- Stang las (handle)
- Topeng las
- Kawat las
Kawat las yang biasa dipakai ada 3 jenis. Diameter 2,6 mm untuk Pelat baja tipis, diameter
3,2 mm, dan 4,0 mm untuk plat baja yang lebih tebal Selain itu type Kawat RD 460 dan RD
260, yang biasa dipakai adalah type RD 460.
Energi / daya yang digunakan untuk pengelasan yang sempurna :
- Untuk kawat diameter 2,6 mm menggunakan daya 3.000 Watt – 8.000 Watt
- Untuk kawat diamater 3,2 dan 4,0 mm menggunakan daya 5.000 Watt – 12.000 Watt
- Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap bahaya
keruntuhan.
Yang sangat penting untuk hasil yang ingin kita capai dalam melas konstruksi baja, ialah
cara melas, dimana yang perlu diperhatikan adalah keserbasamaan (keseragaman) dan
rupa las, serta kematangan pengelasan. Setelah pengelasan biasanya akan timbul kerak-
kerak las ini harus dibersihkan dengan cara diketok-ketok dengan palu (hammer).
ERECTION
Persiapan dan peralatan :
- Box
- Tali tambang
- Tali baja
- Liyer
- Takel
- Peralatan Las
- Blander
- Kunci / Kunci momen
- Alat Bantu (balok-balok kayu, dll)
Man Power untuk Erection
Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga kerja ini dapat
dibagi menurut pekerjaannnya :
- Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kode-kode yang
ada.
- Tenaga penarik Liyer dan tali baja.
- Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut.
- Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang
- Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi.
Erection Kolom IWF :
Schedule fabrikasi dan erection.
1. Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi sesuai dengan kode-
kode yang terdapat pada Shop drawing.
2. Erection kolom IWF dengan box pipa
3. Pemasangan Regel / koker antar kolom
4. Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama
5. Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda
6. Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan 1 Box , (L < 23 m
= 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box). Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-kuda >
23.00 m pada 4 arah. Untuk beban berat harus pakai sling baja.
7. Kuda-kuda dirangkai di bawah.
8. Pemeriksaan awal terhadap panjang dan hasil pengelasan.
9. Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan Liyer.
(dicheck kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku tambahan).
10. Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi agar tidak
terpuntir atau dipegang dengan box pipa.
11. Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dichek bentangnya = bentang kolom
12. Kuda – kuda dibaut pada kolom.
13. Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.
14. Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicheck panjang dan
pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah 5 s/d 10).
15. Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera dipasang gording
dan ikatan angin.
16. Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama. Untuk
penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan terhadap kekuatan plat
atau balok beton.
Pada erection awal koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi langsung.
Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti jalannya erection serta
berfungsi sebagai supervisi.
PASCA ERECTION
- Pemeriksaan tegak lurus (lot) dari kolom.
- Pemeriksaan pemasangan baut / las (Check Total)
- Semua sambungan dicheck
- Pengecatan ulang meni besi
- Periksa lendutan apakah sesuai dengan batas yang diberi oleh koordinator.
- Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)
2) Pekerjaan Plat Stiffner & End Plate, 1.5 cm
Plat stiffner adalah plat yang dipasang dengan maksud untuk mencegak tekukan,
sedangkan end plate adalah plate penutup atas kolom atau plate yang digunakan pada end
section untuk menutupi area bukaan dengan ketebalan plat 1.5 cm. Pemasangan plat
stiffner dan end plat dilakukan pada saat fabrikasi.
3) Pekejaaan Plat Rip Plat
4) Pekerjaan HTB A325 M16 + Nut & Washier
High Tension Bolt atau disingkat HTM adalah baut mutu tinggi yang digunakan sebagai
sambungan baja profil. Jenis yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah jenis A325 dengan
diameter 16 mm. sedangkan yang dimaksud dengan Nut & Washier adalah baut dan ring.
5) Pekerjaan Base Plate, tebal 1.5 cm
Base plate adalah Plate perletakan yang dilas pada profile suatu kolom dan sebagai joint
kolom dengan pondasi yang diikat dengan anchor bolt. plat yang digunakan adalah plat
dengan ketebalan 1.5 cm dan pemasangan base plat dilaksanakan pada saat fabrikasi.
6) Pekerjaan Angkur, Ø16, kedalaman 17 cm
Angkur berfungsi sebagai pemegang struktur atas (kolom/Kuda-kuda) pada posisi yang
sebenarnya/tepat.
Penempatan dan pemasangan angkur,
- Buat Bouwplank setempat.
- Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
- Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah mal.
- Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
- Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
- Bekisting kolom dipasang.
- Kolom dicor
- Mal angkur dilepas

2. Pekerjaan Kuda-Kuda
a. Pekerjaan Pipa Baja 3”, 5.49 mm
Peralatan yang dibutuhkan antara lain alat las/pemotong baja, meteran/pengukur.
Teliti ukuran sebelum diadakan pemotongan, pastikan letak dan ukuran lubang baut sebelum
dilakukan pengeboran pada pipa. Pipa yang digunakan adalah pipa 3”.
b. Pekerjaan Pipa Baja 1-1/2”, 3.68 mm
Peralatan yang dibutuhkan antara lain alat las/pemotong baja, meteran/pengukur.
Teliti ukuran sebelum diadakan pemotongan, pastikan letak dan ukuran lubang baut sebelum
dilakukan pengeboran pada pipa. Pipa yang digunakan adalah pipa 1-1/2”.
c. Pekerjaan Base Plat 5 mm
Base plate adalah Plate perletakan yang dilas pada profile suatu kolom dan sebagai joint kolom
dengan pondasi yang diikat dengan anchor bolt. plat yang digunakan adalah plat dengan
ketebalan 5 cm.
d. Pekerjaan Angkur dan Baut, Angkur D 12 mm dan Baut D 24 mm, kedalaman 15 cm.
Angkur berfungsi sebagai pemegang struktur atas (kolom/Kuda-kuda) pada posisi yang
sebenarnya/tepat.
Penempatan dan pemasangan angkur,
- Buat Bouwplank setempat.
- Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
- Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah mal.
- Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
- Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
- Bekisting kolom dipasang.
- Kolom dicor
- Mal angkur dilepas
e. Pekerjaan Purlin C 150x50x20x2.3 mm
- Pekerjaan. Cleat Plate 5 mm
Cleat Plate adalah sambungan cleat bracing ringan didefinisikan sebagai cleat yang tidak
kaku yang menghubungkan bracing ringan seperti batang datar, batang atau bagian tabung
kecil (bulat atau persegi) ke balok atau kolom. Cleat Plate yang digunakan pada pekerjaan
ini adalah plat dengan ketebalan 5mm.
- Pek. Sagrod Ø 10 mm + Nut & Washier
komponen tegangan yang digunakan untuk membatasi lendutan girt atau purlin ke arah
sumbu lemah. Jenis Sagrod yang dipergunakan pada pekerjaan ini adalah sagrod Ø 10 mm
dengan baut dan ring pengunci.
- Bolt M8 + Nut & Washier
Bolt M8 adalah jenis baut yang dilengkapi mur dan ring pengunci, jenis baut yang
digunakan pada pekerjaan ini adalah Bolt M8 dilengkapi dengan baut dan ring pengunci.
- Wind Bracing Ø 12 mm + acc
Wind bracing adalah kawat diagonal untuk mengikat kasau atap bersama-sama guna
mencegah lengkung. Wind Bracing yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Wind
Bracing ukuran Ø 12 mm.
- Jarum keras M16
Jarum keras adalah salah satu alat rigging yang digunakan untuk mengatur ketegangan
sling. Jenis jarum keras yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah jarum M16.

PEKERJAAN AKSESORRIES DAN LAIN-LAIN


1. Pekerjaan Rangka Jalur Maintenance
a. Hollow 50x100x2.3 mm
- Menyiapkan peralatan dan alat bantu (scaffolding) dimana scaffolding harus terpasang
secara tegak lurus dan harus dicek tidak ada goyangan.
- Marking lokasi kerja, harus di ukur dulu lokasi yang ada supaya buangan/sisa panel bisa
sesuai dengan yang diharapkan. Dan di lot supaya pemasangan bracket dan rangkanya bisa
lurus.
- Setelah dilakukan pengukuran lokasi segera dibuatkan gambar kerja untuk pembagian
modul panel supaya di dapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.
- Memasang siku untuk bracket antara rangka dengan balok/kolom bangunan. Pemasangan
bracket menggunakan dynabolt. Pemasangan siku berjarak 1m-2m tergantung dengan
kondisi bangunan.
- Setelah bracket terpasang maka segera dilakukan pemasangan rangka gawangan pintu,
pemasangan rangka harus lot dari atas ke bawah dan harus rata untuk horisontalnya.
Sangat diperhatikan kelurusan rangka. Untuk jarak rangka vertical 120 cm dan rangka
horizontal juga 120 cm (tergantung modul gambar).
b. Hollow 40x40x23 mm
- Menyiapkan peralatan dan alat bantu (scaffolding) dimana scaffolding harus terpasang
secara tegak lurus dan harus dicek tidak ada goyangan.
- Marking lokasi kerja, harus di ukur dulu lokasi yang ada supaya buangan/sisa panel bisa
sesuai dengan yang diharapkan. Dan di lot supaya pemasangan bracket dan rangkanya bisa
lurus.
- Setelah dilakukan pengukuran lokasi segera dibuatkan gambar kerja untuk pembagian
modul panel supaya di dapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.
- Memasang siku untuk bracket antara rangka balok/kolom bangunan. Pemasangan bracket
menggunakan dynabolt. Pemasangan siku berjarak 1m-2m tergantung dengan kondisi
bangunan.
- Setelah bracket terpasang maka segera dilakukan pemasangan rangka gawangan pintu,
pemasangan rangka harus lot dari atas ke bawah dan harus rata untuk horisontalnya.
Sangat diperhatikan kelurusan rangka. Untuk jarak rangka vertical 120 cm dan rangka
horizontal juga 120 cm (tergantung modul gambar).
c. Besi Siku L
Besi siku adalah material yang terbuat dari logam besi. Lebih spesifik lagi, material yang juga
dikenal sebagai bar siku (angle bar) atau L-Bracket ini terbuat dari besi plat yang diberi lapisan
antikarat. L-Bracket juga biasa digunakan sebagai struktur penyangga ataupun elemen
penguat atau penstabil pada berbagai macam konstruksi.
2. Pekerjaan Rangka Foyer
a. Hollow 80x40x2.3 mm
- Menyiapkan peralatan dan alat bantu (scaffolding) dimana scaffolding harus terpasang
secara tegak lurus dan harus dicek tidak ada goyangan.
- Marking lokasi kerja, harus di ukur dulu lokasi yang ada supaya buangan/sisa panel bisa
sesuai dengan yang diharapkan. Dan di lot supaya pemasangan bracket dan rangkanya bisa
lurus.
- Setelah dilakukan pengukuran lokasi segera dibuatkan gambar kerja untuk pembagian
modul panel supaya di dapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.
- Memasang siku untuk bracket antara rangka dengan balok/kolom bangunan. Pemasangan
bracket menggunakan dynabolt. Pemasangan siku berjarak 1m-2m tergantung dengan
kondisi bangunan.
- Setelah bracket terpasang maka segera dilakukan pemasangan rangka gawangan pintu,
pemasangan rangka harus lot dari atas ke bawah dan harus rata untuk horisontalnya.
Sangat diperhatikan kelurusan rangka. Untuk jarak rangka vertical 120 cm dan rangka
horizontal juga 120 cm (tergantung modul gambar).
b. Hollow 40x40x23 mm
- Menyiapkan peralatan dan alat bantu (scaffolding) dimana scaffolding harus terpasang
secara tegak lurus dan harus dicek tidak ada goyangan.
- Marking lokasi kerja, harus di ukur dulu lokasi yang ada supaya buangan/sisa panel bisa
sesuai dengan yang diharapkan. Dan di lot supaya pemasangan bracket dan rangkanya bisa
lurus.
- Setelah dilakukan pengukuran lokasi segera dibuatkan gambar kerja untuk pembagian
modul panel supaya di dapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.
- Memasang siku untuk bracket antara rangka balok/kolom bangunan. Pemasangan bracket
menggunakan dynabolt. Pemasangan siku berjarak 1m-2m tergantung dengan kondisi
bangunan.
- Setelah bracket terpasang maka segera dilakukan pemasangan rangka gawangan pintu,
pemasangan rangka harus lot dari atas ke bawah dan harus rata untuk horisontalnya.
Sangat diperhatikan kelurusan rangka. Untuk jarak rangka vertical 120 cm dan rangka
horizontal juga 120 cm (tergantung modul gambar).
c. Roda
Roda dipasang dengan menggunakan alat bor.
Selanjutnya adalah memasang slot pada pintu sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan. Gagang juga akan
diterapkan pada tahapan ini supaya pintu gampang
dibuka serta ditutup.
3. Pekerjaan Tribun Penonton
a. Hollow 50x50x2.3 mm
- Menyiapkan peralatan dan alat bantu
(scaffolding) dimana scaffolding
harus terpasang secara tegak lurus
dan harus dicek tidak ada goyangan.
- Marking lokasi kerja, harus di ukur
dulu lokasi yang ada supaya
buangan/sisa panel bisa sesuai
dengan yang diharapkan. Dan di lot
supaya pemasangan bracket dan
rangkanya bisa lurus.
- Setelah dilakukan pengukuran lokasi segera dibuatkan gambar kerja untuk pembagian
modul panel supaya di dapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.
- Memasang siku untuk bracket antara rangka dengan balok/kolom bangunan. Pemasangan
bracket menggunakan dynabolt. Pemasangan siku berjarak 1m-2m tergantung dengan
kondisi bangunan.
- Setelah bracket terpasang maka segera dilakukan pemasangan rangka gawangan pintu,
pemasangan rangka harus lot dari atas ke bawah dan harus rata untuk horisontalnya.
Sangat diperhatikan kelurusan rangka. Untuk jarak rangka vertical 120 cm dan rangka
horizontal juga 120 cm (tergantung modul gambar).
b. Hollow 40x40x23 mm
- Menyiapkan peralatan dan alat bantu (scaffolding) dimana scaffolding harus terpasang
secara tegak lurus dan harus dicek tidak ada goyangan.
- Marking lokasi kerja, harus di ukur dulu lokasi yang ada supaya buangan/sisa panel bisa
sesuai dengan yang diharapkan. Dan di lot supaya pemasangan bracket dan rangkanya bisa
lurus.
- Setelah dilakukan pengukuran
lokasi segera dibuatkan gambar
kerja untuk pembagian modul
panel supaya di dapatkan hasil
yang sesuai dengan perencanaan.
- Memasang siku untuk bracket
antara rangka balok/kolom
bangunan. Pemasangan bracket
menggunakan dynabolt.
Pemasangan siku berjarak 1m-2m
tergantung dengan kondisi bangunan.
- Setelah bracket terpasang maka segera dilakukan pemasangan rangka gawangan pintu,
pemasangan rangka harus lot dari atas ke bawah dan harus rata untuk horisontalnya.
Sangat diperhatikan kelurusan rangka. Untuk jarak rangka vertical 120 cm dan rangka
horizontal juga 120 cm (tergantung modul gambar).
c. Besi Siku L
Besi siku adalah material yang terbuat dari logam besi. Lebih spesifik lagi, material yang juga
dikenal sebagai bar siku (angle bar) atau L-Bracket ini terbuat dari besi plat yang diberi lapisan
antikarat. L-Bracket juga biasa digunakan sebagai struktur penyangga ataupun elemen
penguat atau penstabil pada berbagai macam konstruksi.

4. Pekerjaan Rangka Kanopi


Pekerjaan rangka Kanopi 1
Pekerjaan Besi Hollow 40x60x1.4 mm
- Menyiapkan peralatan dan alat bantu (scaffolding) dimana scaffolding harus terpasang secara
tegak lurus dan harus dicek tidak ada goyangan.
- Marking lokasi kerja, harus di ukur dulu lokasi yang ada supaya buangan/sisa panel bisa sesuai
dengan yang diharapkan. Dan di lot supaya pemasangan bracket dan rangkanya bisa lurus.
- Setelah dilakukan pengukuran lokasi segera dibuatkan gambar kerja untuk pembagian modul
panel supaya di dapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.
- Memasang siku untuk bracket antara rangka balok/kolom bangunan. Pemasangan bracket
menggunakan dynabolt. Pemasangan siku berjarak 1m-2m tergantung dengan kondisi
bangunan.
- Setelah bracket terpasang maka segera dilakukan pemasangan rangka gawangan pintu,
pemasangan rangka harus lot dari atas ke bawah dan harus rata untuk horisontalnya. Sangat
diperhatikan kelurusan rangka. Untuk jarak rangka vertical 120 cm dan rangka horizontal juga
120 cm (tergantung modul gambar).

Pekerjaan Besi Hollow 40x40x2.3 mm


- Menyiapkan peralatan dan alat bantu (scaffolding) dimana scaffolding harus terpasang secara
tegak lurus dan harus dicek tidak ada goyangan.
- Marking lokasi kerja, harus di ukur dulu lokasi yang ada supaya buangan/sisa panel bisa sesuai
dengan yang diharapkan. Dan di lot supaya pemasangan bracket dan rangkanya bisa lurus.
- Setelah dilakukan pengukuran lokasi segera dibuatkan gambar kerja untuk pembagian modul
panel supaya di dapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.
- Memasang siku untuk bracket antara rangka balok/kolom bangunan. Pemasangan bracket
menggunakan dynabolt. Pemasangan siku berjarak 1m-2m tergantung dengan kondisi
bangunan.
- Setelah bracket terpasang maka segera dilakukan pemasangan rangka gawangan pintu,
pemasangan rangka harus lot dari atas ke bawah dan harus rata untuk horisontalnya. Sangat
diperhatikan kelurusan rangka. Untuk jarak rangka vertical 120 cm dan rangka horizontal juga
120 cm (tergantung modul gambar).

Pekerjaan Kawat Sling


- Kawat Sling merupakan kawat baja yang sipilin untuk membuat tali berbahan baja, agar dapat
digunakan dalam kebutuhan menarik atau mengangkat sebuah beban yang memiliki berat
maupun gaya yang besar.
-
Pekerjaan Talang air
Lakukan pengukuran sebelum pemotongan. Pemasangan talang air dilakukan pada saat rangka
atap dirakit. Talang air yang digunakan dalam pekerajaan ini adalah talang air pvc.
Pekerjaan rangka Kanopi 2
Pekerjaan Besi Hollow 40x60x1.4 mm
- Menyiapkan peralatan dan alat bantu (scaffolding) dimana scaffolding harus terpasang secara
tegak lurus dan harus dicek tidak ada goyangan.
- Marking lokasi kerja, harus di ukur dulu lokasi yang ada supaya buangan/sisa panel bisa sesuai
dengan yang diharapkan. Dan di lot supaya
pemasangan bracket dan rangkanya bisa lurus.
- Setelah dilakukan pengukuran lokasi segera
dibuatkan gambar kerja untuk pembagian
modul panel supaya di dapatkan hasil yang
sesuai dengan perencanaan.
- Memasang siku untuk bracket antara rangka
balok/kolom bangunan. Pemasangan bracket
menggunakan dynabolt. Pemasangan siku
berjarak 1m-2m tergantung dengan kondisi
bangunan.
- Setelah bracket terpasang maka segera
dilakukan pemasangan rangka gawangan pintu, pemasangan rangka harus lot dari atas ke
bawah dan harus rata untuk horisontalnya. Sangat diperhatikan kelurusan rangka. Untuk jarak
rangka vertical 120 cm dan rangka horizontal juga 120 cm (tergantung modul gambar).
Pekerjaan Besi Hollow 40x40x2.3 mm
- Menyiapkan peralatan dan alat bantu (scaffolding) dimana scaffolding harus terpasang secara
tegak lurus dan harus dicek tidak ada goyangan.
- Marking lokasi kerja, harus di ukur dulu lokasi yang ada supaya buangan/sisa panel bisa sesuai
dengan yang diharapkan. Dan di lot supaya pemasangan bracket dan rangkanya bisa lurus.
- Setelah dilakukan pengukuran lokasi segera dibuatkan gambar kerja untuk pembagian modul
panel supaya di dapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.
- Memasang siku untuk bracket antara rangka balok/kolom bangunan. Pemasangan bracket
menggunakan dynabolt. Pemasangan siku berjarak 1m-2m tergantung dengan kondisi
bangunan.
- Setelah bracket terpasang maka segera dilakukan pemasangan rangka gawangan pintu,
pemasangan rangka harus lot dari atas ke bawah dan harus rata untuk horisontalnya. Sangat
diperhatikan kelurusan rangka. Untuk jarak rangka vertical 120 cm dan rangka horizontal juga
120 cm (tergantung modul gambar).
Pekerjaan Kawat Sling
- Kawat Sling merupakan kawat baja yang sipilin untuk membuat tali berbahan baja, agar dapat
digunakan dalam kebutuhan menarik atau mengangkat sebuah beban yang memiliki berat
maupun gaya yang besar.
Pekerjaan Talang air
Lakukan pengukuran sebelum pemotongan. Pemasangan talang air dilakukan pada saat rangka
atap dirakit. Talang air yang digunakan dalam pekerajaan ini adalah talang air pvc.
PEKERJAAN ARSITEKTUR

Lantai I
1. Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan, ex Hebel
Persiapan
- Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.
- Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu karet,
waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.
- Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan
mendapat permukaan yang rata.
- Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
- Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).
- Pasang Profil dengan memakai hollow besi.

- Profil Hollo
- Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom praktis
sesuai approval. Dengan ketentuan :
Metode Kerja
- Tidak dibenarkan pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.
- Kedalaman bor, kebersihan lubang agar di cek.

- Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.


- Bersihkan bata ringan dari kotoran
dan debu sebelum dipasang agar
perekat dapat bekerja dengan baik.
- Siapkan campuran adukan tinbed/
perekat bata ringan dan masukan
kedalam bak adukan / ember plastik
- Aduk campuran adukan hingga rata
dan homogen dengan menggunakan
hand mixer.
- Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka dipakai adukan mortar
terlebih dahulu pada bagian paling dasar agar didapatkan permukaan yang rata. (Leveling)
Leveling
- Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal speci
yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan atas join
slab menggunakan MU-380/ 301-Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air dan diaduk
menggunakan Hand mixer), seperti gambar terlampir.
- Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah
disetujui.
- Campuran untuk kolom praktis 1 pcs : 2 ps : 3 sp : 1 lt air dengan perbandingan 1 ember
semen, 2 ember pasir, & 3 ember split kecil serta 1 liter air. Material yang digunakan sesuai
dengan yang telah di ajukan approval.
- Pengadukan campuran beton untuk kolom praktis menggunakan molen
- Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian ±1meter.

Pengecoran kolom
- Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut digunakan hollow
alumunium / jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat control kerataan.

control kerataan
2. Pekerjaan Plesteran Dinding Bata Ringan, ex Hebel
Pekerjaan Plesteran
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
- Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar serta
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, termasuk belt course, lengkungan
(niche).
Bahan
- Semen
- Pasir pasang
- Air
Metode Pelaksanaan
- Memasang benang pada ke empat sisi bidang dinding sesuai ketebalan yang dikehendaki.
- Membuat cetakan dari adukan ukuran 10x10 cm dengan potongan triplek 2x5 cm diatasnya
sesuai ketebalan plesteran.
- Membuat lajur kepalaan plesteran horizontal per bidang (sisi atas dan bawah) dengan
memperhatikan lot lokasi paling atas dan bawah dengan menyesuaikan plesteran antar
kepalaan.
- Buat kepalaan vertikal 1,5 m dari atas ke bawah dan biarkan +/- 24 jam (note : siku 20.20.2
dapat dipakai sebagai kepalaan).
- Kamprot dan ratakan dengan jidar allumunium dan biarkan mengering 3-4 hari.
- Perataan permukaan plesteran dengan kasut dan jidar hingga halus dan rata.
-
3. Pekerjaan Acian Dinding
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
Bahan
- Semen aci/semen portland
- Air
Metode Pelaksanaan
- Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran menjadi kering.
- Permukaan dinding hebel sebelum di aci terlebih dahulu disiram air kemudian diratakan.
Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen,
permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.

Lantai 2
1. Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan, ex Hebel
Persiapan
- Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.
- Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu karet,
waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.
- Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan
mendapat permukaan yang rata.
- Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
- Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).
- Pasang Profil dengan memakai hollow besi.
- Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom praktis
sesuai approval. Dengan ketentuan :
Metode Kerja
- Tidak dibenarkan pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.
- Kedalaman bor, kebersihan lubang agar di cek.
- Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.
- Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja
dengan baik.
- Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan masukan kedalam bak adukan /
ember plastik
- Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan hand mixer.
- Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka dipakai adukan mortar
terlebih dahulu pada bagian paling dasar agar didapatkan permukaan yang rata. (Leveling)
- Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal speci
yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan atas join
slab menggunakan MU-380/ 301-Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air dan diaduk
menggunakan Hand mixer), seperti gambar terlampir.
- Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah
disetujui.
- Campuran untuk kolom praktis 1 pcs : 2 ps : 3 sp : 1 lt air dengan perbandingan 1 ember
semen, 2 ember pasir, & 3 ember split kecil serta 1 liter air. Material yang digunakan sesuai
dengan yang telah di ajukan approval.
- Pengadukan campuran beton untuk kolom praktis menggunakan molen
- Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian
±1meter.
- Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut digunakan hollow
alumunium / jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat control kerataan.

2. Pekerjaan Plesteran Dinding Bata Ringan, ex Hebel


Pekerjaan Plesteran
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
- Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar serta
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, termasuk belt course, lengkungan
(niche).
Bahan
- Semen
- Pasir pasang
- Air
Metode Pelaksanaan
- Memasang benang pada ke empat sisi bidang dinding sesuai ketebalan yang dikehendaki.
- Membuat cetakan dari adukan ukuran 10x10 cm dengan potongan triplek 2x5 cm diatasnya
sesuai ketebalan plesteran.
- Membuat lajur kepalaan plesteran horizontal per bidang (sisi atas dan bawah) dengan
memperhatikan lot lokasi paling atas dan bawah dengan menyesuaikan plesteran antar
kepalaan.
- Buat kepalaan vertikal 1,5 m dari atas ke bawah dan biarkan +/- 24 jam (note : siku 20.20.2
dapat dipakai sebagai kepalaan).
- Kamprot dan ratakan dengan jidar allumunium dan biarkan mengering 3-4 hari.
- Perataan permukaan plesteran dengan kasut dan jidar hingga halus dan rata.
3. Pekerjaan Acian Dinding
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Bahan
- Semen aci/semen portland
- Air
Metode Pelaksanaan
- Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran menjadi kering.
- Permukaan dinding hebel sebelum di aci terlebih dahulu disiram air kemudian diratakan.
Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen,
permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.

Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding


Pekerjaan Pasangan Lantai
1. Pekerjaan Keramik Tile 60x60 cm Polished, Lantai, White Onyx
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Ukuran keramik yang digunakansetara yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan lantai
yaitu: (60 x 60 cm)
- Ukuran dan merek yang digunakan pada pekerjaan pelapis lantai dan dinding disesuaikan
dengan gambar kerja yang telah disepakati.
- Keramik yang akan digunakan tidak boleh cacat, retak, bergelombang, berlubang, bernoda dan
permukaannya tidak boleh cembung atau cekung.
- Sisi keramik harus siku agar pada saat pemasangan dapat presisi dan rapat.
- Pemasangan keramik harus dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli, harus menghasilkan
penyelesain yang rapi dan nad yang lurus.
- Pemasangan keramik yang tidak rapi harus dibongkar dan menjadi tanggung jawab
Pelaksana pelaksana
Bahan
- Semen PC
- Semen Grouting Natt
- Pasir
- Air
- Keramik Roman/setara
Metode Pelaksanaan
- Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat Keramik menjadi lebih elastis dan lebih
mudah menempel pada saat pemasangan.
- Perhatikan kualitas Keramik. Keramik kualitas rendah akan susah memasang secara presisi.
Untuk itu, Keramik harus dipasang longgar karena masing-masing memiliki selisih 0.2-0.5 mm
sehingga tidak saling bertubrukan.
- Oleskan air semen, bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah Keramik. Hal ini
akan membuat daya rekat Keramik ke adukan benar-benar lengket.
- Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil,
batu atau ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawa Keramik.
- Padatkan secara rata, ketuk Keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong
atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat karena Keramik lepas dikemudian hari.
- Periksa ketinggiaanya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan
ketinggian lantai.
- Biarkan selama dua atau tiga hari, hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan
keluar melalu yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen dan jangan lupa
membersihkan yang masih kosong dari kotoran yang mengendap.
- Amankan areal Keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari. Keramik
akan amblas karena adukan dibawahnya masih belum kuat karena adukan dibawahnya masih
belum kuat untuk dibebani.
- Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3x3 m biasanya terdapat 3-5 Keramik yang
kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.

2. Pekerjaan Keramik Tile 60x60 cm Polished, White Onyx Podium


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Ukuran keramik yang digunakansetara yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan lantai
yaitu: (60 x 60 cm)
- Ukuran dan merek yang digunakan pada pekerjaan pelapis lantai dan dinding disesuaikan
dengan gambar kerja yang telah disepakati.
- Keramik yang akan digunakan tidak boleh cacat, retak, bergelombang, berlubang, bernoda dan
permukaannya tidak boleh cembung atau cekung.
- Sisi keramik harus siku agar pada saat pemasangan dapat presisi dan rapat.
- Pemasangan keramik harus dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli, harus menghasilkan
penyelesain yang rapi dan nad yang lurus.
- Pemasangan keramik yang tidak rapi harus dibongkar dan menjadi tanggung jawab
Pelaksana pelaksana
Bahan
- Semen PC
- Semen Grouting Natt
- Pasir
- Air
- Keramik Roman/setara
Metode Pelaksanaan
- Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat Keramik menjadi lebih elastis dan lebih
mudah menempel pada saat pemasangan.
- Perhatikan kualitas Keramik. Keramik kualitas rendah akan susah memasang secara presisi.
Untuk itu, Keramik harus dipasang longgar karena masing-masing memiliki selisih 0.2-0.5 mm
sehingga tidak saling bertubrukan.
- Oleskan air semen, bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah Keramik. Hal ini
akan membuat daya rekat Keramik ke adukan benar-benar lengket.
- Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil,
batu atau ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawa Keramik.
- Padatkan secara rata, ketuk Keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong
atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat karena Keramik lepas dikemudian hari.
- Periksa ketinggiaanya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan
ketinggian lantai.
- Biarkan selama dua atau tiga hari, hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan
keluar melalu yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen dan jangan lupa
membersihkan yang masih kosong dari kotoran yang mengendap.
- Amankan areal Keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari. Keramik
akan amblas karena adukan dibawahnya masih belum kuat karena adukan dibawahnya masih
belum kuat untuk dibebani.
- Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3x3 m biasanya terdapat 3-5 Keramik yang
kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.

3. Pekerjaan Keramik Tile 30x60 cm Polished, Dinding Toilet, White Onyx


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Ukuran keramik yang digunakansetara yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan lantai
yaitu: (30 x 60 cm)
- Ukuran dan merek yang digunakan pada pekerjaan pelapis lantai dan dinding disesuaikan
dengan gambar kerja yang telah disepakati.
- Keramik yang akan digunakan tidak boleh cacat, retak, bergelombang, berlubang, bernoda dan
permukaannya tidak boleh cembung atau cekung.
- Sisi keramik harus siku agar pada saat pemasangan dapat presisi dan rapat.
- Pemasangan keramik harus dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli, harus menghasilkan
penyelesain yang rapi dan nad yang lurus.
- Pemasangan keramik yang tidak rapi harus dibongkar dan menjadi tanggung jawab

Pelaksana pelaksana
Bahan
- Semen PC
- Semen Grouting Natt
- Pasir
- Air
- Keramik Roman/setara
Metode Pelaksanaan
- Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat Keramik menjadi lebih elastis dan lebih
mudah menempel pada saat pemasangan.
- Perhatikan kualitas Keramik. Keramik kualitas rendah akan susah memasang secara presisi.
Untuk itu, Keramik harus dipasang longgar karena masing-masing memiliki selisih 0.2-0.5 mm
sehingga tidak saling bertubrukan.
- Oleskan air semen, bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah Keramik. Hal ini
akan membuat daya rekat Keramik ke adukan benar-benar lengket.
- Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil,
batu atau ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawa Keramik.
- Padatkan secara rata, ketuk Keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong
atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat karena Keramik lepas dikemudian hari.
- Periksa ketinggiaanya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan
ketinggian lantai.
- Biarkan selama dua atau tiga hari, hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan
keluar melalu yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen dan jangan lupa
membersihkan yang masih kosong dari kotoran yang mengendap.
- Amankan areal Keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari. Keramik
akan amblas karena adukan dibawahnya masih belum kuat karena adukan dibawahnya masih
belum kuat untuk dibebani.
- Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3x3 m biasanya terdapat 3-5 Keramik yang
kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.
4. Pekerjaan Keramik Tile 30x30 cm Unpolished, Lantai KM/WC, Micita Gris
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Ukuran keramik yang digunakansetara yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan lantai
yaitu: (30 x 30 cm)
- Ukuran dan merek yang digunakan pada pekerjaan pelapis lantai dan dinding disesuaikan
dengan gambar kerja yang telah disepakati.
- Keramik yang akan digunakan tidak boleh cacat, retak, bergelombang, berlubang, bernoda dan
permukaannya tidak boleh cembung atau cekung.
- Sisi keramik harus siku agar pada saat pemasangan dapat presisi dan rapat.
- Pemasangan keramik harus dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli, harus menghasilkan
penyelesain yang rapi dan nad yang lurus.
- Pemasangan keramik yang tidak rapi harus dibongkar dan menjadi tanggung jawab
Pelaksana pelaksana
Bahan
- Semen PC
- Semen Grouting Natt
- Pasir
- Air
- Keramik Roman/setara
Metode Pelaksanaan
- Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat Keramik menjadi lebih elastis dan lebih
mudah menempel pada saat pemasangan.
- Perhatikan kualitas Keramik. Keramik kualitas rendah akan susah memasang secara presisi.
Untuk itu, Keramik harus dipasang longgar karena masing-masing memiliki selisih 0.2-0.5 mm
sehingga tidak saling bertubrukan.
- Oleskan air semen, bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah Keramik. Hal ini
akan membuat daya rekat Keramik ke adukan benar-benar lengket.
- Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil,
batu atau ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawa Keramik.
- Padatkan secara rata, ketuk Keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong
atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat karena Keramik lepas dikemudian hari.
- Periksa ketinggiaanya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan
ketinggian lantai.
- Biarkan selama dua atau tiga hari, hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan
keluar melalu yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen dan jangan lupa
membersihkan yang masih kosong dari kotoran yang mengendap.
- Amankan areal Keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari. Keramik
akan amblas karena adukan dibawahnya masih belum kuat karena adukan dibawahnya masih
belum kuat untuk dibebani.
- Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3x3 m biasanya terdapat 3-5 Keramik yang
kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.

5. Pekerjaan Keramik Tile 30x60 cm Polished, Lantai KM/WC, White Onyx


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Ukuran keramik yang digunakansetara yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan lantai
yaitu: (30 x 60 cm)
- Ukuran dan merek yang digunakan pada pekerjaan pelapis lantai dan dinding disesuaikan
dengan gambar kerja yang telah disepakati.
- Keramik yang akan digunakan tidak boleh cacat, retak, bergelombang, berlubang, bernoda dan
permukaannya tidak boleh cembung atau cekung.
- Sisi keramik harus siku agar pada saat pemasangan dapat presisi dan rapat.
- Pemasangan keramik harus dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli, harus menghasilkan
penyelesain yang rapi dan nad yang lurus.
- Pemasangan keramik yang tidak rapi harus dibongkar dan menjadi tanggung jawab
Pelaksana pelaksana
Bahan
- Semen PC
- Semen Grouting Natt
- Pasir
- Air
- Keramik Roman/setara
Metode Pelaksanaan
- Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat Keramik menjadi lebih elastis dan lebih
mudah menempel pada saat pemasangan.
- Perhatikan kualitas Keramik. Keramik kualitas rendah akan susah memasang secara presisi.
Untuk itu, Keramik harus dipasang longgar karena masing-masing memiliki selisih 0.2-0.5 mm
sehingga tidak saling bertubrukan.
- Oleskan air semen, bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah Keramik. Hal ini
akan membuat daya rekat Keramik ke adukan benar-benar lengket.
- Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil,
batu atau ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawa Keramik.
- Padatkan secara rata, ketuk Keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong
atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat karena Keramik lepas dikemudian hari.
- Periksa ketinggiaanya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan
ketinggian lantai.
- Biarkan selama dua atau tiga hari, hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan
keluar melalu yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen dan jangan lupa
membersihkan yang masih kosong dari kotoran yang mengendap.
- Amankan areal Keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari. Keramik
akan amblas karena adukan dibawahnya masih belum kuat karena adukan dibawahnya masih
belum kuat untuk dibebani.
- Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3x3 m biasanya terdapat 3-5 Keramik yang
kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.
6. Pekerjaan Keramik Tile 30x60 cm Polished, Tangga, White Onyx
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Ukuran keramik yang digunakansetara yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan lantai
yaitu: (30 x 60 cm)
- Ukuran dan merek yang digunakan pada pekerjaan pelapis lantai dan dinding disesuaikan
dengan gambar kerja yang telah disepakati.
- Keramik yang akan digunakan tidak boleh cacat, retak, bergelombang, berlubang, bernoda dan
permukaannya tidak boleh cembung atau cekung.
- Sisi keramik harus siku agar pada saat pemasangan dapat presisi dan rapat.
- Pemasangan keramik harus dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli, harus menghasilkan
penyelesain yang rapi dan nad yang lurus.
- Pemasangan keramik yang tidak rapi harus dibongkar dan menjadi tanggung jawab
Pelaksana pelaksana
Bahan
- Semen PC
- Semen Grouting Natt
- Pasir
- Air
- Keramik Roman/setara
Metode Pelaksanaan
- Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat Keramik menjadi lebih elastis dan lebih
mudah menempel pada saat pemasangan.
- Perhatikan kualitas Keramik. Keramik kualitas rendah akan susah memasang secara presisi.
Untuk itu, Keramik harus dipasang longgar karena masing-masing memiliki selisih 0.2-0.5 mm
sehingga tidak saling bertubrukan.
- Oleskan air semen, bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah Keramik. Hal ini
akan membuat daya rekat Keramik ke adukan benar-benar lengket.
- Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil,
batu atau ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawa Keramik.
- Padatkan secara rata, ketuk Keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong
atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat karena Keramik lepas dikemudian hari.
- Periksa ketinggiaanya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan
ketinggian lantai.
- Biarkan selama dua atau tiga hari, hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan
keluar melalu yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen dan jangan lupa
membersihkan yang masih kosong dari kotoran yang mengendap.
- Amankan areal Keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari. Keramik
akan amblas karena adukan dibawahnya masih belum kuat karena adukan dibawahnya masih
belum kuat untuk dibebani.
- Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3x3 m biasanya terdapat 3-5 Keramik yang
kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.
7. Pekerjaan Keramik Tile 60x60 cm Polished, Teras, White Onyx
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Ukuran keramik yang digunakansetara yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan lantai
yaitu: (60 x 60 cm)
- Ukuran dan merek yang digunakan pada pekerjaan pelapis lantai dan dinding disesuaikan
dengan gambar kerja yang telah disepakati.
- Keramik yang akan digunakan tidak boleh cacat, retak, bergelombang, berlubang, bernoda dan
permukaannya tidak boleh cembung atau cekung.
- Sisi keramik harus siku agar pada saat pemasangan dapat presisi dan rapat.
- Pemasangan keramik harus dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli, harus menghasilkan
penyelesain yang rapi dan nad yang lurus.
- Pemasangan keramik yang tidak rapi harus dibongkar dan menjadi tanggung jawab
Pelaksana pelaksana
Bahan
- Semen PC
- Semen Grouting Natt
- Pasir
- Air
- Keramik Roman/setara
Metode Pelaksanaan
- Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat Keramik menjadi lebih elastis dan lebih
mudah menempel pada saat pemasangan.
- Perhatikan kualitas Keramik. Keramik kualitas rendah akan susah memasang secara presisi.
Untuk itu, Keramik harus dipasang longgar karena masing-masing memiliki selisih 0.2-0.5 mm
sehingga tidak saling bertubrukan.
- Oleskan air semen, bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah Keramik. Hal ini
akan membuat daya rekat Keramik ke adukan benar-benar lengket.
- Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil,
batu atau ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawa Keramik.
- Padatkan secara rata, ketuk Keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong
atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat karena Keramik lepas dikemudian hari.
- Periksa ketinggiaanya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan
ketinggian lantai.
- Biarkan selama dua atau tiga hari, hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan
keluar melalu yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen dan jangan lupa
membersihkan yang masih kosong dari kotoran yang mengendap.
- Amankan areal Keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari. Keramik
akan amblas karena adukan dibawahnya masih belum kuat karena adukan dibawahnya masih
belum kuat untuk dibebani.
- Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3x3 m biasanya terdapat 3-5 Keramik yang
kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.
8. Pekerjaan Floor Hardener, Ruang Utilitas
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
- Pekerjaan ini meliputi : ruang pompa dan ruang utilitas.
Bahan
- Semen MU 700
- Pasir
- Air
Pelaksanaan
Persiapan
- Pelaksana Pelaksana wajib membuat shop drawing dari pola floor hardener untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Bahan yang dipersiapkan untuk
pemasangan harus memenuhi kualitas
baik dan warna yang seragam.
- Sebelum memulai pemasangan,
Pelaksana terlebih dahulu harus
memeriksa semua pekerjaan yang
nantinya akan ditutup oleh pasangan
floor hardener ini.
- Sebelum pemasangan, dasar permukaan lantai kerja harus dibuat rata dan rapi terlebih
dahulu.

9. Pekerjaan Lantai Vinil


Lingkup Pekerjaan
Lantai Vinyl Anti Bakteri adalah bagian-bagian permukaan lantai dan kolom sesuai dengan
ditunjukkan dalam detail gambar. Dalam hal ini termasuk pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
alat-alat dan peralatan pembantu lainnya.
Bahan yang di persyaratkan adalah sebagai berikut :
- Bahan harus mempunyai kualitas yang baik, tahan lama terhadap goresan, hygienis, mudah
dibersihkan dan mudah dalam perawatan
- Bahan terbuat dari PVC multiplayer/heterogeneous, tanpa filter, mampu meredam bunyi
sampai batas tertentu (Acoustic Flooring Type, minimal 15 dB)
Untuk Bahannya, sepesifikasi yang harus dipenuhi adalah :
- Bahan terbuat dari PVC tanpa filter, multilayer, lapisan atas/searlayer dilindungi pure
transparent PVC dilengkapi dengan Reinforced protection, lapisan bawah terdiri dari
Acoustic Backing Foam.
- Bahan harus termasuk falanm kategori
kalasifikasi UPEC kelas U4P3E2/3C2,
dengan resistensi abrasi yang paling
tinggi (group T. ∞ 1 ≤ 0.08), anstistatic
109 ohm, tebal lapisan atas/wear layer
minimal 0.67 mm, fire resistant B,
Cfl.s, slip resistant minimal R 9. Mengandung lapisan anti bakteri dan jamur (biostatic
treatment). Static indentation antara 0.16 s/d 0.06 mm.
- Bidang vinyl harus dalam bentuk ‘sheet’ (gulungan), lebar minimal 2 m, panjang 25 m, tebal
minimal 2.6 mm, sambungan dilas (diwelding) dengan pemanasan dengan menggunakn
bahan PVC yang sama yang disebut welding rod. Lebar sambungan antara 2.5 s/d 3 mm dan
harus rata.
- Skirting/Plint adalah perpanjangan atau kelanjutan vinyl dari lantai kemudian naik
kedinding setinggi 10 cm. Pada sudut antara lantai dan dinding dipasangi “Cover Former”
yaitu bahan yang membentuk sudut lantai (R) agar sudut tersebut tidak siku. Sementara
pada ujung vinyl yang naik kedinding, ditutup dengan Capping Seal. Material dari Cove
former dan Capping Seal juga harus terbuat dari vinyl PVC atau karet.
- Warna dan corak bahan diajukan oleh pelaksana dengan persetujuan Pengawas dan atau
Direksi Pekerjaan.
Pelaksanaan
- Bidang permukaan lantai harus rata dan kuat, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang
dan celah-celah, bebas debu, bebas lemak dan minyak
- Pekerjaan lapisan vinyl harus rapi dan dilakukan sesuai dengan yang dipersyaratkan dari
pabrik yang bersangkutan sehingga diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik dan dapat tahan
lama.
- Pekerjaan lapisan vinyl dilakukan setelah pekerjaan finishing yang lain seperti plafond,
dinding, pekerjaan ME, pengecatan selesai dilaksanakan.
- Sedangkan untuk penyimpanan, syarat-syarat untuk tempat penyimpanan barang harus
terhindar dari genangan air, tidak lembab, terhindar dari cuaca (panas matahari/air hujan)
dan selalu bersih.
- Memasuki tahap pemasangan, langkah-langkah yang dipersyaratkan adalah sebagai berikut:
- Screeding. Screeding harus benar-benar kuat dan rata yang dicapai dengan membuat adukan
denngan komposisi 1 semen : 4 pasir.
- Leveling, Levelling dilaksanakan sebanyak 3 s/d 4 kali (lapis). Antara tahap 1 dan tahap
berikutnya dilakukan dengan arah yang menyilang. Dan biarkan sampai kering. Bahan
levelling terdiri dari : Polymer + semen atau dengan bahan Self Levelling. Tetapi kalau
dengan self levelling dapat dilakukan antara 1 s/d 2 lapis.
- Pengamplasan. Pengamplasan dilakukan setelah lapisan terakhir kering, kemudian
dibersihkan dengan cara di vakum atau dipell.
- Pemasangan Vinyl. Vinyl dipasang dengan menggunakan bahan lem yang
direkomendasikan oleh pabrik
- Untuk menjaga hyginitas setiap ada celah/sambungan vinyl harus silas dengan bahan dari
PVC yang sama
- Pemolesan. Setelah vinyl benar-benar bersih dari semua kotoran langkah terakhir adalah
pemolesan. Bahan poles adalah yang telah direkomendasikan oleh Pabrik. Untuk lantai yang
berhubungan langsung dengan tanah dan kembabannya tinggi harus di coating dengan
waterproofing atau dilakukan tes moisture sebelum dilakukan tahapan pemasangan vinyl.

Pekerjaan Dinding Pintu, Jendela dan Ventilasi


1. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Ventilasi
a. Pekerjaan Pintu
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini mencakup rangka kusen pintu aluminium termasuk alat-alat bantu dalam
pemasangannya di lokasi pekerjaan.
- Daun pintu dan kusen serta aksesorisnya.
- Penyetelan pintu serta aksesorisnya.
- Pekerjaan ini meliputi pintu bangunan utama dan bangunan utilitas.
Bahan
Pintu Aluminium
Profil-profil yang digunakan adalah produksi aluminium dalam negeri yang berkwalitas baik,
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Sealant yang digunakan structural silicon sealant produksi Dow-corning, zink-glass, Sin-etsu
atau produksi lain yang setara.
Bahan-bahan penguat atau penyambung apabila tidak terbuat dari aluminium haruslah dari
bahan yang tidak mengakibatkan korosi.
Kusen aluminium harus dilengkapi dengan komponen perlengkapan antara lain :
- Karet penjepit ( Neo prame basket )
- Sekrup galvanized
- Dynabolt
Pintu Kaca
- Pekerjaan dan pemasangan kaca tempered main entrance serta ukuran daun pintu sesuai
dengan detail/gambar yang telah dibuat konsultan perencana.
- Cara-cara pengerjaan harus memakai cara yang benar dan alat yang benar.
- Pengiriman barang-barang harus hati-hati dan tidak boleh terjadi kerusakan.
- Setiap unit pintu yang dikirim ke lapangan harus ada tanda/bukti sudah diperiksa
kualitasnya oleh QC pabrik.
- Material yang disimpan dilapangan (site) harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi
kerusakan/cacat.
Pintu Plat Besi
Merupakan pintu di manhole. Daun pintu adalah plat besi 3 mm dan rangka pintu besi hollow
4 x 2 cm.
Pintu Panel
Merupakan pintu di panel door. Bahan utama besi.
Pelaksanaan
Pekerjaan Kusen Almunium
- Perhitungan struktur sesuai dengan kriteria design yang ada (kalau diperlukan).
- Angkur dan angkur tanam bagian yang berhubungan dengan alumunium dilapisi
galvanised sampai dengan 18 micron. Bagian lain diberi lapisan anti karat, zinc chromate,
type alkyd.
- Joint sealer
Sambungan antara profil horizontal dengan vertical diberi sealer yang berserat guna menutup
celah sambungan profil tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara , air dan suara bahan
butyl sheet.
- Pemasangan pada struktur bangunan
o Semua unit alumunium harus terpasang dengan hubungan siku -siku, tegak lurus dan
mengikuti patokan (bench mark) dari Pelaksana pelaksana.
o Sebelum diadakan pemasangan maka perlu adanya pen gukuran dilapangan dan
koordinasi dengan pekerjaan lain, sehingga ukuran lubang (opening) sesuai dengan
shop drawing
- Fabrikasi Dan Assembling
o Semua jenis pintu alumunium dan curtain wall di fabrikasi di workshop/pabrik.
o Semua sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan dengan bentuk
sambungan yang sesuai standard toleransi. Untuk sambungan yang tahan air harus di
beri sealant dari bagian yang tidak terlihat mata.
o Perakitan pintu alumunium dilaksanakan di workshop/pabrik sehingga selain kualitas
perakitan sesuai standard yang di syaratkan juga mempercepat proses pemasangan di
lapangan.
o Proses fabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di shop drawing yang sudah di
setujui oleh konsultan pengawas.
o Hardware yang dipasang menggunakan back plate.
Pengiriman dan Penyimpanan di site
- Pengiriman barang-barang harus hati-hati dan tidak boleh terjadi kerusakan.
- Setiap unit pintu yang dikirim ke lapangan harus ada tanda/bukti sudah diperiksa
kualitasnya oleh QC pabrik.
- Material yang disimpan dilapangan (site) harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi
kerusakan/cacat.

2. Pekerjaan Jendela
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop
drawing pekerjaan pintu, kusen dan
jendela aluminium.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.

- Persiapan material kerja, antara lain :


alumunium kusen, alumunium frame,
hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant,
baut dynabolt, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain :
cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant,
selang air, cutter, dll.
Pengukuran
- Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen
aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
Fabrikasi kusen alumunium
- Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada
perbaikan.
- Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
- Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue
sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.
Pemasangan kusen alumunium dan frame
- Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu
pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher
menggunakan fisher S8.
- Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen
alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal
dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
- Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi silicone
sealant.
- Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan
menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
- Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan tidak ada
lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.
Proteksi
- Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi
pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat
merusak aluminium tersebut.
3. Pekerjaan Ventilasi
- Jalusi atau pentilasi sebagai ventilasi udara atau pencahayaan dipasang diatas pintu atau
jendela dengan ukuran yang telah ditentukan.
- Untuk pemasangan kusen/ pintu Polding Gate dilakukan setelah bidang dinding terbentuk,
apabila pemasangan kusen/ pintu Polding gate dipasang bersamaan dengan dinding maka
dikwatirkan akan kotor dan bisa merusak pada lapisan-lapisan pintu tersebut. Dan pada
pelaksanaannya harus disesuaikan dengan gambar detail.

Pekerjaan Plafond dan Langit-Langit


1. Pekerjaan Pemasangan Rangka Plafond Kalsiboard Hollow 2/2 dan 2/4
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka plafond, pemasangan rangka plafond gypsum board
sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar kerja.
Persiapan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil
kerja pekerjaan dimulai.
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Menyediakan tangga dan membersihkan langit-langit
- Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dianjurkan.
- Pengukuran tinggi plafond untuk disesuaikan komponen MEP yang akan di pasangkan diatas
plafon.
- Pekerjaan pasang plafond pada plat lantai/balok yang pertama dilakukan pasang penggantung
rangka (tie rod) dengan menggunan paku tembak.
- Bila pemasangan pada bagian top / tanpa plat lantai maka gantungan dibuat pada rangka atap.
- Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond yang tidak
gelombang.
- Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan kedataran posisi
rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama menggunakan ukuran 2x2
sedangkan untuk tumpuan plafon rangka hollow ukuran 4x2. Setiap rangka diikat dengan
menggunakan screw # 1/8 dengan menggunakan bor/obeng.
- Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 2x4) dan tulangan tumpuan (hollow 2x2) harus
sesuai spesifikasi.
2. Pekerjaan Pemasangan Rangka Sunda Plafond Hollow 2/2 dan 2/4
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil
kerja pekerjaan dimulai.
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
- Menyediakan tangga dan membersihkan langit-langit
- Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dianjurkan.
- Pemasangan rangka dilakukan setelah pemasangan rangka hollow
- Setelah itu dilakukan pemasangan rangka hollow untuk bagian drop selling
- Pemasangan rangka hollow dengan arah yang berlawanan dengan lembaran plafond dengan
menggunakan screw # 1/8 dengan menggunakan bor/obeng.
3. Pekerjaan Pemasangan Plafond Kalsiboard 9 mm
Adapun cara pelaksanaan Plafond Gypsum yaitu :
- Pemasangan gysum dengan menggunakan screew # 1/8 dan bor sekrup.
- Selanjutnya adalah pekerjaan menutupi sambungan antar gypsum dengan paper tape/kasa
plafond untuk menghindari keretakan.
- Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound pada sambungan gypsum dan titik-titik sekrup.
4. Pekerjaan Pemasangan Sunda Plafond
- Pemasangan list accessories Sunda Plafon dilakukan setelah pemasangan hollow dengan cara
sekrup pada rangka hollow.
- Pemasangan sunda plafond dengan cara menggeser lalu mendorong menyesuaikan alur pada
list accessories.
- Potong dengan sudut 450 pada pertemuan antar sudut.

PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pekerjaan Pengecatan Dinding Bata Ringan, ex Hebel
Pengecatan dapat dilakukan setelah dinding acian ber umur > 14 hari, pilihlah type cat dinding
luar yang memiliki sifat elongasi (elastomeric) seperti type weather sheald. Kesemua tahapan ini
jika dilakukan dengan sesuai dengan prosedur yang direkomendasikan, semestinya media
permukaan dinding sisi bagian luar tidak terjadi retak baik (baik retak karena penyusutan maupun
retak struktur), diaman jika terjadi retak pada dinding bagian luar tidak menutup kemungkinan
terjadinya kebocoran pada dinding berupa flek rembesan tampias air hujan ketika terjadinya hujan
lebat. Sekalipun sudah menggunakan cat bagian luar jenis weather sheald (elastomeric).
2. Pekerjaan Pengecatan Plafond Kalsiboard
- Sebelum memulai pengecatan harusnya area yang akan dicat dibersihkan terlebih dahulu.
- Proses pengecatan hendaknya dilakukan secara hati-hati supaya noda cat tidak mengotori area
yang lain.
- Sebelum mulai menggunakan cat, hendaknya dilakukan pengenceran terlebih dulu agar hasil
pengecatannya terlihat rapi, rata, dan tidak belang-belang. Gunakan air atau minyak sesuai
jenis cat plafon yang digunakan.
- Tuangkan bahan pengencer ini dengan komposisi yang sesuai saran pada kemasannya.
Kemudian aduklah sampai tercampur secara merata.
- Mulailah dengan mengaplikasikan cat dasar terlebih dahulu. Tujuannya untuk menutup pori-
pori permukaan kalsiboard sehingga lebih kuat dan tahan air. Pemberian lapisan cat dasar juga
akan membuat warna cat utama tampak tegas. Jikalau ukuran panjang dan lebar ruangan tidak
sama, Anda bisa mengikuti bagian yang lebih pendek supaya hasilnya rapi. Setelah pengecatan
memakai cat dasar selesai, Anda perlu menunggu waktu 24 jam agar mengering. Setelah itu,
terapkan cat utama sebanyak dua kali pelapisan.
3. Pekerjaan Pengecatan Railing Tangga
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Aplikasikan cat primer sebanyak satu lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat
akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna. Pada suhu kamar, selang waktu pengecatan yang disarankan adalah 1 jam. Namun
pada suhu 30°C, selang waktu pengecatan disarankan adalah 6 jam.
- Setelah beres, tunggu hingga material kering sempurna selama satu malam.
4. Pekerjaan Pengecatan Kuda-Kuda IWF 400x200x8x13 mm
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Cat yang digunakan adalah jenis cat anti karat. Lakukan pengecatan primer sebanyak satu
lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna.
5. Pekerjaan Pengecatan Kuda-Kuda IWF 150x100x6x9 mm
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Cat yang digunakan adalah jenis cat anti karat. Lakukan pengecatan primer sebanyak satu
lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna.
6. Pekerjaan Pengecatan Pipa Baja 3”
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Cat yang digunakan adalah jenis cat anti karat. Lakukan pengecatan primer sebanyak satu
lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna.
7. Pekerjaan Pengecatan Pipa Baja 1-1/2”
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Cat yang digunakan adalah jenis cat anti karat. Lakukan pengecatan primer sebanyak satu
lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna.
8. Pekerjaan Pengecatan Railing Podium
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Aplikasikan cat primer sebanyak satu lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat
akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna. Pada suhu kamar, selang waktu pengecatan yang disarankan adalah 1 jam. Namun
pada suhu 30°C, selang waktu pengecatan disarankan adalah 6 jam.
- Setelah beres, tunggu hingga material kering sempurna selama satu malam.
9. Pekerjaan Pengecatan Dinding Foyer
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Aplikasikan cat primer sebanyak satu lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat
akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna. Pada suhu kamar, selang waktu pengecatan yang disarankan adalah 1 jam. Namun
pada suhu 30°C, selang waktu pengecatan disarankan adalah 6 jam.
- Setelah beres, tunggu hingga material kering sempurna selama satu malam.
10. Pekerjaan Pengecatan Rangka Foyer
- Bersihkan permukaan material dengan menggunakan kuas atau sikat. Pastikan tidak ada debu,
minyak, dan kotoran yang menempel agar tidak mengkontaminasi cat.
- Aplikasikan cat primer sebanyak satu lapis. Tujuannya untuk mengoptimalkan daya rekat cat
akhir.
- Aplikasikan cat sebanyak 2-3 kali lapis agar cat menutup permukaan material secara
sempurna. Pada suhu kamar, selang waktu pengecatan yang disarankan adalah 1 jam. Namun
pada suhu 30°C, selang waktu pengecatan disarankan adalah 6 jam.
- Setelah beres, tunggu hingga material kering sempurna selama satu malam.
PEKERJAAN FIXTURE
1. Pekerjaan Closet duduk
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan , peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini dengan
baik.
Pekerjaan ini meliputi semua
pekerjaan klosed duduk.
- Pengukuran pada level perlu
kembali dilakukan sebagai
acuan y ang tepat dari titik BM
dan sudah disetujui oleh
konsultan pengawas.

Bahan
- Closed Duduk Merek Toto/setara
- Pipa Saluran Pembuangan
- Aksesories
- Semen dan Lem Perekat serta alat bantu lainnya.
Pelaksanaan
- Pertama kali pasang terlebih dahulu instalasi pipa pvc yang digunakan sebagai saluran
pembuangan, pipa yang dapat digunakan minimal 4 inci dengan ujung pipa yang terhubung
dengan closet.
- Buat gambar pemasangan keramik pada lantai dan dinding, tentukan posisi closet berada
diantara nad keramik yang simetris misalnya diperempatan keramik atau ditengah badan
keramik.
- Buat marking atau pengukuran posisi closet di ruang toilet sesuai dengan gambar kerja yang
telah dibuat sebelumnya.
- Pastikan posisi ujung pipa berada pada posisi tengah closet yang telah direncanakan dan
dilakukan pengukuran.
- Buat adukan beton dengan campuran 1 semen : 3 pasir untuk membuat dudukan closet dan
membuat cekungan pada ujung pipa sesuai dengan bentuk closet yang akan dipasang.
- Dalam posisi adukan yang belum mengering lakukan peletakan closet pada posisi yang tepat.
- Ukur kedataran closet dengan water pass.
- Tunggu sampai adukan benar-benar kering sebelum mulai membuat percobaan penyiraman
closet dengan air.
- Dilanjutkan dengan pekerjaan lainya seperti pemasangan keramik lantai dengan ukuran
pemotongan keramik sesuai dengan gambar toilet yang sudah dibuat sebelumnya dan
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pemasangan closet.
2. Pekerjaan Jet Washer
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan , peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
- Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan Pemasangan jet waser serta aksesoriesnya yang
itunjukkan dalam gambar atau petunjuk konsultan pengawas.
- Pengukuran pada level perlu kembali dilakukan sebagai acuan yang tepat dari titik jarak yang
sudah disetujui oleh konsultan pengawas.
-
Bahan
- Jet Waser Toto/setara
- Aksesories
- Dinabold dan Lem perekat
Pelaksanaan
- Pelaksanaan pemasangan jet washer dapat dikerjakan bersamaan perlengkapan sanitair
lainnya pada saat bangunan dalam tahap penyelesaian.
- Beri tanda marking area untuk penempatan posisi jet washer.
- Pasang instalasi pipa untuk jet washer yang sudah dilengkapi dengan penggantung pipa,
penyangga dengan jarak tertentu dan memenuhi syarat.
- Pengetesan dari peralatan yang terpasang wajib dilaksanakan untuk mengetahui bahwa
pekerjaan pemasangan peralatan sudah baik dan benar.
3. Pekerjaan Floor Drain
Pekerjaan Pasangan Floor Drain
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan , peralatan dan alat-alat bantu
lainnyayang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
- Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan Floor Drain

Bahan
- Floor Drain (Local) Stainlessteel
- Aksesories
- Semen
Pelaksanaan
- Setelah lantai kamar mandi terpasang untuk area kamar mandi ataupun balkon akan
memerlukan lubang untuk pemasangan pipa sebagai tempat untuk buangan air/floor drain.
Pekerjaan pembuatan lubang tersebut tidak bisa dikerjakan sembarangan untuk mencegah
rusaknya panel lantai yang telah terpasang, oleh karena itu pekerja Pelaksana perlu
mengetahui teknik dalam membuat floor drain pada lantai kamar mandi.
- Untuk membuat lubang lantai kamar mandi yang telah terpasang pertama dibuat garis bantu
atau mall dengan menggunakan pipa yang akan dipasang pada lantai kamar mandi. Diameter
lubang harus sesuai dengan diameter pipa yang akan dipasang. Standart untuk pembuatan
lubang pada lantai adalah1/3 dari lebar lantai yaitu tidak boleh lebih dari 20 cm.
- Ketika telah terpasang semua kita tutup permukaan fiber tape dengan Mortar untuk
sambungan panel Star M811 dan waterproofing.

4. Pekerjaan Pasangan Wastafel


Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
- Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan Wastafel dan dudukannya.
- Pengecekan posisi wastafel,ketinggian serta tata letak sesuai yang disetujui oleh konsultan
pengawas.

Bahan
- Wastafel Merek Toto/setara
- Aksesories
- Semen dan Lem Perekat serta alat bantu lainnya.
Pelaksanaan
- Wastafel yang digunakan adalah lengkap dengan segala aksesorisnya seperti tercantum dalam
brosurnya. Type-type yang dipakai adalah lihat sanitary schedule warna akan dipilih oleh
Pemberi pekerjaan.
- Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik tidak
ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh konsultan
pengawas.
- Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan gambar untuk itu serta
petunjuk- petunjuk dari produsen dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi, dan dibersihkan
dari kotoran, noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada yang bocor.

5. Pekerjaan Pasangan Urinoir


Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bah an , peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
- Pekerjaan ini meliputi s em ua pekerjaan urinoir dan dudukannya.
- Pengecekan posisi urinoir, ketinggian serta tata letak sesuai yang disetujui oleh konsultan
pengawas.

Bahan
- Urinoir Merek Toto/setara
- Partisi Urinoir
- Aksesories + Baut dan Skrup pemasangan
Pelaksanaan
- Urinoir berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk American Standard type yang
dipakai adalah: dengan fitting standard.
- Urinoir yang dipasang adalah urinoir yang telah diseleksi dengan baik tidak ada bagian-bagian
yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan Pengawas.
- Pemasangan urinoir pada tembok menggunakan baut ficher atau stainless steel dengan ukuran
yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.
- Setelah urinoir terpasang, ketinggian pemasangan harus sesuai gambar rencana. Semua celah-
celah yang mungkin ada antara dinding dengan urinoir ditutup dengan semen berwarna.
- Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.

6. Pekerjaan Cermin, 3 mm dan Frame, 0.8 x 1.5 m


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
- Lakukan perencanaan desain di awal. Tentukan letak cermin.
- Ukur dengan cermat bidang dinding yang akan dipasangi cermin.
- Pastikan ketika potongan cermin itu telah tersusun, berada pas di bidang dinding.
- Ketelitian pengukuran ini digunakan juga sebagai pedoman saat memesan dan memasang
cermin.
- Pemasangan frame dilakukan sebelum cermin dipasang.

Pekerjaan Atap
Pekerjaan Pemasangan Atap Spandek
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
pelaksanaan
- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam memasang spandek seperti bor, skrup pengunci
spandex, dan meteran sebagai alat ukur.
- Sebelum dipasang spandek dipotong sesuai ukuran. Setelah itu spandek diletakkan di bidang yang
akan dipasang.
- Cek kelurusan spandek. Jika sudah siap kancing spandek dengan menggunakan skrup penguci.
- Pasang spandek dengan rapi agar tidak terjadi kebocoran saat hujan.
Pekerjaan Silation/Aluminium Foil
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Pelaksanaan
- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam memasang aluminium foil seperti cutter untuk
memotong dan meteran sebagai alat ukur.
- Periksa lebar rangka reng pada atap.
- Potong aluminium foil sesuai panjang bentangan yang dikehendaki. Aluminium foil dapat dipasang
mengikuti bidang horisontal atau vertikal mengikuti bidang miring atap rumah
- Bentangkan aluminium foil di atas rangka kaso pada area yang hendak dipasang
- Tarik erat dan jepit aluminium foil dengan menggunakan reng, dapat dipaku / disekrup antara
reng dengan kaso
- Bentangkan aluminium foil pada sisi samping bidang yang sudah terpasang dan lakukan cara yang
sama dengan di atas
- Untuk bagian sambungan aluminium foil cukup dilakukan overlap selebar minimal 1 cm. Bila
diperlukan dapat ditambahkan aluminium tape sebagai perekatnya.

Pekerjaan Talang Air


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Pelaksanaan
- Membuat rancangan garis tata letak talang. agar talang bekerja dengan baik, dan untuk itu talang
harus dipasang agak menurun ke sudut bawah agar dapat mengalirkan air menuju pipa vertikal.
- Talang yang lebih panjang (35 kaki dan lebih) akan diletakkan miring dari bagian tengah menuju
ke masing-masing ujung. Talang- talang tersebut akan dipasang dimulai pada ketinggian yang
sama di tengah dan miring ke bawah sampai tepi, dan bertemu pada titik yang sama.
- Talang yang lebih pendek harus dipasang miring dari satu ujung ke ujung yang lain. Talang-talang
tersebut harus dipasang dimulai dari sebuah titik yang tinggi dan berakhir pada sebuah titik yang
lebih rendah.
- Tentukan titik awal, atau titik tertinggi pada pemasangan talang.
- Tandai titik tinggi pada papan lisplang, di bawah atap seng/metal.
- Kemudian tentukan titik ujung atau lokasi pipa vertikal.
- Cari titik ujung dari pemasangan talang dengan menggunakan kemiringan ke bawah sebesar ½
inci (635 cm).
- Buat sebuah garis antara titik tinggi dan titik rendah. Gunakan sebuah alat perata atau tongkat
pengukur untuk membuat sebuah garis lurus.

Mengukur, Memotong, dan Memasang Talang


- Ukurlah talang sesuai ukuran. Gunakan gergaji logam atau gunting besi untuk memotong talang
dengan pengukuran yang tepat. Memotong talang dengan sudut 450 derajat jika dua talang
bertemu di suatu sudut.
- Pasang penggantung talangnya pada setiap usuk.
- Tentukan masing-masing usuk - biasanya berjarak setiap 16 inci (40,6 cm)
- Setelah menandai lokasi masing-masing usuk pada papan lisplang, buatlah lubang pada papan
yang telah ditandai tersebut dengan menggunakan bor untuk membuat pemasangan penggantung
talang menjadi lebih mudah.
- Penggantung talang akan dipasang baik menempel langsung pada talang atau dipasang terlebih
dahulu pada permukaan papan, tergantung pada jenis talang.
- Tandai lokasi untuk bukaan pada talang guna menyambung ke pipa vertikal. Gunakan gergaji ukir
untuk memotong sebuah bukaan persegi di tempat yang tepat pada talang.
- Pasang penyambung pipa vertikal dan penutup talang menggunakan sealant silikon dan sekrup
logam yang berukuran pendek.
- Pasang talang dengan cara memiringkan talangnya ke atas sampai ujung belakang talang
terpasang pas di tempatnya, yakni pada bagian atas penggantung talang. Talang harus terpasang
pas di tempatnya atau setidaknya kelihatan sudah cukup bagus posisinya.
- Sebuah penggantung talang harus dipasang pada permukaan papan disetiap 18 sampai 24 inci (45
sampai 60 cm). Gunakan sekrup lag stainless steel yang berukuran cukup panjang agar dapat
menembus permukaan papan setidaknya 2 inci (5 cm).
- Lapisi talang dengan menggunakan sebuah potongan aluminium tipis di sekitar bagian bawah
pada setiap sudut talang, lalu kelinglah potongan alumunium tersebut di tempatnya. Untuk
menjaga air dari kebocoran melalui retakan kecil atau bukaan di sudut-sudut yang digabung,
eratkan potongan aluminiumnya menggunakan pelapis anti air.
- Pasang pipa vertikal pada talang melalui penyambung pipa (shock pipa). Pastikan bagian drat pipa
vertikal menghadap ke bawah dan ditujukan ke arah yang tepat.
- Kencangkan pipa vertikal pada talang dan pipa vertikal pada pipa saluran keluar (corong) baik
dengan paku keling pop atau sekrup yang sesuai.
- Rekatkan setiap kelim sambungan talang dengan sealant.

PEKERJAAN AKSESSORIES DAN LAIN-LAIN


1. Pekerjaan Atap Tangga Utama
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Persiapan
- Pengajuan gambar rencana, dan melanjutkan pekerjaan jika gambar rencana disetujui oleh
Pengawas/Direksi Pekerjaan.
- Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan seperti, meteran, spidol, alat potong dan lainnya.
- Lakukan pengukuran dengan seksama, tentukan panjang atap sebelum dipotong.
- Pemasangan penutup tangga utama dapat dilaksanakan jika rangka atap tangga utama telah
rampung pengerjaannya.
- Lakukan perapian di akhir pekerjaan.
2. Pekerjaan Railing R1
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Persiapan
- Pengajuan gambar rencana, dan melanjutkan pekerjaan jika gambar rencana disetujui oleh
Pengawas/Direksi Pekerjaan.
- Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan seperti, meteran, spidol, benang dan gergaji.
- Marking as dan elevasi untuk posisi railing dan tentukan letak tiangnya.
- Pasang tiang railing pada awal dan posisi akhir yang ditentukan.
- Tarik benang antara kedua tiang railing
- Pasang tiang railing sesuai dengan jarak desain dan matikan dudukan tiang railing.
- Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang
- Sambung railing horizontal untuk posisi berikutnya
- Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing yang telah terpasang.
3. Pekerjaan Railing tangga
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Persiapan
- Pengajuan gambar rencana, dan melanjutkan
pekerjaan jika gambar rencana disetujui oleh
Pengawas/Direksi Pekerjaan.
- Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan
seperti, meteran, spidol, benang dan gergaji.
- Marking as dan elevasi untuk posisi railing
tangga dan tentukan letak tiangnya.
- Pasang tiang railing pada awal trap tangga dan
pada border lantai atasnya
- Tarik benang antara kedua tiang railing tangga
- Pasang tiang railing tangga sesuai dengan jarak desain dan matikan dudukan tiang railing
tangga.
- Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang
- Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya
- Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah terpasang.
4. Pekerjaan Penutup Foyer
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Persiapan
- Pengajuan gambar rencana, dan melanjutkan pekerjaan jika gambar rencana disetujui oleh
Pengawas/Direksi Pekerjaan.
- Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam bekerja.
- Mengukur dengan teliti panjang dan lebar kalsiboard yang digunakan sebagai penutup foyer.
Kemudian dilakukan pemotongan kalsiboard.
- Terakhir kalsiboard dipasang dan kemudian dirapikan.
5. Pekerjaan Pasangan Expanded Metal
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Persiapan
- Pengajuan gambar rencana, dan melanjutkan pekerjaan jika gambar rencana disetujui oleh
Pengawas/Direksi Pekerjaan.
- Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam bekerja.
- Mengukur dengan teliti panjang dan lebar expanded metal yang akan dipasang. Kemudian
dilakukan pemotongan.
- Terakhir expanded metal dipasang dengan menggunakan bor dan baut.

6. Pekerjaan Plank Huruf


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Persiapan
- Pengajuan gambar rencana, dan melanjutkan pekerjaan jika gambar rencana disetujui oleh
Pengawas/Direksi Pekerjaan.
- Menyiapkan peralatan yang akan seperti gergaji tangan atau jigsaw, untuk memotong huruf,
Mesin gerinda duduk, untuk memoles huruf, gunting plat atau gunting Kacip, untuk memotong
kupingan, solder dan timah batangan super.

Pelaksanaan
- Siapkan terlebih dahulu tulisan atau huruf di atas kertas. Tempelkan tulisan tersebut dengan
menggunakan lem kertas di atas bahan plat galvanis.
- Setelah kertas menempel cukup keras (kering), potonglah huruf tersebut dengan
menggunakan gergaji logam, jigsaw atau laser cutting mengikuti bentuk huruf.
- Setelah pemotongan selesai, selanjutnya bentuklah huruf-huruf tersebut menjadi timbul
dengan menambah kaki atau kupingan dengan ukuran yang telah disepakati. Kupingan ini yang
menentukan ketebalan huruf yang kemudian dipatri atau disolder ke bagian huruf yang sudah
dipotong.
- Setelah proses pematrian selesai, masuk ke proses finishing. Pada tahap ini huruf yang sudah
terbetuk dipoles dengan menggunakan mesin pemoles agar mengkilat.

7. Pekerjaan Rangka Lampu Sorot


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Membuat gambar rencana sebelum pekerjaan dilakukan.
Sebelum pemotongan besi hollow, ukur dengan teliti panjang ukuran yang akan digunakan. Besi
hollow yang digunakan adalah besi hollow 40x40x2.3 mm.
Setelah besi hollow dipotong maka bisa dirangkai kemudian dipasang
8. Pekerjaan Kanopi1
Pekerjaan Atap
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Membuat gambar rencana sebelum pekerjaan dilakukan.
alat-alat dan bahan yang diperlukan
- Kaso (sesuaikan dengan ukuran kanopi)
- Reng (sesuaikan dengan ukuran kanopi)
- Baut (sesuaikan dengan ukuran kanopi)
- Mata bor listrik
- Mata bor khusus untuk baut
- Baut
- Meteran
- Penggaris siku
- Alat pemotong
Pelaksanaan
- Membuat tiang-tiang penyangga terlebih dahulu. Material yang akan kita gunakan adalah besi
hollow 40x60x1.4 mm dan besi hollow 40x40x2.3 mm. jumlah tiang dengan kebutuhan serta
dimensi kanopi dibuat seperti gambar rencana.
- Jarak pemasangan kaso adalah 120 cm atau sesuai perintah Pengawas/Direksi Pekerjaan.
- Proses selanjutnya adalah pemasangan atap dan juga reng. Jarak reng sesuai dengan petunjuk
Pengawas/Direksi Pekerjaan.
- Terakhir adalah pemasangan spandek sebagai penutup kanopi.
9. Pekerjaan Kanopi 2
Pekerjaan Atap
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Membuat gambar rencana sebelum pekerjaan dilakukan.
alat-alat dan bahan yang diperlukan
- Kaso (sesuaikan dengan ukuran kanopi)
- Reng (sesuaikan dengan ukuran kanopi)
- Baut (sesuaikan dengan ukuran kanopi)
- Mata bor listrik
- Mata bor khusus untuk baut
- Baut
- Meteran
- Penggaris siku
- Alat pemotong
Pelaksanaan
- Membuat tiang-tiang penyangga terlebih dahulu. Material yang akan kita gunakan adalah besi
hollow 40x60x1.4 mm dan besi hollow 40x40x2.3 mm. jumlah tiang dengan kebutuhan serta
dimensi kanopi dibuat seperti gambar rencana.
- Jarak pemasangan kaso adalah 120 cm atau sesuai perintah Pengawas/Direksi Pekerjaan.
- Proses selanjutnya adalah pemasangan atap dan juga reng. Jarak reng sesuai dengan petunjuk
Pengawas/Direksi Pekerjaan.
- Terakhir adalah pemasangan spandek sebagai penutup kanopi.
MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

Pekerjaan Penyambungan Daya Mp


Persyaratan Sistem Distribusi Daya Listrik
a. Kemampuan Operasi Sistem Distribusi Listrik
b. Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber catu daya listrik utama yang berasal
dari Jaringan Tegangan Rendah PLN (131 kV, 3 phasa, 50 Hertz).
c. Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan, secara otomatis sebagian
kebutuhan daya dilayani oleh sumber catu daya cadangan yang berasal dari Diesel Generating Set.
d. Pada keadaan darurat (terjadi kebakaran), secara otomatis seluruh beban dimatikan oleh signal
listrik yang dikirimkan dari sentral Sistem Pengindera Kebakaran (FACP) kecuali daya listrik
untuk mencatu beban- beban khusus seperti Electric Fire Pump, Fuel Pump lift kebakaran,
peralatan bantu evakuasi.
Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pemasangan semua material, peralatan, tenaga
kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang
sempurna untuk seluruh instalasi listrik seperti dipersyaratkan dalam buku ini dan seperti
ditunjukkan dalam gambar-gambar perencanaan listrik. Dalam Pekerjaan ini harus termasuk
sertifikat pabrik dari peralatan yang akan dipakai dan pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku
ini tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem
distribusi listrik.
b. Pelaksana Pelaksana harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan, dimana bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi
teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pelaksana untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahan biaya.
c. Sebagai dijelaskan pada gambar-gambar rancangan, Pelaksana pelaksana wajib melakukan
pengadaan, pemasangan, pengujian serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap dipakai,
seluruh instalasi tenaga dan penerangan yang meliputi beberapa pekerjaan sebagai berikut :
1. Kabel Daya Tegangan Menengah
2. Panel Daya Tegangan Menengah
3. Transformator Daya
4. Panel Daya Tegangan Rendah
5. Power Factor Correction - Capasitor Bank
6. Kabel Daya Tegangan Rendah
7. Instalasi Daya
8. Instalasi Penerangan
9. Fixture Lampu
10. Sistem Pembumian Pengaman
11. Peralatan Penunjang Instalasi
12. Peralatan Bantu/Pendukung
1. Kabel Daya Tegangan Menengah
Pekerjaan ini termasuk kabel yang menghubungkan gardu utama dengan panel Cubical Medium
Voltage Main Distribution/ MVMDP, menghubungkan MVMDP dan Transformator Daya serta
harus termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem
instalasi listrik.
2. Panel Daya Tegangan Menengah
Panel-Panel Daya Tegangan Menengah atau Medium Voltage Main Distribution Panel (MVMDP)
pekerjaannya meliputi Incoming Panel, Metering Panel dan Out-going Panel serta peralatan-
peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik.

3. Transformator Daya
Pekerjaan ini meliputi pengadaan transformer daya serta kelengkapan-kelengkapan lain yang
dibutuhkan sesuai persyaratan teknis, gambar perencanaan dan persyaratan keamanan lain yang
diperlukan untuk kesempurnaan sistem.
4. Panel Daya Tegangan Rendah
Pekerjaan ini meliputi Panel Main Distribution / MDP, Sub distribution Panel, Panel-panel Daya
dan Panel Penerangan termasuk seluruh peralatan peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem instalasi listrik.
5. Kabel Daya Tegangan Rendah
Pekerjaan ini meliputi kabel utama dari Panel Genset ke panel MDP, kemudian kabel-kabel yang
digunakan untuk menghubungkan panel satu dengan panel lainnya serta harus termasuk seluruh
peralatan - peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik.
6. Instalasi Daya
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk menghubungkan panel-
panel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatan-peralatan listrik, seperti Exhaust Fan, Motor-
motor Listrik pada peralatan Sistem Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan Gambar
Perencanaan dan Buku Persyaratan Teknis.
7. Instalasi Penerangan
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan panel-panel penerangan
dengan fixture lampu, baik di dalam maupun di luar bangunan, sesuai dengan Gambar
Perencanaan dan Buku Persyaratan Teknis
8. Fixture Lampu
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah armature lampu, fitting, ballast, starter, capasitor,
lampu- lampu dan peralatan-peralatan lain yang berhubungan dengan item pekerjaan sesuai
dengan standard pabrik yang dipilih
9. Sistem Pembumian Pengaman
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian
dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan
dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem ini.
10. Peralatan Penunjang Instalasi
Pekerjaan ini meliputi junction box, conduit, sparing, doos outlet daya, doos saklar, doos
penyambungan, doos pencabangan, elbow, metal flexible conduit, klem dan peralatan-peralatan
lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan Sistem Distribusi Listrik meskipun peralatan-
peralatan ini tidak disebutkan dan digambarkan dengan jelas di dalam Gambar Perencanaan.

11. Peralatan bantu/pendukung


Peralatan bantu/pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem,
meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar
Perencanaan dan Persyaratan Teknis.

Persyaratan Kabel Tegangan Menengah


Ketentuan Umum
1) Kabel tegangan menengah digunakan untuk menghubungkan:
• Gardu PLN dengan MVMDP
• MVMDP dengan Transformator Daya
2) Kabel kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SNI dan IEC atau standard-
standard lain yang diakui di negara Republik Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK.
3) Kabel tegangan menengah yang digunakan adalah sebagai berikut :
Karakteristik listrik :
• Jenis Kabel : sesuai gambar
• Penampang kabel : sesuai gambar
• Tegangan kerja antara phase : 20 KV
• Frekuensi : 50 HZ
4) Penghubung antara panel TM ke sisi TM dari transformator dipakai kabel dengan type dan
diameter lihat gambar (kabel dengan isolasi polyethelene).
5) Sebelum pemesanan maka panel serta peralatan-peralatan bantu lainnya yang akan digunakan
harus diajukan sertifikat pengujiannya terlebih dahulu kepada konsultan pengawas.
6) Spesifikasi Teknis Kabel TM
Jenis kabel : N2XSY multi core atau single core sesuai dengan gambar perencanaan
Bahan Konduktor : Tembaga
Isolasi : XLPE
Tegangan Nominal : 24 kV
Ukuran kabel : sesuai gambar perencanaan
Pemasangan kabel instalasi tegangan menengah harus memenuhi peraturan PLN dan PUIL 2000
atau peraturan lain yang diakui di negara Republik Indonesia.
• Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak akan lepas atau
rusak oleh gangguan gangguan mekanis.
• Pembelokan kabel harus diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari pembelokan tidak boleh
kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat kabel.
• Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran sesuai dengan
ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan excelcior tape dan difinish dengan bahan
isolasi ciut panas yang sesuai.
• Kabel yang menghubungkan antara gardu PLN dengan MVMDP dan antara MVMDP dengan Trafo
tidak boleh ada sambungan.
• Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai dan tidak boleh
melebihi strength dan stress maximum yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.
• Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung awal dan ujung akhir dari
kabel daya harus dilindungi dengan 'sealing end cable', sehingga bagian konduktor maupun
bagian isolasi kabel tidak rusak.
• Kabel antara gardu Utama dengan MVMDP (di ruang trafo) dipasang dengan cara ditanam
langsung dalam tanah dan Rak Kabel (seperti dalam Gambar Perencanaan).

Persyaratan Panel Tegangan Menengah


Ketentuan Umum
1) Medium Voltage Main Distribution Panel (MVMDP) terdiri dari panel:
• Incoming Panel
• Metering Panel
• Outgoing (transformer protection) Panel
• Lighting arrester panel
2) MVMDP yang digunakan harus memenuhi SNI, SPLN dan IEC atau standard-standard lain yang
diakui di negara Republik Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK.
3) MVMDP yang digunakan harus mempunyai rekomendasi untuk dipasang di daerah tropis.
4) Sebelum melaksanakan pembuatan panel-panel perlu dibuatkan gambar kerja dari pabrik
pembuat panel dan diajukan kepada konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan.
Konstruksi Box Panel
1) Panel berupa indoor installation type dan berbentuk kubikal.
2) Panel harus terbuat dari plat baja dengan ketebalan untuk dinding minimum 2 mm dan pintu
minimum 3 mm, dengan rangka yang terbuat dari besi siku atau besi plat yang dibentuk dan
diberi cat dasar dengan meni tahan karat serta difinish dengan powder coating warna abu-abu.
3) Jenis free standing, serta harus dapat dilayani dari depan dan pintu-pintu harus dilengkapi
dengan handle yang dapat dikunci.
4) Pintu panel, saklar pembumian dan Disconnecting Switch (DS) harus interlock.
5) Pintu panel dapat dibuka bila saklar pembumian telah menutup/ON dan sebaliknya pintu panel
bisa ditutup bila saklar pembumian telah membuka.
6) Saklar pembumian dapat ditutup bila Disconnecting Switch (DS) telah membuka.
7) Disconnecting Switch (DS) dapat ditutup bila Saklar pembumian sudah terbuka. Tujuan interlock
diatas bertujuan untuk keamanan terhadap operator dan sistem.
8) Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang dikebumikan (grounding) dan
busbar pembumian yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel pembumian.
9) Panel tegangan menengah harus mengikuti standart VDE / DIN dan juga harus mengikuti
peraturan-peraturan IEC dan PUIl 2000.

Kelengkapan - kelengkapan
MVMDP dilengkapi dengan komponen-komponen panel sebagai berikut:
1) Fuse tegangan menengah 63 A
2) Disconnecting Switch 400 A
3) Busbar dari tembaga dengan Zincromate
4) Saklar pembumian 630 A
5) Terminal ukur
6) Dudukan kabel (terminating)
7) Capasitor voltage divider
8) Lampu indikator
9) Mimic diagram
10) Penunjuk untuk posisi saklar pembumian
11) Single phase protector
12) Heater

Persyaratan listrik
1) Komponen komponen MVMDP mempunyai persyaratan teknis sebagai berikut:
• Tegangan kerja nominal : 24 kV
• Tingkat ketahanan isolasi (untuk 1 menit) : 50 kV
• Basic Insulation Lavel : 125 kV
• Arus nominal : 630 A
• Thermal withstand (1 detik) : 14,5 kA
• Electrodynamic withstand (sesaat) : 62.5 kA
• System fault level : 500 MVA
2) Busbar
• Panel mempunyai tiga buah busbar phasa dan satu bar atauterminal untuk pembumian yang
terbuat dari tembaga dengan ukuran masing-masing 40 x 10 mm.
• Bus bar ditempatkan pada compartement yang terpisah.
• Bus bar dipasang menggunakan isolator sehingga kokoh dan tahan oleh gangguan mekanis
akibat electrodynamic force.
3) Circuit Breaker (CB)
• Peralatan switching panel berupa Circuit Breaker dari jenis autopneumatic dimana
penutupan dan pembukaannya sangat cepat dan tidak tergantung kecepatan operator.
• CB dipasang pada 'fixed element'.
• CB jenis SF
• CB harus interlock dengan ACB trafo di LVMDP, dimana CB masuk terlebih dahulu kemudian
ACB (kondisi ini untuk menghindari Arus start yang sangat besar/inrush current yang dapat
mengakibatkan Fuse medium voltage putus).
4) Peralatan Ukur
MVMDP dilengkapi dengan peralatan ukur yang terdiri dari:
• Amperemeter
• Voltmeter
• kWH-meter
• Trafo ukur tegangan menengah.
5) Perlengkapan Panel Pengaman Trafo
Perlengkapan pada panel pengaman trafo:
• 1 (satu) set 3 poles 24 KV. Load break switch dengan rating sesuai gambar, manual drive
dilengkapi dengan :
• Spring loaded driving mechanism unit
• LBS
• Automatic triping mechnism facilities jika fuse putus
• Open circuit release off for bucholz relay dan thermometer
• 1 (satu) set 3 poles, 24 KV earthing switch, manual drive,mechanical interlocked ke load
break switch dan pintu.
• 3 (tiga) set induction type voltage indicator
• 1 (satu) set heating resistor
e. Perlengkapan Panel Incoming/Outgoing
Perlengkapan pada panel incoming / outgoing sistem radial :
• 1 (satu) set 3 poles, 24 KV load break switch dengan dilengkapi rating sesuai gambar, manual
drive dilengkapi dengan :
• Spring loaded driving mechanism unit
• 1 (satu) set poles 24 KV earting switch, manual drive mechanical interlocked ke load break
switch dan pintu.
• 3 (tiga) set induction type voltage indikator
• 1 (satu) set heating resistor

7) Interlock
Untuk masing-masing unit panel TM harus dilengkapi dengan sistem interlock antara load break
switch pintu panel dan earthing switch.

Persyaratan Transformator Tenaga


1) Ketentuan Umum
• Transformator daya yang digunakan harus memenuhi IEC standar dan SPLN atau standard-
standard lain yang diakui di negara Republik Indonesia serta mendapat rekomendasi dari
LMK.
• Transformator yang akan dipasang dapat juga mengikuti beberapa standard sebagai berikut :
• Transfomator direncanakan, dibuat dan ditest berdasarkan pada:
 IEC 76 UTE – Perancis
 VDE / DIN - Jerman
 NEMA – USA
 BS - British
 SPLN 50 / 82 - Indonesia
• Transformator yang digunakan harus mempunyai rekomendasi untuk dipasang di daerah
tropis.
• Kondisi kerja Transformator yang akan dipasang pada tempat dengan ketinggian tidak lebih
dari 1000 m diatas permukaan laut dan maksimum ambient temperature tidak melebihi 400
C.
• Jenis Trafo yang akan dipergunakan adalah Oli immersed/indoor use atau lainnya sesuai
gambar.
2) Konstruksi Trafo
• Inti besi harus kokoh sehingga :
 dijamin tidak akan bergetar
 rugi-rugi inti kecil
• Kumparan terbuat tembaga harus mempunyai ketahanan dielektrik dan mekanik yang cukup
kuat.
• Selungkup (housing) terbuat dari pelat baja yang di cat dasar tahan karat dan cat finish
berwarna putih.
• Bushing isolator terbuat dari porcelin.
3) Komponen Trafo
• Name plate
• Alat me-monitor temperatur
• Alarm system
• Fan control system
• Tripping system
• Kuping pengangkat
• Tap changer
• Roda
• Terminal pengebumian

Persyaratan listrik
1) Kapasitas
Sesuai gambar perencanaan dan harus mampu dibebani sampai 125 % selama 15 menit.
Tegangan kerja nominal
• Sisi primer : 20 kV
• Sisi sekunder : 400/230 Volt
• Jumlah phasa : 3
• Frekwensi : 50 Hz
• Hubungan belitan : DYn-5
• Bahan : Copper
• Pendinginan : onan
• Tap changer : 3 tap dengan 2,5%, 1,5% per tap
• Basic Insulation Level : 125 kV
• Applied voltage test 1 menit : 50 kV
• Efisiensi : > 98 % dalam keadaan beban
• Jenis : Oil-immersed transformer
• Impedansi : 5%
• Insulation class : primary voltage 24 KV
• Basic Impuls voltage : primary winding 125 KV
Test voltage for 1 minute
• Primary Winding : 50 KV
• Isolasi : Klass A
• Kenaikan temperatur pada winding oil : max. 65º
2) Perlengkapan
Tranformator dilengkapi dengan :
• Thermometer
• RTS
• Roda
• Lifting eye
• Elastimold bushing
• Grounding
3) Persyaratan Pemasangan
• Trafo ditempatkan pada ruang trafo seperti terlihat dalam gambar perencanaan.
• Trafo dipasang pada dudukan setempat dengan perkuatan sedemikian rupa tidak akan
bergeser oleh gangguan mekanis.

Persyaratan Panel Tegangan Rendah


1) Konstruksi Box Panel
• Panel tegangan rendah harus mengikuti standart VDE / DIN dan juga harus mengikuti
peraturan IEC dan PUIL 2000
• Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan sesuai
peraturan-peraturan yang berlaku dengan terlebih dahulu telah disetujui oleh direksi
lapangan.
• Panel-panel harus dibuat dari plat baja tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus
dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat bakar, warna abu-abu merk
ICI atau yang setaraf.
• Panel terbuat dari plat baja dengan rangka terbuat dari besi siku dengan ukuran minimal
40x40x4 mm (free standing) atau plat besi yang terbentuk (wall mounted).
• Rangka utama harus diberi tutup dari bahan plat baja dengan dengan ketebalan sebagai
berikut:
1. Panel Dinding Pintu
2. LVMDP, SDP, SDP-FH : 20mm, 3.0mm
3. LP, PP : 1.6 mm, 2.0mm
• Plat tutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap siku dari plat tutup ini harus benar- benar
90⁰. Plat penutup kerangka panel harus disekrup dengan rapi yang dilengkapi cincin plastic
sebelum cincin besi terhadap kerangka panel. Plat penutup ini harus dapat dilepas-lepas.
• Panel dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah yang dapat dilepas-lepas dan harus
disiapkan lubang serta Compression Cable Glad untuk setiap incoming dan outgoing feeder.
• Pada dinding belakang atau/dan samping diperlukan membuat lubang-lubang ventilasi yang
cukup. Lubang ventilasi ini harus dibuat dengan cara punch dan rapi. Pada bagian dalam dari
dinding yang diberi ventilasi yang di-punch harus dilengkapi tambahan dinding yang diberi
lubang punch, hal ini untuk menjaga masuknya benda-benda atau tusuk akan pada bagian
bagian yang bertegangan dari peralatan panel.
• Engsel yang digunakan harus kuat dan tidak menonjol dan harus diusahakan tersembunyi
serta rapi. Kunci dan handle pintu harus dari type Spagnolet dengan tungkai penguat bawah
dan atas dan dari bahan yang dilapisi vernikel.
• Rangka, penutup, cover plate dan pintu seluruhnya harus diberi cat dasar dan dilapisi dengan
powder coating warna abu-abu.
• Panel yang berada di luar bangunan harus mempunyai index protection 557.
• Ukuran panel diusahakan standart ukuran panel dan disediakan ruang yang cukup apabila
terdapat penambahan peralatan.
• Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan (grounding)
dan busbar pentanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel pentanahan.

2) Busbar dan Terminal Penyambungan


• Panel harus sesuai untuk sistem 3 phasa, 4 kawat dan mempunyai 5 busbar dimana busbar
pentanahan terpisah.
• Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan bahan perak. Galvanisasi ini, termasuk
pula bagian- bagian yang menempel pada busbar, seperti sepatu kabel dan lain lain.
• Pemasangan kabel (untuk semua ukuran luas penampang kabel) pada busbar dan terminal
penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
• Busbar dan terminal penyambungan harus disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik,
sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat arus hubung singkat terbesar yang
mungkin terjadi.

3) Circuit Breaker
• Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB, MCCB dan ACB yang dilengkapi dengan thermal
overcurrent release dan electromagnetic overcurrent release yang rating ampere trip-nya
dapat diatur (adjustable).
• Outgoing circuit breaker dari Panel khusus untuk motor-motor harus dilengkapi dengan
proteksi kehilangan arus satu phasa.
• Circuit Breaker untuk proteksi motor-motor listrik harus menggunakan Circuit Breaker yang
dirancang khusus untuk pengaman motor (Circuit Breaker tipe M).
• Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang tercantum dalam Gambar
Perencanaan.
• Tipe Circuit Breaker yang digunakan adalah,
1. < 32 Ampere tipe MCB
2. 40 > sampai dengan 63 Ampere tipe MCCB Fix
3. < 80 Ampere tipe MCCB Adjustable

4) Pemasangan Komponen Panel


• Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan -penyambungan pada komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan
tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
• Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar
neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk besar
arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari
650 C. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang
dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis dan tahan terhadap
kenaikan suhu yang diperbolehkan.
• Pada bagian atas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cm di- bawah ambang atas panel
atau disesuaikan dengan kebutuhan) harus disediakan tempat untuk pemasangan lampu
indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian tersebut merupakan bagian yang terpisah dari pintu
panel dan kedudukannya menetap (fixed).
• Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming dan outgoing serta terminal
penyambungan kabel harus diberi indikasi/label/ sign plates mengenai nama beban atau
kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Label ini harus terbuat dari plat aluminium atau
sesuai standard DIN 4070.
• Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :
1. MCCB
2. Miniatur circuit breaker
- rated current : sesuai gambar
- breaking capacity : sesuai standart PLN dan Gambar
- permitted ambient stemp : 55⁰ C
- Overload release : sesuai gambar
3. Auxiliary relay
4. Komponen-kompoen pengukur yang dapat dipakai :
- Current Transformer
- KWH meter
- Ampermeter
- Voltmeter
- Frequency meter
• Pemasangan MCB harus menggunakan Omega Rail sedangkan pemasangan MCCB dan
komponen komponen lain, seperti magnetic contactor, time switch dan lain lain harus
menggunakan dudukan plat. Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapi dan
kokoh sehingga tidak akan lepas oleh gangguan mekanis.
• Jika di dalam Gambar Perencanaan dinyatakan ada spare, maka spare tersebut harus
terpasang secara lengkap atau sesuai dengan keterangan pada gambar.
• Semua Circuit Breaker harus diberi label/signplate yang terbuat dari Alumunium mengenai
nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Label itu harus terbuat dari
plat alumunium atau sesuai standard DIN-4070.
5) Gambar Skema Rangkaian Listrik
• Panel harus dilengkapi dengan gambar skema rangkaian listrik, lengkap dengan keterangan
mengenai bagian instalasi yang diatur oleh panel tersebut.
• Gambar skema rangkaian listrik dibuat dengan baik, dilaminasi plastik dan ditempelkan pada
pintu luar panel bagian dalam.

Persyaratan Power Factor Correction - Capasitor Bank


1) Kontruksi Panel
• Capasitor ditempatkan di dalam panel/cabinet built-in sesuai dengan persyaratan dari produk
terpilih.
• Bagian-bagian panel yang terbuat metal tetapi dalam keadaan tidak aktif (dalam keadaan
normal tidak dialiri arus listrik) harus disambungkan dengan sistem pengetanahan sistem
distribusi listrik.
• Pemasangan seluruh bagian atau komponen panel seperti fuse, magnetic contactor, capasitor
dan lain lain harus diatur rapi dan diperkuat sehingga tidak mudah rusak/lepas oleh gangguan
mekanis.

2) Pengaman
• Pengaman yang digunakan untuk tiap-tiap bagian capasitor menggunakan Miniature
Circuit Breaker.
• Pengaman yang digunakan untuk pengaman rangkaian capasitor mempunyai spesifikasi teknis
sebagai berikut :
 Rating arus : sesuai Gambar Perencanaan
 Tegangan Kerja : 380 Volt
 Frekuensi : 50 Hertz
 Jumlah phasa : 3
 Breaking capacity : 35 Ka

3) Magnetic Contactor
• Switching untuk tiap-tiap bagian capasitor unit menggunakan magnetic contactor.
• Magnetic contactor yang digunakan untuk switching capasitor mempunyai spesifikasi teknis
sebagai berikut :
 Rating tegangan : sesuai gambar perencanaan
 Tegangan : 380 Volt
 Frekuensi : 50 Hert
 Jumlah pole : 3
 Tegangan coil : disesuaikan dengan tegangan power factor regulator yang
digunakan
 Breaking capacity : 35 KA

4) Discharge Resistor
Resistor yang digunakan untuk pembuangan muatan disesuaikan dengan standard dan
rekomendasi produk terpilih.

5) Power Factor Regulator


• Power factor regulator merupakan unit pengatur/switching unit capasitor terhadap sistem
pengoperasian secara keseluruhan.
• Power factor regulator harus mempunyai kemampuan sebagai berikut:
• Mengoperasikan/switching capasitor unit baik secara otomatis maupun secara manual dengan
menggunakan push button.
• Tiap step mempunyai 'switching capacity' sebesar 25 kVAR,
• Faktor daya yang dinginkan dapat di set antara 0,85 (lagging) sampai dengan 0.95 (leading).
• Pada saat panel tidak bertegangan, maka power factor regulator harus dapat melepaskan
semua capasitor.
• Switching time harus dapat diatur antara 5 s/d 60 detik.
• Power factor regulator harus dilengkapi dengan :
• Peralatan ukur seperti cos-phi meter, volt meter, ampere meter, trafo arus dan perlengkapan
lainnya.
• Cos-phi meter yang digunakan mempunyai rating pengukuran antara 0,6 inductive s/d 0,8
capacitive.

Persyaratan Kabel Tegangan Rendah


1) Umum
• Persyaratan teknis ini berlaku untuk:
• Kabel daya,
• Instalasi daya,
• Instalasi penerangan.
2) Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang menghubungkan antara panel satu dengan
panel yang lainnya termasuk peralatan bantu yang dibutuhkan.
3) Yang dimaksud dengan instalasi daya adalah kabel yang menghubungkan panel-panel daya dengan
beban-beban stop kontak, peralatan Sistem Tata Udara dan Penghawaan (Smoke Vestibule
Ventilator, Exhaust Fan), peralatan Sistem Pemadam Kebakaran (Fire Hydrant Pump, Jockey Pump,
Fuel Transfer Pump), Pompa Air Bersih, Elevator dan lain-lain, sesuai dengan Gambar
Perencanaan. Didalam instalasi daya ini harus sudah termasuk outlet daya, conduit, sparing, doos
untuk outlet daya/penyambungan/ pencabangan, flexible conduit dan peralatan-peralatan bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi daya.
4) Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel-kabel yang menghubungkan antara
panel-panel penerangan dengan fixture- fixture lampu penerangan buatan. Di dalam instalasi
penerangan ini harus sudah termasuk semua jenis/tipe saklar, conduit, sparing, doos untuk
saklar/penyambungan/pencabangan, metal flexible conduit dan peralatan-peralatan bantu lainnya
yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi penerangan buatan.

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan bahan, penyetelan dan pemasangan jalur instalasi
titik lampu, stop kontak, instalasi saklar kabel tray dan power standby.
b. Mengatur pekerjaan elektrikal dan keterkaitannya dengan bidang-bidang pekerjaan lain seperti
Pemasangan Jalur instalasi titik lampu, stop kontak,instalasi saklar kabel tray dan power
standby.
c. Membuat gambar kerja detail (serta perhitungan-perhitungan apabila diminta) yang
disesuaikan dengan gambar rencana dan RKS.
Bahan
a. Junction box
b. Conduit
c. Sparing
d. Doos outlet daya
e. Doos saklar
f. Doos penyambungan
g. Doos percabangan
h. Elbow
i. Metal flexible conduit
j. Klem
Pelaksanaan
a. Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shopdrawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan arus
lemah
2. Approval material yang akan digunakan
3. Persiapan lahan kerja
4. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja
disiapkan

b. Pemasangan sparing kabel


Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari bobokan beton
pada saat penyambungan kabel antar lantai.
c. Pemasangan Instalasi Kabel
1. Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit dimana pipa
tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak
mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan
jarak sekitar 1m.
2. Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa pelindung
conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar tidak boleh saling
melintas.
3. Kabel dan instalasi yang berada dibawah tanh sebaiknya di buatkan ducting khusus dan
dibuatkan galian dengan komposisi kedalaman sesaui dengan peraturan yang berlaku.
4. Peraturan tentang kabel bawah tanah di atur dalam suatu aturan sesuai kondisinya.
d. Pemasangan Panel
1. Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah tentukan, rata dan tidak miring.
2. Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat
terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16mm2 harus diberi sepatu
kabel dalam panel.
3. Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dapat dibuat diagram instalasinya termasuk daya
cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan
instalasi.
e. Pemasangan Fitting dan Armature
Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature
f. Pemasangan Saklar dan Stop Kontak
1. Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.
2. Pasang conduit dan inbow dos.
3. Tunggu sampai dinding diplester akhir.
4. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah dicapai
untuk perbaikan/perawatan.
5. Pada hantaran diatas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat/balok atau
pada rangka langit-langit.
6. Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus diklem
atau dengan pipa dan kabel tray bila jaringan terlalu rumit (banyak).
7. Pasang stop kontak setinggi ± 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi 150 cm dari
lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya) pemasangan harusdengan menggunakan
waterpass agar rata dengan dinding.
g. Test dan Commisioning
Tes tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x 24 jam.

PEKERJAAN INSTALASI HVAC dan EXHAUST FAN


Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Mengatur pekerjaan instalasi AC yang didalamnya meliputi pekerjaan seperti Pemasangan AC
Split Wall, Ceiling Exhaust Fan Axial Exhaust Fan.
c. Membuat gambar kerja detail (serta perhitungan-perhitungan apabila diminta) yang
disesuaikan dengan gambar rencana dan RKS.
Bahan
a. AC Unit type split wall mounted kapasitas 9.000 Btuh Daikin (setara)
b. Exhaust fan type ceiling fan kap. 125 cfm
c. Hanger dan Support.
Pelaksanaan
a. AC Split Wall
1. Menentukan titik pemasangan AC sesuai dengan gambar kerja
2. Usahakan posisi outdoor lebih tinggi dibanding posisi indoor
3. Pasang bracket indoor dengan terlebih dahulu mengatur letak bracket dengan waterpass,
begitu pula outdoor AC
4. Potonglah pipa AC sepanjang yang di butuhkan.
5. Hubungkan pipa refrigerant dari outdoor ke indoor begitu pula instalasi power AC dengan
menggunakan kabel NYY 3x2.5 mm2.
6. Rapikan bobokan dari pipa refrigerant dari indoor ke outdoor.
b. Fan
1. Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku dinegara dimana
fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai contoh AMCA
standard 210 - 74 di Amerika.
2. Sound pressure level harus dilengkapi dalam DB dengan Re - 10 E 12 watt pada octave band
mid freq. 60 - 4000 hz.
3. Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya, dan
dalam batas- batas yang normal. Bilamana ternyata noise levelnya tinggi harus diberi
tambahan noise silencer (sound Attenuator) tanpa adanya tambahan biaya sehingga sound
pressure level (SPL) yang dihasilkan tidak lebih dari 60 dba dari jarak 3 m.
4. Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch dan pilot lamp.
5. Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar, didaerah outletnya harus diberi kawat
nyamuk yang bisa dibuka untuk dibersihkan.

Penangkal petir
Penangkal petir
A. Ruang lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan dari system penangkal petir di suatu bangunan meliputi 4 pekerjaan
utama, yaitu:
1. Pemasangan instalasi terminal udara (air terminal)
2. Pemasangan instalasi pernghantar pertanahan (down conductor)
3. Pemasangan instalasi terminal dan elektroda pertanahan.
4. Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan tersebut diatas
Disamping hal tersebut diatas, jika diperrlukan harus ijin/ pengesahan dari lembaga/ badan yang
berwenang.

B. Ketentuan / syarat tekhnis


Pemasangan instalasi penangkal petir harus memenuhi syarat-syarat yang berlaku:
- PUIL 2000
- A.V.E.
- V.D.E
- Standard Protection International
- Pembuatan peralatan dan pemasangannya sesuai dengan gambar rencana
- Pengukuran tahanan System
C. Sistem
Air Terminal (Terminal Udara)
System air terminal ini harus mampu melindungi seluruh bangunan serta sekelilingnya dari
sambaran petir dan tidak mempengaruhi peralatan elektrik yang ada dalam bangunan. Terminal
udara (air terminal) yang digunakan ada 2 macam, yaitu system Radio aktif air terminal(terminal
udara radio aktif) dan Non Radio Aktif Air terminal (terminal udara non radio aktif).

Down Conductor (penghantar)


Down conductor terdiri dari satu jalur menghubungkan secara listrik dengan sempurna antara
air terminal dengan system pertanahan. Down conductor terdiri dari kabel korial (kabel BC) dari
air terminal hingga kotak sambung (junction box) di lantai dasar.

System Pertanahan (Grounding system)


Elektroda pertanahan harus dimasukan ke dalam tanah secara vertical, batang tembaga harus
dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar tembaga.

Terminal pertanahan (bak control)

D. Tekhnis Pemasangan
Pemasangan system penangkal petir dalam suatu bangunan harus sesuai dengan gambar dan
spesifikasi yang dipersyaratkan. Diantara yang harus diperhatikan, antara lain:

- Air Terminal /terminal udara (lighting electrode) dipasang diatas dengan ketinggian yang
mampu melingkup perlindungan terhadap sambaran petir untuk seluruh bangunan (minimal
10m dari tanah).
- Down Conductor (penghantar) sepanjang high rise building harus dipasang klemp dengan
jarak 1 m.
- Kotak sambung harus dipasang setinggi 2 m dari tanah
- Elektroda pertanahan harus dimasukan tanah secara vertical, batang tembaga harus dilindungi
terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar tembaga.
- Letak titik pertanahan ditentukan berdasarkan gambar. Pipa galvanis 1” ditanam secara
vertical sampai ke dalam tanah hingga nilai resistensinya bila diukur dibawah 5 ohm.
Kemudian pipa dicabut kembali hingga akan meninggalkan lubang. Lubang tersebut diisi
dengan serbukarang dan kemudian elektroda pertanahan ditanam kembali.
- Terminal pertanahan harus terletak di dalam bak control.
- Tahanan pertanahan harus dicek secara periodic dan nilai tahanan pertanahan maksimum 5
ohm.

E. Pemeriksaan dan Pengujian (test)


Pengetesan system penangkal petir meliputi:
- Grounding Test. Pengukuran tahanan tanah menggunakan metode standard dan memakai
megger. Tahanan maksimum tidak boleh melebihi 5 ohm.
- Sistem instalasi penangkal petir harus mendapat rekomendasi.

F. Peralatan penunjang
- Bak control
PEKERJAAN MEKANIKAL PLUMBING

LANTAI 1
1. Pekerjaan Pemadam Kebakaran
a. Pemadam Api Ringan (PAR) 3 kg, Co2
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Dalam penempatan alat pemadam api ringan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.
- Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang
mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian
tanda pemasangan.
- Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm dari dasar lantai tepat diatas
satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
- Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan jenis dan
penggolongan kebakaran.
-
- Penempatan tersebut antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya atau kelompok
satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
- Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung pada dinding
dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan
dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.
- Lemari atau peti (box) seperti tersebut dapat dikunci dengan syarat bagian depannya
harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.
- Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) tersebut harus disesuaikan
dengan besarya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau peti (box) sehingga
mudah dikeluarkan.
- Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas
(puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan
tepung kimia kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak
antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
- Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhu
melebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C kecuali apabila alat pemadam api ringan
tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas.
- Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka harus dilindungi dengan tutup
pengaman agar mudah dalam langkah langkah menanggulangi bahaya kebakaran.
b. Pekerjaan Instalasi Air Bersih
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit peralatan utama yang
diperlukan dalam system penyediaan air bersih yaitu instalasi pipa beserta alat bantunya.
- Pengadaan dan pemasangan keran-keran air yang terdapat di ruangan toilet.
- Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusi kesetiap peralatan sanitasi dan lain-lain
seperti yang tercantum dalam gambar.
- Memperbaiki semua kerusakan yang diakibatkan baik oleh bobokan-bobokan, galian-
galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.
- Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari system plumbing air bersih secara
keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai system berjalan baik sesuai yang
dikehendaki yaitu suatu system instalasi yang sempurna dan terpadu.
- Sebelum system penyediaan air bersih atau bagian dari system ini dipakai harus dilakukan
cara pengurasan yaitu air yang ada di dalam system dibuang lebih dahulu.
c. Pekerjaan Instalasi Air Kotor
- Pengadaan dan pemasangan pipa beserta perlengkapannya yang diperlukan dalam system
pembuangan, dan semua alat sanitasi yang ada sampai penyaluran akhir.
- Pengadaan dan pemasangan pipa dari alat sanitasi sampai keseluruh jaringan air buangan
(roil).

- Memperbaiki semua kerusakan yang diakibatkan baik oleh bobokan-bobokan, galian-


galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.
- Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari system plumbing air kotor secara
keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai system bekerja dengan baik.
- Pengadaan dan pemasangan instalasi drainase dari talang atap sampai kepada saluran
pembuangan diluar lokasi.

Bahan
- Pipa PVC (dimensi dan ukuran disesuaikan dengan gambar rencana)
- Katup Merek Valve (setara)
- Pompa Bosster (supply dari roo tank ke outlet, pressure gauge, flow switch,pengkabelan,
fitting- fitting,waterhammer arrester, shoft check valve dan pemipaan)
- Pompa transfer (dari tangki bawah ke tangki atas.1 unit centrifugal pump. Kap 100 lpm/40
mka, di kopel.
- Berikut base frame, panel control, pressure gaug, flow switch, pengkabelan, fitting-fitting,
waterhammer arrester,shoft check valve dan pemipaaan.)
Pelaksanaan
a. Persyaratan Pelaksanaan
1) Pekerjaan Air Bersih
- Pipa air bersih harus menggunakan pipa dari bahan PVC tipe AW, kulitas baik
atau setara.
- Fitting harus dari bahan yang sama dengan pipa di atas.
- Gantungan-gantungan, klem-klem dan lain-lain harus terbuat dari bahan yang
sama.
- Valve/stop keran untuk instalasi air bersih harus dipakai mutu yang terbaik
atau setara.
- Keran-keran dipakai harus yang terbaik
- Bak kontrol untuk valve/stop keran dibuat dari pasangan bata dengan
adukan kuat dan ditutup bersih
2) Pekerjaan Air Kotor
- Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari bahan
PVC dengan tekanan 10 kg/cm2 dengan kualitas baik.
- Fitting-fitting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama.
- Avur dan leher angsa dari bahan stainless steel kualitas baik atau setara.
b. System Pemipaan Air Bersih dan Air Kotor
1) Sistem Pembangunan Pipa
- Sambungan pipa PVC untuk air bersih dengan sambungan lem PVC (solvent)
untuk pipa diameter 3” ke bawah.
o Untuk katup/valve/stop keran mempunyai 2” ke bawah menggunakan
katup penutup dengan sistem penyambungan pakai ulir/screwed.
o Selanjutnya untuk katup ¾” ke bawah dipakai katup tipe bola (global).
o Yang lebih besar dari ¾” dipakai katup pintu (gate valve/stop keran) yang
berkualitas baik.
2) Pemasangan Penyambungan Pipa
- Untuk fitting-fitting sambungan harus dari jenis standart yang dikeluarkan oleh
pabrik dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Sistem sambungan bisa memakai ring gaskets rubbert ring join, untuk dimensi
2” digunakan lem/solvent semen.
3) Pemasangan Fixture, Fitting dan Sebagainya
- Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran
yang akan mengganggu aliran atau kebersihan.
- Semua fixtures fitting, pipa-pipa air pemasangannya harus rapi kuat dalam
kedudukannya dan tidak mengganggu pada waktu pemasangan dinding
keramik dan sebagainya.
4) Penggantungan atau Penumpu Pipa
- Semua pipa harus kuat dengan penggantung atau angkur yang kokoh agar
inklinasinya tetap.
o Untuk mencegah timbulnya getaran penggantung, penumpu/klem harus
bahan produksi pabrik.
o Penggantung atau penumpu pipa diskrup tepat pada bagian bangunan
dengan insert/angkur yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau
raset dari fisher. Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan sedemikian
rupa sehingga tidak merusak/menyebabkan turunnya pipa yang terpasang.
5) Pemasangan Pipa
- Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum finishing dinding/pelsteran dan
langit-langit dilaksanakan.
- Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur
bangunan harus dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur
yang bersangkutan.
- Persilangan antara air bersih dan air limbah harus dihindarkan.
6) Pengecatan
- Semua pipa dari besi yang tidak tertanam di dalam tanah/tembok dilapisi
dengan cat anti karat dan tanda arah aliran dipakai warna biru.
- Semua valve/stop keran harus diberi tanda yang menyebutkan nomor
identifikasi sesuai dengan fungsinya.
c. Pengujian
1) Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan
hidrostatik selama 24 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
2) Peralatan pengujian ini harus dilakukan dengan disaksikan oleh pihak yang
dianggap perlu/dikuasakan untuk itu, dan selanjutnya di buat berita acara.
3) Dalam pengetesan semua keran-keran harus dalam keadaan tertutup untuk
melihat kebocoran.
4) Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah (untuk
pipa diluar gedung) atau tertutup dengan plesteran dinding dan sebelum langit-
langit di daerah tersebut terpasang. Untuk sistem air kotor, air kotoran, vent dan
air hujan harus diuji terhadap kebocoran.

PEKERJAAN SITE

Pekerjaan area Site


1. Pekerjan Paving Block, t8 cm natural, Parkir
a. Pekerjaan Paving Block
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja termasuk alat-alat
bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Adapun ruang lingkup
pekerjaan tersebut meliputi urugan pasir dan pemasangan paving block.
Bahan
- Paving block K-250
- Pasir urug (lokal)
Pelaksanaan
- Tanah harus terlebih dahulu dipadatkan dan harus memliki kemiringan 2,5% kearah
rencana saluran.
- Kansteen dan selokan harus terlebih dahulu diselesaikan sebelum paving dipasang.
- Semua peralatan yang dibituhkan harus tersedia seperti, mesin pemotong, papan dan
balok panjang 3 m, penghalus permukaaan pasir, benang, sikat penyapu, kereta (chart) dan
perlatan lain.
- Pasir disebar dan dipadatkan selama proses tersebut tidak ada yang boleh melewatinya.
- Paving dipasang dengan pola tulang ikan.
- Blok kunci harus diatur sepanjang kansteen untuk menghindari pemotongan interlock.

b. Pekerjaan Buis Beton d = 40 cm


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja termasuk alat-alat
bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Adapun ruang lingkup
pekerjaan tersebut meliputi urugan pasir dan pemasangan beton Buis Beton.
Bahan
- Buis Beton d = 40 cm
- Pasir urug (lokal)
Pelaksanaan
- Beton buis beto diturunkan pada saat galian sudah ada.
- Pemasangan Buis Beton dibantu dengan perlengkapan seperti tripod ataupun
menggunakan tambang dadung untuk menurunkannya ke dalam tanah galian.
- Buis beton ditempatkan sesuai dengan kedalaman rencana, apabila satu titik rencana,
permukaan buis beton yang diatasnya harus tepat berada permukaan buis beton yang
pertama
- Ruangan kosong antara tanah galian dan buis beton dapat diisi kembali dengan tanah
bekas galian, atau dengan material lainnya seperti sirtu, pasir, split, ataupun beton.

PEKERJAAN RAM PARKIR


Untuk mendapat tempat parkir yang aman, nyaman dan teratur, diperlukan perencanaan tempat
parkir untuk kendaraqan roda empat yang meliputi :
- Bentuk pola sudut parkir yang tepat digunakan baik parkir pada badan jalan (on street parking)
dan parkir di luar badan jalan (off street parking)
- Menentukan kebutuhan Ruang parkir roda empat yang harus disediakan baik parkir pada badan
jalan (on street parking) dan parkir di luar badan jalan (off street parking) dan pengaruh terhadap
kinerja jalan.

Ruang bebas kendaraan parkir


Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal kendaraan. Ruang bebas
arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan dibuka, yang diukur dari ujung terluar pintu
ke badan kendaraan parkir yang ada di sampingnya. Ruang bebas ini diberikan agar tidak terjadi
benturan antara pintu kendaraan dan kendaraan yang parkir di sampingnya pada saat penumpang
turun dari kendaraan. Ruang bebas arah memanjang diberikan di depan kendaraan untuk
menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang lewat jalur
gang (aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas arah longitudinal sebesar
30 cm.

Lebar bukaan pintu kendaraan


`Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang memanfaatkan
fasilitas parkir. Sebagai contoh, lebar bukaan pintu kendaraan karyawan kantor akan berbeda dengan
lebar bukaan pintu kendaraan pengunjung pusat kegiatan perbelanjaan. Dalam hal ini, karakteristik
pengguna kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parker.
Besar satuan ruang parkir untuk tiap jenis kendaraan adalah sebagai berikut
Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang, yang dimaksud mobil penumpang disini adalah adalah
bukan Bus

SATUAN RUANG PARKIR


JENIS KENDARAAN
(M 2)
Mobil penumpang untuk golongan I 2,30 x 5,00
Mobil penumpang untuk golongan II 2,50 x 5,00
Mobil penumpang untuk golongan III 3,00 x 5,00
Desain parkir dapat
dijelaskan sebagai berikut;
Desain Parkir ditepi jalan dengan sudut 900
Desain Parkir ditepi jalan dengan sudut 600, 450, 300

Desain Parkir dihalaman Parkir dengan sudut 900

Desain Parkir dihalaman parkir dengan sudut 600,450,300

Metode kerja
1. Pengadaan Bahan dan Alat
- Ajukan persetujuan material sesuai gambar dan speksifikasi.
- Cek dan amati ulang kesiapan alat.
- Cat yang digunakan berwarna putih atau kuning seperti dalam gambar dan memenuhi spesifikasi
- Setelah jenis material yang akan digunakan disetujui secara tertulis, lakukan pengadaan material
dengan jumlah sesuai kebutuhan.
Permohonan Ijin Design Sesuai Gambar
- Ajukan gambar shopdrawing sesuai design rencana.
- Setelah gambar shopdrawing disetujui secara tertulis, segera lakukan pekerjaan selanjutnya.
Pekerjaan Persiapan
- Sebelum penandaan atau pengecatan marka parker dilakukan, pastikan bahwa permukaan yang
akan dibuat garis marka bersih, kering, dan bebas dari bahan yang berminyak dan debu.
Pengecatan Marka
- Cat yang digunakan adalah Cat Coldplastic
- Marka parkir berupa garis utuh mengelilingi ruang parkir, bisa berwarna kuning ataupun garis
putih, atau garis paralel untuk ruang parkir tegak lurus atau membentuk sudut.
- Lakukan pengukuran dengan teliti, selanjutnya buat garis marka. Pastikan penandaan marka pada
permukaan dengan dimensi dan penempatan yang presisi.
- Pengecatan dilakukan dengan mesin yang mampu menghasilkan suatu lapisan yang rata dan
seragam dengan tebal minimum 1,5 mm dan dengan suhu 204 – 218 °C.
- Lindungi marka yang masih basah dari lalu lintas sampai marka tersebut kering dan bisa untuk
dilalui.
- Setelah cat marka kering selanjutnya dilakukan pemasangan penahan roda. Untuk mempermudah
kendaraan masuk dan keluar dari ruang parkir, diberikan penahan roda yang tidak terlalu tinggi
ataupun terlalu rendah sehingga kendaraan tidak kebablasan mundur atau maju karena
keterbatasan jarak pandang.

Gambar stopper roda

METODE KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA serta LINGKUNGAN (K3L)


Kesiapan Perusahaan Dalam Sudah menjadi kebijaksanaan Perusahaan agar setiap
Memperkirakan Gejala Kesehatan Karyawan dan Pekerja mendapatkan tempat yang aman dan
dan Keselamatan Kerja serta sehat dalam m elaksanakan tugas sehari-hari.
Lingkungan (K3L) Pada prinsipnya semua pihak harus berupaya serta
mengambil langkah-langkah positif sehingga seluruh
Karyawan, Pekerja dan Kemitraan terjamin dan bekerja
dengan aman dan sehat. Secara garis besar, kebijakan ini
adalah:
 Meningkatkan kesadaran dan memberikan pengertian
bahwa kecelakaan itu dapat dicegah.
 Memberikan pengertian bahwa target utama Perusahaan
adalah “zero accident”.
 Mengutamakan keselamatan Karyawan, Pekerja dan
Kemitraan dari penggunaan peralatan dan bahan di
Lampangan.
 Menjamin bahwa semua karyawan telah mengetahui dan
melaksanakan pekerjaannya secara produktif yaitu dengan
cara yang aman melalui petunjuk yang benar, instruksi
pekerjaan yang tepat, instruksi pemakaian peralatan yang
tepat, instruksi pemakaian bahan yang tepat melalui
pengawasan yang tepat.
 Menyediakan fasilitas, peralatan, perlengkapan
keselamatan kerja yang layak dan memadai serta
menjamin akan digunakan secara tepat.
 Memastikan bahwa yang diminta dan direkomendasikan
dalam kebijakan K3 telah diikuti.
 Meningkatkan perlindungan dan pelestarian lingkungan
dalam segala aktivitas dan meminimumkan kerusakan
yang mungkin terjadi akibat aktivitas tersebut.

Struktur Organisasi Kesehatan dan


Keselamatan Kerja (K3) serta
Lingkungan

a.
Metode Pelaksanaan Kesehatan dan b. Project Manager memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan
Keselamatan Kerja (K3) serta Lapangan termasuk bidang yang menangani K3.
Lingkungan c. Petugas K3 melakukan pembahasan atas persoalan yang
diajukan dalam rapat, serta melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan Perusahaan.
d. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya,
Petugas bidang K3 mengumpulkan data dan informasi
mengenai pelaksanaan K3 di lokasi pekerjaan. Sumber data
antara lain dari bagian personalia meliputi angka sakit, tidak
hadir tanpa keterangan, angka kecelakaan, catatan lama sakit
dan perawatan rumah sakit khususnya yang berkaitan dengan
akibat kecelakaan kerja. Dan sumber yang lain bisa dari
tempat pengobatan antara lain jumlah kunjungan, P3K dan
tindakan medik kerena kecelakaan, rujukan ke rumah sakit
bila perlu pengobatan lanjutan dan lama perawatan serta lama
berobat. Dari bagian teknik bisa didapat data kerusakan akibat
kecelakaan dan biaya perbaikan. Informasi juga dikumpulkan
dari hasil monitoring tempat kerja dan lingkungan kerja
Konstruksi terutama yaang berkaitan dengan sumber bahaya
potensial baik yang berasal dari kondisi berbahaya maupun
tindakan berbahaya serta data dari bagian K3 berupa laporan
pelaksanaan K3 dan analisanya. Data dan informasi dibahas
dalam organisasi atau unit pelaksana Konstruksi untuk
menemukan penyebab masalah dan merumuskan tindakan
korektif maupun tindakan preventif. Hasil rumusan
disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada bagian
pelayanan kesehatan. Rekomendasi berisi saran tindak lanjut
dari organisasi atau unit pelaksana pelayanan kesehatan serta
alternatif-alternatif pilihan serta perkiraan hasil/konsekuensi
setiap pilihan. Organisasi atau unit pelaksana Konstruksi
membantu melakukan upaya promosi dilingkungan Proyek
baik pada Karyawan, Pekerja maupun rekanan/mitra yaitu
mengenai segala upaya pencegahan kecelakaan pada
pelaksanaan pekerjaan Konstruksi.
e.
Konsep dan Solusi Konsep dan solusi K3 meliputi:
Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Penyuluhan K3 semua Karyawan, Pekerja dan Kemitraan.
2. Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan individu
(K3) serta Lingkungan dalam
dengan perilaku tertentu agar berperilaku sesuai dengan
sejumlah jenis pekerjaan
yang telah ditentukan sebelumnya sebagai produk akhir
dari pelatihan.
3. Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku,
diantaranya:
 Pemeriksaan kesehatan setiap individu.
 Penyediaan alat pelindung diri dan keselamatan kerja.
 Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan
keadaan darurat.
 Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai
kondisi kesehatan.
 Pengobatan pekerja yang menderita sakit.
 Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara
teratur melalui monitoring lingkungan kerja dari hazard
yang ada.
 Melakukan biological monitoring.
 Melakukan surveilans kesahatan kerja.

Metode dan Solusi Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari
Kesehatan dan Keselamatan Kerja kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua
(K3) serta Lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang
mempengaruhi kesehatan pekerja. Bahaya pekerjaan (akibat
kerja), Seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain,
bersifat akut atau kronis (sementara atau berkelanjutan) dan
efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek
terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak
langsung.
Kesehatan para karyawan dan tenaga kerja perlu diperhatikan,
oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat
produktifitas, secara satu system dapat menurunkan kualitas
hasil pekerjaan itu sendiri.
Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan
peralatan kerja di lingkungan Konstruksi, melalui usaha-usaha
pemahaman pentingnya kesehatan di lingkungan kerja, maka
potensi adanya penyakit akibat dampak pencemaran
lingkungan maupun akibat aktivitas kerja terhadap
masyarakat baik di lingkungan Proyek maupun masyarakat
luas dapat terkontrol dan terjaga.
Tujuan kesehatan kerja adalah:
 Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan ketingkat
yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun
kesehatan sosial.
 Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pekerja yang
diakibatkan oleh tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.
 Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya
dari kemungkinan bahaya yang disebabkan olek faktor-
faktor yang membahayakan kesehatan.
Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis
pekerjanya. Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam
hubunganya dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik
secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode
bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin
dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan
dari kesehatan seseorang. Pada hakekatnya ilmu kesehatan
kerja mempelajari dinamika, akibat dan problematika yang
ditimbulkan akibat hubungan interaktif tiga komponen utama
yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu:
Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-
lain.
Beban kerja: fisik maupun mental.
Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara
lain: bising, panas, debu, dan lain-lain.
Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu
kesehatan kerja yang optimal. Sebaliknya bila terdapat
ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja
berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada
akhirnya akan menurunkan produktifitas kerja.

Pengawasan Kesehatan dan Tujuan audit K3:


Keselamatan Kerja (K3) serta  Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan
Lingkungan keselamatan di lokasi kerja.
 Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah
dilaksanakan sesuai ketentuan.
 Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya
potensial serta pengembangan mutu.
 Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil temuan
dari audit, identifikasi, penilaian risiko direkomendasikan
kepada manajemen puncak. Tinjauan ulang dan
peningkatan oleh pihak manajemen secara
berkesinambungan untuk menjamin kesesuaian dan
keefektifan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan K3.
Metode Pelaporan Kesehatan dan 1. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi ke dalam
Keselamatan Kerja (K3) serta sistem pelaporan manajemen Proyek, yang meliputi:
o Pencatatan dan pelaporan K3.
Lingkungan
o Pencatatan semua kegiatan K3.
o Pencaatan dan pelaporan KAK.
o Pencatatan dan pelaporan PAK.
2. Inspeksi dan pengujian, Inspeksi K3 merupakan suatu
kegiatan untuk menilai kegiatan K3 secara umum dan
tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3 dilakukan secara
berkala, terutama oleh petugas K3 sehingga kejadian PAK
(penyakit akibat kerja) dan KAK (kecelakaan akibat
kerja) dapat dicegah sedini mungkin. Kegiatan lain
adalah pengujian baik terhadap lingkungan maupun
pemeriksaan terhadap pekerja beresiko seperti biological
monitoring (pemantauan secara biologis).
3. Melaksanakan audit K3, Audit K3 meliputi falsafah dan
tujuan, administrasi dan pengelolaan, karyawan dan
pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan
prosedur, pengembangan karyawan dan program
pendidikan, evaluasi dan pengendalian.

Opname Pekerjaan (Pemeriksaan Pekerjaan di Lapangan):


Kuantitatif
Opnam kuantitatif adalah opnam volume yang dikerjakan di lapangan (realisasi). Hal-hal yang
diperlukan dalam opnam kuantitatif adalah: Dokumen Kontrak, Dokumen Perubahan, RAB Awal,
RAB Perubahan, Gambar Rencana, Gambar Perubahan, dan Gambar As Built Drawing. Namun
yang utama dalam opnam kuantitatif adalah bahwa volume harus sesuai dengan RAB terakhir
yang telah disepakati.

Kualitatif
Opnam kualitatif adalah pemeriksaan mutu (kualitas) suatu pekerjaan. Hal-hal yang diperlukan
dalam opnam kualitatif adalah antara lain: Dokumen Kontrak, Dokumen Perubahan, Spesifikasi
Teknis, Rencana Mutu Kontrak, Sertifikasi-sertifikasi yang Dipakai sebagai Standarisasi, Uji
Laboratorium, Uji (test) Lapangan, Mutu Pekerjaan di lapangan, Estetika, dan hal-hal yang
terkait dengan kualitas pekerjaan.

Pembenahan (Revisi)
Hal-hal yang ditemukan baik berkaitan dengan kuantitas maupun kualitas pekerjaan,
dituangkan dalam Dokumen Pembenahan (Revisi). Dokumen Pembenahan harus dikerjakan
sesuai kesepakatan para pihak, karena hal ini terkait dengan Pengakuan suatu pekerjaan.

Pengakuan Pasca Pembenahan


Apabila pekerjaan sudah sesuai dengan kuantitas dan kualitas maka laporan-laporan harian,
mingguan, bulanan, dan dokumen-dokumen, perlu disetujui oleh para pihak sesuai tingkatan
jabatan di pekerjaan, yang dituangkan dalam tanda tangan dan stempel instansi.

Pembayaran Prestasi Pekerjaan:


Penagihan mengacu pada dokumen kontrak apakah menggunakan Termjn atau Monthly
Certificate (MC) dan atau sesuai yang tertuang dalam Kontrak Kerja.

Direksi Keet
Direksi Keet merupakan salah satu sarana yang berupa catatan-catatan para pihak terhadap
penyelesaian (proses) pekerjaan. Variasi direksi keet, disesuaikan dengan kualifikasi pekerjaan.
Catatan-catatan yang dituangkan dalam buku Direksi pekerjaan misalnya digunakan sebagai
catatan resmi yang harus ditindaklanjuti oleh para pihak.

Serah Terima Pekerjaan Awal (PHO)


Serah terima pekerjaan awal (PHO) adalah serah terima yang dilakukan oleh Pelaksana
Pelaksana ketika sudah selesai mengerjakan 100%. Syarat-syarat yang harus dilakukan adalah
Pelaksana Pelaksana mengajukan surat permohonan pemeriksaan pekerjaan 100% yang sudah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Pejabat Teknis yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
Pejabat Teknis akan membuat surat balasan untuk memeriksa pekerjaan baik di lapangan
maupun administrasi (dokumen-dokumen) pendukungnya dengan membentuk Tim Pemeriksa
tambahan atau cukup dengan petugas-petugas yang sudah ada. Setelah pekerjaan diperiksa, PPK
membuat surat hasil pemeriksaan pekerjaan yang biasa dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Awal (PHO). Setelah semuanya terpenuhi,
Pelaksana Pelaksana menagihkan pekerjaan 95%, sisanya 5% ditagihkan setelah masa
pemeliharaan selesai atau ditagihkan dengan mengganti jaminan pemeliharaan.

Pemeliharaan Pekerjaan
Pemeliharaan adalah tahap di mana Pelaksana Pekerjaan melaksanakan pemeliharaan terhadap
hasil pekerjaan selama waktu 90 (Sembilan puluh) hari kalender sesuai yang ditetapkan dalam
Dokumen Kontrak. Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga hasil pekerjaan agar sesuai
dengan spesifikasi, kualitas, dan menjamin hingga umur rencana tercapai dengan
memperkirakan hasil deteksi selama masa pemeliharaan. Tujuan pemeliharaan juga adalah
untuk mempertahankan kondisi struktur beton tetap baik sesuai dengan tingkat pelayanan dan
kemampuannya pada saat struktur beton tersebut selesai dibangun dan dioperasikan sampai
dengan tercapainya umur rencana yang telah ditentukan.
Suatu struktur beton sekuat apapun tanpa didukung oleh sistem pengaliran air yang baik akan
dengan mudah menurunkan kekuatan struktur tersebut sebagai akibat dari melemahnya
kepadatan struktur yang telah dibuat. Pemeliharaan terhadap aliran air pada bagian permukaan
harus senantiasa mengalir dengan lancar karena genangan air hujan dapat melemahkan
struktur secara menyeluruh.

Serah Terima Pekerjaan Akhir (FHO)


Tahapan serah terima pekerjaan akhir (FHO) dilaksanakan setelah Masa Pemeliharaan
Pekerjaan telah selesai dan diterima. Adapun proses pelaporannya hampir sama dengan PHO,
dimulai dari Surat Serah Terima Pemeriksaan Pekerjaan dari Pelaksana kepada Direksi
Pekerjaan. Lampiran-lampiran yang diserahkan antara lain berupa catatan-catatan, analisis, uji
lapangan, dan laboratorium paska pemeliharaan, dan prediksi hasil pekerjaan terhadap umur
rencana. Setelah diperiksa oleh para pihak, Direksi Pekerjaan membuat Berita Acara Serah
Terima Akhir (FHO).

PENUTUP

Setelah seluruh pekerjaan telah rampung dan telah diterima dengan baik oleh Direksi dan Pengawas
Pekerjaan, tahap selanjutnya adalah proses Serah Terima Pertama Pekerjaan atau Provisional Hand
Over (PHO) antara Pelaksana dan Direksi Pekerjaan yang kami jadwalkan dilaksanakan pada minggu
ketiga puluh. Pada minggu tersebut pihak kami juga merencanakan melakukan Demobilisasi
peralatan dan tenaga kerja, dan pengembalian kondisi pada area lahan yang ditempati sebagai base
camp.
Selanjutnya Pelaksana memasuki Masa Pemeliharaan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender atas
hasil pelaksanaan pekerjaan, yang akan dilaksanakan sesuai yang dipersyaratkan.
Seluruh jajaran PT. KARYA ENAM-ENAM KONSTRUKSI berkomitmen untuk menjaga kualitas
Bangunan Hasil Pekerjaan hingga memiliki umur konstruksi yang sesuai sejak tanggal
penandatanganan Berita Acara penyerahan akhir (FHO), sesuai mekanisme yang berlaku.
Adapun Metode Pelaksanaan ini kami susun secara sadar dengan mempertimbangkan pertanggungan
terhadap kegagalan bangunan tersebut menurut aturan-aturan yang berlaku.
Demikian Metode Pelaksanaan ini kami sampaikan sebagai lampiran dokumen pendukung pada
proses pelelangan Pekerjaan Pembangunan Gor Mini Di Kompleks Gunungsari PT. Pelabuhan
Indonesia IV (Persero), yang diharapkan dapat memberikan penjelasan dan pemahaman akan proses
teknis pelaksanaan pekerjaan pada bidang konstruksi lapangan penumpukan/konstruksi jalan ini
sehingga patut ditetapkan sebagai Pelaksana pada pekerjaan ini.

Makassar, 14 Juni 2019

PT. KARYA ENAM-ENAM KONSTRUKSI

Khairan Idris
Direktur

Anda mungkin juga menyukai