Anda di halaman 1dari 71

METODE PELAKSANAAN

Renovasi Gedung Kantor/Ruang Pelayanan


Disdukcasip
Kab. Bandung
DATA TEKNIS
NAMA PROYEK : Renovasi Gedung Kantor/Ruang Pelayanan Disdukcasip
PEMILIK PROYEK : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Bandung
LOKASI PROYEK : Soreong Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

SUMBER DANA : APBD Kab. Bandung

MASA PELAKSANAAN : 150 (SERATUS LIMA PULUH) HARI KALENDER

HPS : Rp 1.421.066.287,-

JENIS PEKERJAAN UTAMA :

NO. URAIAN PEKERJAAN


1 2
I PEKERJAAN PERSIAPAN
 
II PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
 
III PEKERJAAN PONDASI
 
IV PEKERJAAN STRUKTUR
 
V PEKERJAAN DINDING
 
VI PEKERJAAN LANTAI
 
VII PEKERJAAN PLAFOND
 
VIII PEKERJAAN MEKANIKAL
 
IX PEKERJAAN ELECTRICAL
 
X PEKERJAAN KUSEN DAN ALAT PENGGANTUNG
 
XI PEKERJAAN FINISHING DAN PENGECATAN
 
XII PEKERJAAN LAIN LAIN
LINGKUP KERJA :
Hal – hal yang diperhatikan untuk memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan :

A. Rencana Metode Pelaksanaan


1. Barchart
2. Kurva S
B. Rencana Managemen Proyek
1. Managemen Proyek
2. Struktur Organisasi
3. Job Description

C. Rencana Penanganan Peralatan dan Perlengkapan


1. Rencana Kebutuhan Peralatan
2. Rencana Kebutuhan Peralatan

D. Rencana Penanganan Site Management


1. Rencana Pengamanan terhadap Site
2. Rencana Penempatan direksi keet, gudang material, dan air kerja
3. Peta Sirkulasi penempatan material utama dan Pendukung
4. Peta Sirkulasi buangan sisa material dan galian

E. Rencana kerja Penanganan Pekerjaan Utama/ Penunjang


F. Rencana Kerja Metode Kendali Mutu
1. Spesifikasi Teknis bahan/ Material/ barang
2. Rencana Pengendalian mutu
PENDAHULUAN
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam Pelaksanaan Proyek Renovasi Gedung Kantor/Ruang
Pelayanan Disdukcasip akan diperlukan Manajemen Proyek yang baik dan struktur organisasi
dengan pembuatan pembagian (Job Description ) yang jelas dan penempatan tenaga ahli yang
berpengalaman.
Pelaksanaan atau pekerjaan proyek ini harus di mulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal
(penjadwalan) dan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan perencanaan diperlukan pengendalian.

LINGKUP MANAJEMEN PROYEK

Ada tiga garis besar untuk menciptakan berlangsungnya proyek ini bisa berjalan lancar sesuai dengan yang
di atur dalam dokumen penawaran yaitu proyek ini diselesaikan dalam waktu 120 hari yaitu :

PERENCANAAN

Untuk mencapai tujuan, proyek ini kami rencanakan dengan matang.Yaitu dengan meletakkan dasar tujuan
dan sasaran dari proyek sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administrasi agar dapat
diimplementasikan.Tujuannya agar memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dalam batasan
waktu,mutu,biaya dan keselamatan kerja. Perencanaan system manajemen proyek ini untuk memastikan
hal-hal yang berkaitan dengan biaya, waktu, mutu, K3, Manajemen sumber daya manusia, lingkungan,
resiko dan system komunikasi.

8 Hal yang menjadi rencana metode pelaksanaan untuk menjalankan proyek tersebut diatas adalah
sbb :

A. Rencana Metode Pelaksanaan


B. Rencana Penanganan Site Manajemen
C. Rencana Manajemen Proyek
D. Rencana Penanganan Peralatan dan Perlengkapan
E. Rencana Pengananan Item Pekerjaan Utama/ Penunjang
F. Rencana Kerja Penanganan Manajemen Mutu
G. Rencana Penanganan Masa Pemeliharaan
A.RENCANA METODE PELAKSANAAN

1. GENERAL BAR CHART :

Pelaksanaan
SPMK Pelaksanaan
Pekerjaan Pelaksanaan Pek.
MCO Pek. PHO
Persiapan Pek. Struktur Mekanikal /
START Arsitektur
Elektrikal

2. KURVA S / TIME SCHEDULE :


Time Shedule (Jadwal Pelaksanaan) Sebagai Berikut:
B.RENCANA PENANGANAN SITE
MANAGEMENT
A. Rencana Penanganan Site Management
1. Lokasi
2. Rencana Pengamanan terhadap Site
3. Rencana Penempatan direksi keet, gudang material, dan air kerja
4. Peta Sirkulasi penempatan material utama dan Pendukung
5. Metode Pelaksanaan Lalu Lintas Aktivitas Proyek dan Jalur sementara Keluar – Masuk
6. Peta Sirkulasi buangan sisa material dan galian

1. LAYOUT
2. RENCANA PENGAMANAN TERHADAP SITE

PAGAR GEDUNG/PENGAMAN
C.RENCANA MANAGEMEN PROYEK
1. RENCANA SISTEM MANAJEMEN PROYEK

BAGAN RENCANA PELAKSANAAN PROYEK

Kerangka Project Planning


Cycle
1
SPMK MCO
Managemen Poryek
Menyelesaikan Proyek sesuai
waktu, budget dan bermutu
2
9 Serah Terima Metode Persiapan

Metode Pelaksanaan
Lalu lintas& Site layout

8
Rencana Penanganan
Masa Pemeliharaan
PROYEK managemen 3

Test Commisioning + Metode Pelaksanaan Kawasan


PHO

7 Metode Pelaksanaan
4
Bangunan utama/

6
Rencana Manajemen
Mutu + K3
Penunjang 5
MANAGEMEN PROYEK (MENYELESAIAKAN PROYEK SESUAI WAKTU,BUDGET DAN
BERMUTU)

Managemen Proyek Adalah Semua Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian Dan Koordinasi


Suatu Proyek Dari Awal (Gagasan) Hingga Berakhirnya Proyek Untuk Menjamin Pelaksanaan
Proyek Secara Tepat Waktu, Tepat Biaya Dan Tepat Mutu.
Implikasi Ciri-Ciri Proyek Dalam Praktek Yg Harus Dipahami :
1. Proyek Harus Dimanajemeni Atas Dasar Per Phase Dari Siklus Hidupnya Dgn
Tanggung Jawab Yg Maksimum Serta Perencanaan Dan Pengendalian Yang
Terintegrasi.
2. Orentasi Pada Proses Dan Produk
3. Organisasi Proyek Harus Terkait Terus-Menerus Dgn Organisasi U Induknya.
4. Keputusan-Keputusan Pd Phase-Phase Sebelumnya Mempunyai Dampak Yg Luas Dlm
Waktu Dan Biaya Penyelesaian Proyek.

Kebutuhan Akan Manajemen Proyek


Manajemen Proyek Belum Menjamin Sepenuhnya Terlaksana Proyek, Perlu Didukung
Pengembangan Teknologi.Manajemen Proyek Lebih Menekankan Perencanaan Pengendalian
Dibanding Dgn Manajemen Dari Departemen Fungsional, Ditekakkan Pula Kepemimpinan
Dan Kerjasama Serta Mendasrkan Pd Faktor Hasil Karya Dan Usaha Pencapainya.
2. RENCANA STRUKTUR ORGANISASI
D. RENCANA PENANGANAN PERALATAN
DAN PERLENGKAPAN

1. RENCANA KEBUTUHAN PERALATAN

1. KEBUTUHAN PERALATAN
2. RENCANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR, MATERIAL DAN PENDUKUNG

a. Mobilisasi dan Demobilisasi

Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi alat bantu adalah semua kegiatan
yang berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam
melaksanakan paket pekerjaan. Dengan memperhitungkan semua biaya yang diperlukan
dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti
bila pekerjaan telah selesai ke tempat semula.

Cara Pelaksanaan

a.       Penyediaan Peralatan dan Personil

-          Kita akan menyediakan peralatan dan personil sesuai dengan kebutuhan seperti
yang termuat dalam kontrak untuk menyelesaikan pekerjaan.

-          Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka segera melaporkan kepada direksi untuk


mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu, direksi dapat meminta tambahan
peralatan maupun personil.

b.      Program dan Pemberitahuan

-          Kita membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil yang dilengkapi


dengan keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang akan didatangkan.

-          Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak
diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin direksi.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan
terdiri dari:

 Stamper Tangan
 Genset
 Concrete mixer (beton Molen)
 Alat Bantu Tukang Batu/Kayu
 Scafolding
 Tangki Air
 Dan lainnya sesuai daftar alat dan kebutuhan lapangan

Alat Bantu Tukang Besi:

 Bar Cutter
 Bar Bender
 Tangki Air
 Dan lainnya yang dibutuhkan
Personil terdiri dari:

 Kepala Proyek
 Site Manager
 Tenaga Ahli di bidangnya masing-masing
 Quality Control
 Koordinator HSE/Penanggung jawab K3
 Administarsi
 Logistik
 Surveyor
 Mandor
 Tenaga harian (tukang,pekerja)

Pada saat mobilisasi alat berat diangkut menggunakan mobil trailer atau pangangkutan
yangsesuai, trailer yang digunakan harus memiliki perlengkapan yang memadai.

Demobilisasi

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan


yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah
digunakan sebgai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain
sebaginya kembali ke kondisi awal.

b. PEK. DIREKSI KEET, BARAK KERJA, GUDANG KERJA

Direksi Keet berupa Bangunan rumah beserta perlengkapan dalamnya, merupakan


sarana pokok dalam suatu paket pekerjaan konstruksi, karena direksi keet merupakan
prasarana koordinasi antara Owner, Pengawas, Perencana, KontraktorLuas yang
diperlukan untuk direksi keet ini disesuaikan dengan lokasi. Direksi keet ini akan di
buat untuk mempercepat hari persiapan. Dan jugagudang Material untuk menunjang
kelancaran dan keamanan pekerjaan penyediaan gudang material sangat diperlukan.
Gudang yang akan kami buat adalah untuk kebutuhan semen dan bahan-bahan lainnya
antara lain alat-alat/accessories plumbing dan electrical serta peralatan mesin-mesin
misalnya peralatan pengukuran, bor listrik dan lain-lain. Bedeng pekerja merupakan
sarana bagi para pekerja untuk beristirahat dan untuk sarana istirahat pekerja apabila
jam kerja telah usai.
Pek. Pengadaan air dan listrik

Metode Pelaksanaan Penyediaan Listrik Kerja.

Listrik kerja diperlukan untuk membantu pekerjaan fabrikasi bekisting, pemotongan


besi,  pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat bantu kerja
lainnya. Pengadaan listrik kerja dengan membuat meteran listrik baru dengan pengajuan
ke PLN atau dari Genset  tergantung dari efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan.

PENGADAAN AIR KERJA


Metode Pelaksanaan Air Kerja 

Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja
berfungsi untuk pekerjaan  dari awal sampai akhir proses pelaksanaan dilapangan,
testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya. Untuk pengadaan air
kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan pompa
air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan instalasi pipa ke sumber air untuk
mendapatkan air kerja, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk
keperluan kerja ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh
dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya
yang telah ditentukan.
Pesiapan Shop Drawing & Asbuilt Drawing

SHOP DRAWING DAN ASBUILT DRAWING


Pekerjaan persiapan dari segi teknis untuk memulai pekerjaan adalah dengan mempelajari
shop drawing sebagai gambar kerja untuk proses pekerjaan. Setelah selesai pekerjaan akan
di buat asbuild drawing mengacu pada kondisi aktual yang terpasang di lapangan.
E. RENCANA KERJA PENANGANAN
PEKERJAAN UTAMA
A PEKERJAAN LANTAI SATU
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pekerjaan Pasang Papan Nama Proyek

Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan.
Papan Nama Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 100 x 120 cm,
ditopang kayu kaso (5/7) kelas 2 dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan
dicat dasar warna yang sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi
informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :

· Nama Kegiatan
· Pekerjaan yang harus dilaksanakan
· Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
· Sumber dana dan Jangka waktu
· Nama penyedian jasa

1,5m mtr

1,2 m

Papan Nama Proyek

2 Pekerjaan Bongkaran dinding existing

Pembongkara pas batu


Material hasil bongkaran harus dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan persetujuan
Direksi pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk dari pemilik pekerjaan.
Tenaga, Bahan dan Peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
Bongkaran Pasangan Batu adalah :
Tenaga Kerja :
1. Pekerja
2. Mandor

Bahan Kerja :
Alat Kerja
1. Palu Godam
2. Pahat Beton
3. Linggis

Pelaksanaan pekerjaan bangakaran pasangan batu ini meliputi bongkaran bangunan


pasangan batu existing/yang telah ada. Pelaksanaan pekerjaan bongkaran pasangan
batu ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan adalah
: 6, 43 HK atau 1 minggu yang akan dilaksanakan mulai pada minggu ke 2 dengan
volume = 150 M3 sesuai yang tercantum dalam BOQ (ket : Volume Kontrak dapat
berubah jika terjadi perubahan volume/Amandemen dalam pelaksanaan dilapangan)..

Dalam pelaksanaan pekerjaan bongkaran pasangan batu ini akan mengutamakan


keselamatan dan kesehatan kerja serta keselamatan konstruksi dengan menggunakan
cara standard, dengan menggunakan peralatan safety untuk para pekerja sesuai
peraturan keselamatan yang berlaku, dan sesuai dengan petunjuk dan arahan Direksi
Pekerjaan.

3 Pekerjaan Pemasangan Bowplank

Pekerjaan pengkuran untuk perluasan Gudang Disduksip dilakukan


menggunakan waterpass, pengukuran dilaksanakan sekaligus membuat
bouwplank. Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada
patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk
menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari
papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan untuk
mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik
pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis
ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan
papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan
dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam
tanah.
Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Bouplank
4 Pek. Pasangan Pagar pengaman seng gelombang

pagar proyek sekeliling area proyek yang dialokasikan. Pagar proyek direncanakan
menggunakan bahan seng gelombang setinggi 1,8 m. Sebelum memulai pelaksanaan
fisik pekerjaan maka terlebih dahulu dilaksanakan Pekerjaan Persiapan yang
merupakan pekerjaan sementara yang harus dilaksanakan agar pekerjaan pokok yang
sebenarnya dapat dilaksanakan dengan mudah dan lancar. Pekerjaan lainya yang
dilakukan pada saat pembersihan lokasi adalah pemasangan

5 Pekerjaan Administrasi dan Dokumentasi

1. ADMINISTRASI, DOKUMENTASI, ASBUILT DRWING DAN K3


Mempersiapkan format pelaporan progress kemajuan proyek yang disepakati
dari Konsultan MK, sehingga begitu proyek mulai berjalan, bisa dibuat
laporan-laporan yang diperlukan selama proyek. Selain itu diperlukan juga
membuat laporan foto-foto perkembangan proyek secara berkala sesuai
tahapan pekerjaan di lapangan. Sehingga semua proses pelaksanaan di
lapangan terdokumentasi dengan baik dan lengkap. Untuk kelengkapan
laporan harus dibuat foto-foto dokumentasi ukuran 4 R, dibuat sebelum
pekerjaan dimulai (0%), tahap pelaksanaan(5%), hingga selesai (100%) dan
setiap kali akan melakukan

tagihan/termyn, foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama
untuk setiap kemajuan dan setiap bagian yang penting.

SHOP DRAWING DAN ASBUILT DRAWING


Pekerjaan persiapan dari segi teknis untuk memulai pekerjaan adalah dengan
mempelajari shop drawing sebagai gambar kerja untuk proses pekerjaan.
Setelah selesai pekerjaan akan di buat asbuild drawing mengacu pada kondisi
aktual yang terpasang di lapangan.

PENYEDIAAN PERLLENGKAPAN K3 ( SAFETY


SHOES,HELM,ROMPI, RAMBU-RAMBU DLL)
Pada saat memulai proyek, mulai dipasang papan nama proyek dan rambu-
rambu proyek seperti Pemberitahuan Penggunaan Peralatan Safety, bendera
K3. Sehingga pada saat aktivitas pekerjaan mulai dari persiapan sudah
dikerjakan dengan Safety First.

II PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN


1 Galian untuk Strauspile Dia "30
2 Galian untuk Pondasi Poer Plat
3 Galian untuk Sloof S.1 20x40
4 Galian untuk Sloof S.2 15x30
5 Pek. Urugan Tanah Kembali + Pemadatan

PEKERJAAN GALIAN TANAH


Penggalian tanah dengan alat manual. Kita akan melakukan penggalian ini
dengan mengikuti gambar rencana, Titik rencana footplate yang telah demarking
dan diberi bendang panduan yang ditarik dari papan bouwplank, digali dengan
kedalaman rencana. Kedalaman rencana harus dikontrol agar penggalian tidak
melebihi elevasi acuan.

4Cara Pelaksanaan

a.       Galian tanah harus terlebih dahulu melakukan pengukuran posisi, lebar


galian.

b. Pada proses galian, tinggi galian harus di awasi agar jangan melebihi atau
kurang dari kedalaman galian yang dibutuhkan.

c.       Galian tanah yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus
dibuang ke luar areal kerja

d.       Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan
harus mendapat persetujuan dari pengawas.

e.       Kemudian dilakukan perataan permukaan pondasi sehingga level


permukaan rata dan sama.
Urugan Kembali Bekas Galian
 Metode Pelaksanaan :
Urugan tanah kembali dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi pondasi selesai
dikerjakan. Tukang atau pekerja akan mengurug tanah ke bekas lubang galian secara
menyeluruh dan merata. Untuk urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian
pondasi atau material lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi dan Owner. Tanah
Humus atau tanah hasil pembersihan lapangan tidak digunakan sebagai urugan pondasi.
Tanah urugan pondasi dipadatkan dengan alat pemadat atau alat lain yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas Dan Owner.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang (parang, cangkul, Skrup dan lainnya)
- Survey Equipment, Pompa Air, Generator Set

 Tenaga Kerja :
- Manager Proyek
- Site Manager
- Ahli K3
- Tenaga Ahli Arsitektur
- Quality
- Ahli Geoteknik
- Tenaga Ahli Alektrikal
- Ahli Teknik Geodesi
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA

1. Tangan kena paku - Bekerja Hati-hati Gunakan alat safety kerja

2. Terjatuh dari tinggi pagar - Gunakan Safety Kerja Pasang Pagar Pembatas

3. Tertimpa Alat - Bekerja secara hati-hati

4. Bising - Arahkan personil kerja untuk meredam kebisingan saat

bekerja
III PEKERJAAN PONDASI
  Pek. Pondasi Strauspile Dia "30
2 Pek. Pondasi P1 (Poor Plat) Beton Bertulang 1 X 1 X 0.4, K.225
3 Pek. Pondasi P2 (Poor Plat) Beton Bertulang 0,8X0,8X0.4 K.225
4 Pek. Sloof Beton S1 20/40 cm, K.225
5 Pek. Sloof Beton S2 15/30 cm, K.225

METODE PEKERJAAN STRAUSPILE DIA.30CM DENGAN MANUAL/BORE


TANGAN

PROSES PENGEBORAN
Pengeboran dengan sistem bor kering/dry drilling: Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor spiral (bor manual). Dengan cara memutar mata bor dan
diangkat setiap interval 0,5 meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai
kedalaman yang ditentukan.

PEMBERSIHAN LUBANG BOR


Tahap kedua adalah pembersihan lubang bor pile dari lumpur pekat yang terjadi.
Pembersihan harus dilakukan dengan alat pembersih kusus dengan ukuran yang
sesuai dengan diameter lubang bor.

PEMASANGAN BESI BETON DAN PIPA TREMI


Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk pengecoran.
Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan bantuan diesel dan
power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan
hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang bor. Baja tulangan yang
telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan potongan tulangan melintang
lubang bor..
Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di masukkan kedalam
lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor. Bila pada waktu pemasangan
baja tulangan terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di dalam lubang bor, maka
diperlukan pembersihan ulang dengan memasang head kombinasi diameter 6 "ke
diameter 2". Dengan memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka
reruntuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.

PENGECORAN STRAUSPILE
Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran Strauspile ke dalam lubang bor.
proses pengecoran strauspile
Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur limbah pengboran di awal pengecoran,
maka di gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat dengan kawat
beton kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter kebawah dari
corong pipa tremi.

Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 18+-2cm ditampung di dalam


corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan beton setelah cukup
penuh bola kantong plastik dilepas sehingga beton mendorong lumpur yang ada di
dalam lubang tremi. Pengecoran dilakukan secara terus-menerus untuk menghidari
kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar
lubang dengan mendorong air / lumpur dari bawah menuju keluar lubang.
Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton sehingga beton tidak
dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton
didalam pipa tremi, maka harus dilakukan hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa
tremi harus selalu tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong
harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.
Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus dalam
keadaan tertanam di dalam beton. Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang
naik ke permukaan telah bersih dari lumpur.
Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran dibersihkan dari
sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor
selanjutnya.
Note: slump beton untuk pengecoran bored pile yaitu 18+-2cm supaya beton dapat
mengisi lubang secara maksimal dan untuk mempermudah proses pengecoean bored
pile atau supaya beton tidak terhenti di dalam pipa tremi.

PEKERJAAN POOR PLAT DAN PEDESTAL.


Galian pondasi poor diperiksa kembali ukuran dan kedalamannya. Sampah atau
tanah galian yang masuk kembali ke lubang galian, diangkat dari dasar lubang.
Pasir urug digelar sebelum dasar galian diberi lantai kerja. Bekesting untuk
pondasi poor dapat menggunakan plastic cor atau papan terentang. Besi Pondasi
setempat dan pedestal ditempatkan diatas lantai kerja yang telah kerin dan rata.
Besi pedestal harus melebihi elevasi atas sloof minimal 40 D (empat puluh kali
diameter besi pedestal/kolom). Pengecoran Footplate, pedestal dilaksanakan
bersamaan untuk semua titik pondasi setempat untuk menghemat waktu
pelaksanaan.

4Cara Pelaksanaan

a.       Tebar pasir urug di dasar galian dan diratakan.

b. Lantai kerja (K100) dengan adukan 1 : 3 : 5 ditebar diatas urugan pasir


dan dibiarkan mongering selama 1 hari.

c.       Letakkan besi pondasi setempat yang telah disambungkan dengan besi


pedestal (kolom pendek)

d.      Pasang bekesting pondasi setempat dari bahan plastic cor atau papan
trentang

e.       Pasang Bekesting pedestal. Ukuran pedestal dibuat lebih besas dari


dimensi kolom sekitar 5 m tiap sisinya, sebagai tumpuan bekesting kolom
nantinya.

f. Pengecoran sedapat mungkin menggunakan readymix K300, agar


pekerjaan berikutnya dapat dilakukan dengan waktu yang lebih singkat
Proses pengecoran:
 Digunakan beton mutu K-225 dengan campuran sedapat mungkin menggunakan
Readymix
 Vibrasi/penggetaran yang cukup selama pengecoran
 Pengetokan pada keliling luar bekisting

Pelepasan bekisting:
 Setelah memenuhi persyaratan umur beton untuk bisa di lepas bekisting ,barulah
dilakukan bekisting dilepas
 Melepas scafolding
 Melepas bekesting papan dan rangka kaso
Perawatan beton
 Menyiram beton setiap siang dan sore selama minimal 3 hari
 Menutupi dengan karung basah

Pekerjaan Tie Beam dan Sloof


Pekerjaan Meliputi:
- Pembesian
- Begisting
- Cor Beton K.225
a. Pekerjaan Bekisting Sloof

Pekerjaan Bekisting dikerjakan pada sisi sloof dari material papan atau
triplek dengan rangka kaso 5/7 cm dan membuat stop cor. Dalam
pemasangan bekisting ini, seluruh permukaannya harus dipasang secara
rapat dan rata atau tidak beloh berongga.

Gambar. Pemasangan Bekisting Sloof

b. Pembesian Sloof

Pembesian Sloof yang dikerjakan sesuai dengan shop drawing yaitu


menggunakan penulangan utama pada posisi tumpuan dan lapangan .
Untuk pembesian sengkang dikerjakan sesuai dengan shop drawing.. Sloof
umumnya dipasang diatas pasangan batu kali, Sloof dibuat seragam dengan
ukuran sesuai gambar.
Gambar. Pembesian Sloof
Proses pengecoran:
 Digunakan beton mutu K-225 dengan campuran sedapat mungkin
menggunakan Readymix
 Vibrasi/penggetaran yang cukup selama pengecoran
 Pengetokan pada keliling luar bekisting

Pelepasan bekisting:
 Setelah memenuhi persyaratan umur beton untuk bisa di lepas
bekisting ,barulah dilakukan bekisting dilepas
 Melepas scafolding
 Melepas bekesting papan dan rangka kaso

Perawatan beton
 Menyiram beton setiap siang dan sore selama minimal 3 hari
 Menutupi dengan karung basah

IV PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pek. Kolom Struktur Type 40/40 K1 Mutu Beton K-250
2 Pek. Kolom Struktur Type 15/30 K3 Mutu Beton K-250
3 Pek. Balok Struktur Type 25/55 B1 Mutu Beton K-250
4 Pek. Balok Struktur Type 20/35 B2 Mutu Beton K-250
5 Pek. Balok Struktur Type 15/30 B3 Mutu Beton K-250
6 Pek. Plat Lantai Tebal 14 cm Mutu Beton K-250

Untuk pekerjaan ini dirangkum metode pelaksanaan sebagai berikut :


1. Pekerjaan Bekisting
a. Bahan :
- Multipleks 6, 9 dan 12 mm
- Kayu balok sembarang keras, Kayu Bekisting
- Paku
b. Peralatan :
- Alat potong
- Scaffolding
- Pipe Support
- Peralatan Tukang

c. Metode
- Fabrikasi :
Bekisting untuk kolom, Balok dan plat lantai, sebelum diaplikasikan
sebagai acuan, difabrikasi terlebih dahulu di workshop kayu, dibuat panel-
panel sesuai dengan shop drawing. Sedangkan untuk plat lantai tidak perlu
difabrikasi di work shop. Ukuran dan bentuk akan dikerjakan dengan teliti
dengan mengacu pada shop drawing yang telah disetujui oleh Pemberi
Tugas.

- Pemasangan :
Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi pemasangan, dan segera
dipasang sesuai dengan posisinya yang tertera di shop drawing.
Bekisting dibuat kokoh, kuat, tidak bocor, tidak ngeplin, bersih dari kotoran
kayu-kayu lepas, sampah-sampah dll.

2. Pekerjaan Pembesian
a. Bahan :
- Besi beton
- Kawat beton
b. Peralatan :
- Bar Cutter , Caliper
- Bar Bender
- Alat Angkat/Transport / Mobil Crane
- Peralatan Tukang

c. Metode
- Fabrikasi :
Fabrikasi besi beton dilakukan di Work shop Besi, setelah Shop drawing
Pembesian & Bending schedule disetujui. Pemotongan dilakukan dengan
Bar cutter, kemudian pembengkokan sesuai Shop drawing dilakukan
dengan menggunakan Bar bender. Pekerjaan fabrikasi harus dilaksanakan
oleh tenaga kerja yang ahli. Pengawasan pekerjaan ini perlu dilakukan
dengan ketat agar tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi yang
telah difabrikasi ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah
disediakan terlebih dahulu, diberi label pada setiap jenisnya.
- Pemasangan :
Setelah fabrikasi selesai, besi beton yang akan dipasang diangkut ke lokasi
pekerjaan. Pemasangan dilakukan sesuai dengan Shop drawing. Diameter
besi dan jarak antar besi harus dicheck dengan benar, agar tidak terjadi
kesalahan yang mengakibatkan pembongkaran pasangan besi. Tukang
yang ahli dan berpengalaman diperlukan untuk menjamin kualitas
pemasangan.

3. Pekerjaan Pengecoran
a. Bahan :
- Semen Portland
- Kerikil
- Pasir
- Air
- Additive ( jika diperlukan )
- Bonding Agent
- Goni basah.
b. Peralatan :
- Alat Pencampur beton ( Concrete mixer )
- Alat angkat/Lift barang
- Compressor
- Concrete vibrator
- Gerobak sorong
- Peralatan Tukang

c. Metode
1) Pencampuran beton.
Sebelum melakukan pencampuran beton, harus dibuat mix design
beton yang akan dibuat. Hal ini meliputi penyelidikan
Laboratorium terhadap bahan-bahan sesuai standar yang diminta
spesifikasi, antara lain PBI, ASTM, AASTHO, BS.
Setelah persiapan mix design disetujui, dan diadakan uji campuran
( trial mix ) sudah berhasil, maka material dapat diorder sesuai
dengan yang telah disetujui oleh Pengawas/Pemilik Proyek.

2) Pelaksanaan pengecoran beton.


Setelah besi dan bekisting terpasang dengan sempurna, dilakukan
pembersihan pada lokasi pengecoran dengan compressor untuk
menghilangkan kotoran-kotoran penyebab ketidak-sempurnaan
hasil pengecoran. Dengan menggunakan check list pengecoran,
surat ijin pengecoran diajukan kepada Pengawas. Setelah diadakan
pengecekan oleh tim Pemberi tugas, dan ijin pengecoran telah
ditanda tangani, maka pengecoran dapat segera dilaksanakan.
Pada pekerjaan ini menggunakan beton mutu k-250. Beton segar
yang diangkut truck mixer dituang dengan memakai alat tuang
untuk dicorkan ke media cord an diberi getaran agar merata pada
setiap bekisting.

Secara umum cara-cara pengecoran dibagi 4 :


1) Dengan talang langsung ( seperti : Pondasi, Pile cap, Tie beam, dll.)
2) Dengan Concrete pump ( seperti : Plat lantai & Balok, Dinding dll )
3) Dengan Tower crane ( seperti : Kolom, dinding yg tipis dll )
4) Dengan manual ( seperti : kolom praktis, balok praktis dll dengan
vol. kecil )

Selama pengecoran perlu diperiksa secara kontinu bekisting yang menjadi acuan
maupun perancah untuk memastikan tidak ada kebocoran, bekisting pecah atau
bekisting roboh akibat tidak kokohnya bekisting dimaksud. Petugas vibrator
melaksanakan tugasnya secara kontinu pada beton yang dicorkan sesuai prosedur
pemadatan beton, ini dimaksudkan agar beton benar-benar padat, dan tidak terjadi
keropos. Setelah selesai pengecoran, beton dirawat dengan menggunakan air sebagai
pelembabnya, baik disiramkan maupun diberi goni basah. Bekisting dapat dibongkar
setelah umur beton memenuhi spesifikasi teknik.

 Tenaga Kerja :
- Manager Proyek
- Site Manager
- Ahli K3
- Tenaga Ahli Arsitektur
- Quality
- Ahli Geoteknik
- Tenaga Ahli Alektrikal
- Ahli Teknik Geodesi
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang besi
- Kepala Tukang beton
- Mandor
- Pekerja
RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA

1. Tertimpa Material - Bekerja Hati-hati Gunakan alat safety kerja


2. Terjatuh dari ketinggian - Gunakan Safety Kerja Pasang Pagar Pembatas

3. Tertimpa Alat - Bekerja secara hati-hati

4. Bising - Arahkan personil kerja untuk meredam kebisingan


saat

Bekerja

- Mencari jadwal untuk pengecoran agar tak


menimbulkan

kebisingan

V PEKERJAAN DINDING
1 Pek. Pasangan Dinding Bata, ad. 1 Pc : 3 Ps
2 Pek. Pasangan Plesteran Dinding , Ad. 1 Pc : 3 Ps
3 Pek. Acian Dinding Bata
4 Pek. Finishing Acian Beton
5 Pek. Dinding Keramik Kamar Mandi 20/40
6 Pek. Dinding Granit 60x60
7 Pek. Plint Keramik Kamar Mandi 10/20 (atas dan bawah)
8 Pek. Rangka Dinding Partisi Baja Ringan
9 Pek. Penutup Dinding Partisi Gypsum
10 Pek. Penutup Dinding Partisi Multiplek
11 Pek. Pemasangan Partisi Toilet PVC ( toilet wanita dan Pria )
12 Pek. Backdroop uk . Panjang 4,8 m tinggi 2,4 m ( Mulptilek 18 mm di lapis HPL )
13 Pek. Huruf Stainles pada dinding Backdroop
14 Pek. Logo Stainles Pemda Kabupaten Bandung

Berikut metode pelaksanaan pasangan batu bata :

a. Sediakan bak yang diisi air untuk merendam batu bata yang akan dipasang (± 10
menit )
b. Buat tarikan benang tiap ± 7 lapis bata.
c. Pemasangan kaso 5/7 di dua ujung lokasi secara tegak lurus
d. Tinggi pasangan bata maximum yang diperbolehkan terhadap sesuai dengan
gambar dan rencana dan syarat-syarat pekerjaan
e. sebelum pelaksanaan pasangan dimulai, pasangan batu bata sebaiknya disiram.
f. Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus padat
sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang lurus.
g. Kemudian pekerja / Tukang memasang batu bata hingga menyusun seperti
gambar kerja dan direkat dengan adukan beton
h. Tukang memastikan susunan pasangan batu bata sejajar, kokoh dan rapi
i. Juru Ukur melakukan pengukuran agar pasangan bata terpasang dengan sejajar
dan Sesuai Bestek

Berikut metode pelaksanaan Plasteran :


a. Tukang membasahi permukaan pasangan bata sampai basah dan merata
b. Pekerja memaasang tarikan benang vertikal dan horisontal untuk caplakan
kepalaan.
- Cek tarikan benang
c. Tukang membuat kepalaan vertikal jarak 1 m’, biarkan sampai kepalaan
mengeras min ± 1 hari.
- Cek kepalaan dan sparing ME
d. Plester di antara kepalaan, lalu ratakan dan padatkan dengan jidar alumunium
mak. 3 m’.
- Cek plesteran
e. Perawatan Plester kasar dengan penyiraman selama min. 3 hari, sebelum
diaci.
f. Acian dinding plaster satu bidang sekaligus pada satu kali pengacian.
g. Ratakan dan padatkan acian menggunakan roskam baja sampai benar-benar
rata dan halus.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang
- Survey Equipment, Pompa Air, Generator Set, Concrete Mixer, Pick Up,
scafolding

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Quality
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang Plasteran
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Bekerja Hati-hati Gunakan alat safety kerja

2. Terjatuh - Gunakan Safety Kerja Pasang Pagar Pembatas

3. Tertimpa Alat - Bekerja secara hati-hati

4. Bising - Arahkan personil kerja untuk meredam kebisingan


saat

bekerja

- Untuk dinding partisi pada umumnya pengerjaannya sama dengan pelaksanaan


plafon namun jenis penutup disesuaikan dengan gambar.
- Untuk dinding kremik/granit akan diijelaskan bersamaan dengan pekerjaan
lantai

VI PEKERJAAN LANTAI
1 Pekerjaan Lantai Keramik Granit 60 x 60
2 Pekerjaan Lantai Keramik WC 20 x 20 ( anti slip )

PEKERJAAN KERAMIK
Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk dalam item pekerjaan ini adalah :

– Pek. Urugan pasir di bawah lantai


– Pek. Spesi beton
– Pek. Lantai Granit 60x60 cm
– Pek. Lantai keramik Kamar Mandi
– Pek. Keramik dinding Kamar mandi

Lantai menggunakan Homogenous tile/keramik/Granit. Sebelum dilakukakan


pemasangan Tile lantai, terlebih dahulu dilakukan pengukuran dan pembuatan
benang acuan untuk penempatan lantai dan level lantai agar rapi dan rata.

Langkah Pelaksanaannya adalah :

a. Lakukan Pengukuran level lantai dan pasang benag acuan yang akan di pasang
Homogenuos tile/keramik/ Granit dimana level di semua sisi harus sama agar level
Lantai sama.
b. Pekerjaan pengurugan pasir urug untuk lantai
c. Pekerjaan spesi untuk dudukan keramik/granit untuk lantai dan juga tetap pada
acuan benang yang sudah terpasang.
d. Setelah itu dilakukan pemasangan Homogenuous/ Keramik/granit lantai

Pekerjaan Keramik Dinding

Persiapan pekerjaan pasangan keramik dinding dan border

1.      Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang cukup

2.      Bahan-bahan ditempatkan dekat pekerjaan pemasangan

3.      Siapkan / bersihkan lokasi pekerjaan

4.      Pilih keramik yang akan dipasang, sehingga ukurannya sama dan tidak ada
yang cacat.

5.      Rendamlah keramik yang akan dipasang agar jenuh kerja

6.     Periksa dan siapkan saluran-saluran instalasi yang tertanam dibelakang keramik
dengan benar

7.      Ayaklah pasir yang akan dipakai untuk spesi

8.      Siapkan lampu penerangan untuk kemudahan pemasangan.

Pelaksanaan pasang keramik dinding

1.      Patokan Ukuran

 Buat garis-garis sipatan waterpas pada dinding keramik keliling +_ 1 m untuk


penentuan peil ketinggian
 Buatlah lotan- lotan  pada dinding ditiap pojokan ruangan sekaligus sikuannya
dan garis pertengahan dinding untuk pembagian keramik.
 Ukurlah jarak – jarak  dinding ruangan lebar dan tingginya, berikut bagian-
bagian yang terpasang pada ruangan tersebut
 Berdasarkan pengukuran dan data – data tersebut diatas buatlah gambar kerja
pembagian pemasangan keramik pada ruangan tersebut.

2.      Pelaksanaan Pemassangan keramik dinding

 Sebagai patokan pemasangan kita ikuti gambar rencana pemasangan yang


telah dibuat sebelumnya.
 Pada pelaksanaan pemasangan keramik dinding sebaiknya keramik ruangan
tersebut belum terpasang
 Berdasarkan lotan dan garis tengah  dinding, kita pasang horizontal satu baris
keramik dibagian bawah dinding, dan dua baris vertical dibagian pinggir
dinding sebagai kepalaan pasangan
 Pemasangan keramik  kepalaan yang horizontal dimulai dari tengah dinding
menuju kearah pinggir dan untuk keramik vertical dari bawah keatas
 Pasangan keramik bagian pinggir tidak boleh terpadat potongan yang kecil,
harus > ½ tegel keramik
 Pasangan keramik harus mengikuti tarikan benang horizontal yang waterpas
dan benang lotan untuk verticalnya
 Untuk pasangan baris pertama keramik harus diplot dulu agar sesuai dengan
gambar rencana dan tidak terdapat potongan yang kecil dibagian pinggir
 Tiap baris pasangan keramik nad –nadnya harus dijamin lurus dan sejajar
vertikalnya maupun horizontalnya
 Spesi  pasangan harus mempergunakan campuran yang kuat dan kedap air,
cara pemasangannya spesi harus dipasang pada keramik  dulu baru
ditempelkan pada dinding dengan cara titekan dan diketok –ketok sampai
dengan rata dan padat
 Pasangan spesi keramik harus padat dan rata tidak boleh terdapat bagian yang
kosong
 Sebelum pemasangan dilakukan dinding maupun keramiknya harus dibasahi
air terlebih dahulu.
 Setelah keramik kepalaan terpasang, untuk pemasangan keramik selanjutnya
dilakukan dari arah bagian bawah menuju keatas, agar pasangan yang baru
tertahan bagian bawahnya
 Untuk mendapatkan permukaan yang rata, pasangan keramik tiao baris harus
ditap (diratakan) dengan jidar panjang dan diraba dengan tangan tiap
sambungan nad keramik
 Nad-nad keramik yang diberi celah, pengisiannya dengan mengoleskan
adonan semen kental atau dengan bahan khusus
 Harus diperhatikan tiap accessories, kran –kran air, sakelar-sakelar listrik dll
sebaiknya dipasang pada persilangan tegel keramik
 Pertemuan nad keramik pada pojokan harus ketemu dan sudutnya harus siku-
siku dan lurus
 Pertemuan keramik pada pojokan sebaiknya dipinggul (dibulatkan) atau
dislep serong (adu manis)
Pekerjaan Plin Lantai
PEKERJAAN PLINT KERAMIK

Langkah-langkah pelaksanaan Pekerjaan Plint Keramik adalah sebagai berikut:

Persiapan 

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plint keramik.


 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : keramik plint hospital, semen PC, pasir,
semen grouting nat, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, gerinda, meteran, palu
karet, benang, dll.

Pengukuran

 Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) pada dinding yang
akan dipasang plint keramik.

Pekerjaan pasang plint keramik dinding 

 Dinding yang akan dipasang plint keramik pada bagian bawah jangan
diplester + aci dahulu agar tidak ada pekerjaan bobokan.
 Rendam plint keramik dalam air.
 Pasang plint keramik pada dinding yang sudah di marking dengan perekat
menggunakan acian.
 Pada saat pemasangan, tekan plint keramik atau pukul dengan palu karet
untuk mendapatkan permukaan keramik yang rata.
 Cek kerataan pasangan plint keramik dengan waterpass.
 Grouting/isi nat antara plint keramik dengan semen khusus grouting nat.

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Quality
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA

1. Tangan kena alat kerja - Bekerja Hati-hati Gunakan alat safety kerja

2. Terjatuh - Gunakan Safety Kerja Pasang Pagar Pembatas

3. Tertimpa Alat - Bekerja secara hati-hati

4. Bising - Arahkan personil kerja untuk meredam kebisingan


saat

bekerja

VII PEKERJAAN PLAFOND


1 Pas. Rangka Plafond Hollow
2 Pas. Penutup Plafond Gypsum
3 Pas. Rangka dan Penutup Plafond Gypsum Droof
4 Pas. List Plafond Gypsum Profil
PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM

Langkah-langkah pelaksanaan Pekerjaan Plafond adalah sebagai berikut:

Persiapan

IDENTIFIKASI RESIKO DAN PENGENDALIAN


POTENSI BAHAYA :
Pekerja terjatuh/terpeleset, kejatuhan benda dari
atas, terkena benda tajam, tergenjet
Terluka alat potong
PENGENDALIAN YG DISYARATKAN
1. Pekerja harus memakai pelindung kepala,
sepatu dan sarung tangan
2. Dipasang rambu-rambu “Awas terjatuh dan
PERALATAN : “
kejatuhan material
- Alat potong Gerinda
- Bor tangan
- Scrap
- Alat bantu

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum


 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board, Kalsiboard, list gypsum,
hollow, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran,
schafolding, gerinda, gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter,
selang dan air.

Pengukuran

 Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu


menggunakan selang air.
 Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke
dinding atau kolom dengan ketinggian 1 m dari lantai.
Gb. Pelaksanaan Pek. Plafond Gypsum

Pasang rangka Hollow

 Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan


rangka hollow  pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
 Dilanjutkan pemasangan rangka pembagi yang digantung ke plat beton 
dengan menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka
dengan menggunakan sekrup gypsum.
 Penempatan jarak rangka maksimum berjarak 60 cm.
 Setalah semua rangka terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan
menggunakan tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.

Pemasangan plafond gypsum

Setelah rangka terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dan Kalsiboard dapat mulai
dipasang.

 Untuk gypsum, pertemuan diatur secara menyilang.


 Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga
kepala sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum.
 Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
 Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30
cm.
 Setelah lembaran gypsum terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.
Finishing plafond gypsum dan Lis Plafond

 Untuk gypsum, sambungan antara pertemuan diberi textile tape dan  di


compound kemudian digosok dengan ampelas untuk permukaan yang
rata/flat.
 Tutup semua kepala sekrup dengan compound  lalu gosok dengan ampelas
halus.
 Setelah plafond selesai terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan list plafond
gypsum. Untuk List plafond gypsum dipasang pada pertemuan antara dinding
dan plafond dengan perkuatan menggunakan compound jenis casting + lem.
 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Quality
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
- Pekerja

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA

1. Tangan kena alat kerja - Bekerja Hati-hati Gunakan alat safety kerja

2. Terjatuh - Gunakan Safety Kerja Pasang Pagar Pembatas

3. Tertimpa Alat - Bekerja secara hati-hati

4. Bising - Arahkan personil kerja untuk meredam kebisingan


saat

bekerja
VIII PEKERJAAN MEKANIKAL
1 Pek. Instalasi Air Bersih
2 Pek. Instalasi Air Kotor
3 Pas. Kran Air
4 Pas. Floordrain Stainles
5 Pas. Wastafel dan Cermin
6 Pas. Kloset duduk/Monoblok
7 Pas Urinoir Toto Setara u57m
8 Pas. Kloset jongkok Porselen

Pekerjaan Sanitair

A. Pekerjaan persiapan

1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.

2. Approval material yang akan digunakan.

3. Persiapan lahan kerja.

4. Persiapan material kerja, antara lain : closet jongkok, closet duduk, urinoir,
wastafel, floor drain, kran leher, kran air, pompa air, tangka air,
septictank,pipa pvc, bak fiber, dll

5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass, obeng,
kunci pas, gun sealant, dll.

B. Pengukuran
Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan
dan elevasi ketinggian alat sanitair.

C. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitiar

1. Pekerjaan Pemasangan Kloset Duduk dan jonggkok

Teknis pelaksanaan pekerjaan

a). Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas

b). Cocokan spesifikasi kloset dengan rks

c). Siapkan tenaga, bahan dan peralatan

d). Pastikan lubang pembuangan sesuai dengan rough-in kloset yang akan
dipasang. Tandai lubang yang akan dibor. Sesuaikan mat abos dengan baut
yang akan dipakai.

e). Masukkan fisher ke dalam lubang yang telah dibor, sampai rata dengan
lantai keramik.

f). Pasang stop kran kedalam lubang suplai air pada dinding (gunakan seal
tape pada penyambunganke pipa instalasi kemudian hidupkan air, untuk
memastikan tidak ada kebocoran.

g). Letakkan seal gasket (wax ring) diatas lubang pembuangan.

h). Letakkan klosed duduk perlahan-lahan diatas lubang pipa pembuangan


yang telah dipasang seal gasket (wax ring). Pastikan seal gasket terpasang
dengan baik dan benar.

i). Masukkan baut pengikat lantai kedalam lubang baut pada kaki klosed,
kemudian kencangkan sekrupnya Hindari pengencangan sekrup yang
berlebihan.

j). Pasang pipa fleksibel ke stop kran yang telah dipasang ke dinding, pastikan
sealnya sudah terpasang dengan benar.

k). Pasanglah penutup klosed pada klosed yang telah terpasang gunakan
obeng untuk mengencangkanya.
2. Pekerjaan Pemasangan Wastafel

Teknis pelaksanaan pekerjaan :

a). Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas

b). Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja.

c). Marking tempat yang akan dipasang wastafel.

d). Posisikan wastafel pada dinding sesuai gambar rencana, di mana lubang
sekrup wastafel berada tepat pada lubang bor di dinding. Berikutnya pasang
sekrup fischer pada lubang dinding untuk mencengkeram wastafel.
Selanjutnya kencangkan sekrup fischer menggunakan screw driver sehingga
posisi wastafel benar-benar stabil.

e). Kemudian memasang alat-alat pelengkap yang menyertai produk wastafel


yang terdiri dari pipa sambungan keran, pipa leher angsa, dan keran air.
Pasang pipa sambungan keran dan keran air dengan menyambungkannya ke
pipa saluran air bersih, begitu pula dengan pipa leher angsa dihubungkan
dengan pipa saluran air kotor dan lubang pembuangan air wastafel.
f). Melakukan pemeriksaan sambungan-sambungan pipa pada wastafel
tersebut terlebih dahulu, dengan membuka kran untuk mengetes alirannya.
Jika masih ada bagian-bagian pipa yang bocor lalu mengencangkan kembali
pipa tersebut.

3. Pekerjaan Pemasangan Kran

Teknis pelaksanaan pekerjaan :

a). Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas

b). Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja.

c). Beri selotif kran yang akan dipasang

d). Lalu pasang kran air

e). Setelah terpasang, cek terhadap kekuatan pemasangan kran

4. Pekerjaan Pemasangan Floor Drain


Teknis pelaksanaan pekerjaan :

a). Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas

b). Siapkan tenaga, bahan dan peralatan kerja

c). Marking lokasi yang akan dipasang floor drain

d). Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.

e). Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton


kedap air.

f). Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass, dibersihkan
dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

Resiko K3 dan Rencana Penanganan

1. Jenis bahaya yang teridentifikasi mungkin terjadi selama berlangsungnya


Pekerjaan antara lain :

a. Tangan para pekerja terkena mesin pemotong .

b. Terjatuh pada saat pengangkutan material.

c. Tertimpa material Kloset duduk dan lain-lain

d. Gangguan paru-paru akibat semen.

2. Hal yang dapat ditempuh sebagai langkah pencegahan dan pengurangan


resiko kecelakaan kerja tersebut antara lain :

a. Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai
dengan standar(APD) .

b. Melaksanakan instruksi K3 sebelum dimulainya pekerjaan.

c. Menyediakan penerangan apabila harus bekerja pada malam hari

d. Memasang jaring Pengaman (untuk pekerjaan yang dilaksanakan pada


lantai 2 dst).

Tenaga Kerja dan Peralatan

a. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan


plumbing adalah 12 orang pekerja secara keseluruhan volume pekerjaan.

b. Peralatan yang diperlukan antara lain alat bantu pertukangan standar untuk
melaksanakan Pekerjaan misalnya Bor Listrik, Gergaji, Alat Pemotong Besi,
Waterpass, Alat Ukur, dan lain-lain.

IX PEKERJAAN ELECTRICAL
1 Pek. Instalasi Titik Lampu
2 Pek. Instalasi Titik Stop Kontak
3 Pek. Stop Kontak
4 Pek. Saklar Tunggal
5 Pek. Saklar Ganda
6 Pek. Pemasangan Armatur Lampu TL 36 watt
7 Pek. Pemasangan Armatur Lampu SL 24 watt
8 Pek. Kabel instalasi daya dari KWH PLN ke padel SDP NYY 4 x 16 mm
9 Pek. Pemasangan Lampu Downlight PL - C 18 watt
10 Pek. Pemasangan AC window 2 pk
11 Pas. BOX MCB

Pekerjaan Elektrikal

IDENTIFIKASI RESIKO DAN


PENGENDALIAN
POTENSI BAHAYA :
Kesetrum aliran listrik
Terluka akibat alat potong
Terjatuh

PENGENDALIAN YG DISYARATKAN
1. Pekerja harus memakai pelindung kepala,
sepatu dan sarung tangan
2. Dipasang rambu-rambu
PERALATAN : “Awas Kesetrum
Listrik “
- Alat listrik (obeng,Tang)
- Scafolding
- Tang Ampere
- Bor Tangan
- Alat bantu

Urutan pelaksanaan adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan pemasangan Konduit Out bow dan Inbow


2. Pekerjaan Pemasangan instalasi kabel
3. Pekerjaan pemasangan saklar dan stop kontak
4. Pekerjaan pemasangan armature (lampu)
5. Pekerjaan Pemasangan Box Panel
1. Pekerjaan Pemasangan Konduit Outbow dan Inbow
Pemasangan Konduit Out bow
a. Material

 Konduit PVC / Steel


 Tee Dos, Sock dan klem konduit
 Fisher
b. Peralatan

 Bending Konduit
 Bor Tangan
 Tang, Obeng dll
 Benang
 Cat, Kapur & Spidol
c. Pelaksanaan Pemasangan Konduit Outbow

 Plat Lantai bersih dari bekisting


 Marking Jalur Instalasi
 Tandai Lokasi Klem
 Bor Lokasi Klem
 Pasang Konduit

Pemasangan Konduit Inbow

a. Material

 Konduit PVC / Steel


 Tee dos, Sock
 Kawat bendrat
 Paku
b. Peralatan

 Palu
 Tang, Obeng dll
 Bending konduit
 Benang
 Cat, kapur dan Spidol

c. Pemasangan konduit dalam plat lantai (Inbow)

 Marking jalur instalasi


 Tandai lokasi tee dos
 Wire mesh Layer 1
 Pasang Konduit
 Wire mesh layer 2
 Ikat konduit pada layer 2

2. Pemasangan Instalasi kabel listrik

a. Material

 Kabel NYA/ NYM/NYFGBY


 Las Dop
a. Peralatan
 Kawat Pancingan
 Tang, Obeng
 Lakban Kertas & Spidol

URUTAN PELAKSANAAN INSTALASI INDOOR

1. Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa conduit sesuai groupnya


2. Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut
3. Tandai kabel sesuai group dengan lakban & spidol
4. Sambungan kabel banya boleh pada tee dos dan dengan las dop
5. Merger kabel yang telah terpasang

URUTAN PELAKSANAAN INSTALASI OUTDOOR

1. Marking jalur inscalasi


2. Tandai lokasi tiang lampu
3. Gali jalur yang relah demarking
4. Gelar kabel NYFGBY sesuai ukuran pada shop drawing sesuai groupnya
5. Timbun dengan pasir
6. Urug galian dengan tanah kembali

METODE PEMASANGAN KABEL

a. Material b. Peralatan

● Kabel Power ● Tang, Obeng

● Kabel skun ● Kabel ties

● Tali ● Tang ampere

3. Pemasangan Saklar Dan Stop Kontak


a. Material

 Saklar
 Stop kontak
 Grid switch
b. Peralatan

 Bor tangan
 Tang, obeng dll
 Waterpass
c. Urutan Pelaksanaan

1. Marking jalur konduit pada dindin


2. Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter
3. Pasang konduit dan inbow dos
4. Tunggu sampai dinding plester akhir
5. Sambungkan saklar, stop kontak dengan instalasinya
6. Pasang saklar & stop kontak, gunakan waterpass agar rata

4.Pemasangan Armature

a. Material

 Armatur
 Kawat gantungan
b. Peralatan

 Tang, Obeng dll


c. Urutan Pelaksanaan

Downlight recessed mounted

1. Marking plafon dengan kapur / spidol


2. Lubangi plafon scsuai marking, untuk akustik
3. Koordinasikan dg rangka plafon
4. Pasang kawat gantungan
5. Pasang lampu dengan melepas kap lampu
6. Kencangkan kawat gantungan
7. Sambung ke instalasi
8. Pemasangan tl setelah kondisi proyek aman dari pencurian
Downlight ceiling mounted

1. Marking plafon dengan kapur / spidol, dan pasang kawat gantungan


2. Tarik kabel instalasi & kawat gantungan ke luar plafon
3. Pasang lampu jika plafon telah finish
4. Gunakan skrup untuk pengikat lampu sambung ke instalasi
Lampu & PRM

1. Marking posisi lampu


2. Buat dudukan lampu
3. Pasang lampu pada dudukan di plafond
4. Sambung ke instalasi

Pemasangan AC

Cara Pemasangannya :
 Pengecekan jenis material AC yang akan dipasang disesuaikan dengan
spesifikasi dan dudukan exhaust fan yang ada di lapangan.
 Mengecek instalasi listrik ke AC yang akan di ganti/ dipasang
 Persiapkan area AC yang akan dipasang dengan atau tanpa alat bantu.
 Ketika memasang, perhatikan kondisi arus lagi mati/ tidak teraliri arus listrik.
Perhatikan juga ketinggiannya.
 Mulai instalasi kabel dan penyambungan koneksi antara jaringan listri ke AC
 Pasang AC pada dudukan yang sudah dibuat terlebih dahulu
 Kemudian dilakukan pengetesan apakah AC sudah berfungsi dengan benar.

X PEKERJAAN KUSEN DAN ALAT PENGGANTUNG


1 Pek. Kusen Jendela Alumunium 4 " Alexindo Warna
2 Pek. Daun Jendela Alumunium Alexindo Dan Acesoris Lengkap
3 Pek.Pintu Kaca Temperd t=12 mm Type PK.1 (Lengkap Acceessories)
4 Pek.Kusen Pintu dan Daun Pintu , Type P2 Alumunium 4'' Sek. Alexindo(Lengkap
Accessories)
5 Pek. Kusen Jendela Kaca Temperd t= 8 mm Type J2 Alumunium 4" Natural Sek.
Alexindo (Lengkap)
6 Pek. Kusen Jendela Kaca Temperd t= 8 mm Type PJ1 Alumunium 4" Natural Sek.
Alexindo (Lengkap)
7 Pek. Kusen Pintu Alumunium Alexindo Warna
8 Pek. Panel Pintu Solid Engineering lapis Plywoood Megateak
9 Pek. Panel Pintu Alumunium Toilet
10 Pas. Handle dan Kunci Pintu
11 Pas. Engsel Pintu
12 Pas. Espagnolete
13 Pas. Kaca 8mm
14 Pas. Stiker Kaca Sundblast
Metode Pekerjaan Pintu Depan Frameless Tempered 12 Mm

UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini mencakup ketentuan / syarat-svarat (pembayaran, pengiriman,
penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material dan peralatan.
b. Meliputi penyediaan bahan-bahan kaca dan cermin pekerjaan arsitektur di
dalam bangunan, aksesori yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
termasuk penyediaan sealant, persiapan dan pemeriksaan bagian-bagian yang
akan dipasang kaca dan cermin serta pemasangan kaca dan cermin.
c. Bagian-bagian yang terkait :
 Pekerjaan Kusen
 Pekerjaan Pasangan Dinding & Plesteran

d. Definisi :
Manufaktur yang digunakan pada bagian ini adalah perusahaan yang
memproduksi kaca primer atau kaca sesuai dengan definisi referensi kaca
standar.

1.2. Referensi
a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar : NI-3-1970, dan SII0189-78.
b. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dan Pemberi Tugas.
Publikasi bahan gelas : sesuai dengan publikasi yang direkomendasi oleh
pabrik gelas dan organisasi dibawahnya, kecuali terdapat persyaratan-
persyaratan yang lebih ketat ditunjukkan. Mengacu kepada publikasi dibawah
ini untuk persyaratan kaca dan bukan sebaliknya.
• FGMA publication : “FGMA Glazing Manual "
c. Safety Glass : produk sesuai dengan ANSI 297 .1 dan persyaratan testing
dalam 16 CFR Part 2101 untuk kategori II produk.
d. Kualifikasi glasur : memiliki pengalaman glasur yang telah menyelesaikan
bahan kaca yang sama, dan ditambah dengan yang di indikasikan dalam
proyek dengan record yang sukses dalam pelayanan.
e. Tanggung jawab produk kaca untuk satu sumber :
Pakailah kaca dari satu sumber untuk setiap produk yang ditunjukkan dibawah
:
1. Primary Glass untuk setiap tipe dan kelas yang ditunjukkan (ASTM C
1036).
2. Heat-treated glass untuk setiap kondisi yang ditunjukkan (ASTM C 1048).
f. Testing adhesi dan kesesuaian pra-konstruksi :
Kirimkan ke pabrik sealant, contoh untuk setiap kaca, gasket, aksesori kaca,
member frame kaca, yang akan melekat atau mempengaruhi sealant kaca
untuk testing kesesuaian dan adhesi seperti yang ditunjukkan dibawah ini :
1. Pakailah standar metode test pabrik sealant untuk menentukan jika primer
dan teknik persiapan spesifikasi lain dibutuhkan untuk kecepatan, adhesi, dan
penyaluran yang optimum dari sealant pada substra tes (dasar bagian yang
check).
2. Kirimkan tidak kurang dari sembilan potong setiap tipe dan finish dari
frame kaca, dan tiap tipe, kelas, jenis, kondisi dan bentuk kaca (monolitik,
laminated, unit insulasi) untuk testing adhesi, termasuk satu sample untuk
setiap aksesori kaca (gasket, setting block, dan spacers) untuk kesesuaian test.
3. Schedule kecukupan waktu untuk test dan analisa hasil untuk menghindari
penundaan dalam pekerjaan.
4. lnvestigasi material dan adhesi yang tidak kompatible / sesuai dan
dapatkan rekomendasi tertulis dari pabrik sealant untuk mengukur koreksi,
termasuk pemakaian special primer.
5. Testing tidak akan dibutuhkan bila pabrik sealant kaca dapat mengirimkan
data-data yang dibutuhkan yang diterima oleh MK dan Pemberi Tugas dan
harus didasarkan pada testing sebelumnya untuk produk sealant yang
sekarang digunakan untuk adhesi dan kesesuaian dengan material kaca yang
diusulkan / diberikan.
g. Rapat sebelum pemasangan :
Aturlah pertemuan di site office untuk memastikan kebutuhan / syarat-syarat
dalam divisi "project meeting".
1.3. Pengiriman (Submittals)
Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan MK,
Pemberi Tugas dan Perencana.
a. Data produk dari setiap produk kaca sesuai spesifikasi.
b. Sample untuk tujuan verifikasi sebanyak 3 (tiga) set ukuran 300 mm x 300
mm dari setiap tipe kaca yang ditunjukkan dalam spesifikasi (kecuali untuk
produk kaca bening / monolitik) untuk setiap tipe dari sealant dan gasket yang
diekspose dan terlihat. Pasanglah contoh sealant dan gasket diantara 2 garis
material yang mewakili warna dalam sambungan sistem pada kusen.
c. Sertifikat produk dengan tanda pabrik kaca yang menjamin produk mereka
sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan :
Sertifikat terpisah tidak diperlukan untuk produk kaca dengan label permanen
pabrik yang menunjukkan tipe dan ketebalan kaca. Berikan label yang
mewakili program yang menunjukkan tipe dan ketebalan kaca. Quality
Control dari agen sertifikat atau agen pengetesan independen yang dapat
diterima oleh jurisdiksi otoritas.
d. Kesesuaian dan laporan test adhesi dari pabrik sealant yang menunjukkan
bahwa material kaca di test untuk kesesuaian dan adhesi dengan sealant kaca.
lkutkan interprestasi pabrik sealant dalam hasil test relatif terhadap
performance sealant dan rekomendasi untuk primer dan persiapan bagian
dasar yang diperlukan untuk adhesi.

1.4. Penyimpanan dan Perawatan


a. Lindungi material kaca sesuai dengan petunjuk pabrik dan sesuai dengan
yang diperlukan untuk menghindari kerusakan pada kaca dan sealant kaca dari
kondensasi, perubahan temperatur, pengaruh langsung matahari, atau sebab-
sebab lain.
b. Material sealant kaca Material sealant harus dikirimkan dalam kemasan
tertutup, identifikasi lengkap. Dengan nama, warna, ukuran, kekerasan, tipe,
kelas dan grade Simpanlah semua bahan kaca dan sealant bebas dari
kerusakan dan sesuai dengan rekomendasi yang ketat dari pabrik.

BAHAN
2.1. Sistem Persyaratan Performance
a. General : siapkanlah sistem kaca yang dibuat, difabrikasi. dan dipasang
untuk mendukung perubahan suhu normal, beban angin, tekanan angin
(dimana diperlukan), tanpa kegagalan, kehilangan, dan patah pada atribut kaca
seperti : kegagalan pembuat, fabrikasi dan pemasangan; kegagalan sealant dan
gasket untuk bertahan anti-air dan tahan / kedap udara : kerusakan material
kaca. Dan kerusakan konstruksi.
b. Desain kaca : ketebalan kaca yang ditunjukkan dalam gambar hanya untuk
detail Konfirmasikan ketebalan kaca dengan analisa beban-beban proyek dan
kondisi pelayapan. Siapkan kaca dengan variasi ukuran bukaan untuk
ketebalan dan kekuatan (penguatan dan pengaturan terhadap panas) agar
sesuai atau dapat melampaui kriteria-kriteria berikut :
1. Ketebalan kaca minimum secara nominal untuk kaca exterior adalah 8 mm,
atau lebih tebal sesuai gambar.
2. Ketebalan kaca float dengan warna sehingga ada penyerapan panas untuk
setiap warna (tint) adalah sama untuk seluruh bagian dalam proyek ini.
3. Ketebalan minimum kaca dalam bidangnya, apakah terjadi dari kaca yang
diperkuat atau penyesuaian panas, akan dipilih sehingga kemungkinan
kegagalan tidak melewati hal-hal berikut :
8 lembar per 1000 lembar diset secara vertikal atau tidak lebih dari 15° dari
garis vertikal dan pada gerakan angin. Tentukan ketebalan minimum kaca
monolitik yang diperkuat sesuai dengan ASTM E 1300. Untuk kaca lain
selain kacaa monolitik yang diperkuat (monolitic annealed glass) tentukan
ketebalan sesuai dengan standar metode analisa pabrik kaca termasuk faktor
pengaturan pemasangan (applying adjustment factors) sesuai ASTM E 1300
berdasarkan tipe dari kaca.
c. Gerakan suhu normal dihasilkan dari perubahan maksimum berikut (range)
dalam ambient dan perlakuan temperatur permukaan pada member dari frame
kaca dan komponen kaca. Ka!kul asi rekayasa dasar pad a temperatur
permukaan sebenarnya pada material karena solar heat gain dan nighttime sky
heat loss. Perubahan temperatur (range ) : 120°F (67°e), ambient : 180°F
(100°C), permukaan material.

2.2. Produk
a. Kaca untuk jendela dan pintu interior :
Semua kaca harus tercantum label dari pabriknya dan harus sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan dalam spesifikasi berikut :
1. Kaca Eksterior : (bukan curtain wall)
Type Clear Tempered atau sesuai gambar rencana.
 Ukuran : sesuai dengan yang tertera pada gambar
 Tebal : 8 mm
 Kontraktor harus membuat perhitungan kebutuhan ketebalan kaca untuk
ukuran-ukuran yang lebar, yaitu melebihi lebar 1.00 m dan panjang 2.00 m.
2. Kaca Interior :
b. Cermin :
Tebal : 5 mm sesuai dengan luas bidang cermin, warna clear Syarat-syarat
kelengkapan pemasangan untuk kaca cermin adalah :
 Merupakan High Quality Polished Plate Mirror.
 Dipasang pada plywood lebal 15 mm dan ditopang oleh rubber pad tebal 15
mm pada setiap jarak 40 cm sehingga tidak berjamur.
 Bonding agent : Epoxy based adhesive
 Fixing system : Concealed anchor
 Jenis : Kayu profil
c. Kaca untuk jendela, pintu dan partisi interior : Tebal : 8 mm (sesuai
gambar)
d. Kaca tempered 12 mm untuk dinding lobby, railing tangga, pintu entrance
dan pintu interior.
e. Kaca Colored Glass 8 mm, untuk Lobby Lift.

2.3. Merk
Merk yang direkomendasikan adalah : lihat spesifikasi material arsitektur.

PENERAPAN

1.1. Pemeriksaan
a. Ukuran kaca harus ditentukan berdasarkan pengukuran lapangan yang
sebenarnya dari frame / bingkai untuk menerima bidang kaca.
b. Berilah peluang untuk ekspansi, kontraksi, dan pergerakan serta tambahkan
bantalan dan jepitan yang baik. Identifikasi tipe kaca pada saat dikirim ke site
dan saat pemasangan.
c. Periksa seluruh permukaan untuk menerima bagian-bagian yang telah
disebutkan sesuai spesifikasi.
d. Review schedule dari prosedur pemasangan kaca. termasuk metade
pengangkatan kaca, pemakaian material kaca, pemasangan gasket dan
removable stops.

3.2. Pemasangan
a. Pekerja pemasangan kaca haruslah orang yang telah memiliki pengalaman
dalam bahan dan sistem pemasangan kaca. Pergunakan alat dan per lengkapan
yang di rekomendasikan oleh pabrik kaca.
b. Ukurlah semua bukaan dan potonglah kaca dengan tepat agar cocok dengan
setiap bukaan dengan kelonggaran pada tepi-tepi yang disyaratkan.
c. Berilah primer pada permukaan bingkai untuk menerima panel kaca sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik, dengan memakai primer yang direkomen-
dasikan.
d. Pasanglah setting blocks pada posisi kira-kira seperempat dari sill.
Gunakanlah block dengan ukuran yang memadai untuk menyangga kaca
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
e. Berilah ruang / spasi untuk kaca ter hadap pengakhiran kecuali terdapat
gasket dan tape yang kontinyu, dengan minimum 2 (dua) perenggang / pem
batas pada setiap sisi dari kaca. Berikan sealant dengan ketebalan yang sama
dengan kaca atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Berikan ju mlah
yang dibutuhkan untuk jepitan minimum 9 mm pada kaca pada ke 4 sisi-
sisinya.
f. Pada keadaan terpasang bila ditutup dan dibuka, kaca-kaca tidak boleh
bergetar yang menandakan kurang sempumanya pemasangan seal disekeliling
kaca.
g. Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus dapat menjamin bahwa
tidak akan terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan dan udara luar.
h. Pemasangan panel kaca sebaiknya dilakukan dari arah dalam bangunan,
untuk memudahkan penggantian.
3. Pekerjaaan Kunci Tanam Biasa

Pekerjaan pemasangan kunci tanam biaa dilakukan setelah pintu terpasang


dengan baik.Kunci tanam harus terpasang dengan baik, dan tidak cacat.Semua
bagian yang cacat, rusak harus segera diganti.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pintu dan Jendela Alumanium

Teknis pelaksanaan pekerjaan :

1. Persiapan pekerjaan

a). Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pasang kusen pintu
(type P1).
b). Approval material yang akan digunakan.
c). Persiapan lahan kerja.
d). Persiapan material kerja, antara lain : kusen aluminium 4 x 1 3/4'” warna,
sekrup, fisher, engsel pintu stainless, sealant, baut dynabolt, daun pintu
existing, kaca polos 5 mm, kaso kamper, slot Grendel, handle pintu, kunci
tanam dan cat kayu.
e). Persiapan alat kerja, antara lain : cutting well, bor, gergaji, waterpass,
unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, dan cutter, bor sekrup, obeng,
meteran,spidol, amplas, kuas cat.
2. Pekerjaan Pasang Kusen Aluminium 4x1 ¾” Warna
Teknis pelaksanaan pekerjaan
a. Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan
dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau
belum.
b. Fabrikasi kusen alumunium
1). Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk
memudahkan apabila ada perbaikan.
2). Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup
galvanis.
3). Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan
protection tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu
pemasangan.
c. Pemasangan kusen alumunium
1). Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi
lapangan siap yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem
pemasangan dengan di screw fisher menggunakan fisher S8.
2). Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan
kesikuan kusen alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting.
Apabila tidak lurus maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga
lebih kuat dan tahan lama.
3). Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan
dinding di isi silicone sealant

3. Pemasangan Kembali Daun Pintu


Teknis pelaksanaan pekerjaan
1). Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
2). Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
3). Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
4). Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
5). Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun
pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi
bagian atas 25 cm 6 engsel serta pasang kaso kamper kering sebagai penguat
engsel pintu.
6). Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel
yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
7). Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen.
8). Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah
daun pintu pada kusen pintu.
9). Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
10). Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen.
11). Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik,
rata dan lurus dengan kusen.

4. Pemasangan Kaca Polos/Ryben 5 mm

Teknis pelaksanaan pekerjaan


a). Kaca dipotong menurut ukuran kusen dengan kelonggaran cukup, sehingga
pada waktu kaca berkembang tidak pecah.
b). Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
c). Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau
kain untuk memegang kaca.
d). Pasang karet/silicon list kaca dan sealent untuk pengunci/pengikat agar
kaca melekat kuat.
e). Setelah selesai dipasang, kaca dibersihkan dan yang sudutnya retak/pecah
atau tergores harus diganti.

5. Pemasangan Engsel Pintu Stainles Steel

Teknis pelaksanaan pekerjaan


a). Tentukan jumlah pasangan engsel (sesuai dengan tinggi pintu dan
ketentuan gambar kerja)
b). Tandai titik – titik pemasangan dengan menggunakan pensil.
c). Berdirikan pintu, dan dalam keadaan yang rata seimbang, tandai juga
pasangan engsel pada bagian kusen tempat akan digantungkannya daun pintu
serta pasang kaso kamper kering sebagai penguat engsel.
d). Kencangkan dengan menggunakan skrup semua perangkat keras engsel,
dan pastikan bahwa posisi engsel telah rapi dan benar.
e). Tambahkan pin terakhir yang melekat pada bagian engsel pintu ke bagian
dinding, dan pastikan bahwa pintu dapat terbuka dan tertutup dengan bebas.
f). Sebagai langkah terakhir, lumasi engsel dengan pelumas.
g). Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

6. Pemasangan Kunci Tanam Silinder Double


Teknis pelaksaan pekerjaan
a). Ukur lebar dan tinggi pintu untuk menentukan letak titik pemasangan
kunci yang disesuaikan dengan tinggi pengguna pintu.
b). Tandai titik pemasangan kunci dengan pensil.
c). Buat lubang pada titik yang telah ditandai sebelumnya dengan
menggunakan pahat kayu, rapikan kemudian pasanglah kunci dalam posisi
yang pas dan tepat.
d). Langkah selanjutnya adalah pemasangan kuci bagian akhir, gunakan
sekrup untuk mengencangkannya.
e). Pada posisi yang sama dan seimbang sejajar dengan titik pemasangan
kunci pada daun pintu, buat juga lubang pada batang kusen pintu dengan
pahat kayu sebagai tempat striking plate-nya.
f). Pasang badan kunci dan pastikan posisi lidah pengait (Latch Bolt) sudah
benar dan sesuai dengan arah bukaan pintu, kemudian pasang plat lawan pada
kusen.
g). Setelah semua instalasi terpasang, kemudian lakukan pengujian agar kunci
dapat berfungsi dengan sempurna.
h). Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

7. Pemasangan Slot Grendel Atas Bawah/Grendel Tanam

Teknis pelaksanaan pekerjaan


a). Mengukur ketinggian slot Grendel yang akan dipasang pada daun pintu
b). Ukur dan beri tanda dengan pensil tempat pemasangan slot Grendel pintu.
c). Melakukan pemahatan pada tempat pemasangan Grendel pintu yang sudah
ditandai. Lakukan pahatan secara perlahan-lahan, hati-hati, dan lakukan
dengan teliti agar tidak merusak bagian-bagian dari pintu itu sendiri. Pahat
sesuai pola yang sudah ditentukan, sehingga pada saat proses pemasangan
grendel tidak kelebaran ataupun kekecilan.
d). Apabila tempat pemasangan grandel sudah rapi, kemudian memasukkan
slot grendel pada lubang tempat pemasangan slot Grendel tanam. Pasang baut
pada sisi atas dan bawah pada bagian lubang yang sudah ada.

8. Pemasangan Handle Pintu


Teknis pelaksanaan pekerjaan
a). Mengukur ketinggian handle pintu
b). Menandai pada bagian mana akan dipasangnya handle pintu Untuk
menandai pintu gunakan dengan pensil ataupun bolpoin agar tidak mudah
hilang dan bisa terlihat saat akan dilubangi dengan bor.
c). Proses selanjutnya yakni dengan melakukan pengeboran pada bagian pintu
yang sudah ditandai sebelumnya. Setelah dirasa cukup dan pas anda bisa
mengebor pada bagian yang sudah ditandai guna memasang pengait (baut)
untuk memasangkan handle pintu pada pintuenandai pada bagian mana akan
dipasangnya handle pintu.
d). Buat poros untuk memperlebar lubang bekas pengeboran pada proses
sebelumnya. Ulangi proses pengeboran ini di sisi lain dari pintu. Fungsi
lubang ini nanti adalah untuk menentukan di mana pegangan / handle pintu
akan disisipkan dan diaplikasikan.
e). Buat lubang pada bagian samping pintu dengan cara mengebornya setelah
memberikan tanda yang tepat dan benar sehingga bisa pas pada tempat yang
seharusnya.
f). memasukkan pengait dari pegangan pintu ke dalam lubang yang telah di
bor pada sisi samping pintu. Gunakan pensil atau bolpoin untuk menandai dan
menggambar di sekitar cover depan. Tandai dengan pola yang jelas agar tidak
terjadi kesalahan-kesalahan yang dapat merusak bagian-bagian dari pintu
anda.
g). Gunakan pahat tajam dan palu pahat untuk membuat lubang pengait.
Lakukan pahatan secara perlahan-lahan, hati-hati, dan lakukan dengan teliti
agar tidak merusak bagian-bagian dari pintu itu sendiri. Pahat sesuai pol yang
sudah ditentukan, sehingga pada saat proses pemasangan pengait tidak
kelebaran ataupun kekecilan.
h). Apabila lubang pengait sudah rapi, memasukkan pengait pada lubang
tersebut yang ada di sisi pintu / cover depannya. Pastikan pengait sudah
terpasang dan duduk dengan pas di lubang pengait agar pengaitnya tidak
mudah lepas. Pasang baut pada sisi atas dan bawah pada bagian lubang yang
sudah ada
i). Untuk membuat pelat pada pintu, tutup pintu terlebih dahulu untuk
menandai kusen dengan memanfaatkan pengait yang sebelumnya sudah
dipasang. Setelah dirasa cukup anda bisa memasang pelatnya. Pastikan
terpasang dengan baik agar tidak mudah lepas. Pasang baut pada sisi atas dan
bawah pada bagian lubang yang sudah ada..
j). Masukkan dua sekrup ke dalam ke dalam lubang kecil pintu yang
sebelumnya sudah di bor dan masukkan baut ke dalam lubang yang lebih
besar. Kemudian masukkan dan pasang handle pintu ke dalam lubang yang
sudah dibuat. Masukkan sekrup pada lubang yang sudah ada. Kencangkan
sekrup dan baut agar handle pintu terpasang dengan baik dan kencang.

XI PEKERJAAN FINISHING DAN PENGECATAN


1 Pek. Pengecatan Dinding Exterior Wheater Shield
2 Pek. Pengecatan Dinding Interior
3 Pek. Pengecatan Plafond
4 Pek. Pengecatan Dinding Partisi Gypsum
2 Pek. Pengecatan Dinding Partisi Multiplek

Pekerjaan Cat Tembok + Plafond

Pekerjaan pengecatan dilakukan setelah pekerjaan struktur dan ME selesai


dilakukan
Bahan :

Dinding dalam.
1. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis
Emulsi Acrylic kualitas I, Catylac, glotek Cat ini tidak
mengandung bahan-bahan tambahan yang membahayakan
lingkungan dan kesehatan penghuni, dengan lapisan dasar
Alkali Resistance Sealer warna ditentukan Perencana.
2. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok dan plamer wall
Putty kualitas I.
Dinding Luar.
1. Untuk dinding luar bangunan digunakan Cat berbahan
dasar acrylic kualitas Weathershield. Dengan lapisan
dasar cat primer berbahandasar alkali resistant sealer.
Konstraktor harus memberikan Garansi Bahan dan
pelaksanaan selama 5 tahun.
2. Cat luar bangunan tidak boleh di plamur, bila permukaan
tidak rata/ bergelombang harus diratakan dengan bahan /
semen khusus ( sejenis Seam Coat )
S yarat Pelak s an aan
Pekerjaan dinding
1. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan
seluruh plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang
ditentukan gambar.
2. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dan plat
baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai
membentuk bidang yang rata.
3.. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis
alkali resistance sealer atau cat primer untuk exterior yang
dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion dengan kekentalan
cat sebagai berikut :
- Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
- Lapis II kental
- Lapis III encer.

Pekerjaan Cat Langi-langit


1. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-
langit Gybsum, Kalsiboard, pelat beton atau bagian-bagian lain
yang ditentukan gambar.
2. Cat yang digunakan sama dengan cat bagian dalam bangunan
untuk plafond bagian dalam dan cat luar bangunan untuk plafond
bagian luar. Warna putih atau ditentukan perencana setelah
melakukan percobaan pengecatan.
Peralatan yang digunakan

 Kertas semen/koran
 Lakban
 Amplas
 Rol
 Kuas
 Skrap
 Kain lap

Bahan yang digunakan :

 Plamur
 Cat dinding

Pelaksanaan :

1. Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran
dengan kain.
2. Llindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang
akan dicat dengan kertas semen/ koran dan lakban.
3. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang
rata dengan pilamur, kemudian tunggu sampai kering.
4. Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga rata.
5. Cek, apakah permukaan dinding sudah rata ?
6. Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada
bidang yang luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit).
7. Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
8. Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua/
terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).
9. Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata
10. Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/ pekerjaan
lain yang seharusnya tidak terrkena cat dengan kain lap.
d. Hasil akhir :

hasil akhir pengecatan dinding yang baik adalah sebagai berikut:


 Permukaan rata
 Tidak mengenai bidang lain
 Tidak mengelupas
 Bahan dan Alat yang digunakan :
- Alat Perkakas Tukang
- Scaffolding

 Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Quality
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang Beton
- Mandor
- Pekerja

Untuk pengecatan multiplek juga dengan metode sama hanya saja jenis cat yang
digunakan disesuaikan dengan gambar dan atas persetujuan direksi pekerjaan.

RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA

1. Tangan kena alat kerja - Bekerja Hati-hati Gunakan alat safety kerja

2. Terjatuh - Gunakan Safety Kerja Pasang Pagar Pembatas

3. Tertimpa Alat - Bekerja secara hati-hati

4. Bising - Arahkan personil kerja untuk meredam kebisingan


saat

bekerja

XII PEKERJAAN LAIN LAIN


1 Pek. Buangan Sisa Sisa Pekerjaan

Seluruh sisa material dan sampah harus dibersihakan dan di buang pada tempat yang
tersedia sehingga bangunan di serahterimakan dengan keadaan bersih dan siap pakai

F. RENCANA KERJA METODE KENDALI


MUTU

RENCANA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pengawasan dan Pengendalian mutu


Pengawasan dan Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting, sebab
akan menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan apakah telah sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan. Tinjauan pengendalian dalam proyek yang harus diperhatikan adalah: 
pengendalian mutu bahan dan peralatan, pengendalian tenaga kerja, pengendalian waktu,
teknis, biaya serta pengendalian kesehatan keselamatan kerja (K3).

1.             Pengendalian Mutu Bahan


Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam
spesifikasi yang telah direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan
keberhasilan pembangunan dalam suatu proyek. Pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah dipersyaratkan.

QUALITY CONTROL PENGADAAN MATERIAL


  2.   Pengendalian Mutu Peralatan

Perawatan akan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Peran mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan akibat
dari kerusakan peralatan. Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat ditangani oleh para
mekanik, maka peralatan tersebut  akan dikirim ke bengkel pusat.
Untuk menghindari penundaan waktu maka pelaksana harus mempunyai cadangan yang dapat
digunakan secara cepat seperti ketika pengecoran dilaksanakan, concrete pump yang digunakan
sebanyak 2 buah.

  3.   PengendaliaN TENAGA KERJA

Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga kerja yang
sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu
pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja. Pemilihan
mandor untuk melaksanakan pekerjaan secara borongan haruslah tepat. Maka tim pelaksana
harus hati-hati dalam pemilihan mandor, sebab akan menentukan mutu sekaligus ketepatan
waktu selesai proyek.

Setiap tenaga kerja yang dibawa oleh para mandor haruslah sudah mempunyai pengalaman
yang sesuai dengan keahliannya, seperti pembesian, pembobokan, bekisting hingga
pengecoran.

  4.   Pengendalian WAKTU

Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka perlunya pengendalian waktu


yang berdasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu
proyek akan berpengaruh pada cost. Maka untuk mempermudah pelaksaan
dilapangan, manager sebaiknya membuat schedule yang lebih sederhana akan tetapi tetap
mengacu pada time schedule yang dikeluarkan oleh engineering sebab  tidak semua paham
akan pembacaan master schedule. Agar dapat berlangsung tepat waktu, maka time
schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur tingkat prestasi pekerjaan dengan
lamanya pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan
kapan harus dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinan keterlambatan
dapat diperkecil.
Manfaat dari time schedule antara lain :
 Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan waktu dan
pelaksanaan tiap pekerjaan yang dilaksanakan.
 Sebagai koordinasi bagi pimpinan proyek terhadap semua pelaksanaan pekerjaan.
 Sebagai tolak ukur kemajuan pekerjaan di setiap harinya, sehingga progress report setiap
waktu dapat dilihat.
 Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap pelaksanaan pekerjaan.
Setiap item pekerjaan pada time schedule mempunyai prosentase bobot sendiri-sendiri
sedangkan Time schedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk setiap jenis
pekerjaan, mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga kumulatif prosentase
bobot pekerjaan ini akan membentuk kurve S. Untuk kurva S terdiri dari kurva S rencana
dan kurva S realisasi. Fungsi kurva S adalah :
 Menentukan waktu penyelesaian tiap bagian pekerjaan proyek.
 Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.
 Mengetahui progress pekerjaan yang dihasilkan dilapangan dengan perencanaan, sehingga
dapat menjadi bahan evaluasi.

  5.   Pengendalian TEKNIS PEKERJAAN

Pada pelaksanaan dilapangan biasanya akan mengalami problem pada item pekerjaaan tertentu.


Pengendalian Teknis Pekerjaan menunjukkan tahap untuk pengawasan dan kontrol terhadap
kualitas pekerjaan. Hal ini memerlukan suatu menajemen kualitas agar hasil pekerjaan dapat
tercapai mutu sesuai rencana proyek. Jika permasalahan  yang dihadapi memerlukan
perhitungan teknis maka pihak engineering akan membuat metode repair yang kemudian akan
diajukan terlebih dahulu kepada konsultan perencana . Namun apabilaproblem yang dihadapi
tidak memerlukan perhitungan teknis seperti melendutnya bekisting, biasanya dari pihak
pelaksana dan dibantu oleh konsultan pengawas akan segera
mencari pemecahannya.Dalam pengendalian mutu ini peran QC (Quality Control) akan sangat
berperan, QC akan mendampingi supervisor dalam pelaksanaan dilapangan.
Untuk pengendalian teknis memerlukan analisis permasalahan yang timbul dilapangan sesuai
yang diamati, begitu juga langkah yang akan diambil sebagai penyelesaian dari  problem yang
ada.

Beberapa pengujian hasil pekerjaan di lapangan untuk memastikan hasil pelaksanaan


memenuhi persyaratan spesifikasi mutu yang di persyaratkan Uji Mutu/ Teknis/ Fungsi yaitu :

a. Bahan Konstruksi permanen :


1) Test Kubus pada Beton
2) Test Slump pada Beton
3) Test Hammer untuk kolom, balok beton
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi permanen

1) Test Nyala pada Listrik untuk Panel

2) Test Tekan untuk Pipa air bersih dan air kotor


  b.  Laporan Mingguan                                                    
Laporan mingguan bertujuan untuk memperolah gambaran kemajuan pekerjaan  yang telah
dicapai dalam satu minggu yang bersangkutan, disusun berdasarkan laporan harian selama satu
minggu tersebut. Laporan mingguan berisikan antara lain :

1)  Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.


2)  Volume dan prosentase pekerjaan dalam satu minggu itu.
3)  Catatan – catatan lain yang diperlukan.
Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu tersebut dapat diketahui
dengan memperhitungkan semua laporan mingguan yang telah dibuat, ditambah dengan bobot
prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan pada minggu itu. Dari prosentase pekerjaan yang
telah dicapai pada minggu ini kemudian dibandingkan dengan prosentase pekerjaan yang telah
dicapai pada minggu yang bersangkutan, maka akan diketahui prosentase keterlambatan atau
kemajuan yang telah diperoleh. Laporan mingguan tidak dapat dipisahkan dengan time
schedule pelaksanaan pekerjaan yang telah disusun oleh pihak Kontraktor dengan
persetujuan Project Manager.

  c.  Laporan Bulanan                                                     


Laporan bulanan pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan, yaitu untuk memberikan
gambaran tentang kemajuan proyek. Untuk tujuan itu dibuatlah rekapitulasi laporan mingguan
maupun laporan harian dengan dilengkapi foto – foto  pelaksanaan pekerjaan selama bulan
yang bersangkutan. Laporan bulanan dilaporkan kepada Pemilik Proyek (Owner).

  d.  Rapat Koordinasi Bulanan                                     


Rapat koordinasi bulanan diadakan dengan dihadiri oleh panitia pembangunan, Owner,
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor Utama. Dalam rapat ini dibahas hal
– hal yang berhubungan dengan  pelaksanaan serta masalah – masalah  teknis yang timbul di
lokasi proyek dan perkembangan proyek yang sedang berjalan serta koordinasi masing –
masing  unsur proyek yang terlibat langsung.

  7.   Pengendalian BIAYA

Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya dengan realisasi
pekerjaan. Fungsi dari pengendalian biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) tidak
membengkak dalam pelaksanaannya. Jikapun adanya pembengkakan maka perlunya evaluasi
biaya.

  8.   Pengendalian K3
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja dari
segala kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Perlindungan tenaga kerja dalam suatu
proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dalam melakukan
pekerjaannya. Target K3 sendiri adalah ‘zero accident’ selama pelakasanaan di lapangan
sehingga perlunya penyusunan:

   a.  Safety Plan
Identifikasi bahaya kerja, dan penanggulangannya, rencana penempatan alat-alat pengamanan
seperti pagar pengaman, jarring pada tangga dan tepi bangunan, railing serta rambu-rambu K3
serta rencana penempatan alat-alat kebakaran (tabung pemadam api), dan lain-lain.

   b.  Security Plan
Prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi daerah rawan di
wilayah sekitar proyek, dan prosedur komunikasi di proyek.

   c.  House Keeping
lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, tempat sementara penimbunan material bekas,
pengaturan kantor, jalan sementara, gudang, barak pekerja dan lain-lain.
G. RENCANA PENANGANAN MASA
PEMELIHARAAN
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan permohonan untuk
diadakan pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan yang dilakukan
bagus dan cukup akan dilakukan permohonan serah terima pertama (I). Setelah diadakan
serah terima pertama barulah masa pemeliharaan dapat dilaksanakan.
Selama masa pemeliharaan pekerjaan jika terdapat kerusakan pada bangunan maka akan
dipertanggung jawabkan.

Kegiatan dalam masa pemeliharaan proyek :

1. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil pelaksanaan
konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan ini akan melakukan perbaikan segala
cacat atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi.
2. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam dan di luar gedung,
harus diuji coba sesuai fungsinya. Apabila terjadi kekurangan atau kerusakan yang
menyebabkan peralatan tidak berfungsi, maka akan diperbaiki sampai berfungsi dengan
sempurna.
3. Hasil kerja yang masih kurang sempurna akan dilakukan perbaikan sampai memenuhi
spesifikasi untuk diterima oeh pihak owner.
4. Masa pemeliharaan konstruksi akan mengikuti aturan yang ada dalam kontrak terhitung
sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi.
5. Jika ada hasil pekerjaan yang kurang bagus, pada masa perawatan adalah saat bagi
kontraktor untuk memperbaikinya sehingga dapat memberikan produk dengan kualitas
terbaik.
6. Melakukan perbaikan jika ada pekerjaan yang tidak baik atau ME tidak berfungsi,
misalnya pada atap yang pekerjaan maka harus diperbaiki agar air hujan tidak merusak
bagian interior bangunan.
7. Pengetesan fungsi bangunan apakah layak dan aman untuk digunakan sebagai dasar
untuk mendapat izin pakai bangunan dari departemen terkait.
8. Waktu bagi kontraktor untuk menyelesaikan administrasi kontrak seperti laporan
pelaksanaan, gambar asbuilt drawing, foto proyek, tagihan pembayaran dan sejenisnya.
9. Pekerjaan bongkar fasilitas proyek seperti barak pekerja, direksi keet dan macam-
macam perlengkapan pembangunan lainya.

Demikian beberapa tentang masa pemeliharaan proyek.

Demikian Metode Pelaksanaan ini kami susun sebagai gambaran bahwa kami mengerti
dan bisa melaksanakan pekerjaan ini dan dokumen ini sebagai persyaratan dalam
penawaran. Terima Kasih

................, 06 Juli 2020

PT. .....................

......................................
Direktur

Anda mungkin juga menyukai