HPS : Rp 1.421.066.287,-
Ada tiga garis besar untuk menciptakan berlangsungnya proyek ini bisa berjalan lancar sesuai dengan yang
di atur dalam dokumen penawaran yaitu proyek ini diselesaikan dalam waktu 120 hari yaitu :
PERENCANAAN
Untuk mencapai tujuan, proyek ini kami rencanakan dengan matang.Yaitu dengan meletakkan dasar tujuan
dan sasaran dari proyek sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administrasi agar dapat
diimplementasikan.Tujuannya agar memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dalam batasan
waktu,mutu,biaya dan keselamatan kerja. Perencanaan system manajemen proyek ini untuk memastikan
hal-hal yang berkaitan dengan biaya, waktu, mutu, K3, Manajemen sumber daya manusia, lingkungan,
resiko dan system komunikasi.
8 Hal yang menjadi rencana metode pelaksanaan untuk menjalankan proyek tersebut diatas adalah
sbb :
Pelaksanaan
SPMK Pelaksanaan
Pekerjaan Pelaksanaan Pek.
MCO Pek. PHO
Persiapan Pek. Struktur Mekanikal /
START Arsitektur
Elektrikal
1. LAYOUT
2. RENCANA PENGAMANAN TERHADAP SITE
PAGAR GEDUNG/PENGAMAN
C.RENCANA MANAGEMEN PROYEK
1. RENCANA SISTEM MANAJEMEN PROYEK
Metode Pelaksanaan
Lalu lintas& Site layout
8
Rencana Penanganan
Masa Pemeliharaan
PROYEK managemen 3
7 Metode Pelaksanaan
4
Bangunan utama/
6
Rencana Manajemen
Mutu + K3
Penunjang 5
MANAGEMEN PROYEK (MENYELESAIAKAN PROYEK SESUAI WAKTU,BUDGET DAN
BERMUTU)
1. KEBUTUHAN PERALATAN
2. RENCANA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR, MATERIAL DAN PENDUKUNG
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi alat bantu adalah semua kegiatan
yang berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam
melaksanakan paket pekerjaan. Dengan memperhitungkan semua biaya yang diperlukan
dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti
bila pekerjaan telah selesai ke tempat semula.
Cara Pelaksanaan
- Kita akan menyediakan peralatan dan personil sesuai dengan kebutuhan seperti
yang termuat dalam kontrak untuk menyelesaikan pekerjaan.
- Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak
diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin direksi.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan
terdiri dari:
Stamper Tangan
Genset
Concrete mixer (beton Molen)
Alat Bantu Tukang Batu/Kayu
Scafolding
Tangki Air
Dan lainnya sesuai daftar alat dan kebutuhan lapangan
Bar Cutter
Bar Bender
Tangki Air
Dan lainnya yang dibutuhkan
Personil terdiri dari:
Kepala Proyek
Site Manager
Tenaga Ahli di bidangnya masing-masing
Quality Control
Koordinator HSE/Penanggung jawab K3
Administarsi
Logistik
Surveyor
Mandor
Tenaga harian (tukang,pekerja)
Pada saat mobilisasi alat berat diangkut menggunakan mobil trailer atau pangangkutan
yangsesuai, trailer yang digunakan harus memiliki perlengkapan yang memadai.
Demobilisasi
Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja
berfungsi untuk pekerjaan dari awal sampai akhir proses pelaksanaan dilapangan,
testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya. Untuk pengadaan air
kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan pompa
air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan instalasi pipa ke sumber air untuk
mendapatkan air kerja, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk
keperluan kerja ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh
dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya
yang telah ditentukan.
Pesiapan Shop Drawing & Asbuilt Drawing
Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan.
Papan Nama Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 100 x 120 cm,
ditopang kayu kaso (5/7) kelas 2 dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan
dicat dasar warna yang sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi
informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :
· Nama Kegiatan
· Pekerjaan yang harus dilaksanakan
· Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
· Sumber dana dan Jangka waktu
· Nama penyedian jasa
1,5m mtr
1,2 m
Bahan Kerja :
Alat Kerja
1. Palu Godam
2. Pahat Beton
3. Linggis
pagar proyek sekeliling area proyek yang dialokasikan. Pagar proyek direncanakan
menggunakan bahan seng gelombang setinggi 1,8 m. Sebelum memulai pelaksanaan
fisik pekerjaan maka terlebih dahulu dilaksanakan Pekerjaan Persiapan yang
merupakan pekerjaan sementara yang harus dilaksanakan agar pekerjaan pokok yang
sebenarnya dapat dilaksanakan dengan mudah dan lancar. Pekerjaan lainya yang
dilakukan pada saat pembersihan lokasi adalah pemasangan
tagihan/termyn, foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama
untuk setiap kemajuan dan setiap bagian yang penting.
4Cara Pelaksanaan
b. Pada proses galian, tinggi galian harus di awasi agar jangan melebihi atau
kurang dari kedalaman galian yang dibutuhkan.
c. Galian tanah yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus
dibuang ke luar areal kerja
d. Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan
harus mendapat persetujuan dari pengawas.
Tenaga Kerja :
- Manager Proyek
- Site Manager
- Ahli K3
- Tenaga Ahli Arsitektur
- Quality
- Ahli Geoteknik
- Tenaga Ahli Alektrikal
- Ahli Teknik Geodesi
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
- Pekerja
RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
2. Terjatuh dari tinggi pagar - Gunakan Safety Kerja Pasang Pagar Pembatas
bekerja
III PEKERJAAN PONDASI
Pek. Pondasi Strauspile Dia "30
2 Pek. Pondasi P1 (Poor Plat) Beton Bertulang 1 X 1 X 0.4, K.225
3 Pek. Pondasi P2 (Poor Plat) Beton Bertulang 0,8X0,8X0.4 K.225
4 Pek. Sloof Beton S1 20/40 cm, K.225
5 Pek. Sloof Beton S2 15/30 cm, K.225
PROSES PENGEBORAN
Pengeboran dengan sistem bor kering/dry drilling: Tanah di bor dengan
menggunakan mata bor spiral (bor manual). Dengan cara memutar mata bor dan
diangkat setiap interval 0,5 meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai
kedalaman yang ditentukan.
PENGECORAN STRAUSPILE
Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran Strauspile ke dalam lubang bor.
proses pengecoran strauspile
Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur limbah pengboran di awal pengecoran,
maka di gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat dengan kawat
beton kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter kebawah dari
corong pipa tremi.
4Cara Pelaksanaan
d. Pasang bekesting pondasi setempat dari bahan plastic cor atau papan
trentang
Pelepasan bekisting:
Setelah memenuhi persyaratan umur beton untuk bisa di lepas bekisting ,barulah
dilakukan bekisting dilepas
Melepas scafolding
Melepas bekesting papan dan rangka kaso
Perawatan beton
Menyiram beton setiap siang dan sore selama minimal 3 hari
Menutupi dengan karung basah
Pekerjaan Bekisting dikerjakan pada sisi sloof dari material papan atau
triplek dengan rangka kaso 5/7 cm dan membuat stop cor. Dalam
pemasangan bekisting ini, seluruh permukaannya harus dipasang secara
rapat dan rata atau tidak beloh berongga.
b. Pembesian Sloof
Pelepasan bekisting:
Setelah memenuhi persyaratan umur beton untuk bisa di lepas
bekisting ,barulah dilakukan bekisting dilepas
Melepas scafolding
Melepas bekesting papan dan rangka kaso
Perawatan beton
Menyiram beton setiap siang dan sore selama minimal 3 hari
Menutupi dengan karung basah
IV PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pek. Kolom Struktur Type 40/40 K1 Mutu Beton K-250
2 Pek. Kolom Struktur Type 15/30 K3 Mutu Beton K-250
3 Pek. Balok Struktur Type 25/55 B1 Mutu Beton K-250
4 Pek. Balok Struktur Type 20/35 B2 Mutu Beton K-250
5 Pek. Balok Struktur Type 15/30 B3 Mutu Beton K-250
6 Pek. Plat Lantai Tebal 14 cm Mutu Beton K-250
c. Metode
- Fabrikasi :
Bekisting untuk kolom, Balok dan plat lantai, sebelum diaplikasikan
sebagai acuan, difabrikasi terlebih dahulu di workshop kayu, dibuat panel-
panel sesuai dengan shop drawing. Sedangkan untuk plat lantai tidak perlu
difabrikasi di work shop. Ukuran dan bentuk akan dikerjakan dengan teliti
dengan mengacu pada shop drawing yang telah disetujui oleh Pemberi
Tugas.
- Pemasangan :
Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi pemasangan, dan segera
dipasang sesuai dengan posisinya yang tertera di shop drawing.
Bekisting dibuat kokoh, kuat, tidak bocor, tidak ngeplin, bersih dari kotoran
kayu-kayu lepas, sampah-sampah dll.
2. Pekerjaan Pembesian
a. Bahan :
- Besi beton
- Kawat beton
b. Peralatan :
- Bar Cutter , Caliper
- Bar Bender
- Alat Angkat/Transport / Mobil Crane
- Peralatan Tukang
c. Metode
- Fabrikasi :
Fabrikasi besi beton dilakukan di Work shop Besi, setelah Shop drawing
Pembesian & Bending schedule disetujui. Pemotongan dilakukan dengan
Bar cutter, kemudian pembengkokan sesuai Shop drawing dilakukan
dengan menggunakan Bar bender. Pekerjaan fabrikasi harus dilaksanakan
oleh tenaga kerja yang ahli. Pengawasan pekerjaan ini perlu dilakukan
dengan ketat agar tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi yang
telah difabrikasi ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah
disediakan terlebih dahulu, diberi label pada setiap jenisnya.
- Pemasangan :
Setelah fabrikasi selesai, besi beton yang akan dipasang diangkut ke lokasi
pekerjaan. Pemasangan dilakukan sesuai dengan Shop drawing. Diameter
besi dan jarak antar besi harus dicheck dengan benar, agar tidak terjadi
kesalahan yang mengakibatkan pembongkaran pasangan besi. Tukang
yang ahli dan berpengalaman diperlukan untuk menjamin kualitas
pemasangan.
3. Pekerjaan Pengecoran
a. Bahan :
- Semen Portland
- Kerikil
- Pasir
- Air
- Additive ( jika diperlukan )
- Bonding Agent
- Goni basah.
b. Peralatan :
- Alat Pencampur beton ( Concrete mixer )
- Alat angkat/Lift barang
- Compressor
- Concrete vibrator
- Gerobak sorong
- Peralatan Tukang
c. Metode
1) Pencampuran beton.
Sebelum melakukan pencampuran beton, harus dibuat mix design
beton yang akan dibuat. Hal ini meliputi penyelidikan
Laboratorium terhadap bahan-bahan sesuai standar yang diminta
spesifikasi, antara lain PBI, ASTM, AASTHO, BS.
Setelah persiapan mix design disetujui, dan diadakan uji campuran
( trial mix ) sudah berhasil, maka material dapat diorder sesuai
dengan yang telah disetujui oleh Pengawas/Pemilik Proyek.
Selama pengecoran perlu diperiksa secara kontinu bekisting yang menjadi acuan
maupun perancah untuk memastikan tidak ada kebocoran, bekisting pecah atau
bekisting roboh akibat tidak kokohnya bekisting dimaksud. Petugas vibrator
melaksanakan tugasnya secara kontinu pada beton yang dicorkan sesuai prosedur
pemadatan beton, ini dimaksudkan agar beton benar-benar padat, dan tidak terjadi
keropos. Setelah selesai pengecoran, beton dirawat dengan menggunakan air sebagai
pelembabnya, baik disiramkan maupun diberi goni basah. Bekisting dapat dibongkar
setelah umur beton memenuhi spesifikasi teknik.
Tenaga Kerja :
- Manager Proyek
- Site Manager
- Ahli K3
- Tenaga Ahli Arsitektur
- Quality
- Ahli Geoteknik
- Tenaga Ahli Alektrikal
- Ahli Teknik Geodesi
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang besi
- Kepala Tukang beton
- Mandor
- Pekerja
RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
Bekerja
kebisingan
V PEKERJAAN DINDING
1 Pek. Pasangan Dinding Bata, ad. 1 Pc : 3 Ps
2 Pek. Pasangan Plesteran Dinding , Ad. 1 Pc : 3 Ps
3 Pek. Acian Dinding Bata
4 Pek. Finishing Acian Beton
5 Pek. Dinding Keramik Kamar Mandi 20/40
6 Pek. Dinding Granit 60x60
7 Pek. Plint Keramik Kamar Mandi 10/20 (atas dan bawah)
8 Pek. Rangka Dinding Partisi Baja Ringan
9 Pek. Penutup Dinding Partisi Gypsum
10 Pek. Penutup Dinding Partisi Multiplek
11 Pek. Pemasangan Partisi Toilet PVC ( toilet wanita dan Pria )
12 Pek. Backdroop uk . Panjang 4,8 m tinggi 2,4 m ( Mulptilek 18 mm di lapis HPL )
13 Pek. Huruf Stainles pada dinding Backdroop
14 Pek. Logo Stainles Pemda Kabupaten Bandung
a. Sediakan bak yang diisi air untuk merendam batu bata yang akan dipasang (± 10
menit )
b. Buat tarikan benang tiap ± 7 lapis bata.
c. Pemasangan kaso 5/7 di dua ujung lokasi secara tegak lurus
d. Tinggi pasangan bata maximum yang diperbolehkan terhadap sesuai dengan
gambar dan rencana dan syarat-syarat pekerjaan
e. sebelum pelaksanaan pasangan dimulai, pasangan batu bata sebaiknya disiram.
f. Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus padat
sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang lurus.
g. Kemudian pekerja / Tukang memasang batu bata hingga menyusun seperti
gambar kerja dan direkat dengan adukan beton
h. Tukang memastikan susunan pasangan batu bata sejajar, kokoh dan rapi
i. Juru Ukur melakukan pengukuran agar pasangan bata terpasang dengan sejajar
dan Sesuai Bestek
Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Quality
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang Plasteran
- Mandor
- Pekerja
RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Bekerja Hati-hati Gunakan alat safety kerja
bekerja
VI PEKERJAAN LANTAI
1 Pekerjaan Lantai Keramik Granit 60 x 60
2 Pekerjaan Lantai Keramik WC 20 x 20 ( anti slip )
PEKERJAAN KERAMIK
Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk dalam item pekerjaan ini adalah :
a. Lakukan Pengukuran level lantai dan pasang benag acuan yang akan di pasang
Homogenuos tile/keramik/ Granit dimana level di semua sisi harus sama agar level
Lantai sama.
b. Pekerjaan pengurugan pasir urug untuk lantai
c. Pekerjaan spesi untuk dudukan keramik/granit untuk lantai dan juga tetap pada
acuan benang yang sudah terpasang.
d. Setelah itu dilakukan pemasangan Homogenuous/ Keramik/granit lantai
4. Pilih keramik yang akan dipasang, sehingga ukurannya sama dan tidak ada
yang cacat.
6. Periksa dan siapkan saluran-saluran instalasi yang tertanam dibelakang keramik
dengan benar
Persiapan
Pengukuran
Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) pada dinding yang
akan dipasang plint keramik.
Dinding yang akan dipasang plint keramik pada bagian bawah jangan
diplester + aci dahulu agar tidak ada pekerjaan bobokan.
Rendam plint keramik dalam air.
Pasang plint keramik pada dinding yang sudah di marking dengan perekat
menggunakan acian.
Pada saat pemasangan, tekan plint keramik atau pukul dengan palu karet
untuk mendapatkan permukaan keramik yang rata.
Cek kerataan pasangan plint keramik dengan waterpass.
Grouting/isi nat antara plint keramik dengan semen khusus grouting nat.
Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Quality
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
- Pekerja
RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Bekerja Hati-hati Gunakan alat safety kerja
bekerja
Persiapan
Pengukuran
Setelah rangka terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dan Kalsiboard dapat mulai
dipasang.
RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Bekerja Hati-hati Gunakan alat safety kerja
bekerja
VIII PEKERJAAN MEKANIKAL
1 Pek. Instalasi Air Bersih
2 Pek. Instalasi Air Kotor
3 Pas. Kran Air
4 Pas. Floordrain Stainles
5 Pas. Wastafel dan Cermin
6 Pas. Kloset duduk/Monoblok
7 Pas Urinoir Toto Setara u57m
8 Pas. Kloset jongkok Porselen
Pekerjaan Sanitair
A. Pekerjaan persiapan
4. Persiapan material kerja, antara lain : closet jongkok, closet duduk, urinoir,
wastafel, floor drain, kran leher, kran air, pompa air, tangka air,
septictank,pipa pvc, bak fiber, dll
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass, obeng,
kunci pas, gun sealant, dll.
B. Pengukuran
Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan
dan elevasi ketinggian alat sanitair.
d). Pastikan lubang pembuangan sesuai dengan rough-in kloset yang akan
dipasang. Tandai lubang yang akan dibor. Sesuaikan mat abos dengan baut
yang akan dipakai.
e). Masukkan fisher ke dalam lubang yang telah dibor, sampai rata dengan
lantai keramik.
f). Pasang stop kran kedalam lubang suplai air pada dinding (gunakan seal
tape pada penyambunganke pipa instalasi kemudian hidupkan air, untuk
memastikan tidak ada kebocoran.
i). Masukkan baut pengikat lantai kedalam lubang baut pada kaki klosed,
kemudian kencangkan sekrupnya Hindari pengencangan sekrup yang
berlebihan.
j). Pasang pipa fleksibel ke stop kran yang telah dipasang ke dinding, pastikan
sealnya sudah terpasang dengan benar.
k). Pasanglah penutup klosed pada klosed yang telah terpasang gunakan
obeng untuk mengencangkanya.
2. Pekerjaan Pemasangan Wastafel
d). Posisikan wastafel pada dinding sesuai gambar rencana, di mana lubang
sekrup wastafel berada tepat pada lubang bor di dinding. Berikutnya pasang
sekrup fischer pada lubang dinding untuk mencengkeram wastafel.
Selanjutnya kencangkan sekrup fischer menggunakan screw driver sehingga
posisi wastafel benar-benar stabil.
d). Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.
f). Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass, dibersihkan
dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
a. Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai
dengan standar(APD) .
b. Peralatan yang diperlukan antara lain alat bantu pertukangan standar untuk
melaksanakan Pekerjaan misalnya Bor Listrik, Gergaji, Alat Pemotong Besi,
Waterpass, Alat Ukur, dan lain-lain.
IX PEKERJAAN ELECTRICAL
1 Pek. Instalasi Titik Lampu
2 Pek. Instalasi Titik Stop Kontak
3 Pek. Stop Kontak
4 Pek. Saklar Tunggal
5 Pek. Saklar Ganda
6 Pek. Pemasangan Armatur Lampu TL 36 watt
7 Pek. Pemasangan Armatur Lampu SL 24 watt
8 Pek. Kabel instalasi daya dari KWH PLN ke padel SDP NYY 4 x 16 mm
9 Pek. Pemasangan Lampu Downlight PL - C 18 watt
10 Pek. Pemasangan AC window 2 pk
11 Pas. BOX MCB
Pekerjaan Elektrikal
PENGENDALIAN YG DISYARATKAN
1. Pekerja harus memakai pelindung kepala,
sepatu dan sarung tangan
2. Dipasang rambu-rambu
PERALATAN : “Awas Kesetrum
Listrik “
- Alat listrik (obeng,Tang)
- Scafolding
- Tang Ampere
- Bor Tangan
- Alat bantu
Bending Konduit
Bor Tangan
Tang, Obeng dll
Benang
Cat, Kapur & Spidol
c. Pelaksanaan Pemasangan Konduit Outbow
a. Material
Palu
Tang, Obeng dll
Bending konduit
Benang
Cat, kapur dan Spidol
a. Material
a. Material b. Peralatan
Saklar
Stop kontak
Grid switch
b. Peralatan
Bor tangan
Tang, obeng dll
Waterpass
c. Urutan Pelaksanaan
4.Pemasangan Armature
a. Material
Armatur
Kawat gantungan
b. Peralatan
Pemasangan AC
Cara Pemasangannya :
Pengecekan jenis material AC yang akan dipasang disesuaikan dengan
spesifikasi dan dudukan exhaust fan yang ada di lapangan.
Mengecek instalasi listrik ke AC yang akan di ganti/ dipasang
Persiapkan area AC yang akan dipasang dengan atau tanpa alat bantu.
Ketika memasang, perhatikan kondisi arus lagi mati/ tidak teraliri arus listrik.
Perhatikan juga ketinggiannya.
Mulai instalasi kabel dan penyambungan koneksi antara jaringan listri ke AC
Pasang AC pada dudukan yang sudah dibuat terlebih dahulu
Kemudian dilakukan pengetesan apakah AC sudah berfungsi dengan benar.
UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini mencakup ketentuan / syarat-svarat (pembayaran, pengiriman,
penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material dan peralatan.
b. Meliputi penyediaan bahan-bahan kaca dan cermin pekerjaan arsitektur di
dalam bangunan, aksesori yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
termasuk penyediaan sealant, persiapan dan pemeriksaan bagian-bagian yang
akan dipasang kaca dan cermin serta pemasangan kaca dan cermin.
c. Bagian-bagian yang terkait :
Pekerjaan Kusen
Pekerjaan Pasangan Dinding & Plesteran
d. Definisi :
Manufaktur yang digunakan pada bagian ini adalah perusahaan yang
memproduksi kaca primer atau kaca sesuai dengan definisi referensi kaca
standar.
1.2. Referensi
a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar : NI-3-1970, dan SII0189-78.
b. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dan Pemberi Tugas.
Publikasi bahan gelas : sesuai dengan publikasi yang direkomendasi oleh
pabrik gelas dan organisasi dibawahnya, kecuali terdapat persyaratan-
persyaratan yang lebih ketat ditunjukkan. Mengacu kepada publikasi dibawah
ini untuk persyaratan kaca dan bukan sebaliknya.
• FGMA publication : “FGMA Glazing Manual "
c. Safety Glass : produk sesuai dengan ANSI 297 .1 dan persyaratan testing
dalam 16 CFR Part 2101 untuk kategori II produk.
d. Kualifikasi glasur : memiliki pengalaman glasur yang telah menyelesaikan
bahan kaca yang sama, dan ditambah dengan yang di indikasikan dalam
proyek dengan record yang sukses dalam pelayanan.
e. Tanggung jawab produk kaca untuk satu sumber :
Pakailah kaca dari satu sumber untuk setiap produk yang ditunjukkan dibawah
:
1. Primary Glass untuk setiap tipe dan kelas yang ditunjukkan (ASTM C
1036).
2. Heat-treated glass untuk setiap kondisi yang ditunjukkan (ASTM C 1048).
f. Testing adhesi dan kesesuaian pra-konstruksi :
Kirimkan ke pabrik sealant, contoh untuk setiap kaca, gasket, aksesori kaca,
member frame kaca, yang akan melekat atau mempengaruhi sealant kaca
untuk testing kesesuaian dan adhesi seperti yang ditunjukkan dibawah ini :
1. Pakailah standar metode test pabrik sealant untuk menentukan jika primer
dan teknik persiapan spesifikasi lain dibutuhkan untuk kecepatan, adhesi, dan
penyaluran yang optimum dari sealant pada substra tes (dasar bagian yang
check).
2. Kirimkan tidak kurang dari sembilan potong setiap tipe dan finish dari
frame kaca, dan tiap tipe, kelas, jenis, kondisi dan bentuk kaca (monolitik,
laminated, unit insulasi) untuk testing adhesi, termasuk satu sample untuk
setiap aksesori kaca (gasket, setting block, dan spacers) untuk kesesuaian test.
3. Schedule kecukupan waktu untuk test dan analisa hasil untuk menghindari
penundaan dalam pekerjaan.
4. lnvestigasi material dan adhesi yang tidak kompatible / sesuai dan
dapatkan rekomendasi tertulis dari pabrik sealant untuk mengukur koreksi,
termasuk pemakaian special primer.
5. Testing tidak akan dibutuhkan bila pabrik sealant kaca dapat mengirimkan
data-data yang dibutuhkan yang diterima oleh MK dan Pemberi Tugas dan
harus didasarkan pada testing sebelumnya untuk produk sealant yang
sekarang digunakan untuk adhesi dan kesesuaian dengan material kaca yang
diusulkan / diberikan.
g. Rapat sebelum pemasangan :
Aturlah pertemuan di site office untuk memastikan kebutuhan / syarat-syarat
dalam divisi "project meeting".
1.3. Pengiriman (Submittals)
Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan MK,
Pemberi Tugas dan Perencana.
a. Data produk dari setiap produk kaca sesuai spesifikasi.
b. Sample untuk tujuan verifikasi sebanyak 3 (tiga) set ukuran 300 mm x 300
mm dari setiap tipe kaca yang ditunjukkan dalam spesifikasi (kecuali untuk
produk kaca bening / monolitik) untuk setiap tipe dari sealant dan gasket yang
diekspose dan terlihat. Pasanglah contoh sealant dan gasket diantara 2 garis
material yang mewakili warna dalam sambungan sistem pada kusen.
c. Sertifikat produk dengan tanda pabrik kaca yang menjamin produk mereka
sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan :
Sertifikat terpisah tidak diperlukan untuk produk kaca dengan label permanen
pabrik yang menunjukkan tipe dan ketebalan kaca. Berikan label yang
mewakili program yang menunjukkan tipe dan ketebalan kaca. Quality
Control dari agen sertifikat atau agen pengetesan independen yang dapat
diterima oleh jurisdiksi otoritas.
d. Kesesuaian dan laporan test adhesi dari pabrik sealant yang menunjukkan
bahwa material kaca di test untuk kesesuaian dan adhesi dengan sealant kaca.
lkutkan interprestasi pabrik sealant dalam hasil test relatif terhadap
performance sealant dan rekomendasi untuk primer dan persiapan bagian
dasar yang diperlukan untuk adhesi.
BAHAN
2.1. Sistem Persyaratan Performance
a. General : siapkanlah sistem kaca yang dibuat, difabrikasi. dan dipasang
untuk mendukung perubahan suhu normal, beban angin, tekanan angin
(dimana diperlukan), tanpa kegagalan, kehilangan, dan patah pada atribut kaca
seperti : kegagalan pembuat, fabrikasi dan pemasangan; kegagalan sealant dan
gasket untuk bertahan anti-air dan tahan / kedap udara : kerusakan material
kaca. Dan kerusakan konstruksi.
b. Desain kaca : ketebalan kaca yang ditunjukkan dalam gambar hanya untuk
detail Konfirmasikan ketebalan kaca dengan analisa beban-beban proyek dan
kondisi pelayapan. Siapkan kaca dengan variasi ukuran bukaan untuk
ketebalan dan kekuatan (penguatan dan pengaturan terhadap panas) agar
sesuai atau dapat melampaui kriteria-kriteria berikut :
1. Ketebalan kaca minimum secara nominal untuk kaca exterior adalah 8 mm,
atau lebih tebal sesuai gambar.
2. Ketebalan kaca float dengan warna sehingga ada penyerapan panas untuk
setiap warna (tint) adalah sama untuk seluruh bagian dalam proyek ini.
3. Ketebalan minimum kaca dalam bidangnya, apakah terjadi dari kaca yang
diperkuat atau penyesuaian panas, akan dipilih sehingga kemungkinan
kegagalan tidak melewati hal-hal berikut :
8 lembar per 1000 lembar diset secara vertikal atau tidak lebih dari 15° dari
garis vertikal dan pada gerakan angin. Tentukan ketebalan minimum kaca
monolitik yang diperkuat sesuai dengan ASTM E 1300. Untuk kaca lain
selain kacaa monolitik yang diperkuat (monolitic annealed glass) tentukan
ketebalan sesuai dengan standar metode analisa pabrik kaca termasuk faktor
pengaturan pemasangan (applying adjustment factors) sesuai ASTM E 1300
berdasarkan tipe dari kaca.
c. Gerakan suhu normal dihasilkan dari perubahan maksimum berikut (range)
dalam ambient dan perlakuan temperatur permukaan pada member dari frame
kaca dan komponen kaca. Ka!kul asi rekayasa dasar pad a temperatur
permukaan sebenarnya pada material karena solar heat gain dan nighttime sky
heat loss. Perubahan temperatur (range ) : 120°F (67°e), ambient : 180°F
(100°C), permukaan material.
2.2. Produk
a. Kaca untuk jendela dan pintu interior :
Semua kaca harus tercantum label dari pabriknya dan harus sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan dalam spesifikasi berikut :
1. Kaca Eksterior : (bukan curtain wall)
Type Clear Tempered atau sesuai gambar rencana.
Ukuran : sesuai dengan yang tertera pada gambar
Tebal : 8 mm
Kontraktor harus membuat perhitungan kebutuhan ketebalan kaca untuk
ukuran-ukuran yang lebar, yaitu melebihi lebar 1.00 m dan panjang 2.00 m.
2. Kaca Interior :
b. Cermin :
Tebal : 5 mm sesuai dengan luas bidang cermin, warna clear Syarat-syarat
kelengkapan pemasangan untuk kaca cermin adalah :
Merupakan High Quality Polished Plate Mirror.
Dipasang pada plywood lebal 15 mm dan ditopang oleh rubber pad tebal 15
mm pada setiap jarak 40 cm sehingga tidak berjamur.
Bonding agent : Epoxy based adhesive
Fixing system : Concealed anchor
Jenis : Kayu profil
c. Kaca untuk jendela, pintu dan partisi interior : Tebal : 8 mm (sesuai
gambar)
d. Kaca tempered 12 mm untuk dinding lobby, railing tangga, pintu entrance
dan pintu interior.
e. Kaca Colored Glass 8 mm, untuk Lobby Lift.
2.3. Merk
Merk yang direkomendasikan adalah : lihat spesifikasi material arsitektur.
PENERAPAN
1.1. Pemeriksaan
a. Ukuran kaca harus ditentukan berdasarkan pengukuran lapangan yang
sebenarnya dari frame / bingkai untuk menerima bidang kaca.
b. Berilah peluang untuk ekspansi, kontraksi, dan pergerakan serta tambahkan
bantalan dan jepitan yang baik. Identifikasi tipe kaca pada saat dikirim ke site
dan saat pemasangan.
c. Periksa seluruh permukaan untuk menerima bagian-bagian yang telah
disebutkan sesuai spesifikasi.
d. Review schedule dari prosedur pemasangan kaca. termasuk metade
pengangkatan kaca, pemakaian material kaca, pemasangan gasket dan
removable stops.
3.2. Pemasangan
a. Pekerja pemasangan kaca haruslah orang yang telah memiliki pengalaman
dalam bahan dan sistem pemasangan kaca. Pergunakan alat dan per lengkapan
yang di rekomendasikan oleh pabrik kaca.
b. Ukurlah semua bukaan dan potonglah kaca dengan tepat agar cocok dengan
setiap bukaan dengan kelonggaran pada tepi-tepi yang disyaratkan.
c. Berilah primer pada permukaan bingkai untuk menerima panel kaca sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik, dengan memakai primer yang direkomen-
dasikan.
d. Pasanglah setting blocks pada posisi kira-kira seperempat dari sill.
Gunakanlah block dengan ukuran yang memadai untuk menyangga kaca
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
e. Berilah ruang / spasi untuk kaca ter hadap pengakhiran kecuali terdapat
gasket dan tape yang kontinyu, dengan minimum 2 (dua) perenggang / pem
batas pada setiap sisi dari kaca. Berikan sealant dengan ketebalan yang sama
dengan kaca atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Berikan ju mlah
yang dibutuhkan untuk jepitan minimum 9 mm pada kaca pada ke 4 sisi-
sisinya.
f. Pada keadaan terpasang bila ditutup dan dibuka, kaca-kaca tidak boleh
bergetar yang menandakan kurang sempumanya pemasangan seal disekeliling
kaca.
g. Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus dapat menjamin bahwa
tidak akan terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan dan udara luar.
h. Pemasangan panel kaca sebaiknya dilakukan dari arah dalam bangunan,
untuk memudahkan penggantian.
3. Pekerjaaan Kunci Tanam Biasa
1. Persiapan pekerjaan
a). Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pasang kusen pintu
(type P1).
b). Approval material yang akan digunakan.
c). Persiapan lahan kerja.
d). Persiapan material kerja, antara lain : kusen aluminium 4 x 1 3/4'” warna,
sekrup, fisher, engsel pintu stainless, sealant, baut dynabolt, daun pintu
existing, kaca polos 5 mm, kaso kamper, slot Grendel, handle pintu, kunci
tanam dan cat kayu.
e). Persiapan alat kerja, antara lain : cutting well, bor, gergaji, waterpass,
unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, dan cutter, bor sekrup, obeng,
meteran,spidol, amplas, kuas cat.
2. Pekerjaan Pasang Kusen Aluminium 4x1 ¾” Warna
Teknis pelaksanaan pekerjaan
a. Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan
dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau
belum.
b. Fabrikasi kusen alumunium
1). Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk
memudahkan apabila ada perbaikan.
2). Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup
galvanis.
3). Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan
protection tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu
pemasangan.
c. Pemasangan kusen alumunium
1). Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi
lapangan siap yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem
pemasangan dengan di screw fisher menggunakan fisher S8.
2). Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan
kesikuan kusen alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting.
Apabila tidak lurus maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga
lebih kuat dan tahan lama.
3). Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan
dinding di isi silicone sealant
Dinding dalam.
1. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis
Emulsi Acrylic kualitas I, Catylac, glotek Cat ini tidak
mengandung bahan-bahan tambahan yang membahayakan
lingkungan dan kesehatan penghuni, dengan lapisan dasar
Alkali Resistance Sealer warna ditentukan Perencana.
2. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok dan plamer wall
Putty kualitas I.
Dinding Luar.
1. Untuk dinding luar bangunan digunakan Cat berbahan
dasar acrylic kualitas Weathershield. Dengan lapisan
dasar cat primer berbahandasar alkali resistant sealer.
Konstraktor harus memberikan Garansi Bahan dan
pelaksanaan selama 5 tahun.
2. Cat luar bangunan tidak boleh di plamur, bila permukaan
tidak rata/ bergelombang harus diratakan dengan bahan /
semen khusus ( sejenis Seam Coat )
S yarat Pelak s an aan
Pekerjaan dinding
1. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan
seluruh plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang
ditentukan gambar.
2. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dan plat
baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai
membentuk bidang yang rata.
3.. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis
alkali resistance sealer atau cat primer untuk exterior yang
dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion dengan kekentalan
cat sebagai berikut :
- Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
- Lapis II kental
- Lapis III encer.
Kertas semen/koran
Lakban
Amplas
Rol
Kuas
Skrap
Kain lap
Plamur
Cat dinding
Pelaksanaan :
1. Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran
dengan kain.
2. Llindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang
akan dicat dengan kertas semen/ koran dan lakban.
3. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang
rata dengan pilamur, kemudian tunggu sampai kering.
4. Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga rata.
5. Cek, apakah permukaan dinding sudah rata ?
6. Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada
bidang yang luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit).
7. Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
8. Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua/
terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).
9. Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata
10. Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/ pekerjaan
lain yang seharusnya tidak terrkena cat dengan kain lap.
d. Hasil akhir :
Tenaga Kerja :
- Site Manager
- Ahli K3
- Quality
- Quantity
- Tukang
- Kepala Tukang Beton
- Mandor
- Pekerja
Untuk pengecatan multiplek juga dengan metode sama hanya saja jenis cat yang
digunakan disesuaikan dengan gambar dan atas persetujuan direksi pekerjaan.
RK3K
RESIKO KERJA PENGENDALIAN RESIKO KERJA
1. Tangan kena alat kerja - Bekerja Hati-hati Gunakan alat safety kerja
bekerja
Seluruh sisa material dan sampah harus dibersihakan dan di buang pada tempat yang
tersedia sehingga bangunan di serahterimakan dengan keadaan bersih dan siap pakai
Perawatan akan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Peran mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan akibat
dari kerusakan peralatan. Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat ditangani oleh para
mekanik, maka peralatan tersebut akan dikirim ke bengkel pusat.
Untuk menghindari penundaan waktu maka pelaksana harus mempunyai cadangan yang dapat
digunakan secara cepat seperti ketika pengecoran dilaksanakan, concrete pump yang digunakan
sebanyak 2 buah.
Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga kerja yang
sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu
pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja. Pemilihan
mandor untuk melaksanakan pekerjaan secara borongan haruslah tepat. Maka tim pelaksana
harus hati-hati dalam pemilihan mandor, sebab akan menentukan mutu sekaligus ketepatan
waktu selesai proyek.
Setiap tenaga kerja yang dibawa oleh para mandor haruslah sudah mempunyai pengalaman
yang sesuai dengan keahliannya, seperti pembesian, pembobokan, bekisting hingga
pengecoran.
4. Pengendalian WAKTU
7. Pengendalian BIAYA
Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya dengan realisasi
pekerjaan. Fungsi dari pengendalian biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) tidak
membengkak dalam pelaksanaannya. Jikapun adanya pembengkakan maka perlunya evaluasi
biaya.
8. Pengendalian K3
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja dari
segala kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Perlindungan tenaga kerja dalam suatu
proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dalam melakukan
pekerjaannya. Target K3 sendiri adalah ‘zero accident’ selama pelakasanaan di lapangan
sehingga perlunya penyusunan:
a. Safety Plan
Identifikasi bahaya kerja, dan penanggulangannya, rencana penempatan alat-alat pengamanan
seperti pagar pengaman, jarring pada tangga dan tepi bangunan, railing serta rambu-rambu K3
serta rencana penempatan alat-alat kebakaran (tabung pemadam api), dan lain-lain.
b. Security Plan
Prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi daerah rawan di
wilayah sekitar proyek, dan prosedur komunikasi di proyek.
c. House Keeping
lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, tempat sementara penimbunan material bekas,
pengaturan kantor, jalan sementara, gudang, barak pekerja dan lain-lain.
G. RENCANA PENANGANAN MASA
PEMELIHARAAN
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan permohonan untuk
diadakan pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan yang dilakukan
bagus dan cukup akan dilakukan permohonan serah terima pertama (I). Setelah diadakan
serah terima pertama barulah masa pemeliharaan dapat dilaksanakan.
Selama masa pemeliharaan pekerjaan jika terdapat kerusakan pada bangunan maka akan
dipertanggung jawabkan.
1. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil pelaksanaan
konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan ini akan melakukan perbaikan segala
cacat atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi.
2. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam dan di luar gedung,
harus diuji coba sesuai fungsinya. Apabila terjadi kekurangan atau kerusakan yang
menyebabkan peralatan tidak berfungsi, maka akan diperbaiki sampai berfungsi dengan
sempurna.
3. Hasil kerja yang masih kurang sempurna akan dilakukan perbaikan sampai memenuhi
spesifikasi untuk diterima oeh pihak owner.
4. Masa pemeliharaan konstruksi akan mengikuti aturan yang ada dalam kontrak terhitung
sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi.
5. Jika ada hasil pekerjaan yang kurang bagus, pada masa perawatan adalah saat bagi
kontraktor untuk memperbaikinya sehingga dapat memberikan produk dengan kualitas
terbaik.
6. Melakukan perbaikan jika ada pekerjaan yang tidak baik atau ME tidak berfungsi,
misalnya pada atap yang pekerjaan maka harus diperbaiki agar air hujan tidak merusak
bagian interior bangunan.
7. Pengetesan fungsi bangunan apakah layak dan aman untuk digunakan sebagai dasar
untuk mendapat izin pakai bangunan dari departemen terkait.
8. Waktu bagi kontraktor untuk menyelesaikan administrasi kontrak seperti laporan
pelaksanaan, gambar asbuilt drawing, foto proyek, tagihan pembayaran dan sejenisnya.
9. Pekerjaan bongkar fasilitas proyek seperti barak pekerja, direksi keet dan macam-
macam perlengkapan pembangunan lainya.
Demikian Metode Pelaksanaan ini kami susun sebagai gambaran bahwa kami mengerti
dan bisa melaksanakan pekerjaan ini dan dokumen ini sebagai persyaratan dalam
penawaran. Terima Kasih
PT. .....................
......................................
Direktur