Anda di halaman 1dari 11

RESUME

PONDASI BORED PILE

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teknik Pondasi Yang
Diampu Oleh Dr. H. Dian Hardijana, S.T.,M.T.

Oleh:

Lukmanul Hakim
1406097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
PONDASI BORED PILE

Pondasi adalah bagian terpenting yang mendukung kestabilan bangunan berfungsi


meneruskan gaya dari segala arah bangunan di atasnya ke tanah.

A. Pengertian Pondasi Bored Pile

Pondasi strauss pile atau bore pile ?

Pondasi Strauss pile adalah pondasi yang dalam cara pembuatannya dikerjakan oleh
tenaga manual atau tenaga penggerak mata bornya adalah tenaga manusia, dengan itu
kedalaman dan diameter bor yang dapat dikerjakan sangat terbatas ialah diameter berkisar di
20cm, 25cm, 30cm dan 40cm dengan kedalaman 3 meter s/d 8 meter ( sesuai lapisan tanah
"keras" didaerah yang dikerjakan). metode strauss pile atau bore pile manual kebanyakan
digunakan untuk bangunan 2 lantai, 3 lantai, pagar, ruko dll.

Pondasi Bore pile hampir sama dengan strauss pile yang membedakan adalah dalam
pelaksaannya, pondasi bore pile dikerjakan dengan mesin "alat mini crane" dengan alat ini
dapat dikerjakan pondasi dengan diameter 30cm , 40cm , 50cm dan 60cm kedalaman pondasi
mencapai 30 meter, metode bore pile "alat mini crane" sering digunakan untuk bangunan di
daerah padat penduduk, bangunan lebih dari 3 lantai, pondasi jembatan dan lain-lain.

B. Jenis Alat Bored Pile dan Metode Pengerjaannya


a. Bore Pile mini crane

Dengan alat bore pile mesin ini bisa dilaksanakan pengeboran dengan pilihan
diameter 30 cm,40 cm,50 cm ,60 cm hingga 80 cm.Metode bor pile menggunakan
sistem wet boring (bor basah),dibutuhkan air yang cukup untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sehingga sumber air harus diperhatikan jika
menggunakan alat bor pile ini.
b. Bore Pile Gawangan

Alat bor pile ini memiliki sistem kerja yang mirip dengan bor pile mini
crane,perbedaan hanya pada desain sasis dan tiang tempat gearbox,kemudian juga
diperlukan tambang pada kanan dan kiri alat yang dikaitkan ketempat lain agar
menjaga keseimbangan alat selama pengeboran.

c. Bore Pile Manual / Strauss Pile

Alat strauss pile ini menggunakan tenaga manual untuk memutar mata
bornya,menggunakan metode bor pile kering (dry boring).Alat bor pile manual yang
simpel ,ringkas dan mudah dioperasikan serta tidak bising saat pengerjaan menjadikan
cara ini banyak digunakan diberbagai proyek seperti perumahan ,pabrik ,gudang,pagar
dll.kekuranganya terbatasnya pilihan diameter yakni hanya 20 cm,25 cm ,30 cm dan
40 cm.tentu saja karena ini berhubungan dengan tenaga penggeraknya yang hanya
tenaga manusia.Jadi cara ini kebanyakan digunakan untuk bangunan yang tidak begitu
berat.

C. Proses Pelaksanaan Pekerjaan Bore Pile

Proses Pelubangan /Pengeboran


Pengeboran menggunakan metode dry boring / bor kering : tanah di gali /dilubangi
/dibor menggunakan alat mata bor auger yang didesain beralur spiral yang ditambahkan
mata penggerus untuk mengikis tanah.Mata bor diputar lewat stang bor dan diangkat
setiap kedalaman bertambah 50 cm.Proses ini dikerjakan berulang-ulang sampai
dengan kedalaman tanah yang dibutuhkan.
Pengeboran menggunakan metode wash boring / bor basah : Pengeboran tanah
menggunakan alat mata bor cross bit /palang, yang memiliki kecepatan putar pada gear
box sebesar 400 rpm dan pressure continyu sebesar +/- 210 kg.Pengeboran tanah
dibantu dengan semburan air yang dihasilkan pompa NS-60 yang dialirkan lewat stang
bor mengarah kemata bor cros bit tersebut. Proses ini menjadikan tanah yang terkikis
menjadi lumpur cair pekat dan otomatis terdorong dari dalam lubang keluar keatas
mengikuti alur air.Ketika kedalaman yang direncanakan tercapai yang biasanya
ditandai dengan stagnannya stang bor karena telah mencapai tanah keras,proses
penekanan bor dihentikan, sementara mata bor tetap berputar agar air sirkulasi tetap
mengalir sampai lumpur pekat dan serpihan tanah terdorong keluar dari dalam lubang
semuanya.Ketika proses ini berlangsung,besi fabrikasi tulangan dan pipa cor tremi bisa
disiapkan untuk proses selanjutnya.Kemudian saat lubang cukup bersih dari lumpur
pekat dan serpihan tanah,mata bor diangkat dari dalam lubang.

Proses Pembersihan Lubang Bor


Langkah kedua yaitu pembersihan lubang galian bor dari serpihan tanah dan
lumpur pekat hasil pengeboran.Proses pembersihan dilakukan menggunakan alat
cleaning seperti pipa tabung yang terdapat penutup otomatis untuk mengangkat lumpur
pekat
Instalasi Besi Tulangan Dan Pipa Tremie
Langkah ketiga yaitu instalasi besi tulangan dan pipa tremi untuk proses
pengecoran.
Fabrikasi besi tulangan yang telah di rangkai diangkat menggunakan tali seling yang
terhubung ke power winch yang digerakan mesin penggerak diesel dengan posisi tegak
lurus terhadap lubang bor kemudian diturunkan secara perlahan dan hati-hati.Jika
penggunaan besi beton tulangan lebih dari 12 meter bisa disambungkan dengan diikat
dengan kawat ikat dengan panjang overlap 60-70cm.
Setelah rangkaian besi tulangan terinstal,kemudian pipa tremi bisa di masukkan
kedalam lubang sesuai dengan kedalaman lubang bor.

Proses Pengecoran Concrete Bore Pile


Langkah keempat yaitu proses pekerjaan pengecoran menggunakan concrete ke
dalam lubang bor pile.Agar concrete tidak bercampur dengan lumpur bor di awal
pengecoran, maka bisa menggunakan kantong plastik yang diisi beton concrete basah
dan diikat menggunakan kawat ikat kemudian digantung didalam lubang pipa tremi
kira kira satu meter kebawah dari atas corong pipa tremi.
Setelah semua siap pengecoran bisa dilaksanakan,concrete ditampung di dalam corong
tremi dan ditahan oleh plastik yang berisi concrete basah setelah cukup kantong plastik
dilepas sehingga beton basah mendorong lumpur cair yang berada di dalam lubang
tremi kebawah.Pengecoran dikerjakan secara kontinyu agar pipa tremi tidak penuh
dengan cor dan bisa macet. Dengan metode tremi ini mengakibatkan pengecoran
dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur dari bawah menuju keluar
lubang,sehingga kualitas concrete bisa dijaga.Setelah pekerjaan pengecoran selesai,
semua peralatan pengecoran dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan
kembali untuk dipakai pada titik bor selanjutnya.
Keunggulan Bore Pile Mini Crane :
1. Mobilisasi jasa bore pile yang mudah untuk lokasi dipemukiman,karena
menggunakan colt diesel untuk mengangkut alatnya,sehingga bisa mencapai
gang gang kecil
2. Pengoperasian mesin didesain sederhana namun efektif
3. Minim getaran yang bisa mengganggu lingkungan sekitar.
4. Secara teknik dan spesifikasi memenuhi syarat untuk pondasi bangunan
Kemampuan Alat Mesin Bore Pile Mini Crane :
1. Mampu mengebor dari diameter 30 cm sampai dengan 60 cm.
2. Sanggup mengebor dengan kedalaman mencapai 30 meter atau sampai
kedalaman tanah keras sesuai soil test
3. Bisa mengerjakan dengan dua metode : wash boring dan dry boring (untuk
kondisi tanah yang tidak berair)

Kecepatan pekerjaan tergantung pada beberapa faktor sebagai berikut:


1. jenis dan lapisan tanah setempat (tingkat kekerasan tanah)
2. Medan kerja lokasi pelaksanaan ( bobokan pondasi lama jika ada maupun bekas
instalasi lainya pada bangunan lama dll)
3. Kesiapan Suplai bahan material (besi beton ,concrete dll)
4. Kesiapan Proses Pembuangan limbah lumpur hasil pengeboran.

D. Perhitungan Daya Dukung Pondasi Bored Pile Menggunakan Metode


Mayerhoff
Dilakukan analisis daya dukung pondasi berdasarkan dimensi pondasi yang telah
ditentukan dan karakteristik tanah yang telah diperoleh dari hasil penyelidikan tanah.

Pada perhitungan daya dukung tiang ini saya merencanakan menggunakan pondasi
tiang bor dengan diameter 1 m. Karakterisrik tanah yang digunakan berdasarkan data
uji N-SPT yang diapat dari penyelidikan tanah dengan kedalaman pondasi 26 m.
Daya dukung ultimate diperoleh dengan cara menambahkan daya dukung selimut
dengan daya dukung ujung tiang.

Qu = Qb + Qs

Keterangan :

Qu = Daya dukung ultimit tiang

Qb = Daya dukung ujung tiang

Qs = Daya dukung selimut tiang

Perhitungan Daya Dukung Ujung Tiang (Qb)

Berikut ini contoh perhitungan daya dukung ujung tiang berdasarkan data N-SPT
DBIII menggunakan rumus.

Qb = Ab x (38N_) x Lb /d Ab x (380N_)

Dimana :

Qb = daya dukung ultitmit ujung tiang (KN)

Ab = luas penampang ujung tiang bor (m2)

N_ = rata-rata nilai N-SPT dari daerah antara 8D di atas ujung tiang

dan 4D dibawah ujung tiang.

D = diameter pondasi.

Lb = kedalaman penetrasi tiang pada lapisan ujung tahanan

(tanah keras)

Perhitungan diatas harus sudah dikalikan faktor sensifitas CN 0,4 sampai 1,0.

Maka,

D =1m
Ab = x 3,14 x 12

= 0,785 m2

N 8D = (5+4+4+9)/4

= 5,5

N 4D = (26+15)/2

= 20,5

N_ = (5,5 + 20,5)/2

= 13

= 13 x 0,4 -----> CN faktor sensitivitas

= 5,2

Maka

Qb = Ab x (38 N_) x Lb /d Ab x (380 N_ )

= 0,785 (38 x 5,2) x (1/1) 0,785 (380 x 5,2)

= 155,116 KN 1551,16 KN ok !

= 155,116 / 9,81

= 15,81 ton

Perhitungan Daya Dukung Selimut Tiang (Qs)

Untuk menghitung daya dukung selimut, dengan cara menghitung daya dukung setiap
lapisan, dengan menggunakan rumus.

Qs = Nrata-rata x Aselimut

Qs = (Nlapisan 1 x Alapisan 1) + (Nlapisan 2 x Alapisan 2) ... N

A. Qs lapisan 1
Qs = 9 x (dt)

Qs = 9 x (3,14 x 1 x 2)

Qs = 56,52 ton

B. Qs lapisan 2

Qs = 14 x (dt)

Qs = 14 x (3,14 x 1 x 2)

Qs = 87,92 ton

C. Qs lapisan 3

Qs = 10 x (dt)

Qs = 10 x (3,14 x 1 x 2)

Qs = 62,8 ton

D. Qs lapisan 4

Qs = 13 x (dt)

Qs = 13 x (3,14 x 1 x 2)

Qs = 81,64 ton

E. Qs lapisan 5

Qs = 5 x (dt)

Qs = 5 x (3,14 x 1 x 2)

Qs = 31,4 ton

F. Qs lapisan 6

Qs = 4 x (dt)

Qs = 4 x (3,14 x 1 x 2)
Qs = 25,12 ton

G. Qs lapisan 7

Qs = 4 x (dt)

Qs = 4 x (3,14 x 1 x 2)

Qs = 25,12 ton

H. Qs lapisan 8

Qs = 9 x (dt)

Qs = 9 x (3,14 x 1 x 2)

Qs = 56,52 ton

I. Qs lapisan 9

Qs = 15 x (dt)

Qs = 15 x (3,14 x 1 x 2)

Qs = 94,2 ton

J. Qs lapisan 10

Qs = 26 x (dt)

Qs = 26 x (3,14 x 1 x 2)

Qs = 163,28 ton

Maka,

Qs = lapisan 1 + lapisan 2 + lapisan 3 + lapisan 4 + lapisan 5 + lapisan

6 + lapisan 7 + lapisan 8 + lapisan 9 + lapisan 10

= 684,2 x 0,4 ------> CN faktor sensitivitas


= 273,808 ton

Setelah didapat Qb dan Qs lalu dimasukkan ke persamaan

Maka,

Qu = Qb + Qs

= 15,81 + 273,808

= 289,618 ton

Nah jadi daya dukung ultimit tiang didapat 289,618 ton.

Jika beban lebih kecil dari 289 ton. Lebih baik dimensi tiang bor dikecilkan agar lebih

efektif, efisien dan harganya tidak membengkak.

DAFTAR RUJUKAN

Jumantoro, Rahman.(2015). Perhitungan Daya Dukung Pondasi Bored Pile


Menggunakan Metode Mayerhoff. [Online]. Tersedia:
http://jumantorocivilengiinering.blogspot.co.id/2015/02/perhitungan-daya-
dukung-pondasi-bored.html (17 Februari 2015).

Sentosa, Rahayu. (2014). Pondasi Bored Pile. [Online]. Tersedia :


http://www.mandiriboredpile.com/2012/10/pondasi-bored-pile.html (1
November 20114)

Anda mungkin juga menyukai