I. URAIAN SINGKAT/PENDAHULUAN
1.1 Pemberi Tugas
Pemberi tugas (owner) adalah Perum. Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten
Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 25 (Dua puluh lima) hari kalender dengan masa
pemeliharaan sesuai dengan dokumen kontrak.
dipersyaratkan) dan jadwal waktu pelaksanaan dengan Bar cath dan S-Churve
spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen pengadaan, Berita acara rapat peninjauan
lapangan, addendum (jika ada) dan dikendalikan dengan Quality Control Plan.
melakukan koordinasi dengan pengelola kawasan wisata kawah putih, peraturan yang
berkaitan dengan tata cara dan pengendalian traffic kendaraan / peralatan proyek dan
penjaminan keamanan dan keselamatan oleh team K-3 proyek.
Pengendalian teknis adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk menjamin suatu
hasil pekerjaan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam dokumen kontrak. Kepuasan
suatu hasil pekerjaan untuk selanjutnya diwujudkan dalam bentuk diterbitkannya Sertifikat
Teknis, Tata Cara Pemayaran dan Pengukuran, Addendum Kontrak (Jika ada), dan
rujukannya yaitu Peraturan Teknis Konstruksi dan pengadaan barang konstruksi.
3.2 Engineering
Kegiatan ini meliputi dan tidak terbatas pada pengukuran / perhitungan bersama,
pengecekan persiapan lahan, proses approved shop drawing dan asbuilt drawing,
proses usulanpersetujuan material konstruksi, dokumentasi, Quality Control Plan, test,
inspection dan cek untuk pekerjaan, proses persetujuan dan pengadaan barang/bahan
terdiri dari personil inti. Team manajeen proyek membuat rancangan urutan pekerjaan
mengacu pada denah pentahapan yang ada didalam dokumen kontrak. Untuk
untuk mendapatkan suatu cara pelaksanaan yang efektif dan efisien berdasarkan
kondisi lapangan yang ada dengan tetap mengendalikan resiko selama pelaksanaan
hingga selesai pekerjaan.
Urutan pekerjaan ini merupaan urutan pelaksanaan fisik pekerjaan dilapangan dan
sangat penting dan sebagai dasar untuk mobilisasi / demobilisasi tenaga kerja,
alat, material sesuai dengan ukuran dan waktu pada saat dibutuhkan.
menentukan keperluan alat, material dan tenaga untuk mencapai suatu target
produktivitas yang telah dirancang dan juga berfungsi untuk tools pengendalian
Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan) yang dimulai dari proses pembuatan
shop drawing, proses pengendalian dan mobilisasi material, alat dan proses
Keamanan dan keselamatan baik bagi tenaga proyek maupun phak lain harus
keperluan alat, bahan dan tenaga dapat dikendalikan sehingga waktu yang telah
Sesuai dengan dokumen lelang maupun dokumen kontrak maka pekerjaan dapat
diserahterimakan jika telah selesai dan sesuai dengan persyaratan teknisnya. Tahapan
serah terima pekerjaan yaitu Serah Terima Pertama yang biasa disebut PHO kemudia
diikuti dengan pemeliharaan dan perbaikan minor pekerjaan untuk selanjutnya sesuai
dengan batas waktu masa pemeliharaan dan jika pekerjaan telah dapat diterima dengan
baik oleh pemilik proyek maka akan dilakukan Serah Terima Kedua atau yang biasa
disebut FHO. Dengan telah diterbitkanya sertifikat FHO maka seluruh tanggung jawab
telah diserahkan kepada proyek dan kontraktor pelaksana dibebaskan dari segala
macam tuntutan.
dan pemilik pekerjaan beserta instansi terkait melakukan sosialisasi kepada masyarakat
setempat agar masyarakat biasa memahami kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga
Soosialisasi dan koordinasi tetap dilakukan selama jalanya proyek seingga dapat
memperoleh infrmasi dan masukan dari masyarakat serta pemecahan masalah yang
timbul selama pelaksanaan proyek.
1.1 Sosialisasi melalui media surat kabar khususnya lokal, selain daripada itu dapat
dilakukan melalui tatap muka langsung dilokasi proyek dengan melibatkan
1.2 Hari pertemuan dipilih pada hari dimana masyarakat kurang melakukan aktivitas
1.4 Dukungan masyarakat akan diminta secara tertulis pada saat itu juga, yang
tokoh masyarakat
2. PADA SAAT PELAKSANAAN/PENGATURAN LALU LINTAS /MAJAMEN LALU
LINTAS
Secara umum, pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan pada lokasi dimana aktivitas lalu
lintas masih berjalan terutama pada saat hari libur atau weekend dimana tingkat
pengunjung di objek wisata semakin meningkat, keluar masuk jalan akses kelokasi
diharapkan kelancaran lalu lintas tetap terjaga, demikian pula halnya pada
akan mengganggu arus lalu lintas terutama pada saat dilakukan pengecoran
jalan.
spesifikasi teknis dan gambar kerja dibuat dengan jumlah dan jenis sesuai
pendukung lainya seperti palu, gergaji dll. Rambu rambu lalu lintas dipasang
Lokasi proyek sesuai yang telah disebutkan pada halaman sebelumnya (sesuai dokumen
pengadaan).
4.2 Penguasaan Lapangan
4.2.1 Umum
Pekerjaan secara umum akan diuraikan pada bagan alir pekerjaan secara garis
besar
Adalah memungkinkan selama tahapan pelaksanaan terjadi perubahan
Sumber daya
selesai seluruhnya
Cuaca
adalah :
B PEKERJAAN PEMATANGAN LAHAN
B.1 Pembersihan dan perataan lahan parkir
B.2 Penghamparan sirtu dipadatkan (untuk parkir Ontang Anting)
C PEKERJAAN DRAINASE
C.1 Membuat saluran air dari batu kali lebar bawah 30 cm tinggi 60 cm tiap 1 m'
E PEKERJAAN KHUSUS
E.1 PEMBUATAN SHELTER ONTANG ANTING
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan lahan dan perataan tanah tiap m2
II PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah
2 Urugan kembali
III PEKERJAAN STRUKTUR
1 Cor beton bertulang pondasi telapak
2 Pek. Besi WF 200
3 Pek. Besi WF 100
4 Pek. Besi Plat tebal 3 mm
5 Pengecatan besi IWF dan besi plat dengan cat duco (rangka shelter)
IV PEKERJAAN LANTAI
1 Cor beton tumbuk/rabat lantai
V PEKERJAAN ATAP
1 Pemasangan Atap Spandek
pekerjaan pada lokasi 1 tidak berhubungan dengan lokasi pekerjaan yang lain,
Lokasi : Pekerjaan Wana Wista Kawah Putih Ciwidey Kabupaten Bandung (Sesuai
gambar kerja).
Urutan pelaksanaan
START
KONTRAK KERJA
MOBILISASI &
DEMOBILISASI
PEK.
PENDAHULUAN
SURVEY LOKASI
DAN
PENGUKURAN
mobilisasi alat yang digunakan dalam pekerjaan ini, untuk demobilisasi atau
pemulangan alat ke besecam. Selain itu pada pekerjaan persiapan awal yang
kerja (shop Drawing ). Pada bagian – bagian konstruksi yang kurang jelas harus
Bersamaan dengan ini mobilisasi dilaksanakan, dan tak kalah pentingnya adalah
demobilisasi dan yang lebih penting lagi harus dibuat gambar aktualnya dan
photo dokumentasi 100% yang diikuti dengan final quantity. Pembuatan photo
(0%, 50%, dan 100 %) pengambilan opname photo tersebut dilakukan satu titik,
jumlah tenaga kerja, peralatan, dan bahan yang digunakan. Untuk dokumentasi
ini dilakukan selama masa pekerjaaan hingga selesai pekerjaan. Kemudian perlu
diadakan koordinasi dengan pihak proyek beserta masyarakat setempat
(pemuka masyarkat stempat) guna dapat membicarakan masalah – masalah
yang mungkin timbul apabila pekerjaan ini dimulai, baik menyangkut teknis
yaitu:
Mencari / Menyewa Lahan Atau Lokasi untuk base camp dan kantor lapangan
pelaksanaannya.
- Peil dasar/induk pekerjaan adalah peil setempat yang telah dibuat oleh
perencana
Tahapan Pekerjaan:
a. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 4 Ps (5,2 Mpa) dan
Pekerjaan Plesteran
Tahapan Pekerjaan:
a. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 3 PP (12,5 Mpa) dan
diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
b. Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan dan dibasahi dulu
dengan air.
A. Pekerjaan Persiapan:
1. Peralatan utama dalam perkerasan jalan pacing block: Benang kasur atau
benang Plastik, Sapu lidi, Sikat ijuk, Gerobak barang seperti yang dipakai untuk
mengangkut pasir , Lori dengan bangku kayu, Alat potong block mekanis atau
hidrolis, Waterpass atau selang plastik transparan, Palu kayu, Pemadat pengetar
(vibro compactor), Potongan-potongan besi beton yang ujungnya telah dibuat
2. Pemeriksaan Pondasi
Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak
bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki
ketidak-sempurnaan pondasi.
Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong
3. Penentuan Lokasi Titik Awal
pemasangan ini harus berawal dari titik terendah agar paving bloak yang telah
terpasang tidak bergeser;
Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau
konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block
B. Pemasangan Kansteen
Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian
perkerasan block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan
paving block agar tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok tetap
saling mengunci.
harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan yang baik antara
beton pembatas dan pondasi sehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu
antara beton pembatas dan lapisan blok tidak diberi tali air biasanya beton
a. Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai alas perletakan
paving block.
2. Pasir alas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm
seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran
lain;
b) Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering (kadar air < 10%) dan
bersifat gembur;
c) Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada
pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;
d) Lapis atas pondasi dibawah pasir alas harus diratakan & diperbaiki sebelum
e) Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang
dapat berfungsi sebagai rel pembantu;
f) Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan
secara tahap;
memudahkan pelaksanaan;
h) Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak
atau dipakai menumpuk bahan;
i) Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari
k) Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar
D. PEMASANGAN POLA
b. Untuk membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang
pembantu dengan sudut yang tepat terhadap beton pembatas.
c. Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.
d. Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola
harus dipertahankanpada tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang
ikan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi
g. Untuk membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang
pembantu dengan sudut yang tepat terhadap beton pembatas.
i. Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola
GALIAN TANAH
- Pasang Pembesian plat pondasi dan untuk tiang s/d panjang penyaluran /
angker ( 40 D), sebagai sambungan penulangan berikutnya ( kolom ) + besi
Ukuran, Karakteristik, Kekuatan dan Type sesuai dengan yang tercantum pada
Gambar, Spesifikasi teknik dan Rincian BOQ dari pada lampiran dokumen tender
Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus menurut dan atau disesuaikan dengan
standar-standar sebagai berikut : JIB, B>S> PPBBI 1983, ASTM, VOSB, TGB, PUBI
1982, SII, mutu baja adalah ST 37/BJ 37. Bahan-bahan yang dipakai buatan
produsen dalam negeri yang dikenal baik dan produknya memenuhi Standar
lurus. Profil yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail- detail konstruksinya
keahlian tinggi.
Pengelasan harus menggunakan las listrik untuk bagian- bagian yang struktural.
Permukaan
yang dilas harus sama dan rata, dan kelihatan teratur. Las-las yang menunjukkan
Gambar kerja tersebut di atas meliputi seluruh bagian dari pekerjaan konstruksi
seperti detail detail pemasangan, penyambungan, lubang-lubang, baut-baut, las,
designation dari bahan dan lain-lain yang secara teknis sangat diperlukan.
sehingga dapat menjamin bahwa seluruh bagian pekerjaan dapat cocok satu sama
gambar kerja perlu memberikan informasi yang lengkap yang diperlukan untuk
pabrikasi dari bagian komponen baja. Informasi ini meliputi dimensi, penempatan,
ukuran dan type dari baut dan las. gambar kerja diperlukan para pekerja agar dapat
mengerjakan proses pabrikasi sesuai dengan gambar yang diminta. Karena itu
2. Pabrikasi
Adalah suatu proses pembuatan dari berbagai macam komponen struktur baja.
Fabrikasi meliputi : Pemotongan, pembuatan lubang ( penyambungan dengan mur
Pola (maal) pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita- pita baja yang
telah disetujui Konsultan Pengawas. Marking mencakup pemberian tanda pada
Pelubangan dapat dilakukan dengan memakai mesin bor atau mesin punch. Cara
Diameter lubang untuk baut HTB adalah satu sampai dengan 1,50 mm lebih besar
dari pada diameter yang tertera pada gambar rencana. Dalam hal lubang tidak
dibor sekaligus untuk seluruh tebal elemen-elemennya, lubang dapat dibor
dengan ukuran yang lebih kecil dan diperbesar kemudian pada saat montase
percobaan.
d. Pekerjaan Penyetelan / Fit Up / Montase
Sebelum tahap perakitan, mula2 dilakukan penyetelan dulu untuk mengetahui
bagian bagian baja yang dipasang tersebut sudah tepat benar ( tidak miring /
alignment ). Pada tahap ini tidak ada pengelasan atau pembautan, karena pada
bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang
atau merusak material. Setelah montase percobaan ok, selanjutnya setiap bagian
harus diberi tanda yang jelas (dengan pahatan dan cat) sebelum montase
percobaan tersebut dilepas. Cat warna yang berbeda dipergunakan untuk
Setelah dibongkar, maka pada permukaan seluruh pekerjaan baja, kecuali pada
bagian yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada perletakan, harus
permukaan dalam keadaan bersih dan kering, kemudian dicat anti karat.
g. Pekerjaan Penyediaan Baut.
Jumlah dari mur - mur, baut-baut, cincin baut atau ring dan sebagainya yang
diperlukan lebih banyak 5% untuk setiap ukuran baut mur dan cincin baut.
Diameter lubang cincin baut adalah 1 s/d 1,5 mm lebih besar dari baut.
h. Pekerjaan Pengangkutan / Delivery /Handling
dilakukan di site.
Menggelar bagian bagian baja dapat dimulai setelah semua bagian baja selesai
dibuat / di fabrikasi dan setelah bagian bagian tersebut selesai di rakit. Erection
bisa dibantu dengan alat berat crane, atau dan dibantu dengan tenaga orang
Gelegar baja harus dipasang sedemikian rupa, sehingga gelegar tersebut dapat
Konsultan Pengawas.
VI. PENUTUP
Untuk pekerjaan yang tidak diuraikan dalam metode kerja ini, akan dilaksanakan sesuai
dengan :
1. Seluruh detail dan tahapan pelaksanaan akan mengacu dan sesuai dengan tahapan
pelaksanaan yang dijelaskan dalam spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen
pelelangan termasuk dokumen tambahan / addendum (jika ada) yang merupakan bagian
dari dokumen pelelangan.
2. Seluruh pekerjaan dengan bentuk, dimensi, jenis, detail mengacu pada gambar
kerja/shop drawing.
3. Seluruh pekerjaan mengacu dan menggunakan serta akan memenuhi standar yang
ditentukan dalam spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen pelelangan termasuk
dokumen tambahan /addendum (jika ada) dan standar lain yang berlaku di lingkungan
4. Pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh tenaga ahli dan terampil di bidangnya.
5. Pekerjaan akan mengahasilkan hasil yang maksimal, presisi dan rapih sesuai dengan
Penawar,
PT. AZA BANAR
Direktur I