PELAKSANAAN PEKERJAAN
ARSITEKTUR
1) HIRARKI PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR
Pada proses pelaksanaan pekerjaan bidang finishing arsitektural ini diatur sesuai dengan
tingkatan pembenaran sebagai berikut :
Penyimpangan/ketidak sesuaian data antara gambar dan data lain wajib ditanyakan pada
pengawas pembangunan untuk diputuskan kemudian, yang mana hasil keputusan itu
merupakan ketetapan yang harus dikerjakan. Dalam hal ini tidak ada perubahan biaya
pemasangan. Kecuali perubahan itu dikehendaki oleh pemberi kerja.
2.1.2. Bahan :
a. Bata Ringan :
Bata ringan yang dipergunakan buatan pabrik lokal. Ex. Celcon, Autoclave, atau
setara.
Bahan Autoclave Aerated Concrete Block (Light Concrete Block). Karakteristik
bahan sesuai dengan data lab manufaktur, ukuran yang dipergunakan adalah 600
X 200 X 100 mm (dengan ukuran standard yang terdapat di pasaran).
Berat Bahan 600 kg/m3 atau berat jenis 0,6.
Tidak mudah pecahatau hancur jika dijatuhkan dari ketinggian 1,5 m.
Permukaan tidak licin.
Bata yang digunakan harus baru, bata bekas pakai tidak diperkenankan untuk
digunakan.
Bata patah yang diijinkan dapat dipergunakan maksimum ⅓ (sepertiga) panjang
utuh.
Bata patah yang miring dapat dipotong siku dengan gergaji metal dan masih
memenuhi syarat.
Penumpukan bahan harus tertata dan tersusun rapi, tidak terurai tak beraturan hal
mana dapat menjadikan tak layak pakai.
Bata ringan ini harus memiliki ketahanan bakar/api hingga 1000°C sedikitnya 3
jam tanpa plasteran dan tidak mengalami perubahan fisik. (standar uji SIN-03-
1741-1989 stabilitas/ integritas/ insulasi).
Memenuhi uji kuat tekan (SNI 15-4936-1998) di atas 50 kg/cm² atau 4,54 Mpa.
Bata ringan harus memenuhi standard daya serap air tidak lebih dari 7 % volume
berat.
Memenuhi uji daya hantar panas (thermal conductivity) dengan standard uji
ASTM-C-177-1997 dengan kisaran 0,25 kcal/m.h.°C atau 2.000 Btu.in/h.ft²°F.
b. Perekat / Mortar
Adukan untuk pasangan bata ringan, thin-bed dengan tebal 3 mm atau adukan
untuk pasangan bata ringan, thick-bed dengan tebal 10 mm. Ex. Mortar Utama,
Drymix, atau setara.
Bahan perekat dapat berupa bahan khusus yang diciptakan khusus untuk bata
ringan termaksud.
Kemasan berbentuk zak asli produk pabrik.
Kemasan yang rusak harus diperiksa dahulu isinya dan harus mendapat ijin pakai
dari pengawas, jika masih dipandang layak pakai.
Persyaratan penggunaan bahan harus sesuai petunjuk pemakaian yang tertera pada
kemasan.
Penyimpanan bahan harus mendapat perlakuan khusus sesuai petunjuk produsen.
Bahan yang dinyatakan rusak, menggumpal/membatu dan tidak layak pakai harus
segera dikeluarkan dari area kerja dalam waktu 2 X 24 jam.
Bahan campuran kimia (jika ada) harus dipergunakan sesuai ketentuan yang
berlaku seperti tercantum dalam kemasan.
Bahan pelarut air bersih harus digunakan sesuai ketentuan perbandingan volume
yang diijinkan.
Kolom Praktis
Pasangan Dinding
Bekisting
tanggulan
Stek besi
tanggulan
n
anggula
n T
Tanggula
Buat tanda pada dinding Gunakan circular saw Gunakan Pahat untuk Kerik dengan hand router
dengan pensil untuk memotong mengeluarkan bagian untuk merapihkan sisa
yang tidak terpakai potongan
1 2 3 4
Buat garis sesuai ukuran Kedalaman alur vertikal Pasang anyaman kawat
Pahat sisa sisa yang
<1/3 tebal blok sebelum di plaster
tidak terpakai
Pemasangan Rock wool
mempengaruhi kesempurnaan
pekerjaan Plasteran.
c. Buat dan Ajukan ijin pelaksanaan
pekerjaan ke MK.
d. Kelengkapan Dokumen (Shop
Drawing dan Approval Material yang
sudah disetujui oleh Owner).
e. Tarik benang pada dinding yang akan
diplaster dari garis sipatan (yang sudah
disiapkan bersamaan dengan sipatan
hebel). Arah horisontal (harus sejajar sipatan hebel) dan vertical setiap 1,0-1,5 m.
k. Buat kepalaan Horizontal dengan plint lantai dengan jarak ± 10 cm dan juga 10 cm di
atas peil plafon.
Kondisi kepalaan
harus rapih dan lurus
l. Lakukan penyiraman air kepermukaan hebel yang akan di plaster, agar permukaan
menjadi jenuh dan adukan tidak cepat kering
a. Pasang pipa conduit ukuran Ø 5/8” (± 1,5cm) sebagai kepalaan yang akan membentuk
ketebalan plasteran yang ideal
b. Setelah plasteran sudah mulai mengeras (setting), pipa conduit [kepalaan] tadi segera
dilepas, kemudian celah bekas (kepalaan plasteran) tersebut diisi adukan plasteran.
c. Gerakan Jidar kekiri dan kekanan, melalui kepalaan pengkantar/ rel agar diperoleh
hasil plasteran yang rata, tegak lurus dan smooth.
Pekerjaan acian ini adalah pelapisan permukaan dinding yang sudah diplaster tetapi
masih terasa kasar jika diraba serta tingkat porousnya masih besar. Pekerjaan acian ini
hanya melapisi permukaan dinding yang terplaster dengan Acian semen/ semen
instant yang aplikasinya sangat mudah hanya dicampur dengan air (sesuai ketentuan
masing-masing produk) ketebalan cukup 1 mm – 3 mm dengan menggunakan
Roskam.
(Ex. Mortar Utama, Drymix, Sika, Lemkra, atau setara)
Buat caplakan jalur kepalaan sesuai dengan tinggi Isi adukan dengan campuran 1:4 diantara kepalaan dan
screed dengan jarak 1,5 s/d 2 m dan bagian atas ratakan dengan jidar aluminium, lalu haluskan dengan
kepalaan diberi triplek 5 x 5 cm. roskam kayu.
BENANG NYLON
JIDAR / WATERPASS
BENANG NYLON
QMS TEP Page 19
l. Selama pemasangan, hindari zat zat cair yang mengandung zat pewarna yang kuat
(seperti teh, kopi, soft-drink, dll). Jika terkena noda bersihkan secepat mungkin.
m. Berikan perlindungan terhadap keramik/HT yang sudah terpasang, apabila masih ada
item pekerjaan lainnya.
n. Pengujian hasil kerja dapat dilakukan dengan cara :
Permukaan bahan diketuk dengan tongkat kayu kecil untuk mengetahui daya
kesempurnaan lekat keseluruh bidang bawah penutup lantai (tidak boleh kopong).
Memeriksa kerataan, kerapihan, daya rekat, sambungan pada lokasi tertentu,
ketinggian pemasangan lantai, kombinasi warna gradasi keramik/HT.
o. Perbaikan pemasangan yang tidak benar harus segera dilakukan.
p. Pelaksana wajib melakukan pengawasan berkala hingga penyerahan pekerjaan
keseluruhannnya.
3.3.5. Maintenance/Perawatan :
Homogeneous tile sebenarnya tidak memerlukan perawatan yang khusus, cukup
dibersihkan/dipel dengan air bersih setiap hari dengan frekuensi sesuai dengan
kebutuhan.
a. Lokasi kerja harus bersih dari debu atau sampah lain yang dapat mempengaruhi
kesempurnaan pekerjaan marmer/granit.
b. Buat dan Ajukan ijin pelaksanaan pekerjaan ke MK.
c. Kelengkapan Dokumen (Shop Drawing dan Approval Material yang sudah disetujui
oleh Owner).
d. Pelaksana dan survey harus memeriksa lokasi dan melakukan pengukuran (Marking)
serta memahami batas ketinggian pasangan penutup lantai seperti yang dimaksud.
e. Tentukan dan terapkan posisinya start point yang sudah disetujui dilapangan untuk
pembuatan kepalaan keramik dengan memasang benang arah horisontal dan vertikal
pada lantai sesuai elevasi pada shop drawing.
f. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai, penentuan peil ini untuk seluruh
kesatuan.
terpasang.
p. Apabila marmer/granit dipasang pada lantai luar, maka perlu diberi lapisan polymer
coating.
3.6. Pekerjaan Pengeras Lantai (Floor Hardener)
3.6.1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk di dalamnya adalah pekerjaan-pekerjaan persiapan pada lantai yang
dilapisi dengan floor hardener, pengadaan tenaga kerja, bahan floor hardener, mesin
trowel dan peralatan pembantu lainnya, contoh-contoh bahan yang akan digunakan
termasuk pula perawatan/pembersihan dan pemeliharaan sampai saat penyerahan
pekerjaan terakhir.
b. Bagian yang dilapisi Floor Hardener adalah daerah Drive-way, Ramp, Gardu PLN,
Ruang Trafo, Ruang Panel, Loading Dock, dan Ruang Genset, dan semua bagian-
bagian permukaan lantai sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Pertemuan lantai yang memakai Floor Hardener dengan yang tidak menggunakan
Floor Hardener diberi tali air 1 X 1 cm.
d. Pembersihan dan perbaikan permukaan lantai setelah pekerjaan Floor Hardener
selesai.
f. Penaburan dimulai pada saat beton dalam keadaan plastis (bebas dari genangan air
beton) yaitu ±1 – 2 jam dari saat pengecoran dan apabila permukaanya ditekan
dengan ibu jari hanya akan meninggalkan bekas sedalam 3-5 mm.
g. Floor hardener ditaburkan secara bertahap dengan dosis 2/3 bagian dahulu, dan ketika
bahan menjadi berwarna gelap secara merata akibat absorpsi air dari lantai dasar maka
dapat segera digosok.
h. Setelah itu 1/3 bagian sisanya ditaburkan secara merata diatas permukaan beton.
4.1. Umum
4.2.3. Peralatan :
a. Alat potong keramik/HT c. Palu karet
b. Sendok mortar d. Roskam bergerigi
q. Setelah kepalaan terpasang, untuk pemasangan selanjutnya dilakukan dari arah bagian
bawah menuju keatas, agar pasangan yang baru tertahan bagian bawahnya.
r. Pasang paku pada bagian bawah
benang untuk menahan pasangan
keramik/HT.
s. Tempelkan keramik/HT pada
permukaan dinding bata ringan
tepat dibawah paku dan tekan
keramik dengan bantuan palu
karet, cek kelurusannya.
t. Untuk mendapatkan permukaan yang rata, pasangan keramik/HT tiap baris harus
ditap (diratakan) dengan jidar panjang/waterpas dan diraba dengan tangan tiap
sambungan nat.
u. Pola keramik/HT harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan
terpasang di dinding, seperti : exhaust fan, panel, stop kontak, lemari gantung, dan
lain-lain yang tertera di dalam gambar.
x. Tiap baris pasangan keramik/HT nat–natnya harus dijamin lurus dan sejajar
vertikalnya maupun horizontalnya
y. Bidang dinding keramik/HT harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar
lurus. Siar arah horisontal pada dinding berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan satu garis lurus. Secara standard potongan kecil tidak diijinkan, potongan
terkecil adalah ½ dari ukuran keramik/HT
z. Pemotongan keramik/HT harus menggunakan alat potong khusus sesuai dengan
petunjuk pabrik.
aa. Selama pemasangan, hindari zat-zat cair yang mengandung zat pewarna yang kuat
(seperti teh, kopi, soft drink, dll.). Jika terkena maka bersihkan secepat mungkin.
bb. Setelah kering bersihkan sekitar pasangan keramik dan permukaan keramik/HT
dengan kain lap basah.
i.
i. Pasang benang arah horisontal dan vertikal pada dinding sesuai elevasi pada shop
drawing. Kedudukan benang antara horisontal dan vertikal harus siku dan datar, cek
kedataran benang dengan waterpass.
j. Pasang kawat angkur arah melintang/horisontal pada dinding sesuai marking dengan
bantuan paku
k. Pasang alat bantu kawat penahan sementara.
l. Pasang kawat angkur sesuai kedudukan.
m. Pasang marmer/granit pada posisinya dengan bantuan angkur mati dan angkur
sementara. Arah pemasangan dimulai dari bawah dan kedudukan marmer/granit harus
sesuai dengan waktu penggelaran
A
r
ah pemasangan marmer/granit
Kedudukan marmer/granit harus sesuai dengan waktu penggelaran.
Pengeboran awal
Lubang Pengunci
Marmer/Granit Angkur
e. Setelah angkur terinstal pada dinding marmer, pasang marmer pada panel braket yang
terinstal pada dinding bata. Pengencangan pemasangan marmer pada pelat
menggunakan obeng/alat pengencang.
f. Pasang marmer berikutnya sesuai dengan urutan serat
Terdiri dari 2 komponen. Bahan dasar Powder yang tercampur homogen dengan
liquid acrylic sebagai perekat (Ex. Penetron, Sika, Master Builder Solutions, atau
setara).
c. Cek kembali laburan primer coating apakah sudah benar-benar rapi dan menutup
semua permukaan.
d. Pasang waterproofing membrane secara merata keseluruh permukaan beton dengan
sambungan overlap kurang lebih 10 centi meter.
e. Memeriksa dan mengecek kembali waterproofing membrane yang sudah dipasang
sebelumnya.
f. Melakukan tes penggenangan dengan air selama satu hari atau 1×24 jam
g. Jika ketinggian air tidak berkurang maka bisa dipastikan tidak terjadi kebocoran, jika
belum maka perlu diperbaiki bagian yang bocor.
h. Melaksanakan pekerjaan screed penutup waterproofing, untuk toilet langsung saja
ditutup dengan screed setinggi 2 s/d 5 cm, sedangkan untuk wilayah gutter atau
saluran air sebaiknya dilapisi terlebih dahulu dengan kawat ayam kemudian baru
screed 2 s/d 3 cm dilanjutkan finish acian. Pekerjaan waterproofing membrane pun
sudah selesai dikerjakan.
Persyaratan material :
a. Rumset Gun
b. Water Level
c. Water Pass
d. Bor Listrik
e. Palu
f. Obeng
g. Scaffolding
1. Cek kelengkapan system penguat/ Rod secara visual, pastikan semua terapasang
dengan baik agar penumpu panel tidak mengalami keruntuhan.
2. Cek Levelling Frame menggunakan waterpass, sesuaikan dengan elevasi shop
drawing.
3. Cek Kelurusan frame menggunakan waterpass atau secara visual.
4. Tentukan instalasi MEP sudah selesai dan sesuai shop drawing.
5. Pemasangan Panel Accoustic
a) Cek Levelling panel menggunakan waterpass, sesuaikan dengan elevasi shop
drawing.
b) Cek kebersihan panel secara visual. Panel tidak boleh kotor dari noda/ kotoran
apapun.
6.3.8. Dokumentasi
Langit –langit Plat Beton yang dimaksudkan berupa plat beton lantai di atas ruangan
yang sudah tercetak baik bagian bawahnya.
Bracket/ Soffit Cleat dan Fastener untuk beton: Direkomendasikan oleh produsen
rangka untuk jenis substrates (material dimana bracket/ soffit cleat dan fastener
dipasang) dan metode aplikasi sesuai yang diindikasikan.
MARKING
MARKING
WALL ANGLE
Marking dan pasang dudukan penggantung dengan paku tembak dan dudukannya
(gbr A)
Pasang gantungan suspension clip pada titik paku yang sudah dipasang (gbr B)
Gbr A Gbr B
Periksa sistem suport dan kondisi konstruksi yang bersebelahan yang dapat
memberikan pengaruh tidak baik terhadap pelaksanaan selanjutnya.
Koordinasikan tata letak & rangka plafon serta komponen dari sistem pemasangan
dengan pekerjaan lain seperti penetrasi pipa pada plafon sistem fire suppression,
HVAC dan sistem partisi, titik lampu.
Pastikan pemasangan acoustic setelah ruangan tertutup dan terlindungi dari
pengaruh cuaca, atau sebelum instalasi pekerjaan lain (mechanical, electrical dan
lain sebagainya) telah selesai dalam keadaan kering, serta pekerjaan-pekerjaan di
atas ceiling telah selesai
Pasang acoustic tile ukuran 60x60 cm (tegular slim system), lurus dan rata, serta
permukaan level terlihat rapi
b. Persiapan material
1 2
1 2
1 2
7) PEKERJAAN CAT
7.1. Pekerjaan Cat Secara Umum
7.1.1. Lingkup Pekerjaan :
c.
Pekerjaan ini termasuk bagian dari pekerjaan cat kayu khusus. Pekerjaan ini meliputi
pengadaan bahan, alat dan aplikasinya.
Mengikuti standard tata cara pengecatan khusus yang dikeluarkan oleh produsen
(annual instruction) untuk takaran dan pencampuran bahan pengencer.
7.4.4. Pemasangan :
a. Permukaan yang akan dikerjakan dibersihkan dari sampah atau bahan lain yang tidak
diharapkan dan masih menempel.
b. Lapiskan bahan pewarna kayu (melamic) pada permukaan bidang yang dimaksud
menggunakan kuas atau sprayer.
8) PEKERJAAN KACA
8.1. Pekerjaan Kaca
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dinding kaca dengan luasan
tertentu seperti desain yang dibuat. Ketebalan dan ukuran bagian harus mengikuti
desain, dalam hal mana ukuran dalam desain tidak dapat dipenuhi atau tidak dapat
dilakukan diskusi untuk perubahan dimensi yang akan dipasang.
Pekerjaan Jendela aluminum untuk eksterior dan interior termasuk pekerjaan yang
berkaitan, seperti : angkur yang ditanam, struktur penguat dan komponen pelengkap
yang lainnya.
b. Kriteria Perencanaan
Faktor Pengaman
Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian aluminium termasuk ketahanan kaca,
memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin
yang disyaratkan.
Modifikasi
b. SS 212:
Untuk jendela hidup besarnya kebocoran udara tidak boleh melebihi 10 m3 / h /
m pada 20% dari tekanan angin (Design Wind Load) atau 200 Pa. Kondisi ini
berlaku untuk gedung non air condition sedangkan untuk gedung air condition
kebocoran udara maksimum mengikuti grafik A & B.
8.2.7. Kebocoran Air :
a. ASTM E 331:
Tidak terlihat kebocoran signifikan (air masuk ke dalam interior bangunan)
sampai tekanan 137 Pa (positif) dengan jangka waktu 15 menit, dengan jumlah
air min. 3,4 L/m2 min.
b. SS 212:
Tidak terlihat kebocoran signifikan pada 15% dari tekanan angin rencana atau
180 Pa (untuk kondisi bangunan dengan kanopi minimum 200 mm overhang).
Atau 30% dari tekanan angin rencana atau 240 Pa (kondisi bangunan tanpa
kanopi) dengan jumlah air minimum 4,0 L / min / m2.
8.2.8. Kekedapan Suara :
8.2.9. Bahan-Bahan :
a. Produksi : YKK, Indalex, HP Metal, atau setara.
b. System : Back Mullion + Stick (sesuai gambar)
Ukuran : Memenuhi perhitungan teknis
Tebal : Minimal 1,8 mm (untuk transom) dan 2 mm (untuk mullion) dan
harus memenuhi kebutuhan teknis atau sesuai perhitunganstruktur
atas tekanan angin yang ditentukan atau menyesuaikan lokasi
(catagori) area dimana bangunan tersebut akan didirikan.
No Keterangan Toleransi
1. Bergesernya pemasangan kunci / engsel dan hardware lain dari +/-3
tempat yang ditentukan.
Pemasangan kosen harus dilengkapi dengan weather seal sealant (lihat Bab Pekerjaan
Sealant) dan backing strip dari busa di dalam dan di luar sebagai lapisan pengisi,
sebelum sealant dipasang.
n. Kontraktor harus mengadakan dan memberikan sertifikat hasil uji/test teknis sebagai
berikut :
Test beban angin
Test kebocoran udara
Test kebocoran air
Proses pengetesan ini harus dilaksanakan oleh badan yang independent dan
disaksikan oleh pihak Pemberi Tugas, Perencana dan Direksi Lapangan.
o. Jaminan
9.7.2. Bahan-bahan :
a. Plat Besi tebal 1,2 mm yang dilipat dengan mesin membentuk daun pintu dengan
ukuran sesuai dengan gambar.
Produk : Ex. Bostinco, Lion Door, Metalindo, JOF Metal, atau setara.
b. Besi profil ‘C’, dengan ketebalan 2mm sebagai rangka kusen dengan angkur yang
dipasang pada dinding.
c. Engsel kupu model H, 1 set /pasang tiap daun, atau sesuai rekomendasi produk yang
bersangkutan.
d. Kunci Kait.
e. Cat Meni Besi/ Zinchromate.
f. Finish cat besi (lihat bab pengecatan).
9.7.3. Ketetapan Standard :
a. JIS untuk Metal (besi).
b. SII untuk Cat.
9.7.4. Cara Pemasangan :
a. Pelaksana harus melihat lokasi dan mengukur serta mempersiapkan keperluan
pekerjaan ini serta koordinasi dengan pihak lain untuk pemasangan.
b. Pembuatan unit pintu dan kusen dapat dilakukan di luar lokais proyek.
c. Pemasangan unit kusen harus baik dari 3 sumbu dan pada posisi yang tepat.
d. Pemasangan unit aksesori pintu harus baik,ikatan kuat dan berfungsi dengan baik,
tanpa ada geseran kusen.
e. Finishing akhir dapat dilakukan berupa pengecatan ulang jika diperlukan.
9.8.2. Bahan-bahan :
a. Aluminium frame & grille dengan tebal 1,35 m. Profil dan kemiringan (jika ada)
mengacu pada gambar detail.
Produk : YKK, Indalex, HP Metal, atau setara.
b. Screew sesuai ukuran untuk aluminium.
c. Dynabolt /fisher untuk pengikatan ke dinding/beton.
a. Bor
b. Meteran
c. Sealent
d. Obeng, tang
11.2. Material
a. Closet C51 ex Toto
11.3. K3 dan lingkungan
a. Safety shoes
b. Sarung tangan
c. Helm
d. Pelindung mata
e. Masker
12.4.2. Marking dan cek terhadap posisi sparing (pipa air bersih,air bekas)
13.1. Peralatan
a. Alat potong
b. Mesin bor
c. Palu besi
d. Benang
13.2. Material
a. Safety shoes
b. Sarung tangan
c. Helm
d. Pelindung mata
e. Masker
a. Pelaksana 1 Orang
b. Mandor 1 Orang
c. Pekerja (6 Orang) 3 Orang x 2 Group
d. QC 1 Orang
h. Bersihkan area lokasi yang akan dilakukan pekerjaan kubikal dari sampah dan
kotoran yang ada
j. Buat lubang untuk tempat skrup pada dinding dan lantai dengan alat mesin bor
tembok
b. Pastikan sampah bekas potongan gypsum board atau calsiboard tidak berserakan di
area pekerjaan
d. Pastikan sebelum dan sesudah pekerjaan kondisi area pekerjaan harus bersih dari
sampah
e. Untuk penggunaan scaffolding pastikan saat digunakan roda terkunci agar tidak
tergelincir saat bekerja
g. Untuk penggunaan mesin tembak (ramset) pastikan tidak ada perkerja/orang lain yang
bekerja di atasnya pekerjaan plafon untuk menghindari kecelakaan kerja akibat mesin
tembakan.
h. Untuk area pekerjaan harus dipasang barikade atau penghalang supaya lokasi tidak
kotor
i. Pastikan sebelum dan sesudah pekerjaan tidak ada sampah di lokasi pekerjaan
k. Untuk lantai homogeous atau marmer yang sudah terpasang diproteksi dengan terpal,
plastik atau triplex.