Anda di halaman 1dari 111

BAB 4

PELAKSANAAN PEKERJAAN
ARSITEKTUR
1) HIRARKI PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR

Pada proses pelaksanaan pekerjaan bidang finishing arsitektural ini diatur sesuai dengan
tingkatan pembenaran sebagai berikut :

1. Rangkuman Penjelasan Umum Pekerjaan secara Lengkap (Jika Ada).


2. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
3. Keputusan/ketetapan yang diterbitkan MK/wakil pemilik.
4. Perubahan rancangan yang diterbitkan kemudian atas permintaan pemilik/wakil pemberi
kerja.
5. Usulan yang dibahas bersama dan keputusan yang disetujui diterbitkan secara tertulis dan
copy disampaikan kepada pemilik dan para konsultant.
6. ‘Schedule of Finishes’ Arsitektur
7. Dokumen Rancangan Bangunan (Gambar Kerja) gambar detail, gambar partial dan
gambar keseluruhan.
8. Rencana Kerja dan Syarat-syarat.

Penyimpangan/ketidak sesuaian data antara gambar dan data lain wajib ditanyakan pada
pengawas pembangunan untuk diputuskan kemudian, yang mana hasil keputusan itu
merupakan ketetapan yang harus dikerjakan. Dalam hal ini tidak ada perubahan biaya
pemasangan. Kecuali perubahan itu dikehendaki oleh pemberi kerja.

QMS TEP Page 2


2) PEKERJAAN DINDING
2.1. Dinding Bata Ringan
2.1.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan pasangan dinding bata ringan ini mempergunakan bahan bata ringan produk
lokal serta bahan perekat khusus untuk bata ringan dengan ketentuan dan syarat
sebagai berikut:

2.1.2. Bahan :
a. Bata Ringan :
 Bata ringan yang dipergunakan buatan pabrik lokal. Ex. Celcon, Autoclave, atau
setara.
 Bahan Autoclave Aerated Concrete Block (Light Concrete Block). Karakteristik
bahan sesuai dengan data lab manufaktur, ukuran yang dipergunakan adalah 600
X 200 X 100 mm (dengan ukuran standard yang terdapat di pasaran).
 Berat Bahan 600 kg/m3 atau berat jenis 0,6.
 Tidak mudah pecahatau hancur jika dijatuhkan dari ketinggian 1,5 m.
 Permukaan tidak licin.
 Bata yang digunakan harus baru, bata bekas pakai tidak diperkenankan untuk
digunakan.
 Bata patah yang diijinkan dapat dipergunakan maksimum ⅓ (sepertiga) panjang
utuh.
 Bata patah yang miring dapat dipotong siku dengan gergaji metal dan masih
memenuhi syarat.
 Penumpukan bahan harus tertata dan tersusun rapi, tidak terurai tak beraturan hal
mana dapat menjadikan tak layak pakai.
 Bata ringan ini harus memiliki ketahanan bakar/api hingga 1000°C sedikitnya 3
jam tanpa plasteran dan tidak mengalami perubahan fisik. (standar uji SIN-03-
1741-1989 stabilitas/ integritas/ insulasi).
 Memenuhi uji kuat tekan (SNI 15-4936-1998) di atas 50 kg/cm² atau 4,54 Mpa.
 Bata ringan harus memenuhi standard daya serap air tidak lebih dari 7 % volume
berat.
 Memenuhi uji daya hantar panas (thermal conductivity) dengan standard uji
ASTM-C-177-1997 dengan kisaran 0,25 kcal/m.h.°C atau 2.000 Btu.in/h.ft²°F.

QMS TEP Page 3


 Daya serap suara hingga 55 db. Diukur tegak lurus bidang penerima terhadap
sumber suara berjarak 1 m.

b. Perekat / Mortar
 Adukan untuk pasangan bata ringan, thin-bed dengan tebal 3 mm atau adukan
untuk pasangan bata ringan, thick-bed dengan tebal 10 mm. Ex. Mortar Utama,
Drymix, atau setara.
 Bahan perekat dapat berupa bahan khusus yang diciptakan khusus untuk bata
ringan termaksud.
 Kemasan berbentuk zak asli produk pabrik.
 Kemasan yang rusak harus diperiksa dahulu isinya dan harus mendapat ijin pakai
dari pengawas, jika masih dipandang layak pakai.
 Persyaratan penggunaan bahan harus sesuai petunjuk pemakaian yang tertera pada
kemasan.
 Penyimpanan bahan harus mendapat perlakuan khusus sesuai petunjuk produsen.
 Bahan yang dinyatakan rusak, menggumpal/membatu dan tidak layak pakai harus
segera dikeluarkan dari area kerja dalam waktu 2 X 24 jam.
 Bahan campuran kimia (jika ada) harus dipergunakan sesuai ketentuan yang
berlaku seperti tercantum dalam kemasan.
 Bahan pelarut air bersih harus digunakan sesuai ketentuan perbandingan volume
yang diijinkan.

2.1.3. Ketentuan Prosedur Pelaksanaan Kerja :


a. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu kepada Mock Up.
b. Gambar/Shop Drawing yang dipakai dilapangan statusnya sudah Approved dan yang
ter-Up date (gambar KADALUARSA tidak boleh dipakai dipakai).
c. Pelaksana/SPV membuat Mappingan progress pekerjaan untuk setiap Tower/Lantai/
Zone.
d. Pelaksana/SPV melakukan setiap pekerjaan sesuai Urutan Pekerjaan (tidak sesuai
urutan pekerjaan dibuatkan Memo/BA)
e. Pelaksana/SPV melaksanakan Checklist Internal Bersama QC dan Subkon/Mandor.
2.1.4. Pelaksanaan Pemasangan Dinding :
a. Lokasi kerja harus bersih dari debu atau sampah lain yang dapat mempengaruhi
kesempurnaan kerekatan pasangan dinding bata ringan.

QMS TEP Page 4


b. Buat dan Ajukan ijin pelaksanaan pekerjaan ke MK.
c. Kelengkapan Dokumen (Shop Drawing dan Approval Material yang sudah disetujui
oleh Owner).
d. Proses Pengukuran dan pemasangan kolom praktis :
 Pengukuran batas pemasangan dan vertikality harus sesuai dengan rencana yang
dituangkan dalam gambar kerja.
 Marking lantai posisi dari dinding ALC Blok kolom lintel dan opening.
 Siapkan sloof & pondasi (lapisan dasar).
 Tarik benang antara sudut-sudut dinding, gunakan waterpas.
 Pengeboran dan pemasangan besi curb dan kolom praktis. Bor lantai serta pasang
starter bar dari kolom praktis.
 Pasang besi dari kolom lintel menggunakan lem epoxy dan tanggulan.

Stek Kolom Praktis

Kolom Praktis

Pasangan Dinding

Disambung dan Diikat


Kuat dengan Kawat Besi

Di bor dan diberi stek epoxy


QMS TEP Page 5
e. Persiapan tanggulan untuk dudukan bata ringan

Bekisting
tanggulan
Stek besi
tanggulan

n
anggula
n T
Tanggula

f. Persiapan bata ringan


 Pemotongan bata ringan
 Buat garis dengan besi siku
 Gunakan gergaji tangan untuk memotong blok
 Jidar, lot untuk tarikan benang
g. Pemasangan bata ringan
 Gunakan adukan thinbed mortar setara untuk meratakan lapisan bawah atau
pertemuan pasangan bata dengan tanggulan yang kurang rata dengan ketebalan
≥10 mm.

QMS TEP Page 6


 Bersihkan permukaan blok setiap
memasang lapisan baru.
 Tekan hingga ketebalan adukan mortar
rata dengan permukaan benang.
 Gunakan trowel (pioskop gerigi) sesuai
lebar blok.
 Letakkan adukan mortar pada arah
horizontal
 Tebarkan adukan hanya untuk 1 blok
saja
 Pastikan seluruh permukaan blok
tertutup adukan
 Angkat permukaan yang menghadap
adukan vertikal
 Letakkan sisi blok yang berlawanan
terlebih dahulu
 Rapatkan blok dengan palu karet
 Jaga ketebalan mortar instant perekat
antar bata ringan dapat langsung
dipasang dengan ketebalan 2-3 mm.
 Angkur perkuatan horisontal tiap 3
layer bata ringan ±600mm

QMS TEP Page 7


h. Pemasangan pertemuan dinding bata ringan dan Kolom struktur.

i. Pemasangan Dowel Pertemuan Kolom Praktis dan Conrete Slab Atas.

j. Pemasangan Dowel Pertemuan Kolom Praktis dan Conrete Slab Bawah

QMS TEP Page 8


k. Pelaksanaan yang terkait dengan mekanikal dan electrical dikerjakan sebelum
pelaksanaan pekerjaan plaster dinding bata ringan.
 Membuat markingan dan bobokan jalur pipa

Buat tanda pada dinding Gunakan circular saw Gunakan Pahat untuk Kerik dengan hand router
dengan pensil untuk memotong mengeluarkan bagian untuk merapihkan sisa
yang tidak terpakai potongan

 Membuat lubang stop kontak

1 2 3 4

Buat garis sesuai ukuran Kedalaman alur vertikal Pasang anyaman kawat
Pahat sisa sisa yang
<1/3 tebal blok sebelum di plaster
tidak terpakai
 Pemasangan Rock wool

Rock woll pada salah satu diluar ceiling

QMS TEP Page 9


Rock woll tertutup

2.2. Plaster Dinding Bata Ringan


2.2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Plasteran dalam dan luar ruangan.
b. Pengadaan bahan dan peralatan serta pemasangannya.
2.2.2. Bahan :
a. Menggunakan Semen Instan, dengan ketebalan 15 mm (max).
b. Ex. Mortar Utama, Drymix, Sika, Lemkra, atau setara.
c. Tipe Plasteran :
 Plaster premium dengan tebal aplikasi 15 mm
 Finish Plaster (plaster sekaligus acian) dengan tebal aplikasi 5 mm, dan maksimal
ketebalan 8 mm.
 Untuk dinding luar / area kedap air atau aplikasi pada permukaaan beton terlebih
dahulu dilapisi dengan bonding agent / larutan kedap air, dengan daya sebar 2 - 3
m²/ 2kg / 3 lapis.
 Perekat dinding keramik dengan tebal aplikasi 3 mm, daya sebar ± 5 m²/25 kg.
2.2.3. Alat Kerja
Meteran, Roskam / Trowel Besi, jidar panjang dari baja atau aluminium, benang, hand
mixer, bak adukan/Dolak.
2.2.4. Ketentuan Prosedur Pekerjaan :
a. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu kepada Mock Up.

QMS TEP Page 10


b. Gambar/Shop Drawing yang dipakai dilapangan statusnya sudah Approved dan yang
ter-Up date (gambar
KADALUARSA tidak boleh
dipakai dipakai).
c. Pelaksana/SPV membuat
Mappingan progress pekerjaan
untuk setiap Tower/Lantai/ Zone.
d. Pelaksana/SPV melakukan setiap
pekerjaan sesuai Urutan
Pekerjaan (tidak sesuai urutan pekerjaan dibuatkan Memo/BA)
e. Pelaksana/SPV melaksanakan Checklist Internal Bersama QC dan Subkon/Mandor.
2.2.5. Pelaksanaan Pekerjaan Plasteran Dinding Datar :
a. Plasteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan wakil pemberi tugas, dan persyaratan tertulis dalam
uraian dan syarat pekerjaan ini.
b. Lokasi kerja harus bersih dari debu
1
atau sampah lain yang dapat m

mempengaruhi kesempurnaan
pekerjaan Plasteran.
c. Buat dan Ajukan ijin pelaksanaan
pekerjaan ke MK.
d. Kelengkapan Dokumen (Shop
Drawing dan Approval Material yang
sudah disetujui oleh Owner).
e. Tarik benang pada dinding yang akan
diplaster dari garis sipatan (yang sudah
disiapkan bersamaan dengan sipatan
hebel). Arah horisontal (harus sejajar sipatan hebel) dan vertical setiap 1,0-1,5 m.

f. Pasang titik kepalaan ukuran 5x5 cm dan tebal plasteran 1 cm.


g. Pada permukaan caplakan ditempel triplek.
h. Setiap pertemuan dengan kolom/sudut dinding, jarak antar caplakan 10-15 cm
terhadap kolom/sudut dinding tersebut

QMS TEP Page 11


i. Buat kepalaan lebar 5 cm berpedoman pada dua caplakan vertikal (atas dan bawah)
dan sudut-sudut dinding dengan menggunakan lot jidar aluminium.
j. Buat jarak antara kepalaan sekitar 1,0-1,5 m

k. Buat kepalaan Horizontal dengan plint lantai dengan jarak ± 10 cm dan juga 10 cm di
atas peil plafon.

Kondisi kepalaan
harus rapih dan lurus

l. Lakukan penyiraman air kepermukaan hebel yang akan di plaster, agar permukaan
menjadi jenuh dan adukan tidak cepat kering

m. Plasteran dilaksanakan perbidang (diantara kepalaan) dari atas ke bawah, perataan


plasteran dilakukan dengan menggunakan jidar aluminium panjang 2,0 – 3,0 meter.

n. Setelah perataan dengan jidar aluminium selesai, dilakukan penggosokan permukaan


plasteran dengan busa/sterofoam agar diperoleh permukaan plasteran yang lebih halus
sebagai media skimcoat/render.
o. Perlu diperhatikan ketinggian dari plin sebagai elevasi bawah dari plasteran agar
supaya tidak kerja dua kali.

p. Pelaksanaan adukan plasteran mengikuti metode/petunjuk yang dianjurkan sesuai


dengan produsen masing masing.
q. Pekerjaan plasteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi
pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.

QMS TEP Page 12


r. Untuk beton sebelum permukaannya diplaster harus dibersihkan dari sisa sisa
bekisting terlebih dahulu dan semua lubang lubang bekas pengikat bekisting harus
tertutup campuran plasteran.
s. Persiapkan adukan plesteran sesuai spesifikasi di dalam kotak kayu tempat
adukan/Dolak dan adukan haruslah rata, homogen dan tidak menggumpal.
t. Pasanglah alas kayu/triplek untuk menampung adukan plaster yang jatuh ke lantai.
u. Untuk dinding tertanam di dalam tanah dan dinding kamar mandi harus diplaster
memakai adukan kedap air (waterproofing).
v. Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diplaster dengan air.
w. Dianjurkan untuk melakukan 2x pekerjaan lapisan pertama sebaiknya tipis, dan
gunakan tekanan pada trowel sewaktu pengerjaannya dan lanjutkan segera dengan
pengerjaan lapisan kedua.
x. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik plasteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh wakil
pemberi tugas atau pengawas lapangan dengan biaya atas tanggungan kontraktor.
y. Tidak diperkenankan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plasteran
berumur kurang dari 7 (tujuh) hari.
2.2.6. Pelaksanaan Pekerjaan Plasteran Dinding Melengkung :

a. Pasang pipa conduit ukuran Ø 5/8” (± 1,5cm) sebagai kepalaan yang akan membentuk
ketebalan plasteran yang ideal
b. Setelah plasteran sudah mulai mengeras (setting), pipa conduit [kepalaan] tadi segera
dilepas, kemudian celah bekas (kepalaan plasteran) tersebut diisi adukan plasteran.
c. Gerakan Jidar kekiri dan kekanan, melalui kepalaan pengkantar/ rel agar diperoleh
hasil plasteran yang rata, tegak lurus dan smooth.

QMS TEP Page 13


d. Hasil akhir plaster halus kemudian dilapis ulang menggunakan bahan khusus acian
halus (drymix), disamping dapat menghasilkan permukaan yang rata dan halus, juga
mampu mempercepat proses pengeringan dibanding menggunakan portland cement
biasa.

2.3. Acian Dinding Bata Ringan


2.3.1. Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan acian ini adalah pelapisan permukaan dinding yang sudah diplaster tetapi
masih terasa kasar jika diraba serta tingkat porousnya masih besar. Pekerjaan acian ini
hanya melapisi permukaan dinding yang terplaster dengan Acian semen/ semen
instant yang aplikasinya sangat mudah hanya dicampur dengan air (sesuai ketentuan
masing-masing produk) ketebalan cukup 1 mm – 3 mm dengan menggunakan
Roskam.
(Ex. Mortar Utama, Drymix, Sika, Lemkra, atau setara)

2.3.2. Ketentuan Prosedur Pekerjaan :


a. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu kepada Mock Up.
b. Gambar/Shop Drawing yang dipakai dilapangan statusnya sudah Approved dan yang
ter-Up date (gambar KADALUARSA tidak boleh dipakai dipakai).
c. Pelaksana/SPV membuat Mappingan progress pekerjaan untuk setiap Tower/Lantai/
Zone.
d. Pelaksana/SPV melakukan setiap pekerjaan sesuai Urutan Pekerjaan (tidak sesuai
urutan pekerjaan dibuatkan Memo/BA)
e. Pelaksana/SPV melaksanakan Checklist Internal Bersama QC dan Subkon/Mandor.
2.3.3. Pelaksanaan pekerjaan :
a. Pekerjaan Acian dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Wakil pemberi tugas atau pengawas
lapangan, dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini
b. Lokasi kerja harus bersih dari debu atau sampah lain yang dapat mempengaruhi
kesempurnaan pekerjaan Acian.
c. Buat dan Ajukan ijin pelaksanaan pekerjaan ke MK.

QMS TEP Page 14


d. Kelengkapan Dokumen (Shop Drawing dan Approval Material yang sudah disetujui
oleh Owner).
e. Pekerjaan acian dilaksanakan bilamana pekerjaan plasteran telah selesai dan telah
disetujui oleh Wakil Pemberi tugas atau pengawas lapangan sesuai Surat Pelaksanaan
Ijin Pekerjaan.
f. Dalam melaksanakan pekerjaan ini,harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
g. Untuk permukaan datar dan rata tidak ada kelengkungan sedikitpun. Jika kurang rapi
Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan kontraktor.
h. Untuk permukaan beton yang “finishing”nya memakai cat, hanya diaci sampai
seluruh bidangnya rata.
i. Setelah 7 (tujuh) hari baru boleh pengerjaan pengecatan.
j. Bila pada cuaca panas, untuk menghindari masalah retak rambut sebaiknya
melembabkan permukaan dengan air.
k. Setelah selesai pekerjaan agar menyimpan sisa material di ruangan yang dalam
keadaan kering.

QMS TEP Page 15


3) PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
3.1. Umum
3.1.1. Pekerjaan Penutup Lantai :
a. Manufactured Tile: Keramik, Homogenius, Porcelain, dan sejenis.
b. Natural Stone: Marmer, Granit, Batu Alam, Kerikil, dan sejenis.
3.1.2. Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan Screed digunakan pada lantai bawah finishing lantai seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana dan sesuai dengan petunjuk pengawas.
b. Pekerjaan penutup lantai ini meliputi pemasangan bahan penutup lantai dengan
pengadaan dan pemakaian bahan :
 Mortar instant perata lantai
 Mortar instant perekat atau lem keramik.
 Mortar instant penutup celah/Nat antar bahan atau Semen warna.
 Keramik/ Homogenius Tile
 Marmer/Granit
3.1.3. Ketentuan Prosedur Pekerjaan :
a. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu kepada Mock Up.
b. Pelaksana/SPV membuat Mappingan progress pekerjaan untuk setiap Tower/Lantai/
Zone
c. Pelaksana/SPV membuat Monitoring pemasangan material Keramik/HT untuk tiap
Tower/Lantai/Zone
d. Pelaksana/SPV melaksanakan Checklist Internal Bersama QC dan Subkon/Mandor

3.2. Pekerjaan Screed Lantai


3.2.1. Bahan yang digunakan :
a. Perata lantai mortar Instant (Mortar Uama, Drymix, Decon, atau setara)

QMS TEP Page 16


b. Air
3.2.2. Pelaksanaan Pemasangan :
a. Lokasi kerja harus bersih dari debu atau sampah lain yang dapat mempengaruhi
kesempurnaan pekerjaan screed.
b. Buat dan Ajukan ijin pelaksanaan pekerjaan ke MK.
c. Kelengkapan Dokumen (Shop Drawing dan Approval Material yang sudah disetujui
oleh Owner).
d. Buat marking untuk elevasi screed dengan selang air waterpass.

e. Siram permukaan lantai dengan air sampai lembab.


f. Pasang benang pada jalur kepalaan (elevasi sesuai dengan marking).
g. Tentukan tebal screed lantai sesuai dengan jenis finishing lantai.
h. Buat kepalaan dengan jarak 1,5 s/d 2 m, elevasi sesuai benang. Pada bagian atas
kepalaan diberi triplek 5 x 5 cm.
i. Isi adukan dengan campuran 1:4 diantara kepalaan, elevasi sesuai benang.
j. Demikian seterusnya untuk jalur kepalaan yang lain dengan jarak antar kepalaan 1,5
m s/d 2 m sejajar kepalaan pertama.
k. Isi adukan dengan campuran 1:4 diantara 2 kepalaan dan ratakan dengan jldar
aluminium, lalu haluskan dengan roskam kayu.

QMS TEP Page 17


l. Aci permukaan bidang screed setelah umur screed 2 - 3 hari (khusus finishing lantai
keramik, permukaan screed tidak perlu di aci tetapi di kasarkan.

Buat caplakan jalur kepalaan sesuai dengan tinggi Isi adukan dengan campuran 1:4 diantara kepalaan dan
screed dengan jarak 1,5 s/d 2 m dan bagian atas ratakan dengan jidar aluminium, lalu haluskan dengan
kepalaan diberi triplek 5 x 5 cm. roskam kayu.

3.3. Pemasangan Lantai Keramik/ Homogeneous Tile (HT)


3.3.1. Bahan yang digunakan :
a. Keramik / Homogenius Tile
b. Additive/Perekat mortar Instant siap pakai
c. Pengisi celah memakai bahan siap pasang semen warna instant.
d. Type: Lihat schedule of finishes. Produk: Ex. Roman, atau setara.
3.3.2. Pelaksanaan Pemasangan :
a. Lokasi kerja harus bersih dari debu atau sampah lain yang dapat mempengaruhi
kesempurnaan pekerjaan keramik/HT.
b. Buat dan Ajukan ijin pelaksanaan pekerjaan ke MK.
c. Kelengkapan Dokumen (Shop Drawing dan Approval Material yang sudah disetujui
oleh Owner).

QMS TEP Page 18


d. Pelaksana dan survey harus memeriksa lokasi dan melakukan pengukuran (Marking)
serta memahami batas ketinggian pasangan penutup lantai seperti yang dimaksud.
e. Pelaksana terlebih dahulu harus memeriksa sedikitnya 5 m2 keramik/HT diletakkan
dan ditata tanpa perekat mortar untuk mengetahui gradasi warna/shading yang
dianggap memenuhi syarat.
f. Tentukan dan terapkan posisinya start point yang sudah disetujui dilapangan untuk
pembuatan kepalaan keramik dengan memasang benang arah horisontal dan vertikal
pada lantai sesuai elevasi pada shop drawing.

BENANG NYLON

g. Pelaksana mengawasi pemakaian mortar perekat dengan mengikuti aturan pasang


mortar serta diakhiri dengan pemasangan bahan penutup lantai yang dimaksud.
h. Pemasangan bahan harus satu muka dengan acuan yang sama kecuali ditetapkan lain.
i. Jarak pasangan antar keramik/HT sebaiknya 2 mm, gap yang ada diisi bahan
pengisi/Nat dengan warna sesuai approval material. Pengisian nat harus menunggu
hingga mortar dianggap cukup kering.
j. Gunakan spacer atau paku dengan diameter sesuai dengan jarak nat yang diinginkan
(jarak nat sebaiknya 2 mm).
k. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan
waterpass.

JIDAR / WATERPASS

BENANG NYLON
QMS TEP Page 19
l. Selama pemasangan, hindari zat zat cair yang mengandung zat pewarna yang kuat
(seperti teh, kopi, soft-drink, dll). Jika terkena noda bersihkan secepat mungkin.
m. Berikan perlindungan terhadap keramik/HT yang sudah terpasang, apabila masih ada
item pekerjaan lainnya.
n. Pengujian hasil kerja dapat dilakukan dengan cara :
 Permukaan bahan diketuk dengan tongkat kayu kecil untuk mengetahui daya
kesempurnaan lekat keseluruh bidang bawah penutup lantai (tidak boleh kopong).
 Memeriksa kerataan, kerapihan, daya rekat, sambungan pada lokasi tertentu,
ketinggian pemasangan lantai, kombinasi warna gradasi keramik/HT.
o. Perbaikan pemasangan yang tidak benar harus segera dilakukan.
p. Pelaksana wajib melakukan pengawasan berkala hingga penyerahan pekerjaan
keseluruhannnya.

3.3.3. Pengisian Nat :


a. Pengisian nat keramik/HT sebaiknya dilakukan setelah 2 X 24 jam pemasangan,
kecuali perekat semen instant berfungsi lebih cepat.
b. Sebelum pengisian nat bersihkan keramik/HT dari kotoran/debu dan minyak terutama
pada lubang nat.
c. Buat campuran sesuai dengan petunjuk dari produk yang digunakan lalu aplikasikan.
d. Basahi keramik/HT yang akan digrout dengan lap/spon basah untuk mengisi pori pori
tile.
e. Setelah nat diisi dengan bahan grouting, gunakan spon agak basah untuk menyapu
grout yang setengah kering sampai permukaan grout berada di bawah level.
f. Usahakan agar grout yang menempel di tile segera dibersihkan untuk menghindari zat
pewarna dari grout masuk ke dalam pori pori tile. Untuk grout warna tua/gelap max
15 menit, warna muda/terang mas 30 menit.
g. Dalam hal tidak ada gap maka grouting tidak diperlukan.

QMS TEP Page 20


3.3.4. Tahap Pembersihan :
a. Pada tahap pembersihan, sebenarnya tidak memerlukan metode yang khusus, cukup
dipel/ dibersihkan dengan air bersih saja.
b. Ganti air pembersih setiap 20 m2.
c. Pada saat pembersihan tidak direkomendasikan untuk menggunakan cairan/zat kimia
yang mengandung asam (seperti HCl, Porstex, Porfix, dll).
d. Untuk menghindari pemakaian bahan bahan tersebut usahakan mengikuti prosedur
pemasangan yang sudah disarankan dengan baik dan benar.

3.3.5. Maintenance/Perawatan :
Homogeneous tile sebenarnya tidak memerlukan perawatan yang khusus, cukup
dibersihkan/dipel dengan air bersih setiap hari dengan frekuensi sesuai dengan
kebutuhan.

3.4. Pemasangan plint lantai (Skirting)


3.4.1. Pendahuluan
Plin lantai atau sering juga disebut skirting sering kita jumpai dipasang pada dinding
rumah kita / proyek kita. Plin lantai sendiri adalah bidang pembatas antara lantai dan
dinding. Plin lantai biasanya dibuat setinggi 7 - 10 cm dari lantai. Plin lantai selain
berfungsi sebagai keindahan interior / ornamen dinding, plin lantai juga berfungsi
sebagai berikut :
a. Menjaga dan melindungi dinding tetap bersih dari gesekan benda.
b. Menjaga kebersihan cat dinding dari kotoran saat mengepel lantai.
c. Mencegah debu dan kotoran berkumpul pada sudut pertemuan dinding dan lantai
sehingga lebih mudah dibersihkan.
d. Mempermudah pengerjaan acian dinding pada sudut.
e. Sebagai border pemisah antara lantai dan dinding.
f. Plin yang terbuat dari batu alam seperti marmer / granit dapat memberikan nuansa
alami dan natural pada sebuah ruangan.
g. Mempercantik pertemuan sudut ruangan agar tampak rapi dan bersih.
3.4.2. Bahan yang digunakan :
a. Keramik plint 10x60cm
b. Semen PC

QMS TEP Page 21


c. Pasir
d. Semen grouting nat
e. Air
3.4.3. Alat bantu kerja yang digunakan :
a. Waterpass
b. Gerinda
c. Meteran
d. Palu karet
e. Benang
3.4.4. Pelaksanaan pekerjaan :
a. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plint keramik yang
dilakukan oleh divisi engineering.
b. Membuat approval material yang akan digunakan oleh bagian gudang dan Quantity
Surveyor (QS).
c. Setelah semuanya di setujui, kemudian persiapkan area lahan kerja yang digunakan.
d. Lakukan pengukuran yang dilakukan oleh juru ukur (surveyor) menentukan dan
menandai (marking) pada dinding yang akan dipasang plint keramik.
e. Dinding yang akan dipasang plint keramik pada bagian bawah jangan diplester + aci
dahulu agar tidak ada pekerjaan bobokan.
f. Rendam plint keramik dalam air.
g. Pasang plint keramik pada dinding yang sudah di marking dengan perekat
menggunakan acian.
h. Pada saat pemasangan, tekan plint keramik atau pukul dengan palu karet untuk
mendapatkan permukaan keramik yang rata.
i. Cek kerataan pasangan plint keramik dengan waterpass.
j. Grouting/isi nat antara plint keramik dengan semen khusus grouting nat.

QMS TEP Page 22


3.5. Pemasangan Lantai Marmer/Granit
3.5.1. Bahan yang digunakan :
a. Marmer / Granit
b. Additive/Perekat mortar Instant siap pakai
c. Pengisi celah memakai bahan siap pasang semen warna instant.
d. Bubuk pengkilap marmer/granit (Flash powder/Bubuk kuning).
3.5.2. Pelaksanaan Pekerjaan :

a. Lokasi kerja harus bersih dari debu atau sampah lain yang dapat mempengaruhi
kesempurnaan pekerjaan marmer/granit.
b. Buat dan Ajukan ijin pelaksanaan pekerjaan ke MK.
c. Kelengkapan Dokumen (Shop Drawing dan Approval Material yang sudah disetujui
oleh Owner).
d. Pelaksana dan survey harus memeriksa lokasi dan melakukan pengukuran (Marking)
serta memahami batas ketinggian pasangan penutup lantai seperti yang dimaksud.
e. Tentukan dan terapkan posisinya start point yang sudah disetujui dilapangan untuk
pembuatan kepalaan keramik dengan memasang benang arah horisontal dan vertikal
pada lantai sesuai elevasi pada shop drawing.
f. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai, penentuan peil ini untuk seluruh
kesatuan.

QMS TEP Page 23


g. Pasang marmer/granit sebagai pasangan kepala, sepanjang garis dasar yang telah

terpasang.

h. Untuk marmer/granit yang tidak sama dimensinya, dipotong/digerinda dengan alat


potong gergaji/gerinda marmer/granit.
i. Cek kedatarannya dengan waterpass untuk setiap pemasangan marmer/granit.

j. Gunakan palu karet untuk mendatarkan/meratakan agar permukaan marmer/granit


tidak rusak/cacat
k. Lanjutkan pemasangan marmer/granit dengan pertolongan benang, dan lakukan
pengecekan dengan waterpass setiap memasang sebuah marmer/granit.
l. Isi sela-sela nat dengan bahan cor nat. Pengisian nat dilakukan apabila kedudukan
marmer/granit telah kuat atau spesi telah kering.

QMS TEP Page 24


m. Bersihkan permukaan marmer/granit dari sisa - sisa bahan cor nat dengan
menggunakan kain lap sampai bersih.
n. Poles permukaan marmer/granit dengan bubuk pengkilap dengan menggunakan mesin
poles marmer/granit.
o. Untuk mengkilapkan permukaan marmer / granit bekas potongan (daerah pinggulan) :
 Gosok daerah bekas gergaji dengan batu gerinda sampai halus.
 Setelah digosok dengan batu gerinda haluskan dengan amplas yang halus.
 Untuk mengkilapkan gosok permukaan dengan Flash powder/bubuk kuning.

p. Apabila marmer/granit dipasang pada lantai luar, maka perlu diberi lapisan polymer
coating.
3.6. Pekerjaan Pengeras Lantai (Floor Hardener)
3.6.1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk di dalamnya adalah pekerjaan-pekerjaan persiapan pada lantai yang
dilapisi dengan floor hardener, pengadaan tenaga kerja, bahan floor hardener, mesin
trowel dan peralatan pembantu lainnya, contoh-contoh bahan yang akan digunakan
termasuk pula perawatan/pembersihan dan pemeliharaan sampai saat penyerahan
pekerjaan terakhir.
b. Bagian yang dilapisi Floor Hardener adalah daerah Drive-way, Ramp, Gardu PLN,
Ruang Trafo, Ruang Panel, Loading Dock, dan Ruang Genset, dan semua bagian-
bagian permukaan lantai sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Pertemuan lantai yang memakai Floor Hardener dengan yang tidak menggunakan
Floor Hardener diberi tali air 1 X 1 cm.
d. Pembersihan dan perbaikan permukaan lantai setelah pekerjaan Floor Hardener
selesai.

QMS TEP Page 25


3.6.2. Persyaratan Bahan :
a. Bahan Dasar : Granular materi and Portland cement (3 - 7 kg/m2)
b. Sifat : Non metalic, kuat, keras, tahan gores
c. Warna : Medium Grey
d. Produk : Ex. Mortar Utama, Drymix, Sika, atau setara.
3.6.3. Syarat-syarat Pelaksanaan :
a. Bidang permukaan lantai harus rata tidak terdapat retak –retak, tidak ada lubang dan
celah-celah yang terjadi pada permukaan lantai. Bila ada harus ditutup dengan adukan
semen pasir (trasram) sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.
b. Pekerjaan lapisan floor hardener dilakukan setelah ada persetujuan dari
MK/Inspektor. Pengerjaannya sesuai dengan persyaratan dari pabrik yang
bersangkutan, sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik dan memberikan
kepuasan kepada pihak Owner.
c. Sebelum pekerjaan dilakukan Engineer harus menyerahkan beberapa contoh bahan
warna dan contoh percobaan pekerjaan (mock up) dari beberapa macam hasil produk
kepada Engineering Owner, untuk disetujui dalam pelaksanaan.
d. Contoh bahan warna dan contoh percobaan pekerjaan yang telah disetujui, akan
dipakai sebagai standard dalam pemeriksaaan dan penerimaan bahan/hasil pekerjaan
yang dikerjakan dilapangan.
e. Dibuatkan tempat penyimpan contoh bahan/hasil contoh pekerjaan di direksi keet,
serta harus senantiasa menjaga keamanan.
f. Pekerjaan floor hardener yang telah terpasang harus dihindarkan dari terjadinya
kerusakan akibat adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan lain. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam hasil pekerjaan yang dilakukan.
g. Melakukan perbaikan untuk kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi pada
permukaan floor hardener, hingga mencapai mutu pekerjaan seperti yang telah
disyaratkan tanpa adanya tambahan biaya.
3.6.4. Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Lokasi kerja harus bersih dari debu atau sampah lain yang dapat mempengaruhi
kesempurnaan pekerjaan marmer/granit.
b. Buat dan Ajukan ijin pelaksanaan pekerjaan ke MK.
c. Kelengkapan Dokumen (Shop Drawing dan Approval Material yang sudah disetujui
oleh Owner).

QMS TEP Page 26


d. Untuk mendapatkan permukaan yang rata maka peleksanaan pengecoran harus
dilakukan dengan mengikuti relat yang telah disiapkan dengan pengukuran
menggunakan Theodolite/Laser secara kontinue pada seluruh permukaan lantai.
e. Jidar sebaiknya menggunakan bahan yang kuat dan kaku (aluminium box).

f. Penaburan dimulai pada saat beton dalam keadaan plastis (bebas dari genangan air
beton) yaitu ±1 – 2 jam dari saat pengecoran dan apabila permukaanya ditekan
dengan ibu jari hanya akan meninggalkan bekas sedalam 3-5 mm.
g. Floor hardener ditaburkan secara bertahap dengan dosis 2/3 bagian dahulu, dan ketika
bahan menjadi berwarna gelap secara merata akibat absorpsi air dari lantai dasar maka
dapat segera digosok.
h. Setelah itu 1/3 bagian sisanya ditaburkan secara merata diatas permukaan beton.

QMS TEP Page 27


i. Bila permukaan telah cukup keras
dan kuat menahan beban mesin
trowel maka finishing akhir
dilaksanakan dengan
menggunakan mesin trowel.
j. Finishing akhir pada bagian tepi
kolom, tepi dinding dan bagian pinggir dilakukan dengan cara manual yaitu dengan
roskam kayu/besi sampai didapat permukaan yang halus dan rata.
g. Setelah pekerjaan hardener selesai maka harus segera dilapisi Concure (Curing
Compound) untuk mengurangi terjadinya penguapan air beton. Pada area yang
terbuka sebaiknya setelah di curing dilindungi lagi dengan karung basah untuk
mengurangi terjadinya retak susut.
h. Lantai yang sudah dikerjakan tidak boleh terkena air hujan selama 48 jam dan
sebaiknya tidak dipakai selama 1 minggu, jika akan segera dibebani dengan lalu lintas
yang berat dalam 2 minggu pertama umur beton maka sebaiknya dilindungi dengan
multipleks plywood.

4) PEKERJAAN PELAPIS DINDING

4.1. Umum

4.1.1. Pekerjaan Penutup Dinding :

QMS TEP Page 28


a. Manufactured Tile : Keramik, Homogenous Tile, dan sejenisnya.
b. Natural Stone : Marmer, Granit, Sandstone, dan batu alam sejenis lainnya.
4.1.2. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan penutup dinding ini meliputi pemasangan bahan penutup dinding dengan
pengadaan dan pemakaian bahan perekat mortar/lem keramik, anchor dan bahan
penutup celah antar bahan.
4.1.3. Ketentuan Prosedur Pekerjaan :
a. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu kepada Mock Up.
b. Pekerjaan boleh dilakukan setelah markingan MEP sudah dibuat.
c. Pelaksana/SPV membuatkan Monitoring data & Mappingan progress pekerjaan untuk
setiap Tower/Lantai/ Zone
d. Pelaksana/SPV melaksanakan Checklist Internal Bersama QC dan Subkon/Mandor

4.2. Pemasangan Dinding Keramik/ Homogenous Tile


4.2.1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
yang baik.
b. Dinding untuk area seperti : Toilet, Janitor, Ruang Tempat Sampah, Ruang Panel,
GWT, Ablution/Wudhu, atau seperti yang dijelaskan dalam Shedule of Finishes.
c. Untuk Keramik menggunakan produk: Ex. Roman, Mulia atau setara.
d. Untuk Homogenous Tile menggunakan produk: Ex. Granito, Essenza atau setara
4.2.2. Bahan-bahan :
a. Perekat memakai mortar/tile adhesive dinding
b. Spacer 3 mm
c. Paku
d. Spesi
e. Mortar pengisi celah antar keramik/Homogenius Tile (nat)
f. Bahan aditif tambahan diijinkan untuk memakai bonding agent dengan persetujuan
pengawas.

4.2.3. Peralatan :
a. Alat potong keramik/HT c. Palu karet
b. Sendok mortar d. Roskam bergerigi

QMS TEP Page 29


e. Plastic cross/Spacer g. Benang
f. Waterpass h. Meteran
4.2.4. Ketentuan Standar :
a. Standard produk yang telah teruji
b. SNI /S II untuk Keramik dan Homogenous Tile.
4.2.5. Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Buat dan Ajukan ijin pelaksanaan pekerjaan ke MK.
b. Periksa kesiapan lokasi, agar saat pelaksanaan tidak menggangu/tergangu pekerjaan
lain, pelajari spek bahan & warna keramik. Siapkan material & alat bantu.
c. Pastikan dinding pasangan bata ringan untuk pemasangan keramik/Homogenous Tile
sudah berumur minimal 3 hari.
d. Pastikan pekerjaan MEP area dinding toilet sudah selesai di ceklist.
e. Buat garis-garis sipatan waterpas pada dinding keramik/Homogenous Tile keliling ± 1
mtr untuk penentuan peil ketinggian.
f. Acuan elevasi pemasangan keramik dinding toilet adalah elevasi lantai toilet terendah.
g. Buatlah lot- lotan pada dinding ditiap pojokan ruangan sekaligus sikuannya dan garis
pertengahan dinding untuk pembagian keramik/Homogenous Tile.
h. Berdasarkan lot-an dan garis tengah dinding, pasang horizontal satu baris keramik/HT
dibagian bawah dinding, dan dua baris vertical dibagian pinggir dinding sebagai
kepalaan.
i. Posisi Starting point pemasangan, sisa pemasangan (buangan) dan ketinggian peil tepi
atas pola harus sesuai dengan shop drawing.
j. Pastikan Keramik/HT yang dipasang adalah yang telah diseleksi/sortir dengan baik,
warna, motif/shading, ukuran tiap keramik/HT harus sama dan tidak boleh retak,
gompal atau cacat lainnya.
k. Pemasangan kepalaan yang horizontal dimulai dari tengah dinding menuju kearah
pinggir (buangan kanan-kiri) dan untuk vertical dari bawah keatas
l. Sebelum pemasangan dilakukan dinding maupun keramik/HT-nya harus dibasahi air
terlebih dahulu.
m. Buat campuran spesi 1 : 3 dengan air secukupnya, kemudia aduk secara merata.
n. Spesi pasangan harus mempergunakan campuran yang kuat dan kedap air, cara
pemasangannya spesi harus dipasang pada keramik/HT dulu baru ditempelkan pada
dinding dengan cara ditekan dan diketok-ketok sampai dengan rata dan padat.

QMS TEP Page 30


o. Hamparkan spesi tersebut pada punggung keramik/HT dan ratakan dengan roskam
bergerigi.
p. Pasangan spesi keramik/HT harus padat dan rata tidak boleh terdapat bagian yang
kosong.

q. Setelah kepalaan terpasang, untuk pemasangan selanjutnya dilakukan dari arah bagian
bawah menuju keatas, agar pasangan yang baru tertahan bagian bawahnya.
r. Pasang paku pada bagian bawah
benang untuk menahan pasangan
keramik/HT.
s. Tempelkan keramik/HT pada
permukaan dinding bata ringan
tepat dibawah paku dan tekan
keramik dengan bantuan palu
karet, cek kelurusannya.

t. Untuk mendapatkan permukaan yang rata, pasangan keramik/HT tiap baris harus
ditap (diratakan) dengan jidar panjang/waterpas dan diraba dengan tangan tiap
sambungan nat.
u. Pola keramik/HT harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan
terpasang di dinding, seperti : exhaust fan, panel, stop kontak, lemari gantung, dan
lain-lain yang tertera di dalam gambar.

QMS TEP Page 31


v. Pasang keramik/HT di sampingnya
sesuai dengan langkah dan jarak
nat yang sudah ditentukan
sepanjang kepalaan. Setelah
keramik dipasang spacer dilepas
w. Pasang spacer sesuai nat yang
ditentukan.

x. Tiap baris pasangan keramik/HT nat–natnya harus dijamin lurus dan sejajar
vertikalnya maupun horizontalnya
y. Bidang dinding keramik/HT harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar
lurus. Siar arah horisontal pada dinding berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan satu garis lurus. Secara standard potongan kecil tidak diijinkan, potongan
terkecil adalah ½ dari ukuran keramik/HT
z. Pemotongan keramik/HT harus menggunakan alat potong khusus sesuai dengan
petunjuk pabrik.
aa. Selama pemasangan, hindari zat-zat cair yang mengandung zat pewarna yang kuat
(seperti teh, kopi, soft drink, dll.). Jika terkena maka bersihkan secepat mungkin.
bb. Setelah kering bersihkan sekitar pasangan keramik dan permukaan keramik/HT
dengan kain lap basah.

4.2.6. Pengisian Nat :


a. Pelaksanaan pekerjaan nat sebaiknya dilakukan setelah 2 X 24 jam pemasangan
keramik/HT.
b. Sebelum pengisian nat bersihkan keramik/HT dari kotoran /debu dan minyak terutama
pada lubang nat.
c. Buat campuran sesuai dengan petunjuk dari produk yang digunakan lalu aplikasikan.
d. Basahi keramik/HT yang akan di nat dengan lap/spon basah untuk mengisi pori-pori
tile.
e. Setelah nat diisi dengan bahan grouting,gunakan spon agak basah untuk menyapu
grout yang setengah kering sampai permukaan grout berada di bawah level.

QMS TEP Page 32


f. Ratakan permukaan nat dengan kape
sambil ditekan.

g. Pastikan grout yang menempel di tile


segera dibersihkan untuk menghindari zat
pewarna dari grout masuk ke dalam pori-
pori tile. Untuk grout tua /gelap max. 15
menit, warna muda/terang max. 30 menit.

4.2.7. Tahap Pembersihan :


a. Pada tahap pembersihan , sebenarnya tidak memerlukan metode yang khusus, cukup
dipel /dibersihkan dengan air bersih saja.
b. Ganti air pembersih setiap 20 m2.
c. Pada saat pembersihan tidak direkomendasikan untuk menggunakan cairan/zat kimia
yang mengandung asam (ssperti HCL, Porstex, Porfix ,dll.)
d. Untuk menghindari pemakaian bahan–bahan tersebut usahakan mengikuti prosedur
pemasangan yang sudah disarankan dengan baik dan benar.
4.2.8. Maintenance/Perawatan :
Homogeneous tile sebenarnya tidak memerlukan perawatan khusus, cukup
dibersihkan/ dipel dengan kain bersih setiap hari dengan frekuensi sesuai dengan
kebutuhan. Yang perlu diperhatikan adalah cairan berwarna (spidol) atau bahan kimia
yang keras jangan diberikan terlalu lama (harus segera dibersihkan). Homogeneous
tile yang terpasang tidak dapat dipoles ulang.

4.3. Pemasangan Dinding Marmer/Granit


4.3.1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan pemasangan dinding memakai Marmer/Granit untuk area lobby, area lift
atau sesuai yang tertera dalam gambar dan schedule of finishes.
b. Ada 2 cara pemasangan marmer dinding, yaitu Sistem Basah dan Sistem Kering
- Pemasangan marmer sistem basah adalah pemasangan marmer ke dinding dengan
menggunakan perekat berupa adukan semen.
- Pemasangan marmer sistem kering menggunakan paku atau angkur untuk
mengikatkan marmer ke dinding.

QMS TEP Page 33


4.3.2. Bahan-bahan :
a. Marmer granit
b. Air
c. Bahan cor nat (afagrout, ibagrout, afafik dll warna sesuai rencana)
d. Bubuk pengkilap/batu kuning
e. Besi siku/braket
f. Kawat angkur kuningan diameter 0,2 cm
g. Ramset
4.3.3. Peralatan

a. Sendok spesi h. Kain lap o. Batu gerinda


b. Ember i. Pistol ramset p. Amplas halus
c. Benang j. Palu q. Mesin poles marmer/
d. Siku - siku k. Tang granit
e. Waterpass l. Cape r. Mesin las.
f. Rol meter m. Paku beton
g. Unting - unting n. Mesin bor/dyna bolt

4.3.4. Cara Pemasangan marmer/granit system basah.


a. Buat dan Ajukan ijin pelaksanaan pekerjaan ke MK.
b. Kelengkapan Dokumen (Shop Drawing dan Approval Material yang sudah disetujui
oleh Owner).
c. Pelaksana (SPV) dan survey harus memastikan bahwa lokasi kerja sudah dibuatkan
Marking.
d. Pelaksana (SPV) harus memeriksa :
 Kesiapan lokasi kerja
 Material dan alat bantu kerja
 Kondisi, spek dan warna Marmer/Granit yang akan dipasang.
e. Gelar marmer/granit seluas dinding sesuai dengan pola yang ada pada gambar shop
drawing
f. Marking atau tandai marmer/granit sesuai posisi dan arah serat. Penandaan ini
menggunakan isolasi, setelah marmer/granit terpasang isolasi baru dilepas.

QMS TEP Page 34


g. Marking dan tandai letak angkur dengan paku pada pemasangan paku dinding yang
akan dipasang marmer/granit.
h. Lubangi marmer/granit untuk dudukan kawat angkur.

i.

i. Pasang benang arah horisontal dan vertikal pada dinding sesuai elevasi pada shop
drawing. Kedudukan benang antara horisontal dan vertikal harus siku dan datar, cek
kedataran benang dengan waterpass.
j. Pasang kawat angkur arah melintang/horisontal pada dinding sesuai marking dengan
bantuan paku
k. Pasang alat bantu kawat penahan sementara.
l. Pasang kawat angkur sesuai kedudukan.
m. Pasang marmer/granit pada posisinya dengan bantuan angkur mati dan angkur
sementara. Arah pemasangan dimulai dari bawah dan kedudukan marmer/granit harus
sesuai dengan waktu penggelaran

 A
r
ah pemasangan marmer/granit
 Kedudukan marmer/granit harus sesuai dengan waktu penggelaran.

QMS TEP Page 35


n. Isi spesi secara hati-hati agar kedudukannya tidak berubah, dan sebelum spesi
kering/mengeras lepas kawat bantu sementara

o. Cek kerataan permukaan marmer/granit dengan waterpass


p. Isi sela nat dengan bahan pengisi yang telah disetujui.
q. Bersihkan permukaan marmer/granit yang terpasang dengan kain lap basah.

4.3.5. Cara Pemasangan marmer/granit system kering.


a. Sama caranya dengan system basah (Point {a} s.d point {i})
b. Pemasangan marmer system kering terdiri atas 3 tahap::

Pengeboran awal

Lubang Pengunci

Pemasangan angkur dalam marmer.


QMS TEP Page 36
c. Pasang rangka tempat dudukan bracket pada dinding sesuai marking.

d. Untuk persiapan pemasangan marmer ke pelat bracket, angkur dipasang dahulu ke


dalam marmer.

Marmer/Granit Angkur

e. Setelah angkur terinstal pada dinding marmer, pasang marmer pada panel braket yang
terinstal pada dinding bata. Pengencangan pemasangan marmer pada pelat
menggunakan obeng/alat pengencang.
f. Pasang marmer berikutnya sesuai dengan urutan serat

QMS TEP Page 37


g. Cek kerataan permukaan marmer/granit dengan waterpass
h. Isi sela nat dengan bahan pengisi yang telah disetujui.
i. Bersihkan permukaan marmer/granit yang terpasang dengan kain lap basah

4.4. Tinjauan K3 & Lingkungan


a. Pastikan Rambu-rambu K3 terpasang dengan baik.
b. Breifing kepada para pekerja sebelum pekerjaan dimulai (Penjelasan APD, IK,
Metode).
c. Pastikan sampah bekas dus keramik tidak berserakan di area pekerjaan.
d. Proteksi dinding yang sudah terpasang keramik sampai pasangan keramik benar-benar
sudah kuat (selama 1 minggu).
e. Pastikan sebelum dan sesudah pekerjaan kondisi area pekerjaan harus bersih dari
sampah.
f. Pastikan material potongan sisa-sisa pekerjaan tidak berserakan, tata dan rapihkan di
tempat yang sudah ditentukan.
g. Untuk area pekerjaan harus dipasang barikade atau penghalang supaya lokasi tidak
kotor.
h. Pastikan kotoran/debu potongan sisa-sisa material terproteksi dan dibersihkan kembali
area tersebut.

QMS TEP Page 38


5) PEKERJAAN WATERPROOFING
5.1. Waterproofing Type Lapis (Coating)
5.1.1. Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan waterproofing ini meliputi pekerjaan persiapan & pemasangan material


waterproofing type cementicious coating pada area basah, seperti: toilet, tempat
wudhu, janitor, ruang tempat sampah (garbage/trash bin), ground water tank (GWT),
balkon unit, teras terbuka (diatas lantai dasar), dan bagian lainnya seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

5.1.2. Bahan – bahan :

Terdiri dari 2 komponen. Bahan dasar Powder yang tercampur homogen dengan
liquid acrylic sebagai perekat (Ex. Penetron, Sika, Master Builder Solutions, atau
setara).

5.1.3. Standar Acuan :


a. ASTM 109 : 92 – Compressive Strength
b. BS EN 196 – Flexural Strength
c. ASTM D4541 – Pull off Adhesion to concrete
d. DIN 1048 Modified – Water Penetration
5.1.4. Ketentuan Prosedur Pekerjaan :
a. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu kepada Mock Up.
b. Pelaksana/SPV membuat Mappingan progress pekerjaan untuk setiap Tower/Lantai/
Zone
c. Pelaksana/SPV membuat Monitoring pemasangan material Keramik/HT untuk tiap
Tower/Lantai/Zone
d. Pelaksana/SPV melaksanakan Checklist Internal Bersama QC dan Subkon/Mandor
5.1.5. Garansi :
Garansi atas produk dan aplikasi ditetapkan tak kurang dari 10 tahun dengan
penerbitan sertifikat garansi kepada pemilik proyek. Jika garansi diberikan hanya
untuk produk saja; maka tidak dapat diterima.
5.1.6. Perkuatan :
Pada bagian yang rawan retak atau pada lipatan permukaan dan pertemuan lantai
dinding harus diberi perkuatan dengan tambahan mesh dan mortar fillet 30 mm x 30
mm membentuk kemiringan 45°.

QMS TEP Page 39


5.1.7. Perlakuan :
Perlakuan atas hasil pekerjaan waterproofing pada permukaan lantai dan dinding
adalah penting dan wajib dijaga dari tindakan penggunaan paku atau bahan tajam
lainnya.
5.1.8. Test Rendam :
Test Rendam dengan air harus dilakukan minimal 2 X 24 jam untuk memastikan
kondisi pekerjaan sempurna dan tidak ada kebocoran akibat kesalahan aplikasi, jika
ada kebocoran setelah pekerjaan lain dimulai maka dapat dipastikan penyebabnya
adalah pelaksana pemasangan pekerjaan lanjutan yang tidak mematuhi aturan
perlakuan atas material waterproofing, maka harus dilakukan perbaikan waterproofing
atau diulang lagi (overlay).
5.1.9. Proses Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Pelaksana harus melihat lokasi dan melakukan persiapan dan pengukuran serta hal
lain yang diperlukan.
b. Permukaan bidang yang akan dilapis harus benar benar bersih dan kering bebas dari
bahan berlemak apapun dan kotoran-kotoran lainnya.
c. Permukaan bidang yang akan diwaterproofing harus sudah diperbaiki apabila adanya
kerusakan struktur ataupun retak – retak serta bersih dari kotoran kotoran bekas
adukan atau beton sisa harus diperhatikan system waterproofing terhadap pipa-pipa
maupun fitting-fitting ME yang ada (seperti: Floor Drain, CO,dll).

QMS TEP Page 40


d. Sebelum aplikasi, permukaan sebaiknya dilembabkan atau dibasahi dengan air untuk
mendapatkan hasil yang baik.
e. Pelapisan waterproofing material dapat dilakukan dengan ijin dari pengawas.
f. Pelaksanaan kerja harus seperti tahapan yang disyaratkan .
g. Lakukan coating pertama secara merata dengan ketebalan sesuai spesifikasi dan
tunggu sampai kering, atau warna akan berubah dibanding sewaktu basah (arah
memanjang).
h. Lakukan lagi coating kedua dengan kuas secara merata dan arah kuas berlawanan
dengan yang
pertama
dan tunggu
sampai

kering/berubah warna (arah melintang).


i. Demikian sampai coating yang ketiga (arah memanjang).Pelapisan pada area yang
berhubungan dengan penetrasi harus dilakukan dengan extra hati-hati serta seksama.
j. Gunakan kuas, roll atau roskam untuk mengaplikasikan produk, tergantung dari
kondisi kerataan permukaan.
k. Perlindungan dari perlakuan kasar harus dihindarkan. Hingga tahap pemasangan
bahan pelapis/penutup dilakukan
l. Pengujian tes rendam dilakukan setelah benar benar siap.

Test Rendam Test Rendam Balkon


Toilet
QMS TEP Page 41
m. Sejauh pengamanan yang baik terlaksana maka tingkat keberhasilan akan lebih
sempurna. Untuk itu pelaksana harus memberitahukan lokasi yang dinyatakan telah
dikerjakan dan lewat dari tes rendam secara tertulis kepada pengawas yang nantinya
akan dijadikan bahan peringatan bagi pihak pelaksana pekerjaan lain untuk ikut
memperhatikan dan bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi selama masa
teamnya bekerja pada area termaksud.
n. Tunggu sampai produk setting sebelum dilakukan aplikasi lapisan di atasnya
(screeding, pemasangan keramik, dll).

5.2. Waterproofing Type Membrane


5.2.1. Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan waterproofing ini meliputi pekerjaan persiapan & pemasangan material


waterproofing type primer coating pada area tak kedap air, seperti: area external
taman, jalan raya, area lobby utama, struktur beton area atap bangunan atau dibawah
lantai toilet gedung, dan bagian lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

5.2.2. Bahan – bahan :


a. Bahan Primer Coating
b. Waterproofing Membrane
c. Screed Beton
d. Acian Halus
e. Kawat Ayam
f. Dan alat-alat bantu pekerjaan waterproofing lainya menyesuaikan kebutuhan kerja
dan kondisi lapangan.
5.2.3. Standar Acuan :
e. ASTM 109 : 92 – Compressive Strength
f. BS EN 196 – Flexural Strength
g. ASTM D4541 – Pull off Adhesion to concrete
h. DIN 1048 Modified – Water Penetration
5.2.4. Ketentuan Prosedur Pekerjaan :
a. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu kepada Mock Up.

QMS TEP Page 42


b. Pelaksana/SPV membuat Mappingan progress pekerjaan untuk setiap Tower/Lantai/
Zone
c. Pelaksana/SPV membuat Monitoring pemasangan material Keramik/HT untuk tiap
Tower/Lantai/Zone
d. Pelaksana/SPV melaksanakan Checklist Internal Bersama QC dan Subkon/Mandor
5.2.5. Garansi :
Garansi atas produk dan aplikasi ditetapkan tak kurang dari 10 tahun dengan
penerbitan sertifikat garansi kepada pemilik proyek. Jika garansi diberikan hanya
untuk produk saja; maka tidak dapat diterima.
5.2.6. Perkuatan :
Pada bagian yang rawan retak atau pada lipatan permukaan dan pertemuan lantai
dinding harus diberi perkuatan dengan tambahan mesh dan mortar fillet 30 mm x 30
mm membentuk kemiringan 45°.
5.2.7. Kelebihan dan kekurangan
a. Membran membutuhkan perawatan yang lebih rumit karena rentan terhadap
kerusakan sewaktu aplikasi atau pun sesudah terpasang 
b. Aplikasi / pemasangan membran membutuhkan waktu, sehingga mempengaruhi
waktu selesainya proyek serta biaya operasional yang dikeluarkan. 
c. Umur membran hanya bertahan sekitar 10 sampai 15 tahun, setelah itu perlu
penggantian secara berkala. Jika Membran diaplikasi di atap, podium atau watertank
mungkin masih bisa diganti setiap 10 atau 15 tahun, tetapi hal tersebut tidak dapat
dilakukan jika membran digunakan di basement.
d. Jika ada retak pada beton dan ada sedikit lubang atau kerusakan pada membran,
perbaikan akan sangat sulit dilakukan. Jika membran di atap atau water tank
permukaan screed dapat dibongkar untuk melakukan repair, tetapi jika di basement
hal ini tidak dapat dilkukan karena berada di bawah slab beton dan sumber bocor
akan sangat sulit ditemukan, sehingga tidak dapat menyumbat langsung di sumber
kebocoran. 
5.2.8. Test Rendam :
Test Rendam dengan air harus dilakukan minimal 2 X 24 jam untuk memastikan
kondisi pekerjaan sempurna dan tidak ada kebocoran akibat kesalahan aplikasi, jika
ada kebocoran setelah pekerjaan lain dimulai maka dapat dipastikan penyebabnya
adalah pelaksana pemasangan pekerjaan lanjutan yang tidak mematuhi aturan

QMS TEP Page 43


perlakuan atas material waterproofing, maka harus dilakukan perbaikan waterproofing
atau diulang lagi (overlay).

5.2.9. Proses Pelaksanaan Pekerjaan :


a. Bersihkan lokasi struktur beton yang akan dilapisi waterproofing membrane dengan
alat- alat kerja yang sudah disiapkan sebelumnya, pastikan setiap bidang dan
permukaan sudah benar-benar bersih.
b. Labur permukaan atau bidang yang akan dipasang dengan primer coating secara
merata serta pada bidang dinding naik sekitar 20 cm dari lantai rencana.

c. Cek kembali laburan primer coating apakah sudah benar-benar rapi dan menutup
semua permukaan.
d. Pasang waterproofing membrane secara merata keseluruh permukaan beton dengan
sambungan overlap kurang lebih 10 centi meter.
e. Memeriksa dan mengecek kembali waterproofing membrane yang sudah dipasang
sebelumnya.
f. Melakukan tes penggenangan dengan air selama satu hari atau 1×24 jam 
g. Jika ketinggian air tidak berkurang maka bisa dipastikan tidak terjadi kebocoran, jika
belum maka perlu diperbaiki bagian yang bocor.
h. Melaksanakan pekerjaan screed penutup waterproofing, untuk toilet langsung saja
ditutup dengan screed setinggi 2 s/d 5 cm, sedangkan untuk wilayah gutter atau
saluran air sebaiknya dilapisi terlebih dahulu dengan kawat ayam kemudian baru
screed 2 s/d 3 cm dilanjutkan finish acian. Pekerjaan waterproofing membrane pun
sudah selesai dikerjakan.

QMS TEP Page 44


6) PEKERJAAN DINDING PARTISI dan PLAFOND
6.1. Pekerjaan Dinding Partisi dan Plafond Gypsum
6.1.1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan penutup langit–langit plafond dan
dinding partisi pembagi ruang pada daerah yang ditetapkan seperti dalam gambar.
b. Pekerjaan ini dengan batas kondisi sudah harus dinyatakan siap untuk proses
selanjutnya seperti pelapisan cat atau bahan finishing lain.
6.1.2. Bahan-bahan :
a. Frame stud tebal ….. mm (lihat schedule of finishes/gambar)
b. Gypsum board tebal ….. mm (lihat schedule of finishes/gambar). Ex. Jaya Board,
Knauf, Gyporc, Yoshino, atau setara.
c. Rangka Metal Furing (Full-system method); dengan garansi system tahan api 2 jam
untuk area yang memerlukan proteksi tahan api.
d. Drewel 1”
e. Joint Tape type kasar lebar ….. mm (lihat schedule of finishes/gambar)
f. Joint Compund
g. Metal Angle Bracket
h. Ramset Nail
i. Fisher M6
j. Insulation material seperti rockwool atau glasswool (jika diwajibkan pada dinding
khusus) dengan spesifikasi bahan yang disesuaikan keperluan dalam desain dinding
termaksud.
k. Paintable sealant.

6.1.3. Ketentuan Standard


a. BS Standard : Untuk Gysum Board.
b. SII
c. JIS Z.2241 : Untuk Uji Tarik Metal.
d. JIS Z.2201 No.2 : Untuk Uji Specimen.

6.1.4. Alat Kerja :

QMS TEP Page 45


a. Mesin Bor dengan mata screw driver & mata bor beton ( 4 mm & 6 mm )
b. Kabel Power
c. Stager
d. Cutter & Gergaji Besi
e. Tang Kait/Kem
f. Kertas Gosok dan mesin sander
g. Kapi compound
h. Tali senar
i. Water Level
j. Pendulum Gravitasi

6.1.5. Ketentuan Prosedur Pekerjaan :


a. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu kepada Mock Up.
b. Gambar/Shop Drawing yang dipakai dilapangan statusnya sudah Approved dan yang
ter-Up date (gambar dengan tanda “KADALUARSA” tidak boleh dipakai).
c. Pelaksana/SPV membuat Mappingan progress pekerjaan untuk setiap Tower/Lantai/
Zone.
d. Pelaksana/SPV melakukan setiap pekerjaan sesuai Urutan Pekerjaan (tidak sesuai
urutan pekerjaan dibuatkan Memo/BA)
e. Pelaksana/SPV melaksanakan Checklist Internal Bersama QC dan Subkon/Mandor.

6.1.6. Tinjauan K3 & Lingkungan


a. Pastikan rambu-rambu K3 terpasang dengan baik
b. Pastikan sampah bekas material tidak berserakan di area pekerjaan (plastik dan lain-
lainya)
c. Untuk penggunaan scaffolding pastikan saat digunakan roda terkunci agar tidak
tergelincir saat bekerja
d. Untuk penggunaan mesin tembak (ramset) pastikan tidak ada perkerja/orang lain yang
bekerja di bawah pekerjaan plafon untuk menghindari kecelakaan kerja akibat mesin
tembakan.
e. Pastikan kotoran/debu dan potongan sisa material terproteksi dan dibersihkan
kembali setelah selesai bekerja
f. Untuk lantai homogeous atau marmer yang sudah terpasang diproteksi dengan terpal,
plastik atau tripleks.

QMS TEP Page 46


6.2. Pekerjaan Langit-Langit/Plafond (Ceiling) Gypsum Board.
6.2.1. Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Buat ijin kerja pekerjaan pemasangan plafon ke MK/Pengawas
b. Periksa kesiapan lokasi, agar saat pelaksanaan tidak menggangu/tergangu pekerjaan
lain, pelajari spek bahan, siapkan material & alat bantu.
c. Persiapan pemasangan dengan memperhatikan kelurusan dan verticality (lot) dan
horizontality /waterlevel.
d. Penetapan posisi penggantung yang terkoordinir agar tidak berbenturan dengan
kepentingan penggantung M/E unit atau semua komponen yang ada di atas plafond.
e. Penetapan ketinggian permukaan plafond.
f. Penetapan sistem rangkai tepi yang berhubungan dengan bahan tak sejenis.
g. Penetapan joint pada tempat tertentu yang tidak memungkinkan memakai sistem
frame standard.
h. Pemasangan wall angle yang ditetapkan.
i. Pemasangan rangkaian frame yang ditetapkan dan sesuai dengan bentuk yang
diinginkan dan terdapat dalam gambar.
j. Pemasangan bahan penutup plafond
k. Pemotongan bagian plafond dan memasang perkuatan untuk manhole atau difuser
atau lampu dan sebagainya.
l. Pelapisan sambungan dengan bahan joint material yang disyaratkan
m. Perapian hasil joint bahan plafond terpasang.
n. Pemasangan sealant paintable 5 mm x 5 mm pada bagian tepi keliling ruangan atau
bagian yang berhubungan dengan dinding atau bahan lainnya.
o. Pengujian hasil kerja yang rapi rata lurus atau lengkung sesuai dengan radius yang
diharapkan serta faktor kelayakan untuk dilakukan proses lanjutan berupa finishing
cat dan sebagainya sesuai denganrancang bangun yang ditetapkan dalam gambar.
p. Kebersihan permukaan dari tampilan kotor bekas tangan atau kerusakan kecil yang
harus direvisi.

QMS TEP Page 47


6.3. Pekerjaan Pemasangan Plafond Akustik
6.3.1. Lingkup Pekerjaan :
Prosedur metode kerja ini harus diberlakukan terhadap semua personil yang terlibat
dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pemasangan plafond akustik.
Termasuk personil subkontraktor/ Mandor.

6.3.2. Keselamatan Umum


a. Keselamatan
Siapkan jalan untuk pekerja dan alat agar bisa bergerak dengan leluasa, dan hindari
kemungkinan bahaya timbul selama pelaksanaan pekerjaan Bekisting. Seluruh
personil harus menggunakan APD lengkap dan Body harness saat bekerja di
ketinggian lebih dari 2.5.
Seluruh pekerja dan karyawan harus dilindungi sesuai dengan program keselamatan.

6.3.3. Persyaratan Bahan :


Material yang digunakan yaitu sebagai berikut :
a. Accoustic tiles ukuran 60 x 120 tebal 15 mm
b. Rod Hanger 4 mm
c. Angle Clip/ Besi Bracket
d. Main Tee Clip
e. Main T- Bar/ Cross T-Bar

Persyaratan material :

a. Rumset Gun
b. Water Level
c. Water Pass
d. Bor Listrik
e. Palu
f. Obeng
g. Scaffolding

QMS TEP Page 48


h. Gunting seng / frame
i. Gergaji besi

6.3.4. Prosedur Pelaksanaan

QMS TEP Page 49


Prosedur Pelaksanaan Akustik Tile Plafond

6.3.5. Pekerjaan Pemasangan Plafond


a. Lokasi pasangan harus dibersikan dan diukur area yang dipasang akustik tile termasuk
juga pengukuran elevasinya.
b. Rangka penggantung akustik dipasangan sesuai dengan petunjuk dari
pabriknya,dengan mempertimbangkan adanya armatur-armatur lampu yang akan
dipasang di langit-langit seperti : lampu penerangan, diffuser AC, fire/heat detector,
sprinkler dan lain-lain.
c. Rangka langit-langit dapat dikerjakan setelah semua instalasi yang ada di atas langit-
langit telah terpasang. Instalasi-instalasi yang dimaksud adalah pipa-pipa air, kabel-
kabel, ducting dan lain-lain. Semua instalasi tersebut tidak boleh dibebankan atau
membebani atau dipasang pada rangka langit-langit.
d. Bidang pasangan langit-langit harus datar/waterpass dengan ketinggian/ leveling yang
sudah ditentukan, garis-garis atau alur pada pertemuan antara akustik harus lurus dan
saling tegak lurus.
e. Hasil akhir pasangan akustik tile harus rata/datar/waterpass dan semua pasangan
armatur lampu dan lainnya rapih sesuai dengan rencana.
f. Langkah-langkah pemasangan adalah sebagai berikut :

QMS TEP Page 50


Gambar 2, Prosedur Pemasangan Rangka

g. Pembuatan sketsa (marking) pada slab beton yang nantinya digunakan


sebagai patokan dalam penentuan letak kawat penggantung (Suspension Rod).
h. Pasang paku tembak beserta angle clip ke dak beton sesuai dengan posisi marking.
i. Pasang suspension rod (gantungan ceiling dengan jarak 1200 x 1200 mm).
j. Pekerjaan pemasangan paku tembak dan suspension rod dapat
dilaksanakan apabila M/E telah terpasang.
k. Tentukan ketinggian akhir dari ceiling dari data yang telah direncanakan.
l. Ukur ketinggian dari siku metal (wall angle) pada dinding bata / partisi,
perkuatan untuk wall angle (paku beton / sekrup) pada jarak maksimum 600 mm
m. Selanjutnya pasang main tee dengan jarak 1200 mm, serta cross tee dengan jarak 600
mm dimana cross tee menumpang pada kedua sisi main tee.
n. Setelah rangka terpasang, selanjutnya dilakukan perataan (levelling) dengan
menggunakan theodolit / autolevel.
o. Acoustic yang telah disiapkan dapat dipasang dimulai dari yang utuh dan diakhiri
pada bagian las-lasan.

6.3.6. Pemasangan Panel


a. Material yang dikirim ke proyek telebih dahulu diperiksa secara khusus, apakah sudah
sesuai dengan spesifikasi, baik jumlah dan kondisinya harus sesuai dan baik.
b. Tempatkan Panel di tempat yang kering dan jauh dari percikan air hujan atau instalasi
plumbing (pipa air).
c. Pastikan seluruh system Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing telah selesai terpasang
dan disetujui oleh Konsultan.
d. Pemasangan Panel dilakukan menggunakan scaffolding lengkap dan diberi perkuatan.
e. Gunakan sarung tangan saat pemasangan Panel, pasang panel secara seksama dan
panel harus dipastikan tepat tertumpu pada main T frame/ Cross T frame.
f. Pemasangan panel harus bersih dari bercak-bercak air, atau kotoran lainnya. Apabila
terdapat kotoran maka diharuskan membersihkan panel yang sudah terpasang
tersebut.

QMS TEP Page 51


Gambar 3, Prosedur Penyimpanan Panel

6.3.7. Pemeriksaan (Inspeeksi)


a. Pemasangan Frame

1. Cek kelengkapan system penguat/ Rod secara visual, pastikan semua terapasang
dengan baik agar penumpu panel tidak mengalami keruntuhan.
2. Cek Levelling Frame menggunakan waterpass, sesuaikan dengan elevasi shop
drawing.
3. Cek Kelurusan frame menggunakan waterpass atau secara visual.
4. Tentukan instalasi MEP sudah selesai dan sesuai shop drawing.
5. Pemasangan Panel Accoustic
a) Cek Levelling panel menggunakan waterpass, sesuaikan dengan elevasi shop
drawing.
b) Cek kebersihan panel secara visual. Panel tidak boleh kotor dari noda/ kotoran
apapun.

6.3.8. Dokumentasi

Dokumentasi yang akan dibuat adalah :

1. Izin Pelaksanaan Pekerjaan


2. Checklist Pekerjaan Plafond akustik

QMS TEP Page 52


6.4. Pekerjaan Langit-Langit Expose + Fair Face Concrete Plat Beton
6.4.1. Lingkup Pekerjaan :

Langit –langit Plat Beton yang dimaksudkan berupa plat beton lantai di atas ruangan
yang sudah tercetak baik bagian bawahnya.

6.4.2. Persyaratan Bahan :


a. Langit –langit plat beton harus rata /tidak bergelombang / tidak ada rongga (honey
comb) / tidak retak-retak.
b. Bila kondisi beton tidak rata /retak/ber –rongga harus diperbaiki sebelum diberi
lapisan finishing.
c. Finishing di-cat dengan cat (sesuai dengan uraian bab “Pekerjaan Pengecatan”. Warna
ditentukan kemudian oleh Perencana/Pemberi Tugas. Untuk area basement dan parkir
cek finishing schedule adalah ekspose fair face tanpa cat.
6.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan :
a. Kontraktor harus memeriksa permukaan–permukaan beton bagian bawah tersebut,
keropos dan retak –retak harus diperbaiki terlebih dahulu.
b. Ketentuan tentang teknis pemasangan dan bahan untuk bekesting yang digunakan
akan dijelaskan pada Spesifikasi Struktur.

6.5. Pekerjaan Rangka Plafon


6.5.1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan pada bagian ini, seperti tercantum atau dispesifikasi, harus sesuai dengan
persyaratan yang tercantum pada Dokumen Kontrak.
b. Lingkup pekerjaan untuk rangka metal non-loadbearing meliputi material dan
instalasi sesuai gambar kerja.
c. Bagian yang termasuk dalam lingkup pekerjaan :
- Sistem rangka metal stud untuk partisi non-load bearing gypsum pada interior.
- Sistem rangka metal furring untuk non-load bearing furred assemblies pada interior.
- Sistem rangka metal untuk ceiling gypsum
- Aksesoris rangka metal.
d. Bagian lain yang berkaitan :
- Gypsum board systems,
- Acoustical Ceilings,
- Water-resistant / Moisture-resistant Ceilings.

QMS TEP Page 53


6.5.2. Referensi (American Society for Testing and Materials-ASTM) :
a. ASTM C645 - Standard Specification for Nonstructural Steel Framing Members.
b. ASTM C754 - Standard Specification for Installation of Steel Framing Members to
Receive Screw-Attached Panel Products.
c. ASTM A653 - Standard Specification for Steel Sheet, Zinc-Coated (Galvanized) or
Zinc-Iron Alloy-Coated (Galvannealed) by the Hot-Dip Process.
d. ASTM E119 - Standard Test Methods for Fire Tests of Building Construction and
Materials

6.5.3. Persyaratan Sistem :


a. Persyaratan struktur : Ceiling suspended Interior dan soffits : Ceiling suspended
gypsum dan soffits harus mempunyai ketahanan terhadap defleksi tidak lebih dari
L/360 (jarak antar penggantung)
b. Tingkat Ketahanan Api : Untuk sistem yang disyaratkan memiliki tingkat ketahanan
api gunakan material dan prosedur instalasi yang telah di uji sesuai dengan ASTM
E119 di Laboratorium uji.
c. Performa Akustik : Untuk sistem yang disyaratkan memiliki perfroma akustik (STC),
gunakan material dan prosedur instalasi yang telah diuji sesuai ASTM E90.
6.5.4. Lampiran-lampiran :
a. Gambar kerja : berikan gambar kerja manufaktur untuk disetujui oleh Engineer
sebelum pelaksanaan dimulai.
b. Data Produk : berikan data produk dan prosedur pemasangan dari tiap-tiap komponen
dan aksesoris yang digunakan.
6.5.5. Rapat Koordinasi Sebelum Pekerjaan Awal :
a. Rapat koordinasi dengan bagian lain dan Construction Manager harus diadakan
sebelum pekerjaan awal dimulai.
b. Rapat koordinasi harus dihadiri oleh sub-kontraktor (aplikator) pekerjaan yang terkait.
Prosedur instalasi dan koordinasi dari pekerjaan terkait ditinjau bersama.
6.5.6. Pengiriman, penyimpanan dan penanganan :
a. Pengiriman harus dilakukan tepat waktu di lokasi proyek yang semestinya dan tidak
terpengaruh oleh cuaca.
b. Tumpukan diletakkan tidak menyentuh lantai dan terdapat ventilasi yang kering.
c. Lindungi material dari soiling, karat dan kerusakan.
6.5.7. Material untuk rangka ceiling dan soffit :

QMS TEP Page 54


a. Alat penggantung :
 Umum : Komponen penggantung diperuntukkan menahan beban 5 kali dari beban
sistem keseluruhan.
 Alat pelengkap angkur penggantung : Sekrup, Klip, baut, sisipan atau
perlengkapan lainnya merupakan komponen struktur yang dapat diaplikasikan
untuk penggantung ceiling yang telah dipakai sebagai konstruksi umum atau
mempunyai data uji yang telah disertifikasi.
b. Hangers : Rod atau baja kaku, untuk area dan beban maksimum ceiling dan beban
yang ditanggung.
c. Rangka Sistem Channel dan Metal Furring :
 Main Runner : Cold rolled steel channels, sesuai ASTM C645.
 Metal Furring Channels : Sesuai ASTM C645, tebal minimum (BMT) : 0.455
mm, minimum coating G40 sesuai ASTM A653.
d. Produk yang dapat dipakai : Ex. Jaya BMS, Knauf, Gyproc, Yoshino, atau setara.
6.5.8. Aksesoris :

Bracket/ Soffit Cleat dan Fastener untuk beton: Direkomendasikan oleh produsen
rangka untuk jenis substrates (material dimana bracket/ soffit cleat dan fastener
dipasang) dan metode aplikasi sesuai yang diindikasikan.

6.5.9. Instalasi Suspended Ceiling Dan Soffit :


a. Pasang kaitan dan hanger dari pendukung struktur atas. Lihat rekomendasi produsen
untuk jarak penggantung.
b. Lengkapi hanger anchors dan pelengkap semacamnya agar dapat mengakomodasi
pekerjaan lainnya pada waktu dibutuhkan koordinasi dengan pekerjaan lainnya.
c. Pasang dengan baik hangers atau rods sesuai yang disyaratkan ke pendukung
struktural dengan cara memasang langsung jika dimungkinkan, atau dipasang
menggunakan inserting, caps atau perlengkapan anchorage lainnya atau menggunakan
fasteners sesuai yang diindikasikan.
d. Pemasangan rangka :

 Marking posisi rangka plafon


sesuai dengan level yang

MARKING

QMS TEP Page 55


ditentukan (pinjaman 1 meter dari elevasi permukaan lantai finishing) sesuai shop
drawing.

 Pasang wall angle pada posisi


marking-an pada pertemuan dengan
plafon gypsum

MARKING

 Tempel wall angle sesuai


marking yang telah dibuat
dengan screw berjarak 40 cm ke
rangka plafon gypsum

WALL ANGLE

 Marking dan pasang dudukan penggantung dengan paku tembak dan dudukannya
(gbr A)

 Pasang gantungan suspension clip pada titik paku yang sudah dipasang (gbr B)

Gbr A Gbr B

QMS TEP Page 56


 Pasang rangka (main tee & cross tee) sesuai dengan modul ceiling tile (gbr C)
 Lakukan pengukuran agar elevasi sesuai dengan gambar kerja (shop drawing
approved) - (gbr D)
Gbr C Gbr D

 Periksa sistem suport dan kondisi konstruksi yang bersebelahan yang dapat
memberikan pengaruh tidak baik terhadap pelaksanaan selanjutnya.
 Koordinasikan tata letak & rangka plafon serta komponen dari sistem pemasangan
dengan pekerjaan lain seperti penetrasi pipa pada plafon sistem fire suppression,
HVAC dan sistem partisi, titik lampu.
 Pastikan pemasangan acoustic setelah ruangan tertutup dan terlindungi dari
pengaruh cuaca, atau sebelum instalasi pekerjaan lain (mechanical, electrical dan
lain sebagainya) telah selesai dalam keadaan kering, serta pekerjaan-pekerjaan di
atas ceiling telah selesai
 Pasang acoustic tile ukuran 60x60 cm (tegular slim system), lurus dan rata, serta
permukaan level terlihat rapi

QMS TEP Page 57


 Buat sudutan tanpa mengubah atau merusak tata letak yang ada.
 Setelah dipasang, semua bidang plafon dicek level-nya serta kerataan
permukaannya
 Gunakan sarung tangan untuk menjaga kebersihan permukaan acoustic tile

Acoustic Tile Installation

QMS TEP Page 58


Wall Angle Installation

 Pasang rangka tambahan untuk memnuhi persyaratan struktur dan untuk


pendukung.
 Komponen pelengkap lainnya (lampu, Exhaust fan) serta sejenisnya.

6.6. Pemasangan Dinding Partisi Gypsum


6.6.1. Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Pekerjaan Dinding Partisi
 Pelaksana harus melihat lokasi dan melakukan pengukuran dan penandaan letak
pemasangan dinding partisi sesuai dengan yang di dalam gambar.
 Buat dan Ajukan ijin pelaksanaan pekerjaan ke MK.
 Kelengkapan Dokumen (Shop Drawing dan Approval Material yang sudah
disetujui oleh Owner).
 Persiapan pemasangan dengan memperhatikan kelurusan, verticality (lot) dan
horizontality /waterlevel
 Pemasangan frame stud dengan jarak ….. mm (sesuai approval material/gambar)
centre ke centre dan horizontal frame dengan jarak tebal ….. mm (sesuai approval
material/gambar) centre ke centre.
 Pemasangan frame pertemuan dinding dapat dilihat pada gambar detail.
 Pemasangan frame yang berfungsi sebagai pemegang kusen pintu/jendela harus
diberi perkuatan (sesuai gambar).
 Pengikatan untuk rangka frame stud digunakan tang khusus (tang klem).
 Pengikatan untuk frame ke lantai dan precast panel dengan fisher ….. mm (sesuai
approval material) diberi ring plat pada screw dan dipasang zig zag jarak ……
mm (sesuai gambar) tetapi masih pada bagian dalam frame stud.
 Pengikatan untuk ikatan ke lantai beton dan balok digunakan metal angle dan
ramset nail dengan jarak sesuai posisi frame tegak max.600 mm atau pada bagian
antara badan horisontal top frame yang dipandang diperlukan.
 Untuk pengikat kusen pintu/jendela, pada bagian frame tegak wajib diberi kayu
kering oven di meni kayu dan dipasang pada bagian sisi dalam frame stud.

QMS TEP Page 59


 Pemasangan frame yang menempel pada bidang lain harus diikat dengan baik
memakai dynabolt/fisher/ramset nail sesuai dengan penggunaannya.
 Pemasangan joint frame stud memakai tang kait khusus untuk pekerjaan ini.
 Pemasangan pada pertemuan dengan permukaan lantai dengan bahan penutup
lantai harus sesuai dengan aturan pemasangan yang dimaksud dalam gambar
detail.
 Pemasangan gypsum board harus berada sedikitnya 5 mm di atas lantai atau
maksimum 10 mm di atas lantai.
 Pada daerah tertentu dimana ada perletakan peralatan/komponen finishing lain
seperti skakelar lampu atau stop kontak listrik harus diberi perkuatan frame
disekelilingnya agar dinding tidak mudah rusak jika mendapat tekanan
disekitarnya.
 Dalam hal mana diperlukan penampilan balok palsu untuk maksud tertentu maka
bahan frame yang digunakan dapat memakai bahan rangka plafond metal furing
dan ditutup dengan gysum board dengan sistim lipat bukan diputus. Hal ini untuk
mendapatkan sambungan sudut yang rapi & lurus.
 Untuk bentuk lengkung atau melingkar, bahan frame tidak diijinkan dipotong atau
dirobek tetapi harus dilengkungkan dengan cara rol, terkecuali hal itu tidak
memungkinkan, maka akan ditetapkan kemudian oleh pengawas ahli yang terlibat
dalam pengendalian proyek serta tetap memperhatikan kemampuan dan kekuatan
bahan rangka menahan beban yang ada.
 Sambungan antar gypsum board harus diberi pita penguat (joint tape), kemudian
di compound menggunakan scrap/cape sedangkan pada sudut dinding partisi yang
rawan benturan dipasangi corner flex tape dan difinish compound juga, pada titik-
titik pemasangan screw juga dicompound sampai tertutup
 Perapihan sambungan joint board dengan mesin amplas hingga diperoleh hasil
permukaan dinding yang baik dan siap untuk dilanjutkan dengan pekerjaan cat.
 Perapihan sambungan beda bahan dengan memakai bahan sealant yang dapat dicat
(paintable sealant).
 Pengujian hasil kerja dengan pemeriksaan atas kerapian kekuatan dan rata tidak
bergelombang jika diberi pencahayaan dari samping dengan toleransi 1 mm/m2
tetapi tidak lebih dari 3 mm untuk keseluruhan bidang.
 Untuk dinding partisi satu muka dengan kemampuan menahan radiasi suhu dan
diletakkan pada sisi dalam dinding batas bangunan sebelah timur/barat, dan

QMS TEP Page 60


didesain memakai rangka Metal Furing System. Dibagian dalam antar frame diisi
dengan bahan insulation rockwool.

b. Persiapan material

1 2

c. Tahap marking pada keramik lantai yang telah terpasang

1 2

d. Pemasangan rangka pada titik-titik marking dinding

QMS TEP Page 61


e. Pemasangan papan gypsum dan rockwool

1 2

7) PEKERJAAN CAT
7.1. Pekerjaan Cat Secara Umum
7.1.1. Lingkup Pekerjaan :

QMS TEP Page 62


a. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain), peralatan
untuk melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya dan alat angkutnya
(bila diperlukan), ketempat pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar, uraian,
dan syarat teknis ini dan perjanjian kerja.
b. Melaksanakan pekerjaan pengecatan sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar
dan RKS hingga diperoleh hasil yang memuaskan.
c. Pekerjaan yang tidak termasuk bagian ini :
 Cat yang sudah termasuk bagian lain.
 Bagian yang tidak terlihat, seperti shaft, bagian atas plafond.
 Finish metal, kecuali bila ada penjelasan lain dalam gambar.
 Peralatan mekanikal dan elektrikal.
7.1.2. Persyaratan Bahan – bahan :
a. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan
spesifikasi dari produsen/pabrik cat yang bersangkutan.
b. Subkont wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai hal-hal yang
menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :
 Segel kaleng
 Test laboratorium
 Hasil akhir pengecatan
c. Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen untuk
diketahui Konsultan Pengawas (Owner) dan Kontraktor. Biaya test tersebut menjadi
tanggungan Subkont.
d. Sebelum memulai pengecatan, Subkont wajib menyerahkan 1 (satu) contoh bahan
yang masih dalam kaleng, 3 (tiga) contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan
plywood ukuran 40 x 40 cm, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.
7.1.3. Persyaratan Umum Pelaksanaan Kerja
a. Sebelum Subkont melaksanakan pekerjaan, semua bahan harus ditunjukkan kepada
Konsultan Pengawas dan Kontraktor beserta ketentuan/persyaratan jaminan pabrik
untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian, bahan pengganti harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Kontraktor berdasarkan contoh yang diajukan
Subkont.

QMS TEP Page 63


c. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan cuaca lembab
dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan mengurangi kualitas pengecatan
dalam keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.
d. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan untuk
pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat dan bahan yang bersangkutan. Permukaan
yang akan dicat harus benar-benar kering, bersih dari debu, lemak / minyak dan noda-
noda yang melekat.
e. Setiap pekerjaan pengecatan yang akan dimulai, harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas dan Kontraktor.
f. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu kepada Mock Up.
g. Gambar/Shop Drawing yang dipakai dilapangan statusnya sudah Approved dan yang
ter-Up date (gambar dengan tanda “KADALUARSA” tidak boleh dipakai).
h. Pelaksana/SPV membuat Mappingan progress pekerjaan untuk setiap Tower/Lantai/
Zone.
i. Pelaksana/SPV melakukan setiap pekerjaan sesuai Urutan Pekerjaan (tidak sesuai
urutan pekerjaan dibuatkan Memo/BA)
j. Pelaksana/SPV melaksanakan Checklist Internal Bersama QC dan Subkon/Mandor
k. Subkont tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
l. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambardan lain-lainnya, maka Subkont
harus segera melaporkannya kepada pelaksana/SPV.
m. Subkont wajib memperbaiki/mengulangi/menggantikan kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya Subkont selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
7.1.4. Persyarata Teknis
a. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum dilakukan kecuali
spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan
tebal lapisan penutup minimal sama dengan persyaratan pabrik. Pengecatan harus
rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas-bekas yang menunjukkan
tanda-tanda sapuan, semprotan dan roller.
b. Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas, penyemprotan hanya diijinkan
dilakukan bila disetujui kontraktor.
c. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang menutupi,
atau lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh

QMS TEP Page 64


kontraktor, serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik
yang bersangkutan.
d. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan mengganggu
pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang
tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas tanggungan Subkont.
7.1.5. Pengamanan pekerjaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan cat dimulai, lakukan Proteksi pada daerah-daerah
pekerjaan subkont lain seperti fiting-fiting, kusen-kusen dan sebagainya yang akan
terdampak selama pekerjaan pengecatan berlangsung.
b. Subkont cat bertanggung jawab memperbaiki atau mengganti bahan yang
rusak/terkena cat akibat pekerjaan pengecatan tersebut.

7.2. Pekerjaan Cat Dinding dan Cat Plafon


7.2.1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan plamiran untuk menutup bagian yang kurang baik sebelum dilakukan
pekerjaan pengecatan.
b. Pekerjaan pengecatan meliputi, pembersihan permukaan yang akan dicat, mendempul
permukaan berpori, meratakan permukaan yang akan dicat, pengecatan dan perapihan
hasil pekerjaan
c. Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan langit-langit dan dinding
beton eksposed sesuai dengan gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.
d. Pengecatan seluruh dinding bangunan bagian luar dan bagian dalam seperti dinding
ruang tangga, service dan lain-lain sesuai gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
7.2.2. Bahan-bahan :
a. Skimcoat. (Ex. Mortar Utama, Drymix, Sika, Lemkra, atau setara)
b. Wall filler atau sejenis plamir
c. Cat (memakai bahan cat tertentu seperti yang disebut dalam daftar schedule of
finishes pekerjaan termasuk warna, produk, kode dan seri yang ditetapkan)
d. Bahan cat dasar/Sealer yang digunakan adalah primer dengan kandungan alkali
resistant
7.2.3. Peralatan :
Mesin Gurinda, Kape, Kuas/spray/roll, Amplas, Stager dan gondola, kain lap, kertas
koran/kertas semen/triplek.
7.2.4. Pelaksanaan pekerjaan :

QMS TEP Page 65


a. Plamiran (Skimcoat)
 Bersihkan Permukaan yang akan dikerjakan dari kotoran atau bahan lain yang
tidak diharapkan dan masih menempel.
 Plint antar sambungan maksimum 3 mm dan ratakan permukaan dengan mesin
gurinda
 Permukaan beton yang belum rata dilapisi skimcoat dengan menggunakan kape
 Setelah 12 jam Amplas permukaan yang sudah di skimcoat (lebih baik dengan
mesin sander).

b. Pengecatan Dinding/Partisi Gypsum (Aplikasi Interior dan Exterior)


 Pastikan tembok yang akan dicat benar-benar kering (minimal satu minggu setelah
acian), atau ketika pengetesan terhadap kelembaban tembok menunjukkan angka
maksimal 16%.
 Buat dan Ajukan ijin pelaksanaan pekerjaan ke MK.
 Kelengkapan Dokumen (Shop Drawing dan Approval Material yang sudah
disetujui oleh Owner).
 Bersihkan dinding dari sisa acian dan debu serta pastikan apakah permukaan
dinding sudah halus dan rata
 Cek kadar air permukaan dinding acian
 Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang
rata dengan plamir/wall filler, kemudian tunggu sampai kering
 Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.
 Cat permukaan dinding dengan Alkali primer/sealer menggunakan spray/kuas roll

QMS TEP Page 66


 Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan
dicat dengan kertas semen/ koran & lakban.
 Setelah 12 jam di-sealer, lakukan cek kelembaban, lanjutkan dengan cat dasar.
 Setelah 3 jam dari cat dasar lalu lanjutkan dengan cat finish memakai cat interior.
 Cat finish minimal dilakukan dua kali pengecatan dan pastikan hasil pengecatan
rata. Persiapkan koran/kertas semen untuk alas pekerjaan pengecatan.
 Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain dalam Bill
of Quantity atau Konsultan Pengawas :
 Cat Tembok Exterior : 1x Plamir Tembok, 1x Cat Dasar, dan 2x Cat Warna
type Weather Shield
 Cat Tembok Interior : 1x Plamir Tembok, 1x Cat Dasar, dan 2x Cat Warna.
 Cat Plafond : 1x Dempul, 1x Cat Dasar, dan 2x Cat Warna.
 Cat Permukaan Kayu : 1x Dempul, 1x Cat Menie Kayu, 1x Cat Dasar dan 2x
Cat Warna

c.

Pengecatan Plafon/Langit-langit (Permukaan Gypsum dan Beton)


 Pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara “full system”sesuai dengan ketentuan
pabrik.

QMS TEP Page 67


 Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan langit-langit harus diperhatikan
mengenai :
 Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan,berdasarkan peil-
peil yang ditentukan.
 Permukaan langit-langit harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang
telah ditentukan.
 Pada permukaan langit-langit tidak terjadi lubang-lubang atau cacat lain.
 Permukaan langit-langit yang sudah siap dicat, terlebih dahulu harus diplamur
dengan bahan plamur yang sudah disetujui Konsultan Pengawas.
 Plamiran dilakukan bilamana permukaan sudah sempurna, tidak terdapat retak-
retak dan dilakukan setelah ada persetujuan Konsultan Pengawas.
 Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana
penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya.
 Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus menghindarkan terjadinya
sentuhan-sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam.
 Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam
kemudian.
7.2.5. Jenis Bahan dan Penggunaannya :
a. Cat Besi / Baja / Logam
Besi / baja / logam yang akan dicat harus dibersihkan dari karat, minyak dan kerak
dengan cara menggosok, menyikat dengan sikat baja, logam, kemudian harus segera
ditutup dengan cat meni, cat dasar dan cat akhir dengan lapisan sebagai berikut :
 Cat untuk baja / logam exterior protective paint :
 (satu) lapis Zinc Chromate Primer = 35 microns dry (grey green primer) untuk
besi yang non galvanis.
 (satu) lapis sealer : sealer (acrylic sealer)
 (dua) lapis acrylic enamel = 2 x 35 microns dry
 Finish : Semi Gloss
 Cat untuk baja / logam dan exterior protective paint :
 High Surface Toleran Epoxy Primer (Interseal 970 HS – DFT 150 microns).
Finish coat interthene 990 Polyurethene = DFT 50 microns.
 Finish : Matt
b. Cat Tembok Luar (Exterior)

QMS TEP Page 68


Setelah plasteran tembok kering maka pengecatan tembok baru dapat dilaksanakan
dengan cara sebagai berikut :
 Elastomeric (Acrylic Polymer) / Weather-Resistant (Acrylic Emulsion)
 Type Flat Paint
 Gloss : Matt.
 Primer : Satu lapis alkali resisting primer.
 Top coat : Minimum 2 (dua) lapis sampai menutup (tidak berbayang).
 Garansi minimal 5 (lima) tahun.
c. Cat Acrylic Emulsion (interior)
Dilaksanakan pada permukaan tembok bagian dalam, dinding dengan urutan
pengecatan sebagai berikut :
 Water Base type Acrylic Emulsion (untuk pengecatan dinding interior)
 (satu) lapis Primer
 (dua) lapis Acrylic emulsion 2 x 35 microns
 Finish : Matt
 Garansi minimal 5 (lima) tahun.
d. Cat Minyak (Solvent Base) :
 Pengecatan dilaksanakan pada seluruh dinding Basement atau pada lokasi yang
ditunjukkan dalam gambar / Finishing Schedule:
 (satu) lapis Sealer
 (dua) lapis Acrylic Enamel = 2 x 35 microns dry
 Finish : Semi Gloss.
e. Cat Plafond Gypsum atau Beton Exposed :
 Water base type acrylic emoulsion
 (satu) lapis Primer
 (dua) lapis Toap coat Acrylic emulsion 2 x 35 microns
 Garansi minimal 5 (lima) tahun.
f. Cat Marka Jalan :
 Thermo-plastic Paint, atau
 Epoxy:
 2 (dua) komponen Epoxy finish coat 2 x 50 microns dry
 Lokasi : Parkir / dalam bangunan.
g. Cat Bening Pelindung ( lihat bagian Pekerjaan Water Repellent )

QMS TEP Page 69


h. Finishing Kayu : Polyurethane Lacquer, Brushed System.
 Untuk kosen dan pintu kayu :
 1 (satu) lapis Wood Filler
 1 (satu) lapis Wood Stain
 1 (satu) lapis Sanding Sealer
 1 (satu) lapis Toap coat (transparant)
 Finish : Semi Gloss / Matt
i. Cat Anti Debu (DPP)
 Pengecatan dilaksanakan pada lantai-lantai typical Tangga Kebakaran
(step/raiser/landing), Ruang M/E, LVMDP, ruang Panel (area Core / typical) atau
sesuai dengan Interior Finishing Schedule / gambar.
 (satu) lapis Epoxy Primer
 (satu) lapis Epoxy Floor Topping
 Finish : dof / matt
j. Powder Coating :
Kusen, pintu, jendela, aluminium sheet, memakai powder coating
 Exterior (Thermostating polyester enamel).
 Bahan Dasar : Super durable resin, ceramic dan metal oxide pigments (factory
primed), 10 years warranty.
 Gloss : Semi gloss (70% - 80%) atau Matt ( 30 ± 5 ) to Gloss ( 77 ± 7).
 Coat : 60 - 80 micron, One Coat System.
 Jaminan tertulis antara Kontraktor dan Aplicator tentang ketahanan, mutu/
kualitasnya agar diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
7.2.6. Alat Kerja yang dipergunakan :
a. Kuas dan rol cat baru.
b. Tempat untuk cairan cat
c. Sprayer dan compressor angin
d. Alat kerja pelengkap lainnya

7.2.7. Cara Pemasangan :


a. Pelaksana harus memeriksa dahulu permukaan bidang yang akan dikerjakan.

QMS TEP Page 70


b. Pembersihan dan pekerjaan persiapan harus dilakukan dengan mengikuti aturan yang
ditetapkan (Pengamanan untuk bagian yang tidak boleh kena cat).
c. Lapisan primer dilakukan sebagai dasar cat.
d. Lapisan cat finishing dilapiskan hingga permukaan tertutup dengan sempurna serta
rata dan tidak terlihat adanya gradasi warna.
e. Apabila masih terlihat ada bagian yang tampil berbeda warna ,maka pengecatan harus
diulang hingga hasilyang dimaksud diperoleh.
f. Pengujian hasil kerja dilakukan oleh pengawas baik secara terukur,mutu hasil kerja
dan penampilan dari berbagai aspek tinjauan.
g. Pembersihan dan perapian area kerja setelah pekerjaan dinyatakan selesai.
7.2.8. Pekerjaan cat untuk bahan metal dengan syarat sebagai berikut :
a. Hasil pemasangan bahan mentah terangkai dan siap finish harus dilapis dengan bahan
pelindung karat seperti cat zinchromate.
b. Bahan cat finish dan nomor kode warna akan ditetapkan kemudian atau sesuai dengan
finishes schedule.
c. Proses pengecatan system duco/semiduco/kuas disesuaikan ketentuan pada finishes
schedule. Jika tidak disebutkan maka dianggap system duco.
d. Proses pengecatan dengan spray system harus baik, merata dan tidak mengumpal pada
beberapa tempat. Ketebalan hasil pengecatan harus merata(25 micron per lapisan)
e. Pengulangan pengecatan untuk perataan warna serta menutup area cacat/dempul/filler
f. Pengecatan finish dapat dilakukan jika penampilan masih kurang baik.
g. Pengujian hasil kerja untuk mutu, kerekatan, warna, kerataan penutupan bidang
permukaan yang dicat dan sentuhan bagian yang tidak baik, hingga layak dinyatakan
baik dan memuaskan.

7.3. Plamiran Kayu (Skimcoating /Putty)


7.3.1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan ini termasuk bagian dari pekerjaan cat. Pekerjaan plamiran untuk menutup
bagian yang kuang baik sebelum dilakukan pekerjaan pengecatan.
b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan,alat dan aplikasinya.

7.3.2. Bahan – bahan :


a. Bahan siap pakai produk pabrik cat dengan pengencer thinner.

QMS TEP Page 71


b. Bahan siap pakai wood filler digunakan untuk mengisi celah lebar 0,5 mm
c. Bahan yang umum dipakai product : Ex. Propan (IMPRA Series), atau setara.
7.3.3. Ketentuan Standard :
a. Mengikuti standard pengecatan.
7.3.4. Cara Pemasangan :
a. Permukaan yang akan dikerjakan dibersihkan dari sampah atau bahan lain yang tidak
diharapkan dan masih menempel.
b. Lapiskan bahan plamir pada permukaan bidang yang dimaksud menggunakan bilah
perata (trowel / kapi plastik).
c. Ratakan dengan kertas gosok (lebih baik dengan mesin sander).
d. Ulangi sekali lagi proses di atas hingga hasil baik dan siap proses lanjutan.

7.4. Pekerjaan Finishing Kayu


7.4.1. Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini termasuk bagian dari pekerjaan cat kayu khusus. Pekerjaan ini meliputi
pengadaan bahan, alat dan aplikasinya.

7.4.2. Bahan – bahan :


a. Bahan siap pakai produk pabrik cat dengan pengencer thinner.
b. Bahan siap pakai melamic digunakan untuk memberi warna sesuai yang diinginkan.
c. Bahan yang umum dipakai product : Ex. Propan (IMPRA Series), atau setara.
Detail dan pilihan warna lihat schedule of finishes / gambar.
d. Kertas gosok ukuran 300 dan 200.
e. Compound cat.
7.4.3. Ketentuan Standard :

Mengikuti standard tata cara pengecatan khusus yang dikeluarkan oleh produsen
(annual instruction) untuk takaran dan pencampuran bahan pengencer.

7.4.4. Pemasangan :
a. Permukaan yang akan dikerjakan dibersihkan dari sampah atau bahan lain yang tidak
diharapkan dan masih menempel.
b. Lapiskan bahan pewarna kayu (melamic) pada permukaan bidang yang dimaksud
menggunakan kuas atau sprayer.

QMS TEP Page 72


c. Gosok dengan kertas gosok waterproof ukuran 300 (lebih baik dengan mesin sander)
untuk menghilangkan butiran kasar pada permukaan kayu.
d. Ulangi sekali lagi proses di atas hingga hasil baik dan siap proses lanjutan.
e. Lapiskan bahan pelindung warna (wood sealer).
f. Gosok dengan kertas gosok 200 ( lebih baik dengan mesin sander) untuk
menghilangkan permukaan kasar pada lapisan pelindung ini.
g. Lapiskan penutup akhir permukaan kayu (Topcoat) umumnya berkarakter kilap
dengan ketebalan yang cukup untuk melindungi dari proses akhir.
h. Gosok permukaan dengan bahan pengikis yang halus berupa compound pasta atau
cairan untuk menghilangkan sisa terpaan bahan dengan spray hingga diperoleh
permukaan yang halus dan mengkilap.Jika diinginkan tampilan yang tidak kilap dapat
memakai bahan dengan kategory doff.
i. Lindungi hasil kerja dari kerusakan akibat faktor lain.

8) PEKERJAAN KACA
8.1. Pekerjaan Kaca

QMS TEP Page 73


8.1.1. Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dinding kaca dengan luasan
tertentu seperti desain yang dibuat. Ketebalan dan ukuran bagian harus mengikuti
desain, dalam hal mana ukuran dalam desain tidak dapat dipenuhi atau tidak dapat
dilakukan diskusi untuk perubahan dimensi yang akan dipasang.

8.1.2. Bahan – bahan :


a. Bahan kaca yang sesuai dengan ketebalan yang memenuhi syarat atas lokasi
pemasangan dan kemampuan bahan itu sendiri merupakan satu paduan yang
diperlukan untuk kelayakan pakai.
b. Produk yang digunakan: Ex. Asahimas, Mulia Glass, atau setara.
8.1.3. Ketentuan Standard :
a. Syarat untuk tebal, lokasi pasang, luas bahan, type pemegang, ketinggian pemasangan
dan tekanan angin/beban yang ditahan disesuaikan dengan karakteristik bahan yang
dipergunakan dan memenuhi standard yang di buat oleh pabriknya.
b. Tipe/Jenis kaca yang digunakan sesuai jenis yang dimaksud dalam schedule of
finishes / gambar.
8.1.4. Bentuk yang dipergunakan :
a. Flat Glass,
b. Curved Glass (jika ada).
8.1.5. Cara Pemasangan :
a. Pelaksana harus melihat lokasi dan mendata tiap jenis kaca yang harus dipasang serta
bentuknya seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pekerjaan persiapan dan pembahanan dapat dilakukan diluar lokasi proyek.
c. Persiapan pemasangan dengan bahan yang harus dikerjakan dengan koordinasi
terhadap pihak lain harus diantisipasi sejak awal.
d. Setting kelurusan arah horizontal dan vertical.
e. Setting posisi kaca tirai dari struktur pemegang.
f. Pemasangan rangka pemegang atau tanpa rangka (sesuai yang digunakan desain).
g. Pemasangan bagian jendela/pembukaan.
h. Pemasangan bahan kacanya sendiri dengan joint sealant.
i. Pemasangan unit pengunci sesuai dengan sistem pemasangannya.
j. Pengujian terhadap hasil kerja rata, rapi, kuat, dan baik.

QMS TEP Page 74


k. Pemantauan atas perilaku hasil kerja terhadap pengaruh lingkungan dan alam, jika
terjadi deviasi maka harus direvisi.

8.2. Pekerjaan Curtain Wall (Sticked-System)


8.2.1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan curtain wall aluminium,
window wall, komplit dengan kacanya, window stool, coping, flashing curtain box,
aluminium composite panel, serta aluminium grille profil hollow, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
b. Pekerjaan ini dilaksanakan pada dinding kaca kulit luar bangunan seperti tertera
dalam gambar rencana.
8.2.2. Pengendalian Pekerjaan :

Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan standard (referensi) antara


lain :

a. American Architectural Manufacturers Association (AAMA)


 AAMA 501 = Method of test for Metal Curtain Wall
 AAMA 101 = Voluntary specification for Aluminum and Polly (vinyl chloride)
(PVC) Prime window and glass doors.
b. ASTM - American Society for Testing Material :
 ASTM - B 221 = Aluminium extrusion.
 ASTM - B 209 = Aluminium alloy sheets and plates.
 ASTM - A 36 = Structural steel.
 ASTM - B 308 = Aluminium alloy.
 ASTM E 330 = Test Method for Structural Performance of Exterior Windows,
Curtain Wall, and Doors by Uniform Static Air Pressure Difference.
 ASTM E 283 = Test Method for Rate of Air Leakage through Exterior Windows,
Curtain Walls, and Doors.
 ASTM E-331 = Test Method for Water Penetration of Exterior Windows, Curtain
Wall, and Doors by Uniform Static Air Pressure Difference.
 ASTM E-1233 = Standard Test Method for Structural Performance of Exterior
Windows,
 Curtain Walls and Doors by Cyclic Static Air Pressure Differential.

QMS TEP Page 75


 ASTM E-547 = Standard Test Method for Water Penetration of Exterior
Windows,
 Curtain Walls and Doors by Cyclic Static Air Pressure.
c. Japanese Industrial Standard (JIS)
 JIS H4100 = Aluminum and Aluminum Alloy Extruded Shape.
 JIS H8602 = Combined Coating of Anodic Oxide and Organic Coating's on
Aluminum and Aluminum Alloys.
 JASS 14 = Japanese Architectural Standard Specification for Curtain Wall.
 JIS A.4706 = Japanese Industrial Standard for Aluminum and Steel Window.
d. Singapore Standard (SS)
 SS 212-98 = Aluminum Alloy Window
 SS 381-97 = Aluminum Curtain Wall.
e. Standar Nasional Indonesia (SNI)
 SNI-03-0573-1989 = Syarat Umum Jendela Aluminium Paduan.
f. Sertifikat dan garansi bahan yang digunakan agar diserahkan pada Direksi Lapangan.
g. Applicator/Kontraktor harus menyerahkan surat keterangan/jaminan supply produk
pintu dan jendela aluminium dari pabrik pembuat dan surat jaminan pelaksanaan QC
yang akan dilaksanakan oleh pabrik pembuat pada saat proses pemasangan.
h. Kontraktor harus membuat mock-up untuk pengetesan, dipersiapkan bila diminta oleh
Direksi Lapangan.
8.2.3. Deskripsi Sistem :
a. U m u m

Pekerjaan Jendela aluminum untuk eksterior dan interior termasuk pekerjaan yang
berkaitan, seperti : angkur yang ditanam, struktur penguat dan komponen pelengkap
yang lainnya.

b. Kriteria Perencanaan
 Faktor Pengaman
 Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian aluminium termasuk ketahanan kaca,
memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin
yang disyaratkan.
 Modifikasi

QMS TEP Page 76


 Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan,
kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria
perencanaan.

 Pergerakan karena Temperatur


 Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan
suara maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah,
sealant yang tidak merekat dan hal-hal lain. Sambungan kedap air harus
mampu menampung pergerakan ini.
8.2.4. Tekanan Angin :
Tekanan angin (Design Wind Load) ditentukan oleh perletakan, bentuk dan
ketinggian bangunan, bila tidak ditentukan maka tekanan angin minimum yang harus
dipenuhi adalah sebesar 718 Pa dengan faktor keamanan sebagai berikut:
a. Positif (P+) = 1,0 P kgF/m² atau 100 kg/m²
b. Negatif (P-) = 1,5 P kgF/m² atau 150 kg/m²
c. Atau sesuai perhitungan structural calculation serta lokasi (kategori) dimana
bangunan tersebut akan didirikan.
8.2.5. Persyaratan Struktur :
a. Defleks :
 AAMA = Yang diijinkan maksimum L / 175 atau 2cm.
 JIS = Defleksi yang diijinkan maksimum L / 150 atau 2 cm.
 SII = Yang diijinkan maksimum L / 175 untuk double glazed dan L / 125
untuk single glazed.
 SS = Yang diijinkan maksimum L / 175 untuk double glazed dan L / 125
untuk single glazed.
b. Beban Hidup :
Pada bagian-bagian yang menerima beban hidup terutama pada waktu perawatan,
seperti : meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat dan angkur dengan
kemampuan 62 kg dengan beban terpusat, horizontal dan tanpa terjadi kerusakan.
8.2.6. Kebocoran Udara :
a. ASTM E 283 :

QMS TEP Page 77


 Kebocoran udara tidak melebihi 2.06 m3/jam pada setiap m unit Panjang
penampang bidang bukaan pada 75 Pa tekanan differential, harus dibuktikan
dengan pengujian.

b. SS 212:
 Untuk jendela hidup besarnya kebocoran udara tidak boleh melebihi 10 m3 / h /
m pada 20% dari tekanan angin (Design Wind Load) atau 200 Pa. Kondisi ini
berlaku untuk gedung non air condition sedangkan untuk gedung air condition
kebocoran udara maksimum mengikuti grafik A & B.
8.2.7. Kebocoran Air :
a. ASTM E 331:
 Tidak terlihat kebocoran signifikan (air masuk ke dalam interior bangunan)
sampai tekanan 137 Pa (positif) dengan jangka waktu 15 menit, dengan jumlah
air min. 3,4 L/m2 min.
b. SS 212:
 Tidak terlihat kebocoran signifikan pada 15% dari tekanan angin rencana atau
180 Pa (untuk kondisi bangunan dengan kanopi minimum 200 mm overhang).
Atau 30% dari tekanan angin rencana atau 240 Pa (kondisi bangunan tanpa
kanopi) dengan jumlah air minimum 4,0 L / min / m2.
8.2.8. Kekedapan Suara :

Faktor Pengurangan Kebisingan Suara (Sound Transmission Loss) sebesar 22,5 dB


pada frekwensi 124 – 4000 Hz atau tergantung pada tipe-tipe ruangannya (hanya
berlaku untuk produk-produk khusus).

8.2.9. Bahan-Bahan :
a. Produksi : YKK, Indalex, HP Metal, atau setara.
b. System : Back Mullion + Stick (sesuai gambar)
 Ukuran : Memenuhi perhitungan teknis
 Tebal : Minimal 1,8 mm (untuk transom) dan 2 mm (untuk mullion) dan
harus memenuhi kebutuhan teknis atau sesuai perhitunganstruktur
atas tekanan angin yang ditentukan atau menyesuaikan lokasi
(catagori) area dimana bangunan tersebut akan didirikan.

QMS TEP Page 78


 Finish : Powder Coating (lihat Bab Pengecatan)
 Warna : Ditentukan kemudian.
c. Aluminium Extruded Window Stool
 Ukuran : Sesuai gambar
 Tebal profil : 1,5 mm minimum
 Finish : Powder coating (lihat Bab Pengecatan)
 Warna : Sesuai kosen aluminium
 Lokasi : Sesuai gambar
 Lebar profil : Sesuai gambar
d. Billet yang dipakai
 Dari billet utama (primary) dengan standard A-6063 S-T5 dengan komposisi (%) :
 Mg : 0,45 - 0,9%
 Si : 0,2 - 0,6%
 Ti : 0,1% max
 Mn : 0,1% max
 Zn : 0,1% max
 Fe : 0,35% max
 Cu : 0,1% max
 Cr : 0,1% max
 Aluminium : Sisanya
e. Kaca : Lihat bab Pekerjaan Kaca.
f. Back – up material : Ex. Dunalon, atau setara.
 Bahan = Polyethelene Foam
 Sifat material = Tidak menyerap air (closed cell)
 Kepadatan = 65 - 96 kg / m3
 Ukuran penampang = 25% - 50% lebih besar dari celah yang terjadi.
 Standard = ASTM D.696 dan D.1621 dan ASTM E.96-53T.
g. Gasket
 Bahan = PVC, Neoprene, Santoprene, EPDM.
 Sifat material = Tahan terhadap perubahan cuaca.
 Kekerasan = 60 - 80 Durometer.
 Jenis bahan = Extrusion.
h. Setting Block Untuk Kaca

QMS TEP Page 79


 Bahan = EPDM.
 Kekerasan = 80 - 90 Durometer.
 Sifat material = tidak menyerap air
i. Sealant Dinding & Joint Sealer
 Single komponen.
 Type: Silicone Sealant.
 Sesuai bab pekerjaan Sealant
 Sambungan antara profil horizontal dengan vertical diberi sealer yang berserat
guna menutup celah sambungan profil tersebut, sehingga mencegah kebocoran
udara, air dan suara.
 Bahan: Butyl Rubber Sheet
j. Screw
 Bahan: Stainless Steel.
k. Angkur & Angkur Tanam/Bracket
 Bagian yang berhubungan dengan aluminum dilapisi Hot Dipped Galvanised
sampai dengan 18 micron.
l. System spandrel (back board) agar menggunakan panel Kalsium Silicate tebal 6 mm
dengan finishing cat pada sisi luar (sesuai dengan uraian dalam bab Pekerjaan
Pengecatan).
m. Harus ada surat jaminan produk (material) dari assembly dan factory (bukan dari
applicator). Harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima) tahun dari tipe campuran
(Alloy) dan 10 (sepuluh) tahun untuk Gloss Ressistance, color flatness dan corrosion
ressistance.
8.2.10. Gambar Kerja
a. Gambar kerja yang lengkap dan menjelaskan :
 Tipe dan tampak setiap jenis jendela dan pintu aluminium / curtain wall / grille.
 Detail sambungan baik exterior maupun interior.
 Detail pemasangan.
 Detail pertemuan aluminium dengan komponen-komponen lain yang
berhubungan.
 Kelengkapan ukuran-ukuran.
b. Perhitungan struktur sesuai dengan kriteria design yang ada
8.2.11. Fabrikasi Dan Assembling

QMS TEP Page 80


a. Semua jenis jendela, pintu aluminium dan grille profil hollow difabrikasi di Work
Shop / Pabrik, kecuali yang tidak bisa dirakit di pabrik, terpaksa dilaksanakan di job
site.
b. Semua sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan dengan bentuk
sambungan yang sesuai standard toleransi. Untuk sambungan yang tahan air harus
diberi sealant dari bagian yang tidak terlihat oleh mata.
c. Perakitan jendela maupun pintu aluminium dan grille profil hollow dilaksanakan di
Workshop / Pabrik sehingga selain kwalitas perakitan sesuai standard yang
disyaratkan juga mempercepat proses pemasangan di lapangan.
d. Proses fabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di shop drawing yang sudah
disetujui oleh pemberi tugas.
e. Hardware yang dipasang menggunakan back plate.

STANDARD TOLERANSI ASSEMBLING

No Keterangan Toleransi
1. Bergesernya pemasangan kunci / engsel dan hardware lain dari +/-3
tempat yang ditentukan.

2. Gap (celah) antar sambungan rangka aluminium < 0,5


(Vertikal dan horizontal).

3. Gap (celah) antar sambungan bahan tahan air (Gasket) <3

4. Perbedaan ukuran dalam, dari rangka aluminium dan daun + / - 1,5


jendela aluminium, baik untuk tinggi maupun lebar.

5. Perbedaan ukuran dalam dari jendela yang bersebelahan <2

6. Sambungan las. Tidak terlihat pada bagian


yang terlihat mata langsung.

7. Sealant Sesuai ukuran di shop


drawing.

QMS TEP Page 81


8.2.12. Pengiriman & Penyimpan di Site
a. Semua profile dilapisi PVC plastic atau polythilene film.
b. Pengiriman barang-barang harus hati-hati dan tidak boleh terjadi kerusakan.
c. Setiap unit pintu, jendela maupun curtain wall dan grille profil hollow yang dikirim ke
lapangan harus ada tanda / bukti sudah diperiksa kwalitasnya oleh QC Pabrik.
d. Material yang disimpan di lapangan (Site) harus diatur sedemikian rupa agar tidak
terjadi kerusakan / cacat.

8.2.13. Pelaksanaan (Pemasangan Pada Struktur Bangunan)


a. Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan terlebih dahulu
membuat shop drawing sistym curtain wall lengkap dengan :
 Tipe dari tampak/facade.
 Detail-detail anker dan sambungan aluminium
 Pemasangan sealant, gasket dan kaca.
 Detail pertemuan aluminium dengan komponen lain.
 Ukuran-ukuran dan lain sebagainya.
b. Semua unit aluminium harus terpasang dengan hubungan siku-siku, tegak lurus dan
mengikuti patokan (bench mark) dari Kontraktor.
c. Sebelum diadakan pemasangan maka perlu adanya pengukuran di lapangan dan
koordinasi dengan pekerjaan lain, sehingga ukuran lubang (opening) sesuai dengan
shop drawing.
d. Pemasangan harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang mempunyai pengalaman
spesialis dibidang pekerjaan aluminium dan mempunyai tenaga-tenaga ahli
berpengalaman minimal 5 (lima) tahun kerja khusus pekerjaan tersebut dengan
menunjukkan surat referensi pengalaman.
e. Pekerjaan ini harus dilaksanakan pre-fabrikasinya pada work shop yang lengkap
dengan peralatan/mesin-mesin khusus untuk pekerjaan ini sehingga dapat
menghasilkan pekerjaan yang tepat dan akurat. Bila diperlukan work shop dapat
ditinjau oleh Perencana atau Direksi Lapangan.
f. Penyekrupan dipasang dengan sekrup stainless steel dan tidak terlihat dari luar.
g. Sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap angin.
h. Detail detail pada setiap pertemuan harus rapat, rapih, rata dan bersih dari goresan
goresan/cacad.

QMS TEP Page 82


i. Pada setiap pertemuan aluminium dengan dinding dan sebagainya harus diberi lapisan
kedap air yang memakai sealant (lihat bab pekerjaan sealant).
j. Sambungan horizontal maupun vertikal, sambungan sudut maupun silang dan
kombinasi profil aluminium harus dipasang sempurna.
k. Celah-celah antara kaca dan aluminium harus dipasang/ditutup dengan weatherseal
sealant (lihat bab pekerjaan sealant). Pemasangan sealant harus dapat dijamin tidak
akan terjadi kebocoran diakibatkan air hujan maupun udara luar.
l. Perlindungan
 Semua aluminium harus dilindungi dengan "Lacquer Film", atau bahan yang lain
yang disetujui Direksi Lapangan ketika dibawa ke lapangan dan lolos inspeksi
material oleh Direksi Lapangan.
 Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-bagian tertentu dimana diperlukan,
ketika aluminium akan dikerjakan dan ditutup kembali setelah pengerjaan selesai.
 Kosen harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate primer permis
transparant ketika pekerjaan plaster dilaksanakan. Bagian-bagian lain dapat tetap
dilindungi dengan "Lacquer Film" sampai pekerjaan selesai.
 Penggunaan pernis pada permukaan yang akan diberikan caulking atau sealant
tidak diperkenankan.
m. Weather Seal

Pemasangan kosen harus dilengkapi dengan weather seal sealant (lihat Bab Pekerjaan
Sealant) dan backing strip dari busa di dalam dan di luar sebagai lapisan pengisi,
sebelum sealant dipasang.

n. Kontraktor harus mengadakan dan memberikan sertifikat hasil uji/test teknis sebagai
berikut :
 Test beban angin
 Test kebocoran udara
 Test kebocoran air
 Proses pengetesan ini harus dilaksanakan oleh badan yang independent dan
disaksikan oleh pihak Pemberi Tugas, Perencana dan Direksi Lapangan.
o. Jaminan

QMS TEP Page 83


Kontraktor wajib memberikan sertifikat jaminan pemasangan hasil pekerjaan dan
mutu bahan untuk waktu 10 (sepuluh) tahun dan jaminan untuk chemical colouring
selama 10 (sepuluh) tahun, disertai sertifikat dari pabrik.

9) PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA, VENTILASI


9.1. Pekerjaan Aluminium Frame dan Kaca (Dinding Kaca)
9.1.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan penutup dinding kaca dengan
rangka aluminium pada lokasi yang dimaksud dalam gambar (pintu lobby lift dan
pembatas main lobby, dan shopfront).
9.1.2. Bahan - bahan :
a. Aluminium frame type shop front ukuran 70 mm X 35 mm, tebal 1,35 mm, atau
mengacu pada rekomendasi supplier. Finishing dengan cat powder coating, warna
lihat schedule of finishes / gambar / ditentukan kemudian.
Produk : Ex. YKK, Lixil, Indalex, HP Metal, atau setara.
b. Kaca Clear Float Glass 8 mm untuk pintu & jendela; dan Clear Laminated Tempered
Glass 12 mm untuk dinding kaca tanpa frame (frameless).
Produk : Ex. Asahimas, Mulia Glass, atau setara.
c. Sealant Kaca, warna ditetapkan kemudian.
d. Aksesoris, type dan nomor seri lihat ‘door & window hardware schedule’.
9.1.3. Ketetapan Standard :
a. AAMA untuk aluminium
b. AAA
c. JIS
9.1.4. Cara Pemasangan :
a. Pelaksana harus melihat lokasi dan melakukan pengukuran dan penetapan batas
penempatan dinding kaca yang dimaksud dalam gambar ,melakukan persiapan dan

QMS TEP Page 84


penyesuaian ukuran serta koordinasi dengan pihak lain yang mengerjakan pekerjaan
struktur dan finishing .
b. Pelaksana harus menyiapkan shop drawing untuk disetujui pengawas pembangunan
dan melaksanakan produksi prefabrikasi bahan menjadi rangkaian yang akan
dipasang.
c. Pemotongan bahan harus dengan alat potong mesin
d. Potongan yang menyudut harus disesuaikan dengan kondisi jika ditemui adanya
deviasi terhadap gambar akibat pelaksanaan lain.
e. Pengikatan dengan fisher ukuran M10 ke lantai /dinding harus memenuhi kekuatan
yang diinginkan.
f. Setting arah horizontal dan vertikal harus mendapatkan perhatian serius agar posisi
dinding kaca berdiri dengan baik dan stabil.
g. Sambungan bagian antar frame harus rapi
h. Posisi profil penutup (clip on) harus diposisikan pada bagian /sisi dalam ruangan
i. Pemasangan kaca harus diberi back up dan diakhiri dengan pemasangan sealant.
j. Pengujian hasil kerja dari kerapian, kebenaran dan kekuatan.

9.2. Pekerjaan Kusen dan Pintu berbahan Aluminium


9.2.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan kusen,pintu dan jendela berbahan
aluminium profile dan kaca penutupnya serta jalusi balkon. Pekerjaan ini ditunjukkan
dengan gambar detail ukuran bukaan dan perletakannya pada denah ruang dalam dan
pada facade bangunan.
9.2.2. Bahan - bahan :
a. Bahan aluminium profil yang digunakan dengan ketebalan bahan 1,35 mm
produk : Ex. YKK, Indalex, HP Metal, atau setara.
b. Bahan, tipe dan ketebalan kaca mengacu pada schedule of finishes / keterangan dalam
gambar.
c. Bahan pelengkap lain berupa sealant untuk bagian dalam bangunan type paintable
sedangkan bagian luar bangunan memakai sealant type UV proof. Warna lihat
finishing schedule.
d. Rubber Seal khusus untuk peredam benturan dan suara dipasang pada kusen dan daun
pintu jendela sesuai dengan standard pabrik pembuat dan memiliki nilai STL yang
cukup tinggi (Tingkat bising dalam ruang apartment ± 20 db max).

QMS TEP Page 85


e. Mohair 7 mm dipasang pada daun pintu (keliling).
f. Aksesoris hardware pintu dan jendela mengacu pada door/window hardware schedule,
atau ditentukan kemudian.
g. Bahan pelengkap pemasangan seperti screw, dynabolt, dll.
9.2.3. Ketetapan Standard :
JIS
9.2.4. Ketentuan Standard :
a. Standard produsen untuk finishing material dan aplikasinya .
b. Standard Industri Indonesia untuk kayu

c. NI 3-1970 pasal 48 untuk kunci dan penggantung


d. PUBI 1982 psl 88 untuk kunci dan penggantung
9.2.5. Ketentuan Tambahan :
Disyaratkan untuk menyediakan papan display aksesori yang dipergunakan sebagai
contoh material yang dipergunakan dan disetujui, supplier door hardware harus
menyediakan sampling materialnya.

9.2.6. Cara Pelaksanaan :


a. Pelaksana harus melakukan pemeriksaan lokasi pemasangan dengan teliti.
b. Dalam pekerjaan ini dapat dikerjakan dengan cara prefabrikasi rangkaian komponen
di luar lokasi pemasangan tetapi tetap harus memperhatikan kerapian hasil akhir
c. Pemotongan bahan harus dengan alat potong mesin agar diperoleh hasil presisi.
d. Setelah pemasangan lengkap ,harus dilakukan uji kenyamanan buka dan tutup (daun
pintu/jendela). Hasil pengujian terhadap kusen adalah tidak boleh goyang dan deviasi
tak boleh ≥ 2 mm.
e. Pemasangan sealant harus diberi back up rod dan ketebalan ≥ dari 10 mm.
9.3. Pekerjaan Pintu Solid Engineering Door
9.3.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan finishing akhir dan pemasangan kusen serta
daun pintu kayu produk manufaktur kondisi setengah jadi atau finish.

9.3.2. Bahan - bahan :


a. Daun pintu (tebal total 45mm) dan kusen digunakan Solid Engineering Door berikut
Architrave nya dan sudah langsung finish Melamic (Detail daun pintu lihat gambar
arsitektur).

QMS TEP Page 86


Produk : Ex. Tulus Door, Seijin, Sumber Kusen, Yooshin, atau setara.
b. Bahan dasar kayu yang dipakai adalah kayu kamper kering 85% hasil oven, tidak
bengkok/melengkung.
c. Aksesori pintu yang digunakan mengacu pada door/window hardware schedule.
d. Sealant joint warna putih susu kategori dapat dicat (Paintable sealant).
9.3.3. Ketentuan Standard :
a. Standard produsen untuk finishing material dan aplikasinya
b. Standard Industri Indonesia untuk kayu
c. NI 3 – 1970 psl 48 untuk kunci dan penggantung
d. PUBI 1982 psl 88 untuk kunci dan penggantung
9.3.4. Ketentuan Tambahan :
Disyaratkan untuk menyediakan papan display aksesori yang dipergunakan sebagai
contoh material yang dipergunakan dan disetujui, supplier door hardware harus
menyediakan sampling materialnya.

9.3.5. Cara Pemasangan :


a. Pelaksanaharus memeriksa lokasi yang dimaksud dan melakukan pendataan dan
pengukuran titik pemasangan dan ketinggiannya serta hal lain yang perlu disiapkan .
b. Pelaksana dapat memasang kusen dengan memasang angkur dan melakukan setting
bahan agar tepat pada posisi yang dimaksud.
c. Pelaksana bersama main kontraktor bekerja sama dalam prosespemasangan kolom
dan balok praktis
d. Pelepasan bekisting /cetakan beton setelah usia beton dianggap cukup (setara K100
dna minimum mencapai K175 pada usia 28 hari). Dilakukan oleh pelaksana utama.
e. Perapian permukaan kusen dapat dilakukan dan dilanjutkan dengan pemasangan
/setting engsel dan daun pintu (10 mm di atas fin lantai)
f. Pemasangan daun pintu dapat dilakukan dan dilengkapi dengan aksesorinya.
g. Pengujian kefungsian pintu dapat dilakukan dan revisi dapat dilanjutkan jika ada.
h. Pengamanan atas hasil kerja harus dilakukan oleh pelaksana hingga layak diserahkan
secara keseluruhan saat bangunan dinyatakan selesai.

9.4. Pekerjaan Pintu Honeycomb Engineering Door

9.4.1. Lingkup Pekerjaan :

QMS TEP Page 87


a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga-kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaan pintu
rangka kayu seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
b. Pekerjaan ini dilaksanakan pada seluruh pekerjaan pintu-pintu rangka kayu seperti
yang tertera dalam gambar-gambar.
9.4.2. Pengendali Pekerjaan :
a. Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan standard dalam :
 NI - 3 - 1970
 NI - 5 - 1961
 SII- 0404 - 80.
b. Persyaratan teknis ini dan gambar-gambar.
9.4.3. Bahan - bahan :
a. Bahan rangka : Kamper Samarinda yang sudah dikeringkan dengan proses dryklin
ukuran minimal 30/100 mm, mutu kuat kelas II dan awet kelas II dan lepas mata.
Produk : Ex. Tulus Door, Seijin, Sumber Kusen, Yooshin, atau setara.
b. Bahan TEAKWOOD / PLYWOOD setebal tidak kurang dari 6 mm, digunakan untuk
panel kedua belah sisi permukaannya, kualitas Premium.
c. Pintu panel SOLID HONEYCOMB : tebal total 45mm Honeycomb (terbuat dari
bahan kertas semacam karton, tersusun seperti sarang lebah) sehingga dengan diisi
Honeycomb, maka pintu tidak akan terdengar nyaring apabila diketuk dibandingkan
dengan tanpa diisi Honeycomb pintu flush door / kosong), kecuali disebutkan lain
dalam gambar, ukuran / dimensi lihat detail / gambar.
d. Untuk type pintu tersebut, tentunya ada frame atau rangka di dalam pintu pada bagian
pinggirnya yang mengelilingi core pintu-pintu solid tersebut dan diperkuat dengan
tambahan rangka vertikal.
e. Teakwood/plywood dengan lapisan veneer dari jenis ditentukan kemudian yang
terekat erat ke badan plywood (Fancy Plywood) tebal 2x3 mm setiap sisi & dipasang
pada daerah-daerah sesuai gambar pelaksanaan (type-type pintu).
Dan di-finish dengan PU-Lacquer.
f. Perekat dari bahan khusus untuk kayu tahan air setara produk : Ex. Herferin dan harus
disetujui oleh Direksi Lapangan.
g. Pengikat berupa paku, mur, baut sekrup dan lain-lain harus digalvanisir sesuai dengan
standar produsen dan disetujui oleh wakil Pemberi Tugas.

QMS TEP Page 88


h. Bahan-bahan finishing untuk permukaan kayu dengan melamic warna. Finishing duco
warnanya ditentukan kemudian.
i. Untuk keseragaman warna disyaratkan untuk difinishing PU Laquer dengan warna
yang ditentukan kemudian.
j. Pekerjaan memotong punch & drill dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga
hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi
sebagai berikut : untuk tinggi dan lebar 1 mm, untuk diagonal 2 mm.
k. Atau sesuai gambar
9.4.4. Cara Pelaksanaan :
a. Kontraktor harus melakukan pengukuran seteliti mungkin di tempat pemasangan dan
melaporkan kelainan yang terjadi kepada Direksi Lapangan agar mendapat
persetujuan sebelum pemasangan dan membuat shop drawing untuk semua detail
sambungan.
b. Semua sambungan siku untuk rangka pintu harus tetap terjamin kekuatan dan
kerapihannya.
c. Pemasangan bahan perekat dilakukan pada kedua belah permukaan rangka dan
teakwood / plywood sehingga daya lekatnya menjadi kuat, rapat dan tidak cacat.
d. Bila daun pintu diperlukan finishing dengan cat, maka pengecatan daun pintu harus
dilakukan dengan cat semprot ducco seperti yang diuraikan dalam persyaratan teknis
pekerjaan cat.
e. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang dan semua peralatan
dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
f. Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap di-
finish. Tidak diijinkan menggunakan menie, lapisan dempul atau yang sejenis, kecuali
disyaratkan oleh Perencana.
g. Setelah dipasang, kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan benda lain dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua
kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab kontraktor.
h. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan harus diletakkan ditempat
/ ruangan yang kering dan bersirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan harus dilindungi dari kerusakan.

9.5. Pekerjaan Pintu Tahan Api (Fire Door)


9.5.1. Lingkup Pekerjaan :

QMS TEP Page 89


Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan pintu tahan api lengkap aksesori
pada tangga darurat dan lokasi tertentu yang ditunjukkan dalam gambar. Pelaksana
harus melampirkan sertifikat pembuatan dan bukti lulus uji manufaktur atas bahan
termaksud.
9.5.2. Bahan-bahan :
a. Pintu tahan api berbahan baja dengan ketahanan api minimal 2 (dua) jam.
b. Produk : Ex. Bostinco, Lion Door, Metalindo, JOF Metal, atau setara.
c. Frame menggunakan bahan pelat baja dengan ketebalan min. 2mm; dan untuk daun
pintunya berbahan pelat baja tebal 1,6mm dan membentuk ketebalan min. 55mm.
d. Bagian dalam daun pintu berisi bahan tahan bakar tertentu seperti rockwool dengan
density 100kg/m3, atau sesuai ketentuan standard yang ditetapkan.
e. Finishing cat mengacu pada bab pengecatan, atau ditentukan kemudian.
f. Aksesori pintu standard fire door (push bar/lever handle + door closer), atau mengacu
pada door/window hardware schedule.
9.5.3. Ketentuan Standard :
a. SII 233 -79
b. SII 137 – 80
c. Syarat Dinas Kebakaran Pemda Setempat
d. Syarat lain yang berlaku secara internasional.
9.5.4. Ketentuan Standard : (Pelengkap)
a. Standard produsen untuk finishing material dan aplikasinya
b. Standard Industri Indonesia untuk kayu
c. NI 3 -1970 psl 48 untuk kunci dan penggantung
d. PUBI 1982 psl 88 untuk kunci dan penggantung
9.5.5. Ketentuan Tambahan :
a. Pelaksana harus membuat shop drawing sebelum produksi dimulai.
b. Pelaksana harus memiliki lisensi dari Dinas Pengendali Kebakaran setempat (dimana
lokasi proyek berada) atau yang skala nasional.
c. Pelaksana harus menyerahkan surat jaminan kualitas atas barang yang dipasang untuk
kurun waktu yang ditetapkan, dalam hal ini 20 tahun dan berlaku surut dihitung sejak
hasil kerja dinyatakan diterima dengan baik tanpa catatan.
d. Disyaratkan untuk menyediakan papan display aksesori yang dipergunakan sebagai
contoh material yang dipergunakan dan disetujui,supplier door hardware harus
menyediakan sampling materialnya.

QMS TEP Page 90


9.5.6. Cara Pemasangan :
a. Pelaksana harus memeriksa lokasi yang dimaksud dan melakukan pendataan dan
pengukuran titik pemasangan dan ketinggiannya serta hal lain yang perlu disiapkan.
b. Pembuatan pintu (kusen dan daun pintu ) dilakukan di pabrik dan didatangkan ke
lokasi saat akan dan siap pasang.
c. Pengikatan perkuatan keliling kusen pintu berupa kolom dan balok praktis oleh pihak
lain (main kontraktor). Koordinasi harus dilakukan kedua pihak untuk memperoleh
hasil pemasangan yang baik dan rapi.
d. Pekerjaan pengecatan kusen dapat dilakukan.
e. Tahap berikut pemasangan daun dapat dilakukan.
f. Posisi daun pintu terhadap lantai finish ada jarak setinggi 10 mm.
g. Bagian bawah daun pintu harus ada pengaman untuk menghambat masuknya api ke
ruang yang dilindungi ,sesuai dengan syarat kelayakan yang ditetapkan secara
internasional.
h. Pemeriksaan awal hasil pekerjaan dengan melakukan uji buka dan tutup pintu
sebelum pemasangan door closer harus berfungsi dengan baik.
i. Pemasangan kelengkapan lain jika butir 3 telah memenuhi syarat dapat dilakukan.
j. Pengujian terakhir harus lolos dari kerapatan dan kecepatan pintu menutup sendiri dan
tak ada kemacetan dari pergerakan daun pintu seperti ada geseran dengan lantai dan
pintu menutup dengan sempurna rapat terhadap kusen.

9.6. Pekerjaan Pintu Besi


9.6.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan pintu, kusen bahan besi dan
ventilasi/louvre berbahan aluminium dengan aksesorinya, yang ukuran dan
besarannya seperti ditunjukkan dalam gambar.
9.6.2. Bahan-bahan :
a. Kusen pintu berbahan besi profil khusus pintu buatan pabrik dengan ketebalan 2mm.
Sambungan dengan las listrik penuh .
b. Kusen dan daun pintu untuk pintu tunggal serta pintu 2 (dua) daun, mengacu pada
gambar.
c. Daun pintu berbahan plat besi 1,2 mm dan membentuk ketebalan pintu 45 mm.
Bagian dalam diisi rockwool/glasswool dengan density tertentu untuk kemampuan
tahan api 1 (satu) jam.

QMS TEP Page 91


d. Produk : Ex. Bostinco, Lion Door, Metalindo, JOF Metal, atau setara.
e. Aksesori pintu, category Heavy duty, bearing 4“ sebanyak 3 pc /daun, type lever-
handle + kunci dan gerendel untuk pintu dua daun.
f. Door closer merupakan pilihan penggunaan, dapat ditambahkan atau diabaikan, sesuai
asumsi tingkat keperluannya. Khusus Ruang Mesin Genset harus memakai pada
masing-masing daun pintu.
9.6.3. Ketentuan Standard :
a. SII 233 -79
b. SII 137 – 80
c. Syarat Dinas Kebakaran Pemda Setempat
d. Syarat lain yang berlaku secara internasional
e. Standard produsen untuk finishing material dan aplikasinya
f. Standard industri Indonesia untuk kayu
g. NI 3 -1970 psl 48 untuk kunci dan penggantung
h. PUBI 1982 psl 88 untuk kunci dan penggantung
9.6.4. Ketentuan Standard : (Pelengkap)
Disyaratkan untuk menyediakan papan display aksesori yang dipergunakan sebagai
contoh material yang dipergunakan dan disetujui,supplier door hardware harus
menyediakan sampling materialnya.
9.6.5. Cara Pemasangan :
a. Pelaksana harus memeriksa lokasi yang dimaksud dan melakukan pendataan dan
pengukuran titik pemasangan dan ketinggiannya serta hal lain yang perlu disiapkan.
b. Pembuatan pintu (kusen dan daun pintu) dilakukan di pabrik dan didatangkan ke
lokasi saat akan dan siap pasang.
c. Pengikatan perkuatan keliling kusen pintu berupa kolom dan balok praktis oleh pihak
lain (main kontraktor). Koordinasi harus dilakukan kedua pihak untuk memperoleh
hasil pemasangan yang baik dan rapi.
d. Pekerjaan pengecatan kusen dapat dilakukan (oleh pihak lain).
e. Tahap berikut pemasangan daun pintu dapat dilakukan
f. Posisi daun pintu terhadap lantai finish ada jarak setinggi 10 mm
g. Pemeriksaan awal hasil pekerjaan dengan melakukan uji buka dan tutup pintu
sebelum pemasangan door closer harus berfungsi dengan baik
h. Pemasangan kelengkapan lain jika butir 3 telah memenuhi syarat dapat dilakukan.

QMS TEP Page 92


i. Pengujian terakhir harus lolos dari kerapatan dan kecepatan pintu menutup sendiri dan
tak ada kemacetan dari pergerakan daun pintu seperti ada geseran dengan lantai dan
pintu menutup dengan sempurna rapat terhadap kusen.

9.7. Pekerjaan Pintu Kontrol


9.7.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan pintu kontrol shaft M/E sesuai
lokasi penempatan dan jumlah serta besarannya yang tertera dalam gambar

9.7.2. Bahan-bahan :
a. Plat Besi tebal 1,2 mm yang dilipat dengan mesin membentuk daun pintu dengan
ukuran sesuai dengan gambar.
Produk : Ex. Bostinco, Lion Door, Metalindo, JOF Metal, atau setara.
b. Besi profil ‘C’, dengan ketebalan 2mm sebagai rangka kusen dengan angkur yang
dipasang pada dinding.
c. Engsel kupu model H, 1 set /pasang tiap daun, atau sesuai rekomendasi produk yang
bersangkutan.
d. Kunci Kait.
e. Cat Meni Besi/ Zinchromate.
f. Finish cat besi (lihat bab pengecatan).
9.7.3. Ketetapan Standard :
a. JIS untuk Metal (besi).
b. SII untuk Cat.
9.7.4. Cara Pemasangan :
a. Pelaksana harus melihat lokasi dan mengukur serta mempersiapkan keperluan
pekerjaan ini serta koordinasi dengan pihak lain untuk pemasangan.
b. Pembuatan unit pintu dan kusen dapat dilakukan di luar lokais proyek.
c. Pemasangan unit kusen harus baik dari 3 sumbu dan pada posisi yang tepat.
d. Pemasangan unit aksesori pintu harus baik,ikatan kuat dan berfungsi dengan baik,
tanpa ada geseran kusen.
e. Finishing akhir dapat dilakukan berupa pengecatan ulang jika diperlukan.

QMS TEP Page 93


f. Uji kelayakan dan kefungsiannya pitu kontrol ini dari kebenaran bahan dan
kelancaran gerak ,kerapian pasangan dan kekuatan.

9.8. Pekerjaan Metal Grill


9.8.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan Grill Besi Hollow sesuai
dengan gambar. Pekerjaan ini hanya dilakukan oleh pelaksana yang telah memiliki
pengalaman dalam pekerjaan ini.

9.8.2. Bahan-bahan :
a. Aluminium frame & grille dengan tebal 1,35 m. Profil dan kemiringan (jika ada)
mengacu pada gambar detail.
Produk : YKK, Indalex, HP Metal, atau setara.
b. Screew sesuai ukuran untuk aluminium.
c. Dynabolt /fisher untuk pengikatan ke dinding/beton.

9.8.3. Ketetapan Standard :


a. AAMA
b. AAA

9.8.4. Ketentuan Lain :


a. Pembuatan shop drawing dan mendapat persetujuan .
b. Pengadaan perangkat keselamatan kerja.

9.8.5. Cara Pemasangan :


a. Pelaksana harus melihat lokasi dan mengukur serta mempersiapkan semua hal yang
berkenaan dengan pekerjaan ini.
b. Pembuatan system fabrikasi dapat dilakukan di luar lokasi proyek.
c. Pemasangan harus mendapat ijin dari pengawas.
d. Pemasangan di bagian luar atau tempat tinggi harus dilengkapi perangkat keselamatan
kerja.

QMS TEP Page 94


e. Uji hasil kerja dari segi kerapian, kekuatan, kelengkapan komponen terpasang,
kebenaran, dan keamanan dari fungsi.

15. PEKERJAAN KEDAP SUARA DAN SUHU (INSULATION)


15.1. Pekerjaan Kedap Suara dan Suhu
15.1.1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan bahan kedap suara atau suhu
sesuai dengan keperluannya pada dinding, lantai atau plafond seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
b. Pemasangan bahan lapisan kedap suara atau suhu pada ruang tertentu seperti pada
ruang Genset dan lainnya (mengacu pada gambar).
15.1.2. Bahan-bahan :
a. Rockwool/glasswool dengan karakteristik yang sesuai dengan desain
b. Dinding gypsum rangka ganda tak berhubungan
c. Carpet lantai dengan lapisan dasarnya .
d. Karet pelindung kebocoran suara pada kusen dan daun pintu
e. Kaca visionglass ganda atau khusus bentuk tabung
f. Sealant
g. Styrofoam XX mm untuk pelapis bahan plafond.
15.1.3. Ketetapan Standard :
a. STL 20
b. SAR 55 db
15.1.4. Cara Pemasangan :

QMS TEP Page 95


a. Pelaksana harus memahami dan menguasai dengan benar bidang ini dan melakukan
pengukuran lokasi untuk ambien noise serta membuat shop drawing , menyiapkan
semua hal yan berhubungan dengan pekerjaan ini.
b. Pemasangan bahan untuk dinding ,lantai dan plafond sesuai dengan gambar serta
memasang bahan isolasi denga benar dan tidak mudah bergeser /berubah posisi.
c. Pelapisan bahan finishing interior disesuaikan dengan desain interior.
d. Pengujian dari luar ruangan dengan sumber suara 120 db dan hanya boleh terdengar
dalam ruangan sebesar 20 db max.
e. Untuk suhu ruangan normal ditetapkan 27-28 derajat Celcius.

15.2. Pekerjaan Lapisan Pelindung Panas


15.2.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan bahan lapisan pelindung radiasi
panas pada bagian bawah atap beton bertulang pada struktur atap/lantai atap dengan
bahan kimia non toxic.
15.2.2. Bahan :
Bahan yang dipergunakan adalah serat Selulose Fibre dari daur ulang Kertas Koran
bekas melalui proses pengeluaran serat kertas (fiberizing), serat selulosa ini benar
benar produk yang aman, tidak mengandung asbestos atau serat berbahaya lainnya.
Cara pemakaian dengan sistem disemprotkan langsung pada bidang yang akan diberi
insulasi, dengan ketebalan hasil akhir rata rata 30mm dan dapat menahan suara berisik
hujan 17 dB.
15.2.3. Ketentuan Standard :
a. Sesuai standard produsen
b. Tidak bersifat racun jiak berhubungan dengan udara.
15.2.4. Alat Kerja :
a. Mesin compressor kekuatan sesuai spesifikasi material yang disyaratkan manufaktur.
b. Unit Penyemprot dengan nozel yang bisa diatur besarannya.
c. Container pencuci dan tempat material lengkap pengaduknya
d. Pelindung diri (pakaian dan kaca mata serta masker hidung).
15.2.5. Cara Pemasangan :

QMS TEP Page 96


a. Pelaksana harus melihat lokasi dan memastikan area yang dikerjakan pada lokasi
yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pelaksana harus menyediakan tenaga ahli dan tenaga trampil yang terlatih untuk
melaksanakan pekerjaan ini.
c. Area yang akan dikerjakan diberi tanda batas sebelum mulai kerja .
d. Area yang akan dikerjakan harus bersih dari noda yang dapat mempengaruhi daya
rekat bahan terhadap permukaan bawah plat beton yang akan dilapisi .
e. Pelaksana harus memasang tirai pelindung untuk bagian lain yang tidak dikerjakan
untuk menghindari kerusakan atau pengaruh atas bahan yang dipakai.
f. Ijin mengerjakan harus diperoleh sebelum mengerjakan suatu area yang ditunjukkan
dalam gambar.
g. Pemasangan bahan penggantung langit langit yang berhubungan dengan penutupan
bahan ini harus dilakukan dahulu sebelum pelapisan agar lapisan tidak
rusak ,demikian juga untuk bracket unit M/E.
h. Pengujian atas ketebalan dan volume area yang dilapis serta uji temperature ruang
sebelum dan sesudah nya dan dilakukan pada jam 14.00 WIB setiap tahapan bagian
area pekerjaan
i. Pemasangan pekerjaan langit-langit /plafond dapat dilakukan setelah pekerjaan
pelapisan dengan bahan selulose fibre ini dinyatakan selesai.

15.3. Pekerjaan Aluminium Sheet


15.3.1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pemasangan pekerjaan aluminium sheet sesuai
dengan gambar rencana.
b. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
15.3.2. Bahan :
Bahan yang dipergunakan adalah serat Selulose Fibre dari daur ulang Kertas Koran
bekas melalui proses pengeluaran serat kertas (fiberizing),serat selulosa ini benar
benar produk yang aman, tidak mengandung asbestos atau serat berbahaya lainnya.
Cara pemakaian dengan sistem disemprotkan langsung pada bidang yang akan diberi
insulasi, dengan ketebalan hasil akhir rata rata 30mm dan dapat menahan suara berisik
hujan 17 dB.

QMS TEP Page 97


15.3.3. Pengendalian Pekerjaan :
a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam Bab ini harus dikerjakan sesuai dengan
standar spesifikasi dari pabrik.
b. Bahan-bahan harus memenuhi standar-standar antara lain :
 ASTM B.209-86

15.3.4. Bahan - bahan :


a. Bahan : Aluminium Sheet
 Tebal : A.1100-H.12 dan A.1100-H.14, tebal minimum 1,5 mm, 2,5 mm & 3 mm,
dipasang pada area sesuai gambar. Surface Finish : Powder Coating (lihat
Pekerjaan Cat)
 Warna : Ditentukan kemudian oleh Perencana dengan persetujuan Pemberi Tugas
b. Bahan yang digunakan dari produksi Ex. Starmas, Alumindo, atau setara.
c. Contoh-contoh :
Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Pemilik.
15.3.5. Cara Pemasangan :
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini.
b. Pelaksanaan pekerjaan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan dengan hasil yang akurat, teliti dan tepat pada
posisinya.
c. Penyekrupan yang kelihatan dari luar hendaknyamempergunakan bahan dari stainless
steel.
d. Hasil pemasangan pekerjaan aluminium sheet harus merupakan hasil pekerjaan yang
rapih dan tidak bergelombang.
e. Finishing powder coating. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu
terhadap sinar matahari, dari pabrik pembuatnya berupa Sertifikat jaminan.

QMS TEP Page 98


16. PEKERJAAN BETON NON-STRUKTURAL
16.1. Pekerjaan Ramp Grouve (Ceruk-Ceruk Ramp)
16.1.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pembuatan grouve /ceruk pada permukaan lantai ramp untuk
kenderaan dengan bentuk sesuai dengan rancangan. Pekerjaan ini dapat juga berupa
dan pemasangan bahan pembentuk cerukan jika terbuat dari bahan lain.
16.1.2. Bahan - bahan :
a. Alur-alur ramp menggunakan steel L.30x30x3mm komplit dengan angkur-angkur
dicor langsung bersamaan dengan topping concrete. Sebagai alternatifnya aluralur
ramp tersebut dibuat tanpa tambahan besi siku; namun dibuat dengan prosess cetakan
profil dan perapihan dengan cutting pada permukaan ramp, sesuai dengan keputusan
wakil pemberi tugas.
b. Permukaan ramp di beri floor harderner (7kg).
16.1.3. Ketentuan Standard (Lihat Standar Struktur Beton Bertulang Tentang Ramp) :
a. S II untuk Metal
b. JIS untuk Metal
16.1.4. Cara Pemasangan :
a. Tanpa Metal :
 Pekerjaan ini dilakukan saat proses pengecoran ramp dan cerukan dibuat dengan
memasang bahan pembentuk berupa batang kayu yang sudah disesuaikan dengan
ukuran ceruk yang dimaksud.

QMS TEP Page 99


 Proses memasang pelapis penguat permukaan beton dilakukan dulu hingga
setting.
 Proses pengambilan batang kayu pembentuk ceruk dapat dilakukan setelah kering
 Perapian bentuk sudah harus sejak proses pengecoran.
 Bentuk ceruk kurang rapi dapat diproses lebih lanjut dengan memotong sedikit
bagian yang perlu dirapikan dengan alat pemotong mesin cutter marmer.
 Bagian yang tajam dapat diperbaiki dengan gerinda tangan.
b. Dengan metal siku :
 Pekerjaan ini disiapkan sebelum pengecoran ramp di mana rangkaian siku
dijajarkan dan diikat dengan baik agar tidak bergerak saat proses cor.

 Bahan sudah dilapis pelindung karat zinchromate sebelum di-cor.


 Setelah proses pemasangan floor hardener dan pembersihan lokasi, metal tidak
perlu diangkat, dibiarkan menjadi satu dengan ramp dan berfungsi sebagai groove,
kecuali sampah sisa cor beton dibersihkan dari muka siku hingga membentuk
groove.

16.2. Pekerjaan Wheel Stopper & Kansteen


16.2.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, pengangkutan
dan pelaksanaan pekerjaan Wheel Stopper / kansteen pada bagian pinggir perkerasan
pada lokasi-lokasi sebagaimana terlihat pada gambar yang terbuat dari adukan beton.
16.2.2. Pengendalian Pekerjaan :
a. NI – 2 – 1971
b. NI – 3 – 1970
c. NI – 8 – 1972
16.2.3. Bahan-bahan :
Wheel Stopper / kansteen terbuat dari block beton pracetak dengan ukuran dan tebal
sesuai gambar. Kekuatan tekan karakteristik dari beton minimal 175 kg/cm. Sesuai
standard pabrik pembuat.
16.2.4. Cara Pemasangan :

QMS TEP Page 100


a. Daerah yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan digali sampai
bentuk dan kedalaman yang diperlukan, dan pondasi dimana Wheel Stopper /
kansteen tersebut akan ditempatkan sampai suatu permukaan yang rata. Semua bahan
yang lunak dan tidak sesuai harus dikeluarkan dan diganti dengan yang sesuai dan
dipadatkan secara menyeluruh.
b. Wheel Stopper / kansteen dibuat dengan teliti sesuai dengan gambar detail, garis-garis
dari ketinggian sebagaimana terlihat pada gambar atau petunjuk Direksi. Semua
Wheel Stopper / kansteen yang harus dibuat pada suatu lengkungan sampai suatu
radius kurang dari 20 meter harus dibuat dengan menggunakan cetakan-cetakan
lengkung atau unit-unit pracetak yang
c. melengkung.
d. Block-block Car Stopper / kansteen harus diletakkan dengan sambungansambungan
yang serapat mungkin.
e. Setelah suatu pekerjaan beton dicor di tempat mengeras dan block-block Wheel
Stopper / kansteen telah dipasang menurut persyaratan, maka setiap daerah galian
yang tersisa harus diurug dengan bahan yang disetujui. Bahan ini harus ditempatkan
dan dipadatkan.
f. Car Stopper / kansteen yang dipasang di atas slab beton harus dipasang tegak lurus
dan sebagai pengikat diberi angkur besi galvanis ∅12 mm + mortar additive.
16.2.5. Lokasi :
Lihat pada gambar

QMS TEP Page 101


10) PEMASANGAN PERLENGKAPAN TOILET / SANITAIR
10.1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja dan peralatan lainnya
yang digunakan untuk melaksanakan pemasangan perlengkapan toilet, sesuai yang
tertera pada gambar.
b. Pekerjaan ini hanya khusus dilakukan oleh aplikator yang berpengalaman dengan
referensi kerja yang memadai.
10.2. Bahan :
a. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan di pasaran,
kecuali bila ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing tipe yang dipilih.
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
dalam Schedule of Sanitary.
10.3. Ketentuan Standard :
a. NI - 2 - 1971.
b. NI - 3 - 1970
c. NI - 8 - 1972
d. SII, ASTM, JIS.
e. Standard spesifikasi dari pabrik pembuatnya dan persyaratan ini.

QMS TEP Page 102


10.4. Perlengkapan sanitair :
a. Pekerjaan Wastafel
 Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik,
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
oleh Pemberi Tugas.
 Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi,
presisi dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi
plumbingnya tidak boleh ada kobocoran kebocoran.
b. Pekerjaan Urinal
 Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui Pemberi
Tugas.
 Pemasangan urinal pada dinding menggunakan baut Fischer atau stainless steel
dengan ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.
 Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar
dan presisi. Semua celah-celah yang mungkin ada antara dinding dengan urinal
ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal. Sambungan instalasi
plumbingnya harus baik dan sempurna, tidak ada kebocoran-kebocoran air.
c. Pekerjaan Kloset Duduk dan Jongkok
 Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui Pemberi Tugas.
 Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, presisi.
Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran- kebocoran.
d. Perlengkapan Toilet
 Di toilet Sopir, Toilet Pembantu dan Fasilitas, dimana ditunjukkan dalam gambar,
kran tembok dipasang kran dinding
 Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada cacat-
cacat, sudah mendapat persetujuan wakil Pemberi Tugas. Letak pemasangan
disesuaikan gambar-gambar untuk itu dan cara-cara pemasangan mengikuti
petunjuk-petunjuk dari produsen seperti diterangkan dalam brosur-brosur yang
bersangkutan.

QMS TEP Page 103


e. Pekerjaan Kran
 Kran yang dipakai untuk Toilet Pria dan Wanita, Ukuran disesuaikan dengan
keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair.
Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan
yang harus dipasang menempel pada dinding.
 Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar- gambar.
f. Floor Drain dan Clean Out
 Floor Drain dan Clean Out yang digunakan harus disetujui Wakil Pemberi Tugas,
kemudian, metal verchroom, lubang 2" dilengkapi dengan siphon dan penutup
berengsel untuk floor drain dan diverchroom dengan drat untukclean out.
 Floor Drain dipasang di tempat-tempat sesuai gambar.
 Floor Drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui oleh
Pemberi Tugas.
 Pada tempat-tempat yang akan dipasang Floor Drain,penutup lantai harus
dilubangi dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai ukuran Floor Drain tersebut.
 Hubungan pipa metal dengan beton / lantai menggunakan perekat beton kedap air
dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem.
 Setelah Floor Drain dan Clean Out terpasang, pasangan harus rapi, presisi,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
10.5. Cara Pemasangan :
a. Kontraktor harus meminta izin kepada Direksi Lapangan tentang cara, waktu dan
letak pemasangan perlengkapan toilet. Pemasangan harus kuat, rapih dan bersih.
b. Setiap pemasangan pekerjaan toilet harus teliti, tepat pada posisi sanitasinya serta
rapat dan dijamin tidak bocor.
c. Setiap pemasangan pekerjaan toilet harus dipasang lengkap dengan perlengkapannya
sesuai dengan persyaratan dari pabriknya.
d. Pada saat pemasangan sanitair bagian yang menempel bawah toilet maupun tipe
sanitair yang menempel dinding harus disealant yangrapi dan tidak bocor.
e. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pemberi Tugas beserta
persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

QMS TEP Page 104


f. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan, penggantian harus
disetujui Pemberi Tugas berdasarkan contoh untuk dilakukan Kontraktor.
g. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
h. Bila ada perbedaan dalam antara gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya,
maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Wakil Pemberi Tugas.
i. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada perbedaan
ditempat itu sebelum diselesaikan.
j. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.

11) PEMASANGAN CLOSET


11.1. Peralatan

a. Bor
b. Meteran
c. Sealent
d. Obeng, tang

11.2. Material
a. Closet C51 ex Toto
11.3. K3 dan lingkungan

a. Safety shoes
b. Sarung tangan
c. Helm
d. Pelindung mata
e. Masker

11.4. Proses Pekerjaan

QMS TEP Page 105


12.4.1. Siapkan gambar shop drawing

12.4.2. Marking dan cek terhadap posisi sparing (pipa air bersih,air bekas)

QMS TEP Page 106


12.4.3. Bor sesuai marking untuk posisi closet

12.4.4. Letakkan closet, setel posisi lalu sealant

QMS TEP Page 107


12.4.5. Closet terpasang, cek air dari flush valve

12.4.6. Proteksi closet dengan meng- gunakan plastik

12) PEMASANGAN CUBICLE TOILET

13.1. Peralatan

a. Alat potong
b. Mesin bor
c. Palu besi
d. Benang

QMS TEP Page 108


e. Meteran
f. Waterpass

13.2. Material

a. Partisi kubikal phenolic


b. Partisi kubikal glass
c. Sealent
d. Skrup

13.3. K3 & lingkungan

a. Safety shoes
b. Sarung tangan
c. Helm
d. Pelindung mata
e. Masker

13.4. Tenaga Kerja

a. Pelaksana 1 Orang
b. Mandor 1 Orang
c. Pekerja (6 Orang) 3 Orang x 2 Group
d. QC 1 Orang

13.5. Proses Pekerjaan


1. Tinjauan Teknis Pelaksanaan.

a. Buat ijin kerja pekerjaan pemasangan kubikal toilet ke MK/Pengawas


b. Lakukan breifing kepada pekerja sebelum pekerjaan dimulai (Penjelasan Metode
Kerja, IK dan K3)
c. Berdoalah sebelum pekerjaan dimulai
d. Siapkan dan gunakan peralatan K3 selama bekerja (sepatu safety, helm, sarung
tangan, masker & kacamata safety)
e. Periksa kesiapan lokasi, agar saat pelaksanaan tidak menggangu/tergangu pekerjaan
lain, pelajari spek bahan,

f. Siapkan material & alat bantu.

QMS TEP Page 109


g. Pekerjaan kubikal dilakukan setelah pekerjaan finishing selesai seperti pekerjaan :
finish lantai, dinding dan sanitary.

h. Bersihkan area lokasi yang akan dilakukan pekerjaan kubikal dari sampah dan
kotoran yang ada

i. Buat marking-an pada area yang akan dilakukan pemasangan kubikal

j. Buat lubang untuk tempat skrup pada dinding dan lantai dengan alat mesin bor
tembok

2. Tinjauan K3 & Lingkungan

a. Pastikan Pemakaian APD dan Rambu-rambu K3 terpasang dengan baik

b. Pastikan sampah bekas potongan gypsum board atau calsiboard tidak berserakan di
area pekerjaan

c. Proteksi area yang sudah dipasang plafon

d. Pastikan sebelum dan sesudah pekerjaan kondisi area pekerjaan harus bersih dari
sampah

e. Untuk penggunaan scaffolding pastikan saat digunakan roda terkunci agar tidak
tergelincir saat bekerja

f. Untuk area tinggi pastikan menggunakan safety belt

g. Untuk penggunaan mesin tembak (ramset) pastikan tidak ada perkerja/orang lain yang
bekerja di atasnya pekerjaan plafon untuk menghindari kecelakaan kerja akibat mesin
tembakan.

h. Untuk area pekerjaan harus dipasang barikade atau penghalang supaya lokasi tidak
kotor

i. Pastikan sebelum dan sesudah pekerjaan tidak ada sampah di lokasi pekerjaan

j. Pastikan kotoran/debu potongan board dan compound terproteksi dan dibersihkan


kembali area tersebut

k. Untuk lantai homogeous atau marmer yang sudah terpasang diproteksi dengan terpal,
plastik atau triplex.

QMS TEP Page 110


QMS TEP Page 111

Anda mungkin juga menyukai